Jurnal 1 - Hubungan Antara HIVAIDS Dengan MDR TB
-
Upload
alexanderkam -
Category
Documents
-
view
72 -
download
0
description
Transcript of Jurnal 1 - Hubungan Antara HIVAIDS Dengan MDR TB
Hubungan antara HIV/AIDS dan Multi-Drug Resistance Tuberkulosis: Kajian Sistematis
dan Meta-Analisis
Pendahuluan
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi kronis yang secara umum disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis (MTB). Kadang-kadang disebabkan oleh organisme kompleks
MTB lain- M. bovis, M. africanum, M. canetti dan yang jarang, M. microti.
Penyakit TB telah menyebabkan banyak penderitaan pada manusia di sepanjang sejarang
yang tercatat. Bahkan dua dekade setelah pengenalan strategi kontrol Directly Observed
Treatment, Short-course (DOTS), TB tetap menjadi penyebab morbiditas dan mortalitas di
seluruh dunia. Sepertiga populasi dunia diperkirakan terinfeksi MTB. Pada 2010, terdapat kasus
insiden TB sebanyak 8,8 juta (8,5-9,2 juta), 1,1 juta (0,9-1,2 juta) kematian dari TB pada
populasi HIV-negatif dan kematian 0,35 juta (0,32-0,39) lainnya dari TB yang terkait dengan
HIV. Juga terdapat kematian 1,4 juta dari TB pada tahun 2010 dan 1,1 juta diantaranya
merupakan populasi HIV-negatif dan tambahan kematian 0,35 juta dari populasi TB yang terkait
dengan HIV. HIV, MDR-TB, dan XDR-TB mengganggu program kontrol TB di seluruh dunia.
WHO telah mencatat bahwa MDR-TB muncul sebagai tantangan utama terhadap
program kontrol TB dan menyebar secara sangat luas hari ini di seluruh dunia, bahkan juga di
negara berpendapatan tinggi dengan insiden TB yang rendah. Ini tidak hanya merupakan
tantangan dari pandangan kesehatan masyarakat, tetapi juga dalam konteks ekonomi global,
terutama tidak adanya pengobatan MDR-TB pada program nasional di negara berkembang.
Menurut data tahun 2010, sekitar 650.000 kasus MDR-TB, yang merupakan 5% dari
semua kasus pasien TB yang baru terdiagnosis, dan lebih dari 150.000 kematian MDR-TB
diperkirakan muncul di seluruh dunia tiap tahunnya dengan case fatality rate 30 per 100
individu. Proporsi MDR-TB yang dilaporkan secara global berkisar dari 0-28,3% dan 0-61,6%
secara berurutan pada kasus TB baru dan pada kasus TB yang telah diobati sebelumnya. Jumlah
MDR-TB tidak diketahui secara pasti karena tidak adanya informasi prevalensi dari semua
negara. Kebanyakan negara Afrika Sub-Sahara tidak bisa melakukan investigasi laboratorium
yang diperlukan karena ketidaksediaan peralatan yang sesuai untuk mengidentifikasi strain M.
tuberculosis yang resisten terhadap 2 obat yang digunakan pada terapi lini pertama.
1
Populasi yang hidup dengan HIV memiliki risiko yang lebih tinggi memperoleh MDR
dan XDR-TB dengan peningkatan mortalitas, dan penurunan survival time yang sangat drastis.
HIV dan MDR-TB adalah kombinasi mematikan yang sama beratnya. Walaupun dampak infeksi
HIV terhadap MDR-TB sangat penting terhadap kesehatan masyarakat, hubungan antara kedua
infeksi ini tidak terlalu jelas dimengerti. Penemuan dari beberapa penelitian tentang hubungan
ko-infeksi HIV dan resistensi obat pada pasien dengan TB masih saling bertentangan. Beberapa
penelitian berbasis lembaga menemukan peningkatan risiko yang kuat pada MDR-TB di antara
pasien yang ko-infeksi dengan TB dan HIV, sementara penelitian lain tidak menemukan adanya
peningkatan risiko (masih tidak jelas pada penelitian berbasis komunitas). Pertanyaan apakah ko-
infeksi HIV meletakkan seseorang pada peningkatan risiko resistensi obat masih tidak terjawab.
Penelitian ini mengikhtisarkan bukti hubungan antara infeksi HIV dan MDR-TB melalui
kajian sistematis dan meta-analisis terhadap penelitian-penelitian.
