Indikasi Dan Kontraindikasi Penggunaan Fluor

21
Indikasi dan Kontraindikasi Penggunaan Fluor Menurut Donley (2003), meliputi : A. Indikasi 1. pasien anak di bawah 5 tahun yang memiliki resiko karies sedang sampai tinggi 2. gigi dengan permukaan akar yang terbuka 3. gigi yang sensitif 4. anak-anak dengan kelainan motorik, sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh:Down syndrome) 5. pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik B. Kontraindikasi 1. pasien anak dengan resiko karies rendah 2. pasien yang tinggal di kawasan dengan air minum berfluor 3. ada kavitas besar yang terbuka Indikasi dan kontra indikasi penggunaan mouthwash yang mengandung fluoride adalah sebagai berikut : Indikasi Anak-anak berisiko karies di atas usia 6 tahun yang sudah bisa berkumur dan meludah dengan baik Pasien dengan alat ortodonti Orang dewasa berisiko karies yang salivary flow rate-nya menurun karena obat-obatan, penyakit atau radioterapi Orang dewasa dengan akar gigi yang terbuka Kontra indikasi Anak-anak usia di bawah 6 tahun yang belum bisa berkumur dengan baik.

description

kg

Transcript of Indikasi Dan Kontraindikasi Penggunaan Fluor

Page 1: Indikasi Dan Kontraindikasi Penggunaan Fluor

Indikasi dan Kontraindikasi Penggunaan Fluor

Menurut Donley (2003), meliputi :

A. Indikasi

1. pasien anak di bawah 5 tahun yang memiliki resiko karies sedang sampai tinggi

2. gigi dengan permukaan akar yang terbuka

3. gigi yang sensitif

4. anak-anak dengan kelainan motorik, sehingga sulit untuk membersihkan gigi

(contoh:Down syndrome)

5. pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik

B. Kontraindikasi

1. pasien anak dengan resiko karies rendah

2. pasien yang tinggal di kawasan dengan air minum berfluor

3. ada kavitas besar yang terbuka

Indikasi dan kontra indikasi penggunaan mouthwash yang mengandung fluoride

adalah sebagai berikut :

Indikasi

Anak-anak berisiko karies di atas usia 6 tahun yang sudah bisa berkumur dan

meludah dengan baik

Pasien dengan alat ortodonti

Orang dewasa berisiko karies yang salivary flow rate-nya menurun karena obat-

obatan, penyakit atau radioterapi

Orang dewasa dengan akar gigi yang terbuka

Kontra indikasi

Anak-anak usia di bawah 6 tahun yang belum bisa berkumur dengan baik.

indikasi fluoride ( topical aplikasi ) adalah

Page 2: Indikasi Dan Kontraindikasi Penggunaan Fluor

pasien dengan karies resiko menengah dan tinggi terutama p

ada anak dibawah lima tahun

sebagai bahan desensitasi/mengurangi sensitifitas pada akar gigi yang terbuka

pasien yang mempunyai banyak lubang gigi dan cenderung terbentuk white spot

oleh karena hipokalsikasi atau kelainan perkembangan dalam geliginya.

pada anak yang lebih dari setahun masih menggunakan susu botol dan pada

anak yang tidak bisa tidur bila tidak minum susu botol

anak dengan breast feeding

anak yang mempunyai keterbelakangan mental

pasien yang harus mengkonsumsi medikasi yang mengandung kadar gula tinggi

kontra indikasi fluoride

pasien yang cukup konsumsi air minum yang mengandung fluoride atau daily

dietnya telah tercukupi kebutuhan fluoride nya

aplikasi fluoride di kedokteran gigi sebagai pencegahan

bentuk fluoride ini sebagai topikal aplikasi.

Salah satu bahan yang dipergunakan pada pedodontik atau kedokteran gigi anak

adalah fissure sealent.

Tooth mouse juga mengandung bahan fluoride.

Sekilas tentang tooth mouse bisa klik disini : Tooth mouse

bahan bacaan tambahan tentang fluoride silahkan klik disini : fluoride

oke, itu ringkasan sekilas jawaban pertanyaanmu, untuk selebihnya coba

dikembangkan sendiri. selama belajar...

