KTI Vivi 1-5

download KTI Vivi 1-5

of 64

description

KTI Vivi 1-5

Transcript of KTI Vivi 1-5

1

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah iniNama: Vivi lsandiNim: 2012.1.11.00015Tempat/Tanggal lahir: Mojokerto, 11 Desember 1993Institusi: AKPER Kosgoro Mojokerto

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul "Asuhan Keperawatan pada pasien Diabetes Melitus dengan gangguan ulkus di RS. RA Basoeni Gedeg Mojokerto" adalah bukan karya ilmiah orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbemya.Demikian surat pemyataan kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila Pemyataan tidak benar, kami bersedia mendapatkan sanksi.Mojokerto, 7 Februari 2015

Yang menyatakan,

(Vivi Isandi)HALAMAN PERSETUJUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASffiN DIABETES MELITUSDENGAN GANGGUAN ULKUS DI RSUD RA. BASOENIGEDEG MOJOKERTO

Disusun Oleh:Vivi Isandi 2012.1.11.00015

Telah Disetujui Oleh Pembimbing Tanggal: 7 Februari 2015

Pembimbing Utama

(Ina Muji Astuti, Skep.Ns.Mkes)

Pembimbing,

(Sutrisno, S.Kep.,Ns.,M.Kes)

LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASBEN DIABETES MELITUSDENGAN GANGGUAN ULKUS DI RSUD RA. BASOENIGEDEG MOJOKERTO

DI SUSUN OLEH:VIVI ISANDI

NIM :2012.1.11.00015

Penelitian ini telah disetujui untuk disahkan oleh penguji Penelitian AkademiKeperawatan Kosgoro dalam Ujian Karya Tulis Ilmiah pada:Hari / Tanggal : Sabtu 14 Maret 2015Tempat: Akademi Keperawatan Kosgoro Kota MojokertoMengetahui Tim PengujiPenguji I : Dr Kokok Adi P, S.Kep,,Ns.,M.Kes()Penguji II : Ina Mujiastuti, SKM.,MKes()Penguji HI : Sutrisno, S.Kep.,Ns.,M.Kes()MengetahuiDirektur Akademi Keperawatan Kosgoro Mojokerto

Ambar Asnaningsih, S.Kep.,Ns.,M.M.KesKATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa karena atas berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah dengan judul "ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN GANGGUAN ULKUS DI RSUD RA. BASOENI GEDEG MOJOKERTO".Dalam penyusunan proposal karya tulis ilmiah ini, penulis dapat banyak bimbingan dan arahan dari berbagai pihak yang bermanfaat bagi penulis. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga :1. Ambar Asnaningsi, S,Kep.,NS.,M.MKes, selaku direktur AkademiKeperawatan Kosgoro Kota Mojokerto yang telah memberikankesempatan dan fasihtas kepada kami untuk menyelesaikan karya tulisilmiah ini.

2. Sumarniningsih, S.ST.,MKes, selaku Pembantu direktur 1 Akademikeperawatan kosgoro Kota Mojokerto yang telah memberikan kesempatar.dan dorongan kepada kami untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

3. Novie Dinar K, S.Kep.,NS, selaku pembimbing yang penuh sabarmemberikan bimbingan dan arahan sampai terselesainya karya tulis ilmiahini

4. Responden Di RSUD RA. Basoeni yang telah memberikan kesempatanuntuk peneliti menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

5. Rekan - rekan saya Mahasiswa Keperawatan Kosgoro .

Penyusun menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini jauh dari sempurna oleh karena itu penyusun membuka hati untuk menerima kritik dan saran bersifat membangun dari segenap pembaca sehingga karya tulis ilmiah ini dapat digunakan dengan baik dalam melakukan penelitian. Sehingga harapan penyusun karya tulis ilmiah ini dapat memberikan dan menambah pengetahuan terutama bagi penyusun serta bermanfaat bagi dunia ilmu keperawatan.

Mojokerto, 10 Maret 2015

PenulisDAFTAR ISISAMPUL DALAM

iHALAMAN PERNYATAAN

iiHALAMAN PERSETUJUAN

iiiHALAMAN PENGESAHAN

ivKATA PENGANTAR

vDAFTAR ISI

viBAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1

1.2 Batasan Masalah

2

1.3 Rumusan Masalah

3

1.4 TujuanUmum

3

1.4.1 TujuanUmum

3

1.4.2 Tujuan Khusus

3

1.5 Manfaat Penelitian

3

1.5.1 Manfaat Teoritis

3

1.5.2 Manfaat Praktis

4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1Pengertian

5

2.1.1 Pengertian Diabetes Melitus

5

2.1.2 Etiologi

5

2.1.3 Patofisiologi

6

2.1.4 Manifestasi Klinis

9

2.1.5 Pemeriksaan Diagnostik

10

2.1.6 Penatalaksanaan

11

2.1.7 Komplikasi

12

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus.

13

2.3Diagnosa Keperawatan

14

2.4Intervensi

14

2.5Implementasi

15

2.6Evaluasi

16

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1Rancangan Penelitian

17

3.2Lokasi Dan Waktu Penelitian

17

3.2.1 Lokasi Penelitian

17

3.2.2 Waktu Penelitian

17

3.3Subyek Penelitian

17

3.4Pengumpulan Data

18

3.4.1 Wawancara

18

3.4.2 Observasi dan Pemeriksaan Fisik

18

3.4.3 Studi Dokumentasi

18

3.5Uji Keabsahan Data

19

3.6Analisa Data

19

3.7 Etika Penelitian

20

3.7.1 Informed Consent

20

3.7.2 Anonimity

21

3.7.3 Confidentiality

21DAFTAR PUSTAKA ..

22BAB IPENDAHULUAN

1.1Latar BelakangUlkus diabetik merapakan komplikasi kronik dari diabetes melitus sebagai sebab utama morbiditas, mortalitas serta kecacatan penderita diabetes. Kadar yang tinggi memainkan peranan penting untuk terjadinya ulkus diabetik melalui pembentukan plak atherosclerosis pada dinding pembuluh darah. Ullcus merupakan penyakit yang masih banyak terjadi pada setiap orang dan bahkan menjadi salah satu penyakit penyebab kecacatan mapun kematian. Hal ini mengingat ulkus diabetes yang sudah sampai taraf akut jika tidak segera di tangani dengan benar maka akan menyebabkan kematian, periu di ingat bahwa ketika terjadi ulkus diabetes akut, maka keseluruhan jaringan yang terluka tersebut sudah mati akibat terjadinya infeksi.WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang Diabetes Melitus di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Sedangkan Badan federasi Diabetes Internasional (IDF) pada tahun 2009 memperkirakan kenaikan jumlah penyandang diabetes melitus dari 7,0 juta tahun 2009 menjadi 12,0 juta pada tahun 2030. Data yang di kumpulkan Unit Kerja Koordinasi (UKK) Endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sejak mei 2009 hingga Februari 2011. Data di ruang perawatan RS Ciptomangunkusumo tahun 2007 menunjukkan, dari 111 pasien Diabetes yang di rawat dengan masalah kaki diabetik, angka amputasi mencapai 35%. Jumlah angka kematian akibat

amputasi tersebut 15%, angka kematian atau mortalitas pasca mayor amputasi dari 1000 pasien diabetes setiap tahun mencapai 113,4%.Angka kecacatan bagi penderita Diabetes Melitus dengan ulkus di RSUD RA Basuni pada tahun 2011 2,4% lebih besar di bandingkan tahun 2010 mencapai 1,2% Diabetes Melitus dengan ulkus ini merupakan komplikasi yang serius dan dapat membawa kematian sering turut menyebabkan peningkatan rawat inap bagi para penderita Diabetes Melitus maka selama klien dirawat di rumah sakit, peran perawat sangat penting, tidak hanya terhadap keadaan fisik klien, tetapi juga psikologis klien dan memberi motivasi dan edukasi kepada klien tentang pentingnya kepatuhan klien terhadap diet yang dianjurkan.Penyebab munculnya ulkus diabetes ini, perlu diketahui bahwa kadar gula darah yang meningkat merupakan penyebab utama. Namun perlu di ingat juga bahwa penyebab meningkatnya kadar gula darah pada penderita diabetes ini adalah akibat dari gangguan produksi insulin sehingga insulin tidak dapat bekerja secara optimal dalam hal menstabiikan kadar gula darah penderita. Akibat meningkatnya kadar gula dalam darah dan fungsi insulin yang gagal maka tubuh justru gagal mendapatkan energi dan juga cadangan makanan, ketika orang mengalami sedikit luka kemudian terjadi kematian jaringan sehingga bakteri yang tumbuh subur di sekitar luka akan menjadi gangren, kerusakan integritas kulit.Guna mengurangi faktor resiko diabetes tersebut, Pemerintah telah mengeluarkan aturan tentang kandungan gula pada makanan ringan di Indonesia yang di muat dalam mentri kesehatan (permenkes) no.208/1985 tentang pemanis buatan dan permenkes no 722/1988 tentang bahan tambahan namun permenkes tersebut juga masih haras ditinjau ulang dan di revisi, dan hanya empat jenis pernanis buatan aspartame, sakarin, siklamat, dan sarbitol yang di atur dalam produk pangan yang temyata sudah diperuntukan bagi peiaku diet rendah kalori dan penderita Diabetes Melitus (Izn pdpersi.co.id).Berdasarkan hal di atas penulis tertarik untuk mengambil judul Asuhan Keperawatan pada pasien diabetes melitus dengan gangguan ulkus.1.2Batasan MasalahAsuhan Keperawatan pada pasien diabetes melitus dengan gangguan ulkus di RS. RA. Basoeni"

1.3Rumusan MasalahBagaimanakah Asuhan Keperawatan pada pasien diabetes melitus dengan gangguan ulkus Di RS. RA. Basoeni ?

