KULIAH Pneumonia
-
Upload
putrikajuniekasanti -
Category
Documents
-
view
9 -
download
0
description
Transcript of KULIAH Pneumonia
Kuliah
KULIAH
O
L
E
H
Dr. H. Luhur Soeroso Sp.P(K)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
1998
0
Kuliah
PNEUMONIA
DEFINISI.
Adalah suatu peradangan dari jaringan (parenkim) paru yang bersifat akut.
KLASIFIKASI.
I. Pembagian Secara Anatomi:
1. Pneumonia lobaris : yaitu bila peradangan terjadi pada 1 lobus paru atau lebih.
2. Pneumonia segmental : yaitu peradangan melibatkan 1 atau lebih segment paru.
3. Pneumonia lobularis : yaitu bila peradangan hanya melibatkan 1 lobulus atau
beberapa lobulus.
II. Pembagian Atas Penyebabnya (Etiologinya):
1. INFEKSI.
a. Bakteri:
1. Pneumokokkus pneumonia.
2. Streptokokkus pneumonia.
3. Stapfilokokkus aureus.
4. Klebsiella pneumonia.
5. Streptokokkus viridans.
b. Virus:
1. Virus influenzae.
2. Morbili.
3. Cytomegalia virus.
c. Jamur:
1. Candidiasis sp.
1
Kuliah
2. ALERGI ATAU PENYAKIT KOLAGEN.
Pulmonary eoshinophil.
Rheumatic fever.
Rheumatoid disease.
Disseminated lupus erythematosus.
3. INHALASI ZAT BERACUN DAN ASPIRASI CAIRAN.
Aspirasi cairan lambung.
Inhalasi zat atau gas klorida.
III. Pembagian Secara Klinis:
1. Community Acquired Pneumonia ( pneumonia yang didapat di masyarakat).
Penyebabnya adalah bakteri gram (+) yaitu:
Streptokokkus.
Mikoplasma.
Haemophyllus Influenzae.
Virus.
2. Nosokomial Pneumonia atau hospital acquired pneumonia (pneumonia yang
didapat di rumah sakit setelah dirawat lebih dari 72 jam). Penyebabnya adalah
bakteri gram (-).
3. Aspiration Pneumonia (pneumonia akibat aspirasi bahan kimia atau asam
lambung akibat refluks usofagus yang kurang baik).
4. Immunocompromised pneumonia (pneumonia akibat gangguan kekebalan
tubuh) sering di hubungkan dengan AIDS.
2
Kuliah
PATOGENESE.
Pneumonia terjadi akibat interaksi Faktor Host (penjamu), Environment
(lingkungan) dan Agent (kuman) dimana interaksi ini bersifat individual sehingga
terdapat perbedaan gambaran klinis dan prognosa penyakit.
FAKTOR PENJAMU ( Host).
Adalah keadaan penderita sebelum menderita pneumonia, apakah sehat atau telah
terdapat faktor predisposisi / penyakit yang mendasarinya. Hal ini berhubungan dengan
mekanisme pertahanan tubuh. Ada 2 bentuk mekanisme pertahanan tubuh dalam
melindungi sistem pernafasan yaitu:
1. Non Spesifik.
Adalah mekanisme pertahanan yang ada pada sistem saluran nafas itu sendiri
sebagai pertahanan lapis pertama:
Sistem pertahanan di rongga hidung.
Sistem pertahanan di lapisan epitel.
Refleks batuk.
Sel sekretori.
2. Spesifik.
Adalah sistem pertahanan tubuh sebagai pertahanan lapis kedua meliputi:
Sel fagosit.
Sel limposit T dan limposit B.
Sel komplemen.
Faktor Lingkungan (Enviroment).
menunjukan jenis perbedaan kuman yang ada di daerah atau di negara ataupun di
luar dan di dalam rumah sakit serta sanitas dan pencemaran udara/lingkungan.
Faktor Kuman (Agent).
Adalah sifat dari satu atau lebih jenis kuman yang terdapat dalam lingkungan
penderita dan kemudian menginfeksi penderita. Hal ini dikarenakan keadaan penderita
3
Kuliah
cocok dengan kuman, kuman akan memberikan gambaran klinis teretentu yang dapat
dipakai sebagai jati dirinya. Pneumonia bacterial merupakan peradangan parenkim paru
dengan eksudasi dan konsolidasi yang disebabkan mikroorganisme, sedangkan
pneumonitis dan alveolitis juga merupakan peradangan tetapi biasanya disebabkan oleh
kerusakan akibat zat kimia.
