Kasus 2 Dhila_hordeolum

download Kasus 2 Dhila_hordeolum

of 16

Transcript of Kasus 2 Dhila_hordeolum

  • 8/12/2019 Kasus 2 Dhila_hordeolum

    1/16

    REFLEKSI KASUS

    OS HORDEOLUM INTERNUM

    Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Salah Satu Syarat Dalam

    Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter

    Bagian Ilmu Penyakit Mata

    Rumah Sakit Tentara Dr. Soedjono Magelang

    Disusun Oleh :

    Fadhila Kamayanti

    01.209.5901

    FAKULTAS KEDOKTERRAN

    UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

    SEMARANG

    2013

  • 8/12/2019 Kasus 2 Dhila_hordeolum

    2/16

    LEMBAR PENGESAHAN

    LAPORAN KASUS

    OS HORDEOLUM INTERNUM

    Diajukan untuk memenuhi syarat Ujian Kepaniteraan Klinik

    Bagian Ilmu Penyakit Mata RST Tingkat II

    dr. Soedjono Magelang

    Telah disetujui dan dipresentasikan

    pada tanggal: Oktober 2013

    Disusun oleh:

    FADHILA KAMAYANTI

    01.209.5901

    Magelang, Oktober 2013

    Dosen Pembimbing,

    Dr. Dwijo Pratiknjo, Sp.M Dr. YB. Hari Trilunggono, Sp.M

  • 8/12/2019 Kasus 2 Dhila_hordeolum

    3/16

  • 8/12/2019 Kasus 2 Dhila_hordeolum

    4/16

    Benjolan di kelopak mata kiri bawah

    Riwayat Penyakit Sekarang

    Pasien datang dengan keluhan adanya benjolan dikelopak mata kiri

    bawah sejak 2 minggu yang lalu. Sebelumnya pasien mengaku setelah makan

    kacang telur, lalu merasakan kelopak mata kiri bawah kemeng, munculah

    benjolan di kelopak mata kiri bagian bawah dan dirasakan mengganjal. Pasien

    belum pernah mengobati dengan salep atau obat-obatan mata lainnya. Pasien

    masih bisa membuka dan menutup mata dengan baik. Pasien tidak merasakan

    gangguan penglihatan pada kedua matanya. Pasien mengaku pernah mengalami

    hal serupa pada mata kanannya dan sembuh sendiri.

    Pasien sekarang tidak mengeluhkan adanya kelainan pada mata sebelah

    kanan.

    Riwayat Penyakit Dahulu

    Sebelumnya pasien pernah mengalami sakit seperti ini pada mata kananya.

    Riwayat operasi hordeolum pada kelopak mata (-)

    Riwayat alergi (+)

    Riwayat DM (-)

    Riwayat menggunakan kosmetik didareah kelopak mata (-)

    Riwayat Penyakit Keluarga

    Keluarga tidak ada yang pernah mengalami sakit seperti ini (-)

    Riwayat alergi pada keluarganya (+) ayahnya juga alergi telur.

    Riwayat DM dikeluarga (-)

    Riwayat Sosial Ekonomi

    Pasien berstatus sebagai ibu rumah tangga. Kesan ekonomi kurang.

    3. PEMERIKSAAN FISIK

  • 8/12/2019 Kasus 2 Dhila_hordeolum

    5/16

    Status Umum

    Kesadaran : Compos mentis

    Aktivitas : Normoaktif

    Kooperatif : Kooperatif

    Status gizi : Baik

    Vital Sign

    TD : 120/80 mmHg

    Nadi : 80 x/menit

    RR : 18 x/menit

    Suhu : 360 C

    Stasus Generalis: tidak ditemukan pembesaran KGB (preaurikel)

    Status Ophthalmicus

    No Pemeriksaan Oculus Dexter Oculus Sinister

    1Visus 6 /6 6/6

    2

    Bulbus okuli

    Gerak bola mata

    Enoftalmus

    Eksoftalmus

    Strabismus

    Baik ke segala arah

    -

    -

    -

    Baik ke segala arah

    -

    -

    -

    3 Suprasilia Normal Normal

    4

    Palpebra Superior :

    Vulnus laceratum

    Edema

    Hematom

    Hiperemia

    Entropion

    Ektropion

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    Trikiasis ( - )

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    Trikiasis ( - )

  • 8/12/2019 Kasus 2 Dhila_hordeolum

    6/16

    Silia

    Ptosis/

    Pseudoptosis

    Abses

    Tidak ditemukan

    Tidak ditemukan

    Tidak ditemukan

    Tidak ditemukan

    5

    Palpebra Inferior :

    Edema

    Hematom

    Hiperemia

    Entropion

    Ektropion

    Silia

    -

    -

    -

    -

    -

    Trikiasis ( - )

