Laporan Radiologi Perio

download Laporan Radiologi Perio

of 23

description

radiologi gigi

Transcript of Laporan Radiologi Perio

BAB IPENDAHULUAN

Radiografi merupakan bagian yang sangat penting dalam diagnosis, studi dan pengobatan penyakit periodontal tetapi memiliki keterbatasan sendiri seperti dalam kasus penyakit periodontal yang mungkin ada atau tidak adanya indikasi kelainan radiografi. Pendekatan yang tepat untuk diagnosis penyakit periodontal adalah dengan pemeriksaan klinik dengan bantuan menggunakan radiografi baik untuk mendukung beberapa temuan klinis atau untuk menghasilkan bukti tambahan bila memungkinkan. Radiografi sering digunakan untuk melengkapi informasi diagnostik yang dikumpulkan melalui pemeriksaan jaringan lunak. Radiografi yang paling umum digunakan dalam praktek dokter gigi umum yaitu teknik bitewing dan periapical.Radiografi sangat berharga untuk penegakan diagnosis penyakit periodontal, estimasi keparahan, penentuan prognosis, dan evaluasi hasil perawatan. Namun, radiografi merupakan tambahan untuk pemeriksaan klinis, bukan sebagai pengganti. Radiografi menunjukkan perubahan dalam jaringan kalsifikasi; mereka tidak mengungkapkan aktivitas selular saat ini melainkan mencerminkan pengaruh aktivitassebelumnya dari seluler pada tulang dan akar.

BAB IIMETODE PRAKTIKUM

Dengan Clinical Skill Learning (CSL), mahasiswa diberikan gambar-gambar hasil radiologi dan menginterpretasikannyake dalam masalah-masalah penyakit periodontal.GAMBAR 1

PERTANYAAN :1. Stuktur apa yang ditunjukkan oleh tanda panah ?Jawaban: Crest alveolar

GAMBAR 2

Pertanyaan :1. Stuktur apa yang ditunjukkan oleh tanda panah?Jawab: Ligament periodontal2. Bagaimana gambaran radiografisnya?Jawab: Radiolusen3. Apa fungsi dari struktur tersebut?Jawab: Perlekatan gigi dan tulang Sebagai shock absorption atau bantalan tekanan Ikut berpartisipasi dalam pembentukan dan resorpsi sementum dan tulang, yang terjadi karena adanya perpindahan gigi secara fisiologis. Memberikan nutrisi pada sementum, tulang dan gingival melalui pembuluh darah dan limfe Mentransmisi tekanan taktil dan sensasi nyeri pada saraf trigeminus.GAMBAR 3

Pertanyaan :1. Bagian apa yang ditunjuk oleh tanda panah?Jawab: Cemento Enamel Junction (CEJ)2. Teknik Radiografi apa yang digunakan pada gambar tersebut?Jawab: Teknik Bitewing

GAMBAR 4

Pertanyaan :1. Sebutkan bagian bagian apa yang di tunjukkan pada masing masing nomor pada gambar di atas?Jawab: 1. Email2. Root canal3. Mylohioid line 4. Submaxillary fovea5. Pulp chamber6. Floor of mandibular canal7. External oblique line8. Cemento Enamel Junction (CEJ)9. Alveolar ridge

GAMBAR 5 Pertanyaan :1. Sebutkan kelainan periodontal yang terlihat pada gambar 5!Jawab: Kalkulus pada subgingiva dan poket supraboni2. Sebutkan minimal 2 etiologi yang mungkin dari keadaan tersebut!Jawab: - Akumulasi bakteri plak merupakan faktor utama dalam pembentukan kalkulus- Faktor predisposisi lainnya yaitu kurangnya kesadaran dalam menjaga Oral Hygine (OH) seperti malas menyikat gigi, kebiasaan merokok, ataupun keadaan social ekonomi sehingga membuat bakteri plak mudah berkembang.3. Sebutkan diagnose sementara berdasarkan gambaran radiografi pada gambar 5!Jawab: Dari tampkan radiografi saja tidak cukup untuk mengekakkan diagnosis. Namun dari tampakan tersebut dapat dihipotesiskan bahwa pasien mengalami Localize Periodontitis Kronis.Tanda tanda tersebut berupa adanya pocket supra bony pada gigi 24, 25, 26 dan resorpsi tulang alveolar secara horizontal akibat akumulasi kalkulus subginggiva.GAMBAR 6

