RPP Vivi Ikatan Kimia

download RPP Vivi Ikatan Kimia

of 23

Transcript of RPP Vivi Ikatan Kimia

TUGAS INDIVIDU

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IKATAN KIMIA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran Dosen Pengampu : Bapak Nurwachid Budi Santosa

Nama NIM Prodi

: Vivi Nurul Ifadloh : 4301408002 : Pendidikan Kimia

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester : SMA XXXX : Kimia :X/1

Materi Pembelajaran : Ikatan Kimia Alokasi Waktu Tahun Pelajaran : 6 Jam pelajaran (6 x 45 menit ) : 2010/ 2011

A. STANDAR KOMPETENSI Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik B. KOMPETENSI DASAR Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam serta hubungannya dengan sifat-sifat senyawa yang terbentuk. C. INDIKATOR Pertemuan 1 : 1. Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya, 2. Menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan oktet) dan elektron valensi bukan gas mulia 3. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion Pertemuan 2 : 1. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua dan rangkap tiga 2. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada beberapa senyawa 3. Menjelaskan pengecualiaan,kegagalan dan penyimpanga aturan oktet. unsur dan ikatan kimia

Pertemuan 3 : 1. Menyelidiki kepolaran beberapa senyawa dan hubungannya dengan

keelektronegatifan melalui percobaan 2. Mendiskripsikan proses pembentukan ikatan logam dan hubungannya dengan sifatsifat logam 3. Menghubungkan sifat fisis materi dengan jenis ikatan

D. TUJUAN PEMBELAJARAN Pertemuan 1 : 1. Siswa dapat menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya, 2. Siswa dapat menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan oktet) dan elektron valensi bukan gas mulia 3. Siswa dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion Pertemuan 2 : 1. Siswa dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua dan rangkap tiga 2. Siswa dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan koordinasi pada beberapa senyawa 3. Siswa dapat menjelaskan pengecualiaan,kegagalan dan penyimpangan aturan octet. Pertemuan 3 : 1. Siswa dapat menyelidiki kepolaran beberapa senyawa dan hubungannya dengan keelektronegatifan melalui percobaan 2. Siswa dapat mendiskripsikan proses pembentukan ikatan logam dan dengan sifat-sifat logam 3. Siswa dapat menghubungkan sifat fisis materi dengan jenis ikatan hubungannya

E. MATERI PEMBELAJARAN

PERTEMUAN 1 1. Kestabilan Atom Ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul bertujuan agar terjadi pencapaian kestabilan suatu unsur. Kulit terluar pada atom-atom logam dan nonlgam tidak terisi penuh. Sehingga atom-atom tersebut bersifat tidak stabil. Untuk mencapai kestabilannya, unsurunsur kimia yang lain (selain unsur-unsur gas mulia) akan berusaha mencapai konfigurasi elektron gas mulia pada saat berikatan. Susunan elektron gas mulia disebut susunan duplet (untuk He) dan susunan oktet (untuk gas mulia selain He) Tabel Elektron Valensi Atom-atom Gas Mulia Atom2He 10Ne 18Ar 36 Kr 54Xe 86Rn

Konfigurasi Elektron 2 2 8 2 8 8 2 8 18 8 2 8 18 18 8 2 8 18 32 18 8

Elektron Valensi 2 8 8 8 8 8

Unsur-unsur kimia dalam mencapai konfigurasi seperti konfigura gas mulia dapat dilakukan dengan cara : a. Menerima dan melepaskan elektron Dalam membentuk ion,suatu atom akan melepas atau mengikat electron. Atom-atom yang mempunyai energi ionisasi rendah,misalnya atom-atom dari unsur golongan IA dan IIA dalam sistem periodik unsur akan mempunyai kecenderungan melepas elektronnya sedangkan atom-atom yang mempunyai afinitas electron yang besar,misalkan atom-atom unsur golongan VIA elektron. dan VIIA dalam sistem periodik unsur,akan cenderung mengikat

