Kelompok 2 Surfaktan

24
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENGOLAHAN KOMODITI SAWIT MENJADI SURFAKTAN BIDANG KEGIATAN : PKM AI Diusulkan oleh : Dessy Putri Sona (131710101020) Anis Shabrina Hanifa (131710101056) Yusuf Ali Fauzi (131710101074) JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2015

description

tugas semester 4

Transcript of Kelompok 2 Surfaktan

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PENGOLAHAN KOMODITI SAWIT MENJADI SURFAKTANBIDANG KEGIATAN :

PKM AI

Diusulkan oleh :Dessy Putri Sona

(131710101020)Anis Shabrina Hanifa(131710101056)Yusuf Ali Fauzi

(131710101074)

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2015PENGESAHAN PKM-ARTIKEL ILMIAH1. Judul Kegiatan

: Pengolahan Komoditi Sawit Menjadi Surfaktan2. Bidang Kegiatan

: PKM-AI3. Ketua Pelaksana Kegiatana. Nama Lengkap

: Dessy Putri Sonab. NIM

: 131710101020c. Jurusan

: Teknologi Pertaniand. Universitas

: Universitas Jembere. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Mastrip II no 29 b/089665530945f. Alamat email

: [email protected]. Anggota Pelaksana Kegiatan: 3 orang5. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar : Nurul Isnaini Fitriyana, S.TP., MP.b. NIDN

: 0020097807c. Alamat Rumah dan No Tel./HP :

Jember, 15 Mei 2015Menyetujui

Pembantu Dekan atau

Ketua Pelaksana Kegiatan

(Dr. Ir. Jayus)

(Dessy Putri Sona)

NIP. 196805161992031004

NIM.131710101020Wakil Rektor Bidang KemahasiswaanDosen Pendamping

Universitas Jember

(Prof. Dr. M. Shaleh, M.Sc) (Nurul Isnaini Fitriyana, S.TP., MP.)NIP. 195608311984031022

NIDN. 0020097807Abstrak:Kelapa sawit merupakan salah satu jenis komoditi yang mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. Komoditi ini, diekpor dalam bentuk bahan setengah jadi. Di negara pengimpor kelapa sawit digunakan sebagai bahan baku pembuatan surfaktan yang bersifat mudah terdegradasi. Salah satu jenis produk surfaktan yang banyak dikembangkan adalah mono-digliserida. Jenis pembuatan produk ini dilakukan dengan reaksi gliserolisis antara trigliserida dari kelapa sawit dan gliserol. Surfaktan kelapa sawit bersifat lebih mudah didegradasi dibandingkan dengan surfaktan minyak bumi. Selain itu, jenis surfaktan berbahan kelapa sawit bersifat dapat diperbaharui. Namun, jenis surfaktan ini, memiliki harga yang tinggi karena bahan yang digunakan dan proses pengolahan yang dilakukan memerlukan harga yang lebih tinggi. Penggunaan kelapa sawit memiliki keunggulan dalam hal sifat yang dimiliki. Namun, memiliki keterjangkauan harga yang lebih rendah.Kata Kunci : Kelapa sawit, Surfaktan, Kelebihan, KekuranganAbstract:

Palm oil is a types of commodities that experienced growth every year. This commodity, export in the form of semi-finished materials. The palm oil importing countries is used as a raw material for making surfactant that is easily degraded. One type of product that has been developed surfactant is a mono-diglycerides. Type the manufacture of these products is done with gliserolisis reaction between triglycerides of palm oil and glycerol. Surfactants palm oil is more easily degraded than the petroleum surfactant. In addition, the type of surfactant made from palm oil are renewable. However, this type of surfactant, has a high price because of the materials used and processing is done requires a higher price. The use of palm oil has advantages in terms of properties owned. However, having a lower affordability.Keywords: Palm oil, surfactant, Advantages, Disadvantages

PENDAHULUAN

Kelapa sawit adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak dan bahan bakar biodiesel. Dari satu ton tandan buah segar (TBS) yang diolah akan dihasilkan minyak sawit kasar (CPO) sebanyak 0,21 ton (21%) serta minyak inti sawit (PKO) sebanyak 0,05 ton (5%) dan sisanya merupakan limbah dalam bentuk tandan buah kosong, serat dan cangkang biji yang jumlahnya masing-masing sekitar 23%, 13,5% dan 5,5% dari tandan buah segar.

