kandidiasis makalah

43
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tubuh yang normal mempunyai berbagai jenis mikroorganisme termasuk bakteri dan jamur. Beberapa mikroorganisme tersebut berguna untuk tubuh, beberapa memberikan keuntungan dan beberapa ada yang merugikan bagi manusia. Kandidiasis (moniliasis) adalah suatu infeksi oleh jamur Candida, yang sebelumnya disebut Monilia. Kandidiasis oral atau sering disebut sebagai moniliasis merupakan suatu infeksi yang paling sering dijumpai dalam rongga mulut manusia, dengan prevalensi 20%-75% dijumpai pada manusia sehat tanpa gejala. Kandidiasis pada penyakit sistemik menyebabkan peningkatan angka kematian sekitar 71%- 79%. Terkadang yang diserang adalah bayi dan orang dewasa yang tubuhnya lemah. Pada bayi bisa didapat dari dot, pakaian, bantal, dan sebagainya. Kandidiasis oral merupakan salah satu penyakit pada rongga mulut berupa lesi merah dan lesi putih yang disebabkan oleh jamur jenis Candida sp, dimana Candida albican merupakan jenis jamur yang menjadi penyebab utama. 1

description

penyakit tropis

Transcript of kandidiasis makalah

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangTubuh yang normal mempunyai berbagai jenis mikroorganisme termasuk bakteri dan jamur. Beberapa mikroorganisme tersebut berguna untuk tubuh, beberapa memberikan keuntungan dan beberapa ada yang merugikan bagi manusia.Kandidiasis (moniliasis) adalah suatu infeksi oleh jamur Candida, yang sebelumnya disebut Monilia. Kandidiasis oral atau sering disebut sebagai moniliasis merupakan suatu infeksi yang paling sering dijumpai dalam rongga mulut manusia, dengan prevalensi 20%-75% dijumpai pada manusia sehat tanpa gejala. Kandidiasis pada penyakit sistemik menyebabkan peningkatan angka kematian sekitar 71%-79%. Terkadang yang diserang adalah bayi dan orang dewasa yang tubuhnya lemah. Pada bayi bisa didapat dari dot, pakaian, bantal, dan sebagainya.Kandidiasis oral merupakan salah satu penyakit pada rongga mulut berupa lesi merah dan lesi putih yang disebabkan oleh jamur jenis Candida sp, dimana Candida albican merupakan jenis jamur yang menjadi penyebab utama.Oleh karena Kandidiasis ini meliputi infeksi yang berkisar dari yang ringan seperti sariawan mulut dan vaginitis, sampai yang berpotensi mengancam kehidupan manusia. Maka dari itu diperlukan beberapa penanganan dalam menyembuhkannya serta mencegahnya. Di dalam makalah ini akan dibahas mengenai kandidiasis tersebut lebih lanjut.

1.2 Rumusan Masalah1. Apa itu kandidiasis ?2. Bagaimana Anatomi dan Fisiologi dari sistem integritas ?3. Apa saja etiologi dari kandidiasis ?4. Bagaimana patofisiologi dari kandidiasis ?5. Bagaiamana WOC pada penyakit kandidiasis?6. Apa saja Manifestasi Klinis dari kandidiasis ?7. Apa saja Komplikasi yang terjadi pada penyakit kandidiasis ?8. Bagaimana penatalaksanaan yang dilakukan pada klien kandidiasis ? 9. Apa saja pemeriksaan penunjang pada kandidiasis ?10. Apa saja pengobatan yang dilakukan pada klien kandidiasis?11. Bagaimana pencegahan pada penyakit kandidiasis ?

1.3 TujuanTujuan umum dari penulisan makalah ini di harapkan mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan penyakit kandidiasis.Tujuan dari penulisan makalah diharapkan mampu memahami dan menjelaskan :1. Pengertian dari kandidiasis 2. Anatomi dan Fisiologi dari Sistem integritas3. Etiologi dari kandidiasis4. Patofisiologi dari kandidiasis5. WOC pada penyakit kandidiasis6. Manifestasi Klinis dari kandidiasis7. Komplikasi yang terjadi pada penyakit kandidiasis8. Penatalaksanaan yang dilakukan pada klien kandidiasis9. Pemeriksaan penunjang pada kandidiasis10. Pengobatan yang dilakukan pada klien kandidiasis11. Pencegahan pada penyakit kandidiasis

