Jaringan Periodontal

22
BAB I PENDAHULUAN Jaringan Periodontal A. Pengertian Jaringan Periodontal Adalah jaringan pendukung gigi yang sebenarnya terdiri dari beberapa jaringan, tetapi telah menjadi salah satu yakni disebut jaringan pendukung gigi atau penyangga gigi yang terdiri dari ligament periodontal, procesus alveolaris, cementum dan gingiva (Mahfoed dan Zein, 2005). Bagian-bagian Jaringan Periodontal : I. Gingiva Ginggiva merupakan bagian mukosa rongga mulut yang mengelilingi gigi dan linggir (ridge) alveolar. Berfungsi melindungi jaringan dibawah perlekatan gigi terhadap pengaruh lingkungan rongga mulut. (Susanto, 2009) Gingiva tergantung pada gigi-geligi, bila ada gigi geligi, hingiba juga ada dan bila gigi dicabut gingiva akan hilang. Gingiva berwarna merah muda, tepinya seperti pisau dan scallop agar sesuai dengan kontur gigi geligi. Gingival dibagi menjadi 2 daerah yaitu: gingiva tepi dan gingiva cekat (Susanto, 2009) Gingiva yang sehat dideskripsikan sebagai “salmon orcoral pink”. Gingiva yang sehat bisa juga tampak agak gelap pada orang kulit hitam tapi terkadang juga pada Kaukasian atau oriental (Rateitschak, 1985).Gingiva disebut juga sebagai mukosa oral dan dibagi menjadi 3 tipe : 1. Mukosa mastikasi : bagian yang menempel pada batasan bawah tulang dan diselimuti parakeratin atau epitelium

Transcript of Jaringan Periodontal

Page 1: Jaringan Periodontal

BAB I

PENDAHULUAN

Jaringan Periodontal

A. Pengertian Jaringan PeriodontalAdalah jaringan pendukung gigi yang sebenarnya terdiri dari beberapa jaringan, tetapi telah menjadi salah satu yakni disebut jaringan pendukung gigi atau penyangga gigi yang terdiri dari ligament periodontal, procesus alveolaris, cementum dan gingiva (Mahfoed dan Zein, 2005).

Bagian-bagian Jaringan Periodontal :

I. GingivaGinggiva merupakan bagian mukosa rongga mulut yang mengelilingi gigi dan linggir (ridge) alveolar. Berfungsi melindungi jaringan dibawah perlekatan gigi terhadap pengaruh lingkungan rongga mulut. (Susanto, 2009)

Gingiva tergantung pada gigi-geligi, bila ada gigi geligi, hingiba juga ada dan bila gigi dicabut gingiva akan hilang. Gingiva berwarna merah muda, tepinya seperti pisau dan scallop agar sesuai dengan kontur gigi geligi. Gingival dibagi menjadi 2 daerah yaitu: gingiva tepi dan gingiva cekat (Susanto, 2009)

Gingiva yang sehat dideskripsikan sebagai “salmon orcoral pink”. Gingiva yang sehat bisa juga tampak agak gelap pada orang kulit hitam tapi terkadang juga pada Kaukasian atau oriental (Rateitschak, 1985).Gingiva disebut juga sebagai mukosa oral dan dibagi menjadi 3 tipe :

1. Mukosa mastikasi : bagian yang menempel pada batasan bawah tulang dan diselimuti parakeratin atau epitelium keratin. Contoh : gingiva yang menutupi jaringan palatum durum.

2. Mukosa dasar : komposisi jaringan lunak dengan bagian yang tidak menempel dengan struktur batasan bawah dan diselimuti oleh epitelium keratin. Contoh : bibir, pipi, dasar mulut, permukaan inferior dari lidah, palatum mole, uvula dan mukosa alveolar.

