Konsep Medis Rhinitis

18
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rongga hidung dilapisi oleh mukosa yang secara histologik dan fungsional dibagi atas mukosa pernapasan (mukosa respiratori) dan mukosa hidung (mukosa olfaktori).Mukosa pernapasan terdapat pada sebagian besar pada rongga hidung dan permukaannya dilapisi oleh epitel torak berlapis semu (pseudo stratified columnar ephitelium) yang mempunyai silia dan diantaranya terdapat sel-sel goblet.Alergi hidung adalah keadaan atopi yang aling sering dijumpai, menyerang 20% dari populasi anak-anak dan dewasa muda di Amerika Utara dan Eropa Barat. Di tempat lain, alergi hidung dan penyakit atopi lainnya kelihatannya lebih rendah, terutama pada negara- negara yang kurang berkembang. Penderita Rhinitis alergika akan mengalami hidung tersumbat berat, sekresi hidung yang berlebihan atau rhinore, dan bersin yang terjadi berulang cepat. 1.2Rumusan Masalah 1. Apa definisi dari Rhinitis ? 2. Apa etiologi dari Rhinitis ? 3. Bagaimana patofisiogi dari Rhinitis ? 4. Bagaimana manifestasi klinis dari Rhinitis ? 5. Apa saja komplikasi dari Rhinitis ? 6. Apa saja penatalaksanaan dari Rhinitis ? 7. Apa saja pemeriksaan penunjang dari Rhinitis ? 8. Bagaimana pengkajian dari Rhinitis ?

description

konsep

Transcript of Konsep Medis Rhinitis

Page 1: Konsep Medis Rhinitis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rongga hidung dilapisi oleh mukosa yang secara histologik dan fungsional dibagi atas

mukosa pernapasan (mukosa respiratori) dan mukosa hidung (mukosa olfaktori).Mukosa

pernapasan terdapat pada sebagian besar pada rongga hidung dan permukaannya dilapisi

oleh epitel torak berlapis semu (pseudo stratified columnar ephitelium) yang mempunyai

silia dan diantaranya terdapat sel-sel goblet.Alergi hidung adalah keadaan atopi yang aling

sering dijumpai, menyerang 20% dari populasi anak-anak dan dewasa muda di Amerika

Utara dan Eropa Barat. Di tempat lain, alergi hidung dan penyakit atopi lainnya

kelihatannya lebih rendah, terutama pada negara-negara yang kurang berkembang.

Penderita Rhinitis alergika akan mengalami hidung tersumbat berat, sekresi hidung yang

berlebihan atau rhinore, dan bersin yang terjadi berulang cepat.

1.2Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari Rhinitis ?

2. Apa etiologi dari Rhinitis ?

3. Bagaimana patofisiogi dari Rhinitis ?

4. Bagaimana manifestasi klinis dari Rhinitis ?

5. Apa saja komplikasi dari Rhinitis ?

6. Apa saja penatalaksanaan dari Rhinitis ?

7. Apa saja pemeriksaan penunjang dari Rhinitis ?

8. Bagaimana pengkajian dari Rhinitis ?

9. Apa saja diagnose keperawatan dari Rhinitis ?

1.3 Tujuan

1. Mahasiswa mampu mengetahui definisi dari Rhinitis

2. Mahasiswa mampu mengetahui etiologi dari Rhinitis

3. Mahasiswa mampu mengetahui patofisiologi dari Rhinitis

4. Mahasiswa mampu mengetahui manifestasi klinis dari Rhinitis

5. Mahasiswa mampu mengetahui komplikasi dari Rhinitis

6. Mahasiswa mampu mengetahui penatalaksanaan dari Rhinitis

7. Mahasiswa mampu mengetahui pemeriksaan penunjang dari Rhinitis

Page 2: Konsep Medis Rhinitis

8. Mahasiswa mampu mengetahui pengkajian dari Rhinitis

9. Mahasiswa mampu mengetahui diagnose keperawatan dari Rhinitis

1.4 Manfaat Penulisan

Makalah ini di harapkan dapat menjadi sumbangsi pemikiran yang bersifat

ilmiah dan dapat memberi kontribusi yang baik berupa informasi serta menjadi

masukan terutama dalam hal pemahaman pentingnya berolahraga untuk menjaga

kesehatan.

Page 3: Konsep Medis Rhinitis

RHINITIS

A. Definisi

Rhinitis adalah suatu inflamasi ( peradangan ) pada membran mukosa di hidung.

