Konferensi Infid 2013 - Vivi Yulaswati - Perlindungan Sosial [Compatibility Mode]
description
Transcript of Konferensi Infid 2013 - Vivi Yulaswati - Perlindungan Sosial [Compatibility Mode]
PERLUASAN JAMINAN SOSIAL DAN KEBIJAKAN SOSIAL DI DAN KEBIJAKAN SOSIAL DI
INDONESIA [email protected]
Direktur Perlindungan dan Kesejahteraan Masyarakat
BappenasBappenas
Konferensi INFID f
Jakarta, 26 November 2013
KERANGKA PAPARAN
• Arah kebijakan pembangunan jangka panjangArah kebijakan pembangunan jangka panjangdan menengah.
• Perlindungan Sosial Terintegrasi/Komprehensif.
• Tantangan perluasan jaminan sosial
• Kesimpulan.
KERANGKA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG
• Visi pembangunan ekonomi nasional sampai dengan2025 dalam UU No. 17/2007 tentang RPJPNgadalah ”mewujudkan masyarakat Indonesia yangmandiri, maju, adil dan makmur.”
• Mengacu proyeksi pertumbuhan RPJMN yg berkisar6,3% - 6,8% per tahun, pada tahun 2014 PDBdiperkirakan akan berkisar US$1 200 miliar dan PDB perdiperkirakan akan berkisar US$1.200 miliar dan PDB perkapita sedikit di bawah US$5.000.
• Untuk jangka waktu yang lebih panjang, pertumbuhanekonomi Indonesia diproyeksikan sbb:
PDB d t h 2025 b ki t US$ 3 760• PDB pada tahun 2025 berkisar antara US$ 3.760 –4.730 miliar.
• Dengan proyeksi penduduk sekitar 293 juta jiwa,PDB per kapita akan berkisar antara US$ 12.855 –16.160.
“Mendorong Indonesia menjadi kekuatan 10 besar dunia di tahun 2030 dan 6 besar dunia pada tahun 2050
• Menurut Goldmann Sachs dan Economist, padatahun 2050 PDB Indonesia akan mencapai lebih dariUS$ 26.000 miliar dan menjadi kekuatan 6 besardunia.
3Percepatan dan perluasan pertumbuhan ekonomi yg inklusif Percepatan dan perluasan pertumbuhan ekonomi yg inklusif dlaam rangka peningkatan kesejahteraan rakyatdlaam rangka peningkatan kesejahteraan rakyat
melalui ”pertumbuhan ekonomi tinggi yang inklusif dan berkelanjutan”
ARAH PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG TAHUN 2005ARAH PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG TAHUN 2005––20252025BIDANG PERLINDUNGAN SOSIABIDANG PERLINDUNGAN SOSIALL
MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN YANG LEBIH MERATA DAN BERKEADILANMEWUJUDKAN PEMBANGUNAN YANG LEBIH MERATA DAN BERKEADILAN
•Sistem perlindungan dan jaminan sosial disusun, ditata, dan dikembangkan
untuk memastikan dan memantapkan pemenuhan hak‐hak rakyat akanuntuk memastikan dan memantapkan pemenuhan hak‐hak rakyat akan
pelayanan sosial dasar.
•Sistem jaminan sosial nasional (SJSN) yang sudah disempurnakan bersamaSistem jaminan sosial nasional (SJSN) yang sudah disempurnakan bersama
Sistem perlindungan sosial nasional (SPSN), yang didukung oleh peraturan
perundang–undangan dan pendanaan serta sistem Nomor Induk
Kependudukan (NIK) dapat memberikan perlindungan penuh kepada
masyarakat luas secara bertahap sehingga Pengembangan SPSN dan SJSN
dilaksanakan dengan memperhatikan budaya dan sistem yang sudah berakarg p y y g
di kalangan masyarakat luas.4
PENTINGNYA SJSN DAN SPSN
1960 ‐ 2000
P t K t ib i (%) BBONUS DEMOGRAFI
Pert. GDP/th (%)
Kontribusi (%) BonusDemografi thd pert. ekonomi
Cina 7.0 9.2
Korsel 7.3 13.2
Singapura 8.2 13.6
Thailand 6.6 15.5
Pada tahun 2050, bonus demografi hilang di g gsebagian besar negara barat, Jepang, Hongkong, Singapura. Negara lain (termasuk Indonesia) segera mengikuti.
