KARSINOMA
-
Upload
alfian-porajou -
Category
Documents
-
view
46 -
download
6
Transcript of KARSINOMA
![Page 1: KARSINOMA](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052620/55721349497959fc0b9200e4/html5/thumbnails/1.jpg)
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Karsinoma dari kolon dan rectum sering dijumpai, demikian juga di Negara ita.
Karsinoma di kolon lebih banya dijumpai pada wanita, sebaliknya karsinoma rekti
lebih banya dijumpai pada laki-laki, dan sebagian besar daripada karsinoma
terdapat pada umur 40-70 tahun. Kebanyakan orang asimptomatis dalam jangka
waktu lama dan mencri bantuan kesehatan hanya bila mereka menmukan
perubahan pada kebiasaan defekasi atau perdarahan rectal.
B. Etiologi
Penyebab nyata dari kanker kolon dan retum tidak diketahui, tetapi faktor resiko
telah teridentifikasi, termasuk riwayat kanker kolon atau polip dalam keluarga,
riwayat penyakit usus inflamasi kronis, dan diet tinggi lema, protein dan daging,
serta rendah serat.
Faktor – faktor resiko untuk kanker kolon/ rectum.
- usia lebih dari 40 tahun
- riwayat polip rectal atau polip kolon
- adanya polip adenomatosa atau adenoma villius
- riwayat keluarga engan kanker kolon atau poliposis dalam keluarga.
- riwayat penyakit usus inflamasi ronis.
- diet tinggi lemak, protein, daging, dan rendah serat.
C. Patofisiologi
Kanker kolon dan rectum terutama (95 %), adenokarsinoma (muncul dari lapisan
epitel usus). Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan
menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas kedalam struktur
sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas tumor primer dan menyebar ke bagian tubuh
yang lain (paling sering ke hati).
![Page 2: KARSINOMA](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052620/55721349497959fc0b9200e4/html5/thumbnails/2.jpg)
D. Manifestasi Klinis
Gejala sangat ditentukan oleh loasi, tahap penyakit, dan fungsi segmen usus
tempat kanker berlokasi. Gejala paling menonjol adalah perubahan pada
kebiasaan defekasi. Passase darah dalam feces adalah gejal paling umum kedua.
Gejala juga dapat mencakup anemia yang tidak diketahui penyebabnya,
anoreksia, penurunan berat badan dan keletihan.
Gejala yang sering dihubungkan engan lesi sebelah kanan adalah nyeri dangal dan
melena (feces hitam seperti ter). Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi
sebelah kir adalah yang berhubungan dengan obstruksi (nyeri abdomen dank ram,
penipisan feces, konstipasi dan distensi) serta adanya darah merah segar dalam
feces. Gejal yang dihubungkan dengan lesi rectal adalah evaluasi feces yang tidak
lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian serta feces berdarah.
E. Evaluasi Diagnostik
Bersamaan dengan pemeriksaan abdomen dan rectal, prosedur diagnostic paling
penting untuk kanker kolon/ retum adalah pengujian darah samara, enema barium,
progtosigmoidoskopi, kolonoskopi. Sebanyak 60 % dari kasus kanker koloretal
dapat diidentifikasi dengan sigmoidoskopi dengan biopsy atau apusan sitologi.
F. Penatalaksanaan Medis
Pasien dengan gejal obstruksi usus diobati dengan cairan IV dan pengisapan
nasogastrik. Apabila terdapat perdarahan yang cukup bermakna, terapi komponen
darah dapat diberikan. Pengobatan tergantung pada tahap penyakit dan
komplikasi yang berhubungan. Endoskopi, ultrasonografi, dan laparaskopi telah
terbukti berhasil dalam pentahapan kanker kolorektal pada periode praoperatif.
Pengobatan medis untuk kanker kolrektal paling sering dalam bentuk pendukung
atau terapi ajufan. Terapi ajufan biasanya diberikan selain pengobatan bedah.
Pilihan mencakup kemoterapi, terapi radiasi dan atau imunoterapi.
![Page 3: KARSINOMA](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052620/55721349497959fc0b9200e4/html5/thumbnails/3.jpg)
G. Penatalaksanaan Bedah
Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebanyakan kanker kolon dan rectal.
Pembedahan dapat bersifat kuratif atau paliatif. Kanker yang terbatas pada satu
sisi dapat diangkat dengan kolonoskop. Kolostomi laparastokopik dengan
ppolipektomi, suatu prosedur ayng baru dikembangkan untuk meminimalkan
luasnya pembedahan pada beberapa kasus. Laparoskop digunkan sebagai
pedoman dalam membuat keputusan di kolon; massa tumor kemusian dieksisi.
Reseksi usus diindikasikan untuk kebanyakan lesi kelas A dan semua kelas B
serta lesi C. pembedahan kadang dianjurkan untuk mengatasi kanker kolon kelas
D.
H. Komplikasi
Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap.
