Jurnal perio erni,cindy,gadis.docx
-
Upload
mustika-lili-perdani -
Category
Documents
-
view
69 -
download
0
Transcript of Jurnal perio erni,cindy,gadis.docx
DOKUMEN PERSETUJUAN UMUM LOKAKARYA EROPA DALAM
KESEHATAN PERIODONTAL DAN PENYAKIT KARDIOVASKULER
Tugas Periodonsia 1
Oleh:
Erni Haryanti (04121004002)
Cindy Hulwani (04121004023)
Mustika Lili Perdani (04121004027)
Dosen Pembimbing : drg. Mellani Cindera Negara
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
Dokumen Persetujuan Umum Lokakarya Eropa dalam Kesehatan Periodontal dan
Penyakit Kardiovaskuler
Terdapat bukti dari penelitian epidemiologis terhadap hubungan antara penyakit
periodontal (PD) dan penyakit kardiovaskuler (CVD). Meskipun hubungannya signifikan,
tetapi kesadaran terhadap penyakit kardiovaskuler dan hubungannya dengan penyakit
periodontal masih kurang. Dalam tinjauan bukti ini, para ahli yang terdiri dari enam
periodontis Eropa dan empat kardiologis membahas pertanyaan-pertanyaan berikut: a)
Seberapa penting hubungan PD dan CVD?; b) Bagaimana kami mengukur paparan (PD) dan
akibat (CVD)?; c) Apa itu hubungan patogenik?; d) Apa pentingnya terapi periodontal
sebagai pencegahan dari CVD?; e) Apakah dibenarkan menganjurkan kesehatan periodontal
dengan tujuan mengurangi risiko CVD?; f) Penelitian klinis dan eksperimen apa yang
dibutuhkan?.
Kesimpulan umumnya adalah meskipun terdapat bukti epidemiologis tentang adanya
hubungan antara PD dan CVD, tetapi tidak ada bukti kuat bahwa pencegahan perawatan
periodontal atau intervensi terapeutik akan mempengaruhi kesehatan jantung. Periodontitis
yang berlanjut memiliki prevalensi tinggi dalam populasi dan fakta bahwa CVD tetap sebagai
penyebab utama kematian manusia di negara-negara berkembang, keterangan hubungan ini
kami dapat secara sah, berdasarkan bukti, menyatakan bahwa kesehatan mulut secara umum
mempengaruhi kesehatan sistemik dan secara khusus mempengaruhi CVD, dan oleh karena
itu, kami harus mempromosikan kesehatan mulut secara umum dan kesehatan periodontal
secara khusus sebagai bagian dari gaya hidup sehat dan karenanya sebagai komponen penting
dalam pencegahan CVD.
Kata Kunci : Penyakit periodontal; Penyakit kardiovaskuler; Kesehatan mulut; Inflamasi
sistemik; Peristiwa kardiovaskuler; Patogen periodontal
Pendahuluan
Sebagian besar penelitian epidemiologis tentang hubungan antara penyakit
periodontal (PD) dan penyakit kardiovaskuler (CVD) telah dilakukan pada penelitian case-
control dan penelitian cross-sectional dan jumlah mayoritasnya, meskipun tidak pada semua
penelitian, telah menunjukkan hubungan yang signifikan antara kedua penyakit. Faktanya,
beberapa meta-analisis menunjukkan hubungan yang signifikan dan konsisten secara statistik,
meskipun hubungannya rendah. Alasan terpenting adalah kurangnya keseragaman definisi
dari periodontitis, karena perbedaan definisi PD yang digunakan pada penelitian yang
mengarah ke paparan yang lebih luas dan karenanya, mengurangi hasil. Meskipun begitu,
karena PD dan CVD memiliki prevalensi yang tinggi, hubungan ini sama-sama kecil,
mungkin dapat menjadi kepentingan yang besar mengenai implikasi kesehatan masyarakat.
Di satu sisi, masih ada kebutuhan untuk penelitian kohor prospektif yang dirancang
lebih baik, tetapi penelitian tersebut membutuhkan waktu yang lama (6-10 tahun) untuk
mendapatkannya dan tidak seimbang dengan usaha untuk memperkuat hubungan, dimana
telah menunjukkan hubungan yang signifikan, meskipun dalam intensitas yang rendah.
Hubungannya ada dan hubungan tersebut konsisten, jadi mungkin tidak membutuhkan
dorongan untuk menyediakan waktu dan sumber daya dalam penelitian epidemiologis baru
yang luas. Apa sebenarnya yang mendorong untuk memahami hubungan patofisiologis antara
PD dan CVD, bersamaan dengan kemungkinan yang mempengaruhi CVD melalui perawatan
periodontal.
Meskipun ada hubungan biologis yang jelas antara inflamasi kronis dan CVD di satu
sisi dan antara PD dan inflamasi kronis di sisi lain, hal itu akan sulit menunjukkan hubungan
antara CVD pada umumnya, aterosklerosis pada khususnya dan PD, dalam hal hasil klinis.
Untuk mulai melihat biologi dan mekanisme yang mendasari hubungan periodontitis dengan
aterosklerosis, perlu untuk memahami kompleksitas penyakit yang terakhir ini, karena
banyak faktor yang berbeda (lemak, hipertensi, diabetes, merokok, dll.) berkontribusi pada
pembentukan ateroma pada usia awal. Semua faktor risiko tersebut mungkin memiliki jalur
umum yang termasuk disfungsi endotel dan inflamasi lokal. Demikian pula, ada banyak hal
yang masih belum diketahui mengenai PD, termasuk yang mengontrol kerentanan. Meskipun
biofilm subgingival menyebabkan respon inflamasi lokal, pada kebanyakan orang proses ini
tidak akan menyebabkan perkembangan periodontitis dan ada orang yang perkembangan
periodontitisnya lebih cepat dari yang lainnya. Ada bukti yang muncul bahwa regulasi respon
inflamasi dan sifat peradangan mungkin penentu utama kerentanan dan perkembangan
periodontitis.
Ada beberapa faktor risiko umum untuk CVD dan PD, yang bertindak sama pada
kedua penyakit yang memberikan hubungan patofisiologis, tanpa perlu memiliki hubungan
penyebab langsung, atau ada fenotip umum yang mendasari kedua kondisi tersebut. Selain
itu, mungkin terdapat beberapa kecenderungan genetik untuk menderita kedua penyakit.
Schaefer, dkk.baru-baru ini membuktikan hubungan yang diberikan dari risiko tinggi lokus
CHD dengan periodontitis agresif. Namun demikian, kemungkinan umum kecenderungan
yang mendasari kedua penyakit tidak meniadakan pengaruh langsung dari PD pada CVD
juga.
Sebuah percobaan yang terkontrol secara acak (RCT) dengan sebuah intervensi
mungkin satu-satunya cara untuk mengidentifikasi jalur penyebab. Untuk merancang
penelitian tersebut, kami harus mengidentifikasi tingkat terbaik dari PD untuk ditangani, baik
pada awal sampai sedang, atau PD yang parah dan memilih akhir dari CV yang paling tepat.
Yang paling meyakinkan akan sulit terjadi kardiovaskuler, seperti kematian, infark miokard,
atau membutuhkan prosedur revaskulerisasi. Tetapi, ukuran sampel yang banyak dan
tindakan lanjutan yang lama diperlukan ketika pengujian untuk perbedaan titik akhir klinis
yang menunjukkan sebuah ketertarikan yang besar. Mengidentifikasi surrogate endpoint
yang tepat menujukkan pendekatan yang lebih pragmatis. Kategori penilaian tahap awal CV
dalam evolusi aterosklerosis meliputi pengukuran Intimae Media Thickness (IMT) karotid,
kekakuan arteri, atau penilaian fungsi endotel melalui pengukuran flow-mediated yang
meluas dari arteri brakialis.
Namun, keraguan tetntang bagaimana bebarapa hal yang membutuhkan waktu yang
sangat lama untuk dilakukan, seperti peningkatan IMT karotid, dapat digantikan dengan
intervensi mekanis oral. Intervensi memerlukan waktu sebelum pengaruh tindakan dari
surrogate endpoint diteliti. Meskipun peristiwa CV mungkin semua dapat dijelaskan dengan
inflamasi, kontribusi langsung yang memungkinkan patogen juga harus dipertimbangkan.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bakteri oral patogen pada ateroma, meskipun
pengamatannya tidak membuktikan peran penyebab. Kedua infeksi langsung dan inflamasi
yang mengaktifkan respon host bisa memungkinkan mekanisme dan membenarkan bahwa
PD adalah sebuah kondisi kronis, sesuai dengan paparan waktu kehidupan untuk faktor risiko
yang dibutuhkan dalam perkembangan CVD.
