Konsep Medis Ileus Obstruktif Fix Print

42
ILEUS OBSTRUKTIF A. Konsep Medis 1. Pengertian Obstruksi usus dapat didefinisikan sebagai gangguan (apapun penyebabnya) aliran normal isi usus sepanjang saluran usus. Obstruksi usus dapat akut dengan kronik, partial atau total. Obstruksi usus biasanya mengenai kolon sebagai akibat karsino ma dan perkembangannya lambat. Sebahagaian dasar dari obstruksi justru mengenai usus halus.Obstruksi total usus halus merupakan keadaan gawat yang memerlukan diagnosis dini dan tindakan pembedahan darurat bila penderita ingin tetap hidup. Ada dua tipe obstruksi yaitu : 1. Mekanis (Ileus Obstruktif) Suatu penyebab fisik menyumbat usus dan tidak dapat diatasi oleh peristaltik. Ileus obstruktif ini dapat akut seperti pada hernia stragulata atau kronis akibat karsinoma yang melingkari. Misalnya intusepsi, tumor polipoid dan neoplasma

Transcript of Konsep Medis Ileus Obstruktif Fix Print

Page 1: Konsep Medis Ileus Obstruktif Fix Print

ILEUS OBSTRUKTIF

A. Konsep Medis

1. Pengertian

Obstruksi usus dapat didefinisikan sebagai gangguan (apapun

penyebabnya) aliran normal isi usus sepanjang saluran usus. Obstruksi

usus dapat akut dengan kronik, partial atau total. Obstruksi usus biasanya

mengenai kolon sebagai akibat karsino ma dan perkembangannya lambat.

Sebahagaian dasar dari obstruksi justru mengenai usus halus.Obstruksi

total usus halus merupakan keadaan gawat yang memerlukan diagnosis

dini dan tindakan pembedahan darurat bila penderita ingin tetap hidup.

Ada dua tipe obstruksi yaitu :

1. Mekanis (Ileus Obstruktif)

Suatu penyebab fisik menyumbat usus dan tidak dapat diatasi oleh

peristaltik. Ileus obstruktif ini dapat akut seperti pada hernia

stragulata atau kronis akibat karsinoma yang melingkari. Misalnya

intusepsi, tumor polipoid dan neoplasma stenosis, obstruksi batu

empedu, striktura, perlengketan, hernia dan abses.

2. Neurogenik/fungsional (Ileus Paralitik)

Obstruksi yang terjadi karena suplai saraf ototnom mengalami

paralisis dan peristaltik usus terhenti sehingga tidak mampu

mendorong isi sepanjang usus. Contohnya amiloidosis, distropi

otot, gangguan endokrin seperti diabetes mellitus, atau gangguan

neurologis seperti penyakit Parkinson.

2. Etiologi

Adapun penyebab dari obstruksi usus dibagi menjadi dua bagian

menurut jenis obstruksi usus, yaitu:

Page 2: Konsep Medis Ileus Obstruktif Fix Print

1. Mekanis : Terjadi obstruksi intramunal atau obstruksi munal dari

tekanan pada usus, contohnya adalah intrasusepsi, tumor dan

neoplasma, stenosis, striktur, perlekatan, hernia dan abses.

2. Fungsional : Muskulator usus tidak mampu mendorong isi sepanjang

usus.

3. Patofisiologi

Peristiwa patofisiologi yang terjadi setelah obstruksi usus adalah sama,

tanpa memandang apakah obstruksi usus tersebut diakibatkan oleh

penyebab mekanik atau fungsional. Perbedaan utamanya adalah obstruksi

paralitik, paralitik dihambat dari permulaan, sedangkan pada obstruksi

mekanis peristaltik mula-mula diperkuat kemudian intermiten akhirnya

hilang. Limen usus yang tersumbat profesif akan terenggang oleh cairan

dan gas. Akumulasi gas dan cairan didalam lumen usus sebelah proksimal

dari letak obstruksi mengakibatkan distensi dan kehilangan H2O dan

elektrolit dengan peningkatan distensi maka tekanan intralumen

meningkat, menyebabkan penurunan tekanan vena dan kapiler arteri

sehingga terjadi iskemia dinding usus dan kehilangan cairan menuju ruang

peritonium akibatnya terjadi pelepasan bakteri dan toksin dari usus,

bakteri yang berlangsung cepat menimbulkan peritonitis septik ketika

terjadi kehilangan cairan yang akut maka kemungkinan terjadi syok

hipovolemik. Keterlambatan dalam melakukan pembedahan atau jika

terjadi stranggulasi akan menyebabkan kematian.