Pertumbuhan dan ulcerasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar kolon
yang menyebabkan hemoragi. Perforasi dapat terjadi, dan mengakibatkan
pembentukan abses. Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.
![Page 4: KARSINOMA](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052620/55721349497959fc0b9200e4/html5/thumbnails/4.jpg)
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. Identitas
1). Klien
Nama : Tn. J. M
Umur : 59 Tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat : Karumenga, Langowan
Pekerjaan : Tukang Kayu
Suku bangsa : Minahasa/ Indonesia
Agama : Kristen Protestan
Status perkawinan : Kawin
Tgl M R S : 05 Januari 2008
Tgl Operasi : 12 Januari 2008
Tgl Pengkajian : 17 Januari 2008
Sumber data : Klien dan istri klien serta dari status klien di ruangan
Diagnosa Medis : Post Op. Karsinoma Rectum
2). Penanggung Jawab
Nama : Ny. D. T
Umur : 55 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Karunenga, Langowan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Kristen Protestan
Hubungan dengan klien: Istri Klien
![Page 5: KARSINOMA](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052620/55721349497959fc0b9200e4/html5/thumbnails/5.jpg)
B. Riwayat Kesehatan
1). Keluhan Utama
Nyeri pada daerah bekas operasi
2). Riwayat kesehatan sekarang
Klien masuk Rumah sakit pada tanggal 05 januari 2008, oleh dokter klien
dianjurkan untuk rawat inap, untuk rencana operasi. Klien dirawat di ruangan
Markus RSU Bethesda Tomohon sejak tanggal 5 januari-12 januari 2008,
yaitu waktu untuk dilakukan operasi. Setelah operasi klien dirawat selama 3
hari di ruangan Lukas (Recoveri Room), dan kemudian dipindahkan kembali
ke ruangan Markus. Saat dikaji (tanggal 17 januari 2008), klien tampak
terbaring diatas tempat tidur, kesdaran compos mentis. Klien mengatakan
nyeri pada daerah bekas operasi (daerah rectum), ekspresi wajah klien tampak
meringis menahan sakit. Nyeri dirasakan sampai keperut bagian bawah, klien
mengatakan nyeri tidak terlalu hebat/sakit. Klien mengatakan sulit untuk
menggerakan badan karena nyeri pada daerah bekas operasi. Saat pengkajian,
klien mampu untuk memiringkan badan sedikit kekiri dan kekanan, namun
klien tampak menahan sakit yang dirasakan. Tampak luka operasi didareah
abdomen, memanjang dari atas kebawah, terpasang kateter urine dan drainase.
Pada tangan klien terpasang IVFD untuk nutrisi (Aminofusin/Triofusin
600/500 cc + Ketorolac/Tramadol).
3). Riwayat Kesehatan Lalu
Klien pernah memeriksakan diri ke Puskesmas pada pertengahan bulan
Desember 2007, dengan kleuhan tidak BAB, namun oleh dokter Puskesmas,
klien diminta untuk periksakan diri ke RSU bBethesda Tomohon. Awalnya
klien memeriksakan diri di bagian penyakit dalam (Dr E. J), saat diminta
untuk kembali, klien memeriksakan diri ke Dr E.T, dan kemudian klien
dirujuk ke dokter ahli bedah. Klien memeriksakan diri kedokter residen
bedah, dan selanjutnya klien diminta kembali pada tanggal 28 desember 2007
untuk memeriksakan diri ke dokter ahli bedah. Tanggal 29 desember 2007,
klien datang memeriksakan diri ke Dr. S (dokter ahli bedah), oleh dokter klien
![Page 6: KARSINOMA](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052620/55721349497959fc0b9200e4/html5/thumbnails/6.jpg)
diminta untuk menyetujui pemeriksaan biopsy, setelah itu, hasil pemeriksaan
biopsy dikirim pada tanggal 29 desember 2007. Pada tanggal 31 desember
2007, klien datang kembali ke rumah sakit untuk melihat hasil pemeriksaan ,
klien didiagnosa karsinoma rectum, dan diminta untuk dirawat di RS, untuk
rencan pembedahan. Klien datang ke RSU Bethesda Tomohon, pada tanggal 5
Januari 2008, untuk rencana operasi.
4). Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan dalam keluarga klien, tidak ada yang menderita penyakit
seperti yang diderta oleh klien, juga tidak ada yang menderita penyakit
Hipertensi atau DM.
C. Riwayat Psiko-Sosial
1). Psikososial
Klien tampak tegang, ekspresi wajah tampak meringis. Klien bersikap
kooperatif, menerima setiap tindakan yang dilakukan, menjawab pertanyaan
yang diberikan.
2). Sosial
Hubungan dengan keluarga terutama dengan istri terlihat baik. Hubungan
dengan pasien dan keluarga pasien yang ada di ruangan tempat klien dirawat,
juga terlihat baik. Klien juga bersikap kooperatif terhadap perawat – perawat
di ruangan.
