KARSINOMA

38
TINJAUAN TEORITIS A. Definisi Karsinoma dari kolon dan rectum sering dijumpai, demikian juga di Negara ita. Karsinoma di kolon lebih banya dijumpai pada wanita, sebaliknya karsinoma rekti lebih banya dijumpai pada laki-laki, dan sebagian besar daripada karsinoma terdapat pada umur 40-70 tahun. Kebanyakan orang asimptomatis dalam jangka waktu lama dan mencri bantuan kesehatan hanya bila mereka menmukan perubahan pada kebiasaan defekasi atau perdarahan rectal. B. Etiologi Penyebab nyata dari kanker kolon dan retum tidak diketahui, tetapi faktor resiko telah teridentifikasi, termasuk riwayat kanker kolon atau polip dalam keluarga, riwayat penyakit usus inflamasi kronis, dan diet tinggi lema, protein dan daging, serta rendah serat. Faktor – faktor resiko untuk kanker kolon/ rectum. - usia lebih dari 40 tahun - riwayat polip rectal atau polip kolon - adanya polip adenomatosa atau adenoma villius

Transcript of KARSINOMA

Page 1: KARSINOMA

TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi

Karsinoma dari kolon dan rectum sering dijumpai, demikian juga di Negara ita.

Karsinoma di kolon lebih banya dijumpai pada wanita, sebaliknya karsinoma rekti

lebih banya dijumpai pada laki-laki, dan sebagian besar daripada karsinoma

terdapat pada umur 40-70 tahun. Kebanyakan orang asimptomatis dalam jangka

waktu lama dan mencri bantuan kesehatan hanya bila mereka menmukan

perubahan pada kebiasaan defekasi atau perdarahan rectal.

B. Etiologi

Penyebab nyata dari kanker kolon dan retum tidak diketahui, tetapi faktor resiko

telah teridentifikasi, termasuk riwayat kanker kolon atau polip dalam keluarga,

riwayat penyakit usus inflamasi kronis, dan diet tinggi lema, protein dan daging,

serta rendah serat.

Faktor – faktor resiko untuk kanker kolon/ rectum.

- usia lebih dari 40 tahun

- riwayat polip rectal atau polip kolon

- adanya polip adenomatosa atau adenoma villius

- riwayat keluarga engan kanker kolon atau poliposis dalam keluarga.

- riwayat penyakit usus inflamasi ronis.

- diet tinggi lemak, protein, daging, dan rendah serat.

C. Patofisiologi

Kanker kolon dan rectum terutama (95 %), adenokarsinoma (muncul dari lapisan

epitel usus). Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan

menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas kedalam struktur

sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas tumor primer dan menyebar ke bagian tubuh

yang lain (paling sering ke hati).

Page 2: KARSINOMA

D. Manifestasi Klinis

Gejala sangat ditentukan oleh loasi, tahap penyakit, dan fungsi segmen usus

tempat kanker berlokasi. Gejala paling menonjol adalah perubahan pada

kebiasaan defekasi. Passase darah dalam feces adalah gejal paling umum kedua.

Gejala juga dapat mencakup anemia yang tidak diketahui penyebabnya,

anoreksia, penurunan berat badan dan keletihan.

Gejala yang sering dihubungkan engan lesi sebelah kanan adalah nyeri dangal dan

melena (feces hitam seperti ter). Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi

sebelah kir adalah yang berhubungan dengan obstruksi (nyeri abdomen dank ram,

penipisan feces, konstipasi dan distensi) serta adanya darah merah segar dalam

feces. Gejal yang dihubungkan dengan lesi rectal adalah evaluasi feces yang tidak

lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian serta feces berdarah.

E. Evaluasi Diagnostik

Bersamaan dengan pemeriksaan abdomen dan rectal, prosedur diagnostic paling

penting untuk kanker kolon/ retum adalah pengujian darah samara, enema barium,

progtosigmoidoskopi, kolonoskopi. Sebanyak 60 % dari kasus kanker koloretal

dapat diidentifikasi dengan sigmoidoskopi dengan biopsy atau apusan sitologi.

F. Penatalaksanaan Medis

Pasien dengan gejal obstruksi usus diobati dengan cairan IV dan pengisapan

nasogastrik. Apabila terdapat perdarahan yang cukup bermakna, terapi komponen

darah dapat diberikan. Pengobatan tergantung pada tahap penyakit dan

komplikasi yang berhubungan. Endoskopi, ultrasonografi, dan laparaskopi telah

terbukti berhasil dalam pentahapan kanker kolorektal pada periode praoperatif.

Pengobatan medis untuk kanker kolrektal paling sering dalam bentuk pendukung

atau terapi ajufan. Terapi ajufan biasanya diberikan selain pengobatan bedah.

Pilihan mencakup kemoterapi, terapi radiasi dan atau imunoterapi.

