pendahuluan kasus 2

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Hilangnya gigi dapat disebabkan antara lain proses karies, penyakit periodontal, atau trauma. Hal ini akan menimbulkan masalah-masalah sperti terganggunya fungsi pengunyahan, bicara, estetik dan sendi temporomandibular (Wyatt, 1998). Untuk itulah dibutuhkan suatu perencanaan untuk membuat gigi tiruan yang akan menggantikan gigi yang hilang tersebut. Ketika merencanakan pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan, dokter gigi harus mempertimbangkan kesehatan, kenyamanan dan kepuasan penderita, estetik penderita, biomekanik protesa yang dipasangkan pada penderita, serta prognosis dari gigi-gigi penyangga. Bagi sebagian penderita, kepuasan terhadap gigi tiruan sebagian lepasan berhubungan dengan kenyamanan saat pemakaian maupun saat proses mengunyah, juga berhubungan dengan estetik dan retensi gigi tiruan sebagian lepasan. Kepuasan penderita ini menjadi faktor penting dalam menentukan kepedulian penderita terhadap perawatan dan pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan. (Knezovic- Zlataric, 2001). Pembuatan gigi tiruan lepasan sebagian memiliki acuan tersendiri. Acuan yang biasa digunakan adalak klasifikasi Kennedy. Kennedy membagi semua bagian rahang tak bergigi dalam empat tipe utama, sedangkan

description

kasus

Transcript of pendahuluan kasus 2

BAB I

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Hilangnya gigi dapat disebabkan antara lain proses karies, penyakit periodontal, atau trauma. Hal ini akan menimbulkan masalah-masalah sperti terganggunya fungsi pengunyahan, bicara, estetik dan sendi temporomandibular (Wyatt, 1998). Untuk itulah dibutuhkan suatu perencanaan untuk membuat gigi tiruan yang akan menggantikan gigi yang hilang tersebut.

Ketika merencanakan pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan, dokter gigi harus mempertimbangkan kesehatan, kenyamanan dan kepuasan penderita, estetik penderita, biomekanik protesa yang dipasangkan pada penderita, serta prognosis dari gigi-gigi penyangga. Bagi sebagian penderita, kepuasan terhadap gigi tiruan sebagian lepasan berhubungan dengan kenyamanan saat pemakaian maupun saat proses mengunyah, juga berhubungan dengan estetik dan retensi gigi tiruan sebagian lepasan. Kepuasan penderita ini menjadi faktor penting dalam menentukan kepedulian penderita terhadap perawatan dan pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan. (Knezovic-Zlataric, 2001).Pembuatan gigi tiruan lepasan sebagian memiliki acuan tersendiri. Acuan yang biasa digunakan adalak klasifikasi Kennedy. Kennedy membagi semua bagian rahang tak bergigi dalam empat tipe utama, sedangkan daerah tak bergigi yang tidak menentukan tipe utama disebut sebagai modifikasi. Klasifikasi kennedy terdiri dari klasifikasi I,II, III, dan IV (Flitz, 2001) Pada klasifikasi Kennedy I didapatkan daerah tidak begigi terletak di daerah posterior dari gigi yang masih ada dan berada pada kedua sisi rahang (bilateral). (Yenni, 2000)

Penderita datang ke klinik Prostodonsia FKG Unair dengan kehilangan gigi 14,16.17,18 (mbak gigi m3 nya ikut ato ga?), 24, 26,27,28 pada RA, gigi 36,37,38,46,47,48 pada RB. Penderita ingin dibuatkan gigi tiruan untuk mengganti geligi yang hilang.1.2 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas, didapatkan rumusan masalah sebagai berikut : bagaimana rencana perawatan dan alternatif-alternatif desain yang dapat dibuatkan pada penderita dengan klas I modifikasi 2 pada rahang atas dan klas I pada rahang bawah serta disesuaikan dengan jaringan mulut yang ada.

