KASUS SKIZOAFEKTIF KELOMPOK

download KASUS SKIZOAFEKTIF KELOMPOK

of 17

Transcript of KASUS SKIZOAFEKTIF KELOMPOK

GANGGUAN SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK

Pembimbing : dr. Irwani Muthalib, Sp.KJ

Disusun oleh : Wilma Pratiwi Dian Wienarni Erwin Muh. Syahmi Bin Ahmad 030.05.234 030.06.069 030.06.317

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Periode 31 Januari 2012- 3 Maret 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta2012

1

STATUS PSIKIATRI I. IDENTITASNama Jenis Kelamin Umur Tempat/Tanggal Lahir Agama Suku bangsa / Warga Negara Status Pernikahan Pendidikan Terakhir Pekerjaan Alamat Tanggal Masuk RS.MM : Ny. R : Perempuan : 29 th : Bogor, 25 November 1983 : Islam : Sunda / Indonesia : Menikah : Tamat SD : Ibu rumah tangga : Kp. Jampang Pulo, RT 003/RW003, Kel Jampang, Kec Kemang, Kab Bogor 16310 : 7 Februari 2012

II. RIWAYAT PSIKIATRI Autoanamnesis di R.Arimbi di RS.Marzoeki Mahdi pada tanggal 17 Februari 2012, Pukul:11:00 WIB. A. Keluhan Utama Marah marah dan hendak memukul suami sejak 1 hari SMRS Keluhan Tambahan Tidak bisa tidur, curiga, kadang marah-marah kadang tertawa sendiri, keluyuran ke luar rumah, merusak barang - barang rumah tangga. B. Riwayat Gangguan Sekarang Pasien datang ke Poli Psikiatri RS Dr. Marzoeki Mahdi diantar oleh kakak dan ibu mertua pasien dengan keluhan marah marah dan hendak memukul suami sejak 1 hari SMRS. Pasien merasa amarahnya sulit untuk dikendalikan, seringkali pasien tidak mengetahui penyebab dari kemarahannya. 1 hari lalu, pasien hendak memukul suami karena menurut pemikiran pasien, pasien curiga suaminya selingkuh. pasien juga merusak barang barang rumah tangga. Pasien juga sering mendengar suara 2

suara di kedua telinganya yang menyuruhnya berlari keluar rumah. Pasien berusaha untuk tidak menuruti suara-suara tersebut, dengan cara menutup kedua telinga dan meyakininya hanya halusinasi. Akan tetapi seringkali pasien tidak sanggup menghalau suara tersebut, sehingga pasien keluyuran keluar rumah tanpa jelas arah dan tujuan. Sebelum masuk rumah sakit sekarang, pasien mengatakan dirinya berlari dari rumahnya ke rumah orang tuanya yg jaraknya cukup jauh karena menuruti perintah suara tersebut. Sebelum masuk rumah sakit, pasien mengakui ada bertengkar dengan suaminya, suami pasien mengatakan dirinya percuma saja mengaji namun masih saja membicarakan orang, seketika pasien mengamuk dan tersinggung, sehingga memukul suaminya. Pasien mengakui sebenarnya teguran suaminya ada benarnya, namun karena saat itu emosi pasien sedang tidak dapat dikendalikan, pasien memukul suaminya tersebut. Pikiran yang dikatakan seringkali memberatkan pasien adalah kecurigaannya terhadap suaminya yang dikatakan berselingkuh, dia sering marah bila suaminya pulang larut malam setelah bekerja. Saat ini pasien tinggal dengan suami dan anaknya. Kegiatan sehari-hari ibu rumah tangga dapat dilakukan apabila pasien tidak mendengar suara-suara tersebut, namun bila ada suara tersebut pasien sering tampak kebingungan, berdiam diri, melamun di kamar sambil tidur tiduran. Pasien terkadang kadang suka menangis kemudian tertawa tawa tanpa sebab. Sehari-hari pasien berkegiatan mengurus rumah tangga, mengaji, dan terkadang menerima borongan untuk membordir kerudung, lalu hasilnya dijual melalui adiknya ke tanah abang. Pasien mengatakan lumayan mendapatkan biaya tambahan untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari dari usahanya tersebut. Gaji yang diberikan oleh suami pasien dikatakan cukup oleh pasien dan tidak pernah bertengkar dengan suami akibat urusan ekonomi. Pasien pertama kali mengalami gangguan seperti ini pada bulan Desember 2009. Saat itu pasien mudah curiga dengan suaminya dan tetangganya membicarakan dirinya, sulit tidur, bicara kacau, marah marah, tidak mau mengurus diri sendiri. Pasien kemudian dirawat di RSMM selama 1 minggu. Kemudian pasien dirawat kembali pada bulan Februari 2011 selama enam hari dengan keluhan yang sama. Pasien putus obat selama setahun pada waktu masuk ke RSMM pada bulan Februari. Untuk yang sekarang pasien sudah enam bulan putus obat. Pasien tidak dapat menjelaskan dengan pasti alasannya kenapa putus obat. Pasien mengaku 3

