Jaringan Periodontal Naima

download Jaringan Periodontal Naima

of 18

Transcript of Jaringan Periodontal Naima

A. JARINGAN PERIODONTAL

1. GINGIVA

Gingiva merupakan bagian dari mucosa oral yang menutupi prosesus alveolar dan mengelilingi servical gigi. Secara Anatomis dibagi menjadi 3 bagian: 1. Marginal gingival(unattached ginngiva) Ujung terminal gingival yang mengelilingi gigi, 50% orang terddapat batas antara attached dan unattached gingiva yang disebut dengan free gingival groove. Marginal gingival membentuk dinding jaringan lunak dari sulcus gingival yang bias di buka menggunakan periodontal probe. Gingival Sulcus: merupakan cekungan dangkal yang mengelilingi gigi, sebelah luar dibatasi oleh marginal gingival dan di sebelah dalam idbatasi oleh permukaan gigi. Kedalaman sulcus gingival l menentukan kesehatan jaringan periodontalnya.kedalaman sulcus maksimal 2 mm, secR klinis 1.5 1.8 mm. 2. Attached gingival Bersambung dengan marginal gingival merupakan bagian yang kuat,

mudah,cepat bergenerasidan terikat kuat dengan periosteum alveolar, biasa disebut dengan mucoperiosteum. Aspek fasial attached gingival menyebar hingga berdekatan dengan mucosa yang dapat digerakkan dan longgar. Dari sini dibatasi oleh mucogingival junction. Lebar attached gingival juga merupakan parameter klinik yang diukur dari dasar sulcus gingival hingga mucogingival junction. Normalnya maxilla memiliki lebar 3.5-4.5 mm, mandibula 3.3-3.9 mm, dan semakin ke posterior semakin menyempit. Pada aspek lingual attached gingival berakhir di terminal junction mucosa alveolar lingua dan bersambung dengammocosa dasar mulut. 3. Interdental gingival Bagian yang menonjol di area tempat gigi berdempetan. Di mulut yang sehat terdapat 2 papila yang di pisahkan oleh central col. tersusun atas jaringan ikat sentral yang ditutupi olrh epithel squamous kompleks yang di bagi menjadi beberapa bagian antara lain: Oral epithelium menutupi bagian terluar gingival( puncak dan permukaan terluar marginal gingival dan juga permukaan attached gingival) . tersusun atas

keratinized atau parakeratinized stratified squamous epithelium, yang terbagi atas beberapa lapisan : 1. cuboidal / columnar basal layer 2. spinosum polygonal cell layer 3. granular cell layer sel pipih dengan basophilic keratohyalin granular dan shrunken hypocromic nucleus( lapisan ini tidak selalu ada) 4. superficial keratinized / parakeratinized cell layer epithelium disambungkan dengan jaringan ikat oleh lamina basalis. Lamina basalis ini disintesis bagian sel epiyhel basalis dan bersifat permeable terhadap cairan Sulcular epithelium Membatasi gingival sulus. Berupa epithel squamous compleks non keratinized yang menyebara dari baras korona dari junction ephitelium ke puncak dari gingival margin. pada keratinized Junctional epithelium Terdiri dari epithel squamous kompleks non keratinized yang menyerupai kerah tebal 3-20 sel. Dibagi menjadi 3 zona: 1. zona apical terdapat basal germinal sel 2. zona tengah (middle zone mempunyai predominant adhesive properties 3. zona coronal yang bersifat cukup permeable ANATOMIS GINGIVA (TAMBAHAN) Anatomis gingival (gusi) dibagi atas : 1. 2. 3. 4. 5. Free marginal gingival (tepi gusi bebas) Free gingival groove (lekukan gusi bebas) Attached gingival (gusi melekat) Interdental papilla Mucogingiva junction (batas gusi lendir) saat teriritasi oleh bakteriakan mengubahnya menjadi

Interdental papilla bagian dari gingival yang mengisi ruang interproksimal yang terdiri dari sebagian attached gingiva dan sebagian gingival bebas. Bagian dari gusi yang mengisi ruang interdental sampai bawah titik kontak dari gigi. Mucogingival Junction Batas antara attached gingival dan alveolar mucosa Secara klinis, tampak jelas pada gingival yang sehat, memiliki perbedaan warna antara pale-pink untuk attached gingival dan merah untuk mucogingival junction.

