BAB III PROSEDUR PEMBUATAN - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/125/5/7. BAB...

17
23 BAB III PROSEDUR PEMBUATAN Pada bab ini penulis akan menguraikan alat dan bahan yang digunakan serta prosedur pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan akrilik rahang atas klasifikasi kennedy Kelas III modifikasi II pada Kasus deepbite A. Data Pasien Nama : Tn. K Jenis kelamin : Laki-laki Dokter : drg. Elppia Warna : A2 Kasus : Buatkan gigi tiruan sebagian Lepasan akrilik pada gigi 432 2367 Dengan kasus deepbite Gambar3.1 Model Kerja

Transcript of BAB III PROSEDUR PEMBUATAN - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/125/5/7. BAB...

Page 1: BAB III PROSEDUR PEMBUATAN - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/125/5/7. BAB III.pdf · Penanaman model dilakukan dengan meletakan plastisin pada bagian okludator,

23

BAB III

PROSEDUR PEMBUATAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan alat dan bahan yang digunakan

serta prosedur pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan akrilik rahang atas

klasifikasi kennedy Kelas III modifikasi II pada Kasus deepbite

A. Data Pasien

Nama : Tn. K

Jenis kelamin : Laki-laki

Dokter : drg. Elppia

Warna : A2

Kasus : Buatkan gigi tiruan sebagian

Lepasan akrilik pada gigi 432 2367

Dengan kasus deepbite

Gambar3.1 Model Kerja

Page 2: BAB III PROSEDUR PEMBUATAN - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/125/5/7. BAB III.pdf · Penanaman model dilakukan dengan meletakan plastisin pada bagian okludator,

24

Gambar 3.2 Surat Perintah Kerja

B. Waktu Dan Tempat Pembuatan

Waktu dan tempat pelaksanaan pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan

pada kasus ini dimulai dari tanggal 15 Mei 2019 dan selesai pada tanggal 21

Mei 2019, tempat pembuatan di laboraturium Teknik Gigi Poltekkes Tanjung

Karang.

C. Persiapan Alat dan bahan

1. Persiapan Alat

Alat-alat yang digunakan dalam prosedur pembuatan gigi tiruan sebagian

lepasan rahang atas akrilik klasifikasi kennedy kelas III modifikasi 2 pada

kasus deepbite.

NO ALAT BAHAN

1 Sptula Dental stone

2 Bowl Plaster of psaris

3 Lecron vaseline

4 Wax Knife plastisin

5 Okludator Base plate wax

6 Lampu Spirtus spritus

Page 3: BAB III PROSEDUR PEMBUATAN - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/125/5/7. BAB III.pdf · Penanaman model dilakukan dengan meletakan plastisin pada bagian okludator,

25

7 Tang Borobudur Klamer 0,8

8 Tang Potong Elemen gigi tiruan Anterior

9 Mesin Trimmer Elemen gigi tiruan posterior

10 Glass plate Separating medium/cold mould

seal (CMS)

11 Kuvet Akrilik

12 Mixing jar dan spet Liquit

13 Kuas CaCo3

14 Cellophane pumis

15 Kompor Macam-macam mata bur

16 panic Tang,bulat

17 Hendpres Tang borobudur

18 Glass plate Tang tiga jari

19 Hanging bur

20 Trimer

D. Prosedur Pembuatan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Akrilik Di

Laboraturium

Proses pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan dengan bahan akrilik

adalah sebagai berikut :

1. Merapihkan model kerja

Model kerja diterima dan dibersihkan dari nodul-nodul. Bagian tepi model

kerja yang berlebih dapat dirapihkan dengan mesin trimer sampai batas

mukosa bergerak tidak bergerak.

Gambar3.3 Merapihkan Model

Page 4: BAB III PROSEDUR PEMBUATAN - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/125/5/7. BAB III.pdf · Penanaman model dilakukan dengan meletakan plastisin pada bagian okludator,

26

2. Block out

pada gigi incisivus satu kanan dan kiri terdapat undercut yang cukup

dalam sehingga dilakukan block out pada daerah undercut yang tidak

menguntungan. Tujuan dilakukan blok out yaitu untuk memudahkan

pemasangan atau pengeluaran protesa gigi tiruan (Gambar 3.5). Berikut ini

cara memblok out sebagai berikut :

a. Plaster of paris (gips) dicampur dengan sedikit air

b. kemudian aduk hingga merata, setelah rata block out daerah yang tidak

menguntungkan tersebut dengan menggunakan lecron.

c. Lecron harus tegak lurus agar mendapatkan daerah undercut.

