KOMPENSASI MANAJEMEN
description
Transcript of KOMPENSASI MANAJEMEN
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
“KOMPENSASI MANAJEMEN”
KELOMPOK 2
Ajityas Tri Pamungkas (23707) Appresia Lindu W. P (23655) Dika Dwi Bayu (23685) Hiengky Yusel (23705) Budi Widiantoro (23955)
Temuan Riset Atas Insentif Organisasi
Kunci untuk memotivasi orang untuk berperilaku dalam sikap yang memajukan tujuan
suatu organisasi terletak pada cara insentif organisasi yang menghubungkan dengan tujuan
individu. Individu dipengaruhi baik oleh insentif yang positif maupun yang negatif. Insentif
1
positif atau “imbalan (reward)” merupakan hasil yang menambah kepuasan dari kebutuhan
individu, dan insentif negatif atau “hukuman”adalah hasil yang mengurangi kepuasan dari
kebutuhan individu. Imbalan berupa insentif adalah daya tarik untuk memuaskan kebutuhan
mereka yang setiap individu tidak dapat memperolehnya tanpa menjadi anggota organisasi
tersebut.
Hasil riset terhadap insentif cenderung mendukung hal-hal sebagai berikut:
1. Individu cenderung lebih termotivasi oleh potensi imbalan/penghargaan yang diperoleh
daripada oleh ketakutan hukuman, sehingga sistem pengendalian manajemen harus
berorientasi terhadap imbalan/penghargaan.
2. Imbalan/penghargaan pribadi bersifat relatif atau situasional. Kompensasi moneter adalah
alat yang penting untuk memuaskan kebutuhan. Tetapi, diluar tingkat kepuasan tertentu,
jumlah kompensasi tidak selalu sama pentingnya seperti penghargaan nonmoneter.
3. Jika manajemen senior memberikan sinyal dengan tindakan-tindakannya bahwa mereka
menghargai pentingnya sistem pengendalian manajemen, maka para manajer akan
menjalankan perusahaan dengan menghargai pentingnya imbalan/penghargaan tersebut. Jika
manajer senior tidak terlalu memerhatikan sistem tersebut, manajemen operasi juga akan
melakukan hal yang sama.
4. Setiap individu akan lebih termotivasi tinggi apabila menerima laporan atau umpan balik
kinerja mereka. Tanpa umpan balik semacam itu, orang-orang tidak akan merasakan suatu
perasaan akan pencapaian atau realisasi diri atau untuk menemukan bagaimana mereka dapat
mengubah perilaku mereka untuk memenuhi tujuannya.
5. Insentif menjadi kurang efektif apabila periode antara tindakan dan umpan balik semakin
lama. Di tingkat yang lebih rendah dalam organisasi tersebut, frekuensi yang optimal
mungkin hanya dalam hitungan jam, sedangkan untuk manajemen senior mungkin dalam
hitungan bulan.
6. Motivasi akan melemah apabila insentif tidak akan tercapai atau terlalu mudah tercapai.
Motivasi adalah kuat ketika diperlukan suatu usaha untuk mencapai tujuan tersebut dan
ketika individu menganggap pencapaian ini penting dalam hubungan dengan kebutuhannya.
7. Insentif yang didasarkan anggaran atau laporan tujuan lain akan menghasilkan yang terbaik
apabila para manajer bekerja secara maksimum untuk mencapai jumlah yang dianggarkan.
Tujuan, cita-cita, atau standar kemungkinan besar akan menjadi insentif yang kuat hanya jika
2
manajer memandang hal tersebut adil dan berkomitmen untuk mencapainya. Komitmen
tersebut adalah paling kuat ketika hal itu menjadi catatan publik, yaitu ketika manajer
tersebut secara eksplisit setuju bahwa jumlah yang dianggarkan dapat dicapai.
Karakteristik Rencana Kompensasi Insentif
Total paket kompensasi untuk manajer terdiri dari tiga komponen yaitu: (1) gaji, (2)
tunjangan (pensiun, kesehatan dan lainnya), dan (3) kompensasi insentif. Manajer umumnya
menerima kompensasi yang lebih tinggi di perusahaan yang besar dibandingkan diperusahaan
yang kecil, dan perusahaan di industri yang sama cenderung untuk bersaing satu sama lain dalam
hal kompensasi.
