Ketuban Pecah Dini
Click here to load reader
-
Upload
jose-manuputty -
Category
Documents
-
view
238 -
download
0
description
Transcript of Ketuban Pecah Dini
KETUBAN PECAH DINI
KETUBAN PECAH DINI
Disusun oleh:
NURYADI LOHANNATA
11-2005-100
Pembimbing:
Dr.Ari Kusuma Yanuarto , SpOG
Dr.H.Achmad Djaenudin , SpOG
Dr.Bagus Tri Raharjo , SpOG
Kepaniteraan Ilmu Kebidanan dan Kandungan
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
(UKRIDA)
RS BHAKTI YUDHA DEPOK
Oktober 2006
I. IDENTITAS PASIEN Nama : Ny.I M Umur : 33tahun
Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan Pendidikan
: SMU
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Suku bangsa : Jawa
Masuk RS : tgl 20 September 2006 Nama suami : Tn. S N Umur
: 42 Th
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : JL.Pondok Sukma Jaya Blok B2 RT 09 RW 02 No.24 Depok Status : Menikah
II. ANAMNESA Diambil secara autoanamnesa pada tgl 20 September 2006 pukul 07.35 WIB
Keluhan utama : Pasien mengeluh keluar cairan dan darah 3 jam SMRS (pukul 4.30).
Keluhan tambahan : Pinggang terasa pegal -pegal
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang keruangan kebidanan dan penyakit kandungan RSU Bhakti Yudha Depok.Pasien mengaku ini adalah kehamilan yang kedua.Pasien mengaku Hari Pertama Haid Terakhir pada tanggal 6 Januari 2006 dengan perkiraan partus tanggal 13 Oktober 2006.Pasien mengaku bulan Februari sudah tidak mendapatkan haid lagi.
Pasien mengeluh keluar cairan yang disertai juga dengan darah tapi dalam jumlah sedikit sejak 3 jam SMRS. Kira kira terjadi sejak pukul 4.30 pagi .Lalu pasien juga mengaku pinggang terasa pegal pegal.Pasien juga mengatakan selama kehamilan ini ia tidak pernah kerja berat apalagi mengangkat barang barang berat dan tidak pernah jatuh selama kehamilan yang kedua ini. Riwayat kehamilan dahulu :
Kehamilan yang pertama ,lahir normal dengan jenis kelamin laki laki ,berat badan 2500 gr dan panjang 47 cm.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Penyakit jantung ,DM Hipertensi ,Astnma disangkal semua oleh pasien. Mempunyai riwayat alergi obat tapi pasien lupa nama obatnya apa.
Riwayat Obstetrik : G 2 P 1 A 0
Riwayat Haid :
\
Haid Pertama : Umur 13 tahun
HPHT : 6 Januari 2006 Lama menstruasi : 7 hari
Siklus : teratur
Tafsiran Partus : 13 Oktober 2006
III. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status generalis :
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tensi : 100/70 mmHg
Nadi : 75x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 35,5C
Kepala : normocephal
Mata : pupil bulat, isokor, reflek cahaya +/+, CA-/-, SI -/-Leher : KGB tidak teraba membesar
Mammae : retraksi mammae -/-
Cor : BJ I-II reguler, murni
Mumur (-), gallop (-)
Pulmo : suara napas vesikuler
Ronkhi -/-, wheezing -/-
Ekstremitas: Akral hangat , Udem
b.Status obstetrik :
Abdomen :
TFU : 30 cm
DJJ
: 154 X/menit
His
: ( + ) Lemah
Pemeriksaan khusus :
VT
: Portio teraba lunak
Pembukaan :1 cm
Ketuban pecah
Kepala hodge I Kertas Lakmus hasilnya berwarna biru (+)
IV. PEMERIKSAAN LABORATORIUM Hb : 10,8 g/dL
Ht : 32%
Leukosit : 6.000/mm
Trombosit : 143.000/mm
Golongan darah : A Rh (+)
V. DIAGNOSIS KERJA
G2P1A0 Hamil 37 minggu PK 1 Laten dengan KPD
VI. Rencana Kerja a. Rencana Edukasi :
-Memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya bahwa kondisi janin dalam masa yang membahayakan akibat ketuban pecah sebelum pada waktunya.
