Kasus Herpes Ulya

32
BAB I STATUS PASIEN I. Identitas Pasien Nama/Jenis Kelamin/Umur : N / Laki-laki / 18 tahun Pekerjaan : Mahasiswa Alamat : Rt 12 Kel.Buluran Kenali Kec Buluran II. Latar Belakang Sosio-ekonomi-demografi-lingkungan- keluarga a. Status Perkawinan : Belum menikah b. Jumlah anak/saudara : 3 saudara c. Status ekonomi keluarga : pasien berobat dengan ASKES Mampu d.KB : - e. Kondisi Rumah : Baik f. Kondisi Lingkungan Keluarga : baik III. Aspek Psikologis di Keluarga : Baik IV. Keluhan Utama : Terdapat bentol-bentol di pinggang kiri ± 5 hari yang lalu VI. Keluhan Tambahan : 1

description

laporan kasus

Transcript of Kasus Herpes Ulya

BAB I

STATUS PASIEN

I. Identitas Pasien

Nama/Jenis Kelamin/Umur : N / Laki-laki / 18 tahun

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat : Rt 12 Kel.Buluran Kenali Kec Buluran

II. Latar Belakang Sosio-ekonomi-demografi-lingkungan-keluarga

a. Status Perkawinan : Belum menikah

b. Jumlah anak/saudara : 3 saudara

c. Status ekonomi keluarga : pasien berobat dengan ASKES

Mampu

d. KB : -

e. Kondisi Rumah : Baik

f. Kondisi Lingkungan Keluarga: baik

III. Aspek Psikologis di Keluarga : Baik

IV. Keluhan Utama :

Terdapat bentol-bentol di pinggang kiri ± 5 hari yang lalu

VI. Keluhan Tambahan :

Badan terasa lemas, gelembung-gelumbung yang terasa perih dan panas

VII. Riwayat Penyakit Sekarang : (autoanamnesa)

± 5 hari yang lalu pasien mengeluh timbul beberapa bentol-bentol

kemerahan sebesar jarum pentul pinggang kiri yang terasa perih dan panas.

Sebelumnya pasien mengaku demam, demam tidak terlalu tinggi, hilang

timbul, badan terasa lemah. Kemudian Bintil-bintil kemerahan tersebut

terasa rasa perih dan panas seperti terbakar. Rasa nyeri dirasakan seperti

tertusuk-tusuk. Awalnya os mengira bahwa hal itu alergi karena mandi

menggunakan air asin.

1

± 2 hari Bintil kemerahan dirasakan makin banyak namun tidak

bertambah di bagian tubuh lainnya hanya dibagian belakang pinggang kiri

menjalar sampai ke lipat paha kiri. Bentol-bentol kemerahan yang agak

kehiraman tersebut menjadi gelembung-gelembung yang berisi cairan

berwarna bening. Gelembung tersebut makin lama makin membesar yang

terasa perih dan nyeri. Terdapat beberapa gelembung yang berisi cairan

berwarna kuning muda, makin lama makin membesar seperti melepuh yang

terasa sangat perih, beberapa gelembung pecah dan membentuk keropeng

yang mengering. Pada saat datang ke Puskemas simpang IV sipin deman (-).

Pasien mengaku sebelumnya mengalami kelelahan karena pulang

pergi dalam 1 hari ke sabak dengan menggunakan motor sendiran. Riwayat

kontak dengan orang yang mengalami penyakit serupa dan lingkungan

sekitar yang mempunyai keluhan yang sama disangkal. Riwayat terkena

benda panas, mengoleskan bahan tertentu di tempat kelainan kulit disangkal.

Tetapi os ada riwayat mandi menggunakan air asin disabak. Pasien

menyangkal menggunakan obat-obatan. Keluhan perih dan panas tidak

bertambah saat berkeringat atau pada waktu malam hari.

V. Riwayat Penyakit Dahulu/keluarga :

- Riwayat dengan keluhan yang sama sebelumnya disangkal.

- Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama disangkal

- Riwayat Varisela (+)

- Riwayat alergi suatu obat, makanan atau dengan kontak sesuatu

disangkal

VIII.Pemeriksaan Fisik :

Keadaan Umum

1. Keadaan Umum : baik

2. Kesadaran : compos mentis

3. Suhu : 37,1°C

4. Tekanan darah : 120/80 mmHg

5. Nadi : 92x/menit

2

6. Pernafasan

- Frekuensi : 20 x/menit

7. Berat badan : 58 Kg

8. Tinggi badan : 165 cm

Body Mass Index : ( BB) / (TB)2

: (58) / (1,65)2 = 21,3 (Normal)

Pemeriksaan Organ

1. Kepala Bentuk : normocephal

Simetri : simetris

2. Mata Exopthalmus/enophtal : (-)

Kelopak : normal

Conjungtiva : anemis (-)

Sklera : ikterik (-)

3. Hidung : tak ada kelainan

4. Telinga : tak ada kelainan

5. Mulut Bibir : lembab

Bau pernafasan : normal

Gigi geligi : lengkap

Palatum : deviasi (-)

Gusi : warna merah muda,

perdarahan (-)

Selaput Lendir : normal

Lidah : putih kotor, ulkus (-)

6. Leher KGB : tak ada pembengkakan

Kel.tiroid : tak ada pembesaran

7. Thorax Bentuk : simetris

Pergerakan dinding dada : tidak ada yang

tertinggal

Pulmo

3

Pemeriksaan Kanan Kiri

Inspeksi Simetris

Palpasi Stem fremitus normal Stem fremitus normal

Perkusi Sonor

Batas paru-hepar :ICS

VI kanan

Sonor

Auskultasi Wheezing (-), rhonki

(-)

Wheezing (-), rhonki

(-)

Jantung

Inspeksi Ictus cordis terlihat di ICS V linea midclavicula

kiri

Palpasi Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula

kiri

Perkusi Batas-batas jantung :

Atas : ICS II kiri

Kanan : linea sternalis kanan

Kiri : ICS VI linea midclavicula kiri

Auskultasi BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

Inspeksi Datar, Liat status Dermatologis

Palpasi Nyeri tekan regio epigastrium (-), defans

musculer (-), hepatomegali (-), splenomegali

(-), nyeri ketok costovertebra (-/-)

Perkusi Timpani

Auskultasi Bising usus (+) normal

4

Ekstremitas Atas :

Edema (-), akral hangat, kekuatan otot 5 – 5

Ekstremitas bawah :

Edema (-), akral hangat., kekuatan otot 5 – 5

Status Dermatologi

Regio inguinalis Sinistra:

vesikel multiple milier, herpetiformis, konfluens dengan susunan tidak teratur dan

dasar eritematosa, dan tampak papul eritematosa multiple milier berkelompok

dengan dasar eritematosa.

VIII.Diagnosis kerja

Herpes Zooster

IX. Diagnosis Banding

1. Herpes Zooster

2. Herpes Simpleks

3. Impetigo Bulosa

XI. Manajemen

Promotif :

- Menjelaskan kepada pasien mengenai penyebab penyakitnya, faktor-faktor

yang dapat memperberat keluhan (Faktor eksogen memecahkan vesikel,

faktor endogen meliputi malnutrisi, terapi imunosupresan, dan riwayat

keluarga yang positif, dan pemakaian steroid jangka panjang)

- Menjelaskan pengobatan penyakit herpes zoster ini memerlukan

pengobatan + 7 hari.

Preventif :

- Istirahat

- Selalu menjaga kebersihan tubuh

5

- Menjaga ruam dalam keadaan bersih dan kering untuk meminimalkan

resiko infeksi bakteri

- Tidak menggunakan handuk dan pakaian secara bersamaan dengan

anggota keluarga lainnya

- Jemur handuk setelah dipakai, jangan biarkan dalam keadaan basah

- Gantung/simpan pakaian di tempat yang kering

Kuratif :

Non M edikamentosa

Istirahat

Menjaga kebersihan dan kelembapan tubuh

Selalu menjaga kebersihan tubuh

Menjaga ruam dalam keadaan bersih dan kering untuk meminimalkan

resiko infeksi bakteri

Tidak menggunakan handuk dan pakaian secara bersamaan dengan

anggota keluarga lainnya

Jemur handuk setelah dipakai, jangan biarkan dalam keadaan basah

Gantung/simpan pakaian di tempat yang kering

banyak makan makanan yang bergizi seperti sayur dan buah-buahan

M edikamentosa

Topical

Asiklovir krim 5 %

Sistemik

Asiklovir 5 x 800 mg

Asam mefenamat 3 x 500 mg

Pengobatan Tradisional:

1. Cara Pertama

Ambil umbi tumbuhan dewa merah yang masih segar sekitar

kurang lebih 6-9 gram. Kemudian rebuslah umbi daun dewa merah

yang masih segar lalu minum airnya. Sedangkan untuk pemakaian

6

luar, giling umbi segar atau daun segar sampai halus. Bubuhkan

pada kutil yang meradangan akibat herpes simpleks maupun herpes

zoster atau luka bakar.

