kurang energi protein

7
KURANG ENERGI PROTEIN A. Pengertian KEP ( Kekurangan energi protein ) adalah salah satu keadaan dimana tubuh mengalami defisiensi zat gizi yaitu kalori ( zat tenaga ) dan protein ( zat pembangun ). Keadaan umumnya pada anak dibawah usia lima tahun. Mulyati, sri 1993 : 20 KEP merupakan keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari - hari, sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi. Untuk mengetahui KEP dapat dilihat dengan cara menggunakan alat ukur ANTROPOMETRI dengan melakukan pengukuran timbang pada anak (BB, TB, lingkar lengan atas) dengan membandingkan standar anak normal. B. Etiologi 1. Penyebab KEP dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Penyebab langsung Yaitu masukan makanan yang kurang baik dari gizi makro berupa karbohidrat, protein, lemak dan gizi mikro berupa vitamin A, B dan Fe maupun penyakit atau kelainan yang diderita anak misalnya penyakit infeksi, malabsorbsi, dll. b. Penyebab tidak langsung Faktor ekonomi, faktor fasilitas, perumahan, dan sanitasi, faktor pendidikan dan pengetahuan, faktor fasilitas pelayanan kesehatan dan faktor pertanian, dll. 2. Penyebab KEP bervariasi, sehingga derajat KEP bervariasi dari yang paling ringan sampai yang berat: a. KEP ringan dan sedang, merupakan keadaan patologik akibat kekurangan energi dalam waktu yang cukup lama, meskipun masukan protein dan zat gizi lainnya mungkin mencukupi. Bila hasil penimbangan BB pada KMS terletak pada pita warna kuning diatas garis merah atau BB/U 70% - 80% (Baku median WHO- NCHS). b. Marasmus, dimulai dengan mengurangnya energi hingga hilangnya sub kutan yang berlanjut dengan menyusutnya jaringan otot serta organ lainnya, baik morfologi maupun fungsinya (dikatakan anak marasmik hidup dari tubuhnya sendiri) c. Kwashiorkor terjadi akibat tubuh selalu kekurangan protein dalam diit dan lebih banyak mendapat diit kaya karbohidrat (energi relatif cukup) d. marasmic-kwashiorkor merupakan peralihan yang terjadi dari kwashiokor menjadi marasmus atau sebaliknya, bergantung pada diit yang diperolehnya 3. Secara garis besar ditandai dengan tiga tingkatan a. KEP Ringan : Bila hasil penimbangan BB pada KMS terletak pada pita warna kuning diatas garis merah atau BB/U 70% - 80% (Baku median WHO-NCHS). b. KEP Sedang : Bila hasil penimbangan BB pada KMS berada dibawah garis merah (BGM) atau BB/U 60% - 70% (Baku median WHO-NCHS). c. KEP Berat : bila hasill penimbangan BB/U < 60% (Baku median WHO- NCHS) pada KMS tidak ada garis pemisah antara KEP berat dan KEP ringan.

description

kekurangan energi protein

Transcript of kurang energi protein

Page 1: kurang energi protein

KURANG ENERGI PROTEINA.       Pengertian

KEP ( Kekurangan energi protein ) adalah salah satu keadaan dimana tubuh mengalami defisiensi zat gizi yaitu kalori ( zat tenaga ) dan protein ( zat pembangun ). Keadaan umumnya pada anak dibawah usia lima tahun. Mulyati, sri 1993 : 20KEP merupakan keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari - hari, sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi.Untuk mengetahui KEP dapat dilihat dengan cara menggunakan alat ukur ANTROPOMETRI dengan melakukan pengukuran timbang pada anak (BB, TB, lingkar lengan atas) dengan membandingkan standar anak normal.

B.       Etiologi1.        Penyebab KEP dibedakan menjadi dua, yaitu:a.         Penyebab langsung

Yaitu masukan makanan yang kurang baik dari gizi makro berupa karbohidrat, protein, lemak dan gizi mikro berupa vitamin A, B dan Fe maupun  penyakit atau kelainan yang diderita anak misalnya penyakit infeksi, malabsorbsi, dll.

b.        Penyebab tidak langsungFaktor ekonomi, faktor fasilitas, perumahan, dan sanitasi, faktor pendidikan dan pengetahuan, faktor fasilitas pelayanan kesehatan dan faktor pertanian, dll.

