Lapkas Kandidiasis Kutis (REVISI)

18
 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Candidiasis atau kandidiasis adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur dari spesies Candida albicans . Adanya jamur pada diri manusia adalah hal yang alami dan memang selalu ada pada diri manusia seperti di daerah mulut, tenggorokan, vagina, dan pada sistem pencernaan lainnya. Dalam kondisi normal (tidak berlebihan), kehadiran jamur Candida albicans  sebernarnya tidak membahayakan. Pertumbuhan jamur yang berlebihan dapat menyebabkan infeksi. Penyakit candidiasis ini sangat rentan terhadap orang-orang yang memiliki sistem imun yang lemah termasuk pada penderita AIDS, steroid berlebihan, kontrasepsi hormon, diabetes, kanker, depresi, orang tua dan orang-orang dengan kondisi medis yang kronis paling beresiko.Mengkonsumsi obat tertentu dalam jangka lama dapat mempercepat pertumbuhan jamur candida ini.  

description

Tinjauan Pustaka dan Laporan Kasus

Transcript of Lapkas Kandidiasis Kutis (REVISI)

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangCandidiasis atau kandidiasis adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur dari spesies Candida albicans. Adanya jamur pada diri manusia adalah hal yang alami dan memang selalu ada pada diri manusia seperti di daerah mulut, tenggorokan, vagina, dan pada sistem pencernaan lainnya.Dalam kondisi normal (tidak berlebihan), kehadiran jamur Candida albicans sebernarnya tidak membahayakan. Pertumbuhan jamur yang berlebihan dapat menyebabkan infeksi.Penyakit candidiasis ini sangat rentan terhadap orang-orang yang memiliki sistem imun yang lemah termasuk pada penderita AIDS, steroid berlebihan, kontrasepsi hormon, diabetes, kanker, depresi, orang tua dan orang-orang dengan kondisi medis yang kronis paling beresiko.Mengkonsumsi obat tertentu dalam jangka lama dapat mempercepat pertumbuhan jamur candida ini.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2. 2.1. DefinisiKandidiasis kutis (sinonim = kandidosis, moniliasis) adalah suatu penyakit kulit bersifat akut atau sub akut yang disebabkan oleh infeksi jamur dari genus Candida. Kandidiasis terbagi menjadi 2 macam yakni kandidiasis profunda dan kandidiasis superfisial. Nama lain kandidiasis(kandidosis) kutis adalah superficial candidosis atau infeksi kulit-jamur; infeksi kulit-ragi; kandidosis intertriginosa. Berdasarkan letakgambaran klinisnya terbagi menjadi kandidosis terlokalisasi dan generalisata. Predileksi Candida albicans pada daerah lembab, misalnya pada daerah lipatan kulit. Organisme ini menyukai daerah yang hangat dan lembab.

2.2. EtiologiPenyebab utama kandidiasis ialah Candida albicans. Spesies lain seperti Candida krusei, Candida stellatoidea, Candida tropicalis, Candida pseudotropicalis, dan Candida parapsilosis, umumnya bersifat apatogen. (Siregar, 2005)Kandida adalah tanaman yang termasuk ke dalam kelompok jamur. Menurut Lodder, 1970 (dalam Siregar, 2005), taksonomi kandida adalah:1. Termasuk ke dalam kelompok Fungi imperfecti atau Deutromycota.2. Famili: Cryptococcaccae3. Subfamili: Candidoidea4. Genus: Candida

Spesies pada manusia meliputi:1. Candida albicans2. Candida stellatoidea3. Candida tropicalis4. Candida pseudotropicalis5. Candida krusei6. Candida parapsilosis7. Candida guilliermondii

