FILSAFAT - HIVAIDS

24
BAB I A. LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini dengan semakin maraknya budaya pergaulan bebas di kalangan remaja, khususnya di Indonesia, semakin menambah pula potensi untuk menyebarnya virus HIV/ AIDS. Dari tahun ke tahun, jumlah penderita HIV positif semakin meningkat di seluruh dunia. Sebagian besar masyarakat telah mengetahui bahwa HIV/AIDS merupakan hal yang sangat mengerikan dan dapat merenggut nyawa penderitanya. Namun tidak sedikit pula dari masyarakat yang belum mengerti tentang perbedaan HIVdan AIDS. HIV dan AIDS kerapkali dianggap memiliki pengertian yang sama. Namun menurut ilmu kesehatan, HIV dan AIDS mempunyai pengertian yang berbeda. Hingga saat ini masih belum ada obat ataupun vaksin yang dapat memusnahkan virus HIV. Hanya saja ada beberapa upaya di bidang kesehatan yang dapat dilakukan untuk memperlambat kerja virus dalam merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Upaya-upaya ini memiliki kemajuan yang baik untuk memperpanjang umur penderita HIV/AIDS. Tidak sedikit penderita HIV/AIDS merasakan kehidupan yang lebih bersemangat dan optimis untuk 1

Transcript of FILSAFAT - HIVAIDS

Page 1: FILSAFAT -  HIVAIDS

BAB I

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dewasa ini dengan semakin maraknya budaya pergaulan bebas di

kalangan remaja, khususnya di Indonesia, semakin menambah pula potensi untuk

menyebarnya virus HIV/ AIDS. Dari tahun ke tahun, jumlah penderita HIV positif

semakin meningkat di seluruh dunia. Sebagian besar masyarakat telah mengetahui

bahwa HIV/AIDS merupakan hal yang sangat mengerikan dan dapat merenggut

nyawa penderitanya.

Namun tidak sedikit pula dari masyarakat yang belum mengerti

tentang perbedaan HIVdan AIDS. HIV dan AIDS kerapkali dianggap memiliki

pengertian yang sama. Namun menurut ilmu kesehatan, HIV dan AIDS mempunyai

pengertian yang berbeda.

Hingga saat ini masih belum ada obat ataupun vaksin yang dapat

memusnahkan virus HIV. Hanya saja ada beberapa upaya di bidang kesehatan yang

dapat dilakukan untuk memperlambat kerja virus dalam merusak sistem kekebalan

tubuh manusia. Upaya-upaya ini memiliki kemajuan yang baik untuk memperpanjang

umur penderita HIV/AIDS. Tidak sedikit penderita HIV/AIDS merasakan kehidupan

yang lebih bersemangat dan optimis untuk melakukan kegiatan yang positif melawan

penyakit yang dideritanya.

Seringkali para penderita HIV positif mendapatkan perlakuan

berlebihan berupa dikucilkan oleh masyarakat, karena dianggap dapat menularkan

virus HIV pada masyarakat. Masyarakat sering melihat mereka dengan sebelah mata.

Tidak banyak penderita HIV dianggap sebagai sampah masyarakat. Namun perlakuan

tersebut sangat tidak tepat, karena dengan kita melakukan hidup sehat, bertanggung

jawab dan selalu berpegang teguh pada iman, maka kita akan terhindar dari perilaku-

perilaku yang berpotensi untuk tertular virus HIV. Jadi sebaiknya para penderita HIV

positif tersebut tidak perlu dikucilkan karena cara penularan virus HIV berbeda

1

Page 2: FILSAFAT -  HIVAIDS

dengan virus-virus lainnya yang menyebar secara langsung, seperti influenza

misalnya.

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dari HIV / AIDS adalah:

1. Apakah perbedaan antara HIV dan AIDS?

2. Bagaimana cara penularan virus HIV dan prosesnya menginfeksi tubuh?

3. Bagaimana gejala seseorang terserang HIV/AIDS?

4. Bagaimana cara pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS?

C. TUJUAN

Tujuan diambilnya tema HIV / AIDS untuk makalah ini adalah:

