BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2017. 4. 1. · komplikasi yang timbul akibat hipertensi diantaranya...

29
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini peneliti menuliskan mengenai teori-teori yang dapat mendukung argumentasi penulis. Tinjauan teori yang penulis tampilkan pada BAB ini meliputi hipertensi, latihan senam aerobik low impact serta pengaruh senam aerobik low impact terhadap penurunan tekanan darah pasien hipertensi. 2.1 Hipertensi 2.1.1 Pengertian Hipertensi Tekanan darah merupakan gaya (atau dorongan) darah ke dinding arteri saat darah dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh. Tekanan darah tinggi atau hipertensi secara umum didefinisikan sebagai tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg Guyton & Holl (2006). Menurut (Bryan wiliams, 2007 ) tekanan darah merupakan daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh darah. Lebih terperinci lagi dijelaskan bahwa tekanan darah (BP=Blood Pressure) dinyatakan dengan millimeter (mm) merkuri (Hg). Tekanan darah dapat berfluktuasi dalam batas tertentu tergantung oleh umur, diet dan tingkat stress yang dialami (Tambayong, 2000).

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2017. 4. 1. · komplikasi yang timbul akibat hipertensi diantaranya...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2017. 4. 1. · komplikasi yang timbul akibat hipertensi diantaranya stroke, infark miokard, gagal ginjal, enselopalopati, kejang. a. Stroke Stroke dapat

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini peneliti menuliskan mengenai teori-teori yang dapat mendukung

argumentasi penulis. Tinjauan teori yang penulis tampilkan pada BAB ini

meliputi hipertensi, latihan senam aerobik low impact serta pengaruh senam

aerobik low impact terhadap penurunan tekanan darah pasien hipertensi.

2.1 Hipertensi

2.1.1 Pengertian Hipertensi

Tekanan darah merupakan gaya (atau dorongan) darah ke dinding

arteri saat darah dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh.

Tekanan darah tinggi atau hipertensi secara umum didefinisikan

sebagai tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik

lebih dari 90 mmHg Guyton & Holl (2006). Menurut (Bryan wiliams,

2007 ) tekanan darah merupakan daya yang dihasilkan oleh darah

terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh darah. Lebih terperinci

lagi dijelaskan bahwa tekanan darah (BP=Blood Pressure) dinyatakan

dengan millimeter (mm) merkuri (Hg).

Tekanan darah dapat berfluktuasi dalam batas tertentu tergantung oleh

umur, diet dan tingkat stress yang dialami (Tambayong, 2000).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2017. 4. 1. · komplikasi yang timbul akibat hipertensi diantaranya stroke, infark miokard, gagal ginjal, enselopalopati, kejang. a. Stroke Stroke dapat

12

Tekanan darah tinggi atau disebut dengan Hipertensi merupakan

kondisi yang terjadi karena menurunnya elastisitas arteri pada proses

menua (Wahyunita dan Fitrah, 2010). Pengaturan tekanan darah pada

hipertensi merupakan proses yang kompleks menyangkut

pengendalian ginjal terhadap natrium dan retensi air, serta

pengendalian sistem saraf terhadap tonus pembuluh darah. Darah yang

mengalir ditentukan oleh volume darah yang dipompakan oleh

ventrikel kiri setiap kontraksi dan kecepatan denyut jantung

(Syarifudin, 2006).

Jadi dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa hipertensi

merupakan peningkatan tekanan darah sistole > 140 dan tekanan darah

diastole > 90 mmhg yang dapat berubah-ubah sesuai dengan umur,

aktivitas, elastisitas arteri tingkat strees pengendalian ginjal serta

pengendalian sistem saraf terhadap tonus pembuluh darah.

2.1.2 Jenis Hipertensi

Hipertensi merupakan salah satu gangguan pembuluh darah yang

menyebabkan suplai darah dan oksigen terhambat ke jaringan tubuh

sehingga mengakibatkan jantung harus memompa darah lebih cepat

(Sustrani, 2006). Menurut Corwin (2009), beberapa faktor yang

merupakan penyebab umum dari hipertensi, dibagi menjadi 2 golongan,

yaitu hipertensi esensial atau primer dan hipertensi sekunder.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2017. 4. 1. · komplikasi yang timbul akibat hipertensi diantaranya stroke, infark miokard, gagal ginjal, enselopalopati, kejang. a. Stroke Stroke dapat

13

a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer

Hipertensi esensial ini merupakan jenis hipertensi idiopatik karena

tidak diketahui dengan jelas penyebabnya. Terdapat banyak faktor

yang mempengaruhi seperti genetik, lingkungan, hiperaktifitas

susunan saraf simpatis, sistem renin, angiotensin, peningkatan Na

dan Ca intraseluler (Santoso, 2009). Menurut Baradero, Mary

(2008), faktor risiko hipertensi esensial meliputi : umur, riwayat

keluarga, obesitas yang dikaitkan dengan peningkatan volume

intravaskuler, aterosklerosis, merokok, kadar garam tinggi (natrium

membuat retensi air yang dapat menyebabkan volume darah

meningkat), mengkonsumsi alkohol dan stress emosi yang

merangsang system saraf simpatis.

b. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal

Hipertensi sekunder merupakan peningkatan tekanan darah akibat

dari penyakit atau ganguan tertentu seperti gangguan pada ginjal,

penyakit parenkim ginjal (glomerulus, gagal ginjal), penyakit

renovaskular, ganguan pada kelenjar adrenal, fenokromositoma,

koartasi aorta dan trauma kepala ( Mary, Baradero, 2005). Faktor

pencetus terjadinya hipertensi sekunder antara lain pengunaan

kontrasepsi oral neurogenik (tumor otak, ensefalitis, gangguan

psikiatrik), peningkatan volume intravascular, tumor kranial,

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2017. 4. 1. · komplikasi yang timbul akibat hipertensi diantaranya stroke, infark miokard, gagal ginjal, enselopalopati, kejang. a. Stroke Stroke dapat

14

syndrome cushing, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan (

Unjianti, 2010).

