Klmpok 3 - makalah imunisasi

18
Nama-nama Kelompok 3: Mata Kuliah: Keperawatan Komunitas III Semester: 6 (A) Dosen: Ns. Sri Wahyuni S.Kep IMUNISASI 1. Staysi Wullur 2. Rahayu S.N Tahir 3. Halim Latif 4. Fitriany Alamri 5. Nisma Hasan 6. Afrianti S Saida 7. Sarwan 8. Ulva Rahmawati PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH MANADO

Transcript of Klmpok 3 - makalah imunisasi

Page 1: Klmpok 3 - makalah imunisasi

Nama-nama Kelompok 3:

Mata Kuliah: Keperawatan Komunitas III

Semester: 6 (A)

Dosen: Ns. Sri Wahyuni S.Kep

IMUNISASI

1. Staysi Wullur

2. Rahayu S.N Tahir

3. Halim Latif

4. Fitriany Alamri

5. Nisma Hasan

6. Afrianti S Saida

7. Sarwan

8. Ulva Rahmawati

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH MANADO

Page 2: Klmpok 3 - makalah imunisasi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas berkat

dan tuntunanNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai “IMUNISASI”

dapat terselesaikan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen M.K Keperawatan Komunitas III yang

sudah memberikan tugas ini dan membimbing kami untuk menjadi suatu pembelajaran yang

bermanfaat bagi. Kami juga berterima kasih kepada orangtua yang terus mendukung kami

dan kepada teman-teman yang sudah bekerja sama dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu

kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Kiranya makalah ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Manado, Maret 2013

penulis kelompok 3

Page 3: Klmpok 3 - makalah imunisasi

DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................

Daftar Isi.......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.........................................................................................1

1.2 Tujuan......................................................................................................1

BAB II ISI

2.1 Pengertian Imunisasi

2.2 Perkembangan Imunisasi di Indonesia

2.3 Tujuan Imunisasi

2.4 Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

2.5 Macam-macam Imunisasi

2.6 Cara Pemberian Imunisasi

2.7 Kapan Imunisasi Tidak Boleh Diberikan

2.8 Keadaan-Keadaan Yang Timbul Setelah Imunisasi

2.9 Tempat Pelayanan Imunisasi

2.10 Perawatan Yang Diberikan Setelah Imunisasi

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..............................................................................................

3.2 Saran........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Klmpok 3 - makalah imunisasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Imunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan. (Depkes RI, 2005).

Kegiatan imunisasi di Indonesia di mulai di Pulau Jawa dengan vaksin cacar pada tahun 1956. Pada tahun 1972, Indonesia telah berhasil membasmi penyakit cacar. Pada tahun 1974, Indonesia resmi dinyatakan bebas cacar oleh WHO, yang selanjutnya dikembangkan vaksinasi lainnya. Pada tahun 1972 juga dilakukan studi pencegahan terhadap Tetanus Neonatorum dengan memberikan suntikan Tetanus Toxoid (TT) pada wanita dewasa di Jawa Tengah dan Jawa Timur, sehingga pada tahun 1975 vaksinasi TT sudah dapat dilaksanakan di seluruh Indonesia. (Depkes RI, 2005).

1.2 TUJUAN

Setelah membaca makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu :

- Mengetahui dan menjelaskan mengenai Pengertian Imunisasi

- Mengetahui Perkembangan Imunisasi di Indonesia

- Mengetahui Tujuan Imunisasi

- Mengetahui Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

- Mengetahui Macam-macam Imunisasi

- Mengetahui Cara Pemberian Imunisasi

- Mengetahui Kapan Imunisasi Tidak Boleh Diberikan

- Mengetahui Keadaan-Keadaan Yang Timbul Setelah Imunisasi

- Mengetahui Tempat Pelayanan Imunisasi

- Mengetahui Perawatan Yang Diberikan Setelah Imunisasi

Page 5: Klmpok 3 - makalah imunisasi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN

Imunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan. (Depkes RI, 2005).

Imunisasi adalah suatu tindakan untuk memberikan kekebalan dengan cara memasukkan vaksin ke dalam tubuh manusia, untuk mencegah penyakit. (Depkes-Kessos RI, 2000).

