KATAdrive.batan.go.id/kip/documents/LAKIP_BATAN_2010.pdfBadan Tenaga Nuklir Nasional Laporan...
Transcript of KATAdrive.batan.go.id/kip/documents/LAKIP_BATAN_2010.pdfBadan Tenaga Nuklir Nasional Laporan...
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 iii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, LAKIP BATAN tahun 2010 telah kami
selesaikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi. LAKIP ini disusun dalam rangka memenuhi Instruksi Presiden No. 7
tahun 1999 tentang Akuntabiltas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), BATAN sebagai Lembaga
Pemerintah Non Kementerian (LPNK) berkewajiban untuk melaksanakan Instruksi tersebut.
Kewajiban melaksanakan pertanggungjawaban atas kegiatan yan telah dilakukan, perlu mendapat
dukungan dari berbagai pihak.
Berdasarkan hal tersebut, BATAN sebagai salah satu Instansi Pemerintah berusaha untuk
memenuhi kewajiban membuat Laporan Akunabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
Usaha ini merupakan komitmen BATAN dalam mempertanggungjawabkan kegiatan yang secara
garis besar meliputi Litbangyasa, Diseminasi Hasil Litbang dan Manajamen Mutu Terpadu tahun
2010 kepada masyarakat.
Dalam mengupayakan pelaksanaan akuntabiltas di lingkungan BATAN, sejak tahun 2008 BATAN
telah menyusun Pedoman Evaluasi LAKIP internal, sebagai Pedoman untuk mengevaluasi LAKIP
satuan kerja yang ada di lingkungan BATAN dan telah di terapkan dalam mengevaluasi LAKIP satker
di lingkungan BATAN. Di samping itu untuk memenuhi Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara PER/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di
Lingkungan Instansi Pemerintah, pada tahun 2009 BATAN telah menyusun Indikator Kinerja Utama
sebagai alat untuk mengukur keberhasilan maupun kegagalan dalam pencapaian sasaran, baik di
tingkat BATAN, eselon I, dan eselon II. Dengan dibuatnya kedua dokumen di atas diharapkan di
tahun mendatang dapat meningkatkan pelaksanaan akuntabilitas di lingkungan BATAN.
Dalam penyusunan LAKIP 2010 BATAN telah menggunakan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi PER/M.PAN/29/2010 tentang Pedoman Penyusunan
Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 iv
Disadari LAKIP BATAN yang disusun ini masih dirasakan belum sempurna, namun kami selalu
berupaya melakukan perbaikan untuk mencapai kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan dalam mendukung terwujudnya tata pemerintahan yang
baik (Good Governance).
Terima kasih.
Jakarta, Maret 2011 Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional
Hudi Hastowo
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 iii
D A F T A R I S I
Halaman Kata Pengantar i
Daftar Isi iii
Ikhtisar Eksekutif
v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Dasar Hukum 1
1.2 Kedudukan 1
1.3 Tugas, Fungsi dan Kewenangan 1
1.4 Struktur Organisasi 3
1.5 Analisis Lingkungan Strategis 4
1.5.1 Lingkungan Internal 4
1.5.1.1 Aspek Sumber Daya Manusia 4
1.5.1.2 Aspek Fasilitas Nuklir Utama dan Fasilitas Penunjang 5
1.5.1.3 Aspek Sumber Daya Keuangan 8
1.5.2 Lingkungan Eksternal 9
1.5.2.1 Aspek Ekonomi 9
1.5.2.2 Aspek Kebijakan Pemerintah 9
1.5.2.3 Aspek Kemajuan Teknologi 9
1.6 Analisa Strategis dan Pilihan 9
1.6.1 Organisasi 10
1.6.2 Sumber Daya Manusia 10
1.6.3 Fasilitas Nuklir 10
1.6.4 Metodologi 11
1.6.5 Anggaran 11
1.6.6 Lingkungan Strategis 11
1.6.7 Program Strategis 12
1.7 Faktor Kunci Keberhasilan 12
BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA
2.1 Umum 13
2.2 Visi. Misi, Tujuan, Sasaran, dan Indikator Kinerja Utama 13
2.2.1. Visi 13
2.2.2. Misi 14
2.2.3. Tujuan 14
2.2.4. Sasaran strategis 15
2.2.5. Indikator kinerja Utama 15
2.3. Arah Kebijakan 16
2.3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional 16
2.3.2. Arah Kebijakan dan Strategi BATAN 17
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 iv
2.4. Program dan Kegiatan BATAN 19
2.4.1. Program Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi (enisora)
19
2.4.2. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BATAN 20
2.5. Penetapan Kinerja BATAN 2010 20
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
3.1 Metodologi Pengukuran Capaian Kinerja 2010 23
3.2 Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2010 23
3.3. Analisis Capaian Kinerja BATAN Tahun 2010 24
3.4. Akuntabilitas Keuangan 46
BAB IV PENUTUP 51
LAMPIRAN :
Lampiran 1 Pengukuran Kinerja BATAN Tahun 2010
Lampiran 2 SK Pelepasan Varietas Pandanputri
Lampiran 3 SK Pelepasan Varietas Mutiara 1
Lampiran 4 Judul‐judul Publikasi Ilmiah Nasional dan Internasional Tahun 2010
Lampiran 5 Data dan Status Paten BATAN pada Dirjen HKI Tahun 2010
Lampiran 6 Daftar Lulusan STTN yang Diserap di Dunia Industri Tahun 2010
Lampiran 7 SNI yang Dihasilkan BATAN
Lampiran 8 Distribusi Anggaran BATAN 2010 dalam Matrik Program
Lampiran 9 Realisasi Anggaran Belanja Negara – BATAN, tahun 2010
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 v
IKHTISAR EKSEKUTIF
Sesuai dengan Renstra BATAN 2010‐2014, bahwa BATAN mempunyai tujuan strategis :
1) Meningkatkan kemampuan litbang energi nuklir, isotop dan radiasi, serta
pemanfaatan/pendayagunaanya oleh masyarakat dalam mendukung program pembangunan
nasional.
2) Meningkatkan sistem manajemen kelembagaan litbang dan memacu inovasi iptek nuklir dalam
rangka mendukung penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi
dan mendukung sistem inovasi nasional.
Tujuan tersebut dijabarkan ke dalam Sasaran Strategis, dan Indikator Kinerja Utama (IKU)
sebagai berikut.
1) Sasaran Strategis 1 : Peningkatan hasil litbang enisora dan pemanfaatan/penerapan dibidang
pangan, energi, kesehatan dan obat serta sumber daya alam dan lingkungan untuk
kesejahteraan masyarakat, dengan IKU :
a. Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional
(padi, kedelai, kacang hijau, gandum tropikal dan sorgum);
b. Jumlah dokumen program infrastruktur penyiapan PLTN dan dokumen pendukungnya;
c. Persentase peningkatan pemahaman masyarakat terhadap iptek nuklir di wilayah Jawa,
Madura dan Bali;
d. Jumlah paket teknologi hasil litbang enisora;
e. Jumlah prototipe hasil litbangyasa enisora;
f. Jumlah publikasi nasional dan internasional hasil litbang enisora;
g. Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil litbang iptek nuklir;
h. Jumlah jenis hasil litbang iptek nuklir yang dikomersilkan;
2) Sasaran Strategis 2 : Peningkatan kapasitas, kapabilitas sumber daya iptek dan kinerja
manajemen kelembagaan litbang untuk mendukung penguatan sistem inovasi dan
pemanfaatan hasil penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi
ke masyarakat, dengan IKU :
a. Persentase serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di industri;
b. Jumlah SDM yang diterima mengikuti pendidikan iptek nuklir jenjang S2/S3;
c. Jumlah peningkatan SDM yang berpendidikan S2 dan S3;
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 vi
d. Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang dihasilkan kerkaitan dengan
ketenaganukliran;
e. Persentase peningkatan BATAN yang beropini WTP dalam rangka tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance), transparan dan akuntabel secara bertahap.
LAKIP BATAN tahun 2010 menyajikan berbagai keberhasilan maupun kegagalan dalam
mencapai Sasaran Strategis BATAN tahun 2010, sesuai dengan target yang ditetapkan dari setiap
Indikator Kinerja Utama. Capaian hasil dari masing‐masing Sasaran Strategis dapat dilihat dari tabel
di bawah ini :
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5)
Peningkatan Hasil Litbang Enisora dan Pemanfaatan/ Penerapan dibidang Pangan, Energi, Kesehatan dan Obat serta Sumber Daya Alam dan Lingkungan untuk Kesejahteraan Masyarakat.
1 Jumlah Varietas Unggul Tanaman Pangan untuk Menunjang Ketahanan Pangan Nasional (padi, kedelai, kacang hijau, gandum tropikal dan sorgum)
3 Varietas 2 Varietas 66.67%
2 Jumlah Dokumen Program Infrastruktur Penyiapan PLTN dan Dokumen Pendukungnya
3 Dokumen 3 Dokumen 100%
3 Persentase Peningkatan Pemahaman Masyarakat terhadap Iptek Nuklir di Wilayah Jawa, Madura dan Bali
35% 59.70% 170,57%
4 Jumlah Paket Teknologi Hasil
Litbang Enisora 7 Paket
Teknologi. 7 Paket Teknologi
100%
5 Jumlah Prototipe Hasil Litbangyasa
Enisora 7 Prototipe 7 Prototipe 100%
6 Jumlah Mitra Komersial yang
Menerapkan Hasil Litbang Iptek Nuklir
3 Mitra 3 Mitra 100%
7 Jumlah Jenis Hasil Litbang Iptek
Nuklir yang Dikomersilkan 2 Jenis 2 Jenis 100%
8 Jumlah Publikasi Nasional dan
International Hasil Litbang Enisora 57 Publikasi
Ilmiah 73 Publikasi
Ilmiah 128,07%
Peningkatan Kapasitas, Kapabilitas Sumber Daya Iptek dan Kinerja Manajemen Kelembagaan Litbang untuk Mendukung Penguatan Sistem Inovasi dan Pemanfaatan Hasil Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi ke Masyarakat
1 Persentase Serapan Lulusan Pendidikan Teknik Nuklir di Industri
75% 95,7% 127,6%
2 Jumlah SDM yang Diterima Mengikuti Pendidikan Iptek Nuklir Jenjang S2/S3
10 Pegawai 8 Pegawai 80%
3 Jumlah Peningkatan SDM yang Berpendidikan S2 dan S3
8 Pegawai 8 Pegawai 100%
4 Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang Dihasilkan Berkaitan dengan Ketenaganukliran
3 SNI 2 SNI 66,67%
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 vii
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5)
5 Persentase Peningkatan BATAN yang Beropini WTP dalam Rangka Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (good governance), Transparan dan Akuntabel
20% 100% 500%
Dari tabel di atas dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Secara umum realisasi capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) mencapai target yang telah
ditetapkan, yaitu :
• Jumlah Dokumen Program Infrastruktur Penyiapan PLTN dan Dokumen Pendukungnya.
Target yang direncanakan di Renstra BATAN pada tahun 2010 sebanyak 3 dokumen dan
telah direalisasikan sesuai rencana yaitu dokumen pengembangan kebijakan iptek nuklir
nasional bidang energi dan jaminan mutu, dokumen penyiapan pembangkit listrik tenaga
nuklir (PLTN), dan dokumen penyusunan strategi program partisipasi industri nasional.
• Jumlah Paket Teknologi Hasil Litbang Enisora. Target yang direncanakan di Renstra BATAN
pada tahun 2010, 7 paket teknologi dan sesuai rencana hasil yang dicapai 7 paket teknologi :
a. Satu paket teknologi produksi radioisotop 125I Seed brakiterapi skala laboratorium
b. Satu paket teknologi produksi radiofarmaka 177Lu‐DOTA‐trastuzumab skala laborarium
sebagai radiofarmaka terapi kanker payudara
c. Satu paket teknologi pengembangan aplikasi teknologi isotop dan radiasi di bidang
pangan berupa vaksin ternak ruminansia Fasciolosis
d. Satu paket teknologi pengembangan aplikasi teknologi isotop dan radiasi di bidang
kesehatan berupa teknik radiasi pembuatan bank jaringan yaitu Bone Ocular Spherical
Implant Radiation atau BOSIR, dan Amnion steril radiasi
e. Satu paket teknologi pengembangan aplikasi teknologi isotop dan radiasi di bidang
industri yaitu Chitosan dan Teknologi Pangan Radiasi Siap Saji
f. Satu paket teknologi pengembangan aplikasi teknologi isotop dan radiasi di bidang
SDAL
g. Satu paket teknologi radioekologi kelautan di Semenanjung Muria
• Jumlah Prototipe Hasil Litbang Enisora. Target yang direncanakan di Renstra BATAN pada
tahun 2010, 7 prototipe dan sesuai rencana hasil yang dicapai 7 prototipe :
a. Empat Prototipe perangkat sistem deteksi dini virus flu burung
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 viii
b. Satu Prototipe pecacah RIA untuk diagnosis hepatitis B
c. Satu Prototipe perangkat sistem intrumentasi dan kendali pada local controller DCS dan
Human Machine Interface untuk engineering
d. Satu Prototipe mesin berkas elektron (MBE) untuk iradiasi lateks siap uji fungsi
• Mitra komersial yang menerapkan hasil litbang iptek nuklir. Target memperoleh 3 mitra
komersial realisasi yang dicapai sebanyak 3 mitra komersial yang menjadi sentra produsen
benih BATAN antara lain :
a. Koperasi Satria Jaya (Blitar) sebagai sentra produksi benih padi Mira 1, padi Diah Suci,
dan Kedelai Rajabasa. Kapasitas produksi padi 200 ton/tahun jenis Extended Seed (ES),
dengan daerah sebaran Jawa Timur bagian selatan dan Jawa Tengah bagian timur
b. PT. Andall Hasa Prima (Lampung) sebagai sentra produksi benih Padi Mira 1, Mayang,
dan Yuwono. Kapasitas produksi 100 ton/tahun jenis Stock Seed (SS), dengan daerah
sebaran Lampung, Sumatera Selatan, dan Sulawesi Selatan.
c. P4S Kuntum Mataram (NTB) sebagai sentra produksi benih padi Bestari dan benih
kedelai Mutiara 1. Kapasitas produksi padi 5 ton/tahun jenis Foundation Seed (FS),
dengan daerah sebaran Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa
• Jenis hasil litbang iptek nuklir yang dikomersilkan. Target jenis hasil litbang iptek nuklir yang
dikomersialkan sebanyak 2 jenis dan terealisasi sesuai yang ditargetkan yaitu Padi Bestari
dan Kedelai Mutiara 1.
• Jumlah Peningkatan SDM yang berpendidikan S2 dan S3. Target sebanyak 8 pegawai, dapat
direalisasikan sebanyak 8 pegawai (100%).
2. Realisasi capaian IKU ada yang melebihi target, yaitu :
• Persentase Peningkatan Pemahaman Masyarakat terhadap Iptek Nuklir di Wilayah Jawa,
Madura dan Bali. Target yang direncanakan di Renstra BATAN sebesar 35% dan hasil yang
dicapai melebihi target yaitu sebesar 59,70%, jajak pendapat ini dilakukan oleh PT Tridacom
di 22 kota di Jawa, Madura dan Bali dengan jumlah responden 3000 orang, responden terdiri
dari pelajar/mahasiswa, tokoh masyarakat, dosen, pengurus LSM, pengurus Ormas, aparat
pemerintah, pengurus parpol, dan anggota DPRD.
• Jumlah Publikasi Nasional dan International Hasil Litbang Enisora. Target yang direncanakan
sejumlah 57 Publikasi Ilmiah (nasional di luar BATAN dan internasional), dapat direalisasikan
sejumlah 73 publikasi ilmiah (128,07%), yang terdiri dari publikasi nasional berjumlah 22
judul dan internasional berjumlah 51 judul. Di sisi lain, jumlah Paten yang terdaftar di Ditjen
HKI untuk tahun 2010 berjumlah 16 Paten. BATAN juga memperoleh penghargaan dari
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 ix
Kementerian Ristek terhadap hasil penelitian BATAN dengan terpilihnya 8 penelitian dalam
102 inovasi yang paling prospektif tahun 2010.
• Persentase Serapan Lulusan Pendidikan Teknik Nuklir di Industri. Target sebesar 75%, dapat
direalisasikan sebesar 95,71% melebihi target, dari 70 lulusan di tahun 2009 yang diterima
bekerja sebanyak 67 orang.
• Persentase Peningkatan BATAN yang Beropini WTP dalam Rangka Tata Kelola Pemerintahan
yang Baik (good governance), Transparan dan Akuntabel, dari target 20% tercapai 100%.
3. Realisasi capaian IKU ada yang kurang dari target, yaitu :
• Jumlah Varietas Unggul Tanaman Pangan untuk Menunjang Ketahanan Pangan Nasional
(padi, kedelai, kacang hijau, gandum tropikal dan sorgum). Dari 3 varietas yang ditargetkan
hanya 2 varietas yang berhasil dilepas yaitu :
a. Varietas padi sawah Pandanputri sudah dilepas berdasarkan SK Menteri Pertanian
Nomor: 2366/Kpts/Sr.120/6/2010 tanggal 28 Juni 2010;
b. Varietas kedelai biji besar Mutiara 1 sudah dilepas berdasarkan SK Menteri Pertanian
Nomor : 2602/Kpts/SR.120/7/2010 pada tanggal 22 Juli 2010.
Sedang varietas sorgum tertunda pelepasannya, karena harus melengkapi beberapa
data/persyaratan tambahan yang diperlukan oleh Tim Penilai dan Pelepas Varietas
(TP2V) Kementerian Pertanian. Diharapkan SK pelepasan varietas sorgum dapat
diperoleh pada tahun 2011.
• Jumlah SDM yang diterima mengikuti Pendidikan Iptek Nuklir Jenjang S2/S3. Dari target 10
pegawai dapat terealisasi sejumlah 8 pegawai, hal ini disebabkan karena kebutuhan
anggaran pada saat pelaksanaan melebihi yang telah ditetapkan di DIPA BATAN.
• Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang Dihasilkan Berkaitan dengan
Ketenaganukliran. Dari target sejumlah 3 SNI dapat terealisasi sebanyak 2 SNI, hal ini
disebabkan Satu SNI masih dalam proses oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) dengan
judul “Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir – Instrumentasi dan Kendali untuk Sistem yang
Penting untuk Keselamatan – Persyaratan Umum untuk Sistem (Adopsi secara Identik)” dari
IEC 61513‐2001 yang diajukan ke BSN pada tanggal 6 Juli 2010.
Berdasarkan hasil evaluasi kinerja BATAN dapat diambil kesimpulan bahwa Sasaran
“Peningkatan Hasil Litbang Enisora dan Pemanfaatan/Penerapan dibidang Pangan, Energi, Kesehatan
dan Obat serta Sumber Daya Alam dan Lingkungan untuk Kesejahteraan Masyarakat” telah berhasil
dicapai, karena hanya terdapat 1 dari 8 indikator kinerja utama (IKU) yang tidak mencapai target.
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 x
Untuk Sasaran “Peningkatan Kapasitas, Kapabilitas Sumber Daya Iptek dan Kinerja Manajemen
Kelembagaan Litbang untuk Mendukung Penguatan Sistem Inovasi dan Pemanfaatan Hasil
Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi ke Masyarakat” telah
cukup berhasil dicapai.
Hasil yang diperoleh BATAN pada tahun 2010 memiliki prospek cukup cerah untuk
dimanfaatkan oleh masyarakat. Namun demikian, masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi
BATAN dalam merealisasikan target. Outcome yang dihasilkan oleh BATAN masih berupa imediate
outcome. Untuk menjadi ultimate outcome (dimanfaatkan oleh masyarakat) masih harus
berhubungan dengan instansi lain seperti SK pelepasan varietas yang dikeluarkan oleh Kementerian
Pertanian, Sertifikasi peralatan kesehatan dari Kementerian Kesehatan, SNI yang dikeluarkan oleh
BSN, Paten yang dikeluarkan oleh Kementerian Hukum & HAM, registrasi produk membutuhkan
mitra produsen, pengesahan Standard Nasional Indonesia yang dikeluarkan oleh Badan Standard
Nasional, serta Dikti untuk mendapatkan akreditasi Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir dan sertifikasi
dosen dan lain sebagainya. Oleh karena itu BATAN telah mengintesifkan komunikasi dengan
kementerian teknis terkait, seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan dan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam juga mitra produsen potensial, Badan Standard
Nasional, dan Kementerian Pendidikan Nasional.
Adapun langkah – langkah yang harus diambil BATAN kedepannya dalam menyelesaikan
permasalahan diatas, antara lain :
1. Meningkatkan komitmen dan pengawasan secara berjenjang dalam “mengawal” pecapaian
target yang ditetapkan untuk mencapai sasaran.
2. Meningkatkan efektivitas kerja sama dengan stake holders dan instansi terkait
3. Menyelaraskan program‐program yang dimiliki dengan program‐program kementerian teknis
dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat,
4. Merubah paradigma berpikir SDM untuk dapat membuka diri di dalam menjalin kerjasama
5. Mengidentifikasi kebutuhan SDM dalam rangka memenuhi kebutuhan SDM terkait pencapaian
tahap kepakaran teknologi nuklir ‐ 2014.
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Dasar Hukum
Berdasarkan Undang‐undang (UU) No. 10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran telah
ditetapkan pembentukan badan pelaksana untuk melaksanakan penelitian, pengembangan dan
pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia dan badan pengawas tenaga nuklir untuk
melaksanakan fungsi pengawasan.
Sebagai tindak lanjut dari UU No. 10 tahun 1997, melalui Keppres No. 197 tahun 1998
dibentuk Badan Pelaksana Penelitian, Pengembangan dan Pemanfaatan Tenaga Nuklir di
Indonesia yang dinamakan Badan Tenaga Nuklir Nasional yang selanjutnya disingkat dengan
BATAN.
Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efesiensi pelaksanaan tugas dan fungsi
BATAN maka pada tahun 2006 mulai diberlakukan Peraturan Kepala BATAN Nomor
392/KA/XI/2005, tentang Organisasi dan Tata Kerja BATAN, dimana struktur organisasinya
terbagi menjadi seorang Kepala yang dibantu oleh Sekretaris Utama dan empat orang Deputi
Teknis setingkat Eselon I.
1.2. Kedudukan
BATAN adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Presiden, yang dibentuk sebagai badan pelaksana dalam
pemanfaatan tenaga nuklir.