2.        Penyebab KEP bervariasi, sehingga derajat KEP bervariasi dari yang paling ringan sampai yang berat:

a.         KEP ringan dan sedang, merupakan keadaan patologik akibat kekurangan energi dalam waktu yang cukup lama, meskipun masukan protein dan zat gizi lainnya mungkin mencukupi. Bila hasil penimbangan BB pada KMS terletak pada pita warna kuning diatas garis merah atau BB/U 70% - 80% (Baku median WHO-NCHS).

b.        Marasmus, dimulai dengan mengurangnya energi hingga hilangnya sub kutan yang berlanjut dengan menyusutnya jaringan otot serta organ lainnya, baik morfologi maupun fungsinya (dikatakan anak marasmik hidup dari tubuhnya sendiri)

c.         Kwashiorkor terjadi akibat tubuh selalu kekurangan protein dalam diit dan lebih banyak mendapat diit kaya karbohidrat (energi relatif cukup)

d.        marasmic-kwashiorkor merupakan peralihan yang terjadi dari kwashiokor menjadi marasmus atau sebaliknya, bergantung pada diit yang diperolehnya

3.        Secara garis besar ditandai dengan tiga tingkatana.         KEP Ringan       : Bila hasil penimbangan BB pada KMS terletak pada pita warna kuning

diatas garis merah atau BB/U 70% - 80% (Baku median WHO-NCHS).b.        KEP Sedang      : Bila hasil penimbangan BB pada KMS berada dibawah garis merah (BGM)

atau BB/U 60% - 70% (Baku median WHO-NCHS).c.         KEP Berat          : bila hasill penimbangan BB/U < 60% (Baku median WHO-NCHS) pada KMS

tidak ada garis pemisah antara KEP berat dan KEP ringan.

C.       Tanda dan Gejala1.        Tanda dan gejala KEP ringana.         Pertumbuhan linier berkurang atau tertutupb.        Kenaikan BB berkurang, berhenti dan kadang turunc.         Ukuran lengan lingkar atas menurund.        Maturasi tulang lambat

Page 2: kurang energi protein

e.         Rasio berat badan terhadap tinggi normal/ menurunf.         Tebal kulit/ lipat kulit normal/ berkurangg.        Anemia ringanh.        Aktifitas dan perhatian berkurangi.          Kadang-kadang ada kelainan kulit2.        Tanda dan gejala kwashiorkor

Gejala klinik yang selalu ada:a.         Edema (gejala kardinal, tanpa edema tidak dapat ditegakkan diagnosis kwashiokor karena

hipoalbumin)b.        Pertumbuhan terlambatc.         Perubahan psikomotorik (cengeng, apatis)d.        Berkurangnya jaringan lemak subkutan

Gejala klinis yang biasanya ada:a.         Perubahan rambut (tipis, lurus, jarang, mudah dicabut tanpa rasa sakit, kemerahan karena 

gangguan melano genesis), kalau terjadi akut kelainan rambut tidak adab.        Anoreksia, diarec.         Pigmentasi kulit dan persisikan kulitd.        Moon facee.         Anemia

Gejala klinis yang kadang ada: flaky point rash, hepatomegali3.        Tanda dan gejala marasmus

Gambaran yang umum adalah bayi yang kurus kering akibat berkurangnya lemak subkutanGejala klinis yang selalu ada:

a.         Pertumbuhan yang sangat terlambatLemak subkutan hampir tidak ada (sel lemak masih ada), sehingga kulit anak keriput, wajah seperti orang tua, perut tampak buncit

b.        Jaringan otot mengecilc.         Tidak ada oedema

Gejala klinis yang kadang-kadang ada:a.         Perubahan rambut: kusam, kemerahan, mudah dicabutb.        Gejala defisiensi nutrien/ vitamin yang menyertaic.         Gejala/ tanda penyakit yang menyertai (diare, penyakit infeksi akut maupun kronik

Gejala laina.         Perubahan mental: sering menangis walaupun habis makan, apatis (marasmus berat)b.        Kelainan rambut kepala, kering, tipis, mudah rontokc.         Jantung: bradikardiad.        Kecepatan napas berkurange.         Hb rendah

D.       Patofisiologi

Page 3: kurang energi protein

Kekurangan nutrisi juga defisit cairan dan elektrolit 

         Pola nafas tidak efektif, bersihan jalan nafas, gangguan pertukaran gas 

Page 4: kurang energi protein

          ( Windra, 2012 ) 

  

E.       Cara Menemukan kasus KEP1.        Keluarga / Posyandu / Poli Gizi

Pada penimbangan bulanan di Posyandu dapat diketahui anaktersebut terkena KEP, baik berat, sedang, ringan.

2.        PuskesmasSemua balita yang datang ke puskesmas harus ditentukanstatus gizinya, apabila ditemukan balita KEP sedang berat segera dilakukan pemeriksaan ulang dan kaji dengan cara teliti. Bila KEP sedang, tanpa penyakit penyerta yang termasuk berat, maka dapat dilakukan rawat jalan saja. Dan bila penyerta itu berat, maka segera bawa ke RS. terdekat.