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian KandidiasisKandidiasis adalah suatu infeksi akut atau subakut yang disebabkan oleh Candidicia albicans atau kadang-kadang oleh spesies kandida yang lain, yang dapat menyerang berbagai jaringan tubuh. (Siregar, 2005)Candidiasis atau kandidiasis adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur dari spesies Candida albicans.Adanya jamur pada diri manusia adalah hal yang alami dan memang selalu ada pada diri manusia seperti di daerah mulut, tenggorokan, vagina, dan pada sistem pencernaan lainnya.Dalam kondisi normal (tidak berlebihan), kehadiran jamur Candidia albicans sebernarnya tidak membahayakan.Pertumbuhan jamur yang berlebihan dapat menyebabkan infeksi.Penyakit candidiasis ini sangat rentan terhadap orang-orang yang memiliki sistem imun yang lemah termasuk pada penderita AIDS, steroid berlebihan, kontrasepsi hormone, diabetes, kanker, depresi, orang tua dan orang-orang dengan kondisi medis yang kronis paling beresiko.Mengkonsumsi obat tertentu dalam jangka lama dapat mempercepat pertumbuhan jamura candidia ini.2.2 Anatomi dan fisiologi1. Anatomi dan Fisiologi MulutMulut merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada manusia. Mulut terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus.Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau.Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.2. Anatomi dan Fisiologi KulitKulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan organ terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang dewwasa sekitar 2,7 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur, dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium, minus, dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu, dan bokong. Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda. Lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan lapisan jaringan ikat. EpidermisEpidermis adalah suatu lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit. Langerhans dan merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh. Paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenarasi setiap 4-6 % minggu. Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan paling atas sampai yang dalam) : 1. Stratum korneum : terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti2. Stratum Lusidum berupa garis translusen biasanya terdapat pada kulit tebal telapak2.3 Manifestasi Klinis dan Jenis-Jenis CandidiasisBerbagai jenis kandidiasis mempunyai ciri khas yang bergantung pada alat-alat yang terkena. Conant, 1971 (dalam Siregar, 2005) membagi kandidiasis dalam beberapa kelompok meliputi: kandidiasis selaput lendir, kandidiasis kutis, dan reaksi id.

1. Kandidiasis selaput lendir, misalnya:a. Kandidiasis oralDisebut juga Oral trush, memberi gambaran klinis berupa stomatitis akut. Pada selaput lendir mulut tampak bercak-bercak putih kekuninggan yang timbul dari dalam selaput lendir yang merah yang disebut membran palsu.membran palsu ini dapat meluas sampai menutupi lidah dan palatum mole.

Kandidiasis oral pada mukosa bibir, tampak bercak-bercak berupa membran palsuLesi-lesi ini dapat juga terlepas dari selaput lendir sehingga dasarnya tampak merah dan mudah berdarah.Penderita selalu mengeluh sakit, terutama bila waktu tersentuh makanan. Kandidiasis oral ini banyak diderita oleh bayi baru lahir, penderita penyakit manahun yang mendapat antibiotik dalam waktu lama, atau penderita keganasan yang mendapat obat sitostatik atau pengobatan dengan radiasi.

b. PerleceKelainan tampak pada kedua sudut mulut, yang terjadi perlunakan kulit yang mengallami erosi. Dasarnya merah dan bibir menjadi pecah-pecah, kemudian terjadi fisura pada kedua sudut mulut. Faktor predisposisi yang dapat menimbulkan penyakit ini ialah kekurangan vitamin B2 (riboflavin), pada orang tua yang tidak dapat menutup mulutnya dengan baik hingga air liur keluar terus. Hal ini akan menyebabkan maserasi kedua sudut mulut.

Perlece pada sudut mulut, terlihat erosi dan fisura

c. Kandidiasis vaginitis dan vulvovaginitisVaginitis karena kandida selalu disertai oleh vulvovaginitis. Hal ini disebabkan terjadi kontak langsung dari sekret-sekret vagina yang mengalami infeksi sehingga daerah vulva ikut mengalami infeksi.Pada mukosa vagina terlihat ada bercak putih kekuningan, meninggi dari permukaan, yang disebut vaginal trush. Bercak-bercak ini terdiri dari gumpalan jamur kandida, jaringan nekrotik, dan sel-sel epitel. Dari liang vagina keluar sekret vagina yang mulala encer kemudian menjadi kental dan pada keadaan yang menahun tampak seperti butir-butir tepung yang halus. Di dalam gumpalan sekret ini terdapat elemen-elemen kandida dan epitel, dan secara kontinuitatum menyebabkan infeksi di daerah vulva senhingga terjadi vulvovaginitis. Labia minora dan mayora membengkak dengan ulkus-ulkus kecil bewarna merah disertai dengan daerah yang erosi.Kelainan ini dapat menjalar sampai ke kulit sekitarnya hingga seluruh kulit lipat paha dan perineum menjadi merah, bengkak, erosi, dan terdapat lesi-lesi satelit. Penderita selalu merasa gatal, panas, dan sakit pada waktu buang air kecil.Faktor predisposisi untuk timbulnya vulvovaginitis adalah kegemukan. Diabetes militus, higiene yang kurang, infeksi kronis di dalam vagina dan serviks, serta pengaruh obat-obat antihamil dan kehamilan.

d. Kandidiasis balantis dan balanoptisisSering terjadi pada pria yang tidak dikhitan, di mana glans penis tertutup terus oleh preputium.Balantits tampak berupa bercak-bercak eritema dan erosi pada glan penis dan sering disertai dengan pustulasi. Kelainan ini dapat meluas sampai sokrotum, perineum, dan kulit di lipat paha, yang terlihat daerah-daerah eritematosa dan lesi-lesi satelit disertai rasa gatal dan rasa sakit atau panas.Faktor predisposisi ialah tidak dikhitan, kegemukan, peminum alkohol, hiperhidrosis, diabetes militus, penderita penyakit kronis atau keganasan dan pemakai obat-obat antibiotik atau sitostatik.

e. Kandidiasis mukokutan kronisBiasanya banyak ditemukan pada anak-anak dan penderita yang mengalami bermacam-macam defisiensi. Kelainan-kelainan yang timbul berupa bercak-bercak pada daerah-daerah mukokutan, erosi, dan pada perasaan timbul rasa panas dan gatal. Penyakit ini merupakan infeksi persisten oleh kandida yang mengenai yang resistensi terhadap semua pengobatan topikal karena penyakit ini sering disertai dengan infeksi bakteri lain, dan karena adanya gangguan imunologik yang bersifat herediter.

