NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

121
EVALUASI PROGRAM PEMBERDAYAAN PPPA (Program Pembibitan Penghafal Al-Qur’an) DAARUL QUR’AN TERHADAP PEDAGANG KECIL DI KETAPANG KOTA TANGERANG Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Disusun Oleh : NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN NIM. 1110054000007 JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M

Transcript of NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

Page 1: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

EVALUASI PROGRAM PEMBERDAYAAN PPPA (Program

Pembibitan Penghafal Al-Qur’an) DAARUL QUR’AN

TERHADAP PEDAGANG KECIL DI KETAPANG KOTA

TANGERANG

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk

Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam

(S.Kom.I)

Disusun Oleh :

NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN

NIM. 1110054000007

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H / 2015 M

Page 2: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

t.I

il-

LEMBAR PENGE,SAHAN

EVAI,UASI PROGRAIVI PEMBERDAVAAN PPPA DAARUL QUR,ANTERHADAP PEDAGANG KECIL DI KETAPANG KOTA TAI\IGERANG

SlaipsiDiaj'kan kepada Fakultas Irmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar sarjana Komunikasi (s.Kom.I)

Di Bawah Bimbingan

,!

--_-..--4&p)r-NrP. 19600720 199t03 1-00i-

- JURUSAN PIE}{GEilIBANCATT MASYARAKAT ISLAJUFAKTILTAS ILMU DAKWAH DAIY KOMUNIKASI

UNIVERSITAS SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA

1436H/201sM

NIM. 1110054000007

Page 3: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

I

LEMBAR PERI{YATAAII

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan unhrk memenuhisalah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (Sl) di UniversitasIslarn Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di tlniversitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti batrwa karya ini bukan hasil karya asli sayaatau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersediamenerima sanksi yang berlaku di universitas Islam Negeri syarifHidayatullah Jakartra.

Jakart4 05 Juni 2015

Nurul Vivi Aryanti Pulungan

Page 4: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang beq'udul "Evaluasi Program Pemberdayaan PPPA Daarul

Qur'an Terhadap Pedagang Kecil di Ketapang Kota Tangerango' telah

diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Kamis 11

Juni 2015. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Gelar Sa{ana Sosial Islam (S.Sos.I) pada Jurusan Pengembangan Masyarakat

Islam.

Jakarta, 11 Juni 2015

Sidang Munaqasyah

vr.}ua[ vr-". vregNrP. 19720606 199803 1003

Penguji I

-t-

1' ?2:\z-/_,.'tg

Prof. Dr. H. Syamsir Salam. MSNIP. 194s0720 t97803 r 002

Ketua Sidang,

20t99903 2 002

Penguji II

Mengetahui

Dosen Pembimbing Skripsi

199103 I 001

Page 5: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

i

ABSTRAK

Nurul Vivi Aryanti Pulungan

Evaluasi Program Pemberdayaan PPPA Daarul Qur’an Terhadap Pedagang

Kecil di Ketapang Kota Tangerang.

PPPA Daarul Qur’an adalah salah satu lembaga nirlaba yang mengelola sedekah

umat. Daarul Qur’an mempunyai kepedulian terhadap masyarakat, khususnya

masyarakat ekonomi lemah dan marginal. PPPA Daarul Qur’an mempunyai

banyak program salah satunya adalah Community Development. Community

Development adalah sebuah program berbasis pemberdayaan dan pendampingan

masyarakat di sekitar Pesantren Daarul Qur’an dan kawasan marginal. Comdev

Daarul Qur’an berikhtiar membangun masyarakat yang memiliki kemandirian

secara ekonomi dan memiliki budaya sosial yang islami. Salah satu bentuk

pemberdayaannya adalah pemberdayaan ekonomi bantuan modal usaha untuk

pedagang kecil. Pemberdayaan ekonomi yang dilakukan Daarul Qur’an ini

bertujuan untuk mendekatkan dan memberikan peningkatan kebutuhan hidup bagi

masyarakat sekitar pondok pesantren yang memiliki ekonomi lemah.

Untuk mengukur apakah program yang dijalankan berhasil atau tidak maka

diperlukan evaluasi terhadap program tersebut. Kegiatan ini dapat dilakukan

dengan mengamati sejauh mana penilaian program Daarul Qur’an dalam

pemberdayaan ekonomi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan model

evaluasi yang digunakan oleh Pietrzak dkk.

Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Data

dikumpulkan dengan pengamatan langsung (observasi), wawancara dan studi

dokumentasi. Dalam menganalisa data, penulis menggunakan analisis deskriptif

yaitu berupaya menggambarkan secara menyeluruh proses pemberdayaan yang

dilakukan oleh Daarul Qur’an dan hasilnya. Sasaran yang diteliti adalah pedagang

kecil yang menerima bantuan modal yang berada di Ketapang Tangerang.

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan dapat disimpulkan bahwa program

pemberdayaan yang dilakukan oleh Daarul Qur’an berdampak baik dan sangat

bermanfaat bagi masyarakat sekitar pondok pesantren Daarul Qur’an, khususnya

masyarakat yang memiliki ekonomi lemah. Dengan diberikannya bantuan modal

usaha maka penghasilan dari para pedagang kecil jadi meningkat dan dari

keuntungan yang didapatkan dapat digunakan untuk mengembangkan usahanya

dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Sehingga para pedagang kecil mempunyai

kehidupan yang lebih baik dan mencapai kehidupan yang sejahtera.

Page 6: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah Swt atas segala karunia dan nikmatNya hingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Evaluasi Program Pemberdayaan PPPA Daarul Qur’an

Terhadap Pedagang Kecil Di Ketapang Kota Tangerang”Skripsi ini disusun

untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program Sarjana (S1).Shalawat

serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada “Our Prophet” Baginda Nabi

Muhammad Saw, keluarganya, para sahabatnya dan pengikutnya.

Atas terselesainya skripsi ini, penulis menyampaikan ungkapan terima

kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan serta dukungannya,

baik moril maupun materiil, sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. Arief Subhan, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Wati Nilamsari, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat

Islambeserta M. Hudri, M.Ag selaku Sekertaris Jurusan Pengembangan

Masyarakat Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ismet Firdaus. M.Si, selaku dosen Penasehat Akademik Jurusan

Pengembangan Masyarakat Islam angkatan 2010.

4. Seluruh dosen di Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi khususnya jurusan

Pengembangan Masyarakat Islam yang telah memberikan ilmu yang sangat

bermanfaat kepada penulis selama menjalankan perkuliahan.

Page 7: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

iii

5. Prof. Dr. H. Asep Usman Ismail, MA, selaku dosen pembimbing penulis yang

telah meluangkan segala waktunya dan mencurahkan pikirannya untuk

memberikan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

6. Para staff Perpustakaan yang telah memberikan kesempatan dan pelayanan

kepada penulis untuk memanfaatkan koleksi buku-buku nya.

7. Yang terkhusus di antara khusus pada Ayahanda Agus Salim Pulungan dan

Ibunda Yatini, “Allaahummaghfirlii wa liwaalidayya warhamhumaa kamaa

rabbayaanii shaghiiraa..” yang selalu mencurahkan kasih sayang, perhatian,

doa serta dukungan moril maupun materiil kepada penulis. Serta adikku

Sherlyana Pulungan dan seluruh keluarga yang selalu memberikan doa dan

semangat tiada henti kepada penulis.

8. Bapak Rozali, selaku penanggung jawab program ComDev PPPA Daarul

Qur’an yang telah memberikan bantuan dan kemudahan kepada penulis dalam

memberikan data dan informasi yang berkaitan dengan skripsi ini.

9. Teman-teman seperjuangan ku di Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam

angkatan 2010 yang telah banyak mewarnai perjalanan kehidupan penulis

selama masa perkuliahan (Resa Purnama, Mia Maisyatur Rodiah, Lilis

Yunengsih, Nur Handayani, Maya Indah Jumanten, Annisa Fathonah, Sri

Rahmayani, Desia Cahya Ningrum, Ika Septi Trisnowati, Yulia Yusyunita,

dll)serta teman-teman ku di LDK (Lembaga Dakwah Kampus) Syahid.

10. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah

Swt memberikan balasan yang berlipat ganda dan menjadi amal kebajikan di

akhirat kelak. aamiin

Page 8: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

iv

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kata sempurna,

masih banyak kekurangan dan keterbatasan baik dari isi maupun teknik

penyusunannya. Namun demikian, mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat

dan berguna sebagai bahan tambahan informasi dan pengetahuan bagi semua

pihak yang membutuhkan.

Jakarta, 05 Juni 2015

Nurul Vivi Aryanti Pulungan

Page 9: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ....................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................ 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 9

D. Metodologi Penelitian ............................................................... 10

E. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 17

F. Sistematika Penulisan ................................................................ 18

BAB II KERANGKA TEORETIS

A. Evaluasi Program ...................................................................... 20

1. Pengertian Evaluasi ............................................................. 20

2. Tujuan Evaluasi ................................................................... 22

3. Model Evaluasi .................................................................... 24

4. Indikator Evaluasi ................................................................ 26

B. Pemberdayaan ............................................................................ 28

1. Pengertian Pemberdayaan.................................................... 28

2. Tujuan Pemberdayaan ........................................................ 31

3. Tahapan-tahapan Pemberdayaan ......................................... 31

BAB III PROFIL PPPA DAARUL QUR’AN

A. Sejarah Singkat Berdirinya PPPA Daarul Qur’an ..................... 36

B. Visi, Misi dan Tujuan PPPA Daarul Qur’an ............................. 37

C. Program-Program PPPA Daarul Qur’an.................................... 38

D. Gambaran Umum Program Bantuan Modal Usaha PPPA

Daarul Qur’an Terhadap Pedagang Kecil .................................. 54

1. Latar Belakang Program Pemberdayaan Pedagang Kecil ... 54

2. Sasaran dan Tujuan Pemberdayaan ..................................... 54

3. Kualifikasi Penerima ........................................................... 55

4. Pola Pemberdayaan.............................................................. 55

5. Pembinaan ........................................................................... 56

6. Sumber Dana ....................................................................... 57

7. Jumlah Dana yang diberikan ............................................... 57

Page 10: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

vi

BAB IV ANALISA EVALUASI PROGRAM PEMBERDAYAAN

PPPA DAARUL QUR’AN TERHADAP PEDAGANG

KECIL DI KETAPANG TANGERANG

A. Evaluasi Pelaksanaan Program Pemberdayaan ........................ 58

B. Evaluasi Keberhasilan Program Pemberdayaan ....................... 65

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 77

B. Saran .......................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki pekerjaan rumah yang cukup panjang guna

mewujudkan kesejahteraan di Tanah Air. Upaya yang dilakukan pemerintah

hingga kini masih belum membuahkan hasil yang memuaskan. Data terbaru

yang didapat penulis dari Badan Pusat Statistik (BPS) menemukan 28,55 juta

penduduk Indonesia yang masuk kategori miskin. Penduduk miskin

dikategorikan sebagai kalangan masyarakat dengan pengeluaran per kapita per

bulan di bawah garis kemiskinan. Indikator garis kemiskinan terbentuk dari

dua komponen yaitu garis kemiskinan makanan (GKM) dan garis kemiskinan

bukan makanan (GKBM). Mengutip laporan terbaru BPS, jumlah penduduk

miskin pada September 2013 bertambah 0,48 juta orang dibandingkan posisi

Maret sebanyak 28,07 juta.1

Jumlah dan persentase penduduk miskin sepanjang 2004-September

2013 bergerak fluktuatif. Pada periode 2004-2005, jumlah penduduk miskin

tercatat menurun, namun setahun kemudian penduduk miskin justru

bertambah akibat kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok. Pada

periode ini, inflasi umum mencetak level tinggi hingga 17,95 %. Selanjutnya

pada 2007-Maret 2013, jumlah maupun persentase penduduk miskin kembali

menurun. Terakhir periode Maret-September 2013, angka penduduk miskin

kembali mengalami kenaikan. BPS juga melaporkan, garis kemiskinan

sepanjang periode Maret-September 2013 mengalami kenaikan sebesar 7,85

1 http://bisnis.liputan6.com/read/790061/jumlah-penduduk-miskin-indonesia-meningkat-

jadi-2855-juta-jiwa, pada tanggal 01 Oktober 2014 pukul 14.08

Page 12: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

2

%. Jika pada Maret garis kemiskinan berada di level Rp 271.626 per kapita per

bulan, maka enam bulan kemudian naik menjadi Rp 292.951 per kapita per

bulan.2

Belum lagi kebijakan memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang

diterapkan oleh pemerintah sejak akhir tahun 2005 tidak banyak membantu

rakyat miskin, karena kompensasi seratus ribu akibat naiknya Bahan Bakar

Minyak (BBM) yang mencapai lebih dari seratus persen diklaim oleh berbagai

pihak justru menambahkan angka kemiskinan sekaligus mendidik rakyat

menjadi manusia-manusia “pemalas”, karena pemberian BLT itu tidak

didasarkan pada pemaknaan yang kreatif.3

Dari gambaran data dan fakta diatas dapat disimpulkan bahwa

masyarakat Indonesia masih belum bisa dikatakan sejahtera.

Kenyataan yang menandai perkembangan kota-kota besar di negara

sedang berkembang adalah cenderung berkembang secara luar biasa, namun

ironisnya pertumbuhan kota yang ekspansif itu tidak diimbangi dengan tingkat

pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi guna memberikan kesempatan kerja

bagi penduduk yang bertambah cepat di kota itu (over urbanization). Menurut

T. McGee (1971) sebagaimana dikutip oleh Moh Ali Aziz dituliskan bahwa,

kota yang tumbuh menjadi metropolis dan gigantis (pertumbuhan yang tidak

normal) ternyata di saat yang sama harus berhadapan dengan masalah

keterbatasan biaya pembangunan dan kemampuan kota untuk menyediakan

lapangan pekerjaan bagi kaum migran yang berbondong-bondong memasuki

berbagai kota besar. Di berbagai kota besar, kesempatan kerja yang tersedia

2 Ibid.

3 Syarifuddin Jurdi, Sosiologi Islam & Masyarakat Modern Teori, Fakta dan Aksi Sosial

(Jakarta: Kencana, 2010), h. 101.

Page 13: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

3

biasanya lebih banyak di sektor formal dan jasa yang menuntut prasyarat

pendidikan tinggi. Padahal, ciri-ciri migran yang melakukan urbanisasi ke kota

besar umumnya adalah pendidikan rendah, relatif tua, dan sudah berkeluarga

(Tjiptoherijanto, 1997).4

Di Indonesia, pengalaman telah menunjukkan bahwa pelaksanaan

pembangunan yang hanya mengutamakan kota besar menimbulkan implikasi

sosial yang kontraproduktif. Pembangunan kota besar yang hanya

menekankan pada aspek pertumbuhan ekonomi secara fisik ternyata dalam

banyak hal justru melahirkan orang-orang miskin baru, masyarakat rentan, dan

masyarakat pinggiran di perkotaan atau yang lazim disebut dengan istilah

masyarakat marginal.5

Di kota besar, golongan masyarakat yang mengalami proses

marginalisasi umumnya adalah kaum migran, seperti pedagang kaki lima,

penghuni pemukiman kumuh, dan pedagang asongan yang umumnya tidak

terpelajar dan tidak terlatih, atau apa yang dengan kata asing disebut unskilled

labour. Golongan masyarakat marginal ini meliputi juga para pengusaha

modal dan tanpa fasilitas dari pemeritah yang sekarang dapat dinamakan

dengan golongan ekonomi yang sangat lemah (Soejatmoko, 1981: 46-61).6

Kemiskinan juga merupakan suatu budaya. Maka memberantasnya tidak

cukup hanya dengan memberikan bantuan yang bersifat material dan einmalig

(sekali terjadi) saja, tetapi seharusnya disertai bimbingan sosial yang

sistematis, pasti dan terarah, mampu mengubah pandangan, sikap dan tingkah

4Moh. Ali Aziz, Rr. Suhartini, A. Halim, ed., Dakwah Pemberdayaan Masyarakat:

Paradigma Aksi Metodologi (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005), h. 165. 5Ibid., h. 166.

6 Ibid., h. 167.

Page 14: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

4

laku dan cara hidup kaum miskin. Tanpa upaya perubahan sikap, tingkah laku,

cara hidup dan pandangan hidup, mereka yang telah bertahan dari generasi ke

generasi hidup dalam kemiskinan adalah sangat sulit dunia kemiskinan mereka

itu diberantas. Dengan demikian upaya pengentasan kemiskinan tak pelak lagi

merupakan program yang terkait dengan mengoptimasikan sumber daya

manusia.7

Kemiskinan bukan sekedar tanggung jawab pemerintah. Tak pelak lagi,

kemiskinan selain menjadi tanggung jawab pemerintah juga menjadi tanggung

jawab masyarakatnya. Maka, masyarakat melalui yayasan atau lembaga-

lembaga pendidikan tentunya berkewajiban melakukan sebuah strategi untuk

mengentaskan kemiskinan di daerah sekitarnya. Keterlibatan yayasan atau

lembaga pendidikan dapat merupakan program yang mempunyai nilai strategi

yang cukup tajam.8

Konsep pembangunan bangsa dan rakyat Indonesia tidak dapat

dilepaskan dari pembangunan umat Islam. Rakyat Indonesia tidak akan

makmur jika mayoritas penduduknya yang beragama Islam tidak makmur.

Oleh karena itu, pemberdayaan ekonomi rakyat dapat dianalogikan dengan

perang melawan salah satu musuh agama, yaitu kemiskinan.9

Salah satu masalah klasik yang dihadapi oleh para pelaku perekonomian

kecil baik yang bergerak dalam produksi, distribusi, perdagangan, maupun

jasa adalah sulitnya mendapatkan modal khususnya kredit usaha.

Ketidakmampuan dan ketidaksiapan mereka dalam memenuhi setiap

7 Tutty Alawiyah, Membangun Kesadaran Beragama (Jakarta: Yayasan Alawiyah, 1999),

h. 84. 8 Ibid., h. 85.

9 Cik Hasan Bisri dan Eva Rufaidah, Model Penelitian Agama dan Dinamika Sosial

Himpunan Rencana Penelitian (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002), h. 232.

Page 15: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

5

persyaratan yang diajukan oleh lembaga keuangan formal seperti bank

menjadikan sulitnya dana usaha terealisasikan. Para pengusaha kecil pada

umumnya tidak memiliki aset yang cukup untuk menjamin kepada pihak

bank.10

Guna memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat

muslim jadi yang lebih baik salah satunya melalui pemberdayaan maupun

pengembangan masyarakat.11

Proses pemberdayaan pada intinya adalah membantu klien memperoleh

daya untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia

lakukan yang terkait dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan

pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui

peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang

ia miliki, antara lain melalui transfer daya dari lingkungannya.12

Pengembangan masyarakat (community development) di sisi lain adalah

salah satu istilah di antara setidaknya dua istilah lain yang mempunyai fokus

yang mirip, social welfare (kesejahteraan sosial) dan social work (pekerjaan

sosial). Kesejahteraan sosial merujuk pada upaya untuk meningkatkan

kehidupan yang layak (well being). Sementara pekerjaan sosial lebih merujuk

pada profesi dalam upaya membantu masyarakat melakukan perubahan,

memperbaiki kehidupannya atau membantu memecahkan persoalan hidup dan

hubungan manusia dalam pemberdayaan atau pembebasan manusia untuk

10

Asep Usman Ismail, ed., Pengamalan Al-Qur’an Tentang Pemberdayaan Dhu’afa

(Jakarta: Dakwah Press, 2008), h. 227. 11

Asep Usman Ismail, Al-Qur’an dan Kesejahteraan Sosial; Sebuah Rintisan Membangun

Paradigma Sosial Islam yang Berkeadilan dan Berkesejahteraan (Tangerang: Lentera Hati, 2012),

h. 49. 12

Isbandi Rukminto, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan, Intervensi

Komunitas Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis (Jakarta: Fakultas Ekonomi UI,

2001), h. 32.

Page 16: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

6

meningkatkan kehidupan mereka. Keberadaan hidup yang lebih baik ini

pulalah yang menjadi perubahan pengembangan masyarakat. 13

Pengembangan masyarakat merupakan proses belajar dan pencerahan

masyarakat yang terus menerus untuk meningkatkan kualitas hidup, harkat

dan martabatnya lewat kegiatan emansipasi dan pencerahan sosial yang

terencana, terarah dan terkendali secara berkelanjutan. Sebagai proses belajar

yang bersifat partisipatif dan emansipatoris, pengembangan masyarakat

merupakan proses yang dinamis yang senantiasa melakukan pembaruan diri

dengan upaya penajaman analisis, alat analisis serta sasarannya. Demikian

pula ia senantiasa mengupayakan pengembangan konsep, metode dan teknik-

teknik serta manajemennya.14

PPPA Daarul Qur’an dapat kita kategorikan sebagai lembaga pengelola

sedekah yang mempunyai kepedulian terhadap masyarakat, mengelola

sedekah yang diamanatkan umat kepada lembaga. Memanfaatkan sedekah

umat untuk dipergunakan dengan sebaik-baiknya membantu masyarakat

dengan melakukan pemberdayaan. PPPA Daarul Qur’an juga terlibat dalam

pembangunan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat berbasis tahfidzul

Qur’an. Memberikan bantuan modal masyarakat kurang mampu dan

pemberdayaan masyarakat. PPPA Daarul Qur’an berikhtiar membangun

masyarakat yang punya kemandirian secara ekonomi. Beberapa bentuk

pemberdayaan yang dilakukan oleh PPPA Daarul Qur’an adalah Tim KASIH,

Pemberdayaan tukang ojek, dan bantuan modal pedagang kecil. 15

13

Kusmana, ed., Bunga Rampai Islam & Kesejahteraan Sosial (Jakarta: PIC UIN Jakarta,

2006), h. 88. 14

Ade Ma’ruf WS dan Zulfan Heri, Muhamadiyah dan Pemberdayaan Rakyat

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), h. 40. 15

Website PPPA Daarul Qur’an www.pppa.or.id

Page 17: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

7

Salah satu bentuk pemberdayaan yang dilakukan oleh PPPA Daarul

Qur’an adalah pemberian bantuan modal usaha untuk para pedagang kecil.

Bertujuan untuk membantu para pedagang kecil yang berada di sekitar pondok

pesantren Daarul Qur’an dan kawasan marginal. Yang sudah kita ketahui

selama ini proses peminjaman ke bank sangat sulit karena keterbatasan

kemampuan dalam memenuhi persyaratan. Selain hal tersebut untuk

menghindari para pedagang kecil dari rentenir dan usaha yang melanggar

syariat Islam lainnya. Dengan adanya program yang dijalankan oleh PPPA

Daarul Qur’an melalui pemberian bantuan modal usaha kepada para pedagang

kecil, sekarang para pedagang kecil terbantu, sudah bisa menjalankan

usahanya dengan berjualan kecil-kecilan.

PPPA Daarul Qur’an melakukan pemberdayaan pemberian bantuan

modal usaha dengan tidak memberatkan umat. Akadnya adalah sedekah yaitu

mau bantu sedekah modal usaha. Karena dari sedekah dan akan disedekah kan

lagi. Tidak ada batasan waktu untuk pengembaliannya, serta apabila tidak

mampu mengembalikan karena usaha bangkrut dan lain sebagainya tidak

masalah.16

PPPA Daarul Qur’an berharap dengan adanya pemberdayaan pemberian

bantuan modal usaha, dapat membantu para pedagang kecil dari kurangnya

modal dan meningkatkan pendapatan mereka sehingga para pedagang kecil

merasa kehidupan ekonominya sejahtera.

PPPA Daarul Qur’an berupaya untuk melakukan penguatan dan

pemberdayaan perekonomian di masyarakat khususnya para pedagang kecil,

16

Wawancara Pribadi dengan Bayu, Tangerang, 25 November 2014.

Page 18: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

8

dan itu semua perlu diarahkan untuk mendorong terjadinya perubahan yang

meliputi proses perubahan dari pola ekonomi yang lemah ke ekonomi yang

tangguh serta dari ketergantungan menjadi kemandirian.

Berdasarkan pemaparan diatas, penulis bermaksud mengadakan suatu

penelitian ilmiah yang lebih mendalam mengenai bagaimana pelaksanaan

evaluasi program guna mengetahui tingkat keberhasilan program, maka

diperlukan adanya evaluasi terhadap program. Hal tersebut perlu dilakukan,

karena dengan melihat tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan

program, maka akan terlihat juga bermanfaat atau tidaknya program tersebut.

Sehingga, jika pelaksanaannya berhasil, program dapat dilanjutkan dan

jikapun tidak dapat diperbaiki.

Dengan demikian, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian

terhadap para pedagang kecil yang berada di wilayah pondok pesantren Daarul

Qur’an Ketapang. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis

menuangkan dalam skripsi dengan judul “EVALUASI PROGRAM

PEMBERDAYAAN PPPA DAARUL QUR’AN TERHADAP

PEDAGANG KECIL DI KETAPANG KOTA TANGERANG ”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Agar penelitian ini terarah dan tidak melebar, maka penulis

membatasi penelitian ini pada ruang lingkup evaluasi program

pemberdayaan dan pendampingan masyarakat yang dilakukan oleh pihak

PPPA Daarul Qur’an.

