Jawab Analisis Ske D Blok 11
Transcript of Jawab Analisis Ske D Blok 11
1a. Anatomi tonsil
Cincin Waldeyer merupakan jaringan limfoid yang mengelilingi faring. Cincin
Waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang terdapat di dalam rongga mulut yaitu tonsil
palatina (tonsil faucial), tonsil faring (adenoid), tonsil lingual (tonsil pangkal lidah), tonsil
tuba Eustachius (lateral band dinding faring/Gerlach’s tonsil).
Permukaan sebelah dalam tonsil atau permukaan yang bebas, tertutup oleh membran
epitel skuamosa berlapis yang sangat melekat. Epitel ini meluas ke dalam kantung atau kripta
yang membuka ke permukaan tonsil. Tonsil tidak selalu mengisi seluruh fossa tonsil, daerah
yang kosong di atasnya dikenal sebagai fossa supratonsil. Bagian luar tonsil terikat longgar
pada m.konstriktor faring superior, sehingga m.palatofaringeus juga menekan tonsil.
Tonsil mendapat perdarahan dari cabang – cabang arteri karotis interna. Vena – vena
dari tonsil membentuk pleksus yang bergabung dengan pleksus dari faring. Perdarahan
adenoid berasal dari arteri maksila interna, disamping memperdarahi adenoid pembuluh
darah ini juga memperdarahi sinus sphenoid.
4a. Interpretasi
Keadaan umum : menunjukkan keadaan pasien lemah denga tingkat kesadaran yang baik
Vital Sign :
Nadi : 112x/menit → Takikardi, Normal : 60 – 100x/menit
Temperatur : 38,5oC → Febris, Normal : 37,8oC
Pemeriksaan leher : Teraba pembesaran kelenjar submandibular sebelah kanan → Abnormal
Mekanisme
Infeksi bakteri atau virus → pengeluran zat mediator peradangan (IL-1, IL-6, TNFα) →
perubahan set point di hipotalamus → demam
Demam → metabolisme tubuh meningkat → kebutuhan oksigen meningkat → takikardi
6b. Manifestasi klinis
Selain gejala dan tanda tosilitis akut, juga terdapat odinofagia (nyeri menelan) yang
hebat, biasanya pada sisi yang sama juga terjadi nyeri telinga (otalgia), mungkin terdapat
muntah (regurgitasi), mulut berbau (foetor ex ore), banyak ludah (hipersalivasi), suara
gumam (hot potato voice) dan kadang – kadang sukar membuka mulut (trismus), serta
pembengkakan kelenjar submandibula dengan nyeri tekan.
13. Tatalaksana preventif
Penatalaksanaan yang umum dikenal untuk peritonsil adalah insisi, drainase dan terapi
antibiotika, diikuti oleh tonsilektomi beberapa minggu kemudian.
Terapi antibiotika
Antibiotika pada gejala awal diberikan dalam dosis tinggi disertai obat simptomatik,
kumur – kumur dengan cairan hangat dan kompres dingin pada leher (untuk mngendurkan
tegangan otot). Penisilin dan sefalosporin (generasi pertama kedua atau ketiga) biasanya
merupakan obat pilihan. Penisilin dapat digunakan pada penderita abses peritonsil yang
diperkirakan disebabkan oleh kuman Staphylococcus. Metronidazol merupakan antimikroba
yang sangat baik untuk infeksi anaerob. Tetrasiklin merupakan antimikroba alternatif yang
sangat baik bagi orang dewasa, meskipun klindamisin saat ini dipertimbangkan sebagai
antibiotik pilihan untuk menangani bakteri yang memproduksi beta laktamase.
Insisi dan drainase
Abses peritonsil merupakan suatu indikasi tindakan yang juga disebut intraoral
drainase. Tujuan utama tindakan ini adalah mendapatkan drainase abses yang adekuat dan
terlokalisir secara cepat. Lokasi insisi biasanya dapat diidentifikasi pada pembengkakan di
daerah pilar – pilar tonsil atau dipalpasi pada daerah paling berfluktuasi. Insisi diperdalam
dengan klem dan pus yang keluar langsung dihisap dengan menggunakan alat penghisap.
Tindakan ini penting dilakukan untuk mencegah aspirasi yang dapat mengakibatkan
timbulnya pneumotitis. Setelah cukup banyak pus yang keluar dan lubang insisi yang cukup
besar, penderita kemudian disuruh berkumur dengan antiseptik dan diberi terapi antibiotika.
Umumnya setelah drainase terjadi, rasa nyeri akan segera berkurang.
Drainase dengan aspirasi jarum
Tindakan dilakukan menggunakan semprit 10 ml dan jarum no. 18 setelah pemberian
anestesi topikal dan infiltrasi anestesi lokal. Lokasi aspirasi pertama adalah pada titik atau
daerah paling berfluktuasi atau pada tempat pembengkakan maksimum. Bila tidak ditemukan
pus, aspirasi kedua dapat dilakukan 1 cm di bawahnya atau bagian tengah tonsil.
Tonsilektomi
Waktu pelaksanaan tonsilektomi sebagai terapi abses peritonsil, bervariasi :
1. Tonsilektomi a chaud : dilakukan segera atau bersamaan dengan drainase abses
2. Tonsilektomi a tiede : dilakukan 3 – 4 hari setelah insisi dan drainase
3. Tonsilektomi a froid : dilakukan 4 – 6 minggu setelah drainase.