IKM zaky

download IKM zaky

of 35

description

IKM zaky

Transcript of IKM zaky

BLOK XII: BLOK RESPIROLOGITUGAS IKM(INDIVIDU dan POPULASI)

Muhammad Zaky IbadurrahmanH1A212036

Fakultas Kedokteran Universitas MataramNusa Tenggara Barat2014

TUGAS KULIAH :

1. Beda air bersih dan air minum 2. Syarat air bersih 3. Syarat jamban yang baik 4. Peraturan perundangan terkait air bersih 5. Peraturan perundangan terkait pengelolaan sampah 6. Peraturan perundangan terkait limbah 7. Program kesehatan masyarakat terkait penyediaan air bersih 8. Bagaimana pengelolaan libah rumah sakit yang seharusnya?9. Bagaimana pengelolaan sampah di berbagai kota di Indonesia?10. Bagaimana pengelolaan sampah di kota Mataram?11. Pengelolaan sampah di negara maju?12. Permasalahan pengelolaan sampah di Indonesia!

Perbedaan Air Bersih Dan Air MinumAir BersihBeberapa pengertian air bersih menurut beberapa literature diantaranya adalah :1. Air bersih adalah air sehat yang dipergunakan untuk kegiatan manusia dan harus bebas dari kuman-kuman penyebab penyakit, bebas dari bahan-bahan kimia yang dapat mencemari air bersih tersebut. Air merupakan zat yang mutlak bagi setiap mahluk hidup dan kebersihan air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan (Dwijosaputro, 1981).2. Menurut Peraturan Menteri Kesehata RI Nomor : 41 6/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat pengawasan kualitas air, air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.Air MinumAir minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan langsung apat diminum (Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990), sedangkam Menurut Permendagri No. 23 tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah Air Minum, Departemen dalam Negeri Republik Indonesia, air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.

Syarat Air BersihMenurut PERMENKES Indonesia tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air, air bersih merupakan adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Untuk dikatakan sebagai air bersih, air harus memenuhi berbagai syarat. Syarat-syarat tersebut adalah syarat mikrobiologi, fisika kimia, dan radioaktif. Berikut adalah rinciannya:

Berikut ini adalah persyaratan air minum dan air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan tentang Standar Kualitas Air Bersih dan Air Minum 416/MENKES/PER/IX/1990PERMENKES TENTANG STANDAR KUALITAS AIR BERSIH DAN AIR MINUMNOMOR :416/MENKES/PER/IX/1990TANGGAL : 3 SEPTEMBER 1990Persyaratan air minumPersyaratan air bersih

ParameterSatuanKadar maksimum yang diperbolehkanKeteranganKadar maksimum yang diperbolehkanKeterangan

A. FISIKA

Bau--Tidak berbau-Tidak berbau

Jumlah padat terlarut (TDS)mg/L1.0001.500

Kekeruhanskala NTU525

Rasa--Tidak berasa-Tidak berasa

SuhuoCSuhu udara3oCSuhu udara3oC

Warnaskala TCU1550

B. KIMIA

a. Kimia Anorganik

Air Raksamg/L0,0010,001

Aluminiummg/L0,2-

Arsenmg/L0,050,05

Bariummg/L1,0

Besimg/L0,31,0

Fluoridamg/L1,51,5

Kadmiummg/L0,0050,005

Kesadahan (Ca CO3)mg/L500500

Kloridamg/L250600

Kromium Valensi 6mg/L0,050,05

Mangaanmg/L0,10,5

Natriummg/L200200

Nitrat, sebagai Nmg/L1010

Nitrit, sebagai Nmg/L1,01,0

Perakmg/L0,050,05

pH6,5-8,5merupakan batas max dan min6,5-9,0merupakan batas max dan min

Seleniummg/L0,010,01

Sengmg/L5,015

Sianidamg/L0,10,1

Sulfatmg/L400400

Sulfida sebagai H2Smg/L0,05-

Tembagamg/L1,0-

Timbalmg/L0,050,05

a. Kimia Organik

Aldrin Dan Dieldrinmg/L0,00070,0007

Benzenemg/L0,010,01

Benzo(A) Pyrenemg/L0,000010,00001

Chlordane (Total Isomer)mg/L0,00030,007

Chloroformmg/L0,030,03

2,4 Dmg/L0,10,1

DDTmg/L0,030,03

Detergentmg/L0,050,5

1,2- Dichloroetanemg/L0,010,01

1,1- Dichloroetenemg/L0,00030,0003

Heptachlor dan Heptachlor Epoxidemg/L0,0030,003

Hexachlorbenzenemg/L0,000010,00001

Gamma-HCH (lindane)mg/L0,0040,004

Metoxychlormg/L0,030,1

Pentachlorophenolmg/L0,010,01

Pestisida totalmg/L0,10,1

2,4,6 trichlorophenolmg/L0,010,01

Zat organik (kmno4)mg/L1010

c. Mikrobiologik

Koliform tinjaJumlah/100 ml0

Total koliformJumlah/100 ml095% dari sampel yang diperiksa selama setahun kadang-kadang boleh ada 3 per 100ml sampel air, tetapi tidak berturut turut5010bukan air perpipaanair perpipaan

d. Radio aktifitas

Aktifitas alpha (Gross Alpha activity)Bq/L0,10,1

Aktifitas beta (Gross Alpha activity)Bq/L1,01,0

Syarat Jamban Yang BaikSyarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam pembuatan jamban adalah sebagai berikut :1. Tidak mengakibatkan pencemaran pada sumber-sumber air minum, dan permukaan tanah yang ada disekitar jamban2. Menghindarkan berkembangbiaknya/tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah3. Tidak memungkinkan berkembang biaknya lalat dan serangga lain4. Menghindarkan atau mencegah timbulnya bau dan pemandangan yang tidak menyedapkan5. Mengusahakan kontruksi yang sederhana, kuat dan murah6. Mengusahakan sistem yang dapat digunakan dan diterima masyarakat setempat.Dalam penetuan letak kakus ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu jarak terhadap sumber air dan kakus. Penentuan jarak tergantung pada :1. Keadaan daerah datar atau lereng2. Keadaan permukaan air tanah dangkal atau dalam3. Sifat, macam dan susunan tanah berpori atau padat, pasir, tanah liat atau kapur.Faktor tersebut di atas merupakan faktor yang mempengaruhi daya peresapantanah. Di Indonesia pada umumnya jarak yang berlaku antara sumber air danlokasi jamban berkisar antara 8 s/d 15 meter atau rata-rata 10 meter.Dalam penentuan letak jamban ada tiga hal yang perlu diperhatikan :1. Bila daerahnya berlereng, kakus atau jamban harus dibuat di sebelah bawah dari letak sumber air. Andaikata tidak mungkin dan terpaksa di atasnya, maka jarak tidak boleh kurang dari 15 meter dan letak harus agak ke kanan atau kekiri dari letak sumur.2. Bila daerahnya datar, kakus sedapat mungkin harus di luar lokasi yang sering digenangi banjir. Andai kata tidak mungkin, maka hendaknya lantai jamban (diatas lobang) dibuat lebih tinggi dari permukaan air yang tertinggi pada waktu banjir.3. Mudah dan tidaknya memperoleh air.