3. Mukosa special : mukosa ini menutupi dorsal lidah dan beradaptasi dengan memiliki sensasi perasa (Hoag, 1990)

Gingiva dapat dilihat sebagai fitur klinis atau secara anatomi dapat dibedakan menjadi, antara lain :

1. Marginal gingival2. Attached gingiva3. Interdental gingiva

Page 2: Jaringan Periodontal

Marginal Gingival

Marginal gingival/ unattached gingiva merupakan bagian tepi gingiva yang menyelimuti gigi seperti kerah pada baju. Pada 50% kasus, batas marginal gingiva dengan attached gingiva ditandai dengan adanya cerukan dangkal yang disebut free gingival groove. Marginal gingiva umumnya memiliki lebar 1mm, membentuk dinding jaringan lunak dari sulkus gingiva. Marginal gingiva dapat dipisahkan dengan permukaan gigi dengan menggunakan probe periodontal. (Willmann, 2006)

Attached Gingiva

Attached gingiva berhubungan dengan marginal gingiva. Ini terlihat jelas dan erat terikat pada dasar periosteum tulang alveolar. Gingiva melekat dan meluas ke mukosa alveolar yang relatif longgar dan bergerak. Attached gingiva adalah jarak antara mukogingival junction dna proyeksi pada permukaan eksternal dari bawah sulkus gingiva atau poket periodontal.

Lebar gingiva tergantung dari bentuk wajah dan mulutnya. Yang terbesar umumnya diwilayah insisivus (3,5 – 4,5 mm pada rahang atas dan 3,3 – 3,9mm di mandibula) dan berkurang dibagian posterior, dengan lebar paling tidak di daerah premolar pertama (1,9 mm pada rahang atas dan 1,8 mm di mandibula).

Karena mukogingival junction tidak bergerak sepanjang hidup manusia, perubahan lebar pada attached gingiva disebabkan oleh pembentukan akhir koronal. Lebar attached gingiva meningkat dengan usia dan pada gigi supraerupted. Pada aspek lingual mandibula ini, attached gingiva berakhir di muko-alveolar junction yang dilapisi selaput lendir di dasar mulut. Permukaan palatal dari gingiva melekat pada rahang atas yang terlihat bercampur dengan mukosa dan palatum durum (Willmann, 2006).

Interdental Gingiva

Interdental gingiva menempati embrassure gingiva, yang merupakan ruang interproksimal dibawah daerah kontak gigi. Interdental gingiva dapat berbentuk piramidal atau memiliki “col”. Pada yang pertama, ujung satu papila terletak langsung dibawah titik kontak, yang terakhir menyajikan depresi valley-like yang menghubungkan fasial dan lingual papilla serta sesuai dengan bentuk kontak interproksimal.

Page 3: Jaringan Periodontal

Bentuk gingiva dalam ruang interdental tergantung pada titik kontak antara dua gigi yang berdampingan dan ada atau tidak adanya beberapa derajat resesi. Permukaan lingual dan fasial meruncing ke arah bidang kontak interproksimal, dan permukaan mesial dan distal sedikit cekung. Batas lateral dan ujung papilla interdental dibentuk oleh lanjutan dari gingiva marginal dari gigi yang berdekatan. Jika diastema hadir, gingiva secara tegas terikat atas tulang interdental dan bentuk permukaan, halus bulat tanpa papilla intedental ( Willmann, 2006).

KARAKTERISTIK GINGIVA SEHAT

1. WarnaGingiva sehat umumnya memiliki warna yang disebut “coral pink”. Warna lain seperti merah, putih, dan biru dapat menandai adanya peradangan (gingivitis) atau kelainan lain. Walaupun menurut textbook warna gingiva disebut “coral pink”, pigmentasi rasial normal membuat gingiva berwarna lebih gelap. Karena warna gingiva dipengaruhi pigmentasi rasial, keseharian dalam warna lebih penting daripada warna yang ada.

2. KonturGingiva sehat memiliki permukaan halus dan bergelombang didepan tiap gigi. Gingiva sehat menempati daerah interdental dengan tepat dan pas, berbeda dengan papilla gingiva yang membengkak yang terdapat pada gingivitis, atau embrassure yang kosong pada penyakit periodontal. Gusi yang sehat melekat erat pada tiap gigi, bentuknya meruncing seperti ujung pisau pada tepi marginal gingiva bebas. Disisi lain, gusi yang meradang memiliki tepi yang menggembung atau bulat.