(Dipiro, 2005 )

Rhinitis adalah peradangan selaput lendir hidung. ( Dorland, 2002 )

Rhinitis adalah istilah untuk peradangan mukosa. Menurut sifatnya dapat dibedakan menjadi

dua:

a. Rhinitis akut (coryza, commond cold) merupakan peradangan membran mukosa

hidung dan sinus-sinus aksesoris yang disebabkan oleh suatu virus dan bakteri.

Penyakit ini dapat mengenai hampir setiap orang pada suatu waktu dan sering kali

terjadi pada musim dingin dengan insidensi tertinggi pada awal musim hujan dan

musim semi.

b. Rhinitis kronis adalah suatu peradangan kronis pada membran mukosa yang

disebabkan oleh infeksi yang berulang, karena alergi, atau karena rinitis vasomotor.

B. Etiologi

Beberapa hal yang pada umumnya menjadi penyebab rinitis antara lain :

1. Reaksi makanan

2. Emosional

3. Pekerjaan

4. Hormon

5. Kelainan anatomi

6. Penyakit imunodefisiensi

7. Interaksi dengan hewan

8. Temperatur

Berdasarkanpenyebabnya Rhinitis alergi digolongkan menjadi :

1. Rhinitis alergi musiman (Hay Fever),

Biasanya terjadi pada musim semi.Umumnya disebabkan kontak dengan allergen

dari luar rumah, seperti benang sari dari tumbuhan yang menggunakan angin

untuk penyerbukannya, debu dan polusi udara atau asap.

2. Rhinitis alergi yang terjadi terus menerus (perennial)

Disebabkan bukan karena musim tertentu ( serangan yang terjadi sepanjang masa

(tahunan)) diakibatkan karena kontak dengan allergen yang sering berada di

Page 4: Konsep Medis Rhinitis

rumah misalnya kutu debu rumah, bulu binatang peliharaan serta bau-bauan yang

menyengat.

3. Rhinitis non alergi

Rhinitis non allergidisebabkanoleh :infeksisalurannapas (rhinitis viral dan rhinitis

bakterial, masuknyabendaasingkedalamhidung, deformitasstruktural, neoplasma,

danmassa, penggunaankronikdekongestan nasal, penggunaankontrasepsi oral,

kokaindan anti hipertensif.

4. Rhinitis vasomotor

Rhinitis vasomotor adalah terdapatnya gangguan fisiologik lapisan mukosa hidung

yang disebabkan oleh bertambahnya aktivitas parasimpatis.Penyebab :

- Belum diketahui, diduga akibat gangguankeseimbangan vasomotor.

- Keseimbangan vasomotor ini dipengaruhi berbagai hal :

a. Obat-obatan yang menekan dan menghambat kerja saraf simpatis, seperti:

ergotamin, klorpromazin, obat antihipertensi, dan obat vasokontriktor

lokal.

b. Faktor fisik, seperti iritasi asap rokok, udara dingin, kelembapan udara

yang tinggi, dan bau yang merangsang.

c. Faktor endokrin, seperti : kehamilan, pubertas, dan hipotiroidisme

d. Faktor psikis, seperti : cemas dan tegang ( kapita selekta)

5. Rhinitis medikamentosa

Rhinitis medikamentosa adalah suatu kelainan hidung berupa gangguan respon

normal vasomotor sebagai akibat pemakaian vasokonstriktor topical (obat tetes

hidung atau obat semprot hidung) dalam waktu lama dan berlebihan.

6. Rhinitis atrofi

Rhinitis Atrofi adalah satu penyakit infeksi hidung kronik dengan tanda adanya

atrofi progesif tulang dan mukosa konka.

C. Manifestasi klinis

Bersin berulang-ulang, terutama setelah bangun tidur pada pagi hari (umumnya

bersin lebih dari 6 kali).

Hidung tersumbat.

Page 5: Konsep Medis Rhinitis

Hidung meler. Cairan yang keluar dari hidung meler yang disebabkan alergi

biasanya bening dan encer, tetapi dapat menjadi kental dan putih keruh atau

kekuning-kuningan jika berkembang menjadi infeksi hidung atau infeksi sinus.

Hidung gatal dan juga sering disertai gatal pada mata, telinga dan tenggorok.

Badan menjadi lemah dan tak bersemangat.

