INFEKSI

32
INFEKSI

description

INFEKSI. PENDAHULUAN. Hanya sebagian kecil saja bakteri yang menguntungkan atau merusak kita (berkontak dengan manusia) Jenis hubungan mikroba -host Bagaimana mikroba masuk dan melekat pada host Perjalanan penyakit infeksi Bagaimana berpindah antar host. HUBUNGAN SIMBIOSIS MIKROBA-HOST. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of INFEKSI

Page 1: INFEKSI

INFEKSI

Page 2: INFEKSI

Hanya sebagian kecil saja bakteri yang menguntungkan atau merusak kita (berkontak dengan manusia)

Jenis hubungan mikroba-host Bagaimana mikroba masuk dan melekat

pada host Perjalanan penyakit infeksi Bagaimana berpindah antar host

PENDAHULUAN

Page 3: INFEKSI

Simbiosis = hidup bersama Manusia hubungan simbiosis dengan

mikroorganisme yang tidak terhitung jumlahnya (100 triliun bakteri, jamur dan virus yang sangat banyak)

Tipe simbiosis:◦ Mutualisme◦ Komensalisme◦ Parasitisme

HUBUNGAN SIMBIOSIS MIKROBA-HOST

Page 4: INFEKSI

Organisme 1

Organisme 2

Contoh

Mutualisme Untung Untung Bakteri dalam kolon manusia Bakteri mendapat lingkungan hangat, lembab, banyak makanan, Manusia mendapat vitamin yang dilepas bakteri ketika mati

Komensalisme

Untung Tidak untung dan tidak merusak

Staphylococcus di kulit manusia, Keuntungan untuk manusia ???

Parasitisme Untung Merusak Bakteri tuberkulosis di paru manusiaParasit yang menyebabkan penyakit PATOGEN

Page 5: INFEKSI

=flora normal = indigenous microbiota 2 kelompok:

◦ Flora residen (selamanya) Terdiri dari jenis mikroorganisme yang tetap pada

area tertentu dan usia tertentu diganggu kembali seperti semula

◦ Flora transien (sebentar saja) terdiri dari mikroorganisme non patogen atau

berpotensi patogen yang tinggal di kulit atau mukosa selama berjam-jam, hari, minggu, tidak menyebabkan penyakit dan tidak menetap pada permukaan tubuh.

MIKROBIOTA NORMAL PADA MANUSIA

Page 6: INFEKSI

Flora normal usus mensintesis vitamin dan membantu penyerapan nutrisi

Mencegah kolonisasi patogen dan kemungkinan penyakit bacterial interference (misal di vagina ada bakteri lactobacillus sebagai mencegah kolonisasi yang patogen)◦ Mekanisme: belum jelas

Kompetisi reseptor sel host Kompetisi nutrisi Inhibisi mutual dengan produk metabolik atau toksik,

prosuksi antibiotik (bakteriosin).

PERANAN FLORA NORMAL

Page 7: INFEKSI

They may cause diseases:◦ In an immunocompromised host (pada jamur) ◦ After being introduced into different body

sites (penyakit berpindah di tempat lain) (ex, e.coli pada usus pindah di dekat vagina, maka jadi penyakit)

◦ Overgrow in favorable conditions (karena penggunaan antibiotik terus2an)

Asal saat membran amnion pecah flora residen bulan I lahir.

Contoh flora normal Jawetz, 2004 hal 197

Page 8: INFEKSI

Gastrointestinal tract◦ Mouth◦ Large colon

Urogenital tract◦ Vagina◦ Distal 1/3 of the urethra

Skin Nasofaring

AREAS OF THE BODY WITH NORMAL FLORA

Page 9: INFEKSI

Patogenesis infeksi bakteri inisiasi proses infeksi dan mekanisme sehingga menjadi sign & symptom penyakit.

PATOGENESIS INFEKSI BAKTERI

Page 10: INFEKSI

Infeksi masuknya mikroba ke dalam tubuh inang; sebagian besar infeksi diikuti multiplikasi mikroba dalam inang, namun tidak selalu karena beberapa infeksi cacing hanya oleh satu organisme tanpa replikasi.

Penyakit infeksi manifestasi klinis dari kerusakan akibat interasi inang – mikroba.

Infeksi tidak semua menyebabkan penyakit. Kalau infeksi yang menyebabkan sakit itu memiliki sign dan symptom

ISTILAH

Page 11: INFEKSI

Komensal mikroba tidak menyebabkan kerusakan atau kerusakan yang tidak terlihat secara klinis.