3. TeksturGingiva sehat bertekstur padat, tahan terhadap adanya pergerakan. Tekstur ini sering dideskripsikan sama seperti kulit jeruk. Gingiva yang tidak sehat teksturnya membengkak dan seperti busa. Gingiva berfungsi melindungi jaringan dibawah perlekatan gigi terhadap pengaruh lingkungan rongga mulut (Susanto, 2009)

II. Ligamentum periodontal

Ligamen adalah suatu ikatan yang biasanya menghubungkan dua buah tulang. Akar gigi

berhubungan dengan soketnya pada tulang alveolar melalui struktur jaringan ikat yang dapat

dianggap sebagai ligamen. Ligamen periodontal tidak hanya menghubungkan gigi ke tulang

rahang tetapi juga menopang gigi pada soketnya dan menyerap beban yang mengenai gigi.

Beban selama mastikasi, menelan dan berbicara sangat besar variasinya, juga frekuensi,

durasi dan arahnya. Struktur ligament biasanya menyerap beban tersebut secara efektif dan

meneruskannya ke tulang pendukung.( Manson, J.D. and Eley, Bary M,. 1993)

Page 4: Jaringan Periodontal

Lebar ruang ligament periodonsium bervariasi menurut usia, lokasi gigi, dan besarnya

tekanan yang diberikan pada gigi tersebut. Sisi mesial lebih tipis daripada sisi distal, karena

adanya pergeseran mesial fisiologis. Gigi yang tidak digunakan mempunyai ligamentum

periodontal yang tipis dan arah serabut principal hilang. Gigi yang digunakan secara normal

mempunyai ligamentum periodonal yang lebih tebal dan konfigurasi serabut principal yang

normal. Pada oklusi fungsional, ruang ligamen periodonsium besarnya sekitar 0,25 mm±10

mm, sedangkan bila tekanan yang diterima tidak normal, ruang ligamen periodonsium

menjadi lebih lebar. (Fedi, Peter .F, dkk. 2004.)

Komponen ligamentum periodontal

Ligamentum periodontal terdiri atas komponen selular dan interselular. Komponen selular

terdiri atas sel jaringan ikat, sel-sel epithelial, sel-sel sistem imunitas, dan sel-sel yang

berkaitan dengan elemen neurovaskular. Sel-sel jaringan ikat terdiri dari fibroblast,

cementoblast, dan osteoblast, sedangkan sel-sel imunitas terdiri dari neutrofil, limfosit,

makrofag, sel Mast, dan eusinofil.

Komponen interselular ligamentum periodontal tersusun atas jaringan fibrous dan substansi

dasar. Jaringan fibrous terdiri dari serat kolagen, terutama kolagen tipe I dan III. Pada

ligamentum periodontal terdapat istilah serat Sharpey, yaitu bagian terminal dari serat

kolagen utama yang masuk ke dalam sementum dan tulang. Serat ini dapat mengalami

kalsifikasi dalam derajat signifikan.

Selain serat-serat kolagen, ligament periodontal juga memiliki komponen lain yaitu :

1. Elemen selular

Terdapat empat tipe sel yang terdapat pada ligament periodontal : sel jaringan

ikat, epithelial rest cell, sel sistem imun, dan sel-sel yang berhubungan dengan

elemen neurovaskular.

Sel jaringan ikat termasuk fibroblast, sementoblast dan osteoblast. Fibroblast

adalah sel yang paling banyak terdapat di ligament periodontal, sel ini memproduksi

kolagen dan juga dapat mendegradasi kolagen yang sudah tua. Sedangakan osteoblast

dan sementoblast, seperti halnya osteoklas dan odontoklas, terletak pada permukaan

sementum dan tulang dari ligamentum periodontal.

Page 5: Jaringan Periodontal

Epithelial rest of Malassez membentuk kisi-kisi pada ligament periodontal dan

didistribusikan di dekat sementum pada bagian apical dan servical gigi.

Sel sistem imun termasuk neutrofil, limfosit, mast sel, dan eusinofil. Sel-sel

ini, sama dengan sel-sel neurovaskular, juga terdapat pada jaringan ikat lain.

2. Substansi dasar

Ligament periodontal juga memiliki banyak substansi dasar yang mengisi

ruang antara serat dan sel. Terdiri dari dua komponen utama : glycosaminoglycan dan

glycoprotein. Juga memiliki kandungan air yang tinggi (70%).