Page 3: KARSINOMA

G. Penatalaksanaan Bedah

Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebanyakan kanker kolon dan rectal.

Pembedahan dapat bersifat kuratif atau paliatif. Kanker yang terbatas pada satu

sisi dapat diangkat dengan kolonoskop. Kolostomi laparastokopik dengan

ppolipektomi, suatu prosedur ayng baru dikembangkan untuk meminimalkan

luasnya pembedahan pada beberapa kasus. Laparoskop digunkan sebagai

pedoman dalam membuat keputusan di kolon; massa tumor kemusian dieksisi.

Reseksi usus diindikasikan untuk kebanyakan lesi kelas A dan semua kelas B

serta lesi C. pembedahan kadang dianjurkan untuk mengatasi kanker kolon kelas

D.

H. Komplikasi

Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap.

Pertumbuhan dan ulcerasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar kolon

yang menyebabkan hemoragi. Perforasi dapat terjadi, dan mengakibatkan

pembentukan abses. Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.

Page 4: KARSINOMA

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

A. Identitas

1). Klien

Nama : Tn. J. M

Umur : 59 Tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Alamat : Karumenga, Langowan

Pekerjaan : Tukang Kayu

Suku bangsa : Minahasa/ Indonesia

Agama : Kristen Protestan

Status perkawinan : Kawin

Tgl M R S : 05 Januari 2008

Tgl Operasi : 12 Januari 2008

Tgl Pengkajian : 17 Januari 2008

Sumber data : Klien dan istri klien serta dari status klien di ruangan

Diagnosa Medis : Post Op. Karsinoma Rectum

2). Penanggung Jawab

Nama : Ny. D. T

Umur : 55 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Karunenga, Langowan

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Agama : Kristen Protestan

Hubungan dengan klien: Istri Klien

Page 5: KARSINOMA

B. Riwayat Kesehatan

1). Keluhan Utama

Nyeri pada daerah bekas operasi

2). Riwayat kesehatan sekarang

Klien masuk Rumah sakit pada tanggal 05 januari 2008, oleh dokter klien

dianjurkan untuk rawat inap, untuk rencana operasi. Klien dirawat di ruangan

Markus RSU Bethesda Tomohon sejak tanggal 5 januari-12 januari 2008,

yaitu waktu untuk dilakukan operasi. Setelah operasi klien dirawat selama 3

hari di ruangan Lukas (Recoveri Room), dan kemudian dipindahkan kembali

ke ruangan Markus. Saat dikaji (tanggal 17 januari 2008), klien tampak

terbaring diatas tempat tidur, kesdaran compos mentis. Klien mengatakan

nyeri pada daerah bekas operasi (daerah rectum), ekspresi wajah klien tampak

meringis menahan sakit. Nyeri dirasakan sampai keperut bagian bawah, klien

mengatakan nyeri tidak terlalu hebat/sakit. Klien mengatakan sulit untuk

menggerakan badan karena nyeri pada daerah bekas operasi. Saat pengkajian,

klien mampu untuk memiringkan badan sedikit kekiri dan kekanan, namun

klien tampak menahan sakit yang dirasakan. Tampak luka operasi didareah

abdomen, memanjang dari atas kebawah, terpasang kateter urine dan drainase.

Pada tangan klien terpasang IVFD untuk nutrisi (Aminofusin/Triofusin

600/500 cc + Ketorolac/Tramadol).

3). Riwayat Kesehatan Lalu

Klien pernah memeriksakan diri ke Puskesmas pada pertengahan bulan

Desember 2007, dengan kleuhan tidak BAB, namun oleh dokter Puskesmas,

klien diminta untuk periksakan diri ke RSU bBethesda Tomohon. Awalnya

klien memeriksakan diri di bagian penyakit dalam (Dr E. J), saat diminta

untuk kembali, klien memeriksakan diri ke Dr E.T, dan kemudian klien

dirujuk ke dokter ahli bedah. Klien memeriksakan diri kedokter residen

bedah, dan selanjutnya klien diminta kembali pada tanggal 28 desember 2007

untuk memeriksakan diri ke dokter ahli bedah. Tanggal 29 desember 2007,

klien datang memeriksakan diri ke Dr. S (dokter ahli bedah), oleh dokter klien

Page 6: KARSINOMA

diminta untuk menyetujui pemeriksaan biopsy, setelah itu, hasil pemeriksaan

biopsy dikirim pada tanggal 29 desember 2007. Pada tanggal 31 desember

2007, klien datang kembali ke rumah sakit untuk melihat hasil pemeriksaan ,

klien didiagnosa karsinoma rectum, dan diminta untuk dirawat di RS, untuk

rencan pembedahan. Klien datang ke RSU Bethesda Tomohon, pada tanggal 5

Januari 2008, untuk rencana operasi.

