Jaringan Periodontal (1)

98
JARINGAN PERIODONTAL KELOMPOK 7

Transcript of Jaringan Periodontal (1)

Page 1: Jaringan Periodontal (1)

JARINGAN PERIODONTAL

KELOMPOK 7

Page 2: Jaringan Periodontal (1)

ANATOMI HISTOLOGI

Page 3: Jaringan Periodontal (1)

Sementum

• Sementum adalah struktur terkalsifikasi (avaskuler mesenchymal) yang menutupi permukaan luar anatomis akar, terdiri atas matriks terkalsifikasi yang mengandung serabut kolagen.

• Komposisi :1. Organik 50-55%2. Inorganik 45-50%

Page 4: Jaringan Periodontal (1)

Tipe Sementum

• Ada 2 tipe sementum :1. Acellular (primer),2. Cellular (sekunder). Keduanya berisi matrix

interfibrilar terkalsifikasi dan fibril-fibril kolagen.

Tipe Acellular banyak ditemukan di daerah koronal akar, dan tipe Cellular banyak ditemukan di daerah apikal dan bifurkasi akar gigi.

Page 5: Jaringan Periodontal (1)

Acellular

• Adalah cementum yg pertamakali terbentuk, yang menutupi sekitar ⅓ cervical atau ½ akar

• Tidak mengandung sel • Terbentuk sebelum gigi mencapai

occlusal plane (erupsi) • Ketebalannya 30 - 230 μm • Serabut sharpey membentuk

sebagian besar struktur acellular cementum.

• Selain itu, jg mengandung fibril2 kolagen yg terkalsifikasi dan tersusun tak beraturan atau paralel thd permukaan.

Page 6: Jaringan Periodontal (1)

Cellular

• Terbentuk setelah gigi mencapai occlusal plane Lebih tidak beraturan.

• Tersusun atas sel-sel cementocytes pada lacuna yang berkomunikasi antar sel melalui sistem anastomose canaliculi

• Lebih sedikit terkalisifikasi drpd tipe acellular.

• Serabut sharpey porsinya sedikit, dan terpisah dari serabut lain yg tersusun paralel pd permukaan akar Lebih tebal dari acellular cementum

Page 7: Jaringan Periodontal (1)

Klasifikasi Sementum

Menurut SCHROEDER : 1.AAC – Acellular afibrilar cementum 2.AEFC – Acellular Extrinsic Fiber Cementum 3.CMSC – Cellular Mixed Stratified Cementum 4.CIFC – Cellular Intrinsic Fiber Cementum 5.Intermediate cementum

Page 8: Jaringan Periodontal (1)

• KETEBALAN SEMENTUM ½ coronal dr akar = 16-60μm ( se-rambut) 1/3 apikal & furkasi = 150-200μm lebih tebal permukaan distal drpd mesial • Sementum memiliki permeabilitas,

memungkinkan difusi cairan dr pulpa dan permukaan luar akar. Pada cellular cementum, terdapat canaliculi yg berhubungan dgn tubulus dentin. Permeabilitas berkurang seiring bertambahnya usia.

Page 9: Jaringan Periodontal (1)

Tulang Alveolar

• Tulang alveolar (prosesus alveolar) adalah bagian tulang rahang (maksila dan mandibula) yang membentuk dan mendukung soket (alveoli) gigi.

Page 10: Jaringan Periodontal (1)

Prosesus alveolar terbentuk pada saat gigi erupsi dan menghilang bertahap (resorpsi) setelah gigi tanggal

Prosesus alveolar tidak terlihat pada keadaan anodonsia.

Tulang dari prosesus alveolar tidak berbeda dengan tulang pada bagian tubuh lainnya.

Page 11: Jaringan Periodontal (1)

Bagian-bagian Tulang Alveolar

Alveolar Bone Proper Cancallous Bone

Compact Bone

Page 12: Jaringan Periodontal (1)

1. Alveolar bone proper • Lapisan tipis tulang yg mengelilingi akar dan

memberikan tempat perlekatan bagi ligamen periodontal. Nama lainnya adalah lamina dura (gambaran radiografis/ sinar X) atau disebut juga plat kribriform (cribriform plate) / lamina kribosa.

