Konseling Intervensi ADHD

download Konseling Intervensi ADHD

of 2

Transcript of Konseling Intervensi ADHD

Intervensi ADHD

Perawatan yang paling banyak untuk ADHD adalah pengobatan (Epstein, Singh, Luebke, & Stout, 1991). Enam puluh persen hingga90% anak yang didiagnosa dengan gangguan itu menerima pengobatan stimulan untuk jangka panjang selama karir sekolahnya (Whalen & Henker, 1991). Enhancemen secara singkat dari fungsi perilaku telah ditemukan sekitar 75% dari yang dirawat dengan pengobatan stimulan (Du Paul & Rapport, 1993; Kavale, 1992; Whalen, &Henker). Meskipun pengobatan tidak memiliki efek pada wilayah akademik, produktivitasdi ssekolah mungkin meningkat sebagai hasil perilaku perilaku kontrol yang ikut campur dengannn Wagner, 1997). Pengobatan stimulan tidak mengajarkan perilaku perilaku yang pantas / baik, tetapi hal itu jelas meningkatkan kemungkinan anak anak menunjukkan perilaku -perilaku pantas yang telah siap ditirukannya. Menurut Barkley (1998), kesulitan bagi siswa siswa ADHD adalah tidak mengetahui apa yang dilakukan, tetapi melakukan apa yang mereka tahu. Sebagai tambahan, hal itu telah menunjukkan bahwa ada perbedaan antara penyerapan kemampuan dan menggunakannya secara efektif (Stein, Szumowski, Blondis, & Roizen, 1995). Intervensi yang menargetkan perilaku perilaku sukses di dekolah, termasuk latihan dan aplikasi, meningkatkan kemungkinan memperbaiki perilaku untuk siswa siswa yang mendapat pengobatan stimulan. Peneliti peneliti Weiss & Hechtman, (1991) menemukan prognosis jangka panjang untuk anak anak ADHD yang dirawat dengan pengobatan stimulan sendiri telah sama seperti mereka yang tidak menerima perawatan. Penelitian terkini disponsori oleh Institut Nasional Kesehatan Mental (MTA Cooperative Group, 1999) melaporkan bahwa protokol dimanajemen secara hati hati dari pengobatan stimulan dan intervensi perilaku telah efektif untuk perawatan gejala gejala ADHD. Kombinasi dari itu, dihasilkan perbaikan kemampuan sosial, hubungan orangtuaanak dan prestasi akademik. Hal tersebut juga dilaporkan bahwa pada beberapa situasi, intervensi intervensi perilaku / psikososial sendiri diproduksi hasil hasil yang sama. Ketika konselor konselor sekolah sering membantu untuk mengidentifikasi perilaku perilaku gejala ADHD, mendiagnosa dan perawatan medis ADHD bukanlah fungsi konselor sekolah. Bagaimanapun juga, membantu siswa siswa memahami dan mengatur perilakunya dan hubungannya dengan orang lain untuk memaksimalkan potensi pelajarnya merupakan fungsi konselor sekolah. pembelajaran dan penampilan kelas (Montague &

Penggunaan secara luas dari pengobatan stimulan dan emphasis pada modifikasi perilaku oleh guru guru dan orangtua menambah pertanyaan lain. Haruskah siswa siswa ADHD merasa sedikit tanggung jawab untuk resiko hasil dari perilakunya? Mereka mungkin secara salah menyimpulkan apa yang terjadi selama di sekolah adalah hasil dari pengobatannya dan dukungan guru guru, dibandingkan dengan pilihan pilihan dan tindakan tindakannya sendiri. Eksternal locus of control ini dapat mengarahkan siswa siswa untuk mengakui tanggung jawab individu agar apa yang mereka lakukan dan menghasilkandasar untuk menjadikan pengecualian ketika masalah masalah atau kesulitan kesulitan muncul. Penemuan penemuan penelitian (Linn & Hodge, 1982) mendukung penemuan external locus of control bagi siswa siswa ADHD dengan kebutuhan untuk tanda tanda eksternal yang eksplisit. Bagaimanapun juga, Barkley (1998) menyarankan bahwa ADHD bukanlah pengecualian atau alasan untukuntuk menghilangkan konsekuensi suatu tindakan, tetapi lebih cenderung menjelaskan mengapa hal itu dibutuhkan untuk mereka dengan gangguan untuk meniingkatkan kewaspadaan hubungan hubungan perilaku dalam kehidupan. Membantu siswa siswa memahami bagaimana gangguannya berdampak pada penampilannya di sekolah mungkin salah satu cara untuk anak ADHD