D. Riwayat Spiritual
Klien menganut agama Kristen protestan. Klien yakin dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya. Klien mengatakan rajin ke ibadah, baik hari
minggu atau ibadah-ibadah kolom di jemaat. Klien juga percaya akan
kesembuhan penyakitnya.
![Page 7: KARSINOMA](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052620/55721349497959fc0b9200e4/html5/thumbnails/7.jpg)
E. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum Klien
Klien terbaring diatas tempat tidur, pergerakan terbatas, ekspresi wajah
meringis menahan sakit. Kesadaran compos mentis, penampilan klien sesuai
usia klien (59 tahun), kebersihan kurang. Klien bersikap kooperatif, menjawab
pertanyaan sesuai dengan yang ditanyakan.
2. Tanda-tanda Vital
Suhu badan : 36 ºC Pernapasan : 20 x/ menit
Nadi : 62 x/ menit Tekanan darah: 120/80 mmHg
3. Sistem Pernapasan
a. Hidung : Lubang hidung ada, pernapasan baik (20 x/menit), tampak ada
sekret, tidak ada nyeri tekan daerah sinus.
b. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, teraba tekanan vena
jugularis
c. Dada : Bentuk dada normal, pergerakan dada, simetris kiri dan kanan.
4. Sistem Kardiovaskuler
a. Konjungtiva : warna pucat
b. Bibir : pucat
c. Tekanan vena jugularis : teraba
d. Nadi : 62 x/ menit
5. Sistem Pencernaan
a. Sclera : tidak ikterus
b. Bibir : pucat
c. Mulut : mukosa mulut lembab, jumlah gigi masih lengkap
d. Abdomen : tampak luka operasi, memanjang dari atas kebawah, nyeri tekan
pada daerah luka operasi
e. Anus : tampak ada benjolan yang keluar dari anus, terpasang drainase
dengan jumlah cairan 10 cc.
![Page 8: KARSINOMA](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052620/55721349497959fc0b9200e4/html5/thumbnails/8.jpg)
6. Sistem Indera
a. Mata : tidak ada odema, bulu mata ada, alis ada. Klien mengatakan tidak
menggunakan alat bantu untuk melihat (kaca mata).
b. Hidung : penciuman baik, tidak ada nyeri tekan pada daerah sinus, tampak
ada sekret.
c. Telinga : daun telinga tampak bersih, tidak ada sekret, pendengaran baik
(saat berkomunikasi, walau dengan menggunakan suara yang
kecil/tidak terlalu keras, klien tetap dapat mendengar dan
menjawab sesuai dengan apa yang ditanyakan).
7. Sistem Saraf
a. Status mental : orienatsi tempat, orang dan waktu; baik, klien masih
mampu mengingat kejadian beberapa waktu yang lalu.
Klien mampu berkonsentrasi/perhatian pada pembicaraan.
Klien menggunakan bahasa Indonesia dengan dialeg
minahasa.
b. Kesadaran : Compos mentis. GCS; Respon mata; 4, respon suara; 5,
respon motorik; 6.
c. Bicara : Klien berbicara dengan jelas, menjawab sesuai dengan yang
ditanyakan.
8. Sistem Integumen
a. Rambut : Distribusi rambut merata, warna hitam beruban, kebersihan cukup.
b. Kulit : teraba hangat, warna sawo matang, tampak kerusakan kontinuitas
kulit akibat luka operasi didaerah abdomen.
c. Kuku : warna putih, kebersihan cukup.
9. Sistem Endokrin
a. Kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran
b. Riwayat penyakit DM: klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit DM.
c. Suhu tubuh : stabil/normal (36 ºC)
10. Sistem Perkemihan
a. Tidak ada odema palpebra
![Page 9: KARSINOMA](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052620/55721349497959fc0b9200e4/html5/thumbnails/9.jpg)
b. Tidak ada moon face
c. Tidak ada odema anasarka
d. Klien menggunakan kateter urine (volume urine (jam 09.00: 100 cc)
11. Sistem Reproduksi
a. Jenis kelamin: laki-laki
- Terapsang kateter urine
- Gland penis; baik
- Testis; baik
- Kebersihan; kurang
- Penampilan klien sesuai usia klien, rambut beruban, sedikit berkumis.
12. Sistem Immun
Klien mengatakan tidak ada riwayat alergi (makanan, obat, asap/debu, cuaca,
bulu binatang, atau zat kimia).
F. Pola kebiasaan sehari-hari.
1). Nutrisi/ cairan
a. sebelum sakit : Makan 3x/ hari, jenis; nasi, ikan, sayur, klien tidak
terlalu suka makan buah.
Minum 7-8 gelas/ hari. Jenis; air putih, teh, kopi.
b. saat pengkajian : Nafsu makan kurang, klien hanya makan bubur susu
dan minum susu Entrasol.
Keterangan: pembatasan masukan makanan, nutrisi klien dipenuhi melalui
cairan-cairan IVFD (cairan tinggi protein).
