Asuhan Keperawatan Kejang Pada Pasien Stroke Dengan Perawatan

download Asuhan Keperawatan Kejang Pada Pasien Stroke Dengan Perawatan

of 17

Transcript of Asuhan Keperawatan Kejang Pada Pasien Stroke Dengan Perawatan

Case reportOleh : Nurul Islamiyah (1102007203)

Kejang pada pasien stroke merupakan hal yang perlu diperhatikan dan diketahui apakah terdapat hubungan antara penyakit stroke dengan angka kejadian epilepsi. Tn. N, 47 tahun menderita stroke hipertensi dan mengalami kejang fokal berulang dalam proses penyembuhannya. Menurut penelitian, kasus terjadinya kejang dengan penyakit stroke tidak berkaitan, namun literatur lain menyatakan bahwa kejang merupakan salah satu komplikasi dari stroke itu sendiri .Perawatan pasien dengan paliatif perlu dilakukan untuk memotivasi pasien dan keluarga baik secara fisik, psikososial maupun spiritual.

Kejang merupakan suatu keadaan medis yang perlu diperhatikan dengan serius jika terjadi terus-menerus dalam jeda waktu yang singkat. Tn. N, umur 47 tahun dengan penyakit stroke hipertensi sejak Oktober 2009 hingga saat ini (november 2010), mengalami kejang berulang selama sepekan terakhir. Hal ini perlu diperhatikan cara pencegahannya untuk menghentikan kejang yang kemungkinan dapat muncul kembali kapan saja, sehingga tidak terjadi komplikasi yang membahayakan pasien, seperti : kerusakan otak akibat hipoksia dan retardasi mental akibat kejang berulang.

Tn. N menderita stroke sejak Okt 09 hingga saat ini (nov 10). Pasien dirujuk ke bagian palliative care pada bln feb 10 Keadaan pasien saat ini : mengalami gangguan fungsi motorik (tetraplegi), aphasia (kesulitan atau ketidakmampuan untuk berbicara), dan inkontinensia (tidak dapat menahan) dari usus besar dan/kandung kemih. Pemasangan selang kateter, NGT, dan tracheostomy telah dilakukan pd pasien ini ketika dirujuk ke bagian palliative care RS. Darmais

Awal

Nov 10, Tn. N sering mengalami kejang dokter primer memberikan obat rutin piracetam 3 kali sehari dan stesolid supp (jika kejang berulang). Obat diberikan hanya pd saat terjadi kejang. dan obat dikenalkan kpda pasien, agar keluarga bisa mengatasi serangan kejang kapan saja tanpa bantuan tenaga medis.

Salah satu komplikasi stroke adalah kejang karena terjadi bengkak otak (edema) Hasil penelitian Vania Puspitasari : tidak terdapat hubungan antara stroke dengan angka kejadian kejang beberapa faktor yang dapat menyebabkan epilepsi, yaitu :

Faktor fisiologis, Faktor biokimiawi, Faktor anatomis, Gabungan faktor-faktor di atas, atau Penyakit yang pernah diderita (c/ trauma lahir, trauma kapitis, radang otak, tumor otak, gangguan peredaran darah)

jenis kejang : diklasifikasikan menjadi 2 parsial dan generalisata Pemeriksaan yg dpt dilakukan u/ membedakan kejang fokal atau umum adlh sbgai berikut :

Telusuri adanya paralisis setelah serangan kejang (paralisis Todd) dengan memeriksa adanya refleks yang asimetri, hemiparesis. Refleks patologis, atau posisi tungkai hemiparesis (eksorotasi) Apakah bola mata mengalami deviasi tonik selama serangan kejang? misalnya pada kejang hemisfer kiri biasanya akan terlihat deviasi bola mata ke kanan. Periksa adanya asimetrisitas kuku, jari kaki, dan ukuran anggota gerak (diasumsikan mengalami kerusakan pada hemisfer kontralateral).

