Konsep Dasar Keperawatan Gerontik
-
Upload
dewi-benzelina-keziant-sikoway -
Category
Documents
-
view
242 -
download
0
Transcript of Konsep Dasar Keperawatan Gerontik
5/14/2018 Konsep Dasar Keperawatan Gerontik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-keperawatan-gerontik-55a824b322fad 1/36
KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK
PENDAHULUAN
Perkembangan IPTEK memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan yang terlihat dari
angka harapan hidup (AHH) yaitu:AHH di Indonesia tahun 1971 : 46,6 tahuntahun 1999 : 67,5 tahun
Populasi lansia akan meningkat juga yaitu:
± 10 juta jiwa/5,5Pada tahun 1990 jumlah penduduk 60 tahun % dari total populasipenduduk.
Pada tahun 2020 diperkirakan meningka 3X menjadi ± 29 juta jiwa/11,4 % dari total
populasi penduduk (Lembaga Demografi FE-UI-1993).
Selanjutnya :
Terdapat hasil yang mengejutkan, yaitu:
62,3% lansia di Indonesia masih berpenghasilan dai pekerjaannya sendiri 59,4% dari lansia masih berperan sebagai kepala keluarga 53 % lansia masih menanggung beban kehidupan keluarga
hanya 27,5 % lansia mendapat penghasilan dari anak/menantu
DEPKES RI membagi Lansia sebagai berikut:
1. kelompok menjelang usia lanjut (45 – 54 th) sebagai masa VIRILITAS
2. kelompok usia lanjut (55 – 64 th) sebagai masa PRESENIUM3. kelompok usia lanjut (65 th > ) sebagai masa SENIUM
Sedangkan WHO membagi lansia menjadi 3 kategori, yaitu:1. Usia lanjut : 60 – 74 tahun
2. Usia Tua : 75 – 89 tahun
3. Usia sangat lanjut : > 90 tahun
PROSES PENUAAN
Penuaan Primer : perubahan pada tingkat sel (dimana sel yang mempunyai inti
DNA/RNA pada proses penuaan DNA tidak mampu membuat protein dan RNA tidak
lagi mampu mengambil oksigen, sehingga membran sel menjadi kisut dan akibat kurang
mampunya membuat protein maka akan terjadi penurunan imunologi dan mudah terjadiinfeksi.
Penuaan Skunder : proses penuaan akibat dari faktor lingkungan, fisik, psikis dan sosial .
Stress fisik, psikis, gaya hidup dan diit dapat mempercepat proses menjadi tua.
Contoh diet ; suka memakan oksidator, yaitu makanan yang hampir expired.Gairah hidup yang dapat mempercepat proses menjadi tua dikaitkan dengan kepribadian
seseorang, misal: pada kepribadian tipe A yang tidak pernah puas dengan apa yang diperolehnya.
5/14/2018 Konsep Dasar Keperawatan Gerontik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-keperawatan-gerontik-55a824b322fad 2/36
Secara umum perubahan proses fisiologis proses menua adalah:
1. terjadi dalam sel seperti:Perubahan Mikro
Berkurangnya cairan dalam sel
Berkurangnya besarnya sel
Berurangnya jumlah sel
2. yang jelas terlihat seperti:Perubahan Makro
Mengecilnya mandibula
Menipisnya discus intervertebralis Erosi permukaan sendi-sendi
Osteoporosis
Atropi otot (otot semakin mengecil, bila besar berarti ditutupi oleh lemak tetapi
kemampuannya menurun) Emphysema Pulmonum
Presbyopi Arterosklerosis Manopause pada wanita
Demintia senilis
Kulit tidak elastis Rambut memutih
KARAKTERISTIK PENYAKIT PADA LANSIA
saling berhubungan satu sama lainPenyakit sering multiple
Penyakit bersifat degeneratif
Gejala sering tidak jelas berkembang secara perlahan Sering bersama-sama problem psikologis dan sosial
Lansia sangat peka terhadap penyakit infeksi akut
Sering terjadi penyakit iatrogenik (penyakit yang disebabkan oleh konsumsi obat yang
tidak sesuai dengan dosis)
Hasil penelitian Profil Penyakit Lansia di 4 kota (Padang, Bandung, Denpasar, Makasar), sebagaiberikut:
Fungsi tubuh dirasakan menurun:
Penglihatan (76,24 %), Daya ingat (69,39 %), Sexual (58,04 %), Kelenturan (53,23 %), Gilut(51,12 %).
Masalah kesehatan yang sering muncul
Sakit tulang (69,39 %), Sakit kepala (51,15 %), Daya ingat menurun (38,51 %), Selera makan
menurun (30,08 %), Mual/perut perih (26,66 %), Sulit tidur (24,88 %) dan sesak nafas (21,28
%).
5/14/2018 Konsep Dasar Keperawatan Gerontik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-keperawatan-gerontik-55a824b322fad 3/36
PENGERTIAN
Ilmu + Keperawatan + Gerontik Ilmu Keperawatan Gerontik
Ilmu : pengetahuan dan sesuatu yang dapat dipelajari
Keperawatan : konsisten terhadap hasil lokakarya nasional keperawatan 1983 Gerontik : gerontologi + geriatrik Gerontologi adalah cabang ilmu yang membahas/menangani tentang proses
penuaan/masalah yang timbul pada orang yang berusia lanjut.
Geriatrik berkaitan dengan penyakit atau kecacatan yang terjadi pada orang yang berusia
lanjut. Keperawatan Gerontik : suatu bentuk pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu
dan kiat/teknik keperawatan yang berbentuk bio-psiko-sosio-spritual dan kultural yang
holistik, ditujukan pada klien lanjut usia, baik sehat maupun sakit pada tingkat individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
LINGKUP PERAN DAN TANGGUNGJAWAB Fenomena yang menjadi bdang garap keperawatan gerontik adalah tidak terpenuhinya kebutuhandasar manusia (KDM) lanjut usia sebagai akibat proses penuaan.
Lingkup askep gerontik meliputi:
1. Pencegahan terhadap ketidakmampuan akibat proses penuaan
2. Perawatan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akibat proses penuaan
3. Pemulihan ditujukan untuk upaya mengatasi kebutuhan akibat proses penuaan
Dalam prakteknya keperawatan gerontik meliputi peran dan fungsinya sebagai berikut:
1. Sebagai Care Giver /pemberi asuhan langsung
2. Sebagai Pendidik klien lansia3. Sebagai Motivator
4. Sebagai Advokasi5. Sebagai Konselor
Tanggung jawab Perawat Gerontik 1. Membantu klien lansia memperoleh kesehatan secara optimal
2. Membantu klien lansia untuk memelihara kesehatannya
3. Membantu klien lansia menerima kondisinya4. Membantu klien lansia menghadapi ajal dengan diperlakukan secara manusiawi sampai
dengan meninggal.
Sifat Pelayanan Gerontik
1. Independent (layanan tidak tergantung pada profesi lain/mandiri)
2. Interdependent
3. Humanistik (secara manusiawi)4. Holistik (secara keseluruhan)
5/14/2018 Konsep Dasar Keperawatan Gerontik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-keperawatan-gerontik-55a824b322fad 4/36
Model Pemberian Keperawatan Profesional
1. Model Asuhan
2. berkaitan pada pengaturan/manajemenModel Manajerial
Model asuhan yang sesuai masih dalam penelitian…………………………………
Diterima sementara ini “Ad an Adaptation Model of Nursing” (Sister Calista Roy)
Model Manajerial yaitu: yang sesuai juga masih dalam penelitian tentang yang lebih mengarahpada tindakan yang profesional.
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK DEKUBITUS
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Pengertian
a) Dekubitus merupakan nekrosis jaringan local yang cenderung terjadi ketika jaringan lunak
tertekan di antara tonjolan tulang dengan permukaan eksternal dalam jangka waktu lama
(National Pressure Ulcer Advisory Panel [NPUAP], 1989a, 1989b).
b) Sebuah definisi baru telah diajukan di Konferensi Nasional NPUAP ke-4 (1995a). Margolis
(1995) menyebutkan “definisi terbaik dekubitus adalah kerusakan struktur anatomis dan fungsi
kulit normal akibat dari tekanan eksternal yang berhubungan dengan penonjolan tulang dan tidak
sembuh dengan urutan dan waktu biasa. Selanjutnya, gangguan ini terjadi pada individu yang
berada di atas kursi atau di atas tempat tidur , sering kali pada inkontinensia dan malnutrisi
ataupun individu yang mengalami kesulitan makan sendiri, serta mengalami gangguan tingkat
kesadaran.”
c) Dekubitus sering disebut ulkus dermal / ulkus dekubitus atau luka tekan terjadi akibat tekanan
yang sama pada suatu bagian tubuh yang mengganggu sirkulasi (Harnawatiaj, 2008).
d) Dekubitus adalah Kerusakan lokal dari kulit dan jaringan dibawah kulit yang disebabkan
penekanan yang terlalu lama pada area tersebut (Ratna Kalijana, 2008)
2. Epidemiologi
Prevalensi adalah jumlah kasus yang ada dalam sebuah populasi pada saat waktu tertentu
(AHCPR, 1994). Angka prevalensi bervariasi pada berbagai keadaan klien . Angka prevalensi
yang dilaporkan dari rumah sakit berada di rentang antara 3% - 11% (Allman, 1989), 11%
(Meehan, 1994), 14% (Langemo dkk, 1989) dan 20% Leshem dan Skelskey, 1994). (Angka
prevalensi pada tempat perawatan pemulihan dan perawatan jangka panjang berada pada rentang
5/14/2018 Konsep Dasar Keperawatan Gerontik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-keperawatan-gerontik-55a824b322fad 5/36
dari 3,5% Leshem dan Skelskey, 1994), 5% (Survey McKnight, 1992), sampai 23% (Langemo
dkk, 1989; Young 1989). Prevalensi dekubitus pada individu yang dirawat di rumah tanpa
supervisi atau dengan bantuan tenaga professional tidak begitu jelas (AHCPR, 1994).