2.1.3 Klasifikasi Hipertensi

Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) memilih klasifikasi sesuai

WHO/ISH karena memiliki sebaran yang lebih luas.Klasifikasi

hipertensi menunjukkan nilai tekanan darah yang sebelumnya

dipertimbangkan normal ternyata dapat menyebabkan peningkatan

resiko komplikasi kardiovaskuler.Klasifikasi hipertensi pada orang

dewasa menurut WHO tahun 2010 seperti yang tercantum dalam

tabel Berikut.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2017. 4. 1. · komplikasi yang timbul akibat hipertensi diantaranya stroke, infark miokard, gagal ginjal, enselopalopati, kejang. a. Stroke Stroke dapat

15

Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Menurut WHO (2010).

Kategori

Tekanan sistolik

(mmHg)

Tekanan diastolik

(mmHg)

Tensi optimal <120 <80

Tensi normal <130 <85

Kategori

Tekanan sistolik

(mmHg)

Tekanan diastolik

(mmHg)

Tensi normal tinggi 130-139 85-89

Tingkat 1 : hipertensi

ringan 140-159 90-99

Subgroup : batas 140-149 90-94

Tingkat 2 :hipertensi

sedang 160-179 100-109

Tingkat 3 :hipertensi berat 180-209 110-119

Hipertensi sistolik isolasi >140 <90

Subgroup: batas 140-149 <90

Tingkat 4 : hipertensi

maligna >210 >120

2.1.4 Faktor - faktor yang mempengaruhi tekanan darah

Tekanan darah tidak konstan namun dipengaruhi oleh banyak factor (

Potter & Perry, 2005). Hipertensi disebabkan oleh faktor-faktor yang

dapat dimodifikasi atau dikendalikan serta faktor yang tidak dapat

dimodifikasi.

a. Faktor yang dapat dimodifikasi atau dikontrol

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2017. 4. 1. · komplikasi yang timbul akibat hipertensi diantaranya stroke, infark miokard, gagal ginjal, enselopalopati, kejang. a. Stroke Stroke dapat

16

1) Merokok

Rokok memiliki kandungan 4.000 racun kimia yang berbahaya.

Adapun bahan utama dari rokok terdiri dari 2 zat, yaitu: nikotin

dan karbon monoksida (Manik, 2011). Zat nikotin yang terdapat

dalam rokok dapat merusak lapisan dinding arteri. Kandungan

nikotin dalam rokok dapat meningkatkan hormone epinefrin

yang membuat penyempitan pada pembuluh darah arteri. Selain

hal tersebut kandungan karbonmonoksida dalam rokok dapat

menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk menggantikan

pasokan oksigen ke jaringan tubuh sehingga dapat

meningkatkan tekanan darah ( Marliani, Lily dan Tantan, 2007).

2) Alkohol

Alkohol memiliki efek yang dapat meningkatkan keasaman

darah. Darah akan menjadi kental sehingga jantung akan

dipaksa bekerja lebih kuat (Komaling dan Wongkar, 2013).

Konsumsi alkohol merupakan salah satu faktor penting yang

memiliki hubungan dengan tekanan darah. Mengkonsumsi tiga

gelas atau lebih minuman beralkohol perhari dapat

meningkatkan risiko menderita hipertensi sebesar dua kali

(Bustan, 2007).

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2017. 4. 1. · komplikasi yang timbul akibat hipertensi diantaranya stroke, infark miokard, gagal ginjal, enselopalopati, kejang. a. Stroke Stroke dapat

17

3) Kurang aktivitas olahraga

Aktivitas fisik sangat mempengaruhi stabilitas tekanan darah. Pada

orang yang tidak aktif melakukan kegiatan fisik cenderung

mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi. Hal

tersebut mengakibatkan otot jantung bekerja lebih keras pada

setiap kontraksi. Makin keras usaha otot jantung dalam memompa

darah, makin besar pula tekanan yang dibebankan pada dinding

arteri sehingga meningkatkan tahanan perifer yang

menyebabkan kenaikkan tekanan darah. Kurangnya aktifitas

fisik dapat meningkatkan risiko kelebihan berat badan yang

akan menyebabkan risiko hipertensi meningkat. Studi

epidemiologi membuktikan bahwa olahraga secara teratur

memiliki efek antihipertensi dengan menurunkan tekanan darah

sekitar 6-15 mmHg pada penderita hipertensi (Effendi Sianturi,

2004).

4) Obesitas

Obesitas dapat meningatkan tekanan darah hal ini berbuhungan

dengan peningkatan volume intravaskuler dan curah jantung.

Kandungan lemak yang berlebihan dalam darah menyebabkan

timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2017. 4. 1. · komplikasi yang timbul akibat hipertensi diantaranya stroke, infark miokard, gagal ginjal, enselopalopati, kejang. a. Stroke Stroke dapat

18

membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan

darah akan meningkat (Ellisa,2009).

