Laporan Pkl - Batan

49
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menunjang pelaksanaan perkuliahan, maka Universitas Sriwijaya melakukan program praktek baik yang dilakukan di laboratorium maupun praktek lapangan. Pada program studi Pendidikan Kimia, mata kuliah Biokimia, Kimia Anorganik Fisik dan Termodinamika harus dipelajari oleh mahasiswa. Materi pada Biokimia membahas tentang teknologi vaksin, serum, rekayasa genetika, dll. Sedangkan pada Kimia Anorganik Fisik dan Termodinamika membahas tentang industri kimia, untuk menunjang penguasaan kedua materi tersebut. Mata kuliah ini memerlukan adanya praktikum di laboratorium, dan praktek kerja lapangan. Agar mahasiswa dapat menambah wawasannya terhadap kedua mata kuliah tersebut, maka dari Program Studi Kimia merencanakan untuk mengadakan Praktek Kuliah Lapangan. Pada kunjungan kami ke BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) itu berkaitan dengan mata kuliah Termodinamika. Adapun yang menjadi objek kunjungan adalah reaktor nuklir. Seperti yang diketahui, di dalam nuklir terjadi reaksi fisi (pembelahan inti) yang berkaitan dengan materi Termodinamika. Selain itu

Transcript of Laporan Pkl - Batan

Page 1: Laporan Pkl - Batan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk menunjang pelaksanaan perkuliahan, maka Universitas Sriwijaya

melakukan program praktek baik yang dilakukan di laboratorium maupun praktek

lapangan. Pada program studi Pendidikan Kimia, mata kuliah Biokimia, Kimia

Anorganik Fisik dan Termodinamika harus dipelajari oleh mahasiswa. Materi

pada Biokimia membahas tentang teknologi vaksin, serum, rekayasa genetika, dll.

Sedangkan pada Kimia Anorganik Fisik dan Termodinamika membahas tentang

industri kimia, untuk menunjang penguasaan kedua materi tersebut. Mata kuliah

ini memerlukan adanya praktikum di laboratorium, dan praktek kerja lapangan.

Agar mahasiswa dapat menambah wawasannya terhadap kedua mata kuliah

tersebut, maka dari Program Studi Kimia merencanakan untuk mengadakan

Praktek Kuliah Lapangan.

Pada kunjungan kami ke BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) itu

berkaitan dengan mata kuliah Termodinamika. Adapun yang menjadi objek

kunjungan adalah reaktor nuklir. Seperti yang diketahui, di dalam nuklir terjadi

reaksi fisi (pembelahan inti) yang berkaitan dengan materi Termodinamika. Selain

itu perubahan suhu dan tekanan yang berpengaruh dalam reaktor nuklir serta

energi yang dihasilkan dapat dihitung besar dan perubahannya melalui mata

kuliah Termodinamika.

1.2 Maksud dan Tujuan

1. Sebagai penunjang dalam peningkatan penguasaan ilmu pada mata kuliah

Kimia Termodinamika

2. Mengetahui Jurnal Kimia melalui Degenerasi Penelitian Ilmiah.

1.3 Manfaat Kegiatan

1. Mahasiswa dapat mengerti teori dan praktek secara konkret terhadap mata

kuliah tersebut.

Page 2: Laporan Pkl - Batan

2. Mahasiswa mempunyai wawasan tentang Jurnal Kimia melalui Degenerasi

Penelitian Ilmiah.

1.4 Bentuk Kegiatan

Untuk mencapai tujuan yang diinginkan, maka strategi yang dilakukan

adalah dengan mengadakan kunjugan beberapa tempat dengan bentuk kegiatan

sebagai berikut :

1. Ramah-tamah

2. Pengenalan BATAN dan penjelasan mengenai NUKLIR

3. Studi banding Laboratorium ;

- Reaktor Nuklir Research

1.5 Jumlah Peserta Praktik Kuliah Lapangan

1. Mahasiswa mengikuti PKL ini berjumlah 59 orang (daftar mahasiswa

terlampir)

2. Dosen Pembimbing

a. Dr. Effendi Nawawi, M.Si

b. Desi, S.Pd. M.T

1.6 Waktu dan Tempat

Waktu pelaksanaan : Selasa, 5 Juni 2012 pukul 13.00-15.00 WIB

Tempat Pelaksanaan : BATAN-Bandung Jl.Tamansari No.71 Bandung

40132

Page 3: Laporan Pkl - Batan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perkembangan BATAN

Kegiatan pengembangan dan pengaplikasian teknologi nuklir di Indonesia

diawali dari pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktivitet tahun

1954. Panitia Negara tersebut mempunyai tugas melakukan penyelidikan terhadap

kemungkinan adanya jatuhan radioaktif dari uji coba senjata nuklir di lautan

Pasifik. Dengan memperhatikan perkembangan pendayagunaan dan pemanfaatan

tenaga atom bagi kesejahteraan masyarakat, maka melalui Peraturan Pemerintah

No. 65 tahun 1958, pada tanggal 5 Desember 1958 dibentuklah Dewan Tenaga

Atom dan Lembaga Tenaga Atom (LTA), yang kemudian disempurnakan menjadi

Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) berdasarkan UU No. 31 tahun 1964

tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Tenaga Atom. Selanjutnya setiap tanggal 5

Desember yang merupakan tanggal bersejarah bagi perkembangan teknologi

nuklir di Indonesia dan ditetapkan sebagai hari jadi BATAN.

Pada perkembangan berikutnya, untuk lebih meningkatkan penguasaan di

bidang iptek nuklir, pada tahun 1965 diresmikan pengoperasian reaktor atom

pertama (Triga Mark II) di Bandung. Kemudian berturut-turut, dibangun pula

beberapa fasilitas litbangyasa yang tersebar di berbagai pusat penelitian, antara

lain Pusat Penelitian Tenaga Atom Pasar Jumat, Jakarta (1966), Pusat Penelitian

Tenaga Atom GAMA, Yogyakarta (1967), dan Reaktor Serba Guna 30 MW

(1987) disertai fasilitas penunjangnya, seperti: fabrikasi dan penelitian bahan

bakar, uji keselamatan reaktor, pengelolaan limbah radioaktifdanfasilitas nuklir

lainnya.

Sementara itu dengan perubahan paradigma pada tahun 1997 ditetapkan UU No.

10 tentang ketenaganukliran yang diantaranya mengatur pemisahan unsur

pelaksana kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir(BATAN)dengan unsur pengawas

tenaga nuklir (BAPETEN).