Metode
Desain Penelitian dan Sumber Data
Kajian sistematis dan meta-analisis literatur penelitian observasi yang dipublikasi telah
dijalankan. Penelitian original yang menyediakan data resistensi MTB yang diperingkat menurut
status HIV diidentifikasi melalui pencarian terkomputerisasi menggunakan database
Medline/Pubmed, Google Scholar, dan HINARI (Health Inter Network Access to Research
Initiative) dengan pencarian search-strategy dan cross-checking daftar referensi. Kata pencarian
yang digunakan untuk mencari database adalah resistensi obat, MDR, MDR-TB, HIV/AIDS, dan
kata-kata berikut ini – faktor risiko MDR-TB, determinant epidemiologi MDR-TB, determinant
klinis untuk MDR-TB, prediktor MDR-TB, korelasi MDR-TB, pengawasan pada MDR-TB, dan
survei pada MDR-TB – digunakan sebagai kombinasi teks bebas dan kata thesaurus pada variasi
yang berbeda. The International Journal of Tuberculosis and Lung Disease dipilih sebagai jurnal
kunci untuk hand searching. Pencarian juga dilakukan untuk daftar cross-reference artikel dan
kajian original untuk artikel yang relevan lainnya. Abstrak data dilakukan dari 1 Oktober hingga
10 April 2012.
2
Pemilihan Penelitian
Sebuah kajian sistematis dan meta-analisis dilakukan terhadap penelitian observasi
(cross-sectional, surveillance/survey, penelitian case control dan cohort) yang dilaporkan pada
hubungan infeksi HIV dan MDR-TB. Kriteria kelayakan artikel untuk dimasukkan dalam meta-
analisis adalah jika mereka mempresentasikan hasil berdasarkan kerentanan obat terhadap
rifampisin dan isoniazid pada MTB, dan dikelompokkan berdasarkan status HIV (terlepas dari
desain penelitian dan tanpa pembatasan tanggal publikasi). Laporan penelitian original, tesis
master yang tidak diterbitkan, dan disertasi PhD yang ditulis dalam bahasa Inggris juga
dilibatkan sementara komentar, editorial dan tinjauan dikeluarkan. Penelitian dikeluarkan dari
analisis untuk salah satu alasan berikut: artikel terfokus hanya pada TB ekstra paru; yang
berhubungan dengan mycobacterium lain selain tuberkulosis; penelitian yang tidak melibatkan
HIV sebagai faktor risiko (variabel independen); penelitian yang tidak memberikan perkiraan
efek dalam odds ratio, rate ratio, atau rasio risiko, atau tidak memungkinkan perhitungan
tersebut; penelitian pada anak-anak <15 tahun; meta-analisis atau tinjauan sistematis; publikasi
ganda dari penelitian yang sama; dan artikel yang tersedia hanya dalam bentuk abstrak, artikel
dengan ukuran sampel kurang dari 50 juga dikeluarkan. Pemilihan artikel untuk review
dilakukan dalam tiga tahap: judul saja, abstrak, dan kemudian artikel teks lengkap.
Penilaian Kualitas Metodologi
Metode konfirmasi TB, MDR-TB dan status HIV, ukuran sampel, penjelasan MDR-TB
dengan status HIV, penggunaan pengukuran statistik yang tepat untuk menilai hubungan antara
MDR-TB dan infeksi HIV dan penilaian serta penyesuaian pembaur potensial (variabel
demografis, sosial-ekonomi dan pengobatan TB sebelumnya dan kontak dengan pasien terkait
TB), dicatat sebagai indikator kualitas. Pelaporan tingkat respons, hilang dari follow-up dan
penilaian validitas eksternal terhadap hasil penelitian juga dianggap sebagai indikator kualitas
penelitian.
Semua penilaian dimasukkan ke dalam formulir ekstraksi data standar yang telah
diformat sebelumnya. Penelitian dinilai kualitasnya, dan penelitian dengan kualitas menengah
3
(memenuhi 50% dari parameter penilaian kualitas) dan kualitas tinggi dimasukkan untuk
analisis. Penelitian berkualitas tinggi adalah: penelitian yang melaporkan hasil pada setidaknya
50 pasien; penelitian kohort dengan follow-up yang hilang kurang dari 20%, penelitian case
control (matched atau tidak), penelitian cross-sectional dan surveillance yang tingkat responnya
lebih besar dari 80%; penelitian yang melaporkan data demografi dasar, stratifikasi yang jelas
bagi individu HIV negatif dan status HIV yang tidak diketahui, dan penyesuaian untuk kovariat
seperti demografi, sosio-ekonomi dan pengobatan TB sebelumnya, dan kontak yang diketahui
dengan variabel terkait pasien TB.