4). Riwayat kesehatan keluarga

Klien mengatakan dalam keluarga klien, tidak ada yang menderita penyakit

seperti yang diderta oleh klien, juga tidak ada yang menderita penyakit

Hipertensi atau DM.

C. Riwayat Psiko-Sosial

1). Psikososial

Klien tampak tegang, ekspresi wajah tampak meringis. Klien bersikap

kooperatif, menerima setiap tindakan yang dilakukan, menjawab pertanyaan

yang diberikan.

2). Sosial

Hubungan dengan keluarga terutama dengan istri terlihat baik. Hubungan

dengan pasien dan keluarga pasien yang ada di ruangan tempat klien dirawat,

juga terlihat baik. Klien juga bersikap kooperatif terhadap perawat – perawat

di ruangan.

D. Riwayat Spiritual

Klien menganut agama Kristen protestan. Klien yakin dengan agama dan

kepercayaan yang dianutnya. Klien mengatakan rajin ke ibadah, baik hari

minggu atau ibadah-ibadah kolom di jemaat. Klien juga percaya akan

kesembuhan penyakitnya.

Page 7: KARSINOMA

E. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum Klien

Klien terbaring diatas tempat tidur, pergerakan terbatas, ekspresi wajah

meringis menahan sakit. Kesadaran compos mentis, penampilan klien sesuai

usia klien (59 tahun), kebersihan kurang. Klien bersikap kooperatif, menjawab

pertanyaan sesuai dengan yang ditanyakan.

2. Tanda-tanda Vital

Suhu badan : 36 ºC Pernapasan : 20 x/ menit

Nadi : 62 x/ menit Tekanan darah: 120/80 mmHg

3. Sistem Pernapasan

a. Hidung : Lubang hidung ada, pernapasan baik (20 x/menit), tampak ada

sekret, tidak ada nyeri tekan daerah sinus.

b. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, teraba tekanan vena

jugularis

c. Dada : Bentuk dada normal, pergerakan dada, simetris kiri dan kanan.

4. Sistem Kardiovaskuler

a. Konjungtiva : warna pucat

b. Bibir : pucat

c. Tekanan vena jugularis : teraba

d. Nadi : 62 x/ menit

5. Sistem Pencernaan

a. Sclera : tidak ikterus

b. Bibir : pucat

c. Mulut : mukosa mulut lembab, jumlah gigi masih lengkap

d. Abdomen : tampak luka operasi, memanjang dari atas kebawah, nyeri tekan

pada daerah luka operasi

e. Anus : tampak ada benjolan yang keluar dari anus, terpasang drainase

dengan jumlah cairan 10 cc.

Page 8: KARSINOMA

6. Sistem Indera

a. Mata : tidak ada odema, bulu mata ada, alis ada. Klien mengatakan tidak

menggunakan alat bantu untuk melihat (kaca mata).

b. Hidung : penciuman baik, tidak ada nyeri tekan pada daerah sinus, tampak

ada sekret.

c. Telinga : daun telinga tampak bersih, tidak ada sekret, pendengaran baik

(saat berkomunikasi, walau dengan menggunakan suara yang

kecil/tidak terlalu keras, klien tetap dapat mendengar dan

menjawab sesuai dengan apa yang ditanyakan).

7. Sistem Saraf

a. Status mental : orienatsi tempat, orang dan waktu; baik, klien masih

mampu mengingat kejadian beberapa waktu yang lalu.

Klien mampu berkonsentrasi/perhatian pada pembicaraan.

Klien menggunakan bahasa Indonesia dengan dialeg

minahasa.

b. Kesadaran : Compos mentis. GCS; Respon mata; 4, respon suara; 5,

respon motorik; 6.

c. Bicara : Klien berbicara dengan jelas, menjawab sesuai dengan yang

ditanyakan.

8. Sistem Integumen

a. Rambut : Distribusi rambut merata, warna hitam beruban, kebersihan cukup.

b. Kulit : teraba hangat, warna sawo matang, tampak kerusakan kontinuitas

kulit akibat luka operasi didaerah abdomen.

c. Kuku : warna putih, kebersihan cukup.

9. Sistem Endokrin

a. Kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran

b. Riwayat penyakit DM: klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit DM.

c. Suhu tubuh : stabil/normal (36 ºC)

10. Sistem Perkemihan

a. Tidak ada odema palpebra

Page 9: KARSINOMA

b. Tidak ada moon face

c. Tidak ada odema anasarka

d. Klien menggunakan kateter urine (volume urine (jam 09.00: 100 cc)

11. Sistem Reproduksi

a. Jenis kelamin: laki-laki

- Terapsang kateter urine

- Gland penis; baik

- Testis; baik

- Kebersihan; kurang

- Penampilan klien sesuai usia klien, rambut beruban, sedikit berkumis.