Surfaktan (surface active agent) adalah zat yang ditambahkan pada cairan untuk meningkatkan sifat penyebaran dengan menurunkan tegangan permukaan cairan. Kemampuan surfaktan dalam menurukan tegangan dikarenakan surfaktan memiliki struktur molekul amphiphatic yaitu mempunyai struktur molekul yang terdiri dari gugus hidrofilik dan gugus hidrofobik Surfaktan telah diaplikasikan secara luas pada berbagai industri antara lain sebagai emulsifier, emuliency, defoaming, detergency, dan lainnya. Kebutuhan surfaktan di Indonesia meningkat seiring dengan perkembangan industri sedangkan produksi surfaktan terbatas.

Akhir-akhir ini masyarakat sangat selektif dalam memilih produk kebutuhan sehari-hari dan semakin peduli terhadap lingkungannya, sehingga produk-produk yang ramah lingkungan menjadi pilihan utama, tidak terkecuali dalam memilih bahan aditif dan surfaktan. Salah satu alternatif pembuatan surfaktan untuk bahan makanan adalah menggunakan minyak nabati sebagai bahan bakunya. Surfaktan yang dibuat dari minyak nabati bersifat mudah terurai secara biologi (biodegradable) sehingga tidak mencemari lingkungan. Kesinambungan pengadaan bahan bakunya terjamin karena minyak nabati merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable). Salah satu jenis surfaktan yang dapat disintesis dari minyak nabati adalah polyoxyethylene mono-digliserid (POE-MDG) dan NaHSO3.

TUJUANAdapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah: a). Mengetahui jenis- jenis surfaktan dari komoditas kelapa sawit. b). Mengetahui proses teknologi pembuatan POE-MDG (polyoxyethylene mono-digliserid). c). Mengetahui proses teknologi pembuatan Natrium Lignoleat. d) Mengetahui kegunaan surfaktan METODE PENULISAN

1. Prosedur Pengumpulan Data dan InformasiPenulisan makalah ini didasarkan pada data atau informasi yang diperoleh dari sumber dan studi literatur. Sumber dan literatur yang digunakan berasal dari internet. Sumber dan studi literatur tersebut digunakan untuk mengetahui permasalah mengenai kelapa sawit dan peredaran surfaktan berbahan minyak bumi. Pengumpulan sumber dan studi literatur didapatkan dari jurnal, hasil penelitian (skripsi) serta searching di internet pada sumber yang resmi dan terpercaya.

2. Analisis SistematisAnalisis sistematis pada penulisan makalah ini berisi mengenai prosedur umum yang dilakukan pada penulisan makalah secara keseluruhan. Penulisan makalah ini dilakukan dengan tahapan sebagai berukut;

a. Merumuskan permasalahan yang berkaitan dengan potensi kelapa sawit sebagai bahan baku surfaktan, serta mengetahui akibat penggunaan minyak bumi sebagai bahan baku surfaktan,

b. Menelusuri pustaka melalui internet dan sharing kelompok,

c. Mendeskripsikan kajian berdasarkan data dan informasi yang ada,

d. Menarik kesimpulan dari pembahasan terhadap permasalahan yang dirumuskan.

HASIL DAN PEMBAHASAN1. Surfaktan (Surface Active Agent)Surfaktan adalah zat yang ditambahkan pada cairan untuk meningkatkan sifat penyebaran atau pembasahan dengan menurunkan tegangan permukaan cairan khususnya air. Surfaktan merupakan senyawa organic yang didalam molekulnya memiliki sedikitnya satu gugus hidrofilik dan satu gugus hidrofobik. Molekul surfaktan dapat divisualisasikan seperti berudu ataupun raket mini yang terdiri atas bagian kepala dan ekor. Bagian kepala bersifat hidrofilik (suka air), merupakan bagian yang sangat polar, sedangkan bagian ekor bersifat hidrofobik (benci air), merupakan bagian non polar. Kepala dapat berupa anionik, kationik, nonionik, dan amphoterik sedangkan ekor berupa rantai linier hidrokarbon atau cabang hidrokarbon. Konfigurasi kepala- ekor tersebut membuat surfaktan memiliki fungsi yang lebih luas dan beragam didalam industri. (Hui.1996 dalam ismiati 2009) .