BATAN dipimpin oleh seorang Kepala dan dikoordinasikan oleh Kementerian Riset dan
Teknologi. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala BATAN berkoordinasi dengan berbagai
lembaga sesuai tugas, fungsi dan kewenangannya.
1.3. Tugas, Fungsi dan Kewenangan
Berdasarkan Keppres No. 16 tahun 2001, BATAN mempunyai tugas melaksanakan
pemerintahan dan pembangunan di bidang penelitian, pengembangan, dan pemanfaatan
tenaga nuklir sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan‐undangan yang berlaku.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, BATAN menyelenggarakan fungsi :
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 2
a. pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian, pengembangan,
dan pemanfaatan tenaga nuklir;
b. koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BATAN;
c. fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang penelitian,
pengembangan, dan pemanfaatan tenaga nuklir;
d. penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan
umum ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan,
perlengkapan dan rumah tangga serta pendidikan dan pelatihan.
Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut BATAN mempunyai kewenangan :
a. penyusunan rencana nasional secara makro di bidang ketenaganukliran;
b. perumusan kebijakan di bidang ketenaganukliran untuk mendukung pembangunan
secara makro;
c. kewenangan lain yang melekat dan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang‐undangan yang berlaku yaitu :
1) perumusan dan pelaksanaan kebijakan dalam program penelitian dasar dan terapan,
pengembangan teknologi dan energi nuklir, pengembangan teknologi daur bahan
nuklir dan rekayasa serta pendayagunaan hasil penelitian dan pengembangan dan
pemasyarakatan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir;
2) penetapan pedoman penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir dan
penggunaan tenaga nuklir;
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 3
1.4. Struktur Organisasi
Susunan organisasi BATAN disusun berdasarkan Keppres No. 166 tahun 2000, Keppres No. 103 tahun 2001 dan Peraturan Kepala BATAN No.
392/KA/XI/2005, Tentang Organisasi dan Tata Kerja BATAN sebagai berikut.
Struktur Organisasi BATAN
KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
INSPEKTORAT
SEKRETARIS UTAMA
BIRO PERENCANAAN
BIRO SUMBER DAYA MANUSIA
BIRO UMUM
BIRO KERJASAMA, HUKUM, DAN HUMAS
PUS. TEK. BAHAN INDUSTRI NUKLIR.
PUS.TEK. AKSELE RATOR DAN
PROSES BAHAN
PUS. TEK. NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI
PUS.TEK KESELAMATAN DAN METROLOGI RADIASI
DEPUTI BIDANG PENELITIAN DASAR DAN
TERAPAN
PUSAT STANDARDISASI &
JAMUAN MUTU NUKLIR
PUS. BANG. ENERGI NUKLIR
PUS. TEK. REAKTOR DAN KESELAMATAN
NUKLIR
PUS. REAKTOR SERBA GUNA
PUS. BANG. INFORMATIKA
NUKLIR
DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN
TEKNOLOGI DAN ENERGI NUKLIR
PUS.BANG. GEOLOGI NUKLIR
PUS.TEK BAHAN BAKAR
NUKLIR
PUS. TEK. LIMBAH RADIOAKTIF
PUS. REKAYASA PERANGKAT NUKLIR
DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN
TEKNOLOGI DAUR BAHAN NUKLIR DAN REKAYASA
PUSAT RADIOISOTOP & RADIOFARMAKA
PUSAT APLIKASI TEKNOLOGI ISOTOP
DAN RADIASI
PUSAT DISEMINASI IPTEK NUKLIR
PUSAT KEMITRAAN TEKNOLOGI NUKLIR
DEPUTI BIDANG PENDAYAGUNAAN HASIL
LITBANG DAN PEMASYARAKATAN
IPTEK NUKLIR
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 4
1.5. Analisis Lingkungan Strategis
Badan Tenaga Nuklir Nasional dalam melaksanakan tugas, fungsi, dan kewenangannya
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan strategis, baik internal maupun eksternal. Lingkungan
internal berasal dari aspek‐aspek SDM, fasilitas, dan keuangan, sedangkan lingkungan eksternal
berasal dari aspek‐aspek ekonomi, kebijakan pemerintah, kemajuan teknologi dan lain‐lain.
1.5.1. Lingkungan Internal
1.5.1.1. Aspek Sumber Daya Manusia
Berdasarkan data kepegawaian tertanggal 31 Desember 2010, BATAN mempunyai 3310
orang pegawai yang tersebar di 4 (empat) Biro, 14 (empat belas) Pusat Teknis, 2 (dua) Pusat
Diseminasi/Kemitraan, 1 (satu) Pusat Pendidikan dan Pelatihan, 1 (satu) Inspektorat, dan 1
(satu) Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir. Secara garis besar tingkat pendidikan pegawai BATAN
adalah 106 orang S‐3,296 orang S‐2, 1150 orang S‐1 dan D‐4, 1758 orang terdiri dari tamatan D‐
3, Sarjana Muda, D‐2, D‐1, SLTA Kejuruan, SLTA Umum, SLTP Kejuruan, SLTP Umum, dan SD. Hal
tersebut disajikan dalam gambar berikut.
Profil SDM BATAN
Dalam rangka meningkatkan kompetensi dan keahliannya, para karyawan BATAN
diarahkan untuk meniti karir melalui jenjang jabatan fungsional, 1157 orang karyawan meniti
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 5
karir di 21 jabatan fungsional dan diantara karyawan tersebut tercatat 94 orang memiliki
kualifikasi Peneliti Utama (32 orang profesor riset).
Grafik Pegawai BATAN yang menduduki Jabatan Fungsional
1.5.1.2. Aspek Fasilitas Nuklir Utama dan Fasilitas Penunjang
BATAN memiliki berbagai fasilitas utama litbang nuklir yang berada di 4 (empat)
kawasan nuklir yaitu :
1). Kawasan Nuklir Serpong,
• Reaktor Serba Guna GA Siwabessy (RSG‐GAS) berdaya 30 MW
• Instalasi Penyimpanan Sementara Bahan Bakar Bekas
• Instalasi Elemen Bakar Eksperimental
• Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif
• Instalasi Radiometalurgi
• Instalasi Litbang Produksi Radioisotop dan Radiofarmaka
• Instalasi Keselamatan dan Keteknikan Reaktor
• Instalasi Perekayasaan Perangkat Nuklir
• Instalasi Spektrometri Neutron
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 6
• Fasilitas Siklotron Berdaya 30 MeV
• Instalasi Balai Keteknikan
• Instalasi Balai Bengkel Induk
2). Kawasan Nuklir Pasar Jumat
• 3 (tiga) Unit Iradiator Sinar Gamma Cobalt‐60 masing‐masing dengan kuat sumber 200
kCi, 80 kCi, dan 10 kCi
• 2 (dua) Unit Mesin Berkas Elektron (MBE), masing‐masing berdaya 2 MeV/10mA dan
300 keV/50 mA
• Instalasi Eksplorasi dan Pengolahan Bahan Galian Nuklir
• Laboratorium Acuan, Standardisasi, Kalibrasi, dan Keselamatan Radiasi
• Laboratorium Pendidikan dan Pelatihan Iptek Nuklir
• Instalasi Balai Teknofisika
• Instalasi Balai Iradiasi
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 7
3). Kawasan Nuklir Bandung
• Reaktor TRIGA Mark II Berdaya 2 MW
• Laboratorium Senyawa Bertanda
• Laboratorium Fisika dan Metalurgi
4). Kawasan Nuklir Yogyakarta
• Reaktor Kartini Berdaya 100 kW
• Instalasi Balai Elektromekanik
• Instalasi Akselerator
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 8
5). Fasilitas Eksplorasi Uranium Dan Monitoring Lingkungan
• Fasilitas Eksplorasi Uranium di Kalan – Kalimantan Barat
• Fasilitas Monitoring Lingkungan dan Mikroseismik, Jepara – Jawa Tengah
6). Fasilitas Penunjang
Untuk menunjang fungsi fasilitas nuklir utama, tersedia pelbagai fasilitas penunjang
antara lain : laboratorium fisika, kimia, biologi, radiografi netron, laboratorium NAA dan
laboratorium nuklir lain yang dilengkapi dengan peralatan dan instrumen handal
diantaranya Gas Permeable Chromatograph (GPC), Mass Spectrometer (MS), Gas
Chromatograph – Mass Spectrometer (GC – MS), Atomic Absorption Spectrometer (AAS),
High Performance Liquid Chromatograph (HPLC), X‐ray Fluorescence Spectrometer,
Electron Spin Resonance (ESR), Fourier Transform Infra Red (FT – IR), Scanning Electron
Microscope (SEM), Transmition Electron Microscope (TEM), Thermogravimetry Analyzer,
Liquid Scintillation, Thermoluminisence Dosimeter (TLD) Reader, dan Small Angle Neutron
Scattering (SANS), High Resolution Small Angle Neutron Scattering (HRSANS), Neutron
Diffractometer. Beberapa fasilitas yang telah mendapat pengakuan dengan
diterbitkannya sertifikat antara lain : Laboratorium Uji Bahan (LUB), Laboratorium
Pemuliaan Tanaman, Laboratorium Tissue Bank dan lain‐lain.
1.5.1.3. Aspek Sumber Daya Keuangan
Sumber daya keuangan merupakan faktor yang menentukan dalam pelaksanaan tugas
dan fungsi guna merealisasikan tujuan dan sasaran organisasi yang telah ditetapkan. Jumlah
pagu DIPA BATAN Tahun Anggaran 2010 adalah sebesar Rp. 407.256.371.000,‐ dengan realisasi
sebesar Rp. 389.033.862.088,‐ atau sebesar 95,53 %. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 9
untuk tahun 2010 dengan rencana anggaran Rp.12.063.111.000,‐ (Target APBN‐P) dengan
realisasi Rp 13.943.48.812,‐ atau 115,59 %.
1.5.2. Lingkungan Eksternal
1.5.2.1. Aspek Ekonomi
Akibat kemampuan keuangan pemerintah yang terbatas, maka pemerintah belum
memberikan prioritas yang tinggi pada fungsi Iptek yang dampaknya dirasakan oleh BATAN dan
LPNK Litbang. Antisipasi untuk menghadapi kondisi tersebut, maka dilakukan penetapan skala
prioritas dalam melaksanakan kegiatan tahunan. Salah satu usaha untuk menghadapi tantangan
tersebut, maka BATAN bermitra dengan berbagai instansi pemerintah, swasta maupun institusi
internasional.
1.5.2.2. Aspek Kebijakan Pemerintah
UU No. 10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran mengamanatkan, bahwa
perkembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir dalam berbagai bidang kehidupan manusia di
dunia sudah demikian maju, sehingga pemanfaatan dan pengembangannya bagi pembangunan
nasional yang berkesinambungan dan berwawasan lingkungan perlu ditingkatkan dan diperluas
untuk ikut meningkatkan kesejahteraan dan daya saing bangsa. Fungsi pelaksanaan dan
pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia dilaksanakan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional
(BATAN). BATAN sebagai Badan Pelaksana memiliki tugas dan fungsi untuk melaksanakan
berbagai penelitian dan pengembangan di bidang nuklir, diantaranya bidang pangan,
kesehatan, energi, manufaktur, dan lain‐lain.
1.5.2.3. Aspek Kemajuan Teknologi
Sejalan dengan paradigma baru di era globalisasi, yaitu perekonomian yang berbasiskan
pengetahuan (Knowledge Based Economy/KBE), kekuatan bangsa diukur dari kemampuan iptek
sebagai faktor primer ekonomi menggantikan modal, lahan, dan energi untuk meningkatkan
standar kehidupan bangsa dan negara, serta kemandirian dan daya saing bangsa Indonesia.
Kemajuan iptek yang begitu pesat merupakan peluang bagi BATAN untuk membangun jejaring
kerja dengan institusi lain baik nasional, internasional. Kecenderungan perkembangan iptek
global perlu secara terus menerus dipantau dan dikaji. Hal ini diperlukan agar dalam pemilihan
dan penerapan teknologi mengedepankan aspek manfaat.
1.6. Analisis Strategis dan Pilihan
Berdasarkan atas Mukadimah UUD 1945, UU No.10 tahun 1997 tentang
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 10
Ketenaganukliran serta sejalan dengan UU No.18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional
Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, serta peraturan
perundang‐undangan lain yang terkait, BATAN mempunyai peluang dan menghadapi tantangan
untuk memanfaatkan kompetensi, sumberdaya, kemampuan, serta pengalaman yang dimiliki
dalam pengembangan industri nuklir, baik di bidang energi maupun non energi yaitu : bidang
Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi (ATIR), bidang teknologi Pembuatan Isotop dan Senyawa
Bertanda (PISB), bidang Pengelolaan Limbah Radioaktif (PLR), bidang Rekayasa dan Pembuatan
Perangkat Instrumentasi Nuklir (RPPIN), bidang Daur Bahan Bakar Nuklir (DBBN), dan bidang
Teknologi Reaktor Daya (TRD).
1.6.1. Organisasi
Berdasarkan tugas, fungsi, wewenang dan tanggungjawab, serta perubahan lingkungan
strategis, struktur organisasi BATAN mengalami penyesuaian terhadap perubahan lingkungan
eksternal, dimana selain sebagai lembaga litbang, BATAN juga melakukan perumusan kebijakan
tentang pemanfaatan Iptek nuklir dan kegiatannya lebih menitikberatkan pada melaksanakan
visi, misi, tugas dan fungsi BATAN di bidang litbangyasa iptek nuklir. Selain hal tersebut di atas,
BATAN mempertajam rumusan ke pelayanan publik melalui PNBP dan diseminasi informasi hasil
litbangyasa, serta pemanfaatan iptek nuklir guna mencapai tujuan dan sasaran di masa depan.
1.6.2. Sumber Daya Manusia
Pelaksanaan program BATAN didukung oleh SDM sebanyak 3310 orang (data per 31
Desember 2010), dengan pengalaman profesional, inovatif, kreatif, produktif dan serta
mempunyai komitmen kuat dalam melaksanakan program‐program BATAN. SDM BATAN
mempunyai kapabilitas dan kapasitas untuk melaksanakan visi, misi, tugas, dan fungsi BATAN.
Kelemahannya adalah pada masalah kontinuitasnya kapasitas dan kualitas kompetensi di masa
depan berkaitan dengan keterbatasan rekruitmen pegawai baru, anggaran diklat, serta pola
pembinaan manajemen kepegawaian nasional yang kurang optimal.
Sehubungan dengan kemampuan di bidang teknik ketenaganukliran yang telah dikuasai dan
dimiliki oleh BATAN perlu terus ditingkatkan untuk menjaga agar tidak terjadi penurunan
kemampuan dan keahlian dalam melakukan berbagai kegiatan litbangyasa, oleh karena itu
kegiatan pelatihan SDM diberbagai bidang sangat perlu ditingkatkan kualitas dan frekuensinya.
1.6.3. Fasilitas Nuklir
BATAN memiliki fasilitas nuklir yang didukung oleh instalasi, peralatan/instrumentasi
serta sarana dan prasarana laboratorium/balai yang beroperasi secara handal dengan
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 11
perawatan dan pemeliharaan sesuai sistem manajemen mutu untuk mendukung pelaksanaan
tugas dan fungsi organisasi.
Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat, kemajuan teknologi dan ketersediaan
fasilitas litbangyasa yang mempengaruhi kebutuhan masyarakat. Ketersediaan akan fasilitas
litbangyasa perlu dipenuhi. Pada tahun 2010, BATAN telah berusia 53 tahun, dengan segala
kemampuannya akan terus berkomitmen untuk melaksanakan kegiatan secara sungguh‐
sungguh, namun terdapat kendala pada fasilitas laboratorium yang telah berusia rata‐rata di
atas 20 tahun. Untuk tetap melaksanakan secara utuh komitmen yang telah diberikan, maka
pelaksanaan revitalisasi berbagai fasilitas dan peralatan perlu diperhatikan secara serius.
1.6.4. Metodologi
BATAN menguasai dan mengembangkan metodologi litbangyasa berbasis iptek nuklir
secara dinamis mengikuti perkembangan iptek nuklir dunia (state of the art), dengan
mengutamakan aspek keselamatan yang handal, untuk dapat menunjang tercapainya tujuan
dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra BATAN 2010 – 2014.
1.6.5. Anggaran
Ketersediaan anggaran yang memadai untuk pelaksanaan program/kegiatan litbangyasa
dan diseminasi serta pengadaan dan pemeliharaan fasilitas nuklir dan sarana penunjangnya
agar tetap beroperasi dengan baik, tepat waktu, tepat sasaran, tepat guna, dan berhasil guna
sangat diperlukan. Permasalahan yang dihadapi yaitu selama ini anggaran yang tersedia sangat
terbatas, baik untuk kegiatan litbangyasa, diseminasi, maupun penanganan sistem jaminan
mutu termasuk fungsionalisasi fasilitas dan laboratorium pendukung nuklir, sehingga
pendayagunaan sumber daya BATAN masih belum optimum.
1.6.6. Lingkungan Strategis
Terciptanya lingkungan strategis dapat mendorong kreativitas dan upaya pemanfaatan
iptek nuklir dengan terobosan teknologi (“technological push”), kondusif terhadap ketentuan
yang berlaku serta antisipatif terhadap perkembangan iptek nuklir terbaru. Terpilihnya
lingkungan strategis berdasarkan tarikan / kebutuhan pasar (“market pull”) memberikan
peluang dan tantangan dalam menangkap manfaat hasil‐hasil litbangyasa iptek nuklir yang
mempunyai keunggulan tekno‐ekonomi. Iptek nuklir memiliki keunggulan komparatif dan
kompetitif dalam mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat. Permasalahannya adalah
masih belum berkembangnya budaya iptek termasuk masih kurangnya pengenalan manfaat
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 12
iptek nuklir di kalangan masyarakat, sehingga diperlukannya secara intensif public information
dan education bagi masyarakat pengguna.
1.6.7. Program Strategis
Penyusunan program strategis yang realistik, terukur dan kreatif‐antisipatif dirumuskan
berdasarkan Kebijakan Strategis untuk menyelesaikan masalah aktual jangka pendek, serta
mengantisipasi peluang dan tantangan jangka menengah‐panjang dalam bidang iptek nuklir.
Terjadinya perubahan arah kebijakan strategis pembangunan nasional seiring dengan
pergantian pemerintahan/kabinet dapat diantisipasi dengan upaya penyesuaian prioritas
sasaran program jangka pendek‐menengah, sedangkan untuk sasaran jangka panjang antara
lain bidang energi nuklir, selain diperlukan dukungan para stakeholder juga kebijakan
pemerintah.
1.7. Faktor Kunci Keberhasilan
Sejalan dengan Pembukaan UUD 1945, maka kegiatan litbangyasa iptek nuklir di
Indonesia hanya digunakan untuk maksud damai, melalui pengembangan pemanfaatan iptek
nuklir di bidang energi dan non energi bagi kesejahteraan masyarakat. Peluang dan tantangan
yang dihadapi adalah mewujudkan 4 (empat) dari 11 (sebelas) prioritas nasional seperti di
dalam RPJMN 2010 ‐ 2014, yaitu : (i) Ketahanan Pangan; (ii) Energi; (iii) Kesehatan; dan (iv)
Lingkungan Hidup.
Dengan demikian, kunci keberhasilan pelaksanaan program BATAN selain didukung oleh
peraturan perundangan yang berlaku juga ditentukan oleh faktor ‐faktor berikut : organisasi
yang dinamis; sumber daya manusia yang profesional, inovatif, kreatif, produktif; fasilitas nuklir
yang sehat dan beroperasi secara handal; metodologi yang mengutamakan aspek keselamatan;
anggaran yang memadai; lingkungan strategis yang kondusif; serta program strategis yang
realistik, terukur dan kreatif‐antisipatif.
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ‐ BATAN 2010 13
BAB II
PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA
2.1. Umum
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN) 2005‐2025,
pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) pada hakekatnya ditujukan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam rangka membangun peradaban bangsa. Sejalan
dengan paradigma baru di era globalisasi, yaitu perekonomian yang berbasiskan pengetahuan
(Knowledge Based Economi/KBE), kekuatan bangsa diukur dari kemampuan iptek sebagai faktor
primer ekonomi menggantikan modal, lahan, dan energi untuk meningkatkan standar
kehidupan bangsa dan negara, serta kemandirian dan daya saing bangsa Indonesia, serta
dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010‐2014, BATAN
sebagai lembaga pemerintah pelaksana litbang dan pemanfaatan di bidang iptek nuklir akan
memanfaatkan kompetensinya dengan melakukan penelitian, pengembangan dan penerapan
iptek nuklir, maka dalam rangka melaksanakan program lima tahunannya BATAN telah
menyusun Renstra 2010‐2014, yang berfokus pada Ketahanan Pangan, Energi. Kesehatan, dan
Lingkungan Hidup.
2.2. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, dan Indikator Kinerja Utama
2.2.1. Visi
Berdasarkan pada uraian visi pembangunan jangka panjang, pembangunan jangka
menengah dan pembangunan iptek, maka BATAN merumuskan visinya sebagai berikut.
“Energi Nuklir sebagai Pemercepat Kesejahteraan Bangsa”
Dalam visi tersebut terdapat 2 (dua) kata kunci yaitu “energi nuklir” dan pemercepat”.
Dalam kata kunci energi nuklir adalah tenaga dalam bentuk apapun yang dibebaskan dalam
proses transformasi inti, termasuk tenaga yang berasal dari sumber radiasi pengion. Kata energi
tidak identik aplikasinya hanya pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) saja, namun PLTN
adalah merupakan salah satu hasil aplikasi energi nuklir dari berbagai aplikasinya yang dapat
dan telah dikembangkan serta dimanfaatkan di masyarakat.
Sedangkan yang dimaksud dengan kata pemercepat adalah upaya pemanfaatan energi
nuklir dalam rangka peningkatan nilai tambah dan daya saing untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ‐ BATAN 2010 14
Visi BATAN tersebut merupakan pencapaian jangka panjang pada 2025 yaitu
kemandirian dalam pemanfaatan energi nuklir, dengan tahapan sampai dengan 2014
mewujudkan kepakaran teknologi nuklir, 2019 BATAN sebagai pusat keunggulan (centre of
excellence) bidang nuklir dan 2024 BATAN sebagai pusat penggerak pembangunan nasional
dengan teknologi nuklir.