1. Mengetahui dan memahami perbedaan HIV dan AIDS

2. Mengetahui dan memahami cara penularan virus HIV dan prosesnya

menginfeksi tubuh

3. Mengetahui dan memahami gejala seseorang terserang HIV/AIDS

4. Mengetahui dan memahami cara pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS

dengan tepat

5. Dapat mengaplikasikan pengetahuan dasar tentang HIV/AIDS ini dalam

kehidupan sehari-hari untuk bertindak secara bijak menyikapi HIV/AIDS

2

Page 3: FILSAFAT -  HIVAIDS

BAB II

A. PERBEDAAN ANTARA HIV DAN AIDS

Sering kali HIV/AIDS tertulis dan disebut sebagai satu istilah. Masih banyak

orang yang belum mengerti perbedaan HIV dan AIDS. Pengertian kedua istilah ini

kerap dianggap memiliki arti yang sama. Seseorang yang diketahui positif

mengandung HIV dikatakan sebagai pengidap AIDS. Padahal ia masih terlihat sehat

dan belum menunjukkan gejala AIDS. Tetapi seorang penderita AIDS sudah pasti

memiliki virus HIV dalam tubuhnya.

Pengertian HIV dan AIDS adalah:

1. HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency virus, yaitu

virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia hingga akhirnya

menimbulkan AIDS. HIV menyerang sel-sel darah putih sistem kekebalan

tubuh. Sel yang bernama limfosit ini bertugas menangkal infeksi yang

menyerang tubuh manusia. Sel ini juga disebut sel T-4, atau sel T

penolong (T Helper).

HIV adalah kelompok retrovirus yang mempunyai kemampuan

mengcopy cetak biru materi-materi Figenetik sel-sel manusia yang

ditumpangi. Dengan proses ini HIV dapat mematikan sel-sel T-4.

Masa inkubasi HIV biasanya antara 8-10 tahun. Selama itu, penderita

tidak memperlihatkan gejala-gejala, meski jumlah virus HIV semakin

banyak dan sel T-4 semakin habis. Semakin kecil jumlah sel T-4, semakin

rusaklah fungsi sistem kekebalan tubuh.Artinya, penyakit-penyakit yang

semula tidak menyebabkan kelainan karena sistem kekebalan tubuh baik,

berkembang menjadi parah. Penyakit-penyakit ini lazim disebut infeksi

oportunistik.

Pada saat kekebalan tubuh seseorang dalam keadaan rusak, pengidap

HIV mulai menampakkan gejala-gejala AIDS. Dan kondisi itu akan terus

memburuk hingga ajal menjemput.

3

Page 4: FILSAFAT -  HIVAIDS

2. AIDS adalah sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia

sesudah sistem kekebalannya dirusak oleh virus yang disebut HIV.

Pengertian AIDS tercermin dari kepanjangan Acquired Immune

Deficiency Syndrome, yang berarti Sindrom Cacat Kekebalan Tubuh

Dapatan.

AIDS adalah sindrom yang fatal karena menimbulkan kerusakan

progresif pada sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, penderita amat rentan

dan mudah terjangkit beberapa penyakit. Antara lain penyakit yang

disebabkan berbagai jenis protozoa, cacing, jamur, bakteri, virus dan

kanker. Karena banyaknya variasi penyakit yang menyerang penderita,

AIDS disebut suatu sindrom.

AIDS jarang sekali terdiri dari satu penyakit saja tetapi terdiri dari

suatu kumpulan atau kombinasi berbagai macam penyakit yang muncul

karena tubuhnya tidak dapat melawan penyakit lagi seperti dulu. Hanya

seorang HIV positif yang didiagnosa dengan satu atau lebih penyakit dapat

dikatakan menderita AIDS.

Jadi dapat dikatakan bahwa AIDS merupakan sebuah penyakit yang muncul

setelah virus HIV menyerang sistem kekebalan tubuh selama beberapa tahun. Anda

tidak dapat “terkena” atau “memberikan” AIDS kepada orang lain, tetapi anda dapat

menularkan virus HIV. Apabila anda dikatakan HIV positif, hal ini berarti anda telah

terinfeksi oleh virus HIV. Tetapi bukan berarti anda sakit AIDS. Banyak obat-obatan

yang tersedia sekarang tidak dapat menyembuhkan HIV tetapi dapat mencegah

berkembangnya AIDS dalam tubuh.