12. Sistem Immun

Klien mengatakan tidak ada riwayat alergi (makanan, obat, asap/debu, cuaca,

bulu binatang, atau zat kimia).

F. Pola kebiasaan sehari-hari.

1). Nutrisi/ cairan

a. sebelum sakit : Makan 3x/ hari, jenis; nasi, ikan, sayur, klien tidak

terlalu suka makan buah.

Minum 7-8 gelas/ hari. Jenis; air putih, teh, kopi.

b. saat pengkajian : Nafsu makan kurang, klien hanya makan bubur susu

dan minum susu Entrasol.

Keterangan: pembatasan masukan makanan, nutrisi klien dipenuhi melalui

cairan-cairan IVFD (cairan tinggi protein).

2). Istirahat dan Tidur

a. sebelum sakit : Malam 7-8 jam/ hari.

Siang, ± 1 jam (tidak setiap hari)

b. saat pengakjian : Malam ± 7-8/ hari

Siang ± 2-3 jam/ hari

Page 10: KARSINOMA

Masalah: klien kadang terbangun karena takut selang drainase atau selang

kateter urine tercabut. Klien juga kadang terbangun karean

nyeri, namun tidak terlalu lama, klien biasanya langsung

tertidur kembali.

3). Eliminasi

a. sebelum sakit : BAB; klien mengatakan jarang BAB, dalam 1 minggu

± 1-2 x BAB, konsistensi keras, feces sedikit-sedikit

seperti kotoran kambing.

BAK; 6 – 7 x/ hari, warna kekuning-kuningan.

b. saat pengakjian : BAB; tampak kotoran (feces) yang keluar dari anus

klien, konsistensi lembek, warna kecoklatan.

BAK; menggunakan kateter urine, volume urine (jam

09.00), adalah 1000 cc. Drainase: jumlah cairan 10

cc.

Masalah : terpasang alat-alat invasive (kateter urine dan drainase)

4). Personal Hygiene

a. sebelum sakit : Mandi 1-2 x/ hari, cuci rambut, sikat gigi, ganti baju

sesuai kebutuhan.

b. saat pengkajian : Sejak selesai operasi (± 3 minggu), klien belum

mandi.

Masalah : kerusakan mobilitas fisik

5). Aktifitas dan Olahraga

a. sebelum sakit : Klien melakukan pekerjaannya sebagai petani.

Olahraga kadang-kadang.

b. saat pengkajian : Klien tampak terbaring diatas tempat tidur, aktifitas

terbatas, klien hanya bisa miring kiri dan miring

kanan.

Masalah : kerusakan mobilitas fisik.

Page 11: KARSINOMA

6). Ketergantungan

a. rokok : klien mengatakan sudah hamper 1 tahun tidak merokok.

b. alkohol : tidak ada

c. obat : tidak ada.

G. Pemeriksaan Penunjang.

1. Tanda Vital

Suhu badan : 36 ºC Pernapasan : 20 x/ menit

Nadi : 62 x/ menit Tekanan darah: 120/80 mmHg

2. Pemerikasaan Laboratorium

- Hb : 13, 1 gr %

- Leuko : 25.700 /mm3

- Trombosit : 216.000

H. Terapi Medis.

- Inj Ranitidin : 2 x 1 amp, (golongan ulceratif/ antagonis reseptor

Histamin H2)

- Metronidazole : 3 x 0,5 gram, (golongan antibiotic)

- Inj. Cefotaxime : 2 x 1 gram, (golongan antibiotic)

- Inj Bc/Vit C : I/II drips, (vitamin)

- Inj KetorolacTramadol: I/II drips, (golongan analgesic)

- Flamic : 2 x 50 mg

I. Pengelompokan Data

Data Subjektif:

- klien mengatakan nyeri pada daerah bekas operasi (daerah rectum)

- klien mengatakan jika ditekan, nyeri akan bertambah

- klien mengatakan sulit untuk menggerakan badan karena nyeri

- klien mengatakan ada luka bekas operasi di daerah abdomen

- klien mengatakan ± 5 hari belum mandi

Page 12: KARSINOMA

Data Objektif:

J. Analisa DataNo Data Penyebab Masalah1 DS: - klien mengatakan nyeri pada

daerah bekas operasi (daerah rectum)- klien mengatakan jika ditekan, nyeri akan bertambah- klien mengatakan sulit untuk menggerakan badan karena nyeri.- klien mengatakan ada luka bekas operasi di daerah abdomen

DO: - ekspresi wajah tamapak meringis, menahan sakit.- tampak luka bekas operasi didaerah abdomen.- tanda vitalSB: 36 ºC, P: 20 x/ menit, N: 62 x/ m, TD: 120/80 mmHg

Tindakan pembedahan

terputusnya kontinuitas jaringan

merangsang saraf reseptor

rangsangan ke thalamus

nyeri dipersepsikan

Nyeri: akut

2 DS: - klien mengatakan ada luka bekas operasi di daerah abdomen- klien mengatakan jika ditekan, nyeri akan bertambah.

DO: - tampak luka bekas operasi didaerah abdomen.- terpasang IVFD di tangan kanan klien

Tindakan pembedahan

terputusnya kontinuitas jaringan

Kerusakan Integritas Kulit

- ekspresi wajah tamapak meringis, menahan sakit.

