ISI URO
-
Upload
denny-suryanta -
Category
Documents
-
view
228 -
download
0
Transcript of ISI URO
-
7/25/2019 ISI URO
1/20
PENDAHULUAN
Traktus urinarius bagian bawah memiliki dua fungsi utama, yaitu: sebagai tempat
untuk menampung produksi urine dan sebagai fungsi ekskresi. Fungsi kandung kencing
normal memerlukan aktivitas yang terintegrasi antara sistim saraf otonom dan somatik.
Jaras neural yang terdiri dari berbagai refleks fungsi destrusor dan sfingter meluas dari
lobus frontalis ke medula spinalis bagian sakral, sehingga penyebab neurogenik dari
gangguan kandung kencing dapat diakibatkan oleh lesi pada berbagai derajat.
Retensi rin merupakan suatu keadaan darurat urologi yang paling sering ditemukan
dan dapat terjadi kapan saja dan dimana saja.Retensi rin adalah ketidakmampuan
seseorang untuk mengeluarkan urin yang terkumpul di dalam buli!buli hingga kapasitas
maksimal buli!buli terlampaui. Residu urine setelah berkemih normalnya kurang atau sama
dengan "# ml, jika residu urine ini lebih dari $## ml dikatakan abnormal dan dapat juga dikatakan
retensi urine.
%alah satu penyebab retensi urine adalah &'(. &enign 'rostat (yperplasia
merupakan penyakit yang sering diderita pada pria. )i klinik "# * dijumpai penderita
&'( berusia +#!+ tahun, yang menimbulkan gejala!gejala bladder outlet obstruction.
Faktor!faktor predisposisi lainnya dari retensio urine meliputi epidural anestesia, pada
gangguan sementara kontrol saraf kandung kemih , dan trauma traktus genitalis,
khususnya pada hematoma yang besar, dan sectio cesaria.
[Type text] Page 1
-
7/25/2019 ISI URO
2/20
BAB I
ANATOMI DAN FISIOLOGI DASAR SALURAN KEMIH
1.1 ANATOMI SALURAN KEMIH
-lat!alat kemih terdiri dari : ginjal, pelvis renalis pielum/, ureter, buli!buli vesika
urinaria/, dan uretra. )inding alat!alat saluran kemih mempunyai lapisan otot yang
mampu menghasilkan gerakan peristaltik. 0ambaran anatomi saluran kemih sebagai
berikut :
Ginjal
0injal menghasilkan air seni dengan membuang air dan berbagai bahan metabolik
yang berbahaya yang mayoritas dihasilkan oleh alat!alat lain.
Pelvis Renalis (Pielum)
1engumpulkan air seni yang datang dari apeks papilla. 1engecil menjadi ureter
yang dilalui air seni dalam porsi!porsi kecil sampai ke dalam kandung kemih.
2apasitas rata!rata 3!4 ml. -ir seni mula!mula terkumpul di kaliks, saat sfingter
kaliks berkontraksi. 2emudian, otot!otot dinding kaliks, sfingter forniks,
berkontraksi dan pada waktu yang bersamaan sfingter kaliks berelaksasi. 5alu air
seni terdorong ke dalam pelvis renalis. -ir seni dibuang dengan cepat oleh
penutupan bergantian dari sfingter pelvis dan kaliks.
[Type text] Page 2
-
7/25/2019 ISI URO
3/20
Ureter
&erbentuk seperti pipa yang sedikit memipih, berdiameter 6!7 mm. 'anjang
bervariasi 8 3# cm pada laki!laki dan 8 9 cm lebih pendek dari wanita. 2edua ureter
menembus dinding kandung kemih pada fundusnya, terpisah dalam jarak antara 6!"
cm, miring dari arah lateral, dari belakang atas ke medial depan bawah.
reter berjalan sepanjang $ cm di dalam kandung kemih dan berakhir pada suatu
celah sempit ostium ureter/.
Kandung kemih (Buli-buli)
'ada dasar buli!buli, kedua muara ureter dan meatus uretra internum membentuk
suatu segitiga yang disebut trigonum buli!buli. &uli!buli berfungsi menampung urin
dari ureter dan kemudian mengeluarkannya melalui uretra dalam mekanisme
berkemih. 2apasitas maksimal volume/ untuk orang dewasa 8 3"#!6"# ml
kapasitas buli!buli pada anak menurut 2off :
2apasitas buli!buli ; < mur tahun/ 8 $= > 3# ml
&ila buli!buli terisi penuh, verteks dan dinding atas terangkat dan membentuk suatubantal yang lonjong dan pipih, yang dapat meluas sampai tepi atas simfisis pubis.