berhenti meminum obat apabila sudah merasa dirinya baikan dan malas untuk mengkonsumsi obat terus-menerus. C. Riwayat Gangguan Sebelumnya 1. Riwayat Psikiatri Sebelumnya Menurut pasien, pasien mulai mengalami gangguan sejak tahun 2009. Saat itu pasien dibawa karena marah marah, mudah tersinggung, mudah curiga, keluyuran, tidak mampu merawat diri, bicara tidak nyambung dan merusak alat rumah tangga. Pasien mengatakan meminum obat cpz, haloperidol dan triheksiphenidyl. Obat tidak diminum teratur. 2. Riwayat Penyakit Medis Pasien mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan, terjatuh atau terbentur yang mengakibatkan luka / cedera pada daerah kepala. Pasien juga mengatakan tidak pernah mengalami penyakit berat lainnya, hanya batuk pilek saja sewaktu masih kecil. 3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol Pasien tidak pernah mengkonsumsi zat psikoaktif dan alkohol. D. Riwayat Kehidupan Pribadi 1. Riwayat Prenatal dan perinatal Pasien merupakan anak ke 6 dari 8 saudara. Pasien mengatakan ibunya pernah bercerita kalau pasien lahir di dukun beranak secara normal, tidak ada cacat dan cukup bulan. 2. Masa Kanak Awal (0 3 tahun) Pasien tidak pernah menderita penyakit serius dan tergolong anak yang sehat. Pasien menyangkal pernah kejang. 3. Masa Kanak Pertengahan (3 11 tahun) Tumbuh kembang pasien normal seperti anak-anak seusianya. Pasien sekolah sampai SD.

4

4. Masa Kanak Akhir (pubertas dan remaja) a. Hubungan Sosial Pasien mempunyai cukup banyak teman di sekolahnya, dikenal supel dan mudah bergaul. b. Riwayat Pendidikan Pasien sekolah hingga lulus SD. Pasien mengatakan sangat ingin menempuh sekolah lanjutan SMP, namun orang tua pasien tidak memiliki biaya. c. Perkembangan kognitif dan motorik Pasien dapat membaca, menulis dan menghitung. d. Problem emosi atau fisik khusus remaja Pasien tidak mempunyai ketakutan tertentu terhadap sesuatu. Pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol maupun rokok. Pasien dikenal memiliki banyak teman di lingkungannya. e. Riwayat Psikoseksual Pasien menyatakan mulai berteman dengan lawan jenis sejak usia remaja, berpacaran beberapa kali, dan memutuskan untuk menikah dengan suaminya pada saat berusia 19 tahun. f. Latar Belakang Agama Pasien beragama Islam, melaksanakan ibadah solat, namun diakui tidak 5 waktu. 5. Masa dewasa a. Riwayat Pekerjaan Pasien merupakan ibu rumah tangga yang terkadang bekerja di rumah membuat kerajinan tangan membordir kerudung yang didapatkannya dari saudaranya. b. Aktivitas sosial Sehari-hari setelah menyelesaikan aktivitas rumah tangga pasien berkumpul dengan para tetangga ibu pengajian, sering bergosip Pasien tidak pernah punya musuh atau berkelahi dengan teman atau orang lain. c. Kehidupan Seksual masa dewasa Pasien berhubungan seks pertama kali dengan suaminya. Pasien tidak pernah melakukan hubungan seksual diluar pernikahan.