Gambar 3.4 Block out

3. Pembuatan desain pada model kerja

Jenis penahan yang digunakan pada kasus ini adalah cengkram half

Jackson pada gigi premolar dua kanan premolar dua kiri. Konektor/basis pada

kasus ini adalah jenis tapal kuda (plat horse shoe) kedistal molar dua rahang

atas dan pelebaran sayap dibagian labial dan bukal.

Page 5: BAB III PROSEDUR PEMBUATAN - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/125/5/7. BAB III.pdf · Penanaman model dilakukan dengan meletakan plastisin pada bagian okludator,

27

Gambar 3.5 Pembuatan desain pada model kerja

4. Pembuatan Bite Rim

Pembuatan bite rim dilakukan dengan cara model kerja direndam

dalam air beberapa menit agar wax tidak menempel pada model kerja.

Selanjutnya base plate wax dilunakan dengan menggunakan api dari lampu

spritus kemudian ditekan pada model kerja sesuai desain dan batas yang

telah ditentukan. Setelah pembuatan basis selesai, dilanjutkan dengan

pembuatan galangan gigit. Tinggi galangan gigit setinggi gigi yang masih

ada dan disesuaikan dengan rahang bawah untuk menentukan oklusi

gigitan.

Gambar 3.6 Pembuatan Bite Rim

5. Penanaman okludator

Penanaman model kerja pada okludator dilakukan setelah model rahang

atas dan bawah dioklusikan dan difixir, model kerja diolesi dengan vaselin

kemudian plastisin dibagian bawah model rahang bawah yang berfungsi

untuk menambahkan kesejajaran bidang oklusal. Kemudian gips diaduk

Page 6: BAB III PROSEDUR PEMBUATAN - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/125/5/7. BAB III.pdf · Penanaman model dilakukan dengan meletakan plastisin pada bagian okludator,

28

dan diletakan di atas rahang atas, okludator ditutup dan gips dirapihkan.

Setelah setting time, plastisin diambil kemudian adonan gips di letakan

pada glassplate dan tanam okludator rahang bawah kemudian rapihkan dan

tunggu kering.

Gambar 3.7 Penanaman okludator

6. Membuat cengkram half Jackson

Kawat yang digunakan dengan diameter 0,8 mm, gunakan tang Borobudur

untuk menekuk membentuk lengan cengkram. Lengan cengkram dibuat

dimulai dari bukal lalu ditekuk ke arah oklusal diatas titik kontak kemudian

tekuk ke arah setangah gigi bagian palatal, lalu ditekuk turun ke palatal

retensi basis akrilik kemudian bentuk koil menggunakan tang tiga jari.

Gambar 3.8 Membuatan Cengkram

Page 7: BAB III PROSEDUR PEMBUATAN - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/125/5/7. BAB III.pdf · Penanaman model dilakukan dengan meletakan plastisin pada bagian okludator,

29

7. Penyusunan Elemen Gigi

Pada umumnya gigi dilakukan mengikuti gigi sebelahnya dan

antagonis yang masih ada. Pada bagian gigi yang hilang yang akan diisi

dengan gigi tiruan. Warna elemen yang akan di gunakan adalah A2 dengan

ukuran T:10

Tahap penyusunan gigi rahang atas :

a. Incisivus dua kanan atas

penyusunan gigi incisivus rahang atas kanan diletakan disebelah gigi

incisivus satu kanan rahang atas, lalu pada bagian servikal elemen gigi

dilakukan peradiran, gigi Incisivus dua rahang atas disusun dengan

kemiringan 5 kearah distal dan disusun naik 1-2 mm. titik kontak

mesial incisivus dua kanan berkontak dengan distal gigi incisivus satu

kanan dan titik kontak distal incisivus dua kanan berkontak dengan mesial

gigi caninus

b. Caninus kanan atas

Penyusunan gigi caninus kanan rahang atas disesuaikan dengan gigi

antagonisnya dan incisivus dua. Titik kontak mesial berkontak dengan titik

kontak distal gigi incisivus dua. Bagian servikal elemen gigi dilakukan

pengurangan untuk memberikan ruangan bagi akrilik.