2.2.2. Misi
Dalam pencapaian Visi BATAN pada tahapan perwujudan kepakaran teknologi nuklir
maka diperlukan 2 misi yang dapat memperkuat peran kelembagaan dalam pengembangan
teknologi nuklir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Adapun misi tersebut adalah :
1) Melaksanakan penelitian, pengembangan dan penerapan (litbangrap) energi nuklir,
isotop dan radiasi (enisora) dalam mendukung program pembangunan nasional.
Pelaksanaan litbangrap, enisora yang berorientasi pada peningkatan keilmuan bidang
pangan, kesehatan dan obat, pengembangan energi nuklir untuk pembangkit listrik,
akselerator dan perangkat nuklir serta penerapannya di masyarakat.
2) Memperkuat sistem manajemen kelembagaan litbang dan kompetensi untuk
mendukung kegiatan penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop
dan radiasi.
Pelaksanaan manajemen kelembagaan untuk mendukung litbangrap, enisora
berorientasi pada manajemen penelitian dan pengembangan (manlitbang) nuklir dan
untuk penguatan sistem inovasi nasional, kompetensi berorientasi pada peningkatan
kapabilitas SDM dan fasilitas nuklir.
2.2.3. Tujuan
Tujuan strategis BATAN adalah :
1) Meningkatkan kemampuan litbang energi nuklir, isotop dan radiasi, serta
pemanfaatan/pendayagunaanya oleh masyarakat dalam mendukung program
pembangunan nasional.
2) Meningkatkan sistem manajemen kelembagaan litbang dan memacu inovasi iptek nuklir
dalam rangka mendukung penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir,
isotop dan radiasi dan mendukung sistem inovasi nasional.
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ‐ BATAN 2010 15
2.2.4. Sasaran Strategis
Menghadapi kondisi tersebut di atas, maka sasaran BATAN tahun 2010 ‐ 2014 adalah
sebagai berikut.
1) Peningkatan hasil litbang enisora dan pemanfaatan/penerapan dibidang pangan, energi,
kesehatan dan obat serta sumber daya alam dan lingkungan untuk kesejahteraan
masyarakat.
2) Peningkatan kapasitas, kapabilitas sumber daya iptek dan kinerja manajemen
kelembagaan litbang untuk mendukung penguatan sistem inovasi dan pemanfaatan
hasil penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi ke
masyarakat.
2.2.5. Indikator Kinerja Utama
Indikator Kinerja utama dan target untuk Sasaran 1 adalah :
1) Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional
(padi, kedelai, kacang hijau, gandum tropikal dan sorgum), target sampai dengan tahun
2014 sebanyak 19 varietas.
2) Jumlah dokumen program infrastruktur penyiapan PLTN dan dokumen pendukungnya,
target sampai dengan tahun 2014 sebanyak 15 dokumen
3) Persentase peningkatan pemahaman masyarakat terhadap iptek nuklir di wilayah Jawa,
Madura dan Bali, target sampai dengan tahun 2014 sebanyak 55 %
4) Jumlah paket teknologi hasil litbang enisora, target sampai dengan tahun 2014 sebanyak
35 paket teknologi.
5) Jumlah prototipe hasil litbangyasa enisora, target sampai dengan tahun 2014 sebanyak
19 prototipe
6) Jumlah publikasi nasional dan international hasil litbang enisora, target sampai dengan
tahun 2014 sebanyak minimal 200 publikasi
7) Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil litbang iptek nuklir, target sampai
dengan tahun 2014 sebanyak 15 mitra
8) Jumlah jenis hasil litbang iptek nuklir yang dikomersilkan, target sampai dengan tahun
2014 sebanyak 10 jenis.
Sedangkan Indikator Kinerja Utama dan target untuk Sasaran 2 adalah :
1) Persentase serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di industri, dengan target 75% per
tahun.
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ‐ BATAN 2010 16
2) Jumlah SDM yang diterima mengikuti pendidikan iptek nuklir jenjang S2/S3, dengan
target 10 orang per tahun.
3) Jumlah peningkatan SDM yang berpendidikan S2 dan S3, target sampai dengan 2014
sebanyak 40 orang
4) Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang dihasilkan kerkaitan dengan
ketenaganukliran sampai dengan tahun 2014 sebanyak 15 SNI
5) Persentase peningkatan BATAN yang beropini WTP dalam rangka tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance), transparan dan akuntabel secara bertahap
dengan target 100 % pada tahun 2014.
2.3. Arah Kebijakan
Arah dan kebijakan Strategis BATAN diselaraskan dengan kebijakan strategis nasional
yang tertuang dalam RPJMN 2010 – 2014, yang meliputi prioritas nasional dan prioritas bidang.
Sesuai dengan tugas dan fungsinya, BATAN akan mendukung prioritas nasional dalam bidang
ketahanan pangan dan energi. Adapun sebagai lembaga litbang BATAN akan mendukung
prioritas bidang pembangunan iptek yang meliputi Penguasaan, Pengembangan dan
Pemanfaatan IPTEK (P3IPTEK) dalam tenaga nuklir dan radioisotop; dan penguatan Sistem
Inovasi Nasional (SIN). BATAN juga berkewajiban memberikan layanan iptek nuklir kepada
masyarakat antara lain jasa analisis, konsultasi, kerjasama litbang, kalibrasi dan standardisasi
serta pengelolaan limbah radioaktif. Untuk mencapai tujuan dan sasaran BATAN serta fokus
program RPJMN 2010 ‐2014 tersebut, maka ditetapkan arah kebijakan sebagai berikut :
2.3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional
Arah dan Kebijakan Nasional di susun dalam 11 prioritas, meliputi:
1) Reformasi birokrasi dan tata kelola
2) Pendidikan
3) Kesehatan
4) Penanggulangan Kemiskinan
5) Ketahanan Pangan
6) Infrastruktur
7) Iklim Investasi dan Iklim usaha
8) Energi
9) Lingkungan hidup dan pengelolaan bencana
10) Daerah tertinggal, terdepan, terluar, pascakonflik
11) Kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ‐ BATAN 2010 17
Dari sebelas prioritas nasional tersebut, BATAN berkontribusi dalam bidang Ketahanan
Pangan dan Energi, BATAN juga melakukan kegiatan yang pendukung prioritas Kesehatan dan
Lingkungan Hidup yang merupakan prioritas bidang, yaitu :
1) Di bidang Ketahanan Pangan BATAN akan mengembangkan aplikasi teknologi isotop dan
radiasi untuk meningkatkan produktivitas dan varietas bibit unggul tanaman pangan,
seperti padi (sawah, gogo, lokal dan dataran tinggi), kedelai, kacang tanah, sorgum dan
gandum tropikal.
2) Di bidang Energi, BATAN secara berkelanjutan menyiapkan rencana pembangunan PLTN
melalui;
a. penyusunan program infrastruktur dasar pendukung program energi nuklir
nasional, mengikuti perkembangan teknologi PLTN generasi mendatang.
b. meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap penggunaan energi nuklir untuk
pembangkit listrik.
2.3.2. Arah Kebijakan dan Strategi BATAN
Dalam rangka melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan dan rekayasa BATAN
diarahkan seluas‐luasnya untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan untuk menunjang
peningkatan kapasitas sistim produksi. Selain itu BATAN mendukung penguatan Sistem Inovasi
Nasional (SIN) melalui pembangunan kelembagaan iptek, pengembangan sumber daya dan
peningkatan jejaring iptek. Selain melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan serta
perumusan kebijakan di bidang nuklir, BATAN berkomitmen untuk meningkatkan kepercayaan
masyarakat terhadap hasil litbangyasa yang telah dicapai, melalui penerapan tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance). Oleh karena itu seiring dengan kegiatan utama
sesuai tugas dan fungsi BATAN, maka kegiatan reformasi birokrasi di BATAN telah pula
direncanakan dan akan dilakukan melalui program dan beberapa kegiatan.
Sejalan dengan RPJMN 2010‐2014 bidang Iptek, BATAN melaksanakan kegiatan prioritas
bidang pembangunan Iptek yang terdiri dari prioritas bidang penguatan Sistem Inovasi Nasional
(SIN) dan peningkatan Penguasaan, Pengembangan dan Pemanfaatan Iptek (P3IPTEK).
1) Penguatan Sistem Inovasi Nasional (SIN) yaitu dengan fokus pembangunan:
a. Penataan kelembagaan Iptek dengan melaksanakan kegiatan : standardisasi,
akreditasi, sertifikasi dan jaminan mutu nuklir;
b. Sumber Daya Iptek dengan melaksanakan pendidikan tinggi teknologi nuklir; dan
c. Jaringan Iptek dengan meningkatkan jejaring untuk memperoleh mitra komersial
yang memanfaatkan hasil penelitian dan pengembangan Iptek nuklir.
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ‐ BATAN 2010 18
2) Peningkatan Penguasaan, Pengembangan dan Pemanfaatan Iptek (P3IPTEK) dengan fokus
pembangunan tenaga nuklir dan radioisotop dalam rangka meningkatkan pemanfaatan
energi nuklir, isotop dan radiasi di bidang pangan, energi, kesehatan dan obat serta sumber
daya alam dan lingkungan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat.
a. Di Bidang Pangan diharapkan menghasilkan antara lain benih unggul berkualitas
dengan produktivitas yang tinggi, dengan keluaran berupa :
- varietas padi sawah umur genjah (<100 hari) dan produksi tinggi (>8 ton/ha);
- perbaikan varietas padi lokal, gogo, dan tanaman padi dataran tinggi;
- pembentukan varietas padi hibrida;
- pembentukan varietas kedelai produksi tinggi;
- pembentukan varietas unggul kacang tanah dan kacang hijau;
- pembentukan varietas gandum tropis;
- pembentukan varietas sorgum untuk pangan dan pakan;
- teknologi budidaya pertanian terpadu (biocyclofarm, hama, ternak dan
tanah).
- Peningkatan kualitas ternak melalui penggemukan, reproduksi dan kesehatan
ternak.
b. Di Bidang Energi, untuk penguatan kemampuan Indonesia dalam penyiapan
kebutuhan penggunaan teknologi nuklir untuk pembangkit listrik (PLTN) dan
mendukung pengembangan energi baru dan terbarukan lain dengan pemanfaatan
iptek nuklir, diharapkan dapat menghasilkan keluaran berupa:
- data cadangan uranium dan paket teknologi pengembangan proses
pengolahan bijih Uranium;
- paket teknologi pengembangan bahan bakar nuklir reaktor riset dan daya;
- paket teknologi pengembangan pengelolaan limbah radioaktif;
- paket teknologi pengembangan rekayasa perangkat nuklir;
- paket teknologi pengembangan dan keselamatan reaktor;
- material unggul industri nuklir;
- pengembangan bibit unggul jarak pagar (jatropha curca sp) dan sweet sorgum
sebagai bahan baku bahan bakar nabati (BBN) untuk energi alternatif;
- peningkatan pemanfaatan energi nuklir geothermal atau panas bumi
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ‐ BATAN 2010 19
c. Di bidang Kesehatan diharapkan menghasilkan keluaran berupa:
- bahan unggul magnetik untuk aplikasi diagnostik;
- paket teknologi biomedika nuklir, keselamatan dan metrologi radiasi;
- paket teknologi penatalaksanaan kanker payudara dan serviks
- bahan vaksin malaria tropika (plasmodium falciparum)
- metode standardisasi dan kalibrasi radiasi
- paket teknologi akselerator (MBE) untuk aplikasi kesehatan,
- paket teknologi pengembangan produksi radioisotop (radionuklida) dan
radiofarmaka
- data kandungan mikronutrisi bahan pangan lokal di daerah Jawa untuk
mendukung pengentasan kurang gizi
d. Di Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan diharapkan menghasilkan keluaran
berupa:
- teknologi perunut untuk eksplorasi panas bumi dan pelacakan sumber air
tanah dalam
- peta radiasi dan radioaktivitas lingkungan seluruh Indonesia
- peta distribusi polutan udara di Jawa
2.4. Program dan Kegiatan BATAN
Untuk mencapai tujuan dan sasaran BATAN, pada tahun 2010 – 2014 sesuai tugas dan
fungsinya, BATAN menyelenggarakan program dan kegiatan :
2.4.1. Program Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi
(Enisora)
Program ini terdiri dari 13 kegiatan prioritas dan 3 kegiatan pendukung, dengan rincian
sebagai berikut.
Kegiatan prioritas :
1) Pengembangan teknologi bahan industri nuklir
2) Pengembangan teknologi biomedika nuklir, keselamatan dan metrologi radiasi
3) Pengembangan teknologi akselerator
4) Pengembangan eksplorasi dan teknologi pengelolaan bahan galian nuklir
5) Pengembangan teknologi bahan bakar nuklir
6) Pengembangan teknologi pengelolaan limbah radioaktif dan lingkungan
7) Pengembangan perekayasaan perangkat nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ‐ BATAN 2010 20
8) Pengembangan teknologi dan keselamatan reaktor
9) Penyusunan program infrastruktur dasar pendukung program energi nuklir nasional
10) Pengembangan aplikasi teknologi isotop dan radiasi
11) Pengembangan teknologi produksi radioisotop dan radiofarmaka
12) Diseminasi hasil litbang iptek nuklir
13) Peningkatan kemitraan teknologi nuklir
Kegiatan pendukung :
1) Pengoperasian dan pemanfaatan Reaktor Serba Guna
2) Pengembangan informatika nuklir
3) Pengembangan teknologi analisis nuklir
2.4.2. Program Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya BATAN
Program ini terdiri dari 2 kegiatan prioritas dan 6 kegiatan pendukukung, dengan
rincian sebagai berikut.
Kegiatan prioritas :
1) Penyelenggaraan pendidikan teknologi nuklir
2) Pelaksanaan standardisasi iptek nuklir
Kegiatan pendukung :
1) Penyelenggaraan pengawasan dan pemeriksaan aparatur negara
2) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan aparatur negara
3) Perencanaan program, penyusunan anggaran dan evaluasi program
4) Pengembangan SDM dan administrasi kepegawaian
5) Pembinaan dan pengelolaan keuangan, sarana dan prasarana
6) Peningkatan jaringan kelembagaan iptek
2.5. Penetapan Kinerja BATAN 2010
Dasar hukum kewajiban setiap instansi pemerintah menyusun Penetapan Kinerja adalah
Inpres No. 5 Tahun 2004, Tentang Percepatan Pemberantas Korupsi, yang ditindaklanjuti oleh
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dengan
diterbitkannya Surat Edaran Menteri Negara PAN dan RB Nomor : 29 Tahun 2010 Tentang
Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.
Adapun tujuan khusus penetapan kinerja antara lain untuk :
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ‐ BATAN 2010 21
1) meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur; sebagai wujud nyata
komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah;
2) sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi;
3) menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan sebagai
dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi.
Badan Tenagan Nuklir Nasional menyusun penetapan kinerja tahun 2010 secara
berjenjang mulai dari tingkat eselon II ke atas sesuai dengan kedudukan, tugas, dan fungsi yang
ada. Penetapan kinerja ini juga merupakan tolok ukur dalam mengevaluasi akuntabilitas kinerja
BATAN pada akhir 2010. Penetapan kinerja BATAN tahun 2010 disusun berdasarkan pada
Renstra BATAN. Penetapan Kinerja BATAN tahun 2010 selengkapnya adalah sebagai berikut.
Tabel 2.1 Penetapan Kinerja
SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET PROGRAM ANGGARAN
1 2 3 4 5
1. Peningkatan Hasil Litbang Enisora dan Pemanfaatan/ Penerapan Dibidang Pangan, Energi, Kesehatan dan Obat serta Sumber Daya Alam dan Lingkungan untuk Kesejahteraan Masyarakat.
1 Jumlah Varietas Unggul Tanaman Pangan untuk Menunjang Ketahanan Pangan Nasional (Padi, Kedelai, Kacang Hijau, Gandum Tropikal dan Sorgum
3 Varietas Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi
340.116.113.000
2 Jumlah Dokumen Program Infrastruktur Penyiapan PLTN dan Dokumen Pendukungnya
3 Dokumen
3 Persentase Peningkatan Pemahaman Masyarakat Terhadap Iptek Nuklir di Wilayah Jawa, Madura dan Bali
35%
4 Jumlah Paket Teknologi Hasil Litbang Enisora
7 Paket Teknologi
5 Jumlah Prototipe Hasil litbangyasa enisora
7 Prototipe
6 Jumlah Mitra Komersial yang Menerapkan Hasil Litbang Iptek Nuklir
3 Mitra
7 Jumlah Jenis Hasil Litbang Iptek Nuklir yang Dikomersilkan
2 Jenis
8 Jumlah Publikasi Nasional dan Internasional Hasil Litbang Enisora
57 Publikasi
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ‐ BATAN 2010 22
SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET PROGRAM ANGGARAN
1 2 3 4 5
2. Peningkatan Kapasitas, Kapabilitas Sumber Daya Iptek dan Kinerja Manajemen Kelembagaan Litbang untuk Mendukung Penguatan Sistem Inovasi dan Pemanfaatan Hasil Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi ke Masyarakat.
1 Persentase Serapan Lulusan Pendidikan Teknik Nuklir di Industri
75% Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BATAN
68.978.611.000
2 Jumlah SDM yang Diterima Mengikuti Pendidikan Iptek Nuklir Jenjang S2/S3,
10 pegawai/ Tahun
3 Jumlah Peningkatan SDM yang Berpendidikan S2 dan S3
8 pegawai
4 Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang Dihasilkan Kerkaitan dengan Ketenaganukliran
3 SNI
5 Persentase Peningkatan BATAN yang Beropini WTP dalam Rangka Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance), Transparan dan Akuntabel secara bertahap
20%
Jumlah 407.256.371.000
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 23
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Metodologi Pengukuran Capaian Kinerja 2010
Pada tahun 2010, merupakan tahun pertama dari Renstra BATAN 2010‐2014. Adapun
metode yang digunakan dalam pengukuran pencapaian sasaran adalah dengan membandingkan
antara target dan realisasi indikator kinerja utama masing‐masing sasaran. Berdasarkan
perbandingan tersebut dapat diperoleh informasi capaian kinerja masing‐masing sasaran pada
tahun 2010. Informasi ini menjadi bahan tindak lanjut perencanaan ke depan. Metode ini
dimanfaatkan untuk memberikan gambaran kepada pihak‐pihak internal dan eksternal tentang
sejauh mana pencapaian sasaran yang telah ditetapkan untuk mewujudkan tujuan, misi dan visi
BATAN.
3.2. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2010
Pengukuran tingkat capaian kinerja tahun 2010 dilakukan dengan membandingkan antara
target dengan realisasi masing‐masing indikator kinerja utama sasaran strategis, secara lengkap
Pengukuran Kinerja disajikan pada Lampiran 1.
Indikator kinerja utama merupakan ukuran capaian keberhasilan sasaran strategis
organisasi. Adapun target dan pencapaian indikator kinerja utama BATAN yang telah ditetapkan
tahun 2010 adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1
Capaian Indikator Kinerja Utama BATAN tahun 2010
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5)
Peningkatan Hasil Litbang Energi, Isotop dan Radiasi (enisora) dan Pemanfaatan/ Penerapan di bidang Pangan, Energi, Kesehatan dan Obat serta Sumber Daya Alam dan Lingkungan untuk Kesejahteraan Masyarakat.
1 Jumlah Varietas Unggul Tanaman Pangan untuk Menunjang Ketahanan Pangan Nasional (Padi, Kedelai, Kacang Hijau, Gandum Tropikal dan Sorgum)
3 Varietas 2 Varietas 66,67%
2 Jumlah Dokumen Program Infrastruktur Penyiapan PLTN dan Dokumen Pendukungnya
3 Dokumen 3 Dokumen 100%
3 Persentase Peningkatan Pemahaman Masyarakat terhadap Iptek Nuklir di Wilayah Jawa, Madura dan Bali
35% 59,70% 170,57%
4 Jumlah Paket Teknologi Hasil
Litbang Enisora 7 Paket Teknologi
7 Paket Teknologi
100%
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 24
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5)
5 Jumlah Prototip Hasil Litbangyasa
Enisora 7 Prototip 7 Prototip 100%
6 Jumlah Mitra Komersial yang
Menerapkan Hasil Litbang Iptek Nuklir
3 Mitra 3 Mitra 100%
7 Jumlah Jenis Hasil Litbang Iptek
Nuklir yang Dikomersilkan 2 Jenis 2 Jenis 100%
8 Jumlah Publikasi Nasional dan
International Hasil Litbang Enisora
57 Publikasi Ilmiah
73 Publikasi Ilmiah
128,07%
Peningkatan Kapasitas, Kapabilitas Sumber Daya Iptek dan Kinerja Manajemen Kelembagaan Litbang untuk Mendukung Penguatan Sistem Inovasi dan Pemanfaatan Hasil Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi ke Masyarakat.
1 Persentase Serapan Lulusan Pendidikan Teknik Nuklir di Industri
75% 95,7% 127,6%
2 Jumlah SDM yang Diterima Mengikuti Pendidikan Iptek Nuklir Jenjang S2/S3
10 Pegawai 8 Pegawai 80%
3 Jumlah Peningkatan SDM yang Berpendidikan S2 dan S3
8 Pegawai 8 Pegawai 100%
4 Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang Dihasilkan Berkaitan dengan Ketenaganukliran
3 SNI 2 SNI 66,67%
5 Persentase Peningkatan BATAN yang Beropini WTP dalam Rangka Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (good governance), Transparan dan Akuntabel
20% 100% 500%
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 13 indikator kinerja utama BATAN, 6 indikator
yang berhasil direalisasikan 100%, 4 indikator melebihi yang ditargetkan, dan 3 indikator yang
tidak mencapai target.
Terhadap hasil kinerja yang telah dicapai BATAN pada tahun 2010, baik yang tidak
tercapai maupun yang melebihi target, BATAN akan melakukan evaluasi untuk melakukan langkah
parbaikan yang konstruktif dan konkrit melalui analisis secara komprehensif terhadap berbagai
faktor yang mempengaruhi hasil kinerja tersebut.
3.3. Analisis Capaian Kinerja BATAN Tahun 2010
BATAN sebagai lembaga litbang, mendapat tugas melakukan pengembangan iptek nuklir
untuk kesejahteraan masyarakat. Di tahun 2010 BATAN telah melaksanakan seluruh kegiatan
yang menjadi komitmennya untuk melaksanakan kegiatan litbang nuklir. Keberhasilan capaian
dari Sasaran Strategis BATAN diukur dengan membandingkan target dan realisasi hasil yang
tertera dalam Tabel 3.1.
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 25
Sasaran 1 : Peningkatan Hasil Litbang Enisora dan Pemanfaatan/Penerapan Di bidang
Pangan, Energi, Kesehatan dan Obat serta Sumber Daya Alam dan Lingkungan
untuk Kesejahteraan Masyarakat.