Tiga komponen itu bersifat independen, tetapi yang ketiga berhubungan secara spesifik
dengan fungsi pengendalian manajemen. Rencana kompensasi insentif dapat dibagi menjadi
rencana insentif jangka pendek dan rencana insentif jangka panjang. Rencana insentif jangka
pendek didasarkan pada kinerja dalam tahun berjalan. Rencana jangka panjang mengaitkan
kompensasi ke pencapaian jangka panjang dan dikaitkan dengan harga dari saham suatu
perusahaan. Seorang manajer dapat memperoleh bonus dalam kedua rencana tersebut. Bonus
dalam rencana jangka pendek biasanya dibayarkan secara tunai, dan bonus dalam rencana jangka
panjang biasanya berupa suatu opsi untuk membeli saham perusahaan.
Rencana Insentif Jangka Pendek (Short-Term Incentive Plans)
Kantong Total Bonus (The Total Bonus Pool)
”Kantong Bonus” adalah jumlah bonus yang dapat dibayarkan kepada kelompok
karyawan yang mempunyai kualifikasi dalam tahun tertentu. Dalam suatu rencana insentif
jangka pendek, pemebang saham memberikan suaranya atas rumus yang akan digunakan untuk
menghitung jumlah tersebut. Rumus ini biasanya berkaitan dengan profitabilitas perusahaan
secara keseluruhan di tahun berjalan. Dalam memutuskan besarnya kantong ini, masalah yang
penting adalah memastikan bahwa kompensasi total yang dibayarkan kepada para eksekutif
adalah kompetitif.
Ada beberapa cara untuk menetapkan kantong bonus ini, yaitu:
3
1. Bonus sama dengan persentase dari laba (metode yang paling sederhana). Banyak perusahaan
tidak menyukai menggunakan metode ini karena hal tersebut berarti perusahaan harus
membayar bonus, meskipun ketika laba rendah. Lebih lanjut lagi, metode tersebut gagal
untuk mencerminkan tambahan investasi, dan dengan demikian, laba serta bonus dapat
meningkat hanya karena adanya investasi baru, meskipun kinerja perusahaan mungkin statis
atau bahkan menurun. Oleh karena itu, banyak perusahaan menggunakan rumus yang
membayarkan bonus hanya setelah tingkat pengembalian tertentu atas modal yang diperoleh.
2. Bonus didasarkan kepada persentase laba per lembar saham. Tetapi metode ini tidak
mempertimbangkan peningkatan dalam investasi dari laba yang diinvestasikan kembali.
Solusinya adalah untuk menaikkan laba per saham minimum setiap tahunnya sebesar
persentase tertentu dari peningkatan tahunan dalam laba ditahan.
3. Bonus didasarkan laba dari modal yang diinvestasikan. Perusahaan yang menggunakan
metode ini beralasan bahwa kinerja manajerial harus didasarkan pada penggunaan aktiva
bersih perusahaan secara menguntungkan, dan karena kebijakan keuangan bukan manajer
operasi yang menentukan proporsi utang jangka panjang terhadap total modal, maka proporsi
ini sebaiknya tidak memengaruhi penilaian mengenai kinerja operasi.
4. Bonus didasarkan pada pertambahan laba dibandingkan laba tahun lalu. Hal ini tidak hanya
memberikan penghargaan kepada tahun biasa-biasa saja setelah tahun yang buruk, namun
juga gagal untuk menghargai tahun baik setelah tahun yang sangat baik. Masalah ini sebagian
dapat dikoreksi dengan mendasarkan bonus pada perbaikan dalam tahun berjalan yang
melampaui rata-rata tertimbang dari laba untuk beberapa tahun yang lalu.
