KASUS 2 gadar.docx

27
PENGELOLAAN FUNGSI PERNAPASAN (BREATHING MANAGEMENT) Pengertian : Memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin kebutuhan oksigen dan pengeluaran gas CO2. Tujuan : Menjamin pertukaran udara di paru-paru secara normal. Diagnosis : Ditegakkan bila pada pemeriksaan dengan menggunakan metode Look Listen Feel (lihat kembali pengelolaan jalan nafas) tidak ada pernafasan dan pengelolaan jalan nafas telah dilakukan (jalan nafas aman). Tindakan Tanpa Alat : Memberikan pernafasan buatan dari mulut ke mulut atau dari mulut ke hidung sebanyak 2 (dua) kali tiupan awal dan diselingi ekshalasi. Dengan Alat : Memberikan pernafasan buatan dengan alat “Ambu bag” (self inflating bag) yang dapat pula ditambahkan oksigen. Dapat juga diberikan dengan menggunakan ventilator mekanik (ventilator/respirator) Pemeriksaan pernafasan : Look - gerak dada - gerak cuping hidung (flaring nostril)

description

kasus 2 gadar

Transcript of KASUS 2 gadar.docx

Page 1: KASUS 2 gadar.docx

PENGELOLAAN FUNGSI PERNAPASAN

(BREATHING MANAGEMENT)

Pengertian : Memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk

menjamin kebutuhan oksigen dan pengeluaran gas CO2.

Tujuan : Menjamin pertukaran udara di paru-paru secara normal.

Diagnosis : Ditegakkan bila pada pemeriksaan dengan menggunakan metode Look Listen

Feel (lihat kembali pengelolaan jalan nafas) tidak ada pernafasan dan pengelolaan jalan nafas

telah dilakukan (jalan nafas aman).

Tindakan

Tanpa Alat : Memberikan pernafasan buatan dari mulut ke mulut atau dari mulut ke hidung

sebanyak 2 (dua) kali tiupan awal dan diselingi ekshalasi.

Dengan Alat : Memberikan pernafasan buatan dengan alat “Ambu bag” (self inflating bag)

yang dapat pula ditambahkan oksigen. Dapat juga diberikan dengan menggunakan ventilator

mekanik (ventilator/respirator)

Pemeriksaan pernafasan :

Look

- gerak dada

- gerak cuping hidung (flaring nostril)

- retraksi sela iga

- gerak dada

- gerak cuping hidung (flaring nostril)

- retraksi sela iga

Page 2: KASUS 2 gadar.docx

Listen

- Suara nafas, suara tambahan

Feel

- Udara nafas keluar hidung-mulut

Palpasi

- gerakan dada, simetris?

Perkusi

- Redup? Hipersonor? Simetris?

Auskultasi

- Suara nafas ada? Simetris? Ronki atau whezing?

RONTGEN DADA

kalau tersedia dan pasien sudah stabil

Menilai pernafasan

Ada napas? Napas normal atau distres

Ada luka dada terbuka atau menghisap?

Ada Pneumothoraks tension?

Ada Patah iga ganda (curiga Flail Chest) ?

Ada Hemothoraks?

Ada emfisema bawah kulit?

Page 3: KASUS 2 gadar.docx

Tanda distres nafas

Nafas dangkal dan cepat

Gerak cuping hidung (flaring nostril)

Tarikan sela iga (retraksi)

Tarikan otot leher (tracheal tug)

Nadi cepat

Hipotensi

Vena leher distensi

Sianosis (tanda lambat)

ANATOMI DADA

1. Dinding dada.

Tersusun dari tulang dan jaringan lunak. Tulang yang membentuk dinding dada adalah tulang iga, columna vertebralis torakalis, sternum, tulang clavicula dan scapula. Jarinan lunak yang membentuk dinding dada adalah otot serta pembuluh darah terutama pembuluh darah intrerkostalis dan torakalis interna.

2. Dasar torak

Dibentuk oleh otot diafragma yang dipersyarafi nervus frenikus. Diafragma mempunyai lubang untuk jalan Aorta, Vana Cava Inferior serta esofagus

3. Isi rongga torak.

Rongga pleura kiri dan kanan berisi paru-paru. Rongga ini dibatasi oleh pleura visceralis dan parietalis.

Rongga Mediastinum dan isinya terletak di tengah dada. Mediastinum dibagi menjadi bagian anterior, medius, posterior dan superior.