Serat kolagen ligamentum periodontal berliku-liku dari sementum ke tulang. Serat

mengalami pemanjangan jika ada dorongan gaya dari gigi, sehingga terjadi perpindahan yang

kecil dari gigi walaupun kolagen bersifat inelastic. Darah dan substansi ligament periodontal

juga bisa menahan dan menyerap occlusal impact yang kecil. Serabut tersebut disusun dalam

lima kelompok berikut :

a. Alveolar crest group : serabut panjang dengan arah miring dari sementum yang

berada di bawah junctional epithelium menuju alveolar crest. Serabut ini

mencegah tekanan pada gigi dan menahan pergerakan lateral gigi.

b. Horizontal group : serat hanya ditemukan pada apical alveolar crest dan terletak

horizontal dari sementum ke tulang alveolar. Serat ini secara lateral menekan gigi.

c. Oblique group/miring : serabut berjalan miring dari sementum ke tulang.

Merupakan kelompok yang paling banyak terdapat pada ligament periodontal.

Serabut ini berfungsi untuk menahan stress mastikasi-vertical dan mengubahnya

menjadi tegangan pada tulang alveolar

d. Apical group : serat sementum mengelilingi apex pada apical alveolar bone

e. Interradicular group : serat ini terbentang dari sementum pada area akar gigi

sampai ke puncak inter-radicularbony septum

Ligamen mempunyai anyaman pembuluh darah yang sangat banyak didapat dari arteri

apical dan pembuluh yang berpenestrasi pada tulang alveolar. Terdapat anastomosis dalam

jumlah besar dengan pembuluh darah gingival. Bundel saraf dari nervus trigeminus berjalan

bersama pembuluh darah dari apeks dan melintasi tulang alveolar untuk mensuplai ligamen

dengan reseptor tactile, tekanan dan rasa sakit. Saraf tampaknya berakhir sebagai ujung saraf

bebas atau struktur berbentuk kumparan yang berhubungan dengan aktivitas propioseptif

Page 6: Jaringan Periodontal

yang terpusat untuk mengontrol sistem mastikasi pada saat menelan, mengunyah dan

berbicara.

Pasokan darah ligamentum periodontal berasal dari 3 sumber :

1. Pembuluh darah yang memasuki ligamen periodonsium dari daerah apikal

2. Arteri interalveolar (interdental) yang masuk ke dalam ligamen dari prosessus

alveolar interdental

3. Anastomosis pembuluh dari gingiva (Newman, Michael G., et al. 2006.)

Fungsi Ligamentum Periodontal

Ligamentum periodontal terdiri dari jenis jaringan ikat khusus dengan serat-serat yang

menembus sementum gigi dan mengikat sementum pada dinding tulang di soket gigi, yang

tetap memungkinkan pergerakan terbatas pada gigi. Seratnya tersusun untuk meredam

tekanan yang timbul selama proses pengunyahan. Hal tersebut mencegah transmisi tekanan

langsung pada tulang, yang dapat berakibat resorbsi tulang setempat, kolagen ligamen

periodontal memiliki ciri mirip jaringan imatur. Kolagen ini memiliki laju pergantian yang

sangat tinggi (yang terlihat melalui autoradiograf) dan sejumlah besar kandungan kolagen

yang dapat larut. Celah diantara serat-serat tersebut dipenuhi glikosaminoglikan.

Fungsi ligamen periodontal yaitu :

1. Memberikan nutrisi kepada sementum, tulang alveolar dan gingival

2. Menghantarkan stimulus rangsang tekan, sentuh dan nyeri dengan serabut saraf

sensori

3. Melindungi pembuluh darah dan serabut saraf dari cedera mekanik

4. Sebagai perlekatan gigi dengan tulang

5. Mempertahankan jaringan gingival

6. Penyerap tekanan

Ligamentum periodontal dapat berfungsi secara fisik, nutrisi, formatif dan

remodelling serta sensori. Fungsi fisik ligamen periodontal adalah menyalurkan tekanan

kunyah ke tulang; mengikat gigi ke tulang; memelihara hubungan antara gingiva dan gigi;

sebagai shock absorber pada fungsi pengunyahan; dan tempat terlindung bagi pembuluh

darah dan saraf. Fungsi nutrisi adalah memberikan nutrisi kepada sementum, tulang alveolar

dan gingival. Fungsi sensori adalah menghantarkan stimulus rangsang tekan, sentuh dan nyeri

Page 7: Jaringan Periodontal

dengan serabut saraf sensori. Fungsi formatif dan remodelling sel yang terdapat pada ligamen

peridontal berpartisipasi dalam formasi dan resorbsi sementum dan tulang, serta untuk

mengakomodasi gaya oklusal yang diberikan dalam perbaikan luka (injury).( Junqueira,

Louiz and Carneiro, Jose. 2005.)