Peraturan Perundangan Terkait Air Bersih Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Pasal 1c. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Pasal 2(1) Kualitas Air harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan mikrobiologi, Fisika kimia, dan radioaktif.(2) Pengawasan kualitas air sebagaimana dimaksud ayat (1) tercantum dalam lampiran I,II,III, dan IV peraturan ini. Peraturan Pemerintah (PP) No.14 tahun, 1987, maka pengelolaan sarana dan prasarana air bersih diserahkan kepada Pemerintah Daerah Tingkat I (provinsi), sedangkan pengelolaannya dilakukan oleh Perusahaan Air Minum (PDAM) yang berada di bawah kendali pemerintah daerah tingkat II Kabupaten/Kotamadia.Peraturan perundangan terkait pengelolaan sampahPeraturan perundangan terkait pengelolaan sampah adalah Undang-Undang RI no 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah di Indonesia. Undang-undang ini mengatur tentang pengelolaan sampah, pembagian kewenangan dan penyelenggaraannya. Dalam Undang-undang ini ditetapkan bahwa setiap orang dilarang: Memasukkan sampah ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; Mengimpor sampah; Mencampur sampah dengan limbah berbahaya dan beracun; Mengelola sampah yang menyebabkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan; Membuang sampah tidak pada tempat yang telah disediakan dan ditentukan; Melakukan penanganan sampah dengan pembuangan terbuka di tempat pemrosesan akhir; dan/atau Membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis pengelolaan sampah.

