Kistoma Ovari'i LP

14
LAPORAN PENDAHULUAN KISTA OVARIUM/ KISTOMA OVARII 1. PENGERTIAN Kista (cystoma) adalah kantung tertutup yang normal atau abnormal berlapis jaringan epitel dan mengandung cairan ataupun bahan setengah padat (kamus kedokteran) Kistoma ovari’i adalah suatu kantung yang berisi cairan atau materi semi solid yang tumbuh pada daerah sekitar ovarium (obstetri patologi). Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan / abnormal pada ovarium yangmembentuk seperti kantong (Agusfarly, 2008). Kista ovarium merupakan tumor jinak berupa kantong abnormal berisi cairan atau setengah cair yang tumbuh dalam (indung telur) ovarium. (Kusuma, 2008). Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada ovarium yang membentuk seperti kantong.Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus mentsruasi. (Lowdermilk, dkk. 2005: 273) 2. KLASIFIKASI Kista ovarium dibagi menjadi : 1. Kista ovarium fungsional Yaitu kista yang akan menghilang dengan sendirinya dalam waktu 60 hari tanpa pengobatan ( 1 – 3 bulan ) dan banyak terjadi pada masa pubertas sampai menopause. Folikel yang ada di dalam ovarium akan tumbuh dan berkembang menjadi sel telur. Pada saat ovulasi yang 1

description

keperawatan

Transcript of Kistoma Ovari'i LP

1

LAPORAN PENDAHULUANKISTA OVARIUM/ KISTOMA OVARII

1. PENGERTIAN

Kista (cystoma) adalah kantung tertutup yang normal atau abnormal berlapis jaringan epitel dan mengandung cairan ataupun bahan setengah padat (kamus kedokteran)

Kistoma ovarii adalah suatu kantung yang berisi cairan atau materi semi solid yang tumbuh pada daerah sekitar ovarium (obstetri patologi). Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan / abnormal pada ovarium yangmembentuk seperti kantong (Agusfarly, 2008). Kista ovarium merupakan tumor jinak berupa kantong abnormal berisi cairan atau setengah cair yang tumbuh dalam (indung telur) ovarium. (Kusuma, 2008). Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada ovarium yang membentuk seperti kantong.Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus mentsruasi. (Lowdermilk, dkk. 2005: 273)2. KLASIFIKASI

Kista ovarium dibagi menjadi :

1. Kista ovarium fungsional

Yaitu kista yang akan menghilang dengan sendirinya dalam waktu 60 hari tanpa pengobatan ( 1 3 bulan ) dan banyak terjadi pada masa pubertas sampai menopause.

Folikel yang ada di dalam ovarium akan tumbuh dan berkembang menjadi sel telur. Pada saat ovulasi yang diharapkan terjadi, ternyata folikel tersebut gagal untuk pecah dan menjadi telur. Biasanya akan direabsorpsi tetapi cairan yang ada pada folikel tersebut menetap dan membentuk suatu kista.

2. Kista Ovarii Simpleks

Sebagai contoh adalah kista dermoid, penyakit ovarium polikista. Kista endometrium dan diklasifikasikan menjadi jenis jinak dan ganas.

Berdasarkan jinis selnya, kista ovarium dibagi menjadi :

a. Kista Ovarii Simpleks

Kista ini menpunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai seringkali bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di dalam kista jernih, serus dan berwarna kuning pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik.

b. Kistadenoma Ovarii Musinosum

Asal kista belum jelas, menurut Meyer kista ini berasal dari teratoma. Pendapat lain mengatakan tumor berasal dari epitel germinativum. Bentuk kista molekuler biasanya unilateral akan tetapi dapat juga dijumpai bileteral dan dapat tumbuh menjadi besar.

c. Kista Endometroid

Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin, pada dinding dalam terdapat satu lapisan sel-sel yang menyerupai lapisan epitel.

d. Kista Dermoid

Adalah teratoma kistik dengan struktur ekstradermal, berdiferensiasi sempurna dan lebih menonjol dari pada mesodem dan endoderm. Dinding kista keabu-abuan dan agak tipis. Konsistensi sebagian kistik kenyal dan sebagian lagi padat. Sepintas lalu kelihatan seperti kista berongga satu tapi bila dibelah biasanya nampak kista besar denga ruangan kecil-kecil.3. ETIOLOGI

Penyebab kistoma ovarii secara pasti belum diketahui, tetapi karena kemungkinan faktor resiko, yaitu :

Faktor genetik : mempunyai keluarga dengan riwayat kanker ovarium dan kanker payudara