Abstraksi Data
Peringkasan data dilakukan secara independen oleh dua peneliti (YH, DH). Penelitian
yang dipilih ditinjau dengan menggunakan formulir abstraksi yang telah di-pre-tested dan
terstandar untuk mengambil data tentang judul; penulis, tahun publikasi, negara, desain
penelitian, lokasi penelitian, basis penelitian (populasi atau rumah sakit), besar sampel, prosedur
pengumpulan data, bentuk TB (paru, paru ekstra), jenis MDR-TB (TB primer, acquired TB),
status HIV, faktor penyesuaian dan stratifikasi, tingkat respons, ukuran asosiasi seperti OR / RR
dengan confidence interval (CI), nilai P, proporsi keterbukaan dan yang mengembangkan
penyakit ini untuk berbagai kategori. Jika ada perbedaan dalam abstraksi data, hal ini
diselesaikan melalui konsensus di antara tim peneliti.
Sintesis Data
Sesuai dengan definisi WHO untuk penanggulangan TB, setiap resistensi obat
didefinisikan sebagai resistensi terhadap satu atau lebih obat lini pertama. 'Mono resistance'
didefinisikan sebagai resistensi terhadap hanya satu dari lima obat lini pertama (INH, RMP,
STM, EMB, dan PZA). MDR-TB didefinisikan sebagai strain MTB yang resisten terhadap
setidaknya INH dan RMP. Resistensi primer atau awal (resistensi di antara kasus baru),
didefinisikan sebagai pasien dengan TB resisten terhadap satu atau lebih obat anti-TB, tetapi
tidak pernah dirawat sebelumnya untuk TB atau mendapatkan pengobatan kurang dari satu
bulan. Resistensi sekunder (resistensi pada kasus yang sebelumnya diobati) didefinisikan sebagai
4
pasien yang didiagnosis dengan TB yang memulai pengobatan anti-TB dan kemudian mengalami
resistensi terhadap satu atau lebih obat yang digunakan selama perawatan.
5
Analisis Statistik
Epi-Info versi 3.5.1 digunakan untuk entri data, dan STATA versi 11.0 yang
menggunakan perangkat lunak perintah “metan” (Stata Corporation, College Station, Texas)
digunakan analisis. Deskripsi dari penelitian original dinilai dengan menggunakan frekuensi dan
forest plot. Efek keseluruhan (pooled estimated effect size) dari infeksi HIV pada MDR-TB
dilakukan dengan menggunakan meta-analisis efek-acak Der Simonian-Laird (model efek
random) dan diukur dengan odd ratio dengan interval kepercayaan 95% [95% CI].
Analisis sub-kelompok. Analisis sub-kelompok dilakukan menurut basis penelitian
(berbasis populasi atau berbasis rumah sakit), desain penelitian (cross-sectional, surveillance/
survei, kohort dan case control), jenis MDR TB (primer atau sekunder), penyesuaian untuk
potensi pembaur (demografi, sosial-ekonomi, pengobatan TB sebelumnya dan kontak yang
dikenal) dan berdasarkan pemilihan kontrol (berbasis rumah sakit dan catatan pasien pulang vs
berbasis populasi) untuk penelitian kasus-kontrol.
Heterogenitas Statistik dan Eksplorasi Bias Publikasi
Bias publikasi dinilai menggunakan Funnel plot dengan menampilkan OR penelitian
individu dengan interval kepercayaan 95% (CI). Korelasi rank Begg dan metode uji regresi
dengan pembobotan Egger juga digunakan untuk menilai bias publikasi secara statistik (P<0,05
dianggap sebagai indikasi bias publikasi yang signifikan secara statistik). Meta-analisis
kumulatif juga digunakan untuk melihat efek dari setiap penelitian dan penelitian yang kurang
tepat pada estimasi gabungan. Heterogenitas statistik dinilai dengan Cochran Q test, yang akan
menguji apakah jumlah antara heterogenitas penelitian lebih besar daripada yang terjadi karena
kebetulan, dan statistik I2 untuk menguji besaran heterogenitas statistik yang dapat diharapkan
dengan mempartisi heterogenitas akibat faktor kebetulan.