4. Fisiologi torak :

a. Inspirasi : dilakukan secara aktifb. Ekspirasi : dilakukan secara pasifc. Fungsi respirasi :

Ventilasi : memutar udara. Distribusi : membagikan Diffusi : menukar CO2 dan O2

Page 4: KASUS 2 gadar.docx

Perfusi : darah arteriel dibawah ke jaringan.

5. Patofisiologi trauma torak.

a. Perubahan patofisiologi yang terjadi pada dasarnya adalah akibat dari :

Kegagalan ventilasi Kegagalan pertukaran gas pada tingkat alveolar. Kegagalan sirkulasi karena perubahan hemodinamik.

b. Ketiga faktor diatas dapat menyebabkan hipoksia. Hipoksia pada tingkat jaringan dapat menyebabkan ransangan terhadap cytokines yang dapat memacu terjadinya adult respiratory distress syndrome ( ARDS), systemic inflamation response syndrome (SIRS).

6. Klasifikasi trauma

a. Trauma tumpulb. Trauma tembus : tajam, tembak, tumpul yang menembus.

PEMBERIAN NAFAS BUATAN

Diberikan sebanyak 12-20 kali/menit sampai dada nampak terangkat. Diberikan bila nafas

abnormal, tidak usah menunggu sampai apnea dulu. Berikan tambahan oksigen bila tersedia.

Jika udara masuk ke dalam lambung, jangan dikeluarkan dengan menekan lambung karena

akan berisiko aspirasi.

Nafas buatan dilakukan dengan in-line immobilisation (fiksasi kepala-leher) agar tulang leher

tidak banyak bergerak.

1. Cara memberikan nafas buatan dari mulut ke mulut

Gambar 1. pada orang dewasa

Page 5: KASUS 2 gadar.docx

Untuk memberikan bantuan pernafasan mulut ke mulut, jalan nafas korban harus terbuka.

Perhatikan kedua tangan penolong pada gambar masih tetap melakukan teknik membuka

jalan nafas “Chin lift”. Hidung korban harus ditutup bisa dengan tangan atau dengan

menekankan pipi penolong pada hidung korban. Mulut penolong mencakup seluruh mulut

korban. Mata penolong melihat ke arah dada korban untuk melihat pengembangan dada.

Pemberian pernafasan buatan secara efektif dapat diketahui dengan melihat pengembangan

dada korban.Berikan 1 kali pernafasan selama 1 detik, berikan pernafasan biasa.kemudian

berikan pernafasan kedua selama 1 detik. Berikan nafas secara biasa untuk mencegah

penolong mengalami pusing atau berkunang-kunang. Untuk bayi dan anak, nafas buatan yang

diberikan lebih sedikit dari orang dewasa, dengan tetap melihat pengembangan

dada.Usahakan hindari pemberian pernafasan yang terlalu kuat dan terlalu banyak karena

dapat menyebabkan kembung dan merusak paru-paru korban. Konsentrasi oksigen melalui

udara ekspirasi mulut sekitar 17 %.

2. Cara memberikan nafas buatan dari mulut ke hidung

Cara ini direkomendasikan jika pemberian nafas buatan melalui mulut korban tidak

dapat dilakukan misalnya terdapat luka yang berat pada mulut korban, mulut tidak dapat

dibuka, korban di dalam air atau mulut penolong tidak dapat mencakup mulut korban.

3. Cara memberikan nafas buatan dari mulut ke stoma (lubang trakeostomi)

Cara ini diberikan pada pasien trakeostomi. Caranya sama dengan mulut ke mulut

hanya saja lubang tempat masuknya udara adalah lubang trakeostomi

Pernafasan buatan pada bayi

Periksa dulu denyut pada bagian dalam lengan atas bayi. Sebelum melakukan

pernafasan buatan dari mulut ke mulut kepada seorang bayi, miringkan dulu bagian belakang

kepalanya untuk membuka jalan pernafasan. Bila dalam pemeriksaan visual ditemukan

adanya benda asing di mulutnya, buanglah benda itu dengan menggunakan jari anda. Hati-

hati jangan sampai menekan makanan atau benda tersebut semakin dalam ke jalan pernafasan

anak.

Page 6: KASUS 2 gadar.docx

Untuk melakukan resusitasi jantung paru pada bayi, tutuplah mulut dan hidungnya

dengan mulut anda. Embuskan nafas sekali untuk setiap 5 kali penekanan dada. Tekanlah

dada sedalam 1,5-2,5 cm sekurang kurangnya 100 kali dalam satu menit, cukup dengan

menggunakan dua jari saja.