3. Etiologi
Braden dan Bergstrom (2000) mengembangkan sebuah skema untuk menggambarkan faktor -
faktor resiko untuk terjadinya luka tekan. Ada dua hal utama yang berhubungan dengan resiko
terjadinya luka tekan, yaitu faktor tekanan dan toleransi jaringan. Faktor yang mempengaruhi
durasi dan intensitas tekanan diatas tulang yang menonjol adalah imobilitas, inakitifitas, dan
penurunan sensori persepsi. Sedangkan faktor yang mempengaruhi toleransi jaringan dibedakan
menjadi dua yaitu faktor ekstrinsik dan faktor intrinsik.
a) Faktor intrinsik: penuaan (regenerasi sel lemah), Sejumlah penyakit yang menimbulkan seperti
DM, Status gizi, underweight atau kebalikannya overweight, Anemia, Hipoalbuminemia,
Penyakit-penyakit neurologik dan penyakit-penyakit yang merusak pembuluh darah, Keadaan
hidrasi/cairan tubuh. b) Faktor Ekstrinsik: Kebersihan tempat tidur, alat-alat tenun yang kusut
dan kotor, atau peralatan medik yang menyebabkan penderita terfiksasi pada suatu sikap tertentu,
Duduk yang buruk, Posisi yang tidak tepat, Perubahan posisi yang kurang. Di bawah ini adalah
penjelasan dari masing masing faktor diatas :
1) Mobilitas dan aktivitas
Mobilitas adalah kemampuan untuk mengubah dan mengontrol posisi tubuh, sedangkan aktivitasadalah kemampuan untuk berpindah. Pasien yang berbaring terus menerus ditempat tidur tanpa
mampu untuk merubah posisi beresiko tinggi untuk terkena luka tekan. Imobilitas adalah faktor
yang paling signifikan dalam kejadian luka tekan. Penelitian yang dilakukan Suriadi (2003) di
salah satu rumah sakit di Pontianak juga menunjukan bahwa mobilitas merupakan faktor yang
signifikan untuk perkembangan luka tekan.
2) Penurunan sensori persepsi
Pasien dengan penurunan sensori persepsi akan mengalami penurunan untuk merasakan sensari
nyeri akibat tekanan diatas tulang yang menonjol. Bila ini terjadi dalam durasi yang lama, pasien
akan mudah terkena luka tekan.
3) Kelembaban
5/14/2018 Konsep Dasar Keperawatan Gerontik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-keperawatan-gerontik-55a824b322fad 6/36
Kelembapan yang disebabkan karena inkontinensia dapat mengakibatkan terjadinya maserasi
pada jaringan kulit. Jaringan yang mengalami maserasi akan mudah mengalami erosi. Selain itu
kelembapan juga mengakibatkan kulit mudah terkena pergesekan (friction) dan perobekan
jaringan (shear). Inkontinensia alvi lebih signifikan dalam perkembangan luka tekan daripada
inkontinensia urin karena adanya bakteri dan enzim pada feses dapat merusak permukaan kulit.
4) Tenaga yang merobek ( shear )
Merupakan kekuatan mekanis yang meregangkan dan merobek jaringan, pembuluh darah serta
struktur jaringan yang lebih dalam yang berdekatan dengan tulang yang menonjol. Contoh yang
paling sering dari tenaga yang merobek ini adalah ketika pasien diposisikan dalam posisi semi
fowler yang melebihi 30 derajad[18]. Pada posisi ini pasien bisa merosot kebawah, sehingga
mengakibatkan tulangnya bergerak kebawah namun kulitnya masih tertinggal. Ini dapat
mengakibatkan oklusi dari pembuluh darah, serta kerusakan pada jaringan bagian dalam seperti
otot, namun hanya menimbulkan sedikit kerusakan pada permukaan kulit.
5) Pergesekan ( friction)
Pergesekan terjadi ketika dua permukaan bergerak dengan arah yang berlawanan. Pergesekan
dapat mengakibatkan abrasi dan merusak permukaan epidermis kulit. Pergesekan bisa terjadi
pada saat penggantian sprei pasien yang tidak berhati-hati
6) NutrisiHipoalbuminemia, kehilangan berat badan, dan malnutrisi umumnya diidentifikasi sebagai faktor
predisposisi untuk terjadinya luka tekan[8]. Menurut penelitian Guenter (2000) stadium tiga dan
empat dari luka tekan pada orangtua berhubungan dengan penurunan berat badan, rendahnya
kadar albumin, dan intake makanan yang tidak mencukupi.
7) Usia
Pasien yang sudah tua memiliki resiko yang tinggi untuk terkena luka tekan karena kulit dan
jaringan akan berubah seiring dengan penuaan. Penuaan mengakibatkan kehilangan otot,
penurunan kadar serum albumin, penurunan respon inflamatori, penurunan elastisitas kulit, serta
penurunan kohesi antara epidermis dan dermis. Perubahan ini berkombinasi dengan faktor
5/14/2018 Konsep Dasar Keperawatan Gerontik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-keperawatan-gerontik-55a824b322fad 7/36
penuaan lain akan membuat kulit menjadi berkurang toleransinya terhadap tekanan, pergesekan,
dan tenaga yang merobek.
8) Tekanan arteriolar yang rendah
Tekanan arteriolar yang rendah akan mengurangi toleransi kulit terhadap tekanan sehingga
dengan aplikasi tekanan yang rendah sudah mampu mengakibatkan jaringan menjadi iskemia.
Studi yang dilakukan oleh Nancy Bergstrom ( 1992) menemukan bahwa tekanan sistolik dan
tekanan diastolik yang rendah berkontribusi pada perkembangan luka tekan.
9) Stress emosional
Depresi dan stress emosional kronik misalnya pada pasien psikiatrik juga merupakan faktor
resiko untuk perkembangan dari luka tekan.
10) Merokok
Nikotin yang terdapat pada rokok dapat menurunkan aliran darah dan memiliki efek toksik
terhadap endotelium pembuluh darah. Menurut hasil penelitian Suriadi (2002) ada hubungaan
yang signifikan antara merokok dengan perkembangan terhadap luka tekan.
11) Temperatur kulit
Menurut hasil penelitian Sugama (1992) peningkatan temperatur merupakan faktor yang
signifikan dengan resiko terjadinya luka tekan.Menurut hasil penelitian, faktor penting lainnya
yang juga berpengaruh terhadap risiko terjadinya luka tekan adalah tekanan antar muka (
interface pressure). Tekanan antar muka adalah kekuatan per unit area antara tubuh denganpermukaan matras. Apabila tekanan antar muka lebih besar daripada tekanan kapiler rata rata,
maka pembuluh darah kapiler akan mudah kolap, daerah tersebut menjadi lebih mudah untuk
terjadinya iskemia dan nekrotik. Tekanan kapiler rata rata adalah sekitar 32 mmHg. Menurut
penelitian Sugama (2000) dan Suriadi (2003) tekanan antarmuka yang tinggi merupakan faktor
yang signifikan untuk perkembangan luka tekan. Tekanan antar muka diukur dengan
menempatkan alat pengukur tekanan antar muka ( pressure pad evaluator) diantara area yang
tertekan dengan matras.
5/14/2018 Konsep Dasar Keperawatan Gerontik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-keperawatan-gerontik-55a824b322fad 8/36
4. Patofisiologi
Tiga elemen yang mendasar terjadi dekubitus yaitu :
a) Intensitas tekanan dan tekanan yang menutup kapiler (Landis,1930)
b) Durasi dan besarnya tekanan (Koziak,1959)
c) Toleransi jaringan(Husain, 1953);Trumble, 1930)
Dekubitus terjadi sebagai hubungan antara waktu dengan tekanan(Stotts, 1988). Semakin besar
tekanan, maka semakin besar pula insiden terbentuknya luka. Kulit dan jaringan subkutan dapat
mentoleransi beberapa tekanan. Tapi pada tekanan eksternal terbesar daripada tekanan dasar
kapiler akan menurunkan atau menghilangkan aliran darah ke dalam jaringan sekitarnya.
Jaringan ini menjadi hipoksia sehingga terjadi cedera iskemia. Jika tekanan ini lebih besar dari
32mmHg dan tidak dihilangkan dari tempat yang mengalami hipoksia, maka pembuluh darah
kolaps dan thrombosis (Maklebust,1987). Jika tekanan dihilangkan sebelum titik kritis maka
sirkulasi pada jaringan tersebut akan pulih kembali melalui mekanisme fisiologis hyperemia
reaktif.”karena kulit mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk mentoleransi iskemia dari
otot, maka dekubitus dimulai di tulang dengan iskemia otot yang berhubungan dengan tekanan
yang akhirnya melebar ke epidermis”(Maklebust, 1995)
Pembentukan dekubitus juga berhubungan dengan adanya gaya gesek yang terjadi saat menaikan
posisi klien di atas tempat tidur . Efek tekanan juga dapat ditingkatkan oleh distribusiberat badan
5/14/2018 Konsep Dasar Keperawatan Gerontik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-keperawatan-gerontik-55a824b322fad 9/36
yang tidak merata. Jika tekanan tekanan tidak terdistribusi secara merata pada tubuh maka
gradien tekanan jaringan yang mendapatkan tekanan akan meningkat. Metabolisme sel kulit di
titik tekanan mengalami gangguan. Respon kompensasi jaringan terhadap iskemi yaitu
hyperemia reaktif memungkinkan jaringan iskemia dibanjiri dengan darah ketika tekanan
dihilangkan. Peningkatan aliran darah meningkatkan pengiriman oksigen dan nutrient ke dalam
jaringan. Gangguan metabolic yang disebabkan oleh tekanan dapat kembali normal. Hyperemia
reaktif akan efektif hanya apabila tekanan dihilangkan sebelum terjadi kerusakan. Beberapa
penelitian merasa bahwa interval sebelum terjadi kerusakan berkisar antara 1 sampai 2 jam.
