IV Perlukaan Jalan Lahir

8
IV. Perlukaan Jalan Lahir I. Pengertian Perlukaan jalan lahir merupakan perlukaan yang terjadi pada jalan lahir saat atau setelah terjadinya persalinan yang biasanya ditandai oleh perdarahan pada jalan lahir. Perlukaan jalan lahir karena persalinan dapat mengenai vulva, vagina dan uterus. Jenis perlukaan ringan berupa luka lecet, yang berat berupa suatu robekan yang disertai perdarahan hebat. (Prawirohardjo S, 2008 :409) Beberapa jenis perlukaan jalan lahir dalam persalinan : 1. Luka Perineum Luka yang terjadi akibat persalinan pada bagian perineum dimana muka janin menghadap(Prawirohardjo S, 2008 :410) 2. Luka Robekan Serviks Bibir serviks uteri merupakan jaringan yang paling mudah mengalami perlukaan pada waktu persalinan. Karena perlukaan itu porsio vaginalis uteri pada seorang multipara terbagi dalam bibir depan dan belakang. 3. Rupture Uteri Rupture uteri adalah robekan atau diskontinuita dinding rahim akibat dilampauinya daya renggang miometrium. II. Etiologi 1. Robekan Perineum a. Kepala janin terlalu cepat lahir

description

BBBGGGGTT

Transcript of IV Perlukaan Jalan Lahir

IV. Perlukaan Jalan LahirI. PengertianPerlukaan jalan lahir merupakan perlukaan yang terjadi pada jalan lahir saat atau setelah terjadinya persalinan yang biasanya ditandai oleh perdarahan pada jalan lahir.Perlukaan jalan lahir karena persalinan dapat mengenai vulva, vagina dan uterus. Jenis perlukaan ringan berupa luka lecet, yang berat berupa suatu robekan yang disertai perdarahan hebat.(Prawirohardjo S, 2008 :409)Beberapa jenis perlukaan jalan lahir dalam persalinan :1. Luka PerineumLuka yang terjadi akibat persalinan pada bagian perineum dimana muka janin menghadap(Prawirohardjo S, 2008 :410)2. Luka Robekan ServiksBibir serviks uteri merupakan jaringan yang paling mudah mengalami perlukaan pada waktu persalinan. Karena perlukaan itu porsio vaginalis uteri pada seorang multipara terbagi dalam bibir depan dan belakang.3. Rupture UteriRupture uteri adalah robekan atau diskontinuita dinding rahim akibat dilampauinya daya renggang miometrium.

II. Etiologi1. Robekan Perineuma. Kepala janin terlalu cepat lahirb. persalinan tidak dipimpin sebagaimana mestinyac. jaringan parut pada perineumd. distosia bahu2. Robekan serviksa. partus persipitatusb. trauma karena pemakaian alat-alat operasic. melahirkan kepala pada letak sungsang secara paksa, pembukaan belum lengkap.d. partus lama3. Ruptute uteria. Riwayat pembedahan pada fundus atau korpus fundusb. induksi dengan oksitosin yang sembarangan atau persalinan lamac. presentasi abnormal ( terutama terjadinya penipisan pada segmen bawah uterus)d. panggul sempite. letak lintangf. hydrosephalusg. tumor yang menghalangi jalan lahirh. presentasi dahi atau muka.(hellen, 2001)

III. Predisposisi1. Multiparitas atau grandemulti2. pemakaian oksitosin persainan yang tidak tepat3. kelainan letak dan implantasi plasenta4. kelainan bentuk uterus5. hidramnion