Page 5: kurang energi protein

F.        Pemeriksaan KEP1.        Antropometri

Meliputi : Tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas2.        Klasifikasi  lain yang juga digunakan:

Kategori BB/U ( %) EdemaGizi normal >80 -Gizi kurang 80 - 60 -Kwashiorkor 60-80 +Marasmus <60 -Kwashiorkor  - marasmus <60 +

3.        Uji laboratorikUji laboratorik Kwashiorkor Marasmus

1.    DarahAlbumin serum’Asam amino darahAnemia

<2,5gr%Tidak seimbang

Positif

2,5 gr%Seimbang

Kadang terjadi

2.    Air KemihProteinuriaIndeks hidroksipron Urea per gram kreatinin

NegatifRendah

Normal / rendah

NegatifRendahRendah

Catatan1.        Pemeriksaan laboratorium tidak harus dikerjakan, karena biayanya cukup mahal, padahal

penderita kebanyakan berasal dari keluarga yang tidak mampu ;  kecuali untuk tujuan khusus2.        Biopsi hepar : pada kwashiorkor terdapat infiltrasi lemak, sedangkan pada marasmus normal

atau atrofik3.        Untuk kepentingan praktis, diagnosa cukup berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik secara

cermat

G.      Diagnosa yang terjadi1.        Kekurangan nutrisi b/d gastrointernitis/ mual muntah/ kurang pengetahuan akan makanan

bergizi2.        Resiko kekurangan cairan b/d gastrointeritis3.        Gangguan intergritas kulit b/d edema4.        Gangguan pola aktifitas bermain anak b/d defisiensi energi dan kelemahan fisik5.        Cemas b/d kurangnya pengetahuan mengenai penyakit dan resiko penurunan status

kesehatan

H.       Intervensi1.        Dx : Nutrisi Kurang dari kebutuhan tubuh b/d asupan yang tidak adekuat

Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien dapat menunjukan peningkatan status giziKriteria Hasil :

a.         Hb Normal

Page 6: kurang energi protein

b.        Kapilarefil baikc.         Konjungtiva tidak anemisd.        TTV normale.         Balance cairan baik

Intervensi :a.         Manajemen nutrisi1)        Kaji riwayat alergi makanan, dan catat jika memiliki alergi terhadap jenis makanan tertentu

R : Data yang tetpat tentang riwayat nutrisi klien dapat membantu dalam penentuan intervensi

2)        Kaji makanan kesukaan klien.R : untuk mengetahui kemungkinan ada pengaruh makanan terhadap kondisi klien

3)        Hitung jumlah kalori yang dibutuhkan dan tipe nutrisi yang diperlukan.R : dengan menghitung kebutuhan nutrisi serta antropometri dapat mengetahui tingkat satatus gizi seorang

4)        Dorong asupan nutrisi sedikit tapi seringR : dengan sedikit tapi sering diharapkan dapat memberikan nutrisi sesuai kebutuhan serta mengurangi efek mual

5)        Monitor asupan nutrisi dan kaloriR : Dengan memonitor kita mengetahui apakah klien makan dengan benar atau tidak

6)        Timbang BB secara teratur.R : dengan menimbang berat badan dapat mengetahui tingkat kebutuhan gizi dan kondisi seseorang

b.        Nutrisi1)        Tentukan BB tubuh ideal klien.

R : Untuk mengetahui masalah gizi, tingkat gizi seseorang2)        Monitor BB Klien.

Dengan memonitor BB kita dapat mengetahui tingkat perkembangan kondisi tubuh klien3)        Monitor respon emosi klien terkait dengan situasi/ waktu makan.

R : respon emosi klien terhadap makanan menunjukan selera makan klien4)        Monitor lingkungan selama makan.

R : Dengan memonitor lingkungan kita dapat menghindari kemungkinan kondisi lingkungan yang dapat menyebabkan nafsu makan menurun

5)        Kolaborasikan dengan dokter pemberian obat anti mual muntahR : dengan obat anti emetik diharapkan efek mual muntah dapat selesai dan klien mau makan

6)        Monitor pertumbuhan dan perkembangan.R : Dengan memonitor pertumbuhan dan perkembangan kita dapat mengetahui masalah yang dihadapi klien

7)        Monitor kondisi kulit : pucat, kemerahan, kekeringan, kekenyalan.R : dengan memonitor kondisi kulit kita dapatkan data permasalahan nutrisi maupun kebutuhan cairan

8)        Monitor makanan kesukaan klien dan kolaborasikan dengan ahli gizi mengenai diit makanan yang tepat

9)        Kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian terapi infus yang tepat sesuai kebutuhan.