Gambaran Fungsi Kognitif Pada Pasien Stroke Post Opname Di Poliklinik
Kejang Post Stroke
description
Transcript of Kejang Post Stroke
PORTOFOLIO
KEJANG POST STROKE
Oleh: dr. Zara Pilar Kusuma Aji
STATUS PASIENNama : Ny. KJenis Kelamin : PerempuanUmur : 68 tahunPekerjaan :Ibu Rumah TanggaAlamat : Desa Tanjung Harapan RT II, Sebulu.Status Pernikahan : Sudah MenikahTanggal Masuk : 24 Oktober 2014No RM : RS6699
Anamnesa
Keluhan Utama : Kejang seluruh tubuh
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengeluh kejang seluruh tubuh sebanyak 4 kali selama di rumah sekitar 1 hari SMRS. Kejang selama ± 1 menit. Setelah kejang pasien tertidur. Menurut pengakuan pasien, dia tidak sadar saat sedang kejang. Keluhan kejang ini tiba-tiba, tidak diawali dengan nyeri kepala maupun demam. BAB dan BAK (+) dalam batas normal
Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat stroke sebelumnya, 2 tahun yang lalu (+), kelemahan ekstremitas kiri.Riwayat hipertensi (+), pengobatan tidak terkontrol.Riwayat DM (+), pengobatan tidak terkontrol.Riwayat kejang sebelumnya (-)
Riwayat Penyakit Keluarga : Riwayat kencing manis, hipertensi, penyakit jantung tidak ada. Tidak ada keluarga yang menderita sakit yang sama.
PEMERIKSAAN FISIKKesan Umum : tampak sakit sedang, sadar penuh
GCS : E4V5M6
Vital Sign :
Suhu Axila : 37,20C
Heart Rate : 70x/mnt
Pernafasan : 18x/mnt
Tekanan darah : 160/100 mmHg
Pemeriksaan Fisik :
Kepala : CA -/- SI -/-, reflek cahaya +/+, pupil isokor 3/3.
Thorax :
Jantung : S1 S2 reguler, murmur (-)
Paru-paru: Vesikuler +/+, wheezing -/-, ronki -/-
Abdomen: Supel (+), NT (-), H/L tidak teraba, BU (+) normal
Ekstremitas : edema -/-, hangat -/-
Status NeurologisPenampilan
Kepala : normochepalColumna vertebra : tidak ada deformitas, gibus (-)
Rangsang Meningen / iritasi radiks:Kaku kuduk : -Brudzinski 1 : -Brudzinski 2 : -Brudzinski 3 : -Laseque : tidak terbatas, > 70o
Kernig : tidak terbatas, > 130o
Patrick : -Kontra Patrick : -
N. cranialis Kanan KiriN. I (Olfaktorius)Penciuman
Tidak ditemukan kelainan
Tidak ditemukan kelainan
N. II (Optikus)Ketajaman penglihatan Baik Baik
N. III (Okulomotorius), N. IV (Troklearis), N. VI (Abdusens)PtosisPupilReflex cahayaPosisi mataGerakan bola mataNistagmus
(-)Isokor, D : 3mm(+)(+)OrtoforiaSulit dinilaiTidak ada
(-)Isokor, D : 3mm(+)(+)OrtoforiaSulit dinilaiTidak ada
N. V (trigeminus)SensorikOftalmikusMaksilarisMandibularisReflex korneaMotorikReflex mengunyah
N. VII (Facialis)Mengangkat alis mataMemejamkan mataLipatan nasolabialGerakan wajahRasa kecap 2/3 bagian muka lidah
DbnDbnDbnSimetrisDbn
DbnDbnDbnSimetrisDbn
Pemeriksaan Kekuatan Tonus Atrofi Fasikulasi
Anggota badan atas
555 | 555 Baik - -
Anggota badan bawah
555 |555 Baik - -
Gerakan involunter -
Cara berjalan -
Pemeriksaan Permukaan Dalam
Anggota badan atas Normoastesi Normoastesi
Batang tubuh Normoastesi Normoastesi
Anggota badan bawah Normoastesi Normoastesi
N. XI (Assesorius)Menengok kanan dan kiriMengangkat bahu
Sama kuatsimetris