Tetapi, hal ini interval waktu subjectif, dan tidak berdasarkan data pengkajian klien.
5. Manifestasi Klinik
Terjadi pada pasien-pasien paraplegia, quadriplegia, spina bifida, multipel
sklerosis dan imobilisasi lama di rumah sakit. Selain itu, factor lain perlu diketahui dari riwayat
penderita meliputi onset, durasi, riwayat pengobatan sebelumnya, perawatan luka, riwayat
operasi sebelumnya, status gizi dan perubahan berat badan, riwayat alergi, konsumsi alkohol,
merokok serta keadaan sosial ekonomi penderita. Anamnesa sistem termasuk di dalamnya antara
lain demam, keringat malam, spasme (kaku), kelumpuhan, bau, nyeri (Arwaniku, 2007).
Menurut NPUAP ( National Pressure Ulcer Advisory Panel ), luka tekan dibagi menjadi empat
stadium (gambar 2 ), yaitu :
a) Stadium SatuAdanya perubahan dari kulit yang dapat diobservasi. Apabila dibandingkan dengan kulit yang
normal, maka akan tampak salah satu tanda sebagai berikut : perubahan temperatur kulit ( lebih
dingin atau lebih hangat ), perubahan konsistensi jaringan ( lebih keras atau lunak ), perubahan
sensasi (gatal atau nyeri). Pada orang yang berkulit putih, luka mungkin kelihatan sebagai
kemerahan yang menetap. Sedangkan pada yang berkulit gelap, luka akan kelihatan sebagai
warna merah yang menetap, biru atau ungu.
b) Stadium Dua
Hilangnya sebagian lapisan kulit yaitu epidermis atau dermis, atau keduanya. Cirinya adalah
lukanya superficial, abrasi, melempuh, atau membentuk lubang yang dangkal.
c) Stadium Tiga
Hilangnya lapisan kulit secara lengkap, meliputi kerusakan atau nekrosis dari jaringn subkutan
atau lebih dalam, tapi tidak sampai pada fascia. Luka terlihat seperti lubang yang dalam
5/14/2018 Konsep Dasar Keperawatan Gerontik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-keperawatan-gerontik-55a824b322fad 10/36
d) Stadium Empat
Hilangnya lapisan kulit secara lengkap dengan kerusakan yang luas, nekrosis jaringan, kerusakan
pada otot, tulang atau tendon. Adanya lubang yang dalam serta saluran sinus juga termasuk
dalam stadium IV dari luka tekan. Menurut stadium luka tekan diatas, luka tekan berkembang
dari permukaan luar kulit ke lapisan dalam ( top-down).Namun menurut hasil penelitian saat ini,
luka tekan juga dapat berkembang dari jaringan bagian dalam seperti fascia dan otot walapun
tanpa adanya adanya kerusakan pada permukaan kulit. Ini dikenal dengan istilah injuri jaringan
bagian dalam (Deep Tissue Injury). Hal ini disebabkan karena jaringan otot dan jaringan
subkutan lebih sensitif terhadap iskemia daripada permukaan kulit. Kejadian DTI sering
disebabkan karena immobilisasi dalam jangka waktu yang lama, misalnya karena periode operasi
yang panjang. Penyebab lainnya adalah seringnya pasien mengalami tenaga yang merobek
(shear). Jenis luka tekan ini lebih berbahaya karena berkembang dengan cepat daripada luka
tekan yang dimulai dari permukaan kulit. Kebanyakan DTI juga lebih sulit disembuhkan
walaupun sudah diberikan perawatan yang adekuat. NPUAP dan WOCN (2005) menyimpulkan
bahwa DTI masuk ke dalam kategori luka tekan, namun stadium dari DTI masih diperdebatkan
karena stadium yang selama ini ada merepresentasikan luka tekan yang dimulai dari permukaan
menuju kedalam jaringan (top-down), sedangkan DTI dimulai dari dalam jaringan menuju ke
kulit superficial ( bottom-up).Selama ini perawat sulit untuk mengidentifikasi adanya DTI karena
kerusakan pada bagian dalam jaringan sulit untuk dilihat dari luar. Yang selama ini seringdigunakan sebagai tanda terjadinya DTI pada pasien yaitu adanya tanda trauma yang dalam atau
tanda memar pada jaringan. Pada orang yang berkulit putih, DTI sering nampak sebagai warna
keunguan atau kebiruan pada kulit. Saat ini terdapat metode yang reliabel untuk mengenali
adanya DTI, yaitu dengan menggunakan ultrasonografi. Bila hasil ultrasonografi menunjukan
adanya daerah hypoechoic, maka ini berarti terdapat kerusakan yang parah pada jaringan bagian
dalam, meskipun tidak ada kerusakan dipermukaan kulit atau hanya minimal.
6. Pemeriksaan Diagnostik
a) Kultur : pertumbuhan mikroorganisme tiruan atau sel – sel jaringan.
b)Albumin serum : protein utama dalam plasma dan cairan serosa lain.
7. Penatalaksanaan Medis
a) Perawatan luka decubitus
b) Terapi fisik, dengan menggunakan pusaran air untuk menghilangkan jaringan yang mati
5/14/2018 Konsep Dasar Keperawatan Gerontik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-keperawatan-gerontik-55a824b322fad 11/36
c) Terapi obat :
1) Obat antibacterial topical untuk mengontrol pertumbuhan bakteri
2) Antibiotik prupilaksis agar luka tidak terinfeksi
d) Terapi diet
Agar terjadi proses penyembuhan luka yang cepat, maka nutrisi harus adekuat yang terdiri dari
kalori, protein, vitamin, mineral dan air. Penatalaksanaan klien dekubitus memerlukan
pendekatan holistic yang menggunakan keahlian pelaksana yang berasala dari beberapa disiplin
ilmu kesehatan (AHCPR, 1994; Olshansky, 1994) Gambaran keseluruhan dekubitus akan
menjadi dasar pembuatan pohon pengangambilan keputusan yang digunakan untuk menentukan
rencana tindakan (AHCPR, 1994, Maklebust dan Siegreen, 1991).
A. Pencegahan
Pencegahan ulkus dekubitus adalah hal yang utama karena pengobatan ulkus dekubitus
membutuhkan waktu dan biaya yang besar. Tindakan pencegahan dapat dibagi atas
1) Umum :
a) Pendidikan kesehatan tentang ulkus dekubitus bagi staf medis, penderita dan keluarganya.
b) Pemeliharaan keadaan umum dan higiene penderita.
2) Khusus :
a) Mengurangi/menghindari tekanan luaryang berlebihan pada daerah tubuh tertentu dengan cara
: perubahan posisi tiap 2 jam di tempat tidur sepanjang 24 jam. melakukan push up secara teraturpada waktu duduk di kursi roda. pemakaian berbagai jenis tempat tidur, matras, bantal anti
dekubitus seperti circolectric bed, tilt bed, air-matras; gel flotation pads, sheepskin dan lain-lain.
b) Pemeriksaan dan perawatan kulit dilakukan dua kali sehari (pagi dan sore), tetapi dapat lebih
sering pada daerah yang potensial terjadi ulkus dekubitus. Pemeriksaan kulit dapat dilakukan
sendiri, dengan bantuan penderita lain ataupun keluarganya. Perawatan kulit termasuk
pembersihan dengan sabun lunak dan menjaga kulit tetap bersih dari keringat, urin dan feces.
Bila perlu dapat diberikan bedak, losio yang mengandung alkohol dan emolien.
B. Pengobatan
Pengobatan ulkus dekubitus dengan pemberian bahan topikal, sistemik ataupun dengan tindakan
bedah dilakukan sedini mungkin agar reaksi penyembuhan terjadi lebih cepat. Pada pengobatan
ulkus dekubitus ada beberapa hal yang perlu diperhatkan antara lain
1) Mengurangi tekanan lebih lanjut pada daerah ulkus. Secara umum sama dengan tindakan
5/14/2018 Konsep Dasar Keperawatan Gerontik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-keperawatan-gerontik-55a824b322fad 12/36
pencegahan yang sudah dibicarakan di tas. Pengurangan tekanan sangat penting karena ulkus
tidak akan sembuh selama masih ada tekanan yang berlebihan dan terus menerus.
2) Mempertahankan keadaan bersih pada ulkus dan sekitarnya. Keadaan tersebut akan
menyebabkan proses penyembuhan luka lebih cepat dan baik. Untuk hal tersebut dapat dilakukan
kompres, pencucian, pembilasan, pengeringan dan pemberian bahan-bahan topikal seperti larutan
NaC10,9%, larutan H202 3% dan NaC10,9%, larutan plasma dan larutan Burowi serta larutan
antiseptik lainnya.
3) Mengangkat jaringan nekrotik. Adanya jaringan nekrotik pada ulkus akan menghambat aliran
bebas dari bahan yang terinfeksi dan karenanya juga menghambat pembentukan jaringan
granulasi dan epitelisasi. Oleh karena itu pengangkatan jaringan nekrotik akan memper-cepat
proses penyembuhan ulkus. Terdapat 3 metode yang dapat dilakukan antara lain :
a) Sharp dbridement (dengan pisau, gunting dan lain-lain).
b) Enzymatic debridement (dengan enzim proteolitik, kolageno-litik, dan fibrinolitik).
c) Mechanical debridement (dengan tehnik pencucian, pembilasan, kompres dan hidroterapi)
4) Menurunkan dan mengatasi infeksi.
