KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota...

76
Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari kebutuhan data yang baik. Untuk itu pengumpulan dan analisis data yang baik sangat dibutuhkan untuk menjawab kebutuhan data dan informasi di dalam perencanaan. Laporan ini adalah kelanjutan dari kegiatan PEL untuk menentukan faktor pengungkit Pengembangan Ekonomi Lokal tahun 2015 di Kota Surakarta. Laporan ini lebih difokuskan pada penyusunan rencana aksi yang sesuai dengan faktor pengungkit Pengembangan Ekonomi Lokal dan isu RPJM 2016-2020. Publikasi dengan judul “Penyusunan Rencana Aksi FEDEP Kota Surakarta ” menyajikan data dan informasi yang dibutuhkan untuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi Kegiatan PEL di Kota Surakarta. Laporan ini mencakup kondisi umum ekonomi Kota Surakarta, potensi klaster dan ekonomi kreatif, nilai kearifan lokal, faktor pengungkit, isu RPJM dan usulan program rencana aksi serta analisis. Laporan ini diharapkan dapat turut berkontribusi dalam penyediaan data dan informasi bagi para perencana, perumus dan pengambil kebijakan, analis, dan para pemangku kepentingan Pengembangan Ekonomi Lokal. Dengan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dan bantuan, terutama dalam bentuk data dan informasi, kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya. Kami menyambut baik saran dan masukan untuk perbaikan laporan ini di masa yang akan datang. Oleh sebab itu tulisan ini masih membuka kritik dan komentar untuk menyempurnakan. Semoga bermanfaat. Surakarta, 2015 Bappeda Kota Surakarta

Transcript of KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota...

Page 1: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i

KATA PENGANTAR

Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari kebutuhan data yang

baik. Untuk itu pengumpulan dan analisis data yang baik sangat dibutuhkan untuk

menjawab kebutuhan data dan informasi di dalam perencanaan. Laporan ini adalah

kelanjutan dari kegiatan PEL untuk menentukan faktor pengungkit Pengembangan

Ekonomi Lokal tahun 2015 di Kota Surakarta. Laporan ini lebih difokuskan pada

penyusunan rencana aksi yang sesuai dengan faktor pengungkit Pengembangan

Ekonomi Lokal dan isu RPJM 2016-2020. Publikasi dengan judul “Penyusunan

Rencana Aksi FEDEP Kota Surakarta ” menyajikan data dan informasi yang

dibutuhkan untuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi Kegiatan PEL di Kota

Surakarta. Laporan ini mencakup kondisi umum ekonomi Kota Surakarta, potensi

klaster dan ekonomi kreatif, nilai kearifan lokal, faktor pengungkit, isu RPJM dan

usulan program rencana aksi serta analisis. Laporan ini diharapkan dapat turut

berkontribusi dalam penyediaan data dan informasi bagi para perencana, perumus

dan pengambil kebijakan, analis, dan para pemangku kepentingan Pengembangan

Ekonomi Lokal.

Dengan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan

memberikan dukungan dan bantuan, terutama dalam bentuk data dan informasi,

kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya. Kami

menyambut baik saran dan masukan untuk perbaikan laporan ini di masa yang akan

datang. Oleh sebab itu tulisan ini masih membuka kritik dan komentar untuk

menyempurnakan.

Semoga bermanfaat.

Surakarta, 2015

Bappeda Kota Surakarta

Page 2: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR................................................................................................. v

BAB I ..................................................................................................................1

PENDAHULUAN....................................................................................................1

I.1 Latar Belakang ........................................................................................1

I.2 Tujuan dan Output ..................................................................................2

I.3 Metodologi ..............................................................................................3

I.3.1 Pendekatan Penyusunan Rencana Aksi................................................3

I.3.2 Kerangka Kerja Kegiatan ....................................................................4

I.4 Format laporan........................................................................................5

BAB II POTENSI EKONOMI DAERAH......................................................................6

II.1 Analisis PDRB (PDRB Sektor, Laju Pertumbuhan, Sektor Unggulan).............6

II.2 Potensi klaster .........................................................................................8

II.3 Ekonomi Kreatif ..................................................................................... 11

BAB III NILAI/ KEARIFAN LOKAL DAN ISU STRATEGIS ........................................ 20

III.1 Nilai Kearifan Lokal yang Berkembang..................................................... 20

III.2 Faktor Pengungkit PEL Kota Surakarta .................................................... 21

III.2.1 Faktor Pengungkit pada dimensi Kelompok Sasaran............................. 21

III.2.2 Faktor pengungkit pada dimensi Faktor Lokasi .................................... 22

III.2.3 Faktor pengungkit pada dimensi Kesinergian dan Fokus Kebijakan ....... 23

III.2.4 Faktor pengungkit pada Dimensi Pembangunan Berkelanjutan ............. 24

III.2.5 Faktor pengungkit pada Dimensi Tata Pemerintahan ........................... 25

III.2.6 Faktor pengungkit pada Dimensi Proses Manajemen............................ 27

III.2.7 Sinkronisasi faktor pengungkit PEL, Isu RPJM (2016-2020), dan UsulanProgram/Kegiatan…………………………………………………………………………………… 28

BAB IV PENYUSUNAN RENCANA AKSI ................................................................. 36

IV.1 Usulan Rencana Aksi PEL yang dikoordinasi oleh FEDEP........................... 36

IV.2 Analisis Rencana Aksi PEL ...................................................................... 49

Page 3: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page iii

IV.2.1 Analisis Rencana Aksi Faktor Lokasi..................................................... 50

IV.2.2 Analisis Rencana Aksi Kelompok Sasaran ............................................. 52

IV.2.3 Analisis rencana aksi dimensi Kesinergian dan Fokus Kebijakan ............ 55

IV.2.4 Analisis Rencana Aksi Pembangunan Berkelanjutan.............................. 57

IV.3 Rencana Aksi untuk organisasi FEDEP ..................................................... 59

IV.3.1 Visi, Misi dan Tugas FEDEP................................................................. 59

IV.3.2 Rencana Aksi FEDEP untuk mengembangkan PEL di Kota Surakarta...... 60

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 70

V.1 Kesimpulan ........................................................................................... 70

V.2 Saran.................................................................................................... 70

Page 4: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page iv

DAFTAR TABEL

Tabel II.1. PDRB menurut lapangan usaha pada harga konstan (dalam jutaan

rupiah)................................................................................................6

Tabel II.2. Sentra Industri kecil........................................................................... 10

Tabel II.3 Peringkat Prioritas Sektor Ekonomi Kreatif Kota Surakarta.................... 12

Tabel II.4 Sebaran Sektor Ekonomi Kreatif Kota Surakarta ................................... 13

Tabel II.5 Pilar Pondasi Ekonomi kreatif ............................................................. 15

Tabel II.6 Pilar Pondasi Ekonomi kreatif (lanjutan) .............................................. 17

Tabel II.7 Pilar Pondasi Ekonomi kreatif (lanjutan).............................................. 19

Tabel III.1 Sinkronisasi Faktor pengungkit PEL, Isu RPJM (2016-2020), dan Usulan

Program / Kegiatan............................................................................ 29

Tabel IV.1 Usulan Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Lokal Kota Surakarta yang

dikoordinasi FEDEP ............................................................................ 37

Tabel IV.2 Bobot dan Status PEL Kota Surakarta................................................. 49

Tabel IV.3 Usulan Rencana Aksi FEDEP .............................................................. 60

Tabel IV.3 Usulan Rencana Aksi FEDEP .............................................................. 62

Tabel IV.3 Usulan Rencana Aksi FEDEP .............................................................. 63

Tabel IV.3 Usulan Rencana Aksi FEDEP .............................................................. 64

Tabel IV.3 Usulan Rencana Aksi FEDEP .............................................................. 65

Tabel IV.3 Usulan Rencana Aksi FEDEP .............................................................. 66

Tabel IV.3 Usulan Rencana Aksi FEDEP .............................................................. 67

Tabel IV.3 Usulan Rencana Aksi FEDEP .............................................................. 68

Tabel IV.3 Usulan Rencana Aksi FEDEP .............................................................. 69

Page 5: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page v

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Kerangka pikir penyusunan rencana aksi PEL yang koordinasi FEDEP ..4

Gambar II.1 Analisis kontribusi PDRB dan pertumbuhan sub-sektor industri pada

tahun 2013......................................................................................8

Gambar III.1 Faktor Pengungkit PEL Dimensi Kelompok Sasaran di Kota Surakarta 22

Gambar III.2 Faktor Pengungkit PEL Dimensi Faktor Lokasi di kota Surakarta........ 23

Gambar III.3 Faktor Pengungkit PEL Dimensi Kesinergian dan Fokus Kebijakan di . 24

Gambar III.4 Faktor Pengungkit PEL Dimensi Pembangunan Berkelanjutan di Kota

Surakarta. ..................................................................................... 25

Gambar III.5 Faktor Pengungkit PEL dimensi Tata Pemerintahan di Kota Surakarta.

......................................................................................................................... 26

Gambar III.6 Faktor Pengungkit dimensi proses manajemen di Kota Surakarta ...... 27

Gambar IV.1 Status Pengembangan Ekonomi Lokal Kota Surakarta....................... 49

Page 6: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Otonomi daerah telah mendorong terjadi pergeseran pendekatan manajemen

pemerintahan dari sentralisasi menjadi desentralisasi, dari kekuasaan yang otoriter

menjadi demokratik, dari perencana pembangunan yang top down menjadi bottom

up dan mengutamakan empowerment. Di Surakarta, pergeseran ini mendorong

dibentuknya sebuah forum bagi para stakeholder untuk berinteraksi, bertukar pikiran

masalah ekonomi dan tenaga kerja, serta dapat menyampaikan usulan dan

pendapat kepada pemerintah Kota Surakarta.

FEDEP (Forum For Economic Development and Employment Promotion)

dibentuk sebagai sebuah forum bagi stakeholder dalam bidang pengembangan

ekonomi dan perluasan tenaga. FEDEP merupakan forum kemitraan di tingkat kota

yang bersifat struktural melibatkan birokrasi dan non birokrasi yang beranggotakan

pengusaha, pemerintah, perguruan tinggi, perbankan, dunia usaha, dan profesi

lainnya. FEDEP Kota Surakarta pertama kali terbentuk pada tanggal 30 Agustus 2004

dengan Surat Keputusan Walikota Surakarta Nomor 500/132/2004. Kepengurusan

periode kedua (periode 2009-2012) dengan Surat Keputusan Walikota Surakarta

Nomor 500.05/02-E/1/2009, dan saat ini merupakan Kepengurusan periode ketiga

(Periode 2013 – 2016) dengan Surat Keputusan Walikota Surakarta Nomor :

500.05/01/1/2013.

Forum ini memiliki tanggung jawab untuk memberikan masukan terkait

kebijakan ekonomi dan memberikan informasi bagi pelaku usaha terkait dengan

dinamika aktivitas ekonomi di Kota Surakarta. FEDEP juga dapat memberikan

fasilitas dan motivasi kepada pelaku usaha kecil / rumah tangga dan klaster industri

yang ada di Kota Surakarta. FEDEP diharapkan dapat terus menerus memberikan

rekomendasi (second opinion) terhadap masalah yang muncul pada kegiatan

ekonomi Kota Surakarta.

Page 7: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 2

Mengingat pentingnya peran FEDEP dalam perencanaan dan kegiatan

ekonomi Kota Surakarta, maka Pemerintah Kota Surakarta mendorong FEDEP untuk

dapat berperan dan memberikan kontribusi lebih optimal. Untuk itu FEDEP

seharusnya memiliki rencana strategi berupa visi, misi, tujuan, sasaran, strategi,

kebijakan dan program serta indikator keberhasilan yang jelas. Rencana strategis ini

merupakan dokumen perencanaan jangka menengah (lima tahun) dengan

mempertimbangkan berbagai aspek, seperti: potensi, peluang, kendala dan masalah

yang dihadapi ekonomi Kota Surakarta.

Keberadaan dokumen perencanaan ini sangat penting karena akan dijadikan

pegangan bagi FEDEP dalam melaksanakan tugas dan peran organisasi secara

sistematik, fokus dan terukur. Dengan dokumen ini diharapkan FEDEP dapat

berperan lebih aktif dalam memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Kota

Surakarta terkait masalah yang sedang terjadi dan tantangan ekonomi yang akan

dihadapi masyarakat Kota Surakarta di masa yang akan datang.

I.2 Tujuan dan Output

Tujuan penyusunan Rencana Aksi FEDEP adalah:

Sinkronisasi Faktor pengungkit PEL dan isu strategis RPJM 2016-2020

Penyusunan rencana aksi PEL yang dikoordinasi oleh FEDEP

Penetapan indikator capaian (output, outcome dan impact) darirencana aksi

PEL yang dikoordinasi oleh FEDEP

Output yang diharapkan dalam penyusunan rencana aksi:

Adanya dokumen Sinkronisasi Faktor pengungkit PEL dan isu strategis RPJM

2016-2020

Adanya dokumen rencana aksi PEL disertai indikator capaian, hasil

musyawarah semua pihak terkait yang dikoordinasi oleh FEDEP.

Page 8: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 3

I.3 Metodologi

I.3.1 Pendekatan Penyusunan Rencana Aksi

Ada 2 (dua) pendekatan yang digunakan pada kajian ini, yaitu:

1. Penentuan faktor pengungkit (leverage)

Pengembangan ekonomi lokal (PEL) partisipatif sudah diterapkan di Kota

Surakarta. Upaya-upaya telah dilakukan dalam rangka mendukung PEL, antara

lain dalam bentuk kajian status dan faktor pengungkit PEL yang dilakukan pada

tanggal 20 Mei 2015 dengan model RALED (Rapid Assessment Techniques for

Local Economic Development).

Metode RALED mengumpulkan pendapat dari berbagai stakeholder terkait

ekonomi lokal, lalu dengan diolah dengan perangkat lunak dan menghasilkan

dua keluaran penting. Keluaran pertama adalah Peta Posisi PEL Kota Surakarta,

yang menunjukkan hasil status PEL Kota Surakarta adalah cukup baik dengan

nilai total sebesar 72,34. Keluaran kedua adalah faktor pengungkit PEL Kota

Surakarta, dimana faktor pengungkit ini adalah faktor utama yang perlu

diperbaiki dan dapat memberikan multi efek ekonomi yang besar bagi kemajuan

ekonomi lokal.Faktor pengungkit ini dapat dijadikan isu utama ekonomi lokal

yang harus menjadi fokus perhatian pengembangan ekonomi lokal.

2. Penentuan Potensi Ekonomi Daerah

Pengembangan ekonomi lokal berakar dari pengembangan ekonomi regional

yang menitikberatkan kajian terhadap potensi ekonomi yang dimiliki pada

tingkatan lokal/regional.Konsep pengembangan ekonomi lokal merupakan suatu

upaya untuk menciptakan dan mengembangkan potensi yang ada di daerah yang

dijadikan sebagai faktor dalam penentu daya saing wilayah dengan peningkatan

kapasitas pelaku baik dalam kegiatan ekonomi maupun dalam peningkatan

kapasitas sosial kemasyarakatan.

Pengembangan ekonomi lokal dengan melihat keunggulan yang ada di

tingkatan lokal dijadikan sebagai upaya untuk mendekati pembangunan ekonomi

baik dari sisi makro, non sektoral, namun berbasis pada pengembangan

keunggulan lokal atau daerah.

Page 9: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 4

I.3.2 Kerangka Kerja Kegiatan

Penyusunan rencana aksi pada kajian ini dimulai dari hasil kajian RALED yang

menghasilkan beberapa isu terkait pengembangan ekonomi lokal. Metode RALED

merupakan metode standar yang digunakan oleh BAPENAS untuk membantu

mencari faktor pengungkit atau isu utama yang bisa ditindaklanjuti menjadi

penyusunan rencana aksi.

Gambar I.1 Kerangka pikir penyusunan rencana aksi FEDEP

Selanjutnya hasil kajian RALED disinkronkan dengan usulan rencana tindak lanjut

yang sudah disusun oleh BAPPEDA melalui RKPD 2016. Hasilnya adalah alternatif

program ekonomi makro yang dikaitkan dengan PEL.

Tahap berikutnya adalah melakukan inventarisasi program dari kajian klaster industri

yang sudah disusun oleh FEDEP dan kajian industri kreatif yang sudah disusun oleh

BAPPEDA. Dari kedua kajian ini akan diambil beberapa program kegiatan PEL yang

bersifat mikro ekonomi. Cakupan efek program ini bersifat mikro karena tujuan dari

program adalah menyelesaikan masalah yang ada pada sektor tertentu yang ada

pada klaster industri unggulan dan industri kreatif.Program usulan tersebut harus

disinkronkan dengan isu PEL yang sudah dihasilkan oleh RALED.

Penyusunan rencana aksi:1. Analisis output, outcome, impact2. Analisis faktor pendukung &

penghambat3. Penanggung jawab & tahapan

Klasterunggulan

Alternatif program/kegiatan PEL

Ekonomikreatif

Alternatif program/kegiatan PEL

PotensiEkonomi

RALED

Isu utama RPJM

Sinkronisasi program /kegiatandengan isu utama PEL

RPJM (2016-2020)

Faktor pengungkit/ Isu utama

Page 10: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 5

Tahap berikutnya adalah pemilihan program kegiatan, melakukan evaluasi

permasalahan dan keberhasilan.Selanjutnya dilakukan analisis optimalisasi dan

implementasi program.

I.4 Format laporan

Laporan ini mengikuti format pelaporan yang didasarkan panduan buku

berjudul “Panduan Rencana Aksi Forum Pengembangan Ekonomi Daerah (FPED)”

yang diterbitkan Direktorat Jendral Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam

Negeri. Adapun format pelaporan penelitian sebagai berikut:

Bab I. Pendahuluan, yang terdiri atas sub-bab, antara lain: Pendahuluan, Tujuan

dan Output, Metodologi dan Kerangka Kerja.

Bab II Menguraikan tentang potensi ekonomi daerah melaluiAnalisis PDRB

(sektor unggulan, pertumbuhan), potensi klaster industri, klaster yang menjadi

binaan FEDEP Pada Bab ini juga diuraikan hasil kajian industri kreatif dan

rencana aksi yang akan dilakukan yang merupakan hasil kajian Bappeda Kota

Surakarta.

Bab III Menguraikan nilai-nilai masyarakat yang berkembang dari adat istiadat

dan telah digunakan dan diwariskan secara turun temurun (modal sosial). Bentuk

kearifan lokal yang bisa diuraikan sebagai bagian dari modal sosial. Menguraikan

visi, misi dan strategi dari FEDEP dalam mendukung Pengembangan Ekonomi

Lokal Kota Surakarta. Pada bab ini juga diuraikan tentang isu-isu strategi yang

merupakan hasil dari analisis PEL menggunakan RALED. Pada akhir bab ini akan

dilakukan sinkronisasi faktor pengungkit PEL dengan isu strategi RPJM (2016-

2020).

Bab IV. Pada Bab ini diuraikan usulan rencana aksi Pengembangan Ekonomi

Lokal berdasarkan masukan dari SKPD yang terkait bidang ekonomi. Pada bagian

kedua akan dibahas analisis rencana aksi PEL, mulai dari faktor lokasi, kelompok

sasaran, kesinergian dan fokus kebijakan dan pembangunan berkelanjutan.

Bab V Kesimpulan dan saran

Page 11: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 6

BAB II

POTENSI EKONOMI DAERAH

II.1 Analisis PDRB (PDRB Sektor, Laju Pertumbuhan, Sektor Unggulan)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai

tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau

merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh

unit ekonomi di suatu wilayah.

Penyusunan laporan ini menggunakan data PDRB atas dasar harga konstan,

dimana nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada

tahun tertentu sebagai tahun dasar (tahun dasar yang digunakan adalah tahun

2000). Penggunaan jenis data ini bertujuan untuk memperlihatkan adanya

pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.

Secara umum, kinerja ekonomi Surakarta dari tahun 2009 hingga 2013

mengalami peningkatan rata-rata tumbuh sebesar 5,99 persen.