Iris tipis daun dewa merah sekitar 10-15 gram atua umbi segar 6-9

gram. Rebuslah dengan tiga gelas air sampai tersisia 1 gelas.

Setelah air tersebut dingin, kemudian saring dan minum 2 kali

sehari, masing-masing setengah gelas. Apabila diminum setiap

hari, maka tanda peradangan dan kekambuhan herpes simpleks

akan segera berkurang.

Ambil Jinten hitam satu sendok teh, dua umbi kecil temu putih,

satu umbi bidara upas, 20 lembar sambiloto, dan 5 batang

brotowali masing-masing sekitar sekitar lima cm. Cara meramunya

kesemua bahan dirrebus menggunakan lima gelas air hingga tersisa

2 gelas saja. Kemdian ramuan yang telah Anda buat tadi diminum

dua kali sehari masing-masing 2 gelas.

2. Cara Kedua

Teh hijau yang dimanfaatkan dalam mengobati herpes adalah teh hijau

kantong atau celup, caranya cukup mudah. Teh tersebut dicelupkan

kedalam air hangat kemudianm kompreskan pada luka yang terkena

herpes, lakukan selama beberapa menit, dan ulangi lagi setiap jamnya.

Anda juga dapat menekan kantong teh hangat pada bagian yang terinfeksi

selama 30 menit.

3. Cara Ketiga

Untuk mengobati herpes menggunakan gel lidah buaya juga cukup mudah,

caranya Anda tingal mengoleskan gel Lidah buaya segar atau yang lebih

familiar dengan sebutan aloe vera barbadensis di are yang terinfeksi

penyakit herpes, gel lidah buaya ini berfungsi meredakan rasa sakit dan

juga bisa mempercepat penyembuhan. Jika ingin lebih simpel lagi Anda

bisa menggunakan ekstrak minyak aloe vera.

7

d. Disability

-

e. Rehabilitatif

Menjaga kesehatan dan gizi tubuh

Dinas Kesehatan Kota Jambi

R/ Asiklovir mg 400 tab No. XXX

s 5 d d tab II

R/ Asiklovir 5 % krim No. I

s . u. e

R/ Asam Mefenamat mg 500 tab No.XV

s 3 d d tab I pc

Pro : N Umur : 18 tahun

Alamat : Rt 12 Kel.Buluran Kenali Kec Buluran

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI

Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela-

zoster yang menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi virus

yang terjadi setelah infeksi primer. Sinonim: dampa, cacar ular.1

2.2 EPIDEMIOLOGI1

Umur : Biasanya pada dewasa, kadang-kadang juga pada anak-anak.

Jenis Kelamin : pria = wanita

Musim : Tidak tergantung musim

2.3 PATOGENESIS

Virus ini berdiam di ganglion posterior susunan saraf tepi dan ganglion

kranialis. Kelainan kulit yang timbul memberikan lokasi yang setingkat dengan

daerah persarafan ganglion tersebut. Kadang-kadang virus ini juga menyerang

ganglion anterior, bagian motorik kranialis sehingga memberikan gejala-gejala

gangguan motorik.1

Varicella zoster merupakan virus rantai ganda DNA, anggota famili virus

herpes yang tergolong virus neuropatik atau neurodermatotropik. Reaktivasi virus

varicella zoster dapat dipicu oleh berbagai faktor seperti pembedahan,

penyinaran, lanjut usia, dan keadaan tubuh yang lemah meliputi malnutrisi,

seseorang yang sedang dalam pengobatan imunosupresan jangka panjang, atau

menderita penyakit sistemik. Jika virus ini menyerang ganglion anterior, maka

menimbulkan gejala gangguan motorik.2

2.4 GEJALA KLINIS

Sebelum timbul gejala kulit terdapat, gejala prodromal baik sistemik

(demam, pusing, malese), maupun gejala prodromal lokal (nyeri otot-tulang, gatal,

pegal dan sebagainya). Setelah itu timbul eritema vesikel yang berkelompok 9

dengan dasar kulit yang eritematosa dan edema. Vesikel ini berisi cairan yang

jernih, kemudian menjadi keruh (berwarna abu-abu) pustul dan krusta. Kadang-

kadang vesikel mengandung darah dan disebut sebagai herpes zoster hemoragik.