Perlu pemeriksaan kultur dan tes resistensi. Antibiotika sistemik dapat diberikan bila penderita
mengalami sepsis, selulitis. Ulkus yang terinfeksi hams dibersihkan beberapa kali sehari dengan
larutan antiseptik seperti larutan H202 3%, povidon iodin 1%, seng sulfat 0,5%. Radiasi
ultraviolet (terutama UVB) mempunyai efek bakterisidal.5) Merangsang dan membantu pembentukan jaringan granulasi dan epitelisasi. Hal ini dapat
dicapai dengan pemberian antara lain :
a) Bahan-bahan topikal misalnya : salep asam salisilat 2%, preparat seng (Zn 0, Zn SO
b) Oksigen hiperbarik; selain mempunyai efek bakteriostatik terhadap sejumlah bakteri, juga
mempunyai efek proliferati epitel, menambah jaringan granulasi dan memperbaiki keadaan
vaskular.
c) Radiasi infra merah, short wave diathermy, dan pengurutan dapat membantu penyembuhan
ulkus karena adanya efek peningkatan vaskularisasi.
d) Terapi ultrasonik; sampai saat ini masih terus diselidiki manfaatnya terhadap terapi ulkus
dekubitus
5/14/2018 Konsep Dasar Keperawatan Gerontik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-keperawatan-gerontik-55a824b322fad 13/36
6) Tindakan bedah selain untuk pembersihan ulkus juga diperlukan untuk mempercepat
penyembuhan dan penutupan ulkus, terutama ulkus dekubitus stadium III & IV dan karenanya
sering dilakukan tandur kulit ataupun myocutaneous flap.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian
a) Biodata
Umur/usia perlu ditanyakan karena adanya hubungan dengan proses penyembuhan luka atau
regenerasi sel.Sedangkan ras dan suku bangsa perlu dikaji karena kulit yang tampak normal pada
ras dan kebangsaan tertentu kadang tampak abnormal pada klien dengan ras dan kebangsaan lain(Smeltzer & Brenda, 2001). Pekerjaan dan hobi klien juga ditanyakan untuk mengetahui apakah
klien banyak duduk atau sedikit beraktivitas sehingga terjadi penekanan pembuluh darah yang
menyebabkan suplai oksigen berkurang, sel- sel tidak mendapat cukup zat makanan dan sampah
hasil sisa metabolisme tertumpuk. Akhirnya sel-sel matai, kulit pecah dan terjadilah lubang yang
dangkal dan luka dekubitus pada permukaan( Carpenito , L.J , 1998 ).
2. Keluhan Utama
Merupakan keluhan yang paling dirasakan oleh klien sehingga ia mencari pertolongan. Keluhan
yang diungkapkan klien pada umumnya yaitu adanya rasa nyeri. Lokasi luka biasanya terdapat
pada daerah- daerah yang menonjol, misalnya pada daerah belakang kepala, daerah bokong,
tumit, bahu, dan daerah pangkal paha yang mengalami ischemia sehingga terjadi ulkus decubitus
(Bouwhuizen , 1986 ).
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Hal- hal yang perlu dikaji adalah mulai kapan keluhan dirasakan, lokasi keluhan, intensitas,
lamanya atau frekuensi, faktor yang memperberat atau memperingan serangan, serta keluhan-
keluhan lain yang menyertai dan upaya- upaya yang telah dilakukan perawat disini harus
menghubungkan masalah kulit dengan gejalanya seperti: gatal, panas, mati rasa, immobilisasi,
nyeri, demam, edema, dan neuropati ( Carpenito , L.J , 1998 )
5/14/2018 Konsep Dasar Keperawatan Gerontik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-keperawatan-gerontik-55a824b322fad 14/36
4. Riwayat Personal dan Keluarga
a. Riwayat penyakit keluarga perlu ditanyakan karena penyembuhan luka dapat dipengaruhi oleh
penyakit – penyakit yang diturunkan seperti : DM, alergi, Hipertensi ( CVA ).
b. Riwayat penyakit kulit dan prosedur medis yang pernah dialami klien. Hal ini untuk
memberikan informasi apakah perubahan pada kulit merupakan manifestasi dari penyakit
sistemik seperti : infeksi kronis, kanker, DM
5. Riwayat Pengobatan
Apakah klien pernah menggunakan obat- obatan. Yang perlu dikaji perawat yaitu:
a. Kapan pengobatan dimulai.
b. Dosis dan frekuensi.
c. Waktu berakhirnya minum obat
6. Riwayat Diet
Yang dikaji yaitu berat badan, tinggi badan, pertumbuhan badan dan makanan yang dikonsumsi
sehari- hari. Nutrisi yang kurang adekuat menyebabkan kulit mudah terkena lesi dan proses
penyembuhan luka yang lama.
7. Status Sosial Ekonomi
Untuk mengidentifikasi faktor lingkungan dan tingkat perekonomian yang dapat mempengaruhi
pola hidup sehari- hari, karena hal ini memungkinkan dapat menyebabkan penyakit kulit.
8. Riwayat Kesehatan, seperti:a. Bed-rest yang lama
b. Immobilisasi
c. Inkontinensia
d. Nutrisi atau hidrasi yang inadekuat
9. Pengkajian Psikososial
Kemungkinan hasil pemeriksaan psikososial yang tampak pada klien yaitu:
a. Perasaan depresi
b. Frustasi
c. Ansietas/kecemasan
d. Keputusasaan
e. Gangguan Konsep Diri
f. Nyeri
5/14/2018 Konsep Dasar Keperawatan Gerontik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-keperawatan-gerontik-55a824b322fad 15/36
10. Aktivitas Sehari- Hari
Pasien yang immobilisasi dalam waktu yang lama maka bukan terjadi ulkus pada daerah yang
menonjol karena berat badan bertumpu pada daerah kecilyang tidak banyak jaringan dibawah
kulit untuk menahan kerusakan kulit. Sehingga diperlukan peningkatan latihan rentang gerak dan
mengangkat berat badan. Tetapi jika terjadi paraplegi maka akan terjadi kekuatan otot tidak ada
(pada ekstremitas bawah), penurunan peristaltik usus (terjadi konstipasi), nafsu makan menurun
dan defisit sensori pada daerah yang paraplegi.
11. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Umumnya penderita datang dengan keadaan sakit dan gelisah atau cemas akibat adanya
kerusakan integritas kulit yang dialami.
b. Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah normal, nadi cepat, suhu meningkat dan respirasi rate meningkat.
c. Pemeriksaan Kepala Dan Leher
1) Kepala Dan Rambut
Pemeriksaanmeliputi bentuk kepala, penyebaran dan perubahan warna rambut serta pemeriksaan
tentang luka. Jika ada luka pada daerah tersebut, menyebabkan timbulnya rasa nyeri dan
kerusakan kulit.
2) MataMeliputi kesimetrisan, konjungtiva, reflek pupil terhadap cahaya dan gangguan penglihatan.
3) Hidung
Meliputi pemeriksaan mukosa hidung, kebersihan, tidak timbul pernafasan cuping hidung, tidak
ada sekret.
4) Mulut
Catat keadaan adanya sianosis atau bibir kering.
5) Telinga
Catat bentuk gangguan pendengaran karena benda asing, perdarahan dan serumen. Pada
penderita yang bet rest dengan posisi miring maka, kemungkinan akan terjadi ulkus didaerah
daun telinga.
6) Leher
5/14/2018 Konsep Dasar Keperawatan Gerontik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-keperawatan-gerontik-55a824b322fad 16/36
Mengetahui posisi trakea, denyut nadi karotis, ada tidaknya pembesaran vena jugularis dan
kelenjar linfe.
d. Pemeriksaan Dada Dan Thorax
Inspeksi bentuk thorax dan ekspansi paru, auskultasi irama pernafasan, vokal premitus, adanya
suara tambahan, bunyi jantung, dan bunyi jantung tambahan, perkusi thorax untuk mencari
ketidak normalan pada daerah thorax.
e. Abdomen
Bentuk perut datar atau flat, bising usus mengalami penurunan karena inmobilisasi, ada masa
karena konstipasi, dan perkusi abdomen hypersonor jika dispensi abdomen atau tegang.
f. Urogenital
Inspeksi adanya kelainan pada perinium. Biasanya klien dengan ulkus dan paraplegi terpasang
kateter untuk buang air kecil.
g. Muskuloskeletal
Adanya fraktur pada tulang akan menyebabkan klien bet rest dalam waktu lama, sehingga
terjadi penurunan kekuatan otot.
h. Pemeriksaan Neurologi
Tingkat kesadaran dikaji dengan sistem GCS. Nilainya bisa menurun bila terjadi nyeri hebat(syok neurogenik) dan panas atau demam tinggi, mual muntah, dan kaku kuduk.
12. Pengkajian Fisik Kulit
a. Insfeksi Kulit
Pengkajian kulit melibatkan seluruh area kulit termasuk membrane mukosa, kulit kepala, rambut
dan kuku. Tampilan kulit yang perlu dikaji yaitu warna, suhu, kelembaban,kekeringan, tekstur
kulit (kasar atau halus), lesi, vaskularitas.
Yang harus diperhatikan oleh perawat yaitu :
1) Warna, dipengaruhi oleh aliran darah, oksigenasi, suhu badan dan produksi pigmen.
Lesi yang dibagi dua yaitu :
a) Lesi primer, yang terjadi karena adanya perubahan pada salah satu komponen kulit
b) Lesi sekunder adalah lesi yang muncul setelah adanya lesi primer. Gambaran lesi yang harus
diperhatikan oleh perawat yaitu warna, bentuk, lokasi dan kofigurasinya.
5/14/2018 Konsep Dasar Keperawatan Gerontik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-keperawatan-gerontik-55a824b322fad 17/36
2) Edema
Selama inspeksi kulit, perawat mencatat lokasi, distribusi dan warna dari daerah edema.