Page 19: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

9

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

a. Bagaimana evaluasi pelaksanaan (proses) program pemberdayaan di

PPPA Daarul Qur’an?

b. Bagaimana tingkat keberhasilan program pemberdayaan di PPPA

Daarul Qur’an?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan permasalahan di atas dapatlah diketahui bahwa

tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk menilai pelaksanaan dari program pemberdayaan di PPPA Daarul

Qur’an.

2. Untuk menilai hasil pelaksanaan dari program pemberdayaan di PPPA

Daarul Qur’an.

D. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan kajian dan peningkatan wawasan akademis khususnya ilmu

dalam bidang social kemasyarakatan.

2. Diharapkan dapat bermanfaat bagi pengelola PPPA Daarul Qur’an sebagai

bahan masukan yang dapat dipergunakan dalam mengembangkan dan

meningkatkan program-program pemberdayaan dan pendampingan

masyarakat.

3. Mengenal lebih jauh eksistensi PPPA Daarul Qur’an sebagai salah satu

lembaga pengelola sedekah yang peduli terhadap masalah kemiskinan

dengan melakukan pemberdayaan.

Page 20: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

10

4. Menambah wawasan dan pengalaman penulis secara langsung di lapangan

melalui penelitian ini.

E. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dilihat dari jenis penelitian, maka penelitian ini adalah deskriptif.

Metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha

mengungkap fakta suatu kejadian, objek, aktivitas, proses, dan manusia

secara “apa adanya” pada waktu sekarang atau jangka waktu yang masih

memungkinkan dalam ingatan responden. Di dalamnya tidak terdapat

perlakuan atau manipulasi terhadap objek penelitian, sebagaimana yang

terjadi pada metode eksperimen. Maka, metode penelitian ini mencakup

berbagai jenis metode penelitian lainnya, seperti metode survei, metode

studi kasus, metode studi perkembangan, dan sebagainya.17

Dalam penelitian ini, peneliti berupaya untuk menggambarkan dan

menganalisis secara menyeluruh proses pemberdayaan yang dilakukan

oleh PPPA Daarul Qur’an.

Tujuan dari data deskriptif ini adalah untuk membuat suatu gambaran

yang sistematis, faktual, dan akurat tentang fenomena-fenomena yang

diselidiki dalam penelitian. Sehingga peneliti mendeskripsikan penelitian

ini mengenai “Evaluasi Program Pemberdayaan PPPA Daarul Qur’an

Terhadap Pedagang Kecil Di Ketapang Kota Tangerang”

17 Andi Prastowo, Memahami Metode-Metode Penelitian (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA,

2011), h. 203.

Page 21: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

11

2. Pendekatan Penelitian

Dalam upaya penyelesaian karya ilmiah ini penulis melakukan

penelitian menggunakan penelitian kualitatif. Melalui penelitian ini penulis

berupaya untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh

subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-

lain., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata

dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah.18

Pendekatan kualitatif digunakan karena beberapa pertimbangan yaitu

bersifat luwes, tidak terlalu rinci, tidak lazim mendefinisikan suatu konsep,

serta memberikan kemungkinan bagi perubahan-perubahan manakala

ditemukan fakta yang lebih mendasar, menarik, dan unik bermakna di

lapangan.19

Penulis memilih pendekatan kualitatif dalam melakukan penelitian

karena berharap dengan menggunakan pendekatan kualitatif, didapatkan

hasil penelitian yang menyajikan data akurat, dan digambarkan secara jelas

dari kondisi sebenarnya.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Graha Daarul Qur’an kawasan bisnis CBD

Ciledug, Blok A3 No. 21, Jl. HOS. Cokroaminoto, Karang Tengah, Kota

Tangerang 15157 dan kampung Ketapang, kecamatan Cipondoh kota

Tangerang, Banten 15147.

18

Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosada Karya,

2007), h. 6. 19

Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rajawali Press, 2012), h.

39.

Page 22: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

12

Alasan peneliti memilih lokasi tersebut berdasarkan pertimbangan

sebagai berikut: lokasi PPPA Daarul Qur’an yang sangat strategis dan

dekat dari tempat tinggal sehingga mudah untuk dijangkau oleh peneliti

dan adanya program pemberdayaan masyarakat yang diadakan oleh PPPA

Daarul Qur’an untuk meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat di

sekitar pesantren Daarul Qur’an dan kawasan marginal.

4. Teknik Pemilihan Subjek Penelitian

Teknik yang digunakan untuk penentuan subyek dalam penelitian ini

adalah teknik sampel bertujuan (Purposive Sample) dimana informan

dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dan dianggap sebagai orang-

orang yang tepat dalam memberikan informasi yang sesuai dengan

kebutuhan penelitian.20

Subjek penelitian ini adalah para staf PPPA Daarul Qur’an yang

terkait dalam pemberdayaan dan pihak penerima program yang menjadi

sasaran pelaksanaan program pemberdayaan di PPPA Daarul Qur’an.

Objek penelitiannya adalah Evaluasi Program Pemberdayaan PPPA

Daarul Qur’an terhadap pedagang kecil di Ketapang, Kota Tangerang.

Rancangan Informan

No. Informan Jabatan Informasi yang Dicari

1. Bapak Rozali M.Z Penanggung Jawab

Program ComDev

Gambaran lembaga,

latar belakang program

kegiatan, Pelaksanaan

Pemberdayaan, serta

Hasil yang telah

20

Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial lainnya (Bandung: Rosda, 2004), h. 63.

Page 23: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

13

dicapai.

2. Ibu Maswanih Penerima Manfaat Perihal program yang

diterima serta hasil dari

program.

3. Bapak Yunus Penerima Manfaat Perihal program yang

diterima serta hasil dari

program.

4. Ibu Lilis Penerima Manfaat Perihal program yang

diterima serta hasil dari

program.

5. Bapak Jejen Penerima Manfaat Perihal program yang

diterima serta hasil dari

program.

6. Ibu Toyanah Penerima Manfaat Perihal program yang

diterima serta hasil dari

program.

5. Sumber Data

Sumber data adalah objek utama dalam meneliti masalah di atas untuk

memperoleh data-data yang kongkrit. Adapun sumber data dari penelitian

ini adalah sebagai berikut:

a. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data, yaitu staf PPPA Daarul Qur’an dan

masyarakat.

b. Sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan

Page 24: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

14

data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain, internet dan

dokumen.21

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data diperlukan untuk mendapatkan data dan

informasi yang diperlukan untuk dapat menjelaskan dan menjawab

permasalahan ini. Teknik pengumpulan data yang akan di pergunakan

dalam penelitian ini meliputi:

a. Observasi

Istilah observasi diturunkan dari bahasa latin yang berarti

“melihat” dan “memperhatikan”. Istilah observasi diarahkan pada

kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang

mucul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam

fenomena tersebut.22

Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi secara

langsung ke lapangan, melakukan pencatatan apa yang bisa di lihat

oleh mata, di dengar oleh telinga, di raba oleh tangan kemudian

peneliti tuangkan dalam penulisan skripsi sesuai dengan data yang

dibutuhkan.

b. Wawancara

Dalam bentuknya yang paling sederhana wawancara terdiri atas

sejumlah pertanyaan yang dipersiapkan oleh peneliti dan diajukan

kepada seseorang mengenai topik penelitian secara tatap muka, dan

21

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 62. 22

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 143.

Page 25: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

15

peneliti merekam jawaban-jawabannya sendiri.23

Peneliti berusaha mengumpulkan data dengan cara mengajukan

pertanyaan-pertanyaan secara langsung kepada staf PPPA Daarul

Qur’an dan masyarakat sekitar pesantren yang terlibat langsung dalam

proses pemberdayaan tentang segala sesuatu yang menyangkut dan

berkaitan dengan penelitian skripsi ini, dan mencatat hasilnya pada

transkip wawancara dengan bahasa apa adanya.

c. Dokumentasi

Teknik dokumentasi, yakni penelusuran dan perolehan data yang

diperlukan melalui data yang telah tersedia. Biasanya berupa data

statistik, agenda kegiatan, produk keputusan atau kebijakan, sejarah,

dan hal lainnya yang berkaitan dengan penelitian. Kelebihan teknik

dokumentasi ini adalah karena data tersedia, siap pakai, serta hemat

biaya dan tenaga.24

Dalam studi dokumentasi ini peneliti berupaya mencari data

berupa buku, brosur, catatan, jurnal, foto dan lain sebagainya yang

berhubungan dengan kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh

PPPA Daarul Quran yang dapat dijadikan sebagai bahan pendukung

penulisan skripsi ini.

7. Teknik Analisis Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang

tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang

sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen

23

Emzir, Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rajawali Press, 2001),

h. 49. 24

Mahi M. Hikmat, Metodologi Penelitian Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra

(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), h. 83.

Page 26: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

16

resmi, gambar, foto, dan sebagainya. Setelah dibaca, dipelajari dan

ditelaah, langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi data yang

dilakukan dengan jalan melakukan abstraksi. Abstraksi merupakan usaha

membuat rangkuman yang inti, proses, dan pernyataan-pernyataan yang

perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. Langkah selanjutnya

adalah menyusunnya dalam satuan-satuan. Satuan-satuan itu kemudian

dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Kategori-kategori ini dibuat

sambil melakukan koding. Tahap akhir dari analisis data ini ialah

mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Setelah selesai tahap ini,

mulailah kini tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementara

menjadi teori substansif dengan menggunakan beberapa metode tertentu.25

Maka penulis akan menggambarkan objek penelitian dengan apa

adanya sesuai dengan kenyataan. Pada saat menganalisa data hasil

observasi penulis menginterpretasikan catatan lapangan yang ada

kemudian disimpulkan setelah itu, diolah kembali hasilnya dibaca oleh

penguji.

8. Teknik Keabsahan Data

Untuk memeriksa keabsahan data penulis menggunakan teknik

triangulasi. Teknik ini merupakan teknik pemeriksa keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data untuk keperluan pengecekan

atau pembanding terhadap data tersebut. Teknik triangulasi yang paling

banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya.26

Dalam

25

Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 247. 26

Ibid., h. 330.

Page 27: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

17

hal ini, penulis menggunakan klien sebagai sumber pengecekan keabsahan

data yang penulis peroleh dari pengurus/staf PPPA Daarul Qur’an.

F. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti sebelumnya mengadakan

penelitian lebih lanjut dan menyusunnya menjadi sebuah karya ilmiah.

Langkah awal yang peneliti lakukan adalah mengkaji terlebih dahulu karya

ilmiah yang mempunyai judul hampir sama. Adapun maksud dari penelitian

ini untuk mengetahui bahwa permasalahan yang peneliti teliti berbeda dengan

karya ilmiah sebelumnya.

Adapun tinjauan pustaka dalam penulisan skripsi ini diantaranya adalah:

1. Skripsi Abdul Rahman yang berjudul “Evaluasi Program Kencleng LAZ

AL-MADINAH Ciledug dalam Pemberdayaan Umat” Skripsi S1, Jurusan

Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Tahun 2011M. Skripsi ini berisikan tentang upaya

memberdayakan umat di LAZ Al-Madinah melalui program kencleng.

2. Skripsi Serly Risnawati yang berjudul “Evaluasi Hasil Program Simpan

Pinjam Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia” dalam

Pemberdayaan Ekonomi Karyawan” Skripsi S1, Jurusan Pengembangan

Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, tahun 2010M. Skripsi ini berisikan tentang upaya

memberdayakan ekonomi karyawan melalui simpan pinjam di koperasi

pegadaian “Budi Setia”.

Adapun judul skripsi yang peneliti buat berjudul “Evaluasi Program

Pemberdayaan PPPA Daarul Qur’an Terhadap Pedagang Kecil Di Ketapang

Page 28: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

18

Kota Tangerang” tentu subjek dan objek dari penelitian skripsi ini berbeda

dengan yang di atas.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ditujukan untuk mempermudah pembaca dalam

memahami penelitian ini, maka penulis membagi skripsi ini menjadi lima

bagian yang terdiri dari bab per bab yang berkaitan dan merupakan satu

kesatuan yang utuh dari skripsi ini. Adapun sistematika penulisan skripsi ini

adalah sebagai berikut:

BAB 1 Pendahuluan: mencakup latar belakang masalah, batasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan teoretis, yang terdiri dari dua sub bahasan yakni:

pertama, tentang evaluasi program, yang menjelaskan tentang:

pengertian evaluasi program, tujuan evalusi program, model

evaluasi dan indikator evaluasi. kedua, tentang pemberdayaan,

yang menjelaskan tentang pengertian pemberdayaan, tujuan

pemberdayaan, dan tahapan-tahapan pemberdayaan.

BAB III Profil PPPA Daarul Qur’an: mencakup tentang sejarah singkat

berdirinya PPPA Daarul Qur’an, Visi, Misi dan Tujuan PPPA

Daarul Qur’an, Program-program PPPA Daarul Qur’an,

Gambaran Umum Program Bantuan Modal Usaha PPPA

Daarul Qur’an Terhadap Pedagang Kecil, mencakup: Latar

Belakang Program Pemberdayaan Pedagang Kecil, Sasaran dan

Tujuan Program Pemberdayaan, Kualifikasi Penerima, Pola

Page 29: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

19

Pemberdayaan, Pembinaan, Sumber Dana, serta Jumlah Dana

yang diberikan.

BAB IV Memaparkan dan menjelaskan tentang analisa evaluasi program

pemberdayaan PPPA Daarul Qur’an terhadap pedagang kecil di

Ketapang kota Tangerang yang meliputi: Evaluasi Pelaksanaan

Program Pemberdayaan dan Evaluasi Keberhasilan Program

Pemberdayaan.

BAB V Penutup: mencakup kesimpulan dari semua pembahasan skripsi

ini dan saran-saran.

Page 30: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

20

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Evaluasi Program

1. Pengertian Evaluasi Program

Kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris (to evaluate – value =

evaluation), secara harfiah dapat diartikan sebagai penilaian.1

Definisi lain yang dituliskan dalam kamus Oxford Advanced Learner’s

Dictionary of Current English (AS Hornby, 1986) evaluasi adalah to find

out, decide the amount or value yang artinya suatu upaya untuk

menentukan nilai atau jumlah. Selain arti berdasarkan terjemahan, kata-

kata yang terkandung di dalam definisi tersebut pun menunjukkan bahwa

kegiatan evaluasi harus dilakukan secara hati-hati, bertanggung jawab,

menggunakan strategi, dan dapat dipertanggung jawabkan.2

Menurut Nurul Hidayati dalam bukunya yang berjudul Metodologi

Penelitian Dakwah, evaluasi adalah mengkritisi suatu program dengan

melihat kekurangan, kelebihan, pada kontek, input, proses, dan produk

pada suatu program.3

Wirawan dalam bukunya Evaluasi mendefinisikan evaluasi sebagai

riset untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan informasi yang

bermanfaat mengenai objek evaluasi, menilainya dengan

1Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA

Berbasis Kompetensi (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 3. 2Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan

(Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 1. 3Nurul Hidayati, Metodologi Penelitian Dakwah Dengan Pendeketan Kualitatif (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2006), h. 124.

Page 31: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

21

membandingkannya dengan indikator evaluasi dan hasilnya dipergunakan

untuk mengambil keputusan mengenai objek evaluasi.4

Menurut Scriven yang di kutip oleh Farida Yusuf Tayibnapis dalam

bukunya yang berjudul Evaluasi Program dan Instrumen Program, Beliau

orang pertama yang membedakan antara evaluasi formatif dan evaluasi

sumatif sebagai fungsi evaluasi yang utama. Kemudian Stufflebeam juga

membedakan sesuai di atas yaitu Proactive Evaluation untuk melayani

pemegang keputusan, dan Retroactive Evaluation untuk keperluan

pertanggungjawaban. Evaluasi dapat mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi

formatif, evaluasi dipakai untuk perbaikan dan pengembangan kegiatan

yang sedang berjalan (program, orang, produk, dan sebagainya). Fungsi

sumatif, evaluasi dipakai untuk pertanggungjawaban, keterangan, seleksi

atau lanjutan. Jadi evaluasi hendaknya membantu pengembangan,

implementasi, kebutuhan suatu program, perbaikan program,

pertanggungjawaban, seleksi, motivasi, menambah pengetahuan dan

dukungan dari mereka yang terlibat.5

Selain itu terdapat beberapa pengertian yang telah dikemukakan oleh

para pakar, sebagai berikut:

a. Edwin Wandt dan Gerald W. Brown (1997) mengemukakan: Istilah

evaluasi menunjukkan pada suatu pengertian, yaitu suatu tindakan atau

proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.

4Wirawan, Evaluasi: Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi (Jakarta: RajaGrafindo

Persada, 2011), h. 7. 5Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk Program

Pendidikan dan Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 4.

Page 32: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

22

b. Ten Brink dan Terry D (1994) mengemukakan: evaluasi adalah proses

mengumpulkan informasi dan menggunakannya sebagai bahan untuk

pertimbangan dalam membuat keputusan.

c. Suharsimi Arikunto (2004) mengemukakan: evaluasi adalah kegiatan

mencari sesuatu yang berharga tentang sesuatu; dalam mencari sesuatu

tersebut, juga termasuk mencari informasi yang bermanfaat dalam

menilai keberadaan suatu program, produksi, prosedur, serta alternatif

strategi yang diajukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.6

d. Ralph Tyler, menyatakan bahwa evaluasi program adalah proses untuk

mengetahui apakah tujuan dalam setiap program sudah dapat

direalisasikan.7

Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa, evaluasi adalah

suatu kegiatan penilaian terhadap suatu kegiatan atau program untuk

mengetahui tingkat keberhasilan dan kegagalan program. Agar dapat

diketahui apakah program tersebut sudah mencapai tujuan yang telah

ditentukan, apakah sasaran-sasaran yang dituju sudah tercapai. Sehingga

jika pelaksanaannya berhasil program dapat dilanjutkan dan jika gagal

dapat diperbaiki menjadi lebih baik lagi untuk program selanjutnya.

2. Tujuan Evaluasi

Tujuan Evaluasi yang disebutkan dalam buku Wirawan terdapat 13

(tiga belas) tujuan melaksanakan evaluasi, namun yang sesuai dengan

tujuan penulis hanya ada beberapa yaitu: (a) Mengukur pengaruh program

terhadap masyarakat; (b) Menilai apakah program telah dilaksanakan

6Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan, h.

2. 7Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 41.

Page 33: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

23

sesuai dengan rencana; (c) Mengukur apakah pelaksanaan program sesuai

dengan standar; (d) Evaluasi program dapat mengidentifikasi dan

menemukan mana dimensi program yang jalan, mana yang tidak berjalan;

dan (e) mengambil keputusan mengenai program.8

Menurut Edi Suharto dalam bukunya yang berjudul Membangun

Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Evaluasi bertujuan untuk:

a. Mengidentifikasi tingkat pencapaian tujuan.

b. Mengukur dampak langsung yang terjadi pada kelompok sasaran.

c. Mengetahui dan menganalisis konsekuensi-konsekuensi lain yang

mungkin terjadi di luar rencana (externalities).9

Sedangkan menurut Isbandi Rukminto, dengan mengutip pendapat

Feurstein, sekalipun tidak secara langsung menyebut sebagai tujuan dari

pelaksanaan evaluasi, namun dia menyatakan ada 10 (sepuluh) alasan

mengapa suatu evaluasi dilakukan, yaitu:

a. Pencapaian. Guna melihat apa yang sudah dicapai.

b. Mengukur kemajuan. Melihat kemajuan dikaitkan dengan objektif

program.

c. Meningkatkan pemantauan. Agar tercapai manajemen yang lebih baik.

d. Mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan. Agar dapat memperkuat

program itu sendiri.

e. Melihat apakah usaha sudah dilakukan secara efektif. Guna melihat

perbedaan apa yang telah terjadi setelah diterapkan suatu program.

8Wirawan, Evaluasi; teori, model, standar, aplikasi, dan profesi, h. 22-24.

9Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: PT Refika

Aditama, 2005), h. 119.

Page 34: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

24

f. Biaya dan manfaat (cost benefit). Melihat apakah biaya yang

dikeluarkan cukup masuk akal (reasonable).

g. Mengumpulkan informasi. Guna merencakan dan mengelola kegiatan

program secara lebih baik.

h. Berbagi pengalaman. Guna melindungi pihak lain terjebak dalam

kesalahan yang sama, atau untuk mengajak seseorang untuk ikut

melaksanakan metode yang serupa bila metode yang dijalankan telah

berhasil dengan baik.

i. Meningkatkan keefektifan. Agar dapat memberikan dampak yang

lebih luas.

j. Memungkinkan terciptanya perencanaan yang lebih baik. Karena

memberikan kesempatan untuk mendapatkan masukan dari

masyarakat, komunitas fungsional dan komunitas lokal. 10

3. Model Evaluasi

Dalam melakukan evaluasi program, tentunya ada beberapa model

evaluasi yang akan digunakan. Dalam kaitan dengan kegiatan evaluasi,

seperti telah disinggung terdahulu, Pietrzak, Ramler, Renner, Ford dan

Gilbert (1990: h.12-14; 45-47) mengemukakan tiga tipe evaluasi guna

mengawasi suatu program secara lebih seksama, yaitu: evaluasi input

(masukan), evaluasi proses, dan evaluasi hasil. Dalam konteks ini, penulis

akan menggunakan model evaluasi program yang dikemukakan oleh

Pietrzak, Ramler, Renner, Ford dan Gilbert seperti yang sudah dipaparkan

diatas. Oleh sebab itu, akan lebih baik jika penulis memaparkan secara

10

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan, Intervensi

Komunitas (Jakarta: Fakultas Ekonomi UI, 2001), h. 127-128.

Page 35: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

25

jelas mengenai evaluasi input (masukan), Proses, dan hasil, sebagai

berikut:

a. Evaluasi input

Memfokuskan pada berbagai unsur yang masuk dalam suatu

pelaksanaan suatu program. Tiga unsur (variabel) utama yang terkait

dengan evaluasi input adalah klien, staf dan program. Pietrzak dan

kawan-kawan (1990:h.46;h.49) menjelaskan bahwa variabel klien

meliputi karakteristik demografi klien, seperti: susunan (konstelasi)

keluarga dan berapa anggota keluarga yang ditanggung. Variabel staf

meliputi aspek demografi dari staf, seperti: latar belakang pendidikan

staf, dan pengalaman staf. Sedangkan variabel program meliputi aspek

tertentu, seperti: lama waktu layanan diberikan, dan sumber-sumber

rujukan yang tersedia. Dalam kaitan dengan evaluasi input program,

Pietrzak, et.al (1990:h.54) mengemukakan 4 kriteria yang dapat dikaji,

baik sendiri-sendiri maupun secara keseluruhan. Kriteria tersebut

adalah: (1) tujuan dan objektif; (2) penilaian terhadap kebutuhan

komunitas; (3) standar dari suatu „praktek yang terbaik‟; dan (4) biaya

per unit layanan.

b. Evaluasi Proses

Menurut Pietrzak, et.al (1990:h.111-116) memfokuskan diri pada

aktivitas program yang melibatkan interaksi langsung antara klien

dengan staf „terdepan‟ (line staff) yang merupakan pusat dari

pencapaian tujuan (objektif) program. Tipe evaluasi ini diawali dengan

analisis dari sistem pemberian layanan dari suatu program. Dalam

Page 36: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

26

upaya mengkaji nilai komponen pemberian layanan, hasil analisis

harus dikaji berdasarkan kriteria yang relevan seperti: „standar praktek

terbaik‟ (best practice standards), kebijakan lembaga, tujuan proses

(process goals) dan kepuasan klien.

c. Evaluasi hasil

Menurut Pietrzak, et.al. (1990:h.14) diarahkan pada evaluasi

keseluruhan dampak (overall impact) dari suatu program terhadap

penerima layanan (receipients). Pertanyaan utama yang mucul dalam

evaluasi ini adalah: bila suatu program telah berhasil mencapai

tujuannya, bagaimana penerima layanan akan menjadi berbeda setelah

ia menerima layanan tersebut? Berdasarkan pertanyaan ini seorang

elevator akan mengkonstruksikan kriteria keberhasilan dari suatu

program. Kriteria keberhasilan ini akan dapat dikembangkan sesuai

dengan kemajuan suatu program (berorientasi pada

program=programme oriented) ataupun pada terjadinya perubahan

perilaku dari klien (berorientasi pada klien=Client oriented).11

4. Indikator Evaluasi

Feurstein (1990:h.25-27) mengajukan beberapa indikator yang perlu

untuk dipertimbangkan. Indikator di bawah ini adalah Indikator 9

(sembilan) indikator yang paling sering digunakan untuk mengevaluasi

suatu kegiatan:

1) Indikator Ketersediaan (Indicators of Availability)

Indikator ini melihat apakah unsur yang seharusnya ada dalam

suatu proses itu benar-benar ada.

11

Ibid., h. 128-129.