2. Kandidiasis kutis meliputi:a. Lokalisata: intertriginosa dan daerah perianal1) Kandidiasis intertriginosaLesi-lesi timbul pada tempat predileksi, yaitu daerah-daerah lipatan kulit, seperti ketiak, bawah payudara, lipat paha, intergluteal, antara ari-jari tangan dan jari-jari kaki, sekitar pusat, dan lipat leher.Kelainan yang tampak berupa kemerahan kulit yang terbatas tegas, erosi dan berisik. Lesi-lesi tersebut sering dikelilingi oleh lesi-lesi satelit berupa vesikel-vesikel dan pustula milier, yang bila memecah meninggalkan daerah-daerah yang erosi dan selanjutnya dapat berkembang menyerupai lesi-lesi primernya. Kelainan pada sela-sela jari sering ditemukan pada orang yang banyak berhubungan dengan air, seperti tukang cuci atau petani sawah, orang-orang yang memakai kaus dan sepatu terus-menerus.Kandidiasis pada kaki dan sela-sela jari ini sering dikenal kutu air. Kulit di sela-sela jari menjadi lunak, terjadi maserasi dan dapat mengelupas menyerupai kepala susu.Faktor predisposisi kandidiasis intertriginosa ini ialah diabetes melitus, kegemukan , banyak keringat, pemakaian obat-obat antibiotik, kortikosteroid. Sitostatik, dan penyakit-penyakit yang mrnyebabkan daya tahan tubuh menurun.

2) Kansdidiasis perianalInfeksi kandida pada kulit sekitar anus, yang banyak ditemukan pada bayi-bayi, dikenal sebagai kandidiasis popok (Diaper rash). Hal ini sering disebabkan oleh popok basah yang tidak segera diganti sehingga menyebabkan iritasi kulit sekitar genitalia dan anus. Popok yang basah menyebabkan maserasi kulit, dan karena adanya lubang-lubang alamiah (anus) yang banyak mengandung kandida maka dapat tumbuh dengan subur dan terjadilah kandidiasis perinal dan kandidiasis popok.Kulit di sekitar anus, lipat paha, kemaluan, perineum, dan lipat pantat menjadi merah, erosi, dan bersisik halus putih. Pemakaian antibiotik dan kortokosteroid dapat menjadi faktor yang mempermudah terjadinya infeksi kandida di daerah-daerah ini.

b. Kandidiasis kutis generalisataLesi terdapat pada glabrous skin. Biasanya daerah intertriginosa ikut terkena, seperti lipat payudara, intergluteal, umblikus, ketiak, lipat paha, sering disertai glossitis, stomatitis, dan paronikia. Kelainan dapat berupa eksematoid yang disertai vesikel-vesikel dan pusrula-pustula milier yang generalisata.

c. Kandidiasis kutis granulomatosaBentuk ini sering menyerang anak-anak. Lesi berupa papul merah yang ditutupi oleh krusta yang tebal bewarna kuning kecoklatan dan melekat erat pada dasarnya, membentuk granuloma menyerupai tanduk.Lokasi tersering adalah pada muka, kepala, tungkai dan di dalam rongga faring. Otomikosis ialah infeksi jamur di ddalam liang telinga yang dapat disebabkan oleh Candida albicans. Dikatakan bahwa 28,3% dari otomikosis disebabkan oleh kandida.