Tabel II.1. PDRB menurut lapangan usaha pada harga konstan (dalam jutaanrupiah)

2009 2010 2011 2012 2013Rata-rataptumbuh

Proporsi2013

Pertanian 2,900.41 2,908.82 2,911.03 2,912.43 2,951.59 0.19 0.05Pertambangan 1,862.50 1,832.36 1,809.03 1,789.64 1,764.96 1.32 0.03Industri pengolahan 1,235,952.77 1,277,210.09 1,312,945.81 1,349,967.22 1,404,161.78 3.21 23.09

Makanan, minuman dan tembakau 545,868.01 560,822.14 574,513.67 591,213.36 617,611.54 3.05 43.98Tekstil, alas kaki, produk kulit 197,920.25 206,447.09 214,723.38 224,477.96 234,198.98 4.29 16.68Mebel dan produk kayu 80,798.87 80,066.55 79,806.77 82,057.10 83,653.93 1.13 5.96Kertas dan percetakan 140,272.21 150,417.79 156,126.42 161,128.75 169,141.79 4.57 12.05Pupuk, kimia dan produk karet 10,537.77 10,477.02 10,770.16 10,973.85 11,333.84 1.78 0.81Semen dan produk lain bukan logam 22,003.03 22,677.30 23,811.80 24,283.23 25,367.15 3.41 1.81Logam dasar, besi dan baja - - - - -Alat angkut, mesin dan peralatan 73,794.90 78,537.19 81,734.62 83,039.31 85,340.89 3.28 6.08Barang lain 164,757.73 167,765.01 171,458.99 172,793.66 177,513.66 1.71 12.64

Listri, gas dan air bersih 111,391.58 119,194.83 128,648.33 137,673.24 147,574.83 7.28 2.43Bangunan 625,624.26 671,926.81 717,165.29 765,569.54 811,759.49 6.71 13.35Perdagangan, Hotel dan Restoran 1,288,066.95 1,367,808.36 1,466,845.97 1,569,512.39 1,687,392.79 6.97 27.75

Perdagangan besar dan eceran 1,163,939.05 1,235,795.02 1,325,493.23 1,422,120.37 1,531,356.87 7.08 90.75Hotel 41,236.59 43,817.85 46,346.12 49,239.39 51,799.39 5.85 3.07Restoran 82,891.31 88,195.49 95,006.62 98,152.63 104,236.53 5.64 6.18

Transporasi dan komunikasi 484,827.89 514,407.73 549,760.87 585,690.23 621,610.31 6.40 10.22Keuangan, jasa sewa dan jasa perusahaan 481,987.12 518,980.77 567,860.94 615,432.99 664,532.30 8.34 10.93Jasa-jasa 585,264.16 629,616.47 663,965.04 714,313.62 739,206.00 5.75 12.16

Total PDRB 4,817,877.64 5,103,886.24 5,411,912.31 5,742,861.30 6,080,954.05 5.99Penduduk 528,202.00 499,337.00 500,032.00 500,328.00 500,625.00 0.23PDRB per kapita (Rp.) 9,121,278.68 10,221,325.96 10,823,131.94 11,478,192.91 12,146,724.69 7.07

Lapangan usaha

Page 12: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 7

Dilihat dari struktur ekonomi Kota Surakarta, sektor perdagangan, hotel dan

restoran masih mendominasi. Pada tahun2013 sektor ini memberikan kontribusi

sebesar 27,75%, dimana sub-sektor perdagangan besar dan eceran memberikan

kontribusi terbesar, yakni sebesar 25,15% terhadap total PDRB. Sektor kedua yang

memberikan kontribusi terbesar adalah sektor industri pengolahan, dimana pada

tahun 2013 memberikan kontribusi terhadap ekonomi Kota Surakarta sebesar

23,29 persen. Sub-sektor industri makanan, minuman dan tembakau memberikan

kontribusi terbesar yaitu 43,9% atau setara dengan 10,15% kontribusi terhadap

total PDRB. Sub-sektor berikutnya adalah industri tekstil, alas kaki dan produk kulit

dengan kontribusi sebesar 3,85% terhadap total PDRB.

Selain besaran proporsi kontribusi sektor dan subsektor terhadap PDRB,

kajian berikutnya yang perlu dikaji adalah pertumbuhan rata-rata selama 5 tahun

terakhir. Sektor perdagangan, hotel dan restoran memiliki pertumbuhan yang sangat

baik, yaitu rata-rata sebesar 6,97%dalam lima tahun. Ini artinya disamping memiliki

kontribusi besar juga mampu memiliki pertumbuhan yang cukup besar melebihi

pertumbuhan total PDRB dengan rata-rata pertumbuhan 5,99%. Dengan fakta ini

dapat dikatakan bahwa sektor ini merupakan sektor unggulan dan menjadi motor

penggerak Pengembangan Ekonomi Lokal Kota Surakarta.

Sebaliknya sektor industri pengolahan meskipun memiliki kontribusi yang

besar (23,09%), tetapi rata-rata pertumbuhan dalam lima tahun terakhir lebih

lambat yaitu 3,21% jika dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan total PDRB

pada periode yang sama. Ini menunjukkan sektor industri pengolah merupakan

sektor unggulan tetapi kontribusi terhadap ekonomi daerah mengalami penurunan.

Meskipun sektor industri mengalami penurunan kontribusi, tetapi perlu terus

didorong untuk berkontribusi terutama pada subsektor yang potensial.Berikut ini

uraian subsektor industri yang potensial dilihat dari kontribusi dan pertumbuhan

penjualan pada tahun 2013 seperti gambar berikut ini.

Page 13: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 8

Gambar II.1 Analisis kontribusi PDRB dan pertumbuhan sub-sektor industripada tahun 2013

Industri makanan yang masih memberikan kontribusi yang besar (43,98%)dan

tingkat pertumbuhan yang cukup baik 3.05%. Subsektor lainnya adalah tekstil, alas

kaki dan produk kulit. Sektor ini memberikan kontribusi rata-rata pertumbuhan

(4,12%) dan memberikan kontribusi sebesar 16,68 %. Berikut ini gambaran ilustrasi

pemilihan subsektor industri dengan melihat besarnya kontribusi pada PDRB dan

besarnya pertumbuhan.

II.2 Potensi klaster:

Dari data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta tahun 2014

terdapat 23 (dua puluh tiga) unit klaster yang aktif menggerakkan ekonomi lokal di

Kota Surakarta. Dari jumlah tersebut FEDEP memfokuskan pada pembinaan pada

enam klaster potensial, yaitu:

Bina Usaha Mandiri (Limbah Koran), Kadipiro

Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan

Paguyuban Kampung Wisata Batik Kauman

Sangkar Mulia (Sangkar Burung), Mojosongo

Sentra Shuttle Cock, Tipes

Sentra Mebel Mentari, Gilingan

Page 14: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 9

Berikut ini gambaran sekilas klaster binaan FEDEP :

1. Bina Usaha Mandiri ( Limbah Koran )

Klaster ini berdiri tahun 2010 dengan ketua: Siti Aminah, S.Kom

2. Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyanbediri tahun 2004 dengan ketua

Ir. Alpha FebelaPriyatmono, MT,

3. Paguyuban Kampung Wisata Batik Kauman berdiri tahun 2006 dengan ketua

Gunawan Setiawan,SE

4. Sangkar Manunggal berdiri tahun 2002 ddengan ketua Bambang Sulistyo

5. Sentra Shuttle Cock berdiri tahun 2007 dengan ketua Kalis Prih Waluyo

6. Mebel Mentari berdiri tahun 1980 dengan ketua Sidik Budi Santoso

Berikut ini sentra industri kecil dan menengah yang ada dan yang menjadi binaan

potensi, lokasi badan usaha, alamat perusahaan, tenaga kerja, nilai investasi,

kapasitas dan nilai produksi

Page 15: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 10

Tabel II.2. Sentra Industri kecil

Kabupaten/Kota : SurakartaProvinsi : Jawa Tengah

JALAN DESA/ KEL KECAMATAN JUMLAH SATUAN

1 Sentra Tahu Sumber Rejeki 31 Aco Warso P Krajan RT 03 RW 03 Mojosongo Jebres 76 100,000 23,500 papan 470,000

2 Sentra Tempe Sumber Makmur 10 Sumini Sumber RT 02 RW 06 Sumber Banjarsari 50 64,800 296,000 bungkus 296,000

3 Sentra Tempe "Putri Mandiri" 20 Suwarti Pucangsawit RT 01 RW01

Pucangsawit Jebres 53 65,800 301,000 bungkus 301,000

4 Sentra Tempe 17 Hadi Sulardi Pajang RT02/09 Pajang Laweyan 56 77,000 396,000 bungkus 396,000

5 Sentra Kerupuk 17 Hidayat Abdul Gani Kadipiro RT02/09 Kadipiro Banjarsari 62 57,000 - - 261,500

6 Sentra Karak Bratan 8 Rudi Harnawan Bratan RT 01 RW 06 Pajang Laweyan 50 313,000 328,732 kg 1,599,680

7 Sentra Batik Laweyan 90 Alpha Febela P Sayangan Kulon No.9 Laweyan Laweyan 750 8,900,000 225,000 piece 45,000,000

8 Sentra Batik Kauman 72 Gunawan Setiawan Jl. Cakra No. 21 Kauman Pasar Kliwon 540 7,200,000 172,800 piece 34,560,000

9 Sentra Batik Warna Alam Semanggi 10 Ir. Widodo Jl. Serayu 9 No. 5 Semanggi Pasar Kliwon 50 235,500 40,260 piece 10,840,400

10 Sentra Dandang Kompor 10 FX. Hartoyo Semanggi RT 04 RW 17 Semanggi Pasar Kliwon 34 82,800 20,580 unit 1,589,600

11 Sentra Blangkon 24 Ananta Karyana Potrojayan RT 02 RW06

Serengan Serengan 47 16,500 7,920 unit 198,000

12 Sentra Shuttlecock 13 Kalis Prih Waluyo Pringgolayan RT 03 RW09

Tipes Serengan 26 65,000 31,200 slop 1,404,000

13 Sentra Daur Ulang Kertas Koran 10 Siti Aminah, S.Kom Sambirejo RT 03 RW 09 Kadipiro Banjarsari 50 56,000 9,760 unit 244,000

14 Sentra Kain Perca Sumber Rejeki 20 Painem Tipes RT 01 RW 13 Tipes Serengan 20 10,000 144,000 stel 432,000

15 Sentra Kain Perca Pasori 22 Muji Istini Tipes RT 02 RW 13 Tipes Serengan 20 10,000 144,000 stel 432,000

16 Sentra Pembuatan Cap Batik 15 Basuki Bratan RT 5 RW 6 Pajang Laweyan 28 43,000 1,312 unit 907,200

17 Sentra Mebel Mentari 70 Sidik Budi SantosoBibis Wetan RT 06 RW19 No.8

Gilingan Banjarsari 235 276,000 1,325 unit 1,324,500

19 Sentra Sepatu Sandal 20 SuyatnoKalirahman Rt 04/IIGandekan

Gandekan Jebres 64 66,000 11,400 unit 342,000

20 Sentra Sangkar Burung Manunggal 55 Bambang SulistyoJl. Brig. KatamsoDebegan RT 04/V

Mojosongo Jebres 170 121,450 32,829 unit 1,641,430

21 Sentra Sangkar Sarana Sejahtera 24 Yudihariyadi Tanggul Sari RT 3 RW18

Kadipiro Banjarsari 25 33,850 16,216 unit 434,928

22 Sentra Letter 80 Marianto Jl. Kalilarangan Jayengan Serengan 86 298,200 54,198 pasang 1,907,960

23 Sentra Alat Rumah Tangga Kabangan(Kerajinan Dandang)23 Sunarto Harjo Wiryono Tegalrejo RT02/01 Sondakan Laweyan

NILAI PRODUKSI(Rp. 000)

DAFTAR SENTRAINDUSTRI KECIL DAN MENENGAH

TAHUN 2014

KAPASITASNO NAMA SENTRA

TENAGAKERJA

(ORANG)

NILAIINVESTASI(Rp. 000)

JUMLAHUNIT

USAHAKONTAK PERSON

ALAMAT PERUSAHAAN

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta tahun 2014

Page 16: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 11

II.3 Ekonomi Kreatif

Kota Surakarta merupakan wilayah yang tidak memiliki sumberdaya alam

memadai. Untuk menjaga pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta perlu

mengoptimalkan ekonomi kreatif sebagai sektor yang dapat meningkatkan

perekonomian. Ekonomi kreatif tersebar ke dalam sektor perdagangan, sektor hotel

dan restoran, sektor industri pengolahan, dan sektor industri jasa (lembaga

keuangan, sewa bangunan, dan perusahaan jasa). Keempat sektor ini merupakan

sektor unggulan daerah Kota Surakarta.

Dari laporan Blue Print Ekonomi Kreatif 2015-2025, kreatif didefinisikan

sebagai: penciptaan nilai tambah berbasis ide yang lahir dari kreativitas sumber daya

manusia (orang kreatif) dan berbasis pemanfaatan ilmu pengetahuan, termasuk

warisan budaya dan teknologi. Sumber daya utama dalam ekonomi kreatif adalah

kreativitas (creativity) yang didefinisikan sebagai kapasitas atau kemampuan untuk

menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang unik, menciptakan solusi dari suatu

masalah atau melakukan sesuatu yang berbeda dari pakem (thinking out of the

box). Kreativitas merupakan faktor yang menggerakkan lahirnya inovasi (innovation)

dengan memanfaatkan penemuan (invention) yang sudah ada.

Kota Surakarta sebagai sentra ekonomi kreatif mewakili Propinsi Jawa Tengah

memiliki kekayaan budaya dan insan kreatif yang sangat besar. Setiap kecamatan

memiliki sumberdaya dan produk kreatif yang sangat berpotensi untuk

dikembangkan. Potensi tersebut mendorong tumbuhnya ekonomi kreatif yang

berdampak pada tingginya sumbangan sektor ekonomi kreatif terhadap

pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta.

Dalam kajian ekonomi kreatif sebelumnya, pengembangan ekonomi kreatif

Kota Surakarta di bagi menjadi 3 (tiga) prioritas seperti tabel berikut ini:

Page 17: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 12

Tabel II.3 Peringkat Prioritas Sektor Ekonomi Kreatif Kota Surakarta

Prioritas 1 Seni Pertunjukan

Desain

Kerajinan

Makanan / kuliner

Fesyen

Prioritas 2 Pasar seni dan barang antic

Riset dan Pengembangan

Video, Film dan Fotografi

Musik

Periklanan

Prioritas 3 Televisi & radio

Layanan Komputer dan piranti lunak

Arsitektur

Permainan interaktif

Penerbitan dan Percetakan

Sumber: Laporan Blue Print Ekonomi Kreatif 2015-2025

Page 18: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 13

Tabel II.4 Sebaran Sektor Ekonomi Kreatif Kota Surakarta

No Sektor Kecamatan

1 Periklanan Serengan, Banjarsari, Laweyan

2 Arsitektur Pasar Kliwon

3 Pasar Seni dan Barang Antik Banjarsari

4 Kerajinan Banjarsari, Serengan, Pasar Kliwon,

Jebres, Laweyan

5 Desain Banjarsari, Serengan,

6 Fesyen Laweyan, Banjarsari, Pasar Kliwon,

Serengan

7 Video, Film dan Fotografi Jebres, Banjarsari dan Laweyan

8 Permainan Interaktif Laweyan

9 Musik Laweyan dan Banjarsari

10 Seni Pertunjukan Banjarsari, Serengan, Pasar Kliwon,

Jebres, Laweyan

11 Penerbitan dan Percetakan Laweyan dan Banjarsari dan Pasar

Kliwon

12 Layanan Komputer dan Piranti

Lunak

Laweyan dan Banjarsari

13 Televisi dan Radio Banjarsari,

14 Riset dan Pengembangan Jebres

15 Kuliner Banjarsari , Pasar Kliwon

Sumber: Laporan Blue Print Ekonomi Kreatif 2015-2025

II.3.1. Tujuan Ekonomi Kreatif Kota Surakarta

Tujuan pengembangan ekonomi kreatif Kota Surakarta Tahun 2015-2025

sebagaimana tercantum dalam Laporan Blue Print Ekonomi Kreatif 2015-2025 adalah

sebagai berikut :

1. Peningkatan daya saing ekonomi kreatif kota Surakarta.

2. Peningkatan apresiasi terhadap pelaku dan karya kreatif yang menggunakan

bahan baku lokal dengan orentasi pada penghematan sumberdaya alam dan

Page 19: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 14

ramah lingkungan.

3. Peningkatan kontribusi ekonomi industri kreatif terhadap PDRB Kota Surakarta.

4. Penciptaan inovasi di sektor ekonomi kreatif.

5. Pengembangan zona –zona ekonomi kreatif Kota Surakarta.

6. Peningkatan citra kreatif produk/jasa dari Kota Surakarta di mata dunia

Internasional.

II.3.2 Sasaran Ekonomi Kreatif Kota Surakarta

Pengembangan ekonomi kreatif dapat diukur melalui beberapa indikator dan

target pencapaian yang dihitung berdasarkan kinerja ekonomi kreatif selama

beberapa tahun terakhir serta faktor-faktor yang memengaruhinya. Target

pengembangan ekonomi kreatif hingga tahun 2025 dikembangkan berdasarkan

skenario konvensional dan optimis untuk setiap indikator yang digunakan sebagai

dasar evaluasi pencapaian pengembangan ekonomi kreatif setiap lima tahun hingga

2025 mendatang. Indikator dan target pengembangan ekonomi kreatif hingga tahun

2025:

1. Meningkatnya kualitas dan kuantitas insan kreatif di bidang ekonomi kreatif.

Kontribusi ekonomi kreatif dalam penyerapan tenaga kerja di Kota surakarta

sebesar 10–12% dan pertumbuhan jumlah tenaga kerja ekonomi kreatif sebesar

1,5–2%.

2. Meningkatnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ekonomi kreatif.

Kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDRB Kota Surakarta sebesar 7,5 – 8%, dan

pertumbuhan lapangan usaha kreatif di Kota Surakarta sebesar 2–4%.

3. Meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap pemanfatan bahan baku lokal

yang berorentasi pada penghematan sumberdaya alam dan ramah lingkungan.

4. Meningkatnya konsumsi produk dan jasa kreatif lokal oleh masyarakat.

Peningkatan kontribusi karya ekonomi kreatif dalam konsumsi rumah tangga

sebesar 18–20%.

5. Meningkatnya kualitas penelitian dan kajian di sektor ekonomi kreatif.

6. Berkembangnya zona –zona ekonomi kreatif Kota Surakarta.

7. Meningkatnya citra kreatif produk/jasa dari Kota Surakarta yang terlihat dalam

pertumbuhan pendaftaran HaKI sebesar 14 –15%.

Page 20: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 15

II.3.3Pondasi dan Landasan Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota

Surakarta

Pengembangan ekonomi kreatif Kota Surakarta Tahun 2015-2025

berdasarkan Laporan Blue Print Ekonomi Kreatif 2015-2025 dikelompokkan sesuai

dengan 1 (satu) lindasan dan 5 (lima) pilar utama, yaitu:

1. People. Pengembangan aspek people ini diarahkan pada penciptaan insan

kreatif dengan pola pikir dan moodset kreatif.

2. Resources. Pengembangan aspek resources ini diarahkan pada pemanfaatan

bahan baku dalamnegeri secara efektif bagi industri di bidang ekonomi kreatif.

3. Teknologi. Pengembangan aspek teknologi ini diarahkan pada penerapan

teknologi yang mendukung penciptaan kreasi dan terjangkau oleh masyarakat.

4. Industri. Pengembangan aspek industri ini diarahkan pada pengembangan

industri kreatif yang unggul di pasar, dengan peran dominan wirausahawan local.

5. Kelembagaan. Pengembangan aspek kelembagaan ini diarahkan pada

penguatan kelembagaan ekonomi kreatif di Kota Surakarta.

6. Pembiayaan. Pengembangan aspek pembiayaan ini diarahkan pada tercapainya

tingkat kepercayaan yang tinggi oleh lembaga pembiayaan terhadap industri

ekonomi kreatif di Kota Surakarta sebagai industri yang menarik.

Tabel II.5 Pilar Pondasi Ekonomi kreatif

Pilar pondasiTahun 2015-2019

Sebagai Tahun Peletakan Pilar Pondasi PengembanganEkonomi Kreatif

Insan kreatifdengan polapikir danmoodsetkreatif

Pelatihan terkait menumbuhkembangkan kreatifitas danpenciptaan ide kreatif bagi pelaku usaha ekonomikreatif

Penguatan Kurikulum Kewirausahaan sebagai dasarkreatifitas

Pengenalan product knowladge kreatifitas Menumbuh kembangkan kesadaran jiwa kewirausahaan

masyarakat untuk mendukung ekonomi kreatif Penguatan Sekolah Vokasi/ Keahlian Pelatihan pemanfaatan Teknologi Informasi terkait

ekonomi kreatif Pelatihan tenaga pendidik terkait program pengenalan

Ekonomi Kreatif di sekolah-sekolah Memfasilitasi peningkatan Pendirian sekolah berkeahlian

khusus Workshop Penyusunan Modul terkait pendidikan

Page 21: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 16

Ekonomi Kreatif Penyusunan Program Pendampingan terhadap lembaga

pendidikan yang dilakukan oleh Akademisi perguruanTinggi

Workshop teknik membuat batik dan Proses ProduksiBatik oleh lembaga pendididikan formal

Inventarisasi zona, produk dan insan kreatif di KotaSurakarta

Penciptaan spot – spot pengembangan kreatiftas Penyusunan Agenda Rutin Pelatihan SDM kreatif Penyiapan tenaga kerja yang kompeten di bidang

industri kreatif Pendampingan terhadap Penyediaan SDM kreatif oleh

Pemerintah daerah bekerjasama dengan Perguruantinggi

Pengiriman delegasi insan kreatif berbakat acara tingkatnasional dan internasional

Festival budaya solo dengan mengundang tamukehormatan dari luar

Penyelenggaraan Lomba desain kreatif Penyusunan Agenda Program Creative Entrepeurship Festival Batik Keasi tingkat ineternasional Menyusun standar kompetensi pelaku ekonomi kreatif

Kota Surakarta Pemberian penghargaan terhadap pelaku industri kecil

kreatif Program pelatihan terpadu kolaborasi wirausaha kreatif

dengan Lembaga Pelatihan dan Pendiddikan yang adadi Surakarta

Transfer pengetahuan dan pengalaman sukses melaluiproses pembelajaran

Inventarisasi event budaya terkait pemasaram produkkratif ke tingkat nasional maupun internasionalmelalaui internet

Meningkatkan jejaring dan kerjasama antar insan kreatif Kolaborasi event-event yang ada dikemas dalam satu

event besar yang memberikan multiplier effect yangbesar bagi seluruh pelaku ekonomi kreatif.