5) Intake garam

Kadar garam tinggi (natrium) membuat retensi air yang dapat

menyebabkan volume darah meningkat. Konsumsi garam

berlebih membuat pembuluh darah pada ginjal menyempit dan

menahan aliran darah. Konsumsi garam per hari yang

dianjurkan adalah sebesar 1500-2000 mg atau setara dengan

satu sendok (Basha, 2008). Garam menyebabkan penumpukan

cairan dalam tubuh karena menarik cairan di luar sel agar tidak

keluar, sehingga akan meningkatkan volume dan tekanan darah

(Sugiharto, 2007).

6) Stress

Hubungan antara stress dengan hipertensi melalui aktivitas saraf

simpatis, yang dapat meningkatkan tekanan darah secara

bertahap. Stress atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung,

bingung, cemas, berdebar-debar, rasa marah, dendam, rasa

takut, rasa bersalah) dapat merangsang hormon adrenalin dan

memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat,

sehingga tekanan darah akan meningkat ( Hasurungan, J. 2002).

Stress akan meningkatkan resisitensi pembuluh darah perifer

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2017. 4. 1. · komplikasi yang timbul akibat hipertensi diantaranya stroke, infark miokard, gagal ginjal, enselopalopati, kejang. a. Stroke Stroke dapat

19

dan curah jantung, sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf

simpatik (Arieska Ann Soenarta, 2008).

b. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi

1) Usia

Umur mempengaruhi terjadinya hipertensi. Setelah berumur

> 45 tahun, dinding arteri akanmengalami penebalan karena

adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga

pembuluh darah akan menyempit dan menjadi kaku. Tekanan

darah sistolik meningkat karena kelenturan pembuluh darah

besar berkurang. Pada usia lanjut peningkatan tekanan darah

terjadi akibat adanya penurunan elastisitas pembuluh darah

peningkatan resistensi pembuluh darah perifer serta aktifitas

simpatik (Anggraeni, 2009).

2) Jenis kelamin

Jenis kelamin berhubungan dengan adaya efek perlindungan

esterogen pada wanita dalam meningkatkan kadar kolesterol

HDL yang dapat mencegah terjadinya penyumbatan

pembuluh darah (Ramayulis, 2009). Secara klinis tidak ada

perbedaan yang signifikan dari tekanan darah pada anak laki-

laki atau perempuan. Setelah pubertas, pria cenderung

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2017. 4. 1. · komplikasi yang timbul akibat hipertensi diantaranya stroke, infark miokard, gagal ginjal, enselopalopati, kejang. a. Stroke Stroke dapat

20

memiliki tekanan darah yang lebih tinggi, sedangkan setelah

menopause wanita cenderung memiliki tekanan darah lebih

tinggi dari pada pria usia dewasa (Scanlon & Sanders, 2007).

3) Faktor Genetik

Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi (faktor

keturunan) meningkatkan resiko terkena hipertensi, terutama

pada hipertensi primer (esensial). Faktor genetik ini berkaitan

dengan metabolisme pengaturan garam dan renin

membranesel (Smletzer, 2004). Menurut Davinson bila

kedua orang tua menderita hipertensi maka 45% anak akan

menderita hipertensi dan bila salah satu orang tua yang

menderita hipertensi maka sekitar 30% anak akan menderita

hipertensi ( Depkes RI, 2006).

2.1.5 Patofisiologi Hipertensi

Mekanisme kontraksi dan relaksasi pembuluh darah berada di pusat

vasomotor, yang terletak pada medula otak. Mekanisme tersebut

dimulai dari pusat vasomotor melalui jaras saraf simpatis ke ganglia

simpatis yang berlanjut ke korda spinalis dan keluar dari columna

medulla spinalis ke ganglia simpatis di torakoabdominal. Rangsangan

dari pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak

ke bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini,

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2017. 4. 1. · komplikasi yang timbul akibat hipertensi diantaranya stroke, infark miokard, gagal ginjal, enselopalopati, kejang. a. Stroke Stroke dapat

21

neuron pre ganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang

serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan

dilepaskannya norepinepfrin mengakibatkan konstriksi pembuluh

darah. ( Smelzer et al,.2008).

Menurut (Corwin, 2009) hipertensi terjadi melalui beberapa

mekanisme yaitu curah jantung dan tahanan perifer, sistem renin-

angiotensin serta sistem saraf simpatis. Curah jantung dan tahanan

perifer dapat meningkatkan tekanan darah. Peningkatan curah jantung

terjadi melalui dua cara yaitu peningkatan volume cairan atau preload

dan rangsangan saraf yang mempengaruhi kontraktilitas jantung. Curah

jantung meningkat secara mendadak akibat adanya rangsang saraf

adrenergik.

Peningkatan pelepasan renin atau aldosteron maupun penurunan aliran

darah ke ginjal dapat mengubah penanganan air dan garam oleh ginjal.

Peningkatan volume plasma menyebabkan peningkatan volume

diastolik akhir sehingga terjadi peningkatan volume sekuncup dan

tekanan darah. Peningkatan preload biasanya berkaitan dengan

peningkatan tekanan sistolik (Lam Murni, 2011).