5

E. Riwayat Keluarga Sejak lahir pasien diasuh oleh ibu dan ayahnya. Pasien merupakan anak ke 6 dari 8 bersaudara. Keluarga pasien tidak ada yang memiliki riwayat gangguan seperti yang pasien alami. Pasien sekarang tinggal dengan suami dan satu orang anak laki laki. F. Riwayat Sosial Ekonomi Pasien tinggal bersama suami dan anaknya, pasien mengaku sudah memiliki rumah sendiri. Sebagai tambahan, pasien sering membantu saudaranya dengan menjahit mote mote dan bordir di kerudung dengan upah yang cukup. G. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya Dan Kehidupan 1. Impian: Pasien ingin menyekolahkan anaknya hingga tingkat perguruan tinggi dan ingin anaknya menjadi orang yang sukses. 2. Fantasi: Pasien menginginkan memiliki kehidupan yang baik dan bahagia bersama anak dan suaminya. 3. Sistem nilai: Pasien mengganggap dirinya adalah ibu yang baik dengan mengurus rumah tangga, ia mengaku pandai mengatur keuangan keluarga walaupun suaminya hanya memberikan gaji yang pas-pasan. 4. Dorongan kehendak: Pasien ingin segera keluar dari rumah sakit karena merasa kangen dengan anaknya. 5. Hal yang menjadi sumber kemarahan atau frustasi dan yang membuat bahagia atau senang: Pasien menjadi mudah marah jika timbul kecurigaan bahwa suaminya selingkuh. Yang membuat pasien senang adalah dapat berkumpul dengan suami dan anaknya.

6

Pohon Keluarga

Keterangan : : Pria : Pasien : Meninggal dunia / : Wanita : Menderita penyakit jiwa

7

II. STATUS MENTAL dilakukan pada tanggal 17 Februari 2012 jam 11:00 wib di Ruangan Arimbi A. Deskripsi Umum 1. Kesadaran Compos Mentis

2. Penampilan Umum Pasien seorang perempuan, berusia 29 tahun, berpenampilan fisik terlihat sesuai dengan usianya, berkulit sawo matang, rambut panjang, hitam keriting, agak berantakan. Pasien memakai baju terusan bergaris garis. Pasien memakai sandal jepit berwarna hijau. 3. Perilaku dan Aktivitas Motorik Sebelum wawancara pasien sedang duduk meminum susu di bangku. Selama wawancara, pasien tampak bersemangat, kontak mata baik, bicara volume keras, banyak bicara dan bercerita. Selama wawancara pasien bisa duduk tenang. Setelah wawancara pasien melanjutkan aktivitas dengan menonton televisi. 4. Pembicaraan Pasien menjawab semua pertanyaan yang diajukan, lancar, artikulasi jelas, dan bersemangat. Pasien menjawab dengan kalimat lengkap dan seringkali membuat pernyataan yang panjang 5. Sikap Terhadap Pemeriksa : Kooperatif.