2.2 PERKEMBANGAN IMUNISASI DI INDONESIA

Kegiatan imunisasi di Indonesia di mulai di Pulau Jawa dengan vaksin cacar pada tahun 1956. Pada tahun 1972, Indonesia telah berhasil membasmi penyakit cacar. Pada tahun 1974, Indonesia resmi dinyatakan bebas cacar oleh WHO, yang selanjutnya dikembangkan vaksinasi lainnya. Pada tahun 1972 juga dilakukan studi pencegahan terhadap Tetanus Neonatorum dengan memberikan suntikan Tetanus Toxoid (TT) pada wanita dewasa di Jawa Tengah dan Jawa Timur, sehingga pada tahun 1975 vaksinasi TT sudah dapat dilaksanakan di seluruh Indonesia. (Depkes RI, 2005).

2.3 TUJUAN IMUNISASI

Untuk mengurangi/menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Untuk mencapai hal tersebut, maka program imunisasi harus dapat mencapai tingkat cakupan yang tinggi dan merata di semua wilayah dengan kualitas pelayanan yang memadai. (Dinkes Jambi, 2003).

2.4 PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I)

1. Penyakit TBC

Penyakit TBC sangat menular dan menyerang semua umur. Banyak terdapat pada masyarakat dengan ekonomi rendah, kurang gizi dan pada daerah perumahan padat. Ditandai dengan :- Batuk lebih dari 2 minggu, dahak dapat bercampur darah.- Nafsu makan menurun, BB menurun.- Berkeringat malam tanpa aktifitas.* Tes Mantoux : untuk menguji apakah pernah terinfeksi kuman TBC.

Page 6: Klmpok 3 - makalah imunisasi

2. Penyakit Difteri

Difteri merupakan penyakit menular, teutama menyerang anak kecil. Ditandai dengan :

- Leher bengkak, terbentuk selaput putih kelabu dikerongkongan dan hidung sehingga menyumbat jalan napas.

- Anak gelisah karena sesak napas yang makin berat.- Anak tekak dan amandel membengkak dan merah.

3. Penyakit Batuk Rejan / Pertusis

Batuk Rejan adalah penyakit menular yang menyerang anak-anak. Ditandai dengan :

- Diawali batuk pilek biasa yang berlangsung sekitar 7 - 14 hari. Kemudian diikuti batuk hebat yaitu lebih keras dan menyambung terus 10 - 30 kali disertai tarikan napas dan berbunyi, kemudian muntah, muka merah sampai biru dan mata berair.

- Batuk batuk berlangsung beberapa minggu kemudian berkurang. Penyakit ini dapat menyebabkan radang apru-paru dan terjadi kerusakan otak sehingga dapat menyebabkan kejang, pingsan sampai terjadi kematian.

4. Penyakit Tetanus

Penyakit Tetanus menyerang semua umur, yang menyebabkan masalah yang cukup besar di Indonesia karena banayk bayi yang baru lahir mati akibat penyakit tersebut. Ditandai dengan :- Kejang / kaku seluruh tubuh.- Mulut kaku dan sukar dibuka, punggung kaku dan melengkung.- Kejang dirasakan sangat sakit.- Pada bayi yang baru lahir (5 - 28 hari) mendadak tidak dapat menetek karena mulutnya

kaku dan mencucu seperti mulut ikan.

5. Penyakit Polimielitis

Polimielitis sanagt cepat menular di daerah perumahan padat dan lingkungan kumuh. Ditandai dengan :- Anak rewel, panas dan batuk, dua hari kemudian leher kaku, sakit kepala, otot badan dan kaki terasa kaku.- Lumpuh anggota badan tetapi biasanya hanya satu sisi.

Penyakit ini dapat menyerang otot pernapasan dan otot menelan yang dapat menyebabkan kematian.

Page 7: Klmpok 3 - makalah imunisasi

6. Penyakit Campak

Penyakit ini sangat menular dan menyerang hampir semua bayi.

Tanda-tanda campak :- Badan panas, batuk, pilek, mata merah dan berair.- Mulut dan bibir kering serta merah.- Beberapa hari kemudian keluar bercak-bercak di kulit dimulai di belakang telinga, leher muka, dahi dan seluruh tubuh. Akibat lanjut dari penyakit ini adalah radang telinga sampai tuli,radang mata sampai terjadi kebutaan, diare dan menyebabkan radang paru-paru serta radang otak yang dapat menyebabkan kematian.