1954 Pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan

Page 4: Laporan Pkl - Batan

Radioaktivitet

1958Pembentukan Dewan Tenaga Atom dan Lembaga

Tenaga Atom (PP No.65 Tahun 1958)

1964Penetapan UU No.31 Tahun 1964 tentang Ketentuan-

ketentuan Pokok Tenaga Atom 1964

1965

Peresmian Pusat Reaktor Atom Bandung dan

Pengoperasian Reaktor Triga Mark II berdaya 250

kW oleh Presiden RI serta Perubahan nama Lembaga

Tenaga Atom menjadi Badan Tenaga Atom Nasional

(BATAN)

1966Pembentukan Pusat Penelitian Tenaga Atom (PPTA)

Pasar Jumat, Jakarta 1966

1967 Pembentukan Pusat Penelitian GAMA Yogyakarta

1968Peresmian penggunaan Iradiator Gamma Cell Co-60

PPTA Pasar Jumat oleh Presiden RI

1970Peresmian Klinik Kedokteran Nuklir di PPTA

Bandung

1971Reaktor Triga Mark II Bandung mencapai kritis pada

daya 1 MW

1972Pembentukan Komisi Persiapan Pembangunan PLTN

(KP2-PLTN)

1979

Peresmian mulai beroperasinya Reaktor Kartini

dengan daya 100 kW di PPTA Yogyakarta oleh

Presiden RI

1984 Pengoperasian Mesin Berkas Elektron 300 keV di

Page 5: Laporan Pkl - Batan

PPTA Pasar Jumat oleh Presiden RI

1987Peresmian pengoperasian Reaktor Serba Guna GA.

Siwabessy dengan daya 30 MW

1988

Peresmian pengoperasian Instalasi Pengolahan

Limbah Radioaktif di PPTA Serpong oleh Presiden

RI

1989

Peresmian pengoperasian Instalasi Radioisotop dan

Radiofarmaka, Instalasi Elemen Bakar Eksperimental

di PPTA Serpong oleh Presiden RI.

1990

Peresmian Instalasi Radiometalurgi, Instalasi

Keselamatan dan Keteknikan Nuklir, Laboratorium

Mekano Elektronik Nuklir di PPTA Serpong -

Tangerang oleh Presiden RI

1992

Peresmian pengoperasian Instalasi Spektrometri

Neutron, Instalasi Penyimpanan Elemen Bakar Bekas

dan Pemindahan Bahan Terkontaminasi di PPTA

Serpong - Tangerang oleh Presiden RI

1994Peresmian pengoperasian Mesin Berkas Elektron 2

MeV di PPTA Pasar Jumat oleh Presiden RI

1995

Dalam memperingati HUT RI ke 50, BATAN

berhasil melaksanakan "Whole Indonesian

Core" untuk Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy.

1996

Pembentukan PT Batan Teknologi (persero), Divisi :

Produksi Elemen Bakar Reaktor, Produksi

Radioisotop, Produksi Instrumentasi dan Rekayasa

Nuklir

Page 6: Laporan Pkl - Batan

1997

Penetapan UU No.10 Tahun 1997 tentang

Ketenaganukliran yang memisahkan Badan

Pelaksana dan Badan Pengawas penggunaan tenaga

nuklir

1998

Perubahan Badan Tenaga Atom Nasional menjadi

Badan Tenaga Nuklir Nasional dengan Keppres

No.197 Tahun 1998

2000

Peresmian peningkatan daya Reaktor Triga 2 MWdi

Pusat Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN) Bandung

olehWakil Presiden RI

2001Peningkatan status Pendidikan Ahli Teknik Nuklir

(PATN) menjadi Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir

2003

Penyerahan hasil " " kepada Presiden RI; Pencapaian

10% jumlah varietas unggul tanaman pangan

nasional; Pengoperasian Mesin Berkas Elektron 350

keV, 10 mA di PPTN Yogyakarta:Pengoperasian

Pusat Pelatihan dan Diseminasi Teknologi

Peternakan - Pertanian Terpadu di Kalsel

2004Pencapaian target 10% varietas unggul tanaman

pangan nasional menggunakan teknik nuklir

2005 Terwujudnya perpustakaan digital di bidang nuklir

2006Pencapaian 1 juta hektar penyebaran varietas padi

unggul BATAN di seluruh Indonesia

2008 50 tahun BATAN Berkarya

Page 7: Laporan Pkl - Batan

2.2 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Sesuai dengan UU No. 10/1997 tentang Ketenaganukliran dan Keppres RI

No. 64/2005, BATAN ditetapkan sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen,

berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden. BATAN dipimpin oleh

seorang Kepala dan dikoordinasikan oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi.

Tugas pokok BATAN adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang

penelitian, pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir sesuai ketentuan

Peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas,

BATAN menyelenggarakan fungsi:

1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian,

pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir.

2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BATAN.

3. Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang

penelitian, pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir,

4. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang

perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian,

keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.

2.3 Visi dan Misi

Visi

Energi Nuklir sebagai pemercepat kesejahteraan bangsa.

Misi

1. Melaksanakan penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir,

isotop dan radiasi dalam mendukung program pembangunan nasional

2. Melaksanakan manajemen kelembagaan untuk mendukung kegiatan

penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi

2.4 Tujuan dan Sasaran

Tujuan

Page 8: Laporan Pkl - Batan

Tujuan pembangunan iptek nuklir adalah memberikan dukungan nyata dalam

pembangunan nasional dengan peran :

1. Meningkatkan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi, dan

pemanfaatan/pendayagunaanya oleh masyarakat dalam mendukung program

pembangunan nasional

2. Meningkatkan kinerja manajemen kelembagaan dan penguatan sistem

inovasi dalam rangka mendukung penelitian, pengembangan dan penerapan

energi nuklir, isotop dan radiasi

Sasaran

Sasaran pembangunan iptek nuklir yang ingin dicapai adalah :

1. Peningkatan hasil litbang enisora berupa bibit unggul tanaman pangan,

tersedianya insfrastruktur dasar pembangunan PLTN, pemahaman masyarakat

terhadap teknologi nuklir, pemanfaatan aplikasi teknologi isotop dan radiasi

untuk kesehatan; dan

2. Peningkatan kinerja manajemen kelembagaan dan penguatan sistem

inovasi meliputi kelembagaan iptek, sumber daya iptek dan penguatan jejaring

iptek dalam rangka mendukung pemanfaatan hasil penelitian, pengembangan

dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi di masyarakat

2.5 Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)

Badan Tenaga Nuklir Nasional disingkat BATAN, adalah Lembaga

Pemerintah Non Kementerian Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas

pemerintahan di bidang penelitian, pengembangan, dan pemanfaatan

tenaga nuklir. Kepala Batan saat ini dijabat oleh Dr. Hudi Hastowo yang

menggantikan Kepala BATAN periode sebelumnya yaitu Dr. Soedyartono

Soentono, M.Sc. BATAN mengoperasikan 3 buah reaktor nuklir di Indonesia, 2

buah reaktor Triga mark II dan sebuah reaktor nuklir 30 MW di Serpong.