GINGIVAL FLUID Sulcus gingival mengandung cairan yang mermbes melalui sulcular ephitelium yang kecil. Kebanyakan bertanbahnya cairan gingival disebabkan inflamasi, tetapi juga dengan memakan makanan yang keras , menyikat gigi, ovulasi dan penggunaan hormonal oral contraception. Di cairan gingival terdapat sel epitheldesquamated, polymorphonuclear leukosit, limfosit, dan monosit bersamaan dengan ion potassium , sodium ,dan clorida. Total protein yang terdapat di cairan gingival lebih sedikit dibndingkan dengan serum.IgG, IgA, IgM, component tambahan C3 dan C4, protein plasma albumin dan fibrinogen, ditemukan juga di cairan gigiva. Beberapa kandungan lain yang tredapat di cairan gingival, antar lain : asam laktat, urea, Hidroksiprolin, hydrogen sulfide, asam fosfat, lysozyme, alkalin fosfat, dehdrogenase laktat, protease.

Fungsi dari cairan gingival : 1. melawan material dasing dari sulcus gingival 2. anti bacterial, berdasarkan antibody yang melawan bakteri plak dan untuk menghasilkan leukosit 3. adhesive, berdasarkan dari presentasi plasma protein yang menempel menyebabkan adhesi antara epitel jaringan ikat dan permukaan gigi. Fungsi Cairan Gingiva (Tambahan) 1. Mencuci daerah leher gingival, mengeluarkan sel-sel epithelial yang terlepasa, leukosit, bakteri dan kotoran lainnya. 2. Protein plasma dapat mempengaruhi perlekatan ephitelial ke gigi.

3. Mengandung agen antimicrobial misalnya lisosim. 4. Membawa leukosit polimorfonuklear dan makrofag yang dapat membunuh bakteri. Juga menghantarkan immunoglobulin IgA, IgG, IgM, dan factor-faktor lain dari system imun. JARINGAN IKAT GINGIVA Ada dua lapisan: 1. lapisan papilar 2. lapisan reticular yang bersambung dengan tulang alveolar funsi gingival fibers dan bundle kolagen: a. untuk mengikat marginal gingival dengan gigi b. memperkuat gigi saat mengunyah makanan benang benang gingival tersusun dari tiga group: 1. gingivodental group 2. circular group 3. trans-septal group

SULCUS GINGIVA Diantara marginal gingiva dan gigi terdapat ruang sempit di sekeliling gigi yang disebut sulcus gingival.Kedalaman dari sulcus gingival dibatasi oleh attached gingival yang berukuran normal rata-rata 1.8 mm.Apabila kedalaman dari sulcus gingival melebihi batas normal maka sudah dikategorikan sebagai poket periodontal yang merupakan tanda klinis dan penyakit jaringan periodontal.Gingiva sulcus yang sehat dibatasi epithelial attachment sebagai dasar free marginal gingival dan gigi sendiri di sisi lain.Dasarnya bias pada email,cementoenamel junction atau cementum. Waktu terbentuknya gingival sulcus Bila enamel organ telah penuh pada pembentukan email,beberapa lapisan berfungsi membentuk epithelium email yang tereduksi.

EPITHELIAL ATTACHMENT Batas tepi jari attached gingiva adalah epithelial attachment, ia melekat pada ggi, meluas dari batas apical gingiva sulcus sampai batas sebelah corona dari periodontal membrane. Epithelial attachment adalah bagian epitel dari gingival margin yang mengadakan perlekatan dengan jaringan gigi. Epithelial attachment terdiri atas beberapa lapis epitel, pada orang muda lapisan ini sebanyak 3-4 lapis dan pada orang tua makin bertambah. Panjangnya 0,25-0,6 mm.

