Jurnal Kecacingan

download Jurnal Kecacingan

of 11

description

gjhfu

Transcript of Jurnal Kecacingan

JURNAL READINGALBENDAZOLE ALONE VS. ALBENDAZOLE AND DIETHYLCARBAMAZINE COMBINATION THERAPY FOR TRICHURIASIS

Diajukan untuk memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan AnakDi Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang

Pembimbing:dr. Hj. Pujiati Abbas Sp. A

Oleh :Emirza Nur Wicaksono01.210.6145

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAKFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG2015

ALBENDAZOLE TUNGGAL VS KOMBINASI ALBENDAZOLE DAN DIETILKARBAMAZIN UNTUK TERAPI TRICHURIASIS

AbstrakLatar Belakang: Trichuris Trichura adalah satu dari banyak cacing soil transmited helminth yang menginfeksi 1 miliar orang di dunia. Beberapa penelitian yang menggabungkan efikasi albendazol dan dietilcarbamazine, tetapi efikasi dari kombinasi dua obat tersebut kurang meyakinkanObjektif: Untuk menilai efektifitas dari albendazol single dose ddan kombinasi albendazol dan dietilcarbamazine untuk terapi trichuriasisMetode: secara acak dengan percobaan terbuka dari juni 2009 sampai september 2009 pada anak SD dengan trichuriasis dari dua desa di provinsi sumatera utara. Dengan mengumpulkannspesimen berupa feses dan pada hari 7, 14, 21, dan 28 setelah pengobatan dan dievaluasi dengan menggunakan metode kato katz. Subjek diacak menjadin2 grup. Grup 1 dengan menggunakan single dose albendazol (400mg) dan grup 2 diberikan albendazol 400 mg dan dietilcarbamazine 6 mg/KgBB. Analisa statistik menggunakan Chi Square untuk tingkat kesembuhan, dan Wilcoxon untuk analisa eliminasi telur.Hasil: seratus delapan anak terdaftar dan diacak menjadi dua grup, grup I (53 anak) grup II (55 anak). Prevalensi dari infeksi trichuris trichura 54.7%. Tidak ada perbedaan signifikan (P=0.52) pada pengobatan yang dilakukan pada grup I dan grup II (masing-masing 66% dan 60%) atau pada nilai pengurangan telur cacing pada hari ke 28 (masing-masing 54.5% dan 60.07%, P=0.10)Kesimpulan: Albendazol tunggal dan kombinasi albendazol dan dietilcarbamazine memiliki efikasi yang sama untuk trichuriasis, baik pengobatan maupun nilai pengurangan telur cacing.

Keywords: Albendazol, dietlcarbamazine, trichuriasis

Latar BelakangInfeksi parasit pada usus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius dunia, khususnya Indonesia. Trichuris trichura adalah satu dari banyak soil transmited helminth yang menginfeksi sekitar 1 miliar orang di dunia. Prevalensi di asia lebih dari 50% khususnya di area pedesaan dengan higienis buruk dan sanitasinya jelek.Albendazol adalah satu dari banyak obat untuk mengontrol pertumbuhan cacing soil transmited helminth. Obat tersebut bekerja dengan merusak penyerapan glukosa pada cacimg dewasa, dan mengakibatkan cacing mati perlahan. Albendazol diberikan secara oral single dose 400 mg untuk anak yang berusia lebih dari 2 tahun, dan seteengahnya untuk anak berusia kurang dari 2 tahun. Dietilcarbamazine merupakan derifat sintetik dari piperazine yang merupakan drug of choice untuk fillariasis dan untuk eradikasi dari T.trichuraMenurut rekomendasi dari WHO, obat tersebut diberikan 5 sampai 6 mg/KgBB secara oral dan dikombinasi dengan albendazol. WHO merekomendasikan, berikut terapi untuk STH: albendazol, mebendazol, levamisole, dan pyrantel pamoat, dengan drug of choice adalah abendazol dan mebendazol untuk T.trichura.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan efikasi dari albendazol tunggal dan kombinasi albendazol dengan dietilcarbamazine untuk pengobatanT.trichura.

MetodeDengan menggunakan percobaan klinis acak terbuka dari Juni sampai September 2009 pada siswa SD di Desa Karang Gading dan Desa Rintis, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Penelitian dengan memberikan 300 wadah feses, dan hanya 212 yang mengumpulkan. 108 diantaranya terinfeksi T.trichura. Kriteria inklusi, pada anak yang tidak mendpatkan pengobatan cacing akhir-akhir ini, dan menyetujui untuk mengikuti penelitian. Kriteria ekslusi yaitu pada anak yang telah berobat cacing, tidak mengumpulkan sampel feses, dan sedang diare.Sebelum didata, peneliti meenjelaskan efek dari infeksi dan pengobatan cacing kepada subjek dan orangtuanya. Sebelum dilakukan perlakuan, peneliti mencatat umur, jenis kelamin, berat badan, dan tinggi badan kepada semua subjek. Spesimen feses yang terkumpul diuji dengan menggunkan metode kato katz. Inform Consent tertulis diperoleh dari orang tua.Subjek diacak dan dibagi menjadi dua kelompok. Grup I (53 anak) dengan menggunakan albendazol 400 mg single dose, dan grup II (55 anak) dengan menggunakan kombinasi albendazol single dose dan dietilcarpamazine 6 mg/KgBB. Sampel feses dikumpulkan dan di followup pada hari ke 7, 14, 21, dan 28 setelah pengobatan. Subjek bisa dikatakan sembuh bila tidak ada telur yang ditemukan dalam tinja setelah perlakuan. Penelitian ini telah lulus ethical clearance di komite etik Universitas Sumatera Utara.Analisa statistik dengan menggunakan chi square untuk melihat angka kesembuhan, dan wilcoxon untuk melihat eliminasi telur feses. Hasilnya dikatakan valid bila p20% dilakukan intention to treat analysis dengan mengambil kemungkinan terburukYa.Dalam penelitian ini terdapat 7 orang pasien yang dinyatakan drop out, jumlah tersebut tidak lebih dari 20%.