-Memberitahukan informasi tentang tindakan medis yang akan didapatkan pasien
dan apa saja resikonya bila tindakan tersebut tidak di lakukan sekarang dan apa
juga resiko yang didapat bila tindakan tersebut dilakukan. b. Rencana diagnosa :
- Cek darah lengkap dan golongan darah untuk memantau kondisi ibu agar dapat
dilakukan tindakan therapi yang tepat. - Observasi DJJ dan CTG untuk melihat kondisi janin.
- Observasi tanda vital ibu untuk mengawasi derajat kegawatan daruratan ibu.
c. Rencana Therapi :
- IVFD Dektrose 5%
- Induksi dengan Cyntosinon 5 Unit IV sampai His bagusVII. CATATAN PERKEMBANGAN
Tgl 21September 2006 Pk. 10.00 Wib
S : pasien mengaku sudah tidak ada keluhan
O : Status generalis :
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 82x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 36,3C
Kepala : normocephal
Mata : pupil bulat, isokor, reflek cahaya +/+, CA-/-, SI -/-Leher : KGB tidak teraba membesar
Cor : BJ I-II reguler, murni
Mumur (-), gallop (-)
Pulmo : suara napas vesikuler
Ronkhi -/-, wheezing -/-
Status obstestrik :
Colostrum:+/+
TFU : 2 jari diatas pusat
Kontraksi uterus (+) baik
Lochia:rubra
A : P2 NH 1 Post partus spontan a/i KPD P : Amoxicillin 3 X 1
Methergin 3 X 1
Ponstan 3 X 500mg
Becefort 2 X 1Tgl 22September 2006 Pk. 10.00 Wib
S : pasien mengaku nyeri kepala
O : Status generalis :
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36C
Kepala : normocephal
Mata : pupil bulat, isokor, reflek cahaya +/+, CA-/-, SI -/-Leher : KGB tidak teraba membesar
Cor : BJ I-II reguler, murni
Mumur (-), gallop (-)
Pulmo : suara napas vesikuler
Ronkhi -/-, wheezing -/-
Status obstestrik :
ASI :+/+
TFU : 2 jari dibawah pusat
Kontraksi uterus (+) baik
Lochia :rubra
A : P 2 NH 2 Post partus spontan a/i KPD P : Amoxicillin 3 X 1
Ponstan 3 X 500 mg
Becefort 2 X 1
PEMBAHASAN KASUS
Tanggal 20 september 2006 pkl.07.35 WIB Ny.I M berusia 33 tahun datang ke RS BHAKTI YUDHA dengan keluhan utama keluar cairan dan darah sejak 3 jam SMRS disertai pinggang terasa pegal-pegal.Riwayat HPHT tanggal 6 januari 2006 dan taksiran partus tanggal 13 oktober 2006.Pasien menyatakan bahwa ini kehamilan yang kedua kali.Anak I : Laki laki BB :2500 gr.Umur 37 minggu pada pemeriksaan fisik didapatkan:
Status generalis :
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tensi : 100/70 mmHg
Nadi : 75x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 35,5C
Kepala : normocephal
Mata : pupil bulat, isokor, reflek cahaya +/+, CA-/-, SI -/-Leher : KGB tidak teraba membesar
Mammae : retraksi mammae -/-
Cor : BJ I-II reguler, murni
Mumur (-), gallop (-)
Pulmo : suara napas vesikuler
Ronkhi -/-, wheezing -/-
Ekstremitas: Akral hangat , Udem
Status obstetrik :
Abdomen :
TFU : 30 cm
DJJ
: 154 X/menit
His
: ( + ) Lemah
Pemeriksaan khusus :
VT
: Portio teraba lunak
Pembukaan :1 cm
Ketuban pecah
Kepala hodge I Pemeriksaan Laboratorium Hb : 10,8 g/dL
Ht : 32%
Leukosit : 6.000/mm
Trombosit : 143.000/mm
Golongan darah : A Rh (+)Dari data data tersebut diatas berupa:- Pasien mengatakan bahwa ini kehamilan yang kedua kali
- Keluarnya cairan dan darah pervaginam sejak 3 jam SMRS disertai pegal pada pinggang.