IV. KomplikasiKalpaporeksi ialah robekan melintang atau miring pada bagian atas vagina. Hal ini terjadi apabila pada persalinan dengan disproporsi safelavelpik terjadi regangan segmen bawah uterus dengan servik uteri tidak terjepit antara kepala janin dan tulang panggul.Robekan servik bisa menimbulkan perdarahan banyak, khususnya bila jauh ke lateral sebab ditempat itu terdapat ramus dari arteri uteri.(Sarwono,2005 :411)1. Perdarahan pada umumnya pada luka robek yang kecil dan superficial terjadi perdarahan yang banyak, akan tetapi jika robekan lebar dan dalam, lebi-lebih jika menganai pembuluh darah dapat menimbulkan perdarahan yang hrbat.2. Infeksi jika robekan tidak ditangani dengan semestinya dapat terjadi infeksi bahkan dapat timbul septikami.Fistula dapat terjadi mendadak karena perlukaan pada vagina yang menembus kandung kemih atau rectum. Fistula dapat terjadi mendadak karena perlukaan pada vagina yang menembus kandung kemih atau rectum tertekan lama antara kepala janin dan panggul , sehingga terjadi iskemia, akhirnya terjadi nekrois jaringan yang tertekan. Setelah lewat beberapa hari postpartum, jaringan yang tertekan. Setelah lewat beberapa hari postpartum, jaringan nekrosis terlepas, terjadilah firsutula disertai inkontinensia.Komplikasi yang terjadi adalah perdarahan. Kadang-kadang perdarahan ini sangat banyak sehingga menimbulkan syok bahkan kemtian.

V. Patofisiologi1. Roekan perineum terjadi pada semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan ini dapat dihindarkan dengan menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan cepat, sebaliknya kepala janin yang akan lahir jangan ditahanan terlampau kuat dan lama, karena akan menyebabkan asfiksia dan perdarahan pada tengkorak janin dan melamahkan otot-otot fasia dasar panggul karena diregangkan terlalu lama.2. Robekan serviks yang luas mengakibatkan perdarahan dan dapat menjalar ke segmen bawah uterus. Apabila terjadi perdarah yang tidak berhenti meskipun plasenta sudah lahir lengkap dan uterus berkontraksi baik, perlu dipikirkan perlukaan jalan lahir, khususnya robekan serviks.3. Rupture uteria. Rupture uteri spontan1.terjadi spontan dan sebagian besar pada persalinan.2.terjadi gangguan mekanisme persalinan sehingga menimbulkan ketegangan segmen bawah rahim yang berlebihan.b. Rupture uteri pada bekas luka uterus1. terjadi spontan atau bekas operasi SC dan bekas operasi pada uterus2. serviks kaku dan his kuat3. kepala janin lahir terlalu cepat4. serviks uteri ditekan oleh kepala5. kepala janin melewati pintu bawah panggul dengan ukuran yang lebih besar6. sudut arkus pubis lebih kecil dari pada biasanya.

VI. Penanganan1. Pertolongan yang tepat untuk rupture uteri adalah laporotomi sebelum penderita diberi transfuse darah atau sekurang-kurangnya infuse cairan RL untuk mencegah terjadinya syok hipovolemik.2. Umumnya histerektomi dilakukan setelah janin yang berada dalam rongga perut dikeluarkan.Penjahitan luka robekan hanya dilakukan pada kasus-kasus khusus, dimana pinggir robekan masih segar dan rata, serta tidak terlihat adanya tanda-tanda infeksi dan tidak terdapat jaringan yang rapuh dan nekrosis.3. Fistula vesikovaginal yang disebabkan oleh trauma. Pada keadaan ini terjadi fistula, kelihatan air kencing menetes kedalam vagina. Jika hal ini ditemukan, harus segera dilakukan penjahitan luka yang terjadi.Dalam hal ini gejala besar kencing tidak segera dapat dilihat. gejala baru-baru kelihatan 3-10 hari pasca persalinan. Kadang-kadang pada fistula kecil, dengan menggunakan kateter tetap selama beberapa minggu, fistula yang kecil tersebut dapat menutup sendiri.

DAFTAR PUSTAKA- Syaifuddin. 1997 : Kedaruratan obstetric dan GinekologiJakarta : EGC- Pearce, Evelyn. 2002 : Anatomi Fisiologi untuk paramedicJakarta : Gramedia- Varney, Hellen.2006 : Asuhan KebidananJakarta : EGC- Sarwono Prawirohardjo.2008 : Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka- Prawirohardjo, sarwono.2008 : Ilmu KandunganJakarta : Yayasan Bina Pustaka