Bonus demografi diikuti oleh femonena penuaan
Turunnya dependency ratio berkontribusi bagi
Bonus demografi diikuti oleh femonena penuaan struktur umur penduduk (Population ageing)
Population ageing dapat menimbulkan permasalahan serius jika jaminan sosial tidak
5
pertumbuhan ekonomi
Sumber: 1. UN Population Prospect Rev. 10 dan Mawson & Kinugasa 20052. Mawson, A and Kinugasa T, 2005. East Asian Economic Development: Two Demographic Dividend
dipersiapkan.
Sistem perlindungan juga dibutuhkan, terutama utk melindungi yg miskin dan rentan.
KOMPONEN PERLINDUNGAN SOSIALKOMPONEN PERLINDUNGAN SOSIALPROGRAM TUJUAN KEPESER
TAANMANFAAT
SJSN (Sistem
Jaminan Sosial Mewujudkan Manusia
Seluruh P k j
Manfaat Hari Tua (jaminan dan pensiun)
Manfaat Kematian
Non‐contributory
Social Protection
Contributory Social
Protection (S i l Nasional) Bermartabat
Pekerja Asuransi Kecelakaan Kerja
Perawatan Kesehatan
Perawatan KesehatanVoluntary
Protection (Social
Assistance)
(Social Security)
Bantuan SosialPerlindungan
Hidup
Kelompok‐Kelompok Rentan
Penambahan Modal
Transfer Tunai
Pendidikan
Voluntary Insurance
Program Pangan
Pelayanan Sosial
T b h &
Tambahan Produk Komersial Lainnya
6
Asuransi Pribadi
Tambahan &Melengkapi Manfaat
Sukarela
Lainnya
Manfaat Hari Tua
Perawatan Kesehatan
PERLINDUNGAN SOSIAL ≈ PENGELOLAAN RESIKO
Hidup adalah resiko ......
7
Orang miskin memiliki lebih banyak resiko ....... Namun memiliki paling sedikit perlindungan dan kapasitas mengelola resiko.
Perlu transformasi kebijakan yang menjamin seluruh warga negara mendapatkan kesempatan untuk hidup layak dan sejahtera
KERANGKA PIKIR PEMBANGUNAN SOSIAL
Cultural Exclusion
Economic Exclusion
Political Exclusion
Cultural Based Social Exclusion
Limited access to health services
Limited access to education
Barriers for entering labour market
Instability and Insecurity
Cultural Based Barriers
health services education labour market
Limited access to productive resources (l d d )(land, credit) Lack of economic and
market integration Gender based
barriersLimited access to social security
Political Participation
Limited access to civil and human rights
SUMBER: ASDI, 2012
DIMENSI EKSKLUSI SOSIALDIMENSI EKSKLUSI SOSIAL
Life Cycle Exclusion IndicatorsLife Cycle
Early childhood
Exclusion
Health
Indicators
Malnutrition prevalence, height for age (% of children under 5)
0‐5 Years
Formative Years Education Literacy rate (% of people aged 6‐14)
6 to 14 Years
Employment Opportunities Labour Unemployment, youth total (% of total labor force ages 15‐24)
15‐24 Years
Productive Period
Elderly
Income
Livelihood
Poverty headcount ratio at national poverty line (% of population)
% of employ contributing to Pension
25 ‐64 Years
64 and y p y gover
SUMBER: ASDI, 2012
BERBAGAI INSTRUMEN PENGELOLAAN RESIKOBERBAGAI INSTRUMEN PENGELOLAAN RESIKO
Keluarga besarmal
Menyimpan/menjual aset
Bantuan tetangga/keluarga
b d i j
Inform
nity H
H
Tabungan dan pinjaman
Diversifikasi pendapatan
(usaha/tanaman)Individual Universal
Com
mun
(usaha/tanaman)
Kredit kecil/bank
Asuransi
Individual Universal
mmercial
Ijon/resi gudang
Kontrol harga
Subsidirmal
te Co
m
Subsidi
Bantuan Sosial10
For
Sta
PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL BERDASARKAN SIKLUS HIDUP BAGI PENDUDUK MISKIN SAAT INIHIDUP BAGI PENDUDUK MISKIN SAAT INI
Janin‐Balita(0 5 t h )
Usia Sekolah(6 18 t h )
Memasuki usia produktif
Usia Produktif(25 60 t h )
Lansia> 60 t h
Siklus Hidup
(0‐5 tahun) (6‐18 tahun)p