Karakteristik dan kinerja surfaktan dapat digolongkan dalam beberapa jenis yaitu sebagai wetting dan waterproofing yang bekerjanya karena terjadinya penurunan tegangan permukaan dan antar muka; foaming yang menimbulkan pembusaan pada detergen; emulsifikasi yang bekerja pada cairan yang saling tidak larut sehingga menjadi saling larut; dispersi yang bekerja sebagai penyebar pada sistem dispersi partikel seperti pada pasta gipsum dan pasta semen. Aplikasi surfaktan sebagai bahan aditif yang penting untuk beberapa industri seperti industri sabun dan deterjen, industri tekstil, industri karet dan plastik, industry kosmetik, industri pangan, bahan perekat untuk papan gipsum, sebagai bahan pendispersi pada industri bahan konstruksi, dan lain-lain (Rosen dan Dahanayake,2000 dalam ismiati 2009). Dengan banyaknya kebutuhan dan penggunaan surfaktan untuk berbagai keperluan industri sehingga surfaktan memiliki nilai jual yang tinggi. Persentase pasar surfaktan untuk berbagai aplikasi didunia adalah sebagai produk pembersih sebesar 52,9 %, tekstil dan kulit 8,4 %, konstruksi 5,5 %, perminyakan 5,1 % , polimerisasi emulsi 3,4 %, pangan 2,3 %, peptisida 2,3 %, industri cat 1,9 %,industri kertas 1,4 %, industri plastik 0,5 % , bahan peledak 0,1 % serta lainnya 6,2 % (sumber: www.chemsoc.org dalam ismiati 2009).

Struktur molekul surfaktan terdiri dari :1. Gugus hidrofilik (kepala surfaktan)

a. Bermuatan negatif adalah surfaktan anionik.

b. Bermuatan positif adalah surfaktan kationik.

c. Bermuatan positif dan negatif adalah surfaktan amfoter (zwitterion).

d. Tidak bermuatan adalah surfaktan non ionik.2. Gugus hidrofobik (ekor surfaktan)

a. Hidrokarbon,.

b. Perfluorohidrokarbon,

c. Polyoxypropylene atau polyoxybutylene2. Teknologi Pembuatan Surfaktan POE-MDG

Surfaktan POE-MDG diperoleh dengan cara mereaksikan mono-digliserida dari minyak sawit dengan polietilen glikol (Sadi, 1993 dalam Purwaningtyas et al, 2009). MDG dapat diperoleh dengan cara hidrolisa; alkoholisis dan gliserolisis. Hassanuddin (2001) dalam Purwaningtyas et al (2009) menyatakan bahwa transesterifikasi/alkoholisis minyak secara kimia akan menghasilkan produk selain senyawa ester lemak juga senyawa mono-diasilgliserol (MAG dan DAG).Gliserolisis adalah reaksi antara gliserol dengan minyak atau lemak untuk menghasilkan mono dan di-acyl gliserol (MAG dan DAG). Reaksi gliserolisis berlangsung dengan cepat jika menggunakan katalis asam, basa atau enzim. Katalis basa biasanya berlangsung lebih cepat bila dibandingkan dengan katalis asam, tetapi kelemahannya yaitu memerlukan suhu reaksi yang cukup tinggi, produk akhirnya menghasilkan sabun, berwarna gelap serta terbentuk bau yang tidak diinginkan. Fungsi katalis selain untuk mempersingkat waktu reaksi juga untuk mengarahkan gugus OH ke arah pembentukan MAG dan DAG

Gambar 1. Proses pembuatan gliserolisisSumber : Purwaningtyas et al (2009)

Etoksilasi adalah reaksi kimia antara ethylene oksida dan asam lemak dimana hasil reaksinya lebih larut dalam air. Bahan-bahan kimia yang dapat mengalami etoksilasi antara lain: alkohol, asam lemak amina, dan zat asam karbol. Secara komersial, etoksilasi adalah reaksi antara ethylene oksida (EO) dan asam lemak dengan menggunakan katalis alkali pada temperatur diatas 100 oC. Reaksi etoksilasi terjadi dua tahap. Tahap pertama reaksi berlangsung lambat, dimana sebagian besar hasilnya adalah ethylene glikol monoester, kemudian dilanjutkan tahap kedua yaitu reaksi antara 1 mol EO dengan asam lemak. Penambahan EO akan meningkatkan kecepatan addisi untuk pembentukan polyethylene glikol ester. Hasil polyoxyethylen ester dari asam lemak tinggi berbentuk padat pada suhu kamar, sedangkan apabila dipakai asam lemak rendah akan berbentuk cair dan akan menjadi padat apabila jumlah rantai oxyethilen dinaikkan (Stockburger, 1979 dalam Purwaningtyas et al, 2009). Katalis gabungan Al-Mg oksida dapat digunakan untuk proses etoksilasi dari metil laurat (fatty methyl esters), dimana katalis tersebut berfungsi untuk mengarahkan gugus EO pada metil ester lemak dan membatasi distribusi EO (Hama et al, 1997 dalam Purwaningtyas et al, 2009). Proses etoksilasi gliserol mono oleat dengan menggunakan katalis KOH.