Fasilitas Nuklir

Untuk melaksanakan kegiatan Litbangyasa iptek nuklir telah dibangun dan

dilengkapi berbagai fasilitas /sarana penelitian yang tersebar di beberapa lokasi

Page 9: Laporan Pkl - Batan

yaitu Kawasan Nuklir Serpong di Kawasan Puspiptek, Kawasan Nuklir Bandung,

Kawasan Nuklir Yogyakarta, Kawasan Nuklir Pasar Jumatdi Jakarta, Stasiun

Pemantauan Gempa Mikro dan Meteorologi di ujung Watu dan Ujung Lemah

Abang Jepara, dan unit Penelitian Eksplorasi Penambangan Uranium di Kalan,

Kalimantan Barat

Kawasan Nuklir Bandung

Kawasan Nuklir Bandung dibangun pada tahun 196 yang menempati area

sekitar 3 hektar dan merupakan tempat dibangunnya reaktor pertama di Indonesia.

Di kawasan ini terdapat Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri (PTNBR).

Kegiatan yang dilakukan meliputi pendayagunaan reaktor untuk penelitian dan

pembinaan keahlian, litbang bahan dasar, radioisotop dan senyawa bertanda,

instrumentasi dan teknik analisis radiometri, pengawasan keselamatan kerja

terhadap radiasi dan lingkungan. Kedokteran nuklir pertama kali dikembangkan di

Kawasan Nuklir Bandung yang merupakan embrio dari kedokteran nuklir di

Indonesia. Saat ini kegiatan kedokteran nuklir dikembangkan lebih lanjut di

beberapa rumah sakit di Indonesia. Untuk mendukung pelaksanaan litbang,

Kawasan Nuklir Bandung dilengkapi dengan berbagai fasilitas antara lain Reaktor

Triga Mark II dengan daya 250 kW (1965). Daya reaktor ini pada tahun 1971

ditingkatkan menjadi 1000 kW dan kemudian menjadi 2000 kW pada tahun 2000.

Fasilitas lain yang terdapat di kawasan ini adalah laboratorium fisika, kimia dan

biologi, produksi isotop dan senyawa bertanda.

2.6 Reaktor Nuklir

Reaktor menurut arti sesungguhnya adalah tempat berlangsungnya reaksi.

Apabila ditinjau berdasarkan pada proses reaksinya maka ada beberapa jenis

reactor, yaitu : reactor kimia, reactor bakar dan reactor nuklir. Reaktor nuklir

adalah tempat berlangsungnya reaksi nuklir. Reactor nuklir sudah banyak

digunakan baik di Negara-negara maju maupun Negara berkembang. Reactor

yang beroperasi di dunia sebagian besar digunakan sebagai pembangkit listrik

tenaga nuklir (PLTN).

Page 10: Laporan Pkl - Batan

Reaktor nuklir digunakan untuk banyak tujuan. Saat ini, reaktor nuklir

paling banyak digunakan untuk membangkitkan listrik. Reaktor penelitian

digunakan untuk pembuatan radioisotop (isotop radioaktif) dan untuk penelitian.

Awalnya, reaktor nuklir pertama digunakan untuk memproduksi plutonium

sebagai bahan senjata nuklir.

Saat ini, semua reaktor nuklir komersial berbasis pada reaksi fisi nuklir,

dan sering dipertimbangkan masalah risiko keselamatannya. Sebaliknya, beberapa

kalangan menyatakan bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir merupakan cara

yang aman dan bebas polusi untuk membangkitkan listrik. Daya fusi merupakan

teknologi ekperimental yang berbasi pada reaksi fusi nuklir. Ada beberapa piranti

lain untuk mengendalikan reaksi nuklir, termasuk di dalamnya pembangkit

thermoelektrik radioisotop dan baterai atom, yang membangkitkan panas dan daya

dengan cara memanfaatkan peluruhan radioaktif pasif, seperti halnya Farnsworth-

Hirsch fusor, di mana reaksi fusi nuklir terkendali digunakan untuk menghasilkan

radiasi neutron.

Energi potensial nuklir adalah energi potensial yang terdapat pada partikel

di dalam nukleus atom. Partikel nuklir seperti proton dan neutron tidak terpecah di

dalam proses reaksi fisi dan fusi, tapi kumpulan dari mereka memiliki massa lebih

rendah daripada jika mereka berada dalam posisi terpisah/ sendiri-sendiri. Adanya

perbedaan massa ini dibebaskan dalam bentuk panas dan radiasi di reaksi nuklir

(panas dan radiasinya mempunyai massa yang hilang, tapi terkadang terlepas ke

sistem, dimana tidak terukur). Energi matahari adalah salah satu contoh konversi

energi ini. Di matahari, proses fusi hidrogen mengubah 4 miliar ton materi surya

per detik menjadi energi elektromagnetik, yang kemudian diradiasikan ke angkasa

luar.

Dalam fisika nuklir, sebuah reaksi nuklir adalah sebuah proses di mana

dua nuklei atau partikel nuklir bertubrukan, untuk memproduksi hasil yang

berbeda dari produk awal. Pada prinsipnya sebuah reaksi dapat melibatkan lebih

dari dua partikel yang bertubrukan, tetapi kejadian tersebut sangat jarang. Bila

partikel-partikel tersebut bertabrakan dan berpisah tanpa berubah (kecuali

mungkin dalam level energi), proses ini disebut tabrakan dan bukan sebuah reaksi.

Page 11: Laporan Pkl - Batan

Dikenal dua reaksi nuklir, yaitu reaksi fusi nuklir dan reaksi fisi nuklir.

Reaksi fusi nuklir adalah reaksi peleburan dua atau lebih inti atom menjadi atom

baru dan menghasilkan energi, juga dikenal sebagai reaksi yang bersih. Reaksi fisi

nuklir adalah reaksi pembelahan inti atom akibat tubrukan inti atom lainnya, dan

menghasilkan energi dan atom baru yang bermassa lebih kecil, serta radiasi

elektromagnetik. Reaksi fusi juga menghasilkan radiasi sinar alfa, beta dan

gamma yang sagat berbahaya bagi manusia.