(19‐24 tahun)(25‐60 tahun) > 60 tahun
Intervensi ProgramAsistensi Sosial Orang Dengan Kecacatan Berat (ASODKB)
JSLU
Jampersal
PKSA
B i t k Si
Sasaran bagi Individu Miskin
AskesosBeasiswa untuk Siswa
Miskin
Rehabilitasi Sosial Penyalahgunaan NAPZA
Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial (Mantan Napi, HIV/AIDS)
Jamkesmas
Raskin
Bantuan Bencana Alam/Sosial/Ekonomi
Program Keluarga Harapan
Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM)
Sasaran Bagi Rumah Tangga Miskin
SISTEM PERLINDUNGAN SOSIAL
RISIKO DAN KERENTANAN
Sikl Hid I di id l Ek i S i l Li kSiklus Hidup Individual:Kelaparan dan kekurangan gizi,
cedera, sakit, kecacatan, ketuaan, kematian
Ekonomi: Pengangguran, pendapatan rendah dan tidak menentu,
krisis ekonomi
Sosial:bencana sosial, ketelantaran, ketiadaan aset (rumah tinggal
dan lahan).
Lingkungan:Bencana alam, kekeringan, banjir, kebakaran, man‐made
disaster
TUJUANPreventive (Pencegahan): Upaya pencegahan danpenanggulangan risiko
Protective (Perlindungan):Upaya pemberian pelayanan
dasar dan bantuan sosial untuk
Promotive (Promosi): Upaya meningkatkan
kapasitas keahilan dan
Transformative (Transformatif): Upaya reformasi sistem melalui aspek
hukum & kebijakan publik untukpenanggulangan risikokemiskinan.
dasar dan bantuan sosial untukjangka pendek/darurat.
kapasitas, keahilan, dantingkat pendapatan.
hukum & kebijakan publik untukmenghilangkan kerentanan &
ketidaksetaraan
STRATEGISTRATEGI
Asuransi Sosial• Asuransi Kesehatan• Minimum Guaranteed
Income
Kesejahteraan Sosial• Pelayanan sosial dasar• Bantuan tunai (bersyarat)
dan in‐kind
Perlindungan Pekerja• Jaminan Pensiun• Jaminan Kematian• Jaminan Hari Tua
Jaring Pengaman Sosial• Bantuan darurat• Subsidi harga• Subsidi pangan
• Asuransi Pertanian • Peningkatan kapasitas• Program pendukung
(targeting, safeguarding, Early Warning System)
• Jaminan Kecelakaan Kerjap g
• Targeted Safety Net: (lapangan kerja sementara, pelatihan kembali, makanan tambahan, income transfers) 1212
KOMPONEN KUNCI PERLINDUNGAN SOSIAL
P li dPerlindunganSosial
Kerangka RegulasiKerangka Regulasi dan Kebijakan
Peraturan pelaksanaan yang mengurangi kesenjangan d l k l blik
Jaminan Sosial
Penguatan KelembagaanDewan Jaminan Sosial
Bantuan Sosial
Transformasi program sesuai skema MP3KI
Pelayanan Sosial
Penguatan sistem meliputi DBT, referral, complaint,dalam akses layanan publik
dan kesempatan ekonomi
Peraturan pelaksanaan
Dewan Jaminan SosialNasional (DJSN)
Aspek Governance: Sistem
sesuai skema MP3KI (reguler dan non reguler)
Sinergi antar program
C t h t f i
DBT, referral, complaint, dan pendampingan
Penguatan kelembagaan: Peraturan pelaksanaan pendukung implementasi
jaminan sosial
Aspek Governance: Sistem pendukung, pengendalian
mutu, dan monev
Contoh: transformasi kepesertaan PKH dan penguatan komponen
pendukung
(pelayanan berbasis komunitas dan alternative
care)
13
Aspek Outreach: khususnya untuk
kelompok sektor informal
Efektivitas bantuan sosial (review kriteria dan paket
manfaat, monev)
TRANSFORMASI JAMINAN SOSIAL
2014 2015 2029
INFORMAL
BPJS KESEHATANBPJS KESEHATAN
JAMKESMASJAMKESDA
ASKES
JAMSOSTEKPT.ASKES
BPJS KETENAGAKERJAANBPJS KETENAGAKERJAAN
JAMSOSTEK
JAMINAN KEC JAMINAN KEC KERJA
JAMINAN KEMATIAN
JAMINAN HARI TUA
PT. JAMSOSTEK
TNI/ POLRIYANKES
JAMINAN PENSIUNASABRI
JAMINAN HARI TUA
TASPEN
PENSIUN
JAMINAN PENSIUN
TUA
JAMINAN HARI TUA
Sumber: UU No. 40/2004 Tentang SJSN14
SJSN MENJADI TANGGUNG JAWAB NEGARA KARENAKARENA...