2. Cancellous bone (trabeculare/ spongy) • Di antara tulang alveolar proprium dan tulang

kortikal • Tulang kanselus berisi sumsum tulang. 3. Compact bone (cortical) • terbentuk dari tulang haversi (haversian bone) dan

lamela tulang kompak (compacted bone lamellae).

Page 13: Jaringan Periodontal (1)

Gambaran Histologi Gambaran Radiografis

Page 14: Jaringan Periodontal (1)

1.Cells of Alveolar Bone Osteoblas, osteoklas dan osteosit2. Extra-cellular Matrix Terdiri atas 2/3 bahan anorganik (calcium and

phosphate) dan 1/3 bahan organik (collagen type I, with small amounts of non collagenous proteins).

Komposisi Tulang Alveolar

Page 15: Jaringan Periodontal (1)

• Osteoblas membentuk matrix organik yg mengandung kolagen disebut Osteoid (prebone), yang kemudian terkalsifikasi membentuk tulang (bone).

• Osteoblas yg terjebak dlm matrix tulang menjadi Osteosit, berlokasi dalam lakuna (ruang dalam tulang) yang berkoneksi melalui celah kecil disebut canaliculi.

• Resorpsi tulang terkait dengan sel bernama Osteoklas, yang merupakan sel berinti banyak dan ditemukan pada permukaan tulang yang cekung (Howship’s lacunae).

• Di dalam tulang alveolar, lakuna terdapat pada periosteal (outer), endosteal (marrow) maupun permukaan ligamen periodontal pada tulang.

Page 16: Jaringan Periodontal (1)

Ligamen Periodontal• Ligamen periodontal

terdiri atas pembuluh darah yang kompleks danserabut jaringan ikat (kolagen) yang mengelilingi akar gigi dan melekat ke prosesus alveolar

Page 17: Jaringan Periodontal (1)
Page 18: Jaringan Periodontal (1)

• Elemen terpenting dari ligamen periodontal adalah principal fibers (serabut2 dasar)

• terdiri atas kolagen, tersusun dlm bundles dan mengikuti alur gelombang (longitudinal section) : Fibers pada sambungan antara principal fibers dengan sementum dan tulang, serabut Sharpey’s (sharpey’s fibers) , The principal fibers – 6 group : transeptal, alveolar crest, horizontal, oblique, apical dan interradicular.

Page 19: Jaringan Periodontal (1)
Page 20: Jaringan Periodontal (1)

• Group Transeptal : Serat transisi antara serat gingiva dan seratutama ligamen periodontal. Meluas pd permukaan interproksimal, di atas puncak septum interdental.

• Group Alveolar Crest : Serat meluas dan berjalan miring dari sementum (tepat di bawah junctional epithelial) menuju puncak tulang alveolar. Fungsi: menahan gigi di dalam soket jika ada tekanan ke apikal dan lateral.

• Group Horizontal : Serat meluas tegak lurus dengan sumbu gigi dari sementum ke tulang alveolar.

Page 21: Jaringan Periodontal (1)

• Group Oblique : Merupakan group yang paling besar.Serat meluas dari sementum ke arah koronal secara oblique dan melekat ke tulang alveolar. Menerima tekanan vertikal yang besar

• Group Interradikular : Serat meluas dari sementum percabangan akar gigi ke puncak septum interradikular.

• Group Apical : Serat menyebar dari regio apikal gigi ke tulang pada soket gigi

Page 22: Jaringan Periodontal (1)
Page 23: Jaringan Periodontal (1)
Page 24: Jaringan Periodontal (1)

Gingiva

• Gingiva adalah bagian mukosa mulut yang tersusun dari jaringan ikat fibrosa, yang ditutupi epitel dan menutupi processus alveolar rahang dan mengelilingi leher gigi (Newman, 2002).

Page 25: Jaringan Periodontal (1)

Gingiva secara anatomis

• Free gingiva• Attached gingiva• Interdental gingiva

Page 26: Jaringan Periodontal (1)
Page 27: Jaringan Periodontal (1)

Mikroskopik Gingiva

• Gingiva terdiri atas lapisan epitel berupa epitel skuama berlapis dan jaringan ikat yang disebut lamina propria.