2). Istirahat dan Tidur
a. sebelum sakit : Malam 7-8 jam/ hari.
Siang, ± 1 jam (tidak setiap hari)
b. saat pengakjian : Malam ± 7-8/ hari
Siang ± 2-3 jam/ hari
![Page 10: KARSINOMA](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052620/55721349497959fc0b9200e4/html5/thumbnails/10.jpg)
Masalah: klien kadang terbangun karena takut selang drainase atau selang
kateter urine tercabut. Klien juga kadang terbangun karean
nyeri, namun tidak terlalu lama, klien biasanya langsung
tertidur kembali.
3). Eliminasi
a. sebelum sakit : BAB; klien mengatakan jarang BAB, dalam 1 minggu
± 1-2 x BAB, konsistensi keras, feces sedikit-sedikit
seperti kotoran kambing.
BAK; 6 – 7 x/ hari, warna kekuning-kuningan.
b. saat pengakjian : BAB; tampak kotoran (feces) yang keluar dari anus
klien, konsistensi lembek, warna kecoklatan.
BAK; menggunakan kateter urine, volume urine (jam
09.00), adalah 1000 cc. Drainase: jumlah cairan 10
cc.
Masalah : terpasang alat-alat invasive (kateter urine dan drainase)
4). Personal Hygiene
a. sebelum sakit : Mandi 1-2 x/ hari, cuci rambut, sikat gigi, ganti baju
sesuai kebutuhan.
b. saat pengkajian : Sejak selesai operasi (± 3 minggu), klien belum
mandi.
Masalah : kerusakan mobilitas fisik
5). Aktifitas dan Olahraga
a. sebelum sakit : Klien melakukan pekerjaannya sebagai petani.
Olahraga kadang-kadang.
b. saat pengkajian : Klien tampak terbaring diatas tempat tidur, aktifitas
terbatas, klien hanya bisa miring kiri dan miring
kanan.
Masalah : kerusakan mobilitas fisik.
![Page 11: KARSINOMA](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052620/55721349497959fc0b9200e4/html5/thumbnails/11.jpg)
6). Ketergantungan
a. rokok : klien mengatakan sudah hamper 1 tahun tidak merokok.
b. alkohol : tidak ada
c. obat : tidak ada.
G. Pemeriksaan Penunjang.
1. Tanda Vital
Suhu badan : 36 ºC Pernapasan : 20 x/ menit
Nadi : 62 x/ menit Tekanan darah: 120/80 mmHg
2. Pemerikasaan Laboratorium
- Hb : 13, 1 gr %
- Leuko : 25.700 /mm3
- Trombosit : 216.000
H. Terapi Medis.
- Inj Ranitidin : 2 x 1 amp, (golongan ulceratif/ antagonis reseptor
Histamin H2)
- Metronidazole : 3 x 0,5 gram, (golongan antibiotic)
- Inj. Cefotaxime : 2 x 1 gram, (golongan antibiotic)
- Inj Bc/Vit C : I/II drips, (vitamin)
- Inj KetorolacTramadol: I/II drips, (golongan analgesic)
- Flamic : 2 x 50 mg
I. Pengelompokan Data
Data Subjektif:
- klien mengatakan nyeri pada daerah bekas operasi (daerah rectum)
- klien mengatakan jika ditekan, nyeri akan bertambah
- klien mengatakan sulit untuk menggerakan badan karena nyeri
- klien mengatakan ada luka bekas operasi di daerah abdomen
- klien mengatakan ± 5 hari belum mandi
![Page 12: KARSINOMA](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052620/55721349497959fc0b9200e4/html5/thumbnails/12.jpg)
Data Objektif:
J. Analisa DataNo Data Penyebab Masalah1 DS: - klien mengatakan nyeri pada
daerah bekas operasi (daerah rectum)- klien mengatakan jika ditekan, nyeri akan bertambah- klien mengatakan sulit untuk menggerakan badan karena nyeri.- klien mengatakan ada luka bekas operasi di daerah abdomen
DO: - ekspresi wajah tamapak meringis, menahan sakit.- tampak luka bekas operasi didaerah abdomen.- tanda vitalSB: 36 ºC, P: 20 x/ menit, N: 62 x/ m, TD: 120/80 mmHg
Tindakan pembedahan
terputusnya kontinuitas jaringan
merangsang saraf reseptor
rangsangan ke thalamus
nyeri dipersepsikan
Nyeri: akut
2 DS: - klien mengatakan ada luka bekas operasi di daerah abdomen- klien mengatakan jika ditekan, nyeri akan bertambah.
DO: - tampak luka bekas operasi didaerah abdomen.- terpasang IVFD di tangan kanan klien
Tindakan pembedahan
terputusnya kontinuitas jaringan
Kerusakan Integritas Kulit
- ekspresi wajah tamapak meringis, menahan sakit.