4. Manifestasi Klinik

1. Nyeri tekan pada abdomen.

2.         Muntah.

3.         Konstipasi (sulit BAB).

4.         Distensi abdomen.

Page 3: Konsep Medis Ileus Obstruktif Fix Print

5.         BAB darah dan lendir tapi tidak ada feces dan flatus

5. Komplikasi

1. Peritonitis karena absorbsi toksin dalam rongga peritonium sehinnga

terjadi peradangan atau infeksi yang hebat pada intra abdomen.

2. Perforasi dikarenakan obstruksi yang sudah terjadi selalu lama pada

organ intra abdomen.

3. Sepsis, infeksi akibat dari peritonitis, yang tidak tertangani dengan

baik dan cepat.

4. Syok hipovolemik terjadi akibat dehidrasi dan kehilangan volume

plasma.

6. Pemeriksaan Diagnostik

Adapun pemeriksaan diagnostik yang bisa dilakukan antara lain:

1. Pemeriksaan sinar x: Untuk menunjukan kuantitas abnormal dari gas

atau cairan dalam usus.

2. Pemeriksaan laboratorium (misalnya pemeriksaan elektrolit dan

jumlah darah lengkap) akan menunjukan gambaran dehidrasi dan

kehilangan volume plasma dan kemungkinan infeksi.

3. Pemeriksaan radiogram abdomen sangat penting untuk menegakkan

diagnosa obstruksi usus. Obstruksi mekanis usus halus ditandai oleh

udara dalam usus halus, tetapi tidak ada gas dalam usus. Bila foto

fokus tidak memberi kesimpulan, dilakukan radiogram barium untuk

mengetahui tempat obstruksi

Page 4: Konsep Medis Ileus Obstruktif Fix Print

7. Penatalaksaan

Dasar pengobatan obstruksi usus adalah koreksi keseimbangan cairan

dan elektrolit, menghilangkan peregangan dan muntah dengan intubasi

dan kompresi, memperbaiki peritonitis dan syok bila ada, serta

menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki kelangsungan dan fungsi

usus kembali normal.

1. Obstruksi Usus Halus

Dekompresi pada usus melalui selang usus halus atau nasogastrik

bermamfaat dalam mayoritas kasus obstruksi usus halus.Apabila usus

tersumbat secara lengkap, maka strangulasi yang terjadi memerlukan

tindakan pembedahan, sebelum pembedahan, terapi intra vena

diperlukan untuk mengganti kehilangan cairan dan elektrolit

(natrium, klorida dan kalium). Tindakan pembedahan terhadap

obstruksi usus halus tergantung penyebab obstruksi. Penyebab paling

umum dari obstruksi seperti hernia dan perlengketan. Tindakan

pembedahannya adalah herniotomi.

2. Obstruksi Usus Besar

Apabila obstruksi relatif tinggi dalam kolon, kolonoskopi dapat

dilakukan untuk membuka lilitan dan dekompresi usus. Sekostomi,

pembukaan secara bedah yang dibuat pasa sekum, dapat dilakukan

pada pasien yang berisiko buruk terhadap pembedahan dan sangat

memerlukan pengangkatan obstruksi. Tindakan lain yang biasa

dilakukan adalah reseksi bedah utntuk mengangkat lesi penyebab

obstruksi. Kolostomi sementara dan permanen mungkin diperlukan.

Page 5: Konsep Medis Ileus Obstruktif Fix Print

B. Konsep Keperawatan

1. Pengkajian

1. Biodata klien yang penting meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku

dan gaya hidup.

2. Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama . 

Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan klien pada saat dikaji. Pada

umumnya akan ditemukan klien merasakan nyeri pada abdomennya

biasanya terus menerus, demam, nyeri tekan lepas, abdomen tegang dan

kaku.

b. Riwayat kesehatan sekarang

Mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien mencari pertolongan,

dikaji  dengan menggunakan pendekatan PQRST :

P  : Apa yang menyebabkan timbulnya keluhan.

Q :Bagaiman keluhan dirasakan oleh klien, apakah hilang, timbul atau

terus- menerus (menetap).

R  : Di daerah mana gejala dirasakan

S : Seberapa keparahan yang dirasakan klien dengan memakai skala

numeric 1 s/d 10.