Gambar.4. Candida Albicans Sel-sel jamur kandida berbentuk bulat, lonjong, atau bulat lonjong dengan ukuran 2-5 x 3-6 sampai 2-5,5 x 5-28,5. Berkembang biak dengan memperbanyak diri dengan spora yang tumbuh dari tunas, disebut blastospora. Kandida dapat dengan mudah tumbuh di dalam media Sabauroud dengan membentuk koloni ragi dengan sifat-sifat khas, yakni : menonjol dari permukaan medium, permukaan koloni halus, licin, bewarna putih kekuning-kuningan, dan berbau ragi. Jamur kandida dapat hidup di dalam tubuh manusia, hidup sebagai parasit atau saprofit, yaitu di dalam alat percernaan, alat pernapasan, atau vagina orang sehat. Pada keadaan tertentu, sifat kandida ini dapat berubah menjadi patogen dan dapat menyebabkan penyakit yang disebut kandidiasis atau kandidosis.

2.3. EpidemiologiCandida albicans adalah saprofit yang berkoloni pada mukosa seperti mulut, traktus gastrointestinal, dan vagina. Merupakan jamur yang berbentuk oval dan dapat hidup dalam 2 bentuk yakni bentuk hifa dan bentukyeast. Jumlah koloni sangat menentukan derajat penyakit, akan tetapi dilaporkan bahwa frekuensi terjadinya di mulut 18 %, vagina 15 %, dan mungkin dalam feses 19 %. Di Jepang, dilaporkan bahwa kutaneus kandidiasis terdapat pada 755 (1%) dari 72.660 pasien yang keluar dari rumah sakit. Intertrigo (347 kasus) merupakan manifestasi klinis kandidiasis paling sering, erosi interdigitalis terjadi pada 103 kasus, diaper kandidiasis tercatat 102 kasus. Di Bombay, India, diperiksa 150 pasien dengan kandidiasis kutaneus. Kerokan kulit diuji dengan KOH 10 % dan dikultur di Sabaoruds agar. Insiden tersering adalah intertrigo (75), vulvovaginitis (19), dan paronikia (17). Sedangkan jamur yang diisolasi didapatkan Candida albicans (136 kasus). Dan diabetes melitus menjadi faktor predisposisi pada 22 orang pasien.

2.4. Jenis - Jenis Kandidiasis Kutis Kandidiasis kutis meliputi:a. Lokalisata: intertriginosa dan daerah perianal1) Kandidiasis intertriginosaLesi-lesi timbul pada tempat predileksi, yaitu daerah-daerah lipatan kulit, seperti ketiak, bawah payudara, lipat paha, intergluteal, antara ari-jari tangan dan jari-jari kaki, sekitar pusat, dan lipat leher.

Gambar.5. Bercak kemerahan pada lipatan pahaKelainan yang tampak berupa kemerahan kulit yang terbatas tegas, erosi dan bersisik. Lesi-lesi tersebut sering dikelilingi oleh lesi-lesi satelit berupa vesikel-vesikel dan pustula milier, yang bila memecah meninggalkan daerah-daerah yang erosi dan selanjutnya dapat berkembang menyerupai lesi-lesi primernya. Kelainan pada sela-sela jari sering ditemukan pada orang yang banyak berhubungan dengan air, seperti tukang cuci atau petani sawah, orang-orang yang memakai kaus dan sepatu terus-menerus.Kandidiasis pada kaki dan sela-sela jari ini sering dikenal kutu air. Kulit di sela-sela jari menjadi lunak, terjadi maserasi dan dapat mengelupas menyerupai kepala susu.Faktor predisposisi kandidiasis intertriginosa ini ialah diabetes melitus, kegemukan , banyak keringat, pemakaian obat-obat antibiotik, kortikosteroid. Sitostatik, dan penyakit-penyakit yang mrnyebabkan daya tahan tubuh menurun.