c. Premolar satu kanan atas

Penyusunan gigi premolar satu rahang atas diletakan disebelah gigi

caninus dan disesuaikan dengan gigi antagonisnya. Titik kontak mesial

bertemu dengan dengan titik kontak distal caninus. Bagian oklusal, cups

palatal dan servikal elemen gigi dilakukan pengurangan agar mendapatkan

oklusi yang tepat.

d. Incisuvus dua kiri atas

penyusunan gigi incisivus rahang atas kiri diletakan disebelah gigi

incisivus satu kiri rahang atas, lalu pada bagian servikal elemen gigi

dilakukan peradiran, gigi Incisivus dua rahang atas disusun dengan

kemiringan 5 kearah distal dan disusun naik 1-2 mm. Titik kontak

mesial incisivus dua kiri berkontak dengan distal gigi incisivus satu kiri,

Page 8: BAB III PROSEDUR PEMBUATAN - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/125/5/7. BAB III.pdf · Penanaman model dilakukan dengan meletakan plastisin pada bagian okludator,

30

pada bagian distal gigi incisivus dua rahang atas tidak berkontak

dengan titik kontak mesial gigi caninus tetapi berkontak dengan plat

palatal.

e. Molar satu kiri rahang atas

Penyusunan gigi molar satu kiri rahang atas diletakan disebelah gigi

premolar dua dan di sesuaikan dengan gigi antagonisnya. Titik kontak

mesial distal bertemu dengan titik kontak distal premolar dua. Bagian

servikal, mesial, disto palatal cups mesio palatal elemen gigi tiruan

dilakukan peradiran, agar mendapatkan oklusi yang baik. elemen gigi

dilakukan pengurangan agar mendapatkan oklusi.

f. Molar dua kiri rahang atas

Penyusunan gigi molar dua rahang atas diletakan disebelah gigi molar

satu. Titik kontak mesial bertemu dengan titik kontak distal molar satu.

Bagian servikal disto palatal dan mesio palatal dilakukan peradiran.

Dikarenakan gigi antagonisnya sudah tidak ada lagi gigi molar dua kiri

tidak berkontak dengan antagonisnya.

Gambar 3.9 Penyusunan Elemen Gigi

8. Wax contouring

Wax contouring dilakukan dengan cara membentuk dasar gigi tiruan

malam menggunakan lecron. Pada bagian interdental dibentuk melandai dan

pada daerah akar gigi dibagian bukal dibentuk agak cembung untuk

memperbaiki kontur bentuk pipi. Kemudian dipoles menggunakan kain satin

sampai mengkilat.

Page 9: BAB III PROSEDUR PEMBUATAN - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/125/5/7. BAB III.pdf · Penanaman model dilakukan dengan meletakan plastisin pada bagian okludator,

31

Gambar 3.10wax conturing

9. Flasking

Tahap flasking dilakukan dengan cara menyiapkan kuvet dan model

kerja. Kuvet diolesi vaselin agar bahan tanam mudah dibuka pada saat

deflasking. Gpis diaduk dan dimasukan di dalam kuvet secukupnya, lalu

model kerja di tanam. setelah gips di kuvet dibawah mengeras kemudian

diolesi vaselin dan kuvet bagian atas diisi kembali dengan gips dan

dilakukan pengepresan. Metode yang digunakan adalah pulling the casting

yang menutup bagian elemen gigi asli dengan adonan gips dan membuka

elemen gigi tiruan agar setelah boiling out elemen gigi tiruan ikut ke kuvet

atas.

Gambar 3.11 flasking

10. Boiling Out

Tahap ini bertujuan untuk menghilangkan pola malam dengan cara

kuvet dimasukkan ke dalam air mendidih selama 10 menit. Lalu kuvet

diangkat dan dipisahkan secara perlahan dengan seluruh biji sudah

Page 10: BAB III PROSEDUR PEMBUATAN - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/125/5/7. BAB III.pdf · Penanaman model dilakukan dengan meletakan plastisin pada bagian okludator,

32

berada di kuvet atas. Air mendidih yang bersih disiramkan pada mould

space, sehingga tidak ada lagi sisa malam pada mould space. Bagian tepi

yang tajam pada mould space dirapihkan dengan menggunakan lecron.