1 Karakteristik1. Karakteristikutama asuransi
sosial
2. Menjaminpeserta banyak
3. Menghindari seleksi bias
4. Menjaga kualitas Jaminan
Untuk
Sehingga “risk
tranfers”d “h k h Kaya miskinmenjamin
subsidisilangberjalan
dan “hukum bilangan
besar” (law of large
Sehinggakegagalanpasar dapatdicegah
Kaya miskinseharusnya memilikijaminanberjalan
optimalof large number) berfungsi
dengan baik
dicegah sama
15
LANDASAN UU SJSN & BPJS MENGAMANATKAN ASURANSI SOSIALASURANSI SOSIAL
1. Mendorong cakupan universalAmerika hingga kini belum mampu mencapai cakupan universal. Pada tahun 2011 terdapat 48.6 juta penduduk (15.7 persen) tidak memiliki jaminan, meskipun biaya kesehatannya terbilang mahal. Sementara itu, negara‐negara yang melaksanakan asuransi sosial seperti Jerman, Belanda, Jepang, Korea, Thailand, mampu mencapai cakupan universal.
2. Pencegah kegagalan pasarSeleksi bias sering terjadi pada asuransi komersial karena tidak seimbangnya informasi antara calon pembeli dengan pengelola asuransi (asuradur) Adverse selection terjadi jika sebagin besar orang yang berisiko tinggi membeli asuransi danpengelola asuransi (asuradur). Adverse selection terjadi jika sebagin besar orang yang berisiko tinggi membeli asuransi dan sebaliknya, mereka yang sehat cenderung menghindar asuransi. Pada pasar asuransi komersial, hal ini direduksi melaluipenilaian risiko (underwriting). Asuradur umumnya hanya akan menerima calon pembeli yang memiliki risiko rendahsehingga terjadi favorable selection. Pada program asuransi sosial, dengan karakteristik wajib‐nya, masalah di atas dapatdihindarkan.
3. Pendorong efisiensi makrogAmerika yang mengandalkan mekanisme pasar, memiliki biaya kesehatan paling mahal di dunia. Analisis perbandinganbiaya kesehatan di Amerika dengan negara seperti Eropa, Jepang, Australia yang mengadopsi asuransi sosialmemperlihatkan biaya kesehatan Amerika menempati urutan teratas. Di tahun 2010, pengeluaran kesehatan Amerikamenghabiskan 17.6 persen dari PDB, bandingkan dengan Belanda (12%), Perancis dan Jerman (11.6%), Jepang (9.5%) serta Australia yang hanya 9.1%. Biaya kesehatan per kapita di Amerika (USD 8233) 2.5 kali lebih mahal dibandingkandengan rata‐rata biaya kesehatan di sejumlah negara‐negara ekonomi maju sebesar USD 3268 (Data OECD, 2012).
4. Mendukung kinerja kesehatanNegara yang melaksanakan asuransi komersial memiliki indikator status kesehatan tidak lebih baik dengan negara yang memilih asuransi sosial. Indikator status kesehatan yang dapat dicermati antara lain angka kematian bayi (AKB), angkakematian ibu (AKI) serta usia harapan hidup penduduk
16
kematian ibu (AKI), serta usia harapan hidup penduduk.
TRANSFORMASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI MP3KI
17
AXES OF SOCIAL PROTECTION INTEGRATION
SUPPLYSUPPLY(policies, plans, & programs)
DEMAND(families, individuals &
communities)ive level
Sectors
dministrati
cycle
Population groups
Ad
Life c
Source: Inclusive Social Protection, Cecchini & Martínez, 2012
Skema Pemanfatan Basis Data Terpadu dan Pusat Pelayanan dan Rujukan Terpadu dalam Kerangka MP3KI
?