Faktor lingkungan : Sering kontak dengan zat radioaktif

Gaya hidup tidak sehat

Ketidakseimbangan hormon esterogen dan progesteron : misal penggunaan obat-obat yang merangsang ovulasi dan obat pelangsing tubuh yang bersifat diuretik

Kebiasaan menggunakan bedak tabur di daerah sekitar vagina4. TANDA DAN GEJALA

Munculnya tanda dan gejala diakibatkan oleh 3 hal, yaitu :

1. Akibat pertumbuhan kista

Pertumbuhan kista yang semakin besar akan menekan jaringan sekitarnya. Jika pertumbuhannya sangat besar akan teraba dari luar. Bila pertumbuhannya menekan kedepan ke arah kandung kemih dapat mengakibatkan gangguan buang air kecil dan besar, rasa ketidaknyamanan atau sakit perut, rasa berat pada perut dan menyebabkan hilang nafsu makan. Bagi wanita yang ingin hamil kista yang besar akan menekan uterus dan mengganggu terjadinya pembuahan, selain itu dapat juga mengakibatkan rasa sakit pada waktu senggama, pada waktu berjalan maupun pada waktu menstruasi. Nyeri bisa bersifat tumpul maupun mendadak dibagian bawah perut

2. Akibat hormonal

Kista ovarii dapat mengeluarkan hormon sehingga dapat menganggu pola haid normal. Akibatnya terjadi perubahan pola menstruasi yaitu perdarahan menstruasi yang tidak normal, siklus menstruasi yang memanjang atau memendek, amenorhea/ tidak menstruasi.

3. Akibat torsi / putaran / terpelintir

Karena kista bertangkai maka kista dapat terjadi torsi ( terpelintir ) dan terjadi nyeri / sakit yang mengakibatkan gangguan sirkulasi. Gangguan ini dapat menyebabkan perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif yang memudahkan timbulnya perlekatan kista dengan jaringan sekitarnya (omentum, usus, dan peritonium parietale).5. PATHWAY

(Terlampir)6. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Ultrasonografi (USG)Tindakan ini tidak menyakitkan, alat peraba (transducer) digunakan untuk mengirim dan menerima gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasound) yang menembus bagian panggul, dan menampilkan gambaran rahim dan ovarium di layar monitor. Gambaran ini dapat dicetak dan dianalisis oleh dokter untuk memastikan keberadaan kista, membantu mengenali lokasinya dan menentukan apakah isi kista cairan atau padat. Kista berisi cairan cenderung lebih jinak, kista berisi material padat memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.2. Laparoskopi Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan melalui pembedahan kecil di bawah pusar) dokter dapat melihat ovarium, menghisap cairan dari kista atau mengambil bahan percontoh untuk biopsi.3. Hitung darah lengkap

Penurunan Hb dapat menunjukkan anemia kronis.7. KOMPLIKASI

Berat badan menurun akibat nafsu makan menurun karena pertumbuhan kista

Perdarahan di daerah perut akibat torsi kista

Infeksi karena perdarahan

Infertilitas / mandul akibat hormon yang tidak seimbang dan adanya penekanan pada rahim sehingga tidak dapat terjadi pembuahan

26% kasus kista ovarii dapat berlanjut menjadi keganasan dan kekambuhan8. PENGARUH KISTOMA OVARII PADA KEHAMILAN DAN PERSALINAN

1. Abortus

2. Torsi dari tumor

3. Kelainan letak janin

4. Menghalangi jalan lahir ( obstruksi )9. PENANGANAN KISTOMA OVARIIPrinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor nonneoplastik tidak, jika menghadapi tumor ovarium yang tidak memberikan gejala/keluhan pada penderita dan yang besarnya tidak melebihi 5 cm diameternya, kemungkinan besar tumor tersebut adalah kista folikel atau kista korpus luteum. Tidak jarang tumor tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang, sehingga perlu diambil sikap untuk menunggu selama 2-3 bulan, jika selama waktu observasi dilihat peningkatan dalam pertumbuhan tumor tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan tumor besar itu bersifat neoplastik dan dapat dipertimbangkan untuk pengobatan operatif.Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor, akan tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai dengan pengangkatan tuba (salphyngoooforektomi). Jika terdapat keganasan operasi yang lebih tepat ialah histerektomi dan salphyngoooforektomi bilateral. Akan tetapi pada wanita muda yang masih ingin mendapat keturunan dan dengan tingkat keganasan tumor yang rendah, dapat dipertanggungjawabkan untuk mengambil resiko dengassn melakukan operasi yang tidak seberapa radikalLampiran