Gambar 2. Proses pembuatan etoksilasi

Sumber : Purwaningtyas et al (2009)3. Teknologi Pembuatan Surfaktan Natrium LignoleatNatrium lignosulfonat adalah surfaktan anionik yang terbentuk dari hasil reaksi antara lignin dengan natrium bisulfit (NaHCO3), dimana rantai hidrokarbonnya sebagai gugus hidrofobik dan ion SO3- sebagai gugus hidrofiliknya. . NLS bisa juga disebut lignin sulfonat atau sulphite lignin merupakan suatu surfaktan yang dihasilkan dari proses sulfite pulping pada kayu. Pada proses sulfite pulping, lignin dibuat larut dalam solven polar (air) melalui proses sulfonasi dan hidrolisis.Sulfonasi merupakan reaksi antara ion bisulfite dengan molekul lignin. Reaksi yang terjadi pada proses sulfonasi lignin ini termasuk reaksi irreversible dan bersifat endotermis. Suhu dan pH merupakan faktor yang paling berpengaruh pada reaksi pembentukan lignosulfonate ini. Semakin tinggi tingkat keasamannya maka laju hidrolisis akan semakin meningkat dan semakin tinggi temperature laju reaksi akan semakin besar (Rachim et al, 2012).

Gambar 3. Proses pembuatan natrium lignoleatSumber : Rachim et al (2012)Pembuatan surfaktan sodium lignosulfonat1. Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dibersihkan lalu diurai menjadi serat dan

dikeringkan di udara terbuka (sinar matahari).

2. Serat TKKS lalu dihancurkan dan di ayak.

3. Sebanyak 7 gr serat TKKS dimasukkan ke dalam labu leher tiga bersama larutan natrium bisulfit (NaHSO3) 25% sebanyak 300 ml.4. Diatur keasaman (pH) menjadi 4, dengan menggunakan asam sulfat (H2SO4) dan natrium hidroksida (NaOH).

5. Labu leher tiga dipanaskan sesuai variasi variabel suhu yang diinginkan dan digunakan magnetik stirer.

6. Lama waktu perebusan (reaksi) sesuai dengan variasi variabel yang diinginkan.

7. Kemudian pemisahan filtrat dan residu hasil reaksi dengan menggunakan kertas saring.4. Kegunaan Surfaktan

Penggunaan surfaktan sangat bervariasi, seperti bahan deterjen, kosmetik, farmasi, makanan, tekstil, plastik dan lain-lain. Beberapa produk pangan seperti margarin, es krim menggunakan surfaktan sebagai satu bahannya. Syarat agar surfaktan dapat digunakan untuk produk pangan yaitu bahwa surfaktan tersebut mempunyai nilai Hydrophyle Lypophyle Balance (HLB) antara 2-16, tidak beracun, serta tidak menimbulkan iritasi. Penggunaan surfaktan terbagi atas tiga golongan, yaitu sebagai bahan pembasah (wetting agent), bahan pengemulsi (emulsifying agent) dan bahan pelarut (solubilizing agent). Penggunaan surfaktan ini bertujuan untuk meningkatkan kestabilan emulsi dengan cara menurunkan tegangan antarmuka, antara fasa minyak dan fasa air. Surfaktan dipergunakan baik berbentuk emulsi minyak dalam air maupun berbentuk emulsi air dalam minyak. (Widodo,H.S, 2004).

Dietanolamida merupakan salah satu surfaktan alkanolamida yang paling penting. Dietanolamida berfungsi sebagai bahan penstabil dan pengembang busa. Hal ini disebabkan karena adanya kotoran berminyak seperti sebum menyebabkan stabilitas busa sabun cair atau shampo akan berkurang secara drastis. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan penstabil busa yang berfungsi untuk menstabilkan dan mengubah struktur busa agar diperoleh busa yang lebih banyak, pekat dengan buih yang sedikit. Pada pembuatan sabun, dietanolamida digunakan agar sabun menjadi lembut. Pemakaian dietanolamida pada formula shampo dapat mencegah terjadinya proses penghilangan minyak yang berlebihan pada rambut (efek perlemakan berlebihan) dan produk yang dihasilkan tidak menyebabkan rasa pedih di mata, sehingga cocok untuk digunakan sebagai produk sabun dan shampo bagi bayi (Holmberg, 2001).Beberapa manfaat dari Natrium Lignosulfonat diberikan sebagai berikut.