PENJABARAN SKEMA PEMANFATAN BASIS DATA TERPADU &PUSAT PELAYANAN DAN RUJUKAN TERPADU
RTS Pusat Pelayanan dan Rujukan TerpaduTingkatNasional
Tingkat Daerah
Penerima ManfaatMekanisme
Penjangkauan
Ya
Tidak
• Voluntary?• Community/program Outreach?
Terdata/terjangkau Basis Data
Terpadu
AdaVerifikasi Data
Kecamatan, Desa
YaTidak
Registrasi Program
Ya
Program Perlindungan Sosial
Program Pelayanan Dasar
Program Perlindungan Sosial
Program Pelayanan Dasar
P d t
Proses Musdes/Muskel
Keluhan
Mekanisme Keluhan dan Pelaporan
Ya
Universal Coverage
Proxy Mean Test
Tidak
YaPencetakan Kartu Peserta Program
Pengembangan Kehidupan
Program Pengembangan Kehidupan
Pendataan Lapangan
Selesai
Tidak
Crosscheck alokasi PROGRAM2 PEMERINTAH PUSAT
Memenuhi Kriteria
Ya
TidakProgram Community
Based/CSR
alokasi anggaran DAN/ATAU DAERAH
BEBERAPA TANTANGAN PERLUASAN CAKUPAN SEKTOR INFORMALSEKTOR INFORMAL
• Tersebar di berbagai pelosok nusantara (t k di t t i l b h(termasuk diantaranya petani, nelayan, buruh perkebunan, dsb)
• Sekitar 43% berusaha pada tempat yang tidak permanen.p p y g p
• Mobilitas tenaga kerja sangat tinggi
• Dapat memiliki 2‐3 pekerjaan sekaligus, atau jam kerja tidak menentu
• Pendapatan sering tidak stabil dan berkelanjutanberkelanjutan
• Kurang terlibat dalam jasa keuangan.• Hanya 16% dari pekerja informal yang memiliki rekening
21
Hanya 16% dari pekerja informal yang memiliki rekening bank atas nama sendiri
• Sekitar 86% menerima pendapatan dalam bentuk tunai
ISU KRUSIAL PERLUASAN CAKUPAN BPJS KESEHATAN: AFFORDABILITY DAN FORMALITAS ADMINISTRASI
KEUNGGULAN BPJS KESEHATAN:
AFFORDABILITY DAN FORMALITAS ADMINISTRASI
KELEMAHAN:• Iuran relatif tidak terjangkau untuk TK
• Risk pooling besar
• Paket manfaat sangatkomprehensif
j ginformal rentan miskin (proporsi upah)
• Sistem administrasi formal TK informal cenderung resistence dgn formalitasp
• Jaringan Pelayanan lebihbanyak dan lebih luas.
• Portabilitas terjamin.
• Skema dan iuran tidak dapat taylor‐made sesuai kebutuhan TK informal
• Umumnya melakukan pendekatan kolektifj
• Sustainabilitas program dalam jangka panjang
• Dapat ditambahkan dengan
• Umumnya TK informal tidak terorganisir dgnbaik
p gmanfaat lainnya: pinjamankredit, bantuanperumahan/pendidikan.