T :Kapan keluhan timbul, sekaligus factor yang memperberat dan

memperingan keluhan.

c. Riwayat kesehatan masa lalu

Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit yang sama, riwayat

ketergantungan terhadap makanan/minuman, zat dan obat-obatan.

d. Riwayat kesehatan keluarga

Apakah ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit yang sama

dengan klien.

Page 6: Konsep Medis Ileus Obstruktif Fix Print

3. Pemeriksaan

a. Aktivitas/istirahat

Gejala :Kelelahan dan ngantuk.

Tanda :Kesulitan ambulasi

b. Sirkulasi

Gejala :Takikardia, pucat, hipotensi ( tandasyok)

c. Eliminasi

Gejala :Distensi abdomen, ketidakmampuan defekasidan Flatus

Tanda :Perubahan warna urine dan feces

d. Makanan/cairan

Gejala :anoreksia,mual/muntah dan haus terus menerus.

Tanda :muntah berwarna hitam dan fekal. Membran mukosa pecah -

pecah.Kulit buruk.

e. Nyeri/Kenyamanan

Gejala :Nyeri abdomen terasa seperti gelombang dan bersifat kolik.

Tanda :Distensi abdomen dan nyeri tekan

f. Pernapasan

Gejala : Peningkatan frekuensi pernafasan,

Tanda : Napas pendek dan dangkal

g. Diagnostik Test

Pemeriksaan sinar X: akan menunjukkan kuantitas abnormal dari gas

dan cairan dalam usus.

Pemeriksaan simtologi

Hb dan PCV: meningkat akibat dehidrasi

Leukosit: normal atausedikit meningkat

Ureum dan eletrolit: ureum meningkat, Na+ danCl-rendah

Rontgen toraks: diafragma meninggi akibat distensi abdomen

Page 7: Konsep Medis Ileus Obstruktif Fix Print

Rontgen abdomen dalam posisi telentang: mencari penyebab

(batuempedu, volvulus, hernia)

Sigmoidoskopi: menunjukkan tempat obstruktif.

2. Diagnosa Keperawatan

1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru menurun yang

diakibatkan oleh tekanan intra lumen menurun

2. Nyeri berhubungan dengan distensi abdomen

3. konstipasi berhubungan dengan disfungsi motilitas usus.

4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri akibat penyakit

5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi

nutrisi.

6. Resiko Tinggi Kekurangan volume cairan b/d output berlebihan, mual dan

muntah.

Page 8: Konsep Medis Ileus Obstruktif Fix Print

3. Rencana Intervensi Keperawatan

No

.

Diagnosa

Keperawatan

Tujuan dan Kriteria

Evaluasi

Intervensi Rasional

1 Pola napas tidak

efektif

berhubungan

dengan ekspansi

paru menurun

yang dikaibatkan

oleh tekanan intra

lumen menurun.

Tujuan : setelah dilakukan

perawatan selama 3 x 24 jam

Pola nafas kembali efektif

\Kriteria hasil :

Mendemonstrasikan

batuk efektif dan

suara nafas yang

bersih dan tidak

adanya dispneu

Menunjukkan jalan

nafas yang paten

(klien tidak merasa

tercekik, irama nafas,

frekuensi pernafasan

dalam rentang

normal, tidak ada

1. Observasi

frekuensi/kedalaman

pernafasan, nafas

dangkal,distres

pernafasan dapat

mengakibatkan

hivopentilasi/atelektasis

2. Auskultasi bunyi nafas,

area yang menurun/tak

ada bunyi nafas diduga

atelektasis, sedangkan

bunyi adventisius

1. Kecepatan biasanya

meningkat. Dispneu

dan terjadi

peningkatan kerja

napas. Kedalaman

pernapasan

bervariasi tergantung

derajat gagal napas.

2. Bunyi napas

menurun / tak ada

bila jalan napas

obstruksi sekunder

terhadap

Page 9: Konsep Medis Ileus Obstruktif Fix Print

suara nafas abnormal)

Tanda Tanda vital

dalam rentang normal

(tekanan darah, nadi,

pernafasan)

(mengi, ronki)

menunjukkan kongesti.

3. Pertahankan posisi semi

fowler untuk

memudahkan ekspansi

paru.

pendarahan. Ronkhi

dan mnegi menyertai

obstruksi jalan

napas/ kegagalan

pernapasan.

