MAGHFIROH - ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

133
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. M (75 Tahun) DI WISMA ANGGREK PANTI WREDA HARAPAN IBU NGALIYAN SEMARANG Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Keperawatan Program Profesi Mata Ajar Keperawatan Gerontik Disusun oleh : MAGHFIROH 22020114210045 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XXIV JURUSAN KEPERAWATAN

description

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN NUTRISI

Transcript of MAGHFIROH - ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. M (75 Tahun)DI WISMA ANGGREK PANTI WREDA HARAPAN IBU NGALIYAN SEMARANG

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Keperawatan Program ProfesiMata Ajar Keperawatan Gerontik

Disusun oleh :MAGHFIROH22020114210045

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XXIVJURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG2014

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH

Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan asuhan keperawatan dengan judul Laporan Asuhan Keperawatan Pada Ny. M (75 Tahun) Di Wisma Anggrek Panti Wreda Harapan Ibu Ngaliyan Semarang, merupakan hasil karya sendiri. Tidak ada karya ilmiah atau sejenisnya yang diajukan untuk memperoleh gelar profesi atau sejenisnya di Perguruan Tinggi manapun seperti karya ilmiah yang kami susun.Sepengetahuan saya juga, tidak ada karya ilmiah atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah karya ilmiah yang saya susun dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan tersebut terbukti tidak benar atau dikemudian hari saya terbukti melakukan tindak plagiatisme maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan akademik yang berlaku dan bersedia mengulang semester berikutnya.

Semarang, 4 Oktober 2014Penulis,

Maghfiroh

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGLansia adalah kelompok orang lanjut usia yang mengalami proses penuaan yang terjadi secara bertahap dan merupakan proses alami yang tidak dapat dihindarkan. World Health Organization (WHO) pada tahun 1999 menggolongkan lanjut usia berdasarkan usia kronologis / biologis menjadi 4 kelompok yaitu usia pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai 59 tahun, lanjut usia (elderly) berusia antara 60 dan 74 tahun, lanjut usia tua (old) usia 75 90 tahun dan usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun.Lansia akan mengalami penurunan berbagai fungsi organ tubuh seiring proses degeneratif fisiologis manusia. Gangguan fungsi tubuh mulai dari fungsi pendengaran, penglihatan, dan gangguan mobilisasi akan dialami lansia sehingga dapat meningkatkan ketergantungan lansia pada orang lain. Penurunan-penurunan fungsi tubuh dapat mengakibatkan lansia mengalami gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting). Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi. Keluhan kesehatan lansia yang paling tinggi merupakan efek dari penyakit kronis seperti asam urat, tekanan darah tinggi / hipertensi, reumatik, tekanan darah rendah dan diabetes.Gangguan sistem penglihatan pada lansia merupakan salah satu masalah penting yang dihadapi oleh lansia. Terjadinya penurunan fungsi penglihatan pada lansia membuat kepercayaan diri lansia berkurang dan mempengaruhi dalam pemenuhan aktivitas sehari- hari. Resiko jatuh merupakan salah satu keluhan kesehatan pada lansia yang harus diwaspadai. Salah satu penyebab dari kejadian jatuh pada lansia adalah akibat dari penurunan fungsi penglihatan. Kemunduran fisik muskuloskletal juga dapat menyebabkan resiko jatuh. Kemuduran fungsi fisiologis dari musculoskeletal pada lansia yaitu tulang mulai rapuh, tulang kehilangan cairan, persendian membesar dan menjadi kaku, serta otot-otot serabut mengecil sehingga bergerak menjadi lamban, otot-otot kram dan lansia menjadi sering tremor.Hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 23 September 2014 kepada Ny.M di Panti wredha Harapan Ibu Ngaliyan, didapatkan hasil bahwa Ny.M mempunyai riwayat tekanan darah rendah, mata sebelah kanan mengalami kecacatan sehingga tidak mampu melihat, penurunan kemampuan pendengaran dan pada hari tersebut pula Ny.M terjatuh saat beraktivitas. Oleh karena itu, berdasarkan data pengkajian, penulis akan memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan permasalahan yang dialami oleh Ny.M.

B. TUJUAN1. Tujuan UmumMahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan gerontik yang komprehensif kepada salah satu lansia yang menjadi kelolaan di Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan selama dua minggu praktik keperawatan gerontik.2. Tujuan Khususa. Selama 12 hari praktik keperawatan gerontik di Panti wredha Harapan Ibu, mahasiswa mampu menggambarkan hasil pengkajian pada lansia di Wisma Anggrek Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan Semarang.b. Selama 12 hari praktik keperawatan gerontik di Panti wredha Harapan Ibu, mahasiswa mampu menggambarkan hasil analisis data pada lansia di Wisma Anggrek Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan Semarang.c. Selama 12 hari praktik keperawatan gerontik di Panti wredha Harapan Ibu, mahasiswa mampu menggambarkan rencana keperawatan pada lansia di Wisma Anggrek Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan Semarang.d. Selama 12 hari praktik keperawatan gerontik di Panti wredha Harapan Ibu, mahasiswa mampu menggambarkan implementasi pada lansia di Wisma Anggrek Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan Semarang yang didukung dengan jurnal penelitian.e. Selama 12 hari praktik keperawatan gerontik di Panti wredha Harapan Ibu, mahasiswa mampu menggambarkan evaluasi pada lansia di Wisma Anggrek Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan Semarang.f. Selama 12 hari praktik keperawatan gerontik di Panti wredha Harapan Ibu, mahasiswa mampu menggambarkan rencana tindak lanjut pada lansia di Wisma Anggrek Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan Semarang.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. LANSIALanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara tiba tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir. Dimasa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial secara bertahap.Undang Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pada bab I pasal 1 ayat 2, yang dimaksud lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas. World Health Organization (WHO) pada tahun 1999 menggolongkan lanjut usia berdasarkan usia kronologis / biologis menjadi 4 kelompok yaitu usia pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai 59 tahun, lanjut usia (elderly) berusia antara 60 dan 74 tahun, lanjut usia tua (old) usia 75 90 tahun dan usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun.

B. TEORI PENUAANProses penuaan pada lansia terjadi secara degeneratif yang akan berdampak pada perubahan perubahan pada diri manusia. Perubahan yang terjadi meliputi perubahan fisik, kognitif, spiritual, dan psikososial.1. Perubahan FisikPerubahan fisik yang terjadi pada lansia, meliputi :a. Sistem inderaPerubahan sistem penglihatan pada lansia erat kaitannya dengan presbiopi. Sistem pendengaran, presbiaskus (gangguan pada pendengaran) oleh karena hilangnya kemampuan pendengaran pada telinga dalam.