- tampak luka bekas operasi didaerah abdomen

- terpasang IVFD di tangan kanan klien

- terpasang drainase di luka operasi (10 cc)

- terpasang kateter urine (1000 cc)

- tanda vitalSB: 36 ºC, P: 20 x/ menit, N: 62 x/ m, TD: 120/80 mmHg

- pergerakan klien terbatas karena terpasang alat-alat invasive, juga karena nyeri

- klien tampak terbaring diatas tempat tidur

- aktifitas terbatas

Page 13: KARSINOMA

3 DS: - klien mengatakan ada luka bekas operasi.

DO: - tampak luka bekas operasi didaerah abdomen- terpasang IVFD di tangan kanan klien- terpasang drainase di luka operasi (10 cc)- terpasang kateter urine (1000 cc).

Tindakan pembedahan

luka oprasi

tindakan terputusnya invasive kontinuitas jaringan

port de’entry mikroorganisme

Resiko Tinggi infeksi

4 DS: - klien mengatakan sulit untuk menggerakan badan karena nyeri- klien mengatakan ± 5 hari belum mandi.

DO: - klien tampak terbaring diatas tempat tidur- aktifitas terbatas.

Tindakan pembedahan

tindakan terputusnya invasive kontinuitas jaringan

Nyeri

keterbatasan pergerakan

Kerusakan mobilitas fisik

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri; Akut, berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat

tindakan pemedahan, yang ditadai dengan:

DS: - klien mengatakan nyeri pada daerah bekas operasi (daerah rectum)

- klien mengatakan jika ditekan, nyeri akan bertambah

- klien mengatakan sulit untuk menggerakan badan karena nyeri.

- klien mengatakan ada luka bekas operasi di daerah abdomen

DO: - ekspresi wajah tamapak meringis, menahan sakit.

- tampak luka bekas operasi didaerah abdomen.

- tanda vital; SB: 36 ºC, P: 20 x/ menit, N: 62 x/ m, TD: 120/80 mmHg

2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terputusnya kontinuitas

jaringan akibat tindakan pembedahan, yang ditandai dengan:

DS: - klien mengatakan ada luka bekas operasi di daerah abdomen

- klien mengatakan jika ditekan, nyeri akan bertambah.

DO: - tampak luka bekas operasi didaerah abdomen.

Page 14: KARSINOMA

- terpasang IVFD di tangan kanan klien

3. Resiko tinggi infeksi, berhubungan dengan luks operasi dan terpasangnya

alat-alat invasive, yang ditandai dengan:

DS: - klien mengatakan ada luka bekas operasi.

DO: - tampak luka bekas operasi didaerah abdomen

- terpasang IVFD di tangan kanan klien

- terpasang drainase di luka operasi (10 cc)

- terpasang kateter urine (1000 cc).

4. Kerusakan mobilitas fisik, berhubungan dengan nyeri dan terpasangnya alat-

alat invasive, ditandai dengan:

DS: - klien mengatakan sulit untuk menggerakan badan karena nyeri

- klien mengatakan ± 5 hari belum mandi.

DO: - klien tampak terbaring diatas tempat tidur

- aktifitas terbatas.

Page 15: KARSINOMA

IV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Tgl NoDX

Jam Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan

17/012008

1 10.00 1.Menganjurkan klien untuk melaporkan segera saat mulai nyeri.

2.Mengobservasi tanda-tanda vital klien

3.Mengkaji tingat nyeri, menggunakan skala nyeri 0-10

5.Memberikan tindakan kenyamanan (mis: meminta istri klien untuk menggosok punggung klien saat nyeri dirasakan, dan juga menganjurkan klien untuk menarik napas dalam saat nyeri datang.

6.Melayani pemberian terapi analgetik, sebagai hasil kolaborasi

Jam: 14.15 witaS: klien mengatakan masih

terasa nyeri pada daerah luka operasi.

O: - Ekspresi wajah klien meringis menahan sakit, terlebih pada saat digerakan badannya.

- Tanda-tanda vital: SB: 36ºC, N: 62 x/m, P: 20 x/m, TD: 120/ 80 mmHg

- skala nyeri: 3-5 (nyeri sedang)

A: masalah belum teratasiP: Pertahankan tindakan

keperawatan

17/01 2008

2 10.00

13.30

1.Mengobservasi tanda-tanda vital.

2.Merawat luka operasi, mengobservasi keadaan umum luka.