III. Sementum

Sementum merupakan jaringan menyerupai tulang yang tipis dank eras yang menyelimuti akar anatomi gigi dan temat melekatnya serabut sharpey. Sementum dibentuk oleh sementoblas yang berkembang dari sel-sel mesenkim yang tidak terdiferensiasi dalam jaringan ikat folikel dentalis. Sementum tersusun dari 45-50% berat material anorganik (hidroksi apatit) dan 50-55% berat material organik dan air. Material organiknya sebagian besar terdiri atas kolagen dan protein polisakarida. Sementum merupakan jaringan avaskuler. Sementum berwarna kuning muda. Sementum merupakan jaringan dengan kadar fluor tertinggi diantara jaringan yang termineralisasi dan bersifat permeable terhadap berbagai material. Terdapat 2 macam sementum, yaitu acellular dan cellular cementum. Lapisan sementum aselular sementum adalah suatu jaringan hidup yang mendominasi separuh bagian korona akar. Sementum seluler lebih sering ditemukan di daerah separuh apical akar. (Sumawinata, 2003).

Dari sifat fisik dan kimiawinya, sementum lebih mirip tulang dibandingkan jaringan keras lain dari gigi. Sementum terdiri atas matriks serat-serat kolagen, glikoprotein, dan mukopolisakarida yang telah mengapur. Sementum umumnya bertumbuh sangat lambat, namun dapat mengalami hyperplasia sebagai respons terhadap iritasi menahun. (Fawcett, 2002).

Struktur Sementum

Menurut Manson & Eley (1993) secara umum sementum dibagi menjadi dua, yaitu sementum aseluler (primer) dan sementum seluler (sekunder). Keduanya mengandung matrix alcified interfibrilar dan fibril kolagen.

1. Sementum seluler

Tipe sementum yang ditemukan di daerah apikal dan region furkasi gigi. Mengandung sementosit yang berada dalam lakuna, berhubungan melalui suatu sistem anastomosis kanalikuli. Terdapat dua sumber serat kolagen, yaitu Sharpey`s fiber dan kelompok serat yang merupakan bagian matriks sementum yang dibentuk sementoblast.

Page 8: Jaringan Periodontal

2. Sementum aseluler

Tipe sementum ini menutupi semua bagian dari permukaan akar gigi yang berupa lapisan hyaline tipis. Mempunyai garis incremental yang berjalan paralel pada permukaan akar gigi. Terdiri atas Sharpey`s fiber yang terkalsifikasi.

3. Sementum intermediate

Tipe ini ditemukan pada bagian sementodentinal junction. Dapat bersifat sebagai sementum maupun dentin.

Sedangkan menurut Newman, et al (2006), terdapat suatu klasifikasi yang jauh lebih rumit dari sementum. Klasifikasi ini diberikan oleh Schroeder :

1. Acellular afibrillar cementum (AAC)

ACC merupakan produksi dari sementoblas dan ditemukan pada daerah coronal sementum dengan ketebalan 1 sampai 15 mikron. Tidak mengandung serabut kolagen intrinsik maupun ekstrinsik. Hanya mengandung substansi dasar yang termineralisasi.

2. Acellular Extrinsic Fiber Cementum (AEFC)

AEFC merupakan produk dari fibroblas dan sementoblas. Hampir seluruhnya terdiri atas gulungan padat serabut Sharpey dan sedikit sel. Dapat ditemukan pada sepertiga akar. Ketebalannya antara 30 sampai 230 mikron.

3. Cellular Mixed Stratified Cementum (CMSC)

Terdiri atas serabut Sharpey (ekstrinsik) dan serabut intrinsik serta kemungkinan mengandung sel. Merupakan produk bersama fibroblas dan sementoblas. Ditemukan pada bagian sepertiga apikal dan furkasio. Ketebalan antara 100 sampai 1000 mikron.

4. Cellular Intrinsic Fiber Cementum (CIFC)

Mengandung sel, namun tidak mengandung serabut kolagen ekstrinsik. Dibentuk oleh sementoblas.