Berdasarkan waktunya, Rhinitis Alergi dapat di golongkan menjadi:

1. Rinitis alergi musiman (Hay Fever)

Tanda dan Gejala : Hidung, langit-langit mulut, tenggorokan bagian belakang dan

mata terasa gatal, baik secara tiba-tiba maupun secara berangsur-angsur. Biasanya

akan diikuti dengan mata berair, bersin-bersin dan hidung meler. Beberapa

penderita mengeluh sakit kepala, batuk dan mengi (bengek); menjadi mudah

tersinggung dan deperesi; kehilangan nafsu makan dan mengalami gangguan

tidur.Terjadi peradangan pada kelopak mata bagian dalam dan pada bagian putih

mata (konjungtivitis).Lapisan hidung membengkak dan berwarna merah kebiruan,

menyebabkan hidung meler dan hidung tersumbat.

2. Rinitis alergi yang terjadi terus menerus (perennial)

Tanda dan Gejala : Hidung, langit-langit mulut, tenggorokan bagian belakang dan

mata terasa gatal, baik secara tiba-tiba maupun secara berangsur-angsur. Biasanya

akan diikuti dengan mata berair, bersin-bersin dan hidung meler. Beberapa

penderita mengeluh sakit kepala, batuk dan mengi (bengek) menjadi mudah

tersinggung dan deperesi, kehilangan nafsu makan dan mengalami gangguan

tidur.Jarang terjadi konjungtivitis.Lapisan hidung membengkak dan berwarna

merah kebiruan, menyebabkan hidung meler dan hidung tersumbat.Hidung

tersumbat bisa menyebabkan terjadinya penyumbatan tuba eustakius di telinga,

sehingga terjadi gangguan pendengaran, terutama pada anak-anak.Bisa timbul

komplikasi berupa sinusitis (infeksi sinus) dan polip hidung.

3. Rhinitis non alergi

Tanda dan Gejala :

- Kongesti nasal

- Rabas nasal (purulent dengan rhinitis bakterialis)

- Gatalpada nasal

- Bersin-bersin

- Sakitkepala

Page 6: Konsep Medis Rhinitis

4. Rhinitis vasomotor

Tanda dan Gejala :Hidung tersumbat, bergantian kiri dan kana, tergantung pada

posisi pasien. Terdapat rinorea yang mukus atau serosa, kadang agak

banyak.Jarang disertai bersin, dan tidak disertai gatal di mata. Gejala memburuk

pada pagi hari waktu bangun tidur karena perubahan suhu yang ekstrim, udara

lembab, juga karena asap rokok dan sebagainya.

5. Rhinitis medikame

Tanda dan Gejala :Penderita mengeluh hidungnya tersumbat terus menerus dan

berair. Pada pemeriksaan konka dengan secret hidung yang berlebihan.Apabila

diuji dengan adrenalin, adema konka tidak berkurang.

6. Rhinitis atrofi

Tanda dan Gejala :Keluhan subyektif yang sering ditemukan pada pasien biasanya

nafas berbau (sementara pasien sendiri menderita anosmia), ingus kental hijau,

krusta hijau, gangguan penciuman, sakit kepala, dan hidung tersumbat.Pada

pemeriksaan THT ditemukan rongga hidung sangat lapang, konka inferior dan

media hipotrofi atau atrofi secret purulen hijau dan krusta berwarna hijau.

D. Patofisiologi

(TERLAMPIR)

E. Penatalaksanaan

Hindari kontak & eliminasi, Keduanya merupakan terapi paling ideal. Hindari kontak

dengan alergen penyebab, sedangkan eliminasi untuk alergen ingestan (alergi

makanan).

Simptomatik : Terapi medikamentosa yaitu antihistamin, dekongestan dan

kortikosteroid

Antihistamin

Antihistamin meringankan gejala rinitis alergi dengan menghalangi aksi

dari kimia yang disebut histamin, yang tubuh melepaskan ketika berpikir itu

sedang diserang dari alergen.

Page 7: Konsep Medis Rhinitis

Anda dapat membeli tablet antihistamin over-the-counter dari apoteker

tanpa resep, tetapi antihistamin semprot hidung hanya tersedia dengan resep.

Antihistamin kadang-kadang dapat menyebabkan kantuk. Jika ou

membawa mereka untuk pertama kalinya, melihat bagaimana Anda bereaksi

terhadap mereka sebelum mengemudi atau mengoperasikan mesin berat.