Page 28: Jaringan Periodontal (1)

Mikroskopik Gingiva

• Epitel gingivadibagi menjadi 3 :

a. Epitel oralb. Epitel sulkularc. Epitel penyatu

• Jaringan ikat gingiva• Terdiri atas dua lapisan:

– Lapisan papilari (papillary layer) yang berada langsung dibawah epitel, yang terdiri atas: proyeksi papilari (papillary projection) diselang-selingi oleh rete peg epitel

– Lapisan retikular (reticular layer) yang ber-lanjut ke periosteum tulang alveolar. Substansi dasar jaringan ikat gingiva mengisi ruang antara serat-serat dan sel-sel, amorf, dan mengandung banyak air

Page 29: Jaringan Periodontal (1)

• Epitel oralYaitu epitel skuama berlapis yang berkeratin (keratin-ized) atau berparakeratin (parakeratinized) yang membalut permukaan vestibular dan oral gingiva.

• Epitel penyatu - Pada usia muda epitel penyatu terdiri atas 3 - 4 lapis, + usia 10-20 lapis.- Epitel ini melekat ke permukaan gigi dengan bantuan lamina basal. - panjangnya bervariasi antara 0,25 - 1,35 mm merentang dari dasar sulkus gingiva sampai koronal dari batas semento-enamel pada gigi yang belum mengalami resesi

• Epitel sulkularEpitel ini mendindingi sulkus gingiva dan menghadap ke permukaan gigi tanpa melekat padanya dan merupakan epitel skuama berlapis yang tipis, tidak berkeratin.

Page 30: Jaringan Periodontal (1)
Page 31: Jaringan Periodontal (1)
Page 32: Jaringan Periodontal (1)

Mikroskopik Gingiva

• Serat gingiva tersusun dalam beberapa kelompok:

• Kelompok utama, terdiri atas serat dentogingival, alveologingival, dento-periosteal, sirkular, dan transeptal.

• Kelompok sekunder yang terdiri atas serat periostogingival, interpapilari, transgingival, intersirkular, intergingival, dan semisirkular.

Page 33: Jaringan Periodontal (1)

Anatomi fungsional jaringan periodontal pada sementum dan

tulang alveolar

Page 34: Jaringan Periodontal (1)

Fungsi Sementum

• menahan gigi pada soket tulang dengan perantaraan serabut prinsipal ligamen periodonsium.

• mengompensasi keausan struktur gigi karena pemakaian dengan pembentukan terus menerus.

• memudahkan terjadinya pergeseran mesial fisiologis.

• memungkinkan penyusunan kembali serabut ligamen periodonsium secara terus menerus (Manson, 1993).

Page 35: Jaringan Periodontal (1)

Fungsi Tulang Alveolar

• Tulang adalah cadangan kalsium bagi tubuh, dan tulang alveolar berperan serta dalam memelihara keseimbangan kalsium dalam tubuh. Kalsium dilepas dari tulang alveolar untuk memenuhi kebutuhan jaringan lainnya dan untuk memenuhi kadar kalsium dalam darah. Tulang alveolar berfungsi sebagai pembentuk dan penyokong gigi. Tulang alveolar merupakan penyangga gigi yang paing utama (Manson, 1993).

Page 36: Jaringan Periodontal (1)

Anatomi Fungsional Jaringan Periodontal pada Ligamen Periodontal

dan Gingiva

Page 37: Jaringan Periodontal (1)

• Fungsi Ligamen Periodontal :

• a. Fungsi Suportive :

• 1. Melekatkan Tulang ke soket gigi

• 2. Menangguhkan gigi kedalam soketnya, memisahkan dari

dinding soket sehingga akar tidak bertabrakan dengan tulang

ketika mastikasi.

• b. Fungsi Formatife

• Ligamen periodontal mengandung sementoblas yang

memproduksi sementum sepanjang kehidupan gigi, sementara

osteoblas mempertahankan tulang dari soket gigi

Fungsi Ligamen Periodontal

Page 38: Jaringan Periodontal (1)

c. Fungsi resorptive

Dalam merespon tekanan yang berat, sel dari

ligamen periodontal dapat memproduksi resorbsi tulang dengan cepat

dan kadang-kadang meresorbsi sementum

d. Fungsi sensory

Ligamen periodontal disuplai dengan serabut

saraf yang mengirimkan tekanan taktil dan sensasi nyeri

e. Fungsi Nutritive

Ligamen periodontal disuplai oleh pembuluh

darah yang menyediakan nutrien untuk sementum dan tulang.(willmann,

2007)

Page 39: Jaringan Periodontal (1)
Page 40: Jaringan Periodontal (1)

• Gingiva adalah bagian mukosa mulut yang menutupi

processus alveolar rahang dan mengelilingi leher gigi.

