Kasus Herpes Zoster NOVITA
-
Upload
novibangets -
Category
Documents
-
view
193 -
download
9
Transcript of Kasus Herpes Zoster NOVITA
BAB I
ILUSTRASI KASUS
I. IDENTIFIKASI
Nama : Tn. R
Usia : 27 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Supir Angkot
Alamat : Kp. Babakan, Rt 014/003, Cipetir . Kab. Sukabumi
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : SMA
Status Marital : Menikah
Anamnesis : Autoanamnesis tanggal 9 Juni 2012 pukul 13.00 WIB
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Timbul gelembung-gelembung berisi cairan jernih pada lengan kanan sejak 5 hari
SMRS
Keluhan Tambahan :
Gatal, nyeri, panas, pegal seluruh tubuh, sakit kepala, demam, mual, nyeri ulu hati,
dan muntah
Riwayat Perjalanan Penyakit :
Pasien datang ke IGD RSUD Sukabumi dengan keluhan timbul gelembung berisi
cairan jernih pada lengan kanan sejak 5 hari SMRS.
Keluhan dimulai sejak 5 hari SMRS, awalnya pasien mengeluh demam, meriang yang
hilang timbul disertai dengan sakit kepala, badan pegal-pegal, mual, nyeri ulu hati,
muntah, dan disertai dengan gatal pada lengan kanan yang diikuti dengan kemerahan.
1
4 hari SMRS muncul gelembung berisi cairan jernih yang berkelompok diikuti
dengan kemerahan disekelilingnya dan dirasa nyeri dan panas terus menerus namun
sudah tidak gatal. Keluhan muncul gelembung ditempat lainnya disangkal.
Kelemahan pada anggota gerak disangkal. Pasien mengaku hanya minum obat pusing
di warung namun tidak ada perbaikan.
.
Riwayat Penyakit Dahulu :
- Riwayat menderita penyakit yang sama sebelumnya disangkal.
- Riwayat stigmata atopi disangkal.
- Riwayat cacar air saat masih anak-anak.
- Riwayat penyakit kulit lainnya disangkal.
- Riwayat penyakit sistemik disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga :
- Tidak ada yang sakit seperti ini dikeluarga
- Riwayat stigmata atopi tidak ada
- Riwayat penyakit sistemik tidak ada.
III. PEMERIKSAAN GENERALIS DAN DERMATOVENEREOLOGIK
A. Status Generalis
- Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
- Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital
- Tekanan Darah : 120/80 mmHg
- Laju Nadi : 68 x/menit
- Laju Nafas : 20 x/menit
- Suhu : Afebris
- Pembesaran KGB : Tidak ada
- Kepala : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-), wajah simetris
- Dada : Paru : Vesikuler, Ronki (-/-), Wheezing (-/-)
: Jantung : BJ I dan II murni reguler, Gallop (-), Murmur (-)
- Abdomen : Supel, BU (+) normal
- Extremitas : Akral hangat, sianosis (-), kelemahan (-)
2
B. Status Dermatologis
Regio / Letak lesi : antebrachii dekstraEfloresensio Primer : vesikel eritem
o Sekunder : krusta
- Sifat UKKo Ukuran : miliar
o Susunan / bentuk : herpetiformis
o Penyebaran dan lokalisasi : unilateral
Regio / Letak lesi : abrachii dekstraEfloresensio Primer : vesikel eritem
o Sekunder : krusta
- Sifat UKKo Ukuran : miliar dan lentikular
o Susunan / bentuk : herpetiformis
o Penyebaran dan lokalisasi : unilateral
C. Pemeriksaan Laboratorium
8 Juli 2012
Hb : 13,7 Ht : 39,1
3
Leukosit : 18.700 Trombosit : 110.000
9 Juli 2012
Hb : 15,7 Dengue Blood : Ig G +, Ig M(+)
Leukosit : 4600 Widal : TO 1/160, TH 1/80
Ht : 44,5 TAH 1/160, TBH 1/160
Trombosit : 89000
SGOT : 41,9
SGPT : 32,6
GDS : 88,4
Ureum : 51,0
Kreatinin :1,42
10 Juli 2012
Hb : 14,3
Leukosit : 17.300
Ht : 39,9
Trombosit : 92.000
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
V. PEMERIKSAAN ANJURAN
- Tzanck smear
- Direct Fluorescent Antibody (DFA)
- PCR
VI. RESUME
Laki-laki usia 27 tahun datang ke UGD RSUD Cianjur dengan keluhan
muncul gelembung-gelembung berisi cairan jernih pada lengan kanan sejak 5 hari
SMRS. Keluhan ini didahului dengan keluhan gatal yang kemudian menjadi
gelembung cair yang bergerombol hingga akhirnya pecah dan bertambah banyak.