Tekanan darah ditentukan oleh konsentrasi sel otot halus yang terdapat

pada arteriol kecil. Peningkatan konsentrasi sel otot halus berpengaruh

pada peningkatan konsentrasi kalsium intraseluler. Peningkatan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2017. 4. 1. · komplikasi yang timbul akibat hipertensi diantaranya stroke, infark miokard, gagal ginjal, enselopalopati, kejang. a. Stroke Stroke dapat

22

konsentrasi otot halus mengakibatkan penebalan pembuluh darah

arteriol yang dimediasi oleh angiotensin dan menjadi awal

meningkatnya tahanan perifer yang irreversible (Gray, Darkins, Morgan,

dan Simpon, 2005). Perubahan struktur pembuluh darah meliputi

aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan penurunan

relaksasi otot polos pembuluh darah, yang mengakibatkan penurunan

kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah (Corwin, 2009).

Sel endotel pembuluh darah juga memiliki peran penting dalam

pengontrolan pembuluh darah jantung dengan cara memproduksi

sejumlah vasoaktif lokal yaitu molekul oksida nitrit dan peptida

endotelium. Disfungsi endotelium banyak terjadi pada kasus hipertensi

primer (Anggie Hanifa, 2009).

2.1.6 Manifetasi klinis hipertensi

Gejala umum yang terjadi pada hipertensi yaitu sakit kepala, epistkasis,

pusing, dan tinnitus berhubungan dengan naiknya tekanan darah. Empat

akibat utama hipertensi adalah stroke, infark miokard, gagal ginjal, dan

ensefalopati (Tambayong, 2000). Beberapa penderita hipertensi yang

tidak menunjukkan gejala sampai bertahun-tahun biasanya

.menunjukkan kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai

sistem organ yang divaskularisasi oleh pembuluh darah. Keterlibatan

pembuluh darah dalam otak dapat menimbulkan stroke atau serangan

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2017. 4. 1. · komplikasi yang timbul akibat hipertensi diantaranya stroke, infark miokard, gagal ginjal, enselopalopati, kejang. a. Stroke Stroke dapat

23

iskemik dengan tanda gejala paralisis sementara pada satu sisi

(hemiplegia) atau gangguan ketajaman penglihatan ( Rokhaeni, 2001).

Menurut Corwin (2009), manifestasi klinis hipertensi terjadi setelah

mengalami hipertensi bertahun tahun, dan berupa sakit kepala saat

terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan

tekanan darah intrakranium. Penglihatan kabur akibat kerusakan

hipertensif pada retina, cara berjalan yang tidak bagus Karena

kerusakan susunan saraf pusat, nokturia yang disebabkan akibat

peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus serta edema

dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler

2.1.7 Komplikasi Hipertensi

Tekanan darah tinggi apabila tidak diobati dan ditanggulangi, maka dalam

jangka panjang akan terjadi komplikasi serius pada organ-organ tubuh baik

secara langsung maupun tidak langsung (Yugiantoro, 2006). Beberapa

komplikasi yang timbul akibat hipertensi diantaranya stroke, infark

miokard, gagal ginjal, enselopalopati, kejang.

a. Stroke

Stroke dapat terjadi akibat hemoragik tekanan darah tinggi di otak,

atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang

terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronis

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2017. 4. 1. · komplikasi yang timbul akibat hipertensi diantaranya stroke, infark miokard, gagal ginjal, enselopalopati, kejang. a. Stroke Stroke dapat

24

apabila arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertropi dan

penebalan, sehingga aliran darah ke area otak yang diperdarahi

berkurang. Arteri pada otak mengalami arteriosclerosis dapat

melemah sehingga meningkatkan kemungkinaan terbentuknya

aneurisma (Yugiantoro, 2006).

b. Infark miokard

Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner mengalami

arterosklerosis atau apabila terbentuk trombus yang menghambat

aliran darah yang melalui pembuluh darah tersebut, sehingga

miokardium tidak mendapatkan suplai oksigen yang

cukup.Kebutuhan oksigen miokardium yang tidak terpenuhi

menyebabkan terjadinya iskemia jantung, yang pada akhirnya dapat

menjadi infark (Lam Murni, 2011).

c. Gagal ginjal

Penyakit ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat

tekanan tinggi pada kapiler-kapiler ginjal dan glomerolus.

Kerusakan glomerulus akan mengakibatkan darah mengalir ke unit-

unit fungsional ginjal, sehingga nefron akan terganggu dan berlanjut

menjadi hipoksia dan kematian ginjal. Kerusakan membran

glomerulus menyebabkan protein keluar melalui urin sehingga

terjadi edema sebagai akibat dari tekanan osmotik koloid plasma

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2017. 4. 1. · komplikasi yang timbul akibat hipertensi diantaranya stroke, infark miokard, gagal ginjal, enselopalopati, kejang. a. Stroke Stroke dapat

25

yang berkurang. Hal tersebut terutama terjadi pada hipertensi kronik

( Corwin, 2009).

d. Ensefalopati juga dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna atau

hipertensi dengan onset cepat. Tekanan yang tinggi pada kelainan

tersebut menyebabkan peningkatan tekanan kapiler, sehingga

mendorong cairan masuk ke dalam ruang intertisium di seluruh

susunan saraf pusat. Hal tersebut menyebabkan neuron-neuron di

sekitarnya kolap dan terjadi koma bahkan kematian (Lam Murni

Sagala, 2011)

e. Kejang

Kejang dapat terjadi pada wanita preeklamsia. Bayi yang baru lahir

mungkin memiliki berat lahir kecil akibat fungsi placenta tidak

adekuat , kemudian dapat dialami hipoksia dan asidosis jika ibu

kejang selama atau sebelum proses persalinan ( Elisabeth J Corwin ,

2009: 487-488).