1. Sebagai superplasticizer pada hidrasi semen portland untuk memperbaiki stabilitas semen. 2. Sebagai penghambat korosi dan pengerakan serta berpotensi digunakan dalam sistem resirkulasi air pendingin. 3. Sebagai agen fungsionalisasi multiwalled carbon nanotubes (MWCNTs). 4. Sebagai reinforcing agent dalam pembuatan tembikar, porselen dan bahan-bahan yang tidak mudah terbakar. 5. Dalam bidang pertanian, NaLS digunakan sebagai agent pendispersi dari pestisida dan sebagai pelletizing agent dalam pembuatan pupuk dan pakan ternak. 6. Turunan NaLS dapat digunakan sebagai embryo reinforcing agent karena dapat meningkatkan fluiditas dari slurry dan embrio. 5. Gambaran Pasar SurfaktanAdapun gambaran pasar sawit di Indonesia yang mengahasilkan surfaktan adalah sebagai berikut : 1. Indonesia Penghasil sawit terbesar setelah Malaysia2. Tahun 2020 produksi sawit di Indonesia diperkirakan mencapai 40 juta ton3. Beberapa tahun bakal memproduksi lebih dari 10 juta ton CPO per tahun4. Data kebutuhan surfaktan di Indonesia sekitar 95 ribu ton/tahun sedangkan kapasitas produksi dalam negeri 55 ribu ton/tahun5. Surfaktan memberi nilai tambah 20 kali lipat daripada harga CPO yang di pasaran dunia hanya sekitar Rp 3.000 per Kg.6. Kebutuha surfaktan di seluruh dunia semakin lama semakin meningkat seiring dengan pertambahan jumlah populasi penduduk serta karena penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri. Hal tersebut bisa dilihat dari data permintaan surfaktan yang disajikan Global Surfactant Market bulan Juni 2013, yaitu mencapai 26,8 miliar dollar Amerika dan akan bertambah hingga 3,8% per tahun sehingga akan mencapai 31,2 miliar dollar pada 2016 dan 36,1 miliar dollar pada 2020.

Sumber : LIPI (20066. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah: a). Salah satu jenis surfaktan hasil olahan komoditi sawit adalah POE-MDG (polyoxyethylene mono-digliserid) dan Natrium Lignoleat. b). Teknologi pembuatan surfaktan POE-MDG adalah menggunakan teknologi Gliserolisis dan Etoksilasi. c.) Teknologi pembuatan surfaktan Natrium Lignoleat adalah menggunakan teknologi sulfitasi. d) Surfaktan digunakan sebagai bahan deterjen, kosmetik, farmasi, makanan, tekstil, plastik dan lain-lain. DAFTAR PUSTAKA

Holmberg.2001. Natural Surfactants. Colloid &Interface Science. 6: 148-159Ismiyati. 2009. Perancangan Proses Sulfonasi Lignin Isolat Tandan Kosong Kelapa Sawit (Tkks) Menjadi Surfaktan Natrium Lignosulfonat (Nls). Bogor : IPBPurwaningtyas, E. Pramudono, B. 2009. Pembuatan Surfaktan Polyoxyethylene dari minyak sawit: Pengaruh Rasio Mono-digliserida dan Polyethylen Glykol. Jurnal Teknik Kimia Vol. 12 No. 3, Juni 2009, Hal. 175-182Rachim, P. Mirta, E. Thoha, M. 2012. Pembuatan Surfaktan Natrium Lignosulfonat dari Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan Sulfonasi Langsung. Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 18, Januari 2012Widodo,H.S.2004. Seminar Nasional Pemanfaatan Surfaktan Berbasis Minyak Sawit Untuk Industri. Bogor : IPBLAMPIRAN-LAMPIRANLampiran 1. Biodata Ketua dan AnggotaA. Identitas Diri Ketua Kelompok1 Nama Lengkap (dengan gelar) Imroatul Hasanah