1.3 TujuanTujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui rencana perawatan dan alternatif alternatif desain yang dapat dibuatkan pada kasus tersebut.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA2.1 PENGERTIAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASANDidalam bidang kedokteran gigi istilah gigi tiruan/ dental prothetis meliputi

Gigi tiruan sebagian lepasan/partial denture

Gigi tiruan cekat/Fixed denture

Gigi tiruan lengkap/Full denture

Definisi gigi tiruan sebagian

Osborne (1925)

gigi tiruan sebagian adalah gigi tiruan yg menggantikan sebagian dari pada gigi asli yang hilang dan dapat dilepas sendiri oleh sang pasien dari mulutnya

Applegate (1925)

gigi tiruan sebagian adlh suatu alat yg dapat dilepas menggantikan gigi asli yg hilang& memperoleh dukungan utama dr jaringan sadel dng suatu dukungan tambahan dr gigi asli yg masih tertinggal

Mc.Cracken (1973)

suatu restorasi prostetic yn menggantikan gg asli yg hilang&bagian lain dr rahang yg tak bergg sebagian,mendapat dukungaan terutama dr jaringan dibawahnya & sebagian dr gg asli yg masih tertinggal dipakai sebagai gg pegangan /abutment

Glossary of prosthodontics (1999)

GTS merupakan bag.prostodonsia yg menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang dng gigi tiruan&didukung oleh gigi, mukosa atau kombinasi gigi-mukosa yang dipasang&dilepas oleh pasien

Akibat kehilangan gigi

Migrasi dan rotasi

Hilangnya kesinambungan lengkung gg dpt menyebabkan pergeseran yaitu miring atau berputarnya gg sehingga tdk kuat menahan beban misalnya beban pengunyahan,hal ini dpt merusak srtuktur periodontal dan gigi mudah karises

Erupsi berlebih

Pada gigi yg tertinggal akan mengalami erupsi berlebih kearah daerah gigi yg hilang

Penurunan energi kunyah

Terutama pada kehilangan gigi posterior

Ganguan pada TMJ

Kehilangan gigi terutama pada posterior dpt menyebabkan berubahnya tomporo mandibul joint

Terganggunya kebersihan mulut

Pada kehilangan gigi terdapat celah antar gigi sehingga makanan dapat masuk,lama lama menimbulkan plak dan akhirnya karises

Beban berlebih pada jaringan pendukung

Kehilangan gigi,maka jumlah gigi akan berkurang dan menyebabkan berkurangnya daya tahan terhadap tekanan dan oleh karena itu jaringan pendukung bebannya menjadi bertambah,hal ini menyebabkan kerusakan membran priodontal yang pada akhirnya menyebabkan gigi-gigi tarsebut menjadi goyah

Kelainan berbicara

Labio dental adlh huruf yg diucapkan antara lidah dng gigi dpn atas.apabila kehilangan gigi depan maka huruf F,V,PH tidak dapat terucap dng baik.demikian juga pd huruf linguo-dental

Penampilan buruk

Atrisi/gigi erosi

Pd pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan dapat menimbulkan efek:

1.Peningkatan akumulasi plak

Kurangnya kebersihan pd pemakai GTSL maka plak mudah menempel dan dpt terjadi inflamasi pada jaringan periodontal kemudian terbentuk poket juga resorbsi tulang alveolar berlebihan

2.Trauma langsung

pada gigi yg digunakan sebagai gigi pendukung / abutment, pembuatan klamer yg terlalu menekan gigi pendukung tersebut dapat merusak email

3.Distribusi gaya kunyah

Gaya fungsional disalurkan oleh GTS ke jaringan yg berkontak&berada dibawahnya.Pada GTS hubungan gigi gaya ini diteruskan ke tulang alveolae melalui ligmen periodontal oleh karna itu disterbusi dapat merata

4.Permukaan okusal

adanya kontak oklusi yg prematur mengakibatkan:

A.Difungsi otot kunyah&wajah,bila pasien berusaha menghindari kontak dng cara mengubah pola gerak kunyahnya

B.Terjadinya peradangan mukosa&resorbsi tulang bawahnya

C.Kerusakan pada gigi atau jaringan periodontal

Untuk menetralisir efek akibat pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan maka:

A.Dokter gigi,harus dapat mendesain gigi tiruan tersebut dengan benar dan tepat

B.Tehniker,harus bekerja sesuai intruksi dari perintah dokternya

C.Pasien,harus dapat menjaga pemeliharaan gigi tiruan dengan benar terutama kebersihan

