Kasus2, Pneumonia
Click here to load reader
-
Upload
septiana-marifah -
Category
Documents
-
view
110 -
download
3
Transcript of Kasus2, Pneumonia
![Page 1: Kasus2, Pneumonia](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100517/557201fc4979599169a2c0a6/html5/thumbnails/1.jpg)
PAPER
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN
PERNAPASAN (KASUS 2 PNEUMONIA)
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak I
Oleh:
Vina Ayu Rosyita G2B009019
Septiana Ma’rifah G2B009020
Febri Yudha Utama G2B009024
Nurmaryani Wahyuni G2B009026
Firdaus Dwi Kuncara G2B009027
Tridamai K. Sarira G2B009029
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2011
![Page 2: Kasus2, Pneumonia](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100517/557201fc4979599169a2c0a6/html5/thumbnails/2.jpg)
Kasus 2
Seorang bayi laki-laki berumur 7 bulan. Saat ini dirawat di ruang perawatan anak
karena sesak nafas. Dari pemeriksaan fisik lanjutan didapatkan data suhu 39oC,
bernafas cepat dengan frekuensi 60 kali per menit serta terdapat tarikan dinding dada
saat bernafas. Dari diagnosa medis dinyatakan menderita pneumonia.
PEMBAHASAN
Pneumonia adalah inflamasi atau infeksi pada parenkim paru-paru. Pneumonia
disebabkan oleh satu atau lebih agen berikut: virus, bakteri, mikoplasma, dan aspirasi
substansi asing. Pola penyakitnya tergantung pada hal-hal berikut:
1. Agen penyebab
2. Usia anak
3. Reaksi anak
4. Luasnya lesi
5. Derajat obstruksi bronkus
Komplikasi:
- Gangguan pertukaran gas
- Obstruksi jalan napas
- Gagal pernapasan Pleural effusion (bakterial pneumonia)
Streptococcus pneumonia
Respon peradangan
Edema alveola pembentukan eksudat
Alveoli dan bronkeolus terisi cairan eksudat, sel darah, fibrin bakteri
![Page 3: Kasus2, Pneumonia](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100517/557201fc4979599169a2c0a6/html5/thumbnails/3.jpg)
Manifestasi klinis:
1. serangan akut dan membahayakan
2. demam tinggi (pneumonia virus bagian bawah)
3. batuk
4. rales (ronkhi)
5. wheezing
6. sakit kepala, malaise, mialgia (pada anak)
7. nyeri abdomen
A. PENGKAJIAN
Nama : An.A
Umur : 7 bulan
Keluhan utama : sesak napas
Suhu : 39oC
RR : 60x/menit, terdapat tarikan dinding dada
Diagnosa medis : Pneumonia
B. ANALISA DATA
No DATA MASALAH ETIOLOGI DIAGNOSA
1 Do:
Sesak napas
RR= 60x/menit
Terdapat tarikan
dinding dada.
Terdapat eksudat
di jalan napas
Ds: -
Bersihan jalan
napas tidak
efektif
Inflamasi Bersihan jalan
napas tidak efektif
berhubungan
dengan inflamasi
2 Do:
Diagnosa medis=
pneumonias
Gangguan
pertukaran gas
pneumonia Gangguan
pertukaran gas
berhubungan
![Page 4: Kasus2, Pneumonia](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100517/557201fc4979599169a2c0a6/html5/thumbnails/4.jpg)
Sesak napas
RR= 60x/menit
Terdapat tarikan
dinding dada
Terdapat ronkhi
dan wheezing
Ds: -
dengan
pneumonia
3 Do:
Suhu = 39oC
Ds: -
Hipertermi Infeksi Hipertermi
berhubugan
dengan infeksi
C. INTERVENSI
No DIAGNOSA TUJUAN DAN
KRITERIA
HASIL
INTERVENSI RASIONALISASI
1 Bersihan
jalan napas
tidak efektif
berhubungan
dengan
inflamasi
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
1x5menit,
kesulitan
bernapas pada
bayi akan
berkurang
dengan kriteria
hasil istirahat
tidur cukup,
frekuensi
pernapasan
dalam batas
a. Auskultasi paru
terhadap tanda
peningkatan
pembengkakan
jalan napas, dan
kemungkinan
obstruksi termasuk
dispnea, takipnea
dan mengi dan kaji
pengeluaran air liur
b. Lakukan
pengisapan lendir.
a. Lebih awal
mengenal tanda ini
sangat perlu, sebab
pembengkakanbiasa
nya berkembang
sangat cepat dan
dapat membawa
kafatalan
b. Untuk
mempertahankan
saluran napas yang
bebas.