B. Alam Perasaan 1. Afek 2. Mood 3. Keserasian 4. Empati : terbatas : hipertim : tidak serasi antara emosi dan isi pembicaraan. : tidak dapat dirabarasakan

8

C. Fungsi Intelektual 1. Taraf pendidikan, pengetahuan dan kecerdasan : Taraf Pendidikan Pengetahuan Umum : Tamat SD : Cukup baik (pasien dapat menyebutkan siapa nama presiden sekarang) Kecerdasan : Cukup baik (pasien dapat menjawab beberapa pertanyaan perhitungan) 2. Daya konsentrasi :

Kurang baik (pasien tidak dapat mengurangi 100 dengan 7 secara berurut, hanya sampai pengurangan ke-4)

3. Orientasi : Daya Orientasi Waktu : Baik (pasien dapat menyebutkan sekarang siang atau malam, mengidentifikasi hari, tanggal, bulan dan tahun) Daya Orientasi Tempat : Baik (pasien mengetahui dirinya berada di Ruang perawatan Arimbi, Rumah Sakit Marzoeki Mahdi ) Daya Orientasi Personal : Baik (pasien mengetahui siapa yang memeriksanya, pasien perawatan). 4.Daya ingat: Daya Ingat Jangka Panjang : Baik 9 mengenal teman-teman satu

(masih ingat asal sekolah SD pasien bersekolah dulu) Daya Ingat Jangka Pendek : Baik (pasien ingat hari ini makan berapa kali dan lauk makan apa saja) Daya Ingat Sesaat : Baik (pasien mampu mengingat nama pemeriksa setelah beberapa menit) 5. Pikiran Abstrak : Kurang baik (pasien menjawab tidak sesuai atas peribahasa ada udang di balik batu) 6. Kemampuan Menolong Diri : Baik (Pasien mengaku mau mandi dan makan teratur) D. Gangguan Persepsi 1. Halusinasi Auditorik : ada (halusinasi 2nd order : suara suara yang menyuruh pasien berlari dari rumah) Halusinasi Visual Depersonalisasi Derealisasi E. Proses Pikir 1. Arus Pikir : Logorrhea (pasien mampu bercerita panjang lebar dan keluar dari jalur yang dipertanyakan) Kontinuitas Pikiran : Flight of ideas Pasien banyak berbicara. Meloncat loncat topik pembicaraan dari yang ditanyakan. Produktivitas : tidak ada : tidak ada : tidak ada

10

Hendaya Berbahasa

: Tidak ada. Pasien menggunakan bahasa secara lazim sesuai dengan tata bahasa.

2. Preokupasi Waham

Isi Pikir : tidak ada : ada Pasien merasa selalu curiga dengan dengan suaminya yang berselingkuh Pasien selalu merasakan dirinya sering dibicarakan oleh tetangganya jika sedang lewat rumah mereka.

Waham curiga :

F. Pengendalian Impuls

: baik selama wawancara pasien diam di tempat duduknya, tidak berpindah pindah.

G. Daya Nilai 1. Daya nilai sosial Baik (ketika diberi pertanyaan mengenai apakah mencuri itu boleh atau tidak, pasien menjawab hal tersebut tidak boleh). 2. Uji daya nilai Baik (pasien mengatakan bahwa apabila dia melihat orang kecelakan, dia akan menolong orang yang kecelakaan itu) 3. Penilaian realita Tidak Baik (terganggu dengan ditemukan adanya waham maupun halusinasi)

H. Tilikan

: Derajat 3. Menyalahkan faktor eksternal sebagai penyebab dari sakitnya.

11

I. Taraf Dapat Dipercaya

: Dapat dipercaya

III. STATUS FISIK Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 17 Februari 2012. Jam 11:00 wib A. Status Internus Keadaan umum Kesadaran Tekanan darah Frekuensi napas Frekuensi nadi Suhu Status gizi Kulit Kepala Rambut Mata THT Gigi dan mulut Leher Jantung Paru Abdomen Ekstremitas B. Status Neurologis GCS Kaku kuduk Pupil : 15 (E4,V5,M6) : (-) : Bulat, isokor 12 : Baik : Kompos mentis : 110/70 mmHg : 20x/menit : 80 x/menit : afebris : Kesan gizi cukup BB 155cm BB = 50 kg: IMT = 20,83 : sawo matang : Tidak ada deformitas : Hitam, tertata kurang rapih : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik : Dalam batas normal, sekret -/-. : Dalam batas normal : Pembesaran KGB (-) : Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-) : Simetris, vesikuler, rh-/-, wh-/: Buncit, supel, bising usus normal, hepatomegali (-) : Akral hangat, edema (-)