Dapat pula timbul infeksi sekunder sehingga menimbulkan ulkus dengan

penyembuhan berupa sikatriks. Bila menyerang cabang oftalmikus N. V disebul

herpes zoster oftalmik.1

Sindrom Ramsay Hunt diakibatkan oleh gangguan nervus fasialis dan

otikus, sehingga memberikan gejala paralisis otot muka (paralisis Bell), kelainan

kulit yang sesuai dengan tingkat persarafan, tinitus, vertigo, gangguan

pendengaran, nistagmus dan nausea, juga terdapat gangguan pengecapan.1

Bila menyerang wajah, daerah yang dipersarafi N. V cabang atas disebut

herpes zoster frontalis. Herpes zoster abortif, artinya penyakit ini berlangsung

dalam waktu yang singkat dan kelainan kulitnya hanya berupa beberapa vesikel

dan eritem. Bila menyerang saraf interkostal disebut herpes zoster torakalis. Bila

menyerang daerah lumbal disebut herpes zoster abdominalis/ lumbalis.1

2.5 PERJALANAN PENYAKIT

Masa tunasnya 7-12 hari. Masa aktif penyakit ini berupa lesi-lesi baru

yang tetap timbul berlangsung kira-kira seminggu, sedangkan masa resolusi

berlangsung kira-kira 1-2 minggu.1

2.6 PEMERIKSAAN KULIT

Lokalisasi : Bisa di semua tempat, paling sering pada servikal IV sampai

lumbal II

Efloresensi/sifat-sifatnya : Lesi biasanya berupa kelompok- kelompok

vesikel sampai bula di atas daerah yang eritematosa. Lesi yang khas bersifat

unilateral pada dermatom yang sesuai dengan Ietak saraf yang terinfeksi virus.

Dermatom adalah area kulit yang dipersarafi terutama oleh satu saraf

spinalis. Masing masing saraf menyampaikan rangsangan dari kulit yang

dipersarafinya ke otak. Dermatom pada dada dan perut seperti tumpukan cakram

10

yang dipersarafi oleh saraf spinal yang berbeda, sedangkan sepanjang lengan dan

kaki, dermatom berjalan secara longitudinal sepanjang anggota badan.3

Dermatom sangat bermanfaat dalam bidang neurologi untuk menemukan

tempat kerusakan saraf saraf spinalis. Virus yang menginfeksi saraf tulang

belakang seperti infeksi herpes zoster (shingles), dapat mengungkapkan

sumbernya dengan muncul sebagai lesi pada dermatom tertentu.3

2.7 KOMPLIKASI1

- Neuralgia pascaherpetik adalah rasa nyeri yang timbul pada daerah bekas

penyembuhan lebih dari sebulan setelah penyakitnya sembuh. Nyeri ini

dapat berlangsung sampai beberapa bulan bahkan bertahun-tahun dengan

gradasi nyeri yang bervariasi dalam kehidupan sehari-hari. Kecenderungan

ini dijumpai pada orang yang mendapat herpes zoster di atas usia 40 tahun.

11

- Pada herpes zoster oftalmikus dapat terjadi berbagai komplikasi, di

antaranya ptosis paralitik, keratitis, skleritis, uveitis, korioretinitis, dan

neuritis optik.

- Paralisis motorik terdapat pada 1-5% kasus, yang terjadi akibat penjalaran

virus secara per kontinuitatum dari ganglion sensorik ke sistem saraf yang

berdekatan. Paralisis biasanya timbul dalam 2 minggu sejak awitan

munculnya lesi. Ber-bagai paralisis dapat terjadi, misalnya di muka,

diafragma, batang tubuh, ekstremitas, vesika urinaria, dan anus. Umumnya

akan sembuh spontan.

- Infeksi juga dapat menjalar ke alat dalam, misalnya paru, hepar, dan otak.

2.8 DIAGNOSA BANDING1,4

1) Herpes simpleks: hanya dapat dibedakan dengan mencari virus herpes

simpleks dalam embrio ayam, kelinci, tikus.

2) Varisela: biasanya lesi menyebar sentrifugal, selalu disertai demam.

3) Impetigo vesikobulosa: lebih sering pada anak-anak, dengan gam-baran

vesikel

dan bula yang cepat pecah dan menjadi krusta.

2.9 PENATALAKSANAANNYA1,4

- Istirahat

- Untuk mengurangi neuralgia dapat diberikan analgetik

- Usahakan supaya vesikel tidak pecah untuk menghindari infeksi sekunder,

yaitu dengan bedak salisil 2%. Bila terjadi infeksi se-kunder dapat

diberikan antibiotik lokal mis. salep kloramfenikol 2%.

- Obat Antiviral : Indikasi obat antiviral ialah herpes zoster oftalmikus dan

pasien dengan defisiensi imunitas mengingat komplikasinya. Obat yang

12

biasa digunakan ialah asiklovir dan modifikasinya, misal-nya valasiklovir.