BATAN mempunyai tugas melaksanakan litbang iptek nuklir bagi kesejahteraan
masyarakat. Nuklir yang sehari‐hari berkonotasi menyeramkan dan mematikan, pada dasarnya
merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat. Hingga tahun 2010, seluruh
dunia berlomba mengembangkan iptek nuklir untuk memecahkan berbagai permasalahan yang
timbul di masyarakat. Nuklir karena sifatnya yang strategis, sebagai salah satu ilmu,
pengembangan dan pemanfaatannya secara struktural dan sistematik diawasi oleh lembaga
internasional yaitu International Atomic Energy Agency (IAEA). Dengan didasarkan pada hal di
atas, BATAN sebagai salah satu anggota dari badan dunia tersebut, dalam mengembangkan nuklir
di Indonesia didukung penuh dengan berbagai program seperti pengiriman expert ke Indonesia,
pelatihan dan diskusi kelompok terfokus serta kegiatan penting lain yang pada intinya
meningkatkan kemampuan dan keahlian negara anggotanya. Di sisi lain BATAN juga mengirimkan
expert sesuai permintaan IAEA ke badan internasional tersebut atau ke negara lain dalam rangka
membantu pengembangan teknologi nuklir untuk tujuan damai.
Dalam rangka mendukung RPJMN 2010 – 2014, BATAN telah menetapkan sasaran dalam
rencana strategis tahun 2010 – 2014 untuk pengembangan teknologi nuklir yaitu “Peningkatan
Hasil Litbang Enisora dan Pemanfaatan/Penerapan Di bidang Pangan, Energi, Kesehatan dan Obat
serta Sumber Daya Alam dan Lingkungan untuk Kesejahteraan Masyarakat”.
Indikator keberhasilan sasaran 1 berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut.
Tabel 3.2
Persentase Capaian Sasaran 1 BATAN ‐ 2010
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %
(2) (3) (4) (5)
1 Jumlah Varietas Unggul Tanaman Pangan untuk Menunjang Ketahanan Pangan Nasional (Padi, Kedelai, Kacang Hijau, Gandum Tropikal dan Sorgum)
3 Varietas 2 Varietas 66,67%
2 Jumlah Dokumen Program Infrastruktur Penyiapan PLTN dan Dokumen Pendukungnya
3 Dokumen 3 Dokumen 100%
3 Persentase Peningkatan Pemahaman Masyarakat terhadap Iptek Nuklir di Wilayah Jawa, Madura dan Bali
35% 59,70% 170,57%
4 Jumlah Paket Teknologi Hasil Litbang Enisora 7 Paket Teknologi
7 Paket Teknologi
100%
5 Jumlah Prototip Hasil Litbangyasa Enisora 7 Prototip 7 Prototip 100%
6 Jumlah Mitra Komersial yang Menerapkan Hasil Litbang Iptek Nuklir 3 Mitra 3 Mitra 100%
7 Jumlah Jenis Hasil Litbang Iptek Nuklir yang Dikomersilkan 2 Jenis 2 Jenis 100%
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 26
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %
(2) (3) (4) (5)
8 Jumlah Publikasi Nasional dan Internasional Hasil Litbang Enisora 57 Publikasi Ilmiah
73 Publikasi Ilmiah
128,07%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa secara umum capaian dan indikator kinerja untuk
sasaran “Peningkatan Hasil Litbang Enisora dan Pemanfaatan/Penerapan Di bidang Pangan,
Energi, Kesehatan dan Obat serta Sumber Daya Alam dan Lingkungan untuk Kesejahteraan
Masyarakat” secara umum mencapai 100 %, sehingga dapat dikatakan bahwa sasaran ini berhasil.
Delapan indikator kinerja utama (IKU) sebagai ukuran capaian sasaran strategis 1
diuraikan secara rinci sebagai berikut.
1. Jumlah Varietas Unggul Tanaman Pangan untuk Menunjang Ketahanan Pangan Nasional
(Padi, Kedelai, Kacang Hijau, Gandum Tropikal dan Sorgum).
Di bidang pertanian, BATAN berkontribusi terhadap pengkayaan jumlah varietas nasional di
Indonesia. Hal ini sangat penting karena diharapkan dengan meningkatnya jumlah varietas unggul
akan meningkatkan produktivitas, mempercepat waktu panen, tahan terhadap hama, dan
keunggulan lainnya. Untuk menunjang ketahanan pangan nasional, BATAN telah menargetkan di
dalam Renstra BATAN 2010‐2014, pada tahun 2010 akan menghasilkan 2 varietas, yaitu 1 varietas
kedelai dan 1 varietas sorgum. Disamping itu BATAN telah menambahkan 1 target varietas padi,
sehingga pada tahun 2010 BATAN telah menetapkan akan menghasilkan 3 varietas unggul baru
tanaman pangan yang dituangkan dalam dokumen Penetapan Kinerja BATAN 2010.
Dalam realisasinya diperoleh 2 varietas, yaitu 1 varietas padi sawah dan 1 varietas kedelai. Dua
varietas ini telah mendapat Surat Keputusan Pelepasan dari Menteri Pertanian sebagai varietas
unggul dan menjadi benih pilihan bagi masyarakat di seluruh Indonesia.
Satu varietas sorgum tertunda SK Pelepasannya dari Kementerian Pertanian karena harus
melengkapi beberapa data/persyaratan tambahan yang diperlukan oleh Tim Penilai dan Pelepas
Varietas (TP2V) Kementerian Pertanian. SK pelepasan dalam prosesnya secara teknis sangat ketat
dan membutuhkan perhatian yang sangat khusus, karena menyangkut berbagai faktor seperti
kondisi iklim, lahan, pelaksana lapangan, tim evaluasi dan banyak hal lain yang membutuhkan
koordinasi dan persiapan yang sangat matang, sehingga keberhasilan pelepasan 1 varietas
membutuhkan suatu usaha dan dukungan yang sangat besar dari berbagai pihak. Diharapkan SK
pelepasan varietas sorgum dapat diperoleh pada semester 1 tahun 2011. Capaian indikator
kinerja untuk jumlah varietas Unggul Tanaman Pangan Menunjang Ketahanan Pangan Nasional
tahun 2010 sebesar 66,67%. Uraian lebih rinci mengenai hasil yang diperoleh sebagai berikut.
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 27
1.1. Varietas Padi Sawah Pandanputri
Varietas padi sawah Pandanputri sudah dilepas berdasarkan SK Menteri Pertanian Nomor :
2366/Kpts/Sr.120/6/2010 tanggal 28 Juni 2010 (Lampiran 2). Umur tanaman Varietas
Pandanputri sekitar 127‐130 hari di dataran tinggi; 115‐120 hari di dataran rendah dengan bentuk
gabah agak bulat, gemuk, dan tekstur nasi pulen. Hasil rata‐rata Varietas Pandanputri mencapai
6,5 ton GKG/ha dan potensi hasil 8,0 ton GKG/ha, memiliki ketahanan terhadap hama wereng
batang coklat biotipe 1, 2, dan 3 serta tidak tahan terhadap hama sundep/beluk. Selain itu,
varietas Pandanputri agak tahan hawar daun bakteri, tetapi rentan terhadap penyakit tungro.
Varietas Pandanputri cocok ditanam pada lahan sawah dengan ketinggian 0‐700 m dpl (seperti
daerah Kabupaten Cianjur) dan tidak dianjurkan ditanam di daerah endemis wereng batang
coklat.
Varietas padi unggul Pandanputri sampai saat ini telah menjadi salah satu varietas padi
kebanggaan di daerah Cianjur, Jawa Barat dan mampu menghasilkan produksi padi dengan
kualitas sama dengan induknya, yaitu Pandan Wangi dengan umur yang lebih genjah. Umur
panen Pandan Wangi adalah antara 160 – 170 hari. Hal ini mendorong peningkatan produksi padi
kualitas Pandanputri di Cianjur.
Demplot uji daya hasil multi lokasi,Galur padi Pandanputri
Kerma BATAN dengan Pemda Kab. Cianjur Dinas Pertanian
1.2. Varietas Kedelai Biji Besar Mutiara 1
Kedelai biji besar varietas Mutiara 1
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 28
Varietas kedelai biji besar Mutiara 1 merupakan varietas kedelai unggul yang dihasilkan BATAN
pada tahun 2010 dan sudah dilepas berdasarkan SK Menteri Pertanian Nomor :
2602/Kpts/SR.120/7/2010 pada tanggal 22 Juli 2010 (Lampiran 3). Asal usul varietas ini berasal
dari varietas Muria. Keragaan varietas Mutiara 1 antara lain bentuk biji bulat lonjong, warna biji
kuning, warna hilum biji hitam dan ukuran biji besar dengan bobot mencapai 23,2 g/100 butir,
umumnya kedelai memiliki bobot 17‐18g/100 butir. Hasil rata‐rata varietas Mutiara 1 yang
diperoleh mencapai 2,4 ton/ha dan potensi hasil mencapai 4,1 ton/ha. Secara budidaya, varietas
Mutiara 1 tahan terhadap penyakit karat daun, penyakit bercak/hawar daun coklat dan agak
rentan CMMV serta tahan terhadap hama penggerek pucuk (Melanagromyza sojae). Wilayah
adaptasi varietas Mutiara 1 pada lahan kering tegalan dan lahan sawah serta berproduksi tinggi di
lahan optimal/sawah. Varietas kedelai biji besar Mutiara 1 telah dimanfaatkan berbagai kelompok
tani, ATP dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian di Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Barat,
Sumatera Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.
Berbagai varietas tanaman pangan yang dihasilkan BATAN tidak hanya sebatas pelepasan
varietas saja, secara faktual telah dimanfaatkan oleh masyarakat baik kelompok tani, perguruan
tinggi, lembaga litbang lainnya serta pihak‐pihak (stakeholder) terkait yang berkepentingan. Pada
periode 2010‐2014 BATAN menargetkan 19 varietas unggul tanaman pangan yaitu 7 varietas padi,
4 varietas kedelai, 2 varietas kacang‐kacangan, dan 6 varietas gandum/sorgum.
Dengan melihat perkembangan dan prospek varietas tanaman yang dihasilkan BATAN,
khususnya varietas padi dan kedelai, sampai dengan tahun 2010 sudah terdapat sentra‐sentra
produsen benih BATAN antara lain:
1. CV. Fiona Benih Mandiri (Subang) sebagai sentra benih padi Mira 1 dan Bestari,
2. Koperasi Satria Jaya (Blitar) sebagai sentra benih padi Mira 1, Diah Suci dan Kedelai
Rajabasa,
3. PT. Wirakarya Sakti (Jambi) sebagai sentra benih Kedelai Rajabasa,
4. PT. Andall Hasa Prima (Lampung) sebagai sentra benih Padi Mira 1, Mayang dan Yuwono,
5. CV. Padi Mas (Jepara) sebagai sentra benih Padi Mira 1, Diah Suci dan Bestari, dan
6. PDP. Bireun (Aceh) sebagai sentra benih Padi Diah Suci.
Pertambahan varietas padi dan kedelai baru yang dihasilkan BATAN pada tahun 2010
akan mendorong perkembangan sentra produksi padi dan kedelai di berbagai daerah yang
sekaligus akan mendorong peningkatan produksi padi dan kedelai nasional dalam rangka
menunjang peningkatan ketahanan pangan. Untuk kontribusi nasional benih padi yang telah
diserahkan Kepala BATAN kepada Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian sebesar 10 ton
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 29
sesuai dengan Berita Acara Serah Terima Benih Padi Varietas Bestari dan Mira 1 Nomor :
01524/KS 0001/1/2011 Tanggal 24 Januari 2011.
Sampai dengan tahun 2008 BATAN telah menghasilkan 15 varietas unggul padi dan 5
varietas unggul kedelai. Varietas unggul padi yang dimaksud diberi nama Atomita 1 s/d 4,
Situgintung, Cilosari, Woyla, Meraoke, Kahayan, Winongo, Diah Suci, Yuwono, Mayang, Mira‐1,
dan Bestari. Varietas unggul kedelai diberi nama Muria, Tengger, Meratus, Rajabasa, dan Mitani.
Pada tahun 2009 BATAN menghasilkan 8 galur mutan harapan yang nantinya akan menjadi
varietas yaitu 3 galur tanaman padi, 3 galur tanaman kedelai, dan 2 galur tanaman sorgum.
2. Jumlah Dokumen Program Infrastruktur Penyiapan PLTN dan Dokumen Pendukungnya
Berkaitan dengan rencana pembangunan PLTN I di
Indonesia, sebagai LPNK yang bertanggungjawab terhadap
pemanfaatan energi nuklir, BATAN telah mempersiapkan
hal‐hal teknis berupa Studi Kelayakan, khususnya yang
terkait dengan kelayakan tapak PLTN dan dokumen Site
Evaluation Report (SER) untuk Ijin Tapak, penyusunan
dokumen User Requirement Document (URD), dokumen
Preliminary Safety Analysis Report (PSAR) untuk ijin
Konstruksi, dokumen Bid Invitation Spesification (BIS), Dokumen Rencana Komisioning (DRK)
untuk ijin komisioning tahun 2015, dan Dokumen Rencana Operasi (DRO) untuk ijin Operasi tahun
2016/2017.
Target yang direncanakan dalam Renstra BATAN 2010‐2014, pada tahun 2010 adalah sebanyak 3
dokumen dan pada akhir pelaksanaan kegiatan telah direalisasikan sesuai rencana (100%)
dengan rincian sebagai berikut.
2.1. Dokumen Pengembangan Kebijakan Iptek Nuklir Nasional Bidang Energi dan Jaminan Mutu,
yang terdiri dari :
- Dokumen hasil studi ekonomi dan pendanaan infrastruktur energi (batu bara) dalam
mendukung kebijakan nasional. Diperoleh data estimasi biaya eksternalitas dari
PLTU berbahan bakar batu bara yang diakibatkan oleh dampak pencemaran udara
dalam bentuk debu atau PM10 (particulate), dalam bentuk gas, yaitu SOx dan NOx
yang ditimbulkan oleh adanya kegiatan pembangkitan listrik tersebut, meliputi PLTU
Banten, PLTU Indramayu Jawa Barat, PLTU Rembang Jawa Tengah, dan PLTU Tuban
Jawa Timur.
Calon tapak baru di Bangka Belitung
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 30
- Dokumen desain awal perangkat lunak berbasis pengetahuan sistem pakar untuk
mendukung perencanaan pengembangan sistem pembangkit Jawa‐Madura‐Bali opsi
nuklir.
- Dokumen hasil perhitungan biaya eksternalitas dari dampak kesehatan masyarakat
dan fungsi Exposure Response Function (ERF), yaitu hubungan antara konsentrasi
polutan dan dampak pada reseptor
- Buku statistik energi nuklir dan energi lainnya tahun 2010
2.2. Dokumen Penyiapan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), yang terdiri dari :
‐ Dokumen data meteorologi, seismologi, oceanografi dan lingkungan untuk calon
tapak PLTN
‐ Dokumen pra survei tapak PLTN awal di Provinsi Bangka Belitung
‐ Dokumen konsep AMDAL dan pemutahiran site data report Ujung Lemah Abang dan
Ujung Watu, Jepara
‐ Dokumen elektronik informasi dan data base calon tapak PLTN
‐ Dokumen dan data base kandidat tapak terseleksi di Provinsi Banten dalam skala
near regional (1: 50.000)
‐ Dokumen konsep kesiapsiagaan dan kedaruratan nuklir PLTN
‐ Dokumenm pra‐studi kelayakan introduksi PLTN untuk ko‐generasi di Kalimantan,
desalinasi nuklir menggunakan teknologi baru LT‐HT MED (Low Temperature
Horizontal Tube Multy Effect Destillation)
‐ Dokumen data posisi koordinat teliti dan deformasi tanah di sekitar gunung Muria
tahun 2010
‐ Dokumen desain konseptual sistem PLTN PWR untuk perizinan
2.3. Dokumen Penyusunan Strategi Program Partisipasi Industri Nasional, yang terdiri dari :
‐ Dokumen konsep cetak biru partisipasi industri nasional dan alih teknologi rev.0
‐ Dokumen studi tanggung jawab sosial di sekitar calon PLTN Banten, khususnya
daerah Pulau Panjang
‐ Dokumen program pengembangan SDM PLTN dan konsep fasilitas pelatihan
‐ Dokumen hasil evaluasi infrastruktur pembangunan PLTN penyelesaian fase 1
‐ Dokumen penyusunan konsep kriteria evaluasi dan seleksi pemasok lelang PLTN
tahap 2
‐ Dokumen kegiatan pemberdayaan masyarakat di sekitar calon tapak PLTN Muria
Dokumen tersebut di atas yang akan digunakan oleh pemangku kepentingan (ESDM, PLN,
Investor) merupakan sebagian dokumen yang dipersyaratkan oleh International Atomic Energy
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 31
Agency (IAEA) dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) untuk persiapan pembangunan
PLTN I di Indonesia.
Sebagian besar dokumen yang disusun pada tahun 2010 merupakan kelanjutan atau hasil
updating dokumen tahun 2009 khusus tapak Ujung Watu. Dokumen lainnya adalah dokumen
baru untuk calon tapak baru yaitu di Provinsi Banten dan Provinsi Bangka Belitung. Pemilihan
Provinsi Bangka Belitung sebagai calon tapak PLTN karena kondisi geologi cukup stabil dan jauh
dari ancaman gunung berapi serta adanya permintaan dari Pemda setempat.
Pada Renstra BATAN 2010‐2014 ditargetkan setiap tahun menghasilkan 3 dokumen tentang
Kebijakan Iptek Nuklir Nasional Bidang Energi dan Jaminan Mutu, Penyiapan Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir (PLTN), dan Penyusunan Strategi Program Partisipasi Industri Nasional.
3. Persentase Peningkatan Pemahaman Masyarakat terhadap Iptek Nuklir di Wilayah Jawa,
Madura, dan Bali (Jamali)
Pemanfaatan energi nuklir sebagai salah satu bagian bauran energi untuk mendukung
pertumbuhan ekonomi di Indonesia, menjadi isu cukup hangat dan mendapat tanggapan yang
beragam dari masyarakat yang pro maupun yang kontra. Berdasarkan hal tersebut, dibutuhkan
pemahaman masyarakat terhadap pemanfaatan iptek nuklir di bidang energi melalui sosialisasi.
Pengukuran terhadap hasil sosialisasi menggunakan metoda yang sesuai, sehingga diperoleh
gambaran kondisi tingkat pemahaman masyarakat terhadap pemanfaatan iptek nuklir di wilayah
tertentu. Pada Renstra BATAN 2010‐2014 target yang akan dicapai sampai dengan tahun 2014
sebesar 55% pemahaman terhadap iptek nuklir dalam skala nasional.
Salah satu target yang direncanakan di Renstra BATAN 2010‐2014, pada tahun 2010 BATAN
menargetkan persentase tingkat pemahaman masyarakat dari hasil sosialisasi adalah sebesar 35%
yang menerima PLTN di wilayah Jamali. Pada tahun 2009 telah dilakukan hal yang serupa di Jawa
Tengah dan sekitarnya dengan hasil 34% yang dijadikan base line dalam penetapan target.
Kenyataannya hasil yang diperoleh tahun 2010 melebihi target yaitu sebesar 59,70%.
Jajak pendapat dilaksanakan oleh PT. Tridacom sebagai pihak ketiga guna menjaga independensi
hasil jajak pendapat, dilaksanakan di 22 kota yang diambil secara sampling dari wilayah Jawa,
Madura dan Bali dengan jumlah responden 3000 orang, yang merepresentasikan kalangan
masyarakat terpelajar, yaitu : pelajar/mahasiswa, tokoh masyarakat, dosen, pengurus LSM,
pengurus Ormas, aparat pemerintah, pengurus parpol, dan anggota DPRD. Metodologi
pengambilan sampel menggunakan multy stage random sampling dengan teknik home visit di
area survei menggunakan kuesioner. Hasil jajak pendapat ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan
kebijakan pemerintah.
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 32
Pelaksanaan jajak pendapat dilakukan dua kali dalam satu tahun :
a. Kegiatan jajak pendapat I dilaksanakan pada bulan Mei ‐ Juni 2010 dengan hasil 57,6%
responden menerima PLTN, 24,6% responden menolak, dan 17,8% responden tidak tahu.
b. Kegiatan jajak pendapat II dilakukan pada bulan Oktober ‐ Nopember 2010 setelah BATAN
melakukan sosialisasi PLTN melalui media cetak, elektronik, dan web. Hasil yang diperoleh
59,70% responden menerima, 25,5% responden menolak, dan 14,8% responden tidak
tahu.
Rincian dari hasil jajak pendapat yang dilakukan pada tahun 2010 adalah sebagai berikut.
• Sebanyak 59,7% masyarakat umum dan kelompok menerima, 25,5% menolak, dan 14,8%
lainnya menjawab tidak tahu tentang keberadaan PLTN untuk mengatasi krisis
kekurangan listrik di masa yang akan datang.
• Katagori responden yang banyak setuju dengan pembangunan PLTN adalah
Pelajar/Mahasiswa 77,4%, Aparat Pemerintah 74,6% , DPRD 72,8%, Parpol 72,8% dan
Dosen 72,8%. Paling sedikit setuju dengan pembangunan PLTN berasal dari Masyarakat
Umum 54,3%.
• Wilayah yang paling banyak mendukung adalah Jawa Timur (Surabaya, Malang dan
Sumenep) 69,1% dan Denpasar 67,1%.
• Alasan mereka menerima keberadaan PLTN sebagian besar adalah untuk kestabilan
pasokan energi 54,4% dan kontribusi pada Iptek 28,0%.
• Alasan mereka menolak keberadaan PLTN sebagian besar adalah khawatir terjadi
kecelakaan/kebocoran reaktor nuklir 71,3% dan khawatir digunakan untuk senjata nuklir
46,2%.
Hasil jajak pendapat ini untuk mendapat gambaran mengenai penerimaan masyarakat (public
acceptance) terhadap rencana pembangunan PLTN khususnya masyarakat Jamali. Jajak pendapat
yang serupa akan dilanjutkan pada tahun 2011 dengan responden dari seluruh Indonesia.