![Page 5: Kasus2, Pneumonia](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100517/557201fc4979599169a2c0a6/html5/thumbnails/5.jpg)
normal.
c. Beri kebebasan
pada anak untuk
mengambil posisi
yang
menyenangkan,
namun bukan posisi
horizontal.
d. Pantau status
pernapasan dan
TTV secara terus
menerus hingga
jalan udara dijamin
bebas.
c. Posisi horizontal
dapatmenyebabkan
jaringan memburuk
secara cepat,
kemungkinan akan
meningkatkan
obstruksi komplek
d. Pemantauan secara
terus-menerus
diharuskan, sebab
peningkatan edema
dapat menyebabkan
obstruksi komplek
kapan pun, dan
memerlukan
intubnasi yang
sifatnya gawart
darurat.
2 Gangguan
pertukaran
gas
berhubungan
dengan
pneumonia
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan,
pertukaran gas
pada bayi akan
meningkat
dengan kriteria
hasil kemudahan
a. Atur posisi yang
dapat meningkatkan
kenyamanan bayi
b. Ciptakan
lingkungan yang
lembab dan dingin,
a. Memberikan posisi
yang nyaman,
seperti posisi semi
fowler, membuat
anak bernapas
dengan mudah.
b. Udara dingin yang
dilembabkan dijalan
napas, membantu
![Page 6: Kasus2, Pneumonia](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100517/557201fc4979599169a2c0a6/html5/thumbnails/6.jpg)
bernapas, dan
tidak terdapat
tarikan pada
dinding dada.
melalui oksigen
sungkup wajah,
oksigen dengan
penggunaan
sungkup kepala atau
oksigen tenda.
c. Berikan oksigen
dengan
menggunakan
sungkup wajah,
oksigen sungkup
kepala atau oksigen
tenda sesuai
petunjuk.
d. Lakukan
pengisapan lendir,
bila perlu. Siapkan
peralatan
pengisapan lendir
didekat tempat tidur
anak.
e. Kaji status
pernapasan anak
untuk menandai
dispnea, takipnea,
mengi, ronki,
krakles dan sianosis
f. Anjurkan
mengencerkan
lendir dan
mengurangi edema
bronkial.
c. Oksigen mengurangi
kegelisahan karena
kesukaran
pernapasan dan
hipoksia
d. Pengisapan lendie
disarankan untuk
mempertahankan
saluran napas yang
bebas, terutama jika
anak batuk tidak
efektif.
e. Tanda ini dapat
mengindikasikan
bahwa pengobatan
tidak efektif dan
bahwa kondisi anak
memburuk.
f. Cairan umumnya
![Page 7: Kasus2, Pneumonia](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100517/557201fc4979599169a2c0a6/html5/thumbnails/7.jpg)
pemberian asuhan
cairan peroral jika
dikontraindikasikan
g. Ubah posisi anak
setiap 1 sampai 2
jam
mengencerkan
lendir.
g. Perubahan posisi
baring secara teratur
membantu
mebilisasi
pengeluaran lendir.
3 Hipertermi
berhubugan
dengan
infeksi
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
1x12jam, suhu
tubuh bayi akan
menurun dengan
kriteria hasil
suhu tubuh bayi
kurang dari
37,8oC
a. Pertahankan
lingkungan yang
dingin
b. Berikan antipiretik
(asetaminofen atau
profen, jangan
aspirin) sesuai
ptunjuk.
c. Pantau suhu tubuh
anak setiap 1-2jam,
waspadai bila ada
kenaikan suhu secara
tiba-tiba
d. Berikan kompres
basah dengan suhu
37oC,bila perlu
untuk mengurangi
demam.
a. Lingkungan dingin
akan menurunkan
suhu tubuh melalui
kehilangan panas
pancaran.
b. Pemberian obat
antipierik biasanya
mengurangi demam
secara efektif
c. Peningkatan suhu
tubuhsecara tiba-
tibadapat
mengakibatkan
kejang
d. Kompres hangat
basah akan
mendinginkan
permukaan tubuh
dengan cara
![Page 8: Kasus2, Pneumonia](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100517/557201fc4979599169a2c0a6/html5/thumbnails/8.jpg)
konduksi
![Page 9: Kasus2, Pneumonia](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100517/557201fc4979599169a2c0a6/html5/thumbnails/9.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Betz, Cecily L & Linda A. Souden. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatri Edisi 3.
Jakarta: EGC
Speer, K. Morgan. 2007. Rencana Asuhan Keperawatan Pediatrik dengan Clinical
Pathways Edisi 3. Jakarta: EGC
Suriadi & Rita Yuliani. 2006. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta: Sagung Seto