Page 37: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

27

2) Indikator Relevansi (Indicators of Relevance)

Indikator ini menunjukkan seberapa relevan maupun tepatnya

sesuatu yang teknologi atau layanan yang ditawarkan.

3) Indikator Keterjangkauan (Indicators of Accessibility)

Indikator ini melihat apakah layanan yang ditawarkan masih

berada dalam „jangkauan‟ pihak-pihak yang membutuhkan.

4) Indikator Pemanfaatan (Indicator of Utilisation)

Indikator ini melihat seberapa banyak suatu layanan yang sudah

disediakan oleh pihak pemberi layanan, dipergunakan

(dimanfaatkan) oleh kelompok sasaran.

5) Indikator Cakupan (Indicators of Coverage)

Indikator ini menunjukkan proporsi orang-orang yang

membutuhkan sesuatu dan menerima layanan tersebut.

6) Indikator Kualitas (Indicators of Quality)

Indikator ini menunjukkan standar kualitas dari layanan yang

disampaikan ke kelompok sasaran.

7) Indikator Upaya (Indicators of Efforts)

Indikator ini menggambarkan berapa banyak upaya yang sudah

„ditanamkan‟ dalam rangka mencapai tujuan yang sudah

ditetapkan.

8) Indikator Efisiensi (Indicators of Efficiency)

Indikator ini menunjukkan apakah sumber daya dan aktivitas yang

dilaksanakan guna mencapai tujuan di manfaatkan secara tepat

guna (efisien), atau tidak memboroskan sumber daya yang ada

dalam upaya mencapai tujuan.

Page 38: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

28

9) Indikator Dampak (Indicators of Impact)

Indikator ini melihat apakah sesuatu yang kita lakukan benar-

benar memberikan suatu perubahan di masyarakat.12

B. Pengertian Pemberdayaan

1. Pengertian Pemberdayaan

Pemberdayaan merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris yaitu

empowerment yang secara harfiah berarti pemberkuasaan. Pemberkuasaan

itu sendiri dapat dipahami sebagai upaya memberikan atau meningkatkan

kekuasaan (power) kepada pihak yang lemah atau kurang beruntung

(disadvantaged). Pemberdayaan merupakan upaya untuk membangun

eksistensi seseorang dalam kehidupannya dengan memberi dorongan agar

memiliki kemampuan/keberdayaan (Triyanti, 2001, h.35).13

Amrullah Ahmad menyatakan bahwa pengembangan masyarakat Islam

adalah sistem tindakan nyata yang menawarkan alternatif model

pemecahan masalah ummah dalam bidang sosial, dan lingkungan dalam

perspektif Islam. Imang Mansur Burhan mendefinisikan pemberdayaan

umat atau masyarakat sebagai upaya membangkitkan potensi umat Islam

ke arah yang lebih baik, baik dalam kehidupan sosial, politik maupun

ekonomi.14

Istilah perubahan sosial sesungguhnya mempunyai arti yang sama

dengan pembangunan dan pemberdayaan. Hanya saja istilah pembangunan

12

Ibid., h. 130-132. 13

Syamsir Salam dan Amir Fadhilah, Sosiologi Pedesaan (Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN Syahid, 2008), h. 232. 14

Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h. 41-42.

Page 39: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

29

biasanya menggunakan strategi top down yang berarti masyarakat hanya

sebagai objek dan sasaran dari pembangunan itu, sedangkan

pemberdayaan biasanya menggunakan strategi bottom up. Artinya,

masyarakat sejak awal dilibatkan dalam proses perencanaan sampai pada

pelaksanaan dan pemeliharaan hasil-hasil pembangunan itu. Dengan

demikian di samping menjadi objek, masyarakat juga menjadi subjek dan

pelaku pembangunan. Antara pembangunan dan pemberdayaanitu,

keduanya merupakan bagian dari proses perubahan sosial.15

Menurut Jim Ife, pemberdayaan adalah penyediaan sumber daya,

kesempatan, pengetahuan dan ketrampilan bagi masyarakat untuk

meningkatkan kapasitas mereka sehingga mereka bisa menemukan masa

depan mereka yang lebih baik. Sedangkan pemberdayaan menurut

Gunawan Sumodiningrat adalah upaya untuk membangun daya yang

dimiliki masyarakat dengan mendorong, memberikan motivasi, dan

meningkatkan kesadaran tentang potensi yang dimiliki mereka, serta

berupaya untuk mengembangkannya.16

Menurut Payne yang di kutip oleh Isbandi Rukminto pemberdayaan

(empowerment) membantu klien memperoleh daya untuk mengambil

keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan terkait dengan

diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam

melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan

15

Rr. Suhartini, dkk., Model-Model Pemberdayaan (Yogyakarta: Pustaka Pesantren,

2005), h. 133-134. 16

Asep Usman Ismail, ed., Pengamalan Al-Qur’an Tentang Pemberdayaan Dhu’afa

(Jakarta: Dakwah Press, 2008), h. 9.

Page 40: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

30

dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki, antara lain

melalui transfer daya dari lingkungan.17

Shardlow (1998: h. 32) melihat bahwa berbagai pengertian yang ada

mengenai Pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana individu,

kelompok ataupun komunitas berusaha mengkontrol kehidupan mereka

sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan

keinginan mereka. Dalam kesimpulannya, Shadlow menggambarkan

bahwa pemberdayaan sebagai suatu gagasan tidaklah jauh berbeda dengan

gagasan Biestek (1961) yang dikenal di bidang pendidikan Ilmu

Kesejahteraan Sosial dengan nama “Self Determination”. Prinsip ini pada

intinya mendorong klien untuk menentukan sendiri apa yang harus ia

lakukan dalam kaitan dengan upaya mengatasi permasalahan yang ia

hadapi. Sehingga klien mempunyai kesadaran dan kekuasaan penuh dalam

membentuk hari depannya 18

Menurut Edi Soeharto, Pemberdayaan adalah sebuah proses dan

tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk

memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam

masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah

kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan

atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial; yaitu

masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai

pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik

17

Isbandi Rukminto, Pemikiran-Pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial

(Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI, 2002), h. 162. 18

Isbandi Rukminto, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi

Komunitas, h. 33.

Page 41: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

31

yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan

diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian,

berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan

tugas-tugas kehidupannya.19

2. Tujuan Pemberdayaan

Tujuan utama pemberdayaan adalah memperkuat kekuasaan

masyarakat, khususnya kelompok lemah yang memiliki ketidakberdayaan,

baik karena kondisi internal (misalnya persepsi mereka sendiri), maupun

karena kondisi eskternal (misalnya ditindas oleh struktur sosial yang tidak

adil).20

Tujuan pengembangan masyarakat adalah untuk mendukung keterjaminan,

kesempatan dan keberdayaan melalui:21

a. Pengembangan kualitas dan kuantitas pelayanan sosial

b. Penguatan akuntabilitas dan inklusifitas kelompok-kelompok

masyarakat

c. Peningkatan partisipasi berbasis luas

d. Perluasan akses masyarakat terhadap informasi dan jaringan sosial

e. Penyempurnaan pemerintahan, lembaga dan kebijakan pada skala lokal

dan nasional sehingga responsif terhadap kebutuhan masyarakat lokal

(Edi Suharto, Analisis Jaringan Sosial. Hal 2).

3. Tahapan-tahapan Pemberdayaan

Ada beberapa tahapan yang seharusnya dilalui dalam melakukan

pemberdayaan, yakni:

19

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, h. 59-60. 20

Ibid., h. 60. 21

Asep Usman Ismail, dkk., Pengembangan Komunitas Muslim (Jakarta:FIDKOM UIN

Jakarta, 2007), h. 53-54.

Page 42: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

32

a. membantu masyarakat dalam menemukan masalah

b. melakukan analisis (kajian) terhadap permasalahan tersebut secara

mandiri (partisipatif). Kegiatan ini biasanya dilakukan dengan cara

curah pendapat, membentuk kelompok-kelompok diskusi, dan

mengadakan pertemuan warga secara periodik. (terus-menerus)

c. menentukan skala prioritas masalah, dalam arti memilah dan memilih

tiap masalah yang paling mendesak untuk diselesaikan.

d. Mencari cara penyelesaian masalah yang sedang dihadapi, antara lain

dengan pendekatan sosio-kultural yang ada dalam masyarakat.

e. Melaksanakan tindakan nyata untuk menyelesaikan masalah yang

sedang dihadapi.

f. Mengevaluasi seluruh rangkaian dan proses pemberdayaan itu untuk

dinilai sejauh mana keberhasilan dan kegagalannya.22

Tahapan-tahapan pemberdayaan:

Pada dasarnya tahapan yang dilakukan dalam pemberdayaan masyarakat

mencakup beberapa tahapan. Adapun tahapan-tahapan pemberdayaan menurut

Isbandi Rukminto, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Tahap persiapan

Tahap persiapan ini didalamnya ada tahap (a) penyiapan petugas; dan (b)

penyiapan lapangan. Penyiapan petugas diperlukan karena untuk

menyamakan persepsi antar anggota tim agen perubah (change agent)

mengenai pendekatan apa yang akan dipilih dalam melakukan

pengembangan masyarakat. sementara, penyiapan lapangan pada awalnya

22

Rr. Suhartini, dkk., Model-model Pemberdayaan, h. 135.

Page 43: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

33

melakukan studi kelayakan terhadap daerah yang akan dijadikan sasaran,

baik dilakukan secara informal maupun formal.

2. Tahap assesment

Proses assesment yang dilakukan disini dilakukan dengan

mengidentifikasi masalah (kebutuhan yang dirasakan = felt needs) dan

juga sumber daya yang dimiliki klien. Dalam proses assesment ini

masyarakat sudah dilibatkan secara aktif agar mereka dapat merasakan

bahwa permasalahan yang sedang dibicarakan benar-benar permasalahan

yang keluar dari pandangan mereka sendiri. Disamping itu, pada tahap ini

pelaku perubahan juga memfasilitasi warga untuk menyusun prioritas dari

permasalahan yang akan ditindaklanjuti pada tahap berikutnya, yaitu tahap

perencanaan.

3. Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan

Pada tahap ini petugas (community worker) secara partisipatif mencoba

melibatkan warga untuk berpikir tentang masalah yang mereka hadapi dan

bagaimana cara mengatasinya. Dalam upaya mengatasi permasalahan yang

ada masyarakat diharapkan dapat memikirkan beberapa alternatif program

dan kegiatan yang akan mereka kembangkan tentunya harus disesuaikan

dengan tujuan pemberian bantuan sehingga tidak muncul program-

program yang bersifat charity (amal) yang kurang dapat dilihat

manfaatnya dalam jangka panjang. Dalam proses ini petugas bertindak

sebagai fasilitator yang membantu masyarakat berdiskusi dan memikirkan

program dan kegiatan apa saja yang tepat dilaksanakan pada itu.

Page 44: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

34

4. Tahap pemformulasian rencana aksi

Pada tahap ini agen perubahan (community worker) membantu masing-

masing kelompok masyarakat untuk memformulasikan gagasan mereka

dalam bentuk tertulis, terutama bila ada kaitannya dengan pembuatan

proposal kepada pihak penyandang dana. Dalam tahap pemformulasian

rencana aksi ini, diharapkan community worker dan masyarakat sudah

dapat membayangkan dan menuliskan tujuan jangka pendek apa yang

akan mereka capai dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut.

5. Tahap pelaksanaan (implementasi) program atau kegiatan

Tahap pelaksanaan ini merupakan salah satu tahap yang paling krusial

(penting) dalam proses pengembangan masyarakat, karena sesuatu yang

sudah direncanakan dengan baik akan dapat melenceng dalam pelaksanaan

di lapangan bila tidak ada kerja sama antara petugas dan warga

masyarakat, maupun kerja sama antar warga. Pertentangan antar kelompok

warga juga dapat menghambat pelakasanaan suatu program ataupun

kegiatan.

6. Tahap evaluasi

Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap

program yang sedang berjalan pada pengembangan masyarakat sebaiknya

dilakukan dengan melibatkan warga.

7. Tahap terminasi

Tahap ini merupakan tahap „pemutusan‟ hubungan secara formal dengan

komunitas sasaran. Terminasi dilakukan seringkali bukan karena

masyarakat sudah dapat dianggap „mandiri‟, tetapi tidak jarang terjadi

Page 45: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

35

karena proyek sudah harus dihentikan karena sudah melebihi jangka waktu

yang ditetapkan sebelumnya, atau karena anggaran sudah selesai dan tidak

ada penyandang dana yang dapat dan mau meneruskan. 23

23

Isbandi Rukminto, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi

Komunitas, h. 173-178.

Page 46: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

36

BAB III

PROFIL PPPA (Program Pembibitan Penghafal Al-Qur’an)

DAARUL QUR’AN

A. Sejarah Singkat Berdirinya PPPA (Program Pembibitan Penghafal Al-

Qur’an) Daarul Qur’an

PPPA (Program Pembibitan Penghafal Al-Qur’an) Daarul Qur’an,

lembaga pengelola sedekah yang berkhidmat pada pembangunan masyarakat

berbasis tahfidzul Qur’an yang dikelola secara profesional dan akuntabel.

Bermula pada 2003, saat Ustadz Yusuf Mansur berkhidmat untuk

menciptakan kader-kader penghafal Al-Qur’an di Indonesia lahir Program

Pembibitan Penghafal Al-Qur’an (PPPA) Daarul Qur’an. Dimulai dengan

mengasuh beberapa santri tahfidz, kemudian berkembang hingga ribuan santri

yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari sudut sempit musholla Bulak Santri

yang bersebelahan dengan makam desa, di tempat inilah berawal aktivitas

PPPA Daarul Qur’an dengan mengusung visi dan cita-cita yang besar.1

Dari awal, PPPA Daarul Qur’an berkonsentrasi dalam upaya membangun

kesadaran masyarakat untukkembali kepada Al-Qur’an, dengan menggulirkan

program-program yang bertujuan untuk menyiapkan dan mencetak Penghafal

Al-Qur’an. Makin hari, gerakan dan kesadaran masyarakat untuk melahirkan

para penghafal Al-Quran terus meluas. Maka diperlukan payung kelembagaan

yang kuat dan profesional.2

Pada 29 Maret 2007 di Balai Sarbini Jakarta, Identitas PPPA Daarul

Qur’an resmi diperkenalkan ke publik. Dikukuhkan melalui akte notaris

tertanggal 11 Mei 2007. Dengan adanya kelembagaan formal yang dikelola

1Website PPPA Daarul Qur’an www.ppp.or.id

2 Ibid.

Page 47: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

37

secara profesional PPPA Daarul Qur’an mendirikan pesantren Tahfidz Daarul

Qur’an, Daqu School, dan Perguruan Tinggi di berbagai daerah sebagai sentral

pendidikan dan pembibitan penghafal Al-Qur’an. Selain itu, PPPA Daarul

Qur’an juga telah menggulirkan program-program yang mempunyai tujuan

yang sama untuk memuliakan Al-Qur’an. Salah satu yang kini jadi gerakan

nasional bahkan internasional adalah rumah tahfidz. Dalam program dakwah

dan sosial, PPPA Daarul Qur’an juga terlibat dalam pembangunan

kemandirian dan kesejahteraan masyarakat berbasis tahfidzul Qur’an.3

Dimulai dengan bantuan beasiswa, kemanusiaan, kesehatan, pemukiman

masyarakat kurang mampu dan pemberdayaan masyarakat. Dengan program

yang kreatif dan membumi, PPPA Daarul Qur’an terus dipercaya masyarakat

sebagai mitra pengelola sedekah. Dengan kepercayaan yang terus tumbuh,

PPPA Daarul Qur’an akan terus berevolusi, sebagai lembaga profesional yang

terlibat dalam pembangunan bangsa berbasis tahfidzul Qur’an.4

B. Visi, Misi dan Tujuan PPPA Daarul Qur’an

1. Visi PPPA Daarul Qur’an:

Membangun masyarakat madani berbasis tahfidzul Qur’an untuk

kemandirian ekonomi, sosial, budaya dan pendidikan bertumpu pada

sumberdaya lokal yang berorientasi pada pemuliaan Al-Qur’an.

2. Misi PPPA Daarul Qur’an:

a. Menjadikan tahfidzul Qur’an sebagai budaya hidup masyarakat

Indonesia.

b. Mewujudkan kemandirian ekonomi, pangan, pendidikan dan

3 Website PPPA Daarul Qur’an www.ppp.or.id

4 Ibid.

Page 48: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

38

kemandirian teknologi berbasis tahfidzul Qur’an.

c. Menjadikan Indonesia bebas buta Al-Quran.

d. Menjadi lembaga yang menginspirasi masyarakat untuk peduli dan

berpihak pada kaum lemah melalui nilai-nilai sedekah.

e. Menjadi lembaga pengelola sedekah yang profesional, transparan,

akuntabel dan terpercaya.5

3. Tujuan PPPA Daarul Qur’an:

Membumikan Al-Qur’an dan melahirkan generasi atau pemimpin

Qur’ani.6

C. Program-Program PPPA Daarul Qur’an7

1. Program PPPA Daqu- Reguler

a. Rumah Tahfidz

Rumah Tahfidz Daarul Qur’an merupakan program yang digagas oleh

Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an, program ini mengembangkan

centra-centra tahfidz dilingkungan masyarakat dan perusahaan. Ide

dasarnya untuk membibit dan mencetak para penghafal Al-Qur’an

dengan melibatkan potensi masyarakat yang ada. Rumah Tahfidz

Daarul Qur’an menjadi salah satu sarana membangun generasi yang

qur’ani dan berakhlakul karimah. Saat ini sudah berdiri 300 rumah

tahfidz yang di dirikan secara mandiri oleh masyarakat di seluruh

Indonesia dengan supervisi dari PPPA Daarul Qur’an. Sedang sebagai

sebuah gerakan telah berdiri lebih 3000 rumah tahfidz yang

5 Hasil dokumentasi foto

6Wawancara Pribadi dengan Bapak Rojali, Tangerang. 15 Januari 2015.

7 Website PPPA Daarul Qur’an www.ppp.or.id

Page 49: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

39

dikembangkan masyarakat dengan polanya sendiri. Rumah tahfidz

yang dikembangkan oleh PPPA adalah rumah tahfidz yang tidak saja

sekadar melakukan aktifitas hapalan dan kajian Al Qur’an. Namun

yang tidak kalah penting adalah bagaimana rumah tahfidz juga

mengaplikasi Al Qur’an di dalam kehidupan sosial masyarakat sekitar.

Oleh karenanya selain kegiatan mengaji dan menghafal Al Qur’an,

rumah tahfidz juga menjadi tempat kegiatan sosial dan ekonomi

seperti: pemberdayaan ekonomi rumah tahfidz melalui program

Ekonomi Pesantren Produktif (EKSPORT), penyembelihan dan

penyaluran hewan qurban melalui program Qurban Istimewa (QUIS),

kepedulian bencana melalui Santri Siaga dan Tanggap Bencana

(SIGAB), program orangtua asuh melalui program Jadikan Aku Santri

Qur’an (JARIQU), santunan anak yatim melalui Beasiswa Santri

Yatim dan Bingkisan Untuk Yatim (BUY), dan bantuan guru rumah

tahfidz melalui program Simpatik Guru. Oleh karenanya rumah tahfidz

PPPA adalah rumah tahfidz yang tidak bersifat ekslusif tetapi inklusif

atau terbuka. Sehingga rumah tahfidz PPPA dapat menjadi pusat syiar

dan pembelajaran Al Qur’an beserta aplikasinya.

b. Kampung Qur’an Pedalaman

Merupakan program pembangunan kawasan berbasis penghafal Al

Qur’an melalui hunian sehat yang diberi nama Rumah Qur’an serta

juga dibangun Saung Qur’an dan asrama tahfidz sebagai pusat

pendidikan menghafal Qur’an. Melalui Rumah Qur’an masyarakat

dibentuk dalam budaya keislaman yang akrab dengan menghafal Al-

Page 50: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

40

Qur’an, mengamalkannya dan mewujudkan dalam prilaku lingkungan

yang islami dan religius dengan kesadaran pada sosial dan kemanusian

tinggi. Saat ini sudah ada 2 program kampung Qur’an pedalaman yang

sudah berjalan yaitu Kampung Qur’an Merapi dan Kampung Qur’an

OeUe NTT dan terus akan bertambah kampung Qur’an berikutnya

yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia sehingga mereka bisa

merasakan nikmatnya hidup dekat dengan Al Qur’an.

c. Mobile Qur’an

Dalam rangka semakin memasyarakatkan pengenalan terhadap Al

Qur’an terutama di kalangan anak-anak sebagai upaya menumbuhkan

kecintaan terhadap Al Qur’an sejak usia dini, maka PPPA Daarul

Qur’an menggunakan Mobile Qur’an (MoQu).

MoQu mengunakan sarana mobil perpustakaan yang siap berkeliling

ke pusat komunitas seperti: Masjid, TPA, sekolah, dan pusat-pusat

keramaian. MoQu ini juga dilengkapi dengan perlengkapan multi

media. Serta dipandu oleh seorang trainer yang akan mengajak dan

memotivasi anak-anak untuk mencintai dan menghafal Al Qur’an

d. Qur’an Call

Bagaimana bisa membaca dan menghafal Al Qur’an tanpa harus

terkendala oleh ruang dan waktu, itulah yang menjadi maksud

keberadaan Qur’an Call. Program ini menawarkan bagi siapa pun

untuk membaca dan menghafal Al Qur’an dengan menggunakan

telepon. Cukup dengan menghubungi 500311, maka siapapun bisa

mengecek / memperbaiki bacaan Qur’an nya, dan menyetor

Page 51: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

41

hapalannya melalui telepon yang langsung akan dilayani oleh para

operator telepon yang hafidz Qur’an. Pelayanan Qur’an Call

berlangsung selama 24 jam. Dan selain tersedia di PPPA Daarul

Qur’an Pusat, juga di cabang-cabang PPPA, yaitu di Surabaya,

Malang, Yogyakarta, Semarang, Bandung dan Bogor.

e. SIGAB (Santri Siaga & Tanggap Bencana)

Merupakan unit program yang khusus bergerak dalam kesiapsiagaan

dan penanganan tanggap bencana alam dan kemanusiaan. Pelatihan

siaga dan tanggap bencana untuk rumah tahfidz, pondok pesantren dan

komunitas masyarakat, mitigasi bencana, respon dan recovery di

kawasan bencana baik apsek fisik dan masyarakat menjadi aktifitas

rutin program ini. Unit di dukung oleh jaringan relawan yang tersebar

di seluruh Indonesia.

f. BASIQ (Beastudi Santri Qur’an)

Program paket beasiswa satu tahun penuh yang diberikan kepada

santri-santri Qur’an dari kalangan keluarga kurang mampu tetapi

memiliki kemampuan menghafal dan kemauan yang tinggi dalam

menghafal Al Qur’an. Bantuan berupa beastudi bagi para santri tahfidz

dari berbagai rumah tahfidz dan pondok pesantren di Indonesia serta

memberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang

yang lebih tinggi. Alhamdulillah sekitar 1000 santri telah memperoleh

manfaat program baik dari tingkat SD, SMP, SMA dan Perguruan

tinggi. Paket beastudi meliputi biaya pendidikan dan kebutuhan santri

sehari-hari.

g. Aqiqah Istimewa

Page 52: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

42

Kegiatan penyembelihan hewan ternak yaitu kambing/domba sebagai

bentuk rasa syukur dan cinta kepada Alloh SWT atas karunia anak

yang telah dilahirkan. Dan istimewanya hewan qurban ini berasal dari

ternak yang dikelola oleh Rumah/Pesantren Tahfidz melalui program

Eksport, sesuai syariah Islam dan distribusikan untuk santri Qur’an,

warga rumah/pesantren tahfidz serta masyarakat sekitarnya.

h. Qurban Istimewa

i. Layanan Mustahiq

Program pelayanan charity/ bantuan langsung terhadap kebutuhan

hidup masyarakat kalangan bawah / keluarga pra sejahtera.