Peraturan Perundang-undangan terkait LimbahPermen LH No 05 Tahun 2009 Pengelolaan Limbah di Pelabuhan (Pengganti PerMen LH No 03 Tahun 2007)PerMen LH No 18 Tahun 2009 tentang Perizinan Limbah B3 (Pengganti KepKa BAPEDAL No 68 Tahun 1994)PerMen LH No 30 Tahun 2009 Tentang Laksana Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan Limbah B3 serta Pengawasan Pemulihan Akibat Pencemaran Limbah B3Permen LH No 33 Tahun 2009 Tata Cara Pemulihan Lahan Terkontaminasi LB3PerMen LH Nomor 02 tahun 2008 tentang Pemanfaatan Limbah Bahan Berbahaya dan BeracunPerMen LH Nomor 02 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis dan Persyaratan Kompetensi Pelaksanaan Retrofit dan Recycle pada Sistem RefrigerasiKepMen LH Nomor 128 Tahun 2003 Tentang Tata Cara Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah Minyak Bumi dan Tanah Terkontaminasi oleh Minyak Bumi Secara BiologisKepMen LH Nomor 520 Tahun 2003 Tentang Larangan Impor Limbah Bahan Berbahaya & BeracunKepMen ESDM Nomor 1693 Tahun 2001 Tentang Pelaksanaan Pabrikasi Pelumas & Pengolahan Pelumas Bekas serta Penetapan Mutu PelumasKepMen Perindustrian & Perdagangan Nomor 372 Tahun 2001 Tentang Ketentuan Pemberian Izin Usaha Industri Pabrikasi Pelumas & Pengolahan Pelumas BekasPeraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan BeracunPeraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan BeracunKepKa Bapeten Nomor 03 Tahun 1999 Tentang Ketentuan Keselamatan untuk Pengelolaan Limbah RadioaktifKepKa Bapedal Nomor 02 Tahun 1998 Tentang Tata Laksana Pengawasan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun di DaerahKepKa Bapedal Nomor 03 Tahun 1998 Tentang Penetapan Kemitraan Dalam Pengolahan Limbah B3KepKa Bapedal Nomor 04 Tahun 1998 Tentang Penetapan Prioritas Limbah B3Surat Edaran Kepala Bapedal Nomor 08/SE/02/1997 Tentang Penyerahan Minyak Pelumas BekasKepKa Bapedal Nomor 255 Tahun 1996 Tentang Tata Cara dan Persyaratan Penyimpanan dan Pengumpulan Minyak Pelumas BekasKepKa Bapedal Nomor 01 Tahun 1995 Tentang Tata cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3KepKa Bapedal Nomor 02 Tahun 1995 Tentang Dokumen Limbah B3KepKa Bapedal Nomor 03 Tahun 1995 Tentang Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah B3KepKa Bapedal Nomor 04 Tahun 1995 Tentang Tata Cara Persyaratan Penimbunan Hasil Pengolahan, Persyaratan Lokasi Bekas Pengolahan, dan Lokasi Bekas Penimbunan Limbah B3KepKa Bapedal Nomor 05 Tahun 1995 Tentang Simbol dan Label Limbah B3PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUNUndang-Undang nomor 09 tahun 2008 tentang Penggunaan Bahan Kimia dan Larangan Penggunaan Bahan Kimia sebagai Senjata KimiaPerMen LH no 03 Tahun 2008 Simbol dan Label Bahan berbahaya dan beracunPeraturan Menteri Perindustrian Nomor 33 Tahun 2007 Tentang Larangan Memproduksi Bahan Perusak Ozon dan Barang yang Mempergunakan Bahan Perusak OzonKep DIRJEN Perhubungan Darat Nomor 725 Tahun 2004 Tentang Penyelenggaraan Pengangkutan B3 di JalanKepMen Perindustrian & Perdagangan Nomor 790 Tahun 2002 Tentang Perubahan atas KEPMEN PERINDAG Tahun 1998 no 110 ttg Larangan Produksi dan Memperdagangkan ODSPeraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)KepMen Perindustrian & Perdagangan Nomor 254 Tahun 2000 Tentang Tata Niaga Impor & Peredaran Bahan Berbahaya TertentuKepMen Tenaga Kerja Nomor 186 Tahun 1999 Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat KerjaKepMen Tenaga Kerja Nomor 187 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat KerjaKepMen Pertanian Nomor 763 Tahun 1998 Tentang Pendaftaran & Pemberian Izin Tetap PestisidaKepMen Pertanian Nomor 764 Tahun 1998 Tentang Pendaftaran & Pemberian Izin Sementara PestisidaKepMen Pertanian Nomor 949 Tahun 1998 Tentang Pestisida TerbatasKepMen Perindustrian & Perdagangan Nomor 110 Tahun 1998 Tentang Larangan Memproduksi & Memperdagangkan Bahan Perusak Lapisan Ozon serta Memproduksi & Memperdagangkan Barang Baru yang Menggunakan BPLO (ODS)SE Menteri Tenaga Kerja Nomor 01 Tahun 1997 Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Kimia di Udara Lingkungan KerjaPeraturan Menteri Kesehatan Nomor 472 Tahun 1996 Tentang Pengamanan Bahan Berbahaya Bagi KesehatanKepMen Pertanian Nomor 541 Tahun 1996 Tentang Pendaftaran & Pemberian Izin Tetap PestisidaKepMen Pertanian Nomor 543 Tahun 1996 Tentang Pendaftaran & Pemberian Izin Sementara PestisidaKepMen Pertanian Nomor 544 Tahun 1996 Tentang Pendaftaran & Pemberian Izin Bahan Teknis PestisidaKepMen Pertanian Nomor 546 Tahun 1996 Tentang Pemberian Izin & Perluasan Penggunaan PestisidaPeraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 3 Tahun 1985 Tentang Kesehatan & Keselamatan Kerja Pemakaian AsbesSK Menteri Perindustrian Nomor 148 Tahun 1985 Tentang Pengamanan Bahan Beracun & Berbahaya di Perusahaan IndustriPeraturan Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi Nomor 1 Tahun 1982 Tentang Bejana TekananPeraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973 Tentang Pengawasan Atas Peredaran, Penyimpanan & Penggunaan PestisidaPENGENDALIAN PENCEMARAN AIRPerMen LH Nomor 03 Tahun 2009 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Standar Kompetensi Manajer Pengendalian Pencemaran AirPerMen LH Nomor 08 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha dan/Atau Kegiatan Pembangkitan Listrik Tenaga TermalPerMen LH Nomor 09 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha dan/Atau Kegiatan Produksi JamuPerMen LH Nomor 10 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha dan/Atau Kegiatan Olekimia DasarPerMen LH Nomor 11 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha dan/Atau Kegiatan Peternakan Sapi dan BabiPerMen LH Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pemanfaatan Air HujanPeraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya AirPeraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air TanahPerMen LH Nomor 12 Tahun 2008 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha dan/Atau Kegiatan Pengolahan Rumput LautPerMen LH Nomor 13 Tahun 2008 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha dan/Atau Kegiatan Pengolahan KelapaPerMen LH Nomor 14 Tahun 2008 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha dan/Atau Kegiatan Pengolahan DagingPerMen LH Nomor 15 Tahun 2008 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha dan/Atau Kegiatan Pengolahan KedelaiPerMen LH Nomor 16 Tahun 2008 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha dan/Atau Kegiatan Indstri KeramikPerMen LH Nomor 01 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengkajian Teknis untuk Menetapkan Kelas AirPerMen LH Nomor 04 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha dan/atau Kegiatan Minyak dan Gas serta Panas Bumi (menggantikan KepMen LH no 9 Tahun 1997)PerMen LH Nomor 05 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi usaha dan/atau Kegiatan Pengolahan Buah-buahan dan/atau SayuranPerMen LH Nomor 06 Tahun 2007 tentang Baku Mutu AIr Limbah bagi Usaha dan/Atau Kegiatan Pengolahan Hasil PerikananPerMen LH Nomor 08 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha dan/Atau Kegiatan Industri Petrokimia HuluPerMen LH Nomor 09 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha dan/Atau Kegiatan Industri RayonPerMen LH Nomor 10 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha dan/atau Kegiatan Industri Purified Terephthalic Acid dan Poly Ethylene TerephthalatePerMen LH Nomor 13 Tahun 2007 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengelolaan Air Limbah bagi Usaha dan/atau Kegiatan Hulu Minyak dan Gas serta Panas Bumi dengan cara Injeksi.Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2008 tentang Dewan Sumber Daya AirPerMen LH Nomor 02 Tahun 2006 Tentang Baku Mutu Air Limbah Rumah Pemotongan HewanPerMen LH Nomor 04 Tahun 2006 Tentang Baku Mutu Air Limbah Penambangan TimahPerMen LH Nomor 09 Tahun 2006 Tentang Baku Mutu Air Limbah Penambangan NikelPerMen LH Nomor 10 Tahun 2006 Tentang Baku Mutu Air Limbah Usaha Poly Vinyl ChlorideKepMen LH Nomor 122 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas KEPMEN LH no 51 Tahun 1995 ttg Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri PupukKepMen LH Nomor 202 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha & atau Kegiatan Pertambangan Bijih Emas & atau TembagaKepMen LH Nomor 28 Tahun 2003 Tentang Pedoman Teknis Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah Dari Industri Minyak Sawit Pada Tanah di Perkebunan Kelapa SawitKepMen LH Nomor 29 Tahun 2003 Tentang Pedoman Syarat dan Tata Cara Perizinan Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Sawit Pada Tanah di Perkebunan Kelapa SawitKepMen LH Nomor 37 tahun 2003 Tentang Metoda Analisis Kualitas Air Permukaan Dan Pengambilan Contoh Air PermukaanKepMen LH Nomor 110 Tahun 2003 Tentang Pedoman Penetapan Daya Tampung Beban Pencemaran Air Pada Sumber AirKepMen LH Nomor 111 Tahun 2003 Tentang Pedoman Mengenai Syarat dan Tata Cara Perizinan Serta Pedoman kajian Pembuangan Air Limbah Ke Air Atau Sumber Air.KepMen LH Nomor 112 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan Kegiatan DomestikKepMen LH Nomor 113 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan atau Kegiatan Pertambangan Batu BaraKepMen LH Nomor 114 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pengkajian Untuk Menetapkan Kelas AirKepMen LH Nomor 115 Tahun 2003 Tentang Pedoman Penentuan Status Mutu AirKepMen LH Nomor 142 Tahun 2003 Tentang Perubahan Atas KepMen LH Nomor 111 Tahun 2003 tentang Pedoman Mengenai Syarat dan Tata Cara Perizinan Serta Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah ke Air Atau Sumber AirKeputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002 Tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum (Menggantikan PerMenkes Nomor 416 Tahun 1990 Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air: Khusus Air Minum)Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian Pencemaran AirKepMen LH Nomor 03 Tahun 1998 Tentang Baku Mutu Limbah Bagi Kawasan IndustriKepMen LH Nomor 35 Tahun 1995 Tentang Program Kali Bersih (Prokasih)KepMen LH Nomor 51 Tahun 1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan IndustriKepMen LH Nomor 52 Tahun 1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan HotelKepMen LH Nomor 58 Tahun 1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah SakitProgram kesehatan masyarakat terkait penyediaan air bersihProgram kesehatan masyarakat terkait penyedian air bersih salah satunya adalah (PAMSIMAS) atau yang disebut dengan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat. Program ini adalah suatu rangkaian kerja yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia dengan dukungan Bank Dunia, program ini dilaksanakan di wilayah perdesaan dan pinggiran kota. Program Pamsimas bertujuan untuk meningkatkan jumlah fasilitas pada warga masyarakat kurang terlayani termasuk masyarakat berpendapatan rendah di wilayah perdesaan dan peri-urban. Dengan Pamsimas, diharapkan mereka dapat mengakses pelayanan air minum dan sanitasi yang berkelanjutan serta meningkatkan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat. Penerapan program ini dalam rangka mendukung pencapaian target MDGs (sektor air minum dan sanitasi) melalui pengarusutamaan dan perluasan pendekatan pembangunan berbasis masyarakat. Program Pamsimas I dilaksanakan pada tahun 2008 sampai tahun 2012 di 110 Kabupaten/Kota dari 15 Provinsi. Pamsimas I berhasil diterapkan pada 6.845 (enam ribu delapan ratus empat puluh lima) desa, terdiri dari 6.262 (enam ribu dua ratus enam puluh dua) desa reguler dan sekitar 593 (lima ratus sembilan puluh tiga) desa replikasi. Program Pamsimas II dilaksanakan pada tahun 2013 sampai dengan 2016. Program Pamsimas II ditargetkan akan dilaksanakan di sekitar 5000 desa di 32 provinsi di 220 Kab/Kota.Pengelolaan Limbah di Rumahsakit1. Pengertian Limbah

Limbah adalah bahan sisa pada suatu kegiatan atau proses produksi (PP RI NO.19 tahun 1994). Limbah rumah sakit adalah limbah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan pasien, pengobatan dan perawatan gigi, veterinary, farmasi atau yang sejenis dan yang berasal dari kegatan laboratorium serta penelitian (Kusnoputranto, 1993). Oalam lingkungan rumah sakit, ancaman yang timbul dari limbah rumah sakit terutama pada saat penanganan, yaitu saat pemilahan, pengumpulan, penampungan, pengangkutan dan pemusnahan atau pembuangannya. Karena volume limbah yang dihasilkn melebihi kapasitas atau kemampuan pembuangan/pemusnahannya dan beberapa diantara jenis limbah berpotensi menimbulkan bahaya kepada petugas yang terlibat dalam penanganannya.