PEMBERIAN NAFAS BUATAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT

Gambar 2. ambubag (bag-valve-masker)

Ambu bag terdiri dari bag yang berfungsi untuk memompa oksigen udara bebas,

valve/pipa berkatup dan masker yang menutupi mulut dan hidung penderita. Penggunaan

ambu bag atau bagging sungkup memerlukan keterampilan tersendiri. Penolong seorang diri

dalam menggunakan amb bag harus dapat mempertahankan terbukanya jalan nafas dengan

mengangkat rahang bawah, menekan sungkup ke muka korban dengan kuat dan memompa

udara dengan memeras bagging. Penolong harus dapat melihat dengan jelas pergerakan dada

korban pada setiap pernafasan.

Ambu bag sangat efektif bila dilakukan oleh dua orang penolong yang berpengalaman. Salah

seorang penolong membuka jalan nafas dan menempelkan sungkup wajah korban dan

penolong lain memeras bagging. Kedua penolong harus memperhatikan pengembangan dada

korban

Gambar 3. Cara menggunakan ambubag

Page 7: KASUS 2 gadar.docx

Ambu bag digunakan dengan satu tangan penolong memegang bag sambil memompa udara

sedangkan tangan lainnya memegang dan memfiksasi masker. Pada Tangan yang memegang

masker, ibu jari dan jari telunjuk memegang masker membentuk huruf C sedangkan jari-jari

lainnya memegang rahang bawah penderita sekaligus membuka jalan nafas penderita dengan

membentuk huruf E.

Konsentrasi oksigen yang dihasilkan dari ambu bag sekitar 20 %. Dapat ditingkatkan menjadi

100% dengan tambahan oksigen.

Untuk kondisi yang mana penderita mengalami henti nafas dan henti jantung, dilakukan

resusitasi jantung-paru-otak.

BRADIPNEA

Definisi:Bradipnea

Bradipnea adalah penurunan tingkat pernapasan, biasanya di bawah sepuluh napas per

menit. Bradipnea sering disebabkan oleh administrasi analgesik narkotik sepertimorfin.

Istilah yang mungkin terkait dengan Bradipnea :

Tingkat Respirasi

Tingkat respirasi atau tingkat pernapasan adalah jumlah napas per menit atau, lebih

formal, jumlah gerakan indikasi dari inspirasi dan ekspirasi per satuan waktu. Dalam

prakteknya, tingkat pernapasan biasanya ditentukan dengan menghitung berapa kali dada

mengembang atau mengempis  per menit. Dengan cara apapun, tujuannya adalah untuk

menentukan apakah respirasi normal, abnormal cepat (takipnea), abnormal lambat

(bradipnea), atau tidak ada (apnea).

Page 8: KASUS 2 gadar.docx

Takipnea

Takipnea (tachypnea) adalah pernapasan abnormal cepat dan dangkal, biasanya

didefinisikan lebih dari 60 hembusan per menit.

Pernapasan abnormal cepat adalah gejala yang sering disebabkan oleh

penumpukankarbon dioksida dalam paru-paru. Setiap kali kemampuan untuk membuang

karbon dioksida (CO2) menurun, terjadi penumpukan CO2 dalam darah. Hasilnya

adalahasidosis pernapasan, yang merangsang pusat pernapasan di otak Anda untuk

meningkatkan frekuensi napas dalam upaya menormalkan pH darah. Kontras

denganbradipnea.

Analgesik

Analgesik adalah kelas obat yang dirancang untuk meringankan nyeri tanpa

menyebabkan hilangnya kesadaran. Kelas-kelas yang berbeda dari obat analgesik termasuk:

Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID), seperti ibuprofen, naproxen, atau Cox-2

inhibitor. NSAID biasanya digunakan untuk mengurangi nyeri dan peradangan.

Narkotika , seperti morfin, dan obat-obatan narkotika sintetis, seperti metadon, dapat

digunakan untuk menghilangkan rasa sakit. Obat nyeri narkotik bekerja dengan

mengalihkan pasien dari rasa sakit. Meskipun rasa sakit masih ada, sensasi rasa sakit

diubah oleh narkotika. Semua narkotik membawa risikokecanduan, dan jika diambil

untuk waktu yang lama, dapat mengakibatkan gejala penarikan (withdrawal) seperti

berkeringat dan kecemasan ketika dihentikan.