3. Reaksi idKadidiasis id (kandididid) merupakan reaksi alergi dari kandida. Infeksi kandida dari suatu tempat dapat memberikan reaksi alergi di tempat lain.Kelainan-kelainan yang timbul berupa vesikel-vesikel steril yang keras, sangat gatal, terutama terdapat di telapak kaki dan tangan, sepanjang jari-jari atau tempat-tempat lain. Apabila vesikel ini pecah terjadi skuamasi atau kulit yang mengelupas. Kelainan alergi ini tidak dapat disembuhkan selama penyakit primernya belum sembuh. Biasanya infeksi primer dapat disembuhkan dalam usus, vagina, atau sela-sela jari kaki dan tangan.2.4EtiologiPenyebab utama kandidiasis ialah Candida albicans. Spesies lain seperti Candida krusei, Candida stellatoidea, Candida tropicalis, Candida pseudotropicalis, dan Candida parapsilosis, umumnya bersifat apatogen. (Siregar, 2005)Kandida adalah tanaman yang termasuk ke dalam kelompok jamur. Menurut Lodder, 1970 (dalam Siregar, 2005), taksonomi kandida adalah:1. Termasuk kedalam kelompok Fungi imperfecti atau Deutromycota.2. Famili: Cryptococcaccae3. Subfamili: Candidoidea4. Genus: CandidaSpesies pada manusia meliputi:1. Candida albicans2. Candida stellatoidea3. Candida tropicalis4. Candida pseudotropicalis5. Candida krusei6. Candida parapsilosis7. Candida guilliermondiiSel-sel jamur kandida berbentuk bulat, lonjong, atau bulat lonjong dengan ukuran 2-5 x 3-6 sampai 2-5,5 x 5-28,5. Berkembang biak dengan memperbanyak diri dengan spora yang tumbuh dari tunas, disebut blastospora. (Siregar, 2005)Kandida dapat dengan mudah tumbuh di dalam media Sabauroud dengan membentuk koloni ragi dengan sifat-sifat khas, yakni: menonjol dari permukaan medium, permukaan koloni halus, licin, bewarna putih kekuning-kuningan, dan berbau ragi. Jamur kandida dapat hidup di dalam tubuh manusia, hidup sebagai parasit atau saprofit, yaitu di dalam alat percernaan, alat pernapasan, atau vagina orang sehat. Pada keadaan tertentu, sifat kandida ini dapat berubah menjadi patogen dan dapat menyebabkan penyakit yang disebut kandidiasis atau kandidosis. (Siregar, 2005)Penyebab kandidiasis ini adalah jamur jenis Candida. Jamur jenis ini adalah jamur yang sangat umum terdapat di sekitar kita dan tidak berbahaya pada orang yang mempunyai imun tubuh yang kuat. Candida ini baru akan menimbulkan masalah pada orang-orang yang mempunyai daya tahan tubuh rendah, misalnya penderita AIDS, pasien yang dalam pengobatan kortikosteroid dan tentu saja bayi yang system imunnya belum sempurna.Jamur Candida ini adalah jamur yang banyak terdapat di sekitar kita, bahkan di dalam vagina ibu pun terdapat jamur candida. Bayi bias saja mendapatkan jamur ini dari alat-alat seperti dot dan kampong atau bias juga mendapatkan candida dari vagina ibu ketika persalinan. Selain itu, kandidiasis oral ini juga dapat terjadi akibat keadaan mulut bayi yang tidak bersih karena sisa susu yang diminum tidak dibersihkan sehingga akan menyebabkan jamur tumbuh semakin cepat.

Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya candida pada seseorang digolongkan dalam dua kelompok :1. Faktor endogena. Perubahan fisiologi tubuh yang terjadi pada :i. Kehamilan, terjadi perubahan di dalam vaginaii. Obesitas, kegemukan menyebabkan banyak keringat, mudah terjadi maserasi kulit, memudahkan infestasi candida.iii. Endokrinopatti, gangguan konsentrasi gula dalam darah, yang pada kulitakan menyuburkan pertumbuhan candidaiv. Penyakit menahun, seperti tuberculosis, lupus eritematosus, karsinomadan leukemiav. Pengaruh pemberian obat-obatan, seperti antibiotic, kortikosteroid dan sitostatikvi. Pemakaian alat-alat di dalam tubuh, seperti gigi palsu, infus dan kateter.b. UmurOrang tua dan bayi lebih mudah terkena infeksi karena status iRmunologinya tidak sempurna.c. Gangguan imunologisPada penyakit genetic seperti Atopik dermatitis, infeksi candida mudah terjadi.