%elama kontraksi otot kandung kemih, ketika dikosongkan selama berkemih,
bentuknya menjadi bulat.
Uretra
retra merupakan tabung yang menyalurkan urin keluar dari buli!buli melalui proses
miksi. %ecara anatomis, uretra dibagi menjadi $ bagian, yaitu : uretra posterior dan
uretra anterior. retra diperlengkapi dengan sfingter uretra interna yang terletakpada perbatasan buli!buli dan uretra, serta sfingter uretra eksterna yang terletak pada
[Type text] Page 3
Penampang frontal melalui
kandung kemh pria
Pandangan umum alat-alat
urogenital wanita
-
7/25/2019 ISI URO
4/20
perbatasan uretra anterior dan uretra posterior. %fingter uretra interna terdiri atas otot
polos yang dipersarafi oleh saraf simpatik sehingga saat buli!buli penuh, sfingter
terbuka. %fingter ani eksterna terdiri atas otot bergaris yang dipersarafi oleh sistem
somatik yang dapat diperintah sesuai keinginan seseorang pada saat kencing,
sfingter ini terbuka dan tetap menutup pada saat menahan kencing.
'anjang uretra wanita 8 3!" cm dengan diameter 4 mm, berada di bawah
simfisis pubis dan bermuara di sebelah anterior vagina. 8 9?3 medial uretra terdapat
sfingter uretra eksterna yang terdiri atas otot bergaris. Tonus otot sfingter uretra
eksterna dan tonus otot 5evator ani berfungsi mempertahankan agar urin tetap
berada di dalam buli!buli pada saat perasaan ingin miksi. 1iksi terjadi bila tekanan
intra vesika melebihi tekanan intrauretra akibat kontraksi otot detrusor, dan relaksasi
sfingter uretra eksterna.'anjang uretra pria dewasa 8 $3!$" cm. retra posterior pria terdiri atas uretra pars
prostatika yaitu bagian uretra yang dilingkupi oleh kelenjar prostat, dan uretra pars
membranasea. retra anterior adalah bagian uretra yang dibungkus oleh korpus
spongiosum penis uretra anterior terdiri atas : 9/ pars bulbosa, $/ pars pendularis,
3/ fossa navikularis, dan 6/ meatus uretra eksterna.
1.2 FISIOLOGI
'ada dasarnya proses berkemih dapat dibagi menjadi $ fase, yaitu fase
penyimpanan dan fase pengosongan. Fase penyimpanan ialah fase di mana kandung
kemih terisi oleh urin hingga mencapai nilai ambang batas. %etelah nilai ambang
tersebut dicapai, maka akan masuk ke dalam fase kedua yaitu fase pengosongan atau
disebut dengan refleks mikturisi. Refleks ini dikendalikan oleh sistem saraf otonom
tetapi dapat dihambat atau difasilitasi oleh pusat!pusat saraf di korteks serebri atau
batang otak. 2edua proses tersebut melibatkan struktur dan fungsi komponen
saluran kemih bawah, kognitif, fisik, motivasi dan lingkungan.'ersarafan kandung kemih dikendalikan oleh saraf!saraf pelvis, berhubungan
dengan pleksus sakralis terutama segmen %!$ dan %!3. 'erjalanan impuls melalui
dua jalur, sensorik dan motorik. 'eregangan yang terjadi pada dinding kandung
kemih akan dibawa oleh saraf sensorik kemudian diteruskan ke pusat saraf kortikal
dan subkortikal. 'usat saraf subkortikal menyebabkan dinding kandung kemih
semakin meregang sehingga menunda desakan untuk segera berkemih. %edangkan,pusat saraf kortikal akan memperlambat produksi urin. %ehingga, proses berkemih
[Type text] Page 4
-
7/25/2019 ISI URO
5/20
dapat ditunda. 0angguan pada pusat saraf tersebut menurunkan kemampuan
seseorang untuk menunda berkemih.'roses berkemih akan terjadi bila otot destrusor kandung kemih berkontraksi.
2ontraksi ini disebabkan oleh aktivitas saraf parasimpatis yang dibawa oleh saraf!
saraf motorik pelvis. %edangkan pada fase pengisian, saraf simpatis akan
menghambat kerja parasimpatis dan merelaksasi dinding kandung kemih.