Tylenol (acetaminophen) adalah pereda nyeri non narkotika yang bekerja pada sentral

tetapi tidak memiliki efek anti-inflamasi.

Papilomatosis Respiratorik Rekuren

Papilomatosis respiratorik rekuren (recurrent respiratory papillomatosis /RRP)

adalah penyakit langka yang ditandai dengan pertumbuhan tumor pada saluran pernapasan

yang disebabkan oleh virus human papillomavirus (HPV). Meskipun terutama terjadi

pada laring dan di sekitar pita suara, tumior ini bisa menyebar ke bawah dan mempengaruhi

trakea, bronkus dan terkadang paru-paru.

Page 9: KASUS 2 gadar.docx

Aspek khas dari penyakit ini adalah kecenderungan untuk tumbuhnya kembali

papiloma setelah prosedur pembedahan yang menghapusnya. Oleh karena itu, ada

kata “rekuren” pada namanya. Tumor ini bisa seperti kutil, sering memiliki

penampilan seperti kembang kol, baik bersifat pedunkulata (terlampir hanya dengan

tangkai tipis), atau sesil (dengan erat menempel mukosa).

RRP terjadi pada anak-anak dan orang dewasa. Pada anak-anak, disebut JORRP

(juvenile onset RRP) hampir selalu didiagnosis pada usia sepuluh dan biasanya

sebelum usia lima tahun. JORRP biasanya adalah dari penularan HPV ibu ke anak.

Studi virologi telah membuktikan hubungan antara kondiloma akuminata dan JORRP.

Gangguan Panik

Gangguan panik (panic disorder) adalah suatu kondisi di mana seseorang

menderitaserangan panik berulang. Serangan panik terjadi mendadak tanpa disebabkan oleh

zat (seperti kafein), pengobatan, atau kondisi medis (seperti tekanan darah tinggi), dan selama

serangan penderita mungkin mengalami sensasi seperti detak jantung meningkat atau tidak

teratur, sesak napas, pusing, atau takut kehilangan kontrolatau “gila.” Intensitas serangan

meningkat cepat (biasanya dalam waktu 10 menit) dan hampir melumpuhkan.

ANALISA GAS DARAH

Gas darah arteri memungkinkan utnuk pengukuran pH (dan juga keseimbangan asam basa), oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar bikarbonat, saturasi oksigen, dan kelebihan atau kekurangan basa. Pemeriksaan gas darah arteri dan pH sudah secara luas digunakan sebagai pegangan dalam penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan menahun.

Page 10: KASUS 2 gadar.docx

Pemeriksaan gas darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai tindakan penunjang yang dilakukan, tetapi kita tidak dapat menegakkan suatu diagnosa hanya dari penilaian analisa gas darah dan keseimbangan asam basa saja, kita harus menghubungkan dengan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan data-data laboratorium lainnya.

Langkah-langkah untuk menilai gas darah: 

1. Pertama-tama perhatikan pH (jika menurun klien mengalami asidemia, dengan dua sebab

asidosis metabolik atau asidosis respiratorik; jika meningkat klien mengalami alkalemia

dengan dua sebab alkalosis metabolik atau alkalosis respiratorik; ingatlah bahwa

kompensasi ginjal dan pernafasan jarang memulihkan pH kembali normal, sehingga jika

ditemukan pH yang normal meskipun ada perubahan dalam PaCO2 dan HCO3 mungkin

ada gangguan campuran)

2. Perhatikan variable pernafasan (PaCO2 ) dan metabolik (HCO3) yang berhubungan

dengan pH untuk mencoba mengetahui apakah gangguan primer bersifat respiratorik,

metabolik atau campuran (PaCO2 normal, meningkat atau menurun; HCO3 normal,

meningkat atau menurun; pada gangguan asam basa sederhana, PaCO2 dan HCO3 selalu

berubah dalam arah yang sama; penyimpangan dari HCO3 dan PaCO2 dalam arah yang

berlawanan menunjukkan adanya gangguan asam basa campuran).

3. Langkah berikutnya mencakup menentukan apakah kompensasi telah terjadi (hal ini

dilakukan dengan melihat nilai selain gangguan primer, jika nilai bergerak yang sama

dengan nilai primer, kompensasi sedang berjalan).