7. Hepatitis Virus B

Penyakit ini adalah penyakit menular yang menyerang semua umur.

Tanda-tanda :- Mual, muntah serta nafsu makan menurun.- Nyeri sendi, nyeri kepala dan badan panas.

2.5 MACAM-MACAM IMUNISASI

Pemerintah melalui Program Pengembangan Imunisasi (PPI), mewajibkan lima jenis imunisasi dasar pada anak dibawah usia satu tahun, antara lain :

1. Imunisasi BCG ( Bacillus Calmette Guerin ) 

Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Tuberkulosis(TBC). BCG diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2 bulan. BCG ulangan tidak dianjurkan karena keberhasilannya diragukan. Vaksin disuntikkan secaraintrakutan pada lengan atas, untuk bayi berumur kurang dari 1 tahun diberikan sebanyak 0,05 mL dan untuk anak berumur lebih dari 1 tahun diberikan sebanyak 0,1 mL. Vaksin ini mengandung bakteri Bacillus Calmette-Guerrin hidup yang dilemahkan, sebanyak 50.000-1.000.000 partikel/dosis.

Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap TBC (Tuberculosis). 

Cara Pemberian dan Dosis :  Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan dengan 4 ml pelarut NaCl 0,9%.

Melarutkan dengan menggunakan alat suntik steril dengan jarum panjang. Dosis pemberian 0,05 ml, sebanyak 1 kali, untuk bayi.

Kontra indikasi : Adanya penyakit kulit yang berat / menahun seperti : eksim, furunkulosis dan sebagainya.

Mereka yang sedang menderita TBC, penderita gangguan sistem kekebalan (misalnya

Page 8: Klmpok 3 - makalah imunisasi

penderita leukemia, penderita yang menjalani pengobatan steroid jangka panjang, penderita infeksi HIV).

Efek samping : Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum seperti demam. 1-2 minggu kemudian akan timbul indurasi dan kemerahan di tempat suntikkan yang berubah menjadi pustule, kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak perlu pengobatan, akan sembuh secara spontan dan meninggalkan tanda parut. Kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di ketiak dan / atau leher, terasa padat, tidak sakit dan  tidak menimbulkan demam. Reaksi ini normal, tidak memerlukan pengobatan dan akan menghilang dengan sendirinya.

2. Imunisasi DPT ( Difteri,Pertusis,Tetanus )

Imunisasi DPT adalah suatu vaksin  3-in-1  yang melindungi terhadap difteri, pertusis dan tetanus. Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal.

Pertusis (batuk rejan) adalah inteksi bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking. Pertusis berlangsung selama beberapa minggu dan dapat menyebabkan serangan batuk hebat sehingga anak tidak dapat bernafas, makan atau minum. Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia, kejang dan kerusakan otak.

Tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang. Vaksin DPT adalah vaksin 3-in-1 yang bisa diberikan kepada anak yang berumur kurang dari 7 tahun. Biasanya vaksin DPT terdapat dalam bentuk suntikan, yang disuntikkan pada otot lengan atau paha.

Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, tetanus, pertusis dan hepatitis B.

Cara pemberian dan dosis : Pemberian dengan cara intra muskuler 0,5 ml sebanyak 3 dosis. Dosis pertama pada usia 2 bulan, dosis selanjutnya dengan interval minimal 4 minggu (1 bulan). Dalam pelayanan di unit statis, vaksin yang sudah dibuka dapat dipergunakan paling lama 4 minggu dengan penyimpanan sesuai ketentuan : 

vaksin belum kadaluarsa vaksin disimpan dalam suhu 2 derajat Celcius sampai dengan 8 derajat Celcius tidak pernah terendam air  sterilitasnya terjaga  VVM (Vaksin Vial Monitor) masih dalam kondisi A atau B  Efek samping

Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari.