4. Jumlah Paket Teknologi Hasil Litbang Enisora
BATAN sebagai lembaga litbang menghasilkan produk hasil litbang berupa proses maupun barang
(prototip) sebagai kelengkapan hasil litbang yang siap di scale up untuk diproduksi yang
dilengkapi dengan dokumen teknis terhadap produk tersebut yang disebut dengan paket
teknologi. Dalam Renstra BATAN 2010‐2014, target yang direncanakan pada tahun 2010 sebanyak
7 paket teknologi tercapai 100% dengan rincian sebagai berikut.
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 33
4.1. Paket Teknologi Pengembangan Teknologi Produksi Radioisotop
Pada tahun 2010 BATAN menghasilkan 1 paket
teknologi produksi radioisotop 125I seed brakiterapi
skala laboratorium. 125I seed adalah mikro kapsul
yang diisi dengan bahan radioaktif 125I seed yang
dilapiskan pada batang perak lalu ditutup dengan
cara pengelasan laser. radioisotop 125I seed telah
lolos uji kebocoran dengan metode gelembung
sesuai ISO 978:1992 dan uji kontaminasi dengan
metode usap basah sesuai ISO 9978:1992. Seed ini termasuk dalam klasifikasi produk brakiterapi
C‐53211 yang mempunyai isodosis simetris. Produk sumber radioisotop tertutup 125I seed
dimanfaatkan untuk terapi kanker prostat dan kanker payudara dengan metode brakiterapi laju
dosis rendah.
Pada tahun 2010 telah berhasil dibuat 30 125I seed dengan kisaran aktivitas 0,97‐5,8 mCi/seed
dan sudah diperkenalkan ke beberapa rumah sakit antara lain RS. Hasan Sadikin‐Bandung, RS.
YARSIS‐Surakarta, dan RS. Soetomo‐Surabaya, dan juga diperkenalkan kepada masyarakat
melalui Talk Show di TVRI.
BATAN beserta pihak ketiga sedang menyiapkan pengajuan sertifikasi termasuk uji klinis 125I
seed sebagai alat kesehatan ke Kementerian Kesehatan. Diharapkan teknologi produksi 125I seed
dapat segera diimplementasikan oleh mitra industri untuk diproduksi secara masal dan
didistribusikan di Indonesia, sehingga kebergantungan pada 125I seed impor bisa dikurangi.
Pada periode 2010‐2014 BATAN menargetkan 4 paket teknologi radioisotop, yaitu : 125I Seed
Brachyterapy tesertifikasi, larutan injeksi Brachyterapy 125I‐PNIPA, Nucleotida bertanda (Y32P)‐ATP
tersertifikasi, dan Nanodevice Brachyterapy 198Au0‐PAMAM
Selain 125I seed untuk brakiterapi, BATAN pada tahun 2009 telah menghasilkan 2 radioisotop
untuk teknologi perunut.
4.2. Paket Teknologi Pengembangan Teknologi Produksi Radiofarmaka
Pada tahun 2010 BATAN menghasilkan 1 paket teknologi radiofarmaka 177Lu‐DOTA‐trastuzumab
skala laborarium sebagai targetted radiotheraphy untuk kanker payudara. Paket teknologi ini
meliputi uji praklinis pada tikus dan protokol kendali kualitasnya setelah menyelesaikan tahap
sintesis dan preparasi senyawa targeted terapi yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya.
Persiapan uji klinis 177Lu‐DOTA‐trastuzumab pada penderita kanker payudara untuk mendapatkan
Brakiterapi 125I seed
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 34
ijin komite medik telah dilakukan melalui kerja sama dengan Rumah Sakit Hasan Sadikin. 177Lu
sebagai salah satu lantanida radioaktif memancarkan partikel beta dengan waktu paruh 6,71 hari
yang dianggap ideal untuk tujuan terapi. Sementara itu monoklonal antibodi Trastuzumab
mempunyai kemampuan untuk masuk ke dalam suatu target yang spesifik. Dengan adanya
pengembangan teknologi produksi radiofarmaka untuk menggabungkan kedua kemampuan
tersebut melalui suatu bifunctional chelator maka diharapkan terbentuk radiofarmaka 177Lu‐
DOTA‐Trastuzumab sebagai radiofarmaka yang potensial untuk terapi kanker payudara.
Hasil Pencitraan Tikus pada 3 Jam
Paska Injeksi 177Lu‐DOTA‐TrastuzumabHasil Pencitraan Tikus pada 144 Jam Paska Injeksi 177Lu‐DOTA‐Trastuzumab
Pada Renstra 2010‐2014, BATAN menargetkan 5 paket teknologi radiofarmaka untuk diagnosa
dan terapi kanker yaitu radiofarmaka PET 18FLT, radiofarmaka SPECT Tc‐HYNIC‐Folat, MRI Contrast
Agent Gd‐DTPA‐Folat, radiofarmaka 177Lu‐DOTA Trastuzumab dan Nimotuzumab, serta generator
radionuklida terapi 90Sr/90Y.
Sebelumnya, BATAN pada tahun 2009 telah menghasilkan 1 paket teknologi proses produksi
radiofarmaka untuk aplikasi medik berupa generator Tc‐99‐m berbasis PZC (polimer‐zircon‐
compound) sebagai carrier isotop ke target dalam diagnosis penyakit.
4.3. Paket Teknologi Pengembangan Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi di Bidang Pangan
Pada tahun 2010 BATAN telah menghasilkan 1 paket teknologi pengembangan aplikasi teknologi
isotop dan radiasi di bidang pangan berupa formula pakan ternak dan vaksin ternak ruminansia
Fasciolosis. Formula pakan ternak yang dihasilkan berupa formula pakan komplit untuk
meningkatkan produktivitas ternak sapi potong. Formula suplemen pakan multinutrien ini telah
diujicobakan di berbagai provinsi dan mendapatkan respon yang baik dari para peternak. Bahan
vaksin ternak ruminansia Fasciolosis yang dihasilkan digunakan untuk meningkatkan daya tahan
tubuh hewan ternak terhadap penyakit cacing hati. Pada Renstra 2010‐2014, BATAN
menargetkan 3 kandidat bahan vaksin ruminansia yaitu vaksin fasciolosis, mastitis, dan
brucellosis.
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 35
Vaksin lain yang telah dihasilkan BATAN sampai dengan tahun 2009 adalah Vaksin Koksivet
Polivalen Supra 95 yang merupakan hasil kerjasama antara BATAN dengan PUSVETMA Surabaya
dan FKH IPB Bogor.
4.4. Paket Teknologi Pengembangan Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi di Bidang Kesehatan
Pada tahun 2010 BATAN menghasilkan 1 paket teknologi pengembangan aplikasi teknologi isotop
dan radiasi di bidang kesehatan berupa teknik radiasi pembuatan bank jaringan Bone Ocular
Spherical Implant Radiation (BOSIR) dan Amnion steril radiasi. BOSIR yang dihasilkan oleh BATAN
merupakan salah satu implan okular alternatif yang berpotensi besar dalam menangani kasus
kehilangan bola mata pada pasien. BOSIR dapat mengurangi ketergantungan bahan implan orbita
dari impor, serta dapat menangani pasien lebih banyak karena harga yang terjangkau. Hasil Uji
klinis tingkat keberhasilan 70%.
Bone Ocular Spherical Implant
Radiation (BOSIR)
Jaringan amnion steril radiasi telah diaplikasikan terhadap 4 pasien osteosarkoma (kanker tulang)
sebagai penutup jaringan yang rusak akibat radioterapi di RS Hasan Sadikin Bandung. Setelah 4
minggu luka pasien sembuh dan siap untuk transplantasi kulit. Sejumlah amnion juga telah
disumbangkan pada korban bencana alam seperti Tsunami di Nangro Aceh Darussalam (NAD) dan
gempa bumi di Daerah Yogyakarta dan Jawa Tengah. Pada Renstra 2010‐2014, BATAN
menargetkan 1 paket teknologi bank jaringan berupa pembuatan tulang sintetis.
Sampai dengan tahun 2009 BATAN telah menghasilkan 1 dokumen teknis jaringan amnion steril,
BOSIR yang merupakan tahapan dalam pembuatan paket teknologi bank jaringan.
4.5. Paket Teknologi Pengembangan Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi di Bidang Industri
Pada tahun 2010 BATAN menghasilkan 1 paket teknologi pengembangan aplikasi teknologi isotop
dan radiasi di bidang industri berupa Chitosan dan teknologi pangan radiasi siap saji.
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 36
Chitosan yang dikembangkan di BATAN adalah
Oligo‐chitosan yang berasal dari chitosan yang
diiradiasi sinar gamma untuk proses degradasi
menjadi Oligo‐chitosan. Sebagai bahan baku
chitosan digunakan limbah khitin dengan proses
isolasi (deproteinasi dan demineralisasi).
Kandungan zat aktif dalam Oligo‐chitosan adalah:
Giberin (GA3, GA5 dan GA7), auxin, indolacetic
acid dan sitokinin (kinetin dan zentin). Oligo‐chitosan digunakan sebagai bahan penginduksi
pertumbuhan terutama tanaman hortikultura. Keunggulan chitosan antara lain mempercepat
pertumbuhan, tahan terhadap bakteri dan jamur tertentu, meningkatkan hasil produksi, dan
mempercepat pembibitan.
Teknologi pangan siap saji yang dihasilkan BATAN pada tahun 2010 adalah teknologi radiasi siap
saji pada rendang dan pepes ikan yang telah diproses dan diajukan untuk mendapatkan Standar
Nasional Indonesia.
Saat ini BATAN bekerja sama dengan Badan
Karantina‐Kementerian Pertanian dan
Australian Centre for International
Agricultural Research (ACIAR) pada kegiatan
iradiasi buah mangga dan manggis agar buah
tahan lama, tidak cepat busuk, sehingga
dapat diharapkan secara ekonomi akan
meningkatkan kualitas pasar.
Selain itu BATAN bekerjasama dengan industri kecil dan menengah (PT. Yun Yi , Bandeng Juana,
dan Marimas) serta dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam penelitian makanan steril
untuk penderita HIV.
Penelitian “Teknologi Komersialisasi Pangan Olahan Siap Saji Iradiasi : Potensi, Peluang dan
Tantangan” memperoleh penghargaan atas karya inovasi dari Kementerian Negara Riset dan
Teknologi Republik Indonesia dalam 102 inovasi yang paling prospektif tahun 2010.
Sampai dengan tahun 2009 BATAN telah memperoleh ijin dari Menkes mengenai jenis komoditas
bahan pangan untuk diproses dengan iradiasi yaitu Permenkes No. 701/Menkes/Per/VIII/2009,
Chitosan dari khitin radiasi (kiri)dan non radiasi (kanan)
Pangan radiasi siap saji ”pepes’ (kiri)
dan ”rendang” kanan
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 37
untuk pengawetan bahan pangan : buah dan sayuran segar; produk olahan sayur dan buah; Ikan,
pangan laut, daging, dan produk olahannya ; Serta makanan siap saji.
4.6. Paket Teknologi Pengembangan Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi di bidang SDAL.
Pada tahun 2010 BATAN menghasilkan 1 paket teknologi pengembangan aplikasi teknologi isotop
dan radiasi di bidang sumber daya alam dan lingkungan (SDAL) berupa :
• data isotop alam dan gas untuk menentukan asal usul fluida dan suhu reservoir lapangan
panasbumi Ulubelu Lampung dan Tangkuban Perahu,
• data isotop alam Pb‐210 exess yang terdapat di dalam tanah yang dimanfaatkan untuk
pemetaan erosi daerah tangkapan air (cathment), dan
• database C‐13pada kayujati di beberapa daerah di Pulau Jawa.
Kegiatan ini akan terus dilaksanakan sampai dengan 2014 yang difokuskan di provinsi Bangka
Belitung. Penelitian dalam bidang SDAL “Teknologi Radiotracer untuk Panas Bumi dan EOR”
memperoleh penghargaan atas karya inovasi dari Kementerian Negara Riset dan Teknologi
Republik Indonesia dalam 102 inovasi yang paling prospektif tahun 2010.
4.7. Paket Teknologi Radioekologi Kelautan di Semenanjung Muria
Berkaitan dengan rencana pembangunan PLTN di Indonesia yang berlokasi di Jepara, pada tahun
2010 BATAN menghasilkan 1 paket teknologi radioekologi kelautan di Semenanjung Muria yang
terdiri dari :
• Pemantauan radioekologi kelautan di Semenajung Muria Jepara. Hasil yang diperoleh
berupa baseline data radioekologi kelautan khususnya radionuklida alam yang ada dalam
kompartemen laut seperti dalam sedimen dan air laut, sejalan dengan rencana
pembangunan PLTN pertama di Indonesia.
• Rancangan laboratorium radioekologi kelautan di Semenanjung Muria untuk
mendapatkan diskripsi dan karakterisasi laboratorium radioekologi kelautan.
• Pemodelan penyebaran radionuklida dalam kompartemen laut. Hasil pemodelan
menunjukkan simulasi pola sebaran panas dan radionuklida di Semenanjung Muria Jepara
sebagai calon tapak PLTN di Indonesia. Dengan telah diketahuinya model simulasi ini
maka dapat digunakan untuk perhitungan safety assessment (perkiraan penerimaan
dosis) oleh penduduk di wilayah semenanjung Muria.
• Pengembangan metode analisis radionuklida dalam kompartemen laut untuk mengetahui
aktivitas plutonium di dalam sedimen sebagai database radionuklida pemancar alfa di laut
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 38
sekitar calon tapak PLTN. Hasil yang diperoleh tahun 2010 dinyatakan bahwa tidak di
deteksi adanya aktivitas plutonium di dalam sedimen.
Dalam rangka menambah lokasi alternatif calon
tapak PLTN, kegiatan ini akan dilakukan pula di
Provinsi Bangka ‐ Belitung pada tahun 2011‐2014.
Target sesuai Renstra sampai dengan tahun 2014
akan menghasilkan konsep desain laboratorium
teknologi kelautan.
5. Jumlah Prototip Hasil Litbang Enisora
Pada tahun 2010 BATAN telah menghasilkan 7 prototip yaitu :
5.1. Prototip perangkat sistem deteksi dini virus flu burung
Wabah virus flu burung (H5N1) telah banyak menelan
korban jiwa manusia. Alat untuk mendeteksi penyakit
ini relatif mahal dan hanya dimiliki oleh rumah sakit
tertentu. Pada tahun 2010 BATAN telah
mengembangkan alat deteksi dini virus flu burung
dengan menggunakan radioisotop 131I yang telah
dilabel pada obat Tamiflu sehingga harga alat dan
biaya diagnosis lebih murah dan cepat. Dalam proses
deteksi penyakit, obat Tamiflu yang telah dilabel
dengan radioisotop 131I ini diminumkan ke orang yang
mempunyai gejala penyakit flu burung. Jika alat mendeteksi adanya radiosotop 131I pada jumlah
ambang tertentu, dapat disimpulkan pasien tersebut telah terkena virus flu burung. Kegiatan ini
merupakan program Quick Wins tahun 2010.
Pada tahun 2010 BATAN telah dapat merealisasikan target sesuai rencana yaitu diperoleh 4
prototip deteksi dini virus flu burung yang sudah dilakukan uji fungsi dengan sumber radiasi.
Kendala dalam perancangan alat ini, khususnya sumber radioisotopnya, adalah bahwa dalam
pengujian pre klinis memerlukan fasilitas Biological Safety Laboratory (BSL) Level 3 dan uji klinis
pada pasien perlu ethical clearance dari rumah sakit. Selain itu, mitra strategis telah
mengurungkan niat pengembangan lebih lanjut karena isu wabah flu burung sudah sangat
kegiatan pengambilan sampel
Perangkat sistem deteksi flu burung IK 10‐2
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 39
berkurang. Namun demikian, BATAN tengah membicarakan dengan Badan Litbang Kementerian
Kesehatan untuk menyelaraskan dengan kebijakan Kementerian Kesehatan pada pengendalian flu
burung. Jika masih diharapkan, dan tersedia fasilitas BSL Level 3 serta ethic clearence, BATAN siap
menyediakan radioisotop dan alat deteksi yang diperlukan.
5.2. Prototip Pencacah RIA untuk Diagnosis Hepatitis B
BATAN melakukan perekayasaan perangkat RIA untuk
diagnosis Hepatitis B mengacu pada rancangan
perangkat sebelumnya yang telah dibuat (RIA IP2, IP3
dan IP8), dengan beberapa inovasi sesuai keperluan
dan mempermudah dalam mendiagnosis hepatitis B.
Rancangan sistem pencacah Perangkat RIA ini
menggunakan kit HbsAg.
Pada tahun 2010 BATAN telah menghasilkan 1 Prototip
pecacah RIA (RIA IP10.1) untuk diagnosis hepatitis B yang telah melalui pengujian sistem gerak
sample changer dan pengujian pencacahan. Perangkat RIA untuk diagnosis Hepatitis B ini siap
untuk uji klinis yang rencananya dilaksanakan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo (RSCM).
Pada Renstra 2010‐2014, BATAN menargetkan hasil prototip pencacah RIA multi fungsi untuk
mendeteksi kanker tiroid, payudara, dan saluran pencernaan.
Pada tahun 2009 BATAN baru menghasilkan prototip pencacah RIA dengan pemeriksaan single
analyzer.
Penelitian “Alat Pintar Pelacak Sakit Hati” memperoleh penghargaan atas karya inovasi dari
Kementerian Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia dalam 102 inovasi yang paling
prospektif tahun 2010.
5.3. Prototip Perangkat Sistem Instrumentasi dan Kendali pada Local Controller DCS dan Human
Machine Interface untuk Engineering
Dalam rangka mengurangi ketergantungan teknologi instrumentasi dan kendali operasi reaktor
nuklir di Indonesia, BATAN melaksanakan pengembangan dan perekayasaan sistem instrumentasi
kendali reaktor riset dan reaktor daya melalui pembuatan fasilitas sistem instrumentasi dan
kendali (SIK) berkonsep Integrated manufactured dengan menggunakan distributed control
system (DCS) secara menyeluruh dari local controller, supervisory dan management. Perangkat
keras yang digunakan dalam membuat sarana tersebut harus memenuhi standar industri
(Industrial Grade Equipment).
RIA IP10.1 Tampak Depan
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 40
Pada tahun 2010, BATAN menghasilkan 1 prototip SIK dengan konsep di
atas sesuai dengan target. Prototip ini masih akan disempurnakan dan
dibuat dokumen perekayasaannya, sehingga pada tahun 2014 diharapkan
diperoleh paket teknologi perangkat SIK yang dapat diaplikasikan pada
reaktor nuklir di Indonesia.
Pada tahun 2009, Sistem SIK yang dihasilkan BATAN telah diaplikasikan di
reaktor Kartini – Yogyakarta.
5.4. Prototip Mesin Berkas Elektron (MBE) untuk Iradiasi Lateks Siap Uji Fungsi
Pemanfaatan MBE dalam bidang industri di negara maju telah berkembang pesat, terutama
dalam proses pengeringan pelapisan (curing of coatings) permukaan suatu bahan, proses
pembentukan ikatan silang pada plastik, karet dan bahan isolasi kabel, proses vulkanisasi karet
alam, sterilisasi peralatan medis, pengawetan bahan makanan, modifikasi tekstil dan graft
polymerization.
Pada tahun 2010 BATAN menghasilkan 1 prototip MBE yang
siap uji fungsi untuk memenuhi persyaratan sebagai iradiator
lateks. Target ini telah direalisasikan sesuai rencana dengan
integrasi modul MBE menjadi satu unit prototip MBE, dan telah
dilakukan komisioning awal MBE, meliputi sistem vakum,
Sumber Tegangan Tinggi (STT), bejana proses iradiasi, Sistem
Instrumentasi dan Kendali (SIK), perisai radiasi serta sistem
ventilasi ozon. Prototip MBE ini akan dikembangkan hingga
diperoleh paket teknologi proses pravulkanisasi lateks alam
dengan MBE 300 keV/20 mA pada tahun 2011.
6. Jumlah Publikasi Nasional dan International Hasil Litbang Enisora
Dari target yang direncanakan sejumlah 57 Publikasi Ilmiah (nasional di luar BATAN dan
internasional), dapat direalisasikan sejumlah 73 publikasi ilmiah (128,07%), yang terdiri dari
publikasi nasional berjumlah 22 judul dan internasional berjumlah 51 judul (Lampiran 4).
Disamping itu, BATAN juga menghasilkan publikasi ilmiah yang diterbitkan pada prosiding dan
jurnal internal BATAN yang terakreditasi sebanyak 370 judul, sehingga total publikasi ilmiah yang
dihasilkan pada tahun 2010 berjumlah 443 judul.
Pada tahun 2009 secara keseluruhan menghasilkan 491 judul.
Integrasi modul‐modul PLC
Satu unit prototip MBE siap uji fungsi
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 41
Publikasi ilmiah ini juga ditunjang oleh sejumlah usulan paten/HKI yang terdaftar di Direktorat
Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Departemen Hukum dan HAM RI, untuk tahun 2010 paten
yang terdaftar sebanyak 16 paten (Lampiran 5). Disamping itu, 8 penelitian BATAN memperoleh
penghargaan Menteri Negara Riset dan Teknologi RI., Suharna Surapranata, Jakarta, 10 Agustus
2010 dan masuk dalam 102 inovasi yang paling prospektif tahun 2010 pada Business Innovation
Center (BIC) yang dikelola Kementerian Ristek dan Swasta terkait, yaitu :
Tabel 3.3
Penerima Penghargaan Karya Inovasi 2010
KARYA INOVASI INOVATOR
1 Peparasi I‐131(MIBG) : Radiofarmaka Diagnosa dan Terapi Kanker Neuroblastoma
Purwoko (PRR)
2 Teknologi Radiotracer untuk Panas Bumi dan EOR Zainal Abidin, Djiono, Alip, Rasi Prasetyo, Bungkus Pratikno (PATIR)
3 Komersialisasi Pangan Olahan Siap Saji Iradiasi : Potensi, Peluang dan Tantangan
Dr. Ir. Zubaidah Irawati, Cecep muhamad Nurcahya, S.Si., Indra Mustika Pratama, A.Md. (PATIR)
4 Kopolimer Poliisoprena‐Metil Metaktilat sebagai Peningkatan indeks Viskositas dan Dispersan Pelumas
Dr. Meri Suhartini, M.Si., Rahmawati, S.Si., Dr. Marga Utama. (PATIR)
5 Bijih Plastik Ramah Lingkungan dari kopolimer Emulsi Pati‐Karet Alam‐Polimetil Metakrilit Iradiasi
Drs. Sudrajat Iskandar. (PATIR)
6 Implan Orbita Iradiasi dari Tulang Sapi Basril Abas, Paramita Pandansari, Angga Kartiwa. (PATIR)
7 Penjantanan Ikan dengan Hormon Metil Testosteron (MT)
Dra. Adria Priliyanti Murni, Dra. Jenny Mu, Fitri Desfandiari, M.Si., Drs. Soeratno. (PATIR)
8 Alat Pintar Pelacak Sakit Hati Drs. Rizwald Nafi Siregar (PRPN)
Sampai dengan tahun 2009 penelitian BATAN yang memperoleh penghargaan Menteri Negara
Riset dan Teknologi RI dan masuk dalam inovasi yang paling prospektif, yaitu 5 penelitan.