4. Buat penafsiran tahap akhir (gangguan asam basa sederhana, gangguan asam basa

campuran)

               Rentang nilai normal 

                  pH : 7, 35-7, 45 TCO2 : 23-27 mmol/L 

                  PCO2 : 35-45 mmHg BE : 0 ± 2 mEq/L 

                  PO2 : 80-100 mmHg saturasi O2 : 95 % atau lebih 

                  HCO3 : 22-26 mEq/L

PaO2 dan PaCO2

a. PaO2

PaO2 adalah tekanan parsial oksigen yaitu perbedaan konsentrasi antara oksigen di

alveolus dan membran. PaO2 merupakan indikator klinis untuk mengetahui status

Page 11: KASUS 2 gadar.docx

oksigenasi. Bila nilainya kuran < 800 mmHg mengindikasikan bahwa klien mengalami

hipoksemia.

b. PaCO2PaCO2 (normal : 35 - 45 mmhg)PaCO2 adalah tekanan partial yang ditimbulkan oleh CO2 yang terlarut. PaCO2 ini merupakan parameter untuk mengetahui fungsi respirasi dan menentukan cukup tidaknya ventilasi alveolar. Bila PaCO2 rendah menunjukkan adanya hyperventilasi karena rangsangan pernafasan dan bila PaCO2 tinggi (hypoventilasi) menunjukkan adanya kegagalan ventilasi alveolis. Pada PaCO2 rendah konsentrasi ion H+ akan rendah dan PH meningkat, sedangkan bila terjadi peningkatan PaCO2 konsentrasi ion H+ akan mengingat dan PH menjadi rendah

HIPOVENTILASI

Hipoventilasi adalah kurangnya ventilasi dibandingkan dengan kebutuhan metabolik,

sehingga terjadi peningkatan PCO2 dan asidosis respiratorik. Hipoventilasi merupakan

penyebab hiperkapnia yang paling sering. Selain meningkatnya PaCO2 juga terdapat asidosis

respirasi yasng sebanding dengan kemampuan bufer jaringan dan ginjal. Menurunnya VA,

pertama dapat disebabkan oleh karena menurunnya faktor minute ventilation (VE) yang

sering disebut sebagai hipoventilasi global atau kedua, karena meningkatnya dead space

(VD). Penyebab hipoventilasi global adalah overdosis obat yang menekan pusat pernafasan.

Dead space (VD). Terjadi apabila daerah paru mengalami ventilasi dengan baik, tetapi

perfusinya kurang, atau pada daerah yang perfusinya baik tetapi mendapat ventilasi dengan

gas yang mengandung banyak CO2 Dead space kurang mampu untuk eliminasi CO2. Dead

space yang meningkat akan menyebabkan hiperkapnia.

Keadaan ini terjadi apabila CO2 yang dikeluarkan oleh paru lebih kecil dari CO2

yang dihasilkan oleh jaringan sehingga terjadi peningkatan kadar CO2 dalam darah

(hiperkapnia). Hiperkapnia menyebabkan peningkatan produksi asam karbonat dan

menyebabkan peningkatan pembentukan H+ yang akan menimbulkan keadaan asam yang

disebut asidosis respiratorik.

Hipoventilasi akan menyebabkan PAO2 dan PaO2 menurun. Bila pertukaran gas

intrapulmonal tidak terganggu, penurunan PaO2 sesuai dengan menurunnya PAO2.

Penyebab Gagal Nafas.

Gagal nafas (yang menyebabkan hipoksemia dan atau hiperkapnia), dapat juga

disebabkan karena obstruksi saluran nafas, disfungsi parenkim paru dan ventilatory pump

Page 12: KASUS 2 gadar.docx

failure. Supaya pernafasan menjadi efektif, perlu tekanan intrapleura yang negatif, dan

keadaan ini dihasilkan oleh kerja otot nafas dengan iga. Kegagalan ventilatory pump dapat

disebabkan oleh disfungsi pusat nafas, disfungsi otot nafas atau kelainan struktur dinding

dada. Anatomi saluran nafas dan parenkim parunya mungkin normal. Kifosis dan flail chest

adalah contoh kelainan perubahan struktur dinding dada yang menyebabkan kontraksi otot

nafas dan pembuatan tekanan pleura menjadi inefisien.

Hipoventilasi juga dapat terjadi apabila otot inspirasi diafragma dan iga dinding

toraks berkontraksi secara asinkron (pada paralisis diafragma, kuadriplegia, stroke akut).