- Riwayat HPHT tanggal 6 Januari 2006 dan taksiran partus pada tanggal 13 Oktober 2006 - TFU 30 cm, DJJ 154 X/menit,His (+) lemah,Portio lunak ,pembukaan 1 cm,ketuban pecah ,kepala hodge I.
Maka ibu tersebut di diagnosa G 2 P 1 A 0 Hamil 37 minggu PK I laten dengan KPD.Karena dilakukan test dengan kertas lakmus hasilnya biru (+).KETUBAN PECAH DINI
Pendahuluaan
Didalam ruang yang diliputi oleh selaput janin yang terdiri dari lapisan amnion dan korion terdapat likuor amnii (= air ketuban).
Volume liquor amnii pada wanita hamil cukup bulan 1000 1500 ml,warna putih,agak keruh serta mempunyai bau yang khas,agak amis dan manis.
Liquor amnii mempunyai berat jenis 1,0008,terdiri atas 98% air.Sisanya terdiri atas garam anorganik serta bahan organic dan bila diteliti benar,terdapat:
* Rambut lanugo (rambut halus berasal dari bayi)
* Sel sel epitel
* Verniks kaseosa ( lemak yang meliputi kulit bayi )
Protein ditemukan rata rata 2,6 % g per liter,sebagian besar sebagai albumin.Terdapat dan sfingomielin yang amat penting untuk mengetahui apakah janin mempunyai paru paru yang sudah siap untuk berfungsi.Dengan meningkatnya kadar lesitin permukaan alveolus paru paru diliputi oleh zat yang dinamakan surfaktan dan merupakan syarat untuk berkembangnya paru paru dan untuk bernafas.Untuk menilai ini dipakai perbandingan antara lesitin dan sfingomielin.Kadang kadang pada partus ,warna air ketuban ini menjadi kehijau hijauan karena bercampur mekonium ( kotoran pertama yang di keluarkan bayi dan yang mengandung empedu ).Berat jenis Liquor amnii menurun dengan tuanya kehamilan (1,025 ( 1,010).
Dari mana liquor ini berasal belum diketahui dengan pasti ,masih dibutuhkan penyelidikan lebih lanjut.Telah banyak teori dikemukakan mengenai hal ini ,antara lain bahwa :
* Liquor amnii berasal dari lapisan amnion,terutama dari bagian pada plasenta
* Liquor amnii kemungkinan berasal dari plasenta.
Dikemukakan bahwa peredaran liquor amnii cukup baik.Dalam satu jam didapatkan perputaran lebih kurang 500 ml.Mengenai perputaran ini pun terdapat banyak teori,antara lain bayi menelan air ketuban yang kemudian dikeluarkan melalui air kencing .Prichard dan Sparr menyuntikan kromiat radioaktif kedalam air ketuban ini.ereka menemukan bahwa janin menelan 8 10 cc air ketuban atau 1 % dari seluruh air ketuban dalam tiap jam.Air ketuban menpunyai fungsi :* Melindungi janin tehadap trauma dari luar
* Kemungkinan janin bergerak d engan bebas
* Meratakan tekanan didalam uterus pada partus,sehingga serviks membuka
*Membersihkan jalan lahir jika ketuban pecah dengan cairan steril ,dan mempengaruhi keadaan didalam vagina ,sehingga bayi kurang mengalami infeksi.
Definisi Ketuban pecah dini atau spontaneus/early/premature rupture of the membrane(PROM)
Adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu ,yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm.
Bila periode laten terlalu panjang dan ketuban sudah pecah , maka dapaterjadi infeksi yang dapat meningkatkan angka kematian ibu dan anak .Untunglah kerena adanya antibiotic spectrum luas maka hal tersebut dapat ditekan.
Ruptura membran amnion yang terjadi jauh sebelum waktunya ,lebih tepat disebut dengan istilah rupture membrane preterm dari pada rupture membrane premature.Rupture membrane premature paling sering dipakai untuk menyatakan peristiwa pecahnya ketuban pada sembarang waktu sebelum awal persalinan ,tanpa memperdulikan apakah lama persalinan pada saat terjadinya rupture tersebut adalah a22 minggu atau kah 44 minggu.