AVM dapat menimbulkan kejang fokal, periksa adanya bruit pada penderita dengan kejang yang tidak ditemukan penyebabnya Kejang petit mal (kejang primer umum pada anak) dapat dicetuskan dengan hiperventilasi. Penderita diharap menarik nafas dalam 120 kali dan diperhatikan adanya penghentian aktivitas sesaat dan tampak seperti orang dungu. Periksa kulit dengan teliti. Penderita kelainan neurokutaneus seperti neurofibromatosis, sklerosis tuberose, dan sindroma sturge-weber dapat mengalami kejang.

Pemeriksaan

lab penunjang yg dapat

dilakukan :

Pemeriksaan lab dasar (seperti glukosa darah, ureum, kalsium, kalium) EEG CT-Scan MRI (MRI lebih spesifik dalam melokalisasi kelainan sebagai penyebab kejang fokal dibanding CT-Scan) Pugsi lumbal jika dicurigai adanya infeksi, kejang pertama kali dan tidak diketahui penyebabnya.

Patofisiologi

epilepsi dan status epileptikus ke masalah keperawatan : Masalah dasarnya diperkirakan dari gangguan listrik (disritmia) pada sel saraf pada salah satu bagian otak yang menyebabkan sel ini mengeluarkan muatan listrik abnormal, berulang, dan tidak terkontrol. Penatalaksanaan epilepsi :

Kausal Preventiv (rumat)

Obat

yang diberikan kepada Tn. N Piracetam (dijual dengan nama merek banyak) adalah obat nootropik. Nama kimia piracetam adalah acetamida 2-oxo-1pirolidin. Piracetam merupakan turunan siklik dari GABA. Piracetam diresepkan oleh dokter untuk beberapa kondisi, terutama myoklonus. Stesolid (diazepam). Diazepam terutama digunakan untuk terapi konvulsi rekuren, misalnya status epileptikus. Obat ini juga bermanfaat untuk terapi bangkitan parsial sederhana misalnya bangkitan klonik fokal dan hipsaritmia yang refrakter terhadap terapi lazim.

Sebagai

seorang muslim, Tn. N tetap harus melaksanakan kewajibannya dalam beribadah kepada Allah SWT. Islam memberikan keringanan kepada seorang muslim untuk beribadah sesuai kemampuannya. Seperti firman Allah dlm AlQuran"Bertakwalah kepada Allah SWT menurut kesanggupanmu" (Q.S At Thaghabun:16)

Thaharoh

(bersuci) merupakan syarat sebelum melaksanakan ibadah dalam kondisi berat seperti yg di alami Tn. N, maka cukuplah bertayammum (menggunakan debu) untuk bersuci, jika tidak bisa, maka orang lain bisa membantu mentayamumkannya.

Tn.

N dapat melakukan ibadah shalat dengan rukhsoh (keringanan) yang telah di syariatkan oleh Islam seseorang yang tidak mampu melakukan dengan berdiri, boleh shalat dengan tongkat, bersandar ke tembok, jika tdk bisa duduk (iftirasy), jika tdk bisa berbaring telentang, posisi badan miring ke arah kiblat, jika tdk bisa juga menggunakan isyarat kepala atau mata.

Menurut

penelitian Vania Puspitasari, tidak ada hubungan antara stroke dengan angka kejadian epilepsi5. Hal ini menyatakan bahwa sesugguhnya kejang yang di alami Tn. N tidak berkaitan dengan penyakit stroke yang di dideritanya. Literatur lain menyatakan bahwa salah satu komplikasi dari stroke yaitu timbulnya kejang yang disebabkan oleh bengkak otak (edema)3. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian tersebut

Kejang

yang di alami Tn. N harus ditinjau lebih lanjut untuk mengetahui penyebabnya. Tn. N tidak melakukan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui kausa kejangnya, dikarenakan kondisi fisik yang lemah dan peralatan medik yang terbatas di rumahnya. Penatalaksanaan kejang dapat dilakukan secara kausal ataupun preventif