Sebaiknya diberikan dalam 3 hari pertama sejak lesi muncul.

- Dosis asiklovir yang dianjurkan ialah 5 x 800 mg sehari dan biasanya

diberikan 7 hari, sedangkan valasiklovir cukup 3 x 1000 mg sehari karena

konsentrasi dalam plasma lebih tinggi. Jika lesi baru masih tetap timbul

obat tersebut rhasih dapat diteruskan dan dihentikan sesudah 2 hari sejak

lesi baru tidak timbul lagi.

- Untuk neuralgia pasca hepatikà Obat yang direkomendasikan di antaranya

gabapentin dosisnya 1,800 mg - 2,400 mg sehari. Hari pertama dosisnya

300 mg sehari diberikan sebelum tidur, setiap 3 hari dosis dinaikkan 300

mg sehari sehingga mencapai 1,800 mg sehari.

- Sindrom Ramsay Hunt à prednison dengan dosis 3 x 20 mg sehari, setelah

seminggu dosis diturunkan secara bertahap. Dengan dosis prednison

setinggi itu imunitas akan tertekan sehingga lebih baik digabung dengan

obat antiviral. Dikatakan kegunaannya untuk mencegah fibrosis ganglion.

2.10 PROGNOSIS

Umumnya baik, pada herpes zoster oftalmikus prognosis bergantung pada

tindakan perawatan secara dini.1

BAB III

ANALISA KASUS

13

Studi kasus Tn. A, laki-laki 28 tahun datang dengan keluhan terdapat

bentol-bentol di pinggang kiri ± 5 hari yang lalu yang terasa perih dan panas.

Penegakkan diagnosis pada kasus ini berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan

fisik.

Pada anamnesis didapatkan keluhan ± 5 hari yang lalu pasien mengeluh

timbul beberapa bentol-bentol kemerahan sebesar jarum pentul pinggang kiri yang

terasa perih dan panas. Sebelumnya pasien mengaku demam, demam tidak terlalu

tinggi, hilang timbul, badan terasa lemah. Kemudian Bintil-bintil kemerahan

tersebut terasa rasa perih dan panas seperti terbakar. Rasa nyeri dirasakan seperti

tertusuk-tusuk. Awalnya os mengira bahwa hal itu alergi karena mandi

menggunakan air asin. ± 2 hari Bintil kemerahan dirasakan makin banyak namun

tidak bertambah di bagian tubuh lainnya hanya dibagian belakang pinggang kiri

menjalar sampai ke lipat paha kiri. Bentol-bentol kemerahan yang agak kehiraman

tersebut menjadi gelembung-gelembung yang berisi cairan berwarna bening.

Gelembung tersebut makin lama makin membesar yang terasa perih dan nyeri.

Beberapa gelembung pecah dan membentuk keropeng yang mengering. Pada saat

datang ke Puskemas simpang IV sipin deman (-). Pasien mengaku sebelumnya

mengalami kelelahan karena pulang pergi dalam 1 hari ke sabak dengan

menggunakan motor sendiran. Riwayat kontak dengan orang yang mengalami

penyakit serupa dan lingkungan sekitar yang mempunyai keluhan yang sama

disangkal.

Hal ini sesuai dengan keluhan yang sering dikeluhkan pasien herpes zoster

yaitu timbul eritema makulo papular yang dalam waktu singkat menjadi vesikel

yang berkelompok dengan dasar kulit yang eritematosa dan edema. Vesikel ini

berisi cairan jernih, yang dapat berubah menjadi pustula pada hari ketiga.

Seminggu sampai sepuluh hari kemudian, lesi mengering menjadi krusta.

Gambaran yang paling khas pada herpes zoster adalah erupsi yang lokalisata dan

unilateral. Jarang erupsi tersebut melewati garis tengah tubuh.Umumnya lesi

terbatas pada daerah kulit yang dipersarafi oleh salah satu ganglion saraf sensorik.

Dan daerah yang paling sering terkena adalah dermatom servikal IV sampai

lumbal II dan biasanya mengenai umur lebih sering pada orang dewasa.

14

Sebelumnya pasien mengaku demam, demam tidak terlalu tinggi, hilang

timbul, badan terasa lemah dan selain itu pasien juga mengeluh seluruh badan

terutama pinggang terasa pegal–pegal. Hal ini menunjukkan pasien sebelumnya

mengalami gejala prodromal yang merupakan gejala khas dari infeksi virus

herpes, gejala prodromal berupa gejala sistemik maupun lokal, gejala sistemik

berupa demam, pusing dan malaise, sedangkan gejala lokal berupa nyeri otot-

tulang, gatal, pegal dan sebagainya.