Kesan parase nervus kranialis Motorik

: (-) : Kekuatan (5), tonus baik, rigiditas (-), spasme (-), hipotoni (-), eutrofi, tidak ada gangguan keseimbangan dan koordinasi

Sensorik Reflex fisiologis Reflex patologis Gejala ekstrapiramidal

: Tidak ada gangguan sensibilitas : Normal : (-) : (-)

Gaya berjalan dan postur tubuh : Gaya berjalan normal Stabilitas postur tubuh Tremor di kedua tangan : Normal : (-)

IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA Pasien adalah seorang perempuan berusia 29 tahun dirawat di RS. Marzoeki Mahdi dengan keluhan marah marah dan hendak memukul suami 1 hari SMRS. Pasien juga merusak barang barang rumah tangga. Pasien juga keluyuran keluar rumah tanpa jelas arah dan tujuan. Pasien juga sulit tidur, selama itu pasien hanya melamun di kamar sambil tidur tiduran. Pasien terkadang kadang suka menangis kemudian tertawa tawa tanpa sebab. Pada status mental ditemukan : Penampilan Pasien berumur 29 tahun. Berpenampilan fisik sesuai dengan usia dengan perawatan dan kebersihan diri yang kurang. Pembicaraan Pasien menjawab semua pertanyaan yang diajukan dengan suara pelan, kurang lancar, Kesadaran Compos mentis Gangguan alam perasaan berupa - Afek - Mood - Keserasian : Terbatas : Hipertim : Tidak serasi antara emosi dan isi pembicaraan. 13

Gangguan Alam pikiran berupa: - Gangguan arus pikir: logorrhea, flight of ideas pasien mampu bercerita panjang lebar dan keluar dari jalur yang dipertanyakan - Gangguan isi pikir : waham curiga : Pasien merasa selalu curiga dengan dengan suaminya yang berselingkuh, Pasien selalu merasakan dirinya sering dibicarakan oleh tetangganya jika sedang lewat rumah mereka. - Gangguan persepsi : halusinasi auditorik (halusinasi 2nd order : suara suara yang menyuruh pasien berlari dari rumah) : Terganggu : Derajat 3 : Dapat dipercaya

Daya Nilai Realita Tilikan Taraf dapat dipercaya

V. FORMULASI DIAGNOSTIK Diagnosis Aksis I : Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien tidak memiliki riwayat cedera kepala, riwayat tindakan operatif, dan riwayat kondisi medik lain yang dapat secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi fungsi otak. Oleh karena itu, gangguan mental organik (F00-09) dapat disingkirkan. Pada pasien tidak mempunyai riwayat penggunaan zat psikoaktif. Saat ini pasien tidak ditemukannya gejala- gejala yang dapat dikriteriakan menjadi kelainan F10-19. Sehingga diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif (F10-19) dapat disingkirkan. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan kesimpulan bahwa pasien memenuhi kriteria diagnosis F.25.0 Skizoafektif tipe manik dikarenakan pasien didapatkan gangguan yang bersifat episodik dengan gejala afektif dan skizofrenik yang sama menonjol dan secara bersamaan ada dalam episode yang sama dari penyakit itu atau setidaknya dalam beberapa harinya. Gangguan ini mempunyai onset pada usia muda, ada riwayat keluar masuk rumah sakit jiwa, terdapat deteriorisasi (dahulunya terkadang pasien bekerja di rumah membuat kerajinan tangan yang didapatkannya dari saudaranya tetapi sekarang itu pasien hanya melamun di kamar sambil tidur tiduran dan kadang keluyuran). Pada wawancara didapatkan pasien mempunyai halusinasi auditorik (halusinasi 2nd order : suara suara yang 14

menyuruh pasien berlari dari rumah), waham curiga, afek terbatas, mood hipertim, afek tidak serasi, terdapat gangguan arus pikir seperti logorrhea, flight of ideas dan daya nilai realita terganggu. Diagnosis aksis II Pada pasien tidak ditemukan gangguan kepribadian spesifik dan Retardasi mental sehingga tidak ada diagnosis pada aksis II.