2) Kandidiasis perianalInfeksi kandida pada kulit sekitar anus, yang banyak ditemukan pada bayi-bayi, dikenal sebagai kandidiasis popok (Diaper rash). Hal ini sering disebabkan oleh popok basah yang tidak segera diganti sehingga menyebabkan iritasi kulit sekitar genitalia dan anus. Popok yang basah menyebabkan maserasi kulit, dan karena adanya lubang-lubang alamiah (anus) yang banyak mengandung kandida maka dapat tumbuh dengan subur dan terjadilah kandidiasis perinal dan kandidiasis popok.Kulit di sekitar anus, lipat paha, kemaluan, perineum, dan lipat pantat menjadi merah, erosi, dan bersisik halus putih. Pemakaian antibiotik dan kortokosteroid dapat menjadi faktor yang mempermudah terjadinya infeksi kandida di daerah-daerah ini.

b. Kandidiasis kutis generalisataLesi terdapat pada glabrous skin. Biasanya daerah intertriginosa ikut terkena, seperti lipat payudara, intergluteal, umblikus, ketiak, lipat paha, sering disertai glossitis, stomatitis, dan paronikia. Kelainan dapat berupa eksematoid yang disertai vesikel-vesikel dan pusrula-pustula milier yang generalisata.

Gambar.6. Lesi dijumpai di lipatan payudarac. Kandidiasis kutis granulomatosaBentuk ini sering menyerang anak-anak. Lesi berupa papul merah yang ditutupi oleh krusta yang tebal bewarna kuning kecoklatan dan melekat erat pada dasarnya, membentuk granuloma menyerupai tanduk.Lokasi tersering adalah pada muka, kepala, tungkai dan di dalam rongga faring. Otomikosis ialah infeksi jamur di ddalam liang telinga yang dapat disebabkan oleh Candida albicans. Dikatakan bahwa 28,3% dari otomikosis disebabkan oleh kandida.

2.5. PatogenesisCandida albicans bentukyeast-like fungi dan beberapa spesies kandida yang lain memiliki kemampuan menginfeksi kulit, membran mukosa, dan organ dalam tubuh. Organisme tersebut hidup sebagai flora normal di mulut, traktus vagina, dan usus. Dan berkembang biak melalui ragi yang berbentuk oval. Kehamilan, kontrasepsi oral, antibiotik, diabetes, kulit yang lembab, pengobatan steroid topikal, endokrinopati yang menetap, dan faktor yang berkaitan dengan penurunan imunitas seluler menyediakan kesempatan ragi menjadi patogenik dan memproduksi spora yang banyak pseudohifa atau hifa yang utuh dengan dinding septa. Ragi hanya menginfeksi lapisan terluar dari epitel membran mukosa dan kulit (stratum korneum). Lesi pertama berupa pustul yang isinya memotong secara horizontal di bawah stratum korneum dan yang lebih dalam lagi. Secara klinis ditemukan lesi merah, halus, permukaan mengkilap, cigarette paper-like, bersisik, dan bercak yang berbatas tegas. Kebanyakan spesies kandida memiliki faktor virulensi termasuk faktor protease. Kelemahan faktor virulensi tersebut adalah kurang patogenik. Kemampuan bentukyeastuntuk melekat pada dasar epitel merupakan tahapan paling penting untuk memproduksi hifa dan jaringan penetrasi. Penghilangan bakteri dari kulit, mulut, dan traktus gastrointestinal dengan flora endogen akan menyebabkan penghambatan mikroflora endogen, kebutuhan lingkungan yang berkurang dan kompetisi zat makanan menjadi tanda dari pertumbuhan kandida. Infeksi kandida juga diperburuk oleh pemakaian antibiotik, perawatan diri yang jelek, dan penurunan aliran saliva, dan segala hal yang berkaitan dengan umur. Dan pengobatan dengan agen sitotoksik (methotrexate, cyclophosphamide) untuk kondisi rematik dan dermatologik atau kemoterapi agresif untuk keganasan pada pasien usia lanjut juga memberikan resiko yang tinggi terhadap kandidiasis.