Pasien mengaku pernah menderita cacar saat pasien masih kecil. Riwayat

kontak dengan orang yang mengalami penyakit serupa dan lingkungan sekitar

yang mempunyai keluhan yang sama disangkal. Hal ini sesuai dengan penyebab

herpes zoster yaitu merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah penderita

mendapat varisela sebelumnya.

Pada pemeriksaan fisik, status generalis di dapatkan dalam batas normal.

Pada pemeriksaan dermatologis di dapatkan pada daerah pinggang kiri melingkar

sampai daerah lipat paha kiri ditemukan vesikel multiple milier, herpetiformis,

konfluens dengan susunan tidak teratur dan dasar eritematosa, dan tampak papul

eritematosa multiple milier berkelompok dengan dasar eritematosa. Menurut

kepustakaan, penyakit herpes zoster ini, ruamnya berupa eritema yang dalam

waktu singkat menjadi vesikel yang berkelompok dengan dasar kulit yang

eritematosa dan edema. Vesikel ini berisi cairan jernih, kemudian menjadi keruh

(berwarna abu-abu), dapat menjadi pustul dan krusta. Kadang-kadang vesikel

mengandung darah dan disebut sebagai herpes zoster hemoragik. Dapat pula

timbul infeksi sekunder sehingga menimbulkan ulkus dengan penyembuhan

berupa sikatriks. Berdasarkan tempat predileksi herpes zoster yaitu daerah yang

paling sering terkena adalah daerah torakal terutama dermatome C6 – L2. Pada

kasus ini sama seperti herpes zoster yaitu di daerah perut dan pinggang bawah

sampai lipat paha kiri setinggi dermatom L1.

Adapun differensial diagnosis kelainan kulit penderita ini yaitu : Herpes

simpleks biasanya disebabkan oleh virus herpes simpleks (virus herpes hominis)

tipe I atau tipe II yang ditandai oleh adanya vesikel yang berkelompok di atas

kulit yang sembab dan eritematosa pada daerah dekat mukokutan, sedangkan

infeksi dapat berlangsung baik primer maupun rekurens. Infeksi virus herpes

15

simpleks berlangsung dalam 3 tingkat yaitu infeksi primer, fase laten dan infeksi

rekurens. Infeksi primer berlangsung lebih lama dan berat kira-kira 3 minggu dan

sering disertai gejala sistemik, misalnya demam, malaise, dan anoreksia, dan

dapat ditemukan pembengkakan kelenjar getah bening regional. Kelainan klinis

yang sering dijumpai berupa vesikel yang berkelompok di atas kulit yang sembab

dan eritematosa, berisi cairan jernih dan kemudian menjadi seropurulen, dapat

menjadi krusta dan kadang-kadang mengalami ulserasi yang dangkal, biasanya

sembuh tanpa sikatriks. Tempat predileksi virus herpes simpleks terbagi dua yaitu

tipe I di daerah pinggang ke atas terutama daerah mulut dan hidung, dan tipe II

daerah pinggang ke bawah terutama daerah genital. Pada kasus ini keluhannya

mirip dengan herpes simpleks yaitu eritema yang dalam waktu singkat menjadi

vesikel yang berkelompok dengan dasar kulit yang eritematosa dan edema. Tetapi

tempat predileksinya berbeda, pada herpes simpleks predileksinya di daerah mulut

dan hidung serta daerah genital. Sedangkan pada kasus ini kelainan terdapat di

daerah lipat paha dan pinggang dan sesuai dengan dermatom saraf. Tidak

dipilihnya herpes simplek sebagai diagnosis kerja karena berbagai alasan. Pada

pasien ini, keluhan baru pertama kali dirasakan. Hal ini tidak sesuai dengan kasus

herpes simplek yang cenderung bersifat residif. Sementara itu, pada herpes zoster,

keluhan jarang berulang kecuali pada kasus adanya defisiensi imun yang tampak

jelas secara klinis. Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan tzanck test tidak

diusulkan dilakukan karena karakteristik sitolopatologinya biasanya tidak banyak

menunjukkan perbedaan. Akan tetapi pada keadaan yang meragukan diperlukan

pemeriksaan penunjang antara lain: isolasi virus dengan kultur jaringan dan

identifikasi morfologi dengan mikroskop elektron, pemeriksaan antigen dengan

imunofluoresen, tes serologi dengan mengukur imunoglobulin spesifik.