b. Sistem muskuloskeletalPerubahan sistem muskuloskeletal pada lansia antara lain sebagai berikut : penurunan kemampuan untuk meningkatkan kekuatan otot, kesulitan bergerak dari duduk ke berdiri, jongkok dan berjalan serta hambatan dalam melakukan kegiatan sehari hari, osteoporosis, penurunan kemampuan fungsional otot, nyeri sendi, kekakuan sendi, gangguan jalan dan aktifitas keseharian lainnya.c. Pencernaan dan metabolismePerubahan yang terjadi pada sistem pencernaan seperti penurunan produksi dan kehilangan gigi yang terjadi pada lansia.d. Sistem perkemihanBanyak fungsi yang mengalami kemunduran, contohnya laju filtrasi, ekskresi dan reabsorpsi oleh ginjal. Pola berkemih tidak normal, seperti banyak berkemih di malam hari, sehingga mengharuskan lansia pergi ke toilet sepanjang malam. Hal ini menunjukkan bahwa inkontinensia urin meningkat.e. Sistem sarafPenuaan menyebabkan penurunan presepsi sensori dan respon motorik pada susunan saraf pusat dan penurunan resptor proprioseptif, hal ini terjadi karena susunan saraf pusat pada lansia mengalami perubahan morfologis dan biokimia, perubahan tersebut mengakibatkan penurunan fungsi kognitif.f. Sistem reproduksiPerubahan sistem reproduksi lansia ditandai dengan mengecilnya ovarium dan uterus. Terjadi atrofi payudara. Pada laki laki testis masih bisa memproduksi spermatosa, meskipun adanya penurunan.2. Perubahan kognitifa. Memory (daya ingat, ingatan)Pada lanjut usia, daya ingat (memory) merupakan salah satu fungsi kognitif yang seringkali paling awal mengalami penurunan. Ingatan jangka panjang (long term memory) kurang mengalami perubahan, sedangkan ingatan jangka pendek (short term memory) atau seketika 0 10 menit memburuk. Lansia akan kesulitan dalam mengungkapkan kembali cerita atau kejadian yang tidak begitu menarik perhatiannya dan informasi baru seperti TV dan film.b. IQ (Intellegent Quicient)Kemampuan persepsi dan daya membayangkan (fantasi) pada lansia terjadi penurunan. Kecepatan proses di pusat saraf menurun sesuai pertambahan usia. Pada usia 65 75 tahun didapati kemunduran pada beberapa kemampuan dengan variasi perbedaan individu yang luas. Di atas usia 80 tahun didapati kemunduran kemampuan yang cukup banyak.c. Kemampuan belajar (Learning)Lansia yang sehat dan tidak mengalami demensia masih memiliki kemampuan belajar yang baik, bahkan di beberapa negara maju didirikan University of third age. Hal ini sesuai dengan prinsip belajar seumur hidup (long-life learning).d. Kemampuan pemahaman (Comprehension)Kemampuan pemahaman atau menangkap pengertian pada lansia mengalami penurunan. Hal ini dipengaruhi oleh konsentrasi dan fungsi pendengarannya lansia yang mengalami penurunan.e. Pemecahan masalahLansia mempunyai banyak permasalahan yang dahulunya dengan mudah dapat dipecahkan menjadi terhambat karena terjadi penurunan fungsi indra. Hambatan yang lain dapat berasal dari penurunan daya ingat, pemahaman dan lain lain yang berakibat bahwa pemecahan masalah menjadi lebih lama.f. Kebijaksanaan (Wisdom)Lansia akan semakin bijaksana dalam menghadapi suatu permasalahan. Kebijaksanaan sangat tergantung dari tingkat kematangan kepribadian seseorang dan pengalaman hidup yang dijalani.

g. Kinerja (Performance)Lansia akan mengalami penurunan kinerja baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Perubahan performance yang membutuhkan kecepatan dan waktu mengalami penurunan. Penurunan itu bersifat wajar sesuai perubahan organ organ biologis ataupun perubahan yang sifatnya patologis.h. MotivasiLansia mempunyai motivasi baik kognitif maupun afektif untuk mencapai / memperoleh sesuatu yang cukup besar, akan tetapi motivasi tersebut seringkali kurang memperoleh dukungan kekuatan fisik maupun psikologis, sehingga hal hal diinginkan banyak berhenti di tengah jalan.3. Perubahan spiritualAgama atau kepercayaan lansia makin berintegrasi dalam kehidupannya. Lansia mempunyai lebih banyak waktu untuk kegiata agama dan makin teratur dalam kehidupan keagamaannya. Hal ini dapat dilihat dalam berfikir dan bertindak sehari hari. Spiritualitas pada lansia bersifat universal, intrinsik dan merupakan proses individual yang berkembang sepanjang rentang kehidupan. Lansia yang telah mempelajari cara menghadapi perubahan hidup melalui mekanisme keimanan akhirnya dihadapkan pada tantangan akhir yaitu kematian. Spiritualitas berperan bagi lansia untuk menghadapi berbagai keadaan seperti kecemasan, depresi, ketakutan akan mati, penurunan fungsi tubuh dan trauma dari kehidupan semasa muda. Penelitian lainnya menyebutkan bahwa spiritual dan agama menjadi sumber kekuatan bagi kehidupan lansia.Keimanan spiritual atau religius mempengaruhi perilaku lansia untuk bersiap menghadapi krisis kehilangan dalam hidup sampai kematian. Perbedaan yang dimiliki lansia jika dibandingkan dengan orang yang lebih muda yaitu sikap mereka terhadap kematian. Hal ini menunjukkan bahwa lansia cenderung tidak terlalu takut terhadap konsep dan realitas kematian. Pada tahap perkembangan usia lanjut merasakan atau sadar akan kematian.4. Perubahan psikososiala. PensiunPensiun adalah tahap kehidupan yang dicirikan oleh adanya transisi dan perubahan peran yang menyebabkan stres psikososial. Hilangnya kontak sosial dari area pekerjaan membuat seseorang lansia pensiunan merasakan kekosongan. orang tersebut secara tiba tiba dapat merasakan begitu banyak waktu luang yang ada di rumah disertai dengan sedikitnya hal hal yang dapat dijalani.b. Perubahan aspek kepribadianSeorang lansia akan mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Dengan adanya penurunan pada kedua fungsi tersbut, lansia mengalami perubahan kepribadian. Kepribadian lansia dibedakan menjadi 5 tipe yaitu tipe kepribadian konstruktif, mandiri, tipe kepribadian tergantung, bermusuhan, tipe kepribadian defensive, dan tipe kepribadian kritik diri.c. Perubahan dalam peran sosial di masyarakat.Lansia mengalami kemunduran fungsi indra pendengaran, penglihatan, gerak fisik dan sebagainya maka muncul gangguan fungsional atau bahkan kecacatan pada lansia misalnya badan yang menjadi bungkuk, pendengaran sangat berkurang, penglihatan kabur, sehingga sering menimbulkan keterasingan.d. Perubahan minatLansia juga mengalami perubahan dalam minat. Pertama minat terhadap diri makin bertambah, kedua minat terhadap penampilan semakin berkurang. Ketiga minat terhadap uang semakin meningkat, terakhir kebutuhan terhadap kegiatan rekreasi tak berubah hanya cenderung berkurang.e. Perubahan fugsi dan potensi seksualPenurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali berhubungan dengan berbagai gangguan fisik. Seperti gangguan jantung, gangguan metabolisme (misalnya diabetes mellitus), vaginitis dan beru selesai operasi prostatektomi. Pada wanita mungkin ada kaitannya dengan masa menopause, yang berarti fungsi seksual mengalami penurunan karena sudah tidak produktif.

C. MASALAH GIZI PADA LANSIAGizi (nutrisi) adalah diet berimbang dengan memasukkan unsur makanan empat sehat. Lansia memerlukan nutrisi yang baik, bahan bergizi seperti protein, mineral, kalsium, dan vitamin harus tersedia dalam jumlahyang cukup, kebutuhan gizi lansia hampir sama dengan kebutuhan gizi dari generasi yang lebih muda. Gizi yang paling penting dibutuhkan dalam waktu singkat oleh makhluk hidup adalah air, tanpa asupan cairan yang adekuat semua perawatan nutrisi akan sia-sia. Dalam kondisi normal, lansia membutuhkan asupan cairan sekitar 1.500 ml setiap hari (mubarok, 2009).Masalah gizi tidak hanya terjadi pada balita dan ibu hamil, tetapi ternyata sering kali menimpa lanjut usia. Hal yang perlu mendapatkan perhatian ialah gizi berlebihan, gizi kurang, dan kekurangan vitamin (nugroho,2008 ).1. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisiMenurut Nugroho ( 2008 ), faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada lanjut usia antara lain sebagai berikut :a. Berkurangnya kemampuan untuk mencerna makanan (akibat kerusakan gigi / ompong)b. Berkurangnya cita rasac. Berkurangnya koordinasi ototd. Keadaan fisik yang kurang baike. Faktor ekonomi dan sosialf. Faktor penyerapan makanan ( daya absorbsi )2. Unsur-unsur giziMenurut mubarok ( 2009 ), unsur-unsur gizi anatara lain :

