Kimia1.Docx
Click here to load reader
Transcript of Kimia1.Docx
KIMIA
SEL ELEKTROKIMIA
Disusun Oleh :
NURUL ISTIQOMAH
XII IPA-3 / 27
TAHUN AJARAN 2009 – 2010
SMA MUHAMMADIYAH 1 SUMENEP
Alessandro Volta (1745-1827) lahir di Como, Lombardy (Italy). Volta pensiun pada 1819 dan
meninggal pada 5 Maret 1827 di kota kelahirannya.
A. Sel Volta atau Sel Galvani
Pada 1799 (ketika ia bekerja di Universitas Pavia), Volta berhasil merancang alat yang
dapat merubah energi kimia menjadi energi listrik. Rangkaian alat yang menghasilkan arus listrik
dari reaksi kimia ini selanjutnya disebut Sel Volta,
a. Proses Sel Volta
Dalam suatu sel Volta selalu terdapat dua elektrode, yaitu katode (kutub positif) dan
anode(kutub negatif).
1. Katode
a. Merupakan kutub positif
b. Terjadi reaksi reduksi
c. Tempat diterimanya elektron
d. Tempat tujuan kation
2. Anode
a) Merupakan kutub negatif
b) Terjadi reaksi oksidasi
c) Tempat dilepaskannya elektron
d) Tempat tujuan anion
Contoh : Reaksi redoks pada sel volta
Reaksi oksidasi ( anode ) : Zn(s) Zn2+
(aq) + 2e-
Reaksi reduksi ( katode ) : Cu2+
(aq) + 2e-
Cu (s)
Reaksi Sel : Zn (s) + Cu2+
(aq) Zn2+
(aq) + Cu (s)
Zn (s)│Zn2+
(aq)║Cu2+
(aq) Cu│(s)
Reaksi oksidasi di ruas kiri (anode) dan reaksi reduksi di ruas kanan (katode), keduanya
dipisahkan oleh jembatan garam (tanda║). Jrmbatan garam ini berfungsi menyeimbangkan
muatan pada setiap larutan.
b. Perhitungan Potensial Sel
Setiap atom memiliki potensial elektrode yang nilainya relatif terhadap potensial
elektrode atom hidrogen yang bernilai 0 volta.
Contoh : 2H+ ( 1M ) + 2e
- →
H2 (g); R\E
o = 0 volt
Setiap unsur yang mengalami reaksi reduksi dengan hidrogen (hidrogen mengalami
oksidasi), potensial reduksi unsur tersebut di beri tanda positif. Unsur yang mengalami reaksi
oksidasi dengan hidrogen (hidrogen mengalami reduksi), potensial reduksi unsur tersebut di beri
tanda nigatif.
E sel = Eo katode – E
o Anode
E sel = Eo reduksi – E
o oksidasi
Eo
reduksi = potensial mengalami reduksi
Eo oksidasi = potensial reduksi zat yang mengalami oksidasi
Contoh : E sel = Eo reduksi – E
o oksidasi
: Eo
sel = Eo
Cu2+│Cu –E
oZn
2+│Zn
= ( +0,34 V ) – ( 0,76 V ) = + 1,10 V.
Jika potensial sel hasil perhitungan bertanda poaitif, reaksi dapat berlangsung (spontan).
Adapun jika potensial sel hasil perhitungan negatif, reaksi tidak dapat berlangsung (tidak
spontan).
1) Cara Praktis Menentukan Potensial Sel dan Jenis Elektrode
Cara untuk reaksi selnya yang tidak diketahui
E sel = E + E-
Keterangan :
E sel = potensial Sel reaksi
E + = potensial sel yang lebih positif
E - = potensial sel yang lebih negatif
Jenis elrktrode pada sel Volta dapat ditentukan dengan cara berikut.
a. Katode
Ingat Kation (ion positif), berarti tergolong elektrode positif dan memiliki potensial lebih
besar (E + ).
b. Anode
Ingat anion ( ion negatif ), berarti tergolong elektrode negatif dan memiliki potensial
lebih kecil (E - )
Cara untuk reaksi selnya yang diketahui Esel = Eo
reduksi - Eo
oksidasi
2) Cara Praktis Menentukan Kespontanan Reaksi Redoks
Ada dua cara : Pertama, Carilah apakah yang melakukan reaksi reduksi merupakan E + .
jika ya, berarti reaksi tersebut spontan.
Kedua, Kespontanan reaksi juga dapat ditentukan dengan melihat posisi
logam pada deret Volta
Deret Volta merupakan urutan unsur-unsur yang disusun berdasarkan data potensial reduksi.