2.2 KLASIFIKASI GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN

1. KLASIFIKASI DAERAH YANG TIDAK BERGIGI :

Maksud utama pembuatan klasifikasi untuk rahang yang sebagian giginya sudah hilang adalah: agar dokter gigi dapat berkomunikasi sejelas mungkin tentang keadaan rongga mulut yang akan dibuatkan gigi tiruan

Dasar klasifikasi :

1.Berdasarkan sadel/daerah yang tidak bergigi, klasifikasi menurut:

a. Kennedy

b. Swenson

c. Austin Lidge

d. Applegate Kennedy

2.Berdasarkan Retainer, klasifikasi menurut: a. Miller

b. Cummer

Sadel :

Bagian dari prosessus alveolaris yang telah kehilangan gigi

Tipe sadel :

1. Sadel ujung bebas/Free end Sadel

2. Sadel tertutup / Bounded sadel

Klasifikasi Kennedy

Syarat:

1. Klasifikasi hendaknya dibuat setelah semua pencabutan gigi selesai dilaksanakan atau gigi yang diindikasikan untuk dicabut selesai dicabut

2. Bila gigi M3 hilang dan tidak akan diganti, gigi ini tidak termasuk dalam klasifikasi.

3. Bila gigi M3 masih ada dan akan digunakan sebagai pengganti, gigi ini dimasukkan klasifikasi

4. M2 hilang tidak akan diganti jika antagonisnya sudah hilang.

5. Bagian tidak bergigi paling posterior menentukan Klas utama dalam klasifikasi.

6 Daerah tidak bergigi lain daripada yang sudah ditetapkan dalam klasifikasi masuk dalam modifikasi dan disebut sesuai dengan jumlah daerah atau ruangannya.

7. Banyaknya modifikasi ditentukan oleh banyaknya ruangan yang tidak bergigi.

8. Tidak ada modifikasi pada klasifikasi Kennedy Klas IV.

Klasifikasi Kennedy ada 4 Klas :

Kelas I

Daerah tidak bergigi terletak dibagian posterior dari gigi yang masih ada dan berada pada kedua sisi rahang / Bilateral Free End

Kelas II

Daerah yang tidak bergigi terletak dibagian posterior gigi yg ada, pd 1 sisi rahang/unilateral free end.

Kelas III

Daerah yang tidak bergigi terletak diantara gigi yang masih ada dibagian posterior.

Kelas IV

Daerah yang tidak bergigi terletak dibagian anterior dan melewati garis tengah rahang/median line. Untuk kelas ini tidak ada modifikasi

2.3 KLASIFIKASI APPLEGATE - KENNEDY

Kelas I

a. Daerah yang tidak bergigi sama dengan klasifikasi Kennedy.

b. Keadaan ini sering dijumpai pada rahang bawah dan biasanya telah beberapa tahun kehilangan gigi.

c. Secara klinis dijumpai:

1. Derajat resorbsi residual ridge bervariasi.

2. Tenggang waktu pasien tidak bergigi akan mempengaruhi stabilitas gigi tiruan yang akan dipasang.

3. Jarak antar lengkung rahang bagian posterior biasanya sudah mengecil.

4. Gigi asli yang masih tinggal sudah migrasi ke dalam berbagai posisi.

5. Gigi antagonis sudah ekstrusi dalam berbagai derajat

6. Jumlah gigi yang masih tertinggal bagian anterior umumnya sekitar 6 10 gigi.

7. Ada kemungkinan dijumpai kelainan sendi temporomandibula.

Indikasi pelayanan prostodonsia: Gigi tiruan sebagian lepasan dengan desain bilateral dan perluasan basis distal

Kelas II

Daerah tidak bergigi sama dengan kelas II

Secara klinis dijumpai keadaan :

1.Resorbsi tulang alveolar terlibat lebih banyak

2.Gigi antagonis relatif lebih ekstrusi dan tidak teratur.

3.Ekstrusi menyebabkan rumitnya pembuatan restorasi pada gigi antagonis.

4.Pada kasus ekstrim karena tertundanya pembuatan gigi tiruan untuk jangka waktu tertntu karena perlu pencabutan satu atau lebih gigi antagonis.