Komensalisme suatu keadaan infeksi yang tidak menyebabkan kerusakan atau kerusakan yang tidak terlihat secara klinis, meskipun dapat merangsang timbulnya respon imun.

Kolonisasi suatu keadaan infeksi yang mengakibatkan kerusakan yang terus menerus dari nol sampai besar, yang kemudian akan merangsang timbulnya respon inang yang bisa atau tidak bisa mengeliminasi mikroba, atau berkembang menjadi kronik atau penyakit; jika organisme tidak menyebabkan timbulnya kerusakan keadaan ini tdk bisa dibedakan dengan komensal.

ISTILAH

Page 12: INFEKSI

Karier manusia atau binatang dengan infeksi asimtomatik yang dapat memindahkan infeksi tersebut kepada orang atau binatang lain yang rentan.

Persistensi suatu keadaan infeksi dimana respon imun inang tidak dapat mengeliminasi mikroba, sehinga menyebabkan kerusakan berkelanjutan sepanjang waktu; persistensi dapat berkembang menjadi penyakit, tergantung keseimbangan interaksi inang-mikroba.

Latensi sinonim dari persistensi, istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan infeksi yang bersifat asimtomatik dalam jangka waktu lama, namun dapat berkembang menjadi penyakit yang jelas.

ISTILAH

Page 13: INFEKSI
Page 14: INFEKSI

Weli makan es cendol di pinggir jalan, lalu di es cendol terdapat salmonella thypii, lalu weli memakan es cendolnya, lalu pasti welly terinfeksi, setelah 5 hari, weli tidak meraskan apa2, lalu weli merasakan demam thypoid (DISEASE). Lalu welly dirawat, minum antibiotik lalu setelah sembuh, ada yang namanya sembuh secara gejala, namun dari fesesnya masih ditemukan S.tiphi, lalu welly menularkan salmonella tiphi. Karena welly tak bersih, dibawa lalat, lalu pindah ke orang lain. Maka welly (KARRIER).

Contoh kasus

Page 15: INFEKSI

Ahsan karena frustasi kuliah tidak lulus, dia mencoba narkoba yang bersifat injeksi, karena bertukar-tukar jarum suntik, maka terinfeksi HIV. Lalu ahsanul lulus dan jadi dokter. Setelah jadi dokter hebat, punya anak, lalu badan kurus, diare setelah itu ia positif infeksi HIV ( PERSISTEN).

Contoh kasus,

Page 16: INFEKSI

Patogen mikroba yang dapat menyebabkan kerusakan pada inang.

Pathogenisitas kemampuan suatu agen infeksius untuk menyebabkan penyakit.

Virulensi kemampuan suatu agen untuk menyebabkan penyakit secara kuantitatif. Agen yang virulen, meski dalam jumlah sedikit dapat meyebabkan penyakit. Virulensi dapat berupa daya invasi dan toksigenisitas.

Patogen oportunistik agen yang dapat menyebabkan penyakit hanya ketika ketahanan inang menurun (mis: keadaan imuokompromasi).

ISTILAH

Page 17: INFEKSI

ADESI (adherence, attachment ) proses perlekatan bakteri pada permukaan sel inang. Setelah bakteri masuk dalam tubuh, proses adesi merupakan langkah awal suatu proses infeksi.

ISTILAH

Page 18: INFEKSI

Karakteristik bakteri patogen:◦ Dapat bertransmisi◦ Melekat pada sel inang◦ Invasi sel dan jaringan inang◦ Toksigenisitas◦ Kemampuan untuk lolos dari sistem imun inang

Mechanisms of Bacterial Pathogenesis

Page 19: INFEKSI
Page 20: INFEKSI

Most bacteria possess specific adherence factors which bind receptors on the surface of the host cells or tissue.

The specific interaction between bacterial adhesins and host receptors explains the observed tissue specificity of bacterial infections.  For example, N. gonorrhoeae (KENCING NANAH) adheres better to human urogenital epitheliathan to other tissue

ADESI

Page 21: INFEKSI

Pili and Afimbrial Adhesins

Page 22: INFEKSI

Pili (fimbriae):  ◦ Most E. coli do not adhere to the small intestine

epithelia.  They are normally found in large intestine. Pathogenic strains can colonize smallintestine and cause diarrhea.