5. Intermediete Cementum

Zona yang susah didefinisikan, terletak pada bagian cementoenamel junction. Mengandung komponen seluler Hertwig's sheath di dalam substansi dasar yang termineralisasi. (Newman, et al, 2006).

Page 9: Jaringan Periodontal

Sementum memiliki ketebalan bervariasi tergantung lokasinya. Ketebalan pada setengah koronal sebesar 10-60 mikron, pada sepertiga apikal ketebalan 150-200 mikron. Ketebalan terbesar terdapat pada daerah apeks dan daerah furkasi. Dengan meningkatnya usia, ketebalan sementum juga meningkat (Dalimunthe, 2005).

Sementogenesis

Sementogenesis merupakan proses pembentukan sementum. Selama pembentukan email, korona gigi di tutupi oleh epithelium dental, bagian basal epithelium ini merupakan kantong epithelial hertwig. Sebelum sementoblas terbentuk, sel-sel jaringan pengikat yang berkontak dengan permukaan gigi berdeferensiasi menjadi sementoblas. Sementoblas inilah yang akan berdiferensiasi menjadi sementum. Pada proses deposisi sementum yang baru, maka akan terbentuk suatu batas yang disebut reversal line, antara sementum yang baru dan lama. (Newman, et al, 2006)

Fungsi Sementum

Fungsi dari sementum adalah sebagai berikut:

1. Melekatkan gigi pada periodontal

2. Tempat perlekatan collagen fibers dari periodontal membran

3. Pelindung dentin pada akar gigi. (Newman, et al, 2006)

Kelainan Sementum

Di bawah ini merupakan contoh dari kelainan sementum:

1. Hipersementosis

Hipersementosis merupakan penebalan dari sementum. Hipersementosis ini terlokalisasi pada satu gigi atau pada seluruh gigi geligi.

2. Sementoma

Sementoma merupakan masa sementum yang biasanya terletak dibagian apical gigi, dapat melekat atau tidak melekat sama sekali. Dianggap sebagai salah satu neoplasma odontogenik, ataupun kelainan pembentukan pada waktu perkembangan. Sementoma

Page 10: Jaringan Periodontal

ini banyak terdapat pada wanita daripada laki-laki dan lebih banyak terdapat di mandibula dari pada maksila. (Newman, et al, 2006)

IV. TULANG ALVEOLAR

Tulang alveolar adalah bagian dari maxilla dan mandibula yang membentuk dan

menyokong soket gigi. Tulang alveolar terus menerus mengalami remodeling akibat aktivitas

dari osteoclast dan osteoblast (Carison, 2009).

Tulang alveolar terdiri dari :

1. Keping kortikal eksternal yang dibentuk oleh tulang haver’s dan lamella tulang

compact (Caranza, 2002). Keping kortikal eksternal menutupi tulang alveolar dan

lebih tipis pada bagian facial (Zainal & Salmah, 1992). Keping kortikal eksternal

berjalan miring kea rah koronal untuk bergabung dengan tulang alveolar sejati dan

membentuk membentuk dinding alveolar dengan ketebalan sekitar 0,1 – 0,4 mm.

Dinding alveolar dilalui oleh pembuluh darah dan pembuluh lymph serta syaraf yang

masuk ke dalam ruang periodontal melalui sejumlah kanal kecil (Kanal Volkmann)

(Klaus dkk, 1989)

2. Dinding soket yang tipis pada bagian dalam tulang compact disebut tulang alveolar

sejati yang terlihat seperti lamina dura pada gambaran radiografis (Carranza, 2002)

3. Trabekula cancellous berada diantara lapisan tulang compact dan tulang alveolar

sejati. Septum interdental terdiri dari trabekula concellous yang mendukung tulang

dan menutupi bagian dalam border tulang compact (Carranza, 2002)

Page 11: Jaringan Periodontal

BAB II

ISI

I. GingivaPada probandus dilihat dari segi warna gingiva tegolong coral pink , cerah ,

tidak tampak adanya warna kebiruan atau merah tua yg seringkali menandakan adanya peradangan atau bengkak. (Rateitschak, 1985).Pada gigi m1 kanan bawah terlihat kontur gingiva tidak mengikuti kontur normal gingiva pada gigi molar, hal ini kemungkinan disebabkan oleh karena posisi gigi yang tidak benar (molar mesioversi)dan menyebabkan resesi gingiva. (Susanto, 2009).Pada regio kiri atas,antara distal p2 dengan distal m1, terlihat terjadinya resesi gingiva dimana embrasur tidak berbentuk sesuai dengan kontur gingiva normal yang terlihat pula pada distal i2 kiri dengan mesial c kiri.