Ruptura membrane preterm diartikan sebagai ketuban yang pecah sebelum kehamilan 38 minggu dan merupakan penyebab morbiditas serta mortalitas yang penting, baik maternal maupun perinatal.Penyebab keadaan ini kadang kadang bersifat Iatrogenic akibat induksi persalinan.Etiologi
Ketuban pecah dini ini di sebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya tekanan intrauterine atau oleh kedua factor tersebut.Berkurangnya kekuatan membrane disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks (65%).Hal lain yang dapat memicu terjadinya ketuban pecah dini disebutkan kontraksi uterus dan batuk.Penyebab ketuban pecah dini yang tidak di ketahui,tindakan preventif tidak dapat dilakukan kecuali dalam upaya untuk menekan infeksi.Faktor predisposisi:1. Distosia
2. Infeksi genitalia
3. Serviks inkompeten
4. Multifetus:Kembar dua (50%),Kembar tiga (90%)
5. Hidramnion
6. Kehamilan preterm,Sebelumnya memiliki resiko 2- 4 X
7. Multipara
8. Malposisi
9. Tindakan senggama ,tidak berpengaruh pada resiko kecuali jika higine buruk
predisposisi terhadap infeksi.
10. PH vagina diatas 4,5 memiliki resiko 32 %
11. Kadar CRP ( Corticropin Releasing Hormon )meternal tinggi misalnya pada stress psikologis,dsb dapat menjadi stimulasi persalinan preterm.
Patogenesis
Taylor dkk,telah menyelidiki hal ini ,teryata ada hubungannya dengan hal hal berikut :
Adanya hipermotilitas rahim yang sudah lama terjadi sebelum ketuban pecah.Penyakit-penyakit seperti pielonefritis ,sistitis,dan vaginitis terdapat bersama sama dengan hipermotilitas rahim ini. Selaput ketuban terlalu tipis (kelainan ketuban)
Infeksi ( amnionitis atau korioamnionitis)
Faktor faktor lain yang merupakan predisposisi ialah ,malposisi,disproporsi,cervix incompeten ,dan lain lain.
Ketuban pecah dini artifisial ( amniotomi ),dimana ketuban dipecahkan terlalu dini.
Cox dkk(1988),mengemukakan hasil akhir kehamilan dari 298 wanita yang secara berurutan setelah mengalami ruptura membran spontan pada kehamilan diantara 24 dan 34 minggu.Meskipun ditemukan hanya pada 1,7 % kehamilan ,komplikasi ini turut menyebabkan 20 % dari semua kematian perital pada periode waktu itu.
Ruptura membran preterm teryata berkaitan dengan komplikasi obstetrik lain yang menimbulkan dampak terhadap hasil akhir perinatal ,termasuk kehamilan multifetus, presentasi bokong ,korioamnionitis dan gawat janin pada persalinan.Akibat dari semua komplikasi ini,seksio sesaria dilakukan pada hampir 40% kasus.
Kadang kadang agak sulit atau meragukan kita apakah ketuban benar sudah pecah atau belum,apalagi bila pembukaan kanalis servikalis belum ada atau kecil.Cara menentukan ketuban pecah dini dengan:
Memeriksa adanya cairan yang berisi mekonium, verniks kaseosa, rambut lanugo, atau bila telah terinfeksi berbau. Inspekulo : lihat dan perhatikan apakah memang air keatuban keluar dan kanalis servisi dan bagian yang sudah pecah.
Gunakan kertas lakmus ( tes nitrazin ) :
Bila menjadi biru (basa):air ketuban (alkalis). Darah dan infeksi vagina dapat menghasilkan tes yang positif palsu.
Bila menjadi merah (asam) :air kemih (urin)
Tes Pakis
Dengan meneteskan cairan ketuban pada gelas objek dan dibiarkan kering.
Pemeriksaan mikroskopik menunjukan kristal cairan amnion dan gambaran daun pakis.
Pemeriksaan PH forniks posterior pada ketiban pecah dini PH adalah basa (air ketuban). Pemeriksaan histopatologis air (ketuban)
Aborization dan sitologi ketuban.
Ketuban pecah dini berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan.Jarak antara pecahnya ketuban dan permulaan dari persalinan disebut periode=LP=lag period.Makin muda umur kehamilan makin memanjang LP- nya.Sedangkan lamanya persalinan lebih pendek dari biasa ,yaitu pada primi 10 jam dan multi 6 jam.