2.6. Faktor PredisposisiFaktor-faktor yang mempermudah terjadinya candida pada seseorang digolongkan dalam dua kelompok :1. Faktor Endogena. Perubahan fisiologi tubuh yang terjadi pada : Kehamilan, terjadi perubahan pH di area sekitar dan dalam vagina. Obesitas, kegemukan menyebabkan banyak keringat, mudah terjadi maserasi kulit, memudahkan investasi candida. Endokrinopatti, gangguan konsentrasi gula dalam darah, yang pada kulit akan menyuburkan pertumbuhan candida. Penyakit menahun, seperti tuberculosis, lupus eritematosus, karsinoma dan leukemia. Pengaruh pemberian obat-obatan, seperti antibiotik, kortikosteroid dan sitostatik. Pemakaian alat-alat di dalam tubuh, seperti gigi palsu, infus dan kateter.b. UmurOrang tua dan bayi lebih mudah terkena infeksi karena status imunologinya tidak sempurna.c. Gangguan imunologisPada penyakit genetik seperti Atopik dermatitis, infeksi candida mudah terjadi.

2. Faktor eksogena. Iklim panas dan kelembaban menyebabkan banyak keringat terutama pada lipatan kulit, menyebabkan kulit maserasi, dan ini mempermudah invasi candida.b. Kebiasaan dan pekerjaan yang banyak berhubungan dengan air mempermudah invasi candida.c. Kebersihan dan kontak dengan penderita. Pada penderita yang sudah terkena infeksi (kandidiasis di mulut) dapat menularkan infeksi kepada pasangannya melalui ciuman.Kedua faktor eksogen dan endogen ini dapat berperan menyuburkan pertumbuhan candida atau dapat mempermudah terjadinya invasi candida ke dalam jaringan tubuh.

2.7. Gejala KlinisManifestasi klinis yang muncul dapat berupa gatal yang mungkin sangat hebat. Terdapat lesi kulit yang kemerahan atau terjadi peradangan, semakin meluas, makula atau papul, mungkin terdapat lesi satelit (lesi yang lebih kecil yang kemudian menjadi lebih besar). Lesi terlokalisasi di daerah lipatan kulit, genital, bokong, di bawah payudara, atau di daerah kulit yang lain

2.8. Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain : Pemeriksaan langsungPemeriksaan dengan kerokan kulit dengan penambahan KOH 10% akan memperlihatkan elemen candida berupa sel ragi, blastospora, pseudohifa atau hifa bersepta. Pemeriksaan langsung tidak dapat menetukan identifikasi etiologi secara spesifik dan kurang sensitive dibandingkan dengan biakan. Pemeriksaan langsung mempunyai nilai sensitifitas dan spesifisitas sebesar 89,4% dan 83,90%.

Pemeriksaan BiakanBiakan merupakan pemeriksaan paling sensitif untuk mendiagnosis infeksi Candida. Sabouraud Dextrose Agar(SDA) merupakan media standar yang banyak digunakan untuk pemeriksaan jamur. Media ini mengandung 10 gr pepton, 40 gr glukosa, dan 10 gr agar, serta ditambahkan 1000 ml air. Penambahan antibiotika (biasanya kloramfenikol) pada SDA digunakan untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Biakan di inkubasi pada suhu kamar yaitu 25-270C dan diamati secara berkala untuk melihat pertumbuhan koloni (biasanya dalam jangka waktu 10 14 hari). Koloni berwarna putih sampai kecoklatan, basah, atau mukoid dengan permukaan halus dan dapat berkerut. Pemeriksaan SerologiUntuk mendeteksi adanya antibodi Candida yang berkisar pada tes immunodifusi yang lebih sensitif seperti counter immunoelectrophoresis (CIE), enzyme-linkedimmunosorbent assay (ELISA), and radio immunoassay (RIA). Produksi empat atau lebih garis precipitin dengan tes CIE telah menunjukkan diagnosis kandidiasis pada pasien yang terpredisposisi.