Terlepas dari hubungan yang signifikan, masih ada kurangnya kesadaran pada
penyakit kardiovaskuler mengenai betapa pentingnya mereka. Jika kardiologis dapat melihat
infeksi dan kerusakan yang terjadi pada gigi sebagai akibat dari PD, mereka mungkin
mengerti mekanisme hubungan PD dengan biologis aterosklerosis.
Dalam tinjauan bukti ini, para ahli ditujukan pertanyaan-pertanyaan seperti berikut:
Seberapa penting hubungan PD dan CVD?
Bagaimana kami mengukur paparan (PD) dan akibat (CVD)?
Apa itu hubungan patogenik?
Apa pentingnya terapi periodontal sebagai pencegahan dari CVD?
Apakah dibenarkan untuk menganjurkan kesehatan periodontal dengan tujuan mengurangi
risiko CVD?
Penelitan klinis dan eksperimen apa yang dibutuhkan?
Epidemiologi dan hubungan: seberapa penting hubungan penyakit periodontal dan
penyakit kardiovaskuler?
Ada tiga tinjauan sistematis yang baru-baru ini diterbitkan untuk mengevaluasi bukti
dari hubungan yang ada. Hal tersebut ditinjau oleh Bahekar dkk. yang mengelompokkan
penelitian dengan tipe rancangan dan menggunakan penelitian prospektif atau penelitian
case-control atau penelitian cross-sectional. Kekurangan dari hubungan ini dinilai karena
hanya ada lima penelitian prospektif, yang termasuk sekitar 90.000 pasien dan rasio risiko
adalah 1,14 (yaitu individu dengan PD yang memiliki 1,14 kali lebih tinggi risiko
perkembangan CHD dari pada kontrolnya. Pada penelitian case-control, risiko perkembangan
CHD meningkat sampai OR 2,2 dan pada penelitian cross-sectional OR berkisar dari 1,6.
Penelitian prospektif bersifat lebih baik untuk menjawab pertanyaan dari hubungan tersebut.
Namun, penelitian prospektif yang ada menambah sedikit kualitas dari hubungan yang ada
dari penelitian case-control dan cross-sectional, karena penelitian tersebut tidak dirancang
untuk menangani hubungan tersebut dan kualitas penilaian PD mungkin dipertanyakan.
Faktanya, pada meta-analisis ini tidak ada penelitian yang dirancang untuk mengevaluasi
hubungan antara PD dan CVD dan pada pasien-pasien tersebut, evaluasi dari paparan (PD)
dievaluasi tersendiri. Selain itu, semua OR disebutkan, bahkan jika hubungannya signifikan,
sebagian kecilnya dibandingkan dengan surrogate endpoint klasik seperti kekakuan arteri,
yang memiliki OR berkisar 2-3 tergantung pada populasi.
OR disesuaikan dengan faktor risiko kardiovaskuler lainnya, namun pada intervensi
RCT, OR awal, sebelum penyesuaian, bisa lebih menarik karena kami bisa menganggap PD
sebagai integrator risiko CV, karena hal tersebut menyebabkan kekakuan arteri, IMT, atau
fungsi endotel.
Semua resensi dan dokumen-dokumen secara konsisten mengeluarkan hubungan
statistik yang positif meskipun penggunaan dari definisi PD yang berbeda. Setiap kali PD
dinilai lebih baik, risiko lebih besar dan sama ketika hasilnya diperkecil, contohnya stroke
daripada CVD. Jelas bahwa kami memiliki penelitian case-control dan cross-sectional yang
cukup, meskipun kami membutuhkan penelitian prospektif dengan penelitian yang memadai
dari pendapatan dan hasil. Masalahnya adalah waktu yang dibutuhkan untuk penelitian
longitudinal memerluka waktu (6-10 tahun) dan mungkin tidak layak dalam hal sumber daya
dan waktu, maka kami harus lebih fokus pada penelitian intervensi dan menggunakan
alternatif lain.
Penggunaan surrogate endpoint mungkin masih diselidiki (menghasilkan hipotesis)
tapi penggunaannya mungkin dibutuhkan sebelum merencanakan percobaan berdasarkan
hasil klinis. Percobaan terakhir membutuhkan jumlah waktu dan sumber daya yang banyak
dan tidak dapat dilakukan tanpa pengetahuan sebelumnya tentang apa yang diharapkan.
Penelitian intervensi ini bahkan lebih dibenarkan, karena intervensi periodontal akan
meningkatkan kesehatan mulut, yang akan meningkatkan kesehatan secara umum dengan
sendirinya.
Secara ringkas, kami telah sepakat bahwa hubungan antara PD dan CVD, meskipun
rendah, secara konsisten ditunjukkan pada semua resensi sistematis yang ditpublikasi. Selain
itu, hubungan tersebut juga ditemukan meskipun digunakan pengukuran yanng berbeda pada
paparan dan hasil yang digunakan, yang memperkuat hubungan lemah yang muncul.
Hubungan tersbut, jika rendah, sangat penting untuk implikasi potensial pada kesehatan
masyarakat karena prevalensinya besar pada kedua kondisi. Terdapat faktor risiko umum dan
kekacauan umum, yang membuat penelitian pada hubungan tertentu sulit dilakukan dan yang
harus kami teliti untuk memahaminya secara utuh.
Bagaimana kami mengukur paparan (periodontal penyakit) dan hasil (kardiovaskuler
penyakit)?
Paparan
Penyakit periodontal didefinisikan dengan rusaknya anatomi dari jaringan pendukung
gigi yang terjadi mengikuti proses penyakit. Dari definisis ini, keparahan diukur sesuai
dengan jumlah kerusakannya. Hasil akhir adalah hilangnya gigi dan hasil tengahya adalah
jumlah ligamen periodontal yang hilang dan / atau keropos tulang yang terjadi. Kesulitan
dalam menggunakan kerusakan jaringan sebagai definisi PD adalah bahwa hal tersebut tidak
mengambil laporan proses penyakit, melainkan konsekuensinya. Karena kami berhadapan
dengan infeksi kronis yang menyebabkan inflamasi sistemik, kami bisa mendefinisikan
penyakit secara alternatif dengan beban infeksi atau dengan konsekuensi inflamasi sistemik,
sehingga berurusan lebih dengan proses dibandingkan dengan kerusakan sekunder.
Dengan demikian, hasil pertama akan menjadi pilihan dari cara yang paling tepat
untuk mengukur PD, baik dengan kerusakan (konsekuensi penyakit itu) atau oleh paparan itu
sendiri dalam hal infeksi atau respon host. Masih tidak ada biomarker yang konsisten terkait
dengan kehadiran penyakit yang bisa mengukur paparannya. Jumlah kerusakan itu sendiri
berkorelasi dengan peningkatan manifestasi sistemik dari infeksi. Pada gingivitis, lesi
inflamasi terbatas pada jaringan superfisial dengan tidak ada kerusakan yang mendalam dan
sangat sedikit ulserasi epitelium. Namun, dalam PD dan adanya kerusakan jaringan dan poket
ulserasi periodontal, merupakan hubungan yang jelas dengan seluruh kisaran dari biomarker-
biomarker, seperti sitokin pro-inflamasi yang meningkat pada kuantitasnya dan dapat diukur
secara lokal atau sistemik.
Sebuah penanda khusus inflamasi sistemik tidak cukup baik karena meskipun akan
dikaitkan dengan adanya penyakit, itu tidak akan memberikan gambaran tentang riwayat
penyakit. Jumlah bakteri, antibodi, protein C-reaktif, dan sebagainya semua di amati,
sedangkan pada tulang yang keropos dilakukan pengukuran kumulatif tentang apa yang telah
terjadi selama bertahun-tahun dan itu akan memiliki nilai dalam hal penyakit kronis seperti
aterosklerosis, di mana beberapa riwayat penyakit diperlukan. Sebuah penanda gabungan,
beberapa yang dilaporkan selama proses penyakit dan pada saat yang sama bersamaan
dengan akibat penyakit (dalam hal infeksi atau inflamasi) akan optimal, karena dua orang
bisa memiliki tingkat yang sama pada PD tapi satu akan lebih terpengaruh secara sistemik
daripada yang lain.