Carryovers
Bukannya membayar jumlah total dalam kantong bonus, rencana tersebut mungkin
memperbolehkan dilakukannya carryovers tahunan atas sebagian dari jumlah tersebut yang
ditentukan oleh rumus bonus. Setiap tahun, komite dari dewan komisaris memutuskan seberapa
besar yang akan ditambahkan ke carryovers, atau seberapa besar akumulasi carryovers yang
akan digunakan jika bonus ternyata terlalu rendah. Metode ini menawarkan dua keuntungan,
yaitu: (1) Metode tersebut lebih fleksibel karena pembayaran tidak ditentukan secara otomatis
oleh suatu rumus dan dewan komisaris dapat menggunakan penilaian mereka. (2) Metode
4
tersebut dapat mengurangi besarnya fluktuasi yang terjadi ketika pembayaran bonus hanya
didasarkan pada jumlah yang dihasilkan dari rumus yang dihitung setiap tahunnya.
Dengan demikian, dalam tahun yang luar biasa baik, komite tersebut dapat memutuskan
untuk hanya membayarkan sebagian dari bonus tersebut. Sebaliknya, di tahun yang relatif buruk
komite tersebut dapat memutuskan untuk membayarkan lebih besar daripada jumlah yang
dibenarkan oleh kinerja tahun berjalan dengan mengambil dari jumlah carryover. Kerugian dari
metode ini adalah bahwa bonus kurang berhubungan secara langsung dengan kinerja saat ini.
Kompensasi Ditunda (Deferred Compensation)
Meskipun jumlah bonus dihitung secara tahunan, pembayaran ke penerima mungkin
disebar ke suatu periode, biasanya lima tahun. Dalam sistem ini, eksekutif hanya menerima
seperlima dari bonus mereka di tahun dimana bonus tersebut diperoleh. Empat perlima sisanya
dibayar merata selama empat tahun kedepan. Dengan demikian, setelah manajer tersebut bekerja
selama lima tahun berjalan plus seperlima dari bonus yang diterima di masing-masing tahun dari
empat tahun sebelumnya. Di beberapa perusahaan, periode penundaan adalah tiga tahun. Metode
penundaan pembayaran ini menawarkan keunggulan-keunggulan berikut ini
Manajer dapat mengimplementasikan, dengan akurasi yang cukup besar, pendapatan
tunai mereka untuk tahun yang akan datang.
Pembayaran yang ditunda meratakan penerimaan kas manajer, karena dampak dari
pergeseran musiman laba akan dirata-ratakan dalm pembayaran tunai.
Seorang manajer yang pensiun akan terus menerima pembayaran untuk sejumlah tahun,
ini tidak hanya meningkatkan penghasilan pensiun tetapi juga memberikan keuntungan
pajak, karena tarif pajak penghasilan setelah pensiun mungkin lebih rendah dari tarif
pajak selama masa kerja.
Kerangka waktu penundaan mendorong para pengambil keputusan untuk berpikir secara
jangka panjang.
Kerugian dari rencana bonus ditunda adalah bahwa rencana tersebut tidak membuat
jumlah yang ditunda menjadi tersedia bagi eksekutif di tahun bonus tersebut diperoleh. Karena
pembayaran bonus dalam suatu tahun tidak berkaitan dengan kinerja di tahun tersebut, maka para
eksekutif mungkin akan bertindak tanpa terlalu dipengaruhi insentif.
5
Ketika pembayaran bonus ditunda, jumlah yang ditunda mungkin tetap atau tidak. Dalam
beberapa kasus, seorang manajer tidak akan menerima bonus yang ditunda jika ia meninggalkan
perusahaan sebelum bonus tersebut dibayarkan. Pengaturan ini disebut sebagai borgol emas
(golden handcuff) karena hal tersebut berfungsi sebagai disinsentif bagi manajer untuk
meninggalkan suatu organisasi.
Rencana Insentif Jangka Panjang (Long-Term Incentive Plans)
Suatu asumsi mendasar dari banyak rencana insentif jangka panjang adalah bahwa
pertumbuhan dalam nilai saham perusahaan mencerminkan kinerja jangka panjang perusahaan
tersebut. Ada beberapa jenis rencana semacam itu. Popularitas dari rencana-rencana tersebut
dipengaruhi oleh perubahan dalam hukum pajak penghasilan, perubahan dalam perlakuan
akuntansi, kondisi pasar saham, dan berbagai faktor lainnya. Konsekuensinya, rencana yang
berbeda popular pada waktu yang berbeda.