◦ The ability of the pathogenic strains to cause diseases is intimately associated with the expression of various pili. E. coli colonization factor antigen I (CFA) pili Found in

enterotoxigenic E. coli (ETEC) strains. ETEC strains adhere to small intestinal mucosa and produce symptoms by elaborating toxins that act on mucosal cells to cause diarrhea.

Pili and Afimbrial Adhesins

Page 23: INFEKSI

Nonfimbrial Adhesins◦ S. aureus:  Lipoteichoid acid◦ Staphylococcus: Slime◦ Group A streptococci:  F protein (dindig dari

streptococus sebagai tempat melekat) (non-fibrillar, Mediates attachment to fibronectin).

◦ Streptococcus pneumonia: Capsule

Pili and Afimbrial Adhesins

Page 24: INFEKSI

ENDOTOKSIN DAN EKSOTOKSIN

EXOTOXIN ENDOTOXIN

Protein Soluble & Diffusible Heat Labile Pharmacologically

specific action High Immunogenicity Inactivated by

Chemicals to toxoids No Fever

Lipopolysaccharide Part of cell wall Heat stable Non-Specific Low Immunognicity Do not form

toxoids Induce Fever

Page 25: INFEKSI

Koch’s Postulates: For a microorganism to be accepted as the

cause of an infection disease it must satisfy all or most of these criteria.◦ The organism must be found in all cases of the disease ◦ The organism should be cultured in pure ◦ The organisms should reproduce the disease in other

susceptible animal hosts.◦ The same pathogen must be reisolated from the

diseased experimental animal hosts Contoh: M. tuberculosis, B. anthrax

PENYEBAB PENYAKIT: ETIOLOGI

Page 26: INFEKSI

Tidak semua agen bisa dibiak secara in vitro◦ Ex: Treponema pallidum

Tidak semua punya model binatang◦ Ex: N. gonorrhoe

Penyakit gabungan faktor agen, dan faktor fisik inang, genetik dan lingkungan

Satu penyakit beberapa patogen

PENGECUALIAN Koch’s Postulates

Page 27: INFEKSI

Masa inkubasi◦ Antara infeksi dengan timbul gejala pertama◦ Panjang tergantung:

Virulensi agen Waktu pembelahan agen Jumlah agen Sistem imun host

Masa prodormal (gejala sebelum penyakit)◦ Masa yang pendek gejala ringan (malaise, nyeri

otot) mendahului penyakit.◦ Tidak semua penyakit infeksi punya masa prodormal

STAGES OF INFECTIOUS DISEASES

Page 28: INFEKSI

Sakit◦ Gejala penyakit muncul pada fase ini◦ Sistem imun tidak dapat mengatasi patogen

Decline◦ Gejala menurun◦ Sistem imun atau obat-obatan dapat mengatasi penyakit◦ Respon imun seperti antibodi biasanya mencapai puncak pada fase

ini. Konvalesen

◦ Pasien pulih dari penyakit◦ Jaringan memperbaiki diri seperti normal◦ Panjang tergantung:

Jumlah kerusakan Patogen Tempat infeksi

STAGES OF INFECTIOUS DISEASES

Page 29: INFEKSI

Tempat masuknya patogen ke dalam tubuh:◦ Kulit utuh◦ Membran mukosa◦ Plasenta

Parenteral Luka kulit/mukosa tusukan, abrasi, terpotong Gigitan Pembedahan

PORTALS OF ENTRY

Page 30: INFEKSI

Identik dengan portals of entry Sekret: telinga, air mata, sekresi nasal,

saliva, sputum, percikan respirasi, vagina, semen, susu

Ekskresi: feses, urin Darah

PORTALS OF EXIT

Page 31: INFEKSI

= reservoirs of infection Animal reservoirs zoonosis Human carriers Non living reservoirs

SOUCES OF INFECTIOUS DISEASES IN HUMANS

Page 32: INFEKSI

Kontak◦ Langsung salaman, sex, gigitan

GO, herpes, infeksi staphylococcus◦ Tidak langsung jarum terinfeksi, sikat gigi

influenzae◦ Droplet

common cold Vehicle transmission

◦ Airborne debu TB, cacar◦ Waterborne kolera◦ Food borne keracunan makanan

Vector tansmission◦ Biologik malaria ◦ Mekanik S. typhi

MODEL TRANSMISI