Alhamdulillah, Saat ini penerima manfaat program ditahun 2012

berjumlah 2000 orang.

j. EKSPOR (Ekonomi Pesantren Produktif)

Program pemberdayaan yang digulirkan untuk membangun

kemandirian pesantren-pesantren tahfidz di Indonesia.

k. JARIQU (Jadikan Aku Santri Qur’an)

Program Orang Tua Asuh untuk para santri penghafal Al Qur’an.

l. Bantuan Untuk Pesantren Tahfidz

Membantu biaya operasional pondok pesantren dalam pemeliharaan

fasilitas serta aktifitas belajar mengajar sebagai ikhtiar menghidupkan

pesantren-pesantren tahfidz di Indonesia.

m. S G M (Santri Gemar Membaca)

Program Pengadaan Perpustakaan bagi pondok pesantren dan sekolah

untuk mendorong minat baca bagi para santri dan masyarakat agar

Page 53: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

43

gemar membaca.

n. B U Y (Bingkisan Untuk Yatim)

Setiap bulan Muharram, PPPA Daarul Qur’an memberikan bingkisan

untuk anak yatim. Distribusi bingkisan ini untuk anak yatim di daerah-

daerah terpencil dan pedesaan sebagai ikhtiar menyambung tali

silaturrahim.

o. Q-Learn

Program belajar Al-Qur’an yang difasilitasi oleh PPPA Daarul Qur’an

dengan menyediakan tenaga pengajar Al-Qur’an/Guru ngaji Privat

yang di peruntukkan bagi mereka yang tidak mempunyai waktu khusus

tetapi ingin belajar mengaji. Program Q- Learn akan memberikan

pembelajaran mulai dari tingkat awal sampai mahir baca tulis Al-

Qur’an sampai belajar cara menghafalnya.

p. PPPA Training Center

Sebagai pusat pengembangan dalam bidang Pembibitan, pelatihan,

konsultasi dan kajian Al-Qur’an, PPPA Training Center menggulirkan

berbagai program antara lain : Majelis Konseling, Majelis konseling

ini sebagai sarana masyarakat untuk berkonsultasi berbagai masalah

dan diasuh oleh para asaatidz PPPA Daarul Qur’an. Pusat Kajian

Qur’an Terpadu (PUQAT) Sebagai Pusat Pengkajian berbagai macam

metode yang mempunyai tujuan mencetak menghafal Al-Qur’an.

q. Simpatik Guru

Simpatik Guru bertujuan memberikan subsidi sebagai wujud simpati

kepada para asaatidz/asaatidzah yang mengabdikan ilmunya di

madrasah, TPA/ TPQ, majlis iqra dan masjid. Sasaran dari program ini

Page 54: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

44

diprioritaskan pada kepada TPA/ TPQ yang mendidik anak-anak

kurang mampu sebagai motivasi untuk terus mengajarkan Al-Qur’an,

Para asaatidz juga di dorong untuk membiasakan dan mengajarkan

anak didik mereka sholat dhuha, tahajud dan sholat sunnah lainnya

diluar ibadah fardhu.

r. G-Waqtu

Gerakan Wakaf Tunai yang digulirkan untuk membangun fasilitas

umum: pendidikan, kesehatan, ibadah dll yang bermanfaat untuk

masyarakat. PPPA Daarul Qur’an telah mendirikan Pondok Pesantren

Daarul Qur’an di Bulak santri, Ketapang, Tangerang, Solo dan di

Bogor. Pondok Pesantren ini peruntukan bagi anak- anak dhuafa/

kurang mampu. Selama 6 tahun mereka belajar tahfidz dan juga

dibekali dengan pendidikan formal untuk jenjang SMP sampai SMA.

Semua kebutuhan hidup santri termasuk boarding/asrama gratis. Selain

Itu, PPPA juga telah mendirikan Daqu Kids di Semarang, Jateng. Daqu

Kids adalah sebuah lembaga pendidikan bagi anak-anak usia dini.

Untuk memenuhi keinginan para jamaah Sekolah bertaraf

Internasional pun di bangun untuk menjaring masyarakat mampu yang

hasilnya direncanakan untuk membantu program PPPA Daarul Qur’an.

s. Sedekah Produktif

Jadikan Sedekah Anda Luar Biasa Sedekah produktif bagai pohon dari

bibit terbaik, yang akarnya kuat menghunjam, rindang dahannya

kokoh, rimbun daunnya menyejukkan, dan panen buahnya dinikmati

banyak orang. Imam Muslim meriwayatkan dari Ibnu Umar ra, bahwa

Page 55: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

45

suatu hari Umar bin Khattab mendatangi Nabi dan berkata, Aku

mendapat bagian tanah di Khaibar yang luar biasa produktif. Aku

bahkan belum pernah mendapatkan harta yang lebih berharga dari

tanah itu. Apa yang sebaiknya kulakukan terhadapnya? Rasulullah

menjawab, Tahan modalnya, dan sedekahkan hasilnya. Maka Umar

lalu menyedekahkan tanahnya itu untuk kepentingan kaum dhuafa. Ia

tidak boleh dimiliki perorangan, dijual, dihibahkan, dan tidak pula

diwariskan. Penggarap tanah dipersilakan mengambil sebagian hasil

panen secukupnya, dan sebagian besar lainnya untuk fakir-miskin di

sekitar kebun. Demikianlah, jika sedekah berupa asset produktif, atau

dana sedekah ditumbuh-kembangkan melalui usaha produktif. Pokok

dana sedekah terjaga, dan hasil perputarannya menghidupi Rumah

Tahfidz, Pendidikan Penghafal Al-Qur’an, Guru dan Pesantren

Tahfidz, dan sebagainya yang mendukung pemuliaan Al-Qur’an. Lalu

biarkan sedekah Anda bekerja untuk mewujudkan janji-Nya:

Perumpamaan (derma) orang yang membelanjakan hartanya di jalan

Allah adalah seperti sebiji benih yang tumbuh menumbuhkan tujuh

bulir, yang tiap bulir mengandung seratus biji. Ingatlah, Allah

melipatgandakan (ganjaran) bagi yang dikehendaki-Nya. Dan Allah

Maha Luas karunia-Nya lagi Maha Mengetahui, Al-Baqarah 261.

t. B P N (Berbagi Parcel Nusantara)

Memaknai Lebaran dengan BERBAGI Budaya kebiasaan mengirim

parcel dan bingkisan lebaran tampak marak di mana-mana. Tetapi

budaya positif ini tidak tepat sasaran, karena pemberian parcel

Page 56: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

46

diberikan kepada masyarakat yang mampu dan parcel pun hanya

berputar dilingkungan itu-itu saja. Yang sehari-hari sudah terbiasa

dengan kemewahan. Andai saja parcel atau bingkisan lebaran tersebut

diterima kepada yang mereka memang memerlukan uluran tangan.

Mereka yang menangis karena tidak punya makanan, sedih karena

tidak mampu membelikan baju baru untuk anaknya atau mereka yang

memang sedang menunggu uluran tangan. Jika parcel merupakan

budaya saling memberi dan berbagi, maka pemberian parcel kepada

mereka yang lebih membutuhkan merupakan esensi dalam berbagi

(sedekah) PPPA pun mengagas program Berbagi Parcel Nusantara

(BPN) Program ini melibatkan ratusan guru TPA, Madrasah dan

Pondok Pesantren binaan PPPA Daarul Qur'an. Mereka diberikan

pelatihan dan keterampilan dalam membuat parcel. Jadi, selain sebagai

program charity, BPN juga memberikan pemberdayaan ekonomi untuk

guru TPA, Madrasah dan Pondok Pesantren sebagai bekal Iedul Fitri.

Dengan Rp. 311.000, Anda telah memberikan bingkisan parcel untuk

mereka yang membutuhkan dan membantu ekonomi para guru. Kami

menunggu donasi anda.

u. Duta Qur’an

Program ini merupakan aplikasi program One Day One Ayat bagi

masyarakat Indonesia di luar negeri. Melalui Duta Qur’an, mengajak

saudara-saudara di luar negeri untuk semakin akrab dengan Qur’an.

Bahkan menghafal Qur’an itu bukan sesuatu yang mustahil buat

mereka. Program Duta Qur’an diperkuat 11 santri terbaik Pesantren

Page 57: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

47

Tahfidz Daarul Qur’an. Selain memiliki hafalan Qur’an, mereka

mempunyai wawasan dan pengetahuan yang memadai untuk menjadi

ujung tombak syiar Qur’an. Dalam tahap pertama ini, Program Duta

Qur’an akan dilaksanakan di 9 negara yaitu Singapura, Taiwan,

Malaysia, Jepang, Australia, Selandia Baru, Arab Saudi, Afrika

Selatan, dan Hongkon. Ke setiap negara tersebut, PPPA akan

mengutus 3 perwakilan yang terdiri seorang Santri Duta, yang

didampingi seorang Ustadz dan seorang perwakilan manajemen. Di

satu negara mereka akan bermukim sepekan untuk syiar menghafal

Qur’an melalui kegiatan Tabligh Majlis Taklim, Road Show One Day

One Ayat, Majelis Dhuha, dan Majelis Konseling. Tim juga akan

bersilaturahmi kepada komunitas muslim dan Kedutaan Besar

Republik Indonesia setempat.

2. Program PPPA Daqu – Khusus8

a. Rumah Susun Dhuafa Berbasis Tahfidz

Merupakan pembangunan hunian susun/tingkat yang nyaman, sehat

dan islami. InsyaAllah program ini merupakan program unggulan di

tahun 2013 M/1434 H yang akan dibangun 2 unit di wilayah Jakarta

dan Surabaya serta diberikan kepada keluarga kurang mampu. Disini

akan ditempatkan tim assatidz Daarul Qur’an yang membimbing dan

mendampingi dengan tujuan terciptanya budaya keislaman yang akrab

dengan menghafal Al- Qur’an, mengamalkannya dan mewujudkan

dalam prilaku lingkungan yang islami.

b. Tempat Pemakaman Muslim Daarul Qur’an

8Website PPPA Daarul Qur’an www.ppp.or.id

Page 58: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

48

Kawasan tamam makam muslim dari keluarga yang kurang

mampu/pra sejahtera dengan pelayanan secara gratis mulai dari

pelayanan ambulance jenazah hingga tanah makam.

c. Pengembangan Pertanian Organik (PPPO)

Program pengelolaan lahan dan sawah pertanian berbasis organik. Ini

ikhtiar Daarul Qur’an menyelamatkan aset tanah dan sawah yang tidak

produktif, untuk dikelola dengan teknologi yang ramah lingkungan

agar menghasilkan produk pertanian sehat bebas pestisida.

Laboratorium seluas 6 hekatar terletak di Kadudampit, Sukabumi.

PPPO akan mendampingi para petani kecil di seluruh Indonesia,

melalui pelatihan teknik bertani organik dan menciptakan pupuk

organik hingga pestisida nabati sendiri. Ketergantungan pada pestisida

yang merusak tubuh harus dihentikan. PPPO didukung program

Sedekah Sawah Daarul Qur’an yang mulai membebaskan lahan dan

sawah, untuk dikelola dengan teknologi berbasis organik yang hasilnya

menyejahterakan petani dan mendukung dakwah di Indonesia.

d. Community Development

Program berbasis pemberdayaan dan pendampingan masyarakat di

sekitar pesantren Daarul Qur’an dan kawasan marginal. Comdev

Daarul Qur’an, berikhtiar membangun masyarakat yang punya

kemandirian secara ekonomi dan memiliki budaya sosial yang Islami

berbasis tahfidzul Quran. Seperti bantuan modal pedagang kecil,

Kampung Bersih (Kasih), Layanan Ambulance jenazah dan pasien,

serta pemberdayaan tukang ojeg.

Page 59: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

49

3. Program – Jaringan Dakwah9

a. Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an

Banyak permintaan masyarakat dan jamaah Ustadz Yusuf Mansur

untuk mendirikan pesantren yang khusus membumikan Al-Qur'an dan

As-Sunnah. Masukan itu akhirnya direspon PPPA Daarul Qur’an

dengan mendirikan Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an. Sebuah

pesantren yang menggabungkan pendidikan anak - anak berprestasi di

seluruh Indonesia, menjadi pusat pendidikan tahfidzul Qur’an terbaik

untuk anak-anak terbaik.Program pendidikan yang diusung Pesantren

Tahfidz, adalah program pendidikan para penghapal Al Qur'an sebagai

cikal bakal generasi bangsa, agama, negara Indonesia bahkan meluas

ke penjuru dunia menjadi mercusuar terwujudnya ummatan wahidatan,

baldatun toyyibatun wa robbun ghaffur.Sampai 2013 sudah berdiri

Pesantren Tahfidz di Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an Ketapang,

Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an Cikarang, Pesantren Tahfidz Daarul

Qur’an Semarang, Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an Lampung,

Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an Cilegon, dan Pesantren Tahfidz

Daarul Qur’an Ambon.

b. Baitul Zakah

Sejak didirikan, PPPA Daarul Qur’an sudah dipercaya masyarakat

untuk mengelola dana infak dan sedekah. Tapi, tidak secara khusus

menghimpun dana zakat masyarakat. Namun, kepercayaan masyarakat

yang ingin mengamanahkan zakatnya melalui PPPA Daarul Qur’an tak

9Website PPPA Daarul Qur’an www.ppp.or.id

Page 60: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

50

dapat dihindari. Meski, jika dihitung prosentasenya amanah zakat

masyarakat melalui PPPA Daarul Qur’an tak lebih dari 10 persen dari

total penghimpunan lembaga. Maka, untuk memaksimalkan amanah

zakat, dibentuk Baitul Zakat yang khusus menerima amanah zakat

masyarakat. Pun, dalam pendisribusiannya, zakat di Baitul Zakat

disalurkan seluruhnya tidak diambil operasional amil. Dengan

demikian keinginan masyarakat dan jamaah Daarul Qur’an

menunaikan kewajiban zakat, tetap difasilitasi dan disalurkan secara

langsung berdasarkan asnaf zakat. Kecuali amil karena pengelola

Baitul Zakat adalah orang yang jadi tanggungan sepenuhnya PPPA

Daarul Qur’an.

c. DaQu Klinik

Di Indonesia, mungkin ini kali pertama. Penanganan medis untuk para

ibu hamil dan pasien umum, dengan terapi Al-Qur’an. Konsep medis

baru ini, mulai dioperasikan di Klinik Daqu Sehat yang didirikan

PPPA Daarul Qur’an di Malang. Pasien ibu hamil yang datang ke

Klinik Daqu Sehat, tak hanya dapat penanganan medis umum, tetapi

juga dapat terapi Al-Quran yang dirancang khusus. Para orang tua, bisa

menyiapkan anak-ankanya jadi penghafal Al-Qur’an sejak dini. Para

pasien akan dapat dua resep. Yakni, resep obat umum dan resep terapi

Al-Qur’an, juga panduan riyadho bagi ibu hamil dan pasien umum.

Klinik Daqu Sehat, tak hanya melayani para Ibu hamil, tapi juga

pengobatan bagi pasien umum. Klinik yang sudah dapat ijin resmi

Dinas Kesehatan Kota Malang itu, masuk kategori Klinik Pratama.

Layanan medic meliputi: Poli Umum, Poli Bidan, UGD 24 jam, Rawat

Page 61: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

51

Inap, Operasi minor, Khitan, Imunisasi, Pemeriksaan Kehamilan,

Persalinan, Laboratorium, Kamar Obat, dan Rekam jantung (EKG).

Klinik juga dilengkapi fasilitas rawat inap, kesediaan ambulance,

dokter dan para medis profesional. Juga layanan unggulan lain seperti;

Konsultasi Marhamah (problem keluarga dan anak keturunan),

Pendampingan Riyadho Ibu Hamil, Pendampingan Riyadho pasca

melahirkan dan Ibu menyusui, dan Pendampingan Riyadho saat

melahirkan. Selain di Malang, Klinik Daqu juga akan didirikan di

berbagai daerah di Indonesia. Salah satunya yang sudah didirikan

Klinik Daqu Yogyakarta. Segera menyusul Klinik Daqu terutama di

area operasional cabang PPPA Daarul Qur’an.

d. DaQu TV

Sudah banyak hasil penelitian memperingatkan, layar kaca bisa

menjadi guru yang buruk bagi keluarga, khususnya kaum remaja.

Memang, TV konvensional juga memiliki tayangan-tanyangan yang

baik. Namun, kuantitas maupun kualitasnya minim. Demikian pula

setting jam tayangnya. Acara yang baik tidak baik ketika disiarkan

tepat pada jam sholat atau diiringi dengan iklan-iklan yang buruk.

Karena itu, DaquTV hadir sebagai alternatif TV yang sehat bagi

keluarga Indonesia. Prinsip DaquTV adalah menghibur menebar dan

sekaligus mengajak kebajikan. Baik untuk meningkatkan keimanan

maupun amal soleh. Melalui TV yang bisa diakses lewat internet dari

piranti komunikasi Anda ini, pemirsa dapat menyaksikan berbagai

program acara yg edukatif, informatif dakwah dan juga dapat

menikmati berbagai hiburanPPPA Daarul Qur’an. Cukup mudah untuk

Page 62: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

52

bisa mengkases DaquTV. Cukup klik www.daqutv.com untuk mengisi

aplikasi berlangganan. Bahkan, bagi anda pengguna IPhone/iPad/iPod

touch, kini aplikasi Daqutv telah hadir, sehingga dapat dengan mudah

melihat tayangan live streaming.

e. DaQu Radio

Di era globalisasi ini teknologi mempercepat penyampaian informasi.

Peristiwa yang berlangsung di satu benua dapat diketahui di benua

lainnya dalam hitungan detik saja. Pada akhirnya kemajuan teknologi

inilah yang mendorong dan memungkinkan timbulnya bisnis dalam

bidang informasi. Salah satunya radio. Radio selain juga menyajikan

berbagai informasi tentang berbagai hal juga sebagai media yang

cukup berperan dalam bidang pendidikan serta hiburan. Menyikapi

banyaknya radio komersial yang lebih menitik beratkan pada materi

siaran yang berisi informasi dan hiburan PPPA Daarul Qur’an

mendirikan radio streaming, sebagai alternative pendengar akan

informasi berita, pengetahuan tentang ajaran Islam, dan dakwah. Radio

Daqu juga mendukung pengembangan budaya masyarakat berbass

tahfidzul Qur’an.

4. Program – Jejaringan Bisnis Sosial10

a. DaQu Travel

Jamaah Daarul Qur’an yang mencapai ratusan ribu orang, telah

mendorong adanya fasilitas yang memudahkan masyarakat untuk

menunaikan Haji dan Umroh. Merespon prospek yang luas itu, PPPA

10

Website PPPA Daarul Qur’an www.ppp.or.id

Page 63: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

53

Daarul Qur’an mendirikan Daqu Travel Haji dan Umroh. Tiap tahun,

jamaah yang ikut Haji dan Umroh melalui Daqu Travel terus

meningkat. Tak hanya pelayanan Haji dan Umroh, Daqu Travel juga

mengembangkan unit bisnis ticketing, visa, dan traveling ke berbagai

negara tujuan wisata.

b. PPPA Shop

Unit bisnis yang memproduksi berbagai jenis merchandise berbasis

pesan dakwah dan sosial. Juga memproduksi CD, DVD, dan mencetak

buku. PPPA Shop juga menjual berbagai barang elektronik hingga

motor dan mobil sedekahan. Semua hasil penjualan melalui PPPA

Shop, digunakan untuk membantu membiayai Rumah Tahfidz dan

Pesantren Tahfidz. Berniaga melalui PPPA Shop ikut melahirkan

kader-kader penghafal Al-Qur’an.

c. BMT Daarul Qur’an

PPPA Daarul Qur’an mendirikan Baitul Mal Wa Tanwil (BMT), untuk

melayani kebutuhan simpan pinjam secara syariah.

d. Percetakan

Kebutuhan akan produk cetakan seperti buku dan Al-Qur’an yang

terus meningkat, PPPA Daarul Qur’an mendidikan percetakan sendiri

kerjasama dengan PT. Exagrafika Arkan Lima. Selain hasil unit bisnis

ini menopang sebagian operasional pesantren tahfidz, PPPA Daarul

Qur’an juga bisa secara cepat memenuhi permintaan wakaf Al-Qur’an

dari masyarakat di berbagai penjuru tanah air.11

11

Website Daarul Qur’an www.pppa.or.id

Page 64: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

54

D. Gambaran Umum Program Bantuan Modal Usaha Daarul Qur’an

Terhadap Pedagang Kecil

1. Latar Belakang Pemberdayaan Pedagang Kecil

Awal mulanya program ini terbentuk yaitu dari sebuah divisi ComDev

yang fungsinya untuk mensinergikan antara masyarakat dan pondok

pesantren Daarul Qur’an. Sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan

Bapak Rozali tentang latar belakang terbentuknya pemberdayaan

pedagang kecil, beliau mengatakan sebagai berikut:

“Awalnya itu berdirinya sebuah divisi, namanya ComDev (Community

Development). Comdev ini fungsinya untuk mensinergikan antar

masyarakat dengan Pondok Pesantren. Jadi yang selama ini Pondok

Pesantren ibarat seperti mercusuar nah bagaimana supaya ada sebuah

kedekatan antara masyarakat dengan pesantren maka dibuatlah sebuah

ComDev. Jadi dimana disitu ada Pondok Pesantren Daarul Qur’an disitu

ada ComDev tapi berpusat di Ketapang karena Ketapang sendiri

merupakan sebuah Pesantren yang sangat besar maka pusat kegiatannya

juga berada disitu Ketapang Cipondoh.”12

2. Sasaran dan Tujuan Pemberdayaan

Adapun sasaran dari program ini adalah masyarakat-masyarakat

sekitar Pondok Pesantren yang ekonomi lemah.

Sedangkan tujuan dari program ini dibentuk adalah untuk

mendekatkan dan memberikan peningkatan kebutuhan hidup bagi

masyarakat sekitar Pondok Pesantren. Sesuai dengan wawancara peneliti

dengan Bapak Rozali, beliau mengatakan sasaran dan tujuan dari program

ini dibentuk adalah:

“Sasarannya masyarakat-masyarakat sekitar Pondok Pesantren yang

ekonomi lemah dan ada yang sifatnya pribadi dan yang berbasis

komunitas. Kalo yang pribadi yang punya kecenderungan ibadah. Jadi kita

kasih bantuan tidak sebatas kasih begitu saja. Kita lihat gimana sehari-

12

Wawancara Pribadi dengan Bapak Rozali, Tangerang. 15 Januari 2015.

Page 65: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

55

harinya ibadahnya rajin enggak, nah disitu. Tujuannya mendekatkan dan

memberikan peningkatan kebutuhan bagi masyarakat sekitar Pondok

Pesantren. Peningkatan kebutuhan hidup”13

3. Kualifikasi atau Persyaratan Penerima14

a. Aktif di masjid (marbot)

b. Istri nya marbot

c. Janda-janda tua yang ada di sekitar lokasi masjid dan Pondok

Pesantren

d. Orang yang tidak mampu

e. Dhuafa

f. Dan orang-orang yang kira-kira pantas dalam kacamata mustahik

4. Pola Pemberdayaan

Pola pemberdayaan yang dilakukan Daarul Qur’an adalah dengan

memberikan bantuan modal usaha kepada masyarakat yang ekonomi

lemah dan sifatnya lepas dalam artian akadnya adalah sedekah jadi tidak

ada tanggung jawab untuk mengembalikan, meskipun tidak ada tanggung

jawab untuk mengembalikan tetap dibimbing juga tidak dilepas begitu saja

ketika diberikan bantuan modal usaha. Apa yang mereka butuhkan nanti

disediakan kebutuhan dan peralatannya. Dan jika ingin beli sendiri harus

ada bukti dengan nota. Jadi Daarul Qur’an mendistribusikan dana zakat

dan sedekah secara konkrit melalui pemberdayaan dan diberikan kepada

masyarakat sekitar Pondok Pesantren Daarul Qur’an. Ini merupakan

bagian dari tugas kemanusiaan. Bentuk bantuan yang diberikan oleh

Daarul Qur’an berupa sesuatu yang bisa diperlihara seperti bantuan modal

13

Wawancara pribadi dengan Bapak Rozali 14

Wawancara pribadi dengan Bapak Rozali

Page 66: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

56

usaha ini. Yang sudah memiliki usaha tapi berhenti atau sudah memiliki

usaha tapi masih setengah-setengah. Dan sebelum memberikan bantuan

pihak Daarul Qur’an mensurvei terlebih dahulu sasaran yang akan dituju.

Jumlah pedagang kecil yang menerima bantuan modal usaha ada sekitar ±

45 orang penerima. Itu dari tahun 2012 hingga pertengahan tahun 2014.

Jenis-jenis usaha kecil dari mereka adalah ada usaha potong ayam dorong,

nasi uduk dorong beserta jual lauk-pauk matang, usaha lepet, warung

klontong (sembako), gado-gado, minuman pop ice. Rata-rata lapangan

usahanya seputar itu.15

5. Pembinaan

Dalam melakukan pembinaan pihak Daarul Qur’an menyarankan para

penerima untuk menabung atau menyisihkan dari hasil keuntungannya di

bank. Seperti dalam hasil wawancara dengan Bapak Rozali yang tertuang

dibawah ini:

“Kalo saya kan cuma menyarankan apa? nabung 1 hari gak usah

banyak-banyak dari keuntungan 3 ribu sampe 5 ribu disimpen aja nah

ditaro nanti setelah itu udah masuk sebulan berarti kan 150 ribu taro di

rekening. Rekening itu sekarang buka rekening gak harus 500 ribu 50

ribu mau kan bri nah kasih buktinya ke saya nih tadz saya sudah

nabung nih ada begitu aja nanti berikutnya nabung lagi 150 ribu

sebulan. Alhamdulillah sih yang begitu jalan, ada yang gak mau

ngikutin kebanyakan yang gak ngikutin banyak. Aah repot tadz, ga

berani sama bank begini-begini, malu tadz ga bisa nulis tadz ya gitu

macem-macem. Ada masih. Malah ada yang punya rumah sekarang

udah bagus di Ketapang. Kita ngarahin gitu aja gak minta hasilnya gak

minta berapa-berapa setornya nggak. ya paling kita singgung-singgung

ya sedekah juga lah dikit-dikit kalo ada rezeki buat anak yatim bagi

gitu perhatiin anak yatim.”16

15

Wawancara Pribadi dengan Bapak Rozali. 16

Wawancara Pribadi dengan Bapak Rozali.