1.4Tujuan Penelitian1.4.1Tujuan UmumUntuk mendapatkan gambaran dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan ulkus.1.4.2Tujuan KhususDiharapkan mahasiswa mampu memberikan gambaran asuhan keperawatan meiiputi:1. Pengkajian pada klien Diabetes Melitus dengan gangguan ulkus

2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien Diabetes Melitusdengan gangguan ulkus

3. Membuat rencana keperawatan pada klien Diabetes Melitus dengangangguan ulkus

4. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien DiabetesMelitus dengan gangguan ulkus

5. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada klien DiabetesMelitus dengan gangguan ulkus

1.5 Manfaat Penelitian1.5.1

Manfaat Teoritis1.Bagi PenelitiPeneliti dapat memperkenalkan dan membuktikan eksistensi atau keberadaan profesi keperawatan.2.Bagi InstitusiSebagai masukan dan referensi kepada institusi pendidikan tentang gambaran pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap profesi keperawatan.

1.5.2Manfaat Praktis1.Bagi PenelitiDengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat meningkat pemahaman serta pengetahuan tentang Diabetes Melitus dan dapat memberi informasi bagi peneliti berikutnya sebagai dasar untuk di lakukannya penelitian selanjutnya.2.Bagi Institusi PendidikanDapat digunakan sebagai bahan masukan dalam pencegahan terjadinya ulkus pada Diabetes Melitus. BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian2.1.1 Pengertian Diabetes MelitusDiabetes berasal dari bahasa yunani yang berarti "mengalirkan atau mengalihkan" (siphon). Melitus berasal dari bahasa latin yang bermakna manis atau madu. Penyakit diabetes melitus dapat di artikan individu yang mengalirkan volume urine yang banyak dengan kadar glukosa tinggi. Dan merupakan penyakit hiperglikemia yang di tandai dengan ketidakadaan absolute insulin (Corwin 2009).Diabetes Melitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf,dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran balasis dalam pemeriksaan dengan mikroskop electron (Mar.sjoer dkk, 2007).Ulkus diabetik merupakan komplikasi kronik dari diabetes melitus sebagai sebab utama morbiditas, mortalitas serta kecacatan penderita diabetes. Kadar yang tingi memamkan peranan penting untuk terjadinya ulkus diabetik melalui pembentukan plak atherosclerosis pada dinding pembuluh darah (Zaidah 2006).Ulkus adalah kematian jaringan yang luas dan disertai invasi kuman saprofit tersebut menyebabkan ulkus berbau, ulkus diabetikum juga merupakar salah satu gejala klinik dan perjalanan penyakit diabetes melitus dengan neuropati perifer (andyagreeni,2010).

2.1.2.Etiologi1.Diebetes Melitus tipe IDiabetes yang tergantung insulin di tandai dengan penghancuran sel-selBeta pankreas yang disebabkan oleh :a. Faktor genetik penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri, tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya diabetes tipe Ib. Faktor Imunologi (autoimun)c. Faktor lingkungan virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang menimbulkan estruksi sel beta2.Diabetes Melitus tipe IIDisebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin. Faktor resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe II : usia, obesitas, riwayat dan keluarga (Andra Saferi wijawa2013) 2.1.3 PatofisiologiSebagian besar gambaran patologik dari Diabetes Melitus dapat dihubungkan dengan salah satu efek utama akibat kurangnya insulin berikut. berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel sel tubuh yang mengakibatkan naiknya konsentrasi glukosa darah setinggi 300-1200 mg/dl. Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah penyinpanan lemak yang menyebabkan terjadinya metabolisme lemali yang abnormal disertai dengan endapan kolesterol pada dinding pembuluh daral: dan akibat dari berkurangnya protein dalam jaringan tubuh.Pasien-pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang normal atau toleransi sesudah makan. Pada hiperglikemia yang parah yang melebihi ambang ginjal normal (konsentrasi glukosa darah sebesar 160-180 mg/100 ml), akan timbul glikosuria karena tubulus-tubulus renalis tidak dapat menyerap kembali semua glukosa. Glukosuria ini akan mengakibatkan diuresis osmotik yang menyebabkan poliuri disertai kehilangan sodium, klorida, potasium, dan pospat. Adanya poliuri menyebabkan dehidrasi dan timbul polidipsi. Akibat glukosa yang keluar bersama urine maka pasien akan mengalami keseirnbangan protein negativ dan berat badan menurun serta cenderung terjadi polifagi. Akibat yang lain adalah astenia atau kekurangan energi sehingga pasien menjadi cepat lelah dan mengantuk yang disebabkan oleh berkurangnya atau hilangnya protein tubuh dan juga berkurangnya penggunaan karbohidrat untuk energi. Hiperglikemia yang lama akan menyebabkan arterosklerosis, penebalan membran balasis dan perubabar pada saraf perifer. Ini akan memudahkan terjadinya gangren pasien-pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat mempertahankan kadar glukosa yang normal, atau toleransi glukosa sesudah makan karbohidrat, jika hiperglikemianya parah dan melebihi ambang ginjal, maka timbul glukosoria. Glukosoria ini akar mengakibatkan diuresis osmotik yang meningkatkan pengeluaran kemih (poliuria harus terstimulasi, akibatnya pasien akan minum dalam jumlah banyak karem glukosa hilang bersama kemih, maka pasien mengalami keseirnbangan kalor negatif dan berat badan berkurang. Rasa lapar yang semakin besar (polifagia) timbul akibat sebagai kehingan kalori (Price,2006).Pathway

2.1.4.

Manifestasi KlinisAdanya penyakit diabetes ini pada awalnya sering kali tidak dirasakan dan tidak disadari oleh penderita, beberapa keluhan dan gejala yang perlu mendapat perhatian adalah:1. Keluhan Klasika.Banyak kencing (poliuria)Karena sifatnya, glukosa darah yang tinggi akan menyebabkan banyak kencing. Kencing yang sering dan dalam jumlah banyak akan sangat mengganggu penderita, terutama pada malam hari.b.Banyak Minum (polidipsi)Rasa haus amat sering di alami penderita karena banyaknya cairan yang keluar melalu kencing. Keadaan ini justru sering di salah tafsirkan. Dikiranya rasa haus akibat udara yang panas atau beban kerja yang berat. Untuk menghilangkan rasa haus itu penderita mengalami banyak minum.c.Banyak Makan (polifagia)Rasa lapar yang semakin besar sering timbul pada penderita diabetes melitus karena pasien mengalami keseimbangan kalori negatif, sehingga timbul rasa lapar timbui yang sangat besar. Untuk menghilangkan rasa lapar itu penderita banyak makan.d.Penurunan Berat Badan dan Rasa lemahPenurunan berat badan yang berlangsung dalam relatif singkat harus menimbulkan kecurigaan. Rasa lemah yang hebat yang menyebabkan penurunan prestasi dan lapangan olahraga juga mencolok. Hal ini disebabkan glukosa dalam darah tidak dapat masuk kedalam sel, sehingga sel kekurangan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga. Untuk kelangsungan hidup, sumber tenaga terpaksa diambil dari cadangan lain yaitu sel lemak dan otot. Akibatnya penderita kehilangan jaringan lemak dan otot sehingga menjadi kurus.