Di antara kategori penilaian, ada penanda khusus seperti Porphyromonas gingivalis,
yang hanya dapat ditelusuri dalam mulut, tetapi yang lain, seperti protein C-reaktif atau
interleukin-1 (IL-1) dapat diukur secara sistemik, tetapi sangat tidak spesifik karena banyak
kondisi yang mungkin meningkatkan tingkatannya. Porphyromonas gingivalis mungkin
dapat ditemukan pada pasien dengan masalah periodontal ringan dan dengan demikian hal
tersebut tidak dapat menjadi penanda yang baik dari penyakit. Keberadaannya,
bagaimanapun, adalah penanda infeksi dengan arti bahwa lingkungan tertentu diperlukan
untuk pertumbuhannya. Selain itu, mengukur keberadaan bakteri di dalam mulut, walaupun
spesifik, sebagian besar dipengaruhi oleh teknologi. Ada berbagai cara berbeda untuk
mengukur keberadaan bakteri, namun menentukan standar yang tepat untuk berbagai cara
tersebut. Terdapat kemungkinan bahwa yang paling akurat adalah nested-PCR tetapi
amplifikasi DNA-nya begitu besar bahkan saat dalam keadaan positif, signifikansinya kurang
jelas. Oleh karena itu, disarankan untuk memanfaatkan teknik diagnosa mikroba yang tidak
hanya menilai ada tidaknya bakteri, melainkan menilai jumlah patogen tertentu.
Berkenaan dengan efek sistemik dari infeksi, jumlah bakteri mulut mungkin tidak
berhubungan dengan efek sistemik, karena jumlah bakteri dalam mulut mungkin tidak
sebanding dengan paparan sistemik terhadap bakteri ini. Kami membutuhkan beberapa
metode yang dapat diandalkan untuk mengukur adanya bakteri periodontal spesifik
atau produk bakteri dalam serum.
Kami memiliki konsensus mengenai kebutuhan untuk mengevaluasi paparan dengan
kombinasi pengukuran keparahan PD (struktur) dan proses penyakit melalui tanda-tanda
biologis, mungkin hal ini lebih terkait dengan peradangan sistemik daripada infeksi, tetapi
kami tidak boleh meniadakan hal tersebut karena mungkin pengukuran tersebut dapat
menjadi pengukuran paparan infeksi sistemik yang dapat diandalkan di waktu mendatang.
Pengukuran tidak harus sangat spesifik, selama hal tersebut dapat diukur, dapat direproduksi
dan juga dapat digunakan untuk melacak aktivitas penyakit mulut . Ada beberapa penanda
saliva yang terlihat menjanjikan dan jika mereka berkorelasi dengan sejumlah kerusakan
dengan sejumlah peradangan sistemik, hal tersebut akan menjadi biomarker yang sangat
berguna.
Hasil: Kategori pengobatan penyakit kardiovaskuler
Kematian atau peristiwa klinis lainnya adalah endpoint terbesar di dalam studi
kardiologi jangka panjang tetapi butuh waktu yang panjang untuk mencapai peristiwa klinis
maupun untuk mendapat banyak pasien. Faktor yang menyebabkan pengendapan (trombosis)
mungkin berbeda dari faktor yang menyebabkan aterosklerosis. Terdapat kategori yang
dinilai, seperti fungsi endotel, IMT, kekakuan arteri, dan sebagainya, yang merupakan
fenotipe menengah atau ukuran yang lebih erat terkait dengan hasil daripada faktor risiko
yang dapat menyebabkan hal tersebut. Ahli jantung berbagi masalah yang sama selain
Periodontis, karena mereka juga tertarik pada struktur, akumulasi pengaruh dari penyakit dan
risiko kecenderungan terjadinya, dimana semuanya diperlukan untuk memahami sisi biologis
dari aterosklerosis.
Ada dua pertanyaan yang berbeda tentang hubungan antara PD dan CVD. Pertama,
apakah paparan PD terkait dengan perkembangan dari aterosklerosis dan pertanyaan kedua
apakah PD memiliki keterkaitan dengan aktivasi plak aterosklerotik dan peristiwa CV?
Dengan tujuan untuk menilai perkembangan penyakit, beberapa ukuran (atau kategori
penilaian) struktur penyakit diperlukan, seperti fungsi endotel atau kekakuan arteri
(kecepatan gelombang denyut nadi, analisis gelombang arteri) merupakan langkah-langkah
yang terkait dengan perkembangan aterosklerosis dan pertumbuhannya.
Ketebalan media intima adalah ukuran yang berguna pada penyakit struktural dan
penyakit pengaruh akumulatif penyakit, dan menjadi penanda yang dapat diterima pada
penentu dini aterosklerosis. Hal tersebut merupakan penanda yang mudah dikenali dan
merupakan teknik diagnostik non-invasif yang telah dikaitkan secara sigifikan dengan stroke
dan akibatnya pada CV. Hal ini, bagaimanapun, bukan ukuran yang baik dari risiko
terdapatnya plak, yang menjadi penyebab kebanyakan dari penyakit CV. Risiko ini terkait
dengan komposisi plak, yang dapat dinilai hanya secara invasif pada arteri koroner dengan
penanda sistemik seperti protein C-reaktif yang menjadi penanda terdekat untuk peristiwa
inflamasi di waktu yang akan datang. Mengenai gambaran non-invasif, gambaran resonansi
molekuler dapat dipergunakan untuk visualisasi komposisi plak, namun karena hubungan
resolusi dengan resolusi yang terbatas hanya dapat digunakan pada sejumlah besar arteri
kaliber seperti karotis. Selain itu, biaya dan waktu adalah penghalang untuk kohor yang
besar.
Kekakuan arteri telah dibuktikan sebagai perantara endpoint di lebih dari 13 pada
pengujian populasi. Hal ini dapat mengintegrasikan efek buruk dari faktor risiko CV pada
arteri besar sepanjang waktu. Namun, jumlah percobaan intervensi yang berbasis pada
pengukuran kekakuan arteri masih terbatas.
Fungsi endotel juga telah digunakan sebagai suatu surrogates marker dan telah
menunjukkan hubungan yang signifikan dengan Peristiwa CV.
Tanda-tanda biologis dari inflamasi sistemik juga dipercaya berkaitan dengan
peristiwa CV. Protein C-reaktif adalah penanda terjadinya peradangan yang diterima secara
luas dan telah diusulkan sebagai surrogates marker pada CVD. Masalahnya pada protein C-
reaktif itu berkaitan dengan PD dan CVD, oleh karena itu, akan terjadi peningkatan. Di CVD,
protein C-reaktif beroperasi di populasi untuk membantu stratifikasi risiko tambahan pada
rentang yang sangat kecil dari protein C-reaktif yang sangat rendah. Namun, dalam PD,
protein C-reaktif adalah metode di atas level-level yang disebutkan di atas. Jika intervensi
(Terapi periodontal) secara jelas menurunkan protein C-reaktif, maka akan menjadi
konsekuensi secara langsung pada manfaat di rongga mulut tapi bukan ukuran konsekuensi
CV. Meskipun demikian, terdapat pemikiran logis bahwa ketika intervensi uji coba
direncanakan, pengukuran protein C-reaktif juga harus disertakan.
Sebagai ringkasan, terdapat kebutuhan untuk memahami dengan jelas hubungan
antara periodontitis dan perkembangan aterosklerosis. Kami dapat menggunakan beberapa
perwakilan dengan tujuan untuk memahami apa yang mendorong terjadinya tanda-tanda yang
berhubungan dengan jantung, tetapi belum ada tindakan prediktif. Sebuah teknik yang
dilakukan berurutan diperlukan untuk memberi karakteristik dari hal yang mewakili endpoint,
karena tidak ada teknik tersendiri yang dapat menjawab pertanyaan yang ada dan beberapa
sulit untuk dilakukan, seperti pengukuran fungsi endotel melalui vasodilatasi arteri brakhialis.
Apa hubungan patogen dari hal tersebut?
Mengingat infeksi langsung yang relatif penting vs peradangan sistemik sebagai
hubungan etiopatogenis dengan aterosklerosis, terdapat kesepakatan yang menyatakan bahwa
kami perlu fokus pada peradangan sistemik daripada invasi langsung bakteria/translokasi
melalui rute sistemik. Namun, kedua rute tersebut saling terkait, karena tidak akan ada
peradangan sistemik jika tidak ada paparan bakteri secara sistemik.
Ulserasi epitel pada biofilm-gingiva memungkinkan adanya hubungan bakteri mulut
untuk masuk ke dalam sistem dan beberapa penelitian telah menunjukkan bagaimana bakteri
tertentu atau DNA bakteri dapat disimpan pada plak atheroma, meskipun kami tidak tahu
tingkat signifikansi dari temuan ini. Masalahnya adalah bahwa sebagian besar dokumen yang
mencari bakteri dalam plak aterosklerotik telah mencari secara khusus untuk bakteri
periodontal tetapi tidak untuk bakteri lain dan juga terdapat kemungkinan bahwa semua
bakteri yang masuk ke dalam tubuh, bisa disimpan ke dalam plak.