[Type text] Page 5
-
7/25/2019 ISI URO
6/20
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISIRetensi rin adalah ketidakmampuan seseorang untuk mengeluarkan urin yang terkumpul di
dalam buli!buli hingga kapasitas maksimal buli!buli terlampaui.
)efinisi lain mengenai retensio urin:
)efinisi retensio urin adalah kesulitan miksi karena kegagalan urine dari vesika
urinaria. 2apita %elekta 2edokteran/.
Retensio urin adalah ketidakmampuan untuk melakukan urinasi meskipun terdapat
keinginan atau dorongan terhadap hal tersebut. &runner @ %uddarth/.
Retensio urin adalah sutau keadaan penumpukan urine di kandung kemih dan tidak
punya kemampuan untuk mengosongkannya secara sempurna. '%A2 BA&R-C/.
2.2 EPIDEMIOLOGI
)i klinik "# * dijumpai penderita &'( berusia +#!+ tahun, yang menimbulkangejala!gejala bladder outlet obstruction. 'ada wanita %alah satu komplikasi umum
yang terjadi setelah proses persalinan, baik persalinan pervaginam atau sectio
caesarea adalah retensi urin postpartum. 'ada tahun 94, dr. 2artono dkk dari
F2A!R%D1 Jakarta melansir data bahwa terdapat 97,9* kejadian retensi urin pada
ibu melahirkan yang telah dipasang kateter selama enam jam dan 7,9* untuk yang
dipasang selama $6 jam pasca operasi sectio caesarea. Eip %2 (ongkong, 97/
melaporkan terdapat angka 96,+* untuk kasus retensi urin postpartum pervaginam.
2.3 ETIOLOGI
'enyebab retensi urin :
9. 2elemahan otot detrusor :
! 2elainan medulla spinalis.! 2elainan saraf perifer.
$. (ambatan ? obstruksi uretra :! &atu uretra.
[Type text] Page 6
-
7/25/2019 ISI URO
7/20
! 2lep uretra.! %triktura uretra.! %tenosis meatus uretra.! Tumor uretra.! Fimosis.! 'arafimosis.! 0umpalan darah.! (iperplasia prostat.! 2arsinoma prostat.! %klerosis leher buli!buli.
3. Ankoordinasi antara )etrusor!retra :
! Dedera kauda ekuina.
1enurut lokasi, penyebab retensi urin :
a. %upravesikal :
2erusakan terjadi pada pusat miksi di 1edula %pinalis setinggi Th9$!59 kerusakan
saraf simpatis dan parasimpatis, baik sebagian atau seluruhnya.
b. esikal :&erupa kelemahan otot detrusor karena lama teregang, atoni pada pasien )1 atau
penyakit neurologis.
c. Anfravesikal distal kandung kemih/ :&erupa pembesaran prostat kanker, prostatitis/, tumor pada leher vesika, fimosis,
stenosis meatus uretra, tumor penis, striktur uretra, trauma uretra, batu uretra, sklerosis
leher kandung kemih bladder neck sclerosis/.
'ada retensi urin kronik, disebabkan oleh : obstruksi uretra yang semakin hebat,
sehingga akhirnya kandung kemih mengalami dilatasi. 'ada keadaan ini, urin keluar
terus menerus karena kapasitas kandung kemih terlampaui. 'enderita tidak mampu
berkemih lagi, tetapi urin keluar terus tanpa kendali.
Gtiologi lainnya,yaitu :
a. )apat disebabkan oleh kecemasan
b. &eberapa obat mencakup preparat antikolinergik antispasmotik atropine/, preparat
antidepressant antipsikotik FenotiaHin/, preparat antihistamin 'seudoefedrin
hidroklorida ; %udafed/, preparat penyekat I adrenergic 'ropanolol/, preparat
antihipertensi hidralasin/.
[Type text] Page 7
-
7/25/2019 ISI URO
8/20
2.4 KLASIFIKASI
Retensi urin dapat terjadi secara akut, yaitu : penderita secara tiba!tiba tidak dapat miksi,
buli!buli penuh disertai rasa sakit yang hebat di daerah suprapubik dan hasrat ingin miksi
yang hebat disertai mengejan, seringkali urin belum menetes atau sedikit!sedikit dapat pula
terjadi secara kronis, yaitu penderita secara perlahan!lahan dan dalam waktu yang lama tidak
dapat miksi, merasakan nyeri di daerah suprapubik hanya sedikit ? tidak ada sama sekali
walaupun buli!buli penuh.