Page 67: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

57

6. Sumber Dana

Semua aktivitas dari program-program Daarul Qur’an, termasuk

pemberdayaan ekonomi bantuan modal usaha, berjalan atas partisipasi dan

dukungan dari para muzakki dan donatur. Karena seperti yang telah kita

ketahui Daarul Qur’an adalah sebuah lembaga pengelola sedekah dan

zakat.17

7. Jumlah Dana yang diberikan

Jumlah dana bantuan modal usaha yang diberikan oleh pihak Daarul

Qur’an untuk pemberdayaan ekonomi bantuan modal usaha pedagang

kecil sangat bervariasi, tergantung jenis usahanya. Uang yang diberikan

untuk bantuan modal usaha tidaklah banyak yakni minimal lima ratus ribu

dan maksimal satu juta, pemberiannya pun dilihat berdasarkan jenis

usahanya.18

17

Kabar DaQu Edisi Ramadhan 1434 H. 18

Wawancara Pribadi dengan Bapak Rozali.

Page 68: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

58

BAB IV

ANALISA EVALUASI PROGRAM PEMBERDAYAAN PPPA DAARUL

QUR’AN TERHADAP PEDAGANG KECIL

A. Evaluasi Pelaksanaan (proses) Program Pemberdayaan PPPA Daarul

Qur’an

Menurut Peitrzak yang dikutip oleh Isbandi Rukminto, evaluasi proses

dilakukan untuk menilai bagaimana proses kegiatan yang telah dilaksanakan

telah sesuai dengan rencana yang telah dirumuskan.1

Dari hasil wawancara yang penulis lakukan dengan pengurus Daarul

Qur’an diketahui bahwa pelaksanaan program yang dilakukan oleh Daarul

Qur’an dalam memberdayakan ekonomi pedagang kecil, mengutamakan

masyarakat yang berekonomi lemah dan marginal di sekitar Pondok Pondok

Daarul Qur’an. Kegiatan pemberdayaan ini dilakukan oleh Daarul Qur’an

berjalan dari tahun 2012 hingga pertengahan tahun 2014 sudah berhenti.

Dengan adanya program ini Daarul Qur’an berupaya menciptakan masyarakat

yang memiliki kemandirian secara ekonomi.

Daarul Qur’an melakukan pemberdayaan ekonomi dengan memberikan

bantuan modal usaha dan para penerima bantuan tidak ada tanggung jawab

untuk mengembalikan dananya.

Dana bantuan modal usaha yang diberikan oleh Daarul Qur’an sifatnya

lepas atau dana hibah. Dalam artian ketika dana sudah diterima kepada

masyarakat, mereka tidak ada tanggung jawab untuk mengembalikan karena

disinikan dari ummat untuk ummat dan digunakan untuk memberdayakan

1 Isbandi Rukminto, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan, Intervensi

Komunitas, h. 129.

Page 69: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

59

ummat meskipun sifatnya dilepas tetapi tetap ada pendampingan yang lebih

bersifat kontroling. Pemberian bantuan modal usaha kepada para pedagang

kecil diharapkan bisa membantu mereka dari kesulitan dan membuat mereka

menjadi berkembang, sehingga kehidupan mereka menjadi sejahtera.

Setelah penerima mendapatkan modal usaha, Daarul Qur’an tidak lepas

tangan begitu saja. Daarul Qur’an terus melakukan pembinaan agar penerima

manfaat yang telah diberikan modal tersebut tidak salah langkah dalam

mengembangkan usahanya, dengan memantau setiap perkembangan kegiatan

usaha penerima manfaat termasuk berkunjung kepada mereka. Jadi bantuan

modal usaha yang diberikan kepada masyarakat ekonomi lemah tidak

langsung diberikan begitu saja ada beberapa tahapan yang dilakukan,

diantaranya:

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan ini didalamnya ada tahap (a) persiapan petugas, yang

dimana dalam persiapan petugas disini antar anggota tim perlu

menyamakan persepsinya mengenai pendekatan yang dipilih dalam

pemberdayaan; dan (b) persiapan lapangan awalnya melakukan studi

kelayakan terhadap daerah yang akan dijadikan sasaran.

Pada pelaksanaan persiapan petugas, Daarul Qur’an mempercayai

hanya satu orang yang bertugas menjalankan program pemberdayaan

dikarenakan meminimalisir pembiayaan. Dan petugas pelaksana program

bukan dari orang yang berlatar belakang pemberdayaan masyarakat, tetapi

meskipun begitu petugas pelaksana tersebut memiliki pengalaman yang

serupa dengan pemberdayaan masyarakat.

Page 70: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

60

Pada persiapan lapangan, petugas melakukan kegiatan sebagai berikut:

melakukan studi kelayakan terhadap daerah yang akan dijadikan sasaran,

baik dilakukan secara informal maupun formal dan survei masyarakat

yang akan diberikan bantuan modal, selanjutnya petugas menjalin kontak

dengan tokoh-tokoh masyarakat. Dalam menjalankan programnya, pihak

Daarul Qur’an pun memiliki persyaratan untuk masyarakat yang akan

mendapatkan modal usaha. Salah satu kriterianya adalah masyarakat yang

memiliki ekonomi lemah. Selain itu, pihak Daarul Qur’an perlu

menyeleksi calon penerima bantuan modal usaha dengan terjun langsung

ke lapangan atau mensurvei untuk mengetahui lebih dekat dengan kondisi

kehidupan, dan perekonomian calon penerima yang akan dibantu tersebut.

Seperti yang dikatakan oleh Pak Rozali dalam wawancara sebagai berikut:

“survey dulu, diproses, iya pengenalan. Bagaimana kondisinya dan ga

semua. Saya selalu berusaha menyakinkan hal ini di forum-forum.

Bikin pertemuan dengan kelurahan dengan RT RW. Kita ini dulu

wawancara juga dulu. Usaha apa nih. Gimana usahanya gitu. Jadi ada

alur cerita. sebelum di survey ada pendekatan person pendekatan

pribadi. Kita kenal dulu nih, kenal dulu orang ini makanya apa? Gak

cukup yang namanya survey tuh satu dua tiga hari, kita jauh dimana

tempat datang survey gak bisa, jadi harus mengikuti proses pengenalan

jadi kita harus faham nih karakter individunya karakter lingkungannya

kira-kira orang sini bisa gak nih untuk bisa digulirkan program seperti

ini kayak gitu. Makanya kan kalo kerja kayak gini gak cukup harus

survey satu dua tiga hari kita butuh pengenalan dengan mereka, kita

harus faham dengan mereka, mereka juga harus faham dengan kita. Itu

tadi butuh keberanian. Kan itu nanti akan berhadapan dengan tokoh

dengan berbagai macam elemen, ormas, pemuda, karang taruna.”2

Dapat disimpulkan evaluasi dalam tahap persiapan pemberian bantuan

modal usaha sudah sesuai dengan tahapan pemberdayaan pada umumnya

hanya saja dalam persiapan petugas Daarul Qur’an mempercayai hanya

2Wawancara Pribadi dengan Bapak Rozali, Tangerang. 10 Maret 2015.

Page 71: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

61

satu orang yang bertugas menjalankan program jadi tidak ada

kemungkinan dalam perbedaan pendapat dalam melakukan pendekatan

yang digunakan dalam pemberdayaan masyarakat.

Petugas pelaksana program baiknya adalah orang berasal dari latar

belakang pemberdayaan masyarakat, meskipun petugas bukan dari orang

yang berasal dari latar belakang pemberdayaan, akan tetapi petugas

memiliki pengalaman dan mengerti akan teknik-teknik yang akan

dilakukan dalam melakukan perubahan dimasyarakat.

2. Tahap Assesment

Proses assesment yang dilakukan disini dilakukan dengan

mengidentifikasi masalah (kebutuhan yang dirasakan = felt needs) dan

juga sumber daya yang dimiliki klien. Dalam proses assesment ini

masyarakat sudah dilibatkan secara aktif.

Dalam tahap ini, hal-hal yang dilakukan oleh petugas adalah

mengidentifikasi permasalahan yang ada di masyarakat tersebut. Proses

assesment yang dilakukan oleh Daarul Qur’an dengan metode wawancara,

analisis hingga observasi langsung. Dengan demikian petugas bisa

menganalisis kebutuhan yang dirasakan oleh masyarakat. Seperti yang

dikatakan oleh Pak Rozali sebagai berikut:

“Kita ini dulu wawancara juga dulu. Usaha apa nih. Gimana

usahanya gitu. Jadi ada alur cerita.”3

Daarul Qur’an dalam menyelektif sasarannya juga tidak sembarangan,

mereka yang terpilih mendapat bantuan modal usaha itu dipilih dari orang-

orang yang memiliki kecenderungan dalam beribadah. Seperti yang

3 Wawancara Pribadi dengan Bapak Rozali, Tangerang. 10 Maret 2015

Page 72: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

62

dikatakan oleh Bapak Rozali dibawah ini:

“jadi kita lihat orang-orang yang memang kita kenal. Yang

punya kecenderungan ibadah, kita lihat dulu jadi ada pengkajian ga

satu dua hari tiga hari. Gimana keluarganya rajin ibadah gak?”4

Jadi memang sengaja mereka yang memiliki kecenderungan dalam

beribadah dipilih menerima bantuan modal usaha agar para donatur

bahagia dana sedekah yang diberikan dipakai tidak sembarang orang.

Dapat disimpulkan evaluasi dalam tahap assesment pemberian bantuan

modal usaha sesuai prosedur dalam tahapan pemberdayaan pada umumnya

yaitu dimulai dari mengidentifikasi masalah. Dari pengidentiifikasian

masalah petugas bisa tahu apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.

3. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan ini merupakan salah satu tahap yang krusial

(penting) dalam proses pengembangan masyarakat, karena sesuatu yang

sudah direncanakan dengan baik akan dapat melenceng dalam pelaksanaan

di lapangan bila tidak ada kerja sama antara petugas dan warga

masyarakat, maupun kerja sama antar warga.

Dalam proses pelaksanaannya, pemberdayaan ekonomi bantuan

modal usaha yang dilakukan Daarul Qur’an seperti yang dikatakan oleh

Pak Rozali adalah sebagai berikut:

“Cukup sekali, nanti kita kontrol, kita lihat bener-bener gak?

kan bantuan itu kan kita bimbing, jadi saya gak ngelepas. Mau

usaha apa misalkan? saya mau usaha nasi uduk nih ustadz, usaha

nasi uduk? berapa modalnya? apa yang dibutuhkan? nanti saya

yang menyediakan peralatannya jangan dia nanti abis buat makan.

Nanti misalkan nih bantuannya berapa nih. Nasi uduk kan paling

ga juga pake modal jutaan kan 500 ribu juga cukup nasi uduk mah

yang penting ada punya meja. 500 ribu juga terlalu besar ya kan?

4 Wawancara Pribadi dengan Bapak Rozali, Tangerang. 15 Januari 2015

Page 73: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

63

orang beras 5 liter 7000 kali 5 udah 35 ribu. Terus kita kalkulasi

nanti. Tahu berapa? kentang berapa? kira-kira yang dibutuhkan?

nah 300 ribu, 200 ribu udah banyak nasi uduk. Nah selebihnya apa

desain meja kan gitu kan? apa aja peralatannya yang gak punya,

nanti kita inih. Saya yang beli ustadz, oke yang beli situ nih mana

notanya gitu. Jadi kita minta bukti...”5

Melalui pemberdayaan yang dilakukan oleh Daarul Qur’an dengan

pemberian bantuan modal usaha masyarakat sekitar Pondok Pesantren jadi

terbantu kebutuhan hidupnya. Karena pemberdayaan ekonomi yang

dilakukan oleh Daarul Qur’an dapat meningkatkan kualitas kehidupan

masyarakat sekitar Pondok yang ekonomi lemah.

Pada pelaksanaan dilapangan, evaluasi tahap ini berjalan seperti yang

direncanakan. Di Daarul Qur’an, tahap pelaksanaan diwujudkan dengan

pemberian bantuan modal usaha.

4. Tahap Evaluasi

Evaluasi sebagai proses pengawasan warga dan petugas terhadap

program yang sedang berjalan pada pengembangan masyarakat sebaiknya

dilakukan dengan melibatkan warga.

Dalam tahap ini, pelaksanaannya dilapangan, evaluasi dilakukan hanya

dengan memonitoring hasil dari usaha masing-masing masyarakat yang

menerima bantuan. Seperti dari hasil wawancara saya dengan Bapak

Rozali sebagai berikut:

“evaluasinya saya gitu aja. bagaimana usahanya? Tanya aja. kalo

emang dia mengikuti saran-saran saya ya insya Allah kayak begitu tadi

kan buktinya banyak kan, ya kalo nggak rasain sendiri.”6

Dalam pelaksanaannya dilapangan, evaluasi yang dilakukan hanya

dengan memonitoring hasil usaha masing-masing masyarakat yang

5 Wawancara Pribadi dengan Bapak Rozali, Tangerang. 10 Maret 2015.

6 Wawancara Pribadi dengan Bapak Rozali

Page 74: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

64

menerima bantuan saja. Karena memang pemberian bantuan modal usaha

yang dilakukan oleh Daarul Qur’an sifatnya lepas. Ini tidak sesuai dalam

tahapan pemberdayaan. Karena dalam tahapan pemberdayaan tahap

evaluasi dilakukan dengan melibatkan masyarakat.

Tabel Evaluasi Pelaksanaan (Proses)

No. Tahapan Petunjuk Pelaksanaan Implementasi Hasil

1. Persiapan Persiapan Petugas

dan Persiapan

Lapangan.

Petugas melakukan

survei wilayah dan

masyarakat yang akan

digulirkan program

dari Daqu. Daarul

Qur’an mempercayai

petugas pelaksana

hanya satu orang. Dan

petugas bukan berasal

dari latar belakang

pemberdayaan.

Sesuai, semua runtutan

dalam tahap persiapan

dimulai dari persiapan

petugas hingga lapangan,

akan tetapi petugas yang

menjalankan program bukan

berasal dari orang yang

memiliki latar belakang

pemberdayaan, tetapi

petugas memiliki

pengalaman serta faham

akan teknik-teknik yang

akan dilakukan dilapangan.

2. Assesment Mengidentifikasi

masalah dan sumber

daya yang dimiliki

klien.

Petugas

mengidentifikasi

masalah dengan

wawancara dan

observasi langsung.

Sesuai, Petugas Daarul

Qur’an sudah menjalankan

proses tahapan Assesment

dengan mengidentifikasi

masalah melalui wawancara

Page 75: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

65

Ada kriteria khusus

dari Daarul Qur’an

dalam menyelektif

sasarannya yaitu

dipilih dari orang-

orang yang memiliki

kecenderungan dalam

beribadah.

dan observasi. Dengan

menyelektif masyarakat

penerima yang memiliki

kecenderungan beribadah.

3. Pelaksanaan Tahapan

implementasi dari

proses

pemberdayaan.

Dalam tahapan ini

Daarul Qur’an

melakukannya dengan

pemberian bantuan

modal usaha.

Sesuai, dalam tahapan

pelaksanaan diwujudkan

dengan pemberian bantuan

modal usaha.

4. Evaluasi Pengawasan dari

warga dan petugas

terhadap program

yang sedang berjalan

sebaiknya dilakukan

dengan melibatkan

warga.

Petugas hanya

memonitoring hasil

usaha masing-masing

masyarakat.

Tidak Sesuai, karena dalam

tahapan pemberdayaan,

evaluasi dilakukan dengan

petugas serta melibatkan

masyarakat.

Sumber: Wawancara Pribadi dengan Penanggung Jawab Program

B. Evaluasi Keberhasilan Program Pemberdayaan PPPA Daarul Qur’an

Pada bagian ini peneliti akan menjelaskan mengenai evaluasi hasil yang

dimana menurut Pietrzak sebagaimana dikutip oleh Isbandi Rukminto

Page 76: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

66

dituliskan bahwa evaluasi hasil dilakukan untuk menilai seberapa jauh tujuan-

tujuan yang sudah direncanakan telah tercapai. Dengan demikian, evaluasi ini

diarahkan pada keseluruhan dampak dari suatu program terhadap penerima

(masyarakat).7

Untuk mencapai tujuan program yang baik, hendaknya suatu lembaga

memiliki suatu rumusan tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan dari

pemberdayaan ekonomi bantuan modal usaha yang dilakukan oleh Daarul

Qur’an menurut Bapak Rozali dalam wawancaranya sebagai berikut:

“itu tadi mendekatkan dan memberikan apa namanya peningkatan

kebutuhan bagi masyarakat sekitar Pondok. Peningkatan kebutuhan

hidup seperti itu.”8

Dari hasil wawancara tersebut maka dapat disimpulkan tujuan utama dari

program pemberdayaan ekonomi yang dilakukan oleh Daarul Qur’an adalah

mendekatkan dan memberikan peningkatan kebutuhan hidup bagi masyarakat

sekitar Pondok, khususnya masyarakat yang memiliki ekonomi lemah dalam

usaha berskala mikro. Jadi Daarul Qur’an memfasilitasi kepada masyarakat

sekitar Pondok dengan memberikan mereka bantuan modal untuk usaha dan

tidak ada tanggung jawab untuk mengembalikannya.

Berikut adalah profil dari para penerima manfaat.

Profil Penerima Manfaat Sebelum Mendapat Bantuan

No. Nama Alamat Kondisi Sosial

Ekonomi

1. Ibu Maswanih Kampung Ketapang,

Cipondoh, Tangerang

Rendah

7 Isbandi Rukminto, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan, Intervensi

Komunitas, h. 129. 8Wawancara Pribadi dengan Bapak Rozali, Tangerang. 15 Januari 2015.

Page 77: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

67

2. Bapak Yunus Kampung Ketapang,

Cipondoh, Tangerang.

Sedang

3. Ibu Lilis Kampung Ketapang,

Cipondoh, Tangerang.

Rendah

4. Bapak Jejen Kampung Ketapang,

Cipondoh, Tangerang

Sedang

5. Ibu Toyanah Kampung Ketapang,

Cipondoh, Tangerang

Sedang

Sumber: observasi langsung dan wawancara pribadi dengan masyarakat

Dengan adanya pemberdayaan yang dilakukan oleh Daarul Qur’an

masyarakat Ketapang yang pada awalnya mengalami kesulitan dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya setelah mendapat bantuan modal usaha dapat

terpenuhi kebutuhan hidupnya.

Adapun indikator yang digunakan untuk menilai (evaluasi), peneliti

menggunakan indikator dampak, yakni indikator ini melihat apakah sesuatu

yang kita lakukan benar-benar memberikan suatu perubahan di masyarakat.

Adanya program pemberdayaan ekonomi yang dijalankan oleh Daarul

Qur’an ternyata berdampak oleh beberapa penerima manfaat tersebut yang

kebanyakan adalah pedagang yang berskala mikro, seperti pedagang nasi

uduk, pedagang ayam potong keliling, peternak lele dan pedagang lauk pauk

mateng (warteg) di Ketapang, khususnya masyarakat yang kesulitan

mengenai masalah permodalan. Program pemberian bantuan modal usaha ini

membantu sekali dalam peningkatan ekonomi masyarakat. Maka untuk

mengukur tingkat keberhasilan pemberdayaan ekonomi yang dilakukan oleh

Daarul Qur’an melalui pemberian bantuan modal usaha dapat dilihat

Page 78: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

68

berdasarkan peningkatan pendapatan ekonomi yang dialami masyarakat

setelah mendapat bantuan modal usaha. Penulis akan menganalisis

penghasilan masyarakat sebelum dan sesudah mendapatkan bantuan. seperti

yang dikatakan oleh Bapak Rozali sebagai berikut:

“liat aja dari peningkatan pendapatan ekonomi dari situ”, ...dia

udah bisa ngontrak berani 500 ribu sebulan, dia udah berani pinjem

duit buat bangun rumah kan gitu kan nyatanya. Ya kan? Terus yang

satu udah bisa mengembangkan dengan itiknya. Ada lagi orang-orang

gitu. ya tadi bukan, itu kan bagian yang keberhasilannya Bukan berarti

bukan tidak ada yang tidak berhasil. Ada yang tidak berhasil juga”9

Dari hasil wawancara di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

pemberdayaan ekonomi yang telah dilakukan Daarul Qur’an telah berhasil. Ini

bisa dilihat dari peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat yang mendapat

bantuan modal usaha. Masyarakat juga mendapatkan kepuasan karena

mendapat keuntungan lebih besar dan usahanya bisa berjalan serta bisa

memperbesar usahanya.

Ada baiknya jika pendapat pengurus penulis bandingkan dengan jawaban

masyarakat yang mendapat bantuan modal usaha, agar jawaban menjadi

absah, selaras dengan apa yang terjadi di lapangan. Apakah jawaban pengurus

dirasakan juga oleh masyarakat atau tidak. Berikut pemaparan beberapa

masyarakat apakah mereka merasakan adanya keberhasilan atau kemajuan

setelah mendapat bantuan modal usaha ini atau tidak.

Seperti Bapak Yunus yang mengalami perubahan penghasilan yang ia

alami dalam usaha budi daya lelenya setelah mendapatkan bantuan modal

usaha dari Daarul Qur’an, sebagai berikut:

“jumlah penghasilan? Wah kalo jumlah penghasilan kita belum

9 Wawancara Pribadi dengan Bapak Rozali, Tangerang. 10 Maret 2015.

Page 79: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

69

dikalkulasikan ya orang kan dibuat makan, ya 50 ribu lah gitu sekitar

segitu buat makan, apa. Ya begitulah 65 ribu lah.”10

Senada dengan yang dikatakan oleh Bapak Yunus, Ibu Lilis pun

mengalami perubahan ekonomi. Dulu ketika belum dapat bantuan modal

usaha ia sempat mengutang ke agen ayam ketika ingin mengambil ayam

karena belum adanya modal. Dan juga bekerja menjadi kuli cuci gosok di

delapan pintu untuk menambah keuangan keluarganya. Tetapi setelah

mendapat bantuan modal usaha pekerjaan sebagai kuli nyuci sudah dikurangi

menjadi satu pintu, sebagai berikut:

“diutangin, belum ada modal jadi diutangin. Cuma dulu mah

ngutang, ngutang-ngutang terus kalo ngambil 5 ayam juga kan

ngutang kalo sekarang mah 5 10 udah Alhamdulillah ga ngutang.”

“kalo sebelum mah ya namanya ayam 3 kali itu paling 15 ribu

kalo sebelum dapet bantuan. Ya kalo sekarang mah Alhamdulillah

lebih. Ya kalo 30 mah dapet 25 30 dapet yah namanya ayamnya 10

paling itu kadang 8.”11

Dengan demikian setelah mendapat bantuan modal usaha keuntungannya

menjadi sekitar Rp 25.000-Rp. 30.000.

Peningkatan pendapatan pun dialami oleh pak Jejen. Pak Jejen dahulu

adalah bagian dari komunitas ojek Daarul Qur’an. Menurut Pak Jejen,

peningkatan pendapatan yang ia dapati adalah berawal dari bantuan modal

usaha yang diberikan oleh Daarul Qur’an. Kalo dulu ia berdagang nasi uduk di

depan rumahnya dengan penghasilan yang diperoleh sebesar Rp 200.000

hingga Rp 300.000 setelah mendapat bantuan modal usaha penghasilan yang

diperoleh sebesar Rp 500.000. Seperti dalam hasil wawancara yang tertuang

dibawah ini:

10

Wawancara Pribadi dengan Bapak Yunus, penerima bantuan, Tangerang. 10 Maret

2015. 11

Wawancara Pribadi dengan Ibu Lilis, penerima bantuan, Tangerang. 10 Maret 2015.

Page 80: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

70

“yang sekarang nih. Yang sekarang 500 lah. Kita pukul rata 500

an lah ya. Sebelumnya ya 300-250 kalo yang dagang nasi uduk pake

gerobak. Paling gede ya 300, ada yang 200-250 an sampe 300 an.

Kalo sekarang 500 ya kita pukul rata 500 dah.”12

Ibu Maswanih dalam wawancara mengemukakan mengenai perubahan

penghasilan yang ia alami dalam berdagang nasi uduk dan kue khas Betawi

setelah mendapat bantuan modal usaha dari Daarul Qur’an, sebagai berikut:

“yang saya alamin baru sekarang ini. Pertama kemarin dapet 200

pertama tuh pas abis 2 liter terus ningkat lagi 3 liter.”