Tempat perlekatan epithelial attachment pada igi sangat erat hubungannya dengan pertumbuhan gigi. Gottlieb berpendapat bahwa pertimbuhan gigi yang berhubungan dengan epithelial attachment berjalan terus-menerus selama hidup. Pertumbuhan ini dibagi atas: - Pertumbuhan aktif (Phase erupsi aktif): yakni gerakan gigi ke arah garis oklusal sampai centrix occlution. - Pertumbuhan pasif (Phase erupsi pasif): gerakan continue dari corona klinis kea rah occlusal untuk mempertahankan adanya kontak dengan antagonisnya, bias terjadi perpendekan corona (atrisi) karena pemakaian. Kedua pertumbuhan ini berjalan bersama-sama dan sampai antagonistnya (pertumbuhan berkurang). Dalam pertumbuhan ini bagian-bagian gigi dibedakan menjadi: 1. Mahkota klinis 2. Akar klinis 3. Mahkota anatomis 4. Akar anatomis mencapai

Pembentukan epithelial attachment Bila gigi erupsi oral epithelium dan email epithelium yang tereduksi bersatu membentuk epithelial attachment. Pada tingkatan ini ia menyelimuti hamper seluruh crown. Gigi dengan cepat bergerak ke apex; pada bagian yang terpisah dari email membentuk sulcus, yakni gingival sulcus. Akhirnya gigi sampai pada akhir masa erupsi aktif, yakni setelah gigi berkontak dengan antagonisnya. Pada saat itu 1/3 atau bagian dari email masih diselubungi oleh epithelial attachment. Perpindahan kea rah apical dari epithelial attachment terjadi pada periode erupsi pasif, yakni periode dimana terjadi gerakan continue dari corona klini kea rah occlusal, untuk mempertahankan adanya kontak dengan antagonisnya. Selama phase erupsi aktif tersebut di atas panjang epithelial attachment mengecil, mulai sepanjang tinggi crown kira-kira 6-8 mm, menjadi kira-kira 0,25-2,0 mm pada cemento enamel junction.

2. PERIODONTAL MEMBRANE Adalah jaringan pengikat longgar vaskulair yang terdiri atas serabut serabut collagen tidak elastis. Serabut serabut tersebut diberi nama serabut serabut SHARPEN. Memang sebenarnya periodontal membrane tidak merupakan selaput tetapi merupakan kumpulan kumpulan dari serat serat collagen. Inilah sebabnya sebagian orang memberi nama PERIODONTAL LIGAMENT. Pada akar gigi ia melekat pada cementum dan pada alveolus ia melekat pada laminadura. TAMBAHAN HISTOLOGI MEMBRAN PERIODONTAL

Serabut-serabut Collagen Klasifikasi serabut serabut collagen periodontal membrane a. Serabut serabut gingival: 1. Serabut serabut gingival bebas (Free marginal fiber) Merentang dari cementum pada bagian corona dari akar gigi (klinis) menuju gingival menunjang tepi gusi bebas. 2. Serabut serabut transseptal Merentang dari ementum gigi yang satu melewati sebelah atas dari puncal alveolus menuju cementum gigi yang lain. b. Serabut serabut alveolus (alveolar fiber) 1. Serabut serabut puncak alveolus Serabut ini merentang dari puncak alveolus menuju ke bagian corona dari cementum akar gigi (klinis). 2. Serabut serabut horizontal Terletak di bawah serabut serabut puncal alveolus, merentang dari cementum ke dinding alveolus, sepertiga bagian oklusal. 3. Serabut Obliqual Jalannya miring dari cementum merentang ke oklusal menuju alveolus. Serabut serabut ini adalah serabut serabut yang terbanyak. 4. Serabut apical Berbentuk kipas, menyebar dari apex menuju dinding alveolus. Jaringan Interstitiel Adalah jaringan pengikat longgar yang mengisi ruangan-ruangan antara berkasberkas serabut Terdapat ruangan-ruangan oval berisi pembuluh darah, saraf dan limfe. Juga fibroblast-fibroblast, histiocyte dengan cellular elemen yang terdapat dalam jaringan pengikat

-

-

Fibroblast adalah sel-sel jaringan pengikat, bentuknya panjang langsing dan berbentuk bintang (stellat) dengan inti oval besar pada waaktu gigi baru erupsi sel-sel ini banyak terdapat dalam periodontal membran, besar-besar jika dibaandingkan dengan yang terdapat di sekitar gigi yang tua usianya, kecil-kecil dan sedikit Cementoblast berasal dari jaringan pengikat letaknya di antara serabut-serabut dari periodontal membran aktif dalam pembnetukan cementum Osteoblast