2. Jenis- jenis kategori limbahberdasarkan potensi bahaya yang terkandung didalamnya (Kusnoputranto, 1993) : Limbah benda tajam Limbah infeksius yaitu yang berhubungan dengan perawatan intensif atau isolasi penyait menular atau kontaminasi organisme patogen. Limbah jaringan tubuh. Limbah sitotoksik Limbah farmasi Limbah kimia dan plastik Limbah radioaktif yaitu bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop, kedokteran nuklir, radio immunoassay serta bisa berbentuk padat, cair atau gas. Limbah radioaktif dibuang sesuai persyaratan teknis dan peraturan perundangan yang berlaku (PP No.13/1975) dan diserahkan ke BATAN.3. Sumber dan Sifat LimbahSumber limbah dari obstetrik, unit gawat darurat dan bedah, laboratorium, radiologi, ruang mayat, patologi dan otopsi, unit isolasi, unit perawatan, unit pelayanan, farmasi, gizi/dapur, binatu dan halaman serta kantor. Sifat limbah yang dibuang tergantung ukuran, fungsi dan kegiatan rumah sakit. Secara umum air limbah mengandung bahan buangan dari pasien, bahan otopsi, jaringan hewan labolatorium, sisa makanan dari dapur, laundry, limbah kimia dari laboratorium yang mengandung berbagai bahan kimia (tosik dan non tosik dan lain lain).4. Karakteristik kimia, fisik dan biologi Limbah Limbah rumah sakit bisa mengandung berbagai mikroorgnisme termasuk pathogen, bahan organik dan anorganik, tergantung jenis rumah sakitnya, tingkat pengolahan yang dilakukan sebelum dibuang, dan jenis sarana yang ada. Bila rumah sakit memiliki unit pengolahan sendiri maka harus dimonitor : BOD, COD, TSS, amoniak bebas, phosphat, pH suhu, perkiraan jumlah kuman golongan E coli dan koliform untuk menilai hasil ke~a unit pengolahan. Sesuai Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup NO.58 tahun 1995. Berdasarkan keputusan Gubernur OKI Jakarta No. 58 tahun 1995 ditambah parameter logam berat, zat beracun, tanpa bakteriologik dan lain - lain. Adapun karakteristik limbah cair klinis meliputi : pH adalah derajat keasaman limbah cair, diukur dengan menggunakan pH meter digital. BOD (Biological Oxygen Demand) adalah banyaknya oksigen yang diperlukan untuk menguraikan benda organic oleh bakteri pada suhu 200C , selama 5 hari, dengan satuan milligram perliter (mgllt). COD (Chemical Oxygen Demand) adalah oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan bahan - bahan organic secara kimiawi. dinyatakan dengan satuan milligram per liter (mgllt). TSS (Total Suspended Solid) adalah berat zat padat yang bersuspensi ataupun tak terlarut dalam volume tertentu dari limbah cairo dinyatakan dengan milgram per liter. Kandungan bakteri adalah : bakterl golongan Ecoli yang terdapat secara normal didalam urine dan tinja manusia. Sumber bakteri pathogen dalam limbacair berasal dari tinja manusia sakit. untuk menganalisis bakteri pathogen yang terdapat dalam limbah cairo cukup sulit sehingga parameter mikrobiologisnya digunakan perkiraan terdekat jumlah golongan E coli (MPN : Most Probable Number) dalam 100 mililiter cair serta perkiraan terdekat jumlah Koliform dalam 100 mililiter limbah cairo Tahun 2000 ditetapkan bahwa mutu baku limbah cair (fisika, kimia, biologi) dengan 8 (suhu, ph, BOD, COD, TSS, bebas H3, P04, E.Coli) parameter serta 12 parameter baku mutu radioaktivitas. Keputusan Menteri Negara Lingkungan hidup No. Kep. 39 I Men LH I 8 I 1996 tanggal 26 Agustus 1996 tentang jenis usaha atau kegiatan yang wajiQ dilengkapi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), menetapkan bahwa terdapat 11 jenis usaha atau kegiatan wajib AMDAL, salah satunya adalah usaha kesehatan.5. Dampak limbah cair terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan, (Kusnoputranto, 1993) : Dampak terhadap kesehatan manusia meliputi gangguan kenyamanan dan estetika, kerusakan harta-benda, tanaman dan binatang hidup serta ekosistem dalam skala besa~ gangguan terhadap kesehatan manusia, genetika dan reproduksi manusia. Dampak dan akibat terhadap kualitas lingkungan meliputi : limbah yang memerlukan oksigen, agen agen penyebab penyakit, asam, garam, logam beracun, pestisida, herbisida, plastic, deterjen, senyawa chlorine, panas, unsur nutrisi tumbuhtumbuhan, sedimen endapan dan bahan radioaktif.Melihat dampak yang ditimbulkan diatas, maka limbah yang dihasilkan dari suatu proses produksi harus diolah dengan memperhatikan kriteria yang ada, sehingga pengaruh tersebut dapat diperkecil atau dihilangkan. Menurut Mara (1983), criteria untuk sistem pengolahan limbah cair meliputi : Kriteria kesehatan : Pengolahan tersebut harus mampu menghilangkan organismem pathogen Kriteria penggunaan kembali : Proses pengolahan harus menjamin produksi untuk dapat digunakan kembali seperti dalam pertanian dan perikanan. Kriteria ekologi : Jika limbah kpermukaan air tidak mengganggu kemampuan pembersihan sendiri oleh badan air Kriteria gangguan dan kenyamanan : Bau yang ditimbulkan oleh system pengolahan harus dibawah standar ambang batas, sehingga tidak ada bagian system yang mengganggu keindahan dan kenyamanan Kriteria budaya : Metode pengolahan yang dipilih untuk pengumpulan, pengolahan dan penggunaan kembali harus sesuai dengan kebiasaan dan kepercayaaan setempat. Kriteria operasional : Tenaga terdidik yang dibutuhkan untuk tugas operasional dan pemeliharaan mudah didapatkan melalui latihan yang minimum. Kriteria biaya : Modal dan biaya yang dikeluarkan untuk pengolahan tersebut harus sesuai dengan kemampuan mayarakat atau institusi yang akan menanggung biaya tersebut.6. Pengelolaan limbah klinis serta strategi pelaksanaannya Menurut Mara (1983) pengelolaan limbah klinis rumah sakit dimulai dengan suatu perencanaan kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan, evaluasi perencanaan pelaksanaan dan penggunaan kembali.Pengelolaan meliputi pemanfaatan sumber daya seperti metode pengumpulan sampai pengolahan dan pembuangan yang dipakai meliputi kebutuhan energi, jumlah dan jenis tenaga, peralatan, bahan atau material, dana, waktu operasional. Kebutuhan sumber daya sang at tergantung jumlah dan mutu limbah rumah sakit, serta jenis metode pengelolaan yang ditetapkan. Tujuan pengelolaan limbah adalah untuk menghilangkan atau mengurangi bahkan kalau dapat menghilangkan sifat bahan berbahaya dan beracun agar tidak membahayakan kesehatan manusia dan untuk mencegah terjadinya pencemaran serta kerusakan lingkungan.Dalam perencanaan perlu diketahui jumlah dan mutu limbah rumah sakit, karakteristik dari beberapa cara pengumpulan, pengolahan dan pembuangan limbah rumah sakit. Berdasarkan karakteristik limbah rumah sakit dipilih beberapa alternatif metode pengelolaan limbah sesuai dengan karakteristik limbah tersebut. Alternatif pengelolaan limbah disesuaikan dengan ketersediaan sumberdaya (energi, ketenagaan, bahan, peralatan, waktu operasi dan dana) untuk memperolehsatu alternatif pengelolaan limbah rumah sakit yang tepat guna. Jadi perencanaan ini ditentukan metode pengelolaan limbah rumah sakit dengan menghitung kebutuhan : akan jumlah dan jenis tenaga kebutuhan akan energi, peralatan, bahan, anggaran dan biaya pengelolaan untuk jangka watu tertentu(1 tahun), penentuan waktu operasional dan penentuan mutu buangan limbah serta tolok ukur pencapaian program pengelolaan limbah rumah sakit. Perencanaan ini berbentuk proposal perencanaan pengelolaan limbah rumah sakit yang meliputi karakteristik limbah rumah sakit, metode pengelolaan yang akan diterapkan sesuai kebutuhan akan sumber daya dan hasil pengelolaan yang diharapkan akan dapat dicapai.Keputusan Oir. Jen PPM dan PPL, No. HK. 00.06.6.44. tahun 1993, tentang kwalitas tenaga dibidang kesehatan lingkungan yang bekerja di rumah sakit, yaitu :Untuk rumah sakit kelas A dan B (rumah saklt pemerintah) dan 50tingkDt, PengelolalDireksi rumah sakit dibantu oleh seorang tenaga S1 dibidang kesehatan lingkungan, tekni penyehatan, kesehatan masyarakat, biologi, teknik kimia, teknik lingkungan dan teknik sipil. Tenaga pelaksana meliputi pengawas sistim plumbing, operator proses pengolahan dengan walifikasi 01 ditambah pelatihan khusus. Untuk kegiatan pengawasan oleh tenaga kwalifikasi 03 atau 04 ditambah pelatihan khusus. Pelaksanaan Pengelolaan limbahKegiatan meliputi persiapan pelaksanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Kegiatan persiapan meliputi persiapan pengadaan dana, saran dan prasarana, pengadaan ketenagaan, pengadaan energi, alat dan bahan serta rencana waktu operasional.Pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan yang perlu diperhatikan adalah :1. Jumlah dan mutu limbah, harus diawasi terutama terhadap fluktuasi mutu limbah.Hal ini erat kaitannya dengan proses pengolahan limbah yang dioperasikan dan berhubungan dengan efektif dan efisiensi system pengolahannya.2. Metode dan proses pengolahan Oalam hal ini perlu pemantauan hasil pengolahan limbah pads tahap tertentu dan dalam waktu tertentu. Sehingga dapat diketahui pengoperasian proses pengolahan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.3. Pemanfaatan sumber daya. Misalnya : pemakaian energi, tenaga kerja, bahan bahan, pemanfaatan dan pemeliharaan alat-alat, dana yang dibutuhkan serta pemanfaatan waktu operasi perlu mendapat pengawasan yang ketat, sesuai dengan yang telah direncanakan dan disesuaikan dengan keadaan di lapangan.4. Pengawasan atau pematauan mutu buangan. Hal ini hendaknya dilakukan pada tahapan tertentu dari proses pengolahan. Berdasarkan keputusan gubernur DKI Jakarta No. 582 th 1995, maka pemantauan mutu buangannya dilakukan 3 bulan sekali, metiputi fisika dan kimiawi tanpa bakteriologi. Sedangkan menu rut Keputusan Menteri Nf.)gara Lingkungan Hidup, No 58 th 1995, pasal 7, yaitu pemeriksaan dilakukan sebulan sekali terhadap parameter baku mutu limbah cairo lampiran A meliputi BOD, COD, TSS, ph, sedangkan lampiran 0 meliputi suhu, TSS, BOD, COD, Amoniak bebas, phosfat, kuman golongan E. Coli/100 ml dan radioaktivitas yang berlaku th 2000.Evaluasi terhadap hasil pengelolaan limbah meliputi : Apakah pengelolaan sudah memenuhi standart yang berlaku ? Bila telah memenuhi standart, bagaimana ratio pemakaian sumber daya limbah yang dikelola termasuk unit biaya pengelolaannya. Bila belum, mengapa ? Adakah kendalanya ? Upaya apa yang tetah dilaksanakan ?Seluruh hasil eva(uasi dari pengelolaan limbah rumah sakit ini hendaknya dilaporkan secara rutin, berkala dan berjenjang pada kepala rumah sakit serta instansi yang terkait yang mempunyai wewenang dalam pengawasan mutu buangan limbah. Laporannya meliputi tolok ukur pengelolaan misalnya jumlah dan mutu limbah, unit biaya, ratio ketenagaan, ratio pemakaian alat dan bahan, mutu buangan, kendala di lapangan, serta masalah yang dihadapi.Strategi pengolahan limbah Rumah SakitTarget yang akan dicapai Reduksi limbah pada sumbernya Reduksi volume melalui pengolahan sementara Pembuangan akhir yang sebenarnya Kendala atau hambatan Terbatasnya lahan, peralatan, bahan, tenaga, dana Konservasi sumber daya alam Minimalisasi dampak lingkungan dan Kesehatan Metoda kerja Aktifitas daur ulang atau penggunaan kembali. Untuk menentukan apakah dampak terhadap lingkungan hidup dan pengaruhnya terhadap kesehatan cukup besar atau masih dalam batas ambang dan baku mutu yang telah ditetapkan. Kualitas air limbah rumah sakit yang akan dibuang ke lingkungan harus memenuhi persyaratan baku mutu limbah cair yang berlaku. Untuk menentukan keberhasllan. Parameter evatuasi antara lain biaya perton, limbah yang dikumpulkan atau diangkut oleh setiap tenaga ke~a perlu analisa. Data - data ini untu menetapkan efisiensi dan kelayakan pengelolaan limbah. Untuk sampah padat indicator keberhasilan lainnya yaitu akumulasi sampah yang tidak terolah, pengukuran tingkat kepadatan lalat dan ada tidaknya keluhan dari masyarakat yang tinggal di rumah sakit, pengunjung, pasien serta petugas rumah sakit menurut Kusnoputranto (1993).