“...Nih udah 3 hari ningkat terus nih pendapatan. Karna orang-

orangnya udah banyak yang tahu. Kalo tadi terakhir nih rada gedean

dikit tadi nih. Dari 200 sampe mau 200 lebih. Tadi 360 tadi nih yang

ini nih.”13

Jika melihat pemaparan diatas program ini bisa dikategorikan mencapai

keberhasilan. Walaupun kenaikan yang dialami mereka tidak signifikan. Tapi

sudah bisa dikatakan mengalami kenaikan yang lumayan. Dari sekian

masyarakat yang menerima bantuan dapat dikatakan yang ekonominya

berkembang atau mencapai keberhasilan dapat diukur dengan mencapai angka

30% (tiga puluh persen). Seperti yang dikemukakan oleh bapak Rozali,

sebagai berikut:

“yang berkembang? ada kurang lebih sekitar. 30 persen ada. Itu

yang nurut. 30 persen. Lumayan 30 persen, ya kan? Lumayan 30

persen. udah mengurangi dari 100 persen orang yang susah udah 30

persen yang berhasil. Bukan tidak mustahil. Mereka juga yang 30

persen pasti akan mau membantu menjadi muzzaki lagi bukan

menjadi mustahik. Menjadi muzzaki.”14

Jadi, para pedagang kecil yang berada di sekitar lingkungan Pondok

Pesantren Daarul Qur’an belum mengalami kenaikan yang tidak terlalu

signifikan akan tetapi penghasilan yang diperoleh memang mengalami

12

Wawancara Pribadi dengan Bapak Jejen, penerima bantuan, Tangerang. 10 Maret 2015. 13

Wawancara Pribadi dengan Ibu Maswanih, penerima bantuan,Tangerang. 10 Maret

2015. 14

Wawancara Pribadi dengan Bapak Rozali, Tangerang. 10 Maret 2015

Page 81: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

71

peningkatan. Dengan begitu dengan adanya program ini, Daarul Qur’an sudah

mengurangi tingkat kemiskinan dan membantu pemerintah dalam

mengentaskan kemiskinan meskipun ruang lingkupnya di sekitar Pondok

Pesantren Daarul Qur’an.

Adanya program ComDev yang selama ini dijalankan oleh Daarul

Qur’an dirasakan oleh beberapa masyarakat Ketapang yang mendapat bantuan

modal usaha. Program ini sangat membantu kesulitan perekonomian mereka.

Hal ini sesuai dengan pernyataan beberapa masyarakat Ketapang yang berhasil

penulis wawancarai.

Seperti Bapak Yunus seorang peternak lele telah mengalami

perkembangan dalam usaha yang digelutinya setelah mendapat bantuan modal

usaha dari Daarul Qur’an. Kini ia dapat mengembangkan usahanya selain

peternak lele ia menambahkan usahanya dengan beternak itik. Seperti dalam

pemaparannya sebagai berikut:

“ya cukup berkah. Cukup berkah rasanya nyaman kayaknya kita

bersyukur banget orang lain belum tentu bisa mengasih memberikan

bantuan yang orang-orang seperti saya, ...Hasilnya itu diputerin.

Dibeliin itik dibeliin iya diproduksi Dikembangin lagi. Jadi tadinya

kan lele sekarang itik. Dikembangin lagi. Ditambahin usaha lagi.”15

Hal senada juga dikemukakan oleh penerima lain, Ibu Lilis seorang

pedagang ayam potong keliling. Setelah mengalami pasang surut dalam

usahanya, kini ia sekarang sudah bisa merenovasi rumahnya dan mencukupi

kebutuhan rumah tangganya seperti kebutuhan konsumsi, pendidikan, dan

kebutuhan lainnya juga dapat dipenuhi dengan baik. Seperti dalam hasil

wawancara yang tertuang dibawah ini:

15

Wawancara Pribadi dengan Bapak Yunus, penerima bantuan, Tangerang. 10 Maret

2015.

Page 82: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

72

“Dulu mah rumah belum begini masih sepotong dari sono kesono nah ini Alhamdulillah usaha jualan ayam dikit-dikit itu dikumpulin., ...Orang kemarin mah segini doang kesono ama kamar mandi. Ga diubin ga dipelur dulu mah sampe kesono plong aja tanah gitu,...sebelum dapet bantuan mah ya bukan segituan. Yaah kalo diomongin mah, makan juga kadang...,...buat makan mah hmm baru-baru kesini mah, buat makan mah senin kamis...,Tapi Alhamdulillah mba ada bantuan berkah dah gitu. Dulu mah pengen kalo ada yang sumbangan dari masjid juga boro-boro bisa nyumbang kata saya paling maaf paling serebu sekarang yah Alhamdulillah tiap minggu gedenya 10 kecilnya 5 ribu mah kalo baitul amil kan tiap minggu datang ya. Alhamdulillah udah bisa, ya buat jajan anak juga udah gak ngutang-ngutang kalo kemarin mah kan, buat makan, makan dulu udah itu baru dibayar seminggu sekali gitu. Ngambil beras ngambil dulu gitu beras sayuran juga Alhamdulillah pada ituan kadang dibagi ama sekarang mah Alhamdulillah dah beli gitu hehe..gak makan boleh ngutang sekarang Alhamdulillah gak diituin bisa ngebantu orang tua, kan orang tua juga susah dikampung lagi, ya Alhamdulillah kata saya juga ketutup buat ngaji gitu, ...terus buat les.”

16

Begitu juga dengan Pak Jejen seorang pedagang warteg, kini ia telah

mengalami perubahan setelah mendapatkan bantuan dari Daarul Qur’an.

Usahanya semakin berkembang ke skala yang lebih besar. Sebelumnya hanya

berjualan nasi uduk di meja, tetapi setelah ia mendapat bantuan dari Daarul

Qur’an berupa gerobak dan sejumlah uang untuk modal usaha kini ia sudah

berani mengontrak kios dan mengembangkan menjadi usaha warteg. Seperti

dalam hasil wawancara yang tertuang dibawah ini:

“Jualan juga saya dimeja ya dikit ya, begitu ini saya kembangin

begitu ada sumbangan dari daqu saya pake gerobak jualan pindah

kedepan ke pinggir jalan sana tadinya saya disini aja, terus saya

kedepan pake gerobak ya Alhamdulillah bantuan dari daqu saya bisa

berkembang gitulah. Kalo jualan Cuma 2 jam, jam 6 saya keluar jam 7

jam 8 saya udah pulang kadang bisa satu jam kalo jualan sarapan

paginya, tapi kalo ini yang sekarang sih ampe malam saya., ...Ya

untung ada daqu lah kita ngajuin begitu proses-proses begini dibantu

ama pak Rozali ya cepat keluar yaudah saya Alhamdulillah itu

langsung dikasih gerobak. Ya dagangan saya agak meningkat gitu.”17

Ibu Maswanih seorang penjual kue keliling juga memberikan

16

Wawancara Pribadi dengan Ibu Lilis, penerima bantuan, Tangerang. 10 Maret 2015. 17

Wawancara Pribadi dengan Bapak Jejen, penerima bantuan, Tangerang. 10 Maret 2015.

Page 83: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

73

pendapatnya tentang penghasilan yang diterima setelah mendapat bantuan

modal usaha. Sekarang dagangnya jadi bertambah banyak, meskipun pernah

juga sempat putus modal. Ia mengatakan bahwa:

“beda lah. Jauh apalagi sebelum dapet bantuan duuh nyeker mulu

hehe.. Makanya rame mah sekarang. Udah tau semua. Ya kalo pada

mesen kue tetep kemari sih. Kemarin buat arisan kemarin lopis.

Kemarin ada nambah nambah juga ada pesenan kue bakal tahlilan,

...kalo sekarang kan udah muternya muter banyak gitu nambah

nambah bawanya udah rada banyak.”18

Selain pernyataan di atas ada pula pernyataan yang disampaikan oleh Ibu

Toyanah, hasil yang dari rasa dari peningkatan ekonominya ia bisa membeli

motor. Pernyataan ini tertuang dalam wawancara sebagai berikut:

“Ya saya ampe gimana ya hehe orang dapat bantuan. Saking

itunya begitu girang banget deh saya senang gitu dapat bantuan. Saya

emang buat usaha iya begitu. Bisa maju begitu usaha.

Alhamdulillah udah kebeli motor saya juga itu. Alhamdulillah

banget saya ampe dapat kebeli motor satu tuh ngambil aja dari

tabungan.”19

Setelah diamati dari hasil wawancara diatas, maka dapat disimpulkan

bahwasannya adanya program yang dilaksanakan oleh Daarul Qur’an

membawa dampak bagi masyarakat sekitar Pondok yang memiliki ekonomi

lemah, terbukti bantuan modal tersebut dipergunakan untuk membantu

keberlanjutan usaha mereka seperti pengembangan usaha. Adanya program

tersebut sangat membantu masyarakat kecil khususnya mereka yang ingin

melakukan usaha tetapi mengalami kesulitan dalam urusan modal.

Maka dapat disimpulkan bahwasannya adanya program yang

dilaksanakan oleh Daarul Qur’an berdampak positif bagi perkembangan usaha

mereka. Dampak positif juga bagi pihak Daarul Qur’an sendiri adalah jadi

18

Wawancara Pribadi dengan Ibu Maswanih, penerima bantuan, Tangerang. 10 Maret

2015. 19

Wawancara Pribadi dengan Ibu Toyanah, penerima bantuan, Tangerang. 18 Mei 2015.

Page 84: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

74

dikenal lebih dekat dengan masyarakat. Seperti penuturan berikut dari pak

Rozali:

“...nah menjadi sebuah lembaga yang dikenal lebih dekat dengan

masyarakat sekitar. Menjadi sebuah lembaga yang selalu mendapatkan

kepercayaan dari para donatur...”20

Bagi masyarakat sekitar Pondok Pesantren, adanya pemberian bantuan

modal usaha ini berdampak kepada kemampuan mereka dalam segi

permodalan untuk pengembangan usahanya kearah yang lebih maju dan

berkembang yang secara otomatis hal tersebut berdampak pada peningkatan

kesejahteraan hidupnya, terutama dalam bidang ekonomi.

Artinya program pemberdayaan Daarul Qur’an telah melakukan

peningkatan kualitas sumber daya manusia khususnya pemberdayaan ekonomi

seperti inti dari pemberdayaan adalah membuat masyarakat menjadi berdaya

dan mandiri. Dengan usaha yang berkembang kini masyarakat telah

meningkatkan kualitas hidupnya menjadi lebih baik lagi. Kini mereka dapat

menghasilkan sesuatu yang berharga.

Pemberdayaan ekonomi masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu

proses yang dinamis, artinya perubahan yang terjadi menuntut adanya

dinamika masyarakat dalam meningkatkan income per capita untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari guna mengantisipasi dan mempersiapkan kondisi

ekonomi di masa mendatang.21

Adanya pemberian bantuan modal usaha yang dilakukan oleh Daarul

Qur’an dapat dirasakan beberapa manfaatnya yakni: permasalahan yang

dihadapi oleh masyarakat sekitar Pondok Pesantren terkait tentang masalah

20

Wawancara Pribadi dengan Bapak Rozali, penerima bantuan, Tangerang. 10 Maret

2015. 21

Lili Bariadi, dkk., Zakat dan Wirausaha (Jakarta: CV. Pustaka Amri, 2005), h.57-58.

Page 85: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

75

permodalan usaha dapat dicarikan jalan keluarnya dengan pemberian bantuan

modal usaha.

Dalam buku Edi suharto keberhasilan pemberdayaan masyarakat dapat

dilihat dari keberdayaan mereka yang menyangkut kemampuan ekonomi.

Peneliti melihat bahwa adanya indikator keberhasilan program, yakni

terpenuhinya kemampuan individu membeli komoditas kecil seperti membeli

barang-barang kebutuhan keluarga sehari-hari dan kemampuan individu

membeli komoditas besar seperti membeli barang-barang skunder atau tersier.

Untuk melihat perkembangan tingkat penghasilan para penerima manfaat,

penulis membuat sebuah tabel rekapitulasi penghasilan para penerima sebelum

dan sesudah mendapat bantuan modal dari Daarul Qur’an sebagai berikut:

Data Dampak Penghasilan Masyarakat yang Menerima Bantuan

Nama

Penerima

Awal

Modal

Usaha

Besar

Tambahan

Modal

Penghasilan

Sebelum

Mendapat

Pinjaman

Penghasilan

Sesudah

Mendapat

Pinjaman

Besar

Peningkatan

Penghasilan

Ibu

Maswanih

Rp. 600.000 Rp. 1.000.000 Rp. 200.000 Rp 360.000 Rp. 160.000

Bapak M.

Yunus

Rp.5.000.000 Rp. 1.500.000 Rp. 50.000

(keuntungan)

Rp 65.000

(keuntungan)

Rp. 15.000

Ibu Lilis Mengutang Rp. 1.000.000 Rp 135.000 Rp 450.000 Rp 315.000

Bapak Jejen Tidak

diketahui

Rp. 500.000 Rp. 300.000 Rp. 500.000 Rp. 200.000

Ibu

Toyanah

Rp. 500.000 Rp. 1.000.000 Rp. 200.000 Rp 300.000 Rp 100.000

Sumber: wawancara pribadi dengan penerima manfaat (masyarakat), Tanggal 10 Maret 2015

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa pemberdayaan ekonomi ini

berdampak kepada masyarakat sekitar pondok pesantren Daarul Qur’an yang

ekonomi lemah. Dengan adanya program ini, masyarakat mengalami

Page 86: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

76

peningkatan penghasilan setelah mendapat bantuan modal usaha dari Daarul

Qur’an. Daarul Qur’an telah memberikan solusi dari permasalahan yang

paling sering terjadi di masyarakat yang ingin melakukan usaha berskala

mikro yaitu masalah permodalan. Dan juga untuk menolong mereka dari

jeretan para rentenir yang pada umumnya mencekik mereka, karena tidak

menutup kemungkinan para rentenir masih banyak berkeliaran disekitar

mereka.

Page 87: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

72

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan penjelasan yang telah penulis uraikan, maka penelitian ini dapat

ditarik kesimpulan mengenai hasil penelitian yang penulis lakukan di PPPA

Daarul Qur’an sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Mengenai evaluasi pelaksanaan pemberdayaan ekonomi bantuan modal

usaha yang dilakukan oleh Daarul Qur’an dilakukan dengan beberapa

tahapan diawali dengan survei wilayah dan sasaran penerima.

Pemberdayaan yang dilakukan Daarul Qur’an adalah dengan memberikan

bantuan modal usaha kepada masyarakat yang ekonomi lemah dan

sifatnya lepas dalam artian akadnya adalah sedekah jadi tidak ada

tanggung jawab untuk mengembalikan.

2. Mengenai evaluasi hasil dari pengamatan penulis dengan adanya bantuan

modal usaha yang digulirkan oleh Daarul Qur’an kepada masyarakat

sangat bermanfaat sekali dan membantu bagi pengembangan modal usaha,

terutama bagi mereka yang telah memiliki usaha. Masyarakat jadi terbantu

sekali dengan adanya program ini, masalah yang dulu menimpa mereka

seperti kekurangan modal yang akhirnya membuat usahanya tidak berjalan

jaditeratasi dengan adanya bantuan modal usaha.

Beberapa masyarakat yang merasakan hasil manfaat dari adanya

pemberdayaan ekonomi bantuan modal usaha yang dilakukan Daarul

Qur’an adalah: (1) Bapak Yunus kini ia dapat mengembangkan usahanya

Page 88: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

73

selain peternak lele ia menambahkan usahanya dengan beternak itik; (2)

Ibu Lilis sudah bisa merenovasi rumahnya dan memenuhi kebutuhan

hidupnya menjadi lebih baik lagi; (3) Pak Jejen yang dahulu hanya

berjualan nasi uduk di meja kini ia sudah berani mengontrak kios dan

mengembangkan menjadi usaha warteg; (4) Ibu Maswanih setelah

mendapat bantuan modal dagangannya jadi banyak dan sudah dikenal oleh

banyak orang dan (5) Ibu Toyanah dari usaha nasi uduknya bisa membeli

motor satu.

Daarul Qur’an memiliki peran yang baik dan tepat dalam peningkatan

ekonomi masyarakat sekitar Pondok terbukti yang pada awalnya mereka

membuka usaha kecil-kecilan, kini usaha mereka sudah berubah menjadi

berkembang. Daarul Qur’an memberikan dampak yang positif bagi para

pedagang kecil yang memang membutuhkan suntikan modal untuk usaha

mikro mereka. Karena adanya bantuan modal usaha para pedagang kecil

bisa mengembangkan usahanya, jika usahanya maju kebutuhan sehari-hari

jadi tercukupi. Untuk itu bisa dkatakan bantuan modal usaha sudah

mencapai tujuan dalam meningkatkan penghasilan demi tercapainya

kehidupan yang lebih baik dan sejahtera dan juga adanya bantuan modal

usaha ini meminimalisir peran rentenir yang ada di masyarakat. Dan

dengan adanya bantuan modal usaha, masyarakat jadi terhindar dari jurang

kemiskinan dan mampu berubah menjadimasyarakat yang mandiri dan

berdaya.

Page 89: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

74

B. Saran

Dari hasil analisis yang peneliti lakukan mengenai evaluasi pemberdayaan

ekonomi masyarakat melalui bantuan modal usaha oleh Daarul Qur’an di

Ketapang kota Tangerang. Peneliti akan mengemukakan saran-saran sebagai

berikut:

1. Bantuan modal usaha yang diberikan oleh Daarul Qur’an di Ketapang kota

Tangerang kepada masyarakat sekitar Pondok, hendaknya digunakan dan

dioptimalkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan masyarakat

diharapkan agar dapat produktif dan inovatif dalam mempertahankan dan

melanjutkan usahanya dengan lebih giat lagi.

2. Pemberdayaan ekonomi melalui pemberian bantuan modal usaha bagi

masyarakat ekonomi lemah cukup baik, namun akan lebih baik jika

masyarakat tersebut diberikan pendampingan dan pengawasan yang lebih

intensif agar mereka selalu semangat dalam menjalankan usahanya dan

juga agar menghindar terjadinya penyalahgunaan dan dan ketidaktepatan

sasaran.

Dengan demikian saran dan harapan yang penulis pandang perlu untuk

disumbangkan, dengan harapan akan memperoleh respon positif dari pihak

yang dituju atau bersangkutan. Mohon maaf apabila penulis salah kata dalam

penulisan skripsi yang berkenaan dengan Daarul Qur’an.

Page 90: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan,

Intervensi Komunitas Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis.

Jakarta: Fakultas Ekonomi UI, 2001.

___________. Pemikiran-Pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial.

Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI, 2002.

Alawiyah, Tutty. Membangun Kesadaran Beragama. Jakarta: Yayasan Alawiyah,

1999.

Arikunto, Suharsimi dan Jabar, Cepi Safruddin Abdul. Evaluasi Program

Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2010.

Aziz, Moh. Ali. dkk, ed. Dakwah Pemberdayaan Masyarakat: Paradigma Aksi

Metodologi. Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005.

Bariadi, Lili. dkk. Zakat dan Wirausaha. Jakarta: CV. Pustaka Amri, 2005.

Bisri, Cik Hasan dan Rufaidah, Eva. Model Penelitian Agama dan Dinamika

Sosial Himpunan Rencana Penelitian. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002.

Bungin, Burhan. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Press,

2012.

Emzir. Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Press,

2001.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara, 2013.

Hidayati, Nurul. Metodologi Penelitian Dakwah Dengan Pendeketan Kualitatif.

Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2006.

Hikmat, Mahi M. Metodologi Penelitian Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan

Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.

Ismail, Asep Usman. Al-Qur’an dan Kesejahteraan Sosial; Sebuah Rintisan

Membangun Paradigma Sosial Islam yang Berkeadilan dan

Berkesejahteraan. Tangerang: Lentera Hati, 2012.

Ismail, Asep Usman, ed. Pengamalan Al-Qur’an Tentang Pemberdayaan

Dhu’afa. Jakarta: Dakwah Press, 2008.

_____________. dkk. Pengembangan Komunitas Muslim. Jakarta:FIDKOM UIN

Jakarta, 2007.

Page 91: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

Jurdi, Syarifuddin. Sosiologi Islam & Masyarakat Modern Teori, Fakta dan Aksi

Sosial. Jakarta: Kencana, 2010.

Kusmana, ed. Bunga Rampai Islam & Kesejahteraan Sosial. Jakarta: PIC UIN

Jakarta, 2006.

Machendrawaty, Nanih dan Safei, Agus Ahmad. Pengembangan Masyarakat

Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001.

Meleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosada

Karya, 2007.

Prastowo, Andi. Memahami Metode-Metode Penelitian. Jogjakarta: AR-RUZZ

MEDIA, 2011.

Salam, Syamsir dan Fadhilah, Amir. Sosiologi Pedesaan. Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Syahid, 2008.

Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial lainnya. Bandung: Rosda, 2004.

Sofyan, Ahmad. dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta:

UIN Jakarta Press, 2006.

Sudaryono. Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2010.

Suhartini, Rr.dkk.Model-Model Pemberdayaan. Yogyakarta: Pustaka Pesantren,

2005.

Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: PT

Refika Aditama, 2005.

Tayibnapis, Farida Yusuf. Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk

Program Pendidikan dan Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Wirawan. Evaluasi: Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi. Jakarta:

RajaGrafindo Persada, 2011.

WS, Ade Ma’ruf dan Heri, Zulfan. Muhamadiyah dan Pemberdayaan Rakyat.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995.

Page 92: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

Transkrip Wawancara

Penanggung jawab Program Pemberdayaan Pemberian Bantuan Modal Usaha

Di PPPA Daarul Qur’an

A. Data Pribadi

1. Nama Informan : Pak Rozali M. Z

2. Jenis Kelamin : Laki-laki

3. Umur Informan : 48 Tahun

4. Alamat Informan : Jalan H. Mawi Parung Bogor

5. Pekerjaan Informan : PJ ComDev / Relawan ComDev

6. Tanggal Wawancara : 10 Februari 2015

B. Wawancara

1. Apa melatarbelakangi berdirinya program ini?

Jawab:Awalnya itu berdirinya sebuah divisi, namanya ComDev

(Community Development). Comdev ini fungsinya untuk mensinergikan

antar masyarakat dengan Pondok Pesantren. Jadi yang selama ini

Pesantren ibarat seperti mercusuar nah bagaimana supaya ada sebuah

kedekatan antar masyarakat dengan pondok pesantren maka dibuatlah

sebuah ComDev. Jadi dimana disitu ada Pondok Pesantren Daarul Qur’an

disitu ada ComDev tapi berpusat di Ketapang karena Ketapang sendiri

merupakan sebuah ya Pesantren yang sangat besar maka pusat kegiatannya

juga adanya disitu Ketapang Cipondoh.

2. Tujuan di Bentuk Program?

Jawab:itu tadi mendekatkan dan memberikan apa namanya peningkatan

kebutuhan bagi masyarakat sekitar Pondok. Peningkatan kebutuhan hidup

seperti itu.

3. Siapa saja yang mendapat bantuan modal usaha ini?

Jawab:sasarannya masyarakat-masyarakat sekitar Pondok yang ekonomi

lemah dan ada yang sifatnya pribadi dan yang berbasis komunitas.

4. Apa kualifikasi atau persyaratan pedagang kecil yang menerima

bantuan modal usaha?

Page 93: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

Jawab: yang pertama aktif dimasjid ya semacam marbot kayak gitu atau

istrinya marbot mau dagang gado-gado kan gitu marbot kan punya istri,

atau mantan istrinya marbot gitu ya janda-janda tua-tua yang disekitar

lokasi masjid, pondok. Gak mampu ya kan, yang bener-bener dhuafa, tadi

tuh janda-janda, janda janda yang tua ya bukan janda-janda muda kalo

janda muda gak mau saya jadi bala, hehe janda tua, ya terus ya pokoknya

yang kira-kira panteslah dalam kacamata mustahik.

5. Terus berapa orang yang menerima pak?

Jawab: yang menerima? Saya datanya kurang lebih saat itu ada kurang

lebih. Datanya gak saya simpen sih, saya simpen di, gak bawa itu lagi. Ada

kurang lebih sekitar 45 orang. Iya 45 penerima. Tahun 2012, 2013,

pertengahan 2014 sudah mulai stop. Semenjak saya diminta disini, sejak

saya ditarik kesini. Kan tadinya saya dimasyarakat gak disini. Jadi di

ComDev itu kan kerjanya bukan dikantor dilapangan, saya jadi ngontrak

disana berbaur dengan masyarakat jadi menyatu dengan masyarakat.

6. Berapa jumlah besaran bantuan modal yang diterima oleh masing-

masing Pedagang Kecil?

Jawab: antara 500 sampe 1 juta ga lebih. Maksimal 1 juta.

7. Jenis usaha kecil mereka itu apa saja?

Jawab: Ayam potong, nasi uduk dorong keliling sama makanan lauk pauk

mateng, sama usaha lepet, terus sama gado-gado. Ya rata-rata mereka

emang lapangan usahanya seputar itu sama lagi sembako warung

klontongan. Warung klontongan kan sifatnya tambahan aja tambahan

modal.Oh minuman, minuman itu kemarin ada yang usaha minuman

kayak semacam pop ice kan gitu dirumahnya beli jus.

8. Apakah di Monitoring dan Evaluasi program ini?

Jawab: Awalnya dimonitor setiap 2 pekan. Tapi sekarang enggak, nah

rencananya kita kemarin saya sempat silaturahim lagi ke mereka

rencananya mau diaktifin lagi pengajiannya kan ada pengajian tiap 2 pekan

sekali. Jadi tanggung jawab dalam komunitas ini yang diberdayakan sama

Daarul Qur’an ya cuma ngaji aja sih ikutin pengajian 2 minggu sekali itu

aja gak lebih.