Membangun kemitraan pelaku usaha kreatif

Page 22: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 17

Tabel II.6 Pilar Pondasi Ekonomi kreatif (lanjutan)

Pilar pondasiTahun 2015-2019

Sebagai Tahun Peletakan Pilar Pondasi PengembanganEkonomi Kreatif

Pemanfaatan bahanbaku lokalsecaraefektif bagiindustri dibidangekonomikreatif danramahlingkungan

Antisipasi dampak ekonomi kreatif terhadap lingkunganhidup (sampah, kebisingan, kemacetan)

Mengembangkan penelitian pegolahan bahan alami Meningkatkan kesadaran penggunaan sumberdaya

terbarukan dan penggunaan energi terbarukan Pelatihan pemanfaat teknologi terbarukan bagi pelaku

usaha kreatif

Teknologiyangmendukungpenciptaankreasi danterjangkauolehmasyarakat

Inventarisasi Teknologi yang digunakan dalam industrikreatif kota Surakarta

Koordinasi antar elemen pendukung ekonomi kreatif danpaket pengembangan ekonomi kreatif.

Penciptaan teknologi untuk Pengembangan IndustriKreatif

Meningkatkan fungsi inkubator bisnis sebagai saranapenciptaan usahawan kreatif

Perbaikan infrastruktur telekomunikasi serta aksesterhadap pengetahuan dan teknologi media

Peningkatan konektifitas dan penciptaan bersama (co-creations)

Penyusunan naskah akademik Pengembangan ekonomikreatif

Penyusunan dan review Regulasi terkait ekonomi kreatif Memberikan bantuan modal dan peralatan sebagai

insentif bagi usaha pendukung ekonomi kreatifMasyarakatyangmenghargaiHKI danmeng-konsumsiprodukkreatif lokal

Mengkampanyekan kesadaran akan HKI danpemanfaatannya

Standarisasi produk melalui hak patent Pengurusan HKI bagi produk inovatif Meningkatkan kesadaran penggunaan produk kreatif

disemua lapisan masyarakat Inovasiproduk,diferensiasi produk dan modifikasi

produk industri kreatif

Page 23: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 18

Industri ygunggul dipasar,denganperandominanwirausahawan local

Pembangunan zona kreatif di Kota Surakarta Survei Identifikasi produk Ekonomi kreatif Kota

Surakarta Pembuatan tempat yang representatif untuk display

produk kreatif, Survei kepuasan Konsumen terhadap produk Kreatif

Kota Surakarta Workshop Pemasaran secara Online Pelatihan Pembuatan Web bagi pelaku usaha kreatif Mengembangkan pemasaran yang kreatif untuk produk

kreatif Promosi produk-jasa dan paket ekonomi kreatif Kota

Surakarta, Pengemasan paket wisata ekonomi kreatif Kota

Surakarta, Pengemasan paket kegiatan ekonomi kreatif Kota

Surakarta, Penyederhanaan perijinan untuk even maupun hal-hal

yang berkaitan dengan pengembangan ekonomikreatif

Menyusun roadmap pengembangan ekonomi kreatifyang menjelaskan tahapan pengembangaan ekonomikreatif

Penyusunan program OVOP ( one Village one Product ) Penyusunan master plan kampung wisata Program Pemberdayaan kampung-kampung sentra

industri kreatif Pembangunan infrastruktur di kawasan solo kreatif Penyusunan klaster ekonomi kreatif Membangun pusat pusat kreatifitas disetiap wilayah Survei perkembangan kawasan industri kreatif

Page 24: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 19

Tabel II.7 Pilar Pondasi Ekonomi kreatif (lanjutan)

Pilarpondasi

Tahun 2015-2019Sebagai Tahun Peletakan Pilar Pondasi Pengembangan

Ekonomi KreatifCitra KotadanMasyarakatYangKreatif

Pengembangan kebijakan branding Surakarta KotaKreatif Desain

Pengembangan batik sebagai warisan budaya KotaSurakarta dan mengukuhkan Kota Surakarta sebagaiIbu Kota Batik yang peduli terhadap pelestarianlingkungan hidup

Memunculkan ide kreatif pada setiap event sehinggaada sesuatu yang baru yang bisa ditampilkan

Penyusunan Buku paket wisata terkait produk kreatifuntuk promosi di tingkat lokal,nasional,dan internasional

Penganugerahan produk kreatif yang menjadi bestbrand kota solo (Solo Best Brand Creative Product)

Pengembangan kreatifitas unggulan menjadi Icon KotaSurakarta

Peningkatan Ketrampilan Forum Kawasan industrikreatif melalui peningkatan kualitas SDM

Mempersiapkan berdirinya Pusat Desain Solo Mensinergikan lembaga terkait dan pelaku pariwisata

dalam membuat kerjasama paket wisata Membentuk komunitas pelaku ekonomi kreatif Kota

Surakarta Penataan publik space sebagai ruang kreatif

Tercapainyatingkatkepercayaanyang tinggiolehlembagapembiayaanterhadapindustriekonomikreatifsebagaiindustriyangmenarik

Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan bagi usahakecil Eonomi kreatif

Pendampingan manajemen bisnis Penjaminan untuk meningkatkan pengelolaan bisnis Pelatihan Pembuatan Proposal usaha Pemberian skim Asuransi jaminan hari tua untuk pelaku

ekonomi kreatif Kota Surakarta, Mendorong berdirianya lembaga keuangan mikro di

sentra sentra ekonomi kreatif Pendanaan alternative dalam penyediaan modal awal

(start up)dan kredit mikro Pemberian bantuan modal kerja bagi pelaku ekonomi

kreatif Workshop pengajuan kredit modal kerja bagi pelaku

usaha dengan lembaga keuangan Sosialisasi dari lembaga keuangan terkait pembiayaan

kegiatan ekonomi kreatif

Page 25: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 20

BAB III

NILAI/ KEARIFAN LOKAL DAN ISU STRATEGIS

III.1 Nilai Kearifan Lokal yang Berkembang

Filosofi budaya Jawa ‘hamemayuhayuning bawana’ mengajarkan masyarakat

untuk bersikap dan berperilaku yang selalu mengutamakan harmoni, keselarasan,

keserasian dan keseimbangan hubungan antara manusia dengan alam, manusia

dengan manusia dan manusia dengan Tuhan dalam melaksanakan hidup dan

kehidupan agar negara menjadi panjang, punjung, gemah ripah loh jinawi, karta tur

raharja (Suryanti, 2007).

Makna harmoni, keselarasan, keserasian dan keseimbangan juga membawa

sifat orang Jawa untuk menghindari sesuatu yang dapat menimbulkan

ketidakcocokan.Umumnya jika terjadi ketidakcocokan segera dilakukan penyelesaian

dengan melibatkan orang tua atau pemimpin untuk membetulkan ketidakharmonisan

dan mengembalikan kembali ke kondisi harmonis. Hal sering terjadi adalah ketika

terjadi ketidakharmonisan antar manusia atau konflik maka masyarakat Surakarta

juga lebih cenderung menghindari konflik atau rasa tidak cocok tersebut hanya

dipendam saja.

Peranan keraton dalam melestarikan budaya Jawa sangat penting, dimana

keraton menjadi pusat pengembangan karya seni Jawa seperti sastra, gamelan, tari

dan wayang. Di keraton para raja dan seniman atau pujangga pada mulanya

mengembangkan karya seni itu sebagai wahana klangenan (hiburan) dan

menuangkan ekspresi seni dan kreatifitas. Pertunjukan ini pada mulanya hanya

dinikmati kalangan terbatas (kalangan keraton). Tetapi dalam perkembangannya

produksi seni tersebut disajikan untuk masyarakat umum.

Batik merupakan salah satu produk seni budaya yang menjadi khas

Surakarta. Bagi masyarakat Surakarta, batik dan budaya Jawa merupakan dua hal

yang tak terpisahkan. Sejak lama masyarakat Surakarta mengenakan batik, baik

dalam acara-acara di keraton maupun dalam kehidupan sehari-hari. Pemerintah

Daerah Kota Surakarta menjadikan batik sebagai alat untuk mem”branding“ Kota

Surakarta sebagai kota batik dan kota yang mewarisi nilai-nilai budaya Jawa (the

Page 26: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 21

spirit of Java). Untuk memperkuat proses membranding Kota Surakarta sebagai kota

batik, pemerintah dan masyarakat Surakarta setiap tahun menggelar Solo Batik

Carnival. Di samping itu, di Solo pula kita dapat menemukan jejak-jejak sejarah

kekuasaan dan kebudayaan Jawa.

III.2 Faktor Pengungkit PEL Kota Surakarta

Dari kegiatan Workshop Focus Group Discussion (FGD, para stakeholder

secara partisipatif telah menyepakati permasalahan dan usulan perbaikan

berdasarkan informasi dan pengetahuan yang dimiliki. Rekomendasi yang dihasilkan

selanjutnya menjadi alternatif masukan dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tahun 2015-2020.

Berikut ini akan diuraikan secara singkat status dan faktor pengungkit dari

masing-masing dimensi Pengembangan Ekonomi Lokal di Kota Surakarta.

III.2.1 Faktor Pengungkit pada dimensi Kelompok Sasaran

Ditinjau dari dimensi kelompok sasaran, nilai indeks pengembangan ekonomi

lokal di Kota Surakarta menunjukkan nilai sebesar 72,59 Hasil ini jauh lebih baik dari

pada hasil kajian tahun 2007 sebesar 69,64. Hal ini berarti bahwa dimensi kelompok

sasaran dalam program PEL di Kota Surakarta berada dalam kondisi Cukup Baik

dan terjadi peningkatan status sebesar 2,95 point.

Faktor pengungkit (Leverage Factor) utama dari dimensi Kelompok Sasaran di

Kota Surakarta, menurut urutan prioritasnya adalah sebagai berikut : (1) Pusat

Layanan Investasi (2) Fasilitasi pelatihan kewirausahaan bagi usaha baru, (3)

Pendampingan dan monitoring bisnis pelaku usaha baru, (4) Kampanye Peluang

Berusaha dan (5) Promosi Produk UKM dari Pemda Kota Surakarta. Faktor

Pengungkit ini selanjutnya dapat dijadikan dasar untuk menyusun rencana tindak

PEL di Kota Surakarta secara rinci dapat dilihat pada gambar III.1. berikut ini.

Page 27: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 22

Leverage of Kelompok Sasaran

1,305465695

1,97819518

2,032073925

2,417999317

2,634132394

3,762565668

1,996002195

2,61841584

2,455017138

3,31886285

2,849411077

1,425323496

1,753837601

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4

Peraturan tentang Kemudahan Investasi

Informasi Prospek Bisnis

Kepastian Berusaha dan Hukum

Keamanan

Kampanye Peluang Berusaha

Pusat Layanan Investasi

Upaya Fasilitasi Permodalan dari Pemda

Promosi Produk UKM dari Pemda

Upaya Pemda untuk Peningkatan Teknologi,Manajemen dan Kelembagaan Lokal

Fasilitasi Pelatihan Kewirausahaan bagiPelaku Usaha Baru

Pendampingan dan monitoring bisnis pelakuusaha baru

Insentif pemda dalam bentuk pemberian danastimulan, dan keringanan biaya perijinan

Kecepatan pengurusan ijin bagi investasi baru

Attri

bute

Root Mean Square Change in Ordination when Selected AttributeRemoved (on Sustainability scale 0 to 100)

Gambar III.1 Faktor Pengungkit PEL Dimensi Kelompok Sasaran di Kota Surakarta

III.2.2 Faktor pengungkit pada dimensi Faktor Lokasi

Hasil analisis RALED terhadap dimensi Faktor Lokasi di Kota Surakarta

menunjukkan nilai sebesar 86,32. Hal ini berarti dimensi Faktor Lokasi terjadi

peningkatan status sebesar 27,20 poin jika dibandingkan dengan tahun 2007

sebesar 57,12 poin. Nilai ini menunjukkan pengembangan ekonomi lokal di Kota

Surakarta dalam sangat baik. Secara Skematis nilai indeks dimensi Faktor

Faktor Pengungkit (Leverage Factor) utama dari dimensi Faktor Lokasi di Kota

Surakarta yang diurutkan berdasarkan prioritasnya adalah sebagai berikut: (1)

Tenaga kerja trampil (2) Lembaga penelitian dan (3) Kualitas pemukiman. Hasil

analisis atribut pengungkit dimensi ini disajikan pada gambar III.2.

Page 28: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 23

Leverage Faktor Lokasi

0,569648748

0,776214585

0,951568615

1,078765845

1,148162861

1,156906148

1,108757008

4,091980064

0,997749329

0,94727327

4,086608948

3,821830713

0,847885136

0,850112906

0,698036195

0,472671509

0,20908356

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5

Akses dari dan ke lokasi

Akses ke Pelabuhan Laut

Akses ke Pelabuhan Udara

Sarana Transportasi

Infrastruktur Komunikasi

Infrastruktur Energi

ketersediaan air bersih

Tenaga kerja trampil

Jumlah Lembaga keuangan lokal

Peluang kerjasama dalam industri sejenismaupun industri hulu-hilir

Lembaga penelitian

Kualitas Pemukiman

Kualitas Lingkungan

Kualitas dari fasilitas pendidikan

Kualitas Pelayanan Kesehatan

Fasilitas umum dan fasilitas sosial

Etos kerja SDM

Attri

bute

Root Mean Square Change in Ordination when Selected AttributeRemoved (on Sustainability scale 0 to 100)

Gambar III.2 Faktor Pengungkit PEL Dimensi Faktor Lokasi di kota Surakarta

III.2.3 Faktor pengungkit pada dimensi Kesinergian dan Fokus Kebijakan

Jika hasil analisis RALED terhadap dimensi Kesinergian dan Fokus Kebijakan

pata tahun 2007 menunjukkan nilai sebesar 51,47 atau dalam kondisi agak baik

(nyaris buruk), maka hasil tahun 2015 menujukkan kemajuan yang sangat pesat

dengan poin sebesar 72,34 atau terjadi peningkatan sebesar 20,87 poin.

Faktor pengungkit utama dari dimensi Kesinergian dan Fokus Kebijakan yang

diurutkan berdasarkan urutan prioritasnya adalah sebagai berikut: (1) Kebijakan

Pengembangan keahlian, (2) Kebijakan informasi bursa tenaga kerja, (3) Kebijakan

pembangunan kawasan industri dan (4) Kebijakan pengembangan pusat

Page 29: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 24

pertumbuhan di perdesaan (agropolitan) dan perkotaan. Hasil analisis atribut

pengungkit dimensi ini disajikan pada gambar III.3.

Leverage Kesinergian dan Fokus Kebijakan

0,395256038

1,473808263

1,759933481

1,978790294

2,11215208

2,148521394

2,96569828

3,128601136

2,134147589

2,073814338

2,952758766

2,740608217

1,436820989

2,187919576

0,632759092

1,613105746

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5

Kebijakan peningkatan investasi

Kebijakan promosi daerah

Kebijakan persaingan usaha

Kebijakan pemberdayaan UKM

Kebijakan peningkatan peran PerusahaanDaerah

Kebijakan pengembangan jaringan usahaantar pelaku ekonomi

Kebijakan informasi bursa tenaga kerja

Kebijakan Pengembangan keahlian

Kebijakan pemberdayaan masyarakatberbasis kemitraan dengan dunia usaha

Kebijakan pengurangan kemiskinan secarapartisipatif

Kebijakan pembangunan kawasan industrihinterland/ industri

Kebijakan pengembangan pusat pertumbuhandi perdesaan (agropolitan) dan perkotaan

Kebijakan pengembangan komunitassep:perbaikan lingkungan, perbaikan kampung

Kebijakan kerjasama antar daerah/pemda

Kebijakan tata ruang PEL

Kebijakan pengembangan jaringan usahaantar sentra usaha

Attri

bute

Root Mean Square Change in Ordination when Selected AttributeRemoved (on Sustainability scale 0 to 100)

Gambar III.3 Faktor Pengungkit PEL Dimensi Kesinergian dan Fokus Kebijakan di

Kota Surakarta

III.2.4 Faktor pengungkit pada Dimensi Pembangunan Berkelanjutan

Hasil analisis dimensi Pembangunan Berkelanjutan dalam pengembangunan

ekonomi lokal di Kota Surakarta tahun 2015 menunjukkan nilai 65,16 dan ini berarti

tidak terjadi perubahan signifikan dari tahun 2007 sebesar 65,15. Hal ini berarti

bahwa dimensi Pembangunan Berkelanjutan di kota Surakarta berada dalam masih

dalam kondisi cukup baik.

Page 30: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 25

Faktor Pengungkit utama dari dimensi Pembangunan Berkelanjutan dalam

pengembangan ekonomi lokal di Kota Surakarta yang diurutkan berdasarkan

prioritasnya adalah sebagai berikut : (1) Kontribusi PEL terhadap peningkatan

kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat lokal, (2) Pengembangan industri

pendukung untuk keberlanjutan sistem industri, (3) Kebijakan pemecahan

permasalahan lingkungan dan (4) Pengelolaan dan pendaur ulangan limbah. Hasil

analisis faktor pengungkit (leverage ) untuk dimensi Pembangunan berkelanjutan di

Kota Surakarta secara rinci disajikan pada gambar III.4.

Leverage Pembangunan Berkelanjutan

2,559192663

3,038673356

2,330535869

2,959442164

3,775642335

2,838909179

2,973526014

2,973526014

2,828201293

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4

Sistem industri yang berkelanjutan

Pengembangan industri pendukung untukkeberlanjutan sistem industri

Jumlah perusahaan yang telah memilikiBusiness plan

Jumlah perusahaan yang melakukan Inovasipengembangan produk dan pasar

Kontribusi PEL terhadap peningkatan kualitashidup dan kesejahteraan masyarakat lokal

PEL mempertimbangkan Keberadaan adat dankelembagaan lokal

Kebijakan pemecahan permasalahanlingkungan

Pengelolaan dan pendaur ulangan limbah

Kebijakan konservasi sumber daya alam dalamPEL

Attri

bute

Root Mean Square Change in Ordination when Selected AttributeRemoved (on Sustainability scale 0 to 100)

Gambar III.4 Faktor Pengungkit PEL Dimensi Pembangunan Berkelanjutan di KotaSurakarta.

III.2.5 Faktor pengungkit pada Dimensi Tata Pemerintahan

Jika pada tahun 2007, status dimensi tata pemerintahan dalam kajian PEL di

Kota Surakarta memiliki nilai indeks sebesar 56,10, maka pada tahun 2015

Page 31: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 26

meningkat sebesar 5,14 poin menjadi 61,24 poin. Hasil ini menunjukkan nilai tata

pemerintahan berada dalam kondisi Cukup baik.

Faktor Pengungkit (leverage factor) utama dari dimensi Tata Pemerintahan

dalam pengembangan ekonomi lokal di Kota Surakarta yang diurutkan berdasarkan

prioritasnya adalah sebagai berikut : (1) Prosedur pelayanan administrasi publik (2)

Status Asosiasi industri/komoditi/ Forum Bisnis, (3) Reformasi sistem insentif

pengembangan SDM aparatur dan (4) Restrukturisasi organisasi pemerintah.

Surakarta secara rinci disajikan pada gambar III.5.

Leverage Tata Pemerintahan

1,212200171

2,239299762

2,478656738

3,081653567

2,989971087

3,854446415

3,557601908

1,033683795

0,275634766

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5

Kemitraan di bidang infrastruktur

Kemitraan di bidang promosi danperdagangan

Kemitraan di bidang pembiayaan usaha

Reformasi sistem insentif pengembanganSDM aparatur

Restrukturisasi organisasi pemerintah

Prosedur pelayanan administrasi publik

Status Asosiasi industri/komoditi/ Forum Bisnis

Peran Asosiasi industri/komoditi/ Forumbisnis terhadap perbaikan kebijakan

pemerintah di bidang PEL

Manfaat asosiasi/organisasi bagi anggotanya

Attr

ibut

e

Root Mean Square Change in Ordination when Selected AttributeRemoved (on Sustainability scale 0 to 100)

Gambar III.5 Faktor Pengungkit PEL dimensi Tata Pemerintahan di Kota Surakarta.

Page 32: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 27

III.2.6 Faktor pengungkit pada Dimensi Proses Manajemen

Pada tahun 2007, dimensi Proses Manajemen dalam pengembangan ekonomi

lokal di Kota Surakarta berada pada kondisi buruk dengan skor nilai indeks sebasar

45,53 atau berada dibawah angka 50. Maka pada tahun 2015 hasil penilaian dari

para stakehoder saat ini terjadi sedikit peningkatan sebesar 7,72 atau pada posisi

nilai indeks sebesar 53,25. Hal ini berarti bahwa dimensi Proses Manajemen terjadi

peningkatan status kondisi cukup baik

Faktor Pengungkit (leverage factor) utama dari dimensi Proses Manajemen

dalam pengembangan ekonomi lokal di Kota Surakarta yang diurutkan berdasarkan

prioritasnya adalah sebagai berikut : (1) Analisis dan pemetaan potensi ekonomi, (2)

Penggunaan hasil evaluasi dalam perbaikan perencanaan, (3) frekuensi dilakukannya

diskusi bagi proses pemecahanan masalah dan (4) Penilaian terhadap daya saing

wilayah.