3) Kelembaban
Normalnya, kelembaban meningkat karena peningkatan aktivitas atau suhu lingkungan yang
tinggi kulit kering dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti lingkungan kering atau lembab
yang tidak cocok, intake cairan yang inadekuat, proses menua.
4) Integritas
Yang harus diperhatikan yaitu lokasi, bentuk, warna, distribusi, apakah ada drainase atau infeksi.
5) Kebersihan kulit
6) Vaskularisasi
Perdarahan dari pembuluh darah menghasilkan petechie dan echimosis.
7) Palpasi kulit
Yang perlu diperhatikan yaitu lesi pada kulit, kelembaban, suhu, tekstur atau elastisitas, turgor
kulit.
13. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Darah lengkap
Peningkatan tertentu awal menunjukkan hemo konsentrasi, sehubungan dengan perpindahan atau
kehilangan cairan dan untuk mengetahui adanya defisiensi nutrisi pada klien. Jika terjadileukositosis karena adanya kehilangan sel pada sisi luka dan respon inflamasi terhadap edema.
Glukosa serum yang terjadi peningkatan karena respon stres.
2) Biopsi luka
Untuk mengetahui jumlah bakteri.
3) Kultur swab
Untuk mengidentifikasi tipe bakteri pada permukaan ulkus.
4) Pembuatan foto klinis
Dibuat untuk memperlihatkan sifat serta luasnya kelainan kulit atau ulkus dan dipergunakan
untuk perbaikan setelah dilakukan terapi.
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Lynda Juall C (1990) dalam buku Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan
yang sering muncul pada pasien dengan ulkus decubitus adalah sebagai berikut :
5/14/2018 Konsep Dasar Keperawatan Gerontik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-keperawatan-gerontik-55a824b322fad 18/36
1. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan kerusakan mekanis dari jaringan
sekunder akibat tekanan, pencukuran dan gesekan.
2. Nyeri yang berhubungan dengan trauma kulit, infeksi kulit dan perawatan luka.
3. Resiko terhadap infeksi yang berhubungan pemajangan ulkus decubitus terhadap
feses/drainase urine dan personal hygiene yang kurang.
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia sekunder
terhadap ketidak cukupan masukan oral.
5. Kerusakan mobilitas fisik yang bergubungan dengan pembatasan gerakan yang diharuskan,
status yang tak dikondisikan, kehilangan kontrol motorik atau perubahan status mental.
6. Koping individu tak efektif yang berhubungan dengan luka kronis, perubahan body image.
7. Gangguan body image yang berhubungan dengan hilangnya lapisan kulit.
3. Intervensi
1. Prioritas keperawatan
a. Mengidentifikasi faktor- faktor yang menimbulkan terjadinya decubitus.
b. Meningkatkan kemampuan untuk melakukan ketrampilan dalam mencegah dan mengatasi
decubitus.
c. Meningkatkan motivasi untuk melanjutkan pengobatan.
2. Intervensi Diagnosa Keperawatan
a. Kerusakan Integritas Kulit Yang Berhubungan Dengan Kerusakan Mekanis Dari Jaringan
Sekunder Akibat Tekanan, Pencukuran Dan Gesekan.
Hasil yang diharapkan / kriteria evaluasi:
1) mengidentifikasi faktor penyebab luka decubitus.
2) Mengidentifikasi rasional untuk pencegahan dan tindakan.
3) Berpartisipasi dalam rencana tindakan yang diprogramkan untu meningkatkan penyembuhan
luka.
4) Menunjukkan kemajuan penyembuhan decubitus.
5/14/2018 Konsep Dasar Keperawatan Gerontik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-keperawatan-gerontik-55a824b322fad 19/36
Intervensi Keperawatan
1. Observasi ukuran, warna, kedalaman luka, jaringan nekrotik dan kondisi sekitar luka.
2. Pantau/ evaluasi tanda- tanda vital dan perhatikan adanya demam.
3. Identifikasi derajat perkembangan luka tekan (ulkus)
4. Lakukan perawatan luka dengan tehnik aseptik dan antiseptik.
5. Bersihkan jaringan nekrotik.
6. Kolaborasi:
a. Irigasi luka.
b. Beri antibiotik oral,topical, dan intra vena sesuai indikasi.
c. Ambil kultur luka.
Rasional
1. Untuk mengetahui sirkulasi pada daerah yang luka.
2. Demam mengidentifikasikan adanya infeksi.
3. Mengetahui tingkat keparahan pada luka.
4. Mencegah terpajan dengan organisme infeksius, mencegah kontaminasi silang, menurunkan
resiko infeksi.
5. Mencegah auto kontaminasi
a. Membuang jaringan nekrotik / luka eksudat untuk meningkatkan penyembuhanb. Mencegah atau mengontrol infeksi.
c. Untuk mengetahui pengobatan khusus infeksi luka.
b. Nyeri Yang Berhubungan Dengan Trauma Kulit, Infeksi Kulit Dan Perawatan Luka.
Hasil yang diharapkan / kriteria evaluasi:
1) Rasa nyeri berkurang
2) Klien dapat beradaptasi terhadap nyeri
Intervensi Keperawatan
. Tutup luka sesegera mungkin.
2. Tinggikan ekstremitas yang terdapat luka secara periodik.
3. Beri tempat tidur yang dapat diubah ketinggiannya.
4. Ubah posisi dengan sering dan ROM secara pasif maupun aktif sesuai indikasi.
5. Perhatikan lokasi nyeri dan intensitas.
5/14/2018 Konsep Dasar Keperawatan Gerontik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-keperawatan-gerontik-55a824b322fad 20/36
6. Berikan tindakan kenyamanan seperti pijatan pada area yang tidak sakit, perut, posisi dengan
sering.
7. Dorong penggunaan tehnik manajemen stress.
8. Tingkatkan periode tidur tanpa gangguan.
9. Kolaborasi:
Berikan analgesik sesuai indikasi.
Rasional 1. Suhu berubah dan gesekan udara dapat menyebabkan nyeri hebat pada pemajanan ujung kulit.
2. Unutk menurunkan pembentukan edema, menurunkan ketidaknyamanan.
3. Peninggian linen dari luka membantu menurunkan nyeri.
4. Menurunkan kekakuan sendi
5. Perubahan lokasi/intensitas nyeri mengindikasikan terjadinya komplikasi.6. Meningkatkan relaksasi, menurunkan tegangan otot.
7. Memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan relaksasi dan meningkatkan rasa kontrol.
8. Kekurangan tidur meningkatkan persepsi nyeri.
9. Untuk mengurangi rasa nyeri yang ada
c. Resiko Terhadap Infeksi Yang Berhubungan Pemajangan Ulkus Decubitus Terhadap
Feses/Drainase Urine.
Hasil yang diharapkan / kriteria evaluasi:
1) Infeksi tidak terjadi.
2) Tanda- tanda vital dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan
1. Pantau terhadap tanda- tanda infeksi( rubor, dolor, kalor, fungsiolesa)
2. Observasi tanda- tanda vital ( suhu, respirasi rate, nadi, tensi)
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
4. Lakukan rawat luka dengan tehnik aseptik dan antiseptik.
5. Anjurkan klien untuk menghabiskan porsi yang tersedian terutama tinggi protein dan vitamin.
6. Jaga personal higiene klien( badan, tempat, pakaian)
7. Kolaborasi dengan tim medisdalam penentuan antibiotik dan pemeriksaan leukosit dan LED
Rasional
5/14/2018 Konsep Dasar Keperawatan Gerontik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-keperawatan-gerontik-55a824b322fad 21/36
1. Respon jaringan terhadap infiltrasi patogen dengan peningkatan aliran darah dan aliran
limfe(edema, merah, bengkak)
2. Patogen yang bersirkulasi merangsang hipotalamus untuk menaikkan suhu tubuh
3. Mencegah terjadinya infeksi silang dari lingkungan luka ke dalam luka
4. Mencegah terjadinya invasi kuman dan kontaminasi bakteri.
5. Nutrisi dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan mengganti jaringan yang rusak dan
mempercepat proses penyembuhan.
6. Sesuatu yang kotor merupakan media yang baik bagi kuman.
7. Peningkatan leukosit dan LED merupakan indikasi terjadinya infeksi.
d. Perubahan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Yang Berhubungan
Dengan Anoreksia Sekunder Terhadap Ketidak Cukupan Masukan Oral.
Hasil yang diharapkan / kriteria evaluasi:
1) Nutrisi adekuat (sesuai dengan kebutuhan)
2) Tidak mual dan muntah
3) Tubuh terasa segar
4) Mempertahankan berat badan yang sesuai
Intervensi Keperawatan
1. Jelaskan pentingnya nutrisi bagi tubuh
2. Anjurkan klien makan sedikit tapi sering3. Berikan klien daftar makanan yang diijinkan dan dorong klien terlibat dalam pemilihan menu
4. Lakukan oral hygiene sebelum makan
5. Timbang berat badan tiap hari
6. Auskultasi bising usus
7. Kolaborasi dengan:
a. Tim gizi
b. Pemberian antiemetik
c. Tim medis untuk pemberian infus albumin behring
Rasional
1. Nutrisi yang asekuat akan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit
2. Meminimalkan anoreksia dan mual sehubungan dengan status uremik atau menurunnya
peristaltik
5/14/2018 Konsep Dasar Keperawatan Gerontik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-keperawatan-gerontik-55a824b322fad 22/36
3. Memberikan tindakan kontrol terhadap pembatasan diet klien dan meningkatkan nafsu makan
klien
4. Perawatan mulut membantu meningkatkan nafsu makan klien
5. Terjadinya perubahan berat badan menunjukkan ketidak seimbangan cairan
6. Immobilitas dapat menurunkan bising usus
7a. Menentukan kalori dan kebutuhan nutrisi
b. Menghilangkan mual dan muntah sehingga masukan oral meningkat
c. Penurunan jumlah albumin dapat menghambat proses penyembuhan luka
e. Kerusakan Mobilitas Fisik Yang Bergubungan Dengan Pembatasan Gerakan Yang
Diharuskan, Status Yang Tak Dikondisikan, Kehilangan Kontrol Motorik Atau Perubahan
Status Mental.