- tampak luka bekas operasi didaerah abdomen
- terpasang IVFD di tangan kanan klien
- terpasang drainase di luka operasi (10 cc)
- terpasang kateter urine (1000 cc)
- tanda vitalSB: 36 ºC, P: 20 x/ menit, N: 62 x/ m, TD: 120/80 mmHg
- pergerakan klien terbatas karena terpasang alat-alat invasive, juga karena nyeri
- klien tampak terbaring diatas tempat tidur
- aktifitas terbatas
![Page 13: KARSINOMA](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052620/55721349497959fc0b9200e4/html5/thumbnails/13.jpg)
3 DS: - klien mengatakan ada luka bekas operasi.
DO: - tampak luka bekas operasi didaerah abdomen- terpasang IVFD di tangan kanan klien- terpasang drainase di luka operasi (10 cc)- terpasang kateter urine (1000 cc).
Tindakan pembedahan
luka oprasi
tindakan terputusnya invasive kontinuitas jaringan
port de’entry mikroorganisme
Resiko Tinggi infeksi
4 DS: - klien mengatakan sulit untuk menggerakan badan karena nyeri- klien mengatakan ± 5 hari belum mandi.
DO: - klien tampak terbaring diatas tempat tidur- aktifitas terbatas.
Tindakan pembedahan
tindakan terputusnya invasive kontinuitas jaringan
Nyeri
keterbatasan pergerakan
Kerusakan mobilitas fisik
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri; Akut, berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat
tindakan pemedahan, yang ditadai dengan:
DS: - klien mengatakan nyeri pada daerah bekas operasi (daerah rectum)
- klien mengatakan jika ditekan, nyeri akan bertambah
- klien mengatakan sulit untuk menggerakan badan karena nyeri.
- klien mengatakan ada luka bekas operasi di daerah abdomen
DO: - ekspresi wajah tamapak meringis, menahan sakit.
- tampak luka bekas operasi didaerah abdomen.
- tanda vital; SB: 36 ºC, P: 20 x/ menit, N: 62 x/ m, TD: 120/80 mmHg
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terputusnya kontinuitas
jaringan akibat tindakan pembedahan, yang ditandai dengan:
DS: - klien mengatakan ada luka bekas operasi di daerah abdomen
- klien mengatakan jika ditekan, nyeri akan bertambah.
DO: - tampak luka bekas operasi didaerah abdomen.
![Page 14: KARSINOMA](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052620/55721349497959fc0b9200e4/html5/thumbnails/14.jpg)
- terpasang IVFD di tangan kanan klien
3. Resiko tinggi infeksi, berhubungan dengan luks operasi dan terpasangnya
alat-alat invasive, yang ditandai dengan:
DS: - klien mengatakan ada luka bekas operasi.
DO: - tampak luka bekas operasi didaerah abdomen
- terpasang IVFD di tangan kanan klien
- terpasang drainase di luka operasi (10 cc)
- terpasang kateter urine (1000 cc).
4. Kerusakan mobilitas fisik, berhubungan dengan nyeri dan terpasangnya alat-
alat invasive, ditandai dengan:
DS: - klien mengatakan sulit untuk menggerakan badan karena nyeri
- klien mengatakan ± 5 hari belum mandi.
DO: - klien tampak terbaring diatas tempat tidur
- aktifitas terbatas.
![Page 15: KARSINOMA](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052620/55721349497959fc0b9200e4/html5/thumbnails/15.jpg)
IV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Tgl NoDX
Jam Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan
17/012008
1 10.00 1.Menganjurkan klien untuk melaporkan segera saat mulai nyeri.
2.Mengobservasi tanda-tanda vital klien
3.Mengkaji tingat nyeri, menggunakan skala nyeri 0-10
5.Memberikan tindakan kenyamanan (mis: meminta istri klien untuk menggosok punggung klien saat nyeri dirasakan, dan juga menganjurkan klien untuk menarik napas dalam saat nyeri datang.
6.Melayani pemberian terapi analgetik, sebagai hasil kolaborasi
Jam: 14.15 witaS: klien mengatakan masih
terasa nyeri pada daerah luka operasi.
O: - Ekspresi wajah klien meringis menahan sakit, terlebih pada saat digerakan badannya.
- Tanda-tanda vital: SB: 36ºC, N: 62 x/m, P: 20 x/m, TD: 120/ 80 mmHg
- skala nyeri: 3-5 (nyeri sedang)
A: masalah belum teratasiP: Pertahankan tindakan
keperawatan
17/01 2008
2 10.00
13.30
1.Mengobservasi tanda-tanda vital.
2.Merawat luka operasi, mengobservasi keadaan umum luka.
Jam. 14.20S: -O: -luka operasi sudah
dirawat, keadaan luka: bagian atas luka kering, tidak bengkak, tidak merah. Bagian bawah luka tampak ada pengeluaran cairan (bukan purulen), klien mengeluh nyeri pada luka saat ditekan.