Mengenai pertanyaan apakah infeksi bisa menjadi pemicu untuk CVD, dapat dilihat
bukti dari studi epidemiologi yang menunjukkan bahwa infeksi dapat meningkatkan risiko
CVD, terlepas dari jenis infeksi (misalnya pernafasan atau infeksi saluran kemih). Dengan
demikian, tampaknya poin penting dari hal tersebut bukan mengenai tipe bakteri tetapi jenis
respon host; namun, beberapa studi telah menunjukkan sebuah asosiasi CHD dengan infeksi
oleh mikroorganisme tertentu tetapi tidak dengan bakeri-bakteri lain.
Studi intervensi oleh Tonetti dkk. menyoroti pentingnya bakteremia, saat plak gigi
tersingkir terdapat respon inflamasi sistemik akut, yang menunjukkan reaksi sistemik
bakteremia tersebut. Keadaan patogen dan pola terjadinya inflamasi bukan karena hal
tersebut, pada kenyataannya adalah dua hal yang terpisah, di Periodontitis, itu adalah infeksi
yang menyebabkan peradangan.
Hipotesis inflamasi dinyatakan dengan baik dalam etiologi aterosklerosis. Penyakit
inflamasi non-infeksi, seperti rheumatoid arthritis juga telah terkait dengan CVD. Hal ini
penting untuk dipertimbangkan, namun, tidak ada uji coba intervensi dengan terapi
antiinflamasi sistemik (termasuk steroid) yang pernah menunjukkan manfaat klinis. Selain
itu, mediator non-inflamasi, seperti LDL teroksidasi, mungkin juga memicu peradangan
endogen lokal dalam dinding pembuluh dan melepaskan sejumlah kecil mediator peradangan
lokal dalam jangka waktu singkat yang dapat mengakses sirkulasi darah, tapi mungkin akan
segera bisa diencerkan di dalam darah.
Oleh karena itu, tidak mungkin sejumlah kecil mediator (IL-1 atau TNF-a) memiliki
kontribusi yang signifikan terhadap efek sistemik. Jika tidak ada bakterimia sistemik atau
produk dari bakteri, tidak mungkin produksi lokal IL-1 atau TNF-a dalam jaringan gingiva
akan memiliki dampak yang signifikan terhadap seluruh tubuh. Baru-baru ini, telah dibuat
laporan ilmiah mengenai efek terapi anti TNF dan kemunduran dari kekakuan arteri dan hasil
ini bisa membenarkan dasar pemikiran pada intervensi PD.
Sebagai ringkasan, saat ini mekanisme yang paling diterima dan yang paling banyak
dipelajari adalah pola peradangan sistemik yang bisa menghubungkan etiopathologis
pembentukan atheroma pada peradangan kronis yang berasal dari PD. Masalahnya adalah
apakah inflamasi lokal jaringan periodontal cukup untuk menyebabkan peradangan sistemik
atau apakah kami juga perlu invasi sistemik bakteri atau produk bakteri.
Terdapat pola ketiga yang memiliki kemungkinan, yang merupakan modifikasi dari
faktor risiko kardiovaskuler yang diketahui. Pola ini telah dibuktikan dalam sindrom
metabolik di mana riwayat lipid diubah dan dengan demikian berubah menjadi disfungsional
dan pro-aterogenik. Hal terebut menarik untuk dipelajari apakah riwayat faktor risiko
kardiovaskuler pasien PD akan berubah.
Apakah satu atau pola lain mengarah ke konsekuensi yang berbeda. Jika bakteri atau
produk mereka menyebabkan inflamasi sistemik yang mengarah ke athero-genesis, strategi
preventif atau terapeutik dari hal tersebut adalah anti-bakteri. Namun, jika hal tersebut adalah
peradangan jaringan lokal respon dari efek sistemik, strategi pencegahan dan terapeutik yang
dipakai adalah anti-inflamasi (misalnya anti-metaloproteinase).
Apakah ada bukti bahwa terapi periodontal atau pencegahannya memiliki manfaat
jangka panjang pada kesehatan jantung, baik dari segi penurunan terjadinya
kardiovaskuler dan perbaikan dari surrogates marker?
Sebuah uji coba intervensi baru-baru ini dilaporkan menunjukkan bahwa modifikasi
RCT dari suatu peristiwa pada rongga mulut mengubah penanda CV seperti disfungsi endotel
untuk pertama kalinya. Dengan demikian, kami dapat mengatakan bahwa secara
epidemiologis, disfungsi endotel dapat dikaitkan dengan PD, dan mengobati PD dalam
populasi khusus dapat mengubah keadaan biologis dinding arteri, meskipun kami tidak bisa
mengatakan bahwa terapi periodontal dapat memberikan manfaat jangka panjang dalam
kesehatan CV.
Perbaikan fungsi endotel juga dikuatkan oleh penurunan pada level E-selektin yang
signifikan dalam kelompok pengobatan bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. E-
selektin adalah molekul adhesi dalam bentuk sel endotelial sitokin-teraktifasi, yang menjadi
penanda aktivasi endotel. Dalam pengujian ini, aliran-dimediasi dilatasi (FMD) dan rasio
aktivator jaringan plasminogen /plaminogen-aktivator inhibitor tipe 1, juga berubah dalam
arah yang sama, yang juga mencerminkan perbaikan di adhesi endotel dan fungsi koagulasi.
Fenotipe dari endotelium dan semua fungsinya, berubah ke arah yang sama, tetapi penelitian
tidak memberikan informasi yang mungkin menjelaskan mekanisme hasil ini.
Intervensi percobaan lain yang telah mengangkat kontroversi yang ada adalah studi
PAVE yang dilakukan di USA, karena bertentangan dengan Laporan Tonetti studi tersebut
telah menunjukkan respon positif sistemik yang terbatas pada intervensi periodontal. Dua
faktor, populasi yang dipilih dan kemanjuran intervensi periodontal yang dapat menjelaskan
sedikit perbedaan antara kelompok pengobatan yang secara intensif dan kelompok
pengobatan terkontrol ditunjukkan dalam studi ini. Pada faktor populasi, subyek dalam
pencegahan sekunder terhadap terjadinya CV dengan sedikit keparahan pada PD dan
intervensi yang diberikan tidak begiu efisien, karena perubahan parameter periodontal setelah
pengobatan tidak begitu terlihat baik kelompok pengobatan dan kelompok kontrol.
Sebaliknya, dalam penelitian Tonetti, populasi yang dipilih memiliki periodontitis
yang parah dan mereka menggunakan kombinasi dari terapi mekanis dan terapi antibiotik
mendemonstrasikan perbedaan yang sangat signifikan pada keadaan akhir periodontal setelah
terapi antara kelompok percobaan dan kelompok kontrol. Walaupun, kontroversial kebutuhan
antibiotik sistemik dalkam dalam pengujian intervensi lain dimana terapi periodontal murni
secara mekanis, tanpa antibiotik, hal tersebut juga menunjukkan efek yang signifikan pada
fungsi endotel. Jika terdapat manfaat dari intervensi tersebut terhadap pengurangan
peradangan, tindak lanjut jangka panjang (minimal 6 bulan) dibutuhkan dan sangat penting
untuk memilih populasi yang tepat.
Surrogates marker lain aterosklerosis yang digunakan dalam studi intervensi telah
menjadi titik pengukuran dari penurunan IMT pada arteri karotid setelah intervensi
periodontal. Peningkatan IMT bersifat IMT juga dapat berkurang dengan terapi penurun
kolesterol dan dengan jenis teknik yang dipakai untuk mengukur itu sendiri, analisis
gambaran, saat ini dianggap cukup baik, pemeriksaan tersebut layak untuk dilakukan di
sebuah percobaan. Penelitian oleh Piconi dkk. menunjukkan penurunan IMT lebih dari 10%,
sedangkan Hodis dkk. menunjukkan bahwa pada setiap 30 mm per tahun IMT meningkatk,
risiko terjadinya CV meningkat dua kali lipat pada pasien dengan penyakit jantung koroner.
Pertanyaan lainnya adalah apakah orang-orang dengan risiko tinggi terjadinya CV
(yaitu dengan hipertensi, riwayat keluarga, dan sebagainya) mungkin juga memiliki risiko
periodontitis yang tinggi. Kami tahu bahwa kejadian PD pada populasi obesitas jauh lebih
tinggi dibandingkan populasi berat badan normal dan beberapa menghubungkan studi
obesitas dengan PD. Dalam publikasi terbaru, ditemukan bahwa setiap komponen individu
dari sindrom metabolisme menunjukkan perkiraan OR hubungan dengan diagnosis sedang
atau berat pada PD. Dalam studi ini, ketika model disesuaikan dengan sindrom metabolik
sesuai definisi dari diagnosis, asosiasi juga perlu dilalui. Satu-satunya faktor yang membuat
hubungan yang signifikan secara statistik adalah kadar glukosa.