B. PENULARAN DAN PROSES HIV MENGINFEKSI TUBUH

1. Cara Penularan HIV

a) Cairan darah

HIV dapat menular melalui transfusi darah dan transplantasi organ

tubuh. Misalnya produk darah yg sudah tercemar HIV. Atau lewat

4

Page 5: FILSAFAT -  HIVAIDS

pemakaian alat cukur yang pernah terkena darah ODHA karena luka

cukur dan dipakai oleh orang yang sehat.

b) Jarum suntik

Jarum suntik yang dipakai secara bergantian tanpa disetrilkan lebih

dulu, misalnya pada penggunaan narkoba suntik. Pemakaian berulang

kali pada kegiatan lain terdapat juga pada penyuntikan obat, imunisasi,

pemakaian alat tusuk yang menembus kulit seperti alat tindik, tato dan

facial wajah. Penularan melalui jarum suntik menduduki peringat

tertinggi dalam penularan virus HIV, yaitu sekitar 90%.

c) Cairan sperma dan vagina

Melalui hubungan seks tanpa menggunakan kondom, HIV dapat

tertular melalui cairan vagina dan cairan sperma untuk hubungan seks

lewat vagina, untuk hubungan seks lewat anus dapat menular lewat

tercampurnya cairan sperma dan darah.

d) Air Susu Ibu

Penularan melalui ASI dimungkinkan dari seorang ibu hamil yang

memiliki virus HIV positif dalam tubuhnya dan melahirkan lewat

vagina lalu menyusui banyinya dengan ASI. Kemungkinan penularan

dari ibu ke bayi (Mother to Child Transmission) ini berkisar hingga

30%. Artinya dari setiap 10 kehamilan dari ibu HIV positif

kemungkinan ada 3 bayi yang lahir dengan HIV positif.

2. Proses HIV menginfeksi tubuh

Saat terjadi infeksi, virus masuk ke dalam sel darah putih yang

disebut limfosit. Materi genetik virus dimasukkan ke dalam DNA sel yang

terinfeksi. Di dalam sel, virus berkembang biak dan pada akhirnya

menghancurkan sel serta melepaskan partikel virus yang baru. Partikel

virus yang baru ini kemudian menginfeksi limfosit lainnya dan

menghancurkannya.

Virus menempel pada limfosit yang memiliki suatu reseptor protein

yang disebut CD4, yang terdapat di selaput bagian luar. Sel-sel yang

5

Page 6: FILSAFAT -  HIVAIDS

memiliki reseptor CD4 biasanya disebut sel CD4+ atau limfosit T

penolong.

Limfosit T penolong berfungsi mengaktifkan dan mengatur sel-sel

lainnya pada sistem kekebalan (misalnya limfosit B, makrofag dan limfosit

T sitotoksik), yang membantu menghancurkan sel-sel ganas dan organisme

asing. Infeksi HIV menyebabkan hancurnya limfosit T penolong, sehingga

terjadi kelemahan sistem tubuh dalam melindungi dirinya terhadap infeksi

dan kanker.

Seseorang yang terinfeksi oleh HIV akan kehilangan limfosit T

penolong melalui 3 tahap selama beberapa bulan atau tahun:

1) Manusia memiliki limfosit CD4 sebanyak 800-1300 sel/mL darah.

Pada beberapa bulan pertama setelah terinfeksi HIV, jumlahnya

menurun sebanyak 40-50%. Selama bulan-bulan ini penderita bisa

menularkan HIV kepada orang lain karena banyak partikel virus

yang terdapat di dalam darah. Meskipun tubuh berusaha melawan

virus, tetapi tubuh tidak mampu meredakan infeksi.

2) Setelah sekitar 6 bulan, jumlah partikel virus di dalam darah

mencapai kadar yang stabil, yang berlainan pada setiap penderita.

Perusakan sel CD4+ dan penularan penyakit kepada orang lain terus

berlanjut. Kadar partikel virus yang tinggi dan kadar limfosit CD4+

yang rendah membantu dokter dalam menentukan orang-orang yang

beresiko tinggi menderita AIDS.

3) 1-2 tahun sebelum terjadinya AIDS, jumlah limfosit CD4+ biasanya

menurun drastis. Jika kadarnya mencapai 200 sel/mL darah, maka

penderita menjadi rentan terhadap infeksi.

Infeksi HIV juga menyebabkan gangguan pada fungsi limfosit B

(limfosit yang menghasilkan antibodi) dan seringkali menyebabkan

produksi antibodi yang berlebihan.