b. Menggunakan Pasangan Elektron Bersama Atom-atom yang memiliki energy ionosasi tinggi akan sukar melepaskan elektronnya, sehingga dalam mencapai kestabilan akan sukar membentuk ion positif. Demikian pula atomatom yang memiliki afinitas electron yang rendah,dalam mencapai kestabilan tidak membentuk ion negatif. Atom-atom yang sukar melepas electron atau mempunyai energy ionisasi yanf-g tinggi dan atom yang sukar menarik elektro atau menarik atau mempunyai afinitas electron yang mempunyai kecenderungan untuk membentuk pasangan electron yang dipakai secara bersama. Pasangan elektron yang dibentuk oleh atom-atom yang berikatan dapat berasal dari kedua atom yang bergabung atau dapat pula berasal dari salah satu atom yang bergabung. 2. Kaidah Oktet dan Duplet Ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul bertujuan agar terjadi pencapaian kestabilan suatu unsur. Kestabilan suatu atom ditentukan oleh konfigurasi electron atom tersebut. Dari konfigurasi tersebut Kossel dan Lewis membuat kesimpulan bahwa konfigurasi electron atom-atom akan stabil jika elktro terluarnya 2 (duplet) atau 8(octet). Suatau senyawa terbentuk dari unsur-unsur yang bergabung melalui ikatan kimia. Misalnya, senyawa air (H2O) yang terbentuk dari dua atom hydrogen (H) dan satu atom oksigen (O). Atom dari unsur H memiliki electron valensi 1, sedangkan atom dari unsur O memiliki electron valensi 6. Kedua atom tersebut belum bersifat stabil. Sehingga agar stabil, suatu atom harus memiliki electron valensi 2 atau 8. Oleh karena itu, unsur H dan O yang kurang stabil bergabung membentuk senyawa H2O yang lebih stabil. Jadi, setiap atom memiliki kecenderungan untuk mencapai kestabilannya dengan cara berikatan dengan atom yang lain. 3. Proses Terbentuknya Ikatan Ion Ikatan ion adalah ikatan yang terjdi akibat adanya serah terima elektron sehingga membentuk ion positif dan negatif yang konfigurasi elektronnya sama dengan gas mulia. Ikatan ion terjadi jika atom unsur yang memiliki energi ionisasi kecil/rendah melepaskan elektron valensinya (membentuk kation) dan atom unsur lain yang mempunyai afinitas

elektron besar/tinggi menangkap/menerima elektron tersebut (membentuk anion). Contoh ikatan yang terjadi antara Natrium dan klorin.

Na+ + Cl-

Na+ Cl- NaCl

PERTEMUAN 2 1. Proses Terbentuknya Ikatan Kovalen Ikatan kovalen adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya pemakaian bersama pasangan elektron. Ikatan yang terbentuk adistabilkan oleh gaya tarik-menarik antara elektron dan inti atom serta gaya tolak-menolak antarinti atom. Ikatan kovalen terjadi akibat ketidakmampuan salah 1 atom yang akan berikatan untuk melepaskan elektron (terjadi pada atom-atom non logam). Ikatan kovalen terbentuk dari atom-atom unsur yang memiliki afinitas elektron tinggi serta beda keelektronegatifannya lebih kecil dibandingkan ikatan ion. Umumnya, ikatan kovalen dibentuk oleh atom-atom nonlogam. Jika atom-atom yang berikatan kovalen berasal dari tom sejenis, maka molekul yag terbentuk dinamakan molekul unsur. Adapun molekul yang terbentuk dari ikatan kovalen atom-atom tidak sejenis dinamakan molekul senyawa. a. Pembentukan Ikatan Kovalen Tunggal Ikatan kovalen tuggal merupakan ikatan kovalen yang melibatkan pemakaian pemakaian bersama satu pasang elektron oleh 2 atom yang berikatan.Contohnya,ikatan yang terjadi ntara 2 atom Cl. Dalam mencapai kestabilannya, atom Cl memerlukan 1 elektron tambahan. Cl2 tidak mugkin membentuk ikatan ion karena kemampuan kedua atom Cl utuk menarik dan melepaskan elektron sama kuat. Oleh karena itu setiap atom