Contoh reaksi fusi nuklir adalah reaksi yang terjadi di hampir semua inti

bintang di alam semesta. Senjata bom hidrogen juga memanfaatkan prinsip reaksi

fusi tak terkendali. Contoh reaksi fisi adalah ledakan senjata nuklir dan

pembangkit listrik tenaga nuklir.

Unsur yang sering digunakan dalam reaksi fisi nuklir adalah Plutonium

dan Uranium (terutama Plutonium-239, Uranium-235), sedangkan dalam reaksi

fusi nuklir adalah Lithium dan Hidrogen (terutama Lithium-6, Deuterium,

Tritium).

Berdasarkan fungsinya reactor nuklir dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Reactor penelitian / riset yaitu reactor nuklir yang digunakan untuk tujuan

penelitian , pengujian bahan, pendidikan atau pelatihan dan bias juga untuk

memproduksi radioisotope.

2. Reactor daya , yaitu reactor nuklir yang digunakan untuk menghasilkan daya

listrik / pembangkit tenaga listrik.

Ada perbedaan antara kedua reaktor ini, yaitu pada reaktor penelitian yang

diutamakan adalah pemanfaatan yang dihasilkan dari reaksi nuklir untuk

keperluan berbagai penelitian dan produksi radioisotop. Sedangkan panas yang

dihasilkan dirancang sekecil mungkin, sehingga dapat dibuang ke lingkungan.

Pada reaktor daya yang dimanfaatkan adalah uap yang bersuhu dan bertekanan

tinggi yang dihasilkan oleh reaksi fisi untuk memutar turbin, sedangkan neutron

yang dihasilkan sebagian diserap dengan elemen kendali, dan sebagian diubah

menjadi neutron untuk berlangsungnya reaksi berantai.

Page 12: Laporan Pkl - Batan

RSG G.A Siwabessy merupakan salah satu reactor riset yang mempunyai

daya nominal 30 Mw dan menggunakan bahan bakar uranium dengan perkayaan

rendah. Raktor ini mulai dibangun tahun 1983 dan diresmikan operasinya padda

tanggal 20 agustus 1987 oleh Presiden Republik Indonesia.

Nama G.A siwabessy diberikan sebagai penghormatan atas jasa Prof. G.A

Siwabessy sebagai perintis kegiatan tenaga nuklir di Indonesia.

RSG G.A Siwabessy merupakan reactor jenis kolam, berbahan bakar jenis

MTR dalam bentuk disperse U3O8Al dengan perkayaan lebih kecil dari 20 % U-

235 dalam kelongsong Al. reactor ini dengan nominam 30 Mw dapat

menghasilkan netron termal di fasilitasi iradiasi sebesar 2 x 1014n/cm2det.

RSG G.A Siwabessy mempunyai system keselamatan yang sangat baik,

dimana apabila terjadi kegagalan pada system reactor, maka system proteksi

reactor menanggapi kegagalan tersebut dengan tindakan penyelamatan otomatis

berupa pemadaman reactor dan diikuti tindakan lain yang disesuaikan dengan

sebab kegagalan system tersebut.

RSG G.A Siwabessy didesain dan dipasok oleh perusahaan interatom

GmbH yang sekarang bergabung menjadi Siemens AG dari republic Federasi

jerman. RSG G.A Siwabessy dengan seluruh fasilitas pendukungnya akan

dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan sebagai berikut :

1. Fasilitas reactor serbaguna digunakan selain untuk kegiatan litbang bidang

teknologi nuklir juga untuk melayani kegiatan iradiasi nuklir.

2. Fasilitas Power ramp Test atau fasilitas uji daya ramp adalah fasilitas iradiasi

dengan loop pendingin yang digunakan untuk menguji pin elemen bakar

reactor daya jenis PWR/BWR pada daya yang berubah-ubah.

3. Fasilitas Radiografi Neutron adalah fasilitas yang digunakan untuk

melakukkan radiografi material dengan menggunakan berkas neutron.

4. Fasilitas Cyrano dan Chouca Rig adalah fasilitas uji (statis) pin elemen bakar

reactor daya. Fasilitas ini berupa sebuah rig yang dapat dibongkar pasang di

dalam kolam reactor secara vertical dan choucha rig adalah fasilitas iradiasi

untuk uji bahan struktur reactor.

Page 13: Laporan Pkl - Batan

5. Fasilitas iradiasi untuk analisis aktivasi neutron (AAN). AAN adalah suatu

teknis analisis dengan membuat bahan uji menjadi radioaktif dengan iradiasi

neutron.

6. Fasilitas silicon Doping adalah fasilitas yang digunakan untuk mengiradiasi

kristal tunggal silicon menjadi bahan semikonduktor.

7. Fasilitas produksi radioisotope adalah fasilitas proses fisi maupun aktivasi

jenis radioisotope untuk keperluan medis ( Tc-99m, I-125, I-131,dll)

8. Fasilitas system rabbit, ini digunakan untuk melakukan aktivasi neutron dan

produksi radioisotope dengan waktu radiasi pendek. Ada 2 sistem rabbit, yaitu

hydraulic dan pneumatic.

Berdasarkan bahan pendingin yang digunakan :

1. Reaktor berpendingin air, meliputi reaktor jenis PWR (Pressurized Water

Reactor = reaktor air tekan), BWR (Boiling Water Reactor = reaktor air

didih), GMBWR (Graphite Moderated Boiling Water Reactor = reaktor air

didih moderasi grafit), PHWR (Pressurized Heavy Water Reactor = reaktor

air berat tekan).

2. Reaktor berpendingin gas, gas yang biasa digunakan adalah CO2 dan N2.

Reaktor yang termasuk dalam jenis ini adalah MR (Magnox Reactor =

reaktor magnox) dan AGR (Advanced Gas-Cooled Reactor = reaktor maju

berpendingin gas).

Berdasarkan bahan moderator (pemerlambat) yang digunakan :

1. Reaktor air ringan : bahan moderasi yang digunakan adalah air ringan.

Reaktor dalam kelompok ini adalah : PWR, BWR, BMBWR.

2. Reaktor air berat : bahan moderasi yang digunakan adalah air berat (air yang

mempunyai kandungan Deuterium lebih besar daripada air ringan). Reaktor

dalam kelompok ini adalah : PHWR dan Reaktor Candu (Canadium-

Deuterium-Uranium).