2. Keluhan laina.Gangguan saraf tepi / kesemutanPenderita mengeluh rasa sakit atau kesemutan terutama pada kaki pada waktu malam hari, sehingga mengganggu tidur.b.Gangguan PenglihatanPada awal fase diabetes sering di jumpai gangguan penglihatan yang mendorong penderita untuk mengganti kaca matanya berulang kali agar tetap dapat melihat dengan baik.c.Gatal/BisulKelainan kulit berupa gatal, biasanya terjadi di daerah kemaluan dan daerah lipatan kulit seperti ketiak dan dibawah payudara. Sering pula dikeluhkan timbulnya bisul dan luka yang lama sembuhnya. Luka ini dapat timbul karena akibat hal yang sepele seperti luka lecet karena sepatu atau tertusuk peniti.d.Gangguan ereksiGangguan ereksi ini menjadi maslah, tersembunyi karena sering tidak secara terus terang dikemukaan penderitanya. Hal ini terkait dengan budaya masyarakat yang masih merasa tabuh membicarakan masalah seks, apalagi menyangkut kemampuan atau kejantanan seseorang.

e. KeputihanPada wanita, keputihan dan gatak merupakan keluhan yang sering ditemukan dan kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala (Yessi Mariza 2013).

2.1.5Pemeriksaan Diagnostik1. Kadar Glukosaa. Gula darah sewaktu / random >200mg/dlb. Gula darah puasa/nauchter>140mg/dlc. Gula darah 2 jam pp (post prandial)2. Aseton plasma ( hasil (+) mencolok )

3. As lemak bebas (peningkatan lipid dan kolesterol)

4. Osmolaritas serum (> 330 osm/I)

5. Urinalisis (proteinuria, ketonuria, glukosuria) (Andra Saferi Wijawa 2012 )

2.1.6

PenatalaksanaanTujuan:1. Jangka panjang: mencegah komplikasi

2. Jangka pendek : menghilangkan keluhan / gejala diabetes melitusPenatalaksanaan diabetes melitus:1. DietPerhimpunan diabetes Amerika dan persatuan dietik Amerika merekomendasikan:a.Karbohidrat 60-70%b.Protein 12-20%c.Lemak 20-30%2. Obat Hiperglikemik Oral (OHO)a.Sulfonilurea: Obat golongan sulfonilurea bekerja dengan cara;1) Manstimulasi pelepasan insulin yang tersimpan

2) Menurunkan ambang sekresi insulin

3) Meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat rangsanganglukosa

b.Biguanid : menurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampai dibawah normalc.Inhibitor glukosidase : meaghambat kerja enzim glukosidase didalam saluran cerna ; sehingga menurunkan menyerapan glukosadan menurunkan hiperglikemia pasca prandiald.Insulin sensiting agent : Thoazahdine diones meningkatkan sensivitas insulin, sehingga bisa mengatasi masalah resistensi insulin tanpa tanpa menyebabkan hipoglikemia, tetapi obat inibelum beredar di Indonesiae.InsulinIndikasi gangguan:1) Diabetes Melitus dengan berat badan menurun secara cepat

2) Ketoasidosis laktat dengan koma hiperosmolar

3) Diabetes melitus yang mengalami setres berat (infeksisistemik)

4) Diabetes melitus dengan kehamilan atau Diabetes Melitusgastqasional yang tidak terkendali dalam pola makan

5) Diabetes Melitus tidak berhasil dikelola dengan obathipoglikemik oral dengan dosis maksimal (kontradiksi denganobat tersebut) insulin oral / suntikan dimulai dari dosis rendah,lalu di naikkan perlahan, sedit demi sedikit sesuai dengan hasilpemeriksaan gula darah pasien

3. LatihanLatihan dengan cara melawan tahanan dapat menambah laju metabolisme istirahat, dapat menurunkan berat badan, stres dan menyegarkan tubuh. Latihan menghindari kemungkinan trauma pada ekstremitas bawah, dan hindari latihan dalam udara yang sangat panas/dingin, serta pada saat pengendalian metabolik buruk. Gunakan alas kaki yang tepat dan periksa kaki setap hari sesudah melakukan latihan4. PemantuanPemantauan kadar glukosa darah secara mandiri5. Terapi (jika diperlukan)

6. Pendidikan

(Yessie Marisan 2013)2.1.7 Komplikasi1. Komplikasi metabolika.Ketoasidosis diabetikb.HHNK (Hiperglikemik Hiperosmolar Non Ketotik)2. Komplikasia.Mikrovaskuler kronis (penyakit ginjal dan mata) dan neuropatib.Makrovaskuler (stroke, penyakit vaskular perifer)

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus1. Pengkajiana.Identitas klienb.Riwayat Kesehatan Sekarang1) Adanya gatal pada kulit disertai luka yang tidak sembuh - sembuh

2) Kesemutan

3) Menurunya berat badan

4) Meningkatnya napsu makan

5) Sering haus

6) Banyak kencing

7) Menurunnya ketajaman penglihatan

c.Riwayat kesehatan dahulu : riwayat penyakit pankreas, hipertensi, ISK berulangd.Riwayat kesehatan keluarga : riwayat keluarga dengan Diabetes Melituse.Pemeriksaan fisik : had to toef.Pemeriksaan penunjang1) Kadar glukosaa) Gula darah sewaktu / random > 200 mg/dl

b) Gula darah puasa / nuehter > 140 mg/dl

c) Gula darah 2 jam pp ( post prandial ) > 200 mg/dl2) Aseton plasma -> hasil (+) mencolok

3) As lemak bebas -> peningkatan lipid dan kolesteroi

4) Osmolaritas serum ( >330 osm/1)

5) Urinalisis -> proteinuria, ketonuria, glukosuria

2.3 Diagnosa Keperawatan1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungandengan ketidakmampuan mengabsorbsi makanan

2. Defisit volume cairan berhubungan dengan diuretik osmotik

3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan kondisimetabolik

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

5. Resiko infeksi berhubungan dengan perlukaan jaringan

2.4 Intervensi

No Diagnosa KeperawatanTujuan dan kriteria hasil Intervensi

1Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

NOC:a.Nutrition status:food andfluid intakeb.Nutritional status: nutrientKriteria Hasil:a.Adanya peningkatan berat badan sesui dengan tujuanb.Berat badan sesui dengan tinggi badanc.Mampu mengidentifikasikebutuhan nutrisid.Tidak ada tanda- tanda mal nutrisie.Menunjukkan peningkatan fungsif.Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

NIC:Nutrition Management:a.Kaji adanya alergi makananb.Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makananharianc.Berikan makanan yangterpilih oleh ahli gizid.Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalorie.Kolaborasi dengan tirn giziNutrition Monitoring:a.Berat badan pasien dalam batas normalb.Monitoring adanyapenurunan berat badanc.Monitoring jumlah aktifitas yang biasa dilakukan

2Devisit volume cairan

NOC:a.Fluid balanceb.Hydrationc.Nutritional status:Food and fluid intakeKriteria Hasil:a.Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan berat badanb.Tekanan darah, nadi suhu tubuh dalam batas normalc.Tidak ada tanda- tanda dehidrasi, tidak ada rasa haus yang berlebihan

NICFluid Management:a.Pertahankan catatan intake dan output yang akuratb.Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harianc.Monitor status nutrisiHipovolemia Management:a.Monitor status cairanb.Monitor tingkat Hb danhematokritc.Monitor berat badan

2.5Implementasi

1.Mempertahankan kebutuhan nutrisi yang optimuma.Timbang berat badan setiap minguu sekalib.Identifikasi perubahan pola makananc.Anjurkan pasien mematuhi diet yang sudah di berikand.Kerjasama dengan tim lain untuk pemberian insulin dan dietdiabetik2.Tercapainya proses penyembuhan lukaa.Berkurangnya oedem sekitar lukab.Push dan jaringan berkurangc.Adanyajaringangranulasid.Bau busuk luka berkurang3.Mencapai tingkat kemampuan akitivitas yang optimala.Pergerakan pasien bertambah luasb.Pasien dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuanc.Pasien dapat memenuhi kebutuhan sendiri sesuai kemampuan4. Tidak terjadi penyebaran infeksia.Tanda - tanda infeksi tidak adab.Tanda - tanda vital dalam batas normalc.Keadaan luka baik dan kadar gula darah normal2.6 EvaluasiEvaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan. Kegiatan evaluasi ini adalah membandingkan hasil yang telah dicapai setelah implementasi keperawatan dengan tujuan yang diharapkan dalam perencanaan.Perawat mempunyai tiga altematif dalam menentukan sejauh mana tujuan tercapai:1. Berhasil : prilaku pasien sesuai pernyatan tujuan dalam waktu atautanggal yang ditetapkan di tujuan.