Cl menyumbangkan 1 elektron untuk digunakan bersam-sama sehigga memenuhi hukum oktet. Sebagai contoh lain adalah ikatan yang terjadi antara atom H dengan atom F membentuk molekul HF. Atom H memiliki 1 elektron valensi sedangkan atom F memiliki 7 elektron valensi. Agar atom H dan F memiliki konfigurasi elektron yang stabil, maka atom H dan atom F masing-masing memerlukan 1 elektron tambahan (sesuai dengan konfigurasi elektron He dan Ne). Jadi, atom H dan F masing-masing meminjamkan 1 elektronnya untuk dipakai bersama.

H F H F

Rumus struktur Rumus kimia b.

= HF = HF

Pembentukan Ikatan Kovalen Rangkap Dua Ikatan kovalen rangkap merupakan ikatan kovalen yang melibatkan pemakaian

pemakaian bersama dua pasang elektron oleh 2 atom yang berikatan. Sebagai contoh adalah Ikatan yang terjadi antara atom O dengan O membentuk molekul O2. Atom O memiliki 6 elektron valensi, maka agar diperoleh konfigurasi elektron yang stabil tiap-tiap atom O memerlukan tambahan elektron sebanyak 2. Kedua atom O saling meminjamkan 2 elektronnya, sehingga kedua atom O tersebut akan menggunakan 2 pasang elektron secara bersama. O O O O

Rumus struktur Rumus kimia

: OO : O2

c. Pembentukan Ikatan Kovalen Rangkap Tiga Ikatan kovalen rangkap merupakan ikatan kovalen yang melibatkan pemakaian pemakaian bersama tiga pasang elektron oleh 2 atom yang berikatan. Sebagai contoh adalah ikatan yang terjadi antara atom N dengan N membentuk molekul N2. Atom N memiliki lima

elektron valensi, maka agar diperoleh konfigurasi elektron yang stabil tiap-tiap atom N memerlukan tambahan elektron sebanyak tiga. Kedua atom N saling meminjamkan lima elektronnya, sehingga kedua atom N tersebut akan menggunakan tiga pasang elektron secara bersama.

ooo

N

+

N

N

ooo

**

oo

**

oo

Rumus struktur Rumus kimia

2. Proses Terbentuknya Ikatan Kovalen Koordinasi Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang terbentuk dengan cara penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom yang berikatan pasangan elektron bebas (PEB) , sedangkan atom yang lain hanya menerima pasangan elektron yang digunakan bersama. Pasangan elektron ikatan (PEI) yang menyatakan ikatan dativ digambarkan dengan tanda anak panah kecil yang arahnya dari atom donor menuju akseptor pasangan elektron. Ikatan kovalen koordinasi disebut juga dengan ikatan semipolar atau ikatan dativ . Sebagai contoh adalah ikatan yang terjadin antara atom O dan O membentuk senyawa ozon. Agar semua atom O dalam molekul O3 dapat memenuhi aturan oktet maka dalam salah 1 ikatanO O , oksigen pusat harus menyumbangkan kedua elektronnya.

***

***

N

: NN : N2

oo O oo

Rumus struktur :OO

O

oo

+

oo

oo **

oo

**

** O

oo + O oo

oo O

oo ** O ** O oo

oo

**

3. Pengecualian,Kegagalan dan Penyimpangan Aturan Oktet 1). Pengecualian Aturan Oktet a) Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet Meliputi senyawa kovalen biner sederhana dari Be, B dan Al yaitu atom-atom yang elektron valensinya kurang dari empat (4). Contoh : BeCl2, BCl3 dan AlBr3 b) Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil Contohnya : NO2 mempunyai jumlah elektron valensi (5 + 6 + 6) = 17

Ootransisi.

