Kandidiasis pseudomembran akut

4
Kandidiasis pseudomembran akut Disebut juga oral thrush, 2,3,11 kandidosis pseudomembran akut. 2 Tampak plak/pseudomembran, putih seperti sari susu, mengenai mukosa bukal, lidah dan permukaan oral lainnya.3,6 Pseudomembran tersebut terdiri atas kumpulan hifa dan sel ragi, sel radang, bakteri, sel epitel, debris makanan dan jaringan nekrolitik. 2,3 Bila plak diangkat tampak dasar mukosa eritematosa atau mungkin berdarah dan terasa nyeri sekali. 2,3,11 5 1.2. Kandidiasis atrofi akut Disebut juga midline glossitis, 11 kandidosis antibiotik,3 glossodynia,1 antibiotic tongue, 1 kandidosis eritematosa akut.2 Mungkin merupakan kelanjutan kandidiasis pseudomembran akut akibat menumpuknya pseudomembran.11 Daerah yang terkena tampak khas sebagai lesi eritematosa, simetris, tepi berbatas tidak teratur pada permukaan dorsal tengah lidah, sering hilangnya papila lidah11 dengan pembentukan pseudomembran minimal dan ada rasa nyeri.2 Sering berhubungan dengan pemberian antibiotik spektrum luas,2,3 kortikosteroid sistemik, inhalasi maupun topikal.3 1.3. Kandidiasis atrofi kronis Disebut juga denture stomatitis. 2,3,11 denture-sore mouth. 2 Bentuk tersering pada pemakai gigi palsu (1 di antara 4 pemakai) dan 60% di atas usia 65 tahun, serta wanita lebih sering terkena.3 Gambaran khas berupa eritema kronis dan edema di sebagian palatum di bawah prostesis maksilaris.3,11 Ada 3 stadium11 yang berawal dari lesi bintik-bintik (pinpoint) yang hiperemia, terbatas pada asal duktus kelenjar mukosa palatum. Kemudian dapat meluas sampai hiperemia generalisata dan peradangan seluruh area yang menggunakan gigi palsu. Bila tidak diobati pada tahap selanjutnya terjadi hiperplasia papilar granularis. Kandidiasis atrofi kronis sering disertai kheilosis kandida, 3 tidak menunjukkan gejala atau hanya gejala ringan. C.albicans lebih sering ditemukan pada permukaan gigi palsu daripada di permukaan mukosa.3 Bila ada gejala, umumnya pada pasien dengan peradangan granular atau

description

pbl

Transcript of Kandidiasis pseudomembran akut

Page 1: Kandidiasis pseudomembran akut

Kandidiasis pseudomembran akut

Disebut juga oral thrush,

2,3,11 kandidosis pseudomembran akut.

2 Tampak plak/pseudomembran, putih seperti sari susu, mengenai mukosa bukal, lidah dan permukaan oral lainnya.3,6 Pseudomembran tersebut terdiri atas kumpulan hifa dan sel ragi, sel radang, bakteri, sel epitel, debris makanan dan jaringan nekrolitik. 2,3 Bila plak diangkat tampak dasar mukosa eritematosa atau mungkin berdarah dan terasa nyeri sekali. 2,3,11 5 1.2.

Kandidiasis atrofi akut

Disebut juga midline glossitis, 11 kandidosis antibiotik,3 glossodynia,1 antibiotic tongue, 1 kandidosis eritematosa akut.2 Mungkin merupakan kelanjutan kandidiasis pseudomembran akut akibat menumpuknya pseudomembran.11 Daerah yang terkena tampak khas sebagai lesi eritematosa, simetris, tepi berbatas tidak teratur pada permukaan dorsal tengah lidah, sering hilangnya papila lidah11 dengan pembentukan pseudomembran minimal dan ada rasa nyeri.2 Sering berhubungan dengan pemberian antibiotik spektrum luas,2,3 kortikosteroid sistemik, inhalasi maupun topikal.3 1.3.