4

Apakah pasien dan dokter tetap blind dalam melakukan terapi yang diberikan?

Ya. Pasien tetap tidak mengetahui dengan terapi yang diberikan, tapi dokter mengetahuinya karena menggunakan metode single blind.

5Apakah semua kelompok diperlakukan sama, selain dari terapi yang diuji?Ya. Semua pasien mendapat perlakuan yang sama selama penelitian, termasuk jenis pemeriksaan yang dilakukan.

6Apakah kelompok terapi dan kelompok kontrol sama/mirip?Ya. Hal itu ditunjukkan dalam baseline characteristic of study. Nilai P value pada masing-masing karakteristik tidak mempunyai perbedaan yang bermakna.

Kesimpulan : jurnal ini kurang valid, karena tidak menggunakan metode double blind.

IIApakah bukti tentang aspek terapi yang valid ini penting?

1Seberapa besar pengaruh terapi tersebut (besaran penting ditunjukkan dengan menghitung jumlah yang dibutuhkan untuk diobati)?CER : 40%Proporsi kegagalan kelompok yang diberi pengobatan kombinasi adalah sebesar 40 %EER : 24%Proporsi kegagalan kelompok yang diberi pengobatan albendazole dosis tungga adalah sebesar 24 %RRR: 25%Terapi kombinasi menunjukkan kegagalan 25% dibandingkan pengobatan albendazole saja.ARR: 10% Perbedaan kegagalan antara pengobatan kombinasi dan pengobatan dosis tunggal albendazole adalah sebesar 10%NNT :11 Memerlukan 11 pasien DSS yang perlu diberi resusitasi dengan dextran untuk memperoleh tambahan pasien yang tidak membutuhkan cairan koloid lagi setelah resusitasi sebanyak 1 orang

2Seberapa besar presisi estimasi dari pengaruh terapi tersebut? Kombinasi terapi albendazole+diethylcarbamazine efektifitasnya sama dengan dosis tunggal albendazole pada pengobatan trikuriasis. Namun, dikarenakan kemungkinan resisten anti helmint setelah pengobatan dosis tunggal albendazole, pengobatan kombinasi dapat menjadi alternative sesuai dengan rekomendasi WHO

-Penghitungan Hasil : Pasien trikuriasis yang sembuh setelah pengobatan 28 hari

SembuhTidak SembuhJumlah

Kelompok Eks(Albend)351853

Kelompok Control (Kombinasi)332255

Control even rate (CER) = 22/55 = 0,4Experiment even rate(EER)= 18/53 = 0,33Relative Risk reduction (RRR) = (CER-EER)/CER=0,25Absolute Risk reduction (ARR) = CER-EER =0,1NNT = 1/ARR = 1/0,1 =10.Untuk penghitungan CI dengan tingkat kepercayaan 95% adalah :RRR = 25% ARR = 10% NNT = 10Kesimpulan : jurnal ini penting.IIIApakah kita dapat menerapkan bukti tentang aspek terapi yang valid dan penting ini pada pasien kita?

1Apakah pada pasien kita terdapat perbedaan bila dibanding dengan yang terdapat pada penelitian sehingga hasil penelitian tersebut tidak dapat diterapkan pada pasien kita? Tidak. Pasien kita mempunyai kesamaan dengan penelitian ini.

2.Apakah terapi tersebut mungkin dapat diterapkan pada pasien kita?Ya.

3

Apakah pasien kita mempunyai potensi yang menguntungkan atau merugikan bila terapi tersebut diterapkan?

Apabila terapi ini diterapkan pada pasien kita akan tidak akan menguntungkan, sebab tidak ada perbedaan hasil yang bermakna antara pemberian albendazol dan kombinasi albendazole+diethylcarbamazine. Pada penelitian ini didapatkan NNT ; 10, artinya dibutuhkan 10 pasien tricuriasis untuk memperoleh tambahan 1 pasien yang sembuh dari tricuriasis. NNt untuk pasien kita adalah =NNt = 1/ARR = 1/ARR = 1/0,1

4Apakah nilai dan pengharapan pasien kita, bila hasil akhir kita coba untuk mengobati kita tawarkan?Pengharapan sangat kecil, karena tidak ada perbedaan bermakna pada efektifitas masing masing pengobatan.

Kesimpulan : Jurnal ini KURANG VALID, PENTING DAN TIDAK DAPAT DITERAPKAN