Fluor Albus
-
Upload
muhammad-fahrezha -
Category
Documents
-
view
126 -
download
10
Transcript of Fluor Albus
Fluor Albus
Disusun oleh:
M. Fahrezha110.2008.313
SMF Ilmu Kebidanan & Kandungan
Istilah keputihan sering kali digunakan sebagai referensi umum untuk menjelaskan sekresi vaginal, baik yang normal maupun abnormal.
Masalah keputihan ini bagi wanita terasa sangat mengganggu baik dalam kehidupannya sehari-hari maupun dalam berhubungan dengan suami.
Definisi
Fluor albus (white discharge, leukorea, keputihan) adalah nama gejala yang diberikan kepada cairan yang dikeluarkan dari alat-alat genital yang bersifat berlebihan, namun tidak berupa darah.
Dalam kondisi normal, sekret vagina tersebut tampak jernih, putih keruh atau berwarna kekuningan ketika mengering pada pakaian. Sekret ini non-iritan, tidak mengganggu, tidak terdapat darah, dan memiliki pH 3,8 - 4,2.
Flora normal vagina meliputi Lactobacillus sp (dominan), Streptococcus, Staphylococcus, Gardnerella vaginalis.
Klasifikasi
Fisi
olo
gis
Bayi baru lahir
Menarche
Rangsangan seksual
Ovulasi
Patologis
Konstitusionil
Kelainan endokrin
Infeksi
Vulvitis-vulvovaginitis
Vaginitis (Kolpitis)
Cervicitis
Endometritis
Salpingitis
Penyebab vaginitis
Infeksius
Trikomoniasis
Vaginosis bakterial
Kandidiasis
Non infeksius
Atrofi vagina
Alergi / iritasi bahan kimia
Etiologi
Fluor albus atau leukorea merupakan gejala yang paling sering dijumpai pada penderita ginekologik, adanya gejala ini diketahui penderita karena mengotori celananya.
Sumber cairan ini dapat berasal dari sekresi vulva, cairan vagina, sekresi serviks, sekresi uterus, atau sekresi tuba falopii, yang dipengaruhi fungsi ovarium.
Beberapa mikroorganisme penyebabnya:
Keseimbangan ekosistem vagina
Faktor yang mempengaruhi pH vagina
pH
Excessive vaginal hygiene
Hormonal variations
Antibiotics
Sexual transmitted
disease
Sexual intercourse, spermicides
Perubahan ekosistem vagina
Peran Lactobacillus Produksi H2O2
Mempertahankan pH vagina
Faktor anti bakteri
Bakteri anaerob
Produksi senyawa amin
Meningkatkan pH vagina
Bau amis
Infeksi Vaginitis bakterial
Terjadi jika ada perubahan ekosistem vagina, ada pergantian dari Lactobacillus dengan bakteri anaerob:
• Prevotella sp
• Mobiluncus species
• Gardnerella vaginalis
• Mycoplasma hominis
Infeksi Candida albicans Sel ragi akan berkompetisi dengan flora
normal sehingga terjadi kandidiasis.
Perubahan lingkungan vagina → produksi glikogen ↑ → perlekatan Candida albicans pada sel epitel vagina → media bagi pertumbuhan jamur → tumbuh, berproliferasi, dan menyebabkan inflamasi.
Infeksi Trikomoniasis
Pada penderita dengan Trikomoniasis, kadar estrogen dan progesteron ↑ menyebabkan pH vagina ↑ dan kadar glikogen sehingga berpotensi bagi pertumbuhan dan virulensi dari Trichomonas vaginalis.
Namun bisa juga ditularkan melalui hubungan seksual, sering menyerang traktus urogenitalis bagian bawah pada wanita.