Penurunan terjadinya CV dengan statin sekitar 30%, tetapi bervariasi pada tingkat
awal kolesterol atau tergantung pada apakah itu adalah pencegahan primer atau sekunder, dll.
Jika Anda menurunkan kolesterol LDL sebelumnya anda akan mendapatkan lebih banyak
manfaat pada CV. Orang dengan variabel genetik yang lebih rendah tingkat kolesterol LDL
sekamir 20% dari masa kanak-kanak (yang kurang dari pengurangan diperoleh statin)
menunjukkan pengurangan 88% pada terjadinya CV karena hal tersebut merupakan
pengurangan kolesterol LDL seumur hidup. Dalam kardiologi, statin diberikan kepada
subyek berumur 50-70 tahun dan meskipun ada penurunan risiko 25%, masih ada 75%
kemungkinan terjadinya. Semakin lama seseorang pada statin, maka akan semakin banyak
manfaat pada CV. Hal ini tidak hanya derajat kolesterol LDL lebih rendah tetapi durasi ini
juga dapat menurunkan LDL. Dalam cara yang sama, jika Anda mengurus PD sepanjang
hidup Anda, mungkin juga akan ada hasil atau manfaat lebih besar dalam hal pengaruh
terhadap CVD.
Sebagai komentar tambahan, efek pengobatan periodontal pada protein C-reaktif dari
meta-analisis oleh Ioannidou et al. adalah 0,18 mg / L (20,70-,35 0.07 pada suhu 95% CI),
yang merupakan setengah dari pengurangan yang diperoleh pada pengujian JUPITER dengan
penggunaan dosis tinggi statin, jadi efek rata-rata perawatan periodontal adalah setengah dari
yang statin, yang bukan merupakan efek yang sedikit, terutama pembatasan waktu yang lebih
pendek pada jenis intervensi ini. Kami memerlukan lebih banyak percobaan untuk
memperbarui meta-analisis ini,dan dengan data lebih lanjut kami akan melihat apakah selisih
data lebih besar atau tidak, sedangkan dalam hal salat hal ini meta-analisis berbasis di hanya
tiga studi.
Dalam hal pengobatan periodontal menghasilkan keuntungan, pengobatan periodontal
jangka pendek intensif (atau efektif) meningkatkan surrogate marker yang berhubungan
dengan risiko kardiovaskuler. Namun kami tidak tahu, apa yang akan menjadi efek jangka
panjang dari intervensi (hasil pemeriksaan kesehatan periodontal yang terkait). Namun fakta
ini, akan menjadi sulit untuk ditunjukkan karena aspek etis dari pasien yang dirawat untuk
jangka panjang. Salah satu cara menghindari hal tersebut adalah mempertahankan manfaat-
manfaat perawatan periodontal dan memiliki orang-orang yang memberhentikan perawatan
sebagai kelompok kontrol. Cara lain untuk mengatasi kesulitan dengan kelompok kontrol
dapat mengambil langkah tengah, sama seperti apa yang telah dilakukan di dalam perawatan
periodontal klasik di Sweden dimana pasien periodontal yang parah dipilih dan dirawat
hingga mereka mencapai hasil yang diharapkan dimana mereka dikirim ke klinik utama
mereka atau menghemat biaya perawatan mereka selama 6 tahun (tidak diacak) dan terdapat
perbedaan yang besar pada hasil periodontal. Ini adalah penelitian non-acak, tetapi bisa
menjadi sebuah model untuk melihat surrogate marker dalam jangka panjang mulai dari
kesehatan periodontal bukan dari penyakit mulut.
Kesimpulannya, kami telah mengidentifikasi beberapa sampel yang berhubungan
pada struktur dalam hal pembuluh darah, fungsi endotel, IMT, dan kekakuan arteri, dan
beberapa hasil peristiwa, seperti stroke yang mungkin lebih mudah dari peristiwa tertentu
seperti kematian dari infraksi miokardium.
Apakah dibenarkan merekomendasikan kesehatan mulut dan periodontal dengan
tujuan mengurangi risiko kardiovaskuler?
Dalam 2-3 tahun yang lalu, sebagian besar perusahaan kesehatan mulut telah
menggunakan hubungan antara PDs dan CVD sebagai pemasaran utama mereka menyatakan
pesan bahwa kesehatan mulut mempengaruhi kesehatan sistemik (lebih dari kesehatan
kardiovaskuler). Mengingat apa yang kami ketahui saat ini, kami harus mempertanyakan
apakah hal itu pantas untuk membuat rekomendasi program preventif dalam kesehatan mulut
dan periodontal demi kesehatan kardiovaskuler. Tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa
perawatan pencegahan gigi akan mempengaruhi kesehatan jantung, meskipun berhubungan
jelas antara kedua kondisi ini. kami masih tidak mengerti benar dampak nyata dari kesehatan
mulut atau intervensi periodontal dalam hal peristiwa kardiovaskuler, sehingga tidak layak
untuk mempromosikan pernyataan kesehatan mulut dengan tujuan tertentu dalam pencegahan
terjadinya penyakit kardiovaskuler, karena terlalu dini untuk membuat klaim tersebut. Orang
bisa mengatakan, bagaimanapun, karena infeksi mulut dan inflamasi tidak baik untuk
kesehatan seseorang secara umum, promosi kesehatan mulut akan menjadi positif.
Sebenarnya, memiliki kesehatan mulut adalah penting untuk kehidupan. Beberapa penelitian
telah menunjukkan bahwa penyakit mulut dihubungkan dengan kematian yang meningkat
dan terdapat bukti bahwa penyakit periodontal mempengaruhi kualitas kehidupan, dan
perawatan periodontal mampu memperbaikinya.
Meskipun tampaknya masuk akal bahwa ahli jantung mengidentifikasi dalam keadaan
klinis seseorang yang menderita penyakit periodontal dapat merekomendasikannya untuk
mencari perawatan, terlalu cepat untuk menetapkan rekomendasi ini sebagai bagian dari
rutinitas pemeriksaan jantung. Untuk pasien yang ditetapkan mengalami penyakit
kardiovaskuler, hal tersebut tidak masuk akal bahwa ahli jantung meningkatkan kesadarannya
dan meletakkan penyakit periodontal pada daftar pemeriksaannya dan bisa menyarankan
kepada pasien bahwa mengambil perawatan penyakit periodontal mungkin juga membantu.
Sah, berdasakan bukti, kami dapat mengatakan bahwa (i) penyakit peradangan mulut
atau penyakit periodontal memiliki efek yang lebih luas daripda penilainnnya sebelumnya,
(ii) inflamasi sistemik hasil dari penyakit periodontal dan itu dapat menyebabkan kerugian
dinding kardiovaskuler berubah, dan (iii) penyelesaian penyakit mulut dapat menghasilkan
pemulihan perubahan dinding kardiovaskuler. Bagaimanapun kami tidak memiliki bukti,
mengatakan bahwa kesehatan mulut dapat mencegah penyakit kardiovaskuler di masa
mendatang.
Kesimpulannya, kami telah setuju bahwa kesehatan mulut memiliki pengaruh pada
kesehatan sistemik pada umumnya dan penyakit kardiovaskuler khususnya, dan ini
merupakan pesan penting untuk mempromosikan pencegahan lebih dari mempromosikan
pengobatan. Dengan demikian, mempromosikan kesehatan mulut sebagai bagian dari gaya
hidup sehat merupakan rekomendasi yang masuk akal.
Apakah penelitian secara klinis dan eksperimen diperlukan untuk memberikan bukti
yang pasti?
Dalam hal memilih, populasi penelitian yang sesuai, terdapat kelompok sasaran yang
berbeda di kedua akhir penyakit. Pada akhir penyakit periodontal, kami dapat memilih pasien
PD yang parah atau sebuah populasi dengan kerentanan terhadap penyakit tersebut dan
pernah dilakukan pengobatan dan periodontal yang sehat dalam jangka panjang. Pada akhir
CVD, kami bisa memilih orang yang sehat dan tidak memiliki faktor risiko klasik yang
tinggi, orang-orang yang sehat tetapi memiliki faktor risiko yang tinggi dan orang yang
memiliki penyakit kardiovaskuler dan yang sedang memulai pencegahan jantung sekunder.