Page 14: Laporan Pkl - Batan

3. Reaktor grafit : bahan moderasi yang digunakan adalah grafit. Reaktor dalam

kelompok ini adalah : MR, AGR, dan RBMR (reaktor yang digunakan oleh

Rusia).

Prinsip Kerja Reaktor Nuklir

Energi yang dihasilkan dalam reaksi fisi nuklir dapat dimanfaatkan untuk

keperluan yang berguna. Untuk itu, reaksi fisi harus berlangsung secara terkendali

di dalam sebuah reaktor nuklir. Sebuah reaktor nuklir paling tidak memiliki empat

komponen dasar, yaitu elemen bahan bakar, moderator neutron, batang kendali,

dan perisai beton.

Elemen bahan bakar menyediakan sumber inti atom yang akan mengalami

fusi nuklir. Bahan yang biasa digunakan sebagai bahan bakar adalah uranium U.

Elemen bahan bakar dapat berbentuk batang yang ditempatkan di dalam teras

reaktor.

Neutron-neutron yang dihasilkan dalam fisi uranium berada dalam

kelajuan yang cukup tinggi. Adapun, neutron yang memungkinkan terjadinya fisi

nuklir adalah neutron lambat sehingga diperlukan material yang dapat

memperlambat kelajuan neutron ini. Fungsi ini dijalankan oleh moderator neutron

yang umumnya berupa air. Jadi, di dalam teras reaktor terdapat air sebagai

moderator yang berfungsi memperlambat kelajuan neutron karena neutron akan

kehilangan sebagian energinya saat bertumbukan dengan molekul-molekul air.

Fungsi pengendalian jumlah neutron yang dapat menghasilkan fisi nuklir

dalam reaksi berantai dilakukan oleh batang-batang kendali. Agar reaksi berantai

yang terjadi terkendali dimana hanya satu neutron saja yang diserap untuk

memicu fisi nuklir berikutnya, digunakan bahan yang dapat menyerap neutron-

neutron di dalam teras reaktor. Bahan seperti boron atau kadmium sering

digunakan sebagai batang kendali karena efektif dalam menyerap neutron.

Page 15: Laporan Pkl - Batan

skema reaktor nuklir

Batang kendali didesain sedemikian rupa agar secara otomatis dapat

keluar-masuk teras reaktor. Jika jumlah neutron di dalam teras reaktor melebihi

jumlah yang diizinkan (kondisi kritis), maka batang kendali dimasukkan ke dalam

teras reaktor untuk menyerap sebagian neutron agar tercapai kondisi kritis. Batang

kendali akan dikeluarkan dari teras reaktor jika jumlah neutron di bawah kondisi

kritis (kekurangan neutron), untuk mengembalikan kondisi ke kondisi kritis yang

diizinkan.

Radiasi yang dihasilkan dalam proses pembelahan inti atom atau fisi nuklir

dapat membahayakan lingkungan di sekitar reaktor. Diperlukan sebuah pelindung

di sekeliling reaktor nuklir agar radiasi dari zat radioaktif di dalam reaktor tidak

menyebar ke lingkungan di sekitar reaktor. Fungsi ini dilakukan oleh perisai beton

yang dibuat mengelilingi teras reaktor. Beton diketahui sangat efektif menyerap

sinar hasil radiasi zat radioaktif sehingga digunakan sebagai bahan perisai.

2.7 Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)

Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) adalah Lembaga Pemerintah

Non Departemen (LPND) yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Presiden. BAPETEN bertugas melaksanakan pengawasan terhadap segala

Page 16: Laporan Pkl - Batan

kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia melalui peraturan perundangan,

perizinan, dan inspeksi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

BAPETEN didirikan pada tanggal 8 Mei 1998 dan mulai aktif berfungsi pada

tanggal 4 Januari 1999.

Sudah 60 tahun yang lalu sejak dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan

Nagasaki di bulan Agustus 1945. Ledakan nuklir tersebut melepaskan panas dan

radiasi yang luar biasa, dan mengakibatkan banyak penderitaan, kehancuran dan

korban jiwa. Sekalipun energi nuklir pernah memberikan stikma buruk sebagai

tenaga pemunah massal, berbagai aplikasi tenaga nuklir telah memberikan

manfaat di saat ini dan dikemudian hari, termasuk di Indonesia.

Pemanfaatan Tenaga Nuklir di Indonesia

Berlawanan dengan kebanyakan pendapat orang, tenaga nuklir

memberikan banyak manfaat bagi peradaban manusia. Berbagai macam

penggunaan tenaga nuklir muncul dalam kehidupan kita. Selama lebih dari seratus

tahun, tenaga nuklir telah dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dasar

manusia dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

Kontribusi nyata tampak dalam peningkatan kesehatan masyarakat. Dalam

bidang pertanian, kita menggunakan teknik nuklir untuk menghasilkan varietas

padi unggul dan murah, sehingga mampu memenuhi kebutuhan nutrisi kita. Selain

itu, teknologi radiasi juga telah banyak digunakan industri, terutama untuk

memeriksa volume produk minuman dalam kemasan, ketebalan kertas, kualitas

pipa dan lain sebagainya. 

Sinar radiasi juga dapat digunakan sebagai teknik perunut, diagnosa proses

industri, analisa komposisi dan uji bahan tak rusak. Radiasi sinar gamma juga

banyak digunakan untuk membasmi bakteria dalam proses sterilisasi makanan. Di

berbagai belahan dunia, tenaga nuklir telah dan akan menjadi alternatif penting

dalam menyediakan tenaga listrik tanpa menghasilkan gas rumah kaca, sehingga

bisa mengurangi efek rumah kaca di planet kita ini. 

Memandang hal di atas, pemerintah Indonesia, bersama dengan Dewan

Perwakilan Rakyat, membuat UU No 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran,

Page 17: Laporan Pkl - Batan

yang menunjukkan pentingnya energi nuklir bagi kesejahteraan kita dan perlunya

keselamatan dalam penggunaanya. Usaha untuk meningkatkan manfaat dari

energi nuklir dilaksanakan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN),

sedangkan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) diberikan wewenang dan

tanggung jawab melalui tugas pengawasan untuk meminimalisasi resiko yang

berkaitan dengan penggunaan tenaga nuklir di Indonesia. 

Pengawasan penggunaan tenaga nuklir dimaksudkan untuk menjamin

pemakaian yang baik dan benar dengan tetap menjaga penggunaan khusus untuk

tujuan damai dan memberikan manfaat dan kesejahteraan pada masyarakat seluas-

luasnya.