2. Factor eksogena. Iklim panas dan kelembaban menyebabkan banyak keringat terutama pada lipatan kulit, menyebabkan kulit maserasi, dan ini mempermudah invasi candida.b. Kebiasaan dan pekerjaan yang banyak berhubungan dengan air mempermudah invasi candida.c. Kebersihan dan kontak dengan penderita. Pada penderita yang sudah terkena infeksi (kandidiasis di mulut) dapat menularkan infeksi kepada pasangannya melalui ciuman.Kedua factor eksogen dan endogen ini dapat berperan menyuburkan pertumbuhan candida atau dapat mempermudah terjadinya invasi candida ke dalam jaringan tubuh.2.5 Patofisiologi Kandidiasis oral sering disebabkan oleh candida albicans, atau kadang oleh candida glabrata dan candida tropicalis. Jamur candida albicans umumnya memang terdapat di dalam rongga mulut sebagai saprofit sampai terjadi perubahan keseimbangan flora mulut atau perubahan mekanisme pertahanan lokal dan sistemik, yang menurunkan daya tahan tubuh. Baru pada keadaan ini jamur akan berproliferasi dan menyerang jaringan. Hal ini merupakan infeksi jamur rongga mulut yang paling sering ditemukan. Penyakit yang disebabkan jamur candida albicans ini yang pertumbuhannya dipelihara dibawah pengaturan keseimbangan bakteri yang normal. Tidak terkontrolnya pertumbuhan candida karena penggunaan kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama dan penggunaan obat-obatan yang menekan sistem imun serta penyakit yang menyerang sistem imun seperti Aquired Immunodeficiency Sindrome (AIDS). Namun bisa juga karena gangguan keseimbangan mikroorganisme dalam mulut yang biasanya dihubungkan dengan penggunaan antibiotik yang tidak terkontrol. Sehingga, ketika pertahanan tubuh/antibodi dalam keadaan lemah, jamur candida albicans yang dalam keadaan normal tidak memberikan reaksi apapun pada tubuh berubah tumbuh tak terkontrol dan menyerang sistem imun manusia itu sendiri yang menimbulkan penyakit disebut candidiasis oral atau moniliasis.Kelainan yang disebabkan oleh spesies kandida ditentukan oleh interaksi yang komplek antara patogenitas fungi dan mekanisme pertahanan pejamu. Faktor penentu patogenitas kandida adalah :1. Spesies : Genus kandida mempunyai 200 spesies, 15 spesies dilaporkan dapat menyebabkan proses pathogen pada manusia. C. albicans adalah kandida yang paling tinggipatogenitasnya.2. Daya lekat : Bentuk hifa dapat melekat lebih kuat daripada germtube, sedang germtube melekat lebih kuat daripada sel ragi. Bagian terpenting untuk melekat adalah suatu glikoprotein permukaan atau mannoprotein. Daya lekat juga dipengaruhi oleh suhu lingkungan.`3. Dimorfisme : C. albicans merupakan jamur dimorfik yang mampu tumbuh dalam` kultur sebagai blastospora dan sebagai pseudohifa. Dimorfisme terlibat dalam patogenitas kandida.Bentuk blastospora diperlukan untuk memulai suatu lesi pada jaringan dengan mengeluarkan enzim hidrolitik yang merusak jaringan. Setelah terjadi lesi baru terbent`uk hifa yang melakukan invasi.4. Toksin : Toksin glikoprotein mengandung mannan sebagai komponen toksik. Glikoprotein khususnya mannoprotein berperan sebagai adhesion dalam kolonisasi jamur. Kanditoksin sebagai protein intraseluler diproduksi bila C. albicans dirusak secara mekanik.5. Enzim : Enzim diperlukan untuk melakukan invasi. Enzim yang dihasilkan oleh C.albicans ada 2 jenis yaitu proteinase dan fosfolipid.Mekanisme pertahanan pejamu :1. Sawar mekanik : Kulit normal sebagai sawar mekanik terhadap invasi kandida. Kerusakan mekanik pertahanan kulit normal merupakan faktor predisposisi terjadinya kandidiasis.2. Substansi antimikrobial non spesifik : Hampir semua hasil sekresi dan cairan dalammamalia mengandung substansi yang bekerja secara non spesifik menghambat atau membunuh mikroba.3. Fagositosis dan intracellular killing : Peran sel PMN dan makrofag jaringan untuk memakan dan membunuh spesies kandida merupakan mekanisme yang sangat penting untuk menghilangkan atau memusnahkan sel jamur. Sel ragi merupakan bentuk kandida yang siapdifagosit oleh granulosit. Sedangkan pseudohifa karena ukurannya, susah difagosit.Granulosit dapat juga membunuh elemen miselium kandida. Makrofag berperan dalammelawan kandida melalui pembunuhan intraseluler melalui system mieloperoksidase (MPO).4. Respon imun spesifik : imunitas seluler memegang peranan dalam pertahanan melawaninfeksi kandida. Terbukti dengan ditemukannya defek spesifik imunitas seluler padapenderita kandidiasi mukokutan kronik, pengobatan imunosupresif dan penderita dengan infeksi HIV. Menempelnya mikroorganisme dalam jaringan sel pejamu menjadi syarat mutlak untuk berkembangnya infeksi.Secara umum diketahui bahwa interaksi antara mikroorganisme dan sel pejamu diperantarai oleh komponen spesifik dari dinding sel mikroorganisme, adhesindan reseptor. Manan dan manoprotein merupakan molekul-molekul Candida albicans yang mempunyai aktifitas adhesif. Khitin, komponen kecil yang terdapat pada dinding sel Candidaalbicans juga berperan dalam aktifitas adhesif. Pada umumnya Candida albicans berada dalam tubuh manusia sebagai saproba dan infeksi baru terjadi bila terdapat faktor predisposisi pada tubuh pejamu.2.6 WOCWOC terlampir2.7 KomplikasiAdapun komplikasi kandidiasis yang bisa terjadi, antara lain :1.Rekurens atau infeksi berulang kandida pada kulit2.Infeksi pada kuku yang mungkin berubah menjadi bentuk yang aneh dan mungkin menginfeksi daerah di sekitar kuku3.Candidiasistersebarpada tubuh yangkekebalan tubuhnya kurang4.Candida albicansyang bermetastase dapat menjalar ke esofagus, usus halus, usus besar dan anus. Infeksi sistemik lainnya berupa abses hati dan otak.2.8 Penatalaksanaan Infeksi biasanya mudah diatasi dengan krim atau lotion. Untuk infeksi kulit, vagina dan penis biasanya digunakan krim nistatin selama 7-10 hari. Untuk infeksi vagina dan anus juga tersedia obat dalam bentuk suppositoria (obat yang dimasukkan langsung ke dalam vagina atau anus). Obat kumur atau dalam bentuk permen hisap diberikan kepada penderita thrush. Untuk infeksi kulit kadang diberikan salep corticosteroid bersamaan dengan krim anti-jamur karena salep bisa mengurangi gatal dan nyeri (meskipun tidak membantu penyembuhan infeksinya sendiri). Menjaga kulit tetap kering dapat membantu meredakan infeksi dan mencegah kembalinya jamur. Bedak polos atau bedak yang mengandung nistatin bsia membantu menjaga agar kulit tetap kering. Oral thrush : clotrimazola toches 10 mg tablet atau nistatin. Esophageal candidiasis : fluconazole (100-200mg/dl) atau intraconazole (200mg/dl), caspofungin, micafungin, amfotericin B.