Berdasarkan klasifikasi anatomi dan etiologi maka timbulnya pneumonia dapat di
bagi atas:
A. Pneumonia Lobaris.
Kuman penyebab masuk ke dalam jaringan paru-paru melalui saluran pernafasan
bagian atas. Kuman menyebar melalui cairan radang dari satu alveolus ke alveolus
lainnya melalui poros Cohn, sehingga akhirnya seluruh lobus terserang. Reaksi
pertahanan tubuh dilakukan oleh lekosit polimorfonukleus dan makrofag yang
mengadakan fagositosis kuman di dinding alveoli
B. Pneumonia Segmental.
Pada proses ini peradangan hanya terlokalisir pada lobulus saja, dimana
kemungkinan kuman yang masuk tidak begitu potent dan mekanisme pertahanan tubuh
yang cukup kuat menahan proses peradangan.
C. Patologi.
Proses radang selalu dimulai dari hilus paru yang menjalar secara progressif ke
perifer sampai seluruh lobus terkena. Proses radang ini dapat kita bagi atas 4 tingkatan:
1. Tingkat kongesti.
Lobus paru yang meradang tampak berwarna kemerah-merahan, membengkak
pada perabaan mengandung banyak cairan dan pada irisan keluar cairan kemerah-
merahan. Pada tingkat ini kapiler melebar dan kongestif, alveolus terisi oleh netrofil dan
makrofag.
4
Kuliah
2. Tingkat hepatisasi merah.
Pada tingkat ini jumla,h netrofil bertambah, tampak pula sel-sel darah merah
dalam alveoli. Eksudat berubah menjadi fibrinosa. Pada makroskopis paru-paru tampak
lebih padat sehingga perabaannya menyerupai hati.
3. Tingkat hepatisasi kelabu.
Pada perabaan paru masih tetap kenyal seperti hepar, hanya warna kemerah-
merahan berubah menjadi kelabu. Eksudat masih tetap terlihat bahkan dapat berubah
menjadi nanah dan masuk ke pleura, pada mikroskopis sel-sel tampak amorf. Saat ini
kuman sudah tidak dapat terdeteksi lagi dan makrofag lebih berperan dalam proses
penyembuhan.
4. Tingkat resolusi atau penyembuhan total.
Disini paru-paru menjadi lunak dimana eksudat yang melunak sebagian
dibatukkan keluar dan sebagian lagi mengalami resorbsi. Pada saat ini seluruh bagian
paru kembali kepada keadaan normal.
Gejala Klinis:
1. Demam, temperatur tubuh 38,5o C - 40o C.
2. Nyeri di dada .
3. Sesak nafas hingga pernafasan cuping hidung.
4. Batuk pada awalnya tanpa dahak, kemudian berlanjut dengan dahak.
5. Nafsu makan menurun.
6. Keadaan 1 dan 5 membuat tiimbulnya tanda-tanda dehidrasi.
Phisik Diagnostik.
a. Infeksi : pada saat ini terklihat bagian dada yang meradang tidak seirama
dengan bagian yang sehat (ketinggalan bernafas).
- Sianotik.
b. Palpasi : sistem fremitus suara meninggi pada daerah yang sakit.
c. Perkusi : sonor memendek.
d. Auscultasi : - suara pernafasan bronkial.
- suara tambahan ronki basah.
5
Kuliah
Gambaran Radiologi.
Pada foto toraks PA akan terlihat adanya gambaran lesi berupa bercak infiltrat
pada lapangan paru tengah bawah pada paru yang terinfeksi. Gambaran ini bisa uni
lateral tetapi dapat pula bilateral.
Laboratorium.
Akibat adanya infeksi akut sering ditemukan peningkatan leukosit hingga diatas
15.000/m3 (leukosit), ini disertai laju endapan darah (LED) yang meningkat.
Faktor Predisposisi.
Udara dingin.
Post operatif.
Alcoholism.
Common cold.
Bronkitis kronik.
Kanker paru.
Perokok berat.
Usia tua.
Aspirasi benda asing.
Diagnosa Banding
Infark Paru
Kanker bronkus.
Bronkitis kronik.
Udema Paru.
6
Kuliah
Pengobatan.
1. Perbaiki keadaan umum dengan parenteral elektrolit.
- Oksigen 2-4 liter/menit.
2. Terapi kausal, pemberian antibiotika yang sesuai dengan
jenis bakterialnya atau dapat diberikan antibiotika spektrum luas.
3. Simptomatis:
- Analgetika-antipiretika.
- Mukolitik-mukoregulator.
- Roborantia.
7