5.Karena pengunyahan satu sisi, sering dijumpai kelainan sendi

temporomandibula.

Indikasi pelayanan prostodonsia: Gigi tiruan sebagian lepasan disain bilateral perluasan basis distal.

Kelas III

Keadaan tidak bergigi paradental dengan kedua gigi tetangga, tidak lagi mampu memberi dukungan kepada gigi tiruan secara keseluruhan.

Secara klinis dijumpai keadaan:

1. Daerah tidak bergigi sudah panjang.

2. Bentuk dan panjang akar gigi kurang memadai

3. Tulang pendukung mengalami resorbsi cervikal dan atau disertai goyangnya gigi secara berlebihan.

4. Beban oklusal berlebihan

Indikasi pelayanan prostodonsi; Gigi tiruan sebagian lepasan dukungan gigi dengan desain bilateral.

Kelas IV

Daerah tidak bergigi sama dengan klas IV Kennedy.

Pada umumnya untuk klas ini dapat dibuat gigi tiruan sebagian lepasan bila:

1. Tulang alveolar sudah banyak hilang, seperti pada kasus akibat trauma

2. Gigi harus disusun dengan "overjet" besar, sehingga dibutuhkan banyak gigi pendukung.

3. Dibutuhkan distribusi merata melalui lebih banyak gigi penahan, pada pasien dengan daya kunyah besar.

4.Diperlukan dukungan danretensi tambahan dari gigi penahan

5.Mulut pasien depresif, sehingga perlu penebalan sayap untuk memenuhi faktor estetik

Indikasi pelayanan Prosthodontic Klas IV :

a) Geligi tiruan cekat, bila gigi gigi tetangga masih kuat

b) Geligi tiruan sebagian lepasan dengan desain bilateral dan dukungan gigi atau jaringan atau kombinasi.

c) Pada kasus meragukan sebaiknya dibuat GTSL

Kelas V

Daerah tak bergigi paradental, dimana gigi asli anterior tidak dapat dipakai sebagai gigi penahan atau tak mampu menahan daya kunyah

Kasus seperti ini banyak dijumpai pada rahang atas karena gigi caninus yang dicabut karena malposisi atau terjadinya kecelakaan

Gigi bagian anterior kurang disukai sebagai gigi penahan, biasanya karena salah satu alasan berikut ini :

1. daerah tak bergigi sangat panjang

2. daya kunyah pasien berlebihan

3 bentuk atau panjang akar gigi penahan kurang memadai

4 tulang pendukung lemah

penguatan dengan splin tidak diharapkan, dan sekalipun dilakukan tetap tidak memberikan dukungan yang memadai, tetapi tetap dirasakan perlunya mempertahankan geligi yang masih tinggal ini

Indikasi pelayanan Prosthodontik kelas V:

Geligi tiruan sebagian lepasan dengan desain bilateral dan prinsip basis berujung bebas tetapi di bagian anterior.

Kelas VI

Daerah tak bergigi paradental dengan ke dua gigi tetangga gigi asli dapat dipakai sebagai gigi penahan. Kasus seperti ini sering kali merupakan daerah tak bergigi yang terjadi pertama kalinya dalam mulut

Biasanya dijumpai keadaan klinis :

1. daerah tak bergigi yang pendek 2. bentuk atau panjang akar gigitetangga memadai sebagai pendukung penuh

3. sisa processus alveolaris memadai

4. daya kunyah pasien tidak besar

Indikasi pelayanan prosthodontik kelas VI

a) geligi tiruan cekat

b) geligi tiruan sebagian lepasan dukungan gigi dan desain unilateral (protesa sadel)

BAB 3

LAPORAN KASUS

3.1 Data Kasus

-Jenis Kelamin : Laki-laki3.2 Anamnesa

1. Keluhan / Keinginan

Penderita datang ke klinik FKG UNAIR untuk membuat gigi tiruan karena kesulitan sewaktu mengunyah makanan.2. Riwayat geligi

Gigi-gigi RB dicabut karena berlubang dan sakit. Pencabutan terakhir pada gigi regio kiri atas sekitar 5 bulan yang lalu.3. Pengalaman dengan gigi tiruan