Pertanyaan :1. Apa nama kelainan periodontal yang ditunjukkan oleh tanda panah pada gambar 6?Jawab: Pocket Infra bony2. Sebutkan minimal 2 etiologi dari kelainan tersebut!Jawab:- Akumulasi bakteri plak merupakan faktor utama dalam pembentukan kalkulus dan tidak segera ditangani sehingga terbentuk pocket- Faktor predisposisi lainnya yaitu kurangnya kesadaran dalam menjaga Oral Hygine (OH) seperti malas menyikat gigi, kebiasaan merokok, ataupun keadaan social ekonomi sehingga membuat bakteri plak mudah berkembang.3. Sebutkan minimal 2 tanda tanda klinis dari kelainan tersebut!Jawab: - Pendarahan saat probing- Gigi mobile- Pembengkakan dan kemerahan pada gingiva Gambar 7

Pertanyaan :1. Apa nama kelainan periodontal yang ditunjukkan oleh tanda panah pada gambar di atas?Jawab: Bone loss secara horizontal2. Sebutkan minimal 2 Etiologi dari kelainan tersebut!Jawab:- Akumulasi bakteri plak merupakan faktor utama dalam pembentukan kalkulus dan tidak segera ditangani sehingga terbentuk pocket- Faktor predisposisi lainnya yaitu kurangnya kesadaran dalam menjaga Oral Hygine (OH) seperti malas menyikat gigi, kebiasaan merokok, ataupun keadaan social ekonomi sehingga membuat bakteri plak mudah berkembang.

GAMBAR 8

Pertanyaan :1. Sebutkan kelainan periodontal yang ditunjukkan pada gambar di atas!Jawab: Furcation involvement periodontitis2. Sebutkan minimal 2 etiologi dari kelainan tersebut!Jawab: - Akumulasi bakteri plak merupakan faktor utama dalam pembentukan kalkulus dan tidak segera ditangani sehingga invasi bakteri masuk ke bagian furkasi gigi.- Faktor predisposisi lainnya yaitu kurangnya kesadaran dalam menjaga Oral Hygine (OH) seperti malas menyikat gigi, kebiasaan merokok, ataupun keadaan social ekonomi sehingga membuat bakteri plak mudah berkembang.

GAMBAR 9

Pertanyaan :1. Sebutkan kelainan periodontal yang ditunjukkan oleh tanda panah pada gambar 9?Jawab: Bone loss dengan periodontal abscess2. Sebutkan minimal 2 etiologi penyebab kelainan tersebut!Jawab: Abses periodontal merupakan infeksi purulen yang terlokalisir pada jaringan periodontal akibat invasi bakteri yang tidak segera ditangani. Invasi tersebut pula jika tidak segera ditangani akan mengakibatkan bone loss sehingga gigi akan mobile.

GAMBAR 10

Pertanyaan :1. Apa nama kelainan yang ditunjuk oleh tanda panah pada gambar di atas?Jawab: Resorpsi tulang crest alveolar2. Sebutkan etiologi kelainan tersebut!Jawab: Tambalan yang overhanging yang tidak segera diperbaiki dapat menyebabkan akumulasi plak yang akan mendukung terjadinya kerusakan jaringan periodontal.