-

-

berasal dari jaringan pengikat, berbentuk kuboid dengan inti yang besar jika alveolus sedang membangun diri, osteeoblast menjadi aktif dan terdapat di sepanjang permukaan alveolus periodontal membran melekat erat pada tulang alveolus dengan terbentuknya tulang baru di sekitar ujung serabut-serabut tersebut Osteoclast mempunyai inti banyak dan berasal dari mesenkim yang tak berdeferensiasi dalam periodontal membran hanya terdapat pada waktu terjadi resorbsi tulang yang aktif Sktruktur epithelial terletak dekat sementum tetapi tidak bersinggungan pada keadaan pathologis, sel-sel ini memperbanyak diri dan menyebabkan terbentuknya cysta dan tumor yang berasal dari gigi Pembuluh-pembuluh darah terletak pada jaringan interstitiel pembuluh darah yang menyalurkan darah ke periodontal membran sebelumnya menembus tulang interalveolus merupakan teemapt yang terlemah terhadap penyebaran inflamasi Nervus periodontal membran kaya akan plexus dari nervus ada reseptor sakit propioreseptor yang memberi gigi rasa ngilu Pembuluh-pembuluh limfe mengikuti jalannya nervus dan pembuluh-pembuluh darah membantu sisitem pembersihan vena, jalannya periodontal membran melalui tulang alveolus menuju kelenjar limfe Cementicle benda-benda globular yang mengalami pengapuran pada orang tua biasanya bersatu menjadi massa mengapur/ bisa juga melekat pada permukaan sementum

-

-

-

-

-

-

Fungsi: 1. Supportif atau physical function a. Melanjutkan kekuatan pengunyahan pada tulang. b. Attachment gigi gigi pada tulang. c. Melalui hubungan baik jaringan gingiva dengan gigi. d. Sebagai selimut jaringan lunak yang menyelimuti pembuluh dan nervus. e. Shock absorbsi 2. Fomatif a. Cementoblast membentuk cementum

b. Osteoblast mambentuk tulang c. Fibroblast membentuk serabut serabut collagen dan elemen elemen cellular d. Osteoclast berfungsi meresorbsi tulang 3. Nutritional a. Supply zat makanan pada periodontal membrane dan pembersihan produk kotoran atau zat zat yang tak terpakai dari jaringan periodonsium dilakukan melalui pembuluh pembuluh darah dan lympe 4. Sensory a. Menerima rangsang pada gigi dilanjutkan ke saraf propriocepta dari selaput periodonsium

3. TULANG ALVEOLUS Osteogenesis - Selama pertumbuhan maxilla dan mandibula, tulang bertambah tebal padaa permukaan luar. Lapisan tulang padat, menebal dalam bentuk lamella. Bila sampai pada penebalan tertentu maka pertumbuhan selanjutnya digantikan oleh istem havers. - Pada maxilla dan mandibula sel-sel osteoblast yang telah membentuk synsitium tersebut di sebelaah dalam lalu membentuk kartilago medelli secara chondralis. Sedangkan di sebelah luarnya terjadi pertumbuhan secara desmal. Processus alveolaris Tulang alveolus terbagi 3: Tulang alveolus murni/laminadura - tipis tersusun dari bundle tulang dan tulang berlamella - beberapa lamella tersusun agak paralel dengan rongga sumsum di sekitarnya dan yang lainnya menyusun diri menurut sisitem havers. Banyak lubang untuk jalam pembuluh darah, nervus dan limfe. - Lebih banyak bahan cemntamorph, banyak daerah yang mengapur menjaadi sangat keras. Cortical plate Tulang penyokong (spongiosa) Tulang Alveolar (tambahan) Tulang alveolar terus menerus mengalami remodeling sebagai respons terhadap stress mekanis dan kebutuhan metabolism terhadap ion fosfor dan kalsium. Pada keadaan sehat, remodeling prossesus alveolaris berfungsi untuk mempertahankan volume keseluruhan dari tulang dan anatomi keseluruhan relative stabil.