Opsi Saham (Stock Option)
Suatu opsi saham adalah hak untuk membeli sejumlah lembar saham pada, atau setelah
tanggal tertentu di masa depan (tanggal pelaksanaan), pada harga yang telah disetujui pada
tanggal pemberian opsi. Manfaat motivasional utama dari rencana opsi saham adalah bahwa
rencana tersebut mengarahkan energi manajer kearah kinerja jangka panjang maupun jangka
pendek dari perusahaan tersebut.
Manajer tersebut akan memperoleh keuntungan jika ia kemudian menjual saham tersebut
pada harga yang melebihi harga yang dibayarkan untuk saham tersebut. Tidak seperti beberapa
alternatif yang disebutkan dibawah ini, hak untuk membeli saham dalam suatu rencana opsi
saham yang diberikan kepada manajer sehingga ekuitas dapat mereka simpan, bahkan jika
mereka meninggalkan perusahaan, dan suatu keuntungan yang dapat mereka peroleh kapan pun
mereka memutuskan untuk menjual saham tersebut. Tetapi, kebanyakan opsi saham adalah untuk
saham terbatas. Manajer tidak diperbolehkan untuk menjual saham ini selama suatu periode
tertentu setelah saham tersebut diperoleh.
Saham Fantom (Fantom Shares)
6
Suatu rencana saham fantom memberikan kepada manajer sejumlah saham untuk tujuan
pembukuan saja. Di akhir periode yang telah ditentukan, eksekutif tersebut berhak menerima
suatu penghargaan yang setara dengan apresiasi di nilai pasar dari saham tersebut sejak tanggal
penghargaan. Penghargaan tersebut dapat berbentuk uang tunai, lembar saham, atau keduanya.
Tidak seperti opsi saham, suatu rencana saham fantom tidak memiliki biaya transaksi. Beberapa
rencana opsi saham mengharuskan manajer untuk menyimpan saham tersebut selama periode
waktu tertentu setelah dibeli. Ini melibatkan suatu risiko penurunan dalam harga pasar serta
biaya bunga yang terkait dalam rencana saham fantom.
Hak Apresiasi Saham (Stock Appreciation Right)
Suatu hak apresiasi saham adalah suatu hak untuk menerima pembayaran uang tunai
berdasarkan peningkatan dalam nilai saham dari saat pemberian penghargaan sampai suatu
tanggal tertentu di masa depan. Hak apresiasi saham fantom adalah jenis bonus tunai ditunda,
dimana jumlah bonus merupakan suatu fungsi dari harga pasar dari saham perusahaan. Kedua
rencana tersebut memiliki keunggulan dari opsi saham. Dibandingkan dengan bonus tunai yang
dibayarkan pada saat ini, keduanya melibatkan ketidakpastian dalam kedua arah mengenai
jumlah akhir yang dibayarkan.
Saham Kinerja (Performance Shares)
Suatu rencana saham kinerja memberikan sejumlah tertentu saham ke seorang manajer
ketika tujuan jangka panjang tertentu telah terpenuhi. Biasanya, tujuannya adalah untuk
mencapai persentase pertumbuhan tertentu dalam laba per saham selama periode tiga sampai
lima tahun. Oleh karena itu, rencana ini tidak dipengaruhi oleh harga saham. Keunggulan dari
rencana ini dibandingkan dengan opsi saham adalah bahwa eksekutif dapat mengendalikan,
paling tidak sebagian. Selain itu, penghargaan tersebut tidak bergantung pada peningkatan dalam
harga saham, meskipun peningkatan dalam laba kemungkinan besar akan menyebabkan
terjadinya peningkatan dalam harga saham. Rencana ini memiliki keterbatasan mendasarkan
bonus pada ukuran-ukuran kinerja akuntansi. Dalam beberapa kondisi, tindakan yang diambil
oleh eksekutif korporat untuk memperbaiki laba per saham mungkin tidak memberikan
kontribusi pada nilai ekonomi dari perusahaan.