N Oo ooo

c) Senyawa dengan oktet berkembang Unsur-unsur periode 3 atau lebih dapat membentuk senyawa yang melampaui aturan oktet / lebih dari 8 elektron pada kulit terluar (karena kulit terluarnya M, N dst dapat menampung 18 elektron atau lebih). Contohnya : PCl5, SF6, ClF3, IF7 dan SbCl5 2). Kegagalan Aturan Oktet Aturan oktet gagal meramalkan rumus kimia senyawa dari unsur transisi maupun post

Contoh : atom Sn mempunyai 4 elektron valensi tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +2

oo o o

oo

atom Bi mempunyai 5 elektron valensi tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +1 dan +3

Penyimpangan dari Aturan Oktet dapat berupa : 1) Tidak mencapai oktet 2) Melampaui oktet ( oktet berkembang

PERTEMUAN 3 1. Menyelidiki Kepolaran Senyawa dan Hubungannya dengan Keelektronegatifan Melalui Percobaan. Senyawa polar adalah senyawa yang memilikidua kutub, yaitu kutub positif dan negatif. Oleh karena itu, larutan senyawa polar terpengaruh oleh medan listrik dan medan magnet. Air merupakan molekul polar. Dalam molekul air,kedua kutub tidak saling meniadakan secara menyeluruh,tetapi sebagian. Hasilnya momen dipol H2O tidak sama dengan nol. Molekul CCl4 mengandung ikatan kovalen polar (ikatan antara C dan Cl adalah polar ) tetapi molekul CCl4 termasuk senyawa nonpolar karena resultan semua momen dipol molekul CCl4 adalah nol. Bentul molekul CCl4 adalah tetra hedral dengan atom C sebagai pusatnya, sedangkan keempat atom Cl menempati titik sudut dan dapat dibuat bidang-bidang simetrinya. Percobaan untuk menyelidiki kepolaran senyawa dan hubungannya dengan keelektronegatifan terlampir pada lampiran 1. 2. Proses Terbentuknya Ikatan Logam Ikatan logam adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik-menarik yang terjadi antara muatan positif dari ion-ion logam dengan muatan negatif dari elektron-elektron yang bebas bergerak. Atom-atom logam dapat diibaratkan seperti bola pingpong yang terjejal rapat satu sama lain. Atom logam mempunyai sedikit elektron valensi, sehingga sangat mudah untuk dilepaskan dan membentuk ion positif. Maka dari itu kulit terluar atom logam relatif longgar (terdapat banyak tempat kosong) sehingga elektron dapat berpindah dari satu atom ke atom lain. Mobilitas elektron dalam logam sedemikian bebas, sehingga elektron valensi logam mengalami delokalisasi yaitu suatu keadaan dimana elektron valensi tersebut tidak tetap posisinya pada 1 atom, tetapi senantiasa berpindah-pindah dari satu atom ke atom lain.

ion positif

awan elektron

Gambar Ikatan Logam

Struktur logam seperti gambar di atas, dapat menjelaskan sifat-sifat khas logam yaitu : a). berupa zat padat pada suhu kamar, akibat adanya gaya tarik-menarik yang cukup kuat antara elektron valensi (dalam awan elektron) dengan ion positif logam. b). dapat ditempa (tidak rapuh), dapat dibengkokkan dan dapat direntangkan menjadi kawat. Hal ini akibat kuatnya ikatan logam sehingga atom-atom logam hanya bergeser sedangkan ikatannya tidak terputus. c). penghantar / konduktor listrik yang baik, akibat adanya elektron valensi yang dapat bergerak bebas dan berpindah-pindah. Hal ini terjadi karena sebenarnya aliran listrik merupakan aliran elektron. 3. Jenis Ikatan pada Senyawa dan Sifat Fisiknya 1. Jenis Ikatan pada Senyawa Penentuan jenis ikatan dapat diperkirakan dari besarnya perbedaan keelektronegatifan tiap atom yang berikatan. Jika perbedaannya sangat kecil (mendekati nol), ikatan yang terbentuk adalah ikatan kovalen. Jika perbedaan keelektronegatifanya lebih besar dari nol dan kurang dari 1,7, ikatan yang terbentuk adalah ikatan kovalen polar. Jika perbedaan keelektronegatifan lebih besar dari 1,7 ikatan yang terbentuk adalah ikatan ion. Secara sederhana,jenis ikatan yang terjadi pada senyawa dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Ikatan yang terjadi antara atom logam dan nonlogam adalah ikatan ion. Hal itu terjadi