Menurut American Dental Association (2006), kriteria risiko kejadian karies dapat dibagi

menjadi sebagai berikut :

Low caries risk

Page 3: Indikasi Dan Kontraindikasi Penggunaan Fluor

Pada semua umur, jika tidak terdapat kavitas yang baru terbentuk, baik berupa kavitas

primer maupun sekunder dalam 3 tahun terakhir dan tidak terdapat faktor risiko yang

meningkatkan kejadian karies.

Moderate caries risk

Anak usia di bawah 6 tahun

- Tidak terdapat kavitas yang baru terbentuk baik berupa kavitas primes maupun

sekunder dalam 3 tahun terakhir namun memiliki paling tidak salah satu dari faktor

risiko karies

Usia di atas 6 tahun

- Terdapat 1 atau 2 kavitas yang baru terbentuk baik primer maupun sekunder

- Tidak terdapat kavitas yang baru terbentuk baik primer maupun sekunder tapi paling

tidak memiliki salah satu faktor risiko karies

High caries risk

Usia di bawah 6 tahun

- Terdapat lesi karies yang baru terbentuk bair primer maupun sekunder dalam 3 tahun

terakhir

- Memiliki beberapa faktor risiko karies

- Status sosioekonomi rendah

- Eksposur fluoride yang tidak cukup

- Xerostomia

Usia di atas 6 tahun

- Lebih dari 3 lesi karies yang baru terbentuk baik primer maupun sekunder dalam 3

tahun terakhir

- Memiliki beberapa faktor risiko yang meningkatkan terjadinya karies

- Eksposur fluoride yang tidak cukup

- Xerostomia

Sedangkan faktor risiko yang meningkatkan terjadinya karies menurut ADA (2006)

adalah sebagai berikut :

- Titer bakteri kariogenik tinggi

- Oral hygiene yang buruk

- Konsumsi susu botol lebih lama

- Defek enamel kongenital maupun didapat

Page 4: Indikasi Dan Kontraindikasi Penggunaan Fluor

- Abnormalitas genetik pada gigi

- Restorasi multisurface

- Pengguna obat-obatan atau alcohol

- Perawatan gigi yang ireguler

- Diet kariogenik

- Pasien ortodonti

- Ada permukaan akar yang terbuka

- Restorasi overhang atau open margin

Disabilitas mental dan fisik

B. Pemberian Fluor Secara Sistemik dan Topikal

a. Pemberian Fluor Sistemik

Fluoride sistemik adalah fluoride yang diperoleh tubuh melalui pencernaan dan ikut

membentuk struktur gigi. Fluoride sistemik juga memberikan perlindungan topikal

karenafluoride ada di dalam air liur yang terus membasahi gigi. Fluoride sistemik ini meliputi

fluoridasi air minum dan melalui pemberian makanan tambahan fluoride yang berbentuk

tablet, tetes atau tablet isap. Namun di sisi lain, para ahli sudah mengembangkan berbagai

metode penggunaan fluor, yang kemudian dibedakan menjadi metode perorangan dan

kolektif. Contoh penggunaan kolektif yaitu fluoridasi air minum (biasa kita peroleh dari air

kemasan) dan fluoridasi garam dapur (Heriyati dkk, 2010). Terdapat tiga cara pemberian

fluor secara sistemik, yaitu :

1. Fluoridasi air minum

Telah dibuktikan, apabila dalam air minum yang dikonsumsi oleh suatu daerah, atau

kota tertentu dibubuhi zat kimia fluor maka penduduk di situ akan terlindung dari karies gigi.

Pemberian fluor dalam air minum ini jumlahnya bervariasi antara 1-1,2 ppm (part per

million). Selain dapat mencegah karies, fluor juga mempunyai efek samping yang tidak baik

yaitu dengan adanya apa yang disebut ‘mottled enamel’ pada mottled enamel gigi-gigi

kelihatan kecoklat-coklatan, berbintik-bintik permukaannya dan bila fluor yang masuk dalam

tubuh terlalu banyak, dapat menyebabkan gigi jadi rusak sekali (Heriyati, 2010).

Konsentrasi optimum fluorida yang dianjurkan dalam air minum adalah 0,7–1,2

ppm.18 Menurut penelitian Murray and Rugg-gun cit. Linanof bahwa fluoridasi air minum

dapat menurunkan karies 40–50% pada gigi susu (Heriyati, 2010).