7
Unit Kinerja (Performance Unit)
Dalam suatu rencana unit kinerja, suatu bonus tunai dibayarkan ketika target jangka
panjang tertentu telah tercapai. Rencana ini dengan demikian menggabungkan aspek-aspek dari
hak apresiasi saham dan saham kinerja. Rencana ini terutama berguna di perusahaan-perusahaan
yang hanya memiliki sedikit atau tidak sama sekali saham yang diperdagangkan secara publik.
Target jangka panjang harus ditetapkan secara hati-hati agar rencana ini dapat berhasil.
Insentif untuk Manajer Puncak
Setiap pejabat korporat, kecuali CEO, bertanggung jawab sebagian atas kinerja
keseluruhan perusahaan. Para pejabat korporat termotivasi, dan berhak untuk menerima bonus
untuk kinerja yang baik. Tetapi, sebagian kinerja yang dihasilkan oleh masing-masing dari
mereka tidak dapat diukur. Misalnya, bagaimana seseorang dapat mengukur kontribusi terhadap
laba yang dibuat oleh CEO atau wakil presiden sumber daya manusia, atau kepala penasihat
perusahaan?.
Untuk menstimulasi motivasi, CEO biasanya mendasarkan penghargaan pada penilaian
terhadap kinerja masing-masing individu. Penilaian ini tentu saja bersifat subjektif. Beberapa
perusahaan menggunakan manajemen berdasarkan tujuan, di mana tujuan tertentu disetujui
bersama di awal tahun dan pencapaiannya dinilai oleh CEO.
Kompensasi CEO biasanya didiskusikan oleh komite kompensasi dewan komisaris
setelah CEO tersebut mempresentasikan rekomendasi untuk kompensasi bawahannya. Sikap
umum CEO terhadap persentase yang sesuai untuk kompensasi insentif di suatu tahun sangatlah
jelas dari presentase ini. Dalam kondisi umum, komite tersebut mungkin hanya menerapkan
persentase yang sama untuk kompensasi CEO tersebut. Tetapi, komite ini mungkin memberikan
tanda-tanda akan penilaian yang berbeda untuk kinerja CEO dengan memutuskan persentase
yang lebih tinggi atau lebih rendah. Ini, mungkin lebih dari pernyataan lainnya dewan komisaris,
merupakan suatu tanda penting mengenai bagaimana dewan komisaris menilai kinerja CEO
tersebut. Penilaian itu sebaiknya disertai dengan penjelasan yang jujur mengenai alasan dari
keputusan tersebut.
Beberapa usulan telah dibuat untuk memastikan bahwa dewan komisaris bertindak untuk
kebaikan pemegang saham dan tidak bekerja dibawah tekanan CEO, yaitu:
8
1. Manajer puncak tidak diperkenankan menjual sahamnya selama masa jabatannya guna
mendorong mereka untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan sulit kepada CEO tanpa
rasa takut bahwa hal itu akan mempengaruhi harga saham jangka pendek.
2. Menetapkan batasan masa jabatan manajer puncak guna mencegah mereka menjadi
terlalu terlibat dengan manajemen.
3. Melakukan evaluasi kinerja manajer puncak secara berkala.
4. Menghindari adanya manajer puncak yang merangkap sebagai komisaris.
Jenis Insentif
Beberapa insentif bersifat keuangan, sementara lainnya bersifat psikologis dan sosial.
Insentif keuangan mencakup kenaikan gaji, bonus, tunjangan, dan fasilitas. Insentif psikologis
dan sosial meliputi kemungkinan promosi, peningkatan tanggung jawab, peningkatan wewenang,
lokasi geografis yang lebih baik, dan pengakuan.
Ukuran Bonus Relatif Terhadap Gaji
Ada dua paham pemikiran mengenai cara untuk membaurkan penghargaan tetap (gaji dan
tunjangan) dengan penghargaan variabel (bonus insentif) dalam total kompensasi manajer.
Paham yang satu menyatakan bahwa perusahaan merekrut orang-orang yang baik, membayarnya
dengan baik, dan kemudian mengharapkan kinerja yang baik. Perusahaan yang menganut paham
ini menekankan pada gaji, dan bukan bonus insentif. Hal ini disebut dengan sistem pembayaran
tetap. Kompensasi tidak terkait dengan kinerja dan oleh karena itu tidak berisiko.