Dalam hasil pemilihan, tidak ada fenotif intermediat tunggal atau ukuran pengganti
yang akan memberikan bukti yang jelas pada komunitas kardiologi, karena belum ada
demonstrasi yang jelas dalam hal pengurangan penyakit jantung. Jadi untuk bukti yang pasti,
intervensi harus mengurangi klinis penyakit kardiovaskuler. Kelompok pencegahan sekunder
adalah kelompok sasaran yang tepat, karena banyak peristiwa yang diharapkan, sehingga
memfasilitasi bukti dari manfaat pengoabatan (dengan menguarangi jumlah kejadian). Oleh
karena itu, studi intervensi dari penyakit periodontal yang dilakukan kami harus secara
khusus memilih pasien-pasien dengan sindrom koroner akut yang memiliki peningkatan
risiko residual 6-12 bulan setelah kejadian.
Penelitian interheart menunjukkan bahwa 94% dari wanita dan 92% laki-laki yang
mengalami serangan jantung mempunyai salah satu dari delapan faktor risiko lingkungan
yang diubah. Satu masalah dengan populasi berisiko tinggi kardiovaskuler adalah bahwa
mereka akan berada pada pengobatan yang bersamaan, yang mana akan melemahkan efek
intervensi pada mulut. Fakta ini harus di ambil ke dalam laporan perhitungan ukuran sampel.
Persoalan penting lainnya adalah pemilihan pasien (rumah sakit, praktek umum,
praktek gigi), karena akan mengatur populasi yang terpilih. Pemilihan pasien berisiko tinggi
kardiovaskuler dan pada waktu bersamaan menderita PD sedang-berat akan ditemui lebih
mudah dalam fasilitas rumah sakit. Karena penyaringan dan pemilihan pasien berdasarkan
diagnosis PD, strategi yang benar harus merekrut dokter gigi pada bagian kardiologi,
menyaring secara cepat semua pasien memenuhi syarat dan setelah itu memilih mereka dan
memberikan perawata periodontal.
Tiga persoalan penting pada percobaan ini adalah : (i) merekrut populasi dengan
risiko kardiovaskuler cukup panjang untuk memiliki kejadian yang cukup, (masalahnya
adalah menjadikan populasi ini akan berada pada pengobatan yang akan menurunkan tingkat
kejadian kardiovaskuler). (ii) pasien juga harus memiliki penyakit periodontal yang dapat
berpengaruh. (iii) pengobatan periodontal harus menyediakan pemisahan kronis yang sesuai
pada kelompok untuk membuktikan perbedaan. Seperti pada CV endpoints kami bisa
mengetahui penyakit CVD yang utama : fase awal angina, serangan jantung, kematian,
kombinasi penyakit, dan sebagainya. Data dari percobaan TNT menunjukkan bahwa pada
orang dengan penyakit jantung koroner kronis, risiko bentuk kematian serangan jantung pada
5 tahun sangat rendah. Pada orang dengan risiko rata-rata, adalah orang-orang yang dalam
pengobatan dapat secara bertentangan lebih efektif, tingkat kejadian rendah dan sering
berlebihan, dan risiko kegagalan kejadian tinggi. Dalam kelompok tersebut, insiden khas
untuk terutama peristiwa jantung adalah 1% dalam 10 tahun. Pada kelompok ini kami
merekrut orang yang memiliki risiko 10% dalam 10 tahun dan yang memiliki setidaknya 100
kejadian dalam kelompok insiden terendah. Oleh karena itu kami akan memasukkan stroke
sebagai salah satu hasil, yang mana akan meningkatkan kejadian (kejadian kardiovaskuler).
Kami akan menunjukkan endpoints yang tidak termasuk seperti angina baru atau prosedur
revaskulerisasi (Coronary Artery Bypass Graft Surgery (CABG) atau angioplastis).
Pernyataan etik juga penting. Ketika ahli jantung mengatakan seseorang yang baru
saja memiliki serangan jantung dan dia perlu memeriksa giginya atau membuat janji dengan
dokter gigi, pasien tersebut ditawarkan melakukan perawatan, yang biasanya tidak dilakukan.
Hal ini dapat dianggap sebagai sebuah keuntungan dari pemanfaatan pengobatan tambahan,
bagaimanapun, kelompok kontrol dilarang melakukan pengobatan tersebut dan ini dapat
menimbulkan persoalan etis juga. Karena masalah etis dengan kontrol (tidak ada perawatan)
datang dari kriteria pemilihan yang memiliki sejumlah penyakit periodontal tertentu dan dari
kewajiban memenuhi syarat standar pengobatan periodontal, salah satu solusi yang mungkin
dapat memberikan mereka semua pengobatan periodontal dan kemudian mengacak
perawatan gigi (dioptimalkan) atau penyedia perawatan gigi lokal (standar) selama 5 tahun.
Sebagai kemungkinan, sama seperti model penelitian PAVE, kami dapat memilih
orang dengan risiko tinggi pada pencegahan sekunder, melakukan pemeriksaan untuk melihat
derajat penyakit dengan ambang batas yang ditetapkan dan memutuskan dua kelompok : satu
kelompok yang menerima perawatan di rumah sakit atau universitas dan yang lainnya hanya
dinasihati bahwa mereka memerlukan perawatan, dan mereka dapat melakukannya denga
praktisi umum mereka. Jika anda hanya mengatakan ke pasien bahwa mereka memerlukan
perawatan periodontal , kemungkinan hanya 10-15% akan melakukannya. Cara ini akan
mengurangi jumlah pasien yang termasuk dan akan mengatasi masalah etis. Karena hal
tersebut merupakan bagaimana telah dilakukan dalam praktek klinik. Biasanya, pasien dipilih
dari praktek umum ke ahli spesialis, dan dalam penelitian kami akan memberitahu pasien
dalam kelompok kontrol untuk pergi ke praktek umum yang seharusnya memilih mereka ke
spesialis. Anda bukan sedang menolak pengobatan. Selain itu, anada tidak dapat menjamin
bahwa perawatan intensif akan memiliki efek pada pasien risiko kardiovaskuler. Kami harus
mempertimbangkan bahwa jika tujuannya adalah untuk menunjukkan pencegahan kejadian
kardiovaskuler, kami perlu waktu penelitian yang sangat lama dengan populasi yang besar.
Surrogates endpoints pada penelitian tersebut seperti IMT, fungsi endotel, atau kekakuan
arteri dapat dianggap sebagai persiapan untuk pengujian skala besar percobaan klinis secara
acak dengan kejadian klinis parah sebagai endpoint.
Ketika merancang percobaan ini, kami berhadapan dengan dua model : dalam model
pertama, setiap pasien yang dipilih dan mereka akan diacak untuk perawatan atau dikirim ke
penyedia kesehatan mulut mereka. Dalam model kedua, pasien dipilih, mereka akan
melakukan perawatan periodontal dan setelah itu mereka mendapatkan kesehatan mulut
mereka dan akan diacak untuk mengakhiri perawatan pemeliharaan dan yang lain dikirim ke
penyedia kesehatan mulut umum. Model kedua memerlukan lebih banyak pasien dan waktu
yang lebih lama karena perbedaan dalam penyakit mulut yang akan diteliti lebih dari 5 tahun
terbatas membuat model pertama lebih layak.
Bentuk penelitian lain akan merekrut pasien dengan risiko tinggi kardiovaskuler,
tanpa pengujian mulut sebelumnya, dan mengacak mereka untuk memiliki penilaian
periodontal (dan menerima apakah perawatanyang dianggap sesuai) atau tidak (dan kembali
pulang). Kelompok penelitian tersebut, bagi yang menerima penilaian, akan memiliki sub-
kelompok, kelompok sehat atau kelompok sakit, kelompok selanjutnya akan menerima
apakah perawatan diperlukan dan akan dijadikan kelompok uji. Mengacak penilaian
perawatan akan memerlukan lebih banyak pasien dan berbagai penyakit akan lebih parah
tetapi hal itu menghindari semua persoalan etis. Jumlah pasien yang diperlukan tergantung
pada prevalensi penyakit periodontal dalam populasi. Kesulitan terletak pada jumlah pasien
dalam kelompok yang tidak dinilai akan lebih besar dari yang akan menerima perawatan.
Sebagai kelompok yang dirawat harus menjaga kesehatan setiap waktu dan dalam jumlah
yang cukup untuk menunjukkan jumlah kejadian yang bertentangan dengan kelompok yang
tidak dinilai, rekrutmen harus dalam perbandingan 2 : 1.