2. Pemberian fluor melalui makanan

Page 5: Indikasi Dan Kontraindikasi Penggunaan Fluor

Kadang-kadang makanan yang kita makan sudah mengandung fluor yang cukup

tinggi, hingga dengan makanan itu saja sudah mencegah terjadinya karies gigi. Jadi harus

diperhatikan bahwa sumber yang ada sehari-hari seperti di rumah, contohnya di dalam air

mineral, minuman ringan dan makanan sudah cukup mengandung fluoride. Karena itu

makanan fluoride harus diberikan dengan hati-hati. Makanan tambahan fluoride hanya

dianjurkan untuk mereka (terutama anak-anak) yang tinggal di daerah yang sumber airnya

rendah fluor atau tidak difluoridasi. Fluoride dapat berbahaya jika dikonsumsi secara

berlebihan. Apabila pemakaian fluoride tidak terkontrol dan tidak disiplin, maka tidak akan

mencapai sasaran dan dapat menyebabkan kerusakan gigi. Contohnya adalah fluorosis.

(Heriyati, 2010).

3. Pemberian fluor dalam bentuk obat-obatan

Pemberian fluor dapat juga dilakukan dengan tablet, baik itu dikombinasikan dengan

vitamin-vitamin lain maupun dengan tablet tersendiri. Pemberian tablet fluor disarankan pada

anak yang berisiko karies tinggi dengan air minum yang tidak mempunyai konsentrasi fluor

yang optimal (2,2 mg NaF, yang akan menghasilkan fluor sebesar 1 mg per hari). Tablet fluor

dapat diberikan sejak bayi berumur 2 minggu hingga anak 16 tahun. Umur 2 minggu-2 tahun

biasanya diberikan dosis 0,25 mg, 2-3 tahun diberikan 0,5 mg, dan 3-16 tahun sebanyak 1 mg

(Heriyati, 2010).

b. Pemberian Fluor Secara Topikal

Menurut Angela (2005) yang dikutip oleh Heriyati dkk (2010), tujuan penggunaan

fluor adalah untuk melindungi gigi dari karies, fluor bekerja dengan cara menghambat

metabolisme bakteri plak yang dapat memfermentasi karbohidrat melalui perubahan hidroksil

apatit pada enamel menjadi fluor apatit yang lebih stabil dan lebih tahan terhadap pelarutan

asam. Reaksi kimia : Ca10(PO4)6(OH)2+F → Ca10(PO4)6(OHF) menghasilkan enamel

yang lebih tahan asam sehingga dapat menghambat proses demineralisasi dan meningkatkan

remineralisasi. Remineralisasi adalah proses perbaikan kristal hidroksiapatit dengan cara

penempatan mineral anorganik pada permukaan gigi yang telah kehilangan mineral tersebut.

Demineralisasi adalah proses pelarutan kristal hidroksiapatit email gigi, yang terutama

disusun oleh mineral anorganik yaitu kalsium dan fosfat, karena penurunan pH plak sampai

mencapai pH kritis (pH 5) oleh bakteri yang menghasilkan asam (Heriyati dkk, 2010).

Penggunaan fluor sebagai bahan topikal aplikasi telah dilakukan sejak lama dan telah

terbukti menghambat pembentukan asam dan pertumbuhan mikroorganisme sehingg

menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam mempertahankan permukaan gigi dari

Page 6: Indikasi Dan Kontraindikasi Penggunaan Fluor

proses karies. Penggunaan fluor secara topikal untuk gigi yang sudah erupsi, dilakukan

dengan beberapa cara(Heriyati dkk, 2010):

1. Topikal aplikasi yang mengandung fluor

2. Kumur-kumur dengan larutan yang mengandung fluor

3. Menyikat gigi dengan pasta yang mengandung fluor

C. Jenis-jenis Topikal Aplikasi Fluor

a. Topikal Aplikasi yang Mengandung Fluor

Acidulated phosphate fluoride gel (APF)

APF terdiri dari dua bentuk sediaan, yaitu high-strength gel (12300 ppm) yang

diaplikasikan oleh dokter gigi dan low-strength gel (1000 – 5000 ppm) yang dapat

diaplikasikan sendiri oleh pasien di rumah. Gel dapat ditambahkan pada pasta gigi yang

digunakan sehari-hari (Ireland, 2006).