Diagnosis aksis III Pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis tidak ditemukan kondisi medik yang bermakna. Diagnosis aksis IV Ditemukan faktor pencetus atau stressor berupa : Masalah dengan keluarga pasien curiga suaminya selingkuh Masalah psikososial tidak ada

Diagnosis aksis V Skala GAF : GAF HLPY Fungsi Pekerjaan Fungsi sosial/keluarga Fungsi perawatan diri GAF Current Fungsi pekerjaan Fungsi sosial/keluarga Fungsi perawatan diri : 85 (gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian yang biasa) : Pasien seorang ibu rumah tangga. : Baik : Baik : 60 (gejala sedang, disabilitas sedang) : Pasien saat ini tidak bekerja. : Pasien mengalami gangguan dalam komunikasi keluarga dan lingkungan sekitarnya. : Menurunnya fungsi perawatan diri sendiri dengan

15

VI. EVALUASI MULTIAKSIAL Aksis I Aksis II Aksis III Aksis IV Aksis V : F.25.0 Skizoafektif tipe manik : Tidak ditemukan ciri/gangguan kepribadian dan Retardasi mental : Tidak ditemukan kelainan fisik dan neurologis yang berarti : Pasien merasa curiga suaminya selingkuh : GAF HLPY : 85 (gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian yang biasa) GAF Current : 60 (gejala sedang, disabilitas sedang) VII. DAFTAR PROBLEM Organobiologis Psikologis Sosiobudaya : Tidak terdapat faktor herediter : pasien merasa tidak tenang karena curiga suami selingkuh : Hendaya dalam fungsi sosial

VIII. DIAGNOSA BANDING (-) IX. PROGNOSIS Ad vitam Ad functionam Ad sanationam : Ad bonam : Dubia ad bonam : Dubia ad malam

A. Faktor yang memperingan : Tidak terdapat faktor herediter Pasien memiliki lingkungan yang mendukung kesembuhan pasien, suami dan keluarga yang mau menerima pasien kembali. Pasien memiliki keahlian yang dapat digunakan untuk mengisi waktu luang dan sebagai terapi psikologis. B. Faktor yang memperberat : Riwayat putus obat 16

Onset pada usia muda

X. PENATALAKSANAAN Psikofarmaka :

- Haloperidol 3 x 5 mg - Trihexylphenidil 3 x 2 mg - Chlorpromazin 1x100 mg

Psikoterapi

: Psikoterapi suportif dengan memberikan pasien kesempatan untuk

menceritakan masalahnya dan meyakinkan pasien bahwa ia sanggup menghadapi masalah yang ada. Memotivasi pasien untuk rajin minum obat secara teratur dan memberikan tenang Sosioterapi : Memberi nasehat kepada keluarga pasien agar mengerti keadaan pasien dan selalu memberi dukungan kepada pasien, mengikut sertakan pasien dalam kegiatan RSMM agar dapat berinteraksi dengan baik, juga pendalaman agama sesuai dengan kepercayaannya Mengingatkan keluarga pasien untuk rajin kontrol ke Poli Psikiatri yang terdekat dan mengambil obat secara teratur Mengajarkan pendidikannya Memberikan informasi pentingnya ADL dalam kehidupannya sehari-hari dan meyakinkan pasien agar mau melaksanakan kegiatan tersebut. 17 keterampilan yang sesuai dengan kemampuan dan dukungan kepada pasien bahwa ia dapat kembali menjadi