2.1.8 Penatalaksanaan Hipertensi

Penanganan untuk setiap pasien hipertensi adalah mencegah terjadinya

morbiditas dan mortalitas penyerta dan mempertahankan tekanan darah

di bawah 140/90 mmHg (Smeltzer & Bare, 2002). Secara umum

penatalaksanaan untuk menurunkan tekanan darah dibagi menjadi dua,

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2017. 4. 1. · komplikasi yang timbul akibat hipertensi diantaranya stroke, infark miokard, gagal ginjal, enselopalopati, kejang. a. Stroke Stroke dapat

26

yaitu terapi farmakologis dan nonfarmakologis. Pengobatan

farmakologis adalah pengobatan dengan menggunakan obat

antihipertensi untuk menurunkan tekanan darah yang biasanya

menggunkaan satu atau lebih obat. Pengobatan farmakologis yang

digunakan untuk menurunkan tekanan darah terdiri dari tujuh golongan,

yaitu golongan diuretik (aceinhibitor, karbonik anhydrase, loop

diuretic, tirazid, osmotic dan hemat kalium, beta blocker (acebutalol,

metoprolol dsb), angiotensin converting enzyme ( captopril, dsb),

angiotensin II receptor bloker (Iosartan, olmesartan), obat yang bekerja

di system saraf pusat ( clonidin, metildopa) dan vasodilator (

fenolpopan , hidralazin, dan minoxidili) (Lili dan Tantan, 2007).

Pengobatan nonfarmakolgis adalah pengobatan yang dilakukan tanpa

menggunakan obat-obatan. Untuk menurunkan tekanan darah,

penderita penyakit hipertensi harus melakukan perubahan pola hidup

yang lebih baik. Mengubah pola hidup dengan pola hidup yang sehat

dapat memperbaiki derajat kesehatan dan untuk mengurangi faktor

resiko yang dapat memperburuk penyakit, diantaranya dengan

mengurangi asupan garam, mengurangi berat badan, mengurangi

makanan yang mengandung tinggi lemak, mengurangi atau

menghentikan kebiasaan merokok, mengurangi atau menghentikan

mengkonsumsi alkohol dan kafein, menghindari stress, mengontrol

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2017. 4. 1. · komplikasi yang timbul akibat hipertensi diantaranya stroke, infark miokard, gagal ginjal, enselopalopati, kejang. a. Stroke Stroke dapat

27

gula darah dan kolesterol, melakukan aktifitas fisik atau olahraga dan

relaksasi. Salah satu aktifitas fisik atau olahraga untuk lansia adalah

aktivitas aerobic low impact (Gilang, 2007)..

2.2 Lansia

2.2.1 Pengertian Lansia

Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 13 tahun 1998

tentang kesejahteraan lanjut usia, Pasal 1 ayat (2) ,(3), (4) dalam Nugroho

(2008). Menyebutkan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah

mencapai usia lebih dari 60 tahun. Menurut Mickey (2006), menyatakan

lansia merupakan kelompok usia 60 tahun keatas yang rentan terhadap

kesehatan fisik dan mental. Penuaan pada lansia atau dikenal dengan

aging merupakan tahap lanjut dari proses kehidupan yang ditandai dengan

penuruan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan.

Penurunan kemampuan berbagai organ dan fungsi sistem tubuh pada

lansia bersifat alamiah atau fisiologis.

2.2.2 Perubahan Morfologis dan fungsi tubuh pada lansia

Pada sistem kardiovaskular terjadi perubahan pada organ jantung lansia

yang meliputi katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan

jantung memompa darah menurun 1% per tahun, berkurangnya kardiak

output, berkurangnya heart rate terhadap respon stress, hilangnya elastisitas

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2017. 4. 1. · komplikasi yang timbul akibat hipertensi diantaranya stroke, infark miokard, gagal ginjal, enselopalopati, kejang. a. Stroke Stroke dapat

28

pembuluh darah. Selain itu bertambahnya usia sistem aorta dan arteri perifer

menjadi kaku dan tidak lurus. Perubahan ini terjadi akibat peningkatan serat

kolagen dan hilangnya serat elastis dalam lapisan medial arteri (Mickley,

2006). Menurut Santoso (2009), perubahan yang terjadi pada lansia

diantaranya perubahan fisik, dan psikologis.

1) Perubahan kondisi fisik

Perubahan pada kondisi fisik pada lansia meliputi perubahan dari tingkat

sel sampai ke semua sistem organ tubuh, diantaranya sistem pernafasan,

pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh,

muskolosketal, gastrointestinal, urogenital, endokrin, dan integumen.

Masalah fisik yang sering ditemukan pada lansia diantaranya lansia

mudah jatuh, mudah lelah, kekacuan mental akut, nyeri pada dada,

berdebar-debar, sesak nafas, pada saat melakukan aktifitas atau kerja

fisik, pembengkakan pada kaki bawah, nyeri pinggang atau punggung,

nyeri sendi pinggul, sulit tidur, dan sering pusing (Santoso, 2009).