Secara khusus, antihistamin dapat menyebabkan kantuk jika Anda minum

alkohol saat tking mereka. Kortikosteroid

Jika Anda memiliki gejala yang sering atau terus-menerus, dan Anda

memiliki penyumbatan hidung atau polip hidung, dokter mungkin

merekomendasikan obat semprot hidung atau tetes yang mengandung

kortikosteroid.

Kortikosteroid membantu mengurangi peradangan dan pembengkakan.

Mereka membutuhkan waktu lebih lama untuk bekerja dari antihistamin, tapi

efeknya lebih lama.

Efek samping dari kortikosteroid inhalasi jarang terjadi, tetapi bisa

termasuk kekeringan, iritasi hidung dan mimisan.

Jika Anda memiliki serangan yang sangat parah gejala dan membutuhkan

bantuan cepat, dokter mungkin meresepkan kursus singkat tablet kortikosteroid

yang berlangsung 5-10 hari.

Antihistamin yang sering digunakan adalah antihistamin oral. Antihistamin

oral dibagi menjadi dua yaitu generasi pertama (nonselektif) dikenal juga sebagai

antihistamin sedatif serta generasi kedua (selektif) dikenal juga sebagai antihistamin

nonsedatif.

Efek sedative antihistamin sangat cocok digunakan untuk pasien yang

mengalami gangguan tidur karena rhinitis alergi yang dideritanya. Selain itu efek

samping yang biasa ditimbulkan oleh obat golongan antihistamin adalah efek

antikolinergik seperti mulut kering, susah buang air kecil dan konstipasi. Penggunaan

obat ini perlu diperhatikan untuk pasien yang mengalami kenaikan tekanan

intraokuler, hipertiroidisme, dan penyakit kardiovaskular.

Antihistamin sangat efektif bila digunakan 1 sampai 2 jam sebelum terpapar

allergen. Penggunaan antihistamin harus selalu diperhatikan terutama mengenai efek

sampingnya. Antihistamin generasi kedua memang memberikan efek sedative yang

sangat kecil namun secara ekonomi lebih mahal.

Page 8: Konsep Medis Rhinitis

Dekongestan

Dekongestan topical dan sistemik merupakan simpatomimetik agen yang

beraksi pada reseptor adrenergic pada mukosa nasal, memproduksi vasokonstriksi.

Topikal dekongestan biasanya digunakan melalui sediaan tetes atau spray.

Penggunaan dekongestan jenis ini hanya sedikit atau sama sekali tidak diabsorbsi

secara sistemik (Dipiro, 2005). Penggunaan obat ini dalam jangka waktu yang lama

dapat menimbulkan rhinitis medikamentosa (rhinitis karena penggunaan obat-obatan).

Selain itu efek samping yang dapat ditimbulkan topical dekongestan antara lain rasa

terbakar, bersin, dan kering pada mukosa hidung. Untuk itu penggunaan obat ini

memerlukan konseling bagi pasien.

Sistemik dekongestan onsetnya tidak secepat dekongestan topical. Namun

durasinya biasanya bisa lebih panjang. Agen yang biasa digunakan adalah

pseudoefedrin. Pseudoefedrin dapat menyebabkan stimulasi sistem saraf pusat

walaupun digunakan pada dosis terapinya (Dipiro, 2005). Obat ini harus hati-hati

digunakan untuk pasien-pasien tertentu seperti penderita hipertensi. Saat ini telah ada

produk kombinasi antara antihistamin dan dekongestan. Kombinasi ini rasional karena

mekanismenya berbeda.

Nasal Steroid

Merupakan obat pilihan untuk rhinitis tipe perennial, dan dapat digunakan

untuk rhinitis seasonal. Nasal steroid diketahui memiliki efek samping yang sedikit.

Obat yang biasa digunakan lainnya antara lain sodium kromolin, dan

ipatropium bromida.

Operatif : Konkotomi merupakan tindakan memotong konka nasi inferior yang

mengalami hipertrofi berat. Lakukan setelah kita gagal mengecilkan konka nasi

inferior menggunakan kauterisasi yang memakai AgNO3 25% atau triklor asetat.

Imunoterapi : Jenisnya desensitasi, hiposensitasi & netralisasi. Desensitasi dan

hiposensitasi membentuk blocking antibody. Keduanya untuk alergi inhalan yang

gejalanya berat, berlangsung lama dan hasil pengobatan lain belum memuaskan.