- Tanda-tanda vital: SB: 36ºC, N: 62 x/m, P: 20 x/m, TD: 120/ 80 mmHg
A: masalah belum teratasi17/01 2008
3 10.00 1.Mengobservasi tanda-tanda vital, memperhatikan peningkatan suhu tubuh klien
Jam 14.25 witaS: klien mengatakan tidak
pernah merasa suhu
![Page 16: KARSINOMA](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052620/55721349497959fc0b9200e4/html5/thumbnails/16.jpg)
13.30
13.45
13.30
2.Mengkaji luka terhadap tanda-tanda infeksi
3.Mengobseravsi penyatuan luka pada saat merawat luka
4.Mempertahankan perawatan luka dengan teknik aseptic.
tubuhnya naik, atau badannya panas.
O: - Luka telah dirawat dengan teknik aseptic
- tidak ada tanda-tanda infeksi: (panas, bengkak, merah, nyeri, kehilangan fungsi).
- Tanda-tanda vital: SB: 36ºC, N: 62 x/m, P: 20 x/m, TD: 120/ 80 mmHg
- Luka kering.A: masalah tidak terjadiP: Lanjutkan perawatan;
rawat luka, dengan mempertahankan teknik aseptic.
17/01 2008
4 10.00
13.50
1.Mengubah posisi klien (posisi; miring kanan).
2.Membantu dalam ambulasi3.Membantu klien dalam
pemenuhan kebutuhan sehari-hari: melayani makan klien dan mengganti pakaian klien dnegan pakaian yang bersih.
4.Menganjurkan klien untuk beristirahat,setelah selesai beraktifitas
Jam. 14.30S: klien mengatakan sudah
mampu menggerakan badan.
O: - posisi klien (miring kanan).
- pakaian klien sudah diganti dengan pakaian yang bersih.
- makaan siang klien sudah dialayani
- klien tampak sedang beristirahat
A: masalah teratasi sebagian.
P: Lanjutkan tindakan perawatan, ubah posisi klien dengan sering.
![Page 17: KARSINOMA](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052620/55721349497959fc0b9200e4/html5/thumbnails/17.jpg)
V. CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN
Tgl No DX
Jam Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan
18/012008
1 10.00 2.Mengobservasi tanda-tanda vital.
6.Melayani pemberian terapi analgetik sebagai hasil kolaborasi
Jam 14.15. witaS: klien mengatakan
nyeri berkurangO: - Ekspresi wajah
ceria, klien dapat berkomunikasi dengan baik, bahkan bercanda.
- TTV: Sb; 36,5 ºC, N; 80 x/m, P; 20 x/m, TD;120/ 80 mmHg.
A: masalah teratasi sebagian.
P: Lanjutkan tindakan perawatan (intervensi 1,3,4,5, terlebih jika ada nyeri)
18/01 2008
2 10.00
12.00
1.Mengobservasi tanda-tanda vital
2.Memantau keadaan luka operasi
S: -O: - TTV: Sb; 36,5 ºC,
N; 80 x/m, P; 20 x/m, TD;120/ 80 mmHg, luka operasi kering.
A: masalah teratasi sebagian.
P: lanjutkan perawatan, rencanakan perawtan luka operasi selanjutnya.
18/01 2008
3 10.00
12.00
1.mengobservasi tanda-tanda vital.
2.Mengobservasi keadaan luka operasi
5.Melayani terapi antibiotic sebagai hasil kolaborasi (inj. Cefotaxime 2x19 g, metronidazole, drips).
S: klien mengatakan tidak pernah merasa terjadi kenaikan suhu tubuh.
O: - TTV: Sb; 36,5 ºC, N; 80 x/m, P; 20 x/m, TD;120/ 80 mmHg.
![Page 18: KARSINOMA](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052620/55721349497959fc0b9200e4/html5/thumbnails/18.jpg)
- tidak terjadi peningkatan suhu tubuh.
- luka operasi kering.A: masalah tidak terjadiP: Lanjutkan perawatan
(intervensi 3,4)
18/01 2008
4 09.1013.0013.3014.00
1.Mengubah posisi klien, miring kanan.
2.Membantu dalam ambulasi3.Membantu klien dalam
pemenuhan kebutuhan sehari-hari:
- melayani makan siang- membantu klien BAK di
tempat tidur, menggunakan urinal pot.
4.Menganjurkan klien untuk beristirahat setelah selesai beraktifitas.
S: -O: - Posisi klien; miring
kanan - makan siang klien
sudah dilayaniA: masalah teratasi
sebagianP: lanjutkan perawatan,
ubah posisi dnegan sering, Bantu klien dalam pemenuhan kebutuhan sehari-sehari, jika dibutuhkan.
![Page 19: KARSINOMA](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052620/55721349497959fc0b9200e4/html5/thumbnails/19.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Suzzane C. Smeltzer dan Brenda G. Bare. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Bruner & Suddarth. Edisi 8. Volume 2. EGC. Jakarta. 2001.
Sujono Hadi. Gastroenterologi. Edisi 7. Cetakan 2. PT. Alumni. Bandung. 2002.