Page 9: Klmpok 3 - makalah imunisasi

3. Imunisasi Polio

Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis. Polio bisa menyebabkan nyeri otot dan kelumpuhan pada salah satu maupun kedua lengan/tungkai. Polio juga bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot pernafasan dan otot untuk menelan. Polio bisa menyebabkan kematian. Terdapat 2 macam vaksin Polio :

IPV (Inactivated Polio Vaccine, Vaksin Salk), mengandung virus polio yang telah dimatikan dan diberikan melalui suntikan

OPV (Oral Polio Vaccine, Vaksin Sabin), mengandung vaksin hidup yang telah dilemahkan dan diberikan dalam bentuk pil atau cairan. Bentuktrivalen (TOPV) efektif melawan semua bentuk polio, bentuk monovalen(MOPV) efektif melawan 1 jenis polio

Imunisasi dasar polio diberikan 4 kali (polio I,II, III, dan IV) dengan interval tidak kurang dari 4 minggu. Imunisasi polio ulangan diberikan 1 tahun setelah imunisasi polio IV, kemudian pada saat masuk SD (5-6 tahun) dan pada saat meninggalkan SD (12 tahun). Di Indonesia umumnya diberikan vaksin Sabin. Vaksin ini diberikan sebanyak 2 tetes (0,1 mL) langsung ke mulut anak atau dengan menggunakan sendok yang berisi air gula.

Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap Poliomyelitis. 

Cara pemberian dan dosis : Sebelum digunakan pipet penetes harus dipasangkan pada vial vaksin. Diberilan secara oral, 1 dosis adalah 2 (dua) tetes sebanyak 4 kali (dosis) pemberian, dengan interval setiap dosis minimal 4 minggu.  Setiap membuka vial baru harus menggunakan penetes (dropper) yang baru.  Di unit pelayanan statis, vaksin polio yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 2 minggu dengan ketentuan : 

vaksin belum kadaluarsa  vaksin disimpan dalam suhu 2 derajat Celcius sampai dengan 8 derajat Celcius tidak pernah terendam air  sterilitasnya terjaga  VVM (Vaksin Vial Monitor) masih dalam kondisi A atau BSedangkan di posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari

berikutnya. 

Efek samping :Pada umumnya tidak terdapat efek samping. Efek samping berupa paralysis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang terjadi (kurang dari 0,17 : 1.000.000; Bull WHO 66 : 1988). 

Kontraindikasi  :Pada individu yang menderita “immune deficiency”. Tidak ada efek yang berbahaya yang timbul akibat pemberian OPV  pada anak yang sedang sakit. Namun jika ada keraguan, misalnya sedang menderita diare, maka dosis ulangan dapat  diberikan setelah sembuh. Bagi

Page 10: Klmpok 3 - makalah imunisasi

individu yang terinfeksi oleh HIV  (Human Immunodefisiency Virus) baik yang tanpa gejala maupun dengan gejala, imunisasi OPV harus berdasarkan standar jadwal tertentu.

4. Imunisasi Hepatitis B  Hepatitis B rekombinan adalah vaksin virus rekombinan yang telah diinaktivasikan dan

bersifat non-infeksiosus, berasal dari HBsAg yang dihasilkan dalam sel ragi (Hansenula polymorpha) menggunakan teknologi DNA rekombinan. 

Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus Hepatitis B. Tidak dapat mencegah infeksi virus lain seperti virus Hepatitis A atau C atau yang

diketahui dapat menginfeksi hati.

Cara pemberian dan dosis : Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen. Sebelum disuntikkan, kondisikan vaksin hingga mencapai suhu kamar.  Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1(buah) HB.  Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1(buah) HB ADS PID, pemberian suntikkan

secara intra muskuler, sebaiknya pada anterolateral paha.  Pemberian sebanyak 3 dosis.  Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari, dosis berikutnya dengan interval minimum 4

minggu (1 bulan).  Di unit pelayanan statis, vaksin HB yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4

minggu.Sedangkan di posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya.

5. Imunisasi Campak

Vaksin Campak merupakan  vaksin virus hidup yang dilemahkan. Vaksin ini berbentuk vaksin beku kering yang harus dilarutkan dengan aquabidest steril. 

Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit Campak. 

Cara pemberian dan dosis :  Sebelum disuntikkan vaksin Campak terlebih dahulu harus dilarutkan dengann pelarut steril

yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut aquabidest. Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan atas, pada usia 9-11

bulan. Dan ulangan (booster) pada usia 6-7 tahun (kelas 1 SD) setelah  cath-up campaign Campak pada anak Sekolah Dasar kelas 1-6. 