N. XII (Hipoglosus)Gerakan lidahAtrofi otot lidahTremor lidah/fasikulasi
Tidak ada deviasi--
N. VIII (Akustik)Pendengaran Keseimbangan
Sama kanan kiriSama kanan kiri
Sama kanan kiriSama kanan kiri
N. IX (Glosofaringeus)/ N. X (Vagus)Suara bicaraMenelanKontraksi palatumReflex faringReflex kecap 1/3 belakang
BaikBaikTidak dinilaiTidak dinilaiTidak dinilai
BaikBaikTidak dinilaiTidak dinilaiTidak dinilai
VegetatifBAB lancar BAK lancar
KoordinasiTremor : tidak adaTes telunjuk hidung : normalTes tumit lutut : kanan kiri baikTes Romberg : normal
KlonusPatella : negatifAchiles : negatif
Reflex fisiologisReflex Dextra/sinistra
Biseps + / +
Triseps + / +
Brachioradialis + / +
Epigastrik - / -
Hipogastrik - / -
Mesogastrik - / -
Patella + / +
achiles + / +
Reflex patologisReflex Ekstremitas dextra Ekstremitas
sinistra
Babinski - -
Chaddock - -
Openheim - -
Gordon - -
Schaeffer - -
gonda - -
Reflex primitifGlabella : -Mencucut mulut : -Palmo mental : -
Pemeriksaan fungsi luhurHubungan psikis : kooperatifAfasia : motorik : -
Sensorik : -Ingatan : jangka pendek : baik
Jangka panjang: baikKemampuan berhitung : baik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Triglyser
ida
429 <200 mg/dl
HDL-C 65 >35 mg/dl
LDL-C 191 <100
SGOT 12 0-25 u/l
SGPT 15 0-29
Ureum 24 10-50 mg/dl
Creatinin 0,6 0.5-1.5
Uric
Acid
5,7 3.4-7
Pemerik
saan
Hasil Nilai Normal
Leukosit 9800 5000-10000
Hemoglo
bin
12,8 13-16
Hematok
rit
36 40-48
Trombo
sit
353.000 150.000-450.000
Gula
darah
sewaktu
187 60-150 mg/dl
Glukosa
Puasa
117 60-100 mg/dl
Cholestrol
Total
383 <200 mg/dl
Interpretasi:Sinus rhytm , HR 74x/menit
ASSESSMENTKejang Post Stroke + Hipertensi stage II + DM tipe II tidak terkontrolPENATALAKSANAAN
Planning Diagnosis : Darah LengkapKimia Darah : Ureum/ Creatinin, SGOT/SGPT, Cholestrol, TG, HDL, LDL, GDP, Asam Urat.ElektrolitEKG
Planning Terapi:
IVFD RL 20 tpm makroCiticolin 250 mg/12 jam/ivRanitidin 50 mg/12 jam/ivAspilet 1 x 1 tabAmlodipin 5 mg 1 x 1 tabPhenitoin 2 x 1 capRaber interna Cek GDS per 24 jam.
Follow up 27/10/2014
S Kejang (-), nyeri kepala (-), demam (-), makan/minum (+), BAK/BAB dbn.
O KU : sedang, CM.GDS 165 mg/dlTD : 150/90 mmHgCA -/- SI -/-Cor : dbnPulmo : dbnAbd : NT(-) epigastriumExt : hangat (+) edema (-)St. NeurologisKaku kuduk (-)Kekuatan555 | 555555 | 555
A Kejang post stroke + Ht stage II, DM tipe II.P IVFD RL 20 tpm makro
Citicolin 250 mg/12 jam/iv Ranitidin 50 mg/12 jam/iv Aspilet 1 x 1 tab Amlodipin 5 mg 1 x 1 tab Phenitoin 2 x 1 tab Glimepirid 1 mg 1 x1 tab
PendahuluanKejang pasca stroke dan epilepsi pasca stroke merupakan penyebab tersering dari sebagian besar pasien yang masuk rumah sakit, baik sebagai gejala klinis ataupun sebagai komplikasi pasca stroke. Sekitar 10% dari semua pasien stroke pernah mengalami kejang, dan kejang pasca stroke pada umumnya dimulai beberapa tahun kemudian setelah serangan stroke. Faktor usia menjadi faktor risiko independen untuk stroke, dengan kecenderungan terjadinya peningkatan kejadian dan prevalensi kejang pasca stroke dan epilepsy pasca stroke.