a. Karbohidrat dan proteinKebutuhan energi seseorang dari masa kanak-kanak sampai dewasa meningkat setiap hari, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa kebutuhan energi menurun secara signifikan seperti pada lansia. Asupan nutrisi yang terbaik adalah mengomsumsi makanan yang mengandung lebih banyak karbohidrat dan membatasi asupan lemak sebanyak 30 % dari total kalori. Asupan protein perhari sebanyak 50-60 gram diperlukan untuk memelihara fungs tubuh dan asupan karhidrat yang adekuat menjamin ketersediaan protein tubuh untuk energi terutama pada otot.b. MineralMineral yang diperlukan oleh tubuh adalah kalsium dan zat besi. Kalsium diperlukan untuk kesehatan tulang. Defisiensi zat besi dapat menyebabakan anemia, zat besi diperlukan untuk proses sintesis oksigen darah yang membawa pigmen hemoglobin.c. VitaminVitamin dapat diklasifikasikan kedalam dua jenis, yaitu vitamin yang larut dalam lemak dan vitamin yang tidak larut dalam lemak ( air ). Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, K, dan K. Sedangkan vitamin yang tidak larut dalam lemak adalah vitamin B dan C. Vitamin D diperlukan untuk proses absorpsi kalsium dari saluran pencernaan, vitamin ini penting untuk kesehatan tulang. Vitamin B 12 yang dikenal seagai faktor ektriksik diperlukan untuk pembentukan dan pemeliharaan kesehatan sel darah merah. Defisiensi vitamin B12dapat menyebabkab anemia. Vitamin C berfungsi untuk pembentukan sel darah merah dan diperlukan untuk pemyembuhan luka.3. Pemberian makanan pada lansiaMenurut Nugroho (2008), hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian makanan pada lanjut usia sebagai berikut :a. Apakah makanan yang disajikan memenuhi kebutuhan gizib. Sajikan makan tersebut pada waktunya secara teratur dan dalam porsi yang kecil sajac. Jangan menunjukkan rasa bosan dalam melayani lansia lanjut usia, tunjukkan wajah yang cerah dan gembirad. Beri makanan secara pertahap dan bervariasi, terutamabila nafsu makan kurange. Perhatikan makanan apa yang disukai dan tidak, agar dapat menentukan jenis makanan yang sesuai dengan selera.f. Jika mendapat diet tertentu, perhatikan apaka diet tersebut sesuai dengan petunjuk dokter, misalnya untuk diabetes dan tekanan darah tinggig. Berikan makanan yang lunak untuk menghindari konstipasi serta memudahkan mengunyah, terutama bagi lansia lanjut usia, yang sudah ompong, misalnya dalam bentuk nasi tim atau bubur.4. Tujuan pemberian nutrisi atau gizi pada lanjut usiaMenurut Mubarok (2009), tujuan pemberian nutrisi atau gizi pada lanjut usia antara lain sebagai berikut :a. Mempertahankan gizi yang seimbang dalam kaitannya untuk menunda atau mencegah kemunduran fungsi organ.b. Gizi diharapkan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan tubuh pada lansia.c. Membiasakan makanan yang cukup dan teratur.d. Menghindari kebiasaan pola makan yang buruk, seperti mengomsumsi makanan yang berkolesterol, meminum minuman keras, dan lain-lain.e. Mempertahankan kesehatan dan menunda lahirnya penyakit degeneratif seperti penyakit jantung koroner, ginjal, atherosklerosis, dan lain-lain.f. Melalui penelitian epidemiologi menjelaskan faktor resiko penyakit karena komsumsi bahan makanan tertentu seperti penyakit sendi dan tulang akibat asam urat, penyakit jantung, koroner karena kolesterol dan lemak jenuh, diabetes mellitus akibat obesitas karena komsumsi hidrat arang.D. KEJADIAN JATUH PADA LANSIAJatuh merupakan suatu kejadian yang menyebabkan subjek yang sadar menjadi berada di permukaan tanah tanpa disengaja. Dan tidak termasuk jatuh akibat pukulan keras, kehilangan kesadaran atau kejang. Kejadian jatuh tersebut adalah penyebab yang spesifik yang jenis dan konsekuensinya berbeda dari mereka yang dalam keadaan sadar mengalami jatuh (Stanley, 2006).1. Faktor resikoa. Faktor instrinsikFaktor instrinsik adalah variabel-variabel yang menentukan mengapa seseorang dapat jatuh pada waktu tertentu dan orang lain dalam kondisi yang sama mungkin tidak jatuh (Stanley, 2006). Faktor intrinsik tersebut antara lain adalah gangguan muskuloskeletal misalnya menyebabkan gangguan gaya berjalan, kelemahan ekstremitas bawah, kekakuan sendi, sinkope yaitu kehilangan kesadaran secara tiba-tiba yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke otak dengan gejala lemah, penglihatan gelap, keringat dingin, pucat dan pusing (Lumbantobing, 2004).b. Faktor ekstrinsikFaktor ekstrinsik merupakan faktor dari luar (lingkungan sekitarnya) diantaranya cahaya ruangan yang kurang terang, lantai yang licin, tersandung benda-benda (Nugroho, 2000). Faktor-faktor ekstrinsik tersebut antara lain lingkungan yang tidak mendukung meliputi cahaya ruangan yang kurang terang, lantai yang licin, tempat berpegangan yang tidak kuat, tidak stabil, atau tergeletak di bawah, tempat tidur atau WC yang rendah atau jongkok, obat-obatan yang diminum dan alat-alat bantu berjalan (Darmojo, 2004).2. Penyebab jatuh dari lingkungan rumahFaktor-faktor lingkungan yang menyebabkan jatuh adalah penerangan yang tidak baik (kurang atau menyilaukan), lantai yang licin dan basah, tempat berpegangan yang tidak kuat/tidak mudah dipegang dan alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang tidak stabil dan tergeletak di bawah. (Darmojo, 2004). Menurut Friedman, 1998 adalah kondisi interior rumah meliputi bagaimana ruangan-ruangan tersebut dilengkapi oleh perabot , kelayakan perabot, penerangan yang tidak memadai dan eksterior rumah meliputi lantai, tangga, jeruji dalam keadaan buruk, tempat obat-obatan tidak terjangkau dan pintu masuk dan pintu keluar ke rumah tidak terdapat penerangan dan ruang gerak yang cukup untuk keluar dari rumah, kabel listrik telanjang di lantai, kolam renang yang tidak dipagari secara memadai.3. Akibat jatuhJatuh dapat mengakibatkan berbagai jenis cedera, kerusakan fisik dan psikologis. Kerusakan fisik yang paling ditakuti dari kejadian jatuh adalah patah tulang panggul. Jenis fraktur lain yang sering terjadi akibat jatuh adalah fraktur pergelangan tangan, lengan atas dan pelvis serta kerusakan jaringan lunak. Dampak psikologis adalah walaupun cedera fisik tidak terjadi, syok setelah jatuh dan rasa takut akan jatuh lagi dapat memiliki banyak konsekuensi termasuk ansietas, hilangnya rasa percaya diri, penbatasan dalam aktivitas sehari-hari, falafobia atau fobia jatuh (Stanley, 2006).4. KomplikasiMenurut Kane (1996), yang dikutip oleh Darmojo (2004), komplikasi-komplikasi jatuh adalah :a. Perlukaan (injury)Perlukaan (injury) mengakibatkan rusaknya jaringan lunak yang terasa sangat sakit berupa robek atau tertariknya jaringan otot, robeknya arteri/vena, patah tulang atau fraktur misalnya fraktur pelvis, femur, humerus, lengan bawah, tungkai atas.