PENGELOLAAN LlMBAH DI PERJAN RSUPN CIPTO MANGUNKUSUMOBerdasarkan uraian dan acuan-acuan diatas maka saat ini Perjan RSUPN Cipto Mangun Kusumo mempunyai program pengelolaan limbah yang dituangkan dalam berbagai Surat Keputusan Direktur sbb : SK Direktur no 2864/TU.K134/X/98 perihal Prosedur Baku Operasional Pengelolaan Limbah Cair pada Sumber Penghasil Limbah dengan lampirannya. SK Direktur no 2264/TU.K134NIII/98 perihal Prosedur Baku Operasional Pengelolaan Limbah padat denganLampirannya Yang kemudian berdasarkan kemajuan dalam teknologi dan adanya ketentuan yang kemudian berlaku diperbaharui berdasarkan, Pedoman Umum Pengelolaan limbah Cair Perjan RSUPN Cipto Mangun Kusumo Pedoman Umum Pengelolaan Limbah Padat Medis Perjan RSUPN Cipto Mangun Kusumo Kemudian diterbitkan SK direktur perihar : Protap pembuangan limbah cair Protap pengumpulan limbah padat medis Protap supervisi pengelolaan limbah padat medis Protap pewadahan dan pemilahan limbah padat medis non benda tajam Protap pewadahan dan pemilahan limbah padat medis bend a tajam Protap pengangkutan internal limbah padat medis Protap pengangkutan eksternal limbah padat medis