Isu Etik
Keterangan lolos etik diperoleh dari dewan peninjau institusi (IRB) fakultas kesehatan
masyarakat, Addis Ababa University.
6
Hasil
Sebanyak 1.032 artikel asli yang diidentifikasi dari awal PubMed, HINARI dan Google
Scholar serta pencarian pada faktor risiko MDR-TB dan 11 makalah lainnya diidentifikasi dari
pencarian manual dari International Journal of Tuberculosis dan Penyakit Paru. Dari jumlah
tersebut, 924 dikeluarkan setelah disaring berdasarkan judul dan abstrak. Mereka merupakan
penelitian ganda, laporan kasus, kajian, atau penelitian dari TB dengan resistensi obat tunggal
dan TB dengan resistensi obat yang luas. Dari sisa 119 artikel, 90 penelitian tidak dilibatkan
karena merupakan penelitian MDR-TB selain M. tuberculosis; penelitian hasil terapi MDR-TB;
merupakan tinjauan sistemik dan meta-analisis; tidak menganggap HIV/AIDS sebagai variabel
independen; akses tidak dapat diperoleh untuk artikel atau data lengkap; terdapat pada anak-
anak; terbatas hanya pada TB ekstra paru; ukuran sampel mereka kurang dari 50, dan tidak
memberikan efek estimasi kuantitatif. Pengecualian selanjutnya adalah penelitian yang tidak
melakukan penyesuaian untuk covariate. Akhirnya 24 artikel digunakan untuk meta-analisis
dengan jumlah populasi 92.714. Lihat Gambar 1 untuk aliran diagram untuk pemilihan
penelitian.
Karakteristik Penelitian Termasuk Dalam Review
Tujuh dari 24 penelitian yang dipilih untuk penelitian meta-analisis adalah case control,
satu penelitian kohort prospektif dan sisanya adalah 16 penelitian cross sectional dan
surveillance. Dua puluh dua di antaranya berbasis institusi atau berdasarkan catatan keluar dari
rumah sakit, dan dua penelitian berdasarkan kependudukan. Dua puluh empat penelitian ini
menggambarkan berhubungan dengan HIV dan MDR-TB, yang memiliki populasi penelitian
bervariasi dari 172 di New York City sampai 55.571 di Perancis, yang dilakukan antara tahun
1990 sampai 2011. Semua penelitian yang dilaporkan dalam bahasa Inggris.
Dua puluh empat penelitian yang diambil mewakili 16 negara di 6 wilayah (Asia Selatan/
Tenggara, Sub-Sahara Afrika, Eropa Barat, Eropa Timur, Amerika Latin, dan Amerika Utara).
Karakteristik umum dan deskripsi penelitian yang dipilih untuk meta-analisis diuraikan pada
Tabel 1.
7
Penilaian Heterogenitas dan Bias Publikasi Antara Penelitian
Penelitian ini menunjukkan homogenitas yang baik dengan menggunakan uji statistik
Cochrane Q (p = Q test 0.181) tetapi heterogenitas rendah terdapat sampai dengan 19,4% (I2 =
19,4%) yang indikatif untuk menggunakan model efek random. Distribusi penelitian yang
menggunakan traditional funnel plot (Gambar 2) menunjukkan distribusi simetris efek estimasi
dan Beg rank correlation statistic (p = 0,33) tidak menunjukkan bukti bias publikasi. Tapi
analisis regresi dengan pembobotan Egger (p = 0,02) menunjukkan adanya bias publikasi.
Menurut bias publikasi dalam meta-analisis - Pencegahan, Pengkajian dan Penyesuaian,
jika ada bias publikasi, rekomendasinya adalah menampilkan data menggunakan cumulative
forest plot (penelitian diurutkan dari yang paling tepat sampai yang kurang tepat) dan perlu
melihat efek dari penelitian yang kurang tepat (memiliki estimasi efek yang besar) pada estimasi
efek gabungan. Jadi, dalam meta-analisis ini jika kita membatasi analisa hanya pada penelitian
yang lebih besar, risiko relatif akan menjadi 1,21 (1,01, 1,40) dan jika kita tidak menyertakan
dua penelitian terakhir (Punnotok J. et al, 200 dan RC.Brito et al, 2010), tes bias publikasi
(analisis regresi tertimbang Egger) adalah 0,06 dan estimasi efek gabungan adalah 1,23 (1,04,
1,43). Implikasi klinis dan bahkan signifikansi statistik mungkin akan menjadi sama dengan
estimasi gabungan, 1,24 termasuk dua penelitian terakhir yang disebutkan di atas (Gambar 3).