2. Tercapai sebagian : pasien menunujukan prilaku tetapi tidak sebaikyang ditentukan dalam pernyataan tujuan.

3. Belum tercapai. : pasien tidak mampu sama sekali menunjukkanprilaku yang diharapakan sesuai dengan pernyataan tujuan.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1Rancangan PenelitianRancangan penelitian digunakan dalam penelitian ini adalah study kasus. Penelitian study kasus merupakan study yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi. Penelitian study kasus dibatasi oleh waktu dan tempat serta kasus yang di pelajari berapa peristiwa, aktivitas atau individu.Data penelitian di ambil dengan menggunakan metode time series yaitu dilaksanakan penelitian selama tiga hari berturut turut pada masing-masing klien Diabetes Melitus dengan gangguan ulkus.3.2Lokasi dan Waktu Penelitian3.2.1Lokasi PenelitianPenelitian akan dilakukan di wilayah kerja Rumah Sakit RA. BASOENI GEDEG MOJOKERTO pada bulan februari dan maret 2015.3.2.2Waktu PenelitianAdapun pelaksanaan study kasus akan dilakukann mulai dari penyusunan pengambilan data sampai dengan pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian mulai tanggal..3.3Subjek PenelitianSubjek penetilian pada study kasus ini akan di laksanakan tanggal maret 2015 Responden I dan responden II dengan diagnosa Diabetes Melitus dengan gangguan ulkus.

3.4Pengumpulan Data3.4.1WawancaraWawancara adalah suatu pola komvmikasi penuntun untuk tujuan khusus dan berfokus pada bidang khusus (Potter,2006)Dalam pelaksanaan penulis mengaplikasikan pada responden I dan responden II dengan Diabetes Melitus ulkus di RSUD RA Basoeni Gedeg Mojokerto berupa tanya jawab pada klien, keluarga klien, perawat dan tenaga kesehatan lain yang ikut merawat dan mengobati pasien.3.4.2Observasi dan Pemeriksaan fisik1.Observasi adalah mengadakan pengawasan terhadap perkembanganklien dengan ikut serta melaksanakan Asuhan Keperawatan. (Patricia2006).Dalam Pelaksanaan penulis mengaplikasikan pada responden I dan responden II dengan Diabetes melitus ulkus di ruang perawatan penyakit dalam di RSUD RA Basoeni Gedeg Mojokerto berupa pengamatan dan perawatan langsung kepada klien dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.2.Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisik adalah ketrampilan dasar yang digunakan, antara lain: inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi yang memungkinkan perawat untuk mengumpulkan data fisik klien yang luas (Dempsey, Patricia Ann 2006).Dalam pelaksanaan penulis mengaplikasikan pada responden I dan responden II dengan diabetes melitus dengan ulkus di ruang perawatan penyakit dalam RSUD RA Basoeni Gedeg Mojokerto berupa pemeriksaan fisik klien secara langsung.

3.4.3Study DokumentasiStudy Dokumentasi adalah mempelajari, buku, laporan, catatan medik dan hasil pemeriksaan penunjang lainnya. Dalam pelaksanaan penulis mengaplikasikan pada responden I dan responden II dengan Diabetes Melitus ulkus diruang penyakit dalam RSUD RA Basoeni Gedeg Mojokerto berupa mempelajari catatan medik dan catatan keperawatan serta hasil pemeriksaan penunjang.

3.5 Uji Keabsahan DataUji keabsahan data dilakukan untuk menguji kebenaran data yang dilakukan dengan menggunakan triagulasi dari tiga sumber data utama yaitu pasien, perawat, dan keluarga pasien yang berkaitan dengan masalah keperawatan.Keabsahan data dapat di terima dengan adanya kesesuaian antara subyek dan obyek yang diperoleh dari hasil wawancara pengarnatan dan pengukuran langsung kepada responden dan keluarga serta dapat diperoleh dari hasil study dokumentasi berupa rekam medik.3.6 Analisa DataTeknik analisa yang digunakan dengan cara menarasikan jawaban-jawahan dari penilaian yang diperoleh dari hasil interprestasi wawancara mendalam, observasi dan study dokumentasi pada kedua responden penelitian.Teknis analisis dilakukan dengan membandingkan data pada kedua responden dengan teori keperawatan untuk menjadi dasar dalam memberikan rekomendasi dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang komprehensif.Adapun langkah analisa data adalah sebagai berikut :1. Pengumpulan data dari hasil wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan,kemudian di kelompokkan sesuai isi data.

2. Mereduksi data dengan membuat koding dan katagori yaitu penelitiakan memilih data yang diperlukan dan menyalin data dari catatanlapangan ke dalam label analisa data. Tahap ini diawali denganpeneliti menetapkan koding alau lema alau lopik yang akan dianalisa.Data yang terkumpul kemudian dipilih dan dikalagorikan ke dalamsetiap koding alau lema atau topik yang lelah dibual. Selanjulnyapeneliti akan membandingkan yang diuapalkan dan menganalisiskesenjangan yang muncul berdasarkan leori.

3. Penyajian dala pada penelitian akan dilakukan dengan label dan teksnaratif untuk mengemukakan hasil dan membantu pembaca lebihmudah memahami hasil sludy kasus ini.4. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan menyusun rangkaian hasilanalisa dala sesuai dengan tujuan khusus yaitu:

a.Hasil analisa pengkajian keperawatan pada pasien Diabetes Melitusdengan gangguan ulkus di RSUD RA Basoeni GEDEG Mpjokertob.Hasil analisa diagnosa keperawatan pada pasien Diabetes Melitusdengan gangguan ulkus di RSUD RA Basoeni GEDEG Mojokertoc.Hasil analisa intervensi pada pasien pada pasien Diabetes Melitusdengan gangguan ulkus di RSUD RA Basoeni GEDEG Mojokertod.Hasil analisa implementasi keperawatan pada pasien pada pasienDiabetes Melitus dengan gangguan ulkus di RSUD RA BasoeniGEDEG Mojokertoe.Hasil analisa evaluasi keperawatan pada pasien pada pasienDiabetes Melitus dengan gangguan ulkus di RSUD RA BasoeniGEDEG Mojokerto

3.7Etika PenelitianPada penelitian ini, peneliti harus mengajukan izin pada institusi Akademi Keperawatan Kosgoro izin ke RS. RA. BASOENI Kecamatan GEDEG, Kabupaten Mojokerto. Dan sebelum dilakukan penelitian, responden terlebih dahulu diberikan lembar kuesioner. 3.7.1Informed Consent (Lembar Persetujuan Menjadi Responden)Merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan responden. Hal ini mempunyai tujuan supaya subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian, dan mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Dan apabila responden menolak untuk diteliti, maka tidak akan memaksa dan akan tetap menghormati hak-haknya.3.7.2Anonimily (Tanpa Nama)Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti tidak akan mencantumkan nama subjek pada lembar pengumpulan data yang di isi oleh responden. Lembar tersebut hanya berisi nomer kode tertentu.3.7.3Confidentiality (Kerahasiaan)Untuk menjamin kerahasiaan dari hasil penelitian baik informasi maupun masalah-masalah lainnya, semua informasi yang telah dikumpulkan akan di jamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Hasil

A. Pengkajian1) Identitas Klien dan Hasil AnamnesisIDENTITAS KLIENKasus 1Kasus 2

Nama

Umur

Agama

Pendidikan

Pekerjaan

Status

Alamat

No. Register

Tgl MRS

Tgl Pengkajian

Dx MedisNy. P

45 Tahun

Islam

SD

Petani

Kawin

Gedeg, mojokerto

1755545

24 April 2015 jam 08.30WIB

27 April 2015jam 07.30 WIB

Diabetes MelitusNy. N

47 Tahun

Islam

SD

Petani

Kawin

Losari, mojokerto

1755689

07 April 2015 Jam : 12.05 WIB

07 April 2015 Jam : 12.15 WIB

Diabetes Melitus

Keluhan Utama

Riwayat penyakit sekarang

Riwayat Penyakit dahulu

Riwayat penyakit keluargaPasien mengeluh ada luka di kaki kiri yang tak kunjung sembuh

Klien dibawa ke rumah sakit pada jam 08.30 WIB dengan keluhan ada luka di kaki kiri yang tak kunjung sembuh, susah tidur, cemas

Pasien mengatakan belum pernah mengalami penyakit ini sebelumnya

Pasien mengatakan keluarga ada yang mempunyai Diabetes Melitus Pasien mengatakan luka di kaki kiri keluar cairan

Klien mengatakan 1 minggu sebelum masuk rumah sakit keluhan luka pada tumit kaki klien semakin bertambah, luka makin membengkak, akhirnya di bawa ke rumah sakit jam 12.05 WIB

Pasien mengatakan punya riwayat diabetes mellitus

Pasien mengatakan keluarga tidak ada yang mempunyai Diabetes melitus

2) Hasil Observasi Pemeriksaan FisikObservasiKasus 1Kasus 2

S :

N :

TD :

P :

GCS :

Tingkat Kesadaran :37,90C

84 x/menit

120/90 Mmhg

22x/menit

4,5,6

Composmentris37,20C

86 x/menit

110/90 Mmhg

22 x/menit

4,5,6

Composmentis

Pemeriksaan fisik ( 6 B )

B1. Breathing

B2. Bleeding

B3. Brain

B4. Bladder

B5. Bowel dan Reproduksi

B6. Bone Muskoloskeletal

Klien tidak mengalami sesak, pernapasan dalam, pernapasan 22 x/menit

Tidak ada perdarahan, konjungtiva anemis,

Tidak ada gangguan kesadaran, GCS 4,5,6

Klien merasa mual, tidak ada nafsu makan, porsi makan habis

Tidak ada keluahan

Tidak ada fraktur, Klien tidak mengalami sesak, pernapasan dalam, pernapasan 26 x/menit

Tidak ada perdarahan, konjungtiva anemis,

Tidak ada gangguan kesadaran, GCS 4,5,6Nafsu makan cukup porsi sedikit tapi sering

Tidak ada keluhan

Tidak ada fraktur

Data Psiko sosial spiritualPola komunikasi klien : verbal, lancar, jelas.