Impetigo vesiko-bulosa adalah suatu bentuk impetigo dengan gejala utama

berupa lepuh-lepuh berisi cairan kekuningan dengan dinding tegang, terkadang

tampak hipopion. Keadaan umum baik, tetapi dapat timbul gejala konstitusi

berupa malaise dan demam.Tempat predileksi di ketiak, dada, punggung, atau

daerah yang tidak tertutup pakaian.Terdapat pada anak, bayi, dan orang dewasa.

16

Umumnya sangat mudah menular. Kelainan kulit berupa eritema, bula, dan bula

hipopion dimana lepuh timbul mendadak pada kulit sehat, bervariasi mulai miliar

hingga lentikular, dapat bertahan 2-3 hari. Kadang-kadang waktu pasien

datang berobat, vesikel/bula telah memecah sehingga yang tampak hanya kolaret

dan dasarnya masih eritematosa, erosi, dan ekskoriasi. Pada kasus ini keluhannya

mirip dengan impetigo bulosa dimana terdapat lepuh-lepuh yang berisi cairan

namun dinding pada herpes zooster tidak tegang sepeti kasus impetigo bulosa,

keluhan kontitusi pada impetigo vesiko bulosa meliputi malaise dan demam

menyerupai fase prodormal pada herpes zoster. Terdapat perbedaan ruam pada

herpes zoster dan impetigo vesiko bulosa dimana pada herpes zoster erupsi mulai

dengan eritema makulopapular. Dua belas hingga dua puluh empat jam kemudian

terbentuk vesikula yang dapat berubah menjadi pustula pada hari ketiga.

Seminggu sampai sepuluh hari kemudian, lesi mengering menjadi krusta. Krusta

ini dapat menetap menjadi 2-3 minggu sedangkan pada impetigo bulosa kelainan

kulit berupa eritema, bula, dan bula hipopion dimana lepuh timbul mendadak pada

kulit sehat, bervariasi mulai miliar hingga lentikular, dapat bertahan 2-3 hari

dengan vesikel/bula yang mudah pecah sehingga tampak koloret dengan dasar

yang eritematosa.1,2

Terapi pada pasein ini yaitu preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif.

Tindakan promotif pada pasien ini yaitu : istirahat, selalu menjaga kebersihan

tubuh, menjaga ruam dalam keadaan bersih dan kering untuk meminimalkan

resiko infeksi bakteri, tidak menggunakan handuk dan pakaian secara bersamaan

dengan anggota keluarga lainnya, jemur handuk setelah dipakai, jangan biarkan

dalam keadaan basah, gantung/simpan pakaian di tempat yang kering.

Terapi kuratif medikamentosa pada pasien ini diberi asiklovir karena

mekanisme kerjanya menghambat enzim DNA polymerase virus, asiklovir segera

diubah menjadi asiklo-guanosin monofosfat oleh enzim timidin kinase virus,

kemudian diubah lagi menjadi asiklo-guanosin trifosfat (asiklo-GTP), asiklo-GTP

bergabung dengan DNA virus yang akan mengakibatkan terhentinya aktifitas

enzim DNA polymerase. Analgetik diberikan untuk mengurangi neuralgia yang

ditimbulkan oleh virus herpes zoster. Obat yang biasa digunakan adalah asam

mefenamat. Dosis asam mefenamat adalah 1500 mg/hari diberikan sebanyak 3 17

kali, atau dapat juga dipakai seperlunya ketika nyeri muncul. Dan obat topikalnya

asiklovir krim 5 %.

Pengamatan Rumah :

Rumah terbuat dari semen (permanen) dengan ukuran 10x 7,5 m2. Didalam

rumah tersebut terdapat ruang tamu dengan 2 buah jendela dengan masing-masing

berukuran 50x 70 cm2, dilengkapi dengan ventilasi. Terdapat tiga buah kamar

tidur dengan masing-masing kamarnya berukuran antara 3x4 m2, ketiga kamar

memiliki ventilasi udara.

Lantai rumah os terbuat dari keramik, penataan alat atau perabot rumah

tangga tertata dengan rapi. Dapur tempat ibu os memasak cukup luas, keluarga

pasien memasak dengan menggunakan kompor gas. Di belakang dapur terdapat

kamar mandi, tempat penampungan air dan tempat mencuci piring. Tidak ada

sumur di rumah os, sumber air berasal dari PAM dan air hujan yang di gunakan

untuk mencuci dan memasak namun untuk air minum, pasien menggunakan

fasilitas air minum isi ulang.

Pengamatan Lingkungan:

Keluarga os hidup dilingkungan tempat tinggal yang padat penghuni.