Paham yang lain menyatakan bahwa perusahaan merekrut orang yang baik,
mengharapkan mereka untuk berkinerja dengan baik, dan membayar mereka dengan baik jika
kinerja benar-benar aktual. Perusahaan yang menganut filosofi ini mempraktikkan pembayaran
berdasarkan kinerja, mereka menekankan pada bonus insentif dan bukan pada gaji.
Secara umum, sistem pembayaran berdasarkan kinerja telah makin diminati oleh
beberapa perusahaan. Perbedaan fundamental antara kedua filosofi tersebut muncul dari fakta
bahwa kompensasi ada lebih dahulu dan kinerja datang kemudian dalam pembayaran tetap.
Sebaliknya, kinerja ada lebih dahulu dan kompensasi datang kemudian dalam pembayaran
berdasarkan kinerja. Kedua filosofi tersebut memiliki impilkasi motivasional yang berbeda bagi
manajer. Karena gaji adalah pendapatan yang dijamin, menekankan pada gaji dapat mendorong
9
konservatisme dan kepuasan diri. Menekankan bonus insentif, di pihak lain cenderung untuk
memotivasi manajer untuk melakukan usaha maksimum. Untuk alasan ini, banyak perusahaan
menggunakan bonus insentif untuk manajer unit bisnis.
Tingkat Batas (Cutoff level)
Suatu rencana bonus mungkin memiliki tingkat batas atas dan batas bawah. Batas atas
(Upper Cutoffs) adalah kinerja dengan bonus maksimum yang dicapai. Batas bawah (Lower
Cutoffs) adalah tingkat bawah di mana tidak ada penghargaan bonus yang akan diberikan. Kedua
batas tersebut dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Ketika manajer unit
bisnis menyadari bahwa bonus maksimum telah dicapai atau tidak ada bonus sama sekali, maka
sistem bonus dapat bekerja berlawanan dengan tujuan korporat. Daripada berusaha untuk
mengoptimalkan laba diperiode sekarang, manajer mungkin termotivasi untuk menurunkan
profitabilitas di satu tahun untuk menciptakan suatu peluang akan bonus yang tinggi di tahun
berikutnya. Meskipun hal ini hanya akan mempengaruhi penentuan waktu dari beban, tindakan
semacam itu biasanya tidak diinginkan.
Salah satu cara untuk mengurang tindakan disfungsional semacam itu adalah dengan
membawa kelebihan atau kekurangan tersebut ke tahun berikutnya, yaitu bonus yang tersedia
untuk distribusi pada suatu tahun adalah jumlah bonus yang diperoleh selama tahun tersebut plus
suatu kelebihan, atau minus kekurangan dimana pun, dari tahun sebelumnya.
Dasar Penetapan Bonus
Yaitu bagaimana pemberian bonus itu ditentukan. Hal ini didasarkan pada :
Laba Unit Bisnis
Laba Perusahaan keseluruhan
Kombinasi antara laba unit bisnis dengan perusahaan keseluruhan
Salah satu argumen untuk mengaitkan bonus ke kinerja unit adalah bahwa keputusan dan
tindakan manajer tersebut lebih berdampak secara langsung pada unitnya sendiri dan bukan pada
unit bisnis yang lain.Tetapi, pendekatan semacam itu dapat menghambat kerjasama antar unit.
Dalam suatu perusahaan industri tunggal yang unit bisnisnya sangat tergantung satu sama
lain, bonus manajer terutama dikaitkan dengan kinerja korporat karena kerja sama antar unit
adalah penting. Dalam suatu konglomerasi, di pihak lain, unit bisnis biasanya bersifat otonom.
10
Hal ini akan menjadi kontra produktif jika mendasarkan bonus manajer unit bisnis terutama pada
laba perusahaan. Untuk kombinasi diatas yang tepat, yaitu untuk mengoptimalkan hasil unit
untuk sementara, dan pada saat yang sama bekerja sama dengan unit lain untuk mengoptimalkan
kinerja perusahaan.