Reaksi pendesakan logam L (s) + M+(aq) L
+(aq) + M (s) L sebagai logam bebas
(dilambangkan (s)) M (dalam deret Volta) sebagai ion dalam larutan (dilambangkan (aq))
Reaksi disebut pendesakan karena logam bebas di sebelah kiri mampu mendesak atau
mereduksi logam di sebelah kanannya.
1. Kegunaan Sel Volta
Digunakan pada alat elektronika, seperti radio, kalkulator, televisi, lampu senter, kendaraan
bermotor, dan telepon genggam.
Baterai biasa atau sel kering kali pertama dipatenkan oleh George Leclanche pada 1866.
Baterai terdiri atas selongsong seng yang berfungsi sebagai anode dan batang karbon inert (tidak
reaktif) yang berfungsi sebagai katode. Potensial sel yang dihasilkan sebesar 1,5 volt
Baterai alkali merupakan hasil modifikasi dari baterai biasa. Perbedaannya terletak pada
jenis elektrolitnya. Seng berfungsi sebagai anode, sedangkan katodenya adalah MnO2.
MACAM SEL VOLTA
1. Sel kering atau Sel Leclance
= Katoda : Karbon
= Anode : Zn
= Elektrolit : Campuran berupa pasta MnO2 + NH4CI + sedikit Air
Contoh baterai alkali adalah baterai merkuri. Potensial sel yang dihasilkan oleh baterai merkuri
sebesar 1,3V.
c. Baterai Perak Oksida
Bentuk baterai perak oksida sangat kecil, biasanya digunakan untuk arloji, kalkulator,
atau alat-alat elektronika. Baterai ini menggunakan katode perak oksida dan anode seng,
serta lelktrolit KOH yang berbentuk pasta.
d. Baterai Nikel-Kadmium
Anode yang digunakan adalah kadmium, sedangkan katodenya adalah nikel
e. Sel Aki (Accu)
Aki merupakan salah satu jenis sel Voltayang penting. Aki digunakan sebagai sumber
energi listrik untuk menghidupkan mesin kendaraan bermotor.
Sel Aki
= Katode : PbO2
= Anode : Pb
= Elektrolit : Laurutan H2SO4
= Sel sekunder
B. Sel Elektrolisis
Ilmuan Inggris, Michael Faraday, mengalirkan arus listrik kedalam larutan elektrolit dan
ternyata dalam larutan tersebut terjadi reaksi kimia. Rangkaian alat yang menunjukkan
terjadinya reaksi kimia akibat dialirkannya arus listrik tersebut dinamakan sel elektrolisis.
pada sel elektrolisis, katode merupakan kutub negatif dan anode merupakan kutub positif.
Pada Sel Elektrolisis, penentuan kutub positif dan negatif ini didasarkan pada potensial
yang diberikan dari luar.
Terdapat tiga kelompok Sel Elektrolisis
a. Sel dengan Elektrolit Lelehan
Umumnya sel dengan Elektrolit lelehan menggunakan elektrode yang tidak breaksi
atau elektrode inert (tidak aktif), yaitu platina (Pt) dan Karbon (C). Sel dengan
elektrolit berbentuk lelehan tidak mengandung pelarut (air), hanya mengandung
kation dan anion
Anodisasi adalah proses terbentuknya suatu lapisan oksida logam.
b. Sel dengan Elektrolit Larutan dan Elektrode Tidak Reaktif (Elektrode Pt/C)
1) Reaksi pada Katode
Pada Katode, terjadi Reaksi reduksi sehingga berlaku ketentuan untuk kation
adalah logam dan terbagi atas kation logam golongan utama dan kation logam
golongan transisi.
2) Reaksi pada Anode
Pada anode, terjadi reaksi oksidasi anion. Anion merupakan sisa asam yang dibagi
menjadi dua jenis, yaitu anion yang tidak mengandung oksigen (C1-, Br
-, dan F
-)
dan anion yang mengandung oksigen (SO42-
, NO3-, dan CO3
2-). Anion yang tidak
mengandung oksigen cendrung lebih mudah mengalami oksidasi sibandingkan air
sehingga anion ini akan sioksidasi lebih dahulu. Adapun anion yang mengandung
oksigen, kecendrungannya untuk melakukan reaksi oksidasi lebih kecil sehingga
yang akan dioksidasi adalah H2O.
c. Sel dengan Elektrolit Larutan dan Elektrode Reaktif
Elektrode yang bereaksi (elektrode reaktif) adalah elektrode yang turut bereaksi dan
hanya terjadi pada anode (reaksi oksidasi). Contoh elektrode jenis ini, yaitu Cu, Ni,
Zn, Ag, Fe, dan Pb (elektrode selain Pt dan C).