BAPETEN - Badan Pengawas Tenaga Nuklir di Indonesia

Pengawasan tenaga nuklir di Indonesia tidak bisa dihindari dan sangat

diperlukan. Dengan makin berkembangnya teknologi nuklir dan penggunaannya

di masyarakat makin meluas, pengawasan ditujukan untuk memastikan

keselamatan masyarakat dan lingkungan. Berdasarkan Undang-Undang,

BAPETEN melaksanakan kewajiban pemerintah dalam mengawasi penggunaan

tenaga nuklir.  UU Tenaga Nuklir tahun 1997 memberikan mandat pada

BAPETEN untuk membuat peraturan, menerbitkan izin, melakukan inspeksi dan

mengambil langkah penegakan peraturan untuk menjamin kepatuhan pengguna

tenaga nuklir terhadap peraturan dan ketentuan keselamatan.

TUGAS POKOK 

Melaksanakan pengawasan terhadap segala kegiatan pemanfaatan tenaga

nuklir dengan menyelenggarakan peraturan, perizinan dan inspeksi.

FUNGSI 

Perumusan kebijaksanaan nasional di bidang pengawasan pemanfaatan

tenaga nuklir; penyusunan rencana dan program nasional di bidang pengawasan

pemanfaatan tenaga nuklir; pembinaan dan penyusunan peraturan serta

pelaksanaan pengkajian keselamatan nuklir, keselamatan radiasi, dan pengamanan

bahan nuklir; pelaksanaan perizinan dan inspeksi terhadap pembangunan dan

Page 18: Laporan Pkl - Batan

pengoperasian reaktor nuklir, instalasi nuklir, fasilitas bahan nuklir, dan sumber

radiasi serta pengembangan kesiapsiagaan nuklir; pelaksanaan kerjasama dibidang

pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir dengan instansi Pemerintah atau

organisasi lainnya baik di dalam maupun di luar wilayah Indonesia;  pelaksanaan

pengawasan dan pengendalian bahan nuklir; pelaksanaan bimbingan dan

penyuluhan terhadap upaya yang menyangkut keselamatan dan kesehatan pekerja,

anggota masyarakat dan perlindungan terhadap lingkungan hidup;  pelaksanaan

pembinaan sumber daya manusia di lingkungan BAPETEN; pelaksanaan

pembinaan administrasi, pengendalian dan pengawasan di lingkungan

BAPETEN;  pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Presiden. 

TUJUAN 

1. Terjaminnya kesejahteraan, keamanan dan ketentraman masyarakat;

2. Menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja dan anggota masyarakat serta

perlindungan terhadap lingkungan hidup;

3. Memelihara tertib hukum dalam pelaksanaan pemanfaatan tenaga nuklir; 

4. Meningkatkan kesadaran hukum pengguna tenaga nuklir untuk menimbulkan

budaya keselamatan di bidang nuklir; 

5. Mencegah terjadinya perubahan tujuan pemanfaatan bahan nuklir; 

6. dan Menjamin terpeliharanya dan ditingkatkannya disiplin petugas dalam

pelaksanaan pemanfaatan nuklir.

2.8 Radiasi

Radiasi adalah pancaran energi melalui materi atau ruang dalam bentuk

partikel berenergi atau gelombang elektromagnetik. Radiasi tertentu memiliki

energi yang cukup untuk membuat electron keluar dari orbit atom materi yang

dilaluinya. Proses ini disebut ionisasi dan radiasi yang bias menimbulkan ionisasi

disebut radiasi pengion. Karena proses interaksi dengan materi seperti ini maka

radiasi pengion akan mengalami penurunan intensitas ketika melewati materi.

Radioaktifitas

Page 19: Laporan Pkl - Batan

Radioaktifitas adalah proses spontan dan alami ketika atom yang tidak

stabil dari isotope sebuah unsur radioaktif mengalami transformasi atau meluruh

menuju kondisi stabil dengan cara memancarkan atau meradiasikan kelebihan

energi dalam bentuk partikel atau gelombang elektromagnetik. Jumlah inti atom

suatu material radioaktif yang meluruh dalam jangka waktu tertentu dinamakan

aktifitas dari material tersebut. Umur paruh suatu unsur atau material radioaktif

adalah waktu yang diperlukan oleh unsur tersebut agar aktifitasnya berkurang

menjadi setengah dari aktifitas awalnya.

Radiasi Dalam Kehidupan Sehari-hari

Tubuh manusia dalam kehidupan sehari-hhari akan menerima paparan

radiasi pengion secara alami yang disebut natural background radiation. Radiasi

ini berasal dari luar angkasa yang diseebut radiasi kosmik, radiasi terrestrial dari

material radioaktif dalam kerak bumi, gas radioaktif di atmosfir dan radiasi dari

dalam tubuh yang berasal dari makanan dan minuman yang masuk ke dalam

tubuh.

Efek Radiasi

Radiasi dapat berinteraksi langsung dengan molekul tubuh dan

merusaknya. Pada prinsipnya DNA tubuh memiliki kemampuan mengagumkan

untuk memperbaiki sel-sel yang rusak akibat radiasi. Jika DNA mengalami

kerusakan, maka terdapat dua kemungkinan, yaitu kerusakan akan diperbaiki

sebelum siklus tumbuh sel tubuh selesai. Jika tidak, maka sel akan mati. Terdapat

pula kemungkinan lainnya yaitu sel akan selamat tapi berperilaku menyimpang

akibat kerusakan DNA yang dikkenal dengan istilah mutasi. Sel dengan DNA

mutsi ini bias terus tumbuh sehingga bisa menimbulkan kanker.

a. Efek langsung

Pengaruh langsung akibat menerima dosis radiasi yang sangat besar dalam

waktu singkat bisa berupa terbakar, terjadi perubahan komponen darah,

kelelahan, diare, pusing, dan kematian. Pengaruh ini akan berkembang dalam

satuan jam, hari, atau minggu yang bergantung pada dosis radiasi yang

diterima.

b. Efek tertunda

Page 20: Laporan Pkl - Batan

Katarak akan timbul dalam waktu berbulan-bulan atau beertahun-tahun setelah

lensa mata menerima dosis radiasi 200-300rem demikian juga kanker

mungkin timbul 10-15 tahun setelah tubuh menerima dosis radiasi.