Pemeriksaan histologiDidapatkan bahwa spesimen biopsi kulit dengan pewarna periodik acid schiff(PAS) menampakkan hifa tak bersepta. Hifa tak bersepta yang menunjukkan kandidiasis kutaneus berbeda dengan tinea.

Gambar.7. Penampang jamur dilihat dibawah mikroskop

2.9. Diagnosis Bandinga. Kandidiasis Intertriginosab. Dermatofitosis (tinea)c. Dermatitis intertriginosad. Eritrasma

2.10. Penatalaksanaana. Tatalaksana umum Edukasi tentang penyakit kandidiasis Hindari faktor pencetus Jangan menggaruk lesi Hindari pemakaian handuk atau yang lainnya secara bersama Semua pakaian dan alas tidur dicuci dengan air panas, jangan memakai pakaian dalam dari bahan sintetik, plastik atau imitasi Konsumsi obat teratur

b. Tatalaksana khusus Terapi topical Larutan ungu gentian: - 0,5 % untuk selaput lendir 1-2% untuk kulit dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari Nistatin dapat diberikan berupa krim, salep, emulsi. Golongan azol krim atau bedak mikonazol 2% bedak, larutan dan krim klotrimazol 1% krim tiokonazol 1% krim bufonazol 1% krim isokonazol 1% krim siklopiroksolamin 1% Antimikotik topikal lain yang berspektrum luas.

Terapi sistemik: CTM atau anti histamin lain dengan dosis 1 2 kali 1 tablet sehari bagi orang dewasa dan dosis 1 2 kali tablet buat anak anak (bila gatal). Nistatin tablet. Amfoterisin B (Intravena; untuk kandidasis sistemik). Kotrimazol (pada kandidiasis vaginalis dapat diberikan kotrimazol 500 mg per vaginam dosis tunggal, sistemik dapat diberikan ketokonazol 2 x 200mg dosis tunggal atau dengan flukonazol 150 mg dosis tunggal) Itrakonazol (pada kandidiasis vulvovaginalis. Dosis untuk orang dewasa 2x100 mg sehari, selama 3 hari)

2.11. KomplikasiAdapun komplikasi kandidiasis yang bisa terjadi, antara lain :1. Rekurens atau infeksi berulang kandida pada kulit.2. Infeksi pada kuku yang mungkin berubah menjadi bentuk yang aneh dan mungkin menginfeksi daerah di sekitar kuku.3. Disseminated candidiasis yang mungkin terjadi pada tubuh yang immunocompromised.

2.12. PrognosisPrognosis kutaneus kandidiasis umumnya baik, bergantung pada berat ringanya faktor predisposisi. Biasanya dapat diobati tetapi sekali-kali sulit dihilangkan. Infeksi berulang merupakan hal yang umum terjadi.

BAB IIILAPORAN KASUS

A. Identitas pasienNama: Daten Br. GintingJenis kelamin: Perempuan Umur: 69 tahunSuku: Batak KaroAgama: KristenPekerjaan: PetaniAlamat: Ds. Barung KersapNo. RM: Tanggal periksa: 10 November 2014

B. Anamnesis a. Keluhan utamaBercak kemerahan yang disertai rasa gatal di lipatan paha sebelah kanan dan kiri sejak 1 bulan yang lalu

b. TelaahPasien datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Umum Kaban Jahe Kabupaten Karo pada tanggal 10 November 2014 dengan keluhan timbul bercak kemerahan yang disertai rasa gatal di lipatan paha kanan dan kiri sejak 1bulan yang lalu. Pada awalnya pasien hanya mengeluh terasa gatal, rasa gatal dirasakan bertambah semakin hebat saat pasien berkeringat dan biasanya pasien menggaruknya untuk mengurangi rasa gatal sehingga kulit daerah tersebut menjadi kemerahan dan terkelupas. Pasien mengatakan bercak kemerahan yang dialami semakin lama semakin melebar dan timbul bintik bintik kecil di pinggiran bercak kemerahan tersebut. Hal ini diakui pasien sangat mengganggu aktivitasnya dan semakin diperberat dengan kondisi lingkungan yang panas dan lembab.