Penderita belum pernah menggunakan gigi tiruan.4.Pembiayaan

50% ditanggung penderita dan 50% ditanggung mahasiswa3.3 Gambar model anatomis

Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

3.4 Pemeriksaan klinis

1. Intra oral

a. Status umum : gigi hilang 14, 16, 17, 24, 26, 27, 36, 37, 46, 47

b. Status lokalis:

c. Oklusi : ada Hubungan gigi posterior (cusp to fossa) :

Sisi kiri

: 25 dengan 35

Sisi kanan : 15 dengan 45 Hubungan gigi posterior (cusp to marginal) : -

Hubungan gigi anterior (dalam mm) :

Over jet

: Over Bite:

d. Vestibulum : normale. Bentuk ridge: ovoidf. Bentuk Insisif pertama atas: ovoidg. Frenulum : normalh. Relasi ridge/gigi:

Transversa : Depan

:

2. Diagnosis

a. Gigi hilang 14, 16, 17, 24, 26, 27, 36, 37, 46, 47

BAB 4

RENCANA PERAWATAN4.1 Perawatan pendahuluan

Rencana perawatan pendahuluan:

1. Penetapan gigit pendahuluan : ada

2. Bidang bedah mulut: pro torektomi pada torus mandibula

3. Penyesuaian oklusi: ada

4. Ridge augmentation pada posterior rahang bawah

4.2 Perawatan pada rahang atas

4.2.1 Perawatan utama

Klasifikasi Klas I Kennedy modifikasi 2

1. Macam gigi tiruan : GTSL akrilik

2. Klamer : - klamer 2 jari pada gigi 15 dan 25

- occlusal rest pada mesial gigi 15 dan 25

3. Anasir gigi: akrilik pada 17, 16, 14, 24, 26, dan 27

4. Basis: akrilik

5. Memperluas outline sadel sampai ke hamular notch

6. Peninggian plat akrilik di atas cingulum gigi 13, 12, 11, 21, 22, dan 23 sebagai support

Gambar 4.1 Gambar desain perawatan utama rahang atas GTSL akrilik.

4.2.2 Perawatan alternatif 1

Klasifikasi Klas I Kennedy modifikasi 2

1. Macam gigi tiruan : GTSL akrilik

2. Klamer : - klamer 3 jari pada gigi 15 dan 25

- cingulum rest pada gigi 13 dan 23 sebagai indirect retainer

3. Anasir gigi: akrilik pada 17, 16, 14, 24, 26, dan 27

4. Basis: akrilik

5. Memperluas outline sadel sampai ke hamular notch

Gambar 4.2 Gambar desain perawatan alternatif 1 rahang atas GTSL akrilik.

4.2.3 Perawatan alternatif 2

Klasifikasi Klas I Kennedy modifikasi 2

1. Macam gigi tiruan : GTSL dengan metal frame

2. Klamer : Akers clasp pada 15 dan 25

3. Anasir gigi: akrilik pada 17, 16, 14, 24, 26, dan 27

4. Kerangka: logam

5. Konektor mayor plat palatal ganda

5. Memperluas outline sadel sampai ke hamular notch.

6. Peninggian plat sampai di atas cingulum 13 dan 23

Gambar 4.3 Gambar desain perawatan alternatif 2 rahang atas GTSL dengan metal frame.

4.3 Perawatan pada rahang bawah

4.3.1 Perawatan utamaKlasifikasi Klas I Kennedy

1. Macam gigi tiruan : GTSL akrilik

2. Klamer : - klamer 2 jari pada gigi 35 dan 45

- occlusal rest pada mesial gigi 35 dan 45

3. Anasir gigi: akrilik pada 47, 46, 36, dan 37

4. Basis: akrilik

5. Memperluas outline sadel sampai ke retromolar pad

6. Peninggian plat akrilik di atas cingulum gigi 43, 42, 41, 31, 32, dan 33 sebagai indirect retainer

Gambar 4.4 Gambar desain perawatan utama rahang bawah GTSL akrilik.