3. Duduk tinggi

memungkinkan

ekspansi paru dan

memudahkan

pernapasan.

Pengubahan posisi

dan ambulasi

meningkatkan

pengisian udara

segmen paru berbeda

sehingga

memperbaiki difus

Page 10: Konsep Medis Ileus Obstruktif Fix Print

4. Kolaborasi dengan tim

medis, Berikan oksigen

4. Memaksimalakan

Bernapas dan

menurunkan kerja

napas,

No.

Dx

Diagnosa

Keperawatan

Tujuan dan Kriteria

Evaluasi

Intervensi Rasional

2 Nyeri berhubungan

dengan distensi

abdomen

Setelah dilakukan

tindakan

Keperawatan 2 X 24

jam rasa nyeri

1. Kaji keluhan nyeri, karakteristik

dan skala nyeri yang dirasakan

pesien sehubungan dengan

adanya distensi abdomen

1. Mengetahui kekuatan

nyeri yang dirasakan

pasien dan menentukan

tindakan selanjutnya guna

Page 11: Konsep Medis Ileus Obstruktif Fix Print

teratasi atau

terkontrol, dengan

kriteria rasa nyeri

teratasi atau

terkontrol

mengatasi nyeri.

2. Observasi TTV: N, TD, HR, P

tiap shif

2. Nyeri hebat yang

dirasakan pasien akibat

adanya distensi abdomen

dapat menyebabkan

peningkatan hasih TTV.

3. Berikan posisi yang nyaman:

posisi semi fowler

3. Posisi yang nyaman dapat

mengurangi rasa nyeri

yang dirasakan pasien

4. Ajarkan dan anjurkan tehnik

relaksasi tarik nafas dalam saat

merasa nyeri

4. Relaksasi dapat

mengurangi rasa nyeri

5. Anjurkan pasien untuk

menggunakan tehnik pengalihan

saat merasa nyeri hebat.

5. Mengurangi nyeri yang

dirasakan pasien.

6. Kolaborasi dengan medic untuk

terapi analgetik

6. Analgetik dapat

mengurangi rasa nyeri

Page 12: Konsep Medis Ileus Obstruktif Fix Print

No.

Dx

Diagnosa

Keperawatan

Tujuan dan Kriteria

Evaluasi

Intervensi Rasional

Page 13: Konsep Medis Ileus Obstruktif Fix Print

3 konstipasi

berhubungan

dengan disfungsi

motilitas usus.

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan 2 X

24 jam di harapkan pola

eliminasi kembali normal.

Kriteria hasil:

Pola eliminasi BAB

normal: 1x/hari, dengan

konsistensi lembek, BU

normal: 5-35 x/menit,

tidak ada distensi

abdomen.

1. Kaji dan catat

frekuensi, warna dan

konsistensi feces

1. Mengetahui ada atau tidaknya

kelainan yang terjadi pada

eliminasi fekal.

3. Auskultasi bising usus 2. Mengetahui normal atau

tidaknya pergerakan usus.

4. Kaji adanya flatus 3. Adanya flatus menunjukan

perbaikan fungsi usus.

5. Kaji adanya distensi

abdomen

4. Gangguan motilitas usus dapat

menyebabkan akumulasi gas

di dalam lumen usus sehingga

terjadi distensi abdomen.

6. Berikan penjelasan

kepada pasien dan

keluarga penyebab

terjadinya gangguan

dalam BAB

5. Meningkatkan pengetahuan

pasien dan keluarga serta

untuk meningkatkan kerjasana

antara perawat-pasien dan

keluarga.

7. Kolaborasi dalam 6. Membantu dalam pemenuhan

Page 14: Konsep Medis Ileus Obstruktif Fix Print

pemberian terapi

pencahar (Laxatif)

kebutuhan eliminasi

No. Diagnosa

Keperawatan

Tujuan dan

Kriteria Evaluasi

Intervensi Rasional

4 Gangguan pola

tidur

Tujuan :

Setelah dilakukan

1. Berikan kesempatan

pasien untuk

1. Pengungkapan keluhan secara

verbal dapat membantu

Page 15: Konsep Medis Ileus Obstruktif Fix Print

berhubungan

dengan nyeri

akibat penyakit

tindakan

keperawatan selama

2 x 24 jam

gangguan pola tidur

pasien teratasi

dengan kriteria hasil.