1. Reaksi pada Katode
Ketentuan kation untuk sel ini sama dengan ketentuan untuk kation pada sel
larutan dan elektrode tidak bereaksi.untuk kation golongan transisi, yang
direduksi adalah kation tersebut, sedangkan untuk kation golongan utama yang
direduksi adalah H2O
2. Reaksi pada Anode
Pada sel ini, anode dioksidasi langsung menjadi larutannya. Anion tidak perlu
diperhatikan, baik yang tidak mengandung oksigen maupun yang mengandung
oksigen.
C. Hukum I Faraday
Michael Faraday melalui Hukum I Faraday. Hukum ini menyatakan bahwa masa zat
yang diendapkan atau dilarutkan sebanding dengan muatan yang dilewatkan dalam sel
dan masa molar zat tersebut.
Keterangan :
w = massa zat yang dihasilkan (g)
e = massa ekuivalen
i = kuat arus listrik (ampere)
t = waktu (sekon)
F = tetapan Faraday, 1F= 96.500 coulomb
Hukum I faraday ini juga dapat ditulis ulang sebagai berikut.
Keterangan :
= jumlah mol elektron
= Perubahan bilangan oksidasi 1 mol zat
= jumlah faraday
Jadi, jumlah faraday = jumlah mol elektron = nilai perubahan bilangan oksidasi 1 mol zat
pada Hukum I Faraday, biasanya nilai nilai Ar diketahui sehingga nilai e diubah menjadi
dengan Ar = massa atom relatif dan n = jumlah elektron yang diterima atau dilepas
jadi rumus Hukum I Faraday sebagai berikut
e= atau
contoh Soal
ke dalam 500 mL larutan AgNO30,1M dialirkan arus listrik 10 ampere selama 96.5 detik.
Tentukan pH larutan setelah proses elektrolisis tersebut.
Jawab.
Reaksi elektrolisis :
AngNO3(aq) → Ag+(aq) + NO3
-(aq)
Reaksi pada katode : Ag+(aq) + e
- → Ag (s)
Reaksi pada anode : 2H2O(l) → 4e- + 4H
+(aq) + O2(8)
Pada anode dihasilakan. Ion H+, nilai pH larutan ditentukan berdasarkan jumlah ion H
+
ini yang memiliki nilai n = 1 sehingga jumlah mol
= mol
[H+] = x 10
-1M
pH = - log [H+] = - log 2 x 10
-1= 1 – log 2
jadi, pH larutan setelah elektrolisisi = 1-log 2.
D. Hukum Faraday II
e=
jadi rumus Hukum II Faraday sebagai berikut :
e=
contoh Soal
ke dalam larutan AgNO3 dan larutan NaCI yang disusun seri, dialirkan arus listrik
sehingga larutan NaCI memiliki pH 13. Jika diketahui Ar Ag = 108 g mol-1
dan volume
setiap larutan 1 L, tentukan massa perak yang diendapkan.
Jawab
pH = 13, berarti pOH = 1 atau [OH-] = 0,1 M.
Jumlah mol OH = V x M = 1 x 0,1 mol.
nOH- = 1 dan jumlah mol adalah
WAg = jumlah mol OH- x n OH
- x
= 0,1 mol x 1 x
Jadi, massa perak yang diendapkan 10, g.
E. Kegunaan Sel Elektrolisisi
Sel elektrolisis digunakan dalam pembuatan gas, misalnya pembuatan gas oksigen,
hidrogen, dan klorin. Untuk menghasilkan oksigen dan hidrogen, anda dapat
menggunakan larutan elektrolit dari kation golongan utama (K+, Na
+) dan anion yang
mengandung oksigen (SO42-
, NO3-) dengan elektrode Pt atau karbon.
2. Proses Penyepuhan Logam
Prinsip kerja proses penyepuhan adalah penggunaan sel dengan elektrolit larutan
dan elektrode reaktif. Contohnya, jika logam atau cincin dari besi akan dilapisi emas,
digunakan larutan elektrolit AuCI3(aq). Logam besi (Fe) dijadikan sebagai katode,
sedangkan logam emasnya (Au) sebagai anode.
3. Pemurnian Logam
Logam transisi yang kotor dapat dimurnikan dengan cara menempatkannya sebagai
anode dan logam murninya sebagai katode. Elektrolit yang digunakan adalah elektrolit
yang mengandung kation logam yang dimurnikan contohnya, proses pemurnian nikel
menggunakan larutan NiSO4. Nikel murni digunakan sebagai katode, sedangkan nikel
kotor (logam yang dimurnikan) digunakan seabgai anode.