4. CEMENTUM

Merupakan jaringan keras yang intraselulernya mengalami klasifikasi menjadi 2 macam cementum: a. paranatal cementum cementoblas pada saccula dentist cementum acelular/ primair

b. postnatal cementum cementoblas pada peridonsium cementum cellular / sekunder

Ada 2 tipe sementum (tambahan): 1. Sementum cellular :sementum yang mengandung sementosit pada lacuna seperti osteosit pada tulang, dan saling berhubungan satu sama lain melalui anyaman kanalikuli. 2. Sementum acellular :sementum yang membentuk lapisan permukaan yang tipis, sering terbatasa hanya bagian servikal akar. Tidak mengandung sementosit di dalam substansinya tetapi sementoblast terletak di permukaan. Pada pembentukan sementum primair (acellular),cementoblast-cementoblast mengendapkan susbstansi membentuk sementum lapis demi lapis, tetapi substansi tersebut tidak tertanam bersatu dalam bahan dasar. Oleh karena itu disebut cementum acellular. Pada waktu pembentukan gig dimana cementum sedang terbentuk, serabut-serabut collagen dari periodontal membrane masuk ke dalamnya mengatur diri tegak lurus di permukaan dentin. Serabut-serabut ini desebut serabut-serabut sharpey.

PERBEDAAN CEMENTUM DENGAN TULANG Berbeda dengan tulang yang mengalami perubahan resobsi dan aposisi, cementum hanya terus tumbuh secara aposisi membentuk lapisan baru dan tidak mengalami resorbsi. Fungsi cementum: melekatkan periodontal pada membran gigi mengimbangi hilangnya bahan gigi yang di sebabkan oleh pemakaian pada daerah eklusal di sebabkan erupsi continue dengan jalan pertumbuhan cementum di daerah apex memperbaiki akar pada beberapa kejadian fraktur horizontal

-

mengisolir seluruh akar yang di isi dan pada keadaan tertentu pada pulpa non vital dengan jalan deposisi cementum pada foramen apicale.

-

Mengatur bersama tulang alveolus dan lebarnya periodontal membran Melindungi dentin Memperbaiki resorbsi tulang alveolus pada beberapa keadaan de ngan jalan deposisi

-

Mempengaruhi pada beberapa keadaan, pembentukan tulang divelous.

TAMBAHAN FUNGSI CEMENTUM: Mengisolir seluruh akar yang diisi dan pada keadaan tertentu pada pulpa non vital dengan jalan deposisi cementun pada foramen apicale Mengatur bersama tulang alveolus lebarnya periodontal membrane Melindungi dentin Memperbaiki resorbsi tulang alveolus pada beberapa keadaan dengan jalan deposisi Mempengaruhi pada beberapa keadaan, pembentukan tulang diveolus

5. VASKULARISASI dan INNERVASI JARINGAN PERIODONTAL a. VASCULARISASI PERIODONSIUM Vascularisasi periodontal membrane,cementum,tulang alveolus dan gingival pada dasarnya adalah a.alveolaris,cabang dari a.maxillaris interna,cabang dari a.carotis externa. Periodonsium rahang atas : a.alveolaris superior posterior a.alveolaris superior medius a.alveolaris superior anterior palantina majora buccinatoria Periodonsium rahang bawah : A.alveolaris inferior,cabang dari a.maxillaris interna Sublingualis,cabang dari a.lingualis Submentalis,cabang dari a.maxillaris externa

Vaskularisasi Periodonsium Arteria alveolari (baik rahang atas maupun rahang bawah) bercabang menjadi sua: 1. a. dentalis menuju pulpa 2. a. interalveolaris a. dentalis sesaat sebelum masuk foramen apikalis, emngeluarkan cabang kecil keil menuju periodontal membrane di sekitar foramen (bagian apikalis). a. interalveolaris menembus septum interlveolaris dan berakhir pada puncak alveolus. Di dalam tulang alveolus berabang cabang banyak sekali menembus dinding lateral tulang alveolus, menuku periodontal membrane cabang perforasi alveolaris. Sedangkan arteri yang masuk gingival bernama cabang perforasi gingival yang kemudian bercabang lagi menjadi kapiler dan berakhir pada interdental papilla dan daerah gusi buccal, lingual/palatal. Cabang cabang perforasi gingival beranastomose dengan beberapa kapiler kapiler dari pembuluh yang berada pada periodontal membrane bagian corona. Rami rami dari cabang perforasi gingival juga beranastomose dengan cabang cabang superficial dari a. lingualis, mentalis, buccinatoris, dan untuk rahang atas dengan a. palatine, speno palatine, dan buccinatoris juga. Sedangkan arteri periodontal membrane juga memberi cabang masuk ke cementum. FUNGSI SISTEM VASCULARISASI : 1. Mengangkut bahan makanan kepada sel dan mengangkut sisa produksi metabolisme untuk dibuang 2. Membantu pertukaran 02 dan C02 pada sel-sel 3. Mengatur keseimbangan asam basa dari jaringan periodonsium dengan system buffer 4. Mengangkut bahan kimia lainnya seperti hormone yang penting bagi pertahanan jaringan periodonsium yang sehat. b. INNERVASI PERIODONSIUM A. Innervasi Periodontal Membrane o Cabang dari n. alveolaris sebagian membentuk plexus dentalis yang kemudian masuk ke dalam foramen apicis dentis terus ke pulpa dentis. Sebagian dari rami-rami tidak masuk ke dalam foramen apicis dentis tetapi masuk atau menuju ke membrane periodontal ke arah corona dan memberi cabang-cabang menyusup ke cementum untuk menginervasi cementum. o Cabang n. alveolaris menembus tulang alveolus menuju ke arah corona melalui tulang interalveolaris, mengeluarkan cabang-cabang melalui lubang-lubang pada lamina dura. Periodontal membrane atau periosteum antara gigi dan proccessud alveolaris memiliki double innervations. Pertama adalah bagian-bagian serabut-serabut saraf dari apical region gigi-gigi yang menuj ke gusi dan ini adalah cabang dari saraf-saraf yang masuk ke pulpa, dan kedua adalah serabut-serabut saraf dari gusi yang