Hasil yang diharapkan / kriteria evaluasi:
1) Klien mampu beraktivitas, miring kanan miring kiri dengan dibantu oleh keluarga
2) Menunjukkan penurunan pada docrat yang tertekan
3) Keadaan luka membai
Intervensi Keperawatan
1. Anjurkan keluarga membantu klien mobilisasi
2. Atur posisi klien tiap 2 jam3. Perhatikan sirkulasi, gerakan dan sensasi secara sering
4. Banti klien untuk latihan rentang gerak secara konsisten yang diawalai dengan pasif kemudian
aktif
5. Dorong partisipasi klien dalam semua aktivitas sesuai kemampuannya
6. Buat jadwal latihan secara teratur
7. Tingkatkan latihan ADL melalui fisioterapi, hidroterapi, dan perawatan
8. Kolaborasi dengan fisioterapi
Rasional
1.Menghilangkan tekanan pada daerah yang terdapat ulkus
2. Penghilangan tekanan intermiten memungkinkan darah masuk kembali ke kapiler yang
tertekan
3. Sirkulasi yang terganggu akan dapat menyebabkan oedem
5/14/2018 Konsep Dasar Keperawatan Gerontik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-keperawatan-gerontik-55a824b322fad 23/36
4. Mencegah secara progresif untuk engencangkan jaringan parut dan meningkatka pemeliharaan
fungsi otot atau sendi
5. Meningkatkan kemandirian dan harga diri
6.Mengurang kelelahan dan meningkatkan toleransi terhadap aktivitas
7.Meningkatkan hasil latihan secara optimal dan maksimal
8. Membantu melatih pergerakan
f. Koping keluarga tak efektif yang berhubungan dengan luka kronis, perubahan body
image.
Hasil yang diharapkan / kriteria evaluasi:
1) Keluarga mampu mengungkapkan perasaannya tentang perubahan penampilan pada klien
2) Keluarga dapat mengekspresikan perasaan cemasnya, kedukaan dan adanya sesuatu yang
hilang pada klien
3) Keluarga mampu beradaptasi sesuai dengan keadaan klien
4) Keluarga memberi support yang tinggi pada klien dalam menjalani hidup selanjutnya.
Intervensi Keperawatan
1. Bina hubungan saling percaya
2. Berikan kesempatan kelurga dan klien untuk mengungkapkan perasaannya saat ini dengan
memvalidasi dan mengobservasi perasaan keluarga dan klien
3. Berikan informasi yang diperlukan klien dan keluarga tentang proses terjadinya ulkus4. Libatkan klien dan keluarga dalam rencana perawatan yang lebih lanjut
5. Anjurkan keluarga untuk selalu memberi reinforcement positif dan support mental pada klien
6. Tunjukkan sikap menerima terhadap perubahan
Rasional
1. Menimbulkan kepercayaan pada perawat sehingga mempermudah melakukan komunikasi
untuk tindakan selanjutnya.
2. Membantu mengurangi beban pikiran klien dan keluarga karena perasaanya tersalurkan dan
perawat mengetahui penyebab masalahnya
3. Membantu mengurangi ketakutan dan kecemasan klien dan keluarga
4. Menjadikan klien dan keluarga bagian dari rencana keperawatan dan membantu klien
menerima kenyataan yang ada
5/14/2018 Konsep Dasar Keperawatan Gerontik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-keperawatan-gerontik-55a824b322fad 24/36
5. Dukungan keluarga sangat membantu dalam meningkatkan kepercayaan diri klien
6. Memberikan rasa percaya diri pada klien dan membantu menghilangkan perasan negatifnya.
4. Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang meliputi
tindakan- tindakan yang direncanakan oleh perawat yang diberikan pada klien. Pelaksanaantindakan pada klien dengan gangguan sistem integumen diperlukan untuk meminimalkan
terjadinya komplikasi, perluasan area yang terjadi ulkus. Untuk keberhasilan tindakan maka
dipeelukan partisipasi dari klien dan kelurga (Aziz, H. 2002).
5. Evaluasi
Evaluasi adalah proses keperawatan yang menyangkut pengumpulan data subyetif dan obyektif
yang akan menunjukkan apakah tujuan pelaksanaan keperawatan sudah tercapai atau belum,
masalah apa yang perlu dipecahkan atau dikaji, direncanakan atau dinilai kembali. Evaluasi
bertujuan memberikan umpan balik terhadap rencana keperawatan yang disusun. Penilaian
dilakukan oleh perawat, klien dan juga teman sejawat. Penilaian ini memberikan kemungkinan
yaitu masalah teratasi, masalah teratasi sebagian, masalah belum teratasi, dan muncul masalah
baru. Ini bermanfaat untuk mengadakan perubahan, perbaikan rencana keperawatan sehingga
tindakan keperawatan dapat dimodifikasi (Nursalam, 2001).
Hasil Evaluasi dari Askep yang diberikan pada pasien dekubitus diharapkan antara lain dapat
berupa:
1) Pasien dapat mencegah dan mengidentifikasi factor penyebab luka dekubitus; menunjukkan
kemajuan penyembuhan.
2) Pasien mempunyai kulit tanpa neritema dan tidak pucat.
3) Pasien menunjukkan peningkatan berat badan dan massa otot.
5/14/2018 Konsep Dasar Keperawatan Gerontik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-keperawatan-gerontik-55a824b322fad 25/36
4) Kulit tidak akan teritasi akibat pemajanan terhadap fekal atau urine drainage.
5) Menunjukkan hasil pembelajaran yang efektif untuk tujuan pemulangan dan perawatan pasien
dirumah.
Makalah : ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny Y
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Jumlah penduduk lansia makin meningkat, sementara itu penurunan kemampuan fisik dan
mental lansia berpengaruh terhadap aktivitas sosial ekonominya. Jumlah penduduk lansia di
seluruh dunia pada tahun 2008 mencapai 425 juta jiwa atau 6,8% dari seluruh jumlah penduduk
dunia. Jumlah ini diperkirakan akan mengalami peningkatan dua kali lipat pada tahun 2009(Pujiastuti, 2003). Sedangkan pada tahun 2009, populasi lansia diperkirakan ada 500 juta atau 11
% dengan usia rata-rata 60 tahun (Oktavia, 2009).
Indonesia menempati peringkat ke-10 dunia untuk populasi manusia usia lanjut (lansia).Pada tahun 2009 jumlah lansia mencapai 28,8 juta atau 11 % dari total jumlah penduduk di
Indonesia, dimana sekitar 74 % dari jumlah lansia tersebut menderita penyakit metabolik yang
harus terus diobati selama hidupnya. Penyakit metabolik tersebut antara lain adalah diabetes
melitus (33 %), hipertensi (25 %), stroke (19 %), osteoporosis (17 %), dan penyakit lainnya (6%) (Oktavia, 2009).
Angka tertinggi dilaporkan dari Sukabumi di Jawa Barat sebesar 28,6%. Insiden
hipertensi sekitar 5% pada dewasa muda, 20% pada usia 50-60 tahun, dan 50% pada usia 80tahun. Insiden ini lebih tinggi pada propinsi lain, dan meningkat pada mereka
yang menderita diabetes melitus atau insufisiensi ginjal (Jaleha, 2009).
Mengkaji masalah kesehatan lansia merupakan hal yang penting dilakukan oleh perawat
karena lansia merupakan usia yang rentan terhadap berbagai jenis penyakit. Berdasarkan uraiandi atas maka penulis merasa tertarik untuk membuat karya tulis yang membahas tentang
keperawatan gerontik.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu
bagaimana pelaksanaan asuhan keperawatan gerontik pada klien Ny. Y ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penulisan laporan ini adalah untuk mendapatkan gambaran nyata
mengenai asuhan keperawatan gerontik pada klien Ny. Y.
2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus penulisan laporan ini adalah untuk mendapatkan gambaran nyata tentang:
a. Pengkajian data yang menunjang masalah keperawatan pada klien Ny. Y
5/14/2018 Konsep Dasar Keperawatan Gerontik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-keperawatan-gerontik-55a824b322fad 26/36
b. Diagnosa keperawatan pada klien Ny. Y
c. Rencana keperawatan untuk masing-masing diagnosa keperawatan pada klien Ny. Yd. Pelaksanaan tindakan keperawatan pada klien Ny. Y
e. Pelaksanaan evaluasi pada klien Ny. Y
D. Manfaat 1. Manfaat Teoritis
Laporan ini dapat bermanfaat untuk memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan
gerontik.2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Laporan ini bermanfaat untuk memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan pada klienTn Y.
b. Bagi Keperawatan
Karya tulis ini dapat digunakan sebagai masukan untuk melaksanakan asuhan keperawatan
gerontik pada klien.