Tapi masih perlu penafsiran temuan penelitian ini dengan hati-hati.
Asosiasi HIV / AIDS dan Resistensi Multi-Obat Tuberkulosis
Berdasarkan 24 penelitian observasional yang termasuk dalam meta-analisis ini, odd’s
ratio (OR) gabungan menurut efek random DL Model adalah 1,24 (95 % CI 1,04-1,43) (Gambar
4). Dalam plot ini, penelitian telah terdaftar dari paling tepat sampai yang kurang tepat, sehingga
penelitian yang lebih besar muncul ke arah atas dan penelitian yang lebih kecil muncul ke arah
bawah. Ini tidak berdampak pada analisis, tetapi memungkinkan kita untuk mendapatkan suatu
perasaan awal adanya hubungan antara ukuran sampel dan ukuran efek.
Berdasarkan analisis sub kelompok; kami menemukan efek estimasi heterogenitas
moderat dari penelitian dalam setiap desain penelitian (antara penelitian varians yang
8
menyumbang 33% dari total varians antara penelitian cross sectional dan surveillance) dan efek
estimasi heterogenitas rendah (I2 = 19,6 %) dari total varian diantara penelitian berbasis institusi.
Efek estimasi gabungan untuk MDR-TB primer dan HIV (7 penelitian) adalah 2,28 (95% CI 1,52
, 3,04). Efek estimasi gabungan untuk penelitian berbasis populasi (2 penelitian) adalah 1,38
(95% CI 1,09, 1,66). Analisis output dari subgrup berdasarkan karakteristik penelitian dan
kriteria penilaian kualitas diringkaskan dalam Tabel 2.
Ukuran asosiasi HIV/AIDS dan MDR-TB menurut jenis resistensi multi-obat
berdasarkan data yang disajikan dari 24 penelitian diringkas dalam Gambar 5. Gambar ini
menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara HIV/ AIDS dan MDR-TB
primer dengan ringkasan OR 2,28 (95% CI, 1,52-3,04) dan ada hubungan positif antara HIV/
AIDS dan MDR-TB sekunder (diperoleh) namun tidak signifikan (OR = 1,02, 95% CI, 0,80,
1,24). Tidak ada heterogenitas sama sekali (Q test, p = 0,791 dan I2 = 0%) untuk semua jenis
MDR-TB dan (Q test, p = 0,965 dan I2 = 0,0%) untuk MDR-TB primer.
Diskusi
Kajian sistematis dan meta-analisis ini membahas hubungan antara infeksi HIV dan
resistensi multi-obat tuberkulosis menggunakan 24 penelitian yang dipilih. Menurut hasil meta-
analisis ini, kemungkinan memiliki MDR-TB di antara kasus HIV positif lebih tinggi sebesar
24% dan ini secara statistik signifikan sebagai OR gabungan 1,24 (95%, 1,04-1,43) terlepas dari
desain penelitian, penelitian dasar, dan jenis TB resistensi multi-obat. Tapi sekitar 81,4% dari
bobot odds ratio gabungan dari meta-analisis itu berasal dari penelitian cross sectional dan
surveillance yang memiliki daya rendah untuk menilai prediktor. Analisis subkelompok lebih
lanjut menunjukkan bahwa infeksi HIV merupakan faktor risiko untuk MDR-TB pada penelitian
berbasis populasi dibandingkan dengan penelitian berbasis institusi. Risiko MDR-TB primer dua
kali lebih tinggi pada populasi yang terinfeksi HIV dibandingkan dengan yang tidak terinfeksi
dengan homogenitas tinggi (I2 = 0%) diantara penelitian tersebut.