Doengoes. M. E. Frances. G. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. EGC. Jakarta. 2001.
Price dan Wilson. Patofisiologi dan Konsep Penyakit. EGC. Jakarta. 2005.
![Page 20: KARSINOMA](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052620/55721349497959fc0b9200e4/html5/thumbnails/20.jpg)
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J. M DENGAN“POST OPERASI KANKER REKTUM”
DI PAVILIUN MARKUS. RSU. GMIM BETHESDA TOMOHON
DITERIMA DAN DISETUJUI:
Mengetahui:
Dosen Pembimbing
Desi. Panggalo. S.Kep. Ns
Pembimbing Akademik
Elizabeth Purba. SPd. SST
Pembimbing Klinik
Noldi. Samola. Amd. Kep
![Page 21: KARSINOMA](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052620/55721349497959fc0b9200e4/html5/thumbnails/21.jpg)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J. M DENGAN“POST OPERASI KANKER REKTUM”
DI PAVILIUN MARKUS. RSU. GMIM BETHESDA TOMOHON
OLEH:MANASYE N. PLEUPNA
2005033
DOSEN PEMBIMBING:ELIZABETH PURBA SPd. SST
AKADEMI KEPERAWATAN BETHESDA TOMOHON2008
![Page 22: KARSINOMA](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052620/55721349497959fc0b9200e4/html5/thumbnails/22.jpg)
III. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Ruangan: Bedah Pria (Markus) Nama: Tn. J. M
RSU Bethesda GMIM Tomohon Umur: 59 tahun
Tgl No DIagnosa Keperawatan Perencanaan KeperawatanTujuan Intervensi Rasional
17/01 2008
1 Nyeri; Akut, berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan pemedahan, yang ditadai dengan:DS: - klien mengatakan
nyeri pada daerah bekas operasi (daerah rectum)- klien mengatakan jika ditekan, nyeri akan bertambah- klien mengatakan sulit untuk menggerakan badan karena nyeri.- klien mengatakan ada luka bekas operasi di daerah abdomen
DO: - ekspresi wajah tamapak meringis, menahan sakit.
- tampak luka bekas operasi didaerah abdomen.
Nyeri berkurang sampai hilang, dengan kriteria:
- Klien dapat melaporkan nyeri hilang/terkontrol
- Ekspresi wajah kembali ceria
1.Anjurkan Klien Untuk Melaporkan Segera Saat Mulai Nyeri
2.Pantau/Observasi Tanda-Tanda Vital
3.Kaji Tingkat Nyeri (Menggunakan Skala 0-10).
4.Kaji insisi bedah, perhatikan edema, perubahan luka (hematoma) atau inflamasi, mengeringkan tepi luka.
5.Berikan tindakan kenyamanan (mis: gosokan punggung, atau anjurkan untuk menarik nafas dalam saat nyeri).
6.Kolaborasi untuk pemberian analgetik.
1. Intervensi dini pada control nyeri memudahkan pemulihan otot/ jaringan dengan menurunkan tegangan otot dan memperbaiki sirkulasi
2.Respon automotik meliputi perubahan pada tekanan darah, nadi, dan pernapasan yang berhubungan dengan keluhan/penghilang nyeri. Abnormalitas tanda vital terus-menerus memerlukan evaluasi lanjut.
3.Mengetahui seberapa besar tingkat nyeri klien untuk kemudian direncanakan tindakan keperawatan berikutnya
4.pendarahan pada jaringan, bengkak, inflamasi local, atau terjadinya infeksi dapat menyebabkan peningkatan nyeri insisi.
5.memberikan dukungan (fisik,emosional), menurunkan tegangan otot, meningkatkan relaksasi, meningkatkan ras control dan kemampuan koping.
6.Mengontrol/ mengurangi nyeri untuk menigkatkan istirahat dan meningkatkan kerjasama dengan aturan terapeutik
![Page 23: KARSINOMA](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052620/55721349497959fc0b9200e4/html5/thumbnails/23.jpg)
- tanda vital; SB: 36 ºC, P: 20 x/ menit, N: 62 x/ m, TD: 120/80 mmHg
17/01 2008
2 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan pembedahan, yang ditandai dengan:DS: - klien mengatakan
ada luka bekas operasi di daerah abdomen- klien mengatakan jika ditekan, nyeri akan bertambah.
DO: - tampak luka bekas operasi didaerah abdomen.
- terpasang IVFD di tangan kanan klien
Mencapai pemulihan luka tepat waktu, tanpa kompliksi, dengan kriteria hasil:
- luka kering- klien
menunjukan perilaku/teknik peningkatan penyembuhan/ mencegah kerusakan kulit.
1.Pantau/observasi tanda-tanda-tanda vital dengan sering, perhatikan demam, takipnea, takikardia, dan gemetar. Periksa luka terhadap bengkak insisi berlebihan, inflamasi, drainase.