karena atom logam cenderung membentuk ion positif dan atom nonlogam cenderung membentuk ion negatif 2. Ikatan yang terjadi antara atom nonlogam adalah ikatan kovalen 3. Ikatan yang terjadi pada senyawa poliatomik, penentuan jenis ikatan dapat dilakukan dengan cara menuliskan struktur lewisnya. 2. Sifat Fisik Senyawa Ion dan senyawa Kovalen Senyawa ion adalah senyawa yang terbentuk karena ikatan ion, sedangkan senyawa kovalen adalah senyawa yang terbentuk karena ikatan kovalen. Karena ikatan yang terbentuk berbeda, kedua senyawa juga memiliki sifat yang berbeda. Perbedaan antara Senyawa Ion dengan Senyawa Kovalen No 1 2 3 Sifat Titik didih Titik leleh Wujud Senyawa Ion Tinggi Tinggi Senyawa Kovalen Rendah Rendah

Padat pada suhu Padat,cair,gas pada suhu kamar kamar

4

Daya hantar listrik

Padat = isolator Lelehan konduktor Larutan konduktor = =

Padat = isolator Lelehan = isolator Larutan konduktor = ada yang

5 6

Kelarutan dalam air Kelarutan trikloroetana (CHCl3) dalam

Umumnya larut

Umumnya tidak larut

Tidak larut

Larut

F.Metode Pembelajaran Ceramah, Percobaan, Diskusi Hasil Percobaan, dan Penugasan

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 No 1. Strategi Pembelajaran Kegiatan Awal 2. Guru membuka pelajaran Guru menjelaskan tujuan pembelajaran Guru memotivasi siswa

:

Alokasi waktu 20 Menit

Guru memberi pertanyaan awal tentang ikatan kimia

Kegiatan Inti Eksplorasi Siswa membaca sekilas tentang materi yang akan dipelajari Siswa diberikan pertanyaan pendahuluan tentang sejauh mana menguasai materi yang akan dipelajari Guru menjelaskan tentang kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya dengan media power point. Guru menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan oktet) dan elektron valensi bukan gas mulia Guru menjelaskan tentang proses terbentuknya ikatan ion 55 menit

Elaborasi Siswa mencatat materi yang dijelaskan oleh guru Siswa berdiskusi dengan teman sebangku tentang materi yang sedang dipelajari. Salah satu siswa memaparkan hasil diskusi tersebut di depan kelas. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

Konfirmasi Guru membagikan latihan soal kepada siswa dan siswa mengerjakan latihan soal secara individu.

3.

Guru dan siswa membahas latihan soal secara bersama sama. 10 Menit

Kegiatan akhir Siswa dengan bimbingan guru menarik kesimpulan dari materi yang telah dipelajari Guru memberikan tugas kepada siswa berupa soal soal mengenai menjelaskan kestabilannya Guru mengaitkan tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Guru menutup pelajaran. kecenderungan suatu unsur untuk mencapai

Pertemuan 2 No 1. Strategi Pembelajaran Kegiatan Awal Guru membuka pelajaran Guru menjelaskan tujuan pembelajaran Guru memotivasi siswa Guru memberi pertanyaan awal tentang materi yang akan dibahas Alokasi waktu 15 Menit

2.