2Jenis Kelamin Perempuan

3Program Studi Teknologi Hasil Pertanian

4NIM 131710101020

5Tempat dan Tanggal Lahir Probolinggo, 16 Desember 1994

6E-mail [email protected]

7Nomor Telepon/HP 089665530945

B. Riwayat Pendidikan

SDSMPSMA

Nama InstutusiSD Bayeman 1SMP Nurul JadidSMA Nurul Jadid

Jurusan--IPA

Tahun Masuk-Lulus2001-20072007-20102010-2013

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

NoNama Pertemuan IlmiahJudul Artikel IlmiahWaktu dan Tempat

1---

Dst

D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau instutusi lainnya)NoJenis PenghargaanInstitusi Pemberi PenghargaanTahun

1---

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreatifitas Mahasiswa Bidang Artikel Ilmiah.

Jember, 15 Mei 2015 Pengusul,

Dessy Putri SonaNIM. 131710101020A. Identitas Diri Anggota I

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Yusuf Ali Fauzi

2Jenis Kelamin Laki- laki

3Program Studi Teknologi Hasil Pertanian

4NIM 131710101074

5Tempat dan Tanggal Lahir Kediri, 17 Juli 1995

6E-mail -

7Nomor Telepon/HP 085736663325

B. Riwayat Pendidikan

SDSMPSMA

Nama InstutusiSMAN 1 Plemahan

Jurusan--IPA

Tahun Masuk-Lulus2001-20072007-20102010-2013

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

NoNama Pertemuan IlmiahJudul Artikel IlmiahWaktu dan Tempat

1---

Dst

D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau instutusi lainnya)NoJenis PenghargaanInstitusi Pemberi PenghargaanTahun

1---

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreatifitas Mahasiswa Bidang Artikel Ilmiah.

Jember, 15 Mei 2015Pengusul,

Yusuf Ali FauziNIM. 131710101074A. Identitas Diri Anggota II1 Nama Lengkap (dengan gelar) Anis Shabrina Hanifa

2Jenis Kelamin Perempuan

3Program Studi Teknologi Hasil Pertanian

4NIM 131710101056

5Tempat dan Tanggal Lahir Jember, 12 November 1995

6E-mail -

7Nomor Telepon/HP 082338854472

B. Riwayat Pendidikan

SDSMPSMA

Nama InstutusiSMAN 1 Arjasa

Jurusan--IPA

Tahun Masuk-Lulus2001-20072007-20102010-2013

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

NoNama Pertemuan IlmiahJudul Artikel IlmiahWaktu dan Tempat

1---

Dst

D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau instutusi lainnya)NoJenis PenghargaanInstitusi Pemberi PenghargaanTahun

1---

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreatifitas Mahasiswa Bidang Artikel Ilmiah.

Jember, 15 Mei 2015Pengusul,

Anis Shabrina HanifaNIM. 131710101056Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Kegiatan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JEMBER

Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Telp. Fax (0331) 330224-Jember (68121)

E-mail: [email protected], Home Page: www.unej.ac.id

SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANAYang bertanda tangan di bawah ini:

Nama

: Dessy Putri SonaNIM/BP: 131710101020Program Studi: Teknologi Hasil Pertanian

Fakultas : Teknologi Pertanian

Dengan ini menyatakan bahwa usulan PKM-AI saya dengan judul: PENGOLAHAN KOMODITI SAWIT MENJADI SURFAKTANBilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya pelaksanaan yang sudah diterima ke kas negara. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.

Jember, 15 Mei 2015Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan

Universitas Jember

Prof. Dr. Mohammad Saleh, S.E, M.Sc.

NIP. 195608311984031002

Yang Menyatakan,

Dessy Putri Sona NIM. 131710101020

50 g minyak sawit

114 g gliserol

135 solvent n- butanol

pencampuran

Pemasukan dalam labu leher tiga

Pemanasan T= 900C, 400 rpm

Gliserolisis t= 4 jam

+ 2,04 g MgO

Pendiaman t = 24 jam

Pemisahan dengan metode dekantasi

Sisa solvent

Distilasi

30 g mono-digliserid, 120 g PEG 400

Pencampuran

Pemanasan T = 160 0C

Pengadukan 400 ppm, t= 120 menit

POE - MDG

Bubuk TKKS 7 g

Pencampuran

300 ml NaHSO3 25 %

Pengaturan PH = 4

Pemanasan T= 900C, t= 75 menit

Pemisahan (Filtrasi)