    +

    -

    -

    -

    -

    Trikiasis ( - )

    6

    Konjungtiva tarsal

    Hiperemis

    Benjolan

    Sekret

    Konjungtiva bulbi:

    Hiperemi

    Injeksi

    konjungtiva

    Injeksi siliar

    Sekret

    -

    --

    -

    -

    -

    -

    +

    +-

    -

    -

    -

    -

    7

    Kornea :

    Kejernihan

    Mengkilat Edema

    Lakrimasi

    Infiltrat

    Keratikpresipitat

    Ulkus

    Sikatrik

    Jernih

    --

    -

    -

    -

    -

    -

    Jernih

    --

    -

    -

    -

    -

    -

    8

    COA :

    Kedalaman

    Hifema

    Hipopion Efek tyndall

    Cukup

    -

    --

    Cukup

    -

    --

    9

    Iris :

    Kripta

    Edema

    Sinekia

    Atrofi

    Normal

    -

    -

    -

    Normal

    -

    -

    -

    10 Pupil :

  • 8/12/2019 Kasus 2 Dhila_hordeolum

    7/16

    Bentuk

    Diameter

    Reflek pupil

    Sinekia

    Bulat

    +2mm

    +

    -

    Bulat

    2mm

    +

    -

    11

    Lensa:

    Kejernihan

    Iris shadow

    Jernih

    -

    Jernih

    -

    12 Fundus Refleks + cemerlang + cemerlang

    13

    Funduskopi Papil: batas tegas,

    warna: merah muda,

    CDR (0,4)

    Vasa: AVR(2:3),

    Makula: Reflek fovea(+) cemerlang

    bentuknya seperti

    bintang

    Retina: dalam batas

    normal

    Papil: batas tegas,

    warna: merah muda,

    CDR (0,4)

    Vasa: AVR(2:3),

    Makula: Reflekfovea (+) cemerlang

    bentuknya seperti

    bintang

    Retina: dalam batas

    normal

    14 TIO Normal Normal

    4. DIAGNOSA DIFFERENSIAL

    a. OS

    OS Hordeolum Internum ditegakkan

    karena dari anamnesa didapatkan adanya gejala kelopak yang bengkak

    semakin lama semakin dirasakan membesar, disertai dengan rasa sakit

    dan mengganjal, merah/ hiperemi, dan nyeri bila ditekan. Pada

    pemeriksaan didapatkan adanya penonjolan terutama ke daerah

    konjungtiva tarsaldi oculus sinister palpebra inferior.

  • 8/12/2019 Kasus 2 Dhila_hordeolum

    8/16

    OS Hordeolum Eksternus disingkirkan

    karena pada hordeolum eksternum akan didapatkan adanya gejala

    kelopak yang bengkak dengan disertai rasa sakit dan mengganjal,

    merah, dan nyeri bila ditekan. Pada pemeriksaan didapatkan adanya

    penonjolan terutama ke daerah kulit kelopak.

    Os Kalazion disingkirkan

    karena pada kalazion memberikan gejala adanya benjolan pada

    kelopak, kelenjar preaurikel tidak membesar, tidak hiperemi, tidak ada

    nyeri tekan, dan adanya psudoptosis serta tidak adanya tanda-tanda

    peradangan lainnya. Biasanya pada kalazion sudah berlangsung lama,

    serta pada pemeriksaan didapatkan adanya benjolan kenyal ke daerah

    konjungtiva tarsal. Dan sifatnya kronis.

    5. DIAGNOSA KERJA

    OS Hordeolum Internum

    6.

    PENATALAKSANAAN

    Medikamentosa

    Topikal:

    Gentamicyn ED (S 4 dd gtt I OS)

    Oral :

    Amoxicilin tab 500mg (S 3 dd I tab I)

    Opeatif :

    Insisi hordeolum lalu di ekskohleasi.

    7. KOMPLIKASI

    Komplikasi hordeolum dapat berupa :

    -

    selulitis palpebra yang merupakan radang jaringan ikat palpebra di depan

    septum orbita dan

    - abses palpebra.

  • 8/12/2019 Kasus 2 Dhila_hordeolum

    9/16

    8. PROGNOSIS

    OCULUS DEXTER (OD) OCULUS SINISTER (OS)

    Quo Ad Visam : Bonam Bonam

    Quo Ad Sanam : Bonam Bonam

    Quo Ad Functionam : Bonam Bonam

    Quo Ad Kosmetikam : dubia Ad Bonam dubia Ad Bonam

    Quo Ad Vitam : Bonam Bonam

    9. EDUKASI

    OS HORDEOLUM INTERNUM

    Menjelaskan tentang penyakit yang dideritanya bahwa hordeolum/

    timbilen dapat sembuh dalam waktu 5-7 hari dengan menjaga pola

    makan sesuai dengan kondisi alergi yang dialami untuk mengurangi

    gangguan metabolisme lemak.

    Dilakukan kompresi air hangat .

    Biasakan cuci tangan sebelum menyentuh daerah wajah, terutama mata.

    Bersihkan wajah dari make up sebelum tidur

    Gunakan pelindung mata seperti helm berkaca atau kacamata bila

    bepergian di daerah berdebu Jangan memakai lensa kontak dahulu, karena dapat memperparah

    penyakitnya/iritasi.

  • 8/12/2019 Kasus 2 Dhila_hordeolum

    10/16

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    ANATOMI PALPEBRA

    Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat

    menutup dan melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip melindungi kornea dan

    konjungtiva dari dehidrasi. Palpebra superior berakhir pada alis mata; palpebra inferior

    menyatu dengan pipi.

    Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superfisial ke dalam

    terdapat lapis kulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan

    fibrosa (tarsus), dan lapis membran mukosa (konjungtiva pelpebrae).

    1.

    Kulit

    Kulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis, longgar,

    dan elastis, dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan.

    2. Muskulus Orbikularis okuli

    Fungsi otot ini adalah untuk munutup palpebra. Serat ototnya mengelilingi

    fissura palpebra secara konsentris dan meluas sedikit melewati tepian orbita.

    Sebagian serat berjalan ke pipi dan dahi. Bagian otot yang terdapat di dalam

    palpebra dikenal sebagai bagian pratarsal; bagian diatas septum orbitae adalah

    bagian praseptal. Segmen luar palpebra disebut bagian orbita. Orbikularis okuli

    dipersarafi oleh nervus facialis.

  • 8/12/2019 Kasus 2 Dhila_hordeolum

    11/16

    3. Jaringan Areolar

    Terdapat di bawah muskulus orbikularis okuli, berhubungan degan lapis

    subaponeurotik dari kujlit kepala.

    4. Tarsus

    Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapis jaringan fibrosa padat yang

    disebut tarsus superior dan inferior. Tarsus terdiri atas jaringan penyokong

    kelopak mata dengan kelenjar Meibom (40 buah di kelopak atas dan 20 buah di

    kelopak bawah).

    5.

    Konjungtiva Palpebrae

    Bagian posterior palpebrae dilapisi selapis membran mukosa, konjungtiva

    palpebra, yang melekat erat pada tarsus.

    Tepian palpebra dipisahkan oleh garis kelabu (batas mukokutan) menjadi tepian

    anterior dan posterior. Tepian anterior terdiri dari bulu mata, glandula Zeiss dan Moll.

    Glandula Zeiss adalah modifikasi kelenjar sebasea kecil yang bermuara dalam folikel

    rambut pada dasar bulu mata. Glandula Moll adalah modifikasi kelenjar keringat yang

    bermuara ke dalam satu baris dekat bulu mata. Tepian posterior berkontak dengan bola

    mata, dan sepanjang tepian ini terdapat muara-muara kecil dari kelenjar sebasesa yang

    telah dimodifikasi (glandula Meibom atau tarsal)

    Punktum lakrimalis terletak pada ujung medial dari tepian posterior palpebra.

    Punktum ini berfungsi menghantarkan air mata ke bawah melalui kanalikulus terkait ke

    sakus lakrimalis.

    Fisura palpebrae adalah ruang elips di antara kedua palpebra yang dibuka. Fisura

    ini berakhir di kanthus medialis dan lateralis. Kanthus lateralis kira-kira 0,5 cm dari

    tepian lateral orbita dan membentuk sudut tajam.

    Septum orbitale adalah fascia di belakang bagian muskularis orbikularis yang

    terletak di antara tepian orbita dan tarsus dan berfungsi sebagai sawar antara palpebra

    orbita. Septum orbitale superius menyatu dengan tendo dari levator palpebra superior

    dan tarsus superior; septum orbitale inferius menyatu dengan tarsus inferior.5

  • 8/12/2019 Kasus 2 Dhila_hordeolum

    12/16

    Retraktor palpebrae berfungsi membuka palpebra. Di palpebra superior, bagian

    otot rangka adalah levator palpebra superioris, yang berasal dari apeks orbita dan

    berjalan ke depan dan bercabang menjadi sebuah aponeurosis dan bagian yang lebih

    dalam yang mengandung serat-serat otot polos dari muskulus Muller (tarsalis superior).

    Di palpebra inferior, retraktor utama adalah muskulus rektus inferior, yang menjulurkan

    jaringan fibrosa untuk membungkus meuskulus obliqus inferior dan berinsersio ke

    dalam batas bawah tarsus inferior dan orbikularis okuli. Otot polos dari retraktor

    palpebrae disarafi oleh nervus simpatis. Levator dan muskulus rektus inferior dipasok

    oleh nervus okulomotoris.

    Pembuluh darah yang memperdarahi palpebrae adalah a. Palpebra. Persarafan

    sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal nervus V, sedang kelopak

    mata bawah oleh cabang kedua nervus V.6

    Figure 2. Anatomy of upper and lower

    eyelids.

  • 8/12/2019 Kasus 2 Dhila_hordeolum

    13/16

    DEFINISI

    Hordeolum adalah infeksi kelenjar pada palpebra. Bila kelenjar Meibom yang

    terkena, timbul pembengkakan besar yang disebut hordeolum interna. Sedangkan

    hordeolum eksterna yang lebih kecil dan lebih superfisial adalah infeksi kelenjar Zeiss

    atau Moll.

    Gb I. Hordeolum eksterna

    http://dermatlas.med.jhmi.edu/derm/IndexDisplay.cfm?ImageID=640145897http://dermatlas.med.jhmi.edu/derm/IndexDisplay.cfm?ImageID=640145897
  • 8/12/2019 Kasus 2 Dhila_hordeolum

    14/16

    Gb II. Hordeolum interna

    ETIOLOGI

    Staphylococcus aureus adalah agent infeksi pada 90-95% kasus hordeolum.

    FAKTOR RESIKO

    Kesehatan atau daya tahan tubuh yang buruk.

    Peradangan kelopak mata kronik, sepertiBlefaritis.

    Diabetes

    Hiperlipidemia, termasuk hiperkolesterolemia.

    Riwayat hordeolum sebelumnya

    Higiene dan lingkungan yang tidak bersih

    Kondisi kulit seperti dermatitis seboroik.

    Alergi

    PATOFISIOLOGI

    Hordeolum externum timbul dari blokade dan infeksi dari kelenjar Zeiss atau

    Moll. Hordeolum internum timbul dari infeksi pada kelenjar Meibom yang terletak di

    dalam tarsus.

    Obstruksi dari kelenjar-kelenjar ini memberikan reaksi pada tarsus dan jaringan

    sekitarnya.

    GEJALA DAN TANDA

    Gejala

    - Pembengkakan

    - Rasa nyeri pada kelopak mata

    -

    Perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata

    - Riwayat penyakit yang sama

    Tanda

  • 8/12/2019 Kasus 2 Dhila_hordeolum

    15/16

    - Eritema

    - Edema

    -

    Nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu mata

    -

    Seperti gambaran absces kecil

    PENATALAKSANAAN

    Biasanya hordeolum dapat sembuh dengan sendiri dalam waktu 5-7 hari.

    Umum

    1. Kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit tiap kalinya untuk membantu

    drainase. Lakukan dengan mata tertutup.

    2. Bersihkan kelopak mata dengan air bersih ataupun dengan sabun atau sampo

    yang tidak menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi. Hal ini dapat mempercepat

    proses penyembuhan. Lakukan dengan mata tertutup.

    3. Jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat menimbulkan infeksi

    yang lebih serius.

    4.

    Hindari pemakaian makeup pada mata, karena kemungkinan hal itu menjadi

    penyebab infeksi.

    5. Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan infeksi ke kornea.

    Obat

    Antibiotik diindikasikan bila dengan kompres hangat selama 24 jam tidak ada

    perbaikan, dan bila proses peradangan menyebar ke sekitar daerah hordeolum.

    1. Antibiotik topikal.

    Bacitracin atau tobramicin salep mata diberikan setiap 4 jam selama 7-10 hari.

    Dapat juga diberikan eritromicin salep mata untuk kasus hordeolum eksterna

    dan hordeolum interna ringan.

    2. Antibiotik sistemik

  • 8/12/2019 Kasus 2 Dhila_hordeolum

    16/16

    Diberikan bila terdapat tanda-tanda bakterimia atau terdapat tanda pembesaran

    kelenjar limfe di preauricular.

    Pada kasus hordeolum internum dengan kasus yang sedang sampai berat. Dapatdiberikan cephalexin atau dicloxacilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 7

    hari. Bila alergi penisilin atau cephalosporin dapat diberikan clindamycin 300

    mg oral 4 kali sehari selama 7 hari atau klaritromycin 500 mg 2 kali sehari

    selama 7 hari.

    Pembedahan

    Bila dengan pengobatan tidak berespon dengan baik, maka prosedur

    pembedahan mungkin diperlukan untuk membuat drainase pada hordeolum.

    Pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anestesi topikal dengan

    pantokain tetes mata. Dilakukan anestesi filtrasi dengan prokain atau lidokain di daerah

    hordeolum dan dilakukan insisi yang bila:

    -

    Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus padamargo palpebra.

    - Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra.

    Setelah dilakukan insisi, dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan

    meradang di dalam kantongnya dan kemudian diberikan salep antibiotik.