Jam. 14.20S: -O: -luka operasi sudah

dirawat, keadaan luka: bagian atas luka kering, tidak bengkak, tidak merah. Bagian bawah luka tampak ada pengeluaran cairan (bukan purulen), klien mengeluh nyeri pada luka saat ditekan.

- Tanda-tanda vital: SB: 36ºC, N: 62 x/m, P: 20 x/m, TD: 120/ 80 mmHg

A: masalah belum teratasi17/01 2008

3 10.00 1.Mengobservasi tanda-tanda vital, memperhatikan peningkatan suhu tubuh klien

Jam 14.25 witaS: klien mengatakan tidak

pernah merasa suhu

Page 16: KARSINOMA

13.30

13.45

13.30

2.Mengkaji luka terhadap tanda-tanda infeksi

3.Mengobseravsi penyatuan luka pada saat merawat luka

4.Mempertahankan perawatan luka dengan teknik aseptic.

tubuhnya naik, atau badannya panas.

O: - Luka telah dirawat dengan teknik aseptic

- tidak ada tanda-tanda infeksi: (panas, bengkak, merah, nyeri, kehilangan fungsi).

- Tanda-tanda vital: SB: 36ºC, N: 62 x/m, P: 20 x/m, TD: 120/ 80 mmHg

- Luka kering.A: masalah tidak terjadiP: Lanjutkan perawatan;

rawat luka, dengan mempertahankan teknik aseptic.

17/01 2008

4 10.00

13.50

1.Mengubah posisi klien (posisi; miring kanan).

2.Membantu dalam ambulasi3.Membantu klien dalam

pemenuhan kebutuhan sehari-hari: melayani makan klien dan mengganti pakaian klien dnegan pakaian yang bersih.

4.Menganjurkan klien untuk beristirahat,setelah selesai beraktifitas

Jam. 14.30S: klien mengatakan sudah

mampu menggerakan badan.

O: - posisi klien (miring kanan).

- pakaian klien sudah diganti dengan pakaian yang bersih.

- makaan siang klien sudah dialayani

- klien tampak sedang beristirahat

A: masalah teratasi sebagian.

P: Lanjutkan tindakan perawatan, ubah posisi klien dengan sering.

Page 17: KARSINOMA

V. CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN

Tgl No DX

Jam Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan

18/012008

1 10.00 2.Mengobservasi tanda-tanda vital.

6.Melayani pemberian terapi analgetik sebagai hasil kolaborasi

Jam 14.15. witaS: klien mengatakan

nyeri berkurangO: - Ekspresi wajah

ceria, klien dapat berkomunikasi dengan baik, bahkan bercanda.

- TTV: Sb; 36,5 ºC, N; 80 x/m, P; 20 x/m, TD;120/ 80 mmHg.

A: masalah teratasi sebagian.

P: Lanjutkan tindakan perawatan (intervensi 1,3,4,5, terlebih jika ada nyeri)

18/01 2008

2 10.00

12.00

1.Mengobservasi tanda-tanda vital

2.Memantau keadaan luka operasi

S: -O: - TTV: Sb; 36,5 ºC,

N; 80 x/m, P; 20 x/m, TD;120/ 80 mmHg, luka operasi kering.

A: masalah teratasi sebagian.

P: lanjutkan perawatan, rencanakan perawtan luka operasi selanjutnya.

18/01 2008

3 10.00

12.00

1.mengobservasi tanda-tanda vital.

2.Mengobservasi keadaan luka operasi

5.Melayani terapi antibiotic sebagai hasil kolaborasi (inj. Cefotaxime 2x19 g, metronidazole, drips).

S: klien mengatakan tidak pernah merasa terjadi kenaikan suhu tubuh.

O: - TTV: Sb; 36,5 ºC, N; 80 x/m, P; 20 x/m, TD;120/ 80 mmHg.

Page 18: KARSINOMA

- tidak terjadi peningkatan suhu tubuh.

- luka operasi kering.A: masalah tidak terjadiP: Lanjutkan perawatan

(intervensi 3,4)

18/01 2008

4 09.1013.0013.3014.00

1.Mengubah posisi klien, miring kanan.

2.Membantu dalam ambulasi3.Membantu klien dalam

pemenuhan kebutuhan sehari-hari:

- melayani makan siang- membantu klien BAK di

tempat tidur, menggunakan urinal pot.

4.Menganjurkan klien untuk beristirahat setelah selesai beraktifitas.

S: -O: - Posisi klien; miring

kanan - makan siang klien

sudah dilayaniA: masalah teratasi

sebagianP: lanjutkan perawatan,

ubah posisi dnegan sering, Bantu klien dalam pemenuhan kebutuhan sehari-sehari, jika dibutuhkan.

Page 19: KARSINOMA

DAFTAR PUSTAKA

Suzzane C. Smeltzer dan Brenda G. Bare. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.