memasuki periodontal membrane melalui foramina pada proccessus alveolaris. Urat-urat darah mencapai periodontal membrane dengan cara seperti ini. B. Innervasi Gingiva 1. Rahang Bawah a. Pars Lagio-Buccalis dan Interdentalis: rr. Gingivalis n. alveolaris inferioris ( n. mentalis bagian anterior) n. buccinatorius b. Pars Lingualis: N. sublingualis cabang n. lingualis 2. Rahang Atas a. Pars Palatina: Posterior: rr. Gingivalis n. palatines anterius Anterior: n. nasopalatinus b. Pars Interdentalis: rr. gingivalis plexus dent sup yang dibentuk oleh: Rr. Alveol. Sup. anteriores Rr. Alveol. Sup. Medius Rr. Alveol. Sup. Posteriors c. Pars Buccalis: Rr. Gingivalis n, alveolaris sup. Post. N. buccinatorius d. Pars Labialis: R. descendens (cabang labial) n. infra orbitalis Rr. Gingivalis. alveol. sup. Anteriores INNERVASI PADA GIGI dan JARINGAN PERIODONSIUM

B. ORAL MUCOSA

Features of Healthy Oral MucosaBuccal

parakeratinised epithelium - the keratinocytes maintain their nuclei prickle cell layer basal layer rete pegs lamina propria (underlying connective tissue)

Tongue

See labelled slides below.

parakeratinised epithelium (surface layer) prickle cell layer basal cell layer

lamina propria blood vessel endothelial cells striated muscle

Mukosa oral melapisi hampir seluruh cavum oris. Lapisan mukosa terdiri dari: a. Lapisan epitel squamos complex b. Membran basalis c. Lamina propia Pada mukosa terdapat lubang lubang muara kelenjar saliva. Lapisan epitel melekat pada membrane basalis. Membrane basalis adalah satu kesatuan yang mengikat lapisan epitel dengan jaringan ikatan lamina propia. Klasifikasi mukosa oral Histologis Dibagi menjadi 3 macam: 1. Lining mucosa Muossa buccal, labial, alveolar, dasar rongga mulut, permukaan lidah bagian ventral, dan palatum molle. 2. Masticatory mucosa Attahed gingival, palatum durum, dan permukaan dorsal lidah. 3 Specialized muosa : permukaan dorsal lidah. Permukaan lining mucosa : tekstur lembut, lembab, dapat meluas / menyempit, sebagai bantalan terhadap struktur yang berada di bawahnya. Histologis, lining mucosa dilapisi epitel squamos complex non keratinisasi. Gambaran histologis di perbatasan lapisan epitel dan lamina propia tidak terlalu bergelombang, sedikit papilla jaringan ikat. Lamina propia mengandung serabut elastis. Di bagian dalamnya ( di permukaan lapisan otot) terdapat lapisan submucosa. Tekstur masticatory muosa seperti karet dan kenyal. Histologi, dilapisi oleh epitel squamosa ompleks kornifikasi. Batas antara lapisan epitel dan lamina propia bergelombang sehingga banyak mengandung pailla jaringan ikat. Specialized mucosa (mukosa khusus) juga terdapat di permukaan dorsal. Strukturnya terdiri dari epitel dan lamina propia. A. Epitel Mucosa Oral 1. Epitel nonkeratinisasi