Indikasi penggunaakn APF adalah sebagai berikut (El-Samarrai, 2011) :

- Pasien dengan rampan karies

- Pasien xerostomia

- Pasien dengan gigi sensitive karena penggunaan (abrasi, atrisi, erosi) atau karena akar

yang terbuka

- Karies akar

Karena toksisitas gel dengan kandungan fluoride yang banyak cukup tinggi,

berikut rekomendasi untuk penggunaan high-strength gel (Ireland, 2006) :

- Gunakan tidak lebih dari 2 ml gel

- Pasien diminta duduk tegak dengan kepala ditundukkan

- Gunakan aspirator atau saliva ejector

- Instruksikan pasien untuk meludah selama 30 menit setelah prosedur dan ikuti

petunjuk pabrik

- Jangan berikan pada pasien usia di bawah 6 tahun karena ada risiko tertelan

- Instruksikan pasien untuk tidak makan, berkumur, dan minum selama 30 menit

setelah prosedur

Fluoride Varnish

Varnish fluoride mengandung konsentrasi fluor yang sangat tinggi. Jenis varnish

yang paling umum digunakan adalah Duraphat (22600 ppm) yang mengandung sodium

Page 7: Indikasi Dan Kontraindikasi Penggunaan Fluor

fluoride dan fluor protector. Pada penggunaan varnish, terdapat risiko toksisitas yang tinggi

karena itu fluor varnish harus diaplikasikan dengan hati-hati. Aplikasi fluor varnish dapat

diberikan secara rutin setiap 3 – 6 bulan (Ireland, 2006).

Indikasi dan kontra indikasi fluor varnish adalah sebagai berikut :

o Orang dewasa yang berisiko karies yang tidak bisa dan tidak mau

menggunakan obat kumur mengandung fluor

o Pasien dengan alat ortodonti dan gigi tiruan sebagian

o Anak-anak di atas 6 tahun dan orang dewasa yang mengalami perubahan pola

makan yang dapat meningkatkan risiko karies karena penyakit, pekerjaan atau

lingkungannya

o Aplikasi pada lesi awal karies dengan harapan menghentikan proses

pembentukan karies dan melindungi permukaan akar yang terbuka

Kontra indikasi

o Anak usia di bawah 6 tahun

b. Pasta gigi mengandung fluor

Pasta gigi mengandung fluoride telah digunakan secara umum sejak tahun 1970

(Ireland, 2006). Kandungan fluoride pada pasta gigi berkisar antara 525 – 1450 ppm.

Kandungan fluoride dalam pasta gigi dapat menurun seiring dengan lamanya masa

penyimpanan pasta gigi (El-Samarrai, 2011).

Saat menyikat gigi, akan terjadi retensi antara fluoride dengan dengan cairan rongga

mulut dan plak. Ion-ion fluor dilepaskan secara bertahap pada saliva dan dapat

mempertahankan derajat perlindungan terhadap karies. Peningkatan frekuensi menyikat gigi

akan meningkatkan keuntungan dari pemakaian fluoride (El-Samarrai,2011)

c. Obat kumur mengandung fluor

Obat kumur mengandung fluor dapat digunakan setiap hari atau setiap minggu.

Kandungan fluor dalam obat kumur berkisar antara 225 ppm atau 900 ppm. Intruksikan

pasien untuk tidak menggunakan obat kumur dengan fluor bersamaan dengan penggunaan

pasta gigi mengandung fluor. Pasien yang menggunakan perawatan ortodonti disarankan

untuk menggunakan obat kumur mengandung fluor untuk meminimalisir risiko

demineralisasi dan terbentuknya white spot lesion pada margin piranti ortodonti (Ireland,

2006).

Indikasi dan kontra indikasi penggunaan mouthwash yang mengandung fluoride

adalah sebagai berikut :

Page 8: Indikasi Dan Kontraindikasi Penggunaan Fluor

Indikasi

Anak-anak berisiko karies di atas usia 6 tahun yang sudah bisa berkumur dan

meludah dengan baik

Pasien dengan alat ortodonti

Orang dewasa berisiko karies yang salivary flow rate-nya menurun karena obat-

obatan, penyakit atau radioterapi

Orang dewasa dengan akar gigi yang terbuka

Kontra indikasi

Anak-anak usia di bawah 6 tahun yang belum bisa berkumur dengan baik.