2.9 Pemeriksaan penunjanga) Laboratorium : ditemukan adanya jamur candida albicanspada swab mukosab) Pemeriksaan endoskopi : hanya di indikasikan jika tidak terdapat perbaikan dengan pemberian flukonazol.c) Dilakukan pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topikal dengan swab atau kumur. d) Diagnosa pasti dengan biopsi

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS3.1 Pengkajian3.1.1. Identitas klienMeliputi nama lengkap, tempat tanggal lahir, umur, alamat, asal kota, dan daerah, asal suku bangsa, nama orangtua dan pekerjaan orangtua.3.1.2. Riwayat kesehatana. Keluhan utama: Penyebab utama klien dibawa kerumah sakit.Terdapat membran palsu yang menutupi lidah dan palatum mole yang terasa nyeri dan mengalami perdarahan.b. Riwayat kesehatan saat ini: Adanya tanda dan gejala klinis berupa tidak nafsu makan dan sakit pada mulut. Riwayat penyakit dahulu:mengidentifikasi adanya faktor-faktor penyulit atau faktor yang membuat kondisi pasien menjadi lebih parah. Dengan adanya penyakit terdahulu seperti HIV AIDS dan penderita penyakit menahun yang mendapat antibiotik dalam waktu lama, atau penderita keganasan yang mendapat obat sitostatik atau pengobatan dengan radiasi.c. Riwayat penyakit keluarga: adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang. Adanya anggota keluarga yang menderita kandidiasis.d. Kondisi lingkungan: Iklim panas dan kelembaban menyebabkan banyak keringat terutama pada lipatan kulit, menyebabkan kulit maserasi, dan ini mempermudah invasi candida.

3.1.3. Pola Fungsional Gordona. Pola presepsi dan penanganan kesehatankeluhan tentang nyeri pada mulut dan tidak bisa bersentuhan dengan makanan, terjadi perdarahan , ada atau tidaknya penanganan terhadap keluhan tersebutb. Pola aktivitas-latihanadanya kesukaran dalam melakukan aktivitas, nyeri, mudah lelah.c. Pola nutrisi dan metabolikKahilangan nafsu makan. Kehilangan sensasi pada lidah.d. Pola eliminasiAdanya perubahan pola eliminasi.e. Pola tidur dan istirahatKesukaran untuk istirahat karena nyeri.f. Pola konseptual-presepsiAdanya membran palsu pada mulut yang dapat terlepas dan mengakibatkan perdarahan.g. Pola toleransi diri-koping stresMembicarakan masalah kesehatan dengan keluarga atau orang terdekath. Pola presepsi diri-konsep diriPerasaan cemas terhadap penyakit dan kecurigaan terhadap penyakit yang diderita.i. Pola peran hubunganHubungan klien terhadap keluarga tetap harmonis, terganggunya peran dalam keluarga dan status pekerjaan. Adanya kesulitan untuk bekerja dalam kondisi sakit yang diderita.j. Pola seksual-reproduktifKurang terpenuhinya pola seksualk. Pola nilai kepercayaanMasih lancarnya dalam melaksanakan ibadah dan aspek spiritual terpenuhi.3.1.4. Pemeriksaan fisikPemeriksaan tanda tanda vitalTerlebih dahulu perlunya pemeriksaan tanda-tanda vital:tekanan darah (TD), nadi, Respiratory Rate(RR) dan suhu penting untuk dilakukan untuk mengetahui tanda awal ketidak stabilan hemodinamik tubuh, gambaran dari tanda vital yang tidak stabil merupakan indikasi dari peningkatan atau penurunan kondisi perfusi jaringan. Suhu : lebih dari 38 derajat celcius Frekuensi pernapasan : lebih 30 x/menit Tekanan darah :kurang dari 99/65 mmhg Nadi: diatas 110x/menit

3.2 Diagnosa Keperawatan

DIAGNOSA NOCNIC

Hipertermi Termoregulasi Tidak adanya perubahan warna kulit Berkeringat ketika panas Menggigil ketika dingin Melaporkan kenyamanan tingkat panas Tidak ada kejang Adanya tonjolan bulu roma ketika dingin

Termoregulasi : Neonatus Suhu normal Tidak ada distress pernapasan Warna kulit normal Tidak ada letergi

Status tanda-tanda vital Temperature normal Denyut nadi normal Pernafasan normal Tekanan darah normal

Regulasi Temperature Monitor temperatur tiap 2 hari Selalu sediakan alat untuk memonitr suhu inti Monitor tekanan darah, nadi dan respirasi Monitor warna kulit dan temperatur Monitor dan laporkan tanda dan gejala hipotermia dan hipertermia Pantau asupan nutrisi dan cairan yang adekuat Diskusikan pentingnya termoregulasi dan kemungkinan efek negatif dari dingin yang berlebihan Atur temperatur lingkungan sesuai kebutuhan pasien Atur pemberian obat anti piretik Monitor tanda-tanda vital Mengukur tekanan darah, denyut nadi, temperature, dan status pernafasan, jika diperlukan Mencatat gejala dan turun naiknya tekanan darah Mengukur tekanan darah ketika pasien berbaring, duduk, dan berdiri, jika diperlukan Auskultasi tekanan darah pada kedua lengan dan bandingkan, jika diperlukan Mengukur tekanan darah, nadi, dan pernafasan sebelum, selama, dan setelah beraktivitas, jika diperlukan Mempertahankan suhu alat pengukur, jika diperlukan Memantau dan mencatat tnda-tanda dan syimptom hypothermia dan hyperthermia Memantau timbulnya dan mutu nadi Mengukur warna kulit, temperature, dan kelembaban Memantau sianosis pusat dan perifer Memantau pola pernafasan yang abnormal