2) Perubahan Psikologis

Masalah perubahan psikososial serta reaksi individu terhadap perubahan

sangat beragam, bergantung pada kepribadian individu lansia yang

bersangkuatan. Menurut Miller (2004) dan Cornelius (1993), dalam

Endah (2009), lansia sering mengalami kebingungan yang

akanmempengaruhi kemampuan untuk berkonsentrasi, sehingga dapat

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2017. 4. 1. · komplikasi yang timbul akibat hipertensi diantaranya stroke, infark miokard, gagal ginjal, enselopalopati, kejang. a. Stroke Stroke dapat

29

mengakibatkan kekhawatiran atau kecemasan. Kemudian perasaan

stress, depresi atau adanya sesuatu yang hilang dan perasaan berduka

juga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit demensia.

2.3 Senam Aerobik

2.3.1 Pengertian Senam aerobic

Menurut Wicaksono (2011), senam aerobik adalah olahraga yang

dilakukan secara terus menerus dimana kebutuhan oksigen masih dapat

dipenuhi tubuh. Latihan aerobik dimulai dengan pemanasan selama 5

menit kemudian diikuti dengan latihan pokok dengan mengukur

rmaksimum detak jantung dengan pencapaian 220 dikurangi usia yang

sedang berlatih per menit (DNM). Latihan ini dilakukan selama 20

menit, namun bila dilakukan setiap hari atau bila tidak ada waktu boleh

dilakukan 3x 30 menit per minggu (Mahalayati, 2010).

Menurut Tangkudung (2004), senam aerobik ialah serangkaian gerak

yang dipilih secara sengaja dengan cara mengikuti irama musik yang

juga dipilih sehingga melahirkan ketentuan ritmis, kontinuitas, dan

durasi tertentu. Tangkudung (2004) juga menjelaskan senam aerobik

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan jantung dan paru-paru.

Pefrosky (2005) menjelaskan karakteristik senam aerobic

diantaranya adalah mempunyai tujuan meningkatkan kemampuan

jantung dan paru serta menggunakan irama musik. Senam aerobik

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2017. 4. 1. · komplikasi yang timbul akibat hipertensi diantaranya stroke, infark miokard, gagal ginjal, enselopalopati, kejang. a. Stroke Stroke dapat

30

low impact merupakan senam yang gerakannya ringan, bisa

dilakukan mulai dari usia anak-anak, dewasa bahkan lansia.

Gerakannya ini berupa gerakan-gerakan kaki, seperti jalan di tempat,

jalan maju mundur tepuk tangan, serta dikombinasikan dengan

gerakan-gerakan tangan dan bahu, sehingga olahraga jenis ini cocok

digunakan untuk orang yang menderita penyakit jantung maupun

hipertensi (Sunanto, 2009).

2.3.2 Manfaat Senam Aerobic low impact

Manfaat senam aerobic yaitu untuk menjaga kesehatan jantung dan

stamina tubuh. Menurut Muhajir (2007), senam aerobik dapat

meningkatkan daya tahan jantung dan paru-paru, membakar lemak

yang berlebihan di tubuh, mengencangkan tubuh dan mencegah

timbulnya penyakit kardiovaskuler seperti stroke. Selain itu latihan

senam dapat menghilangkan kebiasaan buruk seperti merokok.

Menurut Moh Gilang (2007), kegiatan senam aerobik dapat

meningkatkan kelenturan, keseimbangan, koordinasi, kelincahan

daya tahan tubuh. Dengan melakukan aerobik selama 20 menit,

maka energi akan meningkat sebesar 20%.

2.3.3 Prinsip Senam Aerobic Low Impact

Untuk mencapai target heart rate dalam senam aerobic low impact

diperlukan prinsip-prinsip latihan yang menunjang sebagai berikut:

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2017. 4. 1. · komplikasi yang timbul akibat hipertensi diantaranya stroke, infark miokard, gagal ginjal, enselopalopati, kejang. a. Stroke Stroke dapat

31

1) Intensitas Latihan

Intensitas latihan sangat diperlukan dalam mencapai target

heart rate. Intensitas latihan yang baik berada dalam rentang

70-85% dari denyut nadi maksimal. Rentang daerah ini lazim

disebut sebagai training zone atau daerah latihan. Suatu latihan

yang telah dilakukan seseorang dinilai telah memenuhi takaran

yang baik apabila denyut latihannnya berada dalam rentang 70-

85% dari denyut nadi maksimalnya (Malahayati, 2010). Untuk

mengetahui denyut nadi dalam satu menit, bisa memakai dua

cara, cara pertama yaitu dengan menggunakan alat yang

bernama pulse meter. Alat ini sangat terbatas dan hanya tersedia

di laboratorium olahraga. Dengan memasukkan jari telunjuk

selama 1 menit, maka secara otomatis hasil penghitungan

denyut nadi langsung dapat diketahui. Cara kedua dengan cara

palpasi yaitu dengan cara meraba denyut nadi pada pergelangan

tangan atau pada pangkal leher menggunakan jari telunjuk dan

jari tengah (Moh Gilang, 2007).

2) Durasi

Lama latihan berbanding terbalik dengan intensitas latihan.

Intensitas latihan yang berat membutuhkan waktu yang lebih

pendek dibandingkan dengan intensitas latihan yang ringan.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2017. 4. 1. · komplikasi yang timbul akibat hipertensi diantaranya stroke, infark miokard, gagal ginjal, enselopalopati, kejang. a. Stroke Stroke dapat

32

Latihan dengan tempo yang terlalu lama atau terlalu pendek

akan memberikan hasil yang kurang efektif. Dalam senam

aerobik total waktu latihan yang baik umumnya antara 20-60

menit dalam satu sesi latihan (Suharno, 2009).