Ada bias publikasi meskipun beberapa penelitian yang menunjukkan tidak adanya
hubungan antara MDR-TB dan infeksi HIV dilibatkan dalam tinjauan ini. Meta-analisis
kumulatif juga menunjukkan bahwa peningkatan risiko dalam penelitian yang lebih besar adalah
21% dan 23% untuk semua penelitian (Punnotok J. et al, 200 dan RC.Brito et al, 2010). Terdapat
9
bukti bias dalam estimasi gabungan yang didasarkan pada semua penelitian, dan risiko itu
mungkin agak lebih tinggi dibandingkan yang dilaporkan dalam penelitian yang sangat rinci, tapi
tidak ada alasan untuk meragukan keabsahan temuan inti, bahwa HIV/AIDS berhubungan
dengan peningkatan yang signifikan terhadap risiko MDR-TB, baik secara klinis dan statistik.
Meta-analisis ini, tidak seperti tinjauan sebelumnya, melibatkan sepuluh penelitian
terbaru yang meneliti hubungan infeksi HIV dan MDR-TB serta menghasilkan keseluruhan
estimasi ringkasan gabungan menyeluruh mengenai hubungan keseluruhan antara infeksi HIV
dan resistensi multi-obat TB. Sebagai tambahan, analisa sensitivitas ketat dilakukan untuk
mengidentifikasi sumber-sumber heterogenitas yang penting. Tidak seperti meta-analisis
sebelumnya yang tidak melaporkan hubungan keseluruhan antara MDR-TB dan HIV akibat
heterogenitas yang tinggi di antara berbagai penelitian. Namun hasil analisis subkelompok
mereka menunjukkan bahwa infeksi HIV berhubungan dengan MDR-TB primer dan secara
statistik tidak berhubungan dengan MDR-TB yang didapat (acquired) dan HIV. Hasil analisis
subkelompok (untuk primer dan sekunder MDR - TB) dari meta - analisis yang dilakukan ini
konsisten dengan review sistemik di atas bahwa infeksi HIV secara signifikan berhubungan
dengan MDR-TB primer dan secara positif berhubungan namun tidak signifikan dengan MDR-
TB sekunder.
Hal ini dapat dijelaskan oleh fakta bahwa pasien yang terinfeksi HIV memiliki
perkembangan penyakit yang cepat dan berada dalam tempat yang MDR-TB adalah prevalent,
baik dalam populasi umum atau pada populasi lokal seperti rumah sakit atau penjara. Hal ini
dapat menyebabkan perkembangan pesat dari kelompok pasien TB yang resistan terhadap obat,
atau wabah. Lebih lanjut, orang yang hidup dengan HIV juga lebih mungkin untuk terkena
pasien MDR-TB, baik karena peningkatan rawat inap di tempat dengan pengendalian infeksi
yang buruk atau hubungan dengan rekan-rekan yang mungkin memiliki MDR-TB, termasuk
dalam penjara.
Beberapa mekanisme biologis yang juga menghubungkan TB yang resistan terhadap obat
dengan infeksi HIV telah didokumentasikan. Orang dengan infeksi HIV mengembangkan infeksi
TB menjadi penyakit aktif lebih cepat daripada orang yang kompeten secara imun. Gangguan
penyerapan obat pada pasien yang terinfeksi HIV, terutama rifampisin dan ethambutol, dapat
menyebabkan resistensi obat dan telah terbukti menyebabkan kegagalan pengobatan.
10
Temuan serupa telah diamati pada faktor-faktor risiko untuk MDR-TB di Eropa, yang
menunjukkan bahwa pasien MDR-TB lebih mungkin untuk menjadi positif HIV.
Surveilans resistensi obat anti tuberkulosis di dunia: analisis terbaru, dari 2007-2010
(gabungan data surveilans dari 17 negara dan 1 provinsi) melaporkan bahwa kemungkinan
memiliki MDR-TB di antara kasus HIV-positif adalah 40% lebih tinggi dibandingkan dengan
HIV-negatif, tetapi perbedaannya secara statistik tidak signifikan. Kemungkinan penjelasan
untuk perbedaan temuan dapat dijelaskan oleh perbedaan metodologis dari penelitian yang
diikutsertakan dalam meta-analisis dan penelitian yang didasarkan pada kunjungan pasien ke
institusi kesehatan. Sekitar 18,4% dari bobot OR gabungan pada meta-analisis kami berasal dari
penelitian kasus-kontrol dan penelitian kohort yang telah dipilih dengan desain yang kuat.
Temuan analisis ini harus ditafsirkan dalam konteks keterbatasan yang melekat pada
penelitian asli dan review saat ini, dan meta-analisis.