Gingiva adalah bahasa yang digunakan secara umum dalam

bidang kedokteran gigi. Sedangkan gusi adalah bahasa yang

digunakan masyarakat secara luas

• fungsi gingiva ialah untuk melindungi jaringan di

bawah perlekatan gigi terhadap pengaruhlingkungan rongga

mulut(Caranza, dkk, 2002).

Gingiva

Page 41: Jaringan Periodontal (1)

•Serat-serat gingiva

• Lamina propia marginal gingiva dibentuk oleh jaringan

pengikat padat yang padat kolagen. Serat kolagen ini membentuk

suatu sistem bundel yang dikenal dengan nama serat-serat gingiva.

Fungsi dari serat-serat gingiva ini antara lain:

•1. Untuk menciptakan hubungan marginal dengan permukaan gigi

selama ada tekanan pengunyahan, agara marginal gingiva tidak

terpisah dengan permukaan gigi.

•2. Menyatukan marginal gingiva dengan sementum dan menjaga

hubungannya dengan attached gingiva.

Page 42: Jaringan Periodontal (1)
Page 43: Jaringan Periodontal (1)

Pulpa gigi

Page 44: Jaringan Periodontal (1)

Bagian Pulpa

Gigi umumnya berongga tengah, disebut rongga pulpa yang berisi pulpa gigi. Bagian bagiannya adalah:1. Ruang pulpa, yait rongga pulpa yang terdapat pada

bagian tengah korona gigi dan selalu tungal.2. Tanduk pulpa, yaitu ujung dari ruang pulpa.3. Saluran pulpa/ saluran akar, yaitu rongga pulpa

yang terdapat pada bagian akar gigi.4. Foramen apikal, ujung dari saluran pulpa yang

terdapat pada apeks, akar berupa suatu lubang kecil.

Page 45: Jaringan Periodontal (1)

5. Supplementary canal, beberapa akar gigi mungkin mempunyai lebih dari satu foramen. Dalam hal ini, saluran tersebut mempunyai 2 atau lebih cabang dekat apikalnya yang disebut multiple foramina/ supplementary canal.

6. Orifice/entrance into the pulp canal. Yaitu pintu masuk ke saluran akar gigi. Saluran pulpa dihubungkan dengan ruang pulpa. Ada kalanya ditemukan suatu akar mempunyai lebih dari satu salut=ran pulpa, misalnya akar mesio bukal dari M1 atas dan akar mesial dari M1 bawah mempunyai 2 saluran pulpa yang berakhir pada sebuah foramen apikal.

Page 46: Jaringan Periodontal (1)

Pulpa gigi merupakan jaringan lunak dari bagian gigi. Umumnya, garis luar jaringan pulpa mengikutigaris luar bentuk gigi. Bentuk garis luar ruang pulpa mengikuti bentuk mahkota gigi dan bentuk gari luar saluran pulpa mengikuti bentuk akar gigi.

Pulpa gigi dalam rongga pulpa berasal dari jaringan mesenkim dan memiliki fungsi, diantaranya adalah:A. Sebagai pembentuk, menginduksi pembentukan enamel dan

dentin.B. Sebagai penahan, membentuk pertahanan berupa respon

terhadap substansi asing.C. Mengandung zat zat makanan, memberi asupan nutrisi untuk

pembentukan dentin melslui tubulus dentin D. Mengandung sel sel saraf/ sensori, merasakan sensasi panas

dan mekanis.

Page 47: Jaringan Periodontal (1)

Fungsi permulaan pulpa adalah membentuk dentin. Sistem sensori yang kompleks dari pulpa gigi adalah mengontrol peredaran darah dan sensasi rasa sakit. Pembentukan dari reparasi atau iritasi dentin sebagai penahan dari berbagai bentuk iritasi mekanis, thermis, khemis atau bakteri (Itjiningsih, 1991)

Page 48: Jaringan Periodontal (1)

Syaraf gigi

Page 49: Jaringan Periodontal (1)

Serabut saraf yang terdapat pada gigi baik rahang atas maupun rahang bawah dan juga mata terhubung melalui saraf trigeminus. Dengan kata lain, semua nervus yang menginervasi gigi dan gingival berasal dari cabang nervus trigeminus.