Leverage Proses Manajemen

0,580329892

0,31521988

0,097320557

0,028373718

0,073116302

0,097724914

0,140693668

0,202629089

0,075374603

0,075374603

0,096179961

0,357280724

0,457027435

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7

Analisis dan pemetaan potensi ekonomi

Penilaian terhadap daya saing wilayah

Pemetaan kondisi politik lokal

Identifikasi stakeholder PEL

Penggunaan hasil diagnosis sebagai dasarperencanaan PEL

Jumlah stakeholder yang terlibat dalam prosesperencanaan PEL

Sinkronisasi lintas sektoral dan spasial dalamperencanaan PEL

Kesesuaian implementasi denganperencanaan

Keterlibatan Stakholder dalam prosespenyusunan indikator evaluasi

Keterlibatan stakeholder dalam prosesmonitoring dan evaluasi

Frekuensi dilakukan evaluasi mandiri (selfevaluation)

Frekuensi dilakukan diskusi bagi prosespemecahan permasalahan

Penggunaan hasil evaluasi dalam perbaikanperencanaan

Attri

bute

Root Mean Square Change in Ordination when Selected AttributeRemoved (on Sustainability scale 0 to 100)

Gambar III.6 Faktor Pengungkit dimensi proses manajemen di Kota Surakarta

Page 33: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 28

III.2.7 Sinkronisasi faktor pengungkit PEL, Isu RPJM (2016-2020), dan

Usulan Program / Kegiatan

Faktor pengungkit Pengembangan Ekonomi Lokal yang dihasilkan pada tahap

perhitungan program RALED dari Bappenas, memiliki urutan yang jelas didasarkan

besarnya pengaruh multi efek yang akan terjadi di bidang ekonomi. Sebagai contoh

pada dimensi Kelompok Sasaran, yang menjadi fokus utama yang harus diperbaiki

dan diurutan prioritasnya adalah sebagai berikut : (1) Pusat Layanan Investasi (2)

Fasilitasi pelatihan kewirausahaan bagi usaha baru, (3) Pendampingan dan

monitoring bisnis pelaku usaha baru, (4) Kampanye Peluang Berusaha dan (5)

Promosi Produk UKM dari Pemda Kota Surakarta.

Ini menandakan bahwa pusat layanan investasi menjadi prioritas utama untuk

memperbaiki dimensi kelompok sasaran. Artinya Pemerintah Kota Surakarta perlu

melakukan/ membuat usulan program perbaikan dan penyempurnaan pusat layanan

investasi yang menurut responden masih perlu disempurnakan kembali. Jika

program ini berjalan baik maka dapat memberikan pengaruh pada masuknya

investasi ke Kota Surakarta dan investasi ini menurut hitungan RALED memiliki multi

efek yang paling besar.

Isu ini ternyata tidak jauh berbeda dengan apa yang ada di RPJM 2016 -2020,

dimana isu utama terkait isu ramah investasi berimplikasi pada ketersediaan

sistem informasi layanan investasi yang terintegrasi dan ramah pasar berbasis

pada keunggulan daerah (core competence) & Sinkronisasi sistem informasi

perizinan SKPD teknis dengan sistem informasi Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(PTSP) BPMPT; Pengembangan dan penyempurnaan Sistem informasi PTSP

Online.

Ini artinya faktor pengungkit Pengembangan Ekonomi Lokal dan isu RPJM

2016 -2020 jika dikaitkan sangat sejalan dengan masing-masing isu yang terkait.

Sehingga laporan ini bermaksud untuk melakukan analisis hubungan keterkaitan

antara faktor pengungkit PEL dan isu RPJM seperti pada tabel III. 1 sebagai berikut:

Page 34: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 29

Tabel III.1 Sinkronisasi Faktor pengungkit PEL, Isu RPJM (2016-2020), dan Usulan Program / Kegiatan

ISU PEL (faktor pengungkit) ISU RPJM (2016-2020) Program/kegiatan PEL UNIT KERJA

I. DIMENSI KELOMPOKSASARAN

I.1. Pusat Layanan Investasi Ekonomi: isu ramah investasi berimplikasi pada ketersediaansistem informasi layanan investasi yang terintegrasi dan ramahpasar berbasis pada keunggulan daerah (core competence) &Sinkronisasi sistem informasi perizinan SKPD teknis dengan sisteminformasi PTSP BPMPT; Pengembangan dan penyempurnaanSistem informasi PTSP Online;

1.1.1 Penyusunan Sistem Informasi Penanaman Modal diDaerah;

BPMPT

I.2. Fasilitasi pelatihankewirausahaan bagi usahabaru

Bagaimana menumbuhkan jumlah wirausahan di kalangan mudayang berkelanjutan, menciptakan lapangan kerja, dan penguranganjumlah kaum muda yang menganggur

1.1.2. Kajian Kebijakan Penanaman Modal BPMPT

1.1.3. Kegiatan: Kerjasama Investasi BPMPT1.1.4. Kegiatan: promosi investasi BPMPT1.2.1. Kegiatan: Fasilitasi pengembang-an inkubator

teknologi dan bisnisDinas Koperasidan UMKM,Dinsosnakertransdan PerguruanTinggi

1.2.2. Kegiatan: Pelatihan kewirausahaan bagi pemuda STP, Dikpora,Dinas Pertanian;Dinsosnakertrans;Perguruan Tinggi

I.3. Pendampingan danmonitoring bisnis pelakuusaha baru,

Masalah koperasi & UMKM:a. jumlah koperasi aktif sedikit dan manajemen/SDM rendah

1.3.1. Koordinasi pelaksanaan kebijakan dan programpembangunan koperasi

Dinas Koperasidan UMKM

b) Penerapan IPTEKS dalam sistem produksi UMKMP masihrendah

1.3.2. Kegiatan: Fasilitasi pengembangan Usaha KecilMenengah

Disperindag

c) Terbatasnya kemampuan sumber daya manusia pelaku usahaUMK;

1.3.3. Pelatihan diversifikasi produk dan desain produk Disperindag

d) isu pengelolan Pedagang Kaki Lima (PKL) juga menjadistrategis, karena kehadiran PKL adalah konsekuensi daripengembangan ekonomi kota.

1.3.4. Kegiatan: Fasilitasi Permasalahan proses produksiUsaha Kecil Menengah (ketrampilan proses produksi)

Disperindag

Page 35: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 30

Tabel III.1 Sinkronisasi Faktor pengungkit PEL, Isu RPJM (2016-2020), dan Usulan Program / Kegiatan (lanjutan)

ISU PEL (faktor pengungkit) ISU RPJM (2016-2020) Program/kegiatan PEL UNIT KERJA

e) Permasalahan Perdagangan: Masih belum optimalnya penataanPKL, termasuk kawasan kuliner Galabo dan Pucang Sawit dankesadaran disiplin pelaku usaha kecil (PKL); keberlanjutanefektifitas pasar rakyat, seperti night market Ngarsopuro;

1.3.5. Program Road Map IKM Disperindag

f) Permasalahan Perdagangan : Masih banyaknya peredaran barangdan jasa yang belum terstandarisasi dan ada yang belum aman;

1.3.6. Program Pembinaan pedagang kaki lima dan asongan,difokuskan pada kegiatan: Penataan tempat berusahabagi pedagang kaki lima dan asongan di 21 kantongPKL yang tersebar termasuk pasar

Dinas Pasar/DPP,Satpol PP

g) Isu penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) dalam rangkapenerapan Pasar Bebas Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) kepadapelaku usaha dalam distribusi dan peredaran produk barang dan jasa

1.3.7. Kegiatan: Fasilitasi Permasalahan proses produksiUsaha Kecil Menengah khususnya makanan sehat

Disperindag

1.3.8. Kegiatan: peningkatan pengawasan peredaran barang Disperindag1.3.9 Pengawasan industri jasa Disbudpar1.3.10 Kebijakan labelisasi produk-produk Surakarta

(khususnya produk untuk ekspor): Mendorongpengusaha untuk menggunakan kata Surakarta padalabel produk atau keterangan asal pembuatan

Disperindag

I.4. Kampanye PeluangBerusaha (kota Surakarta)

1.4.1. Kegiatan: Pengembangan Potensi ekonomi makro BPMPT,Disperindag,DinasKoperasi danUMKM

1.4.2. Program memperkuat jaringan pemasaran melaluipelatihan inovasi produk atau desain kemasan produk

Disperindag

1.4.3. Kegiatan: Peningkatan pemanfaatan teknologiinformasi dalam pemasaran pariwisata;

DisbudparDishubkominfo

1.4.4. Kegiatan: Pelaksanaan promosi pariwisata nusantaradi dalam dan di luar negeri

Disbudpar

Page 36: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 31

Tabel III.1 Sinkronisasi Faktor pengungkit PEL, Isu RPJM (2016-2020), dan Usulan Program / Kegiatan (lanjutan)

ISU PEL (faktor pengungkit) ISU RPJM (2016-2020) Program/kegiatan PEL UNIT KERJA

1.4.5. Kegiatan: kolaborasi industri kreatif dan penyelenggaraevent

Dikpora,Disbudpar,Disperindag,Dinas Koperasidan UMKM,Dishubkominfo

1.4.6. Penyelanggaraan pentas kesenian daerah Disbudpar1.4.7. Penyelenggaraan festival budaya Disbudpar

I.5. Promosi Produk UKM dariPemda Kota Surakarta

a). UMKM masalah: rendahnya kualitas SDM dan daya saingpemasaran (promosi) produk UMKM

1.5.1. Fasilitasi pameran IKM yang potensial promosi produkdi pasar nasional

Dinas Koperasidan UMKM, dinaspertanian

). Rendahnya aksesibilitas UMKMK terhadap permodalan lembagakeuangan/pembiayaan mikro.

1.5.2. Program memperkuat jaringan pemasaran melaluipameran IKM yang ada di Klaster

Disperindag

1.5.3. Pembinaan pelaku usaha untuk memperoleh aksesmodal pada lembaga-lembaga permodalan

Dinas Koperasi &UMKM

II DIMENSI FAKTOR LOKASIII.1. Tenaga kerja trampil a. Ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas sesuai kebutuhan

dunia usaha industri masih rendah2.1.1. Kegiatan: Penyusunan data base tenaga kerja daerah; Dinsosnakertrans,

Dishubkominfob. Ketenaga kerjaan: masalah pencari tenaga kerja belumkompetitif, sehingga perlu difasilitasi pendidikan ketrampilan sesuaistandarisasi pasar tenaga kerja

2.1.2. Pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi pencarikerja

Dinsosnakertrans,STP

c. Penyelenggaraan pendidikan vokasi yang mengacu pada sertifikasiatau standarisasi nasional untuk menghasilkan angkatan kerja yangkompetitif di pasar tenaga kerja

2.2.1. Kegiatan: pembinaan kemampuan teknologi industri Disperindag,STP,LPM,Perguruan Tinggi

II.2 Lembaga penelitian a. Sistem inovasi daerah belum optimal pengembangannya 2.2.2. Kegiatan ROADMAP penguatan sistem inovasi daerah(SiDa)

Bappeda

2.2.3. Mengoptimalisasikan lembaga riset pemerintah untukmengembangkan teknologi yang mendukungpengembangan industri di bidang ekonomi kreatif

Bappeda

Page 37: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 32

Tabel III.1 Sinkronisasi Faktor pengungkit PEL, Isu RPJM (2016-2020), dan Usulan Program / Kegiatan (lanjutan)

ISU PEL (faktor pengungkit) ISU RPJM (2016-2020) Program/kegiatan PEL UNIT KERJA

II.3 Kualitas pemukiman. Perumahan:Degradasi lingkungan pada kawasan tidak layak huni menjadi isuutama menuju Solo Bebas Kumuh atau “Cities Without Slums”belum tuntas. Masih ditemukan masalah dalam hal: (a) RumahTidak Layak Huni (RTLH); (b) kawasan yang kurang layak huni; (c)permukiman pada kawasan yang tidak sesuai denganperuntukannya; (d)terbatasnya lahan untuk penyerapan air pada waktu terjadigenangan dan pemenuhan sumur-sumur resapan pada kawasanpadat permukiman (e) sanitasi dan air bersih; dan (f) Ipalkomunal kawasan padat. Lingkungan Hidup:Degradasi Lingkungan menjadi masalah utama disamping terkaitdengan upaya pemenuhan Kota Surakarta menjadi Kota Hijauterutama menyangkut ketersediaan ruang terbuka hijau (RTH)yang baru 12,03% dari 30% yang dipersyaratkan; (b)pengembalian RTH pada kawasan konservasi alam dan lahanresapan air besertapengelolaan.peningkatan kualitas padat kumuh melaluipembangunan vertical rumah susun (rusunawa atau rusunami) danperemajaan kota (urban renewal)

2.3.1. Program revitalisasi kawasan tidak layak huni Dinas Perumahan

2.3.2. Program penanaman lahan pada zoba lahan terbukahijau, pembuatan sumur resapan, perbaikan saranasanitasi, air bersih dan ipal

Dinas PU

III. DIMENSI KINERGIAN DANFOKUS KEBIJAKAN

III.1. Kebijakan Pengembangankeahlian

Kerjasama dengan pihak ketiga untuk meningkatkan pertukaranpengetahuan

3.1.1. Kerjasama jaringan perkotaan dengan kota lain diIndonesia

Bappeda

III.2. Kebijakan informasi bursatenaga kerja,

Ketenagakerjaan : Angka pengangguran Tahun 2013 = 7 3.2.1. Kegiatan: Penyusunan informasi bursa tenaga kerja Dinsosnakertrans

III.3. Kebijakan pembangunankawasan industri

a. Ekonomi: isu Industri kreatif menjadi komponen kuncipeningkatan daya saing kota dan berujung pada peningkatan PDR

3.3.1. Pelatihan wirausaha baru Dinsosnakertrans

b. Rendahnya kinerja industri berdasarkan besaran rasio nilaiekspor terhadap PDRB; (b) Penguasaan teknologi pada IKM belumoptimal;

3.3.2. Pelatihan penguasaan teknologi untuk IKM Dinsosnakertrans

Page 38: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 33

Tabel III.1 Sinkronisasi Faktor pengungkit PEL, Isu RPJM (2016-2020), dan Usulan Program / Kegiatan (lanjutan)

ISU PEL (faktor pengungkit) ISU RPJM (2016-2020) Program/kegiatan PEL UNIT KERJA

III.4. Kebijakan pengembanganpusat pertumbuhan diperdesaan (agropolitan)dan Kawasan strategiskota (KSK)

a. Ketegasan pembangunan infrastruktur entitas kawasandiprioritaskan pada Kawasan Strategis Kota (KSK). Pembangunaninfrastruktur yang terintegrasi dengan perencanaan kota untukmengurangi kesenjangan antar wilayah;

3.4.1. Perencanaan pengembangan infrastruktur danPembangunan/peningkatan infrastruktur: KSK Koridorjalan lingkar Utara

Dinas PU,Dinas Tata RuangKota

b. Permasalahan Perdagangan Masih kurangnya pasar yangmemenuhi syarat kesehatan, kebersihan dan kenyamanan;

3.4.2. Program pengelolaan sampah bersama dan penataanPKL di sekitar pasar

Dinas pasar

c. Pertumbuhan pasar modern (minimarket) begitu pesat yangdapat mengancam pasar tradisonal.

3.4.3. Pembatasan dan monitoring aktivitas minimarket Dinas pasar

d. Pariwisata Permasalahannya: (a) Belum selesainya penyusunanRencana Induk

3.4.4. Pengembangan kawasan strategis dari sudutkepentingan aspek sosial budaya diarahkan di kawasanKeraton Kasunanan, Keraton Mangkunegaran, danTaman Sriwedari.

Disbudpar

e. Pengembangan Pariwisata (RIPP): Belum optimalnya kreativitasmasyarakat terhadap kekayaan seni dan budaya

IV. DIMENSI PEMBANGUNANBERKELANJUTAN

IV.1. Kontribusi PEL terhadappeningkatan kualitashidup dan kesejahteraanmasyarakat lokal,

4.1.1. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah,difokuskan pada kegiatan: Penyusunan kebijakan yangmendorong hubungan industri besar dengan industrikecil

Disperindag

4.1.2. Kegiatan: Peningkatan fasilitasi terwujudnya kerjasamastrategis antar usaha besar dan Usaha Kecil / Menengah

Disperindag,Dinas tenagakerja

IV.2. Pengembangan industripendukung untukkeberlanjutan sistemindustri

4.2.1. Penyusunan kebijakan industri terkait dan industripenunjang. (arah memperlancar aliran komoditas bahanbaku ke industri di Kota Surakarta, dengan membangunpasar komoditas)

Disperindag, Dkoperasi & UMKM

4.2.2. Program Penataan Struktur Industri, difokuskan padakegiatan: Kebijakan keterkaitan industri hulu-hilir;

Disperindag

IV.3. Kebijakan pemecahanpermasalahan lingkungandan Pengelolaan danpendaur ulangan limbah

Kerjasama antar daerah untuk memecahkan masalah lingkungan dansumber daya publik, seperti persampahan, air.

4.3.1. Program Kerjasama Antar Kab/Kota Surakarta danSekitarnya berkaitan dengan masalah lingkungan dansumber daya publik

BLH

Page 39: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 34

Tabel III.1 Sinkronisasi Faktor pengungkit PEL, Isu RPJM (2016-2020), dan Usulan Program / Kegiatan

ISU PEL (faktor pengungkit) ISU RPJM (2016-2020) Program/kegiatan PEL UNIT KERJA

IV.4. Pengelolaan dan pendaurulangan limbah

Isu industri kreatif yang ramah lingkungan mengembangkankelompok kreasi usaha rumah tangga menghasilkan karya dariprogram pengelolaan sampah berbasis 3R

4.4.1. Melakukan intensifikasi pelatihan teknologi pengolahanmaterial tepat guna dan ramah lingkungan

BLH

V. DIMENSI TATAPEMERINTAHAN

V.2. Status Asosiasi industri/Forum Bisnis

5.2.1. Melibatkan Asisosiasi industri/ jasa/ forum bisnis dalampenyusunan kebijakan ekonomi di Kota Surakarta

Bappeda

V.3. Reformasi sistem insentifpengembangan SDMaparatur

a. Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah: Masalah pendataan datadasar (based data) obyek dan subyek pajak berpengaruh terhadapintensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerahyang belum optimal

5.3.1. Kajian obyek pajak dan subjek pajak guna programintensifikasi pajak

Dispenda

b. Kebijakan yang memberi insentif dan disinsentif untuk intensifikasidan ekstensifikasi sumber pendapatan daerah dan penegasanpelaksanaannya, mengatur aset daerah dan pengendalian konflik hakatas tanah

5.3.2. Kajian ekstensifikasi/ pendataan atau menginventarisirberbagai objek yang berpotensi untuk dipungut pajakatau retribusinya,

Dispenda

c. Efektifitas dan efisiensi belanja daerah perlu dioptimalkanuntuk belanja yang kemanfaatannya lebih besar di masyarakat

VI. DIMENSI PROSESMANAJEMEN

VI.1. Analisis dan pemetaanpotensi ekonomi,

Publikasi Rencana Tata Ruang (RTR) wilayah kota sampai pada tingkatkedetilan tertentu, data sebaran kemiskinan kota berbasis RT atauRW; sebaran kawasan tidak layak huni, data kemacetan dansejenisnya, dengan teknologi informasi

VI.2. Penggunaan hasil evaluasidalam perbaikanperencanaan,

a. Pemanfaatan Data Kependudukan Validitas data pendudukmasih rendah. disebabkan oleh faktor penduduk dan faktor aparat.Penduduk sering mengabaikan isian data pada formulirpengurusan data kependudukan, sehingga data tidak lengkap ataudata janggal. Sementara itu, aparat pengelola layanan pengurusankependudukan juga kurang tegas memeriksa validitas data

Page 40: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 35

Tabel III.1 Sinkronisasi Faktor pengungkit PEL, Isu RPJM (2016-2020), dan Usulan Program / Kegiatan (lanjutan)

ISU PEL (faktor pengungkit) ISU RPJM (2016-2020) Program/kegiatan PEL UNIT KERJA

pengintegrasian berbagai aspek kependudukan ke dalamperencanaan pembangunan lintas sektor bagi upaya perlindungandan pemberdayaan penduduk Keterpaduan implementasi rencanadari dokumen RTRW Kota Surakarta, Rencana Induk SistemPengembangan Air Minum

VI.3. Frekuensi dilakukannyadiskusi bagi prosespemecahanan masalah

1. e. Keterbukaan Informasi, Akuntabilitas Publik, dan PenguatanPartisipasi Masyarakat dalam Tata Kelola Pemerintaha: Pelibatanmasyarakat dan kelembagaan forum warga dalam perencanaandan pengawasan pembangunan belum dimanfaatkan secaraoptimal.Kerjasama antar Daerah dan Dunia Usaha (Private Sector) Kerjasamaantara daerah dalam rangka mengembangkan daya saing sejauh inimasih belum optimal, seringkai berhenti di Kesepakatan danKesepahaman (MOU: Memorandum of Understanding), tetapitidak berlanjut hingga menghasilkan outcome peningkatan daya saing

VI.4 Penilaian terhadap dayasaing wilayah

Page 41: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 36

BAB IV

PENYUSUNAN RENCANA AKSI

Dalam bab III telah teridentifikasi beberapa alternatif kebijakan yang

mendukung pencapaian tujuan PEL Kota Surakarta. Bab ini menjelaskan penerapan

alternatif kebijakan tersebut, ditinjau dari dampak penerapan, faktor pendorong dan

penghambat untuk penerapan, serta skenario untuk penerapan alternatif kebijakan.