Terdapat lining muosa Histologis terdiri dari lapisan: a. Basal (stratum basale) b. Intermediate (stratum intermedium) c. Superficial (stratum superficial) Stratum basale adalah lapisan yang paling dalam. Lapisan ini terdiri dari selapis sel epitel kubis yang melekat pada membrane basalis. Stratum basale mebentuk laimna basalis dari membrane basalis. Stratum basale dikenal sebagai lapisan germinative karena mitosis sel epitel terjadi di lapisan ini. Di atas stratum basale terdapat stratum intermedium yang terdiri dari kelompok selsel berukuran besar dan berbentuk polyhedral. Sel-sel lapisan ini tampak lebih besar Karena adanya kandungan cairan di dalam sitoplasmanya. Lapisan intermediate inijuga mempunyai kemampuan mitosis. Stratum superficiale adalah lapisan yang paling superficiale. Sel-sel lapisan ini berupa kelompok sel yang besar dengan sel permukaan yang pipih sampai squamous. Lapisan squama ini dilepas setelah menjadi tua atau mati. 2. Orthokeratinized epithelium Adalah bentuk yang paling sedikit dari ephitel mukosa cavum oris. Mempunyai stratum basale yang aktif mitosis. Lapisan di atas stratum basale lebih banyak dan terdiri dari 4 lapisan yang berbeda. Superficiale dari stratum basale terdapat stratum spinosum/prickle layer. Superficial dari prikle layer terdapat granular layer/stratum granulosum. Sel epitel lapisan ini berbentuk pipih membentuk 3-5 lapis sel. Sitoplasmanya mengandung granula keratohyalin(sebagai precursor keratin yang terdapat di permukaan). Lapisan yang paling permukaan adalah lapisan keratin/stratum corneum. Sel-sel lapisan ini berbentuk pipih, tidak mempunyai inti, dan sitoplasmanya berisi keratin. Keratin ini bersifat lunak, opaque, waterproof yang ter entuk dari granula keratohyalin dan filament intermediate. Sel yang paling luar dari lapisan keratin makin pipih dan dilepas karena masa hidupnya pendek. Histologis terdiri dari lapisan: Basale (stratum basale) Prickle (stratum spinosum) Granular (stratum granulosum) Keratin (stratum corneum) 3. Parakeratinized epithelium Terdapat di masticatory mucosa. Lapisan-lapisannya sama dengan orthokeratinized, namun perbedaan utamanya terletak pada lapisan keratin,pada epitel parakeratinized memiliki inti. Histologis terdiri dari lapisan: Basale (stratum basale) Prickle (stratum spinosum) Granular (stratum granulosum) Keratin (stratum korneum)

Macam-macam tipe sel di jaringan epitel: 1. Sel epitel Untuk membentuk lapisan untuk menahan tekanan fisik dan sebagai barrier terhadap infeksi. 2. Melanocyte Untuk mensitesis melanin dan mentransfernya ke sel sekitar untuk pigmentasi 3. Sel Langerhans untuk respons immune dengan limfosit T 4. Sel Granstein = Sel Langerhans 5. Sel Merkel Untuk menerima informasi sensoris B. Lamina Propia Mukosa Oral Terdiri dari lapisan: Papillaris : pada lapisan ini terdiri dari jaringan ikat longgar yang mengandung pembuluh darah dan saraf. Di antara lapisan papillaris dan dense = plexus kapiler. Dense layer : terdiri dari jaringan ikat padat yang mengandung banyak unsure tersebut. C. Submucosa mucosa oral Bisa ada / tidak tergantung regionya. Biasanya mengandung jaringan ikat longgar, jaringan lemak / kelenjar. Biasanya melapisi tulang / otot. Sel sel yang tedapat pada gingival: 1. Lymphoyte Pada sulus gingival dan pada epitel, fungsi menyerang bakteri yang terdapat pada permukaan, bila bakteri bakteri masuk ke dalam ephiteliun. 2. Sel sel plasma Ini menimbulkan reaksi inflamatoir subklinis, artinya sebelum timbulnya gejala klinis.