4.3.2 Perawatan alternatif 1

Klasifikasi Klas I Kennedy

1. Macam gigi tiruan : GTSL akrilik

2. Klamer : klamer 3 jari pada gigi 35 dan 45

3. Anasir gigi: akrilik pada 47, 46, 36, dan 37

4. Basis: akrilik

5. Memperluas outline sadel sampai ke retromolar pad

6. Peninggian plat akrilik di atas cingulum gigi 43, 42, 41, 31, 32, dan 33 sebagai indirect retainer

Gambar 4.5 Gambar desain perawatan alternatif 1 rahang bawah GTSL akrilik.

4.3.3 Perawatan alternatif 2

Klasifikasi Klas I Kennedy

1. Macam gigi tiruan : GTSL dengan metal frame

2. Klamer : compound clasp pada gigi 34, 35, 44, dan 45

3. Anasir gigi: akrilik pada 47, 46, 36, dan 37

4. Kerangka: logam

6. Plat lingual sampai di atas cingulum gigi 43,42,41,31,32, dan 33

Gambar 4.6 Gambar desain perawatan alternatif 2 rahang bawah GTSL dengan metal frame .

BAB 5

PEMBAHASAN5.1 Perawatan Pilihan perawatan utama untuk GTSL RA menggunakan desain yang terdiri dari basis plat akrilik, klamer dua jari dan klamer half jackson. Anasir gigi yang terdapat dalam desin GTSL ini adalah gigi 14, 16, 17, 24, 26, dan 27. Retensi yang digunakan pada desain ini meliputi klamer dua jari yang dibuat pada gigi 15 dan 25, kemudian juga ditambahkan klamer half Jackson pada gigi 15 dan 25. Retensi ini dibuat untuk menambah kekuatan penyangga GTSL. Untuk bagian anterior retensi didapat dari penambahan plat akrilik sepertiga servikal pada daerah palatal. Penambahan plat tersebut ditujukan untuk menyangga kekuatan dari anasir gigi 14 dan 24 pada waktu berfungsi. Sedangkan pada regio posterior kekuatan penyangga anasir gigi 16,17,26,dan 27 diperoleh dari klamer dua jari dan half Jackson pada gigi 15 dan 25. Selain itu retensi pada daerah posterior juga didapat dari pelebaran sayap akrilik pada bagian bukal. Untuk daerah anasir gigi 14 dan 24, desain sadel dibuat open face, karena alasan faktor estetik dan tidak ada defek tulang.

Sedangkan pada GTSL RB menggunakan desain yang terdiri dari basis plat akrilik, klamer tiga jari. Anasir gigi yang terdapat dalam desain ini terdiri dari gigi 36, 37, 46, dan 47. Retensi GTSL didapat dari pemberian klamer tiga jari pada gigi 35 dan 45. Pembuatan sadel menggunakan perluasan sayap ke bukal, hal ini juga berfungsi sebagai penambahan retensi pada GTSL. Demikian juga pada regio anterior, basis akrilik dibuat meluas sampai sepertiga servikal lingual gigi-gigi anterior, untuk menambah kekuatan retensi GTSL.

Rencana perawatan ini memiliki beberapa keuntungan yaitu desainnya sederhana dan mudah dibuat, selain itu desain ini memiliki efektifitas retensi yang cukup baik, karena menggunakan retensi klamer dua jari dan half Jackson serta perluasan basis akrilik pada sepertiga servikal palatal gigi-gigi anterior. Estetika yang baik juga didapat dari desain ini, karena pada regio anasir gigi 14 dan 24, desain sadelnya menggunakan open face (tanpa sayap bukal). Sedangkan kerugian yang didapat dari pemakaian desain GTSL ini adalah mudah terjadi penumpukan sisa-sisa makanan pada regio anterior gigi, karena desain basis diperluas sampai sepertiga servikal gigi.