Periode 2010‐2014 BATAN menargetkan jumlah publikasi nasional dan internasional hasil litbang
enisora sebanyak minimal 200 publikasi.
7. Mitra Komersial yang Menerapkan Hasil Litbang Iptek Nuklir
Dengan melihat perkembangan dan prospek hasil litbang iptek nuklir pada tahun 2010 BATAN
menargetkan memperoleh mitra komersial yang memanfaatkan produk litbangyasa iptek nuklir
sebanyak 3 mitra dengan capaian 100% yaitu :
(1) Koperasi Satria Jaya (Blitar) sebagai sentra produksi benih padi Mira 1, padi Diah Suci, dan
Kedelai Rajabasa. Kapasitas produksi padi 200 ton/tahun jenis Extended Seed (ES), dengan
daerah sebaran Jawa Timur bagian selatan dan Jawa Tengah bagian timur
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 42
(2) PT. Andall Hasa Prima (Lampung) sebagai sentra produksi benih Padi Mira 1, Mayang, dan
Yuwono. Kapasitas produksi 100 ton/tahun jenis Stock Seed (SS), dengan daerah sebaran
Lampung, Sumatera Selatan, dan Sulawesi Selatan.
(3) P4S Kuntum Mataram (NTB) sebagai sentra produksi benih padi Bestari dan benih kedelai
Mutiara 1. Kapasitas produksi padi 5 ton/tahun jenis Foundation Seed (FS), dengan daerah
sebaran Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.
Pada Renstra 2010‐2014, BATAN menargetkan 15 Mitra Komersil yang memanfaatkan produk
litbangyasa iptek nuklir.
Pada tahun 2009 BATAN telah melakukan kerjasama dengan 3 mitra yaitu CV Srijaya ‐
Banyuwangi sebagai sentra benih padi varietas Mira‐1 dan Bestari, PP Kerja‐Boyolali sebagai
sentra benih padi varietas Mira‐1 dan Bestari, dan Kelompok Tani Al‐Falah‐Subang sebagai sentra
benih padi varietas Mira‐1 dan Bestari.
8. Jenis Hasil Litbang Iptek Nuklir yang Dikomersilkan
Pada tahun 2010 BATAN mengkomersilkan produk litbang iptek nuklir bidang pangan yaitu padi
unggul varietas Bestari yang dilepas oleh Kementerian Pertanian pada tahun 2008 dan mulai
tahun 2010 dikomersilkan oleh PT. Andall Hasa Prima Lampung dan Koperasi Satria Jaya Blitar,
sedangkan Kedelai biji besar varietas Mutiara 1 dikomersilkan oleh P4S Kuntum Mataram (NTB).
Pemerintah yang dikoordinir oleh Kementerian Pertanian melalui program Bantuan Langsung
Benih Unggul (BLBU) pada tahun 2010 melepaskan 3% dari BLBU nasional atau sejumlah ± 900
ton benih padi unggul hasil litbang BATAN yaitu varietas Mira‐1 dan Bestari.
Pada Renstra 2010‐2014, BATAN menargetkan 10 produk litbang iptek nuklir untuk dikomersilkan.
Pada tahun 2009 BATAN telah mengkomersilkan hasil litbang iptek nuklir bidang kesehatan
perangkat medik Renograf, tanaman Jarak Pagar, fasilitas Gamma Iradiator, dan jasa penggunaan
perangkat RIA media sample changer.
Permasalahan umum yang dihadapi dalam pencapaian target kinerja sasaran
“Peningkatan Hasil Litbang Enisora dan Pemanfaatan/Penerapan Di bidang Pangan, Energi,
Kesehatan dan Obat serta Sumber Daya Alam dan Lingkungan untuk Kesejahteraan Masyarakat”
adalah bahwa BATAN masih harus berhubungan dengan dengan instansi lain dalam hal seperti SK
pelepasan varietas yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian, Sertifikasi peralatan kesehatan
dari Kementerian Kesehatan, Paten yang dikeluarkan oleh Kementerian Hukum & HAM, dan
registrasi produk membutuhkan mitra produsen. Langkah‐langkah yang diambil oleh BATAN
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 43
dalam pemecahan masalah tersebut adalah mengintesifkan komunikasi dengan kementerian
teknis terkait, seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Energi
dan Sumber Daya Alam juga mitra produsen potensial. Sehingga hasil litbang dapat dimanfaatkan
oleh masyarakat.
Sasaran 2 : Peningkatan Kapasitas, Kapabilitas Sumber Daya Iptek dan Kinerja Manajemen
Kelembagaan Litbang untuk Mendukung Penguatan Sistem Inovasi dan
Pemanfaatan Hasil Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir,
Isotop dan Radiasi ke Masyarakat.
Dalam rangka melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan dan rekayasa BATAN
diarahkan seluas‐luasnya untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan untuk menunjang
peningkatan kapasitas sistim produksi. Selain itu BATAN mendukung penguatan Sistem Inovasi
Nasional (SIN) melalui pembangunan kelembagaan iptek, pengembangan sumber daya dan
peningkatan jejaring iptek. Selain melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan serta
perumusan kebijakan di bidang nuklir, BATAN berkomitmen untuk meningkatkan kepercayaan
masyarakat terhadap hasil litbangyasa yang telah dicapai, melalui penerapan tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance). Oleh karena itu seiring dengan kegiatan utama
sesuai tugas dan fungsi BATAN, maka kegiatan reformasi birokrasi di BATAN telah pula
direncanakan dan akan dilakukan melalui program dan beberapa kegiatan.
Sejalan dengan RPJMN 2010‐2014 bidang iptek, BATAN melaksanakan kegiatan prioritas
bidang pembangunan iptek yang terdiri dari prioritas bidang penguatan Sistem Inovasi Nasional
(SIN) dan peningkatan Penguasaan, Pengembangan dan Pemanfaatan Iptek (P3IPTEK).
Indikator keberhasilan sasaran 2 berikut target dan realisasinya adalah sebagai berikut.
Tabel 3.4
Persentase Capaian Sasaran 2 BATAN 2010
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %
Capaian
(2) (3) (4) (5)
1 Persentase Serapan Lulusan Pendidikan Teknik Nuklir di Industri 75% 95,7% 127,6%
2 Jumlah SDM yang Diterima Mengikuti Pendidikan Iptek Nuklir Jenjang S2/S3
10 Pegawai 8 Pegawai 80%
3 Jumlah Peningkatan SDM yang Berpendidikan S2 dan S3 8 Pegawai 8 Pegawai 100%
4 Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang Dihasilkan Berkaitan dengan Ketenaganukliran
3 SNI 2 SNI 66,67%
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 44
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %
Capaian
(2) (3) (4) (5)
5 Persentase Peningkatan BATAN yang Beropini WTP dalam Rangka Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (good governance), Transparan dan Akuntabel
20% 100% 500%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa secara umum capaian dan indikator kinerja untuk
sasaran “Peningkatan Kapasitas, Kapabilitas Sumber Daya Iptek dan Kinerja Manajemen
Kelembagaan Litbang untuk Mendukung Penguatan Sistem Inovasi dan Pemanfaatan Hasil
Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi ke Masyarakat”
secara umum berhasil, sehingga dapat dikatakan sasaran ini cukup berhasil sesuai dengan target
Renstra BATAN 2010‐2014.
Lima indikator kinerja utama (IKU) sebagai hasil capaian sasaran strategis 2 diuraikan
secara rinci sebagai berikut.
1. Persentase Serapan Lulusan Pendidikan Teknik Nuklir di Industri
Pada tahun 2010 serapan lulusan Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) di industri yang
ditargetkan sebesar 75% dapat direalisasikan sebesar 95,71% yaitu dari 70 lulusan STTN ‐ BATAN
yang diterima bekerja sebanyak 67 orang (Lampiran 6).
Pada Renstra 2010‐2014, BATAN menargetkan minimal serapan lulusan pendidikan teknik nuklir
di industri 75% per tahun.
Pada tahun 2009 serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di industri sebesar 80,7% yaitu dari 57
lulusan terserap 46 orang, yang menunjukkan ada peningkatan serapan sebesar 15,01%. Hal ini
berarti kebutuhan dunia industri terhadap lulusan STTN semakin meningkat.
2. Jumlah SDM yang Diterima Mengikuti Pendidikan Iptek Nuklir Jenjang S2/S3
Pada tahun 2010 pegawai BATAN yang diterima di Perguruan Tinggi untuk mengikuti pendidikan
jenjang S2 dan S3 sebagai pegawai tugas belajar dari target sebanyak 10 pegawai, dapat
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 45
direalisasikan sebanyak 8 pegawai (80%). Hal ini disebabkan karena ada pegawai tugas belajar
yang diarahkan ke bidang studi kedokteran nuklir dan non teknis, ternyata membutuhkan biaya
kuliah yang lebih besar dari yang diperkirakan, sehingga dana yang tersedia hanya cukup
membiayai pendidikan S2 dan S3 untuk 8 orang.
Pada Renstra 2010‐2014, BATAN menargetkan pegawai tugas belajar yang diterima di Perguruan
Tinggi untuk mengikuti pendidikan jenjang S2 dan S3 sebagai pegawai tugas belajar per tahun
sebanyak 10 pegawai.
Pada tahun 2009 pegawai tugas belajar yang diterima di Perguruan Tinggi untuk mengikuti
pendidikan jenjang S2 dan S3 sebagai pegawai tugas belajar sebanyak 8 pegawai.
3. Jumlah Peningkatan SDM yang Berpendidikan S2 dan S3
Pada tahun 2010 pegawai BATAN yang lulus mengikuti pendidikan jenjang S2 atau S3 dari target
sebanyak 8 pegawai, dapat direalisasikan sebanyak 8 pegawai (100%). Dengan kelulusan 8
pegawai tersebut diperoleh peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia iptek
nuklir.
Pada Renstra 2010‐2014, BATAN menargetkan pegawai tugas belajar yang yang lulus mengikuti
pendidikan jenjang S2 atau S3 sebanyak 40 pegawai.
Pada tahun 2009 pegawai tugas belajar yang lulus mengikuti pendidikan jenjang S2 atau S3
sebanyak 2 pegawai.
4. Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang Dihasilkan Berkaitan dengan
Ketenaganukliran
Pada tahun 2010 BATAN menargetkan 3 SNI ketenaganukliran tetapi yang disahkan oleh BSN baru
2 SNI Uji Tak Rusak yaitu :
- SNI ISO/TS 18173 : 2010 : Istilah Umum dan Definisi
- SNI ISO/TR 25108 : 2010 : Pedoman Untuk Lembaga Pelatihan Personil Uji Tak Rusak
Sedangkan satu SNI masih dalam proses oleh BSN dengan judul “Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
– Instrumentasi dan Kendali untuk Sistem yang Penting untuk Keselamatan – Persyaratan Umum
untuk Sistem (Adopsi secara Identik)” dari IEC 61513‐2001 yang diajukan ke BSN pada tanggal 6
Juli 2010.
Pada Renstra 2010‐2014, BATAN menargetkan jumlah SNI yang dihasilkan berkaitan dengan
ketenaganukliran sebanyak 15 SNI.
Sejak tahun 2008 hingga 2010 BATAN telah menghasilkan 14 SNI di bidang nuklir yaitu 8 SNI pada
tahun 2008, 4 SNI pada tahun 2009, dan 2 SNI pada tahun 2010 (Lampiran 7).
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 46
5. Persentase Peningkatan unit kerja yang Beropini WTP dalam Rangka Tata Kelola
Pemerintahan yang Baik (good governance), Transparan dan Akuntabel
Yang dimaksud Persentase Peningkatan unit kerja yang Beropini Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP) adalah Persentase peningkatan kinerja unit kerja yang transparan dan akuntabel untuk
mendukung laporan keuangan BATAN beropini WTP.
Pada tahun 2010 BATAN menargetkan peningkatan kinerja unit kerja sebesar 20% untuk
mendukung laporan keuangan BATAN beropini WTP dengan target tahun 2014 peningkatan
kinerja sebesar 100%. Namun pada tahun 2010 BPK – RI telah memberikan opini WTP pada
laporan keuangan BATAN tahun 2009. Hal ini menunjukkan bahwa pengelola keuangan di BATAN
sudah sesuai dengan Standar Akuntasi Pemerintah (SAP) sebagaimana diamanatkan dalam
peraturan pemerintah nomor 24 tahun 2005 dan PMK No. 171/PMK 05/2007 tentang Sistem
Akuntansi dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat. Untuk selanjutnya BATAN menargetkan
untuk mempertahankan opini tersebut. Pada tahun 2009 laporan keuangan BATAN masih
mendapat opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP).
Permasalahan umum yang dihadapi dalam pencapaian target kinerja sasaran
“Peningkatan Kapasitas, Kapabilitas Sumber Daya Iptek dan Kinerja Manajemen Kelembagaan
Litbang untuk Mendukung Penguatan Sistem Inovasi dan Pemanfaatan Hasil Penelitian,
Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi ke Masyarakat” adalah bahwa
BATAN masih harus berhubungan dengan instansi lain dalam pengesahan Standard Nasional
Indonesia yang dikeluarkan oleh Badan Standard Nasional, Dikti untuk mendapatkan akreditasi
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir dan sertifikasi dosen. Langkah‐langkah yang diambil oleh BATAN
dalam pemecahan masalah tersebut adalah mengintesifkan komunikasi dengan
kementerian/instansi tersebut.
3.4. Akuntabilitas Keuangan
Sistem penganggaran BATAN sampai dengan tahun 2010 masih menggunakan 10
program yang belum mencerminkan kompetensi dari setiap institusi. Pada tahun 2010 dilakukan
restrukturisasi program dan penganggaran oleh Bappenas dan Kementerian Keuangan dalam
rangka reformasi sistem perencanaan dan penganggaran nasional. Hal ini mengakibatkan seluruh
Kementerian Negara/Lembaga mengalami perubahan dalam sistem perencanaan dan
penganggaran. BATAN dalam sistem perencanaan dan penganggaran menggunakan satu program
teknis dan satu progam generik yang mencerminkan kelembagaan BATAN sebagai lembaga
litbang dibidang nuklir. Distribusi anggaran dalam matrik 10 Program pada tahun 2010 dan 2
program hasil restrukturisasi (program teknis dan generik) dijelaskan pada Lampiran 8.
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 47
Penyerapan/realisasi anggaran BATAN sampai dengan akhir semester II tahun 2010 (31
Desember 2010) sebesar Rp 399.033.862.088,‐ atau 95,53 % dari pagu anggaran tahun 2010
sebesar Rp 407.256.371.000,‐. Rincian pagu anggaran dan realisasi per program diterangkan
sebagai berikut.
Tabel 3.5
Realisasi Anggaran BATAN tahun 2010
Sasaran Program Anggaran
Pagu Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Peningkatan Hasil Litbang Energi, Isotop dan Radiasi (enisora) dan Pemanfaatan/ Penerapan di bidang Pangan, Energi, Kesehatan dan Obat serta Sumber Daya Alam dan Lingkungan untuk Kesejahteraan Masyarakat.
Penelitian Pengembangan Dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop Dan Radiasi
340.214.502.000 326.943.581.536 96,08
2 Peningkatan Kapasitas, Kapabilitas Sumber Daya Iptek dan Kinerja Manajemen Kelembagaan Litbang untuk Mendukung Penguatan Sistem Inovasi dan Pemanfaatan Hasil Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi ke Masyarakat.
Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BATAN
67.041.869.000 62.090.280.552 89,68
JUMLAH 407.256.371.000 389.033.862.088 95,53
Pagu program Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi sebesar
Rp 340.214.502.000,‐ termasuk anggaran belanja pegawai sebesar Rp 164.268.116.000,‐ dan
operasional perkantoran sebesar Rp 81.916.555.000,‐ serta anggaran litbang dan penunjang
sebesar Rp. 94.029.831.000,‐.
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 48
Distribusi anggaran program Penelitian Pengembangan Dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop Dan Radiasi
Pada tahun 2010 BATAN berhasil menyelesaikan 7 dari 8 IKU Sasaran “Peningkatan Hasil Litbang
Energi, Isotop dan Radiasi (enisora) dan Pemanfaatan/ Penerapan di bidang Pangan, Energi,
Kesehatan dan Obat serta Sumber Daya Alam dan Lingkungan untuk Kesejahteraan Masyarakat”
yang dilaksanakan oleh 8 unit kerja dengan total pagu anggaran Rp. 186.376.891.000,‐ dan
penyerapan/realisasi sebesar Rp. 178.473.318.574,‐ atau 95,76 %. Delapan unit kerja lainnya
dengan total pagu anggaran Rp. 153.837.611.000,‐ dan penyerapan/realisasi sebesar Rp.
148.470.262.962,‐ atau 96,51 % pada program Penelitian Pengembangan Dan Penerapan Energi
Nuklir, Isotop Dan Radiasi dalam tahap penyelesaian indikator antara. Rincian 16 unit kerja
tersebut dapat dilihat pada Lampiran 9. Data tersebut menunjukkan efektifitas dan efisiensi
anggaran BATAN sebagai salah satu indikator keberhasilan penerapan penganggaran berbasis
kinerja.
Pagu Program Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BATAN sebesar Rp
67.041.869.000,‐ termasuk anggaran belanja pegawai sebesar Rp 30.688.016.000,‐ dan
operasional perkantoran sebesar Rp. 22.124.281.000,‐ serta anggaran dukungan manajemen dan
penunjang sebesar Rp. 14.229.572.000,‐.
Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BATAN
Pada Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BATAN yang
didukung oleh 6 unit kerja, tahun 2010 BATAN berhasil menyelesaikan 3 dari 5 IKU Sasaran 2 yang
dilaksanakan oleh 4 unit kerja dengan total pagu anggaran Rp. 63.694.715.000,‐ dan
penyerapan/realisasi sebesar Rp. 59.011.148.934,‐ atau 92,65 %. Dua unit kerja lainnya dengan
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 49
total pagu anggaran Rp. 3.347.154.000,‐ dan penyerapan/realisasi sebesar Rp. 3.079.131.618,‐
atau 91,99 % pada program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BATAN
merupakan unit kerja pengawasan dan Perwakilan Luar Negeri yang mempunyai tugas dan fungsi
operasional bersifat rutin. Rincian 6 unit kerja tersebut dapat dilihat pada Lampiran 9.
Data tersebut menunjukkan bahwa unit kerja pendukung telah melaksanakan tugas dan
fungsinya, namun perlu peningkatan kinerja untuk mendukung Sasaran “Peningkatan Hasil
Litbang Energi, Isotop dan Radiasi (enisora) dan Pemanfaatan/ Penerapan di bidang Pangan,
Energi, Kesehatan dan Obat serta Sumber Daya Alam dan Lingkungan untuk Kesejahteraan
Masyarakat” agar sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan.
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 50
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 51
BAB IV
PENUTUP
LAKIP BATAN tahun 2010 menyajikan berbagai keberhasilan maupun kegagalan dalam
mencapai Sasaran Strategis BATAN tahun 2010, sesuai dengan target yang ditetapkan dari setiap
Indikator Kinerja Utama. Capaian hasil dari masing‐masing Sasaran Strategis dapat dilihat dari tabel di
bawah ini :
Tabel 4.1
Pengukuran Kinerja BATAN 2010
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5)
Peningkatan Hasil Litbang Energi, Isotop dan Radiasi (enisora) dan Pemanfaatan/ Penerapan di bidang Pangan, Energi, Kesehatan dan Obat serta Sumber Daya Alam dan Lingkungan untuk Kesejahteraan Masyarakat.
1 Jumlah Varietas Unggul Tanaman Pangan untuk Menunjang Ketahanan Pangan Nasional (padi, kedelai, kacang hijau, gandum tropikal dan sorgum)
3 Varietas 2 Varietas 66.67%
2 Jumlah Dokumen Program Infrastruktur Penyiapan PLTN dan Dokumen Pendukungnya
3 Dokumen 3 Dokumen 100%
3 Persentase Peningkatan Pemahaman Masyarakat terhadap Iptek Nuklir di Wilayah Jawa, Madura dan Bali
35% 59.70% 170,57%
4 Jumlah Paket Teknologi Hasil
Litbang Enisora 7 Paket
Teknologi. 7 Paket Teknologi
100%
5 Jumlah Prototipe Hasil Litbangyasa
Enisora 7 Prototipe 7 Prototipe 100%
6 Jumlah Mitra Komersial yang
Menerapkan Hasil Litbang Iptek Nuklir
3 Mitra 3 Mitra 100%
7 Jumlah Jenis Hasil Litbang Iptek
Nuklir yang Dikomersilkan 2 Jenis 2 Jenis 100%
8 Jumlah Publikasi Nasional dan
Internasional Hasil Litbang Enisora 57 Publikasi
Ilmiah 73 Publikasi
Ilmiah 128,07%
Peningkatan Kapasitas, Kapabilitas Sumber Daya Iptek dan Kinerja Manajemen Kelembagaan Litbang untuk Mendukung Penguatan Sistem Inovasi dan Pemanfaatan Hasil Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi ke Masyarakat.
1 Persentase Serapan Lulusan Pendidikan Teknik Nuklir di Industri
75% 95,7% 127,6%
2 Jumlah SDM yang Diterima Mengikuti Pendidikan Iptek Nuklir Jenjang S2/S3
10 Pegawai 8 Pegawai 80%
3 Jumlah Peningkatan SDM yang Berpendidikan S2 dan S3
8 Pegawai 8 Pegawai 100%
4 Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang Dihasilkan Berkaitan dengan Ketenaganukliran
3 SNI 2 SNI 66,67%
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 52
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5)
5 Persentase Peningkatan BATAN yang Beropini WTP dalam Rangka Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (good governance), Transparan dan Akuntabel
20% 100% 500%
Berdasarkan hasil evaluasi kinerja BATAN dapat diambil kesimpulan bahwa :
Sasaran “Peningkatan Hasil Litbang Enisora dan Pemanfaatan/Penerapan dibidang Pangan,
Energi, Kesehatan dan Obat serta Sumber Daya Alam dan Lingkungan untuk Kesejahteraan
Masyarakat” telah berhasil dicapai, karena hanya terdapat 1 dari 8 indikator kinerja utama (IKU) yang
tidak mencapai target.