Pemanfaatan Radiasi

a. Bidang Medis

Radiasi pengion bisa dimanfaatkan dengan banyak cara di biidang pengobatan

medis (radiotherapy). Yang paling dikenal adalah untuk mendiagnosa

pencitraan misalkan CT (computer tomography) Scan dan pengobatan kanker.

b. Bidang industry

Penggunaan terbesar radiasi pengion di bidang industry adalah dalam

modifikasi karakteristik suatu materi. Radiasi dapat dipergunakan untuk

menginisiasi terjadinya polimerisasi, memperkeras polimer atau menaikkan

titik leleh. Penggunaan utama lainnya adalah untuk mensterilkan peralatan

kedokteran

c. Peralatan Rumah Tangga

Salah satu peralatan yang sering dijumpai di rumah maupun gedung adalah

detector asap untuk peringatan kebakaran.

2.9 Reaktor Daya (PLTN)

a. Reaktor air mendidih

Reaktor jenis ini memanfaatkan air sebagai pendingin reactor dan moderator.

Panas yang dihasilkan oleh reaksi fisi dalam elemen bakar akan diserap oleh

air, sehingga air akan mendidih dan berubah menjadi uap. Uap yang

dihasilkan akan digunakan untuk menggerakkan turbin generator sehingga

dihasilkan listrik.

Page 21: Laporan Pkl - Batan

Moderator adalah medium untuk memperlambat kecepatan partikel neutron

cepat. Air pendingin digunakan untuk mengambil panas yang dihasilkan

dalam teras reactor (reactor core) sehingga temperatur air akan naik.

Temperatur air dibiarkan meningkat hingga mencapai titik didih. Uap yang

dihasilkan pada proses pendidihan air kemudian disalurkan untuk memutar

turbin yang terhubung dengan generator listrik. Dalam reaktor tipe ini, uap

yang terbentuk akan menyebabkan reaktivitas reaktor menjadi negatif.

Reaktivitas negative dapat menahan kenaikan daya reaktor, sehingga

penambahan reaktivitas (penaikan daya reaktor) dapat dikendalikan secara

stabil dengan batang pengendali.

b. Reaktor air bertekanan

Reaktor ini menggunakan air sebagai pendingin. Reactor ini memiliki dua

system sirkulasi pendingin, yaitu primer dan sekunder. Sirkulasi pendingin

primer berhubungan langsung dengan sumber panas. Sirkulasi pendingin

Page 22: Laporan Pkl - Batan

sekunder dibuat bertekanan tinggi sehingga tidak akan mendidih walaupun

berada dalam temperature yang sangat tinggi. Panas dari system pendingin

primer dialirkan ke system sekunder. Air dalam system sekunder ini akan

berubah menjadi uap dan kemudian dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin

generator dan menghasilkan listrik.

Dalam PWR, kalor yang dihasilkan dalam batang-batang bahan bakar

diangkut keluar dari teras reaktor oleh air yang terdapat di sekitarnya (sistem

pendingin primer). Air ini secara terus-menerus dipompakan oleh pompa

primer ke dalam reaktor melalui saluran pendingin reaktor (sistem pendingin

primer).

Gambar 12.2. Diagram PLTN Jenis PWR

Untuk mengangkut kalor sebesar mungkin, suhu air dikondisikan mencapai

3000C. Untuk menjaga air tidak mendidih (yang dapat terjadi pada suhu 1000C

pada tekanan 1 atm), air diberi tekanan 160 atm. Air panas diangkut melalui

suatu alat penukar panas (heat exchanger), dan kalor dari air panas

dipindahkan ke air yang mengalir di sekitar alat penukar panas (sistem

pendingin sekunder). Kalor yang dipindahkan ke sistem pendingin sekunder

Page 23: Laporan Pkl - Batan

memproduksi uap yang memutar turbin. Turbin dikopel dengan suatu

generator listrik, tempat daya keluaran listrik menuju konsumen melalui

kawat transmisi tegangan tinggi. Setelah keluar dari turbin, uap didinginkan

kembali menjadi air oleh pengembun (condenser) dan kemudian dikembalikan

lagi ke alat penukar panas oleh pompa sekuder.

2.10 Limbah Radioaktif

Limbah radioaktif merupakan hasil samping dari kegiatan pemanfaatan

teknologi nuklir. Dalam limbah radioaktif ini terdapat unsur-unsur radioaktif yang

masih memancarkan radiasi. Limbah radioaktif tidak boleh dibuang ke lingkungan

karena radiasi yang dipancarkan berpotensi memberikan efek merugikan terhadap

kesehatan manusia.

Program pengelolaan limbah radioaktif ditujukan untuk menjamin agar tidak

seorang pun akan menerima paparan radiasi melebihi nilai batas yang dizinkan.

Terdapat hal-hal unik yang menguntungkan dalam rangka pengelolaan limbah

radioaktif:

1. Sifat fisika dari zat radioaktif yang selalu meluruh menjadi zat stabil (tidak

radioaktif lagi). Karena terjadi peluruhan, maka jumlah zat radioaktif akan

selalu berkurang oleh waktu. Sifat ini sangat menguntungkan karena cukup

hanya dengan meyimpan secara aman, zat radioaktif sudah berkurang dengan

sendirinya.

2. Sebagian besar zat radioaktif yang terbentuk dalam teras reaktor nuklir

umumnya memiliki waktu paro yang sangat pendek, mulai orde beberapa

detik hingga beberapa hari. Hal ini menyebabkan peluruhan zat radioaktif

yang sangat cepat yang berarti terjadi pengurangan volume limbah yang

sangat besar dalam waktu relatif singkat.

3. Saat ini telah berhasil dikembangkan berbagai jenis alat ukur yang sangat peka

terhadap radiasi. Dengan alat ukur ini keberadaan zat radioaktif skecil apa pun

selalu dapat dipantau.

Page 24: Laporan Pkl - Batan

Pengolahan Limbah Radioaktif

Secara keseluruhan, pengelolaan limbah radioaktif yang lazim dilakukan

meliputi tiga pendekatan pokok bergantung besar kecilnya volume limbah, tinggi

rendahnya aktivitas zat radioaktif serta sifat-sifat fisika dan kimia limbah tersebut.

Tiga pendekatan pokok itu meliputi :

1. Limbah radioaktif dipekatkan dan dipadatkan yang pelaksanaannya dilakukan

di dalam wadah khusus untuk selanjutnya disimpan dalam waktu yang cukup

lama. Cara ini efektif untuk pengelolaan limbah radioaktif cair yang

mengandung zat radioaktif beraktivitas sedang dan atau tinggi.

2. Limbah radioaktif disimpan dan dibiarkan meluruh dalam tempat

penyimpanan khusus sampai aktivitasnya sama dengan aktivitas zat radioaktif

lingkungan. Cara ini efektif jika dipakai untuk pengelolan limbah radioaktif

cair atau padat yang beraktivitas rendah dan berwaktu paroh pendek.