MANFAAT FLUORIDA

PRA ERUPSI

- Selama pembentukan gigi, fluorida melindungi enamel dari pengurangan sejumlah matriks

yang dibentuk

- Pembentukan enamel yang lebih baik dg kristal yang lebih resisten thd asam

- Pemberian yang optimal, kristal lebih besar, kandunga karbonat lebih rendah kelarutan thd

asam berkurang

- Pengurangan jumlah & ukuran daerah yang menyebabkan akumulasi makanan & plak

PASCA ERUPSI

- Fluoroapatit Menurunkan Kelarutan Enamel Dalam Asam

- Fluoroapatit lebih padat & membtk kristal sedangdaerah permukaan yg bereaksi dg asam

lebih

sedikit

- Pembentukan kalsium fluorida pada permukaan kristal (lapisan pelindung karena sedikit

larut

dalam asam)

- Fluoride menggantikan ion karbonat dalam struktur apatit. Kristal apatit dg karbonat rendah

lebih stabil & kurang larut dibanding karbonat tinggi

- Adanya fluoride dlm saliva meningkatkan remineralisasi, shg merangsang perbaikan /

penghentian lesi karies awal

Page 9: Indikasi Dan Kontraindikasi Penggunaan Fluor

- Fluoride menghambat banyak sistem enzim. Hambatan thd enzim yg terlibat dlm

pembentukan

asam serta pengangkutan & penyimpanan glukosa dlm streptokokus oral dan juga membatasi

penyediaan bahan cadangan utk pembuatan asam dlm sintesa polisakarida

A. Pemberian Fluor Secara Sistemik

Fluoride sistemik adalah fluoride yang diperoleh tubuh melalui pencernaan dan ikut

membentuk struktur gigi. Fluoride sistemik juga memberikan perlindungan topikal karena

fluoride ada di dalam air liur yang terus membasahi gigi. Fluoride sistemik ini meliputi

fluoridasi

air minum dan melalui pemberian makanan tambahan fluoride yang berbentuk tablet, tetes

atau

tablet isap. Namun di sisi lain, para ahli sudah mengembangkan berbagai metode penggunaan

fluor, yang kemudian dibedakan menjadi metode perorangan dan kolektif. Contoh

penggunaan

kolektif yaitu fluoridasi air minum (biasa kita peroleh dari air kemasan) dan fluoridasi garam

dapur (Ars creation, 2010). Terdapat tiga cara pemberian fluor secara sistemik, yaitu :

1. Fluoridasi air minum

Telah dibuktikan, apabila dalam air minum yang dikonsumsi oleh suatu daerah,

atau kota tertentu dibubuhi zat kimia fluor maka penduduk di situ akan terlindung dari

karies gigi. Pemberian fluor dalam air minum ini jumlahnya bervariasi antara 1-1,2 ppm

(part per million). Selain dapat mencegah karies, fluor juga mempunyai efek samping

yang tidak baik yaitu dengan adanya apa yang disebut ‘mottled enamel’ pada mottled

enamel gigi-gigi kelihatan kecoklat-coklatan, berbintik-bintik permukaannya dan bila

fluor yang masuk dalam tubuh terlalu banyak, dapat menyebabkan gigi jadi rusak sekali

(Zelvya P.R.D, 2003).

Konsentrasi optimum fluorida yang dianjurkan dalam air minum adalah 0,7–1,2

ppm.18 Menurut penelitian Murray and Rugg-gun cit. Linanof bahwa fluoridasi air

minum dapat menurunkan karies 40–50% pada gigi susu (Ami Angela, 2005).

Gambar 1. Fluoridasi pada air minum publik (Charleshamel, 2008)

Gambar 2. Fluorosis (Charleshamel, 2008)

2. Pemberian fluor melalui makanan

Kadang-kadang makanan yang kita makan sudah mengandung fluor yang cukup

tinggi, hingga dengan makanan itu saja sudah mencegah terjadinya karies gigi. Jadi harus

diperhatikan bahwa sumber yang ada sehari-hari seperti di rumah, contohnya di dalam air

Page 10: Indikasi Dan Kontraindikasi Penggunaan Fluor

mineral, minuman ringan dan makanan sudah cukup mengandung fluoride. Karena itu

makanan fluoride harus diberikan dengan hati-hati. Makanan tambahan fluoride hanya

dianjurkan untuk mereka (terutama anak-anak) yang tinggal di daerah yang sumber

airnya rendah fluor atau tidak difluoridasi. Fluoride dapat berbahaya jika dikonsumsi

secara berlebihan. Apabila pemakaian fluoride tidak terkontrol dan tidak disiplin, maka

tidak akan mencapai sasaran dan dapat menyebabkan kerusakan gigi. Contohnya adalah

fluorosis. (Ars creation, 2010).