1. Gigi Mandibula• Gigi posterior di inervasi cabang langsung nervus alveolaris

inferior di canalis mandibula• Premolar, caninus dan incicivus bersama gingival bukalnya di

inervasi oleh nervus incicivalis• Mukosa labium inferior di inervasi oleh nervus mentalis

Page 50: Jaringan Periodontal (1)

2. Gigi Maxilla• Gigi molar di inervasi oleh nervus alveolaris

superior posterior• Gigi premolar di inervasi oleh nervus alveolaris

superior medialis• Gigi incicivus dan caninus di inervasi oleh

nervus alveolaris superior anterior

Page 51: Jaringan Periodontal (1)
Page 52: Jaringan Periodontal (1)

Mekanisme Terbentuknya Cairan Sulcus Gingiva

(CSG)

Page 53: Jaringan Periodontal (1)

• Komponen seluler dan humoral dari darah dapat melewati epitel perlekatan yang terletak pada celah gingiva dalam bentuk csg.

• Csg mengaliri secara terus menerus melalui epitel dan masuk ke sulkus gingiva dengan aliran yang sangat lambat 0,24-1,56 µl/menit.

• Pada daerah yang tidak mengalami inflamasi Aliran akan Pada gingivitis dan periodentitis.

• Cairan mengalir dari kapiler menuju ke jaringan sub epitel, terus ke epitel perlekatan.Dari sini cairan di sekresikan dalam bentuk csg bercampur dengan saliva di dalam rongga mulut.

Page 54: Jaringan Periodontal (1)

• Penggunaan volume scg membantu dalam mendiagnosis status periodental, aliran scg akan bertambah besar pada gingivitas karena adanya pertambahan permiabilitas pembuluh faskuler.

• rangsangan yang dapat menimbulkan peradangan marginal gingiva di dapatkan adanya pertambahan cairan disekitar gigi tersebut.(Akalin dkk., 2007)

Page 55: Jaringan Periodontal (1)

Komposisi, fungsi dan pembentukan Cairan Sulkus Gingiva

Page 56: Jaringan Periodontal (1)

Komposisi Cairan Sulkus Gingiva (CSG)1. Materi Darah.• Polimorfonuklear leukosit• Neutrofil• Monosit• Limfosit (Newman, 2012).2. Elektolit : sodium, potasium, kalsium, dan magnesium3. Protein4. Sistem fibrinolisis 5. Endotoksin bakteri : memproduksi enzim cysteine

desulfhydrase yg membentuk H2S dalam CSG6. Sel epitel deskuamasi : berisi lisosom primer dan sekunder

dan mempunyai kapasitas fagosit7. Urea (Newman, 2012).

Page 57: Jaringan Periodontal (1)

Fungsi Cairan Sulkus Gingiva (CSG)

• mencegah terjadinya karies pada permukaan enamel dan sementum yang halus.

• sebagai indikator untuk menilai keadaan jaringan periodontal secara objektif (Caranza, 2006).

Page 58: Jaringan Periodontal (1)

Pembentukan Cairan Sulkus Gingiva (CSG)

• CSG bersal dari serum darah dalam sulkus gingiva.

• CSG adalah suatu produk filtrasi fisiologis dari pembuluh darah yang termodifikasi.

• Cairan mengalir dari kapiler menuju ke jaringan subepitel menuju epitel perlekatan. Dari sini cairan diekskresikan dalam bentuk CSG bercampur dengan air liur di dalam rongga mulut (Caranza, 2006).

Page 59: Jaringan Periodontal (1)

Ciri-Ciri kesehatan gingiva

Page 60: Jaringan Periodontal (1)

• (1) gusi berwarna merah muda.• (2) interdental papil mengisi ruang interproksimal

sampai titik kontak gigi dan sudutnya runcing • (3) bagian tepi gingiva tipis dan tidak bengkak.• (4) permukaan gingiva tidak rata tapi stippled.• (5) gingiva lekat sekali pada gigi dan procesus

alveolaris. • (6) sulkus gingiva tidak dalam < = 2 mm, jika lebih

dari 2 mm disebut poket.• (7) tidak ada eksudat dan tidak mudah berdarah.• (8) konsistensi kenyal (Manson, 1993)