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Identitas klien

2. Riwayat penyakit dahulu, pernah mengalami kista ovarii sebelumnya, angka kekambuhan kurang lebih 50 % sebelum sampai 1 tahun setelah kista diambil3. Riwayat penyakit keluarga, adakah anggota keluarga dengan penyakit yang sama atau dengan kanker payudara atau kanker rahim4. Wanita dengan faktor resiko : lingkungan, gaya hidup tidak sehat, kebiasaan penggunaan talk didaerah vagina, obat-obatan perangsang ovulasi dan pelangsing tubuh yang bersifat diuretik5. Status obstetri (G P A)6. Riwayat ginekologi, usia menarche, keluhan saat haid, status haid, lamanya haid, penggunaan kontrasepsi7. Pemeriksaan fisik : tanda dan gejala, daerah pelvis ( fokus komplikasi )

8. Pemeriksaan laboratorium : darah lengkap, urin analisis

9. Pemeriksaan penunjang

10. Respon psikososial terhadap sakit/penyakitB. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Pre operatif

a. Gangguan rasa nyaman: nyeri abdomen berhubungan dengan pertumbuhan kista dan penekanan daerah sekitarnya

b. Ansietas berhubungan dengan prosedur pembedahan dan efek samping pembedahan

c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan; pertumbuhan ukuran kista

d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi

2. Post operatif

a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan prosedur pembedahan (luka insisi), penurunan tekanan abdomen dan distensi abdomen

b. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka insisi abdomen

c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan seksualitas fertilitas dan hubungan dengan pasangan dan keluarga

d. Resiko tinggi kekambuhan berhubungan dengan tidak berlanjutnya terapi pengobatan dan perluasan pertumbuhan kista

e. Perubahan eliminasi berhubungan dengan trauma jaringan lokal, hematoma

f. Resiko tinggi perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan hematoma, penurunan aliran darah (statis vena), trauma intra abdomenC. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa : Gangguan rasa nyaman: nyeri abdomen berhubungan dengan pertumbuhan kista dan penekanan daerah sekitarnya

Tujuan : Nyeri dapat terkontrol atau berkurang

Kriteria hasil : - skala nyeri dan intensitas nyeri berkurang

- Ambulasi tanpa keluhan atau dengan keluhan minimal

Intervensi :

Observasi keadaan klien baik respon akibat nyeri maupun tanda-tanda vital

Bantu klien untuk kondisi nyaman misal lutut fleksi

Berikan tindakan nyaman misal pijatan punggung, penghangat pada abdomen

Ajarkan tehnik menejemen nyeri misal nafas dalam dan panjang, distraksi

Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi

Ajarkan klien untuk menghindari mengejan, mengangkat beban, melakukan hubungan seksual

Diagnosa : Ansietas berhubungan dengan prosedur pembedahan dan efek

samping pembedahan

Tujuan : Ansietas mengalami penurunan

Kriteria hasil : - Klien menunjukkan kesiapan menghadapi pembedahan

- Ekspresi wajah tenang dan tidak tegang

Intervensi :

Berikan dukungan emosional dengan menghadirkan keluarga atau orang terdekat

Jelaskan tentang prosedur pembedahan, efek samping dan manfaat

Orientasikan klien pada ruangan

Kolaborasi rujuk ke konseling dan beri obat sesuai indikasi

Diagnosa : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan penurunan nafsu makan; pertumbuhan ukuran kista

Tujuan : Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi

Kriteria hasil: - Masukan oral klien meningkat, porsi makan adekuat

tidak terjadi penurunan berat badan

nilai laboratorium dalam batas normal

Intervensi :

Catat adanya anoreksia, nyeri abdomen, mual muntah

Pantau masukan tiap hari, timbang BB, catat adanya penurunan BB

Dorong klien untuk makan dan meningkatkan jumlah makanan termasuk makanan kecil

Hindari makanan yang menyebabkan konstipasi, diare

Hadirkan orang terdekat saat makan jika perlu

Kolaborasi : rujuk ke ahli gizi untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi adekuat

DAFTAR PUSTAKA

Wiknjo Sastro H, Ilmu Kandungan, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta, 1999

Polaski, Tatro Lucmans, Core Principles and Practice of Medical Surgical Nursing, Philadelpia, 2002

Smeltzer S>C, Bare, e.G, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Brunner & Suddarth, Edisi 8, Jakarta, EGC, 2002

Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Universitas Padjajaran, Obtetri Patologi, Elstar Ofsel, Bandung, 1981

Carpenito, Diagnosa Keperawatan, Edisi 6, EGC, Jakarta, 2000

1