Ada beberapa keterbatasan untuk penelitian ini. Analisis ini didasarkan pada perkiraan
yang berasal dari penelitian observasional yang rentan terhadap gangguan oleh variabel yang
terkait dengan infeksi HIV dan MDR-TB. Untuk mengatasi masalah potensi pembaur, analisis
sensitivitas dilakukan dengan perkiraan ringkasan terpisah dilaporkan untuk penelitian yang
disesuaikan dengan pembaur potensial yang penting, dan yang tidak. Penelitian yang mengontrol
status sosial ekonomi dalam model multivariabel menemukan bahwa efek yang disesuaikan dari
infeksi HIV berkurang. Meskipun tidak mungkin untuk mengecualikan kemungkinan pembauran
sisa oleh pembaur yang tidak terukur dalam penelitian observasional ini, seperti penyakit kronis
lainnya yang sering muncul bersama HIV, efek infeksi HIV pada risiko MDR-TB ditemukan
bertahan bahkan setelah penyesuaian untuk pembaur potensial ganda yang kemungkinan akan
berkorelasi dengan faktor-faktor yang tidak terukur.
Tujuh dari penelitian kasus kontrol dilibatkan dalam meta-analisis menggunakan
pendekatan yang berbeda dalam pemilihan kontrol, termasuk pengambilan sampel dari rumah
sakit, catatan pasien pulang dari rumah sakit, departemen rekam medis dan dari masyarakat
umum. Kontrol sampel dari rumah sakit atau catatan pulang mungkin telah menyebabkan bias
Berkson. Sumber-sumber potensial bias lainnya termasuk kemungkinan kesalahan klasifikasi
dari paparan dan hasil pengobatan.
11
Kesimpulan
Sebagai ringkasan, penelitian ini menemukan bukti yang konsisten tapi marginal untuk
meningkatkan risiko MDR-TB di antara orang dengan infeksi HIV meskipun beberapa
heterogenitas terlihat di antara penelitian cross sectional, pengawasan dan berbasis institusi.
Analisis sub-kelompok juga menunjukkan bahwa infeksi HIV berhubungan positif dan signifikan
dengan resistensi multi-obat TB di antara penelitian berbasis populasi dan juga dengan resistensi
multi-obat primer.
Hasil ini memiliki implikasi program akan kepentingan kesehatan masyarakat. Kapasitas
untuk diagnosis MDR-TB dan memulai serta meningkatkan pengobatan antiretroviral, dan
kolaborasi antara program pengendalian HIV dan TB perlu diperhatikan dan diperkuat. Perlu
dipastikan deteksi dini kasus, diagnosis melalui bakteriologi dengan kualitas terjamin dan
menyediakan pengobatan standar dengan pengawasan dan dukungan pasien. Program
pengendalian infeksi yang baik perlu dilaksanakan dan juga perlu memiliki follow-up yang ketat
untuk mengurangi risiko penyebaran MDR-TB, terutama pada pasien positif HIV, khususnya di
klinik dan rumah sakit.
The question (PICO) of the study
Population/ Problem HIV/AIDS patient that suffered from
MDR-TB.
Intervention No intervention.
Comparison No comparison
Outcome There is association between MDR-TB
and HIV
12
CRITICAL APPRAISAL
DOES THIS REVIEW ADDRESS A CLEAR QUESTION?
1. Did the review address a clearly focused issue?
Was there enough information on
The population studied
The intervention given
The outcomes considered
Yes
Can’t
tell
No
2. Did the authors look for the appropriate sort of papers?
The ‘best sort of studies’ would
Address the review’s question
Have an appropriate study design
ARE THE RESULT OF THIS REVIEW VALID?
3. Do you think the important, relevant studies were
included?
Look for
Which bibliographic database were used
Follow up from reference lists
Personal contact with experts
Search for unpublished as well as published studies
Search for non English language studies
Yes
Can’t
tell
No
4. Did the review’s authors do enough to assess the quality
of the included studies?
The authors need to consider the rigour of the studies they have
13
identified. Lack of rigour may affect the studies results
5. If the results of the review have been combined, was it
reasonable to do so?
Consider whether
The results were similar from study to study
The result of all the included studies are clearly
displayed
The results of the different studies are similar
The reasons for any variations are discussed
WHAT ARE THE RESULTS?
6. What is the overall result of the review?
Consider
If you are clear about the reviews
‘bottom line’ results
What these are
Yes
There is association between MDR-TB and
HIV
7. How precise are the results?
Are the results presented with confidence
intervals?
Yes
14