Retensi urin dapat terjadi sebagian, yaitu penderita masih bisa mengeluarkan urin, tetapi
terdapat sisa kencing yang cukup banyak di kandung kemih pada retensi urin total,
penderita sama sekali tidak dapat mengeluarkan urin.
2.5 PATOFISIOLOGI
'roses berkemih akan terjadi bila otot destrusor kandung kemih berkontraksi.
2ontraksi ini disebabkan oleh aktivitas saraf parasimpatis yang dibawa oleh saraf!
saraf motorik pelvis. %edangkan pada fase pengisian, saraf simpatis akan
menghambat kerja parasimpatis dan merelaksasi dinding kandung kemih.
&ila terjadi gangguan koordinasi dari sistem saraf parasimpatis dan saraf simpatis
maka proses berkemih akan terganggu dan dapat menyebabkan urine terperangkap
dalam buli!buli atau retensi urine.
%elain itu proses berkemih juga dipengaruhi oleh otot!otot detrusor buli dan
kelancaran saluran uretra. &ila terjadi kelemahan otot detrusor buli!buli dan atau
penyumbatan pada uretra maka akan terjadi gangguan pada proses berkemih. Residu
urine setelah berkemih normalnya kurang atau sama dengan "# ml, jika residu urine
ini lebih dari $## ml dikatakan abnormal dan dapat juga dikatakan retensi urine.
2.6 GAMBARAN KLINIS
0ejala retensi urin dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan pada pasien, yang
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Pemeri!""# !$%&e'i(
Eaitu mencermati keluhan yang disampaikan oleh pasien yang digali melalui
anamnesis yang sistematik. )ari pemeriksaan subyektif biasanya didapat
[Type text] Page 8
-
7/25/2019 ISI URO
9/20
keluhan seperti nyeri suprapubik, mengejan karena rasa ingin kencing, serta
kandung kemih berasa penuh.
)ari hasil anamnesis biasanya diperoleh :
Tidak bisa kencing atau kencing menetes ?sedikit!sedikit
Byeri dan benjolan?massa pada perut bagian bawah
Riwayat trauma: KstraddleK, perut bagian bawah?panggul, ruas tulang
belakang.
'ada kasus kronis, keluhan uremia
2. Pemeri!""# )%&e'i(
Eaitu melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien untuk mencari data!data
yang objektif mengenai keadaan pasien. )ari pemeriksaan obyektif dengan
metode palpasi atau perkusi, biasanya ditemukan massa di daerah
suprasimfisis karena kandung kemih yang terisi penuh dari suatu retensi urin.
I#!*e!i+
'enderita gelisah &enjolan?massa perut bagian bawah
Tergantung penyebab : batu dimeatus eksternum, pembengkakan
dengan?tanpa fistulae didaerah penis dan skrotum akibat striktura uretra,
perdarahan per uretra pada kerobekan akibat trauma.
P",*"!i -"# *er$!i
Teraba benjolan?massa kistik!kenyal undulasi/ pada perut bagian bawah.
&ila ditekan menimbulkan perasaan nyeri pada pangkal penis atau
menimbulkan perasaan ingin kencing yang sangat mengganggu.
Terdapat keredupan pada perkusi.
)ari palpasi dan perkusi dapat ditetapkan batas atas buli!buli yang penuh, dikaitkan
dengan jarak antara simfisis!umbilikus. Tergantung penyebabnya :! teraba batu di uretra anterior sampai dengan meatus eksternum.! teraba dengan keras indurasi/ dari uretra pada striktura yang panjang! teraba pembesaran kelenjar prostat pada pemeriksaan colok dubur.! teraba kelenjar prostat letaknya tinggi bila terdapat ruptur total uretra
posterior
[Type text] Page 9
-
7/25/2019 ISI URO
10/20
3. Pemeri!""# *e#$#"#/
Eaitu melakukan pemeriksaan!pemeriksaan laboratorium, radiologi atau
imaging pencitraan/, uroflometri, atau urodinamika, elektromiografi,
endourologi, dan laparoskopi. 'ada pemeriksaan laboratorium paling sering
digunakan kateter dan uroflowmetri, yaitu untuk mengukur volume dan
residu urin pada kandung kemih. %elain itu juga dapat digunakan
cystourethrografi untuk melihat gambaran radiografi kandung kemih dan
uretra. 1enurut dr. &asuki 'urnomo, volume maksimal kandung kemih
dewasa normal berkisar antara 3##!6"# ml dengan volume residu sekira $##
ml. -pabila dari hasil kateterisasi didapatkan volume?residu urin telah
mendekati?melampaui batas normal, maka pasien dinyatakan mengalami
retensi urin.