Vaksin campak yang sudah dilarutkan hanya  boleh digunakan maksimum 6 jam. 

Page 11: Klmpok 3 - makalah imunisasi

Efek samping :Hingga 15% pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah vaksinasi. 

Kontraindikasi :Individu yang mengidap penyakit immuno deficiency atau individu yang diduga menderita gangguan respon imun karena leukemia, lymphoma.  ( Dinkes Prov Jatim, 2005 )

2.6 Cara Pemberian Imunisasi

Pemberian imunisasi dapat diberikan secara suntikan maupun diteteskan ke dalam mulut.

1. BCG : dengan suntikan ke dalam kulit pada lengan atas sebelah dalam.2. DPT : suntikan ke dalam otot di pangkal paha.3. Campak : suntikan ke bawah kulit di lengan kiri atas.4. HB : suntikan pada lengan.5. DT / TT: suntikan ke dalam otot pada lengan, paha ataupun punggung.

2.7 Kapan Imunisasi Tidak Boleh DiberikanKeadaan-keadaan di mana imunisasi tidak dianjurkan :

1. BCG, tidak diberikan pada bayi yang menderita sakit kulit lama, sedang sakit TBC dan panas tinggi.2. DPT, tidak diberikan bila bayi sedang sakit parah, panas tinggi dan kejang.3. Polio, tidak diberikan bila diare dan sakit parah.4. Campak, tidak diberikan bila bayi sakit mendadak dan panas tinggi.

2.8 Keadaan-Keadaan Yang Timbul Setelah ImunisasiKeadaan-keadaan yang timbul setelah imunisasi berbeda pada masing-masing imunisasi,

seperti yang diuraikan di bawah ini.1. BCG, dua minggu setelah imunisasi terjadi pembengkakan kecil dan merah di tempat suntikan, seterusnya timbul bisul kecil dan menjadi luka parut.2. DPT, umumnya bayi menderita panas sore hari setelah mendapatkan imunisasi, tetapi akan turun dalam 1 - 2 hari. Di tempat suntikan merah dan bengkak serta sakit, walaupun demikian tidak berbahaya dan akan sembuh sendiri.3. Campak, panas dan umumnya disertai kemerahan yang timbul 4 - 10 hari setelah penyuntikan.

2.9 Tempat Pelayanan ImunisasiPelayanan imunisasi dapat diperoleh pada :1. Posyandu2. Puskesmas3. Bidan / dokter praktek4. Rumah bersalin5. Rumah sakit

Page 12: Klmpok 3 - makalah imunisasi

2.10 Perawatan Yang Diberikan Setelah Imunisasi

1. BCG, luka tidak perlu diobati tetapi bila luka besar dan bengkak di ketiak anjurkan ke puskesmas;2. DPT, bila panas berikan obat penurun panas yang diperoleh dari posyandu dan berikan kempres dingin.3. Campak, bila timbul panas berikan obat yang didapat dari posyandu.

Page 13: Klmpok 3 - makalah imunisasi

BAB IIIPENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Jadi, Imunisasi adalah suatu tindakan untuk memberikan kekebalan dengan cara memasukkan vaksin ke dalam tubuh manusia, untuk mencegah penyakit. (Depkes-Kessos RI, 2000). Lima Imunisasi Dasar Lengkap (LIL) adalah program yang dicanangkan pemerintah untuk meningkatkan deajat kesehatan bayi di Indonesia. Program Imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Untuk mencapai hal tersebut, maka program imunisasi harus dapat mencapai tingkat cakupan yang tinggi dan merata di semua wilayah dengan kualitas pelayanan yang memadai. (Dinkes Jambi, 2003).

3.2 SARAN

Dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, jika para pembaca ingin

mengetahui lebih jelas lagi mengenai macam-macam IMUNISASI dapat di lihat di

Perpustakaan atau orang yang ahli dalam bidang ini.

Page 14: Klmpok 3 - makalah imunisasi

DAFTAR PUSTAKA

www.pediatrik.com

Yupi Supartini. 2004.  Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC.

Dinkes. Prov. Jatim. 2005. Buku Pegangan Kader Posyandu.