Page 61: Jaringan Periodontal (1)

Gingiva Normal atau Sehat

1. Warna Gingiva2. Kontour Gingiva3. Konsistensi4. Tekstur Permukaan5. Keratinisasi6. Posisi7. Ukuran

Page 62: Jaringan Periodontal (1)

Gambar gingiva yang sehat

Page 63: Jaringan Periodontal (1)

Tanda gigiva tidak sehat• 1. Gingiva biasanya berwarna merah muda menjadi merah tua sampai

ungu• karena adanya vasodilatasi pembuluh darah sehingga terjadi suplay

darah• berlebihan pada jaringan yang meradang.• 2. Bila menggosok gigi biasanya pada bulu sikat ada noda darah oleh

karena• adanya perdarahan pada gingiva di sekitar gigi.• 3. Terjadinya perubahan bentuk gingiva karena adanya pembengkakan.• 4. Timbulnya bau nafas yang tidak enak.• 5. Pada peradangan gingiva yang lebih parah tampak adanya nanah di

sekitar• gigi dan gingival.

Page 64: Jaringan Periodontal (1)

Gambar Gusi yg tdk sehat

Page 65: Jaringan Periodontal (1)

PLAK GIGI

PLAK GIGI

Suatu biofilm yang melekat pada permukaan gigi atau permukaan keras lainnya didalam oral cavity termasuk pada removable dan fixed restoration.

Plak berbeda dgn deposit lain yg ditemukan pada permukaan gigi seperti MATERIA ALBA dan KALKULUS

Page 66: Jaringan Periodontal (1)

PLAK GIGI

PLAK YANG TAMPAK SETELAH PEMBERIAN DISCLOSING SOLUTION

Page 67: Jaringan Periodontal (1)

PLAK GIGI

MATERIA ALBA

Akumulasi lunak dari bakteri dan sel-sel jaringan, tidak terstruktur seperti plak dan dapat dihilangkan dengan semprotan air.

Page 68: Jaringan Periodontal (1)

PLAK GIGI

MATERIA ALBA

Page 69: Jaringan Periodontal (1)

PLAK GIGI

KALKULUS

Deposit keras yang terbentuk dari mineralisasi dari plak gigi dan umumnya tertutupi oleh lapisan plak yang tidak termineralisasi.

Page 70: Jaringan Periodontal (1)

Kalkulus

Page 71: Jaringan Periodontal (1)

PLAK GIGI

KALKULUS

Page 72: Jaringan Periodontal (1)

Klasifikasi Penyakit Periodontal

Page 73: Jaringan Periodontal (1)

Klasifikasi Penyakit Periodontal

1. Gingivitis Gingivitis adalah proses inflamasi dan

mempengaruhi jaringan lunak yang mengelilingi gigi tanpa adanya kerusakan tulang

Page 74: Jaringan Periodontal (1)

Macam-macam Gingivitis a. Gingivitis akibat plak Gingivitis paling sering kronis dan tanpa sakit.

Keparahannya dinilai berdasarkan perubahan warna, kontur, konsistensi, dan adanya perdarahan .

Page 75: Jaringan Periodontal (1)

b. Gingivitis Hormonal Suatu peradangan hiperplastik terhadap plak

mikrobial yang umumnya mengenai wanita selama pubertas, kehamilan, atau menopause.

Page 76: Jaringan Periodontal (1)

c. Gingivitis Diabetik Gingivitis pada penderita diabetes karena

kontrol dari kadar gula darah dan pemakaian insulin.

Page 77: Jaringan Periodontal (1)

d. Herpetik Gingivostomatitis Akut Suatu infeksi mulut yang disebabkan virus

herpes simpleks tipe 1 dan sering terjadi pada anak-anak.

Page 78: Jaringan Periodontal (1)

e. Gingivitis Ulseratif Akut yang Nekrosis (ANUG) Tipe gingivitis akut yang berhubungan dengan

spesies-spesies bakteri tertentu dan stress. ANUG umumnya terjadi pada usia 15-25 tahun, terutama wajib militer dan HIV

Page 79: Jaringan Periodontal (1)

f. Perikoronitis Peradangan pada jaringan Lunak disekeliling

gigi yang akan erupsi, paling sering M3 bawah. Perikoronitis terjadi karena kontaminasi bakteri.