-dapun pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan pada retensio urine adalah
sebagai berikut: 'emeriksaan specimen urine, pengambilannya secara steril, random,
midstream. )iperiksa p(, &J, 2ultur, 'rotein, 0lukosa, (b, 2Gton, Bitrit. L
%istoskopy, A'.
2epastian diagnosis
Foto polos abdomen dan genitalia
! terlihat bayangan buli!buli yang penuh dan membesar.
! adanya batu opaMue/ di uretra atau orifisium internum.
retrografi untuk melihat adanya striktura, kerobekan uretra, tumor uretra.
ltrasonografi untuk melihat volume buli!buli, adanya batu, adanya
pembesaran kelenjar prostat.
[Type text] Page 10
-
7/25/2019 ISI URO
11/20
BAB III
PENATALAKSANAAN
3.1 PENANGANAN RETENSI URINE
rin dapat dikeluarkan dengan cara 2ateterisasi atau %istostomi. 'enanganan pada retensi urin
akut berupa : kateterisasi L bila gagal L dilakukan %istostomi.
3.1.1.K"'e'eri!"!i
2ateterisasi retra adalah memasukkan kateter ke dalam buli!buli melalui uretra.
Tujuan 2ateterisasiTindakan ini dimaksudkan untuk tujuan diagnosis maupun untuk tujuan terapi.
Tindakan diagnosis antara lain adalah :
9. 2ateterisasi pada wanita dewasa untuk memperoleh contoh urin guna pemeriksaan
kultur urin.
$. 1engukur residu sisa/ urin yang dikerjakan sesaat setelah pasien selesai miksi.
3. 1emasukkan bahan kontras untuk pemeriksaan radiologi, antara lain : %istografi atau
pemeriksaan adanya refluks vesiko!ureter melalui pemeriksaan voiding cysto!
urethrography D0/.
6. 'emeriksaan urodinamik untuk menentukan tekanan intra vesika.
". ntuk menilai produksi urin pada saat dan setelah operasi besar.
Andikasi kateterisasi :
9. 1engeluarkan urin dari buli!buli pada keadaan obstruksi infravesikal, baik yang
disebabkan oleh hiperplasia prostat maupun oleh benda asing bekuan darah/ yang
menyumbat uretra.
$. 1engeluarkan urin pada disfungsi buli!buli.
3. )iversi urin setelah tindakan operasi sistem urinaria bagian bawah, yaitu pada operasi
prostatektomi, vesikolitektomi.
6. %ebagai splint setelah operasi rekonstruksi uretra untuk tujuan stabilisasi uretra.
". 1emasukkan obat!obatan intravesika, antara lain sitostatika atau antiseptik untuk
buli!buli.
2ontraindikasi kateterisasi :
[Type text] Page 11
-
7/25/2019 ISI URO
12/20
Ruptur uretra, ruptur buli!buli, bekuan darah pada buli!buli.
1acam!macam 2ateter
2ateter dibedakan menurut ukuran, bentuk, bahan, sifat, pemakaian, sistem retaining
pengunci/, dan jumlah percabangan.
Ukuran Kateter
kuran kateter dinyatakan dalam skala DheriereNs French/. kuran ini merupakan
ukuran diameter luar kateter.
9 Dheriere Dh/ atau 9 French Fr/ ; #,33 milimeter atau
9 milimeter ; 3 Fr
Jadi, kateter yang berukuran 94 Fr artinya diameter luar kateter itu adalah + mm. 2ateter
yang mempunyai ukuran yang sama belum tentu mempunyai diameter lumen yang sama
karena adanya perbedaan bahan dan jumlah lumen pada kateter itu.
Bahan kateterdapat berasal dari logam stainless/, karet lateks/, lateks dengan lapisan
silikon siliconiHed/ dan silikon.
Bentuk Kateter
%traight catheter merupakan kateter yang terbuat dari karet lateks/, bentuknya lurus
dan tanpa ada percabangan. Dontoh kateter jenis ini adalah kateter Robinson dan kateter
Belaton.