Orang yang paling dekat dengan klien : suamiDampak dirawat di rumah sakit : klien tidak menjalankan aktivitas seperti biasa.

Hubungan interaksi dengan orang lain : baik dan tidak ada masalah.

Keluarga yang bisa dihubungi bila diperlukan : suami dan anak.

Ketaatan beribadah : S.Mrs : sholat 5 waktu, Mrs : pasien hanya bisa berdoa

Keyakinan terhadap sehat / sakit : bahwa sehat dan sakit datang dari Allah dan segala macam penyakit akan ada obatnya.

Keyakinan terhadap sembuh : klien yakin akan sembuh.

Pola komunikasi klien : verbal, lancar, jelas.

Orang yang paling dekat dengan klien : suami

Dampak dirawat di rumah sakit : klien tidak menjalankan aktivitas seperti biasa.

Hubungan interaksi dengan orang lain : baik dan tidak ada masalah.

Keluarga yang bisa dihubungi bila diperlukan : suami dan anak.

Ketaatan beribadah : S.Mrs : sholat 5 waktu, Mrs : pasien hanya bisa berdoaKeyakinan terhadap sehat / sakit : bahwa sehat dan sakit datang dari Allah dan segala macam penyakit akan ada obatnya.

Keyakinan terhadap sembuh : klien yakin akan sembuh.

3) Hasil Pemeriksaan diagnostikNo. Pemeriksaan Darah LengkapHasil Kasus 1Hasil Kasus 2Nilai NormalSatuan

1.Leukosit5.7609.1004.000 10.000/ui

2. Limfosit47620 40%

3.Monosit843 9%

4.Granulosit459050 70%

5.Hemoglobin14,014,112 -18gr / dl

6.Erytrosit4,864,134,0 5,5jt / ui

7.Hematokrit363837 43%

8.Trombosit120.000238.000150.000 400.000/ui

9.Positif 1/320Positif 1/320Negatif

10.Positif 1/320Positif 1/80Negatif

11.NegatifNegatifNegatif

12.NegatifPositif 1/320Negatif

13.GDA 163- >150mg / dl

ANALISIS MASALAH

Klien 1 Klien 2Nama : Ny. PNama : Ny. NNo. Reg : 1755545

No. Reg : 1755689Analisa DataPenyebabMasalah

Kasus 1

Data subyektif : Klien mengatakan ada luka pada kaki kiriData Obyektif :

k/u lemah

Bibir kering

Akral hangat TTV : TD : 120/90 mmhg

S : 37,90C

N : 84 x/menit

P : 22 x/menitData Subyektif :

klien mengatakan nasfu makan menurunData Obyektif :

k/u lemah

bibir kering

lidah kotor

TTV :

TD : 110/80 mmhg

S : 37,30C

N : 80 x/menit

P : 22 x/menit

Data subyektif :

Klien mengatakan luka di kaki kiri tambah lebarData Obyektif : k/u lemah bibir kering. Luka tampak bengkak dan merah TTV :

TD : 140/90 mmhg

S : 37,90C

N : 84 x/menit

P : 22 x/menit

Klien tidak merasa sakit

Nikrosis luka

Gangrene

Gangguan integritas kulitBerat badan menurun

Selera makan menurun

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhFungsi leukosit

kemampuan leukosit menurun

Invasi MO

Resiko Infeksi

Gangguan integritas kulitPerubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

Resiko inffeksi berhubungan dengan perlukaan jaringan

Kasus 2

Data subyektif : Klien mengatakan luka kaki kiri yang tak kunjung sembuhData Obyektif :

k/u lemah

Bibirkering

Akral hangat TTV : TD : 101/90 mmhg

S : 37,20C

N : 86x/menit

P : 22x/menit

Data Subyektif :

Klien mengatakan sering buang air kecil Data Obyektif :

k/u lemah

muntah 2x bibir kering

lidah kotor

TTV :

TD : 100/70 mmhg

S : 39,20C

N : 92x/menit

P : 26x/menit

Data Subyektif :

Klien mengatakan luka semakin membesar Data Obyektif : k/u lemah bibir kering. Luka tampak bengkak dan merah TTV :

TD : 140/90 mmhg

S : 37,90C

N : 84 x/menit

P : 22 x/menit

Klien tidak merasa sakit

Nekrosis luka

Gangrene

Gangguan integritas kulitHiperglikemia

Batas melebihi ambang ginjal

poliuri

kurang cairan elektrolitfungsi leukositkemampuan leukosit menurun

invasi MO

Resiko infeksiGangguan integritas kulitDefisit volume cairanResiko infeksi berhubungan dengan perlukaan jaringan

B. Diagnosis KeperawatanKlien 1 Klien 2

Nama : Ny. P Nama : Ny. NNo. Reg : 1755545No. Reg : 1755689Klien 1Klien 2

1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan kondisi metabolic

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi makanan3. Resiko infeksi berhubungan dengan perlukaan jaringan 1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan kondisi metabolic 2. Defisit volume cairan berhubungan dengan deuretik osmotic 3. Resiko infeksi berhubungan dengan perlukaan jaringan

C. Perencanaan Klien 1 Klien 2

Nama : Ny. P Nama : Ny. NNo. Reg : 1755545No. Reg : 1755689Dx Keperawatan KRITERIA HASILPERENCANAAN & RASIONAL

Kasus 1

Dx :

1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan kondisi metabolic

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi makanan3. Resiko infeksi berhubungan dengan perlukaan jaringan Berkurangnya oedema sekitar luka Pus daa jaringan berkurang Adanya jaringan granulasi Bau busuk luka berkurang Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan

Berat badan sesuai dengan tinggi badan

Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi

Tidak ada tanda-tanda mal nutrisi

Tanda-tanda infeksi tidak ada TTV dala,m batas normal Keadaan luka baik dan kadar gula darah normal1. Bina hubungan saling percaya dengan klien dengan keluarga.

R/ agar tercipta hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga.2. Kaji luas dan keadaan luka serta proses penyembuhan

R/ Pengkajian yang tepat terhadap luka akan membantu dalam menentukan tindakan selanjutnya

3. Rawat luka dengan baik dan benar

R/ rawat luka dengan tehnik aseptic

4. kolaborasi dengan Dokter untuk pemberian insulin R/ Insulin akan menurunkan kadar gula 1. Bina hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga.

R/ agar tercipta hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga2. Kaji adanya alergi makanan R/ Agar mengetahui alergi yang di derita pasien 3. Ajarkan pasien membuat catatan makanan harian R/ mengatur makanan yang akan di konsumsi

4. Berikan makanan yang terpilih oleh ahli giziR/ agar gizi tetap terpenuhi dan tidak menambah kadar gula dalam tubuh

5. Kolaborasi dengan ahli giziR/ Pemberian diet yang tepat1. Bina hubungan saling percaya dengan klien dan keluargaR/ agar tercipta hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga2. Anjurkan kepada pasien dan keluarga untuk selalu menjaga kebersihan diri R/ Kebersihan diri yang baik merupakan salah satu cara untuk mencegah infeksi kuman

3. Lakukan perawatan luka secara aseptic R/ Untuk mencegah kontaminasi luka dan penyebaran infeksi

4. Kolaborasi dengan Dokter untuk pemberian antibiotic dan insulin

R/ Antibiotik akan membunuh kuman, insulin akan menurunkan kadar gula darah

Kasus 2

Dx :

1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan kondisi metabolic

2. Defisit volume cairan berhubungan dengan deuretik osmotic 3. Resiko infeksi berhubungan dengan perlukaan jaringan

Itegritas kulit yang baik bisa dipertahankan

Tidak ada luka pada kulit

Perfusi jaringan baik

Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembapan kulit Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan berat badan

Tekanan darah, nadi, suhu, dalam batas normal

Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, tidak ada rasa haus yang berlebihan Tanda-tanda infeksi tidak ada TTV dalam batas normal Keadaan luka baik dan kadar gula darah normal1. Bina hubungan saling percaya dengan klien dengan keluarga.