Jumlah jam tidur

dalam batas

normal

Pola tidur,kualitas

dalam batas

normal

Perasaan fresh

sesudah

tidur/istirahat

Mampu

mengidentifikasi

hal-hal yang

meningkatkan

tidur

mendiskusikan keluhan

yang mungkin

menghalangi tidur,

Mendengar aktif dapat

membantu penyebab

kesulitan tidur.

2. Berikan kesempatan

untuk beristirahat / tidur

sejenak, anjurkan

latihan saat siang hari,

turunkan aktivitas

mental/fisik pada sore

hari

3. Evaluasi tingkat stress /

orientasi sesuai

perkemabangan hari

menemukan penyebab

kesulitan tidur.

2. Karena aktivitas fisik dan

mental yang lama

mengakibatkan kelelahan yang

dapat meningkatkan

kebingungan, aktivitas yang

terprogram tanpa stimulasi

berlebihan meningkatkan

waktu tidur

3. Peningkatkan kebingungan,

disorientasi dan tingkah laku

yang tidak kooperatif dapat

melanggar pola tidur yang

Page 16: Konsep Medis Ileus Obstruktif Fix Print

demi hari.

4. Berikan bantuan tidur

pada pasien seperti

bantal, mandi sebelum

tidur, dan bahan bacaan.

Susu dan beberapa

kudapan tinggi protein,

seperti keju dan kacang

mengandung L-

trytophan, yang dapat

mempermudah tidur.

Higiene pribadi secara

rutin dapat

mempermudah tidur

bagi sejumlah pasien.

5. Minta pasien untuk

mencapai tidur pulas

4. Meningkatkan relaksasi dengan

perasaan mengantuk,

mepermudah pasien dalam

tidur

5. Tindakan ini membantu

mendeteksi adanya gejala

Page 17: Konsep Medis Ileus Obstruktif Fix Print

setiap pagi menjelaskan

kualitas tidur malam

sebelumnya.

6. Berikan tindakan

nyaman, misalnya

pijatan punggung,

perubahan

posisi,nmusik tenang,

relaksasi/ latihan napas

7. Beri pengobatan yang

diprogramkan untuk

meningkatkan pola

tidur normal pasien.

Pantau dan catat reaksi

yang tidak diharapkan.

perilaku yang berhubungan

dengan tidur.

6. Tindakan non-analgesik

diberikan dengan sentuhan

lembut dapat menghilangkan

ketidaknyamanan dan

memperbesar efek terapi

analgesic.

7. Agen hipnotik memicu tidur,

obat penenang menurunkan

ansietas.

Page 18: Konsep Medis Ileus Obstruktif Fix Print

No.

Dx

Diagnosa

Keperawatan

Tujuan dan Kriteria

Evaluasi

Intervensi Rasional

Page 19: Konsep Medis Ileus Obstruktif Fix Print

6. Perubahan nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

b/d gangguan

absorbsi nutrisi.

Setelah dilakukan

tindakan Keperawatan 2 X

24 jam Berat badan stabil

dan nutrisi teratasi.

Kriteria hasil :

1. Tidak ada tanda-tanda

mal nutrisi.

2. Berat badan stabil.

3. Pasien tidak mengalami

mual muntah.

1. Tinjau faktor-faktor

individual yang

mempengaruhi

kemampuan untuk

mencerna makanan, mis:

status puasa, mual, ileus

paralitik setelah selang

dilepas.

1. Mempengaruhi pilihan

intervensi.

3. Auskultasi bising usus;

palpasi abdomen; catat

pasase flatus.

2. Menentukan kembalinya

peristaltik ( biasanya

dalam 2-4 hari ).

4. Identifikasi kesukaan /

ketidaksukaan diet dari

pasien. Anjurkan pilihan

makanan tinggi protein

dan vitamin C.

3. Meningkatkan kerjasama

pasien dengan aturan

diet. Protein/vitamin C

adalah kontributor

utuma untuk

pemeliharaan jaringan

dan perbaikan.

Malnutrisi adalah fator

dalam menurunkan

Page 20: Konsep Medis Ileus Obstruktif Fix Print

pertahanan terhadap

infeksi.

5. Observasi terhadap

terjadinya diare; makanan

bau busuk dan

berminyak.

4. Sindrom malabsorbsi

dapat terjadi setelah

pembedahan usus halus,

memerlukan evaluasi

lanjut dan perubahan

diet, mis: diet rendah

serat.