Netralisasi tidak membentuk blocking antibody dan untuk alergi ingestan.

Page 9: Konsep Medis Rhinitis

F. Komplikasi

Polip hidung. Rinitis alergi dapat menyebabkan atau menimbulkan kekambuhan

polip hidung.

Otitis media. Rinitis alergi dapat menyebabkan otitis media yang sering residif dan

terutama kita temukan pada pasien anak-anak.

Sinusitis kronik

Otitis media dan sinusitis kronik bukanlah akibat langsung dari rinitis alergi

melainkan adanya sumbatan pada hidung sehingga menghambat drainase.

Page 10: Konsep Medis Rhinitis

KONSEP KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Biodata

Nama : -

Umur : -

Jenis kelamin : -

Agama : -

Pendidikan : -

Pekerjaan : -

Alamat : -

Tanggal masuk rumah sakit : -

Penanggung jawab: -

Hubungan : -

b. Riwayat Kesehatan

- Keluhan Utama : Bersin-bersin, hidung mengeluarkan sekret, hidung

tersumbat, dan hidung gatal

- Riwayat peyakit dahulu : Pernahkan pasien menderita penyakit THT

sebelumnya.

- Riwayat keluarga : Apakah keluarga adanya yang menderita penyakit yang di

alami pasien

Page 11: Konsep Medis Rhinitis

PENUTUP

Kesimpulan

Menurut WHO ARIA (Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma) tahun

2001 adalah kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin, rinore, rasa gatal

dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh IgE.

Beberapa hal yang pada umumnya menjadi penyebab rhinitis antara lain :

- Reaksi makanan

- Emosional

- Pekerjaan

- Hormon

- Kelainan anatomi

- Penyakit imunodefisiensi

- Interaksi dengan hewan

- Temperatur

Manifestasi Klinis dari rhinitis diantaranya :

- Bersin berulang-ulang, terutama setelah bangun tidur pada pagi hari

(umumnya bersin lebih dari 6 kali).

- Hidung tersumbat.

- Hidung meler. Cairan yang keluar dari hidung meler yang disebabkan alergi

biasanya bening dan encer, tetapi dapat menjadi kental dan putih keruh atau

kekuning-kuningan jika berkembang menjadi infeksi hidung atau infeksi

sinus.

- Hidung gatal dan juga sering disertai gatal pada mata, telinga dan tenggorok.

- Badan menjadi lemah dan tak bersemangat.

Komplikasinya terdiri dari :

- Polip hidung

- Otitis mediaSinusitis kronik

- Otitis media dan sinusitis kronik

- Asma bronkial

Penatalaksanaannya terdiri dari :

- Penatalaksanaan medis : Terapi medikamentosa yaitu antihistamin,

dekongestan dan kortikosteroid

- Penatalaksanaan keperawatan.

Page 12: Konsep Medis Rhinitis

o Instruksikan pasien yang allergik untuk menghindari allergen atau

iritan seperti (debu, asap tembakau, asap, bau, tepung, sprei)

o Sejukkan membran mukosa dengan menggunakan sprey nasal salin.

Pemeriksaan Penunjangnya terdiri dari :

- Tes Alergi

- Tes Kulit keduanya

- Tes in vitro

Saran

Diharapkan mampu memahami tentang kelainan-kelainan yang ada pada

sistem pernapasan (terutama hidung) dan dapat menerapkan bagaimana cara

penanganan pasien dengan rhinitis.Diharapkan lebih mengerti dan memahami

tentang rhinitis serta bagaimana penyebaran dan penularan penyakit tersebut

untuk meningkatkan mutu kesehatan masyarakat.

Dan penyusun sangat membutuhkan saran, demi meningkatkan kwalitas dan

mutu makalah yang kami buat dilain waktu.Sehingga penyusun dapat memberikan

informasi yang lebih berguna untuk penyusun khususnya dan pembaca umumnya.

Page 13: Konsep Medis Rhinitis

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall.2009. Diagnosis Keperawatan Aplikasi Pada Praktik Klinis Edisi 9.

Jakarta : EGC

Doengoes, Mariliynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC

Doenges Marilynn E, dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC

Herdman T. Heather. 2010. Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 1.Jakarta : Media Aesculapius

FKUI

Price, Sylvia. 2005. Patofisiologis : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta : EGC