Kegiatan Inti Eksplorasi Siswa membaca sekilas tentang materi yang akan dipelajari Siswa diberikan pertanyaan pendahuluan tentang sejauh mana menguasai materi yang akan dipelajari Guru menjelaskan tentang terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua dan rangkap tiga, menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada beberapa senyawa dan menjelaskan pengecualiaan,kegagalan dan penyimpanga aturan octet dengan media power point. 50 menit

Elaborasi Siswa mencatat materi yang dijelaskan oleh guru Siswa berdiskusi dengan teman sebangku tentang materi yang sedang dipelajari. Salah satu siswa memaparkan hasil diskusi tersebut di depan kelas. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

Konfirmasi Guru membagikan latihan soal kepada siswa dan siswa mengerjakan latihan soal secara individu. Guru dan siswa membahas latihan soal secara bersama sama.

3.

Kegiatan akhir Siswa dengan bimbingan guru menarik kesimpulan dari materi yang telah dipelajari Guru memberikan tugas kepada siswa berupa soal soal mengenai terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua dan rangkap tiga, proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada beberapa senyawa,pengecualiaan,kegagalan dan penyimpanga aturan oktet. Guru mengaitkan tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Guru menutup pelajaran.

15 Menit

Pertemuan 3

No Strategi Pembelajaran 1. Kegiatan Awal Guru membuka pelajaran Guru menjelaskan tujuan pembelajaran Guru memotivasi siswa

Alokasi waktu 15 Menit

2.

Kegiatan Inti Eksplorasi

Siswa membaca sekilas tentang materi yang akan 65 menit dipelajari Siswa diberikan pertanyaan pendahuluan tentang sejauh mana menguasai percobaan yang akan dilakukan

Guru

menjelaskan

tentang

kepolaran

beberapa

senyawa dan hubungannya dengan keelektronegatifan

Elaborasi Siswa melakukan percobaan Konfirmasi 3. Guru membagikan cara kerja percobaan Guru memandu siswa dalam percobaan 10 enit

Kegiatan akhir Siswa dengan bimbingan guru menarik kesimpulan dari percobaan Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat laporan. Guru menutup pelajaran.

H. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR Media Sumber belajar : Power Point, Lembar Praktikum Siswa : Buku Kimia kelas XI LKS/ terlampir Alat dan Bahan Kimia dalam Laboratorium CD Pembelajaran Penilaian : Tes tertulis/ butir soal dan kriteria penilaian terlampir

I. Alat Evaluasi 1. Jelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya!

2. Jelaskan dan gambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan oktet) dan elektron valensi bukan gas mulia! 3. Bagaimana proses terbentuknya ikatan ion? Jelaskan! 4. Bagaiman proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan kovalen rangkap tiga? 5. Bagaimana proses terbentuknya ikatan koordinasi? Jelaskan! 6. Jelaskan beberapa contoh penyimpangan aturan oktet! 7. Bagaimana cara menyelidiki kepolaran beberapa senyawa dan hubungannya dengan keelektronegatifan? Jelaskan!

8. Jelaskan proses pembentukan ikatan logam dan hubungannya dengan sifat-sifat logam! 9. Jelaskan hubungan antara sifat fisis materi dengan jenis ikatan!

J. Kunci Jawaban 1. Ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul bertujuan agar terjadi pencapaian

kestabilan suatu unsur. Kulit terluar pada atom-atom logam dan nonlgam tidak terisi penuh. Sehingga atom-atom tersebut bersifat tidak stabil. Untuk mencapai kestabilannya, unsurunsur kimia yang lain (selain unsur-unsur gas mulia) akan berusaha mencapai konfigurasi elektron gas mulia pada saat berikatan. Unsur-unsur kimia dalam mencapai konfigurasi seperti konfigura gas mulia dapat dilakukan dengan cara menerima dan melepaskan elektron atau menggunakan pasangan electron bersama. 2. Ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul bertujuan agar terjadi pencapaian

kestabilan suatu unsur. Kestabilan suatu atom ditentukan oleh konfigurasi electron atom tersebut. Dari konfigurasi tersebut Kossel dan Lewis membuat kesimpulan bahwa konfigurasi electron atom-atom akan stabil jika elktro terluarnya 2 (duplet) atau 8(octet). Tabel Elektron Valensi Atom-atom Gas Mulia Atom2He 10Ne