Page 94: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

9. Bagaimana cara serah terima dananya?

Jawab: kwitansi dari kantor. Terus kwitansinya sebagai bukti bahwa uang

itu sudah diberikan kepada mereka. Ya disetorkan ini ke TU ke bagian

keuangan. Kan sifatnya lepas jadi ga ada akad untuk mengembalikan itu

memang dana sedekah masyarakat jadi dimanfaatkan untuk masyarakat.

10. Bagaimana tahapan-tahapannya dalam pemberian bantuan modal

usaha?

Jawab: survey dulu, diproses, iya pengenalan. Bagaimana kondisinya dan

ga semua. Awalnya ketika mau melakukan program seperti

initantangannya banyak ga percaya dari pihak tokoh-tokoh masyarakat

dana siapa jangan-jangan dana-danaya begitu. Mereka kan praduga-

praduga dulu jadi kebanyakan kan mending kalo praduganya apa?

praduganya praduga yang negatif dari tokoh dari pimpinan dari aparat

pemerintahan tapi ternyata begitu dijalanin sudah masuk beberapa bulan

nah semakin banyak masyarakat yang bisa merasakan dan mereka semakin

terbuka saya selalu berusaha menyakinkanhal ini di forum-forum. Bikin

pertemuan dengan kelurahan dengan RT RW. Ada RT yang menerima RW

yang menerima ada yang apatis. Kita ini dulu wawancara juga dulu.Usaha

apa nih. Gimana usahanya gitu. Jadi ada alur cerita.

sebelum di survey ada pendekatan person pendekatan pribadi. Kita kenal

dulu nih, kenal dulu orang ini makanya apa? Gak cukup yang namanya

survey tuh satu dua tiga hari, kita jauh dimana tempat datang survey gak

bisa, jadi harus mengikuti proses pengenalan jadi kita harus faham nih

karakter individunya karakter lingkungannya kira-kira orang sini bisa gak

nih untuk bisa digulirkan program seperti ini kayak gitu. Makanya kan

kalo kerja kayak gini gak cukup harus survey satu dua tiga hari kita butuh

pengenalan dengan mereka, kita harus faham dengan mereka, mereka juga

harus faham dengan kita. Itu tadi butuh keberanian. Kalo kita lemah ya

kita jadi manfaat mereka. Pendekatan tokohnya kan itu nanti akan

berhadapan dengan tokoh dengan berbagai macam elemen, ormas,

pemuda, karang taruna.

11. Bagaimana mekanisme sebelum melakukan program?

Page 95: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

Jawab: jadi kita lihat orang-orang yang memang kita kenal. Yang punya

kecenderungan ibadah, kita lihat dulu jadi ada pengkajian ga satu dua hari

tiga hari. Gimana keluarganya rajin ibadah gak? makanya salah satunya

apa? kita rekrut yang komunitas-komunitas kayak gitu ojek. Sampe sejauh

mana keikutsertaan mereka untuk ngaji. kan mereka kalo ngaji ga ada yang

mau. Ngaji apa sih? Ditanyakan,disini juga ngaji. Ngaji apa nih ngaji

apa?Ini pengajian tiap 2 minggu sekali. Jadi kita seleksi dulu jadi ga

sembarangan orang-orang yang mau dikasih juga itu pun udah kecolongan

akhirnya kecolongan juga ada beberapa yang ternyata diluar dugaan

kecolongan dia ternyata rajin ibadahnya kurang, ngaji ga mau ikut, pengen

minta duitnya, banyak di lapangan fenomena kayak gitu itu. Itu sekali lagi.

Kita butuh keberanian dan ketegasan si operatornya. Kalo operatornya

lemah udah dimanfaatkan sama mereka.

12. Bagaimana tahapan pelaksanaan program pemberian bantuan modal

usaha?

Jawab: Cukup sekali, nanti kita kontrol, kita lihat bener-bener gak? kan

bantuan itu kan kita bimbing, jadi saya gak ngelepas. Mau usaha apa

misalkan? saya mau usaha nasi uduk nih ustadz, usaha nasi uduk? berapa

modalnya? apa yang dibutuhkan? nanti saya yang menyediakan

peralatannya jangan dia nanti abis buat makan. Nanti misalkan nih

bantuannya berapa nih. Nasi uduk kan paling ga juga pake modal jutaan

kan 500 ribu juga cukup nasi uduk mah yang penting ada punya meja. 500

ribu juga terlalu besar ya kan? orang beras 5 liter 7000 kali 5 udah 35 ribu.

Terus kita kalkulasi nanti. Tahu berapa? kentang berapa? kira-kira yang

dibutuhkan? nah 300 ribu, 200 ribu udah banyak nasi uduk. Nah

selebihnya apa desain meja kan gitu kan? apa aja peralatannya yang gak

punya, nanti kita inih. Saya yang beli ustadz, oke yang beli situ nih mana

notanya gitu. Jadi kita minta bukti.

13. Tahapan evaluasi program bantuan modal usaha seperti apa?

Jawab:evaluasinya saya gitu aja. bagaimana usahanya? Tanya aja. kalo

emang dia mengikuti saran-saran saya ya insya Allah kayak begitu tadi

Page 96: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

kan buktinya banyak kan ya kalo nggak rasain sendiri. malah ada yang

kurang nih, wah modalnya segitu. Tambahan lagi dong tadz. mbahmu.

7. Apakah menurut bapak bantuan modal tanpa adanya jaminan

pengembalian dana merupakan cara yang paling tepat dalam

memberdayakan masyarakat?

Jawab: kalo untuk mengelola dana umat itu menurutsaya sebuah cara

yang tepat apalagi kan Indonesia banyak punya dana-dana yang

mengendap. Terutama dana haji. Ya kan? Dana haji berapa miliyar tuh

sampe sekarang? Gak jelas. Akhirnya dipergunakan sama orang-orang

yang gak jelas kan memanfaatkan seperti itu. Mendingan digulirkan. Cari

operator Orang-orang yang memang bisa untuk eee.. artinya apa? mencari

masyarakat yang membutuhkan kayak begitu dan kalo pun gak

dikembalikan ya emang itu dana umat ya kan? Ya dana zakat haji kan dana

umat itu, Lazis. Berapa dana miliyar yang mengendap disitu? Indonesia

sebenarnya kaya bisa keluar dari krisis bisa keluar dari segala

permasalahan ekonomi cuma masalahnya pengelolaaannya aja pimpinan

kita mereka gak ada yang amanah gitu amanahnyasebatas dikonsep doang

ya kan? Daarul Qur’an yang ga diperhitungkan bisa mencari lembaga

bukan berarti saya harus membanggakan diri saya bisa mengontrol

mereka.Daarul Qur’an seperti itu bisa mencari orang-orang yang bisa

untuk mengelola dana ini bisa bermanfaat toh hasilnya kamu bisa liat kan.

dia udah bisa ngontrak berani 500ribu sebulan, dia udah berani pinjem duit

buat bangun rumah kan gitu kan nyatanya.Ya kan?Terus yang satu udah

bisa mengembangkan dengan itiknya. Adalagi orang-orang gitu. ya tadi

bukan, itu kan bagian yang keberhasilannya Bukan berarti bukan tidak ada

yang tidak berhasil. Ada yang tidak berhasil juga.

8. Apa harapan bapak atau PPPA Daarul Qur’an terhadap masyarakat

ketapang pasca pemberian bantuan modal usaha ini?

Jawab: semoga mereka dapat menjadi apa namanya eee.. bagian daripada

masyarakat yang dapat memperhatikan lingkungannya. Dan mereka

menjadi ya menjadi muzzaki lah gak menjadi mustahik lagi.

Page 97: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

9. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan program

ini?

Jawab: pendukungnya? Kalo pendukungnya ya materi aja finansial itu

pokok dan itu tidak bisa dipungkiri gak bisa dinafikan karna ya namanya

pemberdayaan kan kita bukan pelatihan, bukan pelatihan sifatnya.

Pembentukan kualitas sumber daya untuk mempunyai karakter keahlian

bukan. Ini kan sifatnya pengolahan dana, dana sedekah dana donatur kayak

gitu aja. Hambatannya? Kalo hambatannya ya adanya ketidakpercayaan

masyarakat ya terutama masalah dana. Mereka akan bertanya dana

darimana nih? kan begitu, Dana siapa?

10. Hasil atau manfaat apa yang dicapai PPPA Daarul Qur’an sendiri

setelah adanya program pemberian bantuan modal usaha ini?

Jawab: nah menjadi sebuah lembaga yang dikenal lebih dekat dengan

masyarakat sekitar. Menjadi sebuah lembaga yang selalu

mendapatkankepercayaan dari para donatur.

11. Menurut bapak apakah pemberdayaan ini berhasil?

Jawab: Insya Allah berhasil. Kan keberhasilan itu tidak harus 100% kan?

Ada Alhamdulillah yang berhasil masih jalan sih, ada juga beberapa yang

udah gak jalan lagi ya tergantung mereka ini nya sih kalo yang mau

ngikutin arahan saya mereka maju berkembang kalo yang ga mau ya

begitu. Kalo saya kan cuma menyarankan apa? nabung 1 hari gak usah

banyak-banyak dari keuntungan 3 ribu sampe 5 ribu disimpen aja nah

ditaro nanti setelah itu udah masuk sebulan berarti kan 150 ribu taro di

rekening. Rekening itu sekarang buka rekening gak harus 500 ribu 50 ribu

mau kan bri nah kasih buktinya ke saya nih tadz saya sudah nabung nih

ada begitu aja nanti berikutnya nabung lagi 150 ribu sebulan.

Alhamdulillah sih yang begitu jalan, ada yang gak mau ngikutin

kebanyakan yang gak ngikutin banyak. Aah repot tadz, ga berani sama

bank begini-begini, malu tadz ga bisa nulis tadz ya gitu macem-macem.

Ada masih. Malah ada yang punya rumah sekarang udah bagus di

Ketapang. Kita ngarahin gitu aja gak minta hasilnya gak minta berapa-

berapa setornya, nggak ya paling kita singgung-singgung ya sedekah juga

Page 98: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

lah dikit-dikit kalo ada rezeki buat anak yatim bagi gitu perhatiin anak

yatim.

12. Diukur dari mana tingkat keberhasilan pada program?

Jawab: dari liat aja dari peningkatan pendapatan ekonomidari situ.

13. Berapa persenkah penerima manfaat yang ekonominya berkembang?

Jawab: yang berkembang?ada kurang lebih sekitar. 30 persen ada. Itu

yang nurut. 30 persen. Lumayan 30 persen, ya kan?Lumayan 30 persen.

udah mengurangi dari 100 persen orang yang susah udah 30 persen yang

berhasil. Bukan tidak mustahil. Mereka juga yang 30 persen pasti akan

mau membantu menjadi muzzaki lagi bukan menjadi mustahik. Menjadi

muzzaki.

14. Kalo dananya habis dipake untuk makan aja bagaimana?

Jawab: Ya biarin gapapa, kan memang udah dana lepas resiko gapapa.

Kan itu bukan dana pribadi kalo pun dana pribadi juga titipan orang yang

untuk sedekahya dimanfaatkan sama orang yang yang rajin ibadah ya

gapapa makanya dipilih yang dikasih bantuan itu orang-orang yang

memang rajinke mesjid kalo pun gak rajin ke mesjid ya liat nih di antara

pasangan itu dia rajin ibadah gak? Gitu aja. Kan emang apa namanya

orientasinya kesitu dana itu bisa dipake sama orang-orang yang

mempunyai kecenderungan ibadah jadi orang para-para sedekahwan para

donatur memberikan dananya ini bahagia dananya dimakan ga

sembarangan orang ya kan? insya Allah mereka juga akan bertambah lagi,

PPPA juga semakin dipercaya, semakin besar dan saya semakin dipake

terus hehe yang penting amanah.

Page 99: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

Pedoman Wawancara

Penerima Bantuan Modal Usaha

Di Ketapang Tangerang

A. Data Pribadi

1. Nama Informan : Bu Maswanih

2. Jenis Kelamin : Perempuan

3. Alamat Informan : Ketapang Tangerang

4. Bidang Usaha Informan : menjual aneka macam kue khas Betawi,

nasi uduk, dan lontong sayur.

5. Tanggal Wawancara : 10 Maret 2015

6. Tempat Wawancara : Rumah Ibu Maswanih

B. Hasil wawancara

1. Usaha apa yang sedang dijalani?

Jawab: nyuci

2. Apakah rumah yang ibu atau bapak tempati saat ini milik pribadi

atau sewa?

Jawab: ini? Rumah saya ini mah. Rumah peninggalan dari ibu saya.

3. Jualannya dari jam berapa sampe jam berapa ibu atau bapak?

Jawab: ya kalo keluar abis setelah shalat shubuh ya jam 5 atau jam 5

seperempat baru keluar dari rumah gitu. Dari jam setengah 6 sampe

setengah 8 udah pulang paling telat jam 8 lah. Udah banyak bawanya.

Kalo yang biasanya mah jam 7 setengah 7.

4. Bagaimana awal mula ibu mengetahui program pemberdayaan yang

dilakukan oleh PPPA Daarul Qur’an?

Jawab: ini bapak kerja di tim KASIH.

5. Sejak kapan ibu atau bapak mendapat bantuan modal usaha dari

PPPA Daarul Qur’an?

Jawab: yaah udah lama. Udah ya udah putus modal ampe minjem modal

lagi ama bos itu gitu. Tahun 2014 awal. Sejak pendirian ComDev.

Page 100: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

6. Berapa jumlah besaran modal uang yang diberikan oleh PPPA

Daarul Qur’an?

Jawab:1 juta ya kalo gak salah. Bikin gerobak ama modal gitu lah

berikut modal berikut isi,ama buat jualannya.

7. Apakah dana pemberian bantuan modal ini digunakan seluruhnya

untuk modal usaha atau sebagiannya digunakan untuk keperluan

yang lainnya?

Jawab: ya kan bukan itu keperluan lain aja kan bukan khusus untuk buat

dagang. Ya kadang-kadang bisa ampe buat itu. Buat bikin gerobak.

8. Apakah PPPA Daarul Qur’an pernah melakukan pembinaan atau

pendampingan membuat buku kas atau menyuruh menabung?

Jawab: iya ngasih tahu dia.Nabung tiap hari yang waktu belum sakit.

Saya punya tabungan. Ini di sini di inian disitu juga sama. Lagi itu pas

saya mau berhenti dagang disitu saya ngambil ada 900. Jadi sisa 50 kali

ga boleh diambil semua, nanti ngambil lagi bu kalo udah usaha pas ini

sakit dapet 900 saya ambil nanti kalo udah berjalan lagi bu panjangin

lagi. Sekarang saya dibikin buku baru lagi. Kemarin baru nabung dapet

400 kemarin. Dulu emang nabung disitu. Karena bapak nasehatinnya

begitu sisanya dikit tabungin. Bagus banget bapak nasehatinnya ngasih

jalannya gitu sisanya tabungin. Nabung saya. Emang udah lama itu

punya ibu-ibu gituan.Dari bank BTN. Sama itu ibu RT 02. Sekarang 400.

Kalo dia ga sakit kali udah banyak kali.

9. Bagaimana mengelola modal usaha ini? Apakah menyimpan

dirumah atau dibank?

Jawab: saya nabung. Di itu apa sih bank apa namanya itu yang 2 minggu

sekali saya ikut kemarin. Ikut ama ibu-ibu RT itu, RT mili situ. Bank

syariah. Paling 2 minggu ya seadanya sih boleh sih berapa aja boleh.

10. Digunakan untuk apa kalo ditabung?

Jawab:belom. Baru 400. Hehe..baru kemarin sih. Mudah-mudahan aja

seterusnya dapet.

11. Sekalinya nabung berapa?

Page 101: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

Jawab:ada 200. Berapa aja boleh sih. Ada 20 boleh aja. Sehari 20 ada 10

naro tuh. Ntar ada 200 jadi dikolektifin dirumah.

12. Berapa modal awal sebelum mendapat bantuan modal usaha dari

PPPA Daarul Qur’an?

Jawab: saya megang duit itu aja 600 kemarin itu. Ya itu diolah

terushingga sampe sekarang nambah nambah nambah itu sebulan gaji

saya itu dapet modal. Terus nambah nambah nambah udah terus nambah

gede terus gitu. Nah sampe dapet sekarang 4 liter. Mudah-mudahan aja

ga putus. Ampe manjang terus.

13. Apakah ada peningkatan dalam usaha ibu atau bapak setelah

mendapat bantuan modal usaha ini?

Jawab:ningkat sih. Nih udah 3 hari ningkat terus nih pendapatan. Karna

orang-orangnya udah banyak yang tahu. Kalo tadi terakhir nih rada

gedean dikit tadi nih. Dari 200 sampe mau 200 lebih. Tadi 360 tadi nih

yang ini nih.

14. Berapa omzet ibu atau bapak sehari-hari?

Jawab: yang saya alamin baru sekarang ini. Pertama kemarin dapet

200pertama tuh pas abis 2 liter terus ningkat lagi 3 liter. Kalo tadi nih

gedean juga nih ampe 360. Berarti pendapatannya pukul rata-rata 250

jadi kelebihannya 50. Jadi keuntungannya antara 30-50ribu kelebihannya

dari sisa belanja.

15. Berapa jumlah penghasilan ibu atau bapak sebelum dan setelah

mendapat bantuan modal usaha?

Jawab:waktu kemarin mah paling 200, abis modalnya belum ada,

dagang sedikit, 200 buat saya belanja aja kurang yang pertama itu, kalo

sekarang kan udah muternya muter banyak gitu nambah nambah

bawanya udah rada banyak.

16. Apakah dari penghasilan tersebut cukup untuk memenuhi

kebutuhan ibu atau bapak sehari-hari?

Jawab: ya makan mah cukup dari penghasilan dan kelebihan kita.

Berkah dah.

Page 102: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

17. Darimana saja pendapatan untuk memenuhi kebutuhan ibu atau

bapak?

Jawab: pemasukannya dari jualan dan nyuci, udah ga ada lagi

pemasukan.

18. Berapa keuntungan yang ibu atau bapak dapatkan?

Jawab: ya kurang lebih segitu lah. Bisa lebih bisa dikit gitu doang. Yang

namanya orang dagang kadang pasang kadang surut gitu doang.

19. Keuntungan yang ibu atau bapak peroleh digunakan untuk apa?

Jawab: ya ada buat makan, masak, buat anak sekolah ya ada sisanya ya

baru dilebihin buat nabung gitu doang. Makanya kalo udah sore ga ada

yang dibeli diiket paket karet ditaro udah ga dipake lagi ntar besok kalo

ada lagi sisanya taro lagi begitu nah ntar waktunya tabungan disono

datang ibunya baru saya bawa kesono gitu.

20. Manfaat apa yang ibu atau bapak rasakan setelah adanya program

bantuan modal usaha?

Jawab: beda lah. Jauh apalagi sebelum dapet bantuan duuh nyeker mulu

hehe.. Makanya rame mah sekarang. Udah tau semua. Ya kalo pada

mesen kue tetep kemari sih. Kemarin buat arisan kemarin lopis. Kemarin

ada nambah nambah juga ada pesenan kue bakal tahlilan.

Page 103: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

Pedoman Wawancara

Penerima Bantuan Modal Usaha

Di Ketapang Tangerang

A. Data Pribadi

1. Nama Informan : Pak M. Yunus

2. Jenis Kelamin : laki-laki

3. Umur Informan : 58 Tahun

4. Alamat Informan : Ketapang Tangerang

5. Bidang Usaha Informan : budidaya bibit lele dan peternak itik

6. Tanggal Wawancara : 10 Maret 2015

7. Tempat Wawancara : Rumah Pak Yunus

B. Hasil wawancara

1. Usaha apa yang sedang dijalani?

Jawab: peternak itik

2. Apakah rumah yang ibu atau bapak tempati saat ini milik pribadi

atau sewa?

Jawab: pribadi

3. Bagaimana awal mula ibu mengetahui program pemberdayaan yang

dilakukan oleh PPPA Daarul Qur’an?

Jawab: dari tim KASIH

4. Sejak kapan ibu atau bapak mendapat bantuan modal usaha dari

PPPA Daarul Qur’an?

Jawab: 2013

5. Berapa jumlah besaran modal uang ng diberikan oleh PPPA Daarul

Qur’an?

Jawab: 1,5. Satu juta setengah

6. Apakah dana pemberian bantuan modal ini digunakan seluruhnya

untuk modal usaha atau sebagiannya digunakan untuk keperluan

yang lainnya?

Jawab: buat usaha. Udah buat usaha aja. Buat usaha lele

Page 104: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

7. Apakah PPPA Daarul Qur’an pernah melakukan pembinaan atau

pendampingan membuat buku kas atau menyuruh menabung?

Jawab: ya instruksinya sih begitu. Yaa karna nabung kita belum ga biasa

main di bank, orang apa namanya udah aki-aki begini ga ngerti ga faham

yaudahlah yang penting berkah aja. Yang penting disimpen aja. Yang

penting jalan.

8. Bagaimana mengelola modal usaha ini? Apakah menyimpan dirumah

atau dibank?

Jawab: dirumah.

9. Digunakan untuk apa kalo ditabung?

Jawab: tabungannya diputerin aja udah disitu.

10. Sekalinya nabung berapa?

Jawab: gak pernah nabung. Diputer-puterin aja. Hasilnya itu diputerin.

Dibeliin itik dibeliin iya diproduksi Dikembangin lagi. Jadi tadinya kan

lele sekarang itik. Dikembangin lagi. Ditambahin usaha lagi.

11. Berapa modal awal sebelum mendapat bantuan modal usaha dari

PPPA Daarul Qur’an?

Jawab: modal usahanya sebelum dapet bantuan ya sekitar ya 5 jutaan ada

lah itu mah tambahan aja. Tambahan aja.

12. Apakah ada peningkatan dalam usaha ibu atau bapak setelah

mendapat bantuan modal usaha ini?

Jawab: Alhamdulillah ada.

13. Berapa omzet ibu atau bapak sehari-hari?

Jawab: omzet sehari-harinya belum kita kalkulasikan dah. Masih disitu

aja dah, masih muter aja dah. Ntar beli empannya, buat dedek itik itu.

Yang penting usaha jalan terus masih berjalan.

14. Berapa jumlah penghasilan ibu atau bapak sebelum dan setelah

mendapat bantuan modal usaha?

Jawab: jumlah penghasilan? Wah kalo jumlah penghasilan kita belum

dikalkulasikan ya orang kan dibuat makan, ya 50 ribu lah gitu sekitar

segitu buat makan, apa. Ya begitulah 65 ribu lah.

Page 105: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

15. Apakah dari penghasilan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan

ibu atau bapak sehari-hari?

Jawab: cukup. Kita mintanya emang kaya? kan cukup. Ya kan? Cukup

buat beli mobil, buat beli motor, buat makan, buat bayar sekolah.

Mintanya cukup bukan kaya. Kalo kaya ga bisa cukup.

16. Darimana saja pendapatan untuk memenuhi kebutuhan ibu atau

bapak?

Jawab: dari itu aja.

17. Berapa keuntungan yang ibu atau bapak dapatkan?

Jawab: tadi kan udah. 50 sebelum dikasih modal terus dikasih ditambah

lagi sejuta setengah 65. Ditambah sebelum dikasih modal 50.

18. Keuntungan yang ibu atau bapak peroleh digunakan untuk apa?

Jawab: muter juga buat makan juga. Ya orang udah gini aki-aki ama

nenek-nenek asal kebeli beras seliter aja juga.

19. Manfaat apa yang ibu atau bapak rasakan setelah adanya program

bantuan modal usaha?

Jawab: ya cukup berkah. Cukup berkah rasanya nyaman kayaknya kita

bersyukur banget orang lain belum tentu bisa mengasih memberikan

bantuan yang orang-orang seperti saya.

Page 106: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

Pedoman Wawancara

Penerima Bantuan Modal Usaha

Di Ketapang Tangerang

A. Data Pribadi

1. Nama Informan : Lilis

2. Jenis Kelamin : Perempuan

3. Umur Informan : 41 Tahun

4. Alamat Informan : Ketapang Tangerang

5. Bidang Usaha Informan : Ayam Potong Keliling

6. Tanggal Wawancara : 10 Maret 2015

7. Tempat Wawancara : Rumah Ibu Lilis

B. Hasil wawancara

1. Usaha apa yang sedang dijalani?

Jawab: Potong Ayam Keliling

2. Apakah rumah yang ibu atau bapak tempati saat ini milik pribadi

atau sewa?

Jawab: ini mah dulu dari orang tua dari Jawa dapet bantuan gitu. Ya

punya sendiri. Yang waktu boleh dapet pinjeman mah belum gini. Belum.

Cuma Alhamdulillah Bapak Rozali itu yang bantuan saya jual ayam dikit-

dikit ama kuli nyuci. Masih, kuli nyuci mah masih.