Sebagai penyebab utama disfungsi pump pernafasan adalah kekuatan otot yang menurun.

Ketahanan serabut otot ditentukan oleh keseimbangan antara suplai nutrisi dengan

kebutuhannya. Otot pernafasan yang kekurangan nutrisi bekerjanya menjadi inefisien dan

lelah.

Hypoventilasi → ketidakcukupan ventilasi alveoli ( ventilasi tidak mencukupi

kebutuhan tubuh ), sehingga CO2 dipertahankan dalam aliran darah. Hypoventilasi dapat

terjadi sebagai akibat dari kollaps alveoli, obstruksi jalan nafas, atau efek samping dari

beberapa obat.

HUMIDIFIER

Humidifier dengan cairan steril, air distalasi atau ai matang sesuai dengan

peraturan RS.

AMBUBAG / BAG VALVE MASK (BVM)

Bag Valve Mask yang juga dikenal BVM atau Ambubag adalah alat yang digunakan

untuk memberikan tekanan pada sistem pernafasan pasien yang henti nafas atau yang

nafasnya tidak adekuat. Alat ini umumnya merupakan bagian dari peralatan resusitasi untuk

Page 13: KASUS 2 gadar.docx

tenaga ahli, seperti pekerja Ambulans. BVM/Ambubag sering digunakan di rumah sakit dan

juga pada peralatan dasar untuk tabrakan mobil. Alat ini digunakan secara ekstensif di ruang

operasi untuk bantuan pernafasan pasien yang tidak sadar pada saat sebelum diberikan

bantuan pernafasan mekanik.

Ambubag terdiri dari bag yang berfungsi untuk memompa oksigen udara bebas,

valve/pipa berkatup dan masker yang menutupi mulut dan hidung penderita. Penggunaan

ambu bag atau bagging sungkup memerlukan keterampilan tersendiri dalam hal memberikan

bantuan nafas. Penolong seorang diri dalam menggunakan ambubag harus dapat

mempertahankan terbukanya jalan nafas dengan mengangkat rahang bawah, menekan

sungkup ke muka korban dengan kuat dan memompa udara dengan memeras bagging.

Penolong harus dapat melihat dengan jelas pergerakan dada korban pada setiap pernafasan.

Ambubag sangat efektif bila dilakukan oleh dua orang penolong yang berpengalaman. Salah

seorang penolong membuka jalan nafas dan menempelkan sungkup wajah korban dan

penolong lain memeras bagging.

Kedua penolong harus memperhatikan pengembangan dada korban.

Bagaimana cara menggunakan Ambubag/ BVM?

Ambu bag digunakan dengan satu tangan penolong memegang bag sambil memompa

udara sedangkan tangan lainnya memegang dan memfiksasi masker. Pada Tangan yang

memegang masker, ibu jari dan jari telunjuk memegang masker membentuk huruf C

sedangkan jari-jari lainnya memegang rahang bawah penderita sekaligus membuka jalan

nafas penderita dengan membentuk huruf E. Konsentrasi oksigen yang dihasilkan dari ambu

bag sekitar 20 %. Dapat ditingkatkan menjadi 100% dengan tambahan oksigen. Untuk

kondisi yang mana penderita mengalami henti nafas dan henti jantung, dilakukan resusitasi

jantung-paru-otak.

SATURASI

Saturasi O2 adalah ukuran seberapa banyak presentase O2 yang langsung dibawa oleh

Hb.

Page 14: KASUS 2 gadar.docx

OKSIMETRI NADI

Merupakan suatu metode noninvasif yang digunakan untuk memeriksa saturasi

oksigen (SaO2) arteri klien dengan menggunakan sensor oksimetri nadi tipe sensor oksimetri

nadi dirancang untuk digunakan pada jari, ibu jari kaki, hidung telinga, sekelililing tangan

atau kaki pada bayi.Rentang nilai normal pada pemeriksaan ini adalah : 96 – 100%.

Pulse oksimetri adalah metode non-invasif yang memungkinkan pemantauan oksigenasi dari

hemoglobin pasien. atau dalam bahasa yang sederhana, berfungsi untuk mengukur atau

memantau kadar oksigen dalam darah.

Sebuah sensor ditempatkan pada bagian tipis dari tubuh pasien, biasanya ujung jari

atau cuping, atau dalam kasus bayi, dipasang di kaki,

Pulse oxymetry mengirimkan cahaya yang terdiri dari gelombang cahaya merah dan

gelombang inframerah dari satu sisi ke sisi lain yang akan mengubah serapan dari masing-

masing dua panjang gelombang diukur.