Sasaran “Peningkatan Kapasitas, Kapabilitas Sumber Daya Iptek dan Kinerja Manajemen
Kelembagaan Litbang untuk Mendukung Penguatan Sistem Inovasi dan Pemanfaatan Hasil Penelitian,
Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi ke Masyarakat” cukup berhasil
dicapai.
Hasil yang diperoleh BATAN pada tahun 2010 memiliki prospek cukup cerah untuk
dimanfaatkan oleh masyarakat. Namun demikian, masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi
BATAN dalam merealisasikan target. Outcome yang dihasilkan oleh BATAN masih berupa imediate
outcome. Untuk menjadi ultimate outcome (dimanfaatkan oleh masyarakat) masih harus
berhubungan dengan instansi lain seperti : SK pelepasan varietas yang dikeluarkan oleh Kementerian
Pertanian, Sertifikasi peralatan kesehatan dari Kementerian Kesehatan, SNI yang dikeluarkan oleh BSN,
Paten yang dikeluarkan oleh Kementerian Hukum & HAM, registrasi produk membutuhkan mitra
produsen, dan lain sebagainya. Oleh karena itu BATAN telah mengintesifkan komunikasi dengan
kementerian teknis terkait, seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan dan Kementerian
Energi dan Sumber Daya Alam juga mitra produsen potensial.
Berdasarkan hasil di atas adapun langkah – langkah yang harus diambil BATAN.
1. Meningkatkan komitmen dan pengawasan secara berjenjang dalam “mengawal”
pecapaian target yang ditetapkan untuk mencapai sasaran.
2. Meningkatkan efektivitas kerja sama dengan stake holders dan instansi terkait
3. Menyelaraskan program‐program yang dimiliki dengan program‐program kementerian
teknis dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat,
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 53
4. Merubah paradigma berpikir SDM untuk dapat membuka diri di dalam menjalin
kerjasama
5. Mengidentifikasi kebutuhan SDM dalam rangka memenuhi kebutuhan SDM terkait
pencapaian tahap kepakaran teknologi nuklir ‐ 2014.
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 54
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 L ‐ 1
Lampiran 1
PENGUKURAN KINERJA
LEMBAGA : BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Tahun Anggaran : 2010
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Program Anggaran Pagu Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1. Peningkatan hasil litbang energi
isotop dan radiasi (enisora) dan pemanfaatan/ penerapan dibidang pangan, energi, kesehatan dan obat serta sumber daya alam dan lingkungan untuk kesejahteraan masyarakat.
1 Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional (padi, kedelai, kacang hijau, gandum tropikal dan sorgum)
3 varietas
2 varietas 66,67% 1 Penelitian Pengembangan Dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop Dan Radiasi
340.214.502.000 326.943.581.536 96,08
2 Jumlah dokumen program
infrastruktur penyiapan PLTN dan dokumen pendukungnya
3 dokumen
3 dokumen
100%
3 Persentase peningkatan pemahaman masyarakat terhadap iptek nuklir di wilayah Jawa, Madura dan Bali
35% 59,70% 170,57%
4 Jumlah paket teknologi hasil litbang enisora
7 paket teknologi.
7 paket teknologi
100%
5 Jumlah prototipe hasil litbangyasa enisora
7 prototipe
7 prototipe
100%
6 Jumlah mitra komersial yang
menerapkan hasil litbang iptek nuklir
3 mitra 3 mitra 100%
7 Jumlah jenis hasil litbang iptek nuklir yang dikomersilkan
2 jenis 2 jenis 100%
8 Jumlah publikasi nasional dan
international hasil litbang enisora 57
Publikasi Ilmiah
73 Publikasi
Ilmiah
128,07%
2. Peningkatan kapasitas, kapabilitas sumber daya iptek dan kinerja manajemen kelembagaan litbang untuk mendukung penguatan sistem inovasi dan pemanfaatan hasil penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi ke masyarakat.
1 Persentase serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di industri
75% 82,86% 110,48% 2 Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BATAN
67.041.869.000 62.090.280.552 89,68
2 Jumlah SDM yang diterima mengikuti pendidikan iptek nuklir jenjang S2/S3
10 Pegawai
8 Pegawai
80%
3 Jumlah peningkatan SDM yang berpendidikan S2 dan S3
8 Pegawai
8 Pegawai
100%
4 Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang dihasilkan berkaitan
3 SNI 2 SNI 66,67%
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 L ‐ 2
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Program Anggaran Pagu Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) dengan ketenaganukliran
5 Persentase peningkatan unit kerja yang beropini WTP dalam rangka tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), transparan dan akuntabel secara bertahap
20% 100% 500%
Jumlah Anggaran Tahun 2010 : Rp 407.256.371.000 Realisasi Pagu Anggaran Tahun 2010 : Rp 389.033.862.088 (95,53%)
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 L ‐ 3
Lampiran 2
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 L ‐ 4
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 L ‐ 5
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 L ‐ 6
Lampiran 3
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 L ‐ 7
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 L ‐ 8
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 L ‐ 9
Lampiran 4
JUDUL‐JUDUL PUBLIKASI ILMIAH NASIONAL TAHUN 2010
No Unit Kerja
Judul Makalah Penulis Media Publikasi
1 PTBIN 1 Efek CuI Terhadap Konduktivitas dan Energi Aktivasi (CuI)x(AgI)1‐x (x = 0,5 – 0,9)
P. Purwanto Jurnal Sains dan Teknologi METRIS Universitas Katolik Atmajaya Jakarta
2 PTRKN 2 Laporan Analisis Keselamatan Probabilistik Untuk Pemenuhan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2006.
D.T. Sony Tjahyani Seminar Bapeten
3 Studi Perpindahan Panas Pada Teras Reaktor Maju Berpendingin Gas.
Sudarmono Seminar Bapeten
4 Kajian Desain Termohidrolika Sub‐Kanal PLTN‐PWR Untuk Mitigasi SBLOCA dan Pemanfaatan Teknik CFD.
Muhammad Subekti Seminar Bapeten
5 Analisis Disain Termohidrolika Sub Kanal Perbandingan Sub Kanal Persegi dan Segitiga
Muh. Darwis Isnaeni Seminar Bapeten
6 Implementasi Peraturan Bapeten Pada Penyusunan UCD Reaktor Riset Inovatif.
Endiah Puji Hastuti Seminar Bapeten
3 PPIN 7 Geometri Hiperbolik Model Poincaer
Dr. Sangaji Seminar Nasional Matematika Tahun 2010‐UI
8 Perancangan coupling code perhitungan netronik dan teralhidrolik untuk simulasi dan analisis terpadu pada reaktor tipe presurized water reactor (PWR)
Dinan Andiwijayakusuma, S.Si.
Seminar Nasional Energi 2010‐UNPAD
4 PRR 9 Peparasi I‐131(MIBG) : Radiofarmaka Diaknosa dan Terapi Kanker Neuroblastoma
Purwoko Kementrian Ristek dan Teknologi, Penghargaan 102 Inovasi Indonesia, Graha Widya Bakti Puspiptek Serpong, 12 Oktober 2010
10 Sistem monitoring Chiller Menggunakan Programmable Logic Controller dan Programmable Terminal
I Wayan Widiana, ST. Seminar Nasional VI Sumber Daya Manusia Teknologi Nuklir, STTN‐BATAN, 18 Nopember 2010, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 L ‐ 10
No Unit Kerja
Judul Makalah Penulis Media Publikasi
11 Uji Banding Kit Imunoradiome‐tricassay (IRMA) Carbihydrate Antigen 125 (CA‐125) Lokal (Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka) dengan Kit IRMA CA‐125 Impor (Immunotech)
Puji Widayati, S.ST. Seminar Nasional VI Sumber Daya Manusia Teknologi Nuklir, STTN‐BATAN, 18 Nopember 2010, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
12 Uji Fungsi Modul Sistesis Otomatis (Automatic Synthesizer Modul) dan Karakterisasi 18F‐FDG
Sulaiman, S.ST Seminar Nasional VI Sumber Daya Manusia Teknologi Nuklir, STTN‐BATAN, 18 Nopember 2010, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
13 Evaluasi Kendali Mutu Senyawa Bertanda 153Samarium‐edtmp (Ethylene Diamine Tetra Methyl Phosphonate) di PRR BATAN
Yayan Tahyan Seminar Nasional VI Sumber Daya Manusia Teknologi Nuklir, STTN‐BATAN, 18 Nopember 2010, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
14 Sistem Perhitungan Produksi Radioisotop Mo‐99 dan Generator MO‐99/Tc‐99m Menggunakan
Maskur, S.ST. Seminar Nasional VI Sumber Daya Manusia Teknologi Nuklir, STTN‐BATAN, 18 Nopember 2010, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
15 Pembuatan 177Lu‐CTMP Untuk Paliatif Nyeri Tulang Metastasis : Peningkatan Kemurnian Radiokimia 177Lu CTMP dan Uji Stabilityasnya.
Sri Setyowati Seminar Nasional VI Sumber Daya Manusia Teknologi Nuklir, STTN‐BATAN, 18 Nopember 2010, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
16 Preparasi 131I‐IMG : Radiofarmaka Diagnosa dan Terapi Neuroblastoma
Drs. Purwoko Seminar Nasional VI Sumber Daya Manusia Teknologi Nuklir, STTN‐BATAN, 18 Nopember 2010, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
17 Uji Stabilitas Kit Immunoradiometricassay Carbohydrate Antigen‐125 untuk Pemantauan Kanker Ovarium
Triningsih Seminar Nasional VI Sumber Daya Manusia Teknologi Nuklir, STTN‐BATAN, 18 Nopember 2010, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
18 Preparasi, Biodistribusi dan Clearance Senyawa Pengkontras MRI Gd‐DTPA‐PAMAM‐G4‐Nimoturnemab malalui simulasi menggunakan 153Gd‐DPTA‐PAMAM G4‐Nimoturnumab
Drs.Adang Hardi G Seminar Nasional VI Sumber Daya Manusia Teknologi Nuklir, STTN‐BATAN, 18 Nopember 2010, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 L ‐ 11
No Unit Kerja
Judul Makalah Penulis Media Publikasi
19 Preparasi dan Uji Stabilitas 177Lu‐DOTA Nimotuzumab Sebagai Radiofarmaka Terapi Kanker
Martalena R Seminar Nasional VI Sumber Daya Manusia Teknologi Nuklir, STTN‐BATAN, 18 Nopember 2010, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
5 PATIR 20 Production of artemisinin in shoot cultures of artemisia cina irradiated callus
Aryanti, Marini Majalah Farmasi Indonesia, 21 (1), 27‐31, 2010
21 Sorghum breeding for improved drought tolerance using induced mutation with gamma irradiation
Soeranto Human and Sihono
J. Argon. Indonesia 38 (2) : 95‐99 (2010)
22 Identification of amjor quantitative trait locus conferring rice blast resistance using recombinant lines
Sobrizal, Masdiar Bustamam, Carkum, Ahmad Warsun, Soeranto Human, and Yoshimichi Fukuta
Indonesia Journal of Agricultural Science 11 (1), 2010 : 1‐10
*sumber : Unit Kerja di lingkungan BATAN
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 L ‐ 12
JUDUL‐JUDUL PUBLIKASI ILMIAH INTERNASIONAL TAHUN 2010
No Unit Kerja
Judul Makalah Penulis Media Publikasi
1 PTBIN 1 Past, Present and Future Research of Solid State Rechargeable on Solid State Ionics
Evvy Kartini, Tutun Nugraha, M. Ihsan, Toha Makhsun, Muhammad Gunawan
The 12th Asian Conference on Solid State Ionics, Wuhan China
2 Recent Studies on Lithium Solid Electrolytes (LiI)x(LiPO3)1‐x for Secondary Battery
Evvy Kartini, T.Y.S. Panca Putra, Iman Kuntoro, Takashi Sakuma, Khairul Basar, Osamu Kamishima, Junichi Kawamura
ICSSP Kumamoto Jepang
3 Crystallite size and microstrain measurement of cathode material after mecanical milling of neutron diffraction technique
Andika F International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010
4 Determination of Zn composition of a brass using diffraction method. A comparison with Vegard’s low
Tri Hardi P International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010
5 Comparison of presipitation method and coprecipitation method in the formation of YBCO123 superconductor
Yustinus P International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010
6 Formation of composite YBCO123 –Ag superconductor with evaporation
Yustinus P International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010
7 Neutron diffraction tecnique on the structural identification of ZrNbMoGe alloy
Parikin International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010
8 Surface modification of biomaterial CoCrMo alloys using combination of sputtering and plasma nitriding methode
B. Bandriyana International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010
9 Super HRPD and Imateria: Super High Resolution and Versatile High Throughtput Neutron Powder Diffractometer At J‐Parc
Teguh Yulius International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010
10 Neutron tomography set up at beam tube S2 of RSG‐GAS Reactor
Sutiarso International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010
11 Development of polyetylene‐CaCo3 polymer composite with addition of silane as coupling agent
Deswita International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 L ‐ 13
No Unit Kerja
Judul Makalah Penulis Media Publikasi
12 The effect of adding 1 M NaOH, KOH, and HCl solution to the framework of natural zeolit
Supandi S International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010
13 Activation and purivication of bentonite for the treatment of crude palm oil (cpo) as vegetable oil
Tutun N International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010
14 Development of biodegradable micro and nanosphere for medical application
Sudaryanto International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010
15 Synheses and characterization of natural rubber silica composite
Indra G International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010
16 Structural change of bovine serum albumin in solution: A Small Angle Neutron Scattering Study
Arum Patriati International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010
17 Protein conformation and its dynamics in solution by Molecular Dynamics simulation for Small Angle Neutron Scattering (Sans) Data Analysis
Edy Giri RPInternational Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010
18 A New Era of Batan’s Small Angle Neutron Scattering facility on nanoscience research in life science
Edy Giri RP International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010
19 Inclusion of polyvinyledene fluoride polymer as binding agent for LiCoO2 granules
Tutun N International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010
20 Syntesis of electrolyte polymer based on natural polymer chitosan by ion implantation technique
Evi Yulianti International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010
21 Syntesis of lead free piezoelectric BNT ceramic by use of solit state reaction method
Syahfandi International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010
22 Syntesys of bismuth natriun titanate‐barium titanat (BNT‐BT) ceramic for ultrasonic tranduser
Mardiyanto International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010
23 Syntesis and characterzation of (LiBr)0,5(AlSiO)0,5 ionic conductor
Aziz K.J International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 L ‐ 14
No Unit Kerja
Judul Makalah Penulis Media Publikasi
24 The catalytic synthesis of colomnar carbon on carbon/Si system by ion beam irradiation
Setyo Purwanto International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010
25 Growth of carbon nano tube (Cnt) from nano structured composite of Fe‐C using ion implatation technique
Salim Mustofa International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010
26 Ag+ ion implatation on glassy electrolyte AgPO3
Wagiyo International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010
27 Test performance of NiCd battery by Arbin Bt2000 Battery Analyzer in Batan
Heri Jodi International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010
28 Development of thin film electroda LiCoO2 by DC‐Sputering
Elman P International Conference on Materials Science and Technology (ICMST) Tahun 2010
29 Applied Stress and Silicon Perfect Single Crystal for Controlling the Extinction Layer
M. Refai Muslih, Ridwan, Iman Kuntoro, Nobuaki Minakawa
Journal of Materials Science Forum, Vol. 652 (2010), p 255‐259
30 Residual Stress Measurement at the Interface of Spot Welded Dissimilar Metals Between Carbon Steel and Austenitic Stainless Steel
Triyono, Jamasri, M.N. Ilman, R. Soekirno, M. Refai
Journal of Materials Science Research India (2010), Vol. 07, No. 02 Desember 2010
31 Fractal Structures on Fe3O4 Ferrofluid: A Small‐Angle Neutron Scattering Study
Edy Giri Rachman Putra, Baek Seok Seong, Eunjoo Shin, Abarrul Ikram, Sistin Ari Ani, Darminto
Journal of Physics: Conference Series Vol. 27 (2010) 012028
32 Recent Development of a 36 meter Small‐Angle Neutron Scattering BATAN Spectrometer (SMARTer)in Serpong Indonesia
Edy Giri Rachman Putra, Bharoto, Baek Seok Seong,
Journal of Physics: Conference Series Vol. 27 (2010) 012010
33 Assessment of Nugget Size of Spot Weld Using Neutron Radiograhy
Triyono, Jamasri, M.N. Ilman, R. Soekirno, and Sutiarso
Atom Indonesia Best Paper Award 2010‐2nd Place
2 PTNBR 34 Nuclear Analytical Techniques INAA and PIXE Application for Characterization of Airborne Particulate Matter in Indonesia
Muhayatun, Diah, Hopke and Markwitz
Journal of Applied Sciences in Enviromental Sanitation
35 Preliminary Study of The Source of Ambient Air Pollution in Serpong, Indonesia
Muhayatun, Diah, Rita, Esrom, Halimah and Hopke
Air Pollution Research Journal
36 Analytical Methods INAA and PIXE Applied to Characterization of Airborne Particulate Matter In Bandung, Indonesia
Diah Dwiana Lestiani and Muhayatun Santoso
Jurnal Atom Indonesia
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 L ‐ 15
No Unit Kerja
Judul Makalah Penulis Media Publikasi
37 Study on Annual Internal Radiation Dose from Consumption of Sweet Potatoes Contaminated by 134Cs
Idam Arif, Octolia Togibasa Tambunan, Poppy Intan Tjahaja, Siti Nurul Khotimah
Indonesian Journal of Physics, Vol. 21, No.1, January 2010
38 Manganese Exposure on Welders in Small Scale Mild Steel Manual Metal Arc Welding Industry
Nastiti, Muhayatun, Oginawa
Journal of Applied Sciences in Enviromental Sanitation
3 PTLR 39 The Concept of deep ground water management for water supply at galis dajah village, konang, Bangkalan‐Madura
Zainus Salimin and Gunandjar
The 2” International workshop on water supply management system and social capital – ITS.
40 The Utilization of aerobic bacteria for supplying process of raw water for drinking water
Gunandjar and Zainus Salimin
The 2” International workshop on water supply management system and social capital – ITS.
41 Monitor of radionukclides in fishes, mussels and macroalage at Muria Peninsula Centra Java, Indonesia
Heru Umbara, Henny Suseno
The International Conference on Mathematic and Natural Science 2010, ITB, Bandung, 23‐25 November 2010
42 Effect of particulate content on the bioaccumulation of Hg In Farmed tilapia OREOCHROMIS MOSSAMBICUS using radiotracer
Henny Suseno1, DjarotS. Wisnubroto2, Sumi Hudiyono PWS3, Budiawan3
The International Conference on Mathematic and Natural Science 2010, ITB, Bandung, 23‐25 November 2010
4 PTRKN 43 Design of Transition Cores of RSG‐GAS (MPR‐30) with Higher Loading Silicide Fuel
Liem Peng Hong, Tagor MS
Jurnal Internasional: Nuclear Enginering and Design 240 (2010) 1433-1442
5 PRR 44 Understanding the Behavior of Laser‐produced Tin Plasmas by Time‐resolved Spectroscopy and Simulation of their Spectra
Imam Kambali, Tom McCormack, Enda Scally, John White, Gery O'Suliva, Fergal O'Reily and Paul Sheridan
School of Physics, University College Dublin, Ireland. 2010 Internasional Workshop on EUV Sources
45 Technical Meeting on Developing Techniques for Smail Scale Indegenous Mo99
Dr. Abdul Mutalib Santiago (Chile) 9‐12 Nop 2010
6 PATIR 46 Mitochondrial gene in the nuclear genome induces reproductive barrier in rice
Yoshiyuki Yamagata, Eiji Yamato, Kohichiro Aya, Khin Thanda Win, Kayuzuki Doi, Sobrizal, Tomoko Ito, Hiroyuki, Jianzhong Wu, Takashaki Matsumoto, Makoto Matsuoka, Motoyuki Ashikari
PNAS Vol. 107 No. 4 January 26, 2010
47 Development of shorgum tolerant to acid soil using induced mutation with gamma irradiation
S. Human, Trioesoemaningtyas, Sihono, and Sungkono
Atom Indonesia Vol. 36 No. 1 (2010) 11‐15
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 L ‐ 16
No Unit Kerja
Judul Makalah Penulis Media Publikasi
48 Simpler and more accurate : Weighing the mercury in electrolytic cells by radiotracer dilution method
Sugiharto, Sigit Budi Santoso, Gatot Budi Santoso
Atom Indonesia Vol. 36 No. 2 (2010)
49 Analysis of residence time distribution of fluid flow by axial dispersion model
Sugiharto, Zaki Suud, Rizal Kurniadi, Abdul Waris and Zainal Abidin
American Institute of Physics
50 Geochemistry of dieng geothermal field, Indonesia
Rasi Prasetio, Zainal Abidin, Yoki Yulizar
Proceedings World Geothermal Congress 2010
51 Production of useful mutant bay gamma irradiation in Cangkuang sweet potato variety
Aryanti Amsal, Erwin El Hafizh, Tri Muji Ermayanti
Proceeding Primer congreso peruano de mejoramiento genetic by biotecnologia Agricola, La Molina, Lima Peru, 17‐19 de mayo 2010. Pp 119‐121
*sumber : Unit Kerja di lingkungan BATAN
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 L ‐ 17
Lampiran 5
DATA DAN STATUS PATEN BATAN PADA DITJEN HKI (DALAM PROSES)
TAHUN 2000
No. J U D U L, INVENTOR,
UNIT KERJA
JENIS PATEN
NOMOR PERMINTAAN
TANGGAL PERMINTAAN
STATUS TERAKHIR
1. Sistem Akuisisi Data Peralatan Uji Tangkap Kelenjar Gondok (Thyroid Up Take) Portabel Setiadi. WS, dkk
Paten Sederhana
S 00201000061 16 April 2010 Terdaftar Telah memenuhi persyaratan formalitas, surat N0. HKI.3‐HI.0501, tgl 7 Juli 20010
2. Metode Pembuatan Kopolimer Emulsi Pati‐Karet Alam‐Polimetilmetaklirat Menggunakan Teknologi Radiasi, Dan Kopolimer Yang Dihasilkan Metode Tersebut, Drs. Sudrajat Iskandar ,dkk (PATIR)
Paten P.00201000280 16 April 2010 Telah memenuhi syarat formalitas. Srt No.HKI 3‐HI.05.01.02/78/10. Tgl 26 April 2010.