Oxfordshire community stroke project (OCSP) 11,5 % pasien dengan Stroke berisiko terjadi kejang onset lambat , dalam waktu lima tahun.Sebuah studi menyatakan bahwa pada1897 pasien ditemukan kejadian kejang pasca stroke sebesar 8,9%. Perkembangan menjadi serangan epilepsi berulang jarang terjadi, hanya pada sekitar 2,5% pasien, tetapi dalam waktu 9 bulan perlu untuk selalu dipantau.Kejang lebih sering terjadi pada stroke hemoragik daripada stroke iskemik
Classification of Seizures ILAE Classification (1981)
I.I. Partial (Focal)seizures Partial (Focal)seizures A. Simple partial seizuresA. Simple partial seizures B. Complex Partial B. Complex Partial
SeizuresSeizures C. Partial Seizures C. Partial Seizures
evolving to secondary evolving to secondary generalized seizures generalized seizures (tonic-clonic, tonic or (tonic-clonic, tonic or clonic)clonic)
II. II. Generalized seizures Generalized seizures (Convulsive and non-convulsive)(Convulsive and non-convulsive)
A. Absence seizuresA. Absence seizures i) Typicali) Typical ii) Atypical ii) Atypical
B. Myoclonic seizuresB. Myoclonic seizuresC. Clonic seizuresC. Clonic seizuresD. Tonic seizuresD. Tonic seizuresE. Tonic-Clonic seizuresE. Tonic-Clonic seizuresF. Atonic seizuresF. Atonic seizures(Combinations may occur: myoclonic and atonic or myoclonic and tonic)
III.III. Unclassified epileptic Unclassified epileptic seizuresseizures
Kejang Parsial SederhanaKesadaran tidak terganggu; dapat mencakup satu atau lebih hal berikut ini:Tanda-tanda motoris→kedutaan pada wajah. Tangan, atau salah satu sisi tubuh, umumnya gerakan kejang yang sama.Tanda atau gejala otonomik→muntah berkeringan, muka merah, dilatasi pupil.Gejala somatosensoris atau sensoris khusus→-mendengar musik, merasa seakan jatuh dari udara, parestesia.Gejala psikik→dejavu, rasa takut, sisi panoramic.
Kejang parsial kompleskTerdapat gangguan kesadaran. Walaupun pada awalnya sebagai kejang parsial simpleks.Dapat mencakup otomatisme atau gerakan aromatic—mengecapkan bibir, mengunyah, gerakan m encongkel yang berulang-ulang pada tangan dan gerakan tangan lainnya.Dapat tanpa otomatisme—tatapan terpaku.
Kejang AbsensGangguan kewaspadaan dan responsivitas.Ditandai dengan tatapan terpaku yang umumnya berlangsung kurang dari 15 detik.Awitan dan khiran cepat, setelah itu kembali waspada dan berkonsentrasi penuh.Umumnya dimulai pada usia antara 4 dan 14 tahun dan sering sembuh dengan sendirinya pada usia 18 tahun.
Kejang AtonikHilangnya tonus secara mendadak sehingga dapat menyebabkan kelopak mata turun, kepala menunduk atau jatuh ketanah.Singkat, dan terjadi tampa peringatan.
Kejang MioklonikKedutan-kedutan involunter pada otot atau sekelompok otot yang terjadi mndadak.
Kejang Tonik-KlonikDiawali dengan hilangnya kesadaran dan saat tonik, kaku umum pada otot ektremitas, batang tubuh, dan wajah, yang langsung kurang dari 1 menit.Dapat disertai dengan hilangnya kontrol kandung kebih dan usus.Tidak adan respirasi dan sianosisSaat tonik diikuti dengan gerakan klonik pada ekstremitas atas dan bawah. letargi, konfusi, dan tidur dalam fase postical
Periode terjadinya kejang pasca stroke diperkirakan sekitar 2 minggu, dalam waktu 2 minggu dapat membedakan antara onset cepat dan onset lambat kejang. Kejang pasca stroke :
Kejang dengan onset cepat terjadi dalam kurun waktu kurang dari 2 mingguKejang onset lambat lebih 2 minggu.