c. Riwayat penyakit sekarang Onset: 1 bulan Lokasi: di daerah lipatan paha kanan dan lipatan paha kiri. Kualitas: bercak kemerahan langsung tersebar di daerah lipatan paha kanan dan kiri menyebabkan pasien terganggu aktivitasnya akibat rasa gatal. Kuantitas: bercak kemerahan semakin lama semakin melebar. Modifikasi: keluhan bertambah berat jika udara panas / lembab, sedangkan keluhan akan berkurang jika sesudah mandi, diolesi obat dan dalam keadaan sejuk. Keluhan lain : tidak ada.

d. Riwayat penyakit dahulu Pasien pernah mengalami keluhan seperti ini sekitar 1 tahun yang lalu. Namun lokasi berbeda di Lipatan Payudara.

e. Riwayat penyakit keluargaTidak ditemukan

f. Riwayat Habituasi Pasien mandi 2x sehari dengan menggunakan sabun. Sumber air untuk mandi berasal dari sumur bor. Pasien berganti pakaian 1x sehari dan tidak memakai handuk secara bersama.

g. Riwayat PengobatanPasien mengatakan pernah berobat sebelumnya ke dokter namun pasien tidak tahu nama obat yang diberikan.

h. Riwayat AlergiAlergi Makanan: Disangkal.Alergi Obat: Disangkal.

C. Pemeriksaan fisik Status generalisata : Keadaan umum: Kompos Mentis Tekanan darah: tidak dilakukan pemeriksaan. Frekuensi Nadi: tidak dilakukan pemeriksaan. Frekuensi Pernafasan: tidak dilakukan pemeriksaan. Temperatur: afebris. Warna kulit: sawo matang. Thorax, abdomen, eksremitas: dalam batas normal.Status dermatologi : Lokasi : Regio Inguinal Dextra et Sinistra Efloresensi: makula eritematosa, batas tegas disertai skuama halus, multipel vesikel bagian tepi, tampak adanya erosi dan lesi satelit (+)

Gambar Lesi :

Pada Gambar tampak lesi makula eritematosa berbatas tegas disertai skuama halus dan tampak erosi dan lesi satelit di kelilingi multipel vesikel pada bagian tepi

D. Diagnosis banding Kandidiasis intertriginosa Predileksi di daerah lipatan paha Efloresensinya berupa lesi lesi pada daerah-daerah lipatan kulit,seperti ketiak, bawah payudara, lipat paha, intergluteal terdapat bercak kemerahan kulit yang berbatas tegas, erosi dan bersisik, lesi tersebut dikelilingi oleh satelit berupa pustul-pustul kecil atau bula yang bila pecahmeninggalkan daerah erosif, dengan pinggir yang kasar dan berkembangseperti lesi primer. Lesi relatif lebih basah. Tinea kruris Predileksi di daerah lipatan paha Penyakit ini memberikan keluhan perasaan gatal yang menahun, bertambah hebat bila disertai dengan keluarnya keringat. Kelainan yang timbul dapat bersifat akut atau menahun. Kelainan yang akut memberikan gambaran yang berupa makula yang eritematous dengan erosi dan kadang-kadang terjadi ekskoriasis. Pinggir kelainan kulit tampak tegas dan aktif Apabila kelainan menjadi menahun maka efloresensi yang nampak hanya makula yang hiperpigmentasi disertai skuamasi dan likenifikasi. Eritrasma Predileksinya pada lipat paha bagian dalam sampai skrotum pada laki-laki, pada wanita sampai labia mayora, aksila dan intergluteal. Eritem luas berbatas tegasdengan skuama halus dan terkadang erosif. Jarang disertaiinfeksi, fluororesensi merah bata yang khas dengan sinarwood. Pada daerah lesi terasa sangat panas, tidak disertai lesi satelit, lesi kering