b. DisabilitasDisabilitas mengakibatkan penurunan mobilitas yang berhubungan dengan perlukaan fisik dan penurunan mobilitas akibat jatuh yaitu kehilangan kepercayaan diri dan pembatasan gerak.c. Mati5. PencegahanMenurut Tinetti (1992), yang dikutip dari Darmojo (2004), ada 3 usaha pokok untuk pencegahan jatuh yaitu :a. Identifikasi faktor resikoPada setiap lanjut usia perlu dilakukan pemeriksaan untuk mencari adanya faktor instrinsik risiko jatuh, perlu dilakukan assessment keadaan sensorik, neurologis, muskuloskeletal dan penyakit sistemik yang sering menyebabkan jatuh. Keadaan lingkungan rumah yang berbahaya dan dapat menyebabkan jatuh harus dihilangkan. Penerangan rumah harus cukup tetapi tidak menyilaukan. Lantai rumah datar, tidak licin, bersih dari benda-benda kecil yang susah dilihat, peralatan rumah tangga yang sudah tidak aman (lapuk, dapat bergerser sendiri) sebaiknya diganti, peralatan rumah ini sebaiknya diletakkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu jalan/tempat aktivitas lanjut usia. Kamar mandi dibuat tidak licin sebaiknya diberi pegangan pada dindingnya, pintu yang mudah dibuka. WC sebaiknya dengan kloset duduk dan diberi pegangan di dinding.b. Penilaian keseimbangan dan gaya berjalan (gait)Setiap lanjut usia harus dievaluasi bagaimana keseimbangan badannya dalam melakukan gerakan pindah tempat, pindah posisi. Bila goyangan badan pada saat berjalan sangat berisiko jatuh, maka diperlukan bantuan latihan oleh rehabilitasi medis. Penilaian gaya berjalan juga harus dilakukan dengan cermat, apakah kakinya menapak dengan baik, tidak mudah goyah, apakah penderita mengangkat kaki dengan benar pada saat berjalan, apakah kekuatan otot ekstremitas bawah penderita cukup untuk berjalan tanpa bantuan. Kesemuanya itu harus dikoreksi bila terdapat kelainan/penurunan.c. Mengatur/ mengatasi faktor situasional.Faktor situasional yang bersifat serangan akut yang diderita lanjut usia dapat dicegah dengan pemeriksaan rutin kesehatan lanjut usia secara periodik. Faktor situasional bahaya lingkungan dapat dicegah dengan mengusahakan perbaikan lingkungan, faktor situasional yang berupa aktifitas fisik dapat dibatasi sesuai dengan kondisi kesehatan lanjut usia. Aktifitas tersebut tidak boleh melampaui batasan yang diperbolehkan baginya sesuai hasil pemeriksaan kondisi fisik. Maka di anjurkan lanjut usia tidak melakukan aktifitas fisik yang sangat melelahkan atau berisiko tinggi untuk terjadinya jatuh.6. PenatalaksanaanPenatalaksanaan bersifat individual, artinya berbeda untuk tiap kasus karena perbedaan faktor-faktor yang bekerjasama mengakibatkan jatuh. Bila penyebab merupakan penyakit akut penangananya menjadi lebih mudah, lebih sederhana, dan langsung bisa menghilangkan penyebab jatuh secara efektif. Tetapi lebih banyak lansia jatuh karena kondisi kronik, multifaktorial sehingga diperlukan terapi gabungan antara obat, rehabilitasi, perbaikan lingkungan, dan perbaikan kebiasaan lanjut usia itu. Pada kasus lain intervensi diperlukan untuk mencegah terjadinya jatuh ulangan, misalnya pembatasan bepergian/aktivitas fisik, penggunaan alat bantu gerak. Terapi untuk penderita dengan kelemahan otot ekstremitas bawah dan penurunan fungsional difokuskan untuk meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot sehingga memperbaiki fungsionalnya. Sering terjadi kesalahan, terapi rehabilitasi hanya diberikan sesaat sewaktu penderita mengalami jatuh. Padahal terapi ini diperlukan secara terus-menerus sampai terjadi peningkatan kekuatan otot dan status fungsional. Terapi untuk penderita dengan penurunan gait dan keseimbangan difokuskan untuk mengatasi penyebab/faktor yang mendasarinya. Penderita dimasukkan dalam progam gait training dan pemberian alat bantu berjalan. Biasanya progam rehabilitasi ini dipimpin oleh fisioterapis.Penderita dengan dizziness syndrom, terapi ditujukan pada penyakit kardiovaskuler yang mendasari, menghentikan obat-obat yang menyebabkan hipotensi postural seperti beta bloker, diuretic dan antidepresan. Terapi yang tidak boleh dilupakan adalah memperbaiki lingkungan rumah/tempat kegiatan lanjut usia seperti tersebut di pencegahan jatuh (Darmojo, 2004).

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.M DI RUANG ANGGREKPANTI WREDHA HARAPAN IBU NGALIYAN

PENGKAJIAN LANSIA DI PANTI WREDHAHari, Tanggal pengkajian: Senin, 22 September 2014Waktu Pengkajian: 10.00 WIB

A. DATA UMUM1. NAMA LANSIA: Ny.M2. USIA: 75 tahun3. AGAMA: Islam4. SUKU: Jawa5. JENIS KELAMIN: Wanita6. NAMA WISMA: Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan7. PENDIDIKAN: Tidak Sekolah8. RIWAYAT PEKERJAAN: Ny.M mengatakan pernah bekerja lebih dari 20 tahun di Sumatera sebagai buruh pabrik sebelum akhirnya kembali lagi ke kampung halaman yaitu Batang dan bekerja sebagai pembantu rumah tangga.9. STATUS PERKAWINAN: Janda, Ny.M mengatakan kalau suaminya telah meninggal dunia.10. PENGASUH WISMA: Ny.K

B. ALASAN BERADA DI PANTINy.M mengatakan kula niki boten gadah sederek, mung siji tunggale, bojo nggih mpun seda, gadah anak setunggal jaler nggih sampun seda pas alit. Tuwone nggih neng omah dewean. RT ne kula niku mbak sing ngajaki wonten ngriki. Ben boten teng omah dewean, mpun sakniki mati urip nggih neng panti jompo harapan ibuNy.M mengatakan bahwa dirinya adalah anak tunggal sehingga tidak mempunyai saudara baik kakak maupun adik. Suami Ny.M sudah meninggal dunia, sedangkan anak laki laki satu satunya yang Ny.M miliki juga sudah meninggal sejak masih berusia balita. Oleh karena itu, Ny.M kini sebatang kara, sebelum akhirnya kurang lebih 1,5 tahun yang lalu, Ny.M ditawari oleh Ketua RT tempat Ny.M tinggal untuk tinggal di Panti Wredha agar tidak kesepian jika harus berada di rumah sendiri saat Ny.M sudah lanjut usia seperti sekarang ini.