5/14/2018 Konsep Dasar Keperawatan Gerontik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-keperawatan-gerontik-55a824b322fad 27/36
BAB II
TINJAUAN KASUS
A Identitias Klien
Nama : Ny. YUmur : 74 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : Tidak sekolahSuku : Sunda
Agama : Islam
Status perkawinan : JandaTanggal Pengkajian : 29 Oktober 2010
Alamat : RT 02 RW 01 Dusun Sukamulya
Desa Sukamukti Kecamatan Pataruman
Kota Banjar
B Status Kesehatan Saat ini Klien mengatakan ± 1 minggu yang lalu sakit kepala dan disertai dengan influenza, klienmengatakan tidak berobat ke dokter maupun ke mantri hanya membeli obat warung saja,
menurut klien dengan minum obat warung keluhan yang dirasakan klien berkurang. Pada saat
pengkajian klien mengeluh sakit kepala dan juga masih disertai dengan influenza. Nyeribertambah saat bangun dari perubahan posisi yaitu dari jongkok ke berdiri, bila berjalan klien
dibantu oleh buyutnya karena sudah 2 tahun klien tidak bisa melihat (katarak), Tekanan darah :
170/90 mmHg, Nadi : 88 x / menit, Pernapasan : 22 x / menit, suhu : 36,5 ºC.
C Riwayat Kesehatan Dahulu Keluarga klien mengatakan klien ± 3 tahun yang lalu pernah menderita penyakit campak pada
waktu itu klien di bawa berobat ke dokter yang berada di Banjar. Kemudian ± 2 tahun yang laluklien tidak bisa melihat sama sekali tetapi sebelumnya klien bisa melihat walaupun remang-
remang, klien pernah di bawa ke dokter spesialis mata dan dokter mendiagnosa bahwa klien
menderita katarak dan harus di operasi. Tetapi klien tidak mau di operasi dan hanya pasrah sajadengan keadaannya sekarang. Keluarga klien mengatakan klien mempunyai riwayat penyakit
hipertensi ,tekanan darahnya selalu tinggi kadang mencapai 200 mmHg.
D Riwayat Kesehatan Keluarga Menurut penuturan keluarga, ada anggota keluarga yang mempunyai riwayat penyakit hipertensi
yaitu anak klien.
E Pemeriksaan Fisik
1. Keadaaan Umum
Tingkat Kesadaran : Compos MentisPenampilan : Bersih, klien tampak di bantu dalam berjalan
TTV : TD : 170 / 90 mmHg. N : 86 x / menit, P : 22 x/menit
S : 36,5 ºC.
5/14/2018 Konsep Dasar Keperawatan Gerontik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-keperawatan-gerontik-55a824b322fad 28/36
2. Integumen Keadaan kulit sudah mulai keriput di daerah tangan, kaki, muka dan hampir seluruh tubuh,
kekeyalan berkurang, keadaan permukaan kulit agak kasar, kebersihan kulit baik. Kulit tampak
kering, di muka tampak ada hiperpigmentasi kecoklatan.
3. Sistem Hemopoitik Tidak ada perdarahan pada baik dari hidung, mulut maupun adanya tanda-tanda lembam.
4. Kepala Bentuk kepala simetris, rambut tampak beruban cukup banyak, rambut mulai rontok, keadaan
kebersihan rambut bersih tidak ada ketombe dan kutu. klien melakukan cuci rambut seminggu 2kali dan masih dilakukannya sendiri.
5. Mata Keadaan mata klien pada saat inspeksi terdapat adanya katarak, penglihatan sama sekali tidak
bisa melihat, konjungtiva tidak pucat, sklera berwarna agak kekuningan disebabkan karena sudahlansia., reaksi pupil pada saat terang (miosis) dan reaksi saat gelap (midrasis), kedua mata
simetris.
6. Telinga Letak telinga seimetris kanan dan kiri, serumen tidak ada, fungsi pendengaran klien masih bagus,klien masih dapat mendengar bisiskan, dapat mendengar pembicaraan keras dari jarak 10 M.
Kebersihan telinga baik tidak ada kotoran yang menghalangi pendengarannya, klien masih rutin
membersihkan telinganya sendiri.
7. Mulut dan Tenggorokan
Mukosa mulut tampak lembab, bentuk mulut simetris, kebersihan mulut baik, gigi geligi mulaiompong yaitu gigi graham, pada saat menguyah makanan pasien belum merasa terganggu .
Menelan masih bisa dan mampu tenggorokan tidak sakit tidak ada benjolan di mulut, tidak adastomatitis, warna lidah kemerahan, tidak terdapat pembesaran tonsil.
8. Leher Tidak ada pembesaran KGB, peningkatan JVP dan pembesaran tyroid tidak ada, pulsasi karotis
kuat dan teratur
9.
Payudara Letak simetris, elasistas menurun serta memanjang kebawah, putting menonjol, tidak terdapatbenjolan atau lesi di payudara, tidak ada keluhan yang dirasakan.
10. Sistem Pernapasan Pergerakan dada simetris, Bunyi napas vesikuler kiri dan kanan, tidak ada sesak, ronki (-),
Wheezing (-), Frekwensi napas 22 x/ menit. Pada perkusi dada suara sonor.
5/14/2018 Konsep Dasar Keperawatan Gerontik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-keperawatan-gerontik-55a824b322fad 29/36
11. Sistem Kardiovaskuler Suara Bunyi jantung reguler S1 dan S2 normal tidak terdapat suara-suara tambahan yangabnormal, tekanan darah 170/90 mmHg, nadi : 88 x / menit, tidak ada sianosis pada bibir, CRT
< 3 detik.
12. Sistem Gastrointestinal Perut tampak datar dan lembut, hepar dan lien tidak teraba, bunyi usus 8 x/menit, tidak ada nyeri
tekan atau nyeri lepas.
13. Sistem Perkemihan Tidak teraba perbesaran pada ginjal, nyeri tekan pada daerah baladder tidak ada. BAK dalam
sehari ± 8 kali.
14. Sistem Reproduksi Tidak dapat terkaji karena klien menyatakan malu
15. Sistem Muskuloskeletal a. otot-otot ekstremitas kadang mengalami tremor bila di angkat lama.
b. kekuatan otot pada ekstremitas5 5
5 5
16. Sistem Saraf Pusat
a. N I : klien masih mampu membedakan bau, merasakan baub. N II : penglihatan klien masih baik
c. N III, VI : masih dapat menggerakan bola mata
d. N V, VII : wajah simetrise. N IX, X : kemampuan menelan baik
f. N XII : kekuatan lidah baik
17. Sistem Endokrin Tidak ada gangguan sistem endokrin, tidak ada benjolan disekitar leher ( tidak terdapat
pembesaran kelenjar thyroid)
F. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
5/14/2018 Konsep Dasar Keperawatan Gerontik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-keperawatan-gerontik-55a824b322fad 30/36
1 DS :
Keluarga klien
mengatakan sudah ± 2
tahun klien tidak bisamelihat dikarenakan
katarak, klienmengatakan pernahberobat ke dokter
spesialis mata dan
harus di operasi tapi
klien tidak mau.
Klien mempunyairiwayat hipertensi.
Klien mengatakan
tidak bisa melihatsemuanya gelap.
DO : Klien tampak dituntun
ketika berjalan
Usia klien 74 tahun
Tidak mampu melihatyang ditunjukan
pengkaji
Mata klien tidak adareaksi meskipun
disorot oleh cahaya.
Dalam pengkajian
keseimbangan klienmempunyai resiko
jatuh tinggi
Proses penuan
Peningkatan kandungan lipid dalamdarah
Penipisan
membaran
sclera
Penumpukan lemak diarea sclera mata
Degenerasi
mukular
Penurunan fungsi mata/ketajaman
penglihatan
Ggn persepsi
sensoripeglihatan
Resiko Tinggi injuri
Resiko
tinggi injuri
2. DS :
Keluarga klien
mengatakan sudahlama klien mempunyai
riwayat penyakit
hipertensi.
Klien mengatakan
sering sakit kepala
DO :
Usia klien 74 tahun
TD 170 / 90 mmHg
Proses menua
Umur yamg bertambah
Arteriosklerosis
Tahanan perifer meningkat
Resiko
terjadinyaggn serebro
vaskuler
Gangguan
5/14/2018 Konsep Dasar Keperawatan Gerontik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-keperawatan-gerontik-55a824b322fad 31/36
Hipertensi
Resiko terjadinyaggn serebro vaskuler
Sakit kepala
Ggn nyaman nyeri
Nyaman
nyeri
3. DS:
Keluarga mengatakanklien mengalami susah
tidur kadang klien tidur
pukul 20 00 WIB dankadang terbangun
pukul 0100
WIB
Bila sudah bangunklien susuh tidur lagi.
Pada siang hari klien jarang tidur, jika tidur
siang paling 1 jam dari
pukul 1200
-1300
WIB.
DO :
Klien tampak cemas.Identifikasi masalahemosional positif
Memikirkan penyakit yang dideritanya
Emosional klien
labil
Gelisah
Ggn istirahat tidur
Gangguanistirahat
tidur
G. Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan Nyaman nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan suplai O2 ke otak berkurang akibat
hipertensi ditandai dengan :
DS :
Keluarga klien mengatakan sudah lama klien mempunyai riwayat penyakit hipertensi.
Klien mengatakan sering sakit kepala
DO : Usia klien 74 tahun
TD 170 / 90 mmHg2. Gangguan Istirahat tidur berhubungan dengan emosional klien terganggu / labil
DS:
Keluarga mengatakan klien mengalami susah tidur kadang klien tidur pukul 2000
WIB dankadang terbangun pukul 0100 WIB
Bila sudah bangun klien susuh tidur lagi.
5/14/2018 Konsep Dasar Keperawatan Gerontik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-keperawatan-gerontik-55a824b322fad 32/36
Pada siang hari klien jarang tidur, jika tidur siang paling 1 jam dari pukul 1200
-1300
WIB.
DO :
Klien tampak cemas.
Identifikasi masalah emosional positif
3. Resiko tinggi injuri berhubungan dengan penurunan persepsi sensori (katarak).
DS : Keluarga klien mengatakan sudah ± 2 tahun klien tidak bisa melihat dikarenakan katarak, klien
mengatakan pernah berobat ke dokter spesialis mata dan harus di operasi tapi klien tidak mau.
Klien mempunyai riwayat hipertensi.