3) Frekuensi

Frekuensi latihan adalah berapa kali latihan intensif yang

dilakukan oleh seseorang. Frekuensi latihan untuk senam

aerobik dilakukan 2-5 kali seminggu. Apabila frekuensi latihan

lebih dari 5 kali maka dikhawatirkan tubuh tidak cukup

beristirahat dan melakukan adaptasi kembali ke keadaan normal

sehingga dapat menimbulkan sakit atau over training. Untuk lansia

senam aerobik cukup dilakukan 3 kali selama seminggu

(Malahayati, 2010).

4) Intensitas

Intensitas latihan adalah lama waktu atau bobot latihan yang

dilakukan selama melakukan senam aerobic low impact. Latihan

sebaiknya antara 70-85 persen dari denyut jantung maksimum.

Untuk pemula dengan kesehatan yang baik 70 % denyut

jantung maksimum sangat bagus ( Moh Gilang, 2007).

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2017. 4. 1. · komplikasi yang timbul akibat hipertensi diantaranya stroke, infark miokard, gagal ginjal, enselopalopati, kejang. a. Stroke Stroke dapat

33

5) Time

Waktu atau lamanya latihan sebaiknya bertahap ditingkatkan

antara 20-60 menit.

2.3.4 Jenis-jenis senam aerobic

1) Low impact ( Benturan Ringan)

Pengertian latihan low impact merupakan latihan yang dilakukan

dengan iringan musik yang sedang, iramanya dengan rangkaian

gerakan yang dipandu, tanpa latihan yang menggunakan lompatan-

lompatan dan menggunakan otot-otot tubuh baik bagian atas

maupun bagian bawah tubuh. Tujuan latihan ini adalah

meningkatkan endurance atau daya tahan atau stamina bagi

pelakunya. Latihan ini sangat cocok untuk pemula dan semua usia

(Ashadi, 2008). Menurut Malahayati (2010) senam aerobik low

impacts, hanya mempunyai gerakan ringan seperti berjalan di

tempat, menekuk siku, dan menyerongkan badan. Diiringi alunan

musik yang tidak terlampau keras tapi membuat bersemangat.

Senam aerobik low impact inilah yang tepat digunakan untuk lansia

dan bermanfaat untuk menjaga kesehatan jantung dan stamina

tubuh.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2017. 4. 1. · komplikasi yang timbul akibat hipertensi diantaranya stroke, infark miokard, gagal ginjal, enselopalopati, kejang. a. Stroke Stroke dapat

34

2) High Impact

Senam High Impacts (senam aerobik aliran gerakan keras). Jenis

latihan ini sangat cocok bagi mereka yang telah memiliki seperangkat

syarat-syarat kualitas dan teknik senam aerobik yang memadai.

Latihan high atau lompatan-lompatan adalah jenis latihan yang

bertujuan meningkatkan power dan meningkatkan kardiovaskular

bagi pelakunya. Latihan ini adalah latihan yang dilakukan dengan

intensitas yang tinggi diiringi oleh musik yang berirama cepat ( Moh,

Gilang, 2007).

3) Moderate Impact

Moderate impact merupakan perpaduan antara senam aerobik low

impact dan senam aerobik high impact. Latihan moderate impact

merupakan latihan yang diperlakukan secara sistematis dan

harmonis serta ritmis untuk meningkatkan endurance atau daya

tahan secara keseluruhan. Senam aerobik moderate impact juga

meningkatkan power bagi pelakunya, apabila dilakukan dalam

waktu yang teratur (Malahayati, 2010).

2.3.5 Kelebihan dan Kelemahan Senam aerobic low impact

Kelebihan Senam aerobik low impact adalah olahraga yang murah

dan mudah dilakukan, tidak membutuhkan peralatan yang rumit dan

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2017. 4. 1. · komplikasi yang timbul akibat hipertensi diantaranya stroke, infark miokard, gagal ginjal, enselopalopati, kejang. a. Stroke Stroke dapat

35

hampir semua orang dapat melakukannya (Malahayati, 2010).

Senam aerobik low impact juga mempunyai kekurangan antara lain

adalah aerobik low impact tidaklah bebas sama sekali dari

kemungkinan mengalami cidera. Hal ini terjadi karena mereka

melakukan gerakan tangan yang berlebihan, untuk memberikan

kompensasi pada gerakan kaki yang hanya sedikit, dan dapat pula

terjadi cedera pada bahu (Moh Gilang, 2007).

2.3.6 Prosedur Latihan Senam Aerobik low impact

Prosedur latihan senam aerobik low impact terdiri dari pemanasan ,

kegiatan inti dan pendinginan.

a. Pemanasan

Kegiatan pemanasan atau warning up memiliki tujuan yaitu

meningkatkann elastisitas otot-otot dan ligament disekitar

persendian untuk mengurangi resiko cedera, meningkatkan suhu

tubuh dan denyut nadi sehingga mempersiapkan diri agar siap

menuju ke aktivitas utama yaitu aktivitas latihan. Dalam Fase ini,

pemulihan gerakan harus dilakukan dan dilaksanakan secara

sistematis, runtut, dan konsisten dimulai dari kepala, lengan,

dada, pinggang dan kaki (Moh gilang, 2010).