Keadaan tempat tinggal os dengan tetangganya sangat dekat hanya dipisahkan

dengan dinding rumah pada sebelah kanan rumah dan dipisahkan oleh jalan kecil

pada sebalah kiri rumah os. Keadaan rumah disekitar rumah rapih dan bersih.

Dipan rumah os terdapat kolam ikan kecil yang terdapat ikannya dan selokan air.

Berdasarkan Hasil wawancara /pengamatan Keluarga /hubungan keluarga:

Pasien tinggal bersama kedua orang tua, serta dua saudara, tidak terdapat

keluarga dengan keluhan yang sama.

18

Hasil wawancara /pengamatan perilaku kesehatan:

Dari hasil anamnesa perilaku kesehatan pasien didapatkan hasil: perilaku

kesehatan pasien dinilai baik karena pasien menjaga kebersihan diri dan memiliki

perilaku hidup yang baik.

Analisis pasien secara holistik

Hubungan anamnesis, diagnosis dengan keadaan rumah

Keluarga os hidup dilingkungan tempat tinggal yang padat penghuni.

Keadaan rumah dan lingkungan rumah pasien dinilai cukup rapi dan bersih.

Pembuangan sampah dan limbah di nilai cukup baik. Pasien adalah seorang

mahasiswa .Dari hasil anamnesa didapatkan bahwa os mendapatkan kelelahan

fisik sebelum timbulnya penyakit. Tidak adanya riwayat penyakit yang sama pada

keluarga pasien.

Analisis kemungkinan berbagai faktor risiko atau etiologi penyakit

Adapun faktor resiko atau etiologi yang didapat pada kasus ini yaitu daya

tahan tubuh yang menurun dan sudah pernah mengalami varicela sebelumnya

yang memungkinkan terjadinya penyakit tersebut. Tidak ada faktor resiko yang

didapat dari keadaan rumah dan lingkungan pasien karena dinilai cukup rapi dan

bersih.

Promotif:

- Memberikan penjelasan kepada pasien atau keluarga pasien saat

dilakukannya kunjungan rumah dan memberi saran-saran untuk

terciptanya pribadi yang sehat , rumah sehat dan lingkungan yang

sehat sebagai upaya pencegahan penyakit yang dapat diderita lagi oleh

pasien ataupun keluarganya.

- Menjelaskan kepada pasien mengenai penyebab penyakitnya, faktor-

faktor yang dapat memperberat keluhan (Faktor eksogen memecahkan

vesikel, faktor endogen meliputi malnutrisi, terapi imunosupresan, dan

riwayat keluarga yang positif, dan pemakaian steroid jangka panjang)

19

- Menjelaskan pengobatan penyakit herpes zoster ini memerlukan

pengobatan + 7 hari.

Preventif:

- Istirahat

- Selalu menjaga kebersihan tubuh

- Menjaga ruam dalam keadaan bersih dan kering untuk meminimalkan

resiko infeksi bakteri

- Tidak menggunakan handuk dan pakaian secara bersamaan dengan

anggota keluarga lainnya

- Jemur handuk setelah dipakai, jangan biarkan dalam keadaan basah

- Gantung/simpan pakaian di tempat yang kering

20

Dissability Limination

- Pasien perlu diberikan penjelasan tentang proses pengobatan penyakit kulit

yang disebabkan oleh virus dan berapa lama pemberian terapi sehingga

pasien paham dan taat dalam pemakaian obat. Menjelaskan bahwa rasa

nyeri yang timbul pada daerah bekas penyembuhan lebih dari sebulan

setelah penyakitnya sembuh. Nyeri ini dapat berlangsung sampai beberapa

bulan bahkan bertahun-tahun dengan gradasi nyeri yang bervariasi dalam

kehidupan sehari-hari.

Rehabilitatif:

Menjaga kesehatan dan gizi tubuh

21

DAFTAR PUSTAKA

1. Handoko RP. Penyakit Virus. Dalam :Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin

Edisi 5. Jakarta: FKUI, 2008.

2. James WD, Berger T, Elston D. Andrew’s diseases of the skin.

Philadelphia: Elsevier Saunders; 2011.

3. Baehr M, Frotscher M. Duus’ topical diagnosis in neurology. 4th ed. New

York: Thieme,2005.

4. Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardani WI, Setiowulan W. Kapita

Selekta Kedokteran. Edisi III. Jakarta : Media Aesculapius FKUI. 2001.

5. Cara Mengobati Herpes. Di unduh dari: http://superampuh.com/cara-

mengobati-herpes.

22