IV.1 Usulan Rencana Aksi PEL yang dikoordinasi oleh FEDEP

Rencana aksi pendukung Pengembangan Ekonomi Lokal Kota Surakarta

didasarkan pada faktor pengungkit PEL, isu strategi dari RPJM (2016-2020) dan

usulan berbagai kegiatan dari masing-masing SKPD yang terkaitdengan kegiatan

bidang ekonomi dan FEDED. Penyusunan ini telah melalui dua kali FGD yang

dikoordinasi oleh FEDEP. FGD pertama yang membahas pengusulan program

kegiatan dan unit kerja yang bertanggung jawab terhadap kegiatan. Setelah itu

masing-masing SKPD mendapat tugas untuk menyusun Indikator output, Indikator

Outcome, Indikator impact, faktor pendorong dan faktor penghambat. Setelah

semua masukan dari SKPD terkumpul maka tahap berikutnya dilakukan FGD kedua

kali untuk menyamakan persepsi dan dimintai persetujuan terhadap setiap kegiatan

terkait dengan indikator dan faktor yang mempengaruhi.

Dengan mempertimbangkan faktor pengungkit PEL dan isu RPJM (2016-2020)

dan memperhatikan berbagai faktor pendorong dan penghambat, maka berikut ini

Tabel Rencana aksi pengembangan ekonomi lokal Kota Surakarta yang disusun

untuk membangun ekonomi Kota Surakarta.

Page 42: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 37

Tabel IV.1 Usulan Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Lokal Kota Surakarta

Program/kegiatan PEL UNIT KERJA IndikatorOUTPUT

IndikatorOUTCOME

IndikatorIMPACT

FAKTOR PENDORONG FAKTOR PENGHAMBAT

1.1.1 Penyusunan SistemInformasiPenanaman Modal diDaerah;

BPMPT WEB atau Sisteminformasi

Dengan SI berbasisWEB calon investordapat dengan mudahmelihat peluangsebaran investasi yangada di Kota Surakarta

Investor tertarikmenanamkan investasidi Kota Surakartasehingga menciptakanlapangan pekerjaandan meningkatkanpertumbuhan ekonomidaerah

Banyak perusahaanprofesional yang siapmembantumengembangkan Sisteminformasi investasi berbasisWEB yang terintegrasi

1.1.2. Kajian KebijakanPenanaman Modal

BPMPT Laporan studikebijakan terkaitdengan "Kemudahanapa yang seharusnyadiberikan kepadainvestor dan bagimanadampaknya terhadapdaya tarik investor".

Adanya kebijakan yangmempermudahinvestor untukberinvestasi di KotaSurakarta

Banyaknya investoryang masuk danmenumbuhkanekonomi

Banyak lembaga pendidikanyang dapat memberikanmasukan terkati kajiankebijakan

Kajian kawasan Putri Cempo,Taman Jurug sulit dijual perludilakukan kajian apa penyebabinvestor enggan menanamkaninvestasi meski telah dijualcukup lama

1.1.3. Kegiatan: KerjasamaInvestasi

BPMPT Jumlah MOU kerjasama pengusaha besardan pengusahamenengah / kecil

Terciptanya kerja samajangka panjang yangsaling menguntungkan(pasokan bahan bakuterjamin kualitas,jumlah dan harga yangwajar)

Adanya strukturindustri lebih kokoh(hubungan industrikecil - menengah danbesar terjalinharmonis), danberkurangnyaketergantungan padabahan baku impor

Jumlah industri kecil danindustri besar yang dalamsatu sektor (tektil) cukupbanyak di Sekitar KotaSurakarta

Masih jarang adanya hubunganjangka panjang antar industribesar dan kecil yang bersifatadil

1.1.4. Kegiatan: promosiinvestasi

BPMPT Jumlah calon investoryang diundang dandipertemukandengansejumlahpengusaha Surakarta

Terjalinnya hubunganatau transaksi jangkapanjang antarainvestor danpengusaha Surakarta

Terjadinya transferpengetahuan,kemampuan danteknologi sehinggadapat menjadikanperusahaan maju danbedaya saing global(ekspor)

Cukup banyak perusahaanyang ada Di Kota Surakartayang siap untuk bekerjasama dengan perusahaanasing

Page 43: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 38

Tabel IV.1 Usulan Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Lokal Kota Surakarta (lanjutan)

Program/kegiatan PEL UNIT KERJA IndikatorOUTPUT

IndikatorOUTCOME

IndikatorIMPACT

FAKTOR PENDORONG FAKTOR PENGHAMBAT

1.2.1. Kegiatan: Fasilitasipengembang-aninkubator teknologidan bisnis

DinasKoperasidan UMKM,Dinsosnakertrans danPerguruanTinggi

Munculnya bisnis baruberbasis teknologi ataupaten (produk) yangdapat berkembangdalam jangka waktulama

Berkurangnya jumlahpengangguran tenagaterdidik

Meningkatnyakesadaran bagi lulusanperguruan tinggibahwa kewirausahaanbaru dapat dibangunmelalui inovasiteknologi daninkubator bisnis danmenumbuhkan jiwainovasi dimasyarakat

Banyak perguruan tinggi,politeknik dan Solo TechnoPark yang memilikiinkubator bisnis baru

Belum banyak kerja samajangka panjang antara pusatinkubator dengan perusahaanbesar yang dapat menjadipasar bagi UMKM berbasisteknologi

1.2.2. Kegiatan: Pelatihankewirausahaan bagipemuda

STP,Dikpora,DinasPertanian;Dinsosnakertrans;PerguruanTinggi

Munculnya bisnis baru(jumlah tertentu)berbasis ekonomi lokal(batik, tahu, makanan)

Berkurangnya jumlahpengangguran dikalangan usia muda

Peningkatanpenghasilan penduduk

Banyak usaha bisnis(industri) di kota solo yangdapat menjadi mitra usahauntuk sharing pengalamandan tempat magang

Banyak pemuda yang belummemiliki kesadaran wirausahasebagai lahan pekerjaanmenarik

1.3.1. Koordinasipelaksanaankebijakan danprogrampembangunankoperasi

DinasKoperasidan UMKM

terlaksananya rapatkerja kebijakan danprogrampembangunankoperasi

terlaksananya programpembangunankoperasi yangterintegrasi

penambahan jumlahkoperasi aktif dengankualitas sdm yangmemadai

1.3.2. Kegiatan: FasilitasipengembanganUsaha KecilMenengah

Disperindag Terlatihnya 260 IKMsehingga memilikikemampuanpengelolaan produksidan mengelolamanajemenperusahaan(keuangan) denganbaik

peningkatan jumlahpengusaha yangusahanya berkembangdan mendapatkanbantuan keuangan daribank

Peningkatan omzetpenjualan danpenyerapan tenagakerja baru

Banyak IKM yang potensialuntuk dikembangkan

Permasalahan uptodate IKMyang real belum tergambardengan baik

Page 44: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 39

Tabel IV.1 Usulan Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Lokal Kota Surakarta

Program/kegiatan PEL UNIT KERJA IndikatorOUTPUT

IndikatorOUTCOME

IndikatorIMPACT

FAKTOR PENDORONG FAKTOR PENGHAMBAT

1.3.3. Pelatihandiversifikasi produkdan desain produk

Disperindag Banyaknya UKM yangtelah mengikutipelatihan yang mampumembuatinovasi/modifikasiproduk yang sesuaidengan selera pasar

Peningkatan jenisproduk yangdihasilkan dan minatpasar

- Meningkatnya omzetpenjualan danpendapatan UKM- UKM dapat memasukisegmen pasar yangmenuntut desainproduk yang dinamis

Ada banyak potensi produkdengan kualitas baik (sangatbaik) tetapi belummendapat kesempatanuntuk dipasarkan di TingkatNasional danInternasional

Rendahnya SDM pemasaranuntuk menyiapkan pameranyang baik dan bagaimanamanajemen dalam menjagahubungan dengan distributordan buyerdidaerah lain dan Luar Negeri

1.3.4. Kegiatan: FasilitasiPermasalahan prosesproduksi Usaha KecilMenengah(ketrampilan prosesproduksi)

Disperindag Banyaknya UKM yangikut pelatihan yangmemiliki pengetahuandan kemampuanproses produksi yangefisien dan produktif

Penurunan jumlahproduk cacat dan biayaproduksi

Peningkatan penjualanatau daya saingperusahaan

1.3.5. Program Road MapIKM

Disperindag Identifikasi potensi danmasalah dari 500industri kreatif dan2000 industri kecil/menengah/ besar.Usulan programpendampingan

Adanya usulanprogrampendampingan dapatlebih tepat sasaran dansesuai kebutuhan realdi lapangan

Peningkatan jumlahindustri yangberkembang dan maju

1.3.6. Program Pembinaanpedagang kaki limadan asongan,difokuskan padakegiatan: Penataantempat berusahabagi pedagang kakilima dan asongan di21 kantong PKL yangtersebar termasukpasar

DinasPasar/DPP,Satpol PP

Banyaknya PKL danpedangan asonganbersedia pindah dandibina di 21 katong PKLyang sudah disiapkan

Banyaknya PKL yangdapatmengembangkanusaha danmendapatkan bantuanpermodalan danpembinaan

Surakarta akanmemiliki lingkunganyang bersih, indah dantertib.

Pengalaman Pemkot untukmenata dan memindahkanPKL ke tepat lokasi sesuaidengan peruntukannya

Masih banyak PKL /pedagangasongan yang terkadangterlalu mementingkankeuntungan dari padaketertiban

Page 45: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 40

Tabel IV.1 Usulan Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Lokal Kota Surakarta

Program/kegiatan PEL UNIT KERJA IndikatorOUTPUT

IndikatorOUTCOME

IndikatorIMPACT

FAKTOR PENDORONG FAKTOR PENGHAMBAT

1.3.7. Kegiatan: FasilitasiPermasalahan prosesproduksi Usaha KecilMenengahkhususnya makanansehat

Disperindag Banyaknya UKM yangmengikuti pelatihan,

Banyaknya UKM yangmampu memproduksimakanan yang sehat(sesuai standarkesehatan) danmemperoleh izinproduksi makanansehat/ bersertifikathalal

Peningkatan daya saingproduk UKM

Banyak potensi produkindustrimakanan yang bisadilakukandiversifikasi produk melaluidesain kemasan dansertifikasiproduk halal oleh MUI

Rendahnya kesadaranpengusahauntuk melakukan sertifikasiprodukhalal dan kesehatan (produksehat)

1.3.8. Kegiatan:peningkatanpengawasanperedaran barang

Disperindag Jumlah kunjunganpengawasan ke tempatperbelanjaan barang(makanan, kosmetik)

Berkurangnya jumlahproduk tidak amanbagi kesehatan

Peningkatan kesadaranprodusen yangmenghasilkan produkyang aman untukkonsumsi danmendorong untukmendaftarkan ijinproduksi/penjualan

Rendahnya kesadaranpengusaha untuk melakukanserifikasi kesehatan produk

1.3.9 Pengawasan industrijasa

Disbudpar Jumlah kunjunganpengawasan danmengecek sertifikatjasa pelayanan yangdimiliki perusahaan

Peningkatan jumlahperusahaan yangmempunyai sertifikatjas pelayanan

Peningkatan kesadaranpenyedia jasa untukmemenuhi standarminimal pelayanan danmelakukan sertifikasijasa pelayanan

Banyak potensi usaha jasayang hadir di Kota Surakartadan telah berizin

Rendahnya kesadaran untukmelakukan sertifikasi tenagakerja terampil sesuai jasa yangdiberikan

1.3.10 Kebijakan labelisasiproduk-produkSurakarta(khususnya produkuntuk ekspor):Mendorongpengusaha untukmenggunakan kataSurakarta pada labelproduk atauketerangan asalpembuatan

Disperindag Peningkatan jumlahproduk yangmenggunakan kataSurakarta meningkat

Dikenalnya produk-produk Surakartadalam lingkup lokal,nasional, daninternasional (ekspor)

Image produk KotaSurakarta meningkatseiring denganmeluasnya pemasaranhingga lingkupnasional, daninternasional

Page 46: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 41

Tabel IV.1 Usulan Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Lokal Kota Surakarta

Program/kegiatan PEL UNITKERJA

IndikatorOUTPUT

IndikatorOUTCOME

IndikatorIMPACT

FAKTOR PENDORONG FAKTOR PENGHAMBAT

1.4.1. Kegiatan:PengembanganPotensi ekonomimakro

BPMPT,Disperindag,DinasKoperasi danUMKM

Pelaku usaha di luarSurakarta mendapatkaninformasi / data potensidan peluang investasiIndustri, pariwisata danperdagangan

Peningkataninvestasi baru dibidang ekonomidan budaya

Peningkatankesempatan kerja

1.4.2. Programmemperkuatjaringanpemasaran melaluipelatihan inovasiproduk atau desainkemasan produk

Disperindag Jumlah diversifikasiproduk baru

Luasan segmenpasar dan areapemasaran

Meningkatnyaimage produk yanginovatif sesuai selerapasar

Banyak potensi produkindustri (makanan) yangbisa dilakukan diverifikasiproduk melalui desainproduk

1.4.3. Kegiatan:Peningkatanpemanfaatanteknologi informasidalam pemasaranpariwisata;

DisbudparDishubkominfo

Terciptanya aplikasismart phone yangmemberikan informasiagenda event budayadan olahraga secaraberkala

Terwujudnyajaringanpengembanganpariwisata jangkapanjang

Jaringan informasiyang terbina denganbaik dalam jangkapanjang akanmempemudah

Surakarta memilikibeberapa perusahaanpenyedia jasa informasipaket wisata yangprofesional

Belum ada kerjasamadengan peyedia jasa yanglebih besar dan terkenal diDunia Internasionalsehingga sebaraninformasi lebih luas,seperti NationalGeographic Traveller

1.4.4. Kegiatan:Pelaksanaanpromosi pariwisatanusantara di dalamdan di luar negeri

Disbudpar Banyaknya perusahaanyang mengikutiberbagai event promosibaik dalam dan luarnegeri seperti travelfair, Cina, Australia,

Meningkatnyakunjungan wisataasing dalam 5tahun

Peningkatanpendapatan sektorjasa dan industriterkait wisata

Objek wisata di sekitarSurakarta yang banyakdan menarik sertaperkembangan saranadan prasarana

1.4.5. Kegiatan:kolaborasi industrikreatif danpenyelenggaraevent

Dikpora,Disbudpar,Disperindag,DinasKoperasi danUMKM,Dishubkominfo

Adanya produk suvenir,makanan khas untukevent tertentu (dengantema yang jelas) danwaktu penjualan yanglama

Banyaknya turisyang membeli ataumendapatkansurvenir yangmenarik danmakanan sesuaidengan tema eventyang dinamis

Peningkatan jumlahturis asing yangdatang ke Surakarta

Page 47: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 42

Tabel IV.1 Usulan Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Lokal Kota Surakarta

Program/kegiatan PEL UNIT KERJA IndikatorOUTPUT

IndikatorOUTCOME

IndikatorIMPACT

FAKTOR PENDORONG FAKTOR PENGHAMBAT

1.4.6. Penyelanggaraanpentas keseniandaerah

Disbudpar Banyaknya kegiatanpentas seni yangdiselenggarakan diditempat keramaian

Meningkatkan jumlahpengunjung pentasseni

Peningkatan PAD daripariwisata

1.4.7. Penyelenggaraanfestival budaya

Disbudpar Jumlah Festivalbudaya:• Solo carnaval• Solo menari• MangkunegaranPerforming art• Festival Kuliner• Solo KeroncongFestival• Apresiasi MusikKebangsaan• Solo Blues Festival• Solo City Jazz• Festival gamelanAkbar• Pentas Seni CFD

Peningkatan jumlahturis asing yang datangke surakarta

Peningkatan PAD daripariwisata

1.5.1. Fasilitasi pameranIKM yang potensialpromosi produk dipasar nasional

DinasKoperasidan UMKM,dinaspertanian

Jumlah UMKM yangikut pameran Nasional

Peningkatanpendapatanperusahaan danmasyarakat sekitar

Peningkatan areapemasaran baru bagiperusahaan yang telahikut pameran

Jumlah UMKM yang sangatbanyak yang dapat dipilihterutama yang potensialuntuk berkembang

1.5.2. Programmemperkuatjaringan pemasaranmelalui pameranIKM yang ada diKlaster

Disperindag Jumlah jaringan (mitrapemasaran) baru ataudaerah yang baru

- Meningkatnya omzetpenjualan danpendapatan UMKM- Penambahan tenagakerja

Produk UMKMsemakin dikenal olehmasyarakat konsumenlebih luas

Masih banyaknya produkUMKM yang berkualitasbaik tetapi lemah jaringanpemasarannya

Page 48: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 43

Tabel IV.1 Usulan Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Lokal Kota Surakarta

Program/kegiatan PEL UNIT KERJA IndikatorOUTPUT

IndikatorOUTCOME

IndikatorIMPACT

FAKTOR PENDORONG FAKTOR PENGHAMBAT

1.5.3. Pembinaan pelakuusaha untukmemperoleh aksesmodal padalembaga-lembagapermodalan

DinasKoperasi &UMKM

Banyaknya pelakuusaha yangmemperoleh bantuanmodal dari lembaga –lembaga permodalan

Peningkatankuantitas,kualitas, danbahkan kontinuitasproduk

Peningkatankuantitas,kualitas, danbahkan kontinuitasproduk

2.1.1. Kegiatan:Penyusunan database tenaga kerjadaerah;

Dinsosnakertrans,Dishubkominfo

Adanya data basetenaga kerja yangmencari tenaga kerjadan dikelompokkanberdasarkanketrampilan dan minatyang dimiliki

Perusahaanmendapatkaninformasi terkait profilcalon tenaga kerja,sehingga dapatmencari sesuai kriteriayang dibutuhkan

Meningkatkan peranandinas sebagaijembatan antaratenaga kerja danperusahaan

Banyak perusahaan besarada di sekitar Surakarta

Masih minimnya kerja samajangka panjang antara dinasdan indutri besar untukmembangun data basebersama

2.1.2. Pendidikan danpelatihanketerampilan bagipencari kerja

Dinsosnakertrans,STP

Jumlah pencari kerjayang mendapatpelatihan ketrampilansesuai dengan minatdan peluang usahayang ada di sekitarkota Surakarta

Menurunnya waktutunggu calon pekerjamendapatkanpekerjaan

Meningkatnyakesadaran masyarakatakan pentingnyapeningkatanketrampilan danperanan lembagapelatihan

2.2.1. Kegiatan: pembinaankemampuanteknologi industri

Disperindag,STP,LPM,PerguruanTinggi

Jumlah teknologi tepatguna yang diserahkansesuai kebutuhanperusahaan

Adanya peningkatanproduktivitas, efisiensibiaya dan kualitasproduk yang dihasilkan

Peningkatan daya saingproduk

Banyak perusahaan kecilyang perlu ditingkatkanteknologi ganameningkatkan produktivitas,efisiensi proses dan kualitasmeningkat

Kebutuhan teknologi tepatguna berbeda-beda untuksetiap perusahaan, perlu adakajian khusus

2.2.2. Kegiatan ROADMAPpenguatan sisteminovasi daerah (SiDa)

Bappeda Laporan RoadmapPengembangan Sisteminovasi daerah 5-10tahun kedepan

Sinkronisasi kebutuhanteknologi (IKM) danfokus penelitian darilembaga peneliti /perguruan tinggi

Peningkatan perananteknologi hasil inovasiterhadap daya saingindustri lokal

Terdapat lembaga peneliti,perguruan tinggi dan SoloTechno Park

Belum ada kerjasama yangjangka panjang antara industridan lembaga penelitian

Page 49: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 44

Tabel IV.1 Usulan Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Lokal Kota Surakarta

Program/kegiatan PEL UNIT KERJA IndikatorOUTPUT

IndikatorOUTCOME

IndikatorIMPACT

FAKTOR PENDORONG FAKTOR PENGHAMBAT

2.2.3. Mengoptimalisasikanlembaga risetpemerintah untukmengembangkanteknologi yangmendukungpengembanganindustri kreatif

Bappeda Terciptanya Rekayasateknologi untukPengembanganIndustri Kreatif di Solo

2.3.1. Program revitalisasikawasan tidak layakhuni

DinasPerumahan

Jumlah rumah sehatyang telah dibangun

peningkatanpersentase kawasanlayak huni

peningkatan tingkatkesehatan dankebahagiaanmasyarakat

2.3.2. Program penanamanlahan pada zobalahan terbuka hijau,pembuatan sumurresapan, perbaikansarana sanitasi, airbersih dan ipal