6

Page 7: FILSAFAT -  HIVAIDS

Antibodi ini terutama ditujukan untuk melawan HIV dan infeksi

yang dialami penderita, tetapi antibodi ini tidak banyak membantu dalam

melawan berbagai infeksi oportunistik pada AIDS. Pada saat yang

bersamaan, penghancuran limfosit CD4+ oleh virus menyebabkan

berkurangnya kemampuan sistem kekebalan tubuh dalam mengenali

organisme dan sasaran baru yang harus diserang.

C. GEJALA DAN TANDA PENDERITA HIV/AIDS

Pada awalnya, penderita HIV tidak memiliki gejala dan tanda yang dapat

dilihat secara fisik. Biasanya tidak ada gejala khusus pada orang-orang yang terinfeksi

oleh HIV. Keadaan seperti ini disebut asimptomatik yaitu tanpa gejala. Mereka

diketahui menderita HIV positif hanya melalui pemeriksaan darah di laboratorium.

Setelah kurang lebih 8 sampai 10 tahun dari pemeriksaan darah yang menyatakan

seseorang terkena HIV positif, barulah penyakit AIDS mulai menyerang tubuh.

Seseorang dikatakan telah menderita AIDS apabila menunjukkan tes HIV

positif dengan pemeriksaan yang sesuai dan sekurang-kurangnya didapatkan dua

gejala mayor dan satu gejala minor, dan gejala-gejala ini bukan disebabkan oleh

keadaan lain yang tidak berkaitan dengan infeksi HIV.

Adapun gejala-gejala mayor dan minor sebagai berikut.

Gejala mayor :

Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan

Diare berkepanjangan yang berlangsung lebih dari satu bulan

Demam berkepanjangan lebih dari satu bulan

Penurunan kesadaran dan gangguan instrument (saraf)

Demensia (penurunan ingatan/memori) /HIV ensefalopati

Gejala minor :

Batuk menetap lebih dari satu bulan

Dermatitis generalisata yang gatal

Adanya penyakit herpes zoster dibeberapa tempat dan berulang

7

Page 8: FILSAFAT -  HIVAIDS

Kandidiasis orofaringeal yaitu penyakit jamur pada rongga mulut dan

kerongkongan

Limfadenopati generalisata yaitu pembesaran di semua kelenjar limfe

Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita

Selain gejala-gejala di atas terdapat gejala lain berupa sarkoma kaposi yaitu

tumor ganas yang berasal dari jaringan ikat embrional atau meseoderm, pneumonia

dan meningitis kriptokokal.

Saat tubuh telah menderita AIDS inilah mulai muncul gejala dan tandanya.

Tubuh mulai mudah terserang penyakit yang tidak kunjung sembuh dan dengan

mudahnya terserang penyakit-penyakit lainnya. Jadi, dalam tubuh yang menderita

AIDS terdapat berbagai macam penyakit yang terjadi bersamaan dan sulit

disembuhkan karena tidak adanya imunitas tubuh. Pada pengidap HIV, kekebalan

tubuhnya semakin lama semakin menurun dan selanjutnya akan menjadi AIDS.

Terakhir, saat tubuh telah memasuki stadium yang parah dimana sudah

kehilangan kekebalan dan tidak dapat menahan serangan berbagai penyakit, tubuh

akan mengalami penurunan berat badan secara drastis yang mengakibatkan tubuh

menjadi sangat kurus. Tubuh jadi tidak bertenaga sehingga mereka selalu merasa

kelelahan dan tidak bisa melaksanakan aktivitas.

D. PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN HIV/AIDS

1. PENGOBATAN HIV/AIDS

Pengobatan pada penderita HIV/AIDS meliputi:

a. Pengobatan suportif

b. Penanggulangan penyakit oportunistik

c. Pemberian obat antivirus

d. Penanggulangan dampak psikososial

Obat antivirus HIV/AIDS adalah:

a. Didanosin (ddl)

Dosis: 2 x 100 mg, setiap 12 jam (BB<60 kg).

8

Page 9: FILSAFAT -  HIVAIDS

2 x 125 mg, setiap 12 jam (BB>60kg).

b. Zidovudin (ZDV)

Dosis: 500-600 mg/hari, pemberian setiap 4 jam sebanyak 100 mg, pada

saat penderita tidak tidur.

c. Lamivudin (3TC).

d. Stavudin (d4T).