Kandidiasis atrofi kronis

Disebut juga denture stomatitis. 2,3,11 denture-sore mouth. 2 Bentuk tersering pada pemakai gigi palsu (1 di antara 4 pemakai) dan 60% di atas usia 65 tahun, serta wanita lebih sering terkena.3 Gambaran khas berupa eritema kronis dan edema di sebagian palatum di bawah prostesis maksilaris.3,11 Ada 3 stadium11 yang berawal dari lesi bintik-bintik (pinpoint) yang hiperemia, terbatas pada asal duktus kelenjar mukosa palatum. Kemudian dapat meluas sampai hiperemia generalisata dan peradangan seluruh area yang menggunakan gigi palsu. Bila tidak diobati pada tahap selanjutnya terjadi hiperplasia papilar granularis. Kandidiasis atrofi kronis sering disertai kheilosis kandida, 3 tidak menunjukkan gejala atau hanya gejala ringan. C.albicans lebih sering ditemukan pada permukaan gigi palsu daripada di permukaan mukosa.3 Bila ada gejala, umumnya pada pasien dengan peradangan granular atau generalisata, keluhan dapat berupa rasa terbakar, pruritus dan nyeri ringan sampai berat.11 1.4.

Kandidiasis hiperplastik kronis

Disebut juga leukoplakia kandida2,3,11 Gejala bervariasi dari bercak putih, yang hampir tidak teraba sampai plak kasar yang melekat erat pada lidah, palatum atau mukosa bukal.3,11 Keluhan umumnya rasa kasar atau pedih di daerah yang terkena.2 Tidak seperti pada kandidiasis pseudomembran, plak disini tidak dapat dikerok. Harus dibedakan dengan leukoplakia oral oleh sebab lain yang sering dihubungkan dengan rokok sigaret dan keganasan.2,11 Terbanyak pada pria, umumnya di atas usia 30 tahun dan perokok.2 1.5. Kheilosis kandida Sinonim perleche, 1,3 angular cheilitis, 2 angular stomatitis. 2 Khas ditandai eritema, fisura, maserasi dan pedih pada sudut mulut.2,3 Biasanya pada mereka yang mempunyai kebiasaan menjilat bibir atau pada pasien usia lanjut dengan kulit yang kendur pada komisura mulut.3 Juga karena hilangnya dimensi vertikal pada 1/3 bawah muka karena hilangnya

Page 2: Kandidiasis pseudomembran akut

susunan gigi atau pemasangan gigi palsu yang jelek dan oklusi yang salah. Biasanya dihubungkan dengan kandidiasis atrofi kronis karena pemakaian gigi palsu.

3 Klasifikasi Kandidiasis Oral (KO) lainnya yaitu13 :

1. Kandidiasis oral primer

1.1. Bentuk akut

1.1.1. Pseudomembranous (Kandidiasis pseudomembranous)

1.1.2. Eritematous (Kandidiasis atrofi akut) 6

1.2. Bentuk Kronis

1.2.1. Hiperplastik : a. Nodular, b. Plak

1.2.2. Eritematous

1.3. Lesi berhubungan Candida

1.3.1. Denture Stomatitis (Kandidiasis atrofi kronis)

1.3.2. Angular Cheilitis (Kheilosis Kandida)

1.3.3. Glositis romboid median

1.3.4. Linear gingival erythema

2. Kandidiasis oral sekunder

Manifestasi oral Kandidiasis mukokutaneous sistemik sebagai akibat penyakit seperti aplasia thymus dan sindroma endokrinopati Kandidiasis Glositis romboid median : Merupakan bentuk lanjutan atau varian kandidiasis hiperplastik kronis.2 Pada bagian tengah permukaan dorsal lidah terjadi atrofi papila. 2,3 Linear gingival erythema13 : - Bentuk terbaru dijumpai pada pasien HIV - Lesinya berupa garis merah minimal 2 mm meluas antara papilla gingiva yang berdekatan/ mengitari tepi gingiva. - Dapat lokalisata pada tepi gingiva satu atau dua gigi atau generalisata - Ini dapat karena infeksi campuran bakteri dan jamur karena dasarnya defisiensi imun generalisata. 2. Kandidiasis mukosa pada pasien Imunokompromais Pasien Imunokompromais yang dibicarakan disini terbatas pada pasien HIV/AIDS, dan pasien penerima cangkok organ padat (ginjal, liver).14 Meskipun Kandidiasis mukosa yaitu KO adalah infeksi jamur tersering pada pasien HIV seropositif, di Asia Tenggara tersering infeksi jamurnya di populasi ini adalah malassezia follikulitis, infeksi Kriptokokkosis dan infeksi jamur dimorfik seperti Histoplasmosis, Koksidioidomikosis dan tersering ke 2 yaitu Penisillinosis. Kandidiasis mukosa mengenai 90% pasien HIV seropositif (fase lanjut, CD4 < 200, terinfenksi > 10 tahun) tersering terjadi dalam bentuk Kandidiasis oral (KO) dapat hairy leukoplakia pada fase lebih lanjut.14,15 Kandidiasis vagina rekuren pada wanita, maupun Kandidiasis kutis tidak meningkat, seperti pada pasien imunokompeten.16 Pada fase dini infeksi HIV (CD4 > 500, terinfeksi 10 minggu – 5 tahun) biasanya terjadi dermatophytosis,