Pengobatan demam Pantau suhu berkali-kali jika diperlukan Pantau warna kulit dan suhu Pantau tekanan darah, nadi dan pernafasan, jika diperlukan Pantau aktivitas berlebihan Pantau intake dan output Atur oksigen, jika diperlukan Tempatkan pasien pada bagian hipotermia, jika diperlukan

Nyeri Kontrol nyeri Penggunaan analgesic yang tepat Laporkan tanda nyeri pada tenaga kesehatan Menilai gejala dari nyeri Gunakan catatan nyeri Tingkatan nyeri Melapor nyeri Frekuensi nyeri Nafsu makan normal Respon tubuh Ekspresi wajah saat nyeri ( 1 ) Tingkat kenyamanan Mengekspresikan kepuasan dengan tingkatan mandiri Menekspresikan kepuasan dengan kontrol nyeri

Manajemen nyeri Lakukan penilaian nyeri secara komprehensif dimulai dari lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas dan penyebab. Kaji ketidaknyamanan secara nonverbal, terutama untuk pasien yang tidak bisa mengkomunikasikannya secara efektif Pastikan pasien mendapatkan perawatan dengan analgesic Gunakan komunikasi yang terapeutik agar pasien dapat menyatakan pengalamannya terhadap nyeri serta dukungan dalam merespon nyeri Pertimbangkan pengaruh budaya terhadap respon nyeri Tentukan dampak nyeri terhadap kehidupan sehari-hari (tidur, nafsu makan, aktivitas, kesadaran, mood, hubungan sosial, performance kerja dan melakukan tanggung jawab sehari-hari) Pemberian analgesik Menentukan lokasi , karakteristik, mutu, dan intensitas nyeri sebelum mengobati pasien Periksa order/pesanan medis untuk obat, dosis, dan frekuensi yang ditentukan analgesik Cek riwayat alergi obat Tentukan analgesik yang cocok, rute pemberian dan dosis optimal. Monitor TTV sebelum dan sesudah pemberian obat narkotik dengan dosis pertama atau jika ada catatan luar biasa. Lakukan tindakan pengamanan pada pasien dengan obat analgesik narkotik Pemberian obat penenang Kaji riwayat kesehatan pasien dan riwayat pemakaian obat penenang Tanyakan kepada pasien atau keluarga tentang pengalaman pemberian obat penenang sebelumnya Melihat kemungkinan alergi obat Memperoleh TTV dalam batas normal Memperoleh kadar oksigen dan irama EKG dalam batas normal Mengetahui perjalanan obat melalui IV Monitor kadar oxigen darah Memonitor tingkatan kesadaran pasien

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh a. Status Nutrisi Asupan zat gizi Asupan makanan dan cairan Energi Indeks masa tubuh Berat badanb. Status Nutrisi: Intake Makanan Dan Cairan Intake makanan di mulut Intake di saluran makanan Intake cairan di mulut Intake cairanc. Mengontrol berat badan Mengontrol berat badan Mempertahankan intake kalorioptimal harian Menyeimbangkan latihan dengan intake kalori Memilih nutrisi makanan dan snack Menggunakan suplemen nutrisi jika diperlukan Makan sebagai respon makan Mempertahankan pola makan yang dianjurkan Memelihara penyerapan makanan Mempertahankan keseimbanagan cairan Mengenal tanda-tanda dan symptom ketidakseimbangan elektrolit

a. Manajemen Nutrisi Mengontrol penyerapan makanan/cairan dan menghitung intake kalori harian, jika diperlukan Memantau ketepatan urutan makanan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian Menentukan jimlah kalori dan jenis zat makanan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, ketika berkolaborasi dengan ahli makanan, jika diperlukan Menetukan makanan pilihan dengan mempertimbangkan budaya dan agama Menetukan kebutuhan makanan saluran nasogastric Memilih makanan gandum, minuman kocok, dan es krim sebagai suplemen nutrisi Anjurkan pasien untuk memilih makanan ringan, jika kekurangan air liur mengganggu proses menelanb. Monitor Nutrisi Timbang berat badan klien Monitor kehilangan dan pertambahan berat badan Monitor tipe dan kuantitas olah raga Monitor respon emosi klien terhadap situasi dan tempat makan Monitor interaksi orang tua dan anak saat makan Jadwalkan perawatan, dan tindakan keperawatan agar tidak mengganggu jadwal makan Monitor turgor kulit Monitor adanya mual dan muntah Monitor nilai albumin, total protein, hemoglobin dan hematokrit. Monitor nilai limfosit dan elektrolit Monitor menu makanan dan pilihannyac. Manajemen Cairan Hitung haluran Pertahankan intake yang akurat Monitor hasil lab. terkait retensi cairan (peningkatan BUN, Ht ) Monitor TTV Monitor adanya indikasi retensi/overload cairan (seperti :edem, asites, distensi vena leher) Distribusikan cairan > 24 jam Tawarkan snack (seperti : jus buah)

Resiko Perdarahan Deteksi resiko indikator Menemukan tanda dan gejala yang mengindikasikan resiko Identifikasi potensial faktor resiko Melakukan pemeriksaan mandiri Gunakan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan

Kontrol resiko Menyatakan resiko Memantau faktor resiko lingkungan Memantau faktor resiko perilaku pribadi Mengembangkan strategi kontrol resiko yang efektif Menyesuaikan strategi kontrol resiko yang dibutuhkan Menghindari paparan ancaman kesehatan