Hal ini memungkinkan penentuan absorbansi karena darah arteri berdenyut sendiri,

termasuk darah vena, kulit, tulang, otot, dan lemak.

Berdasarkan rasio perubahan absorbansi cahaya merah dan inframerah, yang

disebabkan oleh perbedaan warna antara oksigen yang terikat (merah cerah) dan oksigen-

tidak terikat (gelap merah atau biru, pada kasus yang berat) hemoglobin darah, ukuran

oksigenasi (dalam persen molekul hemoglobin diikat dengan molekul oksigen) dapat dibuat

atau diambil nilainya.

Data Pulsa oksimetri diperlukan setiap kali oksigenasi pasien mungkin menjadi tidak

stabil, seperti dalam perawatan intensif, perawatan kritis, dan instalasi gawat darurat rumah

sakit.

Page 15: KASUS 2 gadar.docx

ENDO TRACHEAL TUBE (ETT)

Intubasi endotrakeal mencakup memasukkan selang endotrakeal melalui mulut atau

hidung ke dalam trakea. Intubasi memberikan jalan nafas yang paten saat pasien mempunyai

gawat nafas yang tidak dapat diatasi dengan metode yang lebih sederhana. Intubasi

endotrakeal adalah cara pemberian jalan nafas bagi pasien yang tidak dapat mempertahankan

sendiri jalan nafas yang adekuat (pasien koma, yang menderita obstruksi jalan nafas), untuk

ventilasi mekanis, dan untuk pengisapan sekresi dari bronchial Perawatan Endotracheal tube

adalah perawatan rutin yang membutuhkan perawatanposisi dari selang yang benar dan

memelihara hygiene dengan baik pada pasien yangterpasang endotracheal tube.

Page 16: KASUS 2 gadar.docx

Organ-organ yang terlibat dalam tindakan

Organ-organ yang terlibat dalam tindakan perawatan pasien tersebut antara lain:a. Mulut b.

Orofaringc. Trachea

Indikasi perawatan

Indikasi : Pasien yang terpasang endotracheal tube.

Kontraindikasi :Tidak terdapat kontra indikasi yang absolute pada perawatan pasien

yangterpasang endotracheal tube.

Konsep Fisiologi tindakan terhadap tubuh

Suatu selang endotrakeal biasanya dimasukkan dengan bantuan laringoskop

olehtenaga medis, keperawatan, atau terapi pernafasan yang secara khusus dilatih dalam

teknik ini. Bila selang telah dipasang, cuff di sekeliling selang dikembangkan untuk

mencegah kebocoran udara sekitar bagian selang dan untuk meminimalkan kemungkinan

akibat aspirasidan mencegah gerakan selang.Hampir semua ETT memiliki cuff berupa balon

yang bisa dikembangkan dari luar menggunakan spuit kecuali ETT bayi, tekanan balon pada

dinding trakea dapat menyebabkan hipoksi epitel mukosa trakea. Epitel ini mudah terinfeksi

hingga terjadi erosi mukosa trakea.Di samping efek pada pangkal lidah, laring dan trachea,

pemasangan ETT juga meniadakanproses pemanasan dan pelembaban udara inspirasi kecuali

pasien dipasang ventilasi mekanik dengan humidifikasi yang baik. Perubahan ini

menyebabkan gagalnya silia mukosa bronkus

VENTILATOR

Page 17: KASUS 2 gadar.docx

Tujuannya membantu sebagian atau mengambil alih sepenuhnya proses pertukaran gas di

dalam paru ( menjaga keadekuatan ventilasi alveolar )

INDIKASI

1. Hipoventilasi ( pH< 7,30 ; PCO2 >60 )

2. Hipoksemia ( SaO2 <90% dg FiO2 100% )

3. Respiratory fatique ( takipneu, dispneu, otot bantu nafas, nafas cuping hidung )

4. Airway protection ( penurunan kesadaran, naiknya risiko aspirasi )

5. Gangguan Ventilasi Paru (CO2 meningkat ) :

6. Disfungsi otot nafas :

kelelahan otot nafas, kelainan dinding torax, penyakit neuromusculer (GBS,

poliomyelitis, myastenia)