3. Limbah radioaktif diencerkan dan didispersikan ke lingkungan. Cara ini

efektif untuk pengelolaan limbah radioaktif cair atau gas beraktivitas rendah.

Dengan ketiga pendekatan itu diharapkan bahwa aktivitas limbah radioaktif

yang lepas ke lingkungan sama dengan aktivitas zat radioaktif yang secara

alamiah sudah ada pada lingkungan. Dengan cara itu faktor keselamatan manusia

dan lingkungan tetap merupakan prioritas utama dalam pemanfaatn teknologi

nuklir.

Page 25: Laporan Pkl - Batan

BAB III

PENUTUP

BATAN tidak hanya bergerak pada penelitian dan pengembangan energi

nuklir saja, tetapi juga melakukan aplikasi teknik nuklir untuk kesejahteraan

masyarakat, baik di bidang kesehatan, peternakan dan pertanian.  Akan tetapi,

BATAN belum “diizinkan” untuk memproduksi tenaga nuklir untuk tingkat yang

lebih tinggi, dikarenakan melihat bahaya radiasi nuklir yang sangat berbahaya.

Demikian laporan ini kami buat, terima kasih atas segala dukungan yang

telah diberikan kepada kami sehingga kegiatan ini dapat berlangsung dengan

lancar dan selesai tepat pada waktunya serta dapat dicapai hasil yang diharapkan.

Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak

demi kesempurnaan kegiatan kami selanjutnya.

Page 26: Laporan Pkl - Batan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Badan Tenaga Nuklir Nasional, (Online),

(http://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Tenaga_Nuklir_Nasional, diakses

tanggal 20 Juni 2012)

Anonim. Badan Pengawas Tenaga Nuklir, (Online),

(http://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Pengawas_Tenaga_Nuklir, diakses

tanggal 20 Juni 2012)

BATAN , http://www.batan.go.id

BAPETEN, http://www.bapeten.go.id/

Page 27: Laporan Pkl - Batan

LAMPIRAN I

PESERTA PRAKTEK KULIAH LAPANGAN KE BATAN BANDUNG

a. Peserta Kampus IndralayaNo. NAMA NIM NO. HP1. Prima Wulansari 06091010001 089823741452. Ermita Ratnastiti 06091010002 0852733558863. Etrie Jayanti 06091010003 0852684394394. Tiara Romadhona 06091010004 081958976643/

0823726902305. Khoirun Nisak 06091010005 0852866825096. Amalia Karella Pilihan 06091010006 0852738123417. Ria Usmika 06091010007 0857640527088. Imelda Gustia Ningsih 06091010008 085268682120/

0857585820219. Rahayu Wandari 06091010009 08575883834110. Siti Oryza Sativa 06091010010 08526662405111. Destia Nurdina 06091010012 08536885455512. Arrahma Nurizka 06091010013 08138500011613. Fani Khumairah 06091010014 08566950433414. Surgantini Rahayu 06091010015 08538153088415. Yuni Wijayanti 06091010016 08578825375416. Zulaiha 06091010017 0899435324817. Kiki Marisa 06091010018 08566940923718. Tri Oktaviani 06091010019 08575885175219. Abi Rahmat Hidayat 06091010020 08217832296120. Irma Tiara 06091010021 08526874949621. Irine Wulandary 06091010022 0898303432822. Anita H Simbolon 06091010023 08538082204823. Fefti Asnia 06091010024 08137967338124. Arief Maulana 06091010026 08781165107725. Kiki Sumiyati 06091010027 0899448722826. Ayuwuni Vidiani Putri 06091010028 08526834026027. Retno Warianti 06091010029 08538435335228. Dika Fajriani 06091010030 08527960377129. Yunny Puspita Anggraini 06091010031 0899984909430. Sri Hartini 06091010032 08566926069631. Luciana Mentari 06091010033 085367013659

Page 28: Laporan Pkl - Batan

32. Anggun Prabawati 06091010035 08578811163633. Seni Metasari 06091010036 08781181362634. Herdi 06091010037 08576916849235. Elviani Barus 06091010038 08576001795836. Melia Loveyanti 06091010039 08527316116337. Fitri Aprianti 06091010040 08578891124238. Meydian Elytasari 06091010041 08526831578939. Budiono 06091010042 08576980942640. Munika 06091010043 08536710005341. Zainal 06091010044 08218516250342. Ismi Ariningsih 06091010045 085769207135

Total 42 ORANG

b. Peserta Kampus PalembangNo. NAMA NIM NO. HP1. Fika Tivany 06091410001 0819588238192. Sarinarulita 06091410002 0813735678523. Ari Fanjiono 06091410003 0857647000364. Winda Aryani 06091410004 0819964317285. Dwi Alviani 06091410005 071194028046. Rananda Vinsiah 06091410006 05369905004/ 0831770661777. Pegi Yulianti 060914100078. Dili Apriana Aksari 06091410008 0821825330789. Ria Sita Ariska 06091410009 085769133333/ 08535772700710. Rahma Fitriani 06091410010 08528677728411. Anggri Gustiani 06091410011 08578903448012. Qonitah Khairunnisa 06091410012 081958577780/ 08535772707013. Ade Putri Prasetya 06091410013 08526639779914. Marya Ulfa 06091410014 085368216757/ 0899891532615. Dita Kurnia Sari 06091410016 08199611102516. Novriyani 06091410017 08536855182217. Utarie Effrilia 06091410018 087897422522/ 085357729802

Total 17 ORANG

Page 29: Laporan Pkl - Batan

LAMPIRAN II

DOKUMENTASI FOTO

Visi-Misi BATAN

Miniatur bangunan BATAN

Penyerahan Cinderamata

Peserta PKL

Presentasi oleh pihak BATAN

Mesin Detector Radiasi

Page 30: Laporan Pkl - Batan

Contoh Kit Kering Radiofarmaka

Pemaparan Mengenai Kit Kering Radiofarmaka

Miniatur Reaktor Triga Mark II

Selongsong Nuklir yang berisi senyawa radioaktif

Reaktor Triga Mark II (tampak atas)

Reaktor Triga Mark II

(tampak depan)

Page 31: Laporan Pkl - Batan

Teras Reaktor

Ruang Monitoring Reaktor

Air Pendingin Reaktor

Miniatur Teras Reaktor

Page 32: Laporan Pkl - Batan

Nitrogen Cair

Mesin Pembuat Nitrogen Cair

Tempat Pembuangan Limbah Padat

Page 33: Laporan Pkl - Batan