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1 Gambaran Normal Tulang InterdentalEvaluasi perubahan tulang pada penyakit periodontal didasarkan terutama pada penampilan tulang interdental karena struktur akar yang relatif padat mengaburkan tampakan fasial dan lingual lempeng tulang.Tulang interdental biasanya bergarisradiopak tipis berdekatan dengan ligamentum periodontal dan puncak alveolar yang dapat disebut sebagai lamina dura.Karena lamina dura merupakan tulang kortikal yang melapisi soket gigi, bentuk dan posisi akar dan perubahan dalam angulasi sinar x-ray menghasilkan variasi yang cukup besar dalam penampakannya.Lebar dan bentuk tulang interdental dan sudut puncak biasanya bervariasi sesuai dengan kecembungan dari permukaan gigi proksimal dan ketinggian cementoenamel junction (CEJ) gigi proksimalnya.Diameter faciolingual tulang berkaitan dengan lebar permukaan akar proksimalnya.Angulasi puncak septum interdental umumnya sejajar dengan garis antara CEJ gigi proksimal.Ketika ada perbedaan dalam tingkat CEJ, puncak tulang interdental muncul seperti terangulasi.

Crest tulang interdental biasanya sejajar dengan garis yang ditarik antara cementoenamel junction gigi yang berdekatan(panah). Perhatikanjugalaminaduratampak radiopakdi sekitar akardantulanginterdental.

3.2 Gambaran Radiografi Beberapa Penyakit Periodontal3.2.1 GingivitisPenemuan radiografi uang umum ditemukan pada gingivitis, yaitu :1. Tidak ada bukti kehilangan tulang.2. Terdapat crestal lamina dura3. Tingkat tulang alveolar antara 1-2 mm dari are CEJ

3.2.2 PeriodontitisUrutan perubahan radiografi pada periodontitis dan penyebab perubahan jaringan lunak antara lain:1. Kekaburan dan putusnya kontuinitas dari lamina dura, pada bagian mesial atau distal dari crest septum interdental dipertimbangkan sebagai perubahan radiografi yang paling awal terlihat pada periodontitis. Hasil dari perluasan inflamasi gingiva pada tulang, menyebabkan pelebaran saluran pembuluh dan reduksi kalsifikasi jarungan lunak pada septal margin.Perubahan itu, bagaimanapun tergantung pada teknik radiografi (angulasi dari tube, penempatan film) dan pada variasi anatomi (ketebalan dan densitas dari tulang interdental, posisi gigi di sampingnya). Tidak ada hubungan yang ditemukan antara crest lamina dura pada radiograf dengan atau tidak terjadinya inflamasi klinik, perdarahan pada saat probing, poket periodontal, dan kehilangan perlekatan,. Oleh karena itu disimpulkan bahwa terdapatnya crest lamina dura yang utuh dapat menjadi indikator dari kesehatan periodontal, mengingat keberadaannya berhubungan dengan diagnostik yang kurang.

2. Area radiolusensi yang berbentuk baji terbentuk pada bagian mesial atau distal dari crest tulang septal3. Proses destruksi berjalan sepanjang crest septum interdental dan tingginya berkurang. Proyeksi radiolusensi seperti jari memanjang dari crest masuk ke dalam septum Proyeksi radiolusen kedalam septum interdental adalah hasil perluasan yang lebih dalam dari inflamasi ke dalam tulang. Sel inflamatori dan cairan, proliferasi dari sel penghubung jaringan lunak, dan pertambahan osteoklas menyebabkan pertambhan resorbsi tulang sepanjang pingggiran endosteal pada ruang medulla.Proyeksi radiopak yang memisahkan ruang radiolusen adalah gambar komposite yang erosi sebagian pada tulang trabekula.

4. Tinggi interdental septum makin berkurang oleh karena perluasan dari inflamasi dan resorbsi tulang

3.2.3 Kawah InterdentalKawah interdental tampak sebagai daerah ireguler (tidak beraturan) dari reduksi radiopak pada puncak tulang alveolar. Kawah biasanya tidak tajam batas pemisahnya dari crest tulang, kadang-kadang berangsur angsur bercampur. Radiograf yang tidak akurat menggambarkan morfologi atau kedalaman dari kawah interdental, yang kadang-kadang tampak sebagai kerusakan vertikal.