Selain perawatan utama terdapat perawatan aternatif yang dapat dilakukan. Perawatan alternative yang dapat diaplikasikan pada kasusu ini adalah Gigi Tiruan Sebagian Lepasan (GTSL) kerangka logam. GTSL kerangka logam memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan GTSL akrilik, yaitu dapat dibuat tipis, kuat, kaku, serta mudah menghantarkan panas dan dingin dan tidak mudah berubah bentuk. Pada desain alternative rahang atas, desain yang digunakan adalah GTSL kerangka logam. Direct retainer yang digunakan berupa akers clasp pada gigi 15 dan 25. Akers clasp yang digunakan pada gigi premolar kedua berfungsimeneruskan beban ke gigi penyangga serta mencegah terlepasnya GTSL. Pada kasus ini terdapat over bite yang dalam sehingga tidak mungkin dilakukan peninggian plat sampai diatas cingulum gigi insisiv. Oleh karena itu pada desain ini hanya diberikan peninggian plat pada gigi kaninus saja. Connector mayor pada desain ini berupa bar palatal ganda yang merupakan bentuk konektor mayor yang dapat diaplikasikan hampir pada semua desain GTSL kerangka logam rahang atas, karena bentuknya yang tipis dan tidak menutupi palatum akan memberikan kenyamanan pada penderita.

Pada rahang bawah, desain alternatif yang diterapkan adalah GTSL kerangka logam dengan compound clasp pada gigi 34, 35 dan 44, 45. Compound clasp yang digunakan akan membantu meneruskan beban oklusi yang diterima oleh residual ridge ke gigi-gigi penyangga sehingga beban yang diterima oleh residual ridge tidak terlalu besar. Desain ini memiliki konektor mayor berupa plat lingual. Plat lingual dipilih sebab berfungsi menyalurkan gaya pada semua gigi yang dilewati, sehingga akan meringankan beban yang diterima gigi penyangga (sebagai support). Pada desain ini tidak digunakan bar lingual ganda sebab mahkota klinis dari gigi-gigi anterior pendek akibat insisal yang abrasi. Namun penggunaan plat lingual memiliki beberapa kekurangan . Plat lingual yang menutupi bagian servikal gigi dapat mempermudah terjadinya dekalsifikasi enamel dan iritsi jaringan lunak pada pasien dengan oral hygiene yang buruk.

BAB 6

KESIMPULAN1.Sebelum dilakukan pembuatan gigi tiruan, terlebih dahulu dilakukan perawatan pendahuluan seperti penetapan gigit pendahuluan, torektomi pada torus mandibula, penyesuaian oklusi, dan ridge augmentation pada posterior rahang bawah.

2.Pada kasus ini yang menjadi perawatan utama adalah pembuatan GTSL akrilik rahang atas dengan menggunakan klamer 2 jari pada gigi 15 dan 25; occlusal rest pada mesial gigi 15 dan 25; anasir gigi akrilik pada gigi 14, 16, 17, 24, 26, dan 27; perluasan outline sadel sampai ke hamular notch; dan peninggian plat akrilik pada gigi 11, 12, 13, 21, 22, dan 23. Dan pada rahang bawah dilakukan pembuatan GTSL akrilik dengan menggunakan klamer 2 jari pada gigi 35 dan 45; occlusal rest pada mesial gigi 35 dan 45; anasir gigi akrilik pada gigi 36, 37, 46, dan 47; perluasan outline sadel sampai ke retromolar pad; dan peninggian plat akrilik pada gigi 31, 32, 33, 41, 42, dan 43.

3.Selain perawatan utama juga terdapat beberapa perawatan alternatif seperti pembuatan GTSL akrilik namun dengan menggunakan klamer yang berbeda dan juga dapat dilakukan pembuatan GTSL yang terbuat dari metal frame.

Daftar Pustaka

1. Wyatt C.C.L . The effect of prosthodontics treatment on alveolar bone loss: a review of the literature. The University Of British Columbia, Canada J. Prosthet Dent. 1998: 80 (3);362-3662. Knezovic-Zlataric, Dubravka, 2001, The Influence of Kennedys Classification, Partial Denture Material and Construction on Patients Satisfaction. Acta Stomatol Croat ; 35: 77-813. Keyf, Filtz, 2001, Frequency of the Various Classes of Removable Partial Dentures and Selection of Major Connectors and Direct/ Indirect Retainers. Turk J Med Scl; 31: 445-449

4. Yenni Stanti. 2000/ Desain cangkolan kawat pada kasus gigi tiruan lepasan berujung bebeas di klinik bagian Prostodonsia FKG USU Tahun 1999-2000. http://www.usu.ac.id/id/files/pidato/ppgb_2007_haslinda_tamin.pdf. Diakses Maret 2010