C. DIMENSI BIOFISIKComment by Jiwa & Komunitas: Mana kalimat langsungnya?1. RIWAYAT PENYAKIT (Dalam 6 bulan terakhir)Ny.M mengatakan kula niki nembe waras mbak.. ndek niko sak awak iki gatel, tangan sikil kabeh gatel. Gatele wis sampe parah, kula kukur langsung perih, boten dikukur nggih gatel. Gatel sampai kayo mletek-mletek kulite. Gatel sampe sasen sasen, ora waras ditambani opo wae. Yo pancen remaja remaja kados mbak e niki to sing perhatian kalih kula. Kula diadusi, kalih oyot sing digodok terus banyune kangge kula adus. Terus nggih diparingi salep, nggih remaja remaja niku mbak sing podo mesakke kalih kula. Mpun pokoe jijik mbak, kula nggih boten nyongko bakal saged waras kados saikiNy.M mengatakan bahwa Ny.M baru saja sembuh dari penyakit kulit yang menurut Ny.M sangat parah. Ny.M menderita gatal gatal di seluruh tubuh. Gatal gatal yang Ny.M alami bertahan hingga berbulan bulan. Ny.M mengatakan telah memberikan segala macam obat pada penyakit gatalnya itu. Tapi menurut Ny.M, gatal gatalnya bisa sembuh total yaitu setelah diberikan obat tradisional yang berasal dari akar tumbuhan yang direbus kemudian airnya digunakan untuk mandi.2. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGANy.M mengatakan Bapak ibu kula mbiyen nggih boten nate sakit nopo nopo mbak, wong kuno yo jarang sing penyakite macem macemNy.M mengatakan bahwa ayah, ibu, kakek, nenek, atau anggota keluarga yang lain yang menderita penyakit kronis, penyakit menurun ataupun penyakit menular.

3. RIWAYAT PENCEGAHAN PENYAKITa. RIWAYAT MONITORING TEKANAN DARAHNy.M mempunyai riwayat tekanan darah rendah.TanggalTekanan Darah

22 September 2014110/70 mmHg

23 September 201490/70 mmHg

24 September 2014100/70 mmHg

25 September 2014100/60 mmHg

26 September 2014110/60 mmHg

27 September 2014110/70 mmHg

29 September 2014120/70 mmHg

30 September 2014120/65 mmHg

1 September 2014110/60 mmHg

2 September 2014120/70 mmHg

b. RIWAYAT VAKSINASINy.M Boten nate mbak, boten nate disuntik nang lengen. Nak berobat nggih paring langsung obat, nopo kuwi sing koyo imunisasi yo boten nate, suntik nggih teng mbokong nak ngepasi ndase mumet nopo awake panas ngotenNy.M mengatakan tidak ingat apakah pernah melakukan vaksinasi apapun atau tidak. Hasil pengkajian yang diperoleh dari pengasuh panti mengatakan bahwa selama di Panti Wredha Harapan Ibu, Ny.M belum pernah melakukan vaksinasi apapun.c. SKRINING KESEHATAN YANG DILAKUKANNy.K (Pengasuh Panti) mengatakan Kalau disini itu ya ada mbak pemeriksaan buat mbah mbahnya ini rutin, sebulan sekali gitu mbak, petugasnya ya itu to dari puskesmas pembantu, deket itu lho mbak, ya mereka datang terus nanti ngasih obat buat mbah mbah nya kalo ada yang sakit, ya pemantauan gitu mbak4. STATUS GIZIBB : 37 kg, TB : 152 cmIMT = = 37/(1,52)2= 37/2,25 = 16,014 (Underweight)5. MASALAH KESEHATAN TERKAIT STATUS GIZIa. MASALAH PADA MULUTNy.M sudah tidak mempunyai gigi sama sekalib. PERUBAHAN BERAT BADANDari perhitungan status gizi menggunakan Indeks Massa Tubuh, Ny.M mempunyai berat badan yang kurang dari normal.c. MASALAH NUTRISINy.M mengatakan Ah kula mangan yo boten mesti mbak, sak kepengene. Kadang yo mangan pisan, wis paling pol yo ping kaleh. Lha kula boten seneng kalih masakane ngriki, kula mending nyambel piyambak, nyambel tauge kados wingi to mbak, nak kados ngoten kula saged mangan akeh, nak maeman saking ngriki ahh boten seneng kula mbak, tahu tempe terus bosen mbak, paling yo tak maem sak sendok ahh mpun, sisane tak paringke kucing, akeh sing kanggo kucing dari pada sing tak mangan mbakNy.M mengatakan kalau dirinya jarang makan. Ny.M mengatakan biasanya dalam satu hari hanya makan 1 sampai 2 kali saja. Ny.M mengatakan seringnya tidak menghabiskan porsi makanan yang disediakan oleh Panti. Ny.M mengatakan bahwa nafsu makan nya hanya sedikit. Ny.M mengatakan tidak lapar walaupun hanya makan sedikit saja atau bahkan tidak makan sama sekali dalam sehari.6. MASALAH KESEHATAN YANG DIALAMI SAAT ININy.M mengatakan ndek enjing kula tibo mbak, kerungkep, arep njupuki godong, eh malah sirah ki mubeng mubeng, terus tibo, kula ditulungi lagi saged ngadek maneh,boten nopo nopo, boten wonten sing tatu nopo buset, boten, iki mpun nginum obat saking ibukPada tanggal 23 September 2014, Ny.M terjatuh ketika sedang beraktivitas. Ny.M mengatakan tiba tiba pusing, kepala serasa berputar putar. Setelah diperiksa, ternyata tekanan darah Ny.M hanya 90/70 mmhg. Ny.M mengeluhkan akhir- akhir ini kepala nya sering pusing.

7. OBAT OBATAN YANG DIKONSUMSI SAAT ININy.M mengatakan Iki mbak, obate werna tiga, niki sing alit-alit, lha nak iki sing kalih deblek niki wingi pas sirahe mubeng mubeng, terus dikongkon nginum iki, terus nak sing iki jare nginume nak pas awake sok kerasa panas, mpun lengkap mbak obate kula, kula minum ben isuk bar sarapanNy.M saat ini setiap harinya mengkonsumi obat obatan seperti Antalgin 500 mg, vitamin B complek dan Kalk. Ny.M mempunyai persediaan Paracetamol 500 mg tapi hanya diminum jika Ny.M merasa badannya meriang dan panas saja.8. TINDAKAN SPESIFIK YANG DILAKUKAN SAAT ININy.M Biyen ki linu linu mbak, niki to dengkule sok sok linu, niku nak pas sholat rukuk opo sujud terus kados mak senut ngoten, iki driji driji yo biyasane kadang kemeng kemeng, niki jentike malah mpun bengkong, ora iso lurus, yo tak gosoki kalih obat gosok mbak, kadang yo minyak kayu putih, tapi sak niki mpun boten kok mbak, wis jarang linu-linu, mpun botenNy.M mengatakan jika terkadang mengalami nyeri pada persendiannya sehingga Ny.M akan menggosok bagian yang nyeri seperti lutut dengan minyak kayu putih. Ny.M juga mempunyai yang Ny.M sebut sebagai obat gosok yang akan Ny.M gosok gosokkan pada bagian tubuh Ny.M yang sakit.9. STATUS FUNGSIONAL (AKS) (Dinilai dengan Indeks KATZ)MobilisasiMandiri

BerpakaianMandiri

Makan & MinumMandiri

ToiletingMandiri

Personal hygieneMandiri

MandiMandiri

Dari hasil pengkajian di atas, dapat dilihat bahwa Ny.M masuk dalam kategori indeks KATZ A.

10. PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI HARIa. MOBILISASINy.M mengatakan kula kabeh yo dewe mbak, nyuci piring, nyuci baju yo dewe kabeh mbak, kongkonan wong liya yo malah bayar mbak, duite sopo? Kula kan jek kuat mbak, bantu teng wingking nggih ben dintenNy.M mengatakan masih mampu melakukan semua aktivitasnya dengan mandiri tanpa bantuan alat bantu maupun pengasuh panti.b. BERPAKAIANNy.M mengatakan kula kabeh yo dewe mbak, nyuci piring, nyuci baju yo dewe kabeh mbak, kongkonan wong liya yo malah bayar mbak, duite sopo? Kula kan jek kuat mbak, bantu teng wingking nggih ben dintenNy.M mengatakan setiap hari memakai baju secara mandiri setiap selesai mandi. Baju Ny.M terlihat bersih, tidak berbau dan Ny.M mampu berpakaian dengan rapi.c. MAKAN DAN MINUMNy.M mengatakan kula kabeh yo dewe mbak, nyuci piring, nyuci baju yo dewe kabeh, kongkonan wong liya yo malah bayar mbak, duite sopo? Kula kan jek kuat mbak, mbantu teng wingking nggih ben dintenNy.M mampu makan dan minum sendiri. Bahkan Ny.M sering terlihat mencari dan membuat makanan yang disukainya sendiri, seperti terkadang Ny.M membeli sayur tauge dan membuat sambal lalap tauge sesuai dengan kegemarannya.d. TOILETINGNy.M mengatakan Sedinten pipis ping pinten nggih? Yo ping telu opo papat mungkin, ngeek sing boten mesti mbak, kadang yo kalih dinten pisan, telung dinten yo nate, ngeek e mung seprintil, sitik banget, ngedene sampe renggosan, metune mung sitik, huwalah mbak angelNy.M mengatakan mampu BAB dan BAK sendiri. Ny.M mengatakan biasanya BAK 3-4 kali dalam satu hari. Sedangkan Ny.M mengatakan tidak selalu BAB dalam satu hari, biasanya bisa 2 hari sekali baru BAB dan feses yang dikeluarkan dalam jumlah yang sedikit.e. PERSONAL HIGIENENy.M mengatakan Kula ki itungane resikan mbak, ben dinten adus, kramasan kalih dinten pisan, kuku nggih tak potongi, ngoten to mbak?Ny.M mengatakan menjaga kebersihan badannya dari kepala sampai kaki. Kuku tangan dan kaki cukup bersih, rambut Ny.M juga bersih.f. MANDINy.M mengatakan Adus mbak kula, ben isuk, jam 6 ngoten mpun adus, kula tangine wae shubuh kok mbak, jam setengah 5, tapi sore boten adus mbak, kademen mbak, atisNy.M mengatakan mandi seringnya hanya 1 kali sehari karena pada sore hari Ny.M mengatakan akan merasa dingin jika harus mandi.

D. DIMENSI PSIKOLOGI1. STATUS KOGNITIF (SPMSQ)The Short Portable Mental Status Quesionnaire (SPMSQ)PertanyaanJawaban

BetulSalah

1. Tanggal berapa hari ini?

2. Hari apakah hari ini?

3. Apakah nama tempat ini?

4. Berapa nomor telepon rumah anda?

5. Berapa usia anda?

6. Kapan anda lahir (tgl/bln/thn)?

7. Siapa nama presiden sekarang?

8. Siapa nama presiden sebelumnya?

9. Siapa nama ibu anda?

10. 5+6 adalah ?

SKOR37

Setelah dilakukan pengkajian dengan menggunakan The Short Portable Mental Status Quesionnare (SPMSQ) Ny. M memiliki 7 jawaban salah, status mental sehingga Ny.M dapat dikategorikan gangguan sedang.2. PERUBAHAN YANG TIMBUL TERKAIT STATUS KOGNITIFNy.M mengatakan Ah kula tesih kelingan mbak, biyen to kula nate kerja teng Sumatra, wonten prabik, pabrik soun, wah mpun puluhan tahun, majikane kula wonge apikan mbak, mripate kula dados ngeten iki nggih amargi pas kerja mbak, kelaraban terus dados cacat ngeten, sakwise bojo kula sampun seda, anak kula nggih seda, kula mbalik mbak teng njowo, tahun pinten nggih lali mbakNy.M mengatakan masih mampu mengingat kejadian kejadian di masa lalu seperti saat Ny.M masih tinggal di Sumatra, Ny.M mampu mengingatnya. Ny.M masih mampu menceritakan kisah hidup nya semasa muda. Akan tetapi Ny.M mengalami kesulitan jika harus mengingat hari dan tanggal kejadian kejadian yang sudah lalu.3. DAMPAK YANG TIMBUL TERKAIT STATUS KOGNITIFDari hasil pengkajian menunjukkan bahwa Ny.M mengalami gangguan sedang pada pemeriksaan status kognitifnya menggunakan SPMSQ, akan tetapi gangguan tersebut tidak memberikan dampak yang berarti pada aktivitas sehari hari Ny.M. Ny.M masih mampu melakukan semua kegiatannya secara mandiri.4. STATUS DEPRESI (Pengukuran dengan skala depresi)The Geriatric Depresion ScalePERTANYAANJAWABANJAWABAN Ny. M

1. Apakah pada dasarnya anda puas dengan kehidupan anda?Tidak Ya

2. Sudahkah anda meninggalkan aktivitas yang anda minati?YaTidak

3. Apakah anda merasa bahwa hidup anda kosong?YaTidak

4. Apakah anda merasa bosan?YaYa

5. Apakah anda mempunyai semangat setiap waktu ?TidakYa

6. Apakah anda takut sesuatu akan terjadi pada anda ?YaTidak

7. Apakah anda merasa bahagia setiap waktu ?TidakYa

8. Apakah anda merasa jenuh ?YaYa

9. Apakah anda lebih suka tinggal di rumah pada malam hari, daripada pergi melakukan sesuatu yang baru ?YaYa

10. Apakah anda merasa bahwa anda lebih banyak mengalami masalah dengan ingatan anda daripada yang lainnya ?YaTidak

11. Apakah anda berfikir sangat menyenangkan hidup sekarang ini ?TidakTidak

12. Apakah anda merasa tidak berguna saat ini ?YaTidak

13. Apakah anda merasa penuh berenergi saat ini ? TidakYa

14. Apakah anda saat ini sudah tidak ada harapan lagi ?YaTidak

15. Apakah anda berfikir banyak orang lain lebih baik daripada anda ?Ya Tidak

Skor = 45. PERUBAHAN YANG TIMBUL TERKAIT STATUS DEPRESISetelah dilakukan pengkajian menggunakan skala depresi untuk lansia (The Geriatric Depression Scale), hasil pengkajian menujukkan bahwa Ny.M memiliki 4 respon yang cocok dengan jawaban ya dan tidak setelah pertanyaan pada skala depresi. Nilai ini menujukkan bahwa Ny.M tidak mengalami depresi.6. KEADAAN EMOSIa. ANXIETASNy.M mengatakan Wis umur semene yowis tuwa mbak, arep mikir opo maneh, urip mati yo neng kene, gari ngenteni mati to mbak ngene iki, dijupuk kapan mawon nggih monggo, mpun sak titahe to mbakNy.M mengatakan tidak merasa cemas atau takut terhadap apapun. Ny.M mengatakan bahwa dirinya tidak merasa cemas atau takut kepada akan datangnya kematian. Ny.M mengatakan bahwa di usia nya yang sekarang ini, sudah bukan waktunya lagi untuk memikirkan hal hal yang aneh aneh. b. PERUBAHAN PERILAKUTidak ada perubahan perilaku yang mencolok selama Ny.M berada di panti wredha harapan ibu.c. MOODNy.M mengatakan kula nggih biyasane mbantu mbantu teng wingking, mbantu ibu, masak, sak rampunge, wis rampung nggih leren mbak, lungguh neng kasur, nonton tv. Kula boten seneng ngomo ngomong mbak, males, mangkeh malah padu, mending meneng wae, ora arep piye piye malah nambah masalah nak kakehan omongNy. M mengatakan bahwa apabila Ny.M ada masalah maka Ny.M lebih memilih berdiam diri atau tidur. Menurut Ny. M, jika berbicara bisa memperpanjang masalah yang ada.