Bentuk penelitian ini memiliki daya tarik tambahan dalam hal kesehatan karena
dibandingkan dengan intervensi sebelumnya pada pasien penyakit periodontal, dalam hal ini,
intervensi periodontal dapat dilakukan pada pasien yang yang datang melalui bagian jantung
untuk melihat apakah intervensi benar-benar bekerja. Itu akan menjadi sangat lebih mudah
untuk merekrut pasien dan tidak banyak yang harus dilakukan dengan kelompok yang tidak
dinilai, hanya untuk menindaklanjutinya. Perawatan gigi harus sederhana, sehingga tidak
dilakukan di klinik spesialis (tergantung pada negara, mungkin perawat gigi yang dapat
melakukannya), tetapi itu harus menjadi pengobatan yang terbaik dan bahkan mereka yang
mengalami penyakit periodontal terbatas harus dirawat. Dengan demikian, tujuannya harus
memberikan pengobatan terbaik yang dapat dicapai masing-masing negara dapat
melakukannya dengan caranya, tetapi selalu memberikan pengobatan kualitas tinggi ini.
Mengenai waktu perawatan periodontal, kami harus mempertimbangkan bahwa
kebanyakan orang yang memiliki riwayat penyakit kardiovaskuler meninggalkan rumah sakit
dengan perawatan antiplatelet ganda, dan berdarah jika gusi mereka diperiksa. Sekarang ini,
dikenal bahwa kebanyakan dari kami memberi perawatan antiplatelet jenis ini lebih baik
digunakan pada pasien tersebut , dengan begitu, pasien menerimanya selama 6 hingg 12-8
bulan. Dengan obat eluting sten, 60%-70% dari semua sten ahli implan jantung di Eropa,
seorang pasien memerlukan setidaknya 9 bulan antiplatelet ganda, menurut rekomendasi
semua persatuan ahli jantung, pesetujuan dari American Heart Association, American
College of Cardiology, persatuan untuk Angiografi Kardiovaskuler dan Intervensi, American
College of Surgeons, dan American Dental Society dipublikasi Circulation
merekomendasikan untuk tidak menghentikan obat anti platelet setelah pemberian obat
eluting stent serta mengedukasikan pasien dan pemberi perawatan kesehatan tentang bahaya
penghentian dini. Dalam prakteknya, tidak semua dokter gigi akan menerima untuk
melakukan prosedur pada pasien dengan pengobatan anti platelet ganda.
Mengenai waktu yang tepat untuk melakukan perawatan periodontal tergantung pada
apakah dokter gigi menerima untuk melakukan prosedur dibawah pengaruh antiplatelet
ganda. Jika ia melakukannya, dari sudut pandang CV itu bisa dilakukan segara setelah
pemberhentian. Pasien-pasien ini biasanya memiliki penanganan pertama dengan ahli jantung
selama 1 bulan setelah keluar dari rumah sakit, hal itu merupakan tingkat kejadian paling
tinggi dan juga waktu ketika orang mengubah gaya hidupnya dan mengambil obat yang
berbeda mungkin memiliki efek samping.jika setelah penanganan pada 4-6 minggu, hal itu
stabil jika mereka mematuhi terapi dan belum mengalami komplikasi, maka intervensi gigi
bisa dilakukan.
Terapi periodontal non-bedah : seharusnya dilakukan dengan ultrasound, dimana
jaringan yang tidak trauma sebanyak dan sama efektif sebagai alat bantu. Kemungkinan
sebuah kombinasi dengan beberapa bahan antimikroba akan membantu keberhasilan.
Pasien akan di bius lokal dan mungkin perlu antibiotik profilaksis, seperti dengan langkah
kami menginduksi bakteri pada pasien yang memiliki masalah jantung. Perawatan harus
dijadwalkan untuk mencoba meminimalkan kenaikan protein c-reaktif karena dapat
menghasilkan rangsangan inflamasi akut pada pasien yang tidak stabil dan dapat menjadi
potensi masalah etika.
Kesimpulan umum
Penelitian epidemiologis telah jelas menunjukkan hubungan hasil yang tidak begitu
berkaitan tetapi terdapat hasil yang signifikan antara periodontitis dan penyakit
kardiovaskuler. Ada, namun, tidak ada bukti yang kuat bahwa perawatan pencegahan
periodontal atau intervensi terapeutik yang akan mempengaruhi kesehatan jantung dan
karena kami masih tidak mengerti benar dampak nyata dari kesehatan mulut atau periodontal
intervensi dalam hal peristiwa kardiovaskuler, tidak dianjurkan untuk mempromosikan
pesan kesehatan gigi dan mulut dengan tujuan spesifik mencegah peristiwa kardiovaskuler.
Karena periodontitis terus memiliki prevalensi tinggi dalam populasi dan fakta bahwa
penyakit kardiovaskuler tetap sebagai penyebab utama kematian manusia di negara-negara
maju. Mengingat asosiasi ini, kami dapat menyimpulkan berdasarkan bukti, bahwa kesehatan
mulut memiliki pengaruh terhadap kesehatan sistemik pada umumnya dan penyakit
kardiovaskuler pada khususnya, oleh karena itu, kami harus mempromosikan kesehatan
mulut secara umum dan kesehatan periodontal secara khusus sebagai bagian dari gaya hidup
sehat dan juga sebagai komponen penting dalam pencegahan penyakit kardiovaskuler.
Istilah-Istilah
a. Intervensi terapeutik
Intervensi terapeutik adalah asuhan keperawatan yang langsung sesuai dengan keadaan
pasien. Rencana keperawatan yang lebih dari satu harus dikerjakan sungguh-sungguh
sesuai prioritas masalah dalam diagnosa keperawatan. Contohnya mengambil sampel
darah arteri.
b. Penelitian case-control
Penelitian case-control adalah penelitian jenis analitik observasional yang dilakukan
dengan cara membandingkan antara kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan
status paparannya. Hal tersebut bergerak dari akibat ( penyakit ) ke sebab ( paparan ). Ciri-
ciri dari penelitian case control adalah pemilihan subyek yang didasarkan pada penyakit
yang diderita, kemudian lakukan pengamatan yaitu subyek mempunyai riwayat terpapar
faktor penelitian atau tidak.
c. Penelitian cross-sectional
Penelitian cross-sectional adalah penelitian yang dilakukan hanya pada saat observasi saja
(point time approach). Oleh karenanya, metode ini sering pula disebut sebagai penelitian
prevalensi atau kadang-kadang disebut sebagai survei. Disebut sebagai penelitian
prevalensi karena hasil penelitian hanya dapat menghitung angka prevalensi yaitu angka
yangmenggambarkan banyaknya kasus (baru dan lama) pada periode tertentu saja.
d. Meta-analisis
Meta-analisis adalah suatu teknik statistika untuk menggabungkan, meringkas, dan
meninjau hasil 2 atau lebih penelitian sejenis sehingga diperoleh paduan data secara
kuantitatif.
e. Penelitian kohor prospektif
Penelitian kohor prospektif adalah penelitian yang menggunakan sampel yang semula
bebas dari suatu penyakit tetapi berbeda status paparannya, diikuti sampai waktu tertentu.
Metode penelitian ini dapat menghitung angka insidensi (incidence rate), yaitu angka yang
mencerminkan kasus baru suatu penyakit. Penelitian ini relatif membutuhkan waktu yang
lebih lama dan memerlukan jumlah sampel yang cukup besar.
f. Aterosklerosis
Aterosklerosis atau kekakuan pembuluh darah arteri atau pengerasan arteri adalah
mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya kelenturan atau elastisitas diniding
pembuluh darah akibat penimbunan lemak yang bercampur kalsium dan sel darah.
Gambar 1. (a) Keadaan arteri yang normal; (b) Keadaan arteri yang mengalami
aterosklerosis.
g. Ateroma
Ateroma adalah fenomena penimbunan lemak yang akan berkembang menjadi plak
fibrosa.
h. Disfungsi endotel
Disfungsi endotel adalah proses yang mengawali pembentukan plak pada pembuluh darah
yang merupakan tanda awal terjadinya gangguan pada sistem kardiovaskuler.
i. CHD
CHD (Coronary Heart Disease) yang biasa disebut serangan jantung adalah istilah generik
yang dipakai untuk semua gangguan yang menyangkut obstruksi aliran darah melalui
arteri koronaria.
j. Infark miokard
Infark miokard adalah perkembangan cepat dari nekrosis otot jantung yang diperdarahi
pembuluh koroner yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen.
k. Revaskularisasi
Revaskularisasi adalah prosedur pembedahan yang dilakukan pada pasien dengan penyakit
arteri koroner.
l. Surrogate endpoint
Surrogate endpoint adalah ukuran dari efek pengobatan tertentu yang mungkin
berhubungan dengan titik akhir klinis yang nyata tetapi tidak selalu memiliki hubungan
yang terjamin.
m. Intimae Media Thickness (IMT) carotid
Intimae Media Thickness (IMT) carotid adalah pengukuran ketebalan tunika intima dan
tunika media , yaitu dua lapisan yang paling dalam dari dinding arteri . Pengukuran
biasanya dilakukan dengan menggunakan USG. IMT digunakan untuk mendeteksi
keberadaan penyakit aterosklerosis dan untuk melihat perubahan yang terjadi di dalam
dinding arteri.