Mould space yang masih hangat diolesi dengan CMS agar pada saat

deflasking protesa akrilik mudah dilepas dari model kerja.

Gambar 3.12 Boiling out

11. Packing

Metode packing yang digunakan adalah wet methode yaitu dengan

mencampurkan monomer dan polymer diluar mould space atau

menggunakan mixing jar hingga mencapai tahap dough stage. Dough

stage adalah saat konsisten adonan mudah diangkat dan tidak melekat

lagi. Kemudian dimasukan adonan akrilik dengan ke dalam mould space

pada kuvet bagian atas dan bawah. Press dengan meletakan cellophane di

antara kuvet atas dan kuvet bawah, hingga metal to metal sebanyak dua

kali dengan press permanen. Bersikan sisa-sisa bahan akrilik yang

terdapat diluar mould space dengan scapel, keudian cellophone.

Gambar3.13 Packing

Page 11: BAB III PROSEDUR PEMBUATAN - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/125/5/7. BAB III.pdf · Penanaman model dilakukan dengan meletakan plastisin pada bagian okludator,

33

12. Curing

Curing adalah proses polimerisasi dan monomer yang bereaksi

dengan polimerisasi nya dengan bantuan panas. Polimerisasi

dilakukan dengan cara merebus bahan akrilik (heat curing) dalam air

dalam keadaan dingin hingga mendidih selama satu jam. Setelah satu

jam kuvet diangkat dan didiamkan hingga mencapai suhu kamar.

Gambar 3.14 Curing

13. Deflesking

Deflesking adalah proses melepaskan model kerja dan protesa dari

kuvet. Tahapanya kuvet atas dan bawah dipisahkan, lalu buang gips

menggunakan tang gips secara perlahan hingga model dan protesa

terlepas dari bahan tanam tersebut.

Gambar 3.15 Deflesking

Page 12: BAB III PROSEDUR PEMBUATAN - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/125/5/7. BAB III.pdf · Penanaman model dilakukan dengan meletakan plastisin pada bagian okludator,

34

14. Finishing

Tahap yang dilakukan yaitu protesa dilepaskan dari model kerja, lalu

dibersihkan akrilik dari sisa gips yang menempel pada bagian tepi gigi

tiruan dengan menggunakan bur fissure, bulatkan bagian tepi yang

tajam, lalu haluskan proseta akrilik dengan menggunakan amplas kasar

dan amplas halus.

Gambar 3.16 Finishing

15. Polishing

Untuk menghilangkan guratan pada gigi tiruan menggunakan

fetlcon dengan bahan pumice, lalu dilakukan pemolesan dengan

menggunakan white brush. dengan bahan calcium carbonate hingga

mengkilap dan dipoles menggunakan mengkilap protesa dicuci dan

dibersihkan dari sisa-sisa bahan poles.

Gambar 3.17 Polishing

Page 13: BAB III PROSEDUR PEMBUATAN - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/125/5/7. BAB III.pdf · Penanaman model dilakukan dengan meletakan plastisin pada bagian okludator,

35

16. Rebasing

a. Penanaman Model Kerja Pada Okludator Dan Indeks Oklusal

Penanaman model dilakukan dengan meletakan plastisin pada

bagian okludator, kemudian model kerja dan gigi tiruan diletakan pada

bagian diatas plastisin sebelumnya okludator diolesi vaselin terlebih

dahulu. Lalu tanam model gigi tiruan dengan menggunakan gips

bagian atas okludator, tunggu hingga kering. Setelah itu plastisin

diambil aduk gips letakan pada okludator bawah diatas glassplate.

Lalu model kerja dan gigi tiruan disatukan dengan okludator bawah

dengan 1/3 incisal atau oklusal gigi tertutup dengan gips untuk

menapatkan indeks oklusal.

Gambar 3.18 penanaman model pada okludator

dan indeks oklusal

b. Menghilangkan basis

Setelah index oklusal didapatkan, kemudian gigi tiruan dilepaskan

dari modelnya. Lalu basis akrilik gigi tiruan dibuang dan ditinggalkan

secukupnya untuk menahan gigi tiruan dan cengkram. Gigi dan

cengkram tersebut diletakan kembali dalam indeks oklusalnya.