6. Kolaborasi dalam

pemberian obat-obatan

sesuai indikasi: Antimetik,

mis: proklorperazin

(Compazine). Antasida

dan inhibitor histamin,

mis: simetidin (tagamet).

5. Mencegah muntah.

Menetralkan atau

menurunkan

pembentukan asam

untuk mencegah erosi

mukosa dan

kemungkinan ulserasi.

Page 21: Konsep Medis Ileus Obstruktif Fix Print

No.

Dx

Diagnosa

Keperawatan

Tujuan dan Kriteria

Evaluasi

Intervensi Rasional

6 Resiko Tinggi

Kekurangan

volume cairan b/d

output berlebihan,

Setelah dilakukan

tindakan Keperawatan 2

X 24 jam Volume cairan

seimbang.

Kriteria hasil :

1. Pantau tanda-tanda vital

dengan sering, perhatikan

peningkatan nadi,

perubahan TD, takipnea,

dan ketakutan. Periksa

1. Tanda-tanda awal

hemoragi usus atau

pembentukan hematoma,

yang dapat menyebabkan

Page 22: Konsep Medis Ileus Obstruktif Fix Print

mual dan muntah. a. Klien mendapat cairan

yang cukup untuk

mengganti cairan yang

hilang.

b. Klien menunjukkan

tanda-tanda hidrasi yang

adekuat.

balutan dan luka dengan

sering selama 24 jam

pertama terhadap tanda-

tanda darah merah terang

atau bengkak insisi

berlebihan.

syok hipovolemik.

3. Palpasi nadi perifer,

evaluasi pengisian kapiler,

turgor kulit dan status

membran mukosa.

2. Memberi informasi

tentang volume sirkulasi

umum dan tingkat hidrasi.

4. Perhatikan adanya edema. 3. Edema dapat terjadi

kerena perpindahan cairan

berkenaan dengan

penurunan kadar albumin

serum/protein.

5. Pantau masukan dan

haluaran, perhatikan

haluaran urine, berat jenis,.

Kalkulasi keeimbangan 24

jam, dan timbang berat

4. Indikator langsung dari

hidrasi/perfusi organ dan

fungsi. Memberikan

pedoman untuk

Page 23: Konsep Medis Ileus Obstruktif Fix Print

badan setiap hari. penggantian cairan.

6. Perhatikan adanya/ukur

distensi abdomen.

5. Perpindahan cairan dari

ruang vaskuler

menurunkan volume

sirkulasi dan merusak

perfusi ginjal.

7. Observasi/catat kuantitas,

jumlah dan karakter

drainase NGT. tes pH

sesuai indikasi. Anjurkan

dan bantu dengan

perubahan posisi sering.

6. Haluaran cairan

berlebihan dapat

menyebabkan

ketidakseimbangan

eletrolit dan alkalosis

metabolik dengan

kehilangan lanjut kalium

oleh ginjal yang berupaya

untuk mengkompensasi.

Hiperasiditas, ditunjukkan

oleh pH kurang dari 5,

Page 24: Konsep Medis Ileus Obstruktif Fix Print

menunjukkan pasien

beresiko ulkus stres.

Pengubahan posisi

mencegah pembentukan

magenstrase di lambung,

yang dapat  menyalurkan

cairan gastrik dan udara

melalui selang NGT

kedalam duodenum.

Page 25: Konsep Medis Ileus Obstruktif Fix Print
Page 26: Konsep Medis Ileus Obstruktif Fix Print
Page 27: Konsep Medis Ileus Obstruktif Fix Print
Page 28: Konsep Medis Ileus Obstruktif Fix Print
Page 29: Konsep Medis Ileus Obstruktif Fix Print

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011. Askep Ileus Obstruktif dapat diakses di

http://hasgurstika.blogspot.com/2011/02/askep-ileus-obstruktif.html. diakses

15 April 2013

Anonim, 2013. Ileus Obstruktif, dapat di akses di

http://anajem. blogspot .com/2013/01/askep-ileus-obstruktif.html , diakses pada

tanggal 15 April 2013

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medical Bedah. edisi 8 volume 2.

Jakarta : EGC.

Doengoes, ME, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta.

Mansjoer Arif, 2000, kapita Selekta kedokteran, Jilid 2, Edisi 3, EGC. Jakarta

Price, A Sylvia, 2012. Patofisiologi Konsep klinis Proses-proses Penyakit

Edisi 6 volume 1. Jakarta : EGC