Stroke iskemik 35% pasien epilepsi muncul pada kejang onset cepat ; 90% pasien pada kejang onset lambat. Stroke hemoragik 29% pasien dengan epilepsi muncul pada kejang onset cepat ; 93% dengan kejang onset lambat.
Pathophysiology of SeizurePathophysiology of SeizureIn normal brain inhibitory circuits limits synchronous discharge. GABA is particularly play this role.When GABA receptors blocked Rhythmic and repetitive hypersynchronus discharge of neurons seizuresExcitatory NT Ach , Aspartate and Glutamate also involved to develop seizuresIntracellular recording shows burst of rapid action potential firing with reduction of transmembrane potential. inhibitory system + excitation genesis of seizuresAbnormalities in Ion Channel(Na+, K+, Ca-) may cause seizures.(Prolongation of depolarization state)
Seizure :
- menurunnya inhibisi- meningkatnya eksitasi
MEKANISME INHIBISI
- Defek inhibisi GABA-A
- Defek inhibisi GABA-B
- Defek aktivasi neuron GABA
- Defek buffer Ca2+ intrasel
Eksitasi
Inhibisi
MEKANISME EKSITASI- aktifasi reseptor NMDA
- sinkronisasi neuron neuron ok interaksi ephaptic ( non sinaps /
interaksi elektrolit ekstrasel )
Beberapa penyebab kejang onset awal setelah stroke iskemik
Peningkatan intraseluler Ca2 + dan Na + perubahan depolarisasiGlutamat excitotoxicity (mekanisme kematian sel).Disfungsi metabolik pada kejang onset cepatHipoksia iskemik ensefalopati status epileptikus dan prognosis burukGlobal hipoperfusi,Hyperperfusion injury
Kejang setelah stroke hemoragik iritasi serebral fokal yang disebabkan oleh produk metabolisme darah (hemosiderin)Sebuah lesi permanen muncul pada pasien kejang dengan onset lambat, frekuensi kejadian kejang lebih tinggi dibandingkan kejadian dengan onset cepat.
Manifestasi kejang post strokeDalam sebuah studi kejang onset cepat pada 90 pasien:
kejang parsial sederhana (61%)epilepsi umum sekunder (28%).
9% memiliki status epileptikus
Diagnosis diferensial
Withdrawal obat (Benzodiazepin)Gangguan metabolisme (misalnya kelainan glukosa) biasanya dapat menyebabkan kejang umum, kecuali memang sudah ada lesi yang mendasarinya.
PenatalaksanaanKejang pasca stroke biasanya dikontrol dengan baik dengan antikonvulsan tunggal. Dalam sebuah penelitian retrospektif, 88% dari 90 pasien kejang dapat dikontrol dengan monoterapi.pilihan pengobatan yang termasuk lini pertama adalah karbamazepin dan fenitoin natrium.Fosphenytoin natrium juga merupakan pilihan yang menonjol pada pasien dengan stroke karena toksisitas jantung lebih rendah dari fenitoin.
Guidelines for Anticonvulsant TherapyGuidelines for Anticonvulsant Therapy
Start with one first line drugsStart with one first line drugsStart with low dose: Gradually increase to effective dose Start with low dose: Gradually increase to effective dose or until side effects.or until side effects.Check complianceCheck complianceIf first drug fails due to side effects or continue seizures, If first drug fails due to side effects or continue seizures, start second line drugs whilst gradually withdrawing start second line drugs whilst gradually withdrawing first.first.Try Three AED singly before using combinationsTry Three AED singly before using combinationsBeware about drug interactionsBeware about drug interactionsDo not use more than two drugs in combination at any Do not use more than two drugs in combination at any one timeone timeIf above fails consider occult structural or metabolic If above fails consider occult structural or metabolic lesion and whether seizures are truly epileptic.lesion and whether seizures are truly epileptic.