22
POLA‐POLA INISIATIF DALAM JAMKESDA SAAT INI BERAGAMProvinsi Kab/Kota Skema
P biSkema Kontribusi Catatan
Pembiayaan
Yogya‐karta
Sleman APBD Rp5000/orang/bln. Keanggotaan fix utk se‐th. Registrasi per group, min. 25 orang
Central Purbalingga APBD Rp 120 000/keluarg Keanggotaanfix utk se th registrasi mllCentral Java
Purbalingga APBD Rp.120.000/keluarga/th
Keanggotaanfix utk se‐th, registrasi mllSKPD, perusahaan dan komunitas
Agam Rp.72.000/orang/th
Keanggotaan fix utk se‐th, registrasi mllgroup atau individu
West Sumatra
Co‐sharingAPBD Provdan Kab
50 Koto Rp.120.000/orang/th
Keanggotaan fix utk se‐th
Sawah Lunto Rp.12.000/orang/bl; 50% Pemda 50%
Keanggotaan fix utk se‐th. CSR membayar premi 1 desa; 50% Pemda, 50%
membermembayar premi 1 desa
Goron‐talo
Kota Gorontalo
Co‐sharingAPBD Prov
Rp.10.000/orang/bln
Keanggotaan fix utk se‐th, registrasi mllSKPD & komunitas
dan KabBone Bolango None
Aceh Sabang, Bireun APBD Prov None
Bali Badung None
23
Bali Badung, Klungkung Co‐sharing
Prov dan Kab
None
Jembrana Tidak ada lagi
I dik t G P k P t
GAP KETERSEDIAAN FASILITAS DAN TENAGA MEDIS
Indikator Gap Puskesmas Pustu
Instalasi Air 517 2.837
Inkubator bayi 5.860 22.154
Listrik 305 10.282 (termasuk Poskesdes dan Polindes)
Keberadaan Dokter 733 20.871
Keberadaan Bidan 187 5.831
Keberadaan Dokter 106 7 400Keberadaan Dokter Gigi
106 7.400
Sumber: Podes 2011
24
2011
DISTRIBUSI/PERSEBARAN BIDAN DI TINGKAT DESA
PERSEBARAN FASKES YANG DILENGKAPI LISTRIK
25Sumber: Podes 2011
PENGALAMAN NEGARA LAIN ‐ STRATEGI PERLUASAN CAKUPAN SEKTOR INFORMALPERLUASAN CAKUPAN SEKTOR INFORMAL
3 Pilihan Strategi Pembiayaan:
1. Contributory (contoh: US, Jepang, Taiwan)Jepang, Taiwan)
2. Non contributory (contoh: Thailand Korsel(contoh: Thailand, Korsel, dan Philipina)
b d3. Kombinasi 1 dan 2 (contoh: Vietnam, China)
26
HAL‐HAL PENTING DALAM STRATEGI PERLUASAN KEPESERTAANPERLUASAN KEPESERTAAN
Hasil IES: 1. Design kontribusi dan manfaat • Sekitar 48% pekerja
informal tidak mengetahui tentang j i k h t
yang didapat harus jelas agar masyarakat yakin perlunya menyisihkan pendapatan yg
jaminan kesehatan.
• Sekitar 38% pekerja informal tidak
t h i b i
y p p ygterbatas.
2. Pengumpulan/pembayaran mengetahui bagaimana proses pendaftaran kepesertaan jaminan kesehatan
premi yg fleksibel waktu dan besarannya, terpercaya, dan mudah.kesehatan
• Dari yang telah memiliki jaminan kesehatan, cukup banyak yang tidak
uda
3. Informasi (Social marketing): pentingnya hidup sehat,
cukup banyak yang tidak memahami paket manfaat yg diberikan.
pengobatan yang benar, prinsip asuransi sosial, dsb.
27
KESIMPULAN
• Peran pemerintah daerah penting dalam mendukung perluasan kepesertaan.
• Memanfaatkan sistem kelembagaan masyarakat yang telah berakar di masyarakat: koperasi• Memanfaatkan sistem kelembagaan masyarakat yang telah berakar di masyarakat: koperasi, asosiasi, dan organisasi sosial kemasyarakatan lainnya (Perlu penilaian terhadap dasar hukum kelembagaan, kapasitas pengelolaan, dan tata kelola).
• Memanfaatkan inovasi: branchless banking – e money untuk pengumpulan premi di daerah sulitMemanfaatkan inovasi: branchless banking e money untuk pengumpulan premi di daerah sulit.
• Peningkatan efektivitas penjangkauan (outreach) pelayanan melalui kemitraan dengan berbagai unsur masyarakat
• Pengembangan manajemen dan sumber daya manusia sistem rujukan untuk pemutakhiran pendataan/targeting, pelayanan sosial terpadu, & pengaduan.
• Koordinasi dan kerjasama antar institusi (pusat, daerah, LSM, dan swasta).
• Melakukan uji coba berbagai alternatif strategi dan evaluasinya.
• Pengalaman negara lain dapat membantu penyusunan strategi yang dapat menyeimbangkan prinsip: keadilan, keberlanjutan, efisiensi, dan kualitas layanan.
28TERIMA KASIH