Selain obat diatas, terdapat obat ARV (antiretrovirus). Obat ini masih

tergolong terapi pilihan dikarenakan alasan berikut:

a. Obat ini bisa memperlambat progresivitas penyakit dan dapat

memperpanjang daya tahan tubuh.

b. Obat ini aman, mudah, dan tidak mahal. Angka transmisi dapat

diturunkan sampai mendekati nol melalui identifikasi dini ibu hamil

dengan HIV positif dan pengelolaan klinis yang agresif.

c. Hasil penelitian dalam hal upaya pencegahan dengan imunisasi belum

memuaskan. Penelitian tersebut dilakukan di Uganda dengan

menggunakan vaksin HIV yang disebut ‘ALVAC-HIV’ dan vektor

canarypox recombinant untuk mewakili selubung dan gen inti HIV-1

sebagai upaya untuk merangsang sel pertahanan tubuh.

d. Beberapa ahli mengusulkan penelitian tentang bagaimana agar CD4

tiruan diserang oleh virus , sehingga CD4 alami tetap normal. Bagian

yang diserang virus HIV adalah sel darah putih terutama sel limfosit pada

bagian CD4. CD4 adalah bagian dari limfosit yang menunjukkan

seberapa besar fungsi pertahanan tubuh manusia. Jumlah CD4 yang

rendah menunjukkan pertahanan tubuh yang lemah dan mudah terkena

virus, bakteri, dan jamur.

Terdapat alasan ilmiah mengapa vaksinasi HIV perlu dikembangkan, antara

lain :

a. Studi pada primata non manusia menunjukkan adanya perlindungan

terhadap infeksi.

b. Vaksin terhadap retrovirus lainnya berhasil dikembangkan.

c. Hampir semua manusia membentuk respon imun terhadap HIV.

2. PENCEGAHAN HIV/AIDS

9

Page 10: FILSAFAT -  HIVAIDS

Cara mencegah masuknya suatu penyakit secara umum di antaranya

dengan membiasakan hidup sehat, yaitu mengkonsumsi makanan sehat,

berolah raga, dan melakukan pergaulan yang sehat. Beberapa tindakan untuk

menghindari dari HIV/AIDS antara lain: 

a. Hindarkan hubungan seksual diluar nikah dan usahakan hanya

berhubungan dengan satu pasangan seksual.

b. Pergunakan selalu kondom, terutama bagi kelompok perilaku resiko

tinggi.

c. Seorang ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata positif HIV se-

baiknya jangan hamil, karena akan memindahkan virusnya kepada

janin yang dikandungnya. Bila berkeinginan hamil hendaknya selalu

berkonsultasi dengan dokter.

d. Orang-orang yang tergolong pada kelompok perilaku resiko tinggi

hendaknya tidak menjadi donor darah.

e. Penggunaan jarum suntik dan alat tusuk lainnya seperti; akupunktur,

jarum tatto, jarum tindik, hendaknya hanya sekali pakai dan harus

terjamin sterilitasnya.

f. Jauhi narkoba, karena sudah terbukti bahwa penyebaran HIV/AIDS di

kalangan penasun (pengguna narkoba suntik) 3-5 kali lebih cepat

dibanding perilaku risiko lainnya. Di Kampung Bali di Jakarta 9 dari

10 penasun positif HIV.

Prosedur petugas kesehatan untuk mencegah penularan dalam setting

perawatan kesehatan

Para pekerja kesehatan hendaknya mengikuti Kewaspadaan Universal

(Universal Precaution). Kewaspadaan Universal adalah panduan mengenai

pengendalian infeksi yang dikembangkan untuk melindungi para pekerja di

bidang kesehatan dan para pasiennya sehingga dapat terhindar dari berbagai

penyakit yang disebarkan melalui darah dan cairan tubuh tertentu.

  Kewaspadaan Universal meliputi:

10

Page 11: FILSAFAT -  HIVAIDS

a. Cara penanganan dan pembuangan barang-barang tajam (yakni barang-

barang yang dapat menimbulkan sayatan atau luka tusukan, termasuk

jarum, jarum hipodermik, pisau bedah dan benda tajam lainnya, pisau,

gergaji, remukan/pecahan kaca, dan paku);

b. Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah

dilakukannya semua prosedur;

c. Menggunakan alat pelindung seperti sarung tangan, celemek, jubah,

masker dan kacamata pelindung (google) saat harus bersentuhan

langsung dengan darah dan cairan tubuh lainnya;

d. Melakukan desinfeksi instrument kerja dan peralatan yang

terkontaminasi;

e. Penanganan seprei kotor/bernoda secara tepat.