Bruner & Suddarth. Edisi 8. Volume 2. EGC. Jakarta. 2001.

Sujono Hadi. Gastroenterologi. Edisi 7. Cetakan 2. PT. Alumni. Bandung. 2002.

Doengoes. M. E. Frances. G. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. EGC. Jakarta. 2001.

Price dan Wilson. Patofisiologi dan Konsep Penyakit. EGC. Jakarta. 2005.

Page 20: KARSINOMA

LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J. M DENGAN“POST OPERASI KANKER REKTUM”

DI PAVILIUN MARKUS. RSU. GMIM BETHESDA TOMOHON

DITERIMA DAN DISETUJUI:

Mengetahui:

Dosen Pembimbing

Desi. Panggalo. S.Kep. Ns

Pembimbing Akademik

Elizabeth Purba. SPd. SST

Pembimbing Klinik

Noldi. Samola. Amd. Kep

Page 21: KARSINOMA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J. M DENGAN“POST OPERASI KANKER REKTUM”

DI PAVILIUN MARKUS. RSU. GMIM BETHESDA TOMOHON

OLEH:MANASYE N. PLEUPNA

2005033

DOSEN PEMBIMBING:ELIZABETH PURBA SPd. SST

AKADEMI KEPERAWATAN BETHESDA TOMOHON2008

Page 22: KARSINOMA

III. PERENCANAAN KEPERAWATAN

Ruangan: Bedah Pria (Markus) Nama: Tn. J. M

RSU Bethesda GMIM Tomohon Umur: 59 tahun

Tgl No DIagnosa Keperawatan Perencanaan KeperawatanTujuan Intervensi Rasional

17/01 2008

1 Nyeri; Akut, berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan pemedahan, yang ditadai dengan:DS: - klien mengatakan

nyeri pada daerah bekas operasi (daerah rectum)- klien mengatakan jika ditekan, nyeri akan bertambah- klien mengatakan sulit untuk menggerakan badan karena nyeri.- klien mengatakan ada luka bekas operasi di daerah abdomen

DO: - ekspresi wajah tamapak meringis, menahan sakit.

- tampak luka bekas operasi didaerah abdomen.

Nyeri berkurang sampai hilang, dengan kriteria:

- Klien dapat melaporkan nyeri hilang/terkontrol

- Ekspresi wajah kembali ceria

1.Anjurkan Klien Untuk Melaporkan Segera Saat Mulai Nyeri

2.Pantau/Observasi Tanda-Tanda Vital

3.Kaji Tingkat Nyeri (Menggunakan Skala 0-10).

4.Kaji insisi bedah, perhatikan edema, perubahan luka (hematoma) atau inflamasi, mengeringkan tepi luka.

5.Berikan tindakan kenyamanan (mis: gosokan punggung, atau anjurkan untuk menarik nafas dalam saat nyeri).

6.Kolaborasi untuk pemberian analgetik.

1. Intervensi dini pada control nyeri memudahkan pemulihan otot/ jaringan dengan menurunkan tegangan otot dan memperbaiki sirkulasi

2.Respon automotik meliputi perubahan pada tekanan darah, nadi, dan pernapasan yang berhubungan dengan keluhan/penghilang nyeri. Abnormalitas tanda vital terus-menerus memerlukan evaluasi lanjut.

3.Mengetahui seberapa besar tingkat nyeri klien untuk kemudian direncanakan tindakan keperawatan berikutnya

4.pendarahan pada jaringan, bengkak, inflamasi local, atau terjadinya infeksi dapat menyebabkan peningkatan nyeri insisi.

5.memberikan dukungan (fisik,emosional), menurunkan tegangan otot, meningkatkan relaksasi, meningkatkan ras control dan kemampuan koping.

6.Mengontrol/ mengurangi nyeri untuk menigkatkan istirahat dan meningkatkan kerjasama dengan aturan terapeutik

Page 23: KARSINOMA

- tanda vital; SB: 36 ºC, P: 20 x/ menit, N: 62 x/ m, TD: 120/80 mmHg

17/01 2008

2 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan pembedahan, yang ditandai dengan:DS: - klien mengatakan

ada luka bekas operasi di daerah abdomen- klien mengatakan jika ditekan, nyeri akan bertambah.

DO: - tampak luka bekas operasi didaerah abdomen.

- terpasang IVFD di tangan kanan klien

Mencapai pemulihan luka tepat waktu, tanpa kompliksi, dengan kriteria hasil:

- luka kering- klien

menunjukan perilaku/teknik peningkatan penyembuhan/ mencegah kerusakan kulit.

1.Pantau/observasi tanda-tanda-tanda vital dengan sering, perhatikan demam, takipnea, takikardia, dan gemetar. Periksa luka terhadap bengkak insisi berlebihan, inflamasi, drainase.