Dinas PU Luas area penanamanpohon keras, jumlahsumur resapan danjumlah perbaikansanitasi kesehatan

Peningkatan luas lahanterbuka hijau, jumlahdan volume sumurresapan, danpeningkatan cakupanwilayah dengansanitasi sehat, airbersih dan ipal yangmemadai

Peningkatan tingkatkesehatan dankebahagiaanmasyarakat

3.1.1. 3.1.1.Kerjasamajaringan perkotaandengan kota lain diIndonesia

Bappeda Adanya MOU dengankota lain yang lebihmaju terkaitpertukaranpengetahuan,teknologi, kapasitasfiskal, pariwisata, danusaha jasa

Peningkatanpengetahuan danpengalaman bagiaparatur daerah

Peningkatan motivasiuntuk meningkatkankinerja danpenyelesaian solusimasalah pengelolaankota

Ada beberapa kota yangbaik dan maju yang dapatdijadikan mitra kerja sama

3.2.1. 3.2.1 kegiatan:Penyusunaninformasi bursatenaga kerja

Dinsosnakertrans

Terciptanya sisteminformasi WEB terkaitlowongan pekerjaandan program pelatihan

Kecepatan info infolowongan kerjadaninfo pelatihan disekitar kota Surakartadiisi oleh calon pekerja

Peningkatan Kerjasama antaraperusahaan di sekitarkota surakarta denganDinsosnakertrans

Banyak perusahaan besaryang ada di sekitar kotaSurakarta

Page 50: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 45

Tabel IV.1 Usulan Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Lokal Kota Surakarta

Program/kegiatan PEL UNIT KERJA IndikatorOUTPUT

IndikatorOUTCOME

IndikatorIMPACT

FAKTOR PENDORONG FAKTOR PENGHAMBAT

3.3.1. Pelatihan wirausahabaru

Dinsosnakertrans

Jumlah pelatihanwisausaha industrikreatif

Peningkatan jumlahindustri kreatif baru

Peningkatan daya saingkota dan peningkatanPDR

3.3.2. Pelatihanpenguasaanteknologi untuk IKM

Dinsosnakertrans

Jumlah pelatihanpenguasaan teknologiuntuk IKM

Peningkatan jumlahIKM dengankemampuanpenguasaan teknologiyang memadai

Peningkatan daya saingkota dan peningkatanPDR

3.4.1. Perencanaanpengembanganpenataan KSKKoridor jalan lingkarUtara

Dinas PU,Dinas TataRuang Kota

Tertatanya kawasan jlSutoyo & jalanlingkungan

Pertumbuhan unitusaha ekonomi baru disepanjang jalan lingkarutara

Peningkatan ekonomidi kawasan Surakartabagian Utara

3.4.2. Programpengelolaan sampahbersama danpenataan PKL disekitar pasar

Dinas pasar Jumlah tumpukansampah di pasar danTPS sementara

Kesehatan, kebersihandan kenyamanan padapasr

Pelanggan akan senangberbelanja hinggalorong belakang

3.4.3. Pembatasan danmonitoring aktivitasminimarket

Dinas pasar Frekuensi monitoringminimarket yangberoperasi di surakartadan sekitarnya

Penurunan jumlahminimarket yangmelanggar ijin usaha

Peningkatan nilaitransaksi di pasartradisional

3.4.4. Pengembangankawasan strategisdari sudutkepentingan aspeksosial budayadiarahkan dikawasan KeratonKasunanan, KeratonMangkunegaran, danTaman Sriwedari.

Disbudpar Dokumen masterplanpengembangankawasan strategis

Pembangunan saranayang mendukungpengembangankawasan strategis

Peningkatan PAD daripariwisata

Page 51: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 46

Tabel IV.1 Usulan Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Lokal Kota Surakarta

Program/kegiatan PEL UNIT KERJA IndikatorOUTPUT

IndikatorOUTCOME

IndikatorIMPACT

FAKTOR PENDORONG FAKTOR PENGHAMBAT

4.1.1. ProgramPengembanganIndustri Kecil danMenengah,difokuskan padakegiatan:Penyusunankebijakan yangmendoronghubungan industribesar denganindustri kecil

Disperindag Terciptanya kebijakanyang mendorongperusahaan besaruntuk membantu IKMuntuk menyediakanbahan baku ataumenampung produkyang dihasilkan IKM

Peningkatan kerjasamajangka panjang yangsaling menguntungkankedua belah pihak

Peningkatan produksiIKM

4.1.2. Kegiatan:Peningkatan fasilitasiterwujudnyakerjasama strategisantar usaha besardan Usaha Kecil /Menengah

Disperindag, Dinastenagakerja

LoI, MoU antara usahabesar dan menengahdengan usaha kecilmikro

Peningkatan kualitasdan kapasitas usahapelaku usaha kecilmikro

PeningkatankemampuanPengusaha kecil dalammengelola perusahaandan meningkatkanteknologi

Jumlah perusahaan kecildan menengah yang banyakdan beragam sektormenjadi modal dasar

Belum ada bentuk kerjasamaperusahaan besar dan kecilyang berada dalam satu rantaiproduksi, sehingga pemasaranproduk indutrik kecil dapatditampung atau ketersediaanbahan baku (kain) dapatdijamin sesuai kualitas yangdiharapkan

4.2.1. Penyusunankebijakan industriterkait dan industripenunjang. (arahmemperlancar alirankomoditas bahanbaku ke industri diKota Surakarta,dengan membangunpasar komoditas)

Disperindag, D koperasi& UMKM

Penurunan biayatransaksi dan logistik(sewa gudang)

Meningkatnya aliranbahan baku dan biayatransaksi yang semakinmurah mendorongdaya saing produk

Peningkatan kegiatanperdagangan

Kota Surakarta sangatberuntung dikelilingi olehkabupaten yang memilikibanyak industri besarpenghasil bahan bakuseperti tekstil

Lahan Kota Surakarta sangatterbatas, sehingga kesulitanmengambangkan industribesar yang menghasilkanbahan baku atau industripendukung lainnya

Page 52: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 47

Tabel IV.1 Usulan Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Lokal Kota Surakarta

Program/kegiatan PEL UNIT KERJA IndikatorOUTPUT

IndikatorOUTCOME

IndikatorIMPACT

FAKTOR PENDORONG FAKTOR PENGHAMBAT

4.2.2. Program PenataanStruktur Industri,difokuskan padakegiatan: Kebijakanketerkaitan industrihulu-hilir;

Disperindag Terciptanya kebijakanyang mendorongadanya kerjasamajangka panjang antaraperusahaan menangah/besar dengnanpemasok danperusahaan terkait(perbankan,pemasaran, logistik)

Terbentuknya rantainilai produksi yanglebih kuat

Peningkatan daya saingproduk

4.3.1. Program KerjasamaAntar Kab/KotaSurakarta danSekitarnya berkaitandengan masalahlingkungan dansumber daya publik

BLH Terciptanya MOUdengan Kab/Kota diwilayah Surakarta danSekitarnya berkaitandengan masalahlingkungan dan sumberdaya publik

Kegiatan perbaikanlingkungan dan sumerbdaya publik yangdilaksanakan bersama

Lingkungan dansumber daya publikyang lebih sehat

4.4.1. Melakukanintensifikasipelatihan teknologipengolahan materialtepat guna danramah lingkungan

BLH Jumlah pesertapelatihan yangmelanjutkan untukmengolah limbahmenjadi produk yanglayak jual

Peningkatan jumlahpengusaha sektorindustri kreatiflingkungan yangmengolah sampah(limbah), menjadiproduk / energi

Kesadaran masyarakatatas manfaat sampah,dan kesediaanmengurangi sampahdengan caramemanfaatkansampah

5.2.1. Melibatkan Asisosiasiindustri/ jasa/ forumbisnis dalampenyusunankebijakan ekonomi diKota Surakarta

Bappeda Tingkat kehadiranasosiasi profesi danFEDEP dalam setiaprapat terkait kebijakanekonomi

Adanya arahan,masukan, danrekomendasi yangterkait dengankebijakan maupunprogram peningkatanekonomi lokal

Masukan danrekomendasi yanguptodate melahirkanformulasi kebijakanyang tepat bagipengembanganekonomi lokal.

Banyak asosiasi profesi yangada di Kota Surakarta

Page 53: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 48

Tabel IV.1 Usulan Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Lokal Kota Surakarta

5.3.1. Kajian obyek pajakdan subjek pajakguna programintensifikasi pajak

Dispenda Laporan obyek pajakdan subjek pajak yangpotensial untuk prosesintensifiksi pendapatan

Peningkatan upayamelakukan efektivitasdan efisiensi sumberatau pendapatandaerah yang sudahada.

Meningkatkan PAD Meningkatkan efisiensiadministrasi dan menekanbiaya pemungutan.Meningkatkan kapasitaspenerimaan melaluiperencanaan yang baik

5.3.2. Kajian ekstensifikasi/pendataan ataumenginventarisirberbagai objek yangberpotensi untukdipungut pajak atauretribusinya,

Dispenda Laporan kajian yangkalkulasi yang cermat,terkait potensi, biayapenyelengaraan,potensi penerimaandan efeknya

Peningkatan upayamelakukan efektivitasdan efisiensi sumberatau pendapatandaerah yang sudahada.

Meningkatkan PAD

Page 54: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 49

IV.2 Analisis Rencana Aksi PEL

Hasil perhitungan menggunakan RALED Bappenas yang telah dilakukan pada

bulan Agustus 2015, disimpulkan bahwa lima dari enam dimensi Pengembangan

Ekonomi Lokal (PEL) di Kota Surakarta berada pada kondisi atau status cukup baik,

ada satu dimensi memiliki nilai di atas 80 dan lima dimensi memiliki nilai antara 50

hingga 80.

Status Pengembangan Ekonomi Lokal Kota Surakarta 2015

53,25

61,24

65,16

72,34

86,32

72,59

0

20

40

60

80

100Kelompok Sasaran

Faktor Lokasi

Kesinergian dan FokusKebijakan

Pembangunan Berkelanjutan

Tata Pemerintahan

Proses Manajemen

Gambar IV.1 Status Pengembangan Ekonomi Lokal Kota Surakarta

Dari gambar di atas terlihat beberapa isu yang harus mendapat perhatian serius dari

semua pemangku kepentingan di Kota Surakarta. Secara prosedur urutan perbaikan

harus dimulai dari faktor PEL yang memiliki bobot yang paling besar menurut para

stakeholder. Berdasarkan hasil kuesioner II Bappenas, berikut ini urutan prioritas

faktor yang perlu mendapat perhatian:

Tabel IV.2 Bobot dan Status PEL Kota Surakarta

No ASPEK PEL Indek Aspek PEL Bobot Gabungan Jumlah1 Kelompok Sasaran 72,59 0,372 27,042 Faktor Lokasi 86,32 0,262 22,603 Fokus dan Sinergi Kebijakan 72,34 0,046 3,324 Pembangunan Berkelanjutan 65,16 0,169 10,995 Tata Pemerintahan 61,24 0,055 3,346 Proses Manajemen 53,25 0,095 5,06

72,34

Page 55: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 50

Dari tabel di atas terlihat responden lebih menekankan perlu perbaikan faktor

lokasi yang menjadi prioritas utama, selanjutnya adalah kelompok sasaran dan

faktor fokus dan sinergi kebijakan.

Berikut ini akan dilakukan analisis rencana aksi dari empat (4) faktor utama

yang perlu mendapat perhatian dan memiliki nilai efek multiplier yang besar. Dimana

keempat sangat terkait langsung dengan pelaku usaha, masyarakat, investor dan

masing-masing SKPD terkait.

IV.2.1 Analisis Rencana Aksi Faktor Lokasi

Pada faktor lokasi terdapat dua isu strategis yang terkait langsung pada PEL

yaitu Tenaga kerja yang trampil dan peranan lembaga penelitian. Menurut PRJM

2016-2020, untuk isu tenaga kerja trampil ada beberapa yang harus dibenahi antara

lain: a. Ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas sesuai kebutuhan dunia

usaha industri masih rendah, b. Masalah pencari tenaga kerja belum kompetitif,

sehingga perlu difasilitasi pendidikan ketrampilan sesuai standarisasi pasar tenaga

kerja, c. Penyelenggaraan pendidikan vokasi yang mengacu pada sertifikasi atau

standarisasi nasional untuk menghasilkan angkatan kerja yang kompetitif di pasar

tenaga kerja.

Ketiga masalah pada tenaga kerja trampil ini jika dapat diatasi maka

diharapkan dapat memberikan dampak yang besar bagi ekonomi kota Surakarta,

karena ketersediaan tenaga kerja berkualitas menjadi modal dasar bagi unit usaha

ekonomi untuk mampu bersaing. Artinya tenaga kerja yang trampil diharapkan

dapat meningkatkan produktivitas pekerjaan dan hasil produksi (kerja) sehingga

dapat menurunkan biaya produksi. Kondisi ini dapat membantu perusahaan untuk

menekan harga jual produk menjadi murah dan tetap menjaga kualitas produk

karena ketrampilan pekerja yang tinggi dapat mengurangi produk cacat.

Beberapa program usulan dari SKPD terkait (Dinsosnakertrans,

Dishubkominfo dan SPT) antara lain Kegiatan : Penyusunan data base tenaga kerja

daerah; dan Pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi pencari kerja. Dengan

Page 56: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 51

output yang diharapkan adalah : Adanya data base tenaga kerja yang mencari

tenaga kerja dan dikelompokkan berdasarkan ketrampilan dan minat yang dimiliki

dan Jumlah pencari kerja yang mendapat pelatihan ketrampilan sesuai dengan

minat dan peluang usaha yang ada di sekitar kota Surakarta

Dari hasil diskusi FDG, program pelatihan bagi pencari tenaga kerja sudah

sering dilakukan, maka untuk program selanjutnya perlu diperhatikan efektivitas

kegiatan pelatihan. Ada beberapa usulan yang masuk antara lain: kegiatan pelatihan

bagi pencari tenaga kerja harus dimulai dengan proses seleksi yang ketat:

(mengutamakan minat dan motivasi calon peserta terhadap skill yang akan

ditawarkan), usulan lain adalah adanya perbaikan kurikulum pelatihan atau

sertifikasi pelatihan yang sebaiknya mengikuti kebutuhan skill dari perusahaan yang

ada di sekitar Kota Surakarta.

Untuk program penyusunan data base tenaga kerja daerah, harus dapat

mempertemukan dua pihak yaitu: kebutuhan jenis (ketrampilan) tenaga kerja dari

para perusahaan/industri dan ketersediaan tenaga kerja dengan jenis ketrampilan

yang dimiliki. Hasil diskusi FGD, masalah yang sering muncul adalah update data

baik dari perusahaan/industri maupun calon tenaga kerja.

Faktor pengungkit Pengembangan Ekonomi berikutnya adalah: peranan

lembaga penelitian. Isu ini sejalan dengan isu yang ada pada RPJM 2016-2020 yang

menyatakan Sistem inovasi daerah belum optimal pengembangannya. Dari SKPD

ada usulan dua kegiatan yang dapat dilaksanakan yaitu: kegiatan: pembinaan

kemampuan teknologi industri dan Kegiatan ROADMAP penguatan Sistem Inovasi

Daerah (SiDa). Output yang menjadi target kegiatan ini : Jumlah teknologi tepat

guna yang diserahkan sesuai kebutuhan perusahaan dan laporan Roadmap

Pengembangan Sistem inovasi daerah 5-10 tahun kedepan. Untuk kegiatan

pembinaan kemampuan teknologi industri, hal perlu diperhatikan agar kegiatan ini

dapat tercapai adalah: teknologi yang dikembangkan harus benar-benar dibutuhkan

oleh pengusaha dan peralatan tersebut belum ada dipasar atau harga terlalu mahal

untuk diadakan sendiri oleh pengusaha. Usulan dari forum FGD adalah industri yang

Page 57: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 52

dilibatkan sebaiknya difokuskan pada industri kreatif dan sentra industri yang

menjadi binaan Pemkot Surakarta.

IV.2.2 Analisis Rencana Aksi Kelompok Sasaran

Faktor pengungkit (Leverage Factor) utama dari dimensi Kelompok Sasaran di

Kota Surakarta, menurut urutan prioritasnya adalah sebagai berikut : (1) Pusat

Layanan Investasi (2) Fasilitasi pelatihan kewirausahaan bagi usaha baru, (3)

Pendampingan dan monitoring bisnis pelaku usaha baru, (4) Kampanye Peluang

Berusaha dan (5) Promosi Produk UKM dari Pemda Kota Surakarta.

Untuk faktor pengungkit yang menjadi prioritas utama adalah Pusat layanan

investasi. Isu ini sejalan dengan isu yang ada di RPJM 2016-2020 yang menyebutkan

Ekonomi: isu ramah investasi berimplikasi pada ketersediaan sistem informasi

layanan investasi yang terintegrasi dan ramah pasar berbasis pada keunggulan

daerah (core competence) & Sinkronisasi sistem informasi perizinan SKPD teknis

dengan sistem informasi PTSP BPMPT; Pengembangan dan penyempurnaan

Sistem informasi PTSP Online; Tetapi menurut SKPD dari BPMPT menyebutkan saat

ini sedang disusun sistem informasi penanaman modal dengan basis WEB /internet.

Tetapi perangkat harus dibarengi dengan penentuan jenis informasi yang

dibutuhkan, kebijakan dan kemudahan apa yang seharusnya diberikan ke pada

investor sehingga mereka tertarik datang ke Kota Surakarta. Sehingga kegiatan ini

harus disertakan dengan studi tentang kebijakan yang terkait dengan kemudahan

apa yang seharusnya diberikan kepada investor dan bagaimana dampak terhadap

daya tarik investor.

Dalam menarik investasi, BPMPT juga berusaha mendorong untuk

terwujudnya kerja sama antar pengusaha besar dam kecil di Kota Surakarta melalui

penanaman investasi (teknologi) atau menjadi mitra pemasok bagi perusahaan

besar. Bentuk kerjasama permodalan / investasi teknologi (mesin dan peralatan) ini

menjadi penting karena bukan saja meningkatkan produktivitas bagi pengusaha kecil

yang ada di Surakarta, tetapi juga terjadi transfer pengetahuan, transfer teknologi

dan transfer budaya kerja yang produktif. Kondisi ini dapat mendorong pengusaha

Page 58: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 53

lokal untuk mampu meningkatkan daya saing di pasar lokal, nasional maupun

ekspor.

Faktor pengungkit PEL berikutnya adalah perbaikan fasilitasi pelatihan

kewirausahaan bagi usaha baru, dan program pendampingan dan monitoring bisnis

pelaku usaha baru. Isu ini sejalan dengan isu yang ada di RPJM 2016-2020 yaitu

Bagaimana menumbuhkan jumlah wirausahan di kalangan muda yang

berkelanjutan, menciptakan lapangan kerja, dan pengurangan jumlah kaum muda

yang menganggur. Program pelatihan kewirausahaan baru sudah sering dilakukan

oleh beberapa lembaga yang menyediakan program inkubator bisnis. Tetapi

permasalahan utamanya adalah minat usaha bagi para peserta yang

rendah,kurangnya jumlah mitra pengusaha besar yang bersedia menjadi bapak

angkat, tenaga kerja profesional (pengusaha) yang masih sedikit bersedia membagi

ilmu, dan masih tinggi ketergantungan pendanaan dari pemerintah. Hasil FGD PEL

menyimpulkan perlu adanya penyaringan calon tenant yang lebih ketat. Usulan yang

masuk : sebaiknya para calon tenant adalah para pengusaha baru yang sudah

memiliki bidang usaha sehingga hanya membutuhkan pembinaan, pendampingan

dan pengembangan usaha. Jika tidak ada maka calon tenant seharusnya memenuhi

kriteria jiwa kewirausahaan yang kuat dan memiliki modal untuk memulai usaha.

Dan yang tidak kalah penting adalah mencarikan perusahaan besar menjadi bapak

angkat yang bersedia menampung hasil produksi (berupa komponen produk yang

dibutuhkan oleh bapak angkat untuk dirakit dan dijadikan produk akhir).

Isu Pengembangan Ekonomi Lokal berikutnya yang menjadi prioritas adalah

Pendampingan dan monitoring bisnis pelaku usaha baru, usaha kecil dan rumah

tangga. Isu Pengembangan Ekonomi Lokal menjadi sangat luas jika dijabarkan dan

dikaitkan dengan isu yang muncul pada RPJM 2016-2020, yaitu: jumlah koperasi

aktif sedikit dan manajemen/SDM rendah, Terbatasnya kemampuan sumber daya

manusia pelaku usaha UMK; dan isu pengelolaan Pedagang Kaki Lima (PKL)

juga menjadi strategis, karena kehadiran PKL adalah konsekuensi dari

pengembangan ekonomi kota. Masih banyaknya peredaran barang dan jasa yang

belum terstandarisasi dan ada yang belum aman; Standarisasi produk barang dan

Page 59: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 54

jasa dalam rangka penerapan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan peningkatan

daya saing.