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2017. 4. 1. · komplikasi yang timbul akibat hipertensi diantaranya stroke, infark miokard, gagal ginjal, enselopalopati, kejang. a. Stroke Stroke dapat

36

b. Kegiatan Inti

Fase latihan adalah fase utama dari sistematika latihan senam

aerobik low impact yang berlangsung selama 20 menit. Dalam

fase ini target latihan harus tercapai. Salah satu indikator latihan

telah memenuhi target adalah dengan memprediksi bahwa

latihan tersebut telah mencapai training zone (Malahayati,

2010). Training zone adalah daerah ideal denyut nadi dalam

fase latihan. Rentang training zone adalah 60-90% dari denyut

nadi maksimal seseorang (DNM) Denyut nadi yang dimiliki

oleh setiap orang berbeda, tergantung dari tingkat usia

seseorang. Berikut adalah rumus mencari denyut nadi

maksimal seseorang (DNM). Umumnya rumus ini digunakan

untuk pengukuran denyut nadi). DNM=220-usia (Tahun)

(Irwansyah, 2006).

c. Pendinginan

Gerakan pendinginan merupakan gerakan penurunan dari

intensitas tinggi ke gerakan intensitas rendah. Ditinjau dari segi

faal, perubahan dan penurunan intensitas latihan secara bertahap

berguna untuk menghindari terjadinya penumpukan asam laktat

yang akan menyebabkan kelelahan dan rasa pegal pada bagian

tubuh atau otot tertentu (Malahayati, 2010). Dalam tahap akhir

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2017. 4. 1. · komplikasi yang timbul akibat hipertensi diantaranya stroke, infark miokard, gagal ginjal, enselopalopati, kejang. a. Stroke Stroke dapat

37

kegiatan aerobik ini bertujuan mengembalikan nadi yang cepat

karena latihan kembali menjadi normal. Pada fase ini gerakan

berangsur diturunkan kecepatannya selama 3-5 menit untuk

mengembalikan ke denyut nadi normal (Giriwijoyo, 2007).

2.4 Pengaruh senam aerobic low impact terhadap penurunan tekanan

darah

Melakukan aktivitas fisik seperti senam aerobik low impact mampu

mendorong jantung bekerja secara optimal. Senam aerobik low impact

mampu meningkatkan kebutuhan energi oleh sel, jaringan dan organ

tubuh,sehingga meningkatkan aktivitas pernafasan dan otot rangka

(Mahayati, 2010). Peningkatan aktivitas pernafasan akan meningkatkan

aliran balik vena sehingga menyebabkan peningkatan volume sekuncup

yang akan langsung meningkatkan curah jantung. Hal ini menyebabkan

tekanan darah arteri meningkat dan akan terjadi fase istirahat. Fase ini

mampu menurunkan aktivitas pernafasan otot rangka dan menyebabkan

aktivitas saraf simpatis meningkat. Setelah itu kecepatan jantung menurun,

volume sekuncup menurun, dan terjadi vasodilatasi arteriol vena.

Penurunan ini mengakibatkan penurunan curah jantung dan penurunan

resistensi perifer total, sehingga terjadi penurunan tekanan darah

(Sherwood, 2005).

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2017. 4. 1. · komplikasi yang timbul akibat hipertensi diantaranya stroke, infark miokard, gagal ginjal, enselopalopati, kejang. a. Stroke Stroke dapat

38

Olahraga senam aerobik low impact dapat meningkatkan jumlah darah yang

dipompa setiap menitnya oleh jantung khususnya dari ventrikel kiri.

Melalui peningkatan jumlah darah yang dipompa akan mengakibatkan

jumlah oksigen yang beredar ke seluruh tubuh juga meningkat (Stanley,

2006). Jumlah darah yang dipompa jantung bergantung kepada jumlah

darah vena yang kembali ke jantung. Jantung akan memompa darah bila ada

darah vena yang kembali ke jantung. Selama beraktivitas senam aerobik

low impact, terjadi kontraksi otot, difusi oksigen karbonmonoksida di paru

dan konstriksi vena, hal tersebut mengakibatkan peningkatan jumlah darah

vena yang kembali ke jantung (Malahayati, 2010). Melakukan senam

aerobik low impact akan memberikan keuntungan bagi tubuh terutama

jantung dan paru. Otot jantung bertambah kuat, sehingga jantung dapat

memompa darah lebih maksimal. Curah jantung meningkat sehingga dapat

berdenyut lebih lambat. Disamping itu peningkatan suplai darah ke

jantung semakin sempurna dengan berkembangnya pembuluh darah yang

baru sehingga jantung mendapatkan lebih banyak zat makanan dan oksigen

serta tidak mudah lelah.

Penelitian menunjukkan bahwa senam aerobik low impact berpengaruh

terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi. Hal tersebut didukung

dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh Arfani Asha, (2011). Dalam

penelitian tersebut telah didapatkan hasil bahwa tekanan sistolik sebelum

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2017. 4. 1. · komplikasi yang timbul akibat hipertensi diantaranya stroke, infark miokard, gagal ginjal, enselopalopati, kejang. a. Stroke Stroke dapat

39

intervensi yaitu 148-215 mmHg dan setelah intevensi turun menjadi 144-

212 mmHg. Sedangkan tekanan diastole sebelum diberikan intervensi yaitu

80-93 mmHg turun menjadi 80-90 mmhg setelah diberikan intervensi.

Dengan nilai p value adalah 0.000 . Data analisa tersebut dapat menyimpulkan

bahwa terdapat pengaruh latihan aktifitas fisik senam aerobik low impact

terhadap tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Posyandu Lansia

Kelurahan Brebes.