R/ agar tercipta hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga.

2. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakian yang longgar

R/ agar kulit tidak terlalu lembab

3. Hindari kerutan pada tempat tidur

R/ menghindari banyak kuman yang ada pada tempat tidur

4. Monitoring kulit akan adanya kemerahan

R/ pencegaan infeksi5. Kolaborasi dengan tim medis lain dalam pemberian terapi.

R/ mempercepat proses penyembuhan1. Bina hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga.

R/ agar tercipta hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga.

2. Monitoring intake dan output makanan

R/ mempertahankan output sesuai dengan kebutuhan 3. Obs TTV

R/ mengetahui perkembangan pasien 4. Monitoring status cairan

R/ pemberian penanganan yang tepat 5. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diit

R/ agar klien mendapatkan diit yang tepat.1. Bina hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga.

R/ agar tercipta hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga.

2. Anjurkan kepada pasien dan keluarga untuk selalu menjaga kebersihan diri

R/ Kebersihan diri yang baik merupakan salah satu cara untuk mencegah infeksi kuman

3. Lakukan perawatan luka secara aseptic R/ Untuk mencegah kontaminasi luka dan penyebaran infeksi4. Anjurkan pada pasien agar menaati diet, latihan fisik, pengobatan yang ditetapkan R/ pengobatan yang tepat mempercepat penyembuhan sehingga memperkecil kemungkinan terjadi infeksi 5. Kolaborasi dengan Dokter untuk pemberian antibiotic dan insulin R/ Antibiotik akan membunuh kuman, insulin akan menurunkan kadar gula darah

D. Pelaksanaan Klien 1 Klien 2

Nama : Ny. PNama : Ny. NNo. Reg : 1755545No. Reg : 1755689PelaksanaanHari 1Hari 2Hari 3

Kasus 1Dx 1

Dx 2

Dx 3

27-04-2015

08.15 WIB1. Membina Hubungan saling percaya dengan pasien dan keluarga

2. Mengobservasi TTV :

TD : 120/90 mmhg

S : 37,90c

N : 84 x/menit

P : 22 x/menit

3. Merawat luka dengan tehnik aseptik4. memberikan terapi oral5. berkolaborasi dengan tim medis lain dalam pemberian terapi.

Infus : RL 2000 cc/24 jam Injeksi Ranitidin 25 ml - Cefotaxime 1gr/12jm

Insulin 10-10-11. Membina Hubungan saling percaya dengan pasien dan keluarga

2. Mengajarkan klien untuk membuat catatan makanan harian 3. Memberikan gizi yang tepat4. Mengkolaborasikan dengan ahli gizi dalam pemberian diet yang benar5. Berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibiotic dan insulin1. Membina Hubungan saling percaya dengan pasien dan keluarga

2. Menganjurkan klien untuk menjaga kebersihan3. Menganjurkan klien untuk menaati diet yang telah di berikan

4. Melakukan perawatan luka 5. Mengkolaborasikan pada tim medis dalam pemberian antibiotic 28-04-2015

08.30 IB1. Mengobservasi TTV :

TD : 110/80 mmhg

S : 37,30c

N : 80 x/menit

P : 22 x/menit

2. Merawat luka dengan tehnik aseptik3. memberikan terapi oral4. berkolaborasi dengan tim medis lain dalam pemberian terapi.

Infus : RL 2000 cc/24 jam Injeksi Ranitidin 25 ml - Cefotaxime 1gr/12jm

Insulin 10-10-11. Mengajarkan klien untuk membuat catatan makanan harian 2. Memberikan gizi yang tepat3. Mengkolaborasikan dengan ahli gizi dalam pemberian diet yang benar4. Berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibiotic dan insulin1. Menganjurkan klien untuk menjaga kebersihan2. Menganjurkan klien untuk menaati diet yang telah di berikan

3. Melakukan perawatan luka

4. Mengkolaborasikan pada tim medis dalam pemberian antibiotic29-04-2015

08.0 IB

1. Mengobservasi TTV :

TD : 120/80 mmhg

S : 37,60c

N : 86 x/menit

P : 22 x/menit

2. Merawat luka dengan tehnik aseptik3. memberikan terapi oral4. berkolaborasi dengan tim medis lain dalam pemberian terapi.

Infus : RL 2000 cc/24 jam Injeksi Ranitidin 25 ml - Cefotaxime 1gr/12jm

Insulin 10-10-11. Mengajarkan klien untuk membuat catatan makanan harian 2. Memberikan gizi yang tepat3. Mengkolaborasikan dengan ahli gizi dalam pemberian diet yang benar4. Berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibiotic dan insulin1. Menganjurkan klien untuk menjaga kebersihan2. Menganjurkan klien untuk menaati diet yang telah di berikan

3. Melakukan perawatan luka 4. Mengkolaborasikan pada tim medis dalam pemberian antibiotic

Kasus 2

Dx 1

Dx 2Dx 3

27-04-2015

08.15 WIB

1. Membina Hubungan saling percaya dengan pasien dan keluarga

2. Mengkaji adanya kulit kemerahan 3. Mengkaji adanya luka baru4. berkolaborasi dengan tim medis lain dalam pemberian terapi.

Infus : RL 2000 cc/24 jam Injeksi Ranitidine 25ml

Injeksi cefotaxime 1gr/24 jm1. Membina Hubungan saling percaya dengan pasien dan keluarga

2. Monitoring intake dan output makanan3. Mengobservasi TTV:

TD: 110/90mmhg

N:86x/m

S:37,2oCRR:22x/m4. Monitoring status cairan 5. Mengkolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian diit6. Mengkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibiotic

1. Membina Hubungan saling percaya dengan pasien dan keluarga

2. Menganjurkan klien untuk menjaga kebersihan 3. Menganjurkam klien untuk menaati diit 4. Melakukan perawatan luka5. Mengkolaborasikan dengan tim medis dalam pemberian antibiotic dan insulin28-04-2015

08.0 WIB

1. Mengkaji adanya kulit kemerahan 2. Mengkaji adanya luka baru3. berkolaborasi dengan tim medis lain dalam pemberian terapi.

Infus : RL 2000 cc/24 jam Injeksi Ranitidine 25ml

Injeksi cefotaxime 1gr/24 jm1. Monitoring intake dan output makanan2. Mengobservasi TTV:

TD: 120/90mmhg

N:84x/m

S:36,8oCRR:22x/m3. Monitoring status cairan 4. Mengkolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian diit5. Mengkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibiotic

1. Menganjurkan klien untuk menjaga kebersihan 2. Menganjurkam klien untuk menaati diit 3. Melakukan perawatan luka4. Mengkolaborasikan dengan tim medis dalam pemberian antibiotic dan insulin

29-04-2015

08.030 WIB

1. Mengkaji adanya kulit kemerahan 2. Mengkaji adanya luka baru3. berkolaborasi dengan tim medis lain dalam pemberian terapi.

Infus : RL 2000 cc/24 jam Injeksi Ranitidine 25ml

Injeksi cefotaxime 1gr/24 jm1. Monitoring intake dan output makanan2. Mengobservasi TTV:

TD: 110/80mmhg

N:88x/m

S:37oCRR:22x/m3. Monitoring status cairan 4. Mengkolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian diit5. Mengkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibiotic

1. Menganjurkan klien untuk menjaga kebersihan 2. Menganjurkam klien untuk menaati diit 3. Melakukan perawatan luka4. Mengkolaborasikan dengan tim medis dalam pemberian antibiotic dan insulin

E. EvaluasiKlien 1Klien 2

Nama : Ny. PNama : Ny. NNo. Reg : 1755545No. Reg : 1755689EvaluasiHari 1Hari 2Hari 3

Kasus 1

Dx 1, Dx 2 dan Dx 3

S : klien mengeluh luka di kaki kiri tak kunjung sembuh O : - k/u lemah Lidah kotor

Porsi makan habis

Klien makan disuapi suaminya TTV :

TD : 120/90 mmhg

S : 37,90c

N : 84 x/menit

P : 22 x/menit

A : masalah belum teratasi

P : intervensi ke tiga diagnosa di lanjutkan

S : klien mengeluh luka di kaki kiri tak kunjung sembuh O : - k/u lemah Lidah kotor