Disadur dari Basuki B. Purnomo, Dasar-dasar Urologi, edisi kedua, halaman230
[Type text] Page 12
-
7/25/2019 ISI URO
13/20
Doude catheter yaitu kateter dengan ujung lengkung dan ramping. 2ateter ini dipakai
jika usaha kateterisasi dengan memakai kateter berujung lurus mengalami hambatan
yaitu pada saat kateter masuk ke uretra pars bulbosa yang berbentuk huruf O%P, adanyahiperplasia prostat yang sangat besar, atau hambatan akibat sklerosis leher buli!buli.
Dontoh jenis kateter ini adalah kateter Tiemann.
Ti#-""# K"'e'eri!"!i
P"-" 0"#i'"
'emasangan kateter pada wanita jarang menjumpai kesulitan karena uretra wanita
lebih pendek. 2esulitan yang sering dijumpai adalah pada saat mencari muara uretra
karena terdapat stenosis muara uretra atau tertutupnya muara uretra oleh tumor uretra ?
tumor vaginalis ? serviks. ntuk itu mungkin perlu dilakukan dilatasi dengan busi a boule
terlebih dahulu.
P"-" *ri"
Teknik kateterisasi pada pria adalah sebagai berikut :
9. %etelah dilakukan desinfeksi pada penis dan daerah sekitarnya, daerah genitalia
dipersempit dengan kain steril.
$. 2ateter yang telah diolesi dengan pelicin ? jelly dimasukkan ke dalam orifisium uretra
eksterna.
3. 'elan!pelan kateter didorong masuk dan kira!kira pada daerah daerah sfingter uretra
eksterna akan terasa tahanan pasien diperintahkan untuk mengambil nafas dalam
supaya sfingter uretra eksterna menjadi lebih relaks. 2ateter terus didorong hingga
masuk ke buli!buli yang ditandai dengan keluarnya urin dari lubang kateter.
6. 2ateter terus didorong masuk ke buli!buli hingga percabangan kateter menyentuhmeatus uretra eksterna.
". &alon kateter dikembangkan dengan "!9# ml air steril.
+. Jika diperlukan kateter menetap, kateter dihubungkan dengan pipa penampung
urinbag/.
7. 2ateter difiksasi dengan plester di daerah inguinal atau paha bagian proksimal.
[Type text] Page 13
-
7/25/2019 ISI URO
14/20
3.1.1.2. K"'e'eri!"!i S$*r"*$%i
2ateterisasi %uprapubik adalah memasukkan kateter dengan membuat lubang
pada buli!buli melalui insisi suprapubik dengan tujuan mengeluarkan urin.
2ateterisasi suprapubik ini biasanya dikerjakan pada :
9. 2egagalan pada saat melakukan kateterisasi uretra.
$. -da kontraindikasi untuk melakukan tindakan transuretra, misalkan pada ruptur uretra
atau dugaan adanya ruptur uretra.
3. ntuk mengukur tekanan intravesikal pada studi sistotonometri.
6. 1engurangi penyulit timbulnya sindroma intoksikasi air pada saat TR 'rostat.
'emasangan kateter sistostomi dapat dikerjakan dengan cara operasi
terbuka atau dengan perkutan trokar/ sistostomi.
Si!')!')mi Tr)"r
2ontraindikasi %istostomi Trokar : tumor buli!buli, hematuria yang belum jelas
penyebabnya, riwayat pernah menjalani operasi daerah abdomen ? pelvis, buli!buli yang
ukurannya kecil contracted bladder/, atau pasien yang mempergunakan alat prostesis
pada abdomen sebelah bawah.
Tindakan ini dikerjakan dengan anestesi lokal dan mempergunakan alat trokar.
[Type text] Page 14
-
7/25/2019 ISI URO
15/20
Disadur dari Basuki B. Purnomo, Dasar-dasar Urologi, edisi kedua, halaman 239
-lat!alat dan bahan yang digunakan :
9. 2ain kasa steril.
$. -lat dan obat untuk desinfeksi yodium povidon/.
3. 2ain steril untuk mempersempit lapangan operasi.
6. %emprit beserta jarum suntik untuk pembiusan lokal dan jarum yang telah diisi
dengan aMuadest steril untuk fiksasi balon kateter.
". Qbat anestesi lokal.
+. -lat pembedahan minor, antara lain : pisau, jarum jahit kulit, benang sutra Heyde/.
7. -lat trokar dari Dampbel atau trokar konvensional.
4. 2ateter Foley ukuran tergantung alat trokar yang digunakan/. Jika
mempergunakan alat trokar konvensional, harus disediakan kateter Baso!
gastrikB0 tube/ no. 9$.