Page 14: BAB III PROSEDUR PEMBUATAN - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/125/5/7. BAB III.pdf · Penanaman model dilakukan dengan meletakan plastisin pada bagian okludator,

36

Gambar 3.19 menghilangkan basis

c. Waxing

Gigi tiruan yang sudah dibersihkan lalu dibuat basis akrilik yang

baru dari malam dengan menyesuaikan prosedur waxing yang

dilakukan sebelumnya.

Gambar 3.19 waxing

g. Flasking

Tahap flasking yang dilakukan yaitu dengan metode yang pulling

the casting. Flasking dilakukan dengan cara mengulasi kuvet bawah

dan model kerja dengan vasellin. Kamudian aduk adonan gips dan

tuangkan kedalam kuvet bawah, lalu model kerja ditanam dengan

gips. Model kerja ditutup dengan gips sedangkan elemen gigi dan wax

tetap dibiarkan terbuka. Setelah gips mengeras lalu rapihkan

Page 15: BAB III PROSEDUR PEMBUATAN - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/125/5/7. BAB III.pdf · Penanaman model dilakukan dengan meletakan plastisin pada bagian okludator,

37

menggunakan amplas halus, kemudian kuvet atas dipasangkan pada

kuvet bawah hingga tidak ada celah (metal to metal). Lalu kuvet atas

dan gips pada kuvet bawah diulasi vaselin diisi kembali dengan gips

kemudian dipress menggunakan press statis.

Gambar 3.20 Flasking

h. Boiling out

Setelah kuvet atas mengeras, selanjutnya tahap boiling out dengan

cara memasukan ke dalam air mendidih selama 15 menit. Kemudian

kuvet diangkat lalu kuvet atas dan bawah dipisahkan. Model kerja

disiram dengan air panas hingga tidak ada sisa wax sampai mould

space bersih. Gips yang tajam dirapihkan menggunakan lecron, lalu

disiram kembali dengan air panas. Kemudian mould space dan gips

yang masih dalam keadaan hangat diolesi dengan CMS (Cold Mould

seal) Dengan menggunakan kuas sampai merata dan satu arah.

Gambar 3.21 Boiling Out

Page 16: BAB III PROSEDUR PEMBUATAN - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/125/5/7. BAB III.pdf · Penanaman model dilakukan dengan meletakan plastisin pada bagian okludator,

38

i. Packing

Metode yang digunakan adalah wet methode, yaitu dengan cara

mencampurkan liquid dengan powder kedalam mixing jar dengan

menggunakan takaran powder heat curing acrylic 10gr dan liquid 5ml.

liquit dan powder dicampurkan kedalam mixing jar sembari

digetarkan, tunggu hingga dought stage. Setelah dought stage letakan

adonan akrilik pada mould space dan kuvet atas lalu diratakan.

Tutup kuvet dengan cellophane ditengahnya lalu press hingga

kelebihan akrilik mengalir keluar dari kuvet. Kuvet dibuka buang

kelebihan adonan akrilik menggunakan scapel. Olesi permukaan

adonan dengan liquid lalu tutup kembali kuvet dengan cellophane di

tengahnya, press secara perlahan. Press dilakukan sebanyak 2 kali

hingga tidak ada kelebihan adonan akrilik lagi. Press terakir dilakukan

tanpa menggunakan cellophane.

Gambar 3.22 Pacing

j. Finishing

Selanjutnya protesa yang sudah dibersihkan dari gips kemudian

dilepasan dari model kerja dan dibersihkan dari sisa stone yang

terdapat pada protesa dengan menggunakan round bur. Bagian tepid

an bagian tepid an permukaan protesa menjadi halus.

Page 17: BAB III PROSEDUR PEMBUATAN - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/125/5/7. BAB III.pdf · Penanaman model dilakukan dengan meletakan plastisin pada bagian okludator,

39

Gambar 3.23 Finishing

17. poleshing

setelah proses finishing selesai selanjutnya protesa dipoles dengan

pumice dicampur dengan air menggunakan sikat hitam. Setelah

permukaan akrilik halus dan tidak terlihat guratan lalu permukaan

akrilik dikilapkan menggunakan CaCo3 yang dicampur dengan air dan

dipoles menggunakan white brush

Gambar 3.24 poleshing