Untuk menangani isu-isu terkait pendampingan dan monitoring bisnis,

beberapa SKPD mengusulkan beberapa kegiatan seperti: Fasilitasi pengembangan

Usaha Kecil Menengah, Pelatihan diversifikasi produk dan desain produk, fasilitasi

Permasalahan proses produksi Usaha Kecil Menengah (ketrampilan proses produksi),

program Pembinaan pedagang kaki lima dan asongan, difokuskan pada kegiatan:

Penataan tempat berusaha bagi pedagang kaki lima dan asongan di 21 (dua puluh

satu) kantong PKL yang tersebar termasuk pasar. Kegiatan Fasilitasi Permasalahan

proses produksi Usaha Kecil Menengah khususnya makanan sehat (sehingga

mendapat izin produksi makanan/label halal. Mendorong pengusaha untuk

menggunakan kata Surakarta pada label produk atau keterangan asal pembuatan.

Dari hasil Focus Group Discussion, program pendampingan dan monitoring

bisnis bagi UKM merupakan program rutin yang perlu ditingkatkan kualitas dan

target capaiannya. Ada beberapa usulan untuk meningkatkan kualitas dan

produktivitas: mendorong para ukm untuk membentuk kelompok usaha / paguyuban

dan organisasi ini secara rutin mengadakan rapat untuk membahas masalah yang

terjadi (teknis, manajemen, pemasaran dan permodalan). Dimana setiap rapat

mengundang perwakilan dari pemerintah (koperasi / Disperindag) sehingga akses

informasi masalah dan peluang dapat disampaikan dengan cepat.

Disperindag memfasilitasi IKM untuk memperbaiki proses produksi khususnya

industri makanan, sehingga dapat menghasilkan produk makanan sehat dan

mendapatkan izin produksi makanan sehat/ bersertifikat halal oleh MUI. Program

berikutnya yang akan dilakukan adalah Kebijakan labelisasi produk-produk Surakarta

(khususnya produk untuk ekspor). Tujuan program ini: mendorong pengusaha untuk

menggunakan kata Surakarta pada label produk atau keterangan asal pembuatan.

Sehingga Produk-produk dari kota Surakarta dapat dikenal dalam lingkup lokal,

nasional, dan internasional (ekspor) dan ini dapat meningkatkan image Kota

Surakarta.

Page 60: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 55

Isu berikutnya yang perlu diperhatikan adalah: Promosi Produk UKM dari

Pemda Kota Surakarta. Promosi produk UKM telah banyak dilakukan oleh Pemkot

Surakarta, meskipun program ini bertujuan baik tetapi perlu adanya penyempurnaan

pelaksanaannya sehingga efektivitas promosi dapat ditingkatkan. Forum FGD

memberikan masukan terkait perbaikan pameran agar efektif: terkait dengan lima

tahap. Tahap pertama: menetapkan tujuan pameran dagang (expo) dan mencari

event expo yang sesuai dengan tujuan tersebut. Tahap kedua penyaringan peserta,

diharapkan UMK yang telah siap dari sisi kapasitas produksi, finansial dan

manajemen. Tahap ketiga memonitor kesiapan UKM dalam keikutan sertaan dalam

pameran : layout pameran produk ditampilkan yang menarik, background stand

pameran (termasuk banner, sticker), buku tamu, katalog produk dan daftar harga,

dan brosur. Tahap keempat memonitor pelaksanaan pameran dan meminta laporan

data base calon pembeli potensial yang telah mengunjungi stan. Tahap kelima

Follow-up setelah pameran dagang selesai (perkembangan pemasaran dan produsi).

IV.2.3 Analisis rencana aksi dimensi Kesinergian dan Fokus Kebijakan

Pada dimensi kesinergian dan fokus kebijakan, terdapat beberapa indikator

yang perlu diperbaiki dan memiliki efek multiplayer besar, dengan urutan prioritas

sebagai berikut: (1) Kebijakan Pengembangan keahlian, (2) Kebijakan informasi

bursa tenaga kerja, (3) Kebijakan pembangunan kawasan industri dan (4) Kebijakan

pengembangan pusat pertumbuhan di perdesaan (agropolitan) dan perkotaan.

Pada laporan RPJM 2016-2020 terdapat beberapa isu yang perlu mendapat

perhatian seperti:

Kerjasama dengan pihak ketiga untuk meningkatkan pertukaran pengetahuan,isu

Industri kreatif menjadi komponen kunci peningkatan daya saing kota dan

berujung pada peningkatan PDR; isuangka pengangguran yang masih tinggi,

Rendahnya kinerja industri berdasarkan besaran rasio nilai ekspor terhadap

PDRB; Ketegasan pembangunan infrastruktur entitas kawasan diprioritaskan pada

Kawasan Strategis Kota (KSK). Pembangunan infrastruktur yang terintegrasi

dengan perencanaan kota untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah;

Page 61: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 56

Pengembangan Pariwisata (RIPP): Belum optimalnya kreativitas masyarakat

terhadap kekayaan seni dan budaya.

Berdasarkan urutan prioritas isu PEL, maka isu pertama: Kebijakan

Pengembangan keahlian atau didalam RPJM isu tersebut berupa: kerjasama dengan

pihak ketiga untuk meningkatkan pertukaran pengetahuan dan isu isu Industri

kreatif menjadi komponen kunci peningkatan daya saing kota dan berujung

pada peningkatan PDR. Bappeda Mengusulkan kerjasama jaringan perkotaan

dengan kota lain di Indonesia, dengan output berupa: Adanya MOU dengan kota

lain yang lebih maju terkait pertukaran pengetahuan, teknologi, dan manajemen

(tata kelola). Saat ini Pemkot Surakarta telah bekerjasama dengan Pemkot Bandung

dan telah menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding

(MoU) pengembangan kota kreatif berbasis desain. Dengan MOU ini akan

dikembangkan poros Solo-Bandung dan menjadi aktualisasi rencana blueprint Kota

Kreatif Solo 2015-2025.

Isu kedua Pengembangan Ekonomi Lokal : Kebijakan informasi bursa tenaga

kerja dan isu pada RPJM : isu angka pengangguran yang masih tinggi.

Dinsosnakertrans mengusulkan kegiatan berupa pembuatan sistem informasi WEB

terkait lowongan pekerjaan dan program pelatihan. Dari hasil diskusi, tahap yang

paling sulit dari program ini adalah menjalin kerjasama antara pemkot dengan pihak

perusahaan swasta yang membutuhkan tenaga kerja dengan spesifikasi tertentu.

Dan kesediaan para calon tenaga kerja untuk menyediakan email dan CV (termasuk

keahliah dan pengalaman kerja) yang dapat dihubungkan oleh Dinsosnakertrans

dan memberikan berbagai info lowongan pekerjaan. Kerja sama ini harus sudah

dijalin dengan baik, sehingga pihak HRD perusahaan dengan mudah mengupdate

data kebutuhan tenaga kerja melalui situs WEB dan info ini dengan cepat

disampaikan ke masing-masing email calon pekerja yang sesuai dengan spesifikasi

keahlian yang minta.

Isu ketiga dan keempat Pengembangan Ekonomi Lokal : Kebijakan

pembangunan kawasan industri dan Kebijakan pengembangan pusat pertumbuhan

Page 62: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 57

di perdesaan (agropolitan) dan perkotaan. Isu ini sejalan dengan RPJM: Ketegasan

pembangunan infrastruktur entitas kawasan diprioritaskan pada Kawasan Strategis

Kota (KSK). Isu Pembangunan infrastruktur yang terintegrasi dengan

perencanaan kota untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah; Pengembangan

Pariwisata (RIPP): Belum optimalnya kreativitas masyarakat terhadap kekayaan seni

dan budaya. Berdasarkan masukan dari SKPD terkait, kawasan strategis dari sudut

ekonomi (industri) dibagian utara lebih ideal untuk dikembangkan industri skala kecil

dan menengah atau industri kreatif, bukan industri besar. Adapun infrastruktur

utama di beberapa kawasan pengembangan menjadi tanggung jawab pemerintah

pusat/provinsi, sehingga fokus utama dari dinas terkait adalah menyiapkan

sarana/prasaran penunjang. Program kedua adalah Pengembangan kawasan

strategis dari sudut kepentingan aspek sosial budaya diarahkan di kawasan Keraton

Kasunanan, Keraton Mangkunegaran, dan Taman Sriwedari.

IV.2.4 Analisis Rencana Aksi Pembangunan Berkelanjutan

Dimensi pembangunan berkelanjutan memiliki beberapa faktor pengungkit

dengan urutan prioritas: (1) Kontribusi PEL terhadap peningkatan kualitas hidup dan

kesejahteraan masyarakat lokal, (2) Pengembangan industri pendukung untuk

keberlanjutan sistem industri, (3) Kebijakan pemecahan permasalahan lingkungan

dan (4) Pengelolaan dan pendaur ulangan limbah.

Pada isu pertama : Kontribusi Pengembangan Ekonomi Lokal terhadap

peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat lokal. Berdasarkan hasil

diskusi (FGD) yang telah dilakukan, program pengembangan ekonomi yang paling

memiliki efek besar adalah penberdayaan IKM/UKM. Dan salah satu cara yang paling

efektif untuk pemberdayaan ini adalah mendorong hubungan kemitraan antara

industri kecil dan besar pada sektor yang sama untuk berkolaborasi saling

menguntungkan. Dengan kemitraan, industri kecil dapat belajar kepada industri

menengah/besar bagaimana memperbaiki manajemen, teknologi, proses produksi

dan budaya kerja. efektifitas kemitraan dipengaruhi oleh: pola hubungan antar

pelaku usaha yang terlibat dalam kemitraan, serta keterlaksanaan prinsip-prinsip

kemitraan. Kemitraan menjadi efektif, jika IKM maupun pengusaha besar saling

mengetahui dan memerlukan keunggulan yang dimiliki oleh mitranya; Perusahaan

Page 63: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 58

besar sadar akan kelemahan IKM, dan ada upaya IKM memperbaiki kelemahan

tersebut. Karena itulah Dinas terkait perlu menyiapkan (pelatihan manajmen, dan

budaya efisien) IKM untuk siap bekerja sama dengan perusahaan besar, dan

mencarikan mitra perusahaan besar yang cocok.

Isu kedua : Pengembangan industri pendukung untuk keberlanjutan sistem

industri. Isu ini sangat penting karena beberapa industri kreatif di Kota Surakarta

sangat tergantung pada pasokan bahan baku dari perusahaan besar (industri tekstil)

yang ada di sekitar kota Surakarta. Faktor pendukung adalah adanya beberapa

klaster batik yang dapat membeli bahan baku bersama sehingga nilai tawar menjadi

tinggi. Dan pemerintah Kota bisa bekerjasama dengan pemerintah daerah lain

(Sukoharjo, Sragen, Boyolali dan Klaten) untuk mendukung pembangunan jaringan

usaha / rantai nilai (struktur industri terkait dan industri penunjang) industri tekstil.

Dari hubungan ini diharapkan, industri besar (tekstil) dapat memberikan jaminan

penyediaan bahan baku tekstil yang sesuai dengan kualitas dan harga yang bersaing

terhadap klaster-klaster industri batik, industri pakaian jadi dan produk tektil lainnya

yang ada di Kota Surakarta.

Isu ketiga dan keempat : Kebijakan pemecahan permasalahan lingkungan

dan Pengelolaan dan pendaur ulangan limbah.Untuk menyelesaikan masalah

lingkungan dan pengolahan limbah perlu ditingkatkan sinergitas pihak-pihat yang

terlibat (Pemkot, Pengusaha Sektor Swasta dan Lembaga Non Pemerintah), Upaya

pemilahan sampah dari sumbernya merupakan isu yang cukup sederhana, tapi

sepertinya sangat sulit untuk diimplementasikan. Masih minimnya industri yang

mendaur ulang sampah organik dan anorganik. Peluang yang paling besar

pengaruhnya dalam mengatasi masalah sampah di Surakarta adalah memproses

sampah organik menjadi kompos. Hal ini cukup beralasan bila mengingat hampir

sebagian besar sampah di Surakarta adalah sampah organik yang selama ini

terbengkalai begitu saja, kecuali yang dikonsumsi oleh binatang peliharaan di TPS-

TPS dan TPA. Hanya masalah berikutnya, belum ada pihak mampu menyerap hasil

produksi kompos, padahal disatu sisi dinas taman membutuhkan pupuk untuk

tanaman di taman.

Page 64: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 59

IV.3 Rencana Aksi untuk organisasi FEDEP

Penyusunan rencana aksi PEL telah disusun oleh FEDEP dan stakeholder yang

terkait, maka langkah selanjutnya adalah menyusun rencana aksi khusus organisasi

FEDEP. Penyusunan rencana aksi ini harus dikaitkan dengan visi, misi dan tugas dari

FEDEP. Selanjutnya dijabarkan rencana aksi dengan mengaitkan dengan rencana

aksi PEL yang sudah disusun sebelumnya.

IV.3.1 Visi, Misi dan Tugas FEDEP

Visi FEDEP

Mendorong terwujudnya perekonomian kota yang kompetitif dan handal dengan

SDM yang berkualitas, personal dan inovatif yang mampu mendukung iklim usaha

lebih kondusif dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Misi FEDEP

Mendorong usaha pemberdayaan dan peran serta masyarakat dan

stakeholder dalam mewujudkan perekonomian daerah yang handal dan

kompetitif

Mengembangkan networking yang strategis dalam rangka penguatan

ekonomi lokal

Mendorong pengembangan dan peningkatan kualitas SDM yang profesional

dan inovatif

Mendorong terciptanya iklim berusaha yang lebih kondusif dan perluasan

kesempatan kerja daerah

Merumuskan dan memberikan rekomendasi kepada pemerintah daerah dalam

menyusun kebijakan pembangunan ekonomi daerah dan perluasan lapangan

kerja

Tujuan FEDEP

Menjaring aspirasi dari para stakeholder sebagai bahan dalam memberikan

arahan dan rekomendasi bagi pemerintah daerah dalam menyusun kebijakan

Page 65: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 60

pembangunan daerah agar sesuai dengan yang diharapkan dunia usaha dan

stakeholder

Membantu memberikan solusi terhadap masalah ekonomi dan

ketenagakerjaan yang dihadapi dunia usaha

Menggerakan sumber daya dan potensi daerah yang ada sehingga mampu

mewujudkan formulasi kebijakan yang tepat bagi pengembangan ekonomi

lokal

Merumuskan formulasi kebijakan dan memberikan rekomendasi kepada

pemerintah daerah sebagai bahan pertimbangan membuat kebijakan

pembangunan local

Mendorong optimalisasi pelayanan terhadap dunia usaha iklim berusaha

Mendorong peningkatan pemasaran potensi daerah

Memfasilitasi penguatan networking dan kerjasama antar stakeholder

Mendorong dan memfasilitasi pengembangan dunia usaha terutama UMKM

melalui perkuatan klaster

IV.3.2 Rencana Aksi FEDEP untuk mengembangkan PEL di Kota Surakarta

Berikut ini rencana aksi yang telah disusun berdasarkan isu PEL (faktor pengungkit),

program/kegiatan PEL, tujuan FEDEP dan rencana Aksi FEDEP.

Tabel IV.3 Usulan Rencana Aksi FEDEP

ISU PEL (faktorpengungkit)

Program/kegiatan PEL UNITKERJA

Tujuan FEDEP Rencana Aksi FEDEP

I. DIMENSI KELOMPOK SASARANI.1. Pusat Layanan

Investasi1.1.1 Penyusunan

SistemInformasiPenanamanModal diDaerah;

BPMPT Mendorong optimalisasipelayanan terhadap duniausaha

Memberikan masukan untukBPMPT dalam menyusunsistem informasi, diantaranyamemberikan masukan point-point penting yang harus adadalam sistem informasitersebut

I.2. Fasilitasi pelatihankewirausahaan bagiusaha baru

1.1.2.

KajianKebijakanPenanamanModal

BPMPT Merumuskan formulasikebijakan danmemberikan rekomendasikepada pemerintah daerahsebagai bahanpertimbangan membuatkebijakan pembangunanlocal

Bekerjasama dengan BPMPTdalam merumuskan kebijakandan memberikan rekomendasisebagai bahan kajiankebijakan penanaman modal

1.1.3.

Kegiatan:Kerjasama

BPMPT Mendorong optimalisasipelayanan terhadap dunia

Memberikan masukan padaBPMPT dalam membuat

Page 66: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 61

Investasi usaha iklim berusaha kebijakan kerjasama investasi

1.1.4.

Kegiatan:promosiinvestasi

BPMPT Mendorong optimalisasipelayanan terhadap duniausaha iklim berusaha

Bekerjasama dengan BPMPTdalam menyelenggarakankegiatan promosi untukinvestor agar berminatmelakukan investasi di Solo

1.2.1.

Kegiatan:Fasilitasipengembanganinkubatorteknologi danbisnis

DinasKoperasidanUMKM,DinsosnakertransdanPerguruanTinggi

Membantu memberikansolusi terhadap masalahekonomi danketenagakerjaan yangdihadapi dunia usaha

Memberikan masukan kepadaSKPD terkait mengenaiteknologi dan bisnis terkiniyang dapat dikembangkan dikota Solo

1.2.2.

Kegiatan:Pelatihankewirausahaanbagi pemuda

STP,Dikpora,DinasPertanian;Dinsosnakertrans;PerguruanTinggi

Membantu memberikansolusi terhadap masalahekonomi danketenagakerjaan yangdihadapi dunia usaha

Bekerjasama dengan SKPDterkait dalammengembangkan modulpelatihan dan jika dibutuhkandapat menjadi narasumberdalam pelatihan

I.3. Pendampingan danmonitoring bisnispelaku usaha baru,

1.3.1.

Koordinasipelaksanaankebijakan danprogrampembangunankoperasi

DinasKoperasidanUMKM

Merumuskan formulasikebijakan danmemberikan rekomendasikepada pemerintah daerahsebagai bahanpertimbangan membuatkebijakan pembangunanlokal

Memberikan masukan kepadaDinas Koperasi dan UMKMdalam membuat kebijakanterkait koperasi di Kota Solo

1.3.2.

Kegiatan:FasilitasipengembanganUsaha KecilMenengah

Disperindag

Mendorong danmemfasilitasipengembangan duniausaha terutama UMKMmelalui perkuatan klaster

Ikut serta memfasilitasipengembangan usaha kecildan menengah

Page 67: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 62

Tabel IV.3 Usulan Rencana Aksi FEDEP

ISU PEL (faktorpengungkit)

Program/kegiatan PEL UNITKERJA

Tujuan FEDEP Rencana Aksi FEDEP

1.3.3.

Pelatihandiversifikasiproduk dan desainproduk

Disperindag

Menggerakan sumberdaya dan potensi daerahyang ada sehinggamampu mewujudkanformulasi kebijakan yangtepat bagi pengembanganekonomi lokal

Bekerja sama denganDisperindag dalampenyelenggaran pelatihandiversifikasi dan desainproduk

Membantu memberikansolusi terhadap masalahekonomi danketenagakerjaan yangdihadapi dunia usaha

Membantu Disperindag daammenentukan pelatihan yangsesuai kebutuhan UMKM

1.3.4.

Kegiatan:FasilitasiPermasalahanproses produksiUsaha KecilMenengah(ketrampilanproses produksi)

Disperindag

Mendorong danmemfasilitasipengembangan duniausaha terutama UMKMmelalui perkuatan klaster

Bekerjasama denganDisperindag dalam menelaahmasalah proses produksi yangterjadi di UMKM

Membantu memberikansolusi terhadap masalahekonomi danketenagakerjaan yangdihadapi dunia usaha

Bekerjasama denganDisperidang dalammeningkatkan keterampilanUMKM dalam prosesproduksi

1.3.5.

Program RoadMap IKM

Disperindag

Menjaring aspirasi daripara stakeholder sebagaibahan dalammemberikan arahan danrekomendasi bagipemerintah daerah dalammenyusun kebijakanpembangunan daerahagar sesuai dengan yangdiharapkan dunia usahadan stakeholder

Bekerjasama denganDisperindag dalam kegiatanFGD atau workshop dalamupaya membuat roadmapIKM

1.3.6.

ProgramPembinaanpedagang kakilima dan asongan,difokuskan padakegiatan:Penataan tempatberusaha bagipedagang kakilima dan asongandi 21 kantong PKLyang tersebartermasuk pasar

DinasPasar/DPP,SatpolPP

Membantu memberikansolusi terhadap masalahekonomi danketenagakerjaan yangdihadapi dunia usaha

membuat telaahan mengenaitempat dan penataan PKLuntuk menjadi masukan bagiDinas Pasar

1.3.7.

Kegiatan:FasilitasiPermasalahanproses produksiUsaha KecilMenengahkhususnyamakanan sehat

Disperindag

Membantu memberikansolusi terhadap masalahekonomi danketenagakerjaan yangdihadapi dunia usaha

Menyelenggarakan workshopuntuk mendiskusikanmasalah yang dihadapiUMKM dalam prosesproduksi

Page 68: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 63

Tabel IV.3 Usulan Rencana Aksi FEDEP

ISU PEL (faktorpengungkit)

Program/kegiatan PEL UNITKERJA

Tujuan FEDEP Rencana Aksi FEDEP

Mendorong danmemfasilitasipengembangan duniausaha terutama UMKMmelalui perkuatan klaster

Mengembangkan klaster-klaster industri makanansehat

1.3.8.