Pengelolaan Sampah di Kota MataramBerdasarkan Perda Kota Mataram No. 10 tahun 2008 tentang Pengelolaan SampahPasal 7Setiap penduduk atau pemilik/ penghuni bangunan dilarang :a. Membuang sampah atau yang dianggap sampah kedalam sungai, bantaran sungai, got, saluransaluran air, gang-gang, taman, lapangan serta tempat-tempat umum lainnya;b. Membakar sampah di jalan, jalur hijau, taman dan tempat umum di sekitar pekarangan, sehingga mengganggu ketertiban umum;c. Menutup selokan di sekitar perkarangan yang dapat menghambat pembersihan sampah, tanpa izin Walikota;d. Membuang air besar (hajat besar) dan buang air kecil (hajat kecil) di jalan, jalur hijau, taman, saluran dan tempat umum kecuali ditempat-tempat yang telah ditentukan instansi pelaksana;e. Membuang sampah di luar lokasi pembuangan yang telah ditetapkan tanpa izin tertulis dari Walikota;f. Membuang barang-barang atau kotoran yang dikategorikan sebagai sampah spesifik seperti benda tajam, pecahan kaca, batang-batang pohon, benda-benda berbau seperti bangkai hewan, rambatan pagar halaman serta bongkahan bangunan harus dimusnahkan sendiri aatau dapat meminta bantuan Dinas/Instansi terkait dengan pelayanan khusus.

Pasal 8( 1 ). Setiap pemilik/ penghuni rumah tinggal, kantor, rumah sakit dan bangunan/ sarana untuk kepentingan umum lainnya, diwajibkan menyediakan tempat untuk penampungan sampah dan air buangan;( 2 ). Terhadap air buangan yang melebihi ambang batas pencemaran sebelum dibuang kesaluran umum harus terlebih dahulu diproses sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Pasal 9( 1 ). Setiap rumah makan, restoran, hotel, rumah penginapan, apotek, bioskop, serta bangunan lainnya yang sejenis diwajibkan menyediakan tempat penampungan sampah dan/ atau air buangan;( 2 ). Terhadap air buangan yang menimbulkan bau busuk sebelum dibuang ke saluran umum atau sungai harus terlebih dahulu diproses sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku.Pasal 10( 1 ). Setiap industri/ pabrik diwajibkan menyediakan tempat penampungan sampah dan/ atau air buangan;( 2 ). Tempat penampungan sampah dan/ atau air buangan yang mengandung bahan beracun dan/ atau berbahaya sebelum dibuang ke tempat sampah sebagaimana dimaksud ayat (1) harus terlebih dahulu diproses sesuai dengan Ketentuan Perundangundangan yang berlaku.Pasal 11Setiap pedagang penjaja dan pedagang kaki lima diwajibkan menyediakan tempat penampungan sampah yang berasal dari kegiatan usahanya.Pasal 12( 1 ). Setiap badan atau orang yang meguasai atau mengelola suatu komplek perusahaan, perkantoran, mall/ pertokoan, perpasaran dan bangunan yang sejenis wajib memelihara kebersihan atas jalan, saluran, taman dan jalur hijau yang ada dilingkungannya;( 2 ). Badan atau orang sebagaimana dimaksud ayat (1) di wajibkan menyediakan tempat penampungan sampah dan/ atau air buangan.

Pasal 13( 1 ). Setiap orang atau badan yang menyelenggarakan keramaian umum, atau melakukan suatu kegiatan yang mengakibatkan timbulnya keramaian, penanggung jawab penyelenggara harus menempatkan beberapa petugas kebersihan dengan tugas mengumpulkan sampah yang berasal dari pengunjung keramaian tersebut;( 2 ). Pembersihan sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat juga di laksanakan oleh Dinas Kebersihan atas permintaan penanggung jawab penyelenggara tersebut dengan membayar retribusi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Pasal 14Setiap pemilik lahan yang belum dibangun atau belum dimanfaatkan diharuskan untuk membersihkan dan memasang pagar agar tidak dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah.Pasal l5( 1 ). Dilarang membuang sampah di Tempat Penampungan Sampah Sementara di Luar jam-jam yang telah ditetapkan untuk itu;( 2 ). Sampah yang telah ditempatkan di TPS kemudian diangkut dengan kendaraan sampah ketempat pembuangan/ pemusnahan sampah;( 3 ). Jam pengangkutan sampah dari TPS termasuk jalur-jalur pengangkutan sampah ke TPA diatur dengan Keputusan Walikota.

BAB VIPEMANFAATAN TEKNOLOGIPasal 17( 1 ). Sampah yang dibuang ke tempat pembuangan sampah harus dapat mencegah dampak lingkungan;( 2 ). TPA harus dibangun jika sistem pengelolaan sampah dengan tanpa TPA sudah tidak dapat mengatasi masalah sampah dan dibangun dengan memperhatikan dampak lingkungan dan secara teknis diatur lebih lanjut oleh Keputusan Walikota;( 3 ). Pengolahan sampah dengan sistim insinerator hanya dapat dipergunakan untuk memusnahkan sampah mudah terbakar dan sampah yang bersifat berbau, beracun dan berbahaya (B3);( 4 ). Pengolahan sampah dengan sistem daur ulang dapat diperkenankan dengan memperhatikan dampak lingkungan.