Page 80: Jaringan Periodontal (1)

2. Periodontitis Periodontitis adalah penyakit multifaktorial

yang menyebabkan infeksi dan peradangan jaringan pendukung gigi, biasanya menyebabkan hilangnya tulang dan ligamen periodontal dan bisanya merupakan penyebab kehilangan gigi pada orang dewasa dan edentulousness

Page 81: Jaringan Periodontal (1)

Macam-macam Periodontitis

a. Periodontitis kronis• merupakan suatu diagnosa yang digunakan

untuk menyebut bentuk penyakit periodontal destruktif, namun tidak sesuai dengan kriteria periodontitis juvenile generalisata, lokalisata maupun prepubertas.

• Penyakit ini mirip dengan gingivitis kronis, akan tetapi terjadi kehilangan sebagian tulang dan perlekatan jaringan ikat.

Page 82: Jaringan Periodontal (1)

Periodontitis kronis

Page 83: Jaringan Periodontal (1)

b. Periodontitis Juvenile Lokalisata (LJP)

• Penderita biasanya berumur 12-26 tahun, tetapi bisa juga terjadi pada umur 10-11 tahun.

• Perempuan lebih sering diserang daripada laki-laki (3 : 1)• Gigi yang pertama dirusak molar satu dan insisivus.• Angka karies biasanya rendah.• Netrofil memperlihatkan kelainan khemotaksis dan

fagositosis• Sangat sedikit dijumpai plak atau kalkulus yang melekat

pada gigi, tetapi pada tempat yang dirusak dijumpai kalkulus subgingiva.

• Gingiva bisa kelihatan normal tetapi dengan probing bisa terjadi perdarahan dan gigi yang dikenai akan terlihat goyang

Page 84: Jaringan Periodontal (1)

Periodontitis Juvenile Lokalisata (LJP)

Page 85: Jaringan Periodontal (1)

• Pasien di bawah umur 12 tahun (4 atau 5 tahun).• Perbandingan jenis kelamin hampir sama.• Angka karies biasanya rendah• Plak dan kalkulus yang melekat pada gigi

biasanya sedikit• Kehilangan tulang dan lesi furkasi (furcation

involment) terlihat secara• Radiografis.• Kerusakan jaringan periodontal lebih cepat pada

bentuk generalisata dari pada• Bentuk terlokalisir

Periodontitis Juvenile Generalisata (GJP)

Page 86: Jaringan Periodontal (1)

• GJP ini mirip dengan LJP, tetapi GJP terjadi secara menyeluruh pada gigi permanen dan dijumpai penumpukan plak yang banyak serta inflamasi gingiva yang nyata.

• Melibatkan keempat gigi molar satu dan semua insisivus serta dapat merusak gigi lainnya (C, P, M2).

• Periodontitis prepubertas ada dua bentuk terlokalisir dan menyeluruh. Bentuk terlokalisir biasanya dijumpai pada usia 4 tahun dan mempengaruhi hanya beberapa gigi saja, sedangkan bentuk menyeluruh dimulai saat gigi tetap mulai erupsi dan mempengaruhi semua gigi desidui.

Page 87: Jaringan Periodontal (1)

Periodontitis Juvenile Generalisata (GJP)

Page 88: Jaringan Periodontal (1)

d. Periodontitis Prepubertas

• Periodontitis prepubertas ada dua bentuk terlokalisir dan menyeluruh. Bentuk terlokalisir biasanya dijumpai pada usia 4 tahun dan mempengaruhi hanya beberapa gigi saja, sedangkan bentuk menyeluruh dimulai saat gigi tetap mulai erupsi dan mempengaruhi semua gigi desidui.• Pasien di bawah umur 12 tahun (4 atau 5 tahun).• Perbandingan jenis kelamin hampir sama.• Angka karies biasanya rendah• Plak dan kalkulus yang melekat pada gigi biasanya sedikit

Page 89: Jaringan Periodontal (1)

•Kehilangan tulang dan lesi furkasi (furcation

involment) terlihat secara•Radiografis.•Kerusakan jaringan periodontal lebih cepat pada

bentuk generalisata dari pada bentuk terlokalisir

Page 90: Jaringan Periodontal (1)

faktor etiologi dan presdisposisi penyakit periodontal

Page 91: Jaringan Periodontal (1)