Pencegahan pendarahan Monitor kemungkinan terjadinya perdarahan pada pasien Catat kadar HB dan Ht setelah pasien mengalami kehilangan banyak darah Pantau tanda-tanda vital, osmotic, termasuk TD Cegah memasukkan sesuatu kedalam lubang daerah yang mengalami perdarahan Jauhkan alat-alat berat disekitar pasien Instruksikan pasien untuk emngkonsumsi makanan yang mengandung vit K Ajarkan pasien dan keluarga untuk mengenali tanda-gejala terjadinya perdarahan dan tindakan pertama untuk penanganan selama perdarahan berlangsung

Pengurangan pendarahan Identifikasi etiologi perdarahan Monitor pasien secara ketat akan perdarahan Monitor jumlah dan karakter (nature) kehilangan darah pasien Catat kadar Hb/Ht sebelum dan setelah kehilanga darah sebagai indikasi Monitor TD dan paameter hemodinamik, jika tersedia (contoh: tekanan vena sentral dan kapiler paru/tekanan arteri temporalis) Monitor status/keadaan cairan termasuk intake dan output Instruksikan pasien pada aktivitas yang dibatasi jika diperlukan

Monitor tanda-tanda vital Mengukur tekanan darah, denyut nadi, temperature, dan status pernafasan, jika diperlukan Mencatat gejala dan turun naiknya tekanan darah Mengukur tekanan darah ketika pasien berbaring, duduk, dan berdiri, jika diperlukan Auskultasi tekanan darah pada kedua lengan dan bandingkan, jika diperlukan Mengukur tekanan darah, nadi, dan pernafasan sebelum, selama, dan setelah beraktivitas, jika diperlukan Mempertahankan suhu alat pengukur, jika diperlukan Memantau dan mencatat tnda-tanda dan syimptom hypothermia dan hyperthermia Memantau timbulnya dan mutu nadi Mengukur warna kulit, temperature, dan kelembaban Memantau sianosis pusat dan perifer Memantau pola pernafasan yang abnormal

BAB IVPENUTUP4.1 KesimpulanKandidiasis adalah infeksi atau penyakit akibat jamur Candida, khususnya C.albicans. Penyakit ini biasanya akibat debilitasi (seperti pada penekan imun dan khususnya AIDS), perubahan fisiologis, pemberian antibiotika berkepanjangan, dan hilangnya penghalang (Stedman, 2005). Kandidiasis meliputi infeksi yang berkisar dari yang ringan seperti sariawan mulut dan vaginitis, sampai yang berpotensi mengancam kehidupan manusia. Infeksi Candida yang berat tersebut dikenal sebagai candidemia dan biasanya menyerang orang yang imunnya lemah, seperti penderita kanker, AIDS dan pasien transplantasi.Moniliasis atau kandidiasis sering disebabkan oleh 3 hal yaitu: jamur candida albicans, keadaan hormonal (diabetes, kehamilan), dan faktor lokal (tidak adanya gigi, gigi palsu yang tidak pas). Infeksi mulut oleh spesies candida biasanya memunculkan kumpulan lapisan kental berwarna putih atau krem pada membran mukosa (dinding mulut dalam). Pada mukosa mulut yang terinfeksi mungkin muncul radang berwarna merah). Candida albicans yang bermetastase dapat menjalar ke esofagus, usus halus, usus besar dan anus. Infeksi sistemik lainnya berupa abses hati dan otak.

4.2 SaranPerawat diharapkan dapat memahami masalah adaptasi bio psiko sosial spiritual dan menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan kandidiasis dengan baik. Seperti penatalaksanaan pada tahap pencegahan , dengan melakukan metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu mencangkup fisik (somatik), psikologik atau psikiatrik, psikososial dan psikoreligius.

DAFTAR PUSTAKAAnonym. 2012. Info Spesialis. Diakses tanggal 28 Oktober 2013 Melalui http://www.spesialis.info/?gejala-kandidiasis-genitalis-%28thrush%29,271Anonym. 2013. Google Books. Diakses 28 Oktober 2013 melalui http://books.google.co.id/books?id=n4GHgidIuEUC&pg=PA44&dq=kandidiasis+adalah&hl=en&sa=X&ei=iUA-UqX9FcijrQf934GoCQ&redir_esc=y#v=onepage&q=kandidiasis%20adalah&f=falseDokter Cantik. 2012. Penyebab Candidiasis dan cara pengobatannya. Diakses tanggal 28 Oktober 2013 melalui www.doktercantik.com/1166/penyebab-candidiasis-dan-cara-pengobatannya.html.Jordan,Sue. 2004. Farmakologi Kebidanan. Jakarta : EGC.Sacher,R.A, McPherson, R.A. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Jakarta : EGC.Saifuddin Bari Abdul, George Adriaansz, Gulardi Hanifa Wikjosastro dan Djoko Siregar,R.S. 2004. Penyakit JamurKulit. Jakarta : EGCSpritia. 2012. Diakses tanggal 28 Oktober 2013 melalui http://spiritia.or.id/li/bacali.php?lino=516Waspodo. 2006. Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta : YBP-SPWong, L. Donna, dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Vol 1 Wong. Jakarta : EGC Buku Kedokteran.

28