12. Permasalahan sampah di IndonesiaPermasalahan sampah di Indonesia antara lain semakin banyaknya limbah sampah yang dihasilkan masyarakat, kurangnya tempat sebagai pembuangan sampah, sampah sebagai tempat berkembang dan sarang dari serangga dan tikus, menjadi sumber polusi dan pencemaran tanah, air, dan udara, menjadi sumber dan tempat hidup kuman-kuman yang membahayakan kesehatan.Tempat pembuangan sampahTempat pembuangan sampah atau yang lebih disering disebut dengan TPA sudah semakin tidak mampu menampung jumlah sampah setiap harinya. Bahkan tidak jarang keberadaan TPA tersebut dipermasalahkan oleh warga setempat yang menuntut untuk direlokasinya TPA tersebut.Kesadaran masyarakat yang rendahKesadaran masyarakat Indonesia untuk menjaga kebersihan lingkungan masih tergolong cukup rendah. Hal ini dapat dilihat dari perlu diberlakukannya denda bagi masyarakat yang membuang sampah sembarangan pada area tertentu.Sistem irigasi dan tata kotaMenurut pakar lingkungan, daerah langganan banjir seperti Jakarta dan sekitarnya harus segera membenahi sistem irigasi, drainase dan tata kotanya. Namun, karena padatnya daerah hunian disana membuat hal tersebut sulit untuk dilakukan.Biaya operasional yang tinggiSebagai akibat biaya operasional yang tinggi, kebanyakan kota-kota di Indonesia hanya mampu mengumpulkan dan membuang 60% dari seluruh produksi sampahnya. Dari 60% ini, sebagian besar ditangani dan dibuang dengan cara yang tidak saniter, boros dan mencemariPengelolaan sampah di negara maju1. JEPANGMereka (Jepang) telah membuat peraturan tentang pengelolaan sampah ini, yang diatur oleh pemerintah kota. Mereka telah menyiapkan dua buah kantong plastik besar dengan warna berbeda, hijau dan merah. Namun selain itu ada beberapa kategori lainnya, yaitu: botol PET, botol beling, kaleng, batu betere, barang pecah belah, sampah besar dan elektronik yang masing-masing memiliki cara pengelolaan dan jadwal pembuangan berbeda.Sebagai ilustrasi, cara membuang botol minuman plastik adalah botol PET dibuang di keranjang kuning punya pemerintah kota. Setelah sebelumnya label plastik yang menempel di botol itu kita copot dan penutup botol kita lepas, label dan penutup botol plastik harus masuk ke kantong sampah berwarna merah dan dibuang setiap hari kamis. Apabila dalam label itu ada label harga yang terbuat dari kertas, pisahkan label kertas tersebut dan masukkan ke kantong sampah berwarna hijau dan buang setiap hari Selasa.Selain pengelolaan sampah di rumah, departemen store, convenient store, dan supermarket juga menyediakan kotak-kotak sampah untuk tujuan recycle (daur ulang). Kotak-kotak tersebut disusun berderet berderet di dekat pintu masuk, kotak untuk botol beling, kaleng, botol PET. Bahkan di beberapa supermarket tersedia untuk kemasan susu dan jus (yang terbuat dari kertas). Uniknya lagi, dalam kotak kemasan susu atau jus (biasanya terpisah), terdapat ilustrasi tentang cara menggunting dan melipat kemasan sedemikian rupa sebelum dimasukkan ke dalam kotak.

2. BELANDASampai dengan abad ke-17 penduduk Belanda melempar sampah di mana saja sesuka hati. Di abad berikutnya sampah mulai menimbulkan penyakit, sehingga pemerintah menyediakan tempat-tempat pembuangan sampah. Di abad ke-19, sampah masih tetap dikumpulkan di tempat tertentu, tapi bukan lagi penduduk yang membuangnya, melainkan petugas pemerintah daerah yang datang mengambilnya dari rumah-rumah penduduk. Di abad ke-20 sampah yang terkumpul tidak lagi dibiarkan tertimbun sampai membusuk, melainkan dibakar. Kini di abad ke-21 teknologi pembakaran sampah yang modern mulai diterapkan. Teknologi itu memungkinkan pembakaran tidak menimbulkan efek sampingan yang merugikan kesehatan. Agar tujuan itu tercapai, sebelum dibakar sampah mesti dipilah-pilah, bahkan sejak dari rumah. Hanya yang tidak membahayakan kesehatan yang boleh dibakar. Sampah yang memproduksi gas beracun ketika dibakar harus diamankan dan tidak boleh dibakar. Selain itu, pembakaran itu juga dapat digunakam sebagai sumber pembangkitk listrik.3. JERMANSedangkan di Jerman terdapat perusahaan yang menangani kemasan bekas (plastik, kertas, botol, metal dsb) di seluruh negeri, yaitu DSD/AG (Dual System Germany Co). DSD dibiayai oleh perusahaan-perusahaan yang produknya menggunakan kemasan. DSD bertanggung jawab untuk memungut, memilah dan mendaur ulang kemasan bekas.Berbeda dengan kondisi Jerman 30 tahun silam, terdapat 50.000 tempat sampah yang tidak terkontrol, tapi kini hanya 400 TPA (Tempat Pembuangan Akhir). 10-30 % dari sampah awal berupa slag yang kemudian dibakar di insinerator dan setelah ionnya dikonversikan, dapat digunakan untuk bahan konstruksi jalan.Sejak 1972 pemerintah Jerman melarang sistem sanitary landfill karena terbukti selalu merusak tanah dan air tanah. Bagaimanapun sampah merupakan campuran segala macam barang (tidak terpakai) dan hasil reaksi campurannya seringkali tidak pernah bisa diduga akibatnya. Pada beberapa TPA atau instalasi daur ulang selalu terdapat pemeriksaan dan pemilahan secara manual. Hal ini untuk menghindari bahan berbahaya tercampur dalam proses, seperti misalnya baterei dan kaleng bekas oli yang dapat mencemari air tanah. Sampah berbahaya ini harus dibuang dan dimusnahkan dengan cara khusus.4. INGGRISDi Inggris tiap-tiap rumah diwajibkan membayar pajak bumi dan bangunan juga, sama seperti di Indonesia, yang disebutCouncil Tax. Yang berbeda mungkin hanya jumlahnya yang lebih mahal.Council Taxini digunakan oleh pemerintah lokal setempat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan lokal semacam perbaikan jalan, pemberian layanan dan fasilitas umum, dan juga pengelolaan sampah.Konsepnya cukup sederhana. Dalam hal pengelolaan sampah, dari uang pajak yang kita bayar tiap bulan, oleh Council dibelanjakan. Salah satunya adalah untuk pengadaanwheelie bin, atau tempat sampah beroda. Disebut demikian karena memang ada rodanya, hingga mudah didorong ke mana-mana untuk memperingan pekerjaan.

Ukuran kotak sampah ini bermacam-macam, dari kecil untuk perumahan-perumahan yang agak padat agar menghemat tempat, sampai ukuran raksasa untuk sampah industri. Warnanya pun beragam, tergantung aturan tiap daerah atau kota yang memakainya.Di setiap rumah, diberikan tiga buahwheelie binukuran sedang (seperti gambar pertama yang berwarna hijau) olehTown Council. Satu berwarna hijau, satu berwarna coklat dan satu lagi biru tua. Di tutup masing-masing kotak sampah ini, tercetak tulisan dengan rapi apa-apa yang harus dimasukkan ke dalam kotak sampah yang mana, dan apa-apa yang tidak boleh.

Kotak sampah ukuran besar untuk industriDi kotak sampah yang coklat, hanya diperbolehkan mengisi sampah kebun semacam daun, akar, ranting, gulma, bunga, sampah organik dapur semacam kulit kupasan buah, sampah sayuran dll, dan juga kertas karton atau kardus bekas. Tetapi abu sisa pembakaran sampah, kebun, sisa barbeque atau bakar sate tidak boleh dimasukkan ke kotak coklat ini.Di kotak sampah yang biru tua, hanya diperbolehkan mengisi botol-botol kemasan plastik yang sudah tidak terpakai, semacam botol susu, minuman jus, botol selai, botol minyak sayur, dll. Semua harus yang berupa plastik saja. Di sini juga bisa dimasukkan majalah-majalah bekas, koran bekas dan brosur-brosur bekas yang tak terpakai. Dan semua yang berbahan kertas.Di kotak sampah yang hijau, diperbolehkan mengisi apa saja selain yang harus masuk ke biru dan coklat, kecuali botol kaca. Semua sampah rumah tangga yang tidak boleh masuk ke coklat dan biru, harus masuk ke kotak hijau ini. Jadi isi sampah dari kamar mandi, sampah dari meja rias, sampah dapur yang non-organik, semua masuk ke wheelie bin yang warna hijau.Sementara botol-botol kaca bekas selai, sambal ABC, kecap Bango, dll harus dikumpulkan terpisah untuk lalu dibawa ke tempat penampungan khusus yang biasa disediakan di jalan masuk supermarket-supermarket besar.Di dekat tempat penampungan botol bekas ini juga sering tersedia kotak raksasa untuk pembuangan sepatu bekas dan baju bekas. Hebat kan? Orang-orang di sini kadang aneh-aneh. Seringnya mereka membeli sesuatu tapi lupa memakainya, dan ketika ingat, sudah tidak berminat lagi. Lebih banyak baju-baju yang masih berlabel masuk ke tempat pembuangan ini, karena pemiliknya kehilangan minat untuk memakainya (meskipun masih baru)Demikian juga dengan sepatu, sering bernasib serupa. Tapi jangan pikir kalian bisa mengambilnya begitu saja, karena pembuangan sepatu dan baju ini didesain sedemikian rupa sehingga menjadi semacam kotak surat. Kalau kalian sudah memasukkan surat ke kotak surat, susah kan mengambilnya lagi? Sama halnya dengan kotak sepatu dan baju bekas ini. Yang sudah masuk, tidak bisa keluar lagi, kecuali si petugasnya membuka gembok raksasa dan mengeluarkan isinya.