Kriteria Kineja
Kriteria Keuangan
Jika unit bisnis berupa pusat laba, maka kriteria keuangan meliputi laba kontribusi, laba
langsung unit bisnis, laba unit bisnis terkendali, laba sebelum pajak, dan laba bersih. Jika
unit bisnis berupa pusat invstasi, keputusan didasarkan tiga hal: (1) definisi laba, (2)
definisi investasi, dan (3) pilihan antara ROI dan EVA.
Penyesuaian untuk faktor yang tidak terkendali
Selain memilih criteria keuangan, perusahaan harus menentukan penyesuaian apa yang
akan mereka lakukan untuk faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan. Biasanya,
mereka menyesuaikan terhadap dua jenis pengaruh, yaitu: (1) Penyesuaian akibat
keputusan yang dibuat oleh para eksekutif dan atasan unit bisnis, (2) Penyesuaian akibat
”perbuatan alam” dan kecelakaan yang bukan disebabkan oleh kelalaian manajer.
Tunjangan dan hasil dari target keuangan jangka pendek
Adalah gagasan yang bagus untuk mengaitkan bonus manajer unit bisnis ke pencapaian
target keuangan tahunan (setelah membuat penyisihan untuk kejadian yang tidak dapat
dikedalikan). Hal itu mendorong manajer untuk mencari cara-cara baru guna
melaksanakan operasi saat ini dan menciptakan aktifitas baru guna memenuhi target
keuangan.
Tetapi, hanya mengandalkan pada kriteria keuangan dapat menyebabkan beberapa
dampak disfungsional. Pertama, hal tersebut akan mendorong tindakan jangka pendek
yang tidak sesuai dengan kepentingan jangka panjang perusahaan (misalnya, kurangnya
pemeliharaan atas peralatan). Kedua, manajer tidak mungkin mengambil investasi jangka
panjang menjanjikan yang merugikan hasil keuangan jangka pendek. Ketiga, manajer
mungkin termotivasi untuk memanipulasi data guna memenuhi target periode sekarang.
Mekanisme untuk mengatasi bias jangka pendek
11
Melengkapi criteria keuangan dengan tambahan mekanisme insentif dapat menghindari
perilaku disfungsional, maka bonus didasarkan pada kinerja beberapa tahun. Metodelain
adalah mengembangkan scorecard yang memasukkan satu atau lebih kriteria
nonkeuangan, seperti pertumbuhan penjualan, pangsa pasar, kepuasan pelanggan, kualitas
produk, pengembangan produk baru, pengembangan karyawan, dan tanggung jawab
publik, yang masing-masing faktor ini akan memengaruhi laba jangka panjang.
Mekanisme lainnya adalah untuk mendasarkan sebagian dari bonus manajer unit bisnis
pada rencana insentif jangka panjang, seperti opsi saham, saham fantom, dan saham
kinerja. Rencana ini memfokuskan manajer unit bisnis pada (1) kinerja tingkat
perusahaan dan (2) kinerja jangka panjang.
Tolak Ukur (Benchmarks) untuk perbandingan
Kinerja seorang manajer unit bisnis dapat dinilai dengan membandingkan hasil aktual
dengan anggaran laba, kinerja masa lalu, dan kinerja pesaing. Praktik yang umum adalah
mengevaluasi manajer unit bisnis terhadap anggaran laba. Pertimbangan berikut ini
penting ketika menggunakan anggaran laba sebagai alat motivasional, yaitu: (1) manajer
unit bisnis berpartisipasi dalam pengembangan anggaran laba, dan (2) anggaran tersebut
menantang tapi dapat dicapai.
Teori Keagenan
Teori keagenan mengeksplorasi bagaimana kontrak dan insentif dapat ditulis untuk memotivasi
individu-individu untuk mencapai keslarasan tujuan. Teori ini berusaha untuk menggambarkan
faktor-faktor utama yang sebaiknya dipertimbangkan dalam merancang teori insentif.