Konfigurasi Elektron 2 2 8

Elektron Valensi 2 8

18Ar 36 Kr 54Xe 86Rn

2 8 8 2 8 18 8 2 8 18 18 8 2 8 18 32 18 8

8 8 8 8

3.

Ikatan ion adalah ikatan yang terjdi akibat adanya serah terima elektron sehingga membentuk ion positif dan negatif yang konfigurasi elektronnya sama dengan gas mulia. Ikatan ion terjadi jika atom unsur yang memiliki energi ionisasi kecil/rendah melepaskan elektron valensinya (membentuk kation) dan atom unsur lain yang mempunyai afinitas elektron besar/tinggi menangkap/menerima elektron tersebut (membentuk anion)

4.

- Ikatan kovalen tuggal merupakan ikatan kovalen yang melibatkan pemakaian pemakaian bersama satu pasang elektron oleh 2 atom yang berikatan - Ikatan kovalen rangkap dua merupakan ikatan kovalen yang melibatkan pemakaian pemakaian bersama dua pasang elektron oleh 2 atom yang berikatan - Ikatan kovalen rangkap tiga merupakan ikatan kovalen yang melibatkan pemakaian pemakaian bersama tiga pasang elektron oleh 2 atom yang berikatan

5.

Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang terbentuk dengan cara penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom yang berikatan pasangan elektron bebas (PEB) , sedangkan atom yang lain hanya menerima pasangan elektron yang digunakan bersama. Pasangan elektron ikatan (PEI) yang menyatakan ikatan dativ digambarkan dengan tanda anak panah kecil yang arahnya dari atom donor menuju akseptor pasangan elektron. Ikatan kovalen koordinasi disebut juga dengan ikatan semipolar atau ikatan dativ .

6. 1). Pengecualian Aturan Oktet d) Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet Meliputi senyawa kovalen biner sederhana dari Be, B dan Al yaitu atom-atom yang elektron valensinya kurang dari empat (4). Contoh : BeCl2, BCl3 dan AlBr3 e) Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil

Contohnya : NO2 mempunyai jumlah elektron valensi (5 + 6 + 6) = 17

Ootransisi. Contoh :

N Oo ooo

f) Senyawa dengan oktet berkembang Unsur-unsur periode 3 atau lebih dapat membentuk senyawa yang melampaui aturan oktet / lebih dari 8 elektron pada kulit terluar (karena kulit terluarnya M, N dst dapat menampung 18 elektron atau lebih). Contohnya : PCl5, SF6, ClF3, IF7 dan SbCl5 2). Kegagalan Aturan Oktet Aturan oktet gagal meramalkan rumus kimia senyawa dari unsur transisi maupun post

atom Sn mempunyai 4 elektron valensi tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +2 atom Bi mempunyai 5 elektron valensi tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +1 dan +3 Penyimpangan dari Aturan Oktet dapat berupa : 1) Tidak mencapai oktet 2) Melampaui oktet ( oktet berkembang) 7. Untuk menyelidiki kepolaran senyawa dan hubungannya dengan keelektronegatifan dapat dilakukan dengan melakukan percobaan. Adapun Langkah-langkah dalam percobaan tersebut adalah sebagai berikut : Siapkan bahan Akuades (Karbon tetraklorida 10ml) yang akan diselidiki kepolarannaya 10ml, Bensin 10ml, Alkohol

oo o o

oo

8.