3.2.4 Furcation InvolvementDiagnosis sementara dari furcation involvement dibuat dari pemeriksaan klinis, termasuk di dalamnya probing hati-hati dengan probe yang khusus. Radiografi berguna tetapi memperlihatkan benda yang memperkenankan furcation involvement hadir tanpa perubahan radiografi dapat dideteksi.Pada umumnya, kehilangan tulang yang banyak akan tampak pada radiografi. Variasi pada teknik radiografi tidak memperjelas keberadaan furcation involvement yang luas.Suatu gigi dapat menunjukkan bifurcation involvment pada satu film, tetapi tampak tidak terlibat dengan lainnya.Radiografi harus diambil dari sudut yang berbeda untuk mengurangi resiko tidak terlihatnya furcatio involvement.Pengenalan dari radiolusensi yang luas dan secara jelas pada area furkasi menandakan tidak ada masalah, tetapi perubahan radiografi yang dihasilkan oleh furcation involvment seringkali diabaikan. Untuk membantu radiograf mendeteksi furcatio involvment, lakukan beberapa kriteria diagnosis yang disarankan:

1. Perubahan radiografik yang ringan pada daerah furkasi, hendaknya diteliti secara klinis terutama bila kehilangan tulang pada daerah dekat akar

Furcation involvement dipengaruhi oleh penyatuan bifurkasi molar pertama rahang bawah. Terutama ketika dihubungkan dengan kehilangan tulang pada akar2. Pengurangan radiodensitas daerah furkasi pada outline dari tulang trabekular menunjukkan adanya furcatio involvment

Furcatio involvement diindikasikan pada molar pertama dan kedua rahang oleh penebalanpada ruang periodontal dalam daerah furkasi.Furkasi pada molar ketiga juga termasuk, tetapi sebagian penebalan ruang periodontal tidak jelas oleh garis oblik eksternal.3. Sewaktu-waktu bila ada tanda kehilangan tulang yang berhubungan dengan molar berakar tunggal, ini dapat diasumsikan terjadi furcation involvment.

Furcation involvement pada molar pertama, dihubungkan dengan kehilangan tulang pada distal akar

3.2.5 Abses PeriodontalTipikal radiografi yang menunjukkan abses periodontal memilki kekhususan pada daerah radiolusensi sepanjang aspek lateral akar.

Daerah radiolusen pada aspek lateral akar dengan abses periodontal kronis

Tipe radiografik tampak pada abses periodontal incisivus satu kananNamun, gambaran radiografik periodontal abses tidak selalu tipikal disebabkan oleh banyak variabel, seperti berikut ini:1. Derajat lesi pada tahap awal periodontal abses akut sangat sakit tetapi tidak nampak perubahan radiografik.2. Perluasan destruksi tulang dan perubahan morfologi tulang.3. Lokasi abses. Lesi pada jaringan lunak poket periodontal adalah menghasilkan sedikit perubahan radiografi dibandingkan pada jaringan pendukung yang lebih dalam. Abses pada aspek lingual/fasial lebih kabur karena radiopak dari akar. Lesi pada interproksimal lebih terlihat pada radiografi.Oleh karena itu, radiografi sendiri tidak terlalu dapat dipercaya untuk mendiagnosis abses periodontal.

3.2.6 Localized Aggressive PeriodontitisLocalized Aggressive (biasanya localized juvenile) periodontitis ditandai dengan kombinasi dari beberapa radiografik berikut:1. Kehilangan tulang pada awalnya pada area incisivus atau daerah molar pertama rahang bawah dan rahang atas, biasanya bilateral, dan hasilnya vertikal, membentuk pola destruktif.2. Kerusakan tulang dapat berkembang menjadi generelized, tetapi tetap sedikit kehilangan pada premolar.