Klien mengatakan tidak bisa melihat semuanya gelap.
DO :
Klien tampak dituntun ketika berjalan
Usia klien 74 tahun
Tidak mampu melihat yang ditunjukan pengkaji
Mata klien tidak ada reaksi meskipun disorot oleh cahaya.
Dalam pengkajian keseimbangan klien mempunyai resiko jatuh tinggi
4. Resiko tinggi terjadinya gangguan serebro vaskuler (Stroke) berhubungan dengan kurangnyapengetahuan mengenai perawatan hipertensi.
DS :
Keluarga klien mengatakan sudah lama klien mempunyai riwayat penyakit hipertensi.
Klien mengatakan sering sakit kepala
DO :
Usia klien 74 tahun
TD 170 / 90 mmHg
L. Rencana Asuhan Keperawatan
No. Diagnosa
Keperawatan Perencanaan
Tujuan Intervensi Rasional 1. Gangguan
Nyaman nyeri(sakit kepala)
berhubungan
dengan suplai O2
ke otak
berkurang akibat
hipertensi
Tujuan Umum : Dalam jangka
waktu 2 hari Rasa
nyaman terpenuhi,
klien tidak
mengeluh nyeri. Tujuan Khusus : lien tidak
mengeluhkan nyeriatau mengatakan
nyeri berkurang. lien mengetahui
cara mendistraksinyeri
Jelaskan pada klienmengenai kondisi penyakit
yang dideritanya dengan
bahasa yang dapat
dimengerti klien dan
beritahukan dengan klien
alternatif terapi dan asuhan
keperawatan.
Berikan penyuluhankesehatan tentang penyakit
hipertensi mulai dari
pengertian, penyebab, tanda
dan gejala, pencegahan danperawatan hipertensi.
Ajarkan teknik distraksi
untuk mengurangi nyeri
Menurunkankecemasan dan
meningkatkan
kerjasama klien dalam
proses terapi dan
rencana perawatan.
Dengan memberikan
penyuluhan kesehatantentang penyakit
hipertensi diharapkan
pengetahuan keluargameningkat. Meningkatkan relaksasi
untuk mengurangi
nyeri. Obat anti hipertensi
5/14/2018 Konsep Dasar Keperawatan Gerontik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-keperawatan-gerontik-55a824b322fad 33/36
dengan mengajarkan nafas
dalam. Kolaborasi pemberian obat
anti hipertensi
dapat menurunkan
tekanan darah
2. Gangguan
Istirahat tidur
berhubungandengan
emosional klien
terganggu / labil
Tujuan Umum : Dalam jangka
waktu 2 hariEmosional klien
stabil Tujuan Khusus :
Klien dapat tidur
dengan nyenyak sesuai kebiasaan
klien Klien dapat
mengungkapkan
perasaannya
Dorong klien untuk mau
mengungkapkan
perasaannya.
Anjurkan klien untuk
mengungkapkan
perasaannya secara terbukapada keluarga atau orang
yang dipercaya oleh klien. Berikan motivasi untuk
sembuh berdasarkan
kepercayaan yang klien
anut. Anjurkan klien untuk
memperbanyak aktifitaspada siang hari.
Anjurkan klien untuk
segera tidur bila mengantuk
pada malam hari
Mengungkapkan
perasaan dapat
mengurani bebanpikiran dan
meningkatkan trust. Mengungkapkan
perasaan dapat
mengurani bebanpikiran dan
meningkatkan trust. Meningkatkan kerja
sama dan rasa tenang. mendistraksikan beban
pikiran dan agar klien
merasa cape sehinggamudah tidur.
Meningkatnya
tercapainya kondisi
yang optimal dari tisur.
3. Resiko tinggi
terjadinya cedera
berhubungandengan penurunankemampuan
persepsi sensori
(katarak)
Tujuan Umum : Dalam jangka
waktu 3 hari Klienterbebas dari cederadan mampu untuk
melakukan aktifitas
secara optimal
berdasarkan
kemampuan yangdimiliki
Tujuan Khusus : idak terjadi cedera,
kriteria:
klien berorientasiterhadap rungan,
klien mengenal
lingkungan idak terjadi
penurunan fungsipada otot yang
sehat. Ruangan
Antisipasi dan perkirakan
kebutuhan klien dalam
memenuhi kebutuhan untuk toileting, makan atauminum.
Jelaskan kepada klien,
dengan bahasa yang jelas
dan dapat dimengerti klien
mengenai keterbatasan
pergerakan dan gangguan
sensori yang dimilikinya
tentang penyebab, rencana
tindakan yang harusdilakukan. Orientasikan klien terhadap
ruangan dan lingkungan
tempat klien tinggal,
termasuk orang yang dapat
klien hubungi atau panggil
bila klien membutuhkan
Memperkirakan resiko
klien untuk jatuh
sehingga dapatdiprediksikan bantuanyang harus diberikan.
Meningkatkan
pemahaman tentang
kondisi tubuhnya,
diharapkan
meningkatkan
kerjasama dalam
rencana perawatan
Mengurangi
kebingungan dan
antisipasi terhadap
resiko jatuh.
Agar pemenuhan dapat
5/14/2018 Konsep Dasar Keperawatan Gerontik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-keperawatan-gerontik-55a824b322fad 34/36
termodifikasi
sehingga
mengurangi resiko
jatuh. Klien terorientasikan
terhadap ruangan.
bantuan Bersama – sama klien,
lakukan pengaturan
peralatan atau dekatkan alat-
alat yang klien butuhkan
terutama dalam hal makan,
minum, toileting, danbicarakan dengan klien
posisi masing-masing alat
untuk penempatannya
sehingga mudah dijangkau
oleh klien. Fasilitasi alat – alat yang
dapat klien gunakan untuk
membantu mobilisasi sepertitongkat atau side walker di
dinding ruangan.
Modifikasi ruangan
bersama keluarga untuk
mengurangi resiko jatuh
atau cedera (Lingkungan
yang aman bagi lansia)
menghindari ruangan yang
tidak teratur, seperti
penempatan kursi yang
mudah di jangkau atau tidak
menghalangi jalan,
pencahayaan ruangan,
menyediakan keset di depanpintu toilet.
dipenuhi dengan cepat,
aman dan diharapkan
klien lebih mandiri.
Alat bantu berjalan
diperlukan untuk
membantu menopang
beban tubuh klien,
sehingga titik tumpu
beban yang terlalu berat
pada punggung akan
lebih tereliminir. Ruangan yang teratur,
penempatan peralatan
furniture yang tidak
tepat dan pencahayaan
yang kurang baik akan
meningkatkan resiko
jatuh dikarenakan pada
lansia telah terjadi
penurunan koordinasi
gerak dan kemampuan.
4. Resiko tinggi
terjadinya
gangguan serebro
vaskuler (Stroke)
berhubungandengan kurangnya
pengetahuan
mengenai
perawatan
hipertensi
Tujuan Umum : Dalam jangka
waktu 1 minggu
Keluarga dan klien
dapat merawat dirisecara mandiri.. Tujuan Khusus : angguan
serebrovaskuler
tidak terjadi dengan
kriteria : TD dalam batas
normal.
Lakukan pengontrolan
pengukuran tekanan darah
secara berkala 2 x / minggu
atau jika klien merasakan
ada keluhan seperti pusing,nyeri di bahu dan gejala
krisis hipertensi lainnya. Anjurkan klien untuk mau
mengatakan keluhannya
secara jujur dan anjurkan
klien untuk segera
menghubungi keluarga jika
keluhan tersebut muncul.
Pengukuran secara
berkala dapat
mengetahu secara dini
penyimpangan yang
muncul
Deteksi dini pada
kasus krisis hipertensi
penting agar klien tidak
jatuh dalam kondisi
yang lebih buruk
5/14/2018 Konsep Dasar Keperawatan Gerontik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-keperawatan-gerontik-55a824b322fad 35/36
engetahuan
perawatan klienbertambah
mengenai
perawatan
hipertensi.
Berikan penyuluhan
kesehatan mengenai
perawatan kondisi hipertensi
dan bahaya hipertensi Menghindari makanan
berlemak, kandungan asam
urat tinggi dan kandungangaram tinggi
Ajarkan klien latihan ringan
yang dapat dilakukan di
tempat tidur atau sambil
duduk. Kaji pengtahuan klien tentang
pengobatan tradisional
untuk kondisi hipertensi dan
anjurkan klien untuk
menggunakannya bila klien
mengetahui. Lakukanpenyuluhan/ beritahukan
klien tentang ramuan
lainnya. Kaji pengetahuan tentang
bahaya hipertensi yaitu
stroke dari pengertian ,penyebab, tanda dan gejala,
perawatan.
Meningkatkan
pengetahuan klien
sehingga terbentuk
perilaku poisitf Makanan adalah salah
satu yang
meningkatkan resikomeningkatnya tekanan
darah. Latihan yang teratur
dapat meningkatkan
kecepatan sirkulasi Oabat-obat tradisional
dapat berguna untuk
pencegahan sehinggakondisi TD klien dapat
stabil Salah satu bahaya
hipertensi yaituterjadinya stroke yang
bisa memperparah
kondisi klien.
BAB III
KESIMPULAN
Setelah penulis menyelesaikan asuhan keperawatan pada Ny Y maka penulis akan
menggambarkan kesimpulan dari kasus tersebut yang muncul adalah sebagai berikut:
1. Gangguan Nyaman nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan suplai O2 ke otak berkurang akibat
hipertensi
2. Gangguan Istirahat tidur berhubungan dengan emosional klien terganggu / labil
3. Resiko tinggi injuri berhubungan dengan penurunan persepsi sensori (katarak).
4. Resiko tinggi terjadinya gangguan serebro vaskuler (Stroke) berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan mengenai perawatan hipertensi.