Gb.3 Fluoride Master Whole House Fluoride Water Filtration System, 2010

3. Pemberian fluor dalam bentuk obat-obatan

Pemberian fluor dapat juga dilakukan dengan tablet, baik itu dikombinasikan

dengan vitamin-vitamin lain maupun dengan tablet tersendiri. Pemberian tablet fluor

disarankan pada anak yang berisiko karies tinggi dengan air minum yang tidak

mempunyai konsentrasi fluor yang optimal (2,2 mg NaF, yang akan menghasilkan fluor

sebesar 1 mg per hari) (Ami Angela, 2005).

Tablet fluor dapat diberikan sejak bayi berumur 2 minggu hingga anak 16 tahun.

Umur 2 minggu-2 tahun biasanya diberikan dosis 0,25 mg, 2-3 tahun diberikan 0,5 mg,

dan 3-16 tahun sebanyak 1 mg (Nova, 2010).

B. Penggunaan Fluor Secara Topikal

Menurut Angela (2005), tujuan penggunaan fluor adalah untuk melindungi gigi dari

karies, fluor bekerja dengan cara menghambat metabolisme bakteri plak yang dapat

memfermentasi karbohidrat melalui perubahan hidroksil apatit pada enamel menjadi fluor

apatit

yang lebih stabil dan lebih tahan terhadap pelarutan asam. Reaksi kimia :

Ca10(PO4)6(OH)2+F →

Ca10(PO4)6(OHF) menghasilkan enamel yang lebih tahan asam sehingga dapat menghambat

proses demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi.

Remineralisasi adalah proses perbaikan kristal hidroksiapatit dengan cara penempatan

mineral anorganik pada permukaan gigi yang telah kehilangan mineral tersebut (Kidd dan

Bechal, 1991). Demineralisasi adalah proses pelarutan kristal hidroksiapatit email gigi, yang

terutama disusun oleh mineral anorganik yaitu kalsium dan fosfat, karena penurunan pH plak

sampai mencapai pH kritis (pH 5) oleh bakteri yang menghasilkan asam (Rosen, 1991;

Wolinsky, 1994).

Penggunaan fluor sebagai bahan topikal aplikasi telah dilakukan sejak lama dan telah terbukti

menghambat pembentukan asam dan pertumbuhan mikroorganisme sehingga menghasilkan

Page 11: Indikasi Dan Kontraindikasi Penggunaan Fluor

peningkatan yang signifikan dalam mempertahankan permukaan gigi dari proses karies.

Penggunaan fluor secara topikal untuk gigi yang sudah erupsi, dilakukan dengan beberapa

cara

(Yanti, 2002):

1. Topikal aplikasi yang mengandung fluor

2. Kumur-kumur dengan larutan yang mengandung fluor

3. Menyikat gigi dengan pasta yang mengandung fluor

1. Topikal Aplikasi

Yang dimaksud dengan topikal aplikasi fluor adalah pengolesan langsung fluor

pada enamel. Setelah gigi dioleskan fluor lalu dibiarkan kering selama 5 menit, dan

selama 1 jam tidak boleh makan, minum atau berkumur (Lubis, 2001).

Gb. 4 Topikal Aplikasi Fluor(2008) Gb. 5 Fluor Gel (2008)

Sediaan fluor dibuat dalam berbagai bentuk yaitu NaF, SnF, APF yang

memakainya diulaskan pada permukaan gigi dan pemberian varnish fluor. NaF

digunakan pertama kali sebagai bahan pencegah karies. NaF merupakan salah satu yg

sering digunakan karena dapat disimpan untuk waktu yang agak lama, memiliki rasa

yang cukup baik, tidak mewarnai gigi serta tidak mengiritasi gingiva. Senyawa ini

dianjurkan penggunaannnya dengan konsentrasi 2%, dilarutkan dalam bentuk bubuk 0,2

gram dengan air destilasi 10 ml (Yanti, 2002).

Sekarang SnF jarang digunakan karena menimbulkan banyak kesukaran, misalnya

rasa tidak enak sebagai suatu zat astringent dan kecenderungannya mengubah warna gigi

karena beraksinya ion Sn dengan sulfida dari makanan, serta mengiritasi gingiva. SnF

juga akan segera dihidrolisa sehingga harus selalu memakai sediaan yang masih baru

(Kidd dan Bechal, 1991). Konsentrasi senyawa ini yang dianjurkan adalah 8%.