Etiologi Penyakit Periodontal

• Faktor Primer : Penyebab primer dari penyakit periodontal adalah iritasi bakteri

• Faktor Sekunder : Faktor sekunder dapat lokal atau sistemik. Beberapa faktor lokal pada lingkungan gingiva merupakan predisposisi dari akumulasi deposit plak dan menghalangi pembersihan plak. Faktor ini disebut sebagai faktor retensi plak

• Faktor Lokal : Restorasi yang keliru,Kavitas karies, Tumpukan sisa makanan, Geligi tiruan sebagian yang desainnya tidak baik, Pesawat ortodonti , Susunan gigi geligi yang tidak teratur , Kurangnya seal bibir atau kebiasaan bernapas melalui mulut , Merokok tembakau , Groove perkembangan pada enamel servikal atau permukaan akar

Page 92: Jaringan Periodontal (1)

Faktor predisposisi penyakit periodontal

• Faktor predisposisi penyakit periodontal adalah beberapa kondisi yang mendukung atau memperbesar kemungkinan terjadinya penyakit periodontal. Kondisi yang dimaksud, bisa merupakan suatu endapan atau deposit pada permukaan gigi, kondisi anatomis jaringan periodontal, atau kekeliruan tindakan perawatan kedokteran gigi seperti penambalan gigi yang tidak baik, dsb sehingga memungkinkan bertambahnya akumulasi plak serta perubahan respon jaringan gingiva terhadap akumulasi plak tersebut.

Page 93: Jaringan Periodontal (1)

penanganan dan pencegahan dari penyakit periodontal

Page 94: Jaringan Periodontal (1)

Pencegahan

• Pencegahan penyakit periodontal merupakan kerja sama

yang dilakukan oleh dokter gigi, pasien dan personal

pendukung. Pencegahan dimulai pada jaringan

periodontal yang sehat yang bertujuan untuk memelihara

dan mempertahankan kesehatan jaringan periodontal .

Pencegahan penyakit periodontal meliputi beberapa

prosedur yang saling berhubungan satu sama lain yaitu :

Page 95: Jaringan Periodontal (1)

1. Kontrol Plak2. Profilaksis mulut3. Pencegahan trauma dari oklusi4. Pencegahan dengan tindakan sistemik5. Pencegahan dengan prosedur ortodontik6. Pencegahan dengan pendidikan kesehatan

gigi masyarakat7. Pencegahan kambuhnya penyakit

Page 96: Jaringan Periodontal (1)

PENANGANAN PENYAKIT PERIODONTAL

• Menurut Glickman ada empat tahap yang dilakukan dalam merawat penyakit periodontal yaitu :

1. Tahap jaringan lunakPada tahap ini dilakukan tindakan untuk meredakan inflamasi gingiva, menghilangkan saku periodontal dan faktor-faktor penyebabnya.

Page 97: Jaringan Periodontal (1)

2. Tahap fungsionalHubungan oklusal yang optimal adalah hubungan oklusal yang memberikan stimulasi fungsional yang baik untuk memelihara kesehatan jaringan periodontal. Untuk mencapai hubungan oklusal yang optimal, usaha yang perlu dan dapat dilakukan adalah : occlusal adjustment, pembuatan gigi palsu, perawatan ortodonti, splinting (bila terdapat gigi yang mobiliti) dan koreksi kebiasaan jelek (misal bruksim atau clenching).

3. Tahap sistemikKondisi sistemik memerlukan perhatian khusus pada pelaksanaan perawatan penyakit periodontal, karena kondisi sistemik dapat mempengaruhi respon jaringan terhadap perawatan atau mengganggu pemeliharaan kesehatan jaringan setelah perawatan selesai. Masalah sistemik memerlukan kerja sama dengan dokter yang biasa merawat pasien atau merujuk ke dokter spesialis.

Page 98: Jaringan Periodontal (1)

4. Tahap pemeliharaanProsedur yang diperlukan untuk pemeliharaan kesehatan periodontal yang telah sembuh yaitu dengan memberikan instruksi higine mulut (kontrol plak), kunjungan berkala ke dokter gigi untuk memeriksa tambalan, karies baru atau faktor penyebab ;penyakit lainnya.

Referensi :Manson JD., Eley BM. 1993. Buku Ajar Periodonti. Ed 2. Outline of Periodontics. Editor Suasianti Kentjana. Jakarta: Hipokrates.