3. Perangkat Uji Kebocoran Elemen Bakar Reaktor Nuklir Jenis Triga, Ir. Sujatmi K, dkk (PTNBR)
Paten Sederhana
S. 00201000137 23 Juli 2010 Terdaftar Telah memenuhi syarat formalitas, srt Ditjen HKI No.HKI.3‐HI.05.01.02. 6786 tgl.5‐8‐2010
4. Metode Pengelasan Tig, Ir. Saeful Hidayat (PTNBR)
Paten Sederhana
S. 00201000138 23 Juli 2010 Terdaftar Telah memenuhi syarat formalitas, srt Ditjen HKI No.HKI.3‐HI.05.01.02. 6756 tgl. 4‐8‐2010
5. Alat Etsa, Ir. Saeful Hidayat (PTNBR)
Paten Sederhana
S. 00201000139 23 Juli 2010 Terdaftar Telah memenuhi syarat formalitas, srt Ditjen HKI No.HKI.3‐HI.05.01.02. 6719 tgl.3‐8‐2010
6. Besi Oksida Berbasis Pasir Besi, Proses Pembuatan & Penggunaannya, Dr. Ridwan (PTBIN)
Paten P. 00201000456 23 Juli 2010 Terdaftar Telah memenuhi syarat formalitas, srt Ditjen HKI No.HKI.3‐HI.05.01.02. 6822 tgl. 9‐8‐2010
7. Alat Nitridasi Plasma Lucutan Pijar Frekuensi Radio, Ir. Suprapto PTAPB
Paten P. 00201000457 23 Juli 2010 Terdaftar Telah memenuhi syarat formalitas, srt Ditjen HKI No.HKI.3‐HI.05.01.02. 6785 tgl. 5‐8‐2010
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 L ‐ 18
No. J U D U L, INVENTOR,
UNIT KERJA
JENIS PATEN
NOMOR PERMINTAAN
TANGGAL PERMINTAAN
STATUS TERAKHIR
8. Proses Pembuatan Oligoalginat Sebagai Zat Pengatur Tumbuh Organik Dgn Teknologi Radiasi, Tita Puspitasari, M.Si. (PATIR)
Paten P. 00201000458 23 Juli 2010 Terdaftar Telah memenuhi syarat formalitas, srt Ditjen HKI No.HKI.3‐HI.05.01.02. 6755 tgl. 4‐8‐2010
9. Komposit Magnet‐Arang Aktif Dari Bahan Dasar Iron Mill Scale Waste Dengan Metode Wet Milling dan Penggunaannya, Dr. Ridwan (PTBIN)
Paten P. 00201000459 23 Juli 2010 Terdaftar Telah memenuhi syarat formalitas, srt Ditjen HKI No.HKI.3‐HI.05.01.02. 6718 tgl. 3‐8‐2010
10. Alat Sumber Ion Tipe Katode Panas Untuk Cuplikan Bahan Padat, Drs. BA. Tjipto Sujitno, MT. (PTAPB)
Paten P. 00201000460 23 Juli 2010 Terdaftar Telah memenuhi syarat formalitas, srt Ditjen HKI No.HKI.3‐HI.05.01.02. 6788 tgl.5‐8‐2010
11. Komposit Besi Oksida Berbasis Pasir Besi, Proses Pembuatan dan Penggunaannya, Dr. Ridwan (PTBIN)
Paten P. 00201000461 23 Juli 2010 Terdaftar Telah memenuhi syarat formalitas, srt Ditjen HKI No.HKI.3‐HI.05.01.02. 6823 tgl. 9‐8‐2010
12. Bijih Plastik Ramah Lingkungan Dari Kopolimer Pati Karet Alam Polistirena Bahan Aditif‐Bahan Pengisi Iradiasi & Proses Pembuatannya, Drs. Sudrajat Iskandar (PATIR)
Paten P. 00201000726 15 November 2010
Terdaftar Telah memenuhi syarat formalitas, srt Ditjen HKI No.HKI.3‐HI.05.01.02. 6823 tgl. 9‐8‐2010
13. Proses Pengolahan Bijih Monasit Menjadi RE (OH)3 Bebas Zat Radioaktif, Ir. Erni Rifandriyah, dkk (PPGN)
Paten P. 00201000727 15 November 2010
Terdaftar Telah memenuhi syarat formalitas, srt Ditjen HKI No.HKI.3‐HI.05.01.02. 6823 tgl. 9‐8‐2010
14. Peningkatan Indeks Viskositas Pelumas Dari Kopolimer Radiasi Lateks Karet Alam metil Metakrilat & Proses Pembuatannya, Dr. Meri Suhartini (PATIR)
Paten P. 00201000819 06 Desember 2010
Terdaftar Telah memenuhi syarat formalitas, srt Ditjen HKI No. HKI.3.HI.05.01.02.8699 tanggal 14 Des’10
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 L ‐ 19
No. J U D U L, INVENTOR,
UNIT KERJA
JENIS PATEN
NOMOR PERMINTAAN
TANGGAL PERMINTAAN
STATUS TERAKHIR
15. Proses Pembuatan Membran Selulosa mikrobial Dengan Teknik Radiasi dan Penggunaannya, Dr. Darmawan (PATIR)
Paten P. 00201000820 06 Desember 2010
Terdaftar Telah memenuhi syarat formalitas, srt Ditjen HKI No. HKI.3.HI.05.01.02.8679 tanggal 14 Des’10
16. Alat Analisis Partikel Udara Untuk Modifikasi Cuaca, Dr. Eko Pujadi (PTKMR)
Paten P. 00201000917 23 Desember 2011
Terdaftar
*sumber : Biro Kerjasama Hukum dan Humas
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 L ‐ 20
Lampiran 6
DAFTAR LULUS STTN YANG DISERAP DUNIA INDUSTRI
TAHUN 2010
No. NAMA PRODI KETERANGAN
1 Asep Gumilar TKN ‐ R BATAN ‐ BKHH
2 Anwar Ilmar Ramadhan TKN ‐ R PT Topan Printing Indonesia jl Raya Raya Teuku Umar No. 44 Cibitung Bekasi 17520 (Technical Staff‐Departement Technical
3 Abdurahman Nur Ichsan TKN ‐ R Sidoarjo
4 Ahmad Hilman TKN ‐ R PT Samudra Oceaneering Bintang Industri Park I Lot no. 9 Batu Ampar Batam KEPRI 29457
5 Ahmad Rosyadi TKN ‐ R PT Bixindo Utama Jl. Raja Ali Haji Kompleks Wira Mustika Blok C 05 Lubuk Baja BATAM
6 Ani Budiarti TKN ‐ R PT. Megatek Konsindo
7 Aprillia Megayanti Rum P TKN ‐ R Universitas Kristen Surabaya
8 Aster Novianti Ningrum TKN ‐ R tidak dapat dihub
9 Benedikta Riana Dici P TKN ‐ R S‐2
10 Hana Subhiyah TKN ‐ R BATAN ‐ PRPN
11 Ida Yusnaini TKN ‐ R PT. Starkarton, Ganesha Jogja,wirausaha fotocopy
12 Intan Puspitasari H TKN ‐ R tidak dapat dihub
13 Kiosa Puspita Remajayanti TKN ‐ R PT. SEJIN The Best Metal Press ‐ Electronics Component Jl. Jaha Jatake, Desa Malang Nengah Kec. Pagedangan
14 Marlinda Fitrianingrum TKN ‐ R BIMBEL
15 Merita TKN ‐ R BATAN ‐ PSJMN
16 Mutia Anggraini TKN ‐ R BATAN PPGN
17 Nurmaya Arofah TKN ‐ R S‐2
18 Rizky Ramadhian H TKN ‐ R PT. Bonne Indo Teknik
19 Rizqi Dian Aristi TKN ‐ R PT Mandala Mitra Dental
20 Satriawan Luhur P TKN ‐ R Hotel Mandarin (PPR X‐ray)
21 Setyo Erna Widiyanti TKN ‐ R Magang PPEN Jepara
22 Trisnadi Arifiansyah TKN ‐ R Inspektindo Pratama & Wisma Raharja(kontrak hbs),Wirausaha Batik
23 Tyas Widyarini Nufi TKN ‐ R Bank BTN Kancepam Pamulang Ruko Pamulang Permai Blok SH 10 No. 6&7 Tangerang (0217414308)CS
24 Winda Susanto TKN ‐ R PT. JINGGA CITRA PERSADA JL. Boulevard Raya Blok RA 19/2, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara 14250 Telp. 021‐ 45847301 FAX: 021‐ 45847302
25 Wiyono TKN ‐ R Bekerja sebagai PPR di Surabaya
26 Yuyun Lestari TKN ‐ R PT PANASONIC DEVICE BATAM
27 Yuyun Septiana TKN ‐ R PT Shin Sun Cikarang
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 L ‐ 21
No. NAMA PRODI KETERANGAN
28 Zahrotul Wardati TKN ‐ R PT Wira Bakti Artaguna Pertokoan Sunrise Garden Blok X No. 12 a Jln. Panjang Jakarta Barat 11520 telp. 021 58303747/ 087883417080
29 Atok Suhartanto TKN ‐ E BATAN
30 Triani Widyaningrum TKN ‐ E BATAN
31 Debby Eko Purnomo ELIN ‐ R Sudah
32 Erfan Dwi Ananda ELIN ‐ R tidak boleh keluar kota
33 Sayyid Khusumo Lelono ELIN ‐ R PT. UT Quality Cilegon
34 Taqwin Achsananto ELIN ‐ R PT Shohib Sejati KALTIM
35 Aan Puji Hidayat ELIN ‐ R PT RADIANT UTAMA
36 Aditya Romas ELIN ‐ R PT Surveyor Indonesia
37 Anggih Udi Pawanji ELIN ‐ R PT. VELSEIS INDONESIA JL. MT. Haryono No. 124 D RT.36 RW.012 Balikpapan 76114, East Kalimantan Telp: (62‐542) 761906 Fax : (62‐542)876770
38 Bayu Marendra ELIN ‐ R PT RADIANT UTAMA
39 Candra Kusuma ELIN ‐ R PT HITECH BATAM
40 Desy Biantara ELIN ‐ R PT. SCIENTEK COMPUTINDO Menara Batavia Lt.10, Jln. K.H. Mas Mansyur Kav.126, Jakarta Pusat 10220. Telp. 021‐5747550 Fax.021‐5749311
41 Dwinda Rahmadya ELIN ‐ R PJS Building, Jalan Rawa Gelam 3 No 1 Pulo Gadung.
42 Ery Aries Prianto ELIN ‐ R PT Thomasong
43 Helmi Fauzi Rahmatullah ELIN ‐ R BATAN ‐ PTBN
44 Heru Budianto ELIN ‐ R PT HITECH BATAM
45 Khairul Alfi Aritonang ELIN ‐ R PT BNI 46 Jl. Dr Sutomo No. 32 Tebing Tinggi Deli Sumut
46 Moch. Romli ELIN ‐ R BATAN ‐ PTLR
47 Muhammad Ja'far ELIN ‐ R PT HITECH INDOMULIA KOMPLEK GOLDEN GATE BLOK B NO. 3 TANJUNG UTAMAMBATAM
48 Muhammad Muhyidin F ELIN ‐ R BATAN ‐ PTLR
49 Muhammad Ramadani ELIN ‐ R PT HITECH INDOMULIA KOMPLEK GOLDEN GATE BLOK B NO. 3 TANJUNG UTAMAMBATAM
50 Nuraini Fauziah ELIN ‐ R Wirausaha Warnet (Shitarra Net)
51 Rahmat Nugroho ELIN ‐ R PT UT Quality Indonesia Jl Laksamana Bintan Komplek Rezeki Graha Mas Blok J no.11 Sei Panas BATAM
52 Singgih Eko Prihantono ELIN ‐ R PT. Ispectorat Sulawesi
53 Tri Sakti Susilowati ELIN ‐ R PT. Sunrise Steel Jl.By Pass Mojokerto KM.54 Mojokerto 61361
54 Abdul Rohim Iso Suwarso ELIN ‐ E BATAN PTNBR
55 Agus Juwana ELIN ‐ E BATAN PPIN
56 Suseno ELIN ‐ E PT GPS Yogyakarta
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 L ‐ 22
No. NAMA PRODI KETERANGAN
57 Ade Faelani ELMEK ‐ R CV. Tri Yuda Karya&PT Radiant Utama Interinsco
58 Agung Nugroho ELMEK ‐ R KPJB PLTU Tanjung Jati B Unit III‐IV
59 Arief Noor Hidayat 030500059 PT Tara Cell Telekomunikasi Regional Yogyakarta Jl. Wonosari KM 6.5 Yogyakarta
60 Aswin Anwir ELMEK ‐ R PT. Grand Kartech
61 Aziz Latif Usman 030500061 KPJB PLTU Tanjung Jati B Unit III‐IV
62 Imam Mustawi ELMEK ‐ R PT Inpectorat Sulawesi
63 Indra Milyardi ELMEK ‐ R BATAN ‐ PATIR
64 Mulia Dewi ELMEK ‐ R
65 Septian Adi Priambada ELMEK ‐ R NDT Inspector PT Radiant Utama Interinsco TBK Jl. Kapten Tendean, No.24 Mampang Prapatan ‐ Jakarta (+62 21) 719‐1020 (hunting) ruinco@radiant‐utama.com
66 Sis Prayogo ELMEK ‐ R PT. KGeo Electronics Indonesia (PMA dari korea) Manufacturing (Speaker) and Injection Jln. Jababeka Raya Blok R1 MN Kawasan Industri Jababeka Cikarang Bekasi
67 Teguh Sadono ELMEK ‐ R PT. Karuniatama Polypack
68 Dwijo Murdiyanto ELMEK ‐ E BATAN PPEN
69 Teguh Subekti ELMEK ‐ E BATAN
70 Tri Cahyo Laksono ELMEK ‐ E BATAN
*sumber : Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 L ‐ 23
Lampiran 7
SNI YANG DIHASILKAN BATAN
NO. SNI Tahun 2008 JUDUL SNI BIDANG SNI
1. SNI ISO/ASTM 51818:2008
Praktik dosimetri pada fasilitas berkas …. Untuk pemrosesan dengan radiasi pada …. Antara 80 keV sampai dengan 300 kev
SNI Bidang pengukuran Radiasi
2. SNI ISO/ASTM 51702:2008
Standar praktik untuk dosimetri dalam fasilitas iradiasi gamma untuk pemrosesan dengan radiasi
SNI Bidang pengukuran Radiasi
3. SNI ISO/ASTM 7503:2008
Evaluasi kontaminasi permukaan‐Bagian 1 : Pemancar beta ( energy beta maksimum lebih besar 0,15 MeV) clan pemancar alfa
SNI Bidang pengukuran Radiasi
4. SNI ISO/ASTM 51261:2008
Pedoman standar untuk pemilihan dan kalibrasi syatem dosimetri dalam pemrosesan dengan radiasi
SNI Bidang pengukuran Radiasi
5. SNI ISO/ASTM 51261:2008
Pedoman untuk estimasi ketidakpastian pada dosimetri untuk pemrosesan dengan radiasi
SNI Bidang pengukuran Radiasi
6. SNI ISO/9712:2008 Kualifikasi dan sertifikasi personel SNI Bidang Uji Tak Rusak
7. SNI ISO/20807:2008 Kualifikasi personel uji tak rusak untuk aplikasi terbatas
SNI Bidang Uji Tak Rusak
8. SNI ISO/3999:2008 Proteksi radiasi ‐ Peralatan untuk radiografi gamma industri‐ Spesifikasi untuk kinerja, desain dan uji
SNI Bidang Uji Tak Rusak
NO. SNI Tahun 2009 JUDUL SNI BIDANG SNI
1. SNI ISO/ 20553:2009 Proteksi radiasi ‐ Pemantauan pekerja yang berisiko terpapar kontaminasi internal oleh bahan radioaktif
SNI Bidang Uji Tak Rusak
2. SNI ISO/ 9696:2009 Mutu air ‐ Pengukuran aktivitas alfa total dalam air tawar ‐ Metode sumber tebal
SNI Bidang Uji Tak Rusak
3. SNI ISO/9697 :2009 Mutu air ‐ Pengukuran aktivitas beta total dalam air tawar ‐ Metode sumber tebal
SNI Bidang Uji Tak Rusak
4. SNI ISO/10703:2009 Mutu air ‐ Penentuan konsentarasi aktivitas radionuklida ‐ Metode spektrometri sinar gamma resolusi tinggi
SNI Bidang Uji Tak Rusak
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 L ‐ 24
NO. SNI Tahun 2010 JUDUL SNI BIDANG SNI
1. SNI ISO/ TS 18173:2010 Uji tak rusak ‐ Istilah umum dan definisi SNI Bidang Uji Tak Rusak
2. SNI ISO/ TR 25108 :2010
Uji tak rusak ‐ Pedoman untuk lembaga pelatihan personel uji tak rusak
SNI Bidang Uji Tak Rusak
*sumber : Pusat Standarisasi Jaminan Mutu Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 L ‐ 25
Lampiran 8
DISTRIBUSI ANGGARAN BATAN 2010 DALAM MATRIK PROGRAM
PROGRAM Program Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya Batan JML
PTBIN PTAPB
PTNBR
PTKMR PPEN PTRK
N PRSG PPIN PPGN PTBN PTLR PRPN PRR PATIR PDIN PKTN JML KA-PUS
PW-LN PDL STTN INSPK PSJM
N JML
01.01.09. Program Penerapan Kepemerintahan Yang Baik
10.995
29.932
16.565
13.319
6.213
10.511
26.549
6.159
14.681
14.655
11.113
9.215
8.372
28.219
4.172
35.514
246.185
34.095
600
7.905
-
2.347
2.813
47.760
293.944
01.01.10. Program Peningkatan Pengawasan Dan Akuntabilitas Aparatur Negara
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
350
-
-
-
400
-
750 750
01.01.13. Program Pengelolaan Sumber Daya Manusia Aparatur
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
900
-
1.620
-
-
-
2.520 2.520
01.01.17. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur Negara
-
400
-
430
-
-
900
-
-
-
-
-
-
-
370
500
2.600
1.350
-
-
-
-
-
1.350 3.950
01.04.01. Program Penelitian Dan Pengembangan Iptek
1.800
2.800
2.000
5.000
-
2.400
-
-
3.500
2.500
2.900
3.300
4.200
3.400
-
-
33.800
-
-
-
-
-
-
-
33.800
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 L ‐ 26
PROGRAM Program Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya Batan JML
PTBIN PTAPB
PTNBR
PTKMR PPEN PTRK
N PRSG PPIN PPGN PTBN PTLR PRPN PRR PATIR PDIN PKTN JML KA-PUS
PW-LN PDL STTN INSPK PSJM
N JML
01.04.02. Program Difusi Dan Pemanfaatan Iptek
122
194
68
2.019
-
-
1.165
9
998
940
1.206
54
40
1.428
7.000
184
15.430
-
-
1.245
1.580
-
132
2.957
18.387
01.04.03. Program Penguatan Kelembagaan Iptek
1.950
600
3.000
-
-
-
3.000
1.000
3.000
4.000
4.100
-
6.000
3.550
-
1.300
31.500
2.950
-
-
-
-
900
3.850
35.350
04.07.01. Program Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi
-
-
-
-
7.550
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
750
8.300
-
-
-
-
-
-
- 8.300
05.03.02. Program Pengendalian Pencemaran Dan Perusakan Lingkungan Hidup
-
400
600
-
-
-
-
-
-
-
800
-
-
600
-
-
2.400
-
-
-
-
-
-
- 2.400
10.06.01. Program Pendidikan Tinggi
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
7.855
-
-
7.855 7.855
JML 14.867 34.326 22.233 20.769 13.763 12.911 31.614 7.169 22.179 22.096 20.119 12.569 18.612 37.197 11.542 38.249 340.215
39.645 600 10.770 9.435 2.747 3.844 67.042 407.256
340.215 67.042
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 L ‐ 27
Lampiran 9
REALISASI ANGGARAN BELANJA NEGARA ‐ BATAN TAHUN 2010
No PROGRAM SATUAN KERJA/UNIT KERJA ANGGARAN
PAGU REALISASI (%) JUMLAH TOTAL 407.256.371.000 389.033.862.088 95,53 1 Penelitian
Pengembangan Dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop Dan Radiasi
Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi
37.196.836.000 37.013.194.155 99,51
Pusat Pengembangan Energi Nuklir 13.762.636.000 13.279.057.385 96,49 Pusat Pengembangan Geologi
Nuklir 22.178.690.000 21.585.515.602 97,33
Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri
22.232.950.000 21.758.732.644 97,87
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
34.326.478.000 33.617.815.410 97,94
Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi
20.768.759.000 20.045.011.147 96,52
Pusat Diseminasi Iptek Nuklir 11.541.682.000 11.006.079.950 95,36 Pusat Reaktor Serba Guna 31.614.195.000 30.127.977.407 95,30 Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir 22.095.793.000 20.782.770.420 94,06 Pusat Teknologi Bahan Industri
Nuklir 14.867.325.000 14.703.995.887 98,90
Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir 12.569.390.000 12.062.690.207 95,97 Pusat Radioisotop dan
Radiofarmaka 18.611.907.000 17.945.983.250 96,42
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif 20.119.206.000 19.202.412.006 95,44 Pusat Pengembangan Informatika
Nuklir 7.168.805.000 6.960.912.698 97,10
Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nukir
12.911.094.000 12.505.347.157 96,86
Pusat Kemitraan Teknologi Nuklir 38.248.756.000 34.346.086.211 89,80 Jumlah 340.214.502.000 326.943.581.536 96,10 2 Dukungan
Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BATAN
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir 9.435.211.000 8.975.037.527 95,12 Pusat Pendidikan dan Pelatihan 10.769.978.000 10.476.969.449 97,28 Pusat Standardisasi & Jaminan
Mutu Nuklir 3.844.494.000 3.716.557.721 96,67
Inspektorat 2.747.154.000 2.698.506.928 98,23 Kantor Pusat Badan Tenaga Nuklir
Nasional 39.645.032.000 35.842.584.237 90,41
Perwakilan BATAN Luar Negeri 600.000.000 380.624.690 63,44 Jumlah 67.041.869.000 62.090.280.552 92,61
*sumber : Laporan Keuangan BATAN 2010
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2010 L ‐ 28