Kotak sepatu dan baju bekasLalu diapakan baju dan sepatu ini nantinya? Di Inggris, terdapat suatucharityatau badan amal, mereka ada di mana-mana dan tersebar di masyarakat. Badan-badan amal ini resmi, terdaftar dan kegiatannya dipantau oleh pemerintah. Mereka inilah yang mengumpulkan sepatu dan baju bekas untuk akhirnya dijual kembali dengan harga murah, dan uang hasil pendapatan akan digunakan untuk kegiatan amal.Toko-toko milikcharityini bertebaran hampir di tiap desa dan kota. Barang yang dijual meliputi barang-barang bekas seperti sepatu, baju, mainan, alat dapur dan buku. Uniknya, di tiap buku yang dijual, ditempeli stiker berisi himbauan agar jika selesai membaca, mohon dikembalikan ke toko itu untuk dijual lagi. Jadi uang yang kita bayarkan sewaktu membeli buku itu jadi semacam uang sewa buku. Kalau aku sih seringnya buku dari tokocharitykumasukkan ke rak buku untuk nambah koleksi.Bagaimana kalau kotak sampah kita sudah penuh? Ke mana sampah-sampah rumah tangga tadi dibawa pergi? Siapa yang mengambilnya? Di sini lagi-lagi peranCouncilsangat dibutuhkan. Dari uang pajak rumah yang kita bayarkan tiap bulan tadi, masing-masing Council di tiap wilayah masing-masing akan menyediakan mobil-mobil sampah yang berkeliling dari rumah ke rumah setiap satu minggu sekali untuk mengumpulkan sampah-sampah kita.Sampah dari kotak warna coklat dan biru akan dikirimkan ke perusahaan daur ulang. Sampah organik dari kotak coklat akan diproses menjadi kompos, produk untuk berkebun dan semacamnya, sedangkan sampah dari kotak biru yang berisi kertas dan plastik akan diolah lagi menjadi produk-produk daur ulang yang berbahan kertas dan plastik.

Karena isinya tidak memenuhi persyaratan daur ulang, sampah dari kotak yang berwarna hijau akan dikirimkan ke tempat pembuangan sampah atau disebutlandfillsetempat yang dikelola dengan cukup baik agar proses pembusukan sampahnya tidak mencemari air tanah dan udara sekitar. Sebagian lagi dikirimkan ke sebuah tempat bernamaincineratoratau tempat pembakaran sampah untuk dimusnahkan dengan cara dibakar.Incineratorini diperlukan untuk membantu mengurangi volume sampah yang terus menggunung dilandfill. Karena proses pembusukan sampah juga memerlukan waktu cukup lama, kadang-kadang keterbatasan lahanlandfillmengharuskan sebagian volume sampah harus dibakar.Incineratordikelola sedemikian rupa agar panas dari pembakaran bisa dimanfaatkan dan didaur ulang untuk sumber energi atau pemanas, sedangkan gas buang dari cerobongnya diolah terlebih dahulu agar kandungan bahan-bahan berbahaya yang bisa mencemari udara bisa ditekan sekecil-kecilnya atau dihilangkan sama sekali. Hal ini juga sudah diatur dengan ketat oleh Uni Eropa dan semua negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa wajib mematuhinya

Incineratoratautempat pembakaran sampah

Sampah perabotan rumah tangga yang sudah tidak terpakai seperti lemari, tempat tidur, dll harus dibuang ke tempat pembuangan sampah terdekat. Tempat pembuangan sampah di sini (atau biasa disebutrecycling centreatauthe tip), ukurannya tidak terlalu besar. Biasanya tempat ini punya gerbang yang bisa dibuka tutup dan dikunci di malam hari, dan jalan masuknya teraspal rapi supaya bisa diakses oleh mobil yang keluar masuk membawa barang-barang buangan.Apa perbedaannya denganlandfilltadi? Tentu saja berbeda. Jika landfilldigunakan sebagai tempat pembuangan akhir (TPA) untuk sampah-sampah yang tidak bisa didaur ulang lagi, TPS yang dimaksudkan di sini dipakai untuk mengumpulkan sampah-sampah berukuran besar yang tidak bisa diambil oleh mobil pengangkut sampah biasa.Itulah perbedaannya. Untuk ke sini, orang yang ingin membuang sampah harus membawa mobil sendiri. Di dalamrecycling centreini ada beberapa petugas yang kerjanya memberi petunjuk ke mana para pengendara mobil yang penuh barang-barang buangan ini harus memarkir mobilnya dan jenis sampah apa harus masuk ke kotak yang mana.

Recycling CentreatautipTiap-tiap jenis sampah yang berbeda-beda harus dimasukkan ke dalam kotak-kotak besi raksasa (Skip), yang masing-masing sudah dilabeli untuk diisi jenis sampah tertentu. Contohnya, sampah dari kebun seperti tebangan pohon, atau kotak yang lain ditujukan sebagai tempat buangan sampah mesin seperti sepeda bekas, mesin cuci rusak, dsb.Dengan sistem pengelolaan sampah seperti ini, semua rumah dan industri berkewajiban untuk melakukan pemisahan sampah sejak kita memakai produk-produk yang kita konsumsi sehari-hari. Pemisahan sampah oleh konsumen pemakai produk di tahap awal, sangat membantu mengurangi biaya sortir. Bayangkan jika seluruh sampah tersebut dicampur aduk menjadi satu dan dibuang bersama-sama. Alangkah sayangnya. Sampah yang harusnya bisa didaur ulang bercampur dengan sampah lain, berakhir di TPA dan tidak bisa dimanfaatkan lagi. Jikalau hendak didaur ulang, proses pemisahannya juga akan membutuhkan tenaga dan waktu yang cukup lama.Di Inggris, tidak diperbolehkan untuk membuang sampah dengan cara menimbunnya di dalam tanah, atau membakarnya di kebun belakang rumah. Selain untuk menghindari pencemaran tanah dan air tanah, juga asap pembakaran akan mencemari udara. Seluruh pengelolaan sampah di negara Inggris dilakukan oleh pemerintah, dan pemisahan sampah sejak di rumah menjadi kewajiban setiap warga.