II. Ligamentum periodontalPada gambaran radiografi diatas terlihat bahwa ligamentum periodontal

tampak normal dimana ruang ligamen periodontal sama rata serta tidak melebar.

Ligamentum periodontal merupakan perantara melekatnya gigi dengan tulang

alveolar. Pada gigi, ligamentum periodontal melekat pada sementum dan perlekatan

pada tulang adalah melalui lamina dura.

Pada gambaran radiografis juga terlihat bahwa ligamentum periodontal

bersifat radiolusen yang mengelilingi akar gigi dan melekat pada processus alveolaris.

Gigi yang digunakan secara normal memiliki ligamentum periodontal yang lebih tebal

dan konfigurasi serabut prinsipal yang normal. Pada oklusi fungsional, ruang

ligamentum periodontal besarnya sekitar 0,25 mm±0,10 mm sedangkan bila tekanan

yang diterima tidak normal ruang ligamen periodonsium menjadi lebih lebar.

Gambaran ligamentum periodontal yang normal juga ditunjukkan dengan uang

ligamen periodontal tipis, Serat-seratnya padat dan jumlah seratnya banyak ditiap

daerah,

Page 12: Jaringan Periodontal

III. SementumLokasi: terletak pada semua gigi, baik gigi susu maupungigi permanen.

Berada pada seluruh permukaan akar gigimengelilingi dentin, ke arah koronal berbatasan dengan enamelyang disebut pertautan enamel sementum (Cemento EnamelJunction). Bagian terluar dikelilingi oleh ligamen periodontal yangnampak radiolusen pada gambar.

Ukuran: mengikuti luas permukaan akar gigi danmemiliki ketebalan 10-60 mikron pada separuh koronal akar gigi,dan paling tebal sekitar 150-200 mikron pada sepertiga apikal akar gigi.

Jumlah: melingkupi setiap akar gigi.d.Bentuk: menyesuaikan bentuk akar gigi, karena menyusuriseluruh permukaan akar gigi.e.Radiodensitas: sementum menunjukkan suatu gambaran radiopak,hampir sama dengan enamel. Tetapi karena ukurannya yang sangattipis, sulit untuk menemukannya dalam foto ronsen. (Ghom. 2008)

IV. TULANG ALVEOLARPada gambaran foto rontgen, terlihat tulang alveolar pada probandus tampak

normal, menurut Carranza, 2002, dinding soket yang tipis pada bagian dalam tulang

compact disebut tulang alveolar sejati, pada gambaran radiografis tulang alveolar

sejati tampak seperti lamina dura. Kontur tulang alveolar sesuai dengan tonjolan akar

dan posisi gigi. Ketinggian dan ketebalan plat fasial dan lingual dipengaruhi oleh

posisi gigi, bentuk dan ukuran akar, serta daya oklusi.

Pada gambaran radiograf terlihat gigi molar yang miring. Gigi yang

mengalami ekstrusi, intrusi, atau miring mempunyai puncak interdental angular.

Penelitian menunjukkan bahwa dalam kondisi sehat, jarak dari pertemuan

sementoenamel ke puncak tulang alveolar terpelihara dalam jarak yang tetap.

Kontur tulang alveolar pada gigi molar dan premolar terlihat lebar dan datar

dikarenakan pertemuan sementoenamel di gigi molar dan premolar yang lebar dan

datar. Sedangkan kontur bukolingual di regio anterior sempit dan tajam mengikuti

bentuk pertemuan sementoenamel.

Page 13: Jaringan Periodontal

GAMBAR :

KLINIS

Page 14: Jaringan Periodontal

RADIOGRAFI

BAB III

Page 15: Jaringan Periodontal

PENUTUP

A. KESIMPULAN Pada jaringan periodontal probandus terdapat berbagai

keadaan abnormal jika dibandingkan dengan keadaan jaringan periodontal yang normal.