Konsentrasi ini diperoleh dengan melarutkan bubuk SnF2 0,8 gramdengan air destilasi 10

ml. Larutan ini sedikit asam dengan pH 2,4-2,8.

APF lebih sering digunakan karena memiliki sifat yang stabil, tersedia dalam

bermacam-macam rasa, tidak menyebabkan pewarnaan pada gigi dan tidak mengiritasi

gingiva. Bahan ini tersedia dalam bentuk larutan atau gel, siap pakai, merupakan bahan

topikal aplikasi yang banyak di pasaran dan dijual bebas. APF dalam bentuk gel sering

mempunyai tambahan rasaseperti rasa jeruk, anggur dan jeruk nipis (Yanti, 2002).

APF (10)(%)(1000) ppm

1.1% 10,000

1.23% 12,300

Page 12: Indikasi Dan Kontraindikasi Penggunaan Fluor

NaF (4.5)(%)(1000) ppm

0.05% 225

0.20% 900

0.44% 1,980

1.0 % 4,500

1.1% 4,950

2.0% 9,000

5.0% 22,500

SnF2 (2.4)(%)(1000) ppm

0.40% 960

0.63% 1,512

Tabel 1. Konversi Kandungan Fluor

Gb 6 dan 7. Fluor Topical Aplication Tray (2009)

Pemberian varnish fluor dianjurkan bila penggunaan pasta gigi mengandung fluor,

tablet fluor dan obat kumur tidak cukup untuk mencegah atau menghambat

perkembangan karies. Pemberian varnish fluor diberikan setiap empat atau enam bulan

sekali pada anak yang mempunyai resiko karies tinggi. Salah satu varnish fluor adalah

duraphat (colgate oral care) merupakan larutan alkohol varnis alami yang berisi 50 mg

NaF/ml (2,5 % sampai kira-kira 25.000 ppm fluor). Varnish dilakukan pada anak-anak

umur 6 tahun ke atas karena anak dibawah umur 6 tahun belum dapat menelan ludah

dengan baik sehingga dikhawatirkan varnish dapat tertelan dan dapat menyebabkan

fluorosis enamel (Angela, 2005).

Gb 8. Fluor Varnish Gb 9. Gambaran ikatan Fluor dan Email

(www.scielo.br/scielo.php)

2. Pasta gigi fluor

Penyikatan gigi dua kali sehari dengan menggunakan pasta gigi yang

mengandung fluor terbukti dapat menurunkan karies (Angela, 2005). Akan tetapi

pemakaiannya pada anak pra sekolah harus diawasi karena pada umunya mereka masih

belum mampu berkumur dengan baik sehingga sebagian pasta giginya bisa tertelan.

Kebanyakan pasta gigi yang kini terdapat di pasaran mengandung kira-kira 1 mg F/g ( 1

gram setara dengan 12 mm pasta gigi pada sikat gigi) (Kidd dan Bechal, 1991).

3. Obat kumur dengan fluor

Obat kumur yang mengandung fluor dapat menurunkan karies sebanyak 20-50%.

Penggunaan obat kumur disarankan untuk anak yang berisiko karies tinggi atau selama

Page 13: Indikasi Dan Kontraindikasi Penggunaan Fluor

terjadi kenaikan karies (Angela, 2005). Berkumur fluor diindikasikan untuk anak yang

berumur diatas enam tahun karena telah mampu berkumur dengan baik dan orang dewasa

yang mudah terserang karies, serta bagi pasien-pasien yang memakai alat ortho (Kidd dan

Bechal, 1991).

Gb 10. Obat Kumur dengan Fluor

(www.dentist.net/colgate-phos-flur.asp)

Efek fluor secara topikal

Ada beberapa pendapat mengenai efek aplikasi fluor secara topikal dalam

menghambat karies gigi yaitu enamel menjadi lebih tahan terhadap demineralisasi asam,

dapat memacu proses remineralisasi pada permukaan enamel, menghambat sistem enzim

mikrobiologi yang merubahkarbohidrat menjadi asam dalam plak gigi dan adanya efek

bakteriostatik yang menghambat kolonisasi bakteri pada permukaan gigi (Lubis, 2001).

Gambar 11. Mekanisme Kerja Fluor pada Gigi

(www.weiselfamilydentistry.com)