Selain itu, semua pekerja kesehatan harapnya berhati-hati dan waspada

untuk mencegah terjadinya luka yang disebabkan oleh jarum, pisau bedah, dan

instrumen atau peralatan yang tajam. Sesuai dengan Kewaspadaan Universal,

darah dan cairan tubuh lain dari semua orang harus dianggap telah terinfeksi

dengan HIV, tanpa memandang apakah status orang tersebut baru diduga atau

sudah diketahui status HIV-nya.

Program Pemberantasan

Komisi penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) tahun 2006

menentukan kebijakan penanggulangan penyakit HIV/AIDS secara nasional.

A. Arah kebijakan

1. Peningkatan upaya pencegahan

Pengurangan dampak buruk (harm reducion) penasun (pengguna

NAPZA suntik)

Peningkatan program pemakaian kondom 100% pada setiap

hubungan seksual yang beresiko.

Pencegahan penularan ibu ke bayi (PMTCT, prevention of mother

to child transmission)

Tranfusi darah yang aman

11

Page 12: FILSAFAT -  HIVAIDS

Kewaspadaan universal (UP, universal precaution).

2. Peningkatan jumlah dan mutu.

Pelayanan pengobatan IMS (infeksi menular seksual)

Peningkatan jumlah dan fugsi klinik VCT

Perawatan, dukungan, dan pengobatan (CST, care, support, and

tretment) pada ODHA (orang dengan HIV/AIDS).

3. Penguatan KPA (Komisi Penanggulangan Aids) di semua tingkat.

4. Peningkatan peraturan perundang-undangan dan anggaran.

5. Peningkatan KIE (komunikasi,informasi, dan edukasi).

6. Memperkuat monitoring dan evaluasi.

B. Target

Target yang ditetapkan sesuai dengan delapan target kunci menuju 2010

yaitu:

1. 80% populasi yang paling beresiko, terjangkau oleh program

pencegahan yang komprehensif.

2. Perubahan perilaku pada 60% populasi paling beresiko.

3. 80% dari mereka yang memenuhi syarat, menerima pengobatan

dengan ARV.

4. Sumber daya dan dana (domestik dan internasional) memenuhi

estimasi kebutuhan pada tahun 2008.

5. Lingkungan yang memberdayakan:

Peran civil society

Menghilangkan stigma dan diskriminasi.

6. Persentase ibu hamil dengan HIV dan yang menerima profilaksis

ARV.

7. Persentase yatim piyatu dan anak yang rawan penularan (OVC)

menerima paket dukungan.

8. Mengurangi infeksi baru (jumlah atau persentase pada tahun) 2010

dibandingkan dengan tahun 2005.

C. Kegiatan

12

Page 13: FILSAFAT -  HIVAIDS

Kegiatan disesuaikan dengan 8 kegiatan yang tercantum dalam

SPM (standar pelayanan minimal) yang sudah ditetapkan oleh KPAN,

meliputi:

1. Behavioral change communication (BCC) atau komunikasi perubahan

perilaku (KPP)

2. Promosi pemakaian kondom (PPK) 100%

3. Klinik IMS (Infeksi menular seksual)

4. VCT (voluantary counselling and testing)

5. Harm reduction

6. CST (care,suport, and treatment)

7. PMTCT (prevention of mother-to-child transmission)

8. Komunikasi publik.

13

Page 14: FILSAFAT -  HIVAIDS

BAB III

A. KESIMPULAN

HIV merupakan virus yang menyebabkan penyakit menurunnya

kekebalan tubuh. AIDS adalah kumpulan dari beberapa gejala penyakit akibat

menurunnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV.

HIV ditularkan dari orang yang telah terinfeksi ke orang lain melalui

jarum dan alat suntik, alat tindik, alat tato, hubungan seksual yang beresiko,

transfusi darah, dan dari ibu hamil ke bayimu. HIV tidak dapat menular melalui

sentuhan, pelukan, ciuman, tinggal serumah dengan ODHA, bergandengan

tangan, berbagi makanan, memakai toilet bergantian, berenang bersama, gigitan

nyamuk, dan terpapar batuk atau bersin.