E. DIMENSI FISIK1. LUAS WISMALuas tanah: 3.783 m2Luas bangunan: 2.303 m22. KEADAAN LINGKUNGAN DI DALAM WISMAa. PENERANGANBerdasarkan observasi yang dilakukan, kondisi penerangan yang ada di dalam wisma cukup baik dan pencahayaan matahari dapat masuk ke dalam wisma. Jumlah jendela yang terdapat di sekitar wisma berjumlah kurang lebih 42 jendela kaca yang setiap harinya selalu dibuka. Kamar mandi yang ada didalam wisma cukup terang pada saat siang maupun malam hari.b. KEBERSIHAN DAN KERAPIANBerdasarkan observasi yang dilakukan, kebersihan ruangan sudah cukup bersih dan tertata rapi terutama pada penataan tempat tidur lansia. Pada kondisi sekitar tempat tidur Ny. M penataan barang-juga rapi / tidak berantakan. Lantai di dalam wisma selalu dibersihkan oleh petugas panti setiap hari.c. PEMISAHAN RUANGAN ANTARA PRIA DAN WANITABerdasarkan observasi yang dilakukan, ruangan antar pria dan wanita juga terpisah. Jumlah pria dalam panti hanya ada 1 lansia, dimana lokasi ruangan berada dibelakang ruangan wanita. d. SIRKULASI UDARAPada tiap wisma didalam panti. Pada tiap wisma terdapat 5 pintu yang berada di depan berjumlah 1, pintu yang berada disamping kanan dan kiri berjumlah 2, dan pintu belakang berjumlah 2 pintu. Kondisi pintu di wisma selalu dalam keadaan terbuka pada pagi dan siang hari sehingga udara bersikulasi dengan baik.e. KEAMANANKondisi lantai tidak licin sehingga tidak membahayakan para lansia yang berjalan. Dari observasi yang dilakukan juga terdapat juga pegangan yang berada di dekat toilet dan tempat wudhu. Pada panti tidak ditemukan alarm untuk digunakan sewaktu-waktu apabila ada tanda bahaya. f. SUMBER AIR MINUMSumber air minum yang digunakan yaitu air galon dengan kualitas air minum bersih dan tidak berbau. g. RUANG BERKUMPUL BERSAMAPanti wreda Harapan Ibu mempunyai ruangan yang dipakai untuk berkumpul bersama yang berada di depan setelah pintu masuk. Pada ruangan tersebut biasanya dimanfaatkan untuk kegiatan senam lansia dan kegiatan kelompok lainnya. Terdapat beberapa fasilitas yang ada diruangan berkumpul bersama seperti televisi, radio, dvd, dan pengeras suara.3. KEADAAN LINGKUNGAN DI LUAR WISMAa. PEMANFAATAN HALAMANKondisi halaman sekitar panti dimanfaatkan untuk menanam pohon buah buahan dan lahan parkir bagi pengunjung wisma. Beberapa tanaman yang ada dipanti seperti pohon nangka, jambu, mangga dan tanaman lainnya sehingga terlihat hijau.b. PEMBUANGAN AIR LIMBAHPembuangan air limbah panti dialirkan ke selokan yang akan mengalir menuju sungai yang berlokasi disebelah wisma. Selokan kadang-kadang kotor dan bau karena penghuni panti sering membuang sampah di selokan.c. PEMBUANGAN SAMPAHPembuangan sampah berlokasi di samping wisma.d. SANITASITerdapat tempat pembuangan sampah yang disediakan di samping belakang wisma. Limbah kamar mandi mengalir dengan baik ke saluran yang berakhir di sungai samping wisma. Kondisi sanitasi wisma cukup baik.e. SUMBER PENCEMARANDari hasil pengkajian, didapatkan data bahwa terdapat polusi udara yang sedikit karena lokasi wisma yang jauh dari pabrik dan di depan wisma ini terdapat jalan raya tetapi masih sedikit kendaraan yang melintasi jalan tersebut.

F. DIMENSI SOSIAL1. HUBUNGAN LANSIA DENGAN LANSIA DI DALAM WISMANy.M mengatakan kula boten wonten sing kenal mbak, niki sebelah nggih boten ngertos mbah sopo, mendel mawon mbak, boten wonten manfaate, mending mendel mawon, ngerti nggih mbah kae, tapi sinten nggih asmane, lali mbakNy.M mengatakan bahwa Ny.M jarang berinteraksi dengan lansia lainnya di dalam wisma. Ny.M mengatakan kalau tidak ada manfaatnya untuk berhubungan dengan lansia lainnya. Ny.M tidak mengenal baik lansia lainnya, Ny.M mengatakan hanya tahu nama beberapa lansia saja.2. HUBUNGAN ANTAR LANSIA DI LUAR WISMANy.M jarang keluar atau melakukan aktivitas di luar wisma. Namun sesekali Ny.M keluarga ke warung yang menjual sayuran di samping wisma, hal ini membuktikan Ny.M mampu berkomunikasi dan bersosialisasi dengan orang lain di luar wisma3. HUBUNGAN LANSIA DENGAN ANGGOTA KELUARGANy.M mengatakan bojo kula nggih mpun seda mbak, anak kula jaler nggih mpun seda pas alit, sedulur nggih mpun seda sedaya, nopo mbak nyebute, sebatang kara nggih?Ny.M mengatakan sudah tidak mempunyai anggota keluarga ataupun sanak saudara lainnya. Ny.M mengatakan suaminya sudah meninggal pada saat Ny.M berumur 35 tahun dan anaknya pun meninggal saat masih kecil.4. HUBUNGAN LANSIA DENGAN PENGASUH WISMANy.M mempunyai hubungan yang cukup baik dengan pengasuh wisma terbukti dengan Ny.M yang sering membantu kegiatan di dapur baik membersihkan dapur maupun ikut membantu memasak.5. KEGIATAN ORGANISASI SOSIALDari hasil pengkajian didapatkan bahwa terdapat kegiatan posyandu lansia setiap 1 bulan sekali yang dilakukan oleh petugas puskesmas pembantu Beringin. Ada pula kegiatan kerja bakti seminggu sekali, senam lansia yang dilakukan pada hari senin dan jumat serta kegiatan pengajian setiap hari kamis yang semuanya diikuti oleh Ny.M.