Porsi makan habis

Klien makan disuapi suaminya TTV :

TD : 110/80 mmhg

S : 37,30c

N : 80 x/menit

P : 22 x/menit

A : masalah belum teratasi

P : intervensi ke tiga diagnosa di lanjutkanS : klien mengeluh luka di kaki kiri tak kunjung sembuh O : - k/u lemah Lidah kotor

Porsi makan habis

Klien makan disuapi suaminya TTV :

TD : 120/80 mmhg

S : 37,60c

N : 86 x/menit

P : 22 x/menit

A : masalah belum teratasi

P : intervensi ke tiga diagnosa di lanjutkan

Kasus 2Dx1, Dx 2 dan Dx 3S : klien mengatakan luka di kaki kiri keluar cairanO : - k/u lemah Lidah kotor Porsi makan porsi TTV :

TD : 110/90 mmhg

S : 37,20c

N : 86 x/menit

P : 22 x/menit

A : masalah belum teratasi

P : intervensi ke tiga diagnosa di lanjutkanS : klien mengatakan luka di kaki kiri keluar cairanO : - k/u lemah Lidah kotor Porsi makan porsi TTV :

TD : 120/90 mmhg

S : 36,80c

N : 84 x/menit

P : 22 x/menit

A : masalah belum teratasi

P : intervensi ke tiga diagnosa di lanjutkanS : klien mengatakan luka di kaki kiri keluar cairanO : - k/u lemah Lidah kotor Porsi makan porsi TTV :

TD : 110/80 mmhg

S : 370c

N : 88 x/menit

P : 22 x/menit

A : masalah belum teratasi

P : intervensi ke tiga diagnosa di lanjutkan

4.2Pembahasan

Dalam pembahasan ini penulis akaan menguraikan tentang kesenjangan yang terjadi antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dalam asuhan keperawatan pada klien dengan Diagnosa Diabetes Melitus dengan Ulkus di RS RA Basoeni Gedeg Kota Mojokerto yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.4.2.1 Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan melalui kegiatan pengumpulan data atau perolehan data yang akurat dari pasien guna mengetahui berbagai permasalahan yang ada (Aziz Alimul, 2006). Pada tahap pengumpulan data, penulis sedikit mengalami kesulitan karena klien mengalami gangguan berbicara tetapi semua itu dapat teratasi karena keluarga klien sangat kooperatif dan terbuka sehingga penulis dapat melaksanakan asuhan keperawatan. Pada dasarnya pengkajian antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus terjadi banyak kesenjangan yaitu : A. Hasil pengkajian tijauan kasus

Pada tinjauan kasus didapatkan data saat pengkajian yaitu : Lemah, disebabkan oleh glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga sel kekurangan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga Banyak kencing karena sifatnya, glukosa darah yang tinggi Luka semakin membesar akibat terjadinya nikrosis lua tidak terasa B. Pengkajian berdasarkan tinjauan pustaka Pada tinjauan pustaka awalnya sering kali tidak dirasakan dan tidak disadari oleh penderita, beberapa keluhan dan gejala yang perlu mendapat perhatian adalah:a.Banyak kencing (poliuria)Karena sifatnya, glukosa darah yang tinggi akan menyebabkan banyak kencing. Kencing yang sering dan dalam jumlah banyak akan sangat mengganggu penderita, terutama pada malam hari.b.Banyak Minum (polidipsi)Rasa haus amat sering di alami penderita karena banyaknya cairan yang keluar melalu kencing. Keadaan ini justru sering di salah tafsirkan. Dikiranya rasa haus akibat udara yang panas atau beban kerja yang berat. Untuk menghilangkan rasa haus itu penderita mengalami banyak minum.c.Banyak Makan (polifagia)Rasa lapar yang semakin besar sering timbul pada penderita diabetes melitus karena pasien mengalami keseimbangan kalori negatif, sehingga timbul rasa lapar timbui yang sangat besar. Untuk menghilangkan rasa lapar itu penderita banyak makan.d.Penurunan Berat Badan dan Rasa lemahPenurunan berat badan yang berlangsung dalam relatif singkat harus menimbulkan kecurigaan. Rasa lemah yang hebat yang menyebabkan penurunan prestasi dan lapangan olahraga juga mencolok. Hal ini disebabkan glukosa dalam darah tidak dapat masuk kedalam sel, sehingga sel kekurangan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga. Untuk kelangsungan hidup, sumber tenaga terpaksa diambil dari cadangan lain yaitu sel lemak dan otot. Akibatnya penderita kehilangan jaringan lemak dan otot sehingga menjadi kurus. e.Gangguan saraf tepi / kesemutanPenderita mengeluh rasa sakit atau kesemutan terutama pada kaki pada waktu malam hari, sehingga mengganggu tidur (Yessi Mariza 2013).Menurut peneliti dalam melakukan pengkajian ini peneliti menemukan persamaan pengkajian antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus memiliki banyak kesenjangan tidak banyak memiliki perbedaan yaitu pada keluhan utamanya sama-sama mengalami rasa lemah, banyak kencing terutama pada saat malam hari. Analisa data pada tinjauan pustaka hanya menguraikan teori saja sedangkan pada kasus nyata disesuaikan dengan keluhan yang dialami klien, karena penulis menghadapi klien secara langsung, kesenjangan lainnya yaitu tentang diagnosa keperawatan.

4.2.2 Diagnosa Keperawatan

A. Diagnosa Menurut Tinjauan Kasus

1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan kondisi metabolik2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsirbsi makanan3. Defisit volume cairan berhubungan dengan deuretik osmotic 4. Resiko infeksi berhubungan dengan perlukaan jaringan B. Diagnosa Keperawatan Menurut Tinjauan Pustaka1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi makanan

2. Defisit volume cairan berhubungan dengan diuretik osmotik

3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan kondisimetabolik

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

5. Resiko infeksi berhubungan dengan perlukaan jaringanMenurut peneliti, Diagnosa antara tinjauan kasus dan diagnosa tinjauan teori tidak memiliki perbedaan. Yang membedakan ialah pada Klien 1 dan Klien 2. Pada klien 1 di temukan diagnosa keperawatan : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan kondisi metabolic, Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi makanan, Resiko infeksi berhubungan dengan perlukaan jaringan, Sedangkan pada klien 2 ditemukan diagnosa keperawatan : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan kondisi metabolic, deficit volume cairan berhubungan dengan deuretik osmotic, Resiko infeksi berhubungan dengan perlukaan jaringan.4.2.3 Perencanaan

Pada perumusan tujuan antara tinjauan kasus dan tinjauan pustaka. Dalam tujuan pada tinjauan kasus dicantumkan kriteria waktu karena pada kasus nyata keadaan klien secara langsung. Intervensi diagnosa keperawatan yang ditampilkan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus terdapat kesamaan namun masing-masing intervensi tetap mengacu pada sasaran, data, dan kriteria hasil yang ditetapkan.

Adapun perencanaan pada tinjauan kasus nyata di antaranya :A. Gangguan kebutuhan nutrisi

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi makanan setelah dilakukan tindakan selama 3 x 24 jam diharapkan klien menunjukkan peningkatan berat badan sesuai tinggi badan, mengidentifikasi kebutuhan nutrisi, tidak terjadi penurunan berat badan yang derastis. KH : adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tinggi badan, mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi, tidak terjadi penurunan berat badan.B. Defisit volume cairan Defisit volume cairan berhubungan dengan deuretik osmotic setelah dilakukan tindakan selama 3 x 24 jam diharapkan klien menunjukan pertahanan output sesuai dengan usia dan berat badan, tidak ada tanda-tanda dehidrasi.C. Resiko infeksi berhubungan dengan perlukaan jaringan Resiko infeksi berhubungan dengan perlukaan jaringan setelah dilakukan tindakan selama 3 x 24 jam diharapkan klien menunjukkan bahwa tanda-tanda infeksi tidak ada, TTV dalam batas normal, keadaan luka baik dan kadar gula darah normal Menurut peniliti, perencanaan keperawatan merupakan suatu upaya yang dilakaukan untuk mengembalikan keadaan pasien menjadi lebih baik dengan kriteria hasil yang diharapakan sesuai dengan diagnosa yang ditentukan.4.2.4 Pelaksanaan

Dalam melaksanakan pelaksanaan ini ada faktor penunjang maupun faktor penghambat yang penulis alami. Hal hal yang menunjang dalam asuhan keperawatan yaitu antara lain : adanya kerja sama yang baik dari perawat maupun dokter ruangan dan tim kesehatan lainnya, tersedianya sarana dan prasarana diruangan yang menunjang dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dan penerimaan adanya penulis.Penatalaksanaan yang dilakukan pada kasus nyata sebagai berikut:

A. Pada masalah ketidakseimbangan kebutuhan nutrisi Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah monitoring intake dan output makanan, mengobservasi tnda-tanda vital, monitoring status cairan, mengkolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian diit, mengkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibioticB. Defisit volume cairan berhubungan dengan deuretik osmotic Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah monitoring status cairan, mengkolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian diit, mengkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibioticC. Resiko infeksi berhubungan dengan perlukaan jaringan Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah anjurkan kepada pasien dan keluarga untuk selalu menjaga kebersihan diri, lakukan perawatan luka secara aseptic, anjurkan pada pasien agar menaati diet, latihan fisik, pengobatan yang ditetapkan, kolaborasi dengan Dokter untuk pemberian antibiotic dan insulin.Pelaksanaan adalah perwujudan atau realisasi dari perencanaan yang telah disusun. Pelaksanaan pada tinjauan pustaka belum dapat direalisasikan karena hanya membahas teori asuhan keperawatan. Pelaksanaan merupakan pengelolaan dan perwujudan dari rencana tindakan meliputi beberapa bagian yaitu validasi, rencana keperawatan, memberikan asuhan keperawatan dan pengumpulan data. Menurut peneliti, pelaksanaan rencana keperawatan telah direalisasikan pada klien dan didokumentasikan pelaksanaan tindakan keperawatan telah dilakukan peneliti pada klien 1 dan klien 2 sesuai dengan rencana keperawatan yang di tentukan.4.2.5 Evaluasi

Pada tinjauan kasus evaluasi dapat dilakukan karena dapat diketahui keadaan klien dan masalahnya secara langsung.1. Gangguan kebutuhan nutrisi Secara umum teratasi sebagian selama 3x24 jam, karena keadaan umum klien 1 dan klien 2 lebih stabil dari sebelumnya dan tidak terjadi penurunan berat badan.2. Defisit volume cairan Secara umum teratasi sebagian selama 3x24 jam, karena keadaan umum klien 1 dan klien 2 lebih stabil dari sebelumnya, tidak ada tanda-tanda dehidrasi.3. Resiko infeksi berhubungan dengan perlukaan jaringan Secara umum teratasi sebagian selama 3x24 jam, karena keadaan umum klien 1 dan klien 2 lebih stabil dari sebelumnya, keadaan luka baik dan kadar gula darah normal.

Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan. Kegiatan evaluasi ini adalah membandingkan hasil yang telah dicapai setelah implementasi keperawatan dengan tujuan yang diharapkan dalam perencanaan.Perawat mempunyai tiga altematif dalam menentukan sejauh mana tujuan tercapai:1. Berhasil : prilaku pasien sesuai pernyatan tujuan dalam waktu atautanggal yang ditetapkan di tujuan.2. Tercapai sebagian : pasien menunujukan prilaku tetapi tidak sebaikyang ditentukan dalam pernyataan tujuan.3. Belum tercapai. : pasien tidak mampu sama sekali menunjukkanprilaku yang diharapakan sesuai dengan pernyataan tujuan.Menurut peneliti, evaluasi merupakan puncak dari suatu asuhan keperawatan dan dari evaluasilah perawat dapat melihat keberhasilan dari asuhan keperawatan yang diterapkan pada kliennya.

Pada akhir evaluasi sebagian tujuan dapat dicapai karena adanya kerjasama yang baik antara keluarga klien dan tim kesehatan lain. Hasil evaluasi pada klien Diabetes mellitus dengan ulkus sesuai dengan harapan yaitu masalah teratasi sebagian.BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes Mellitus Dengan Gangguan Ulkus Di RSUD RA. Basoeni Gedeg Mojokerto dapat disimpulkan bahwa Diabetes Melitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran balasis dalam pemeriksaan dengan mikroskop electron (Mar.sjoer dkk, 2007), sedangkan ulkus sendiri merupakan komplikasi kronik dari diabetes melitus sebagai sebab utama morbiditas, mortalitas serta kecacatan penderita diabetes (Zaidah 2006). Hal ini dapat dibuktikan bahwa angka kecacatan bagi penderita Diabetes Melitus dengan ulkus di RSUD RA Basuni pada tahun 2011 2,4% lebih besar di bandingkan tahun 2010 mencapai 1,2% disebabkan antara lain terjadi kerusakan kelenjar pankreas yang tidak bisa memproduksi insulin menjadi glukosa maka kadar gula darah tidak terkontrol oleh tubuh sehingga terjadi hiperglikemi.

Untuk itu penanganan yang sangat tepat diperlukan untuk mencegah terjadinya ulkus diabetikum yaitu dengan cara menumbuhkan kesadaran masyarakat agar mengatur diit yang baik untuk kehidupan sehari-hari, selain itu penanganan di rumah sakit juga sangat penting yaitu dengan cara merawat luka dengan tehnik aseptic, memperhatikan diit yang di butuhkan setiap hari, serta memberikan obat-obatan antibiotic dan insulin.

5.2 Saran

Sesuai dengan hasil penelitian yang ada maka saran saran yang dapat diberikan adalah :

5.2.1Bagi Institusi Pendidikan

a. Diharapkan kepada institusi pendidikan dengan adanya hasil penelitian ini hendaknya dapat digunakan sebagai salah satu sumber informasi bagi peneliti lebih lanjut.

b. Menambah refrensi buku di Perpustakaan5.2.2Bagi Lokasi Penelitian RSUD RA Basoeni Kota MojokertoDiharapkan kepada petugas kesehatan lebih sering memberikan penyuluhan tentang Diabetes Melitus dengan Ulkus agar masyarakat lebih mengerti tentang diabetes mellitus dengan ulkus5.2.3Bagi Klien Diharapkan kepada Klien agar lebih sering mengikuti penyuluhan yang dilakukan oleh Tenaga Kesehatan dan diharapkan kepada Klien untuk mencari informasi khususnya penyuluhan tentang Diabetes Mellitus dengan Ulkus5.2.4Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan pada peneliti selanjutnya agar lebih mengembangkan lebih dalam lagi penelitian Tentang Diabetes Melitus dengan Ulkus dan lebih mampu dalam menganalisis suatau masalah khususnya mengenai Diabetes Melitus dengan Ulkus.DAFTAR PUSTAKA

Andyanggraeni 2013 www.ulkus Diabetik.comAsuhan Keperawatan Medikal Bedah. Barbara Engram. Volume 3 EGG 2005 Corwin 2009 Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam edisi 2 Jakarta: Rineka Cipta

Doengoes, 2000 Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan Pasien. Jakarta : ECG

Mansjoer dkk 2007 www.DiabetesMelitus.co.id

Medical Book Keperawatan Medikal bedah 2 2013

Nanda. 2011. Nursing Diagnosis Prinsip dan Gasification 2009 - 2011.

Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Rineka Cipta

Price 2006 www.DM.ulkus.comRencana Asuhan Keperawatann Medikal Bedah Barbara Engran 2002

LEMBARAN KONSUL

Nama:Vivi IsandiNIM:2012.1.11.00015Pembimbing 2:Sutrisno, S.Kep.,NsJudul::ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN GANGGUAN ULKUS DI RSUD RA. BASOENI GEDEG MOJOKERTO.NOTanggalBABREVISITTD Pembimbing

Mojokerto, .

Pembimbing 1

Ina Mujiastuti, S.KM.,M.Kes

LEMBARAN KONSUL

Nama:Vivi IsandiNIM:2012.1.11.00015Pembimbing 2:Sutrisno, S.Kep.,NsJudul:ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN GANGGUAN ULKUS DI RSUD RA. BASOENI GEDEG MOJOKERTO.

NOTanggalBABREVISITTD Pembimbing

Mojokerto, .

Pembimbing 2

Sutrisno, S.Kep.,NsInadekuat Insulin

Gg metabolisme Insulin

Metabolism lemak & protein

Definisi Insulin

Hiper / hipo glekemi

Batas melebihi ambang ginjal

Dieresis osmotik

Poliuri

Kurang cairan elektrolit

Dehidrasi & kehilangan elektrolit

Syok hipovelemia

Suplai O2 ke otak turun

Fungsi jeukosit

Kemampuan fogosit leukosit

Invasi MO

Resiko infeksi

Neuropati sensori perifer

Klien tidak merasa sakit

Nekrosis luka

Gangrene

Gg integritas kulit

Koma

Intoleransi aktifitas

Liposin

Os lemak bebas

Pembentukan lipoprotan

Dibuang

Patu

Nafas bau aseton

Asidosis

BB

Selera makan

Ketidak seimbangan nutrisi < kebutuhan tubuh

Pembentukan asamaseto asetat

Pembentukan badan keton

Badan otom

Ketosis

Ginjal

Urin keton

25

vii