Manifestasi klinis
Keluarnya air ketuban warna putih keruh,jernih,kuning,hijau,atau kecoklatan sedikit-sedikit atau sekaligus banyak.
Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi
Janin sudah diraba
Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada,air ketuban sudah kering.
Inspekulo :tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan air ketuban sudah kering.
Pengaruh ketuban pecah dini
Terhadap janin
Walaupun ibu belum menunjukan gejala-gejala infeksi tetapi janin mungkin sudah terkena infeksi,karena infeksi intra uterin lebih dahulu terjadi (amnionitis,vaskulitis) sebelum gejala pada ibu dirasakan.Jadi akan meninggikan mortalitas dan morbiditas perinatal.
Terhadap ibu
Karena jalan telah terbuka ,maka dapat terjadi infeksi antrapartal,apalagi bila terlalu kering diperiksa dalam.Selain itu juga dapat dijumpai infeksi puerpuralis (nifas),peritonitis dan septikemia ,serta dry labor.
Ibu akan mersakan lelah karena berbaring ditempat tidur,partus akan menjadi lama,maka suhu badan naik,nadi cepat dan tampak gejala-gejala infeksi.
Hal-hal diatas akan meninggikan angka kematian dan angka morbiditas pada ibu.
Pimpinan persalinanAda bermacam-macam pendapat mengenai penatalaksanaan dan pimpinan persalina dalam menghadapi ketuban pecah dini.Beberapa institute menganjurkan penataksanaan untuk ketuban pecah menghadapi ketuban pecah dini kira-kira sebagai berikut.
Bila belum viable(kurang dari 36 minggu)Penderita dianjurkan untuk beristirahat ditempat tidur dan berikan obat-obatan antibiotika profilaksis,spasmolitika dan robiransia dengan tujuan untuk mengundurkan waktu sampai anak viable.
Bila anak viable(lebih dari 36 minggu)
Dilakukan induksi partus 6-12 jam setelah lag phase dan berikan antibiotika profilaksis.Pada kasus kasus tertentu dimana induksi partus dengan PGE2 dan drips sintosinin gagal,maka lakukan tindakan operatif.
Pendapat lain mengatakan ,upaya untuk menghindari persalinan pada saat terjadi ruptura membran preterm dibagi menjadi 2 bentuk yang penting:
1. Non inversi atau penanganan menunggu ,dimana tidak ada tindakan yang dilakukan dan hanya menunggu persalinan spontan.
2. Intervensi yang dapat mencangkup terapi kortikosterid yang diberikan dengan atau tanpa preparat tokolitik untuk menghentikan persalinan preterm sehingga kortikosteroid mendapat cukup waktu guna menginduksi maturitas pulmoner.Jadi pada KPD penyelesaian persalinan bisa :
Parus spontan
Ekstraksi vakum
Ekstraksi forsef
Embriotomi bila anak sudah meninggal
Seksio sesarea bila ada indikasi obstetrik
Prognosis
Ditemukan oleh cara penata laksanan dan komplikasi-komplikasi yang mungkin timbul serta umur dari kehamilan.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan leukosit darah:>15.000/ul bila terjadi infeksi.
Tes lakmus merah berubah menjadi biru
Amniosentetis
USG : menentukan usia kehamilan,indeks cairan amnion berkurang.
Komplikasi
Pada anak :
IUFD dan IPFD,asfiksia ,dan prematuritas.
Pada ibu :
Partus lama dan infeksi ,atonia uteri,perdarahan postpartum,atay infeksi nifas,distosia(partus kering).
DAFTAR PUTAKA
1. Mansjoer Arief,Kapita Selekta Kedokteran,Edisi III,Jilid I,Media Aesculapius FKUI,1999.
2. Mochtar Rustam, Prof.Dr.MPH.,Sinopsis Obstetri,Edisi II,Jilid I,EGC,1998.
3. Cunningham, MacDonal ,Gant ,Obstetri William,Edisi 18 ,EGC,1995.
4. Saifudin Abdul Bari,Prof.Dr.SpOG..MPH,Buku panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Meternal dan Neonatal,YBP SP,2002
5. Friedman ,Acker,Sachs,Seri Skema Diagnosa dan Penatalaksanaan Obstetri,Edisi II Binaruopa Aksara,1998.
6. Taber Ben- Zion ,M.D,Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi,EGC,1994.