. 2antong penampung urine urinebag/.
5angkah!langkah %istostomi Trokar :
9. )esinfeksi lapangan operasi.
$. 1empersempit lapangan operasi dengan kain steril.
3. Anjeksi infiltrasi/ anestesi lokal dengan 5idokain $* mulai dari kulit, subkutishingga ke fasia.
6. Ansisi kulit suprapubik di garis tengah pada tempat yang paling cembung 8 9 cm,
kemudian diperdalam sampai ke fasia.
". )ilakukan pungsi percobaan melalui tempat insisi dengan semprit 9# cc untuk
memastikan tempat kedudukan buli!buli.
+. -lat trokar ditusukkan melalui luka operasi hingga terasa hilangnya tahanan dari
fasia dan otot!otot detrusor.
7. -lat obturator dibuka dan jika alat itu sudah masuk ke dalam buli!buli akan keluarurine memancar melalui sheath trokar.
4. %elanjutnya bagian alat trokar yang berfungsi sebagai obturator penusuk/ dan
sheath dikeluarkan melalui buli!buli sedangkan bagian slot kateter setengah
lingkaran tetap ditinggalkan.
. 2ateter Foley dimasukkan melalui penuntun slot kateter setengah lingkaran,
kemudian balon dikembangkan dengan memakai aMuadest 9# cc. %etelah balon
dipastikan berada di buli!buli, slot kateter setengah lingkaran dikeluarkan dari
buli!buli dan kateter dihubungkan dengan kantong penampung urin urinbag/.
[Type text] Page 15
-
7/25/2019 ISI URO
16/20
9#. 2ateter difiksasikan pada kulit dengan benang sutra dan luka operasi ditutup
dengan kain kasa steril.
1enusukkan alat trokar ke dalam buli!buli
Disadur dari Basuki B. Purnomo, Dasar-dasar Urologi, edisi kedua, halaman 241
%etelah yakin trokar masuk ke buli!buli, obturator dilepas dan hanya slot kateter setengah
lingkaran ditinggalkan
Disadur dari Basuki B. Purnomo, Dasar-dasar Urologi, edisi kedua, halaman 241
[Type text] Page 16
-
7/25/2019 ISI URO
17/20
Jika tidak tersedia alat trokar dari Dampbell, dapat pula digunakan alat trokar
konvensional, hanya saja pada langkah ke!4, karena alat ini tidak dilengkapi dengan slot
kateter setengah lingkaran maka kateter yang digunakan adalah B0 tube nomer 9$ F.
2ateter ini setelah dimasukkan ke dalam buli!buli pangkalnya harus dipotong untuk
mengeluarkan alat trokar dari buli!buli.
Pe#&$,i'
&eberapa penyulit yang mungkin terjadi pada saat tindakan maupun setelah
pemasangan kateter sistotomi adalah :
9. &ila tusukan terlalu mengarah ke kaudal dapat mencederai prostat.
$. 1encederai rongga ? organ peritoneum.
3. 1enimbulkan perdarahan.
6. 'emakaian kateter yang terlalu lama dan perawatan yang kurang baik akan
menimbulkan infeksi, ekskrutasi kateter, timbul batu saluran kemih, degenerasi
maligna mukosa buli!buli, dan terjadi refluks vesiko!ureter.
Si!')!')mi Ter%$"
%istostomi terbuka dikerjakan bila terdapat kontraindikasi pada tindakan sistostomitrokar atau bila tidak tersedia alat trokar. )ianjurkan untuk melakukan sistostomi terbuka
jika terdapat jaringan sikatriks ? bekas operasi di daerah suprasimfisis, sehabis
mengalami trauma di daerah panggul yang mencederai uretra atau buli!buli, dan adanya
bekuan darah pada buli!buli yang tidak mungkin dilakukan tindakan per uretram.
Tindakan ini sebaiknya dikerjakan dengan memakai anestesi umum.
Ti#-""#
9. )esinfeksi seluruh lapangan operasi.
$. 1empersempit daerah operasi dengan kain steril.
3. Anjeksi anestesi lokal, jika tidak mempergunakan anestesi umum.
6. Ansisi vertikal pada garis tengah 8 3!" cm diantara pertengahan simfisis dan
umbilicus.
". Ansisi diperdalam sampai lemak subkutan hingga terlihat linea alba yang merupakan
pertemuan fasia yang membungkus muskulus rektus kiri dan kanan. 1uskulus
rektus kiri dan kanan dipisahkan sehingga terlihat jaringan lemak, buli!buli dan
[Type text] Page 17
-
7/25/2019 ISI URO
18/20
peritoneum. &uli!buli dapat dikenali karena warnanya putih dan banyak terdapat
pembuluh darah.