Siapkan buret dan magnet Masukkan akuades dalam buret kemudian bukalah keran buret. Amatilah yang terjadi Pada saat akuades mengucur,dekatkan magnet pada cucuran air tersebut. Amatilah apa yang terjadi Bandingkan arah cucuran akuades pada saat sebelum dan sesudah didekati magnet. Lakukan cara kerja 3,4,5 untuk bahan lain Masukkan hasil pengamatan pada table pengamatan Ikatan logam adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik-menarik yang

terjadi antara muatan positif dari ion-ion logam dengan muatan negatif dari elektron-elektron yang bebas bergerak. Atom-atom logam dapat diibaratkan seperti bola pingpong yang terjejal rapat satu sama lain. Atom logam mempunyai sedikit elektron valensi, sehingga sangat mudah untuk dilepaskan dan membentuk ion positif. Struktur logam seperti gambar di atas, dapat menjelaskan sifat-sifat khas logam yaitu : a). berupa zat padat pada suhu kamar, akibat adanya gaya tarik-menarik yang cukup kuat antara elektron valensi (dalam awan elektron) dengan ion positif logam. b). dapat ditempa (tidak rapuh), dapat dibengkokkan dan dapat direntangkan menjadi kawat. Hal ini akibat kuatnya ikatan logam sehingga atom-atom logam hanya bergeser sedangkan ikatannya tidak terputus. c). penghantar / konduktor listrik yang baik, akibat adanya elektron valensi yang dapat bergerak bebas dan berpindah-pindah. Hal ini terjadi karena sebenarnya aliran listrik merupakan aliran elektron. 9. Sifat Fisik Senyawa Ion dan senyawa Kovalen Senyawa ion adalah senyawa yang terbentuk karena ikatan ion, sedangkan senyawa kovalen adalah senyawa yang terbentuk karena ikatan kovalen. Karena ikatan yang terbentuk berbeda, kedua senyawa juga memiliki sifat yang berbeda. Perbedaan antara Senyawa Ion dengan Senyawa Kovalen No 1 Sifat Titik didih Senyawa Ion Tinggi Senyawa Kovalen Rendah

2 3

Titik leleh Wujud

Tinggi

Rendah

Padat pada suhu Padat,cair,gas pada suhu kamar kamar

4

Daya hantar listrik

Padat = isolator Lelehan konduktor Larutan konduktor = =

Padat = isolator Lelehan = isolator Larutan konduktor = ada yang

5 6

Kelarutan dalam air Kelarutan trikloroetana (CHCl3) dalam

Umumnya larut

Umumnya tidak larut

Tidak larut

Larut

Lampiran 1

1. Percobaan Menyelidiki Kepolaran Senyawa Tujuan : Menyelidiki kepolaran beberapa zat a. Alat dan Bahan 1. Buret 2. Gelas kimia 3. Magnet 4. Akuades 5. Karbon tetraklorida 6. Bensin 7. Alkohol Cara Kerja 1. Siapkan bahan yang akan diselidiki kepolarannaya 2. Siapkan buret dan megnet 3. Masukkan akuades dalam buret kemudian bukalah keran buret. Amatilah yang terjadi 4. Pada saat akuades mengucur,dekatkan magnet pada cucuran air tersebut. Amatilah apa yang terjadi 5. Bandingkan arah cucuran akuades pada saat sebelum dan sesudah didekati magnet. 6. Lakukan cara kerja 3,4,5 untuk bahan lain 7. Masukkan hasil pengamatan pada table pengamatan (1 buah) (1 buah) (1 buah) (10 ml) (10ml) (10ml) (10ml)

Hasil pengamatan Sebelum didekati magnet Bahan Sesudah magnet didekati

Akuades CCl4

Bensin Alkohol Pertanyaan Berdasarkan percobaan yang dilakukan,apakah kesimpulan yang diperoleh ? Buatlah laporan percobaan secara tertulis kemudian dikumpulkan.