Konsep
Keagenan merupakan hubungan antara satu pihak yang meminta pihak lain untuk
melakukan kegiatan demi kepentingan pihak pertama. Dalam perusahaan pemegang
saham adalah pinsipal dan CEO adalah agen. Pemegang saham menyewa CEO dan
mengharapkan ia untuk bertindak bagi kepentingan mereka. Di tingkat yang lebih rendah,
CEO adalah prinsipal dan manajer unit bisnis adalah agen. Tantangannya menjadi
bagaimana cara untuk memotivasi agen sedemikian rupa sehingga mereka akan menjadi
sama produktifnya seperti jika mereka juga adalah pemilik. Satu elemen kunci dari teori
keagenan adalah bahwa prinsipal dan agen mempunyai perbedaan preferensi dan tujuan .
12
Perusahaan dianggap sebagai agen dari pemegang Saham
Agen diasumsikan menerima kepuasan bukan saja dari kompensasi keuangan, tetapi juga
dari syarat-syarat yang terlibat dalam hubungan agensi, sebagai contoh agen bias
mempunyai waktu santai, kondisi kerja yang atraktif.
Seharusnya Manajemen melakukan kegiatan demi kepentingan pemegang saham,
sehingga diperlukan mekanisme pengendalian. Mekanisme pengendalian dibagi menjadi :
1. Pemantauan (Monitoring)
Prinsipal dapat merancang sistem pengendalian dan memonitor tindakan agen, membatasi
tindakan yang menambah kemakmuran agen atas biaya kepentingan prinsipal. Contohnya
adalah laporan keuangan diaudit. Laporan keuangan dihasilkan mengenai kinerja
perusahaan, diaudit oleh pihak ketiga, dan kemudian dikirim kepada pemilik.
Teori keagenan telah mencoba untuk menjelaskan mengapa hubungan keagenan yang
berbeda melibatkan tingkat pemantauan yang berbeda. Misalnya saja, pemantauan adalah
lebih efektif jika tugas agen tersebut terdefinisi dengan baik atau mudah dipantau,
sehingga kontrak insentif bukanlah merupakan alternatif yang berdiri sendiri–sendiri. Di
kebanyakan perusahaan, CEO memiliki kontrak insentif beserta laporan keuangan diaudit
yang bertindak sebagai alat pengauditan.
2. Kontrak Insentif
Jika kontrak diberikan pada agen, akan memotivasi agen untuk bekerja atas kepentingan
terbaik prinsipal. Kontrak dianggap sebagai kesesuaian atau sasaran yang harmoni.
Semakin besar penghargaan agen bergantung pada ukuran kinerja, semakin banyak
insentif yang ada bagi agen tersebut untuk memperbaiki ukuran. Oleh karena itu,
prinsipal sebaiknya mendefinisikan ukuran kinerja sedemikian rupa sehingga hal tersebut
memajukan kepentingannya.
3. Kompensasi CEO dan rencana kepemilikan saham
Perusahaan yang membayarkan suatu bonus kepada CEO-nya dalam bentuk opsi saham
merupakan suatu contoh dari biaya agensi yang ada dalam kompensasi insentif. Salah
satu biayanya adalah perbedaan preferensi resiko antara pemilik dan CEO. Untuk
mengompensasi CEO tersebut karena mengambil resiko ini, kontrak itu harus menaikkan
jumlah perkiraan gaji.
13
4. Manajer unit bisnis dan insentif berdasarkan akuntansi
Hubungan antara usaha manajer unit bisnis dan harga saham lebih jauh dibandingkan
dengan hubungan antara usaha CEO dan harga saham. Adalah sulit untuk mengisolasi
kontribusi yang diberikan oleh unit bisnis individual terhadap peningkatan dalam harga
saham perusahaan. Karena alassan ini, perusahaan mungkin mendasarkan bonus manajer
unit bisnis berdasarkan laba bersih unit bisnis tersebut.
Kritik
Bagi perusahaan yang tidak mencari laba, sulit menerapkan teori agensi berupa kompensasi
insentif. Beberapa orang yang telah mempelajari teori agensi menyatakan:
1. menghindari bahwa model-model tidak lagi merupakan pernyataan dari fakta yang jelas yang
diekspresikan dalam simbol matematika,
2. menyatakan bahwa elemen didalam model-model tak dapat diukur, dan
3. bahwa model-model itu terlalu mempermudah hubungan dunia nyata antara atasan dan
bawahan.
14