+. Jaringan lemak dan peritoneum disisihkan ke kranial untuk memudahkan memegang
buli!buli.
7. )ilakukan fiksasi pada buli!buli dengan benang pada $ tempat.
4. )ilakukan pungsi percobaan pada buli!buli diantara $ tempat yang telah difiksasi.
. )ilakukan pungsi dan sekaligus insisi dinding buli!buli dengan pisau tajam hingga
keluar urin, yang kemudian jika perlu/ diperlebar dengan klem. rin yang keluar
dihisap dengan mesin penghisap.
9#. Gksplorasi dinding buli!buli untuk melihat adanya : tumor, batu, adanya perdarahan,
muara ureter atau penyempitan leher buli!buli.
99. 'asang kateter Foley ukuran $#F!$6F pada lokasi yang berbeda dengan luka operasi.
9$. &uli!buli dijahit $ lapis yaitu muskularis!mukosa dan sero!muskularis.
93. )itinggalkan drain redon kemudian luka operasi dijahit lapis demi lapis. &alon
kateter dikembangkan dengan aMuadest 9# cc dan difiksasikan ke kulit dengan
benang sutra.
.2. KOMPLIKASI
Retensi urine dapat mengakibatkan :
a. &uli!buli akan mengembang melebihi kapasitas maksimal sehingga tekanan didalamlumennya dan tegangan dari dindingnya akan meningkat.
b. &ila keadaan ini dibiarkan berlanjut, tekanan yang meningkat didalam lumen akan
menghambat aliran urin dari ginjal dan ureter sehingga terjadi hidroureter dan
hidronefrosis dan lambat laun terjadi gagal ginjal.
c. &ila tekanan didalam buli!buli meningkat dan melebihi besarnya hambatan di daerah
uretra, urin akan memancar berulang!ulang dalam jumlah sedikit/ tanpa bisa ditahan
oleh penderita, sementara itu buli!buli tetap penuh dengan urin. 2eadaan ini disebut :
inkontinensi paradoksa atau Koverflow incontinenceKd. Tegangan dari dinding buli!buli terns meningkat sampai tercapai batas toleransi dan
setelah batas ini dilewati, otot buli!buli akan mengalami dilatasi sehingga kapasitas buli!
buli melebihi kapasitas maksimumnya, dengan akibat kekuatan kontraksi otot buli!buli
akan menyusut.
e. Retensi urin merupakan predileksi untuk terjadinya infeksi saluran kemih A%2/ dan bila
ini terjadi, dapat menimbulkan keadaan gawat yang serius seperti pielonefritis, urosepsis,
khususnya pada penderita usia lanjut.
[Type text] Page 18
-
7/25/2019 ISI URO
19/20
rin yang tertahan lama di dalam buli!buli, secepatnya harus dikeluarkan, karena jika
dibiarkan, akan menimbulkan masalah, seperti : mudah terjadi infeksi saluran kemih,
kontraksi otot buli!buli menjadi lemah, timbul hidroureter dan hidronefrosis yang
selanjutnya akan dapat menimbulkan gagal ginjal.
-kibat retensi urin kronis dapat terjadi : trabekulasi serat!serat otot detrusor
menebal/, sacculae tekanan intravesika meningkat, selaput lendir diantara otot!otot
membesar/, divertikel, infeksi, fistula, pembentukan batu, overflow incontinence.
.3. PROGNOSIS
'rognosis pada penderita dengan retensi urin akut akan bonam jika retensi urin
ditangani secara cepat.
[Type text] Page 19
-
7/25/2019 ISI URO
20/20
BAB I
KESIMPULAN
Retensi rin adalah ketidakmampuan seseorang untuk mengeluarkan urin yang terkumpul di
dalam buli!buli hingga kapasitas maksimal buli!buli terlampaui.
'enyebab retensi urin :
9. 2elemahan otot detrusor$. (ambatan ? obstruksi uretra3. Ankoordinasi antara )etrusor!retra
'enanganan retensio urin dengan mengevakuasi urin dari kandung kemih. rin dapat
dikeluarkan dengan cara 2ateterisasi atau %istostomi. 'enanganan pada retensi urin akut berupa :kateterisasi L bila gagal L dilakukan %istostomi.
[Type text] Page 20