Localized Aggressive periodontitis utamanya kerusakan tulang terjadi pada daerah molar pertama dan anterior yang dipertimbangkan untuk karakteristik penyakit ini.

3.2.7 Trauma From Occlusion (TFO)Trauma From Occlusion (TFO) dapat menghasilkan deteksi radiografi dimana terdapat perubahan lamina dura, morfologi alveolar crest, ketebalan dari saraf PDL, dan densitas di sekeliling tulang lancellous. Lesi traumatik bermanifestasi lebih jelas pada bagian fasiolingual, karena bagian mesiodistal dari gigi mempunyai tambahan stabilitas oleh daerah kontak dengan gigi tetangga.Untuk itu sedikit variasi pada permukaan proximal dapat mengedintifikasikan perubahan yang hebat pada bagian fasial dan lingual.Perubahan radiografik pada daftar berikutnya tidak patognomonic dari TFO dan harus diinterpretasikan dalam kombinasi dengan tanda klinis, kegoyangan gigi, tampak ada masalah, poket yang dalam.Analisis kontak oklusal dan kebiasaan pada fase injuri dari traumatik oklusi memperlihatkan kehilangan laminadura yang dapat terjadi pada apeks, furkasi dan daerah margin.Kehilangan laminadura ini menghasilkan panebalan jarak PDL.Perubahan ini, terutama ketika baru mulai atau terbatas; dapat lebih mudah pusing dengan variasi tehnik disebabkan oleh sudut sinar X atau malposisi dari gigi.Ini dapat didiagnosis dengan pasti hanya dengan radiografi dengan kualitas tinggi.Fase repair dari trauma oklusi menghasilkan percobaan untuk memperkuat struktur periodontal dengan dukungan yang lebih baik menunggu penambahan. Radiografinya, ini bermanifestasi dan dan pelebaran jarak PDH, secara umum untuk secara khusus.Beberapa kerusakan lebih lanjut yang dapat terjadi adalah kehilangan tulang alveolar yang labih dalam, kombinasi dengan inflamasi pada marginal, dapat memberi petunjuk formasi poket infraboni.Pada tahapterminal, lesi ini memperluas ke ujung akar, bertambah lebar, foto radiolusen pada periapikal.Resorbsi akar dapat dihasilkan perubahan berlebihan dari periodontium.Terutama disebabkan oleh alat ortodonsi.Walaupun traumaoklusi menghasilkan banyak daerah resorbsi akar, area ini biasanya tidak cukup untuk dideteksi secara radiografi.

Penebalan ruang periodontal disebabkan trauma from oclusion. Penambahan densitas dari tulang disebabkan pembentukan tulang baru pada respon tekanan oklusal meningkat

BAB IVKESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa radiografi merupakan pemeriksaan yang penting untuk mendiagnosa penyakit periodontal, menentukan prognosis dan mengevaluasi hasil perawatan.Radiografi hanya merupakan pemeriksaan tambahan dan bukan pemeriksaan pengganti.Teknik radiografi yang paling umum digunakan dalam praktek kedokteran gigi umum adalah bitewing dan periapikal. Beberapa penyakit periodontal yang dapat dilihat dengan gambaran radiografi, yaitu: gingivitis, periodontitis, kawah interdental, furcation involvement, localized periodontitis, dan trauma from occlusion.

DAFTAR PUSTAKA1. Tetradis, Sotirios, Fermin A. Carranza, Robert C. Fazio, and Henry H. Takei. Carranzas CLINICAL PERIODONTOLOGY11thEdtion. Missouri: Elsevier Saunders. 2012. Pg 359-3692. Geetha Vijay, Vijay Raghavan. Radiology in Periodontics. Journal of Indian Academy of Oral Medicine and Radiology, January-March 2013;25(1):24-29

12