Choice of Anti Epileptic DrugsChoice of Anti Epileptic Drugs
Epilepsy TypeEpilepsy Type First-LineFirst-Line Second-LineSecond-Line Third-LineThird-Line
Partial and /orPartial and /or Secondary GTCSSecondary GTCS
CarbamazepineCarbamazepineLamotrigineLamotrigineOxcarbazepineOxcarbazepineTopiramateTopiramate S. Valporate S. Valporate(in (in children)children)
S. ValporateS. ValporateTiagabineTiagabineGabapentinGabapentin
ClobazumClobazumPhynytoinPhynytoinPhenobarbitalPhenobarbitalVigabatrinVigabatrinAcetazolamideAcetazolamide
Primary GTCSPrimary GTCS S. ValporateS. Valporate LamotrigineLamotrigineTopiramateTopiramateCarbamazepineCarbamazepine
PhynytoinPhynytoinGabapentinGabapentinPhenobarbitalPhenobarbitalTiagabineTiagabineAcetazolamideAcetazolamide
AbsenceAbsence S. ValporateS. ValporateLamotrigineLamotrigine
EthosuximideEthosuximide ClonazepumClonazepumAcetazolamideAcetazolamide
MyoclonicMyoclonic S. ValporateS. Valporate ClonazepumClonazepum PiracetamPiracetamLamotrigineLamotrigine Phenobarbital Phenobarbital
AED: Indications and DosageAED: Indications and DosageAEDAED Seizure typeSeizure type Dose Dose
range range (mg/day)(mg/day)
DosesDosesper dayper day
TherapeuticTherapeutic rangerange
((μmol/L)μmol/L)Carbamazepin
ePartial,Secondary GTCS, 250-2000 2-3 30-50
Sodium Valporate
Primary & Secondary GTCS, Absence, Myoclonus
400-2500 1-2 NA
Phenytoin Partial, Secondary GTCS 150-350 1 40-80
Lamotrigine Partial, secondary GTCS 25-500 1-2 NALorazepum Status Epilepticus 4 i.v. -- NAClonazepum Partial (adjunctive),
Myoclonus1-8 2-4 NA
Ethosuximide Childhood Abssence 500-1500 2 200-700
Topiramate Partial, secondary GTCS 200-600 1-2 NA
Phenobarbital Partial, secondary GTCS 60-100 1 50-150
AED: Side EffectsAED: Side EffectsAED AED SodiumSodium
ValporateValporateCarbamazepineCarbamazepine PhenobarbitalPhenobarbital TopiramateTopiramate PhenytoinPhenytoin
Side Effects Side Effects
NeurologicalNeurological Ataxia, Nystagmus,Diplopia, Tremor
Ataxia, Nystagmus,Diplopia
Ataxia, Nystagmus,DiplopiaNeuropathy
Ataxia Ataxia, Nystagmus,Diplopia, Tremor,Dystonia,AsterixisNeuropathy
Cognitive &Cognitive &behavioralbehavioral
Drowsiness Drowsiness Drowsiness ConfusionDrowsiness
Drowsiness
DermatologicalDermatological Rashes,Alopecia
Rashes, SJS, Rashes ---- Rashes,Hirsutism,Gum Hypertrophy,
HematologicalHematological Blood dyscrasias
Blood Dyscrasias,Thrombo--cytopenia
Megalobastic Anaemia,Osteomalacia
---- Blood dyscrasiasOsteomalacia
EndocrineEndocrine Pancreatitis ---- ---- ---- ----Hepatology & Hepatology & KidneyKidney
Liver damage
---- ---- Nephro--lithiasis
Liver damage
OthersOthers Nausea,Weight Gain
Hyponatremia Foliate deficiency, Depression (adults), Excitement (Children), SLE
Nausea, depression,Taste alteration,Weight loss
SLEFacial Dysmorphism Foliate deficiency
Drug InteractionsDrug Interactions Other AEDs,Antimalarials
Other AEDs,OCP, Antimalarials,Corticosteroids
Other AEDs,CCB,OCP, Digoxin, Antidepressant,Antimalarials
Other AEDs, OCP
Other AEDs,OCP, Anti Arrythmic,Antimalarials,CorticosteroidsThyroxine
PrognosisDampak buruk dari kejang pasca stroke masih belum jelas dan memiliki data yang bertentangan dari serangkaian kasus yang berbeda. Dalam dua studi prospektif, kejang onset cepat tidak terkait dengan tingkat kematian Sebaliknya, dalam studi lainnya dinyatakan bahwa pasien yang mengalami awal kejang dalam waktu 48 jam dari serangan stroke atau transient ischemic attack memiliki angka kejadian meninggal di rumah sakit yang cenderung lebih tinggi (37,9%) dari pada mereka yang tidak menunjukkan adanya kejang (14,4%).
THANK YOUTHANK YOU