Kegiatan:peningkatanpengawasanperedaran barang

Disperindag

Membantu memberikansolusi terhadap masalahekonomi danketenagakerjaan yangdihadapi dunia usaha

Memberikan masukankepada Disperindag dalamupaya pengawasanperedaran barang

1.3.9

Pengawasanindustri jasa

Disbudpar

Merumuskan formulasikebijakan danmemberikanrekomendasi kepadapemerintah daerahsebagai bahanpertimbangan membuatkebijakan pembangunanlocal

Memberikan masukankepada Disperindag dalamupaya pengawasan industrijasa

1.3.10

Kebijakanlabelisasi produk-produk Surakarta(khususnyaproduk untukekspor):Mendorongpengusaha untukmenggunakankata Surakartapada label produkatau keteranganasal pembuatan

Disperindag

Menggerakan sumberdaya dan potensi daerahyang ada sehinggamampu mewujudkanformulasi kebijakan yangtepat bagipengembangan ekonomilokal

Bekerjasama denganDisperindag dalammensosialisasikanpenggunaan kata Surakartapada label produk atauketerangan asal pembuatan

I.4. Kampanye PeluangBerusaha (kotaSurakarta)

1.4.1.

Kegiatan:PengembanganPotensi ekonomimakro

BPMPT,Disperindag,DinasKoperasidanUMKM

Mendorong danmemfasilitasipengembangan duniausaha terutama UMKMmelalui perkuatan klaster

Bekerjasama dengan SKPDterkait dalam perkuatanklaster industri

Menggerakan sumberdaya dan potensi daerahyang ada sehinggamampu mewujudkanformulasi kebijakan yangtepat bagipengembangan ekonomilokal

Memberikan masukankepada SKPD terkait dalammembuat kebijakan yangmendukung pengembanganpotensi ekonomi makro

1.4.2.

Programmemperkuatjaringanpemasaranmelalui pelatihaninovasi produkatau desainkemasan produk

Disperindag

Membantu memberikansolusi terhadap masalahekonomi danketenagakerjaan yangdihadapi dunia usaha

Bekerjasama denganDisperindag dalampenyelenggaraan pelathaninovasi produk

Page 69: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 64

Tabel IV.3 Usulan Rencana Aksi FEDEP

ISU PEL (faktorpengungkit)

Program/kegiatan PEL UNITKERJA

Tujuan FEDEP Rencana Aksi FEDEP

Mendorong peningkatanpemasaran potensidaerah

Menyelenggarakanpameran potensi daerah

1.4.3.

Kegiatan:Peningkatanpemanfaatanteknologi informasidalam pemasaranpariwisata;

DisbudparDishubkominfo

Mendorong peningkatanpemasaran potensidaerah

Bekerjasama denganDisbudpar danDishubkomninfo dalammenyelenggarakanpelatihan pemanfaataknteknologi informasi dalampemasaran pariwisata

1.4.4.

Kegiatan:Pelaksanaanpromosi pariwisatanusantara di dalamdan di luar negeri

Disbudpar Mendorong peningkatanpemasaran potensidaerah

Bekerjasama denganDisbudpar dalammenyelenggarakan promosipariwisata di dalam danluar negeri

Memfasilitasi penguatannetworking dan kerjasamaantar stakeholder

Memfasilitasi pertemuandengan stakerholderterkait pariwisata di Solo

1.4.5.

Kegiatan: kolaborasiindustri kreatif danpenyelenggaraevent

Dikpora,Disbudpar,Disperindag,DinasKoperasidanUMKM,Dishubkominfo

Memfasilitasi penguatannetworking dan kerjasamaantar stakeholder

Bekerjasama dengan SKPDterkait dalam menjalinnetworking denganstakeholder di industrikreatif danpenyelenggaraan event

1.4.6.

Penyelanggaraanpentas keseniandaerah

Disbudpar Mendorong peningkatanpemasaran potensidaerah

Bekerjasama denganDisbudpar dalammenyelenggarakan pentaskesenian daerah

1.4.7.

Penyelenggaraanfestival budaya

Disbudpar Mendorong peningkatanpemasaran potensidaerah

Bekerjasama denganDisbudpar dalammenyelenggarakan festifalbudaya

I.5. Promosi ProdukUKM dariPemda KotaSurakarta

1.5.1.

Fasilitasi pameranIKM yang potensialpromosi produk dipasar nasional

DinasKoperasidanUMKM,dinaspertanian

Mendorong peningkatanpemasaran potensidaerah

Bekerjasama dengan SKPDterkait dalammenyelenggarakanpameran IKM

1.5.2.

Programmemperkuatjaringan pemasaranmelalui pameranIKM yang ada diKlaster

Disperindag

Mendorong peningkatanpemasaran potensidaerah

Bekerjasama denganDisperindag dalammenyelenggarakanpameran IKM

Memfasilitasi penguatannetworking dan kerjasamaantar stakeholder

Memfasilitasi penguatannetworking melaluipameran IKM

Page 70: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 65

Tabel IV.3 Usulan Rencana Aksi FEDEP

ISU PEL (faktorpengungkit)

Program/kegiatan PEL UNIT KERJA Tujuan FEDEP Rencana Aksi FEDEP

1.5.3. Pembinaan pelakuusaha untukmemperoleh aksesmodal padalembaga-lembagapermodalan

DinasKoperasi &UMKM

Memfasilitasi penguatannetworking dankerjasama antarstakeholder

Memfasilitasi networkingbagi pelaku usaha untukmemperoleh akses modal

II DIMENSIFAKTOR LOKASI

II.1. Tenaga kerjatrampil

2.1.1. Kegiatan:Penyusunan database tenaga kerjadaerah;

Dinsosnakertrans,Dishubkominfo

Menjaring aspirasi daripara stakeholder sebagaibahan dalammemberikan arahan danrekomendasi bagipemerintah daerahdalam menyusunkebijakan pembangunandaerah agar sesuaidengan yang diharapkandunia usaha danstakeholder

Bekerjasama denganDinsosnakertrans danDishubkominfo dalammenyelenggarakan FGDatau workshop denganstakeholder dalam rangkapenyusunan databasetenaga kerja daerah

2.1.2. Pendidikan danpelatihanketerampilan bagipencari kerja

Dinsosnakertrans,STP

Membantu memberikansolusi terhadap masalahekonomi danketenagakerjaan yangdihadapi dunia usaha

Bekerjasama denganDinsosnakertrans dalammenyelenggarakanpendidikan dan pelatihanketerampilan bagi pencarikerja

2.2.1. Kegiatan:pembinaankemampuanteknologi industri

Disperindag,STP,LPM,PerguruanTinggi

Menggerakan sumberdaya dan potensi daerahyang ada sehinggamampu mewujudkanformulasi kebijakan yangtepat bagipengembangan ekonomilokal

Bekerjasama dengan SKPDterkait dalammenyelenggarakanpembinaan kemampuanteknologi industry

II.2 Lembagapenelitian

2.2.2. Kegiatan ROADMAPpenguatan sisteminovasi daerah(SiDa)

Bappeda Menjaring aspirasi daripara stakeholder sebagaibahan dalammemberikan arahan danrekomendasi bagipemerintah daerahdalam menyusunkebijakan pembangunandaerah agar sesuaidengan yang diharapkandunia usaha danstakeholder

Menyelenggarakan FGDatau workshop denganstakeholder terkaitkegiatan roadmappenguatan SiDa

2.2.3. Mengoptimalisasikan lembaga risetpemerintah untukmengembangkanteknologi yangmendukungpengembanganindustri di bidangekonomi kreatif

Bappeda Memfasilitasi penguatannetworking dankerjasama antarstakeholder

Bekerjasama denganBappeda dalam menjalinnetworking denganlembaga riset pemerintah

Page 71: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 66

Tabel IV.3 Usulan Rencana Aksi FEDEP

ISU PEL (faktorpengungkit)

Program/kegiatan PEL UNIT KERJA Tujuan FEDEP Rencana Aksi FEDEP

II.3 Kualitaspemukiman.

2.3.1.

Program revitalisasikawasan tidak layakhuni

DinasPerumahan

Merumuskanformulasi kebijakandan memberikanrekomendasi kepadapemerintah daerahsebagai bahanpertimbanganmembuat kebijakanpembangunan local

Memberikan masukankepada Dinas Perumahanterkait program revitaslisasikawasan tidak layak huni

2.3.2.

Program penanamanlahan pada zobalahan terbuka hijau,pembuatan sumurresapan, perbaikansarana sanitasi, airbersih dan ipal

Dinas PU Merumuskanformulasi kebijakandan memberikanrekomendasi kepadapemerintah daerahsebagai bahanpertimbanganmembuat kebijakanpembangunan local

Memberikan masukankepada Dinas PU dalamProgram penanaman lahanpada zoba lahan terbukahijau, pembuatan sumurresapan, perbaikan saranasanitasi, air bersih dan ipal

III. DIMENSIKINERGIANDAN FOKUSKEBIJAKAN

III.1. KebijakanPengembangankeahlian

3.1.1.

Kerjasama jaringanperkotaan dengankota lain di Indonesia

Bappeda Memfasilitasipenguatan networkingdan kerjasama antarstakeholder

Memfasilitasi networkingdengan kota lain diIndonesia

III.2. Kebijakaninformasi bursatenaga kerja,

3.2.1.

Kegiatan: Penyusunaninformasi bursatenaga kerja

Dinsosnakertrans

Membantumemberikan solusiterhadap masalahekonomi danketenagakerjaan yangdihadapi dunia usaha

Memberikan masukan padaDinsosnakertrans dalampenyusunan informasi bursatenaga kerja

III.3. Kebijakanpembangunankawasanindustri

3.3.1.

Pelatihan wirausahabaru

Dinsosnakertrans

Membantumemberikan solusiterhadap masalahekonomi danketenagakerjaan yangdihadapi dunia usaha

Bekerjasama denganDinsosnakertrans dalampenyelenggaraan pelatihanwirausaha baru

3.3.2.

Pelatihan penguasaanteknologi untuk IKM

Dinsosnakertrans

Membantumemberikan solusiterhadap masalahekonomi danketenagakerjaan yangdihadapi dunia usaha

Bekerjasama denganDinsosnakertrans dalampenyelenggaraan pelatihanpenguasaan teknologi untukIKM

ISU PEL (faktorpengungkit)

Program/kegiatan PEL UNIT KERJA Tujuan FEDEP Rencana Aksi FEDEP

III.4. Kebijakanpengembanganpusatpertumbuhandi perdesaan(agropolitan)dan Kawasanstrategis kota(KSK)

3.4.1.

Perencanaanpengembanganinfrastruktur danPembangunan/peningkatan infrastruktur:KSK Koridor jalanlingkar Utara

Dinas PU,Dinas TataRuang Kota

Membantumemberikan solusiterhadap masalahekonomi danketenagakerjaan yangdihadapi dunia usaha

Memberikan masukankepada Dinas PU dan DinasTata Kota dalamPerencanaan pengembanganinfrastruktur danPembangunan/peningkataninfrastruktur

Page 72: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 67

Tabel IV.3 Usulan Rencana Aksi FEDEP

ISU PEL (faktorpengungkit)

Program/kegiatan PEL UNITKERJA

Tujuan FEDEP Rencana Aksi FEDEP

Merumuskan formulasikebijakan danmemberikanrekomendasi kepadapemerintah daerahsebagai bahanpertimbangan membuatkebijakan pembangunanlocal

3.4.2. Program pengelolaansampah bersama danpenataan PKL disekitar pasar

Dinaspasar

Membantu memberikansolusi terhadap masalahekonomi danketenagakerjaan yangdihadapi dunia usaha

Memberikan masukankepada Dinas Pasar dalamProgram pengelolaan sampahbersama dan penataan PKL disekitar pasar

Merumuskan formulasikebijakan danmemberikanrekomendasi kepadapemerintah daerahsebagai bahanpertimbangan membuatkebijakan pembangunanlocal

3.4.3. Pembatasan danmonitoring aktivitasminimarket

Dinaspasar

Membantu memberikansolusi terhadap masalahekonomi danketenagakerjaan yangdihadapi dunia usaha

Memberikan masukankepada Dinas Pasar dalamupaya pembatasan danmonitoring aktivitasminimarket

Merumuskan formulasikebijakan danmemberikanrekomendasi kepadapemerintah daerahsebagai bahanpertimbangan membuatkebijakan pembangunanlocal

3.4.4. Pengembangankawasan strategis darisudut kepentinganaspek sosial budayadiarahkan di kawasanKeraton Kasunanan,KeratonMangkunegaran, danTaman Sriwedari.

Disbudpar

Membantu memberikansolusi terhadap masalahekonomi danketenagakerjaan yangdihadapi dunia usaha

Memberikan masukankepada Disbudpar dalamupaya pengembangankawasan strategis dari sudutkepentingan aspek sosialbudaya

Merumuskan formulasikebijakan danmemberikanrekomendasi kepadapemerintah daerahsebagai bahanpertimbangan membuatkebijakan pembangunanlocal

Page 73: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 68

Tabel IV.3 Usulan Rencana Aksi FEDEP

ISU PEL (faktorpengungkit)

Program/kegiatan PEL UNITKERJA

Tujuan FEDEP Rencana Aksi FEDEP

IV. DIMENSIPEMBANGUNANBERKELANJUTAN

IV.1. Kontribusi PELterhadappeningkatankualitas hidupdankesejahteraanmasyarakatlokal,

4.1.1.

ProgramPengembanganIndustri Kecil danMenengah,difokuskan padakegiatan: Penyusunankebijakan yangmendorong hubunganindustri besar denganindustri kecil

Disperindag

Merumuskan formulasikebijakan danmemberikanrekomendasi kepadapemerintah daerahsebagai bahanpertimbangan membuatkebijakan pembangunanlocal

Memberi masukan kepadaDisperindag dalam upayapenyusunan kebijakan yangmendorong hubunganindustri besar dengan industrikecil

4.1.2.

Kegiatan: Peningkatanfasilitasi terwujudnyakerjasama strategisantar usaha besar danUsaha Kecil /Menengah

Disperindag,Dinastenagakerja

Memfasilitasi penguatannetworking dankerjasama antarstakeholder

Memfasilitasi networkingdalam upaya mewujudkankerjasama strategis antarusaha besar dan Usaha Kecil /Menengah

IV.2. Pengembanganindustripendukunguntukkeberlanjutansistem industri

4.2.1.

Penyusunan kebijakanindustri terkait danindustri penunjang.(arah memperlancaraliran komoditasbahan baku keindustri di KotaSurakarta, denganmembangun pasarkomoditas)

Disperindag, Dkoperasi&UMKM

Menjaring aspirasi daripara stakeholder sebagaibahan dalam memberikanarahan dan rekomendasibagi pemerintah daerahdalam menyusunkebijakan pembangunandaerah agar sesuaidengan yang diharapkandunia usaha danstakeholder

Menyelenggarakan FGDataiuworkshop denganstakeholder dalam upayamembantu Disperindag danDinasn Koperasi dan UMKMmenyusun kebijakan industriterkait dan industripenunjang. (arahmemperlancar alirankomoditas bahan baku keindustri di Kota Surakarta,dengan membangun pasarkomoditas)

Merumuskan formulasikebijakan danmemberikanrekomendasi kepadapemerintah daerahsebagai bahanpertimbangan membuatkebijakan pembangunanlocal

4.2.2.

Program PenataanStruktur Industri,difokuskan padakegiatan: Kebijakanketerkaitan industrihulu-hilir;

Disperindag

Menjaring aspirasi daripara stakeholder sebagaibahan dalam memberikanarahan dan rekomendasibagi pemerintah daerahdalam menyusunkebijakan pembangunandaerah agar sesuaidengan yang diharapkandunia usaha danstakeholder

Menyelenggarakan FGD atauworkshop denganstakeholder dalam upayamembantu Disperindagmenata Struktur Industri

Page 74: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 69

Tabel IV.3 Usulan Rencana Aksi FEDEP

ISU PEL (faktorpengungkit)

Program/kegiatan PEL UNITKERJA

Tujuan FEDEP Rencana Aksi FEDEP

Merumuskan formulasikebijakan danmemberikanrekomendasi kepadapemerintah daerahsebagai bahanpertimbanganmembuat kebijakanpembangunan local

IV.3. KebijakanpemecahanpermasalahanlingkungandanPengelolaandan pendaurulanganlimbah

4.3.1. Program KerjasamaAntar Kab/KotaSurakarta danSekitarnya berkaitandengan masalahlingkungan dansumber daya publik

BLH Memfasilitasipenguatan networkingdan kerjasama antarstakeholder

Memfasilitasi networkingdalam program KerjasamaAntar Kab/Kota Surakarta danSekitarnya berkaitan denganmasalah lingkungan dansumber daya publik

IV.4. Pengelolaandan pendaurulanganlimbah

4.4.1. Melakukanintensifikasi pelatihanteknologi pengolahanmaterial tepat gunadan ramah lingkungan

BLH Membantumemberikan solusiterhadap masalahekonomi danketenagakerjaan yangdihadapi dunia usaha

V. DIMENSI TATAPEMERINTAHAN

V.2. Status Asosiasiindustri/Forum Bisnis

5.2.1. Melibatkan Asisosiasiindustri/ jasa/ forumbisnis dalampenyusunan kebijakanekonomi di KotaSurakarta

Bappeda Memfasilitasipenguatan networkingdan kerjasama antarstakeholder

V.3. Reformasisistem insentifpengembangan SDMaparatur

5.3.1. Kajian obyek pajakdan subjek pajakguna programintensifikasi pajak

Dispenda Membantumemberikan solusiterhadap masalahekonomi danketenagakerjaan yangdihadapi dunia usaha

5.3.2. Kajian ekstensifikasi/pendataan ataumenginventarisirberbagai objek yangberpotensi untukdipungut pajak atauretribusinya,

Dispenda Membantumemberikan solusiterhadap masalahekonomi danketenagakerjaan yangdihadapi dunia usaha

Page 75: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 70

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil Kajian Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) Kota

Surakarta dengan pendekatan Partisipatif (FGD) yang dikoordinasi oleh FEDEP

diperoleh beberapa poin kesimpulan sebagai berikut:

Program Raled dari Bappenas menghasilkan beberapa faktor pengungkit dan

urutan prioritas perbaikan yang memiliki daya ungkit atau multi efek ekonomi

yang luas.

Berdasarkan urutan prioritas dimensi Pengembangan Ekonomi Lokal adalah:

Faktor lokasi, kelompok sasaran, fokus dan sinergi kebijakan, pembangunan

berkelanjutan, tata pemerintahan dan proses manajemen.

Berdasarkan proses sinkronisasi faktor pengungkit Pengembangan Ekonomi

Lokal dan isu RPJM 2016-2020, telah terjadi kesamaan isu utama yang perlu

mendapatkan perhatian dalam lima (5) tahun mendatang untuk

mengembangkan ekonomi lokal.

Pada proses usulan rencana aksi, setiap SKPD telah mengusulkan program

kegiatan masing-masing disesuaikan dengan isu Pengembangan Ekonomi

Lokal dan isu RPJM 2016-2020 yang telah ditetapkan sebelumnya.

Beberapa program kegiatan yang diusulkan merupakan kegiatan yang bersifat

rutin (pernah dilakukan), hal ini tetapi relevan dilaksanakan tetapi hasil

masukan FGD perlu dilakukan evaluasi program yang lebih menyeluruh

terutama evaluasi efektivitas capaian dan mengukur output, outcome dan

dampak dari setiap program kegiatan yang telah dilaksanakan.

V.2 Saran

Skenario yang direkomendasikan untuk mendukung Pengembangan Ekonomi

Lokal (PEL) Kota Surakarta dapat dilakukan dengan mengoptimalkan program dan

kebijakan yang sudah dilaksanakan saat ini, serta ditunjang dengan melaksanakan

alternatif-alternatif kebijakan yang direkomendasikan dalam kajian. Keberhasilan

Page 76: KATA PENGANTARbapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/EKONOMI/81/...Bappeda Kota Surakarta 2015 Page i KATA PENGANTAR Perencanaan pembangunan yang baik tidak lepas dari

Bappeda Kota Surakarta 2015 Page 71

dalam implementasi alternatif-alternatif kebijakan pendukung Pengembangan

Ekonomi Lokal Kota Surakarta memerlukan kontribusi dari pemerintah, swasta, dan

masyarakat (dalam hal ini khususnya pelaku usaha).

Beberapa langkah tindak lanjut yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Perlu adanya evaluasi terhadap program dan kebijakan yang sudah dan akan

diterapkan sehingga aplikasinya dapat secara optimal mendukung pencapaian

tujuan Pengembangan Ekonomi Lokal Kota Surakarta

2. Perlu dilakukan perumusan dan sinkronisasi program yang mendukung

Pengembangan Ekonomi Lokal, seperti penyusunan feasibility study dan

masterplan pengembangan komunitas

3. Perlu dilakukan perumusan kebijakan dan program pendukung Pengembangan

Ekonomi Lokal yang lebih menyeluruh, seperti tata ruang, pengembangan

infrastruktur, kelembagaan, keuangan, dll

4. Perlu dilakukan perumusan kebijakan yang mampu mengakomodir produk

unggulan pendukung Pengembangan Ekonomi Lokal Kota Surakarta dengan

mengembangkan tingkat prioritasnya