4
Gelembung inipun menimbulkan rasa nyeri dan panas yang terus menerus dirasakan
oleh pasien. Selain itu pasien juga mengeluh demam, sakit kepala, badan pegal-pegal,
mual, nyeri ulu hati, muntah. Pasien mengaku pernah mengalami cacar air saat masih
anak-anak.
Pada pemeriksaan, status generalis dalam batas normal dan status
dermatologis didapatkan region antebrachii dekstra vesikel eritema, krusta dengan
ukuran milier, bentuk hepetiformis dan penyebaran unilateral. Serta pada region
brachii dekstra vesikel eritema, krusta dengan ukuran milier dan lentikuler, bentuk
hepetiformis dan penyebaran unilateral.
VII. DIAGNOSIS BANDING
1. Herpes Zoster
2. Herpes Simplek
VIII. DIAGNOSIS KERJA
Herpes Zoster
IX. PENATALAKSANAAN
Tatalaksana Umum
- Edukasi pasien mengenai penyakit herpes zoster.
- Edukasi pasien untuk menjaga ruam agar tetap bersih dan kering.
- Edukasi pasien untuk menjaga imunitasnya dengan mengkonsumsi makanan
bergizi dan perbanyak istirahat.
- Edukasi pasien untuk memakai baju yang nyaman dan longgar.
- Edukasi pasien untuk menghindari orang-orang dengan daya tahan tubuh lemah
seperti orang tua dan wanita hamil juga orang yang belum pernah terkena cacar air.
Tatalaksana Khusus
- Sistemik :
Inful RL
Asiklovir 5 x 800 mg selama 7 hari
Natrium diklofenak 3 x 50 mg selama 7 hari
- Topikal :
Bedak salisil 2%
5
X. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
6
BAB II
ANALISIS KASUS
Dari anamnesis didapatkan bahwa laki-laki usia 27 tahun mengeluh timbul
gelembung-gelembung berisi cairan jernih pada lengan kanan sejak 5 hari SMRS. Herpes
zoster lebih sering pada dewasa.1,2,3,4,5 50% kasus terjadi pada pasien dengan defisiensi
imunitas atau pada orang tua.3 Insisden herpes zoster meningkat sampai usia dewasa ,usia 20-
29 tahun : 2,58/1000 jiwa.4 Lokalisasi bisa di semua tempat, paling sering di daerah torakal ,
namun dapat juga C 4, T3, L3, L4.1,2,4,,5
Keluhan dimulai 5 hari SMRS demam, sakit kepala, badan pegal-pegal, mual, nyeri
ulu hati, muntah. Disertai dengan gatal yang kemudian hilang dan timbul keluhan nyeri.