3. Bagaimana awal mula ibu mengetahui program pemberdayaan yang

dilakukan oleh PPPA Daarul Qur’an?

Jawab: di bilangin RT.

Dulu mah rumah belum begini masih sepotong dari sono kesono nah ini

Alhamdulillah usaha jualan ayam dikit-dikit itu dikumpulin.

Dulu mah sebelum itu, sebelum dapet bantuan dari bapak ituan apa kuli

nyuci gitu, terus jualan ayam dikit-dikit sekarang mah udah Alhamdulillah

buat makan mah hmm baru-baru kesini mah, buat makan mah senin kamis.

Iya saya motong besi manggulin apa? pasir.

Page 107: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

Dulu mah bapaknya nyari kerjaan susah mba kesono kesini susah jadi saya

yang nyari kerja. Kuli nyuci 8 pintu pa 12 apa 10 pintu 8 kayaknya mah

dah. sekarang mah udah dapet bantuan dari bapak modal ayam jualan ya

kadang 10 kadang tergantung ya kadang ada yang ramean gitu ituin dari

sono udah dipercaya sekarang jadi kuli nyuci turun, keluar. Jadi satu. saya

udah ini turun bero dibawa ke rumah sakit husada jadinya ini dioper ke

bank ini surat tanahnya buat berobat gitu. sekarang masih kuli nyuci satu

pintu nih disini.

Saya ketemu bapak Rozali mah Alhamdulillah banget kata saya.

4. Sejak kapan ibu atau bapak mendapat bantuan modal usaha dari

PPPA Daarul Qur’an?

Jawab: Udah lama sih. Udah lama. Tau, orang kagak inget itu tanggal

tanggal bulan berapanya mah. 2012 kali ya. 2012 atau 2000 berapa coba

tanya pak Rozali. Orang kagak inget.

5. Berapa jumlah besaran modal uang yang diberikan oleh PPPA

Daarul Qur’an?

Jawab: 1 juta.

6. Apakah dana pemberian bantuan modal ini digunakan seluruhnya

untuk modal usaha atau sebagiannya digunakan untuk keperluan

yang lainnya?

Jawab: buat usaha. Tadi dibikin gerobak seitu separo gerobaknya. Karna

hujan karna itu saya ngebangun, rusak. Udah di foto waktu itu udah rusak

ancur. Orang tempat tidur aja pada ancur yang waktu ngebangun ini

renovasi. Orang kemarin mah segini doang kesono ama kamar mandi. Ga

diubin ga dipelur dulu mah sampe kesono plong aja tanah gitu.

7. Jualannya dari jam berapa bu?

Jawab: Dari jam? Tergantung saya mah kadang jam 5 lebih kadang

setengah 6 tergantung keburu, pokoknya setengah 6 dah udah keluar. Gak

nentu, kadang jam 10 kadang jam 11 kalo pulang mah pulang jualan mah

tergantung udah habisnya.

8. Apakah PPPA Daarul Qur’an pernah melakukan pembinaan atau

pendampingan membuat buku kas atau menyuruh menabung?

Page 108: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

Jawab:Ya nabung ya disuruh, cuma nabung dikit-dikit kadang dipake lagi

kalo pas sakit diambil lagi gitu. kadang nabung ama tetangga. Kadang, Ya

nabung gede mah ga ada. Kalo pas sakit kan diambil lagi. Kayak mau ini

nih mau periksa ini. Ada tabungan pak 700 saya ambil eh kaga bisa

katanya harus ke Cicendo katanya. Pernah. Kan kalo ada dirumah gitu ntar

cuma suka kepake lagi kalo pas sakit ya namanya penghasilannya ga

nentu.

9. Bagaimana mengelola modal usaha ini? Apakah menyimpan dirumah

atau dibank?

Jawab: sekarang mah udah enggak, ya dulu mah suka itu kadang 10ribu.

nih di bu haji dulu. Sekarang mah udah enggak paling megang sendiri aja

gitu abis kagak enak asal ada itu diambil baru berapa diambil kasian

nulisnya dibagi enggak dia, kalo dibagi juga gak mau udah biarin aja

katanya gitu.

10. Digunakan untuk apa kalo ditabung?

Jawab: ya itu kalo pas sakit diambil. Kayak kemarin ada 200ribu udah

pake periksa anak saya yang pertama, terus saya yang 150 yang 115, terus

anak saya yang gede kayaknya 45 apa 75 dah.

11. Sekalinya nabung berapa?

Jawab: ya ga nentu kadang 10 sehari. Kadang ya ada 20 ya 20 gitu. Ini

mah lagi kosong lagi kemarin abis diambil abis pada sakit. Diurut

dibekam.

12. Berapa modal awal sebelum mendapat bantuan modal usaha dari

PPPA Daarul Qur’an?

Jawab: diutangin, belum ada modal jadi diutangin. Cuma dulu mah

ngutang, ngutang-ngutang terus kalo ngambil 5 ayam juga kan ngutang

kalo sekarang mah 5 10 udah Alhamdulillah ga ngutang. Ntar tadinya mah

kan gak itu. Cuma liat kesini liat kesini. ibu emang rumahnya, iya ya dulu

mah kan serebu juga ga boleh yah ga boleh itu untung ayam paling berapa

bu katanya yaudah kata saya kerumah aja saya mah enggak gak

bakalanbohongkata saya begitu eh datang kesini terus datang kesini diliat

yaudah bu kalo itu mah gitu. Terus ngutang,dari mulai 3 biji tuh cuma

Page 109: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

keburu kesambung ama. Alhamdulillah berkah dah sampe sekarang kata

saya.

13. Apakah ada peningkatan dalam usaha ibu atau bapak setelah

mendapat bantuan modal usaha ini?

Jawab:Alhamdulillah, sebelum dapet bantuan mah ya bukan segituan.

Yaah kalo diomongin mah, makan juga kadang sekarang macem

Alhamdulillah dari tetangga juga udah ituin. Kata saya udah jangan suka

pada ngasih terus kalo masak kan kadang nih dari sini dari sini.

Alhamdulillah saya punya tetangga dimana-dimana Alhamdulillah.

14. Berapa omzet ibu atau bapak sehari-hari?

Jawab: ga nentu soalnya saya mah. Gak ituan, cuman kalo dari satu ayam

gitu 5 ribu dari satu ayam gitu cuma dipotong bumbu gitu. Dikuningin jual

ayam kuning yah ada yang mentah ya dijual yang mentah gitu ada yang

itu.

Tapi Alhamdulillah mba ada bantuan berkah dah gitu. Dulu mah pengen

kalo ada yang sumbangandari masjid juga boro-boro bisa nyumbang kata

saya paling maaf paling serebu sekarang yah Alhamdulillah tiap minggu

gedenya 10 kecilnya 5 ribu mah kalo baitul amil kan tiap minggu datang

ya. Alhamdulillah udah bisa, ya buat jajan anak juga udah gak ngutang-

ngutang kalo kemarin mah kan, buat makan, makan dulu udah itu baru

dibayar seminggu sekali gitu. Ngambil beras ngambil dulu gitu beras

sayuran juga Alhamdulillah pada ituan kadang dibagi ama sekarang mah

Alhamdulillah dah beli gitu hehe..gak makan boleh ngutang sekarang

Alhamdulillah gak diituin bisa ngebantu orang tua, kan orang tua juga

susah dikampung lagi.

15. Berapa jumlah penghasilan ibu atau bapak sebelum dan setelah

mendapat bantuan modal usaha?

Jawab: kalo sebelum mah ya namanya ayam 3 kali itu paling 15ribu kalo

sebelum dapet bantuan. Ya kalo sekarang mah Alhamdulillah lebih. Ya

kalo 30 mah dapet 25 30 dapet yah namanya ayamnya 10 paling itu

kadang 8.

Page 110: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

16. Apakah dari penghasilan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan

ibu atau bapak sehari-hari?

Jawab: Alhamdulillah sekarang mah buat makan mah. Cuma belum bisa

nabung doang gitu. Nabung kan kalo lagi ada kan nabung 10ribu 20ribu

ntar kalo lagi pas sakit diambil gitu belum bisa nabung gak diambil gitu

jadinya kalo itu aah ada simpenan daripada minjem ke tetangga ya

mendingan ambil simpenan buat berobat.

17. Darimana saja pendapatan untuk memenuhi kebutuhan ibu atau

bapak?

Jawab: ya saya dari kuli nyuci 350, bapaknya seminggu kadang ngasih

300 gitu, terus anak yang laki ngasih. Kalo anak yang perempuan juga

Alhamdulillah mba punya anak ngerti ngajar les disini di bu Haji Ros les

SD ama TK kadang sebulan dikasihada. Tergantung banyaknya yang

lesnya kan kalo les bayar gak les gak bayar sekali les 3000 satu orang,

terus kadang jualan kue di sekolah.

18. Berapa keuntungan yang ibu atau bapak dapatkan?

Jawab: ya kalo dari satu ayam 5 ribu. Kadang habis 8 kadang 7. Kadang

10 gitu.

19. Keuntungan yang ibu atau bapak peroleh digunakan untuk apa?

Jawab: makan nambah-nambahin sekolah.

20. Manfaat apa yang ibu atau bapak rasakan setelah adanya program

bantuan modal usaha?

Jawab: ya Alhamdulillah kata saya juga ketutup buat ngaji gitu. Ngaji kan

sebulan. Ngaji tiap malam bayarannya kan sebulan sekali. Kalo dulu mah

udah gak boleh bayaran ceu yang penting mah eceu ngaji rajin pak Rozali

juga tau ibu Masnih cuma saya sekarang mah udah Alhamdulillah kata

saya mudah-mudahan aja saya sehat nih dikasih sebulan gocap ya guru

ngaji kalo, ya kalo. malam jumat doang yang nggak, malam jumat kan

pere yasinan ibu gurunya gitu. Terus buat les, buat les 200 sebulan. Tapi

kalo ada. Cuma kalo ada dapet dari itu dari sekolahan yang BSM

ditambahin lagi buat les gitu kalo lagi itu mah kan kadang nunggak.

Page 111: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

Pedoman Wawancara

Penerima Bantuan Modal Usaha

Di Ketapang Tangerang

A. Data Pribadi

1. Nama Informan : Pak Jejen Sukardi

2. Jenis Kelamin : laki-laki

3. Umur Informan : 54 Tahun

4. Alamat Informan : Ketapang Tangerang

5. Bidang Usaha Informan : nasi uduk

6. Tanggal Wawancara : 10 Maret 2015

7. Tempat Wawancara : Rumah Pak Jejen

B. Hasil wawancara

1. Usaha apa yang sedang dijalani?

Jawab: nasi uduk.

2. Apakah rumah yang ibu atau bapak tempati saat ini milik pribadi

atau sewa?

Jawab: rumah mah rumah sendiri Alhamdulillah.

3. Bagaimana awal mula ibu atau Bapak mengetahui program

pemberdayaan yang dilakukan oleh PPPA Daarul Qur’an?

Jawab:ini dulu tim ojek yang diberdayakan sama Daarul Qur’an. Tim ojek.

Ojek daqu. Tim ojek Daarul Qur’an. Jadi dulu Daarul Qur’an bikin yang

namanya tim ojek. Kerjasama seperti itu. Nah seiring dengan perjalanan

jadi anggota tim ojek istri beliau ini punya niatan mau usaha nasi uduk

ngajuin saya.

4. Sejak kapan ibu atau bapak mendapat bantuan modal usaha dari

PPPA Daarul Qur’an?

Jawab: tahun berapa lupa ya..ini lah 2013 kali ya. 2013 an kali ya.

5. Berapa jumlah besaran modal uang yang diberikan oleh PPPA Daarul

Qur’an?

Jawab: ya saya dikasih gerobak sama uang Rp. 500.000.

Page 112: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

Jualan juga saya dimeja ya dikit ya, begitu ini saya kembangin begitu ada

sumbangan dari daqu saya pake gerobak jualan pindah kedepan ke pinggir

jalan sana tadinya saya disini aja, terus saya kedepan pake gerobak ya

Alhamdulillah bantuan dari daqu saya bisa berkembang gitulah. Kalo

jualan Cuma 2 jam, jam 6 saya keluar jam 7 jam 8 saya udah pulang

kadang bisa satu jam kalo jualan sarapan paginya, tapi kalo ini yang

sekarang sih ampe malam saya.

6. Apakah dana pemberian bantuan modal ini digunakan seluruhnya

untuk modal usaha atau sebagiannya digunakan untuk keperluan

yang lainnya?

Jawab: ya untuk usaha. gak saya campur-campurin, emang saya buat

usaha. emang tujuan saya buat jualan buat usaha, gak saya buat lain-lain.

7. Apakah PPPA Daarul Qur’an pernah melakukan pembinaan atau

pendampingan membuat buku kas atau menyuruh menabung?

Jawab:oh.. kalo itu sih ya, ya mungkin tanpa disuruh juga kalo saya udah

ini bisa-bisa aja. Nggak sih nggak.Semua orang ya nyaranin mungkin

kayak begitu kalo udah berjalan lancar mah sisihkan sebagian rezeki ya

begitu. Ya cuma sementara ini saya belum bisa kayak begitu.

Ini juga modal boleh dikata kan ya pas-pasan lah, puterannya kayak gitu

aja. Modal saya 500 yaudah 500 itu aja saya puter udah. Sementara saya

belum bisa bersayap belum bisa masih ya kepotong buatkebutuhan itu aja.

Kan biaya-biaya tak terduga banyak kadang-kadang buat kondangan yang

ke arisan apa gitu, seperti kemarin saya, saya ini minggu kemarin aja itu

180 kondangan aja belum bawa-bawaanya ya kan kita ngambil darimana

emang dari situ kan kayak gitu. Ntar nih yang anak tasnya rusak lah yang

sepatunya jebol lah ya kan ngambil dari situ makanya kita belum bisa gitu

menabung, menyisihkan perhari sekian perhari sekian nanti sih ada, ada

punya tekanan dimatikan uang perhari umpama 50 ribu. Untuk apa kalo

kita ntar buat seminggu juga udah kepake lagi kan. Sementara berjalan

masih seperti itu aja. Mau minjem-minjem juga kita minjem kemana ya

kan.

Page 113: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

8. Bagaimana mengelola modal usaha ini? Apakah menyimpan dirumah

atau dibank?

Jawab: ya dirumah lah segitu aja dirumah. Itu kan udah putaran setiap hari.

Saya berjalannya ya Alhamdulillahnya ya pokoknya itu setiap hari

pengeluaran yang rutin buat anak sekolah ya paling kecil dah 50ribu. Pagi-

pagi jam 6 tuh udah keluar duit 50ribu. Udah rutin pengeluaran saya.Udah

ga bisa ditunda-tunda itu. Karena itu kan ya. Minimal kalo ekonomi rumah

tangga ya 100 ribu lah udah ama uang makan. Iya satu hari. Ya tapi

Alhamdulillahya Allah kasih jalan pasti ketemu.

9. Berapa modal awal sebelum mendapat bantuan modal usaha dari

PPPA Daarul Qur’an?

Jawab: waduh saya kurang tau dah kalo itu mah, sebisa-bisa saya aja ya.

Saya bikin 8,2 liter apa 3 liter. Saya ada peningkatan emang dimana? dari

daqu bisa berkembang.

10. Berapa omzet ibu atau bapak sehari-hari?

Jawab: yang sekarang nih. Yang sekarang 500 lah. Kita pukul rata 500 an

lah ya. Sebelumnya ya 300-250 kalo yang dagang nasi uduk pake gerobak.

Paling gede ya 300, ada yang 200-250 an sampe 300 an. Kalo sekarang 500

ya kita pukul rata 500 dah.

11. Apakah dari penghasilan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan

ibu atau bapak sehari-hari?

Jawab: ya sementara ini sih kita masih cukup. Tinggal kita bagaimana.

Soalnya kita tenaganya terbatas. Kadang-kadang kita pengen ngolah ini

ngolah ini udah gak keburu dengan waktu. Barang yang sudah saya beli

belum ke olah. Saya kalo lagi/berpikir muter bagaimana caranya gitu kalo

kita mau pake pembantu kayaknya belum bisa begitu. Suatu saat saya

bakalan pasti kita bakal saya kembangin kayakbegitu. Kalo sekarang

sementara saya belum bisa masih kita tangani berdua aja.

12. Darimana saja pendapatan untuk memenuhi kebutuhan ibu atau

bapak?

Jawab: ya dari hasil itu aja. Saya sudah gak ngojek kan. Pokoknya hasil

udah. Dari hasil jualan aja.

Page 114: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

Itu saya belum bisa istilah menabung diluar saya belum bisa. Masalahnya

ya puterannya masih kayak begini aja. Ya nabungnya begitu aja paling saya

sisihkan ya untuk kontrakan perbulannya 500 itu harus kan. Kita sisihkan

ya 20 ribu atau berapa gitu ya kan yang penting itu minimal per bulan kita

itu kan ketemu buat konrtakan begitu, udah ketemu kita buat sehari-hari

buat sehari-hari kita makan ketemu buat bayar kontrakan begitu. Kalo

untuk menabung kita diluar rumah ya sementara sekarang ini saya belum

bisa.

13. Berapa keuntungan yang ibu atau bapak dapatkan?

Jawab: wah kalo keuntungan saya kurang tau, karna itu istri saya yang

megang ya, ya saya kurang tau dah kalosoal kelebihan mah ya. Ya itu

minimal sih kalo menurut saya mungkin ya 100 atau 100 lebih mungkin

ada kali ya. Ya mungkin 100ribu an kali ya.

14. Keuntungan yang ibu atau bapak peroleh digunakan untuk apa?

Jawab: untuk biaya sekolah ama makan. Yaudah gitu puterannya kayak

begitu aja.

15. Manfaat apa yang ibu atau bapak rasakan setelah adanya program

bantuan modal usaha?

Jawab: ya manfaat yang kita rasa ya gimana ya agak lega aja kita ga begitu

kepusingan begitu mengenai modal. Kita memang istilah kata pinjem-

pinjem tetangga emang belum pernah gak bisa bukannya apa emang ga

bisa ga pernah gitu. Ya untung ada daqu lah kita ngajuin begitu proses-

proses begini dibantu ama pak Rozali ya cepat keluar yaudah saya

Alhamdulillah itu langsung dikasih gerobak. Ya dagangan saya agak

meningkat gitu.

Ya Alhamdulillah memang sangat membantu. Bukan membantu-bantu lagi

yang saya syukuri banget itu Alhamdulillah. Ya untuk saya bermanfaat

banget gitu ya, ya ga tau bagi orang lain. Kalo untuk saya, Emang saya

manfaatin kesitu gak kemana-mana. Gak kemana-mana lagi. Emang saya

manfaatinbuat tujuannya buat usaha.

Page 115: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

Pedoman Wawancara

Penerima Bantuan Modal Usaha

Di Ketapang Tangerang

A. Data Pribadi

1. Nama Informan : Toyanah

2. Jenis Kelamin : Perempuan

3. Umur Informan : 44 Tahun

4. Alamat Informan : Ketapang Tangerang

5. Bidang Usaha Informan : nasi uduk dan kopi

6. Tanggal Wawancara : 18 Mei 2015

7. Tempat Wawancara : Rumah Ibu Toyanah

B. Hasil wawancara

1. Usaha apa yang sedang dijalani?

Jawab: kalo pagi nasi uduk warung kopi, pagi-pagi saya jualan uduk

gorengan dah ama kopi.

2. Apakah rumah yang ibu atau bapak tempati saat ini milik pribadi

atau sewa?

Jawab: enggak, rumah asli sendiri.

3. Bagaimana awal mula ibu atau Bapak mengetahui program

pemberdayaan yang dilakukan oleh PPPA Daarul Qur’an?

Jawab: dari pak RT. Saya kan lapor pak RT tolonglah orang saya pengen

modal gitu, terus sama dia diituin diunjukin ke dia pak Rozali.

4. Sejak kapan ibu atau bapak mendapat bantuan modal usaha dari

PPPA Daarul Qur’an?

Jawab: hmm yaudah setahun lalu lah, kirain tiap tahun kali kata saya mah

ini udah lewat, bareng ama dia tadi. Barengan saya kalo gak salah sama

siapa lagi ya ada.

5. Berapa jumlah besaran modal uang yang diberikan oleh PPPA

Daarul Qur’an?

Page 116: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

Jawab: sejuta. Suruh ngerapiin warung itu waktu itu ya buat belanja dikit

kebagiannya. Ngerapiin warung kan suruh di cat merah begitu tuh

warnanya. Ada juga belum rapi gitu maksudnya jadi buat ngerapiin dulu

gitu. Sisanya tuh baru belanjain.

6. Apakah dana pemberian bantuan modal ini digunakan seluruhnya

untuk modal usaha atau sebagiannya digunakan untuk keperluan

yang lainnya?

Jawab: saya tabungin sisanya. Ntar gampang kalo lagi kurang saya ambil

lagi begitu maksud saya mah. Ya usaha ya paling sisain, kan udah ada

semuanya. Kan udah semuanya yaudah udah semuanya udah ada yah

sisanya dah saya taro begitu. Ya kadang-kadang ya kalo lagi itu ya buat

usaha sih ya orang semuanya ada penuh. Beras udah semuanya ada dibeli

paling sisa ya besok kalo lagi kurang bisa nambahin lagi apa yang belom

ada begitu.

7. Apakah PPPA Daarul Qur’an pernah melakukan pembinaan atau

pendampingan membuat buku kas atau menyuruh menabung?

Jawab: iya nyuruh buat nabung emang ya nyuruh sih ada lebihnya dikit

tabungin begitu. Nabung sih saya. Ya nggaklah Paling kalo lagi ada aja

gitu nabung bakal jaga-jaga kalo kurang modal apa gitu, nabung saya juga.

Sisa-sisanya saya tabungin gitu.

8. Bagaimana mengelola modal usaha ini? Apakah menyimpan dirumah

atau dibank?

Jawab: di sekolahan kalo gak salah. Sekolahan apa dimana, kadang-

kadang di bank juga, bank syariah. Nitip ama teman aja enak ga ada

potongan hehe..

9. Sekalinya nabung berapa?

Jawab: kalo lagi ada ya bisa 50 seminggu bisa. Kalo gak salah 2 minggu

sekali dah. Bisa 100 ya sak ini nya dah. Bisa lebih dari itu.

10. Berapa modal awal sebelum mendapat bantuan modal usaha dari

PPPA Daarul Qur’an?

Page 117: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

Jawab: dulu, ya kurang lebih gede juga sih ya diatas 500 lebih sih emang

kadang-kadang ampe dari uang bapak saya satuin pake lah abis belum ada

bantuan jadi ya gimana ya.

11. Apakah ada peningkatan dalam usaha ibu atau bapak setelah

mendapat bantuan modal usaha ini?

Jawab: ya Alhamdulillah sih namanya. Ya namanya orang jualan ya

kadang-kadang ada sepi ada rame gitu. Alhamdulillah depan jalanan mah.

12. Berapa omzet ibu atau bapak sehari-hari?

Jawab: sehari kalo gak salah kurang lebih 300, jadi satu dah tuh. 300 dah

sehari tuh. Pagi jualan nasi uduk sih. Kalo siang kopi gini aja dah

makanan-makanan ringan kopi tuh.

13. Kalo sebelum dapat bantuan berapa bu?

Jawab: penghasilan sebelum ada itu ya. Penghasilan ya orang dikit

modalnya ya kurang lebih 200 begitu orang modalnya ga ada. ya

Alhamdulillah sih berkah.

14. Apakah dari penghasilan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan

ibu atau bapak sehari-hari?

Jawab: oh cukup banget cukup, lebih dari cukup. Tercukupi banget.

15. Darimana saja pendapatan untuk memenuhi kebutuhan ibu atau

bapak?

Jawab: dari ibu dan bapak. Bapak kerja.

16. Berapa keuntungan yang ibu atau bapak dapatkan?

Jawab: paling kalo kan ntar dibelanjain abisnya 150 an tuh ya sisanya

masih ada sih gitu. Sisa kan kalo gak salah masih bangsa 100 lebih dah

begitu sisa belanja itu yang buat itu aja dah.

17. Keuntungan yang ibu atau bapak peroleh digunakan untuk apa?

Jawab: kadang-kadang tuh yang ada sisanya dikit 50ntar buat makan bisa

begitu. Ntar ada 100 itu ya saya kalo ga ada halangan apa-apa mah ya bisa

sih saya iniin bisa. Kadang-kadang barengin listrik dah tuh kan begitu.

18. Manfaat apa yang ibu atau bapak rasakan setelah adanya program

bantuan modal usaha?

Page 118: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

Jawab: Ya saya ampe gimana ya hehe orang dapat bantuan. Saking itunya

begitu girang banget deh saya senang gitu dapat bantuan. Saya emang buat

usaha iya begitu. Bisa maju begitu usaha.

Alhamdulillah udah kebeli motor saya juga itu.Alhamdulillah banget saya

ampe dapet kebeli motor satu tuh ngambil aja dari tabungan.

Page 119: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf
Page 120: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf

cccc

Page 121: NURUL VIVI ARYANTI PULUNGAN-FDK.pdf