n. Pengukuran flow-mediated
Pengukuran flow-mediated adalah persentasi dari perubahan diameter arteri brakialis yang
dipakai untuk mengukur fungsi endotel .
o. OR
OR (Odds Ratio) adalah ukuran hubungan antara paparan dan hasil.
p. Biomarker
Biomarker adalah semua zat, struktur, atau proses yang bisa diukur dalam tubuh atau
produk-produk serta pengaruhnya atau memprediksikan kejadian dampak atau penyakit.
q. Porphyromonas gingivalis
Porphyromonas gingivalis adalah bakteri anaerob gram negative yang tidak berspora
(non-spore forming) dan tak punya alat gerak (non-motile). Bakteri ini berbentuk
coccobacilli dengan panjang 0,5 – 2 μm. Bakteri ini ada di rongga mulut yang dikaitkan
dengan kerusakan jaringan periodontal pada manusia yang hampir selalu ditemukan di
daerah subgigiva dan persisten dalam reservoir pada permukaan mukosa seperti pada lidah
dan tonsila, namun Porphyromonas gingivalis jarang ditemukan dalam plak manusia yang
sehat.
r. Nested-PCR
Nested-PCR adalah suatu teknik perbanyakan (replikasi) sampel DNA menggunakan
bantuan enzim DNA polymerase.
s. Arteri kaliber
Arteri kaliber adalah anomali vaskular umum di mana cabang arteri utama meluas ke
permukaan jaringan tanpa pengurangan diameter yang dapat terjadi pada mukosa bibir.
t. Surrogate marker
Surrogate marker digunakan ketika titik akhir primer tak diinginkan ( misalnya ,
kematian) atau ketika jumlah kejadian yang diteliti sangat kecil , sehingga tidak praktis
untuk melakukan penelitian klinis untuk mengumpulkan sejumlah besar statistik dari titik
akhir.
u. E-selektin
E-selektin adalah protein transmembran diekspresikan oleh sel endotel yang mengikat ke
oligosakarida diekspresikan pada permukaan leukosit.
v. Jaringan plasminogen aktivator
Jaringan plasminogen aktivator adalah protein yang bertanggung jawab pada pemecahan
bekuan darah. Protein ini merupakan serine protease yang terdapat dalam sel endotel, sel
yang mengelilingi pembuluh darah. Sebagai sebuah enzim, jaringan ini mengkatalisis
perubahan plasminogen menjadi plasmin, enzim yang memecah bekuan darah. Jaringan
plasminogen aktivator digunakan pada pengobatan penyakit-penyakit yang terdapat
penggumpalan darah, seperti emboli paru, infark miokard, dan stroke.
w. Penelitian interheart
Penelitian interheart adalah penelitian tentang penyakit jantung koroner.
x. Angina
Angina adalah jenis penyakit berupa rasa nyeri yang terjadi karena berkurangnya suplai
darah ke otot jantung. Angina merupakan akibat dari penyakit aterosklerosis dan berkaitan
dengan obstruksi signifikan pada arteri koroner yang besar.
Kesimpulan
Penyakit periodontal dan penyakit kardiovaskuler dianggap saling berhubungan
sehingga banyak dilakukan penelitian. Dari penelitian yang telah dibahas, tidak ditemukan
hubungan secara langsung dari kedua penyakit tersebut, tetapi masih ada kemungkinan
adanya hubungan antar keduanya. Dari kemungkinan yang ada, para ahli periodontis dan
kardiologis Eropa membahas pertanyaan-pertanyaan yang muncul mengenai hubungan kedua
penyakit tersebut. Pertanyaan-pertanyaan tersebut antara lain : a) Seberapa penting hubungan
PD dan CVD? b) Bagaimana kami mengukur paparan (PD) dan akibat (CVD)? c) Apa itu
hubungan patogenik? d) Apa pentingnya terapi periodontal sebagai pencegahan dari CVD? e)
Apakah dibenarkan menganjurkan kesehatan periodontal dengan tujuan mengurangi risiko
CVD? f) Penelitian klinis dan eksperimen apa yang dibutuhkan?
Dari pertanyaan tersebut dapat dibahas hubungan antara penyakit periodontal dan
penyakit kardiovaskuler. Pertanyaan pertama yang mengenai seberapa pentingnya hubungan
penyakit periodontal dan penyakit kardiovaskuler. Dalam penelitian yang dilakukan, para ahli
telah sepakat bahwa adanya hubungan antara penyakit periodontal dan penyakit
kardiovaskuler meskipun rendah. Hubungannya ditemukan dengan pengukuran yang berbeda
dan hasil yang didapat yang menegaskan hubungan tersebut lemah atau tidak signifikan.
Terdapat pula faktor risiko umum yang menyebabkan kesulitan dalam melakukan penelitian
untuk memahami hubungan antara kedua penyakit tersebut.
Pembahasan selanjutnya mengenai evaluasi pengukuran keparahan penyakit
periodontal. Kombinasi pengukuran keparahan PD (struktur) dan proses penyakit
dilakukan.dan hasilnya menunjukkkan bahwa hal tersebut lebih terkait dengan peradangan
sistemik daripada infeksi, tetapi hubungan tersebut tidak boleh ditiadakan karena mungkin
pengukuran tersebut dapat menjadi pengukuran paparan infeksi sistemik yang dapat
diandalkan dan menjanjikan di waktu mendatang.
Mengenai tanda-tanda hubungan antara peridontitis dan jantung, belum ditemukan
hubungan dengan pemahaman yang jelas karena belum ada teknik yang dapat dilakukan
untuk menjawab pertanyaan tentang hal tersebut dan beberapa teknik sulit untuk dilakukan.
Sedangkan hubungan patogen antara periodontitis dan jantung juga belum dapat
ditentukan secara pasti. Namun, pada bukti studi epidemiologi didapat infeksi dapat
meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler. Tetapi karena terdapat jenis infeksi yang belum
dapat ditentukan maka hubungan antara kedua penyakit tersebut belum dapat dipastikan.
Terdapat pula hipotesis inflamasi yang melibatkan langkah terapi yang harus ditempuh. Jika
bakteri atau produk mereka menyebabkan inflamasi sistemik yang mengarah ke athero-
genesis, strategi preventif atau terapeutik dari hal tersebut adalah anti-bakteri. Namun, jika
hal tersebut adalah peradangan jaringan lokal respon dari efek sistemik, strategi pencegahan
dan terapeutik yang dipakai adalah anti-inflamasi. Masalahnya, penyebab dari jenis inflamasi
yang dapat terjadi belum dapat dipastikan dan masih perlu dilakukan invasi sistemik
mengenai bakteri dan produk bakteri itu sendiri.
Dari pengujian epidemiologis yang telah dilakukan didapati bahwa disfungsi endotel
dapat dikaitkan dengan penyakit periodontal, dan mengobati penyakit periodontal dalam
populasi khusus dapat mengubah keadaan biologis dinding arteri, meskipun tidak bisa
dikatakan bahwa terapi periodontal dapat memberikan manfaat jangka panjang dalam
kesehatan kardiovaskuler. Tidak ada bukti yang jelas mengatakan bahwa perawatan gigi akan
mempengaruhi kesehatan jantung, meskipun terdapat berhubungan yang jelas antara kedua
kondisi ini. Belum ada pengertian yang dampaknya nyata pada kesehatan mulut atau
intervensi periodontal pada penyakit kardiovaskuler, sehingga merekomendasikan kesehatan
mulut dengan tujuan mencegah terjadinya penyakit kardiovaskuler dapat dikatakan tidak
layak. Karena terlalu dini untuk membuat pernyataan tersebut. Namun, sebenarnya
memelihara kesehatan mulut penting untuk kehidupan. Beberapa penelitian telah
menunjukkan bahwa penyakit mulut berhubungan dengan peningkatan angka kematian dan
terdapat pula bukti bahwa penyakit periodontal mempengaruhi kualitas kehidupan, perawatan
periodontal mampu memperbaikinya. Untuk pasien yang ditetapkan mengalami penyakit
kardiovaskuler, tidak masuk akal jika ahli jantung merekomendasikan perawatan periodontal
dalam membantu perawatan penyakitnya.
Dari pembahasan tersebut dapat diketahui bahwa kesehatan mulut memiliki pengaruh
terhadap kesehatan sistemik dan penyakit kardiovaskuler khususnya. Oleh karena itu,
promosi terhadap kesehatan mulut secara umum dan khusunya kesehatan periodontal sebagai
bagian dari gaya hidup sehat dan juga sebagai komponen penting dalam pencegahan penyakit
kardiovaskuler.