Pada teori disebutkan sebelum timbul gejala kulit terdapat gejala prodromal baik sistemik
(demam, pusing, malaise), maupun gejala prodromal lokal (nyeri otot-tulang, gatal, pegal dan
sebagainya).2,3,4
5 hari SMRS muncul keluhan gatal yang disertai kemerahan pada lengan kanan, 1 hari
setelahnya pada daerah kemerahan tersebut ditemukan gelembung cair yang jernih dengan
dikelilingi kemerahan yang disertai dengan keluhan gata yang berkurang namun dirasa nyeri
dan panas yang terus menerus. Hal ini sesuai dengan teori dimana setelah timbul gejala
prodromal akan timbul eritema yang dalam waktu singkat (12-24 jam) menjadi vesikel
berkelompok dengan dasar kulit yang eritematosa dan edema.1,2,5,6 Isi vesikel mula-mula
jernih, setelah beberapa hari menjadi keruh dan dapat pula bercampur darah. Jika absorpsi
terjadi, vesikula dan bula akan menjadi krusta.1 Virus ini berdiam di ganglion posterior
susunan saraf tepi dan ganglion kranialis (ganglion sensoris).2,3,4 Pada stadium prdromal, nyeri
mendahului munculnya kelainan kulit yang dipercaya menunjukkan penyebaran partike virus
pada saraf sensoris, namun sekitar 10% pasien melaporkan bahwa nyeri dan kelainan muncul
secara bersamaan. 3 Pada stadium akut, virus biasanya menginduksi sebuah inflamasi
signifikan pada saraf sensoris yang terlibat sehingga menyebabkan nyeri yang berat, hipotesis
7
ini dipaparkan pada abad ke 19 oleh seorang ahli dari Perancis yang menyebut zoster sebagai
“the band of roses from hell.”3
Muncul gelembung yang sama pada daerah tubuh lain disangkal. Lesi yang khas pada
herpes zoster bersifat unilateral (untuk alasan yang tidak diketahui) pada dermatom yang
sesuai dengan letak saraf yang terinfeksi dan jarang melewati garis tengah tubuh.1,2,3,4
Riwayat cacar air saat SD. Sesuai dengan definisi, herpes zoster adalah penyakit yang
disebabkan oleh infeksi virus varicella-zoster yang menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini
merupakan reaktivasi virus.2,4 Virus ini menetap di dalam ganglion akar saraf sensorik sejak
episode awal infeksi chickenpox (Varisela) 6
Pada pemeriksaan dermatologis didapatkan vesikel eritem pada regio mamae sinistra
bagian lateral, ukuran miliaria, bentuk herpetiformis dan penyebaran unilateral. Sesuai
dengan teori dimana temuan klasik herpes zoster adalah kelompok vesikel herpetiformis pada
dasar kulit yang eritem bersifat sangat nyeri yang diinervasi oleh satu unilateral saraf sensoris
sehingga lesi hanya muncul pada dermatom yang sesuai dengan letak saraf yang terinfeksi
virus.1,3
Jadi pada pasien ini didiagnosis herpes zoster karena perjalanan penyakitnya sesuai
dengan perjalanan penyakit herpes zoster. Dimana diawali dengan gejala prodromal seperti
demam, sakit kepala, gatal dan pegal seluruh tubuh, diikuti munculnya eritem pada satu
daerah kulit yang berubah menjadi vesikel herpetiformis dengan dasar eritem yang sangat
nyeri dan unilateral. Didukung oleh hasil pemeriksaan dermatologis yang sesuai dengan lesi
kulit pada herpes zoster, riwayat pasien pernah terpapar varicella sebelumnya dan usia pasien
tergolong dewasa..