Biasanya tidak ada gejala khusus pada orang-orang yang terinfeksi

oleh HIV. Keadaan seperti ini disebut asimptomatik yaitu tanpa gejala. Mereka

diketahui menderita HIV positif hanya melalui pemeriksaan darah di

laboratorium. Setelah kurang lebih 8 sampai 10 tahun dari pemeriksaan darah

yang menyatakan seseorang terkena HIV positif, barulah penyakit AIDS mulai

menyerang tubuh.

Seseorang dikatakan telah menderita AIDS apabila menunjukkan tes

HIV positif dengan pemeriksaan yang sesuai dan sekurang-kurangnya didapatkan

dua gejala mayor dan satu gejala minor, dan gejala-gejala ini bukan disebabkan

oleh keadaan lain yang tidak berkaitan dengan infeksi HIV.

14

Page 15: FILSAFAT -  HIVAIDS

Adapun gejala-gejala mayor dan minor sebagai berikut.

Gejala mayor :

Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan

Diare berkepanjangan yang berlangsung lebih dari satu bulan

Demam berkepanjangan lebih dari satu bulan

Penurunan kesadaran dan gangguan instrument (saraf)

Demensia (penurunan ingatan/memori) /HIV ensefalopati

Gejala minor :

Batuk menetap lebih dari satu bulan

Dermatitis generalisata yang gatal

Adanya penyakit herpes zoster dibeberapa tempat dan berulang

Kandidiasis orofaringeal yaitu penyakit jamur pada rongga mulut dan

kerongkongan

Limfadenopati generalisata yaitu pembesaran di semua kelenjar limfe

Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita

Pencegahan HIV dapat dilakukan dengan cara:

a. Tidak melakukan hubungan seksual pra nikah

b. Bersikap setia pada pasangan

c. Gunakan kondom

d. Gunakan jarum, alat tato, alat suntik yang steril

e. Tidak meminjam alat-alat kesehatan dan sikat gigi ODHA

f. Gunakan selalu sarung tangan saat beraktivitas

g. Cuci tangan setelah aktivitas

Pengobatan pada penderita HIV/AIDS meliputi:

a. Pengobatan suportif

b. Penanggulangan penyakit oportunistik

c. Pemberian obat antivirus

d. Penanggulangan dampak psikososial

Obat antivirus HIV/AIDS adalah:

c. Didanosin (ddl)

Dosis: 2 x 100 mg, setiap 12 jam (BB<60 kg).

15

Page 16: FILSAFAT -  HIVAIDS

2 x 125 mg, setiap 12 jam (BB>60kg).

b. Zidovudin (ZDV)

Dosis: 500-600 mg/hari, pemberian setiap 4 jam sebanyak 100 mg, pada

saat penderita tidak tidur.

c. Lamivudin (3TC)

d. Stavudin (d4T)

B. SARAN

Untuk menanggulangi HIV/AIDS tidak semudah seperti membalikkan

telapak tangan. Kondisi penyebaran penyakit yang sudah menjadi pandemi di

dunia merupakan hambatan tersendiri.

Untuk menekan laju perkembangannya dapat dimulai dari diri kita

secara individu. Sikap positif, iman yang kuat, perilaku tidak menyimpang, hidup

sehat, dan bergaul secara tepat merupakan kunci utama agar terhindar dari

HIV/AIDS. Peran keluarga dan lingkungan pun sangat mendukung.

Sebagian besar adalah generasi muda yang rusak karena HIV/AIDS.

Untuk itu, mari kita semua saling membantu bergotong royong memberantas

HIV/AIDS bersama-sama tanpa melihat perbedaan umur. Saling berbagi

informasi yang benar merupakan langkah awal yang baik. Karena masa depan

bangsa, berada di tangan para generasi muda.

Berbagai peraturan pemerintah yang berisi mengenai narkoba,

diharapkan dapat ditanggapi agar dipatuhi. Terbukti sebagian besar awal mula

HIV/AIDS berasal dari narkoba suntik. Hal ini menunjukkan betapa lemahnya

aparat pemerintah menegakkan hukum. Jadi kesalahan bukan berada pada

peraturannya, melainkan kita sebagai pelaku yang menanggapi dan menjalankan

peraturan itu untuk dipatuhi.

Diharapkan pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS kedepan dapat

lebih luas dan terarah, sehingga bisa bersikap secara tepat dan bijak menyikapi

penyakit HIV/AIDS ini.

16

Page 17: FILSAFAT -  HIVAIDS

17