Page 3: Kandidiasis pseudomembran akut

tersering karena Trichophyton rubrum yaitu tinea pedis kronis dan tinea kruris, dapat juga tinea corporis, onikomikosis dan perifolikulitis superfisial, yaitu dermal maupun Majocchi’s granuloma.15 Pada fase intermediet infeksi HIV (CD4 < 500 - > 200, terinfeksi 5 tahun – 10 tahun meningkat Pitiriasis versikolor.15 7 Angka kesakitannya sangat menurun dalam beberapa tahun ini karena adanya terapi antiretroviral (ARV).14,15 Pasien transplantasi kurang berkembang menjadi Kandidiasis superfisialis (Kandidiasis oral dan kutis) dibanding dengan pasien HIV, tetapi penerima organ transplantasi lebih berkembang menjadi Kandidiasis sistemik,14 terutama pada 2-6 minggu post transplantasi (periode dini) dan 1-6 bulan post transplantasi (periode intermediet),14 dan juga dapat terjadi aspergilosis.14 Pada lebih 6 bulan post transplantasi (periode lanjut) maka yang terjadi biasanya histoplasmosis diseminata, aspergilosis dan dermatofitosis. 14 Bila terjadi penolakan organ transplant maka yang terjadi adalah kriptokokkosis dan infeksi oportunistik lainnya.14 3. Kandidiasis oral pada pasien HIV/AIDS Timbulnya KO sering sebagai indikasi pertama dari infeksi HIV baik akut maupun kronis. Pasien mengeluh gejala-gejala yaitu : panas terbakar, perubahan rasa dan kesulitan menelan cairan maupun makanan padat, kadang-kadang asimtomatik. 14,16 Limfosit CD4 kurang dari 200 sel/mm3 merupakan faktor risiko terjadinya KO, sedangkan bila kurang dari 100 sel/mm3 akan timbul juga Kandidiasis kuku.14 Tampak seperti oral thrush khas yang berhubungan dengan hairy leucoplakia atau mengenai esofagus.16 Empat bentuk tersering yang berhubungan dengan infeksi HIV adalah14,16 1. Kandidiasis pseudomembran akut 2. Kandidiasis atrofi akut 3. Kheilosis Kandida (perleche) 4. Kandidiasis hiperplastik kronis14 Penelitian pada tahun 2007 di Surabaya pada pasein HIV/AIDS didapat gambaran klinis Kandidiasis pseudomembran akut 50%, Kandidiasis eritematosis akut 31,25%, Kandidiasis hiperplastik kronik 12,12%, perleche 3,13% dan kombinasi Kandidiasis eritematosis akut dan perleche 3,13%4 . Lebih dari 50% pasien infeksi HIV akan berlanjut menjadi AIDS dalam 3 tahun dengan tampak adanya Kandidiasis orofaring.16 Kandidiasis mukosa merupakan manifestasi paling sering dijumpai pada anak-anak dengan infeksi HIV. Bila CD4 kurang dari 500 sel/mm3 infeksi KO pada anak-anak dapat lebih berat, menetap dan resisten terhadap pengobatan. Walau KO pada anak-anak usia 6 bulan pertama sering dijumpai, tetapi pasien dipertimbangkan keadaan imunokompromais bila sering kambuh atau pada kasus yang sulit sembuh.16 Luasnya pemakaian profilaksi flukonazol pada pasien HIV menyebabkan strain C.albicans resistensi flukonazol dan meningkatkan C.non-albicans terutama pada stadium akhir AIDS. Sejak pemberian Anti Retroviral Terapi (ARV), C.albicans yang resistensi flukonazol sangat menurun.9 C.dubliniensis dapat salah diagnosis sebagai C.albicans yang resistensi flukonazol.9