E. Diagnosis kerjaKandidiasis intertriginosa

F. Pemeriksaan PenunjangTidak dilakukan pemeriksaan

G. Pemeriksaan anjuran Pemeriksaan kulit atau usapan mukokutan dengan larutan KOH 10% intrerpretasi yang diharapkan ; ditemukan sel ragi (+), blastospora (+), hifa semu (+) Pemeriksaan biakan dalam agar dekstrosa glukosa Sabouraud (setelah 24 48 jam) intrerpretasi yang diharapkan ; yeast like colony (+) Pewarnaan gram intrerpretasi yang diharapkan ; jamur tampak memadat, gram positif, budding cell dengan diameter 2-5 um

H. Penatalaksanaan Sistemik Ketokonazol tablet 200 mg. Per oral 2 x 1. Cetirizine Hydrochloride tablet 10 mg. Per Oral 1 x 1. Topikal Mikonazol Salep 2%, dioleskan 2 x sehari (pagi dan sore ) sesudah mandi.

I. Edukasi Edukasi tentang penyakit kandidiasis Hindari faktor pencetus (kelembapan, kebiasaan berendam dalam air terlalu lama, kontak dengan penderita) Jangan menggaruk lesi Hindari pemakaian handuk atau yang lainnya secara bersama Semua pakaian dan alas tidur dicuci dengan air panas Mandi teratur, jaga kebersihan badan, dan mengganti pakaian Oleskan obat sesuai petunjuk dokter Konsumsi obat teratur

J. PrognosisQuo ad Vitam: ad bonamQuo ad Functionam: ad bonamQuo ad Sanationam: ad bonam

K. Resume Telah dilaporkan pasien dengan diagnosis Kandidiasis intertriginosa, diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari anamnesis didapatkan sejak satu bulan yang lalu pasien mengeluhkan timbul bercak kemerahan di daerah lipatan paha bagian kanan dan kiri. Awalnya bercak hanya dirasa gatal namun rasa gatal tersebut semakin bertambah hebat saat pasien berkeringat. Bercak kemerahan semakin lama semakin melebar dan timbul bintik bintik kecil di pinggiran bercak tersebut. Pada pemeriksaan fisik ditemukan pada daerah regio inguinal dextra dan sinistra adanya makula eritematosa, batas tegas disertai skuama halus, multipel vesikel bagian tepi, tampak adanya erosi dan lesi satelit (+). Pada pemeriksaan penunjang diharapkan dengan pemeriksaan kulit atau usapan mukokutan dengan larutan KOH 10% ditemukan sel ragi (+), blastospora (+), hifa semu (+). Penatalaksanaan diberikan Salep Mikonazol 2% dioleskan dua kali sehari pada pagi dan sore sehabis mandi, Obat oral Ketokonazol tablet 200mg diminum dua kali sehari dan Obat oral Cetirizine Hydrochloride tablet 10mg diminum satu kali sehari. Prognosis umumnya baik, bergantung pada berat ringannya faktor predisposisi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kuswadji. Kandidosis. Dalam : Djuanda A., Hamzah M., Aishah S., Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi V, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 2008. Pp:103-6

2. SMF Ilmu Kulit Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Atlas Penyakit Kulit dan Kelamin. Airlangga University Press, 2007. Pp:86-92

3. Siregar, R.S. Atlas Berwana Saripati Penyakit Kulit. Edisi 2. EGC. Jakarta. 2004. Pp: 279-280.

4. Anonim. Karakteristik Candida albicans. Available from: http://www. smallcrab. com/ kesehatan /25-healthy/415-karakteristik-candida-albicans. 2014.

5. Lies Marlysa Ramali, Sri Wardani. Kandidiasis Kutan dan Mukokutan. Dalam: Dermatomikosis superfisialis. Balai Penerbit FKUI. Jakarta, 2005 ; 55-66

18