G. DIMENSI TINGKAH LAKU1. POLA MAKANNy.M mengatakan Ah kula mangan yo boten mesti mbak, sak kepengene. Kadang yo mangan pisan, wis paling pol yo ping kaleh. Lha kula boten seneng kalih masakane ngriki, kula mending nyambel piyambak, nyambel tauge kados wingi to mbak, nak kados ngoten kula saged mangan akeh, nak maeman saking ngriki ahh boten seneng kula mbak, tahu tempe terus bosen mbak, paling yo tak maem sak sendok ahh mpun, sisane tak paringke kucing, akeh sing kanggo kucing dari pada sing tak mangan mbakNy.M mengatakan sulit makan karena tidak ada nafsu makan. Ny.M mengatakan kalau seringnya dalam sehari hanya makan sekali atau paling banyak 2 kali dan seringnya juga Ny.M tidak menghabiskan porsi makanan yang diberikan. Ny.M mengatakan bahwa walaupun tidak makan, Ny.M tidak merasa lapar atau lemas.2. POLA TIDURNy.M mengatakan kula sarene nggih nak ndalu mbak, siang panas, boten saged merem, nak mbengi nggih turu kepenak, tapi kadang nggih sok tangi kangge pipis, sak wise nggih kadang angel mbalik tilem maneh, mangkeh subuh mpun tangi, sing penting turune kepenak mbak, mangkat tilem nggih biyasane jam 10 nopo jam 11 kok mbak, tapi nggih biyasane bar sholat isya langsung saged tilem, molah malih mbakNy.M mengatakan kalau tidurnya biasanya diatas jam 10 atau 11 di malam hari. Ny.M mengatakan biasanya di malam hari sering terbangun untuk BAK dan setelahnya menjadi sulit tidur lagi. Ny.M bangun pagi setiap ada adzan subuh. Ny.M mengatakan susah tidur di siang hari karena kondisi kamar yang panas. Ny.M mengatakan biasanya di siang hari hanya merebahkan badan di kasur tapi tidak bisa tidur.3. POLA ELIMINASINy.M mengatakan Sedinten pipis ping pinten nggih? Yo ping telu opo papat mungkin, ngeek sing boten mesti mbak, kadang yo kalih dinten pisan, telung dinten yo nate, ngeek e mung seprintil, sitik banget, ngedene sampe renggosan, metune mung sitik, huwalah mbak angelNy.M mengatakan biasanya BAK 3 sampai 4 kali dalam sehari. Sedangkan untuk BAB, Ny.M mengatakan tidak setiap hari bisa BAB. Biasanya Ny.M BAB 2 hari sekali dengan konsistensi keras dan feses yang dikeluarkan hanya sedikit.4. KEBIASAAN BURUK LANSIANy.M mengatakan ngerokok mbak? Boten pernah kula. Nginum obat ben isuk to mbak, mpun sedina sepisan mbak kula ngunjuke obatNy.M mengatakan tidak mempunyai kebiasaan buruk seperti merokok, minum minuman keras atau mengonsumsi obat obatan secara berlebihan.5. PELAKSANAAN PENGOBATANPelaksaan pengobatan biasanya dilakukan setiap sebulan sekali bersamaan dengan posyandu lansia. Ny.M mengatakan mendapatkan persedian obat yang berwarna putih dan orange (Vitamin B kompleks dan Kalk) setiap posyandu lansia dan mengonsumsinya setiap hari di pagi hari. Pada tanggal 23 September 2014, Ny.M pernah jatuh sehingga Ny.M diberikan obat Antalgin dan Paracetamol oleh petugas kesehatan.6. KEGIATAN OLAHRAGANy.M mengikuti kegiatan senam pagi bersama sama dengan lansia lainnya setiap hari senin dan jumat. Selain itu Ny.M tergolong lansia yang aktif karena sering membantu kegiatan wisma seperti membersihkan pekarangan belakang, membuang sampah dan memasak di dapur.7. REKREASINy.M mengatakan kula niki bar tangi turu langsung sholat subuh to mbak, sakrampunge langsung teng ngarep olahraga mbak, ben seger to mbak awake, nggih pikirane, bar kuwi langsung adus, bar adus mbantu teng wingking, mpun boten wonten kerjaan nggih kula lungguh mawon teng kasur, ngoten mbak ben dinten, sing penting kegiyatan terus, ampun tenguk-tenguk boten lahnopo nopo, seger mbak awakeNy.M mengatakan kegiatannya sehari hari seperti menyapu pekarangan belakang wisma, membuang sampah, mencuci sayur sayuran dan memasak di dapur merupakan kegiatan yang menyegarkan dan membuat Ny.M senang sebagai bentuk kegiatan rekreasi.. Dengan menyibukkan diri sehari hari, Ny.M merasa lebih bermanfaat dari pada hanya berdiam diri atau tiduran di kasur saja.8. PENGAMBILAN KEPUTUSANPengambilan keputusan yang ada di wisma dilakukan oleh pengurus wisma dan ditetapkan oleh ketua pengurus atas persetujuan oleh ketua yayasan.

H. DIMENSI SISTEM KESEHATAN1. PERILAKU MENCARI PELAYANAN KESEHATANNy.M mengatakan wingi pas mumet mubeng mubeng nggih kula langsung ngomong ibu, terus diparingi obat to mbak, sing kaleh deblek kuwi mbakNy. M mengatakan jika terdapat keluhan kesehatan, Ny.M akan melapor kepada pengasuh wisma dan kemudian Ny.M diberi obat sesuai kebutuhan oleh pengasuh wisma.2. SISTEM PELAYANAN KESEHATANa. Fasilitas kesehatan yang tersediaPada hasil pengkajian, tidak ditemukan adanya fasilitas kesehatan yang tersedia di dalam wisma. Fasilitas kesehatan terletak di luar tidak jauh dari wisma yaitu Puskesmas Pembantu Bringin. Petugas juga melakukan pemeriksaan kesehatan pada lansia di wisma 1 kali dalam 1 bulan.b. Jumlah tenaga kesehatanHasil pengkajian didapatkan data bahwa tidak tersedia tenaga kesehatan yang ada di dalam wisma. Hanya ada 1 dokter dan petugas kesehatan yang datang 1 kali dalam sebulan. Saat ini,. terdapat beberapa mahasiswa keperawatan yang praktek secara bergantian di Panti Wredha Harapan Ibu dalam memberika pelayanan kesehatan dan membantu para lansia.c. Tindakan pencegahan terhadap penyakitTindakan pencegahan yang dilakukan terhadap penyakit adalah dengan melakukan olah raga yaitu senam dan dikolaborasikan dengan memberikan vitamin kepada lansia agar kondisi tubuh selalu sehat dan tidak mudah terserang penyakit.d. Jenis pelayanan kesehatan yang tersediaPelayanan kesehatan yang diberikan oleh petugas puskesmas yang berkunjung ke wisma berupa pengukuran tekanan darah, penimbangan berat badan dan tinggi badan. Jika terdapat keluhan, segera dilakukan pemeriksaan dan pemberian obat.e. Frekuensi kegiatan pelayanan kesehatanPelayanan kesehatan yang ada diberikan 1 bulan sekali kepada seluruh lansia di wisma. Dalam pelayanan kesehatan, lansia mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis.

I. PEMERIKSAAN FISIKNoBagian/ regionHasil pemeriksaanMasalah keperawatan yang muncul

1.Kepala Mesocephal, rambut bersih, rambut berwarna putih / beruban, tidak ada lesi, dan tidak ada nyeri tekanTidak ada

2.Wajah/ mukaBentuk muka bulat, kurus, keriput dan tidak ada lesi. Bibir masih simetris ketika tersenyum, warna kulit sama dengan kulit sekitarTidak ada

3.Mata Mata sebelah kanan cacat dan tidak dapat digunakan untuk melihat, mata sebelah kiri masih dapat melihat, simetris, tidak anemis, tidak ikterik, terdapat kantung mata, tidak ada benjolan, dan tidak ada nyeri tekan.Gangguan Penglihatan mengakibatkan resiko jatuh

4.TelingaKemampuan pendengaran lansia sudah mulai berkurang (Ketika berbicara dengan lansia harus dalam jarak dekan), bersih, ada serumen tapi tidak berlebih, tidak ada nyeri tekan di kedua telinga, tidak ada lesi.Gangguan Pendengaran mengakibatkan resiko jatuh

5.Mulut dan gigiGigi sudah tidak ada sama sekali, gusi terlihat bersih, lidah bersih, bibir kering, tidak ada pembesaran tonsil, mukosa mulut bersih.Tidak ada

6.LeherSimetris, tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar tiroid, tidak ada pergeseran trakea.Tidak ada

7.DadaI : Simetris, tidak ada jejas atau lukaPa : taktil fremitus kanan=kiriPe : resonan seluruh lapang paruAu : vesikuler di seluruh lapang paruTidak ada

8.JantungI : ictus cordis tidak tampakPa : IC teraba di SIC IV Pe : Pekak dan tidak ada pembesaran jantung.Au : Bunyi Jantung normal, S1,S2, tidak ada bunyi mur mur / suara abnormal lainnyaTidak ada

9.AbdomenI : simetris antara semua region abdomen, tidak tampak adanya lukaAu : Bising usus terdengar 6x/menitPe : timpaniPa : tidak ada nyeri tekanTidak ada

10.Ekstremitas atasTidak ada edema, turgor kulit 2 detik, capillary refill