Manifestasi Klinis
Sekret jernih• Berlendir
banyak, bau (-)
Ovulasi, hiperestroge
n, stress
Sekret putih susu• Kental, lengket,
banyak, bau (-)
Servisitis, vaginitis
(Corynebacterium vaginae)
Sekret abu-abu• Dengan garis
darah, encer, banyak, bau busuk
Ulkus vagina vaginitis, servisitis piogenik, (trauma
pesarium)
Sekret merah muda• Serosa,
banyak, bau (-)
Infeksi bakteri
nonspesifik,
hipoestrogen
Vaginitis
Dispareunia, gatal, vagina kering
Sekret putih• Encer , bau apek,
BAK panas, pruritus vulva, pseudohifa
Candida albicans
Sekret kuning kehijauan• Berbusa, merah
sangat banyak, gatal, berbau busuk, nyeri tekan di vulva & sekitar
Trichomonas vaginalis
Sekret kuning kental• Sangat banyak,
panas, gatal, nyeri tekan, sakit saat miksi, dapat abses atau menjalar endometrium/salping
Neisseria gonorrhoeae
Vaginitis bakterialis
Vulvovaginitis jamur
Vaginitis trikomonas
Diagnosis
AnamnesisUsia
Kontrasepsi
Kontak seksual
Perilaku
Sifat leukorea
Kemungkinan hamil/menstruasi
Pemeriksaan spekulum, memeriksa sekret vagina
Pemeriksaan mikroskopik
Vaginosis bakterial
1. Cairan vagina homogen, putih, atau keabu-abuan, melekat pada dinding vagina.
2. pH vagina umumnya berkisar antara 5 - 5,5.
3. Sekret vagina berbau seperti bau ikan sebelum atau sesudah penambahan KOH 10% (Whiff test).
4. Adanya clue cells pada pemeriksaan mikroskop.
Kandidiasis vaginal
Dengan garam fisiologis, KOH atau pulasan gram dari pseudomembran, yang akan membuktikan adanya bentuk ragi dari kandida:
1. Sel-sel tunas berbentuk lonjong.
2. Pseudohifa sebagai sel-sel memanjang bersambung seperti sosis.
3. Hifa asli bersepta.
Vaginosis trikomonas
1. Periksa menggunakan spekulum: strawberry cervix.
2. Diagnosis ditegakkan setelah ditemukannya T. Vaginalis pada sediaan langsung (sediaan basah) atau pada biakan duh tubuh penderita.
Penatalaksanaan
Candida albicansMedikamentosa nistatin, klotrimazol, krem hidrokortison 0,5%, obati partner
Trichomonas vaginalisMetronidazol atau Timidazol 2 gram oral dosis tunggal, pemakaian kondom, obati partner
Vaginosis bakterialTerapi antibiotik berupa:
1. Metronidazol 500 mg 2x sehari oral selama 7 hari, atau
2. Metronidazol 2 gram dosis tunggal, atau
3. Timidazol 2 gram dosis tunggal
Pencegahan
1. Memakai alat pelindung (kondom)
2. Menggunakan alat mandi secara masing-masing, serta menghindari menggunakan celana yang ketat
3. Pemakaian obat atau cara profilaksis
4. Pemeriksaan dini
Prognosis1. Vaginosis bakterial mengalami
kesembuhan rata-rata 70 – 80% dengan regimen pengobatan yang telah dibahas sebelumnya.
2. Kandidiasis mengalami kesembuhan rata-rata 80 - 95%.
3. Trikomoniasis mengalami kesembuhan rata-rata 95%.
Daftar Pustaka
1. Prawirohardjo, Sarwono (2008). “Ilmu Kandungan”. Jakarta: PT.
Bina Pustaka
2. Sastrawinata, Sulaiman (2010). “Ginekologi Edisi 2”. Bandung:
FK Universitas Padjadjaran
3. Price, Sylvia A. (2007). “Patofisiologi Volume 2”. Jakarta: EGC
4. Mansjoer, Arif (2008). “Kapita Selekta Kedokteran”. Jakarta:
Penerbit FKUI
5. Fahmi, Sjaiful; Indriatmi, Wresti (2009). “Infeksi Menular
Seksual”. Jakarta: Penerbit FKUI