2.Rawat luka operasi, observasi keadaan umum luka.
3.gunakan plester kertas untuk balutan sesuai indikasi
1. Mungkin indikatif dari pembentukan hematoma/ terjadinya infeksi, yang menunjang pelambatan luka dan meningkatkan resiko pemisahan luka/ dehisers.
2. Mempercepat tumbuhnya jaringan baru yang akan mempercepat penyembuhan luka.
3.Penggunaan balutan sering dapat mengaibatkan kerusakan pada kulit, karena perlekatan yang kuat.
17/01 2008
3 Resiko tinggi infeksi, berhubungan dengan luks operasi dan terpasangnya alat-alat invasive, yang ditandai dengan:DS: - klien mengatakan
ada luka bekas
Mencapai pemulihan luka tepat waktu, dengan kriteria hasil:
- luka kering- bebas dari
drainase
1.Pantau/Observasi Tanda-Tanda Vital, Perhatikan Peningkatan Suhu.
1. Demam 38ºC segera setelah pembedahan, dapat menandakan infeksi pulmonal/ luka atau pembentukan tromboblebitis. Demam 38, 3 ºC dari awitan tiba-tiba dan disertai dengan menggigil, kelelahan, kelemahan, takipnea, takikardia, dan hipotensi menandakan syok septic. Peningkatan
![Page 24: KARSINOMA](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052620/55721349497959fc0b9200e4/html5/thumbnails/24.jpg)
operasi.DO: - tampak luka
bekas operasi didaerah abdomen- terpasang IVFD di tangan kanan klien- terpasang drainase di luka operasi (10 cc)- terpasang kateter urine (1000 cc).
purulen atau eritema.
- bebas dari tanda-tanda infeksi (panas, bengkak, merah, nyeri, kehilangan fungsi)
2. Kaji Luka Terhadap Tanda-Tanda Infeksi (Panas,Bengkak,Merah,Nyeri,Kehilangan Fungsi).
3.Observasi Penyatuan Luka, Karakter Drainase, Adanya Inflamasi.
4.Pertahankan perawatan luka aseptic, pertahankan balutan kering
suhu 4-7 hari setelah pembedahan, sering menandakan abses luka atau kebocoran cairan.
2. Mengetahui keadaan luka dan kemajuan penyembuhan luka. Infeksi akan memperlambat proses penyembuhan luka.
3.Perkembangan infeksi dapat memperlambat pemulihan.
4.Melindungi klien dari kontaminasi silang selama penggantian balutan. Balutan basah bertindak sebagai sumbu retrogad, menyerap kontaminan eksternal.
17/01 2008
4 Kerusakan mobilitas fisik, berhubungan dengan nyeri dan terpasangnya alat-alat invasive, ditandai dengan:DS: - klien mengatakan
sulit untuk menggerakan badan karena nyeri- klien mengatakan ± 5 hari belum mandi.
DO: - klien tampak terbaring diatas tempat tidur- aktifitas terbatas.
Mobilitas terpenuhi, dengan kriteria hasil:
- klien akan melaporkan kemampuan dalam melakukan aktifitas.
- klien dapat melakukan aktifitas kembali
1.Ubah posisi dengan sering
2.Bantu dalam ambulasi bila dibutuhkan
3.Bantu klien dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari, jika dibutuhkan.
4.Anjurkan untuk istirahat setelah melakukan aktifitas.
1.Meningkatkan suplai O2 dan meminimalkan tekanan pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan.
2.mencegah terjadinya kecelakaan atau cedera.
3.Membantu terpenuhinya kebutuhan klien.
4.Meningkatan istirahat untuk menyediakan energi yang digunakan untuk penyembuhan dan untuk aktifitas lanjut.
![Page 25: KARSINOMA](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052620/55721349497959fc0b9200e4/html5/thumbnails/25.jpg)
PATOFISIOLOGI DAN PENYIMPANGAN KDM
Faktor – faktor resiko untuk kanker kolon/ rectum.- usia lebih dari 40 tahun- riwayat polip rectal atau polip kolon- adanya polip adenomatosa atau adenoma villius- riwayat keluarga engan kanker kolon
atau poliposis dalam keluarga.- riwayat penyakit usus inflamasi ronis.- diet tinggi lemak, protein, daging, dan rendah serat.
Adenokarsinema(muncul dari lapisan epitel usus)
Kanker Rektum
Penatalaksanaan Pembedahan
Terputusnya kontinuitas jaringan
Merangsang serabut-serabut sensorik
Rangsangan nyeri dibawa dari reseptor masuk melalui radiks
dorsalis medulla spinalis
Serabut-serabut menuju thalamus
Impuls disebarkan ke orteks sensorik di dalam thalamus
Rangsangan nyeri dipersepsikan
Nyeri (akut)
Kerusakan integritas kulit
Pemasangan alat-alat invasive
Port de’ entry mikroorganisme
Resiko tinggi Infeksi
Kerusakan mobilitas
fisik