2.Rawat luka operasi, observasi keadaan umum luka.

3.gunakan plester kertas untuk balutan sesuai indikasi

1. Mungkin indikatif dari pembentukan hematoma/ terjadinya infeksi, yang menunjang pelambatan luka dan meningkatkan resiko pemisahan luka/ dehisers.

2. Mempercepat tumbuhnya jaringan baru yang akan mempercepat penyembuhan luka.

3.Penggunaan balutan sering dapat mengaibatkan kerusakan pada kulit, karena perlekatan yang kuat.

17/01 2008

3 Resiko tinggi infeksi, berhubungan dengan luks operasi dan terpasangnya alat-alat invasive, yang ditandai dengan:DS: - klien mengatakan

ada luka bekas

Mencapai pemulihan luka tepat waktu, dengan kriteria hasil:

- luka kering- bebas dari

drainase

1.Pantau/Observasi Tanda-Tanda Vital, Perhatikan Peningkatan Suhu.

1. Demam 38ºC segera setelah pembedahan, dapat menandakan infeksi pulmonal/ luka atau pembentukan tromboblebitis. Demam 38, 3 ºC dari awitan tiba-tiba dan disertai dengan menggigil, kelelahan, kelemahan, takipnea, takikardia, dan hipotensi menandakan syok septic. Peningkatan

Page 24: KARSINOMA

operasi.DO: - tampak luka

bekas operasi didaerah abdomen- terpasang IVFD di tangan kanan klien- terpasang drainase di luka operasi (10 cc)- terpasang kateter urine (1000 cc).

purulen atau eritema.

- bebas dari tanda-tanda infeksi (panas, bengkak, merah, nyeri, kehilangan fungsi)

2. Kaji Luka Terhadap Tanda-Tanda Infeksi (Panas,Bengkak,Merah,Nyeri,Kehilangan Fungsi).

3.Observasi Penyatuan Luka, Karakter Drainase, Adanya Inflamasi.

4.Pertahankan perawatan luka aseptic, pertahankan balutan kering

suhu 4-7 hari setelah pembedahan, sering menandakan abses luka atau kebocoran cairan.

2. Mengetahui keadaan luka dan kemajuan penyembuhan luka. Infeksi akan memperlambat proses penyembuhan luka.

3.Perkembangan infeksi dapat memperlambat pemulihan.

4.Melindungi klien dari kontaminasi silang selama penggantian balutan. Balutan basah bertindak sebagai sumbu retrogad, menyerap kontaminan eksternal.

17/01 2008

4 Kerusakan mobilitas fisik, berhubungan dengan nyeri dan terpasangnya alat-alat invasive, ditandai dengan:DS: - klien mengatakan

sulit untuk menggerakan badan karena nyeri- klien mengatakan ± 5 hari belum mandi.

DO: - klien tampak terbaring diatas tempat tidur- aktifitas terbatas.

Mobilitas terpenuhi, dengan kriteria hasil:

- klien akan melaporkan kemampuan dalam melakukan aktifitas.

- klien dapat melakukan aktifitas kembali

1.Ubah posisi dengan sering

2.Bantu dalam ambulasi bila dibutuhkan

3.Bantu klien dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari, jika dibutuhkan.

4.Anjurkan untuk istirahat setelah melakukan aktifitas.

1.Meningkatkan suplai O2 dan meminimalkan tekanan pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan.

2.mencegah terjadinya kecelakaan atau cedera.

3.Membantu terpenuhinya kebutuhan klien.

4.Meningkatan istirahat untuk menyediakan energi yang digunakan untuk penyembuhan dan untuk aktifitas lanjut.

Page 25: KARSINOMA

PATOFISIOLOGI DAN PENYIMPANGAN KDM

Faktor – faktor resiko untuk kanker kolon/ rectum.- usia lebih dari 40 tahun- riwayat polip rectal atau polip kolon- adanya polip adenomatosa atau adenoma villius- riwayat keluarga engan kanker kolon

atau poliposis dalam keluarga.- riwayat penyakit usus inflamasi ronis.- diet tinggi lemak, protein, daging, dan rendah serat.

Adenokarsinema(muncul dari lapisan epitel usus)

Kanker Rektum

Penatalaksanaan Pembedahan

Terputusnya kontinuitas jaringan

Merangsang serabut-serabut sensorik

Rangsangan nyeri dibawa dari reseptor masuk melalui radiks

dorsalis medulla spinalis

Serabut-serabut menuju thalamus

Impuls disebarkan ke orteks sensorik di dalam thalamus

Rangsangan nyeri dipersepsikan

Nyeri (akut)

Kerusakan integritas kulit

Pemasangan alat-alat invasive

Port de’ entry mikroorganisme

Resiko tinggi Infeksi

Kerusakan mobilitas

fisik