Diagnosis banding pertama herpes zoster pada kasus ini adalah herpes simplek yaitu
infeksi kulit yang disebabkan oleh Herpes Virus Hominis. Persamaan keduanya yaitu
mempunyai gejala prodromal sebelum timbulnya lesi, efloresensi lesi hampir sama yaitu
berupa vesikel miliar herpetiformis yang diawali dengan daerah eritem sebelumnya dan
menyerang semua umur. Perbedaannya pada herpes simplek cenderung rekuren dan lesi
muncul pada atau dekat dengan sambungan mukokutan sedangkan pada kasus ini, keluhan
baru dirasakan pertama kali dan lesi muncul pada daerah payudara yang unilateral. Diagnosis
pasti untuk membedakan keduanya hanya dapat dibedakan dengan mencari virus herpes
simplek dalam embrio ayam, kelinci atau tikus.1
8
Pada pasien ini, penatalaksanaan dilakukan dengan pemberian obat secara topikal
maupun sistemik. Obat topikal yang diberikan adalah bedak salisil 2% yang dioleskan pada
daerah lesi. Pada teori telah dikemukakan bahwa obat topikal diberikan bergantung pada
stadiumnya, pada stadium vesikel diberikan bedak dengan tujuan protektif untuk mencegah
pecahnya vesikel agar tidak terjadi infeksi sekunder.1,2
Obat sistemik yang diberikan adalah Asiklovir 5 x 800 mg selama 7 hari, Natrium
diklofenak 3 x 50 mg selama 7 hari. Sesuai dengan teori tujuan penatalaksanaan herpes zoster
adalah mempersingkat episode sakit, menurunkan nyeri dan mencegah komplikasi. Pada
kasus ini diberikan antivirus karena lesi baru muncul 72 jam, dimana efikasi anti virus pada
herpes zoster terutama pada 48-72 jam setelah muncul lesi, tetapi tidak ada penurunan
efektifitas selama periode akut.2,3 Tujuan pemberian anti virus adalah untuk mengurangi
nyeri, menghambat replikasi virus, mempercepat penyembuhan lesi dan mencegah neuralgia
pasca hepatik.3 Pemberian natrium diklofenak bertujuan sebagai analgetik pada fase akut,
obat analgetik yang dapat dipakai adalah parasetamol atau OAINS dan opioid lemah atau
pada kasus yang berat dapat digunakan opioid kuat.,7,8.
Pada pasien ini juga diberikan edukasi supaya penyakit ini tidak menular ke anggota
keluarga lain dengan daya tahan tubuh lemah atau yang belum pernah terkena varicella.
Selain itu pasien diedukasi untuk tetap menjaga imunitasnya dengan mengkonsumsi makanan
bergizi dan perbanyak istirahat, serta menjaga lesi agar tetap bersih, kering dan mencegah
pecahnya lesi dengan memakai baju yang nyaman dan longgar agar tidak terjadi infeksi
sekunder.
Prognosis dari herpes zoster yang diderita pasien pada umumnya baik bila ditangani
dengan benar dan dilakukan perawatan secara dini termasuk pada kasus ini.1,2,3,4
9
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
1. Siregar, R.S. 2003. Herpes Zoster dalam Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi 2. Jakarta: EGC. Hal 84-6
2. Handoko, P. Ronny. Penyakit Virus dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi 6. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 110-2
3. Eastern JS, Elston DM. Herpes Zoster. [ Cited 8 Juni 2012. Updated 11 mei 2011]. Available from http://emedicine.medscape.com/article/1132465) Diunduh tanggal 11 Juli 2012. Pukul 20.30 WIB.
4. Lubis, Ramona Dumasari. Varicella dan Herpes Zoster. USU e-Respiratory. 2009. Diunduh tanggal 10 Juli 2012 pukul 20.00 WIB. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16560/3/Chapter%20II.pdf
5. Roxas, Mario. Herpes Zoster and Postherpetic Neuralgia: Diagnosis and Therapeutic Considerations. Alternative Medicine Review. Volume 11. 2 November 2006. Available from http://www.thorne.com/altmedrev/.fulltext/11/2/102.pdf.
6. Hunter, John dkk. Clincal Dermatology. Third Edition. 2003. Denmark: Blackwell Publishing.
7. RH, Dworkin dkk. Recommendation for the management of herpes zoster. Clin Infect Dis 2007 Jan. National Guideline Clearinghouse. Avalable http://guideline.gov/content.aspx?id=10222.
8. Cunningham, Anthony L dkk. The prevention and management of herpes zoster. The Medical Journal of Australia. Vol 188. 4 Februari 2008. Available https://www.mja.com.au/journal/2008/188/3/prevention-and-management-herpes-zoster
10