7. Peningkatan tahanan jalan nafas (menyebabkan masalah pada airway) : PPOK,Astma

berat

8. Gangguan kendali nafas (pola napas)

9. intoksikasi obat

10. overdosis

11. trauma capitis

12. Gangguan Oksigenasi :

13. Hipoksik hipoksia

14. Stagnan hipoksia

15. Anemia hipoksia

16. Histotoksik hipoksia

17. Ppemberian sedasi berat / obat pelumpuh otot

18. Menurunkan kebutuhan oksigen

19. Mencegah atelektasis (pemberian plateu pernapasan)

20. Menurunkan TIK (pada pasien cidera kepala / post craniotomi)

21. Anestesia

Page 18: KASUS 2 gadar.docx

TERAPI OKSIGEN

Pengertian : Memberikan tambahan oksigen kepada pasien agar kebutuhan oksigennya

terpenuhi

Tujuan : Agar oksigenasi seluruh tubuh pasien adekuat

Indikasi :

Sumbatan jalan nafas

Henti nafas

Henti jantung

Nyeri dada/angina pektoris

Trauma thorak

Tenggelam

Hipoventilasi (respirasi < 10 kali/menit)

Distress nafas

Hipertemia

Syok

Stroke (Cerebro Vasculer Attack)

Keracunan gas

Pasien tidak sadar

Peralatan :

Oksigen medis (oksigen tabung)

Flowmeter/regulator

Humidifier dengan cairan steril, air distalasi atau ai matang sesuai dengan peraturan

RS.

kanul

Face mask

Partial rebreather mask

Non rebreather mask

Page 19: KASUS 2 gadar.docx

Venture mask

Bag valve mask (ambu bag)

Konsentrasi oksigen tergantung dari jenis alat dan flowrate (liter permenit) yang diberikan.

Kondisi pasien menentukan keperluan alat dan konsentrasi oksigen yang diperlukan.

Tabel 1. Jenis Peralatan dan Konsentrasi Oksigen

JENIS ALAT KONSENTRASI OKSIGEN ALIRAN OKSIGEN

Nasal kanula 24-32% 2-4 LPM

Simple Face Mask 35-60% 6-8 LPM

Partial Rebreather 35-80% 8-12 LPM

Non Rebrether 50-95/100% 8-12 LPM

Venturi 24-50% 4-10 LPM

Bag-Valve-Mask

(Ambubag)

Tanpa oksigen 21% (udara)

Dengan oksigen 40-60% 8-10 LPM

Dengan reservoir 100% 8-10 LPM

Perhatian :

- pemberian oksigen atas indikasi yang tepat

- Awas pasien muntah, siapkan penghisap

- Pantau pernafasan dan aliran oksigen (LPM)

Catatan :

- Oksigen dapat menyebabkan mukosa kering

- Pergunakan hummidifier pada pemberian oksigen > 30 menit

- Terangkan pada pasien tindakan apa yang akan dilakukan.

Page 20: KASUS 2 gadar.docx

Tabel 2. Tabung oksigen dengan 2000 PSI

Ukuran Vol (Liter) Durasi/Kecepatan Aliran

Kecil 300 29 menit

Sedang 650 50 menit

Besar 3000 4 jam 41 menit

Untuk keselamatan

Jangan menggunakan minyak/pelumas pada alat-alat oksigen (tabung, regulator,

fitting, valve, kran)

Dilarang merokok dan menyalakan api dekat area oksigen

Jangan simpan oksigen pada suhu lebih dari 125oF

Pergunakan sambungan-sambungan reguler/valve yang tepat

Tutup rapat-rapat katup/kran bila tidak dipakai

Jaga tabung agar tidak jatuh

Pilih posisi yangt epat pada saat menghubungkan katup/kran

Yakinkan oksigen selalu ada

Periksa dan pelihara alat-alat

Pakailah oksigen dengan benar

MIND MAPPING

Mr. X 25 th → Tidak Sadar → tetangga (apakah di bawa langsung k RS atau langsung di beri

perttolongan pertama) → RS : diket. Bradipnea, pergerakan dada simetris

Hasil AGD : Hipoventilasi , PaO2 ↓ & paCO2 ↑ (Asidosis

Respiratorik .. cat. Tdk ada HCO3-)

→ O2 dgn Humidifier melalui BVM (belum memperbaiki saturasi O2, yang di observasi dgn

Oksimetri) → Breathing ↓ → Pemasangan ETT yang di